Sk Abies

8
SKABIES / KUDIS / GUDIK a). Definisi Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sarcoptesscabiei varian hominis dan produknya. Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008). b). Etiologi Skabies disebabkan oleh tungau kecil berkaki delapan, dan didapatkan melalui kontak fisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini. Tungau skabies (Sarcoptesscabiei) ini berbentuk oval, dengan ukuran 0,4 x 0,3 mm pada jantan dan 0,2 x 0,15 pada betina (Brown dkk, 2002) .c). Faktor Risiko Semua kelompok umur bisa terkena skabies. Penularan dapat terjadi melalui kontak fisik yang erat seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual, serta dapat jugamelalui pakaian dalam, handuk, sprei, dan tempat tidur (Brown dkk, 2002). Beberapa fakor yang dapat membantu penyebaranya adalah kemiskinan, higiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis

description

skabies

Transcript of Sk Abies

SKABIES / KUDIS / GUDIKa). Definisi

Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sarcoptesscabiei varian hominis dan produknya. Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch,Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008).

b). EtiologiSkabies disebabkan oleh tungau kecil berkaki delapan, dan didapatkan melalui kontakfisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini. Tungau skabies (Sarcoptesscabiei) ini berbentuk oval, dengan ukuran 0,4 x 0,3 mm pada jantan dan 0,2 x 0,15 padabetina (Brown dkk, 2002).c). Faktor RisikoSemua kelompok umur bisa terkena skabies. Penularan dapat terjadi melalui kontak fisikyang erat seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual, serta dapat jugamelalui pakaian dalam, handuk, sprei, dan tempat tidur (Brown dkk, 2002).Beberapa fakor yang dapat membantu penyebaranya adalah kemiskinan, higiene yangjelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi dan derajat sensitasiindividual (Harahap, 2008)

d). Patogenesis

Infestasi dimulai saat tungau betina yang telah dibuahi tiba di permukaan kulit. Dalamwaktu satu jam, tungau tersebut akan mulai menggali terowongan. Setelah tiga puluhhari, terowongan yang awalnya hanya beberapa millimeter bertambah panjang menjadibeberapacentimeter.Meskipunbegitu,terowonganinihanyaterdapatdistratumkorneum dan tidak akan menembus lapisan kulit di bawah epidermis. Terowongan inidibuat untuk menyimpan telur- telur tungau, kadang- kadang juga ditemukan skibala didalamnya. Tungau dan produk- produknya inilah yang berperan sebagai iritan yang akanmerangsang sistem imun tubuh untuk mengerahkan komponen- komponennya (Habif,2003).

Dalam beberapa hari pertama, antibodi dan sel sistem imun spesifik lainnya belummemberikan respon. Namun, terjadi perlawanan dari tubuh oleh sistem imun non spesifikyang disebut inflamasi. Tanda dari terjadinya inflamasi ini antara lain timbulnyakemerahan pada kulit, panas, nyeri dan bengkak. Hal ini disebabkan karena peningkatanpersediaandarahketempatinflamasiyangterjadiataspengaruhaminvasoaktifsepertihistamine, triptamin dan mediator lainnya yang berasal dari sel mastosit. Mediator-mediator inflamasi itu juga menyebabkan rasa gatal di kulit. Molekul- molekul sepertiprostaglandindankininjugaikutmeningkatkanpermeabilitasdanmengalirkanplasmadan protein plasma melintasi endotel yang menimbulkan kemerahan dan panas(Baratawidjaja, 2007).

Faktor kemotaktik yang diproduksi seperti C5a, histamine, leukotrien akan menarikfagosit. Peningkatan permeabilitas vaskuler memudahkan neutrofil dan monositmemasuki jaringan tersebut. Neutrofil datang terlebih dahulu untuk menghancurkan/menyingkirkan antigen. Meskipun biasanya berhasil, tetapi beberapa sel akan mati danmengeluarkan isinya yang juga akan merusak jaringan sehingga menimbulkan prosesinflamasi. Sel mononuklear datang untuk menyingkirkan debris dan merangsangpenyembuhan (Baratawidjaja, 2007).

Bila proses inflamasi yang diperankan oleh pertahanan non spesifik belum dapatmengatasi infestasi tungau dan produknya tersebut, maka imunitas spesifik akanterangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yangdiperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnyaseperti sel makrofag dan komplemen (Kresno, 2007).Antigen akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan selTh, kemudian akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B sedemikian rupa hingga terjadilahtransformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresiantibodi dan membentuk sel B memori. Antibodi yang disekresi dapat menetralkanantigen sehingga infektivitasnya hilang, atau berikatan dengan antigen sehingga lebihmudah difagosit oleh makrofag dalam proses yang dinamakan opsonisasi. Kadangfagositosis dapat pula dibantu dengan melibatkan komplemen yang akan berikatandengan bagian Fc antibodi sehingga adhesi kompleks antigen-antibodi pada sel makrofaglebih erat, dan terjadi endositosis serta penghancuran antigen oleh makrofag. Adhesikompleks antigen-antibodi komplemen dapat lebih erat karena makrofag selainmempunyai reseptor Fc juga mempunyai reseptor C3b yang merupakan hasil aktivasikomplemen. Selain itu, ikatan antibodi dengan antigen juga mempermudah lisis oleh selTc yang mempunyai reseptor Fc pada permukaannya. Peristiwa ini disebut antibody- dependentcellularmediated cytotoxicity (ADCC). Lisis antigen dapat pula terjadi karenaaktivasi komplemen. Komplemen berikatan dengan bagian Fc antibodi sehingga terjadiaktivasi komplemen yang menyebabkan terjadinya lisis antigen (Kresno, 2007).Hasil akhir aktivasi sel B adalah eliminasi antigen dan pembentukan sel memori yangkelak bila terpapar lagi dengan antigen serupa akan cepat berproliferasi danberdiferensiasi.Walaupunselplasmayangterbentuktidakberumurpanjang,kadarantibodi spesifik yang cukup tinggi akan mencapai kadar protektif yang berlangsungdalam waktu cukup lama. Hal ini disebabkan karena adanya antigen yang tersimpandalam sel dendrit dalam kelenjar limfe yang akan dipresentasikan pada sel memorisewaktu-waktu di kemudian hari (Kresno, 2007).

e). Gambaran Klinik

Gejala utama skabies adalah gatal, yang secara khas terjadi di malam hari. Terdapat duatipe utama lesi kulit pada skabies, yaitu terowongan dan ruam. Terowongan terutamaditemukan pada tangan dan kaki, khususnya bagian samping jari tangan dan kaki, sela-sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki. Masing- masing terowonganpanjangnyabeberapamillimeterhinggabeberapacentimeter,biasanyaberliku-likudanada vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggaliterowongan, seringkali disertai eritema ringan (Brown dkk, 2002).

Terowongan bisa juga ditemukan pada genetalia pria, biasanya tertutupi oleh papula yangmeradang, dan papula tersebut jika ditemukan pada penis dan skrotum adalahpatognomonis untukskabies.Sehinggabilapadaseorang priadidugamenderitaskabies,hendaknya genetalianya selalu diperiksa (Brown dkk, 2002).Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama terdapat disekitar aksila, umbilikus dan paha. Ruam ini merupakan suatu reaksi alergi tubuhterhadap tungau (Brown dkk, 2002).Selain itu juga dapat terjadi lesi sekunder akibat garukan maupun infeksi sekunder sepertieksema, pustula, eritema, nodul dan eksoriasi (Habif, 2003).

f). DiagnosisMenurut Handoko, 2007, diagnosis ditegakkan jika terdapat setidaknya dua dari empattanda kardinal skabies yaitu:1.Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungauini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.3.Adanya terowongan pada tempat- tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk lurus atau berkelok, rata- rata panjang 1cm, dan pada ujung terowonganitu ditemukan papul atau vesikel. Tempat predileksinya adalah tempat- tempat denganstratum korneum yang tipis seperti jari- jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,umbilikus, genetalia pria dan perut bagian bawah.4.Menemukan tungau. Untuk menemukan tungau atau terowongan, dapat dilakukan denganbeberapa cara, antara lain:a. Kerokan kulitPapul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi minyak mineral/ KOH,kemudian dikerok dengan scalpel steril untuk mengangkat atap papul atau terowongan.Hasil kerokan diletakkan di gelas obyek dan ditutup dengan lensa mantap, lalu diperiksadi bawah mikroskop.b. Mengambil tungau dengan jarumJarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan digerakkan tangensial.Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat keluar.c. Epidermal shave biopsyPapul atau terowongan yang dicurigai diangkat dengan ibu jari dan telunjuk lalu diirisdengan scalpel no. 15 sejajar dengan permukaan kulit. Biopsi dilakukan sangat superfisialsehingga perdarahan tidak terjadi dan tidak perlu anestesi.d. Burrow ink testPapul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu dibiarkan selama duamenit kemudian dihapus dengan alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta masuk kedalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis zig- zag.e. Swab kulitKulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat. Selotipdilekatkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan mikroskop.f. Uji tetrasiklinTetrasiklin dioleskan pada daerah yang dicurigai ada terowongan, kemudian dibersihkandan diperiksa dengan lampu Wood. Tetrasiklin dalam terowongan akan menunjukkanfluoresesnsi (Sungkar, 2000).