RINGKASAN - bkpgorontalo.com · Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II ... telah...
Transcript of RINGKASAN - bkpgorontalo.com · Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II ... telah...
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 1
RINGKASAN
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo telah mendapatkan dukungan dana dari
pagu yang tersedia, yaitu sebesar Rp. 9.449.188.000,- (Sembilan milyar empat ratus empat
puluh Sembilan juta serratus delapan puluh delapan ribu rupiah) dan realisasi anggaran
yang digunakan sebesar Rp. 9.276.208.502,- (Sembilan milyar dua ratus tujuh puluh enam
juta dua ratus delapan ribu lima ratus dua rupiah).
Kegiatan yang dihasilkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dari anggaran
yang tersedia tersebut antara lain, layanan perkantoran, kegiatan operasional
perkarantinaan dan kegiatan pendukung operasional perkarantinaan lainnya seperti
kewasdakan dan saber pungli. Selain itu, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo juga
telah melaksanakan pengadaan barang dan jasa guna mendukung kegiatan operasional
perkarantinaan antara lain, pengadaan gedung dan bangunan, kendaraan bermotor roda
dua, alat pengolah data/ komunikasi, alat teknis dan laboratorium, serta fasilitas
perkantoran.
Kegiatan – kegiatan yang telah disebutkan diatas dijelaskan lebih rinci pada Laporan
Tahunan ini serta disajikan pula permasalahan yang dihadapi serta solusi yang akan dan
sedang dijalankan.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Tahunan (Annual Report) adalah salah satu rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari
evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya
harus terangkum dalam Laporan Tahunan, selain sebagai bahan evalausi dari rangkaian
program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan
dalam menyusun langkah – langkah pada tahun berikutnya, serta bahan untuk menyusun
berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan
kebutuhan.
Balai Karantian Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan Unit Pelayanan Teknis
dibawah Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas pokok
dan fungsinya. Kewajiban tugas tersebut dijabarkan dalam menyiapkan, menyusun dan
menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, priodik dan melembaga. Pelaporan ini
dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian dalam satu anggaran yang dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan dan sasaran, serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan
tingkat kinerja yang dicapainya.
Penyusunan Laporan Tahunan juga dibuat dalam rangka mewujudkan implementasi
prinsip good governance yaitu partisipasi, transparansi, keseteraan, daya tanggap, wawasan
kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dana efektifitas serta profesionalisme dalam
diri pegawai Balai Karantiana Pertanian Kelas II Gorontalo.
Penyusunan Laporan Tahunan merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap
tahun, disusun dengan mengacu pada buku Pedoman Pelaporan yang dikeluarkan Badan
Karantina Pertanian Tahun 2015.
B. Tujuan
Laporan Tahunan ini disusun sebagai wujud capaian pelaksanaan layanan kegiatan
perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati di wilayah layanan Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo, sedang tujuan dari penyusunan laporan tahunan ini adalah
untuk memberi informasi tertulis analisa kegiatan yang dihasilkan Balai Karantina Pertanian
Kelas II Gorontalo pada tahun anggaran 2016.
Informasi Kegiatan Balai karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama 2016 dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan evaluasi dalam rangka pengambilan keputusan ke
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 3
depan baik tingkat Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo maupun dilingkup Badan
Karantina Pertanian.
C. Keadaan Umum Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana kerja, evaluasi dari pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
2. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian
pelayanan operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, sarana
teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan
dan keamanan hayati hewani.
3. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian
pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan, keamanan hayati nabati serta
sarana teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan
penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangandi bidang karantina tumbuhan
dan keamanan hayati nabati.
4. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional Medik dan Paramedik
Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli dan Terampil
serta jabatan fungsional yang lain yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan
fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner mempunyai tugas :
Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan Pemusnahan dan
Pembebasan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
Melakukan Pemantauan daerah sebar HPHK
Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani
Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-Undangan yang
berlaku.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 4
Kelompok jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
Pemeriksaan, Pengasingan, pengamatan, Perlakuan dan Penahanan
Pemusnahan dan Pembebasan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK)
Melakukan Pemantauan daerah sebar OPTK
Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati
Melakukan Kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang- Undangan yang
berlaku
Gambar 1.Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tahun 2016
KEPALA BALAI
drh. Indra Dewa
KEPALA SUB BAGIAN TU
Muhamad Didipu, S.Pt, M.Si
KEPALA SEKSI KH
Drh. Titin Qomariyah
KEPALA SEKSI KT
Abdul Munir Latief
KOORDINATOR
JABATAN FUNGSIONAL
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 5
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo memiliki lima wilayah kerja sesuai
Permentan No.22/Permentan/OT.140/4/2008 di Propinsi Gorontalo yaitu :
Tabel 1. Wilayah Kerja dan Penanggung Jawab pada Balai Kelas II Gorontalo
NO WILAYAH KERJA PENANGGUNG JAWAB
1. Pelabuhan Laut Gorontalo Muhammad Idrus, SH
2. Bandara Jalaluddin drh.Laras Istian Widodo
3. Pelabuhan Laut Kwandang Abdul Rahman Hilimi
4. Pelabuhan Laut Bualemo Titin Ohihia
5. Pelabuhan Laut Anggerek Abdul Rahman Hilimi
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
BAB II
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 6
KEGIATAN BAGIAN TATA USAHA
A. Perencanaan dan Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
mendapatkan anggaran belanja dalam DIPA sebesar Rp. 9.449.188.000,- (Sembilan Milyar
Empat Ratus Empat Puluh Empat Sembilan Juta Seratus Delapan Puluh Delapan Ribu
Rupiah) yang dibagi ke delam 3 jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan
belanja modal. Jumlah anggaran ini jauh lebih besar dibanding pada Tahun Anggaran 2015
yang hanya sebesar Rp. 6.824.896.000,- (Enam Milyar Delapan Ratus Dua Puluh Empat
Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah). Hal ini disebabkan antara lain :
1. Kenaikan Pagu untuk masing-masing jenis belanja untuk TA 2016.
2. Kenaikan belanja pegawai karena adanya gaji ke 14.
3. Kenaikan Belanja modal mengalami karena adanya pembangunan dan renovasi
gedung kantor induk dan wilker serta penambahan pagu untuk rehab gedung
kantor induk refocusing kedua.
Perbandingan anggaran belanja antara DIPA Tahun Anggaran 2015 dan Tahun
Anggaran 2016 bisa terlilhat pada Tabel 1.
Tabel 2. Perbandingan Anggaran Belanja Antara DIPA TA. 2015 dan TA 2016
No Uraian Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
Belanja Modal Jumlah
1 DIPA TA 2015 2.344.083.000 3.108.435.000 1.372.378.000 6.824.896.000
2 DIPA TA 2016 2.698.022.472 3.889.638.401 2.6888.547.629 9.276.208.502
Hingga akhir tahun 2016, realisasi anggaran mencapai 97,65% (Sembilan PUluh
Tujuh Koma Enam Puluh Lima Persen) dengan rincian data pada Tabel 2.
Tabel 3. Realisasi Anggaran Belanja Balai Karantian Pertanian Kelas II Gorontalo.
No Uraian Pagu Realisasi Persentase
(%)
Saldo
1 Belanja Pegawai 2.714.538.000 2.698.022.472 99,39 16.515.528
2 Belanja Barang 4.095.943.000 3.889.638.401 94.96 206.304.599
3 Belanja Modal 2.688.707.000 2.688.547.629 99,99 159.371
Total 9.499.188.000 9.276.208.502 97,65 222.979.498
Dari tabel di atas tersebut, Belanja Pegawai, antara lain adalah belanja gaji dan
tunjangan PNS, yaitu sebesar Rp. 2.470.447.489,- (Dua milyar empar ratus tujuh puluh juta
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 7
empat ratus empat puluh tujuh ribu empar ratus delapan puluh Sembilan). Sedangkan untuk
belanja lembur sebesar Rp. 232.160.000,- (dua ratus tiga puluh dua juta seratus enam puluh
ribu rupiah).
Kemudian adalah Belanja barang, antara lain belanja barang operasional sebesar Rp.
1.090.222.130,- (Satu milyar sembilan puluh juta dua ratus dua puluh dua ribu seratus tiga
puluh rupiah), belanja barang non operasional sebesar Rp. 203.376.400,- (dua ratus tiga
juta tiga ratus tujuh puluh enam ribu empat ratus rupiah), belanja barang persediaan
sebesar Rp. 364.894.600 (Tiga ratus enma puluh empat juta delapan ratus Sembilan puluh
empat ribu enam ratus rupiah), belanja jasa sebesar Rp. 472.995.176,- (Empat ratus tujuh
puluh dua juta Sembilan ratus Sembilan puluh lima ribu seratus tujuh puluh enam rupiah),
belanja pemeliharaan sejumlah Rp. 497.293.310,- (Empat ratus Sembilan puluh tujuh juta
dua ratus Sembilan puluh tigas ribu tiga ratus sepuluh rupiah) serta belanja perjalanan daam
negeri sebesar Rp. 1.260.856.785,- (satu milyar duratus enam puluh juta delapan ratus lima
puluh enam ribu tujuh ratus delapan puluh lima rupiah).
Selanjutnya adalah belaja modal yaitu belanja modal peralatan dan mesin sebesar Rp.
839.255.230,- (Delapan ratus tiga puluh Sembilan juta dua ratus lima puluh llima ribu dua
ratus tiga puluh rupiah), belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp. 1.787.467.399,-
(Satu milyar tujuh ratus delapan puluh tuju juta empat ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus
Sembilan puluh Sembilan) serta belanja modal jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp.
61.825.000,- (enam puluh satu juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah).
Dalam pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan, pengguna jasa dikenakan biaya
sesuai dengan tarif Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP) sesuai Peraturan Pemerintah
No. 48 tahun 2012. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh pada
Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 97.885.422,- (Sembilan puluh tujuh juta delapan ratus
delapan puluh lima ribu empat ratus dua puluh dua rupiah). Realisasi ini lebih besar
daripada Tahun Anggaran 2015.
Tabel 4. Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
No. Uraian Pagu Realisasi Persentase
%
1
2
TA. 2012
TA. 2013
37.150.000
60.000.000
41.505.180
191.155.675
89
114,69
3 TA. 2014 50.000.000 93.411.114 187
4 TA. 2015 130.000.000 96.903.074 74.54
5 TA. 2016 50.000.000 97.885.422 195
Kegiatan di tahun anggaran yang akan datang, yaitu TA. 2017, Balai Karantina Pertanian Kelas
II Gorontalo akan menggunakan pagu sebesar Rp. 9.187.311.000,- (Sembilan milyar seratus delapan
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 8
puluh tujuh juta tiga ratus sebelas ribu rupiah). Pagu tersebut terbagi menjadi, Rp. 2.408.242.000,-
(dua milyar empat ratus delapan juta dua ratus empat puluh dua ribu rupiah) untuk belanja pegawai,
Rp. 5.731.069.000,- (Lima milyar tujuh ratus tigas puluh satu juta enam puluh Sembilan ribu rupiah)
untuk belanja barang dan Rp. 1.048.000.000,- (Satu milyar empat puluh delapan ratus juga rupiah)
untuk belanja modal, yaitu alat laboratorium.
B. Kepegawaian dan Tata Usaha
Keberhasilan dalam pelaksanan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo sangat ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik jumlah
maupun kompetensi. Adapun demikian kepegawaian BKP Kelas II Gorontalo diuraikan
sebagai berikut :
Keadaan Pegawai
Jumlah Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo sampai dengan
Desember 2016 adalah sebanyak 45 orang termasuk didalamnya 4 orang pejabat
struktural, 9 orang pejabat fungsional umum dan 32 orang pejabat fungsional
tertentu. Jumlah pejabat fungisonal tertentu tersebut terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu 13 pejabat fungsional medik dan paramedik, 18 pejabat fungsional POPT
dan 1 pejabat PMHP.
Golongan yang dimiliki pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
adalah sebagai berikut :
1. Pembina, IV/a berjumlah 2 orang
2. Penata Tk.I, II/d berjumlah 1 orang
3. Penata, III/c berjumlah 2 orang
4. Penata Muda Tk.I, III/b berjumlah 8 orang
5. Penata Muda, III/a berjumlah 3 orang
6. Pengatur Tk.I, II/d berjumlah 12 orang
7. Pengatur, II/c berjumlah 9 orang
8. Pengatur Muda Tk.I, II/b berjumlah 8 orang
Pendidikan yang dimiliki pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. S2 atau setaraf S2, berjumlah 8 orang
2. S1, berjumlah 5 orang
3. D3, berjumlah 8 orang
4. D2, berjumlah 7 orang
5. SMA dan sederajat, berjumlah 17 orang
Daftar Urut Kepangkatan
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 9
Daftar Urut Kepangkatan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo pada posisi Desember tahun 2016 diurutkan dari jenjang pangkat dan
golongan yang paling tinggi dengan rincian Nama dan Nomor Induk Pegawai,
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, pangkat/ golongan, Tanggal Masa Tugas
(TMT), jabatan terakhir dan pendidikan terakhir. Data tersebut secara terperinci
disajikan dalam lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 1).
Kompetensi Pegawai
Pada tahun 2016, pegawai yang telah mendapatkan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi berjumlah 11 orang. Pelatihan tersebut adalah
pelatihan teknik dasar, Diklat Polsus, Bimbingan Teknis dan Desiminiasi
Penanganan dan Pemeriksaan pada Produk Hewan, Diklat Bendahara
Pengeluaran, Uji Kompetensi Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner,
Desiminasi Pelaksanaan Panas, Magang Laboratorium serta Diklat PPM Tk.I IV.
Data pegawai tersebut secara detail akan disajikan pada Lampiran Laporan
Tahunan (Lampiran 2)
Kenaikan Pangkat dan Tambahan pegawai CPNS
Tahun 2016 Bagian Kepegawaian Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo telah memproses 12 pegawai untuk naik pangkat. Periode April,
pegawai yang naik pangkat berjumlah 8 orang dan Oktober berjumlah 4 orang.
Rincian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Untuk kenaikan gaji berkala, tahun 2016, 27 pegawai telah diproses kenaikan
gajinya per Januari, Maret, April, Mei, dan Desember. Rincian tersebut bias dilihat
pada Lampiran 4
Pada bulan Agustus, 1 pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
yang medapatakan persetujuan mutasi/ alih tugas ke Stasin Karantina Pertanian
Pare – Pare. Rincian detailnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Disamping itu, per
01 Juli 2016, 2 pegawai CPNS telah diangkat menjadi PNS. Tabel mengenai
pengangkatan CPNS ke PNS dapat dilihat pada table Lampiran 6.
Punish dan Reward
Tahun 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tidak memberikan
penghargaan maupun tanda jasa. Namun untuk sanksi, Balai memberikan sanksi
berupa teguran tertulis kepada 1 orang pegawai yang dikarenakan tidak masuk
kerja selama lebih dari 6 hari secara akumulasi.
Ketatausahaan
Tahun Anggaran 2016, kegiatan ketatausahaan yaitu kegiatan surat
menyurat telah dilaksanakan, Jumlah Surat Masuk secara keseluruhan berjumlah
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 10
509 Surat. Sedangkan Surat Keluar Sejumlah 1006 Surat. Surat Keputusan yang
sifatnya dari Badan maupun dari Kementerian Pertanian yang diterima dan
diagendakan oleh pengadministrasi sejumlah 13 SK sedangkan SK yang
dikeluarkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo sejumlah 62 SK.
Kegiatan perapihan pengarsipan dilakukan oleh pengadministrasi pada bulan
Desember karena ruangan arsip surat masuk dan surat keluar mengalami
perpindahan.
Indeks Kepuasan Masyarakat
Pada Semester I, penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Balai
Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mendapatkan nilai 83.13 (Sangat Baik)
dan di Semester II, penilaian IKM mendapatkan nilai 80.84 (Baik) dan secara rata
– rata penilaian tersebut adalah 81.98. (Baik)
C. Perlengkapan (Sarana dan Prasarana)
Sarana dan prasarana (asset) yang dimiliki Balai Karantiana Pertanian Kelas II
Gorontalo adalah :
1. Barang Persediaan (Barang Konsumsi, Bahan untuk pemeliharaan, suku
cadang, bahan baku dan persediaan lainnya). Total nilai saldo dari barang
persediaan itu per akhir Desember adalah Rp. 234.281.805,- (Dua ratus tiga
puluh empat juta dua ratus delapan puluh satu ribu delapan ratus lima rupiah).
2. Tanah pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo nilai saldonya tidak
berubah sejak di awal januari yaitu sebesar Rp. 3.289.859.000,- (Tiga milyar
dua ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus limapuluh sembilan ribu
rupiah).
3. Peralatan dan Mesin pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo nilai
saldonya per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 5.182.681.327,- (Lima milyar
seratus delapan puluh dua juta enam ratus delapan puluh satu ribu tiga ratus
dua puluh tujuh rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar
Rp.4.325.776.097(Empat milyar tiga ratus dua puluh lima juta tujuh ratus tujuh
puluh enam ribu sembilan puluh tujuh rupiah), mutasi tambah selama periode
pelaporan sebesar Rp.856.905.230(Delapan ratus lima puluh enam juta
sembilan ratus lima ribu dua ratus tiga puluh rupiah). Penjelasan mutasi
penambahan atas nilai Peralatan dan Mesin berasal dari:
a. Pengadaan Kendaraan Roda-2 sesuai dengan SPK No.
56/PL.010/L36.C/1/2016 tanggal 22 Januari 2016 dengan rincian
sebagai berikut:
- 4 (empat) unit Kendaraan Roda-2 Rp. 73.200.000
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 11
b. Pengadaan Pengolah Data sesuai dengan SPK No.
360/PL.010/L36.C/4/2016 tanggal 18 April 2016 sesuai dengan rincian
sebagai berikut:
- 4 (empat) unit P.C unit DELL Inspiron 3250 Rp. 43.614.788
- 4 (empat) unit Lap top DELL Inspiron 14 5459 Rp. 47.114.000
- 5 (lima) unit HP Laserjet Pro P1102w Rp. 9.353.965
- 1 (satu) unit HP Laserjet Pro 200 Color Rp. 4.524.663
- 3 (tiga) unit Printer Epson LQ-590 Rp. 14.655.930
- 1 (satu) unit Scanner Brother Mobile Color DS-620 Rp. 6.254.975
- 1 (satu) unit Scanner Brother ADS-2100 Rp. 2.244.975
- 2 (dua) unit Mesin Absensi Solution X105 Rp. 3.775.164
- 5 (lima) unit UPS ICA CE 600 Rp. 8.516.270
- 2 (dua) unit Modem TP-LINK TL-WN822N Rp. 550.500
(extrakomptabel)
c. Pengadaan Alat Komunikasi sesuai dengan SPK No.
270/PL.010/L36.C/3/2016 tanggal 10 Maret 2016 sesuai dengan rincian
sebagai berikut:
- 1 (satu) unit TV 43” Panasonic Rp. 12.500.000
- 5 (lima) unit TV 32” Panasonic Rp. 20.000.000
- 4 (empat) unit Microphone Wireless Shure Rp. 3.900.000
- 8 (delapan) unit Microphone Table Stand Haymer Rp. 7.600.000
- 2 (dua) unit Microphone Toa Rp. 900.000
d. Pengadaan Meubelair sesuai dengan SPK No.257/PL.010/L36.C/2/2016
tanggal 4 Maret 2016 dengan rincian sebagai berikut:
- 9 (sembilan) unit Meja Rapat ½ Biro Rp. 55.800.000
- 36 (tiga puluh enam) unit Kursi Besi/Metal Rp. 54.000.000
- 1 (satu) unit Kursi Kayu (Sofa) Rp. 15.000.000
- 6 (enam) unit Kursi Besi/Metal (Kursi Lab) Rp.6.000.000
- 2 (dua) unit Lemari Display (Lemari Koleksi) Rp. 7.100.000
- 3 (tiga) unit Lemari Besi/Metal Rp.10.500.000
- 8 (delapan)unit Kursi Ruang Tunggu Rp.25.000.000
- 3 (tiga) unit Kursi Roda Rp.4.500.000
- 8 (delapan) unit Kursi Besi/Metal (Kursi Hadap) Rp.12.000.000
- 1 (satu) unit Meja Kayu (Meja Rapat) Rp.10.000.000
e. Pengadaan Alat Laboratorium sesuai dengan SPK No.
259/TU.010/L36.C/3/2016 tanggal 4 Maret 2016 dengan rincian sebagai
berikut:
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 12
- 1 (satu) unit Microplate Shaker Rp. 15.500.000
- 1 (satu) unit Laboratory Centrifuge MPW 55 Rp. 44.000.000
- 1 (satu) unit Hanna pH meter Rp. 10.500.000
- 4 (empat) unit Dino-Lite Mikroskop Digital Rp.22.850.000
f. Pengadaan Peralatan Fasilitas Gedung (A.C) sesuai dengan SPK
No.73/PL.010/L36.C/1/2016 tanggal 26 Januari 2016 dengan rincian
sebagai berikut:
- 1 (satu) unit A.C 5pk Rp. 24.900.000
- 2 (dua) unit A.C 1pk Rp. 10.000.000
g. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Kantor Lainnya sesuai dengan SPK
No. 260/L36.C/3/2016 tanggal 4 Maret 2016 dengan rincian sebagai
berikut:
- 1 (unit) Rak-Rak Penyimpan (Kandang Donor) Rp. 4.500.000
- 110 M2 Karpet Ruang Pertemuan Rp. 104.500.000
- 1 (satu) unit Vacum Cleaner Rp. 3.500.000
- 5 (lima) unit Dispenser Rp. 8.950.000
- 5 (lima) Unit Jam Digital Rp. 4.150.000
- 1 (satu) unit Figura Presiden Rp. 500.000
- 1 (satu) unit Figura Wakil Presiden Rp. 500.000
- 1 (satu) unit Garuda Rp. 400.000
h. Penambah Daya Jaringan Listrik sesuai dengan SPK No.
- 1(satu) paket Penambah Jaringan Listrik Ged.Pertemuan Rp.
61.825.000
i. Pengadaan Meubelair Wilker Pelut sesuai dengan SPK No.
351/PL.010/L36.C/4/2016 tanggal 12 April 2016
- 18 (delapan belas) unit Meja Kerja ½ Biro Rp. 27.000.000
- 3 (unit) Meja Kerja 1 Biro Rp. 6.000.000
- 18 (delapan belas) unit Kursi Kerja Rp. 31.500.000
- 5 (lima) unit Meja Komputer Rp. 5.000.000
- 1 (satu) unit Lemari (Buffet) Rp. 1.000.000
- 3 (tiga) unit Lemari Besi Rp.10.500.000
- 4 (empat) unit Filling Cabinet 4 rak Rp. 10.000.000
- 1 (satu) unit Lemari Besi (Locker) Rp.4.500.000
- 1 (satu) unit Meja (Meja Satpam) Rp.1.100.000
- 1 (satu) unit Lemari Rak ( Lemari Cars) Rp.800.000
- 1 (satu) unit Kursi Besi/Metal (Kursi Ruang Tunggu) Rp. 2.500.000
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 13
j. Biaya Penginstallan Pengadaan Alat Pengolah Data Rp. 1.000.000
sesuai Kwitansi No. 607/KAS/6/2016
k. Pengadaan Meubelair (PNBP) sesuai SPK No.
639/PL.010/L36.C/10/2016 tanggal 24 Oktober 2016 dengan rincian sbb:
- 5 (unit) Meja ½ Biro Rp. 7.500.000
- 2 (unit) Lemari Besi Rp. 7.000.000
- 2 (unit) Filling Cabinet Rp. 5.000.000
- 1 (Unit) Locker Rp. 4.500.000
- 1 (satu) unit Meja (Meja Satpam) Rp.1.000.000
4. Gedung dan Bangunan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo per
31 Desember 2016 sebesar Rp 8.652.838.048 (Delapan milyar enam ratus
lima puluh dua juta delapan ratus tiga puluh delapan ribu empat puluh delapan
rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp
6.937.678.981(Enam milyar sembilan ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus
tujuh puluh delapan ribu sembilan ratus delapan puluh satu rupiah), mutasi
tambah selama periode pelaporan sebesar Rp1.787.467.399 (Satu milyar
tujuh ratus delapan puluh tujuh juta empat ratus enam puluh tujuh ribu tiga
ratus sembilan puluh sembilan rupiah), dan mutasi kurang selama periode
pelaporan sebesar Rp72.308.332 (Tujuh puluh dua juta tiga ratus delapan ribu
tiga ratus tiga puluh dua rupiah). Penjelasan mutasi penambahan atas nilai
Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Gedung Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Gorontalo sesuai
dengan SPK No.12/PL.020/L36.C/3/2016 sejumlah Rp.742.577.399
b. Rehab Gedung Kantor Balai Lantai-2 sesuai dengan SPK No.
93/PL.020/L36.C/1/2016 sejumlah Rp. 56.395.000
c. Rehab Gedung Kantor.Padebuolo sesuai dengan SPK
No.79/PL.020/L36.C/1/2016 sejumlah Rp. 225.790.000
d. Rehab Gedung Kantor Wilayah Kerja Bandara dan Pelabuhan Laut
Anggrek sesuai dengan SPK No.203/PL.020/L36.C/2/2016 sejumlah
Rp. 225.790.000
e. Rehab Gedung Kantor Balai (Refocusing ke-2) sesuai dengan SPK
No.501/PL.020/L36.C/9/2016 sejumlah Rp. 255.850.000
f. Pembangunan Pagar Wilker Pelabuhan Laut Gorontalo sesuai dengan
SPK No. 97/PL.020/L36.C/1/2016 sejumlah Rp. 224.670.000
g. Pembangunan Pagar Wilker Pelabuhan Laut Boalemo sesuai dengan
SPK No. 74/PL.020/L36.C/1/2016 sejumlah Rp. 56.395.000
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 14
5. Jalan dan Jembatan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo per 31
Desember 2016 sebesar Rp19.788.000 (Sembilan belas juta tujuh ratus
delapan puluh delapan ribu rupiah).Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal
sebesar Rp19.788.000(Sembilan belas juta tujuh ratus delapan puluh delapan
ribu rupiah)
6. Irigasi pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo per 31 Desember
2016 sebesar Rp42.183.025 (Empat puluh dua juta seratus delapan puluh tiga
ribu dua puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar
Rp42.183.025 (Empat puluh dua juta seratus delapan puluh tiga ribu dua
puluh limarupiah).
7. Jaringan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo per 31 Desember
2016 sebesar Rp 307.994.477 (Tiga ratus tujuh juta sembilan ratus sembilan
puluh empat ribu empat ratus tujuh puluh tujuh rupiah). Jumlah tersebut terdiri
dari saldo awal sebesar Rp173.861.145 (Seratus tujuh puluh tiga juta delapan
ratus enam puluh satu ribu seratus empat puluh limarupiah), mutasi tambah
selama periode pelaporan sebesar Rp134.133.332 (Seratus tiga puluh empat
juta seratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh dua rupiah).
8. Aset tetap Lainnya pada Balai Pertanian Kelas II Gorontalo per 31 Desember
2016 sebesar Rp18.850.000 (Delapan belas juta delapan ratus lima puluh ribu
rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp18.850.000
(Delapan belas juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah)
Tahun Anggaran 2016, Balai Karantina melakukan pengadaan barang dana
jasa dengan realisasi anggaran seperti tabel 4 dibawah ini:
Tabel 5. Realisasi Pengadaan Barang dan Jasa
No Jenis Pengadaan Vol Satuan
Jumlah
A Gedung dan Bangunan
1 Rehab Lantai 2 Gedung Kantor
Balai
20 M2 49.900.000
2
3
4
Pemagaran Wilker Pelut
Gorontalo
Pembangunan Gedung kantor
Wilker Pelut Gorontalo
Rehab/Renovasi Wilker Bandara
100
170
50
M2
M2
M2
199.780.000
620.007.000
199.800.000
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 15
5
6
7
Jalaludin + Anggrek
Rehab/Renovasi Gedung Kantor
(ex.SKT) Padebuolo
Rehab Kantor Induk
Pelaksanaan Fisik Pemagaran
Bangunan Wilker Boalemo
50
400
190
M2
M2
M2
199.800.000
200.000.000
49.900.000
B
6
Kendaraan Bermotor R2
Pengadaan Kendaraan Roda-2
4
Unit
73.200.000
C
11
12
Alat Pengolah Data/
Komunikasi
Pengadaan Alat Pengolah Data
Pengadaan Alat Komunikasi
22
12
Unit
Unit
141.607.000
44.900.000
D
13
Alat Teknis dan Laboratorium
Pengadaan Alat Teknis dan
laboratorium
7
Unit
92.850.000
E
14
15
16
17
18
Fasilitas Perkantoran
Pengadaan Meubelair
Pengadaan peralatan dn fasilitas
Gedung (A.C)
Pengadaan peralatan dan
fasilitas kantor lainnya
Penambah daya jaringan listrik
Pengadaan meubelair wilker
pelabuhan
77
3
15
1
1
Unit
Unit
Unit
PKT
PKT
19.900.000
34.900.000
127.000.000
61.825.000
99.900.000
Tahun Anggaran 2016, tidak terdapat Barang Milik Negara Hilang ataupun
yang Rusak Berat yang telah diusulkan pengahpusan kepada Pengelola Barang
pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo per 31 Desember 2016.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 16
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL
A. KARANTINA HEWAN
Tindakan karantina hewan yang dilakukan di Balai Karantina Pertanian kelas III
Gorontalo dilakukan pada Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina seperti
Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain.
Kegiatan Impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar yang dilalulintaskan melalui
pintu pemasukan dan pengeluaran serta dilakukan oleh petugas karantina hewan melalui
tindakan 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan,
Pemusnahan dan Pembebasan).
1. Impor
Selama tahun 2016 kegiatan operasional tindakan karantina hewan Impor di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tidak ada.
2. Ekspor
Selama tahun 2016 kegiatan operasional tindakan karantina hewan Ekspor di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo juga tidak ada.
3. Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPHK yang
Diantarareakan
a. Domestik Masuk
Kegiatan operasional tindakan karantina hewan domestik masuk
selama tahun 2016 yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo antara lain : DOC, Sapi Potong, Kambing Potong, Anjing, Kelinci,
Marmut, Hamster, jangkrik, DOD, Burung, kucing, ayam potong, daging
ayam, daging sapi, HBAH daging unggas. Pelaksanaan pengawasan di wilker
– wilker yang ditetapkan sudah dilakukan secara maksimal dengan minimnya
sumber daya manusia yang ada. Namun hasil pengawasan terhadap Media
Pembawa yang masuk sudah baik dengan pelaksanaan tindakan karantina
yang dilakukan. Hubungan koordinasi dengan dinas terkait dan UPT lain
sudah berjalan baik dan komunikasi lancar.
Permasalahan yang ada terhadap pengawasan lalu lintas pemasukan
Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina adalah banyaknya pintu
pemasukan dan pintu pengeluaran melalui darat (perbatasan darat antar
Propinsi). Oleh sebab itu perlu peningkatan koordinasi dengan instansi terkait
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 17
serta sosialisasi berkelanjutan pada masyarakat terkait karantina pertanian
dan penyakit hewan menular.
Tindakan Karantina berupa penahanan, penolakan, dan pemusnahan
media pembawa yang dilalulintaskan di wilayah kerja Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2016 dilakukan pada media
pembawa dengan berbagai alasan, antara lain :
Tidak dilengkapi dokumen karantina dari daerah asal
Tidak dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina
Pada pemeriksaan fisik ada perbedaan jenis dan jumlah media
pembawa
Setelah penolakan Media pembawa tidak segera dikeluarkan
dari area tujuan
Tabel 6. Resume Tindakan Karantina Hewan (Tindakan 8P)
No Tindakan Karantina
hewan
Frekuensi dan Volume
Keterangan DM DK
F V F V
I Hewan
1. Pemeriksaan 1431 1284664 628 18614
2. Pengasingan 577 1277458 15 408
3. Pengamatan 577 1277458 15 408
4. Penahanan 9 76 - -
5. Perlakuan 738 1277905 628 18614
6. Penolakan 7 74 - -
7. Pemusnahan 3 14 - -
8. Pelepasan 1422 1284588 628 18614
II Bahan Asal Hewan
1. Pemeriksaan 46 23514 138 119489
2. Pengasingan - - - -
3. Pengamatan - - - -
4. Penahanan 3 61 - -
5. Perlakuan - - 3 101600
6. Penolakan 1 36 - -
7. Pemusnahan 2 56 - -
8. Pelepasan 43 23453 138 119489
III Hasil Bahan Asal Hewan
1. Pemeriksaan 137 3468772 15 7712
2. Pengasingan - - - -
3. Pengamatan - - - -
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 18
b. Domestik Keluar
Kegiatan Operasional Karantina Hewan domestik keluar selama
periode tahun 2016 di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo seperti
tertera pada Lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 11). Pengawasan
terhadap Media Pembawa domestik keluar dilakukan secara maksimal di
tempat - tempat pemasukan maupun pengeluaran. Pengawasan yang
dilakukan bertujuan untuk mencegah masuk/keluar dan tersebarnya HPHK
serta meningkatkan kesadaran pengguna jasa dan masyarakat untuk
melaporkan Media Pembawa wajib periksa karantina yang dibawa ke Balai
Karantina Pertanian maupun wilker – wilker yang ditetapkan. Pengawasan
meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan laboratoris Media Pembawa.
Dokumen yang diperiksa meliputi dokumen karantina dan dokumen
persyaratan tambahan lainnya.
Permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan karantina di Balai
Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah kurangnya sumber daya
4. Penahanan 1 45 - -
5. Perlakuan - - 12 7656
6. Penolakan 1 45 - -
7. Pemusnahan 1 45 - -
8. Pelepasan 136 3468727 15 7712
IV Media Pembawa/ Benda Lain
1. Pemeriksaan 135 1821546 20 20
2. Pengasingan - - - -
3. Pengamatan - - - -
4. Penahanan - - - -
5. Perlakuan - - - -
6. Penolakan - - - -
7. Pemusnahan - - - -
8. Pelepasan 135 1821546 20 20
Untuk mengetahui hasil pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan
Pembebasan Karantian Hewan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo selama 5 tahun (2011 – 2015) dapat dilihat pada Lampiran
Laporan Tahunan (Lampiran 8) dan Rincian mengenai pelaksanaan
tindakan penahan, penolakan dan pemusnahan secara umum serta data
terperinci mengenai kegiatan domestic masuk akan di sajikan pada lampiran
Lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 9 dan 10).
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 19
manusia yang profesional terutama petugas karantina hewan baik medik
veteriner maupun paramedik veteriner dengan wilker yang banyak dan jarak
lokasinya berjauhan. Sarana prasarana pendukung seperti peralatan
laboratorium, alat kerja serta kendaraan operasional masih kurang.
4. Penggunaan Sertifikasi Dokumen Karantina Hewan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dalam setiap kegiatan
operasional tindakan karantina hewan diwujudkan dengan pengisian formulir
Tindakan Karantina Hewan, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan. Dokumen dan sertifikat
karantina hewan yang digunakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Tahun 2016
No Jenis Dokumen KH
Jumlah Awal Jumlah Pemakaian
Saldo
1. KH – 9 818 611 207
2. KH – 10 474 150 334
3. KH – 11 466 222 244
4. KH – 12 2040 1777 263
Keterangan :
KH-9 : Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate
KH-10 : Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate of Animal Product
KH-11 : Surat Keterangan Untuk Benda lain/Certificate of Other Product
KH-12 : Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan/Certificate of Animal Quarantine Release
Untuk penggunaan Dokumen Karantina Hewan diatas, termasuk didalamnya
dokumen yang batal dikarenakan salah print dan atau dokumen rusak.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 20
5. Kegiatan Pemantauan daerah sebar HPHK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/ Permentan /OT.140
/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian, maka Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP) dalam hal ini
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo menyelenggarakan fungsi
Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK. Fungsi pemantauan tersebut
selanjutnya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK
pada area dimana UPTKP berada.
Pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung dengan
memperoleh informasi dari instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner/Balai
Veteriner, dan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi,
Kabupaten dan/atau kota. Materi pada kegiatan pemantauan berupa kuisioner
status dan situasi HPHK dibuat berdasarkan pedoman pemantauan daerah sebar
HPHK tahun 2016 sesuai SK Kepala Badan Karantina Pertanian No.
114/Kpts/KR.110/L/01/2016. Kuisioner termasuk jenis kuisioner tertutup dengan
perpaduan antara bentuk check list dan isian untuk mengisi keterangan lokasi data
mencakup lokasi gejala klinis, lokasi asal dari sampel positif/negative uji
laboratorium pasif dan lokasi positif / negative hasil laboratorium berdasarkan
surveilans.
Adapun beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi, metode tes, kuisioner dan FGD (Focus Group
Discussion). Metode FGD juga dilakukan oleh tim pemantauan untuk mengetahui
lebih detail mengenai data penyakit HPHK yang ada di daerah berdasarkan
kuisioner yang telah diisi oleh masing-masing kabupaten, kota dan provinsi yang
ada di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo. Diskusi ini
dilakukan pada saat pengambilan kuisioner dan workshop.
Hasil data pemantauan berupa kuesioner pemantauan yang diisi oleh dinas
yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kab/kota provinsi
Gorontalo dan juga hasil dari surveilans yang dilakukan oleh BBV Maros. Data
informasi status dan situasi HPHK periode waktu pengamatan 2015 tersebut
kemudian disusun dalam matrik lampiran I dan II sehingga diperoleh informasi dan
situasi 22 jenis HPHK Golongan I/II. Hasil analisa secara kualitatif atau kuantitatif
terhadap 21 informasi status dan situasi HPHK tersebut berdasarkan hasil gejala
klinis, laboratorium pasif dan/atau surveilans dengan jenis HPHK yang ditemukan
yaitu Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) , Rabies, Bovine Viral Disease,
Newcastle Disease, ORF, Scabies, Kaskado, IBD, MCF, Fowl Pox, Bovine
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 21
Anaplasmosis, Bovine Babesiosis, Brucellosis, ILT, IBR, Marek Disease, EDS,
Dermatophilosis, Septicaemia Epizootica / SE, Theileriosis, Trypanosomiasis/ Surra
Rincian dari total 21 HPHK tersebut persebaranya secara rinci ada di 6
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo yang akan ditampilkan pada
lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 12).
6. Kegiatan koleksi HPHK
UPT mempunyai fungsi melakukan Koleksi HPHK. Kegiatan koleksi HPHK
bertujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan jenis HPHK yang ditemukan dalam
pengawasan terhadap lalulintas Media Pembawa karantina di lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo.
Sampai dengan saat ini tidak ditemukan HPHK, sehingga kegiatan koleksi
HPHK dilakukan dengan mengumpulkan media pembawa HPHK dan membuat
kompilasi laporan HPHK yang dimungkinkan terbawa pada media pembawa yang
dilalulintaskan.
Dari kegiatan Koleksi HPHK di lingkup wilayah kerja BKP Kls II Gorontalo
dapat mengumpulkan beberapa jenis sampel media pembawa HPHK antara lain
DOC, Burung, Jangkrik, Daging Sapi, Daging Ayam, Sarang Burung Walet, Jerohan
Aayam, Jerohan Sapi, Kulit, Sosis Sapi, Sosis Ayam, Daging Sapi Olahan, Bakso,
pakan ternak dan dokumentasi media pembawa yogurt, ice cream serta ulas darah.
Ditahun 2016 tidak ada penambahan koleksi HPHK.
7. Kegiatan intersepsi HPH / HPHK
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Gorontalo merupakan salah satu
teknis Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian (UPTKP) yang mempunyai
Tugas Pokok untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati guna membantu
Menteri Pertanian dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara dibidang pertanian.
Wilayah kerja BKP Kelas II Gorontalo sendiri meliputi Wilker Bandar Udara
Djalaluddin, Wilker Pelabuhan Laut Kota Gorontalo, Wilker Pelabuhan Kwandang,
Wilker Pelabuhan Anggrek, Wilker Pelabuhan Boalemo dan Wilker Kantor Pos Besar
Kota Gorontalo. Selama tahun 2016 BKP Kelas II Gorontalo secara rutin telah
melaksanakan kegiatan operasional Tindakan Karantina Hewan (TKH) di berbagai
wilker tersebut guna mendukung dalam menjaga keamanan sumber daya hayati dan
hewani yang berada di Provinsi Gorontalo.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 22
Dalam melakukan kegiatan operasional TKH tersebut BKP Kelas II Gorontalo
secara rutin pula melakukan pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan pada media
pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikenal dengan kegiatan
8P dan selama tahun 2016 dari Januari hingga desember, baik Media Pembawa
yang masuk maupun Media Pembawa yang dikeluarkan dari Provinsi Gorontalo ini
masih belum ada ditemukan yang menunjukkan gejala terkena atau terjangkit oleh
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) baik itu dari Hewan, Bahan Asal Hewan
(BAH), dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH).
Tabel 8. Hasil Temuan HPHK Tahun 2016
No Nama HPHK *) Media Pembawa
(Hewan/BAH/HBAH)
Negara/Area
Asal/Tujuan
Tindak Lanjut
**)
1 2 3 5 6
Kegiatan Impor
1
NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 2
3
Kegiatan Ekspor
1
NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 2
3
Kegiatan Domestik Masuk
1
NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 2
3
Kegiatan Domestik Keluar
1
NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 2
3
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 23
8. Kegiatan pengawasan keamanan hayati hewani
Laboratorium Karantina Hewan memiliki jumlah personil 1 (satu) Medik
Veteriner, 2 (dua) Paramedik Veteriner dan 1 (satu) Pengawas Mutu Hasil Pertanian
(PMHP). Kegiatan pengujian yang bisa dilakukan diantaranya adalah Uji HA HI AI
untuk pengujian titer antibodi Avian Infuenza pada unggas, Uji Organoleptik, Uji
Postma, dan Uji Residu formalin untuk Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal
Hewan, serta uji RBT antigen untuk pemeriksaan Brucellosis pada Ruminansia.
Tabel 9. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani Tahun 2016
No. Jenis Pemeriksaan Volume Frekuensi
1 ULAS DARAH 242 42
2 HA/HI AI 4019 1335
3 ORGANOLEPTIK 183 183
4 POSTMA 181 181
5 RBT 233 6
JUMLAH 4858 1747
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 24
B. KARANTINA TUMBUHAN
Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, BKP Kelas II Gorontalo mempunyai tugas pokok melakukan
pencegahan terhadap masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan
organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar negeri ke dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia, khususnya diseluruh wilayah wilayah kerja karantina pertanian
yang tersebar di Bandar Djalaluddin di Kab. Gorontalo, Pelabuhan Laut Kwandang di Kab.
Gorontalo, Kantor Pos di Kota Gorontalo, Pelabuhan Laut Gorontalodi Kota Gorontalo,
Pelabuhan Laut Anggrek di Kab. Gorontalo Utara dan Pelabuhan Laut Bualemo di Kab.
Bualemo Provinsi Gorontalo.
1. Impor
Selama tahun 2016 tidak terdapat kegiatan operasional tindakan karantina
pertanian terhadap impor, baik karantina hewan maupun karantina tumbuhan.
2. Ekspor
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Ekspor tahun 2016 di BKP
Kelas II Gorontalo meliputi kegiatan Ekspor diwilayah Provinsi Gorontalo. Jenis
tanaman yang diekspor adalah jenis Hasil Tanaman Mati (diolaj/ tidak diolah) berupa
Ekspor Minyak Sawit sebanyak 25.867.398 Kg (8 Kali) dengan Negara TujuanIndia,
Cina, Korea (South) dan Philipina. Kegiatan Ekposr tersebut dapat dilihat pada
Lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 13)
3. Tindakan karantina hewan terhadap media pembawa OPTK yang diantar areakan
a. Domestik Masuk
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Domestik Masuk tahun
2016di BKP Kelas II Gorontalo meliputi kegiatan pemasukan antar area
diwilayah Provinsi Gorontalo.
Hasil Tanaman Hidup dan Benih
Berupa pemasukan bibit/benih tumbuhanAlpukat 2 btg (1 Kali) dari
Jawa Timur, Bibit Aglonema 80 btg (1 Kali) dari DKI Jakarta, Bibit
Anggrek/Bibit Anggrek Dendrobium 1501 btg (12 Kali) dari DKI
Jakarta;Jawa barat;Jawa Timur;Nusa Tenggara Barat; Sulawesi Selatan,
Bibit Anggur 4 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Anthurium 6 btg (1 Kali)
dari DKI Jakarta, Bibit Belimbing 35 btg 2 Kali dari Jawa Timur Bibit
Bougenfil 170 btg (1 Kali) dari Jawa Timur,Bibit Bromelia 75 btg (1 Kali)
dari Jawa Timur, Bibit Bunga Kamboja 50 btg (1 Kali) dari Jawa Timur,
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 25
Bibit Cemara 975 btg (7 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Cemara Norfolk 50
btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Duku 1700 btg (2 Kali) dari Yogyakarta,
Bibit Durian 487 btg (4 Kali) dari Yogyakarta;DKI Jakarta;Jawa Timur,
Bibit Gaharu 1000 btg (1 Kali) dari Riau, Bibit Gandaria 10 btg (1 Kali)
dari Maluku, Bibit Jabon 4000 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Jambu
Air 2675 btg (5 Kali) dari Jawa Timur;Jawa Tengah;Riau;Sumatra
Utara;Yogyakarta, Bibit Jambu biji 2520 btg (1 Kali) dari Jawa Tengah,
Bibit Kaktus 30 btg (1 Kali) dari DKI Jakarta, Bibit Kelapa 10 btg (1 Kali)
dari Jawa Tengah, Bibit Kelapa Sawit 4600 btg (6 Kali) dari Sulawesi
Tengah, Bibit Kelengkeng 62 btg (5 Kali) dari Yogyakarta; DKI Jakarta,
Bibit Krisan 445 btg (4 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Lada 1950 btg (4 Kali)
dari Yogyakarta;Sulawesi Selatan;Sulawesi Tengah;Surabaya, Bibit
Mangga 161 btg (3 Kali) dari Yogyakarta; Jawa Tengah; Jawa Timur, Bibit
Mawar 995 btg (6 Kali) dari Jawa barat;Jawa Timur, Bibit Nangka 93 btg
(3 Kali) dari Jawa Timur; Jawa Tengah; Jawa Timur, Bibit Nilam 106.000
btg (4 Kali) dari DKI Jakarta; Sulawesi Tenggara, Bibit Pala 10000 btg (1
Kali) dari Ternate, Bibit Palem 450 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Bibit
Philodendron 130 btg (2 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Puring Jet 785 btg (5
Kali) dari DKI Jakarta; Jawa Timur, Bibit Salam/Bibit Sawo 4 btg (1 Kali)
dari DKI Jakarta, Bibit Soka 90 btg (1 Kali) dari Jawa Tengah;Yogyakarta,
Bibit Sukun 2610 btg (2 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Tanaman Buah 5 btg
(1 Kali) dari Jawa Timur, Bibit Tanaman Hias 3855 btg (14 Kali) dari DKI
Jakarta; Jawa Tengah;Jawa Timur, Bibit Tanaman Obat 7 btg (1 Kali)
dari Boyolali, Bibit Walisongo 170 btg (1 Kali) dari Jawa Timur,
Bidadari/Jujube 3 btg (1 Kali) dari Yogyakarta, Bonsai Cemara Udang 1
btg (1 Kali) dari DKI Jakarta, Duku 500 btg (1 Kali) dari Yogyakarta,
Durian100 btg (1 Kali) dari Sulawesi Tengah, Markisa/Buah Naga 21 btg
(1 Kali) dari Jawa Tengah; Jawa Timur, Bunga Aster;Bunga Krisan 2490
btg (4 Kali) dari Jawa Timur, Bunga Mawar 750 btg (3 Kali) dari DKI
Jakarta; Jawa Barat; Jawa Timur, Bunga Pikok 50 btg (1 Kali) dari Jawa
Timur, Cabe Jamu 100 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Cengkeh 50 btg (1
Kali) dari Sulawesi selatan, Kedondong 40 btg (1 Kali) Jawa Timur,
Kelor;Ketapang biji;Lada Biji 33 btg (1 Kali) dari Yogyakarta; Jawa Timur;
Jawa Barat,Matoa 5000 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Pandan 200 btg (1
Kali) dari Jawa Timur, Pucuk merah 1965 btg (7 Kali) dari DKI
Jakarta;Jawa Timur, Rosemery 50 btg (1 Kali) dari Jawa Timur, Sereh
Wangi 2700 btg (1 Kali) dari Jawa DKI Jakarta, Srikaya 2500 btg (1 Kali)
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 26
dari Jawa Jawa Timur, Tanaman hias 35 btg (1 Kali) dari Jawa Jawa
Timur.
Hasil Tanaman Hidup (bukan benih)
Berupa pemasukan Andewi 80 kg (3 Kali) dari Jawa Timur,Benih
Padi 110 kg (1 Kali) dari Jawa Timur, Buah Anggur 292 kg (1 Kali) dari
DKI Jakarta,Buah Apel 112 kg (1 Kali) dari DKI Jakarta, Buah Jambu 2 kg
(1 Kali) dari Jawa Timur, Buah Jeruk 5 kg (1 Kali) dari Kalsel, Buah Kiwi
180 kg (1 Kali) dari DKI Jakarta, Buah Merah 470 kg (2 Kali) dari Papua
Barat, Buah Salak 5 kg (1 Kali) dari Yogyakarta, Buah-buahan 15 kg (1
Kali) dari Jawa Timur, Cabe 3.329 kg (9 Kali) dari Jawa Timur, Sulsel,
Kedelai 35 kg (1 Kali) dari Jawa Timur, Ketimun 80 kg (1 Kali) dari Jawa
Barat, Paprika 383 kg (4 Kali) dari Yogyakarta, DKI Jakarta,Petai 23 kg (1
Kali) dari Sulsel, Sayuran Brokoli 390 kg (5 Kali) dari Jawa Timur, DKI
Jakarta, Sayuran Buncis, Sayuran Lobak 140 kg (2 Kali) dari Jawa Timur,
Sayuran Sawi 205 kg (4 Kali) dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Sayuran
Segar, Sayuran Wortel 85 kg (2 Kali) dari Jawa Timur, Selada 170 kg (3
Kali) dari Jawa Timur, Seledri Segar 10 kg (1 Kali) dari Jawa Timur,
Tembakau Kering 262 kg (1 Kali) dari Surabaya, Tomat 105 kg (2 Kali)
dari Jawa Timur, Tomat 41.500 kg 36 (Kali) dari Sulawesi Tengah.
Hasil Tanaman Mati (diolah/Tidak Diolah)
Buah Merah 120 kg (1 Kali) dari Manokwari, Jamur 140 kg (3 Kali)
dari DKI Jakarta, Ketimun 150 kg (1 Kali) dari DKI Jakarta / Paprika 240
kg (2 Kali) dari DKI Jakarta, Sayuran Brokoli 540 kg (4 Kali) dari DKI
Jakarta, Sayuran Buncis 25 kg (1 Kali) dari Jawa Timur, Sayuran Lobak
30 kg (1 Kali) dari Jawa Timur, Sayuran Segar 1.709 kg (17 Kali) dari DKI
Jakarta, Sayuran Wortel 45 kg (1 Kali) dari Jawa Timur Selada 50 kg (1
Kali) dari DKI Jakarta, Beras 2.286.442 kg (339 Kali) dari Sulawesi
Tengah, Cengkeh 18.500 kg (7 Kali) dari Sulawesi Tengah, Dedak 72.000
kg (9 Kali) dari Sulawesi Tengah, Jagung Biji 150.800 kg (6 Kali) dari
Sulawesi Tengah, Kemiri 4.500 kg (7 Kali) dari Sulawesi Tengah, Kopra
17.000 kg (3 Kali) dari Sulawesi Tengah,Tembakau Kering 4.000 kg (3
Kali) dari Nusa Tenggara, Barat dan Sulawesi Tengah, Buah Anggur 750
kg (1 Kali) dari Jawa Barat , Buah Apel 1.000 kg (1 Kali) dari Jawa Barat,
Buah Jeruk 1.000 kg (1 Kali) dari Jawa Barat, Buah Kelengkeng 500 kg (1
Kali) dari Jawa Barat, Buah Pir 1.000 kg (1 Kali) dari Jawa Barat, Buah
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 27
Pisang 750 kg (1 Kali) dari Jawa Barat, Ubi Jalar 500 kg (1 Kali) dari Jawa
Barat.
Tabel 10. Resume Tindakan Karantina Tumbuhan (Tindakan 8P)
No Tindakan Karantina Tumbuhan
Ekspor DM DK
F V F V F V
I Benih/Bibit
1. Pemeriksaan Nihil Nihil 132 KALI 164.430 btg 40 KALI 73.464 btg
2. Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
3. Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
4. Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5. Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
6. Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
7. Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
8. Pelepasan Nihil Nihil 132 KALI 164.430 btg 40 KALI 73.464 btg
II
Hasil Tumbuhan Hidup Bukan
Benih
1. Pemeriksaan Nihil Nihil 314 KALI
1.909.186 kg
446 KALI
31.613.169 kg
2. Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
3. Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
4. Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5. Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
6. Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
7. Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
8. Pelepasan Nihil Nihil 314 KALI
1.909.186 kg
446 KALI
31.613.169 kg
III
Hasil Tumbuhan Mati (Diolah/tidak diolah)
1. Pemeriksaan 8
KALI 25.867.398
kg 399 KALI
3.809.211 kg
266 KALI 1.215.663 kg
2. Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
3. Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
4. Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5. Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
6. Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
7. Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
8. Pelepasan 8
KALI 25.867.398
kg 399 KALI
3.809.211 kg
266 KALI 1.215.663 kg
IV Media Pembawa/ Benda Lain
1. Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
2. Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
3. Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 28
4. Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5. Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
6. Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
7. Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
8. Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Kegiatan Domestik Masuk melalui wilayah kerja lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo Tahun 2016 ada pada Lampiran Laporan Tahunan
(Lampiran 14)
b. Domestik Keluar
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Domestik Keluar di BKP Kelas
II Gorontalo tahun 2016 meliputi kegiatan pengeluaran antar area diwilayah Provinsi
Gorontalo.
Hasil Tanaman Hidup dan Benih
Berupa pengeluaran Bibit Anggrek 236 btg 5 (Kali) DKI Jakarta, Bibit
Jeruk 11 btg 3 (Kali) Jawa Timur, Bibit Nangka 2 btg 1 (Kali) Sulsel, Bibit
Pisang 5 btg 2 (Kali) DKI Jakarta, Bibit Puring Jet 44 btg 1 (Kali) Sulsel,
Bibit Teratai 3 btg 1 (Kali) Sumatra Utara, Bonsai 10 btg 4 (Kali) Jawa
Barat , Buah Buni 4 btg 1 (Kali) Jambi, bunga Cocor Bebek 2 btg 1 (Kali)
Sulsel, Cengkeh 40.510 btg 5 (Kali) Yogyakarta, Jawa Tengah, Jambu bol 9
btg 1 (Kali) Sumatra Utara, Bibit Durian 10 btg 1 (Kali) Sulawesi Tengah,
Bibit Jabon 26 btg 2 (Kali) Sulawesi Tengah, Bibit Kakao 2000 btg 1
(Kali) Sulawesi Tengah, Bibit Kayu Trembesi 2500 btg 1 (Kali) Sulawesi
Tengah, Cengkeh 530 btg 6 (Kali) Sulawesi Tengah , Mahoni 150 btg 1
(Kali) Sulawesi Tengah, Kelapa Bulat 1000 btg 1 (Kali) Jawa Barat.
Hasil Tanaman Hidup (bukan benih)
Berupa pengeluaran Buah Jeruk 201 kg 5 (Kali) Sulawesi Selatan,
Buah Jeruk Asam 80 kg 1 (Kali) Sulawesi Selatan, Buah Jeruk Lemon 217
kg 2 (Kali) Sulawesi Selatan, Buah Mangga 29 kg 2 (Kali) Kalimantan
Timur, Buah Pepaya 6 kg 1 (Kali) Jawa Timur, Buah Pisang 153 kg 2 (Kali)
DKI Jakarta, Cabe 91953 kg 191 (Kali) DKI Jakarta dan Jawa Timur,
Cengkeh 1 kg 1 (Kali) Sumatra Barat, Kayu Gaharu 262 kg 8 (Kali)
Bandung, DKI Jakarta, Pinang Biji 10 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Sayuran
Sawi 16 kg 1 (Kali) Kalimantan Timur, Selada 50 kg 1 (Kali) DKI Jakarta,
Vanili 240 kg 3 (Kali) Yogyakarta, Balak Kayu Kelapa 118000 kg 24 (Kali)
Jawa Timur, Buah Apel 11470 kg 11 (Kali) Sulawesi Tengah , Buah Jeruk
1800 kg 3 (Kali) Sulawesi Tengah, Buah Pepaya 250 kg 1 (Kali) Sulawesi
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 29
Tengah, Buah Pir 100 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Buah Salak 600 kg 2
(Kali) Sulawesi Tenggra, Cabe 1725 kg 8 (Kali) Sulawesi Tengah, Jagung
11.110.290 kg 4 (Kali) Kalimantan Selatan, Banten dan Jawa Timur, Jahe
250 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Kacang Tanah 2800 kg 3 (Kali) Sulawesi
Tengah, Kakao Biji 500 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Kedelai 1000 kg 1
(Kali) Sulawesi Tengah , Kelapa Bulat 15000 kg 2 (Kali) JAWA TIMUR,
Kelapa Serabut 10000 kg 1 (Kali) DKI Jakarta, Kentang 9375 kg 10 (Kali)
Sulawesi Tengah, Sayuran Kubis 668 900 kg 135 (Kali) Sulawesi Tengah,
Sayuran Sawi 2000 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Sayuran Wortel 4260 kg 3
(Kali) Sulawesi Tengah, Tomat 1000 kg 2 (Kali) Sulawesi Tengah, Cengkeh
21000 kg 2 (Kali) Jawa Timur, Jagung 14.236.470 kg 6 (Kali) Sumatra
Utara, Kakao Biji 14000 kg 1 (Kali) DKI Jakarta, Kelapa Bulat 11200 kg 1
(Kali) Jawa Timur, Jagung Biji 5256100 kg 2 (Kali) Kalimatan Selatan, Jawa
Tengah.
Hasil Tumbuhan Mati (diolah/tidak diolah)
Berupa pengeluaran Bibit Jeruk sebanyak 295 kg 11 (Kali) Jawa
Timur, Bonsai 197 kg 6 (Kali) Bali, Cengkeh 49.210 kg 5 (Kali) Sumatra
Selatan, Kayu Gaharu 32 kg 305 (1 Kali) DKI Jakarta, Kayu Sawo 12 kg 1
(Kali) DKI Jakarta, Kelor 21 kg 1 (Kali) DKI Jakarta, Mahoni 45 kg 1 (Kali)
DKI Jakarta, Balok Kayu Kelapa 463.242 kg 66 (Kali) Jawa Timur, Bibit
Livistona 716.800 kg 133 (Kali) Sulawesi Tengah, Cengkeh 550 kg 2 (Kali)
Sulawesi Tengah, Damar 127.230 kg 8 (Kali) Jawa Timur, Kacang Coklat
1000 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Kentang 1000 kg 1 (Kali) Sulawesi
Tengah, Ketimun 450 kg 1 (Kali) Sulawesi Tengah, Sayuran Kubis 86.450
kg 18 (Kali) Sulawesi Tengah.
Kegiatan Domestik Keluar melalui wilayah kerja lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo Tahun 2016 ada pada Lampiran Laporan Tahunan
(Lampiran 15) dan Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan
dan Pembebasan Karantina Tumbuhan di BKP Kelas II Gorontalo Selama 5
Tahun terakhir dapat dirinci pada lampiran Laporan Tahunan (Lampiran 16)
4. Penggunaan Sertifikasi Dokumen Karantina Tumbuhan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dalam setiap kegiatan
operasional tindakan karantina tumbuhan diwujudkan dengan pengisian sertifikasi
dokumen Tindakan Karantina Tumbuhan, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Pertanian tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 30
Sertifikat Karantina Tumbuhan. Dokumen dan sertifikat karantina Tumbuhan yang
digunakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan
No Jenis Dokumen
KT
Jumlah Awal Jumlah
Pemakaian
Saldo
1. KT - 9 4281 4044 237
2. KT – 12 3058 2828 230
3. KT – 10 632 383 249
5. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK
Salah satu fungsi dari Karantina Pertanian adalah melaksanakan
Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
keberadaan dan/atau penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan Wilayah Provinsi Gorontalo pada
khususnya.Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas
II Gorontalo Tahun 2016 dilakukan khusus pada Komoditi unggulan daerah,
komodoti benih ex-impor, serta mengkonfirmasi temuan pemantauan OPTK tahun
sebelumnya. Pemantauan dilakukan di 5 kabupaten 1 kota di propinsi Gorontalo.
Hasil pemantaun diperoleh 6 OPTK A2 yaitu Bacterial leaf blight pada padi
Burkholderia glumae, cendawan penyebab bulai pada jagung Peronosclerospora
philipinensis, Cendawan penyebab penyakit cambuk api pada tebu Ustilago
scitaminea, Kepik hitam pada padi Paraeucosmetus pallicornis, Kutu putih
Dysmicoccus brevipes dan Cococnut Red Mite pada kelapa Raolia indica.Hasil
kegiatan Pemantauan secara detail dapat dilihat pada Lampiran 17.
6. Kegiatan koleksi OPTK
Koleksi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah kegiatan untuk
mengawetkan dan menjaga suatu OPT atau bagian- bagiannya atau tanaman
yang menjadi tempat keberadaan OPT tersebut agar tetap bentuk morfologinya
dan atau sifat biologinya, serta diberi keterangan dan didatabasekan sehingga
dapat dilakukan penulusuran atau perkembangbiakan ulang.Pembuatan koleksi
specimen penyakit tumbuhan dan specimen serangga hama/ arthropoda dewasa
ini sudah menjadi kebutuhan, sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap negara
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 31
anggota Word Trade Organization (WTO) untuk melakukannya, sebagaimana
tertuang didalam International Standart for Phytosanitary Measure (ISPM) nomor 6
dan 17. Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTO tidak bisa melepaskan
diri dari tuntutan tersebut, sehingga cepat atau lambat “ Koleksi specimen penyakit
tumbuhan dan serangga hama/ arthropoda” harus dibuat dan harus dimiliki.Tahun
2016 Koleksi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo Nihil, tidak ada koleksi
specimen yang dilakukan baik OPT/OPTK jadi tidak ada penambahan koleksi dari
tahun sebelumnya. Beberapa koleksi Tahun 2016 sudah rusak dan sebagian
dilakukan pemeliharaan dengan cara mengganti label koleksi.
7. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK
Selama tahun 2016 kegiatan intersepsi tindakan karantina tumbuhan
ditemukan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada komoditas Jagung
Tribolium castanerum, pada komoditas Jahe Fusarium oxysporum f.sp.zingiberi,
pada komoditas CabeSpodoptera litura, dan Thrips, Aphid sp.Dari hasil Intersepsi
Lab KT Tahun 2016 tidak ditemukan OPTK berdasarkan Permentan No. 51 Tahun
2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Hasil kegiatan
intersepsi secara detail dapat dilihat pada Lampiran 18.
8. Kegiatan pengawasan keamanan hayati nabati
Laboratorium Karantina Tumbuhan memiliki jumlah personil 1 (satu) POPT
Ahli Muda, 2 (dua) POPT Ahli Pertama, dan 2 (dua) POPT Terampil Pelaksana.
Kegiatan pengujian yang bisa dilakukan diantaranya adalah dengan metode
identifikasi morfologi dengan kategori serangga dan tungau dan pemeriksaan
langsung/ Agar Test dengan kategori Cendawan.
Tabel 12. Pengawasan Keamanan Hayati Nabati Tahun 2016
No. Kategori Metode Jumlah
1. Serangga dan
Tungau
Identifikasi Morfologi 60
2. Cendawan Pemeriksaan Langsung dan Agar Test 109
Jumlah 169
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 32
C. PENGAWASAN DAN PENINDAKAN TINDAK PIDANA KARANTINA
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo salah satu Unit Pelaksana Teknis
Badan Karantina Pertanian yang ada di Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo terdiri
1 (satu) kota dan 5 (lima) Kabupaten (kota Gorontalo, kabupaten Gorontalo,
kabupaten Boalemo, kabupaten Pohuwato, kabupaten Bone Bulango dan kabupaten
Gorontalo Utara). Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo membawahi 5
wilayah kerja yaitu wilker Bandara Djalaludin di Gorontalo, wilker Pelabuhan laut
Gorontalo dan wilker kantor pos di kota Gorontalo, wilker Kwandang-Anggrek di
Gorontalo Utara, dan wilker Boalemo di Boalemo. Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan instansi-instansi terkait
baik Pemerintah daerah maupun instansi terkait di seluruh wilayah kerja dan para
stake holder/ pengguna jasa agar terjalin sinergi yang baik terhadap pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi perkarantinaan.
1. Kegiatan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan perkarantinaan hewan/tumbuhan dan keamanan hayati
hewani/nabati.
Pengawasan dan pemantauan tempat pengeluaran / pemasukan yang belum
di tetapkan, dengan tujuan mengumpulkan bahan informasi sebagai bahan
pertimbangan pelaksanaan pengawasan dan penindakan di bidang karantina
hewan dan karantina tumbuhan dalam rangka melindungi sumber daya alam
hayati dari ancaman HPHK/OPTK dan pangan yang dapat membahayakan
kesehatan masyarakat. Kegiatan dilaksanakan selama periode Agustus –
Desember 2016 dengan target pelabuhan yang dikunjungi 9 Pelabuhan yaitu :
Pelabuhan Gentuma dan Sumalata di Kabupaten Gorontalo Utara, Pelabuhan
Dulupi dan Bilato di Kab. Boalemo, Pelabuhan Tongo dan Inengo di Kab.
Bone bolango dan Pelabuhan Batudaa Pantai dan Taula’a di Kabupaten
Gorontalo.Hasil selama pengawasan ada dugaan pemasukan sapi, kerbau
dan kayu kelapa dari maluku utara melalui pelabuhan Bilato dan Batudaa
Pantai tanpa disertai dokumen karantina serta tidak dilaporkan ke petugas
karantina. Pelabuhan yang lain tidak ada laporan pemasukan media
pembawa wajib periksa karantina pertanian, hanya ada kegiatan perikanan.
Sehingga hal ini perlu ada peningkatan pengawasan, koordinasi dan
sosialisasi berkelanjutan.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 33
2. Kegiatan penyebaran informasi/sosalisasi peraturan perundang-undangan,
juklak/juknis/manual, surat edaran, sistem dan prosedur pelaksanaan
operasional perkarantinaan hewan/tumbuhan untuk mencegah/meminimalkan
adanya pelanggaran. Upaya yang telah dilakukan BKP Gorontalo untuk
menunjang kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan diantaranya :
a. Koordinasi karantina hewan maupun karantina tumbuhan ditekankan
pada upaya pengenalan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan serta
penyampaian informasi terkait dengan peraturan atau petunjuk
pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa yang wajib
periksa karantina maupun hal-hal lain yang terkait dengan
perkembangan situasi hama dan penyakit berikut antisipasinya
maupun adanya kebijakan pemerintah daerah
Koordinasi pengawasan tersebut dikemas dalam bentuk coffee
morning bertempat di Gedung Pertemuan Balai Karantina Pertanian
Kelas II Gorontalo pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016 pada pukul
08.00 WITA sampai selesai yang dihadiri oleh 35 Peserta, yang terdiri
dari perwakilan dari Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan
Provinsi Gorontalo, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Provinsi Gorontalo, Komunitas Kicau Mania Gorontalo dan pengguna
jasa Day Old Chick (DOC)
b. Kegiatan sosialisasi sebagai upaya kegiatan penyebaran informasi
kepada masyarakat yang telah dilaksanakan dikemas dalam acara
Sosialisasi Peraturan Pemerintah no. 35 Tahun 2016, lingkup
Pelabuhan Laut Gorontalo dan Sosialisasi Peraturan Pemerintah no.
35 Tahun 2016
Sosialisasi Peraturan Pemerintah no. 35 Tahun 2016 bertempat di
terminal ruang tunggu bandara Djalaludin Gorontalo pada tanggal 6
oktober 2016 yang di dihadiri oleh 33 Peserta, yang terdiri dari Instansi
pemerintah yang ada dilingkup bandara Jalaluddin, perwakilan
maskapai penerbangan, pengguna jasa yaitu ekspedisi jasa
pengiriman barang di bandara dan pejabat fungsional dari wilayah kerja
bandara Jalaluddin.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 34
BAB IV
KEGIATAN LAIN – LAIN
A. Koordinasi/ Kerjasama dengan Instansi Terkait
Kegiatan Koordinasi dengan Instansi terkait dengan bentuk acara seperti:
1. Coffe Morning
Bertempat di Gedung Pertemuan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016 pada pukul 08.00 WITA sampai selesai
yang dihadiri oleh 35 Peserta, yang terdiri dari perwakilan dari Kepala Dinas
Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo, Kepala Balai Konservasi Sumber
Daya Alam Provinsi Gorontalo, Komunitas Kicau Mania Gorontalo dan pengguna
jasa Day Old Chick (DOC)
2. Kunjungan pejabat struktural
Kunjungan Pejabat Struktural Kapolda Gorontalo dalam rangka penguatan
kerjasama dalam menjaga hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan.
3. Silaturahmi PJ Wilker
Kunjungan Penanggung Jawab Wilayah Kerja kepada instansi yang berkaitan
langsung dalam lingkup wilayah tersebut.
B. Apresiasi/ Sosialisasi/ Workshop/ Seminar
1. Sosialilsasi PP No. 35 Tahun 2016
Sosialisasi Peraturan Pemerintah no. 35 Tahun 2016 bertempat di terminal ruang
tunggu bandara Djalaludin Gorontalo pada tanggal 6 oktober 2016 yang di dihadiri
oleh 33 Peserta, yang terdiri dari Instansi pemerintah yang ada dilingkup bandara
Jalaluddin, perwakilan maskapai penerbangan, pengguna jasa yaitu ekspedisi
jasa pengiriman barang di Bandara.
2. Sosialisasi Karantina Pertanian
Sosialisasi dengan instansi terkait perihal perkarantinaan yang dilakukan di
wilayah kerja Bandara Djalaludin pada hari Kamis, 2 Juni 2016 yang disatukan
dengan acara pemusnahan komiditas hewan di wilayah tersebut.
3. Inhouse Training ISO Laboratorium 17025 : 2008
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi ISO 17025 untuk seluruh pegawai
BKP kelas II Gorontalo khususnya kepada mereka yang akan menajdi Tim ISO
17025 lingkup BKP kelas II Gororntalo. Acara ini berlangsung 2 hari, mulai tanggal
2 sampai dengan 3 Maret 2016
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 35
C. Kegiatan Public Awareness
Kegiatan Public Awarness dilakukan dengan tema donor darah pada tanggal 1 Juni
2016 yang bertempat di Gedung Pertemuan BKP Kelas II Gorontalo.
D. Notification of Non – Compliance
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo pada tahun 2016 tidak mendapatkan
catatan ketidaksesuaian di Negara tujuan saat melakukan ekspor komoditas
pertanian.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 36
BAB V
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. Permasalahan
Dalam kurun waktu tahun 2016, selama melaksanakan kegiatan atau program Balai
Karangtina Pertanian Kelas II Gorontalo, pasti tidak luput dari permasalahan. Permasalahan
tersebut akan dijelaskan dalam point berikut ini:
1. Permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan karantina di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo adalah kurangnya sumber daya manusia yang
profesional terutama petugas karantina hewan baik medik veteriner maupun
paramedik veteriner.
2. Posisi Wilker dengan Lokasi Tempat pemasukan/ pengeluaran mempunyai jarak
berjauhan.
3. Sarana prasarana pendukung seperti peralatan laboratorium, alat kerja serta
kendaraan operasional masih kurang.
4. Permasalahan-permasalahan yang perlu disampaikan terkait dengan pelaksanaan
Penatausahaan Barang Milik Negara antara lain:
a. Tanah Nup 4 dengan Luas 923 M² berlokasi di Jl. Raden Saleh (Ged.Pertemuan)
sudah satu lokasi dengan Tanah NUP 8 dengan Luas 1.659 M² dan telah
dilakukan penggabungan sertifikat an. Republik Indonesia Cq. Kementerian
Pertanian dengan total luas 2.556 M² berkurang seluas 26 M² belum dilakukan
perubahan pencatatan pada Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan menunggu
Rekomendasi APIP sesuai Arahan KPKNL Gorontalo
b. Tanah Nup 5 dengan total luas 1.260 M² memiliki 5 Sertipikat dan sudah
dilakukan penggabungan sertipikat an. Republik Indonesia Cq. Kementerian
Pertanian dengan Luas 1.246 M² berkurang sejumlah 14 M² belum dilakukan
perubahan pencatatan pada Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan menunggu
Rekomendasi APIP sesuai Arahan KPKNL Gorontalo.
c. Tanah Nup 9 dengan total luas 2.040 M² telah terbit sertipikat dengan luas 1.993
M² berkurang sejumlah 47 M² belum dilakukan perubahan pencatatan pada
Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan menunggu Rekomendasi APIP sesuai Arahan
KPKNL Gorontalo
d. Masih terdapat Gedung dan Bangunan yang belum dialih fungsikan (mis:
beberapa gedung kantor/gudang yang difungsikan tempat tinggal)
e. Terdapat Aset Peralatan dan Mesin dari Pengadaan Pengolah Data 2016 yang
masuk di Laporan Extrakomptabel senilai Rp. 550.500
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 37
f. Masih terdapat barang yang dalam kondisi Rusak Berat yang belum diusulkan
Penghapusan ( direncanakan penghapusan pd tahun 2017)
B. SOLUSI
Permasalahan yang sudah disebutkan pada sub bab sebelumnya, ada yang sudah
dicarikan solusi dan ada yang sedang dilakukan penyelesaiannya. Untuk yang dalam
proses penyelasainnya adalah sebagai beikut:
1. Terkait, posisi Wilker dengan Lokasi Tempat pemasukan/ pengeluaran mempunyai
jarak berjauhan. Sudah dibuatkan jadual piket petugas ke tempat pemeriksaan yang
sesuai sehingga tidak terjadi ketumpukan di beberapa petugas saja yang sedang piket.
Selain itu akan diberikan voucher bensin untuk petugas sehingga membantu dalam
pelayanan perkarantinaan.
2. Terkait dengan Sarana prasarana pendukung seperti peralatan laboratorium, alat kerja
serta kendaraan operasional masih kurang. Tahun Anggaran 2017 Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo melakukan pengadaan alat Laboratorium sehingga tidak
terjadi keterbatasan alat lab.
3. Terkait dengan permasalahan dalam pelaksanaan BMN, langkah-langkah strategis
yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Point 1 s/d 3 sudah dalam tahap Audit dari Tim Itjen sesuai SPT No. B-
199/PW.150/G.5/7/2016 tanggal 11 Juni 2016
b. Segera diusulkan Alih Status Penggunaan ke Es-1
c. Aset Peralatan dan Mesin dari Pengadaan Alat Pengolah Data Tahun 2016
dikarenakan nominal barang dibawah Rp.300.000
d. Segera dibuatkan SK Tim Penghapusan
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 38
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan sampai tahun anggaran 2016 sebagaimana yang telah
diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan kegiatan sampai tahun 2016 baik penyelenggaraan administrasi
ketatausahaan maupun operasional perkarantinaan pada umumnya dapat berjalan
dengan baik. Namun dengan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki berbagai
kendala masih dijumpai.
2. Pelaksanaan tugas pokok di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dan wilayah
kerjanya berjalan baik, dengan dukungan instansi terkait dan pemerintah daerah
setempat sebagai pemegang kebijakan di daerah.
3. Hasil analisa secara kualitatif atau kuantitatif pemantauan HPHK tahun 2016 terhadap 21
informasi status dan situasi HPHK tersebut berdasarkan hasil gejala klinis, laboratorium pasif
dan/atau surveilans dengan jenis HPHK yang ditemukan yaitu Low Pathogenic Avian Influenza
(LPAI) , Rabies, Bovine Viral Disease, Newcastle Disease, ORF, Scabies, Kaskado, IBD, MCF,
Fowl Pox, Bovine Anaplasmosis, Bovine Babesiosis, Brucellosis, ILT, IBR, Marek Disease, EDS,
Dermatophilosis, Septicaemia Epizootica / SE, Theileriosis, Trypanosomiasis/ Surra
4. Hasil pemantaun diperoleh 6 OPTK A2 yaitu Bacterial leaf blight pada padi Burkholderia glumae,
cendawan penyebab bulai pada jagung Peronosclerospora philipinensis, Cendawan penyebab
penyakit cambuk api pada tebu Ustilago scitaminea, Kepik hitam pada padi Paraeucosmetus
pallicornis, Kutu putih Dysmicoccus brevipes dan Cococnut Red Mite pada kelapa Raolia indica.
B. SARAN
Untuk lebih meningkatkan kinerja yang akan datang, beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan teknis dan anggaraan untuk peningkatan sarana laboratorium
(alat, bahan) sebagai scientific base dalam rangka pemeriksaan uji diagnostik baik
komoditi hewan dan tumbuhan untuk menuju karantina yang tangguh dan terpercaya
dalam melindungi kelestarian sumber daya hayati, hewan dan tumbuhan, lingkungan
dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan.
2. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya pendidikan
bidang kesehatan hewan dan hama penyakit tanaman serta peningkatan
keterampilan/keahlian SDM.
3. Perlunya penyediaan sarana laboratorium yang representatif berikut SOP (Standart
Operation Procedur) yang terpercaya dengan akreditasi.
Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA. 2016 39
4. Perlu adanya sosialisasi secara terus menerus kepada pengguna jasa.
5. Informasi-informasi yang diberikan oleh pusat sudah cukup baik dan lancar, oleh sebab
itu harus dipertahankan serta ditingkatkan.