Semantik pendahuluan (1)

3
PENDAHULUAN YANG KURIK ITU KENDI YANG MERAH ITU SAGA, YANG MOLEK ITU BUDI, YANG INDAH ITU BAHASA. Pantun di atas mengambarkan bagaimana orang Melayu jika ingin meyampaikan sesuatu mesej , tidak dilakukan secara berterus-terang tetapi diiring dengan budi bahasa dan sopan santun. Orang Melayu memberitahu secara kiasan tanpa berterus terang yang boleh menimbulkan kecil hati sepatutnya diterima oleh anak Melayu untuk menerima kata-kata yang tujuannya adalah nasihat, pedoman dan tunjukajar.Semua istilah bahasa yang digunakan adalah lahir dari pengalaman dan pengamatan orang Melayu terhadap perkara yang berlaku dalam persekitaran alam Melayu. Bahasa kiasan amat penting dalam konteks peningkatan intelektualisme dan tamadun bangsa dengan merujuk kepada bahasa dan tamadun Melayu. Bahasa kiasan hendaklah dinilai sebagai unsur penting dalam kaedah menggungkapkan idea dan pemikiran bangsa yang dapat mencerminkan sistem nilai luhurnya. Untuk tugasan ini, kumpulan kami memilih novel RANJAU SEPANJANG JALAN yang amat berbekas dihati kami sejak zaman persekolahan lagi. Apatah lagi latar masa novel ini membuatkan kami terkenang zaman kanak-kanak yang bergelumang dengan lumpur bendang dan suasana damai kawasan kampung dengan hati yang gembira tanpa berserabut dengan sebarang masalah orang dewasa. Ketidaklangsungan menyampaikan mesej dalam pertuturan merupakan satu aspek penting dalam komunikasi orang Melayu. Kami akan mengupas ketidaklangsungan ini dari kaca mata Asmah hj Omar. Menurut Asmah hj Omar… 1

Transcript of Semantik pendahuluan (1)

Page 1: Semantik pendahuluan (1)

PENDAHULUAN

YANG KURIK ITU KENDIYANG MERAH ITU SAGA, YANG MOLEK ITU BUDI, YANG INDAH ITU BAHASA.

Pantun di atas mengambarkan bagaimana orang Melayu jika ingin meyampaikan sesuatu

mesej , tidak dilakukan secara berterus-terang tetapi diiring dengan budi bahasa dan sopan

santun. Orang Melayu memberitahu secara kiasan tanpa berterus terang yang boleh

menimbulkan kecil hati sepatutnya diterima oleh anak Melayu untuk menerima kata-kata yang

tujuannya adalah nasihat, pedoman dan tunjukajar.Semua istilah bahasa yang digunakan adalah

lahir dari pengalaman dan pengamatan orang Melayu terhadap perkara yang berlaku dalam

persekitaran alam Melayu. Bahasa kiasan amat penting dalam konteks peningkatan

intelektualisme dan tamadun bangsa dengan merujuk kepada bahasa dan tamadun Melayu.

Bahasa kiasan hendaklah dinilai sebagai unsur penting dalam kaedah menggungkapkan idea dan

pemikiran bangsa yang dapat mencerminkan sistem nilai luhurnya.

Untuk tugasan ini, kumpulan kami memilih novel RANJAU SEPANJANG JALAN yang

amat berbekas dihati kami sejak zaman persekolahan lagi. Apatah lagi latar masa novel ini

membuatkan kami terkenang zaman kanak-kanak yang bergelumang dengan lumpur bendang

dan suasana damai kawasan kampung dengan hati yang gembira tanpa berserabut dengan

sebarang masalah orang dewasa.

Ketidaklangsungan menyampaikan mesej dalam pertuturan merupakan satu aspek penting dalam

komunikasi orang Melayu. Kami akan mengupas ketidaklangsungan ini dari kaca mata Asmah hj

Omar. Menurut Asmah hj Omar…

1

Page 2: Semantik pendahuluan (1)

Ketidaklangsungan merupakan salah satu peraturan berbicara yang terdapat dimasyarakat, antara lain pada suku batak, yaitu batak Karo, batak Tapanuli, batak Simalungun,dan juga suku Melayu baik suku Melayu di Indonesia, Malaysia dan Brunai. Ketidaklangsungan dalam masyarakat Melayu di Malaysia berdasarkan sifatnya dibagi atas empat,yaitu berbasa-basi ‘Beating about the Bush’, penggunaan imajinasi, penggunaan kontradiksi,dan penggunaan perwakilan. Tiga jenis pertama melibatkan pembicara dan orang yangdibicarakan, atau pembawa pesan dan penerima pesan. Jenis terakhir melibatkan pembawa

pesan, pembicara/penyampai pesan, dan pendengar (Asmah Haji Omar, 1995:48 dalam Majiddan Baskaran). Selanjutnya, Asmah Haji Omar menjelaskan bahwa yang dimaksud denganBeating about the Bush adalah ketidaklangsungan penutur dalam menyampaikan maksudsebenarnya kepada petutur. Penutur ketika memohon sesuatu kepada penutur mengawalinyadengan membicarakan sesuatu baik yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan maksudsebenarnya yang biasa disebut dengan istilah berbasa-basi. Misalnya, seorang anak lelaki yangingin bapaknya membeli sepeda motor untuknya, dia akan mengawalinya dengan berkatabahwa jika dia memiliki sepeda motor dia tidak akan terlambat pergi kuliah, dia dapat mengantaribunya bila mana diperlukan, ongkos yang dibutuhkan untuk transport tidak besar jumlahnyaatau dia dapat berhemat. Dengan kata lain, dia tidak meminta secara langsung kepada bapaknya,“Pak beli sepeda motor saya”. Ketidaklangsungan percakapan yang menggunakan basa-basidigambarkan seperti figura berikut:

Selain memohon, memuji juga dilakukan secara tidak langsung. Misalnya, ketikamemuji makanan seseorang yang lezat rasanya dan memuji pakaian yang sangat bagusdigunakan kalimat sebagai berikut: ”dalam membuat makanan ini tentu dibutuhkan waktu yanglama” dan “seluar ini pasti dijahit oleh penjahit ternama”.

Dalam suku Karo ketidaklangsungan seperti di atas juga terjadi, misalnya dalammelarang, memuji dan meminta maaf. Contoh-contoh berikut merupakan ketidaklangsunganyang digunakan suku Karo dalam memuji, meminta maaf , dan melarang.Melarang: Adi banci ula sendah kam reh ‘Kalau bisa jangan hari ini kau datang’Memuji : Enggo bagi rumah pejabat kap rumah ndu enda ‘Sudah seperti rumah pejabatrumah mu ini’Minta maaf: Enggo ndekah nge kam nimai aku mama, picet ka ndai dahinku ‘Sudah lamapaman menunggu, banyak pula tadi pekerjaanku’Imajinasi sebagai salah satu jenis ketidaklangsungan digunakan baik dalam percakapandan karya sastra tetapi lebih banyak digunakan penulis dalam karya sastra, yaitu pantun.Pantun sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam bentuk tulisan dan juga digunakan secaralisan. Secara lisan pantun digunakan antara lain oleh suku Aceh, Minangkabau, dan diIndonesia maupun Malaysia dalam upacara perkawinan.Kontradiksi teknik merupakan jenis ketidaklangsungan yang digunakan untuk menekanatau menghilangkan rasa kesombongan penutur dan petutur dalam situasi yang berlawanan danramah tamah. Tuan rumah yang telah menyediakan berbagai jenis makanan mempersilahkantamunya dengan mengatakan: “Tidak ada apa-apa. Silahkan makan apa adanya.”Penggunaan perwakilan merupakan ketidaklangsungan jenis ketiga dimana dalam

2

Page 3: Semantik pendahuluan (1)

berkomunikasi atau bertukar pengalaman para penutur dan petutur menggunakan perwakilan.Hal ini disebabkan oleh konteks budaya yang dianut mereka tidak membenarkan merekabertukar pengalaman secara langsung. Penggunaan perwakilan ini disebabkan terjadinya celah,jarak atau batasan yang berkaitan dengan usia, status, hubungan kekerabatan dan sebagainya.Suku Karo, suku Melayu baik di Malaysia dan Indonesia menggunakan perwakilan dalam

berbagai upacara perkawinan, yaitu perwakilan dari pihak pengantin laki-laki dan pihakpengantin perempuan dalam meminang dan bermusyawarah. Situasi percakapan yangmenggunakan perwakilan tersebut dapat digambarkan dalam Figura 2.9.

3