SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU DENGAN SISTEM PAKAR...
-
Upload
teknik-informatika-politeknik-tedc-bandung -
Category
Software
-
view
311 -
download
10
Transcript of SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU DENGAN SISTEM PAKAR...
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
13
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
DIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU DENGAN SISTEM
PAKAR MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTORS
Endang Amalia
Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Widyatama, Bandung
Abstrak
Sistem pakar adalah penggabungan sistem
pengetahuan dan penelusuran data untuk berfungsi
untuk memecahkan masalah yang secara umum
memerlukan keahlian manusia. Dengan kata lain,
sistem pakar diharapkan dapat membantu
mensubstitusikan pengetahuan manusia dengan tepat,
kapanpun dan dimanapun, bukan menggantikan
peran manusia.
Penyakit paru-paru merupakan penyebab
kematian utama di kota-kota besar yang tingkat stress
dan polusinya tinggi. Dengan pola hidup yang
cenderung kurang sehat di perkotaan saat ini,
diperlukan suatu sistem yang dapat mendiagnosis
penyakit ini dilihat dari gejala-gejala dini untuk dapat
ditindaklanjuti lebih cepat dan tepat agar tidak terjadi
keterlambatan dalam pencegahan maupun
pengobatan.
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
(SPPK) untuk Diagnosis Penyakit paru-paru pada
penelitian ini menggunakan metode CERTAINTY
FACTORS yang digunakan untuk melakukan
pembobotan terhadap semua keluhan yang diderita
pasien. Sistem ini dapat memberikan output penyakit
yang diderita pasien, yang dalam hal ini pasien
tersebut mempunyai 3 kemungkinan, yaitu pasien
tersebut mengidap penyakit paru-paru dengan bobot
penyakit mendekati +1, tidak dengan bobot penyakit
mendekati -1 atau netral dengan bobot 0.
Kata kunci : SPPK, sistem pakar, CERTAINTY
FACTOR.
Abstract Expert system is the collaboration of both
knowledge and data retrieval system as a function to
solve the problem that generally requires human
expertise. In other words, this kind of system is
expected to help substituting human knowledge
appropriately, anytime and anywhere, not to replace
human who are expert in the field.
Lung disease is the leading cause of death in
biug cities with high stress and pollution. With a
lifestyle that tend unhealthy in urban area, we need a
system that can diagnose this disease seen from early
symptoms to be followed up more quickly and
precisely in order to avoid delays in prevention and
treatment.
Decision Support System (DSS) for Diagnosis of
lung disease in this study using CERTAINTY
FACTORS method used to perform the weighting of
all complaints suffered by patients. This system can
provide output patient's illness, which in this case the
patient has three possibilities, that patient is suffering
from lung disease with weights approaching +1
disease, not the disease weighs close to -1 or 0
neutral weight.
Keywords: Expert System, Decision Support System
(DSS), CERTAINTY FACTOR.
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Jumlah penduduk di Indonesia termasuk kelima
terbesar di dunia. Sebagian orang akan menganggap
hal ini merupakan potensi nasional yang besar bila
dapat dilakukan pembinaan terhadap insainya.
Namun dengan teknologi yang semakin canggih juga
terjadinya perkembangan pengetahuan yang semakin
tinggi hal ini mengakibatkan terjadi pergeseran pola
kependudukan yang banyak bermigrasi ke kota-kota
besar, yang seperti kita ketahui bersama hidup di kota
besar banyak terjadi polusi yang paling terasa adalah
polusi udara. Dimana polusi udara ini diakibatkan
oleh semakin banyaknya kendaraan umum dan
pribadi yang digunakan penduduk di kota-kota besar
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
14
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
untuk memudahkan mereka dalam melaukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Tidak
hanya itu, polusi udara di kota-kota besar juga
diakibatkan oleh polusi dari pabrik-pabrik besar. Hal
ini berakibat pada pergeseran pola penyakit di
masyarakat, yaitu infeksi saluran pernafasan dan
gastrointestinal yang pada saat ini masih menduduki
sebab kematian yang utama, kepada penyakit-
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit paru-paru
dan lain sebagainya.
Menurut survei yang dilakukan oleh dokter-
dokter dari seluruh dunia, pada tahun 2012
diperkirakan sekitar 56 juta orang meninggal di
seluruh dunia setiap tahunnya. Penyakit-penyakit
tidak menular merupakan penyebab utama kematian
tersebut sekitar 68%. Penyakit-penyakit tidak
menular tersebut adalah penyakit kardiovaskular,
kanker, diabetes dan penyakit paru-paru.
Sekitar ¾ dari jumlah keseluruhan kematian di
dunia, terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah
dan sedang. Dan menurut badan Kesehatan Dunia,
kebiasan merokok adalah penyebab kematioan nomor
satu. Tembakau yang merupakan bahan pokok
pembuatan rokok adalah penyebab utama dari
penyakit mematika di seluruh dunia termasuk
penyakit paru-paru, kardiovaskuler dan kanker paru.
Perbandinganntya sekita 1 berbanding 10 dari setiap
kematian di seluruh dunia.
Di samping itu, faktor kependudukan yang
mempengaruhi peningkatan angka penyakit paru-
paru adalah faktor berubahnya masyarakat agraris
menjadi masyarakat industri. Hal ini terlihat di kota-
kota besar dimana tingginya ketegangan jiwa,
merokok, polusi dimana-mana, penggunaan ruangan
ber-AC dan lain-lain.
Pengobatan dan tindakan untuk penyakit paru-
paru memerlukan biaya yang relative tidak sedikit,
oleh karena itu seorang dokter perlu terbiasa dengan
berbagai ciri-ciri dari penyakit paru-paru, penyebab,
cara penanggulangan sejak dini yang tepat dan bila
perlu merujuk pasien untuk mendapatkan pertolongan
lebih khusus. Untuk itu diperlukan pemahaman
mengenai catatan perjalanan penyakit, presentasi
klinis, pemeriksaan fisik yang dilengkapi dengan
pembacaan hasil laboratorium dan foto rontgen.
Untuk lebih menghemat biaya, waktu dan
pemcegahan sedini mungkin, diperlukan sistem
pakar, yang mana sistem ini akan menangani
permasalahan diatas.
Pakar adalah seseorang yang memiliki banyak
pengetahuan akan kemampuan dan pemahaman dari
suatu masalah secara terperinci, contohnya dokter
(dalam bidang kedokteran), ahli farmasi (dalam
bidang farmasi), keuangan (dalam bidang ekonomi),
dosen informatika (di jurusan teknik komputer) dan
lain-lain, sedangkan sistem pakar adalah sistem
berfungsi untuk mengkolaborasikan pengetahuan dan
penelusuran data untuk memecahkan suatu masalah
yang memerlukan keahlian manusia pada umumnya.
Tujuan dari pengembangan sistem pakar bukan untuk
menggantikan peran manusia, namun sistem yang
berfungsi sebagai suatu teknologi untuk
mensubstitusikan pengetahuan manusia kedalam
bentuk sebuah sistem, yang kemudian dapat
digunakan oleh orang banyak tanpa terbatas waktu
dan tempat.
Sejarah sistem pakar bermula dari MYCIN yang
dibuat oleh Shortlife pada tahun 1976 dengan
menggunakan bahasa pemrograman LISP. Program
MYCIN mampu menyimpan + 500 basis aturan dan
basis pengetahuan yang berfungsi untuk
mendiagnosis penyakit manusia. MYCIN juga
mengimplementasikan metode pemecahan masalah
dan penelusuran data, serta mengembangkan
berbagai teori penting sebagai contoh kecerdasan
buatan seperti, teori probabilitas, teorema Fuzzy dan
metode Certainty Factors. MYCIN merupakan salah
satu sistem pakar yang paling awal dan desainnya
sangat mempengaruhi desain expert system shells
dan commercial expert systems.
Pada penelitian ini dibuat Sistem pakar dengan
menggunakan metode Certainty Factors dimana cara
kerja metode ini adalah dengan menggabungkan
keluhan-keluhan baru yang diderita pasien kedalam
keluhan-keluhan yang sudah ada, bila bukti-bukti
tersebut merupakan bukti positif, maka hal itu akan
menambah kepastian (certaint), namun hal tersebut
tidak akan pernah menjadi pasti bernilai 1 atau 100%.
Sistem ini mampu mendiagnosis penyakit paru-
paru sejak dini dan dapat meringankan pasien dalam
berkonsultasi dengan biaya yang relatif murah, dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja, yang juga
memberikan solusi, serta dapat membantu dokter-
dokter muda dalam membuat suatu keputusannya.
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
15
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
I. 2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka
perumusan masalah untuk penelitian ini adalah:
1. Bagaimana membangun kinerja SPPK dengan
menggunakan system pakar untuk mendiagnosis
penyakit paru-paru yang menggunakan metode
Certainty Factors.
2. Bagaimana menerapkan metode Certainty
Factors di dalam SPPK.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Membuat Perangkat Lunak berbasis sistem
pendukung pengambilan keputusan untuk
mendiagnosis penyakit paru-paru dengan sistem
pakar menggunakan metode Certainty Factors
tersebut.
2. Untuk mengukur kebenaran suatu bukti, baik
bukti yang telah ada, bukti yang baru maupun
gabungan keduanya dengan menggunakan
metode Certainty Factors dalam hal ini
menggunakan keluhan-keluhan spesifik di
bidang kedokteran.
3. Melakukan kajian kesesuaian keputusan yang
dihasilkan oleh sistem dengan keputusan yang
dihasilkan oleh para ahli, yang dalam hal ini para
ahli tersebut merupakan dokter spesialis paru-
paru.
1.4. Batasan Masalah
Batasan pada sistem ini adalah:
1. Penyakit paru-paru yang didiagnosis dalam
sistem ini adalah pneumia, pleuritis, efusi pleura,
penyakit legionnaries, pneumotoraks, penyakit
paru-paru obstruktif kronis, asma, tuberkulosis
(TB), Bronkitis, asbestosis, emfisema, silikosis,
dan kanker paru-paru.
2. Sistem ini hanya digunakan untuk mendiagnosis
penyakit paru-paru saja.
3. Sistem menggunakan data dari diagnosis pasien
pasien beserta frekuensi kambuhnya gejala-
gejala yang terjadi.
4. Output dari sistem adalah jenis penyakit paru-
paru yang diderita pasien.
5. Dokter yang menggunakan system ini sudah
terbiasa dengan format html.
6. Aplikasi ini dikhususkan kepada pasien yang
memang riwayat hidupnya memiliki
kemungkinan berpenyakit paru-paru besar
(dilihat dari anamnesis sebelumnya).
7. Untuk input data lain, sistem akan mengkonversi
keluhan tersebut ke nilai yang negatif.
8. Input keluhan ke dalam sistem minimal sebanyak
5 keluhan.
II. KAJIAN LITERATUR
II.1. Jenis-jenis penyakit paru-paru
Berikut jenis-jenis penyakit paru-paru beserta
deskripsinya:
1. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu atau
kedua bagian dari paru-paru mengalami infeksi
yang akan mengakibatkan pembengkakan dan
penuh cairan pada kantong-kantong udara yang
kecil di ujung saluran pernafasan.
2. Pleuritis
Ini disebabkan peradangan pada bagian pleura,
sesuai dengan namanya. Pleura adalah selaput
pada paru paru dan tulang rusuk yang fungsinya
untuk memisahkan kedua organ tersebut.
Selaput-selaput tersebut dilengkapi oleh lapisan
cairan untuk mengurangi pergesekan yang terjadi
ketika bernafas. Karena ada peradangan pada
selaput ini, ketika bernafas lapiran cairan akan
menjadi lengket dan permukaan selaput berubah
menjadi kasar. Hal ini akan menimbukan rasa
sakit ketika bernafas.
3. Efusi Pleura
Kebalikan dari pleuritis, efusi pleura ini
mengakibatkan cairan berlebih. Infeksi ini dapat
emnimbulkan penumpukan cairan yang akan
menekan paru-paru. Hal ini akan mengakibatkan
sesak nafas dan nyeri dada.
4. Penyakit Legionnaries
Ini diakibatkan oleh bakteri yang bernama
legionella pneumophilia yang hidup di sumber
air dan dapat berkembang biak dengan sangat
cepat. Biasanya penyakit ini menyerang laki-laki.
5. Pneumotoraks
Penyakit yang masih terjadi pada lapiran pleura
yang diakibatkan oleh trauma fisik yang terjadi
pada dada, komplikasi berbagai jenis pengotana,
ledakan yang mengakibatkan cedera atau bisa
juga disebabkan oleh latihan fisik yang
berlebihan.
6. Penyakit paru-pari pnstruktif kronis (PPOK)
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
16
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Ciri khas penyakit ini adalah sesak nafas yang
berkepanjangan dan semakin berat yang
disebabkan oleh kerusakan jaringan paru-paru.
7. Asma
Asma merupakan penyakit paru-paru yang
mengakibatkan sulit bernafas dalam jangka
waktu yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan
oradang pada bronkus.
8. Tuberkulosis (TB)
Penyebab TB adalah bakteri bernama
mycobacterium. Ini merupakan penyakit menular
dan penyakit mematikan nomor dua setelah HIV
di dunia. Penyakit ini menular melalui semburan
air liur dari penderita TB ketika bersin atau
batuk.
9. Bronkitis
Penyakit paru-paru yang diakibatkan peradangan
pada bronkus yang biasanya terjadi pada anak-
anak dibawah usia 5 tahun dan dewasa diatas
usia 50 tahun.
10. Asbestosis
Seperti namanya, penyakit ini disebabkan karena
paru-paru terlalu banyak menghirup serat-serat
asbes yang mengandung serat silikat mineral dan
zat-zat kimiawi lainnya yang mengakibatkan
jaringan parut. 11. Emfisema
Penyebabnya adalah masuknya udara ke
pembuluh darah yang mengakibatkan
pembengkakan pada paru-paru sehingga paru-
paru kehilangan elastisitas. Kebanyakan
disebabkan oleh asap rokok.
12. Silikosis
Penderita menghirup debu silica yang
mengakibatkan batuk kronis dan pendeknya
nafas. Biasanya terjaid di daerah pertambangan.
Lama kelamaan akan menyebabkan iritasi dan
rusaknya paru-paru.
13. Kanker paru-paru
Asap rokok adalah penyebab penyakit ini yang
mengakibatkan pertumbuhan sel pada paru-paru
tidak terkontrol.
II.2. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berfungsi untuk
mengkolaborasikan pengetahuan dan penelusuran
data untuk memecahkan suatu masalah yang
memerlukan keahlian manusia (Sri Kusumadewi,
2003).
II.3. Sistem Pendukung pengambilan Keputusan
(SPPK)
Sistem Pendukung Pengambilan keputusan
(SPPK) adalah sistem yang membantu pengambil
keputusan dengan menggunakan data-data yang
untuk mencari solusi suatu permasalahan (Sri
Kusumadewi, 2003).
II.3.1. Metode Certainty Factors
David McAllister menyebutkan bahwa metode
certainty factors adalah suatu metode untuk
membuktikan apakah suatu data itu tergolong pasti
atau tidak dengan menggunakan perhitungan seperti
di bawah ini:
1. Aturan dua faktor Certaint positif adalah:
)1(*)( CFaCFbCFaCFaCFb ...(1)
2. Aturan dua faktor Certaint yang negatif adalah:
CFdCFcCFdCFcCFcCFd *)( …(2)
3. Aturan untuk menambahkan poin 1 dan 2:
|}||,min{|1)(
CFnCFe
CFfCFeCFeCFf
….(3)
II.4. Implementasi Sistem Pakar Menggunakan
Metode Certainty Factors Pada Diagnosis
Penyakit paru-paru
Implementasi sistem pakar dalam penelitian ini
menggunakan program PHP MySQL yang dapat
diakses dimanapun tanpa terbatas waktu pasien dan
dokter. Input dari system ini adalah gejala-gejala
khas dari penyakit paru-paru yangs erring terjadi
pada pasien pada umumnya dengan frekuensi sering
tidaknya gejala tersebut terjdi pada pasien. Output
dari system ini berupa jenis penyakit paru-paru yang
diderita pasein. Sistem ini tidak menangani
penanganan selanjutnya atapun jenis pengobatan
yang harus dilakukan oleh pasien. Sistem ini hanya
berfungsi sebagai system pendamping untuk dokter
spesialis paru-paru dan untuk pasien agar pasien
dapat mengetahui gejala-gejala penyakit paru-paru
sejak dini layaknya seorang dokter spesialis paru-
paru, agar pasien mendapat perhatian dan perawatn
khusus sebagai pertimbangan untuk mengambil
keputusan dalam mendiagnosis penyakit paru-paru.
Sistem ini mengolah gejala-gejala pasien yang belum
pasti dengan memanfaatkan metode certainty factors.
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
17
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
III. ANALISIS DAN PERANCANGAN
III.1. Deskripsi sistem baru
Sistem baru yang akan dibuat adalah Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Diagnosis
Penyakit paru-paru dengan Sistem Pakar yang
menerapkan metode Certainty Factors. Dimana
metode Certainty Factors digunakan untuk
melakukan pembobotan pada semua keluhan-keluhan
yang diderita pasien sebagai inputan untuk sistem dan
untuk penentuan jenis penyakit dari hasil perhitungan
bobot yang diperoleh. Pembobotan dan penentuan
jenis penyakit yang diderita dilakukan secara
terkomputerisasi oleh sistem, sehingga sistem dapat
melakukan pemrosesan dengan benar dan cepat
meskipun melibatkan inputan dalam jumlah yang
banyak.
III.2. Diagram Konteks dan Diagram ER
admin pasien
SPPk untuk Diagnosis Penyakit
Paru-Paru dengan Menggunakan
Metode Certainty factors
username, password, index, judul,
tab_penyakit, gejala, nilai, nama, username,
password, address, ybirth, job, email, level_akses
username, password,
gejala, keluhan, nilai
level_akses_out, tab_index_out, tab_penyakit_out
tab_has_out, tab_gejala_out, tab_user
tab_index_out, tab_has_out,
tab_gejala_out, tab_keluhan_out
nilai_out, tab_compare_out, level_akses_out
Gambar 1 Diagram Konteks SPPK
Penyakit Gejala
KeluhanUser
has
compare
input
N
N
N
N
N
N
Gambar 2 Diagram ER SPPK
IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
IV.1. Implementasi
Implementasi basis model dilakukan dengan
menggunakan masukan–masukan dari user,
kemudian dimodelkan dengan metode certainty
factors yang melibatkan modul – modul dengan file
menggunakan script PHP.
Implementasi basis dialog menggunakan struktur
menu dan fill-in form, tujuannya adalah untuk
memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem
ini serta direct manipulation, yang merupakan gaya
dialog dimana aksi yang dilakukan oleh user dapat
langsung terlihat pada obyek yang tampak di layar
monitor. Struktur menu untuk memudahkan
pengguna dalam memilih salah satu task yang
diinginkan. Sedangkan struktur fill-in form digunakan
untuk memudahkan user dalam proses menginput
data. Terakhir, direct manipulation digunakan agar
tiap perubahan yang dikarenakan inputan user dapat
terlihat langsung oleh user.
IV.2. Pengujian
Pengujian SPPK dilakukan dengan target
pengujian yaitu menghasilkan SPPK yang sesuai
dengan tujuan penelitian ini, yaitu membantu pasien
mendioagnosis penyakit yang diderita dengan
inputan keluhan yang dirasakan. Metode yang
dilakukan dalam pengujian meliputi empat hal, yaitu
pengujian fungsionalitas, pengujian hasil
perhitungan manual dengan perhitungan
berdasarkan sistem yang telah dibuat, pengujian
metode certainty factors, pengujian oleh pengguna
ahli.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
adalah:
1. Sistem ini digunakan untuk mengetahui gejala
awal penyakit paru-paru agar dapat ditangani
dengan serius untuk kelanjutannya.
2. Sistem yang dibangun dapat membantu Rumah
Sakit, terutama dokter spesialis paru-paru sebagai
referensi untuk membantu mendiagnosis
pasiennya.
3. Metode Certainty Factors dapat memberi bobot
untuk tiap keluhan-keluhan yang diderita pasien
serta dapat mempermudah sistem untuk
menentukan bobot tiap keluhan untuk
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
18
ISSN : 2503-2844
Endang Amalia
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
menentukan jenis penyakitnya, karena dengan
menggunakan metode Certainty Factors admin
cukup memasukkan bobot tiap gejala sesuai
dengan deberapa besar pengaruh gejala yang
diberi nilai tersebut terhadap suatu jenis penyakit.
4. Sistem yang dibangun dapat menghasilkan
diagnosis untuk pasien berdasarkan keluhan-
keluhan yang diderita pasien khususnya pasien
penyakit paru-paru.
Saran yang dapat diajukan adalah :
1. Perangkat lunak ini tidak hanya dapat
mendiagnosis penyakit paru-paru, tetapi dapat
dikembangkan untuk mendiagnosis penyakit
lainnya.
2. Perangkat lunak ini tidak hanya dapat
mendiagnosis penyakit paru-paru, tetapi dapat
dikembangkan untuk menindaklanjuti penyakit
paru-paru dan upaya pengobatan.
3. Prototype ini dapat lebih dikembangkan menjadi
sistem yang sebenarnya dan dapat ditawarkan
kepada pihak Rumah sakit.
4. Pengisian lembar kuisioner seharusnya divalidasi
kembali agar hasil rekapitulasi kuisioner sesuai
dengan kebutuhan requirement yang ada
REFERENSI
An Exercise Using Certainty Factor.
http://www.cse.unsw.edu.au/%7Ebillw/aidict.h
tml#certfact. 14 April 2007.
Asian Society of Pediatric Cardiology dan Bagian
Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Masalah Demam Reumatik dan Penyakit
Jantung Reumatik di Indonesia. 1998.
Brunner and Suddarth. Keperawatan Medikal-Bedah.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. 2002.
Certainty Factor. http://www.rattlesnake.com/
notions/certainty-factors.html. 14 April 2007.
Edi. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan
Visual Basic. Yogyakarta: Andi. 2003.
Faisal B, Lily IR, Poppy SR, dan Santoso KK. Buku
Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Idonesia. 1996.
Mulyono, Sri. Teori Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 1996.
Penyakit Paru_paru. http://paru-paru.com. 14 April
2007
Sudarmo SP. Sistem Kardiovaskuler Radiologi
Diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
1990.
Summary of the CF-Model. http://www.parlog.com/
shared/imhelp/hs40.htm#cft1. 14 April 2007.
Waspadji, dr. Sarwono. Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1996