skabies .docx
-
Upload
sabrinaqurrotaayun -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of skabies .docx
Skabies
I. Definisi
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap
Sarcoptes scabei var, hominis dan produknya (DERBER 1971).
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak dermatologi
modern. Penyebabnya ditemukan pertama kali oleh BENOMO pada tahun 1687, kemudian
oleh MELLANBY dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama perang dunia II.
II. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super
family Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabieivar. Hominis. Selain itu terdapat
S.scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang
jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4
pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan
rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat..
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi ( perkawinan) yang terjadi di
atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina
yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu
3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.
III. Epidemiologi
Skabies adalah infestasi kulit manusia disebabkan oleh penetrasi parasit tungau Sarcoptes
scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies adalah arthropoda kelas Acarina
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1600-an, tetapi belum dikenal sebagai penyebab erupsi
kulit sampai pada tahun 1700-an. Ada yang memperkirakan bahwa lebih dari 300 juta orang
di seluruh dunia terinfeksi dengan tungau skabies.
Skabies adalah masalah seluruh dunia dan segala usia, ras dan kelompok sosial ekonomi yang
rentan. Faktor lingkungan mempercepat penyebaran meliputi kepadatan penduduk,
pengobatan yang terlambat kasus primer, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kondisi tersebut. Ada variasi yang cukup besar dalam prevalensi, dengan tingkat di beberapa
negara berkembang berkisar antara 4% sampai 100% . Insiden yang lebih tinggi terjadi pada
daerah dengan kepadatan penduduk, sering berhubungan dengan bencana alam, perang,
depresi ekonomi dan tempat pengungsian. Skabies dapat ditularkan langsung melalui kontak
pribadi yang dekat, seksual atau lainnya, atau tidak langsung melalui transmisi melalui
benda-benda. Prevalensi lebih tinggi pada anak dan pada orang yang aktif secara seksual.
Pada umumnya infestasi penyebarannya terjadi antara anggota keluarga dan orang yang
dekat.
IV. Gejala Klinis
Setelah paparan awal terhadap tungau skabies akan timbul pruritus dan ruam yang
dapat terjadi selama 6 sampai 8 minggu untuk berkembang. Setelah terpapar, paparan hasil
tungau menyebabkan rasa gatal dan ruam berkembang dalam beberapa hari, mungkin karena
sensitisasi sebelumnya dengan tungau skabies. Rasa gatal tersebut terasa parah dan biasanya
memburuk pada malam hari. Lesi muncul berupa kemerahan, bersisik, kadang-kadang krusta
(ekskoriasi), papula dan nodul pada sela-sela jari, pergelangan tangan, permukaan ekstensor
siku dan lutut, sisi tangan dan kaki, daerah ketiak, pantat, pinggang daerah, dan pergelangan
kaki. Pada pria, penis dan skrotum biasanya terlibat; pada wanita, payudara, termasuk areola
dan putting. Lesi, sering vesikular dan distribusinya mungkin paling banyak di telapak tangan
dan telapak bayi. Kulit kepala dan wajah, jarang terlibat pada orang dewasa, kadang-kadang
adalah penuh pada bayi.
V. Penatalaksanaan
Umum:
Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
Menghindari orang orang yang terkena
Mencuci / menjemur alat alat tidur
Jangan memakai pakaian / handuk bersama sama
Khusus:
Sulfur prespitatum 2-5% dalam bentuk salep atau krim. Obat ini lebih efektif jika
dicampur dengan asam salisilat 2%. Dioleskan di seluruh tubuh setelah mandi dan
dipakai 3-4 hari berturut turut
Emulsi benzyl benzoate 20-25% selama 24 jam
Gama benzene heksaklorida (gameksan) 0,5-1% dalam salep atau krim, dioleskan
selama 24 jam
Krotamiton 10% dalam bentuk salep atau krim dipakai selama 24 jam.
Krim permetrin 5% dapat memberi hasil yang baik.
VI. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan
menghilangkan factor predisposisi (antara lain hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas
dan member prognosis yang baik.
Daftar Pustaka
1. Siregar, R. S.. 2002. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed.
Ke-6. Jakarta: BP FKUI,
3. W Klaus, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology,
ed. Ke-6. United States: The McGraw-Hill Companies, 2009.
4. Chosidow, Oliver. 2006. “Scabies”. The new england journal of medicine.
Massachusetts Medical Society. pp 1718-1722