SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

110
SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWI KEPERAWATAN DAN MAHASISWI KESEHATAN MASYARAKAT DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI) DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2017 Oleh : RANIA DWI TIRTA SARI NIM. 201302097 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Transcript of SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Page 1: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWI

KEPERAWATAN DAN MAHASISWI KESEHATAN MASYARAKAT

DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI)

DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2017

Oleh :

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

ii

SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWI

KEPERAWATAN DAN MAHASISWI KESEHATAN MASYARAKAT

DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI)

DI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2017

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Dalam Program Studi

Ilmu Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 3: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

iii

Page 4: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

iv

Page 5: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

v

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RANIA DWI TIRTA SARI

NIM : 201302097

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : “Perbedaan Tingkat

Kecemasan Antara Mahasiswi Keperawatan Dan Mahasiswi Kesehatan

Masyarakat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi) Di Stikes Bhakti Husada

Mulia Madiun Tahun 2017, ini adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan

sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pertanyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi.

Madiun, Mei 2017

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Page 6: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. MAHASISWI

Nama : RANIA DWI TIRTA SARI

Nim : 201302097

Tempat, Tgl Lahir : Madiun, 25 Oktober 1995

Tempat Tinggal : Jalan Suriko Jalan Surikoyo RT.0 , RW.01

Ds. Sukolilo – Jiwan – Madiun.

B. ORANG TUA

Nama : Alm. SARNO

Nama ibu : SUPARNI

Tempat Tinggal : Jalan Surikoyo RT.0 , RW.01

Ds. Sukolilo Jiwan – Madiun.

C. RIWAYAT HIDUP

1. Tamat SD di SDN Sukolilo 01 Jiwan Madiun Tahun 2007

2. Tamat SLTP di SLTPN 01 Jiwan Madiun Tahun 2010

3. Tamat SMA di SMAN 01 Jiwan Madiun Tahun 2013

4. Pendidikan Tinggi :

Page 7: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

vii

PERGURUAN

TINGGI

TEMPAT SEMESTER TAHUN KETERANGAN

Stikes BHM Madiun I/II 2013/2014

Stikes BHM Madiun III/IV 2014/2015

Stikes BHM Madiun V/VI 2015/201

Stikes BHM Madiun VII/VIII 201/2017

Demikian daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Madiun, Agustus 2017

Yang Menyatakan,

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM: 201302097

Page 8: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

viii

ABSTRAK

Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi Keperawatan Dan Mahasiswi

Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi)

Di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Tahun 2017

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Kecemasan dapat muncul sebagai suatu respon fisiologis untuk

mengantisipasi suatu permasalahan yang mungkin akan dating atau muncul

sebagai gangguan jika timbul berlebihan. Demikian pula yang dihadapi

mahasiswa dalam memenuhi tugas akhir yaitu skripsi. Hal ini membuat para

mahasiswa merasa cemas untuk membuat tugas skripsi mengingat skripsi

merupakan tugas yang baru pertama kali dengan melakukan penelitian di

lapangan setelah mendapatkan ilmu di bangku perkuliahan. Tujuan Mengetahui

perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan mahasiswi

Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017.

Metode penelitian menggunakan komparatif dengan populasi penelitian

sebanyak 54 responden, kemudian diambil sampel menjadi 27 mahasiswi

Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan Masyarakat. Teknik pengambilan sampel

dengan simple random sampling. Teknik analisa data dengan menggunakan

Independent Sampel T Test.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kecemasan mahasiswi

keperawatan dan mahasiswi kesehatan masyarakat dengan menggunakan

independent sampel t test.

Dari hasil analisis Independent Sampel T Test yang diperoleh adalah (1)

Tingkat kecemasan mahasiswi Program Studi Keperawatan mempunyai tingkat

kecemasan sedang yaitu 12 responden atau 44,4%. (2) Tingkat kecemasan

mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat yang mempunyai tingkat

kecemasan berat yaitu 22 responden atau 81,5%. (3) Ada perbedaan tingkat

kecemasan antara mahasiswi Program Studi Keperawatan dan mahasiswi Program

Studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dengan tingkat signifikan 0,002.

Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat dijadikan tolak ukur

bagi peneliti yang akan datang bagi STIKES. Penelitian ini dapat dijadikan bahan

pustaka di STIKES dalam rangka mengembangkan ilmu keperawatan.

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Mahasiswa Keperawatan dan Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat

Page 9: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

ix

ABSTRACT

Differences Level Anxiety Between Student Nursing And Public Health Student

In Completing Final Project (Thesis)

In Stikes Bhakti HusadaMuliaMadiun

Year 2017

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Anxiety can arise as a physiological response to anticipate a problem that

may come or arise as a nuisance if it appears excessive. Similarly, faced by

students in fulfilling the final task of thesis. This makes the students feel anxious

to make a thesis task remember thesis is a new task for the first time by doing

research in the field after getting knowledge in the lecture bench. Objective To

know the difference of anxiety level between student of Nursing and Public

Health student in completing the final project (Thesis) at STIKES Bhakti

HusadaMuliaMadiun Year 2017.

The research method used comparative with the research population as

much as 54 respondents, then taken the sample to 27 female students of Nursing

and Public Health student. Sampling technique with simple random

sampling.Data analysis technique using Independent Sampel T Test.

The results showed that there was an anxiety difference between nursing

students and public health students using independent sample t test.

From the analysis of Independent Sampel T Test obtained are (1) Anxiety

level of student of Nursing Study Program have medium anxiety level that is 12

respondent or 44,4%. (2) The level of anxiety of female Public Health Study

Program students who have severe anxiety level is 22 respondents or 81.5%. (3)

There is difference of anxiety level between student of Study Program of Nursing

and Public Health Study Program student in completing final project (Thesis) at

STIKES Bhakti HusadaMuliaMadiun with significant level 0,002.

Research that has been implemented is expected to be used as a benchmark

for future researchers. For STIKES. This research can be used as library material

in STIKES in order to develop the science of nursing.

Keywords: Anxiety Level, Nursing Student and Public Health Student

Page 10: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

x

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Selama masih ada TEKAD Yang tertanam dalam SEMANGAT, maka

tiada kata TERLAMBAT untuk memulai AWAL YANG BARU . . .

( penulis )

Skripsi ini

kupersembahkan

untuk :

Ayah Ibu dan kakak ku Nur anna abriyani dan

Supriyanto beserta adek ku Nicolas Ivander

Azka tersayang atas segala doa dan

dukungannya yang menjadi semangat ku

Page 11: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xi

tersendiri untuk terus maju. Teman

seperjuangan satu almamater yang selalu

memberikan motivasi untuk menyelesaikan

skripsi ini dan almamater tercinta.

Page 12: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .....................................................................................................i

Sampul Dalam ....................................................................................................ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................iii

Lembar Pengesahan ...........................................................................................iv

Lembar Pernyataan..............................................................................................v

Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................vi

Abstrak ................................................................................................................viii

Abstract ...............................................................................................................ix

Motto Dan Persembahan .....................................................................................x

Daftar Isi.............................................................................................................xii

Daftar Gambar .....................................................................................................ixv

Daftar Tabel ........................................................................................................xv

Daftar Lampiran ..................................................................................................xvi

Kata Pengantar………………………………………………………………..xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................6

2.1 Tinjauan Teori Tentang kecemasa .................................................6

2.2 Skripsi ............................................................................................27

2.3 Kecemasan Pada Mahasiswi Kesehatan Dan keperawatan ...........30

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN.........35

3.1 Kerangka Konsep .........................................................................35

3.2 Hipotesa Penelitian .......................................................................36

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................37

4.1 Desain Penelitian ........................................................................37

4.2 Populasi Dan Sampel ...................................................................37

Page 13: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xiii

4.3 Teknik Sampling .........................................................................39

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ..........................................................40

4.5 Vaeriabel Penelitian Dan Definisi Operasional variabel .............41

4.6 Instrumen Penelitian ...................................................................43

4.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................43

4.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................44

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................44

4.10 Tehnik Pengolahan Data Dan Analisa Data ...............................45

4.11 Analisa Data .............................................................................46

4.12 Etika Penelitian ...........................................................................47

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................49

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 49

5.2 Karakteristik Responden ................................................................. 50

5.3 Hasil Penelitian .............................................................................. 51

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 54

5.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 63

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 63

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 63

6.2 Saran .............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Tabel Halaman

1 Gambar 3.1 Kerangka konsep 35

2 Gambar 4.1 Kerangka kerja 40

Page 15: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xv

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

1

Tabel 4.1 Definisi Operasional

43

Page 16: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1. Lampiran 1 Permohonan Surat Ijin Studi Pendahuluan

2. Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

3. Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

4. Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Inform Consent)

5. Lampiran 5 Alat Ukur Penelitian

6. Lampiran 6 Lembar Jadwal Kegiatan

7. Lampiran 7 Lembar Konsultasi Proposal

Page 17: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xvii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi

Keperawatan Dan Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan

Skripsi Di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun. Penulis menyadari dengan sepenuh hati

bahwa dalam rangka kegiatan penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana

sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang

telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis.

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Zainal Abidin, SKM., M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

2. Mega Arianti Putri.,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Bapak Priyoto, S.Kep. Ners., M.Kes selaku pembimbing I.

4. Bapak I Made Santu, S.Kep. Ners., MM selaku pembimbing II.

Page 18: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

xviii

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan segala dukungan, doa dan nasehat

dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan yang

telah mereka berikan selama ini pada penulis.Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan

adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian

ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan kita semua.

Madiun, Mei 2017

Penulis

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Page 19: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

ABSTRAK

Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi Keperawatan Dan Mahasiswi

Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi)

Di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Tahun 2017

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Kecemasan dapat muncul sebagai suatu respon fisiologis untuk

mengantisipasi suatu permasalahan yang mungkin akan dating atau muncul sebagai

gangguan jika timbul berlebihan. Demikian pula yang dihadapi mahasiswa dalam

memenuhi tugas akhir yaitu skripsi. Hal ini membuat para mahasiswa merasa cemas

untuk membuat tugas skripsi mengingat skripsi merupakan tugas yang baru pertama

kali dengan melakukan penelitian di lapangan setelah mendapatkan ilmu di bangku

perkuliahan. Tujuan Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi

Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir

(Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017.

Metode penelitian menggunakan komparatif dengan populasi penelitian

sebanyak 54 responden, kemudian diambil sampel menjadi 27 mahasiswi

Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan Masyarakat. Teknik pengambilan sampel

dengan simple random sampling. Teknik analisa data dengan menggunakan

Independent Sampel T Test.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kecemasan mahasiswi

keperawatan dan mahasiswi kesehatan masyarakat dengan menggunakan independent

sampel t test.

Dari hasil analisis Independent Sampel T Test yang diperoleh adalah (1)

Tingkat kecemasan mahasiswi Program Studi Keperawatan mempunyai tingkat

kecemasan sedang yaitu 12 responden atau 44,4%. (2) Tingkat kecemasan mahasiswi

Program Studi Kesehatan Masyarakat yang mempunyai tingkat kecemasan berat yaitu

22 responden atau 81,5%. (3) Ada perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi

Program Studi Keperawatan dan mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

dengan tingkat signifikan 0,002.

Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat dijadikan tolak ukur bagi

peneliti yang akan datang bagi STIKES. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka

di STIKES dalam rangka mengembangkan ilmu keperawatan.

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Mahasiswa Keperawatan dan Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat

Page 20: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

ABSTRACT

Differences Level Anxiety Between Student Nursing And Public Health Student In

Completing Final Project (Thesis)

In Stikes Bhakti HusadaMuliaMadiun

Year 2017

RANIA DWI TIRTA SARI

NIM. 201302097

Anxiety can arise as a physiological response to anticipate a problem that may

come or arise as a nuisance if it appears excessive. Similarly, faced by students in

fulfilling the final task of thesis. This makes the students feel anxious to make a thesis

task remember thesis is a new task for the first time by doing research in the field

after getting knowledge in the lecture bench. Objective To know the difference of

anxiety level between student of Nursing and Public Health student in completing the

final project (Thesis) at STIKES Bhakti HusadaMuliaMadiun Year 2017.

The research method used comparative with the research population as much

as 54 respondents, then taken the sample to 27 female students of Nursing and Public

Health student. Sampling technique with simple random sampling.Data analysis

technique using Independent Sampel T Test.

The results showed that there was an anxiety difference between nursing

students and public health students using independent sample t test.

From the analysis of Independent Sampel T Test obtained are (1) Anxiety

level of student of Nursing Study Program have medium anxiety level that is 12

respondent or 44,4%. (2) The level of anxiety of female Public Health Study Program

students who have severe anxiety level is 22 respondents or 81.5%. (3) There is

difference of anxiety level between student of Study Program of Nursing and Public

Health Study Program student in completing final project (Thesis) at STIKES Bhakti

HusadaMuliaMadiun with significant level 0,002.

Research that has been implemented is expected to be used as a benchmark

for future researchers. For STIKES. This research can be used as library material in

STIKES in order to develop the science of nursing.

Keywords: Anxiety Level, Nursing Student and Public Health Student

Page 21: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Situasi dan lingkungan baru ataupun menghadapi situasi yang mendadak,

tidak semua orang akan tetap tenang. Kadang, jatung berdebar lebih kencang dari

biasanya, keringat mengucur deras, tenggorokan terasa kering, dan berbagai

kondisi fisik lain yang membuat tidak nyaman dapat terjadi pada seorang dalam

merespon kondisi yang baru maupun mendadak. Pada kondisi demikian mungkin

seorang telah mengalami suatu yang di sebut cemas. Dalam kehidupan sehari-hari

seseorang pasti pernah merasa cemas. Kecemasan dapat muncul sebagai suatu

respon fisiologis untuk mengantisipasi suatu permasalahan yang mungkin akan

datang atau muncul sebagai gangguan jika timbul berlebihan. Umumnya, perasaan

cemas dan rasa gelisah adalah gejala penyakit jiwa atau gangguan mental belaka,

tapi perasaan cemas yang berlebihan dapat pula menyerang organ tubuh kita

(Panji Batara, 2011).

Jumlah mahasiswa yang diperoleh dari Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Jurusan Keperawatan angkatan 2013 adalah 104 yang terdiri dari 83 mahasiswi

dan 21 mahasiswa keperawatan tingkat akhir. Sedangkan jumlah mahasiswa

Jurusan Kesehatan Masyarakat adalah 49 yang terdiri dari 41 mahasiswi dan 8

mahasiswa. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun merupakan bagian dari

perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki aturan yang sama, dimana

mahasiswa memiliki kewajiban menyelesaikan tugas akhir atau skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryanti (2014) tentang Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi

1

Page 22: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

2

Pada Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Negeri

Gorontalo Angkatan 2010 bahwa pravelansi tingkat kecemasan adalah presentasi

mahasiswa tanpa ada kecemasan sebesar 4,75 %, mahasiswa dengan kecemasan

ringan sebesar 27,5%, mahasiswa dengan kecemasan sedang sebesar 17,5%,

mahasiswa dengan kecemasan berat sebesar 7,5%, dan mahasiswa dengan

kecemasan sangat berat sebesar 3,75%. (Panji Batara, 2011)

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh

setiap manusia. Kecemasan secara umum merupakan suatu bentuk reaksi emosi

dasar yang umum dirasakan oleh setiap orang yang sedang menghadapi situasi

yang dianggap mengancam dirinya. Sedangkan secara khusus kecemasan

merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman. Demikian pula yang dihadapi mahasiswa

dalam memenuhi tugas akhir yaitu skripsi. Hal ini membuat para mahasiswa

merasa cemas untuk membuat tugas skripsi mengingat skripsi merupakan tugas

yang baru pertama kali dengan melakukan penelitian di lapangan setelah

mendapatkan ilmu di bangku perkuliahan. Keadaan seperti ini mahasiswa berada

dalam masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa muda, termasuk di

dalamnya perubahan tugas perkembangan secara psikologis (Prabowo, 2007).

Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk

menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru.Tuntutan dan

tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan

yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan

sosial. Perubahan tersebut menuntut mahasiswa untuk melakukan penyesuaian

diri. Adapun salah satu masalah penyesuian diri yang sering dihadapi mahasiswa

Page 23: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

3

adalah penyesuaian diri dalam bidang pendidikan, yang salah satunya adalah

penyesuaian diri pada tugas skripsi (Gunawati, dan Listiara, 2016).

Banyaknya tuntutan mahasiswa dalam menghadapi skripsi di pengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor dari dalam yaitu keyakinan diri atau motivasi dan

yang berasal dari luar yaitu dukungan sosial, modeling dan tuntutan orang tua.

Selain itu faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang yaitu faktor internal

yang terdiri dari pendidikan dan pengetahuan, usia, dan maturnitas, status

kesehatan jiwa dan fisik, serta perakawinan dan faktor eksternal yaitu lingkungan,

nilai-nilai budaya, pekerjaan dan ekonomi, dukungan sosial (Setiawati, 2014).

Dari seluruh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, pengetahuan, motivasi,

dukungan keluarga dan ekonomi adalah faktor yang cukup banyak dikeluhkan

oleh mahasiswa.

Menghadapi kecemasan tersebut tentu ada solusi yang dapat dilakukan oleh

mahasiswa untuk mengatasinya. Salah satu bentuk solusinya adalah bertanya

kepada teman sesama mahasiswa atau bertanya pada teman yang sudah lulus

kuliah. Selain itu membuka situs internet yang membahas tentang skripsi, atau

bertanya kepada dosen tentang skripsi. (Gunawati, dan Listiara, 2016).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi

Keperawatan Dan Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam menyelesaikan Tugas

Akhir (Skripsi) Di STIKES Bhakti Mulia Madiun, Tahun 2017.

Page 24: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan masalah

sebagai berikut, “Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi

Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas

akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan

dan mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi)

di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswi Keperawatan dalam

menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam

menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan

mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang diterima selama

kuliah dan memperluas cara berpikir penulis dalam memperjelas perbedaan

tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan

Page 25: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

5

Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Untuk mengembangkan ilmu keperawatan di bidang kepustakaan dan

untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang perbedaan tingkat

kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan mahasiswi Kesehatan

Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian untuk digunakan sebagai bahan informasi dan masukan

terkait dengan tingkat kecemasan antara mahasiswi dalam menyelesaikan

tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Bagi Peneliti

Untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan dalam menjalankan

proses penelitian terkait dengan tingkat kecemasan antara mahasiswi

dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Page 26: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori Tentang Kecemasan

2.1.1. Pengertian Kecemasan

Menurut Stuart (2012), kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak

jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan

ketidakberdayaan. keadaan emosi yang dialami tidak memiliki objek secara

spesifik, kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara

interpersonal dan berada dalam suatu rentang.

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu

tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap

situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul

sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi

(Savitri Ramaiah, 2013).

Menurut Fortinash & Worret (2010), gejala kecemasan sering diidentifikasi

sebagai bagian lain dari gangguan jiwa. Kecemasan sangat umum terjadi pada

manusia, semua pernah mengalami kecemasan, dan terkadang mereka

menghabiskan banyak waktu, usaha, dan uang untuk mencoba menghindari atau

mengurangi kecemasan yang dialami.

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh

setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-

hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang

Page 27: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

7

merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun

wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2011).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan

mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan 11

mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak

menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan

menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur

Rochman, 2010).

Namora Lumongga Lubis (2010) menjelaskan bahwa kecemasan adalah

tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami

kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami

ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan

Sri Rumini dan Siti Sundari (2014) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan

yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa

kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat

mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian

di masa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

2.1.2. Faktor Penyebab Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar

tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau

situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut

Page 28: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

8

Savitri Ramaiah (2013) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi

kecemasan, diantaranya yaitu :

a. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu

tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya

pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat,

ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman

terhadap lingkungannya.

b. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar

untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya

menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

c. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya

kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama

ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan

ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010) mengemukakan beberapa

penyebab dari kecemasan yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam

dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya

terlihat jelas didalam pikiran

Page 29: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

9

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang

berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula

menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam

bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan

dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang

mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,

keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan

keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. Musfir Az-Zahrani (2015) menyebutkan

faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu

a. Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh

dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua terhadap anak-

anaknya, dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak

saat berada didalam rumah.

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak

baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan

menimbulkan adanya berbagai penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga

dapat menyebabkan munculnya kecemasan.

Page 30: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

10

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata

dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari

masyarakat menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi

(Patotisuro Lumban Gaol, 2014). Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah,

2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :

a. Faktor fisik

Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga

memudahkan timbulnya kecemasan.

b. Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam

arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi

pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

c. Lingkungan awal yang tidak baik.

Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi kecemasan

individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi

pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala kecemasan.

2.1.3 Proses Terjadinya Kecemasan

Menurut Stuart (2012), kecemasan dialami secara subjektif dan

dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut,

yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya, kecamasan merupakan

respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kecemasan diperlukan untuk

bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang berat dapat tidak sejalan dengan

Page 31: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

11

kehidupan dan dapat menyebabkan kelemahan dan kematian. Kecemasan pada

individu dapat menberikan motivasi untuk mencapai suatu tujuan dan merupakan

sumber penting dalam usaha untuk memelihara keseimbangan hidup.

Hampir sama dengan pernyataan diatas, menurut Healy (2015), respon fight

or flight adalah peringatan atau alarm sebagai mekanisme pertahanan, maksudnya

tubuh akan menghadapi tekanan tersebut atau akan melarikan diri. Misalnya

ketika suatu masalah atau akan menghadapi ujian tubuh akan mengalami reaksi

alamiah yang ditandai oleh keluarnya keringat dingin, rasa takut atau rasa gelisah.

Pada beberapa orang, kondisi ini malah akan mempertajam pikiran sehingga dapat

mecari jalan keluar secara cepat, ini merupakan mekanisme fight. Sedangkan

mekanisme flight adalah suatu perasaan depresi ketika individu tidak mampu lagi

menghadapi masalah yang datang dan memilih untuk menghindari atau melarikan

diri dari masalah. Mekanisme fight or flight ini banyak memakan energi, yang

diikuti terjadinya kelelahan. Saat kelelahan dan kehabisan energi individu tidak

mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga tidak heran bila individu

yang sedang mengalami kecemasan dan stres akan mendapati gejala nyeri otot dan

sendi, sakit kepala, depresi, cemas dan mudah tersinggung.

2.1.4 Respon Kecemasan

Orang sering mengatakan stres ketika mereka merasa cemas, banyak juga

yang mengatakan stres ketika mengalami pertukaran antara kejadian atau situasi

yang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut, baik dari perasaan yang dihasilkan,

pikiran, dan tingkah laku yang timbul. Secara ilmiah sebenarnya stressor dan

Page 32: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

12

reaksinya adalah respon yang berbeda. Perbedaan ini penting karena stressor tidak

dapat disamakan dengan gangguan kecemasan (Fortinash & worret, 2013). Semua

respon terhadap kecemasan dapat dipertimbangkan sebagai respon adaptif dalam

interpretasi yang luas karena semua respon tersebut menimbulkan tekanan dan

ketidaknyamanan yang menyebabkan kecemasan, respon tersebut dianggap tidak

berbahaya dan dapat diterima. Sedangkan respon maladaptif dapat membahayakan

atau tidak dapat diterima (Fortinash & Worret, 2013).

Menurut Fortinash & Worret (2013), kecemasan menimbulkan dua respon,

yaitu respon adaptif dan maladaptif.

a) Respon Adaptif

Jika kecemasan timbul dan individu mampu meregulasi dan mengatur

kecemasan, hal yang positif mungkin akan timbul. Tidak semua kecemasan

merugikan namun, hal itu bisa menjadi tantangan, kekuatan, faktor motivasi

untuk memecahkan sebuah masalah, resolusi konflik dan pencapaian fungsi

level yang lebih tinggi. Contohnya seseorang dengan pekerjaan yang buruk dan

pengalaman kecemasan yang tidak bisa dihindari akan membuat individu

tersebut kembali mempelajari sesuatu yang baru. Seorang pelajar yang gagal

dari ujian karena kurang belajar akan mengalani ancaman terhadap hilangnya

harga diri sebagai pelajar, dukungan dan hal tersebut menyebabkan kecemasan.

Seorang motivator bisa membantu pelajar tersebut untuk mendapatkan

bimbingan dan konsenterasi yang lebih untuk melewati ujian. Strategi adaptif

lainnya yang digunakan orang-orang untuk mengatasi kecemasan adalah

memanggil teman atau terapis, berolah raga, mempraktikkan teknik relaksasi,

Page 33: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

13

membaca novel, beristirahat atau menangis sebagai pelampiasannya. Banyak

lagi metode koping lainnya yang digunakan untuk melepaskan ketegangan dan

mengurangi kecemasan.

b) Respon Maladaptif.

Kebiasaan sehari-hari dapat melindungi orang dari kecemasan,

bertahan dari ancaman dan memberi kenyamanan bisa mengarah pada pola

respon maladaptif, yang dapat menunjukkan gejala fisik dan psikologis baik

dalam lingkungan diri individu, sosial dan gangguan pekerjaan. Contohnya

mekanisme ego untuk denial (menolak), represion (mengabaikan), projection

(menyalahkan orang lain) dan rationalization (memberikan penjelasan) mencari

kebenaran akan melindungi sesorang dari kecemasan tetapi juga mencegah

penilaian yang sebenarnya dari diri sendiri, orang lain, situasi atau kejadian.

Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu mungkin akan dikatakan

mengalami gangguan atau ketidaknormalan oleh orang lain. Pola koping

maladaptif dari kecemasan termasuk didalamnya adalah tingkah agresif, isolasi

(menarik diri), makan dan minum secara berlebih, mengguanakan obat-obatan

terlarang dan aktivitas seksual yang berlebih. Respon-respon dari kecemasan

tersebut dikatakan sebagai gangguan kecemasan.

2.1.5 Tanda Dan Gejala Kecemasan

Gangguan kecemasan dikategorikan berdasarkan apakah seseorang

memiliki gejala yang kompleks ataupun terbatas (Fortinash & Worret, 2010).

Page 34: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

14

Stuart & Sundeen (2011), menyatakan bahwa kecemasan dapat diekspresikan

secara langsung melalui perubahan fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif.

a. Respon fisiologis berhubungan dengan kecemasan terutama dimediasi oleh

sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Berbagai respon

fisiologis yang dapat diobservasi, yaitu:

1) Kardiovaskular: palpitasi, jantung berdetak kencang, kehilangan kesadaran,

tekanan darah meningkat, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun.

2) Pernafasan: nafas cepat dan dangkal, tekanan pada dada, terengah-engah.

3) Neuromuskular: refleks meningkat, terkejut, kelopak mata berkedut,

insomnia, tremor, mondar-mandir, kaku, gelisah, wajah tegang, kaki goyah,

gerakan lambat, kelemahan.

4) Gastrointestinal: nafsu makan menurun, jijik terhadap makanan, tidak

nyaman pada perut, mual, mulas dan diare.

5) Traktus urinarius: sering berkemih

6) Kulit: wajah kemerahan, keringat terlokalisasi (telapak tangan), gatal, wajah

pucat, keringat dingin.

b. Respon perilaku: kegelisahan, ketegangan fisik, tremor, terkejut, bicara cepat,

kurang koordinasi, menarik dan menahan diri, menghindar, hiperventilasi.

c. Respon kognitif: perhatian terganggu, kesulitan berkonsentrasi, pelupa,

kesalahan dalam penilaian, hambatan berpikir, rendahnya kreatifitas,

menurunnya lapangan persepsi, bingung, takut saat kehilangan control,

ketakutan akan cedera atau kematian, produktivitas berkurang.

Page 35: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

15

d. Respon afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,

ketakutan, dan khawatir.

Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya

ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang

kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada

penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih

jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi

individu yang mengidap penyakit mental yang parah. Gejala-gejala yang bersifat

fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak jantung makin cepat,

berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak,

dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa

bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari

kenyataan (Siti Sundari, 2004). Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa

munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas

dantidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda

pada masing-masing orang. Menurut Fitri Fauziah & Julianti Widury, (2007)

menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi

sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman

yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik

bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri,

tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu.

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam

kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan

Page 36: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

16

yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010) mengemukakan beberapa

gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk

ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering

dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi

sering juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution

(delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan

jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2015) mengklasifikasikan

gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :

a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak

berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas

dingin, mudah marah atau tersinggung.

b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang,

melekat dan dependen.

c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan

terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,

Page 37: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

17

keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan

ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau

kebingungan, sulit berkonsentrasi.

2.1.6. Tingkat Kecemasan

Respon kecemasan berada pada satu kesatuan, dan individu bisa lebih

sukses atau kurang sukses pada penggunaan metode-metode yang bervariasi untuk

mengontrol pengalaman kecemasan mereka sendiri. Fortinash & Worret (2000)

menjelaskan bahwa tingkat kecemasan terdiri dari ringan, sedang, berat, panik dan

menguraikannya berdasarkan respon kecemasan.

a) Cemas ringan: (1) Fisiologis: tanda-tanda vital normal. tegang otot minimal,

pupil normal, konstriksi. (2) Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi luas.

kesadaran terhadap lingkungan dan stimulus internal. Pikiran mungkin acak,

tetapi terkontrol. (3) Emosi atau perilaku: perasaan relatif nyaman dan aman.

Rileks, penampilan dan suara tenang. Kinerja secara otomatis dan kebiasaan

perilaku terjadi pada level ini.

b) Cemas sedang: (1) Fisiologis: tanda-tanda vital normal atau sedikit meningkat.

Muncul ketegangan, mungkin ketidaknyamanan atau merasa antusias; (2)

Kognitif atau persepsi: waspada, persepsi menyempit terfokus. Kondisi optimal

terhadap penyelesaian dan pembelajaran masalah; Penuh perhatian. (3) Emosi

atau perilaku: siap siaga dan merasa tertantang, bertenaga. ikut serta dalam

aktifitas yang kompetitif dan belajar banyak kemampuan. Suara, ekspresi

wajah terlihat tertarik dan memperhatikan.

Page 38: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

18

c) Cemas Berat: (1) Fisiologis: respon “fight or flight”. Sistem saraf autonom

terstimulasi dengan berlebihan (tanda-tanda vital meningkat, diaforesis

meningkat, urgensi dan frekuensi kemih meningkat, diare, mulut kering, nafsu

makan berkurang, dilatasi pupil). Otot kaku, sensasi nyeri berkurang. (2)

Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi sangat sempit. Kesulitan

menyelesaikan masalah. Perhatian selektif (fokus pada satu detail). Kurangnya

perhatian selektif (memblok rangsangan yang mengancam), cenderung

disosiatif; (3) Emosi atau perilaku: Merasa terancam, terkejut pada stimulus

yang baru. Aktivitas bisa meningkat atau menurun. Mungkin muncul dan

merasa tertekan. Mendemonstrasikan penolakan; bisa mengeluh nyeri atau

sakit, bisa gelisah atau pemarah. Tatapan mata bisa mengarah pada seluruh

ruangan atau mengarah pada satu titik. Menutup mata sebagai sikap

menghalangi lingkungannya.

d) Panik: (1) Fisiologis: gejala kecemasan dapat meningkat sampai terjadi

pelepasan pada sistem saraf otonom. Seseorang bisa menjadi pucat, tekanan

darah menurun. Koordinasi otot terganggu; (2) Kognitif atau persepsi:

keseluruhan persepsi buyar dan tertutup. Tidak mampu mengatasi stimulus.

Sangat tidak mungkin untuk menyelesaikan masalah dan berfikir logis.

Persepsi yang tidak realistis tentang dirinya, lingkungan, atau kejadian.

Disosiasi bisa terjadi. (3) Emosi atau perilaku: Merasa tidak berdaya dengan

kehilangan control. Marah, ketakutan, bisa agresif atau menyendiri, menangis

atau berlari. Perilaku biasanya sangat aktif ataupun sebaliknya.

Page 39: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

19

Menurut Stuart dan Sundeen (Priyoto, 2015) membagi kecemasan menjadi

empat tingkatan, yaitu:

1. Kecemasan ringan

Pada tingkat ini, kecemasan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan

persepsinya. Kecemasan pada tingkat ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitasnya.

2. Kecemasan sedang

Pada tingkat ini, individu lebih memfokuskan hal penting dan

mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya.

3. Kecemasan berat

Pada tingkat ini, berhubungan dengan pengaruh ketakutan dan teror, perincian

terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kondisi. Individu tidak

mampu untuk melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

4. Kecemasan panik

Kondisi ini berhubungan dengan terpengaruh, ketakutan dan keperincian

terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali. Individu tidak

mampu untuk melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan panik

melibatkan disorganisasi, kepribadian yang ditandai dengan meningkatkan

kegiatan motorik. Menurunnya respons untuk berhubungan dengan orang lain,

distorsi persepsi dan kehilangan pikiran rasional. Tingkah laku panik ini

mendukung kehidupan individu.

Page 40: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

20

2.1.7 Jenis-jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam

dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.

Mustamir Pedak (2009) membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :

a. Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang

memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini

dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan

dasariah kita.

b. Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini

dibawah keadaankeadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

c. Kecemasan Fundamental Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan

tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak

hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial

yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

Sedangkan Kartono Kartini (2011) membagi kecemasan menjadi dua jenis

kecemasan, yaitu :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan

ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian

seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang

individu untuk mengatasinya.Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah

suatu kecemasan yang wajar terjadi padaindividu akibat situasi-situasi yang

mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul

Page 41: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

21

kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-

hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan

ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu

tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka

kecemasan tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.

b. Kecemasan Berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara

mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan

semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya. Kecemasan ini

mempunyai akibat menghambat atau merugikanperkembangan kepribadian

seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasanberat yang

sebentar dan lama. Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat

menimbulkan traumatis padaindividu jika menghadapi situasi yang sama

dengan situasi penyebab munculnya kecemasan. Sedangakan kecemasan yang

berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Halini akan

berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat meruak proses

kognisiindividu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai

macam penyakitseperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited

(heboh, gempar).

2.1.8. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri

kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat

Page 42: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

22

secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah & Julianty

Widuri (2012) membagi gangguan kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Fobia Spesifik

Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi

terhadap obyek atau situasi yang spesifik.

b. Fobia Sosial

Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya

berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi

dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau

dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan

perilaku lain yang memalukan.

c. Gangguan Panik

Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang spontan

dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan panik

antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada,

berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa

gangguan panik adalah bahwa individu merasa setiap serangan panik

merupakan pertanda datangnya kematian atau kecacatan.

d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang berlebihan

dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik, yang

menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan pada

penderita, atau menimbulkan stres yang nyata.

Page 43: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

23

Sedangkan Sutardjo Wiramihardja (2010) membagi gangguan kecemasan

yang terdiri dari :

a. Panic Disorder

Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panik yang

tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan

merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom yang menandakan

kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek, palpilasi (mulut yang kering)

atau justru kerongkongan tidak bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan

takut gila.

b. Agrophobia

Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia merasa

bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun psikologis

untuk melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki agrophobia takut pada

kerumunan dan tempat-tempat ramai.

2.1.9. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi

yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh

berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi

tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang

merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit

fisik.

Page 44: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

24

Yustinus Semiun (2013) membagi beberapa dampak dari kecemasan

kedalam beberapa simtom, antara lain :

a. Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman

dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui.

Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat

menyebabkan sifat mudah marah.

b. Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu

mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu

tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga

individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan

menjadi lebih merasa cemas.

c. Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup,

kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-

ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom

motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan

merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya

mengancam.

Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan

perasaan ataupun tekanan jiwa. Menurut Savitri Ramaiah (2012) kecemasan

biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :

Page 45: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

25

a. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau

menyesuaikan diri pada situasi.

b. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan

pencegahan yang mencukupi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah

rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya

ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan

terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul

seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa

tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk

mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah,

kecemasan timbul karena individu melihat adanya bahaya yang mengancam

dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa berdosa atau bersalah

karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk

dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu

ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam. Adanya berbagai

macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan adanya gangguan-

gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan

yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi

yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang

berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan

keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang

Page 46: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

26

mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real

yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan

akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

2.1.10 Skala Kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut

alat ukur kecemasan yang disebut Skala Tingkat Kecemasan Hamilton (Hamilton

Anxiety Rating Scale-HARS). HARS merupakan pengukuran kecemasan yang

didasarkan pada munculnya simtom pada individu yang mengalami kecemasan.

Menurut HARS terdapat 14 simtom yang tampak pada individu yang mengalami

kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi lima tingkatan skor antara 0 (tidak

ada) sampai dengan 4 berat (berat) (Priyoto, 2015).

Cara penilaian masing-masing item adalah sebagai berikut: (Priyoto, 2015)

Skor:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = terdapat satu dari gejala yang ada

2 = separuh dari gejala yang ada

3 = lebih dari separuh gejala yang ada

4 = semua gejala yang ada

Sehingga skor minimal 0 dan skor maksimal 56 (14x4).

Kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

Page 47: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

27

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali

HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oelh

Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar pengukuran kecemasan

terutama pada penelitian percobaan klinis (trial clinic). Skala HARS telah

dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan

pengukuran kecemasan pada penelitian percobaan klinis yaitu 0,93 dan 0,97.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan

HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliabel (Priyoto, 2015)

Selain HARS ada penghitungan kecemasan lain. Zung Selaf-Rating Anxiety

Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang

dirancang oleh Willian WK Zung, dikembangkan berdasar gejala kecemasan

dalam DSM-II. Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4.

terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dari lima pertanyaan ke

arah penurunan kecemasan (Nursalam, 2013).

2.2. Skripsi

2.2.1 Pengertian Skripsi

Skripsi merupakan sebuah karya ilmiah, ada banyak karya ilmiah yang

ditulis orang, bergantung pada penggunaannya. Ada karya ilmiah berupa skripsi,

tesis, disertasi, atau berupa laporan penelitian (search report) bagi lembaga yang

membiayai penelitian tersebut. Ada juga karya ilmiah berupa karya ilmiah untuk

dimuat dimajalah ilmiah, jurnal, atau makalah untuk seminar (Dwiloka & Riana,

Page 48: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

28

2012). Akan tetapi, umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin

(2013) dibedakan menjadi makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Skripsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), ialah karangan

ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir

pendidikan akademis. Sedangkan menurut Setiadi (2012), skripsi adalah suatu

karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan

seseorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana

(jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan didepan suatu tim penguji yang

dibentuk oleh perguruan tinggi (Setiadi, 2012).

Skripsi adalah peroses penelitian ilmiah atau eksperimen ilmiah yang

melibatkan pengumpulan data yang sangat banyak, memiliki tujuan dan disusun

secara sistematis. Analisa dan interpretasi data kemudian dilakukan untuk

mendapatkan pengetahuan yang baru atau menambah pengetahuan ilmiah yang

terorganisir (Dempsey, 2012).

2.2.2 Tujuan Penulisan Skripsi

Tujuan penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah

sehingga mahasiswa mampu berpikir dan berkerja secara ilmiah, merencanakan

penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, menuliskan hasil penelitian.

Skripsi ditulis mahasiswa berdasarkan gejala kehidupan yang menimbulkan

permasalahan untuk dipelajari dan mencari jalan keluarnya. Permasalahan dalam

skripsi adalah didalam ruang lingkup atau konteks bidang studi mahasiswa yang

bersangkutan pada suatu jurusan/program studi/fakultas. Dimasa yang akan

Page 49: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

29

datang dibutuhkan generasi penerus yang mampu berpikir dan bertindak secara

ilmiah serta mempunyai jangkauan pandangan yang jauh ke masa depan. Oleh

karena itu proses perkuliahan diperguruan tinggi perlu ditingkatkan dengan porsi

pelayanan dan latihan berpikir dan berkerja secara ilmiah. Penulisan skripsi dapat

menjadi salah satu jawaban yang tepat terhadap persoalan peningkatan latiahan

berpikir dan berkerja secara ilmiah dikalangan mahasiswa (Setiadi, 2012).

2.2.3 Persyaratan Penyusunan Skripsi

Menurut Arikunto (2012), tanpa adanya skripsi, pengetahuan tidak akan

bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha.

Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan

agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia. Ada tiga persyaratan

penting dalam melakukan penyusunan skripsi yaitu: sistematis, berencana, dan

mengikuti konsep ilmiah. Sistematis artinya mengikuti dilaksanakan menurut pola

tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan

secara efektif dan efesien. Berencana artinya dilaksanakan dengan adanya unsur

tentang langkah-langkah pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai

awal sampai akhir kegiatan penelitian yaitu prinsip yang digunakan untuk

memperoleh ilmu pengetahuan.

Apabila diterapkan dalam kegiatan skripsi maka utamanya sebagai berikut:

1. Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan dan tantangan;

2. Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut jelas batasannya,

kedudukan, dan menemukan cara alternatif untuk pemecahan masalah;

Page 50: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

30

3. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan tindakan menentukan

alternatif pemecahan masalah yang dipilih;

4. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis;

5. Mengambil kesimpulan berdasarkan pengelolahan data dan dikembalikan

kepada hipotesis yang sudah dirumuskan;

6. Memutuskan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan

tersebut serta implikasinya dimasa yang akan datang.

2.3 Kecemasan Pada Mahasiswi Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan

Penelitian mengenai tingkat kecemasan di kalangan mahasiwi Kesehatan

Masyarakat dan Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia menunjukkan beberapa

gejala sebagai berikut:

Tekanan akademik yang dirasakan oleh mahasiswi diantaranya adalah

banyaknya jumlah materi yang harus dipelajari dan ketakutan terhadap tidak

terkuasainya materi yang dipelajari. Perkembangan sosial dan pribadi mahasiswi

juga terpengaruh oleh kehidupan akademik yang rutin dan menyita waktu.

Kurangnya waktu untuk keluarga, teman dekat, dan melakukan rekreasi adalah

masalah sosial utama bagi mahasiswi. Masalah finansial yang terjadi pada

mahasiswi yang utama adalah ketergantungan finansial terhadap keluarga, adapun

penjelasannya sebagai berikut:

1. Faktor akademik

a. Frekuensi ujian

b. Performa saat ujian

c. Kurikulum perkuliahan

Page 51: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

31

d. Ketidakpuasan dalam perkuliahan di kelas

e. Tidak tersedianya materi pelajaran yang cukup

f. Kurangnya waktu berekreasi

g. Persaingan rekan sebaya

h. Performa saat praktikum

2. Faktor Psikososial

a. Tingginya harapan orangtua

b. Kesendirian

c. Masalah keluarga

d. Akomodasi yang jauh dari rumah

e. Hubungan dengan lawan jenis

f. Kesulitan membaca buku

g. Kurangnya hiburan di dalam institusi

h. Kesulitan untuk pulang ke rumah

i. Kualitas makanan di lingkungan tempat tinggal

j. Masalah finansial

k. Tidak mampu bersosialisasi dengan rekan sebaya

m. Tinggal di kontrakan/indekos

n. Kurangnya minat pribadi dalam ilmu kesehatan

p. Penyesuaian dengan rekan sekamar

3. Faktor – Faktor Lain

a. Sulit tidur

b. Nutrisi

Page 52: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

32

c. Olahraga

d. Kualitas makanan di lingkungan tempat tinggal

e. Ketidakmampuan fisik

f. Merokok/konsumsi alkohol/penyalahgunaan obat

4. Kecemasan mahasiswa yang tinggal indekos.

Mahasiswi yang tinggal indekos, adalah kelompok yang rentan

terhadap kecemasan akibat transisi kehidupan dalam lingkungan perguruan

tinggi. Mereka harus menyesuaikan diri pada kondisi yang jauh dari rumah

untuk pertama kalinya, mempertahankan prestasi akademik, dan menyesuaikan

dengan lingkungan sosial yang baru (Warsito, 2013). Pada mahasiswa yang

tinggal indekos, kehadiran di dalam lingkungan baru akan memberikan

konsekuensi adanya penyesuaian diri, akibat adanya perubahan tata cara

bergaul, pola dan jenis makanan, bahasa untuk komunikasi serta tata cara

kehidupan secara menyeluruh pada lingkungan yang baru (Prawirohusodo,

2009). Setiap mahasiswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan

penyesuaian diri yang baik agar dapat melakukan tugas-tugas perkembangan

yang baik pula. Mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri cenderung

akan lebih banyak mengalami ketegangan, kekhawatiran dan kecemasan.

Sebaliknya mahasiswa yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang

baik maka permasalahan yang dihadapi di lingkungan baru tidak terlalu sulit

untuk diatasi. Hal ini dapat kita pahami karena seseorang yang mampu

melakukan penyusuaian diri akan dapat berinteraksi dengan baik dan

berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya untuk memperoleh informasi

Page 53: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

33

yang tepat dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas atau tuntutan lingkungan

sekitar (Sumarni, 2011). Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan

penting bagi terciptanya kesehatan mental individu. Tidak jarang pula ditemui

bahwa mahasiswa mengalami cemas dan depresi disebabkan oleh kegagalan

mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan

(Warsito, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aldi (2009) terhadap

mahasiswa yang tinggal indekos, dengan judul penelitian “Hubungan

Lingkungan Kos Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Program Studi

Kedokteran Di Universitas Jenderal Soedirman” menunjukkan bahwa

kecemasan pada mahasiswa kedokteran di Universitas Jenderal Soedirman

yang tinggal indekos mencapai 76,3%.

5. Kecemasan Mahasiswa yang Tinggal dengan Orangtuanya

Kecemasan dapat timbul pada mahasiswa yang tinggal bersama

orangtuanya, faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecemasan adalah

faktor yang datang dari orangtuanya itu sendiri. Orangtua yang terlalu

menuntut anak untuk menjadi lebih baik dapat menghasilkan kecemasan.

Karena anak menganggap tuntutan tersebut sebagai suatu ancaman untuk

mendapatkan hukuman. Konflik dalam keluarga juga dapat menyebabkan

seorang anak merasakan kecemasan (Sumarni, 2011).

Seseorang mahasiswa yang memiliki dukungan yang baik dari orangtua dan

keluarganya maka akan merasa mendapatkan pertolongan kapanpun ia butuhkan,

adanya rasa dicintai dan dorongan yang tinggi dari orangtua dan keluarganya.

Dukungan dan semangat yang penuh dari keluarga menyebabkan mahasiswa

Page 54: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

34

memiliki kenyakinan diri mampu menguasai situasi dan kondisi, dengan demikian

mahasiswa yang memiliki dukungan orangtua dan keluarga yang baik mampu

mengurangi tingkat kecemasannya (Rauzatul, 2011).

Page 55: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

35

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah:

Keterangan :

: diteliti

: berpengaruh

: berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Faktor penyebab

Kecemasan :

Faktor Internal

- Emosi yang ditekan

- Trauma dan konflik

Faktor penyebab

Kecemasan : Eksternal

- Sebab-sebab fisik

- Lingkungan yang

tidak baik

Kecemasan

dalam

Menghadapi

Skripsi

Mahasiswa

Perawat

Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat

Page 56: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

36

3.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan mahasiswi

Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 57: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

37

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan untuk mengarahkan penelitian yang

pengontrol faktor yang mungkin akan mempengaruhi validitas penemuan

(Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan

analitik dengan pendekatan komparatif. Desain penelitian komparatif adalah

penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dengan antar variabel.

Berdasarkan pendapat di atas, maka jenis penelitian ini bersifat komparatif

atau perbandingan, di mana dalam penelitian ini bertujuan membandingkan

tingkat kecemasan antara mahasiswi Program Studi Keperawatan dan mahasiswi

Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi)

di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa program Studi Keperawatan berjumlah 96 orang dan

mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat berjumlah 88 orang. Sehingga

jumlah populasi dalam penelitian ini 184 orang.

Page 58: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

38

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang dipilih dengan menyeleksi porsi

dari populasi yang dapat mewakili kriteria populasi (Nursalam, 2008). Mengingat

jumlah responden besar maka populasi dalam penelitian ini diambil sampel.

Pengambilan sampel dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Mahasiswa Keperawatan = 96 orang

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat = 88 orang +

184 orang

N

n =

1 + N (e)2

184

=

2,84

= 54,2 dibulatkan menjadi 54.

Jadi jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa

keperawatan sejumlah 27 orang dan mahasiswa kesehatan masyarakat sejumlah

27 orang.

4.2.3. Kriteria Sampel

Sampel didapat dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria

inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari satu populasi target yang

terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013).Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

Page 59: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

39

1. Dapat berkomunikasi dengan baik.

2. Bersedia menjadi responden penelitian.

4.3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008).

Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah simple random

sampling, yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Pada

penelitian ini peneliti akan memilih sampel sesuai dengan kriteria inklusi yang

telah ditetapkan oleh peneliti yaitu mahasiswa program Studi Keperawatan

berjumlah 27 orang dan mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat

berjumlah 27 orang.

4.4. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek

penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam

penelitian (Hidayat, 2008).

Page 60: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

40

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun sebanyak 184 Mahasiswi

Sampel

Sampel sebanyak 54 mahasiswi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Sampling

Simple Random Sampling

Jenis Penelitian

Komparatif

Pengumpulan data

Variabel X1

Tingkat Kecemasan

Mahasiswa Program studi

Keperawatan

Variabel X2

Tingkat Kecemasan

Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Pengolahan data

Editing, coding, skoring, tabulating

Analisa data

Independet t-test

Hasil dan kesimpulan

Page 61: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

41

4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel independen adalah variabel

yang mempengaruhi atau nilainya menetukan variabel lain (Nursalam,

2013).Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pembanding yaitu :

1. Variabel Independen/bebas (X1) : Tingkat kecemasan mahasiswi Program

Studi Keperawatan dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Variabel Independen/bebas (X2) : Tingkat kecemasan antara mahasiswi

Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir

(Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

Page 62: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

42

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Instrumen Skala Kriteria

Independen

(X1) :

Tingkat

kecemasan

mahasiswi

Program

Studi

Keperawat-

an dalam

menyelesai-

kan tugas

akhir

(Skripsi)

Kecemasan

adalah

kekhawatiran

yang tidak jelas

dan menyebar,

yang berkaitan

dengan perasaan

yang tidak pasti

dan

ketidakberdayaa

n pada saat

mahasiswi

Program Studi

Keperawatan

dalam

menyelesaikan

tugas akhir

(skripsi)

1. Aspek

Fisiologis :

tekanan darah

meningkat,

kaki dan

tangan terasa

dingin,

mudah

berkeringat,

jantung

berdebar-

debar, muka

tiba-tiba

menjadi

pucat, dll.

2. Aspek

Psikologis :

mudah

gelisah,

tegang,

bingung dan

mudah marah

pada apapun

yang terjadi,

merasa tidak

berdaya, dll

Kuesioner

dengan

skala

SAS/SRAS

Ordinal Skor 20-44 =

normal/tidak

cemas

Skor 45-59 =

kecemasan

ringan

S

Skor 60-74 =

kecemasan

sedang

S

Skor 75-80 =

kecemasan

berat

Independen

(X2) :

Tingkat

kecemasan

antara ma-

hasiswi Pro-

gram Studi

Kesehatan

Masyarakat

dalam

menyele-

saikan tugas

akhir

(Skripsi)

Kecemasan

adalah

kekhawatiran

yang tidak jelas

dan menyebar,

yang berkaitan

dengan perasaan

yang tidak pasti

dan ketidakber-

dayaan pada saat

mahasiswi

Program Studi

Kesehatan

Masyarakat

dalam

1. Aspek

Fisiologis :

tekanan darah

meningkat,

kaki dan

tangan terasa

dingin,

mudah

berkeringat,

jantung

berdebar-

debar, muka

tiba-tiba

menjadi

pucat, dll.

Kuesioner

dengan

skala

SAS/SRAS

Ordinal Skor 20-44 =

normal/tidak

cemas

Skor 45-59 =

kecemasan

ringan

S

Skor 60-74 =

kecemasan

sedang

S

Skor 75-80 =

kecemasan

berat

Page 63: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

43

menyelesaikan

tugas akhir

(skripsi)

2. Aspek

Psikologis :

mudah

gelisah,

tegang,

bingung dan

mudah marah

pada apapun

yang terjadi,

merasa tidak

berdaya, dll

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau

angket. Kuesioner berisi beberapa pernyataan tertutup yang langsung diajukan

kepeda responden. Kuesioner yang telah dibuat mencakup data demografi

responden, variabel independen yaitu pengetahuan tentang penyakit kusta dan

variabel dependen yaitu perawatan diri kusta. Data demografi responden berupa

kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

Variabel penelitian tentang tingkat kecemasan diambil dengan kuesioner terbagi

menjadi 20 pertanyaan menggunakan skalaSRAS yang mempunyai

alternatifjawaban benar dan salah.

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.7.1. Uji Validitas

Validitas adalah hasil perhitungan tiap-tiap item kuesioner dibandingkan

dengan tabel nilai r product moment. Jika r hitung lebih besar dari r tabel pada

taraf signifikan 5%, maka yang diuji coba dinyatakan valid (Hidayat,2008).

Page 64: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

44

4.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat

pengukur. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika

menunjukan nilai Alpha Cronbach> 0,6 (Hidayat, 2008).

4.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Penelitian

telah dilaksanakan mulai bulan Maret - Mei 2017.

4.9. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini

melalui beberapa tahap yaitu :

1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa Surat dari STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Meminta data responden dari mahasiswa Program Studi Keperawatan dan

Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

3. Memberikan penjelasan kepada calon responden dan bila bersedia menjadi

responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent.

Page 65: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

45

4. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.

5. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

6. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

7. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti.

4.10. Teknik Analisa Data

Menurut Setiadi (2007), dalam proses pengolahan data penelitian

mengunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan

kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau

menjawab tujuan penelitian.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat diperlukan

terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual, menggunakan

kalkulator, maupun dengan menggunakan komputer.

a. Mahasiswi Keperawatan kode “1” dan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

diberi kode “2”.

b. Pengetahuan : Kurang diberi kode “1”, Cukup diberi kode “2”, Baik diberi

kode “3”.

3. Skoring

Azwar (2012) menjelaskan bahwa, skoring adalah memberikan perilaku

terhadap item-item yang perlu diberi penilaian atau skor terhadap hasil

Page 66: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

46

pengisian kuesioner pada responden, kemudian hasil pengisian kuesioner

dikelompokkan dalam bentuk nominal.

4. Tabulating

Proses pengelompokan jawaban–jawaban yang serupa dan menjumlahkan

dengan teliti dan teratur. Setelah jawaban terkumpul kita kelompokkan

jawaban yang sama dengan menjumlahkannya. Pada tahapan ini data diperoleh

untuk setiap variabel disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dalam bentuk

tabel.

5. Entry Data

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.

6. Cleaning

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri,

apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-

entri data ke komputer.

4.11. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel. Penelitian (Notoatmodjo,2013). Sifat data secara

umum dibedakan atas dua macam yaitu data kategori berupa skala ordinal dan

nominal, data numerik berupa skala rasio dan interval.

2. Analisa Bivariat

Untuk pembuktian hipotesis dilakukan dengan Independet t-test. Alasan

peneliti menggunakan Independet t-testadalah untuk mengetahui ada atau

Page 67: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

47

tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak

berhubungan. Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua

perlakuan yang berbeda. Mencari nilai uji t hipotesis beda dua rata-rata dengan

alat bantu sofwtware SPSS For Windows 16.0. Langkah-langkah pengujian

yaitu:

1. Menentukan tingkat signifikansi dengan menggunakan uji dua sisi dengan

tingkat signifikansi α = 5%. Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran

standar yang sering digunakan.

2. Tidak ada perbedaan kecemasan mahasiswi perawat dan mahasiswi

kesehatan masyarakat apabila nilai α hitung >α (0,05)

3. Ada perbedaan mahasiswi perawat dan mahasiswi kesehatan masyarakat

apabila nilai α hitung >α (0,05).

4.12 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika dalam melakukan penelitian meliputi :

1. Prinsip Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya menggunakan subjek

penelitian adalah manusia, maka prinsip yang harus dipahami adalah :

a. Prinsip manfaat

Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini bisa ditegakan dengan membebaskan,

tidak menimbulkan kekerasan, dan tidak menjadikan manusia untuk

dieksploitasi.

Page 68: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

48

b. Prinsip menghormati manusia

Berdasarkan prinsip ini manusia berhak untuk menentukan pilihan

antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

c. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan

menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga

privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

2. Masalah Etika Penelitian

a. Informed consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed

consent ini merupakan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.

b. Prinsip Anonimity

Anonimity berarti dalam menggunakan subjek penelitian tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Peneliti hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut.

c. Prinsip Confidentialy

Dalam hal kerahasiaan, informasi yang sudah didapatkan dari

responden harus menjamin kerahasiaannya. Masalah ini merupakan

masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Page 69: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

49

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun adalah Sekolah Tinggi Kesehatan

yang ada di Madiun dengan lokasi yang strategis dan mudah terjangkau.

Sekolah Tinggi Imu Kesehatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

merupakan sekolah tinggi yang terletak di Jl. Taman Praja Madiun. STIKES

merupakan salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang cukup ternama di

Madiun. Program studi yang ada di STIKES ada enam jurusan program studi,

yaitu jurusan S1 Keperawatan, dan S1 Kesehatan Masyarakat, D3 Kebidanan,

D3 Farmasi. D3 Rekam Medis, Profesi Ners.

Visi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun berkomitmen menjadi

lembaga pendidikan kesehatan yang berkualitas dengan menghasilkan

lulusan yang berdaya saing internasional beriman dan bertaqwa.

Misi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang akuntabel.

2. Menyelenggarakan pembelajaran kesehatan secara inovatif sesuai standar

profesi.

3. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka penerapan dan

pengembangan ilmu dan teknologi kesehatan.

Page 70: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

50

4. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dibidang

kesehatan.

5. Menumbuhkan jiwa entrepreneur yang berlandaskan iman dan taqwa.

6. Membangun kemitraan dibidang kesehatan baik nasional maupun

internasional.

5.2 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Di bawah ini adalah hasil karakteristik umur mahasiswi yang

mengerjakan skripsi di STIKES Bhakti Husada Mulia seperti berikut ini.

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur

No Variabel Mean Median Minimal

Maksimal

Standar

Devinasi

CI

1 USIA 22,5 22,0 21,0

24,0

0,81 22,3

22,8

Sumber data: Data primer, 2017

Hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa responden yang berusia 21 tahun

sebanyak 2 orang atau 3,7%, dan yang terbanyak pada usia 22 tahun sebanyak 28 orang

atau 51,9%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswi

Program Studi Keperawatan dan mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat pada

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini

berusia 22 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

Di bawah ini adalah data karakteristik responden berdasarkan

program studi.

Page 71: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

51

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

No. Program Studi Jumlah Prosentase

1. Keperawatan 27 50,0%

2. Kesehatan Masyarakat 27 50,0%

Jumlah 54 100,0

Sumber data: Data primer, 2017

Data tersebut di atas dapat dilihat bahwa dari 54 orang responden

mahasiswi program studi Keperawatan sebanyak 27 orang atau 50% dan

sebanyak 27 orang atau 50% adalah mahasiswi program studi Kesehatan

Masyarakat. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa responden

dalam penelitian ini sebagian mahasiswi program studi Keperawatan dan

sebagain mahasiswi program studi Kesehatan Masyarakat.

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan (X1)

Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi) Di STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun Tahun 2017.

Tabel 5.3. Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat Kecemasan Mahasiswi

Program Studi Keperawatan dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

No. Tingkat Kecemasan Mahasiswi

Program Studi Keperawatan

Jumlah Prosentase

1. Tidak ada kecemasan 1 3,7%

2. Kecemasan ringan 6 22,2%

3. Kecemasan sedang 12 44,4%

4. Kecemasan berat 8 29,6%

Jumlah : 27 100,0

Sumber data: data primer, 2017

Page 72: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

52

Hasil penelitian berdasarkan tingkat kecemasan mahasiswi Program

Studi Keperawatan dapat diketahui tingkat kecemasan sedang sebanyak 12

responden (44,4%) dan kecemasan berat sebanyak 8 responden (29,6%).

5.3.2 Tingkat kecemasan mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun Tahun 2017.

Tabel 5.4. Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat Kecemasan Mahasiswi

Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan

tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

No. Tingkat Kecemasan

Mahasiswi Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Jumlah Prosentase

1. Tidak ada kecemasan 1 3,7

2. Kecemasan ringan 1 3,7

3. Kecemasan sedang 3 11,1

4. Kecemasan berat 22 81,5

Jumlah : 27 100,0

Sumber data: Lampiran 5, data primer diolah, 2017

Hasil penelitian berdasarkan tingkat kecemasan mahasiswi

Kesehatan Masyarakat sebagian besar dalam kategori berat sebanyak 22

responden (81,5%) dan tidak ada kecemasan dan kecemasan ringan hanya 1

responden (3,7%).

Page 73: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

53

5.3.3 Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi Keperawatan Dan

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir

(Skripsi) Di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017

Analisis dalam penelitian ini menggunakan Independent Samples T

Test. Analisis Independent Samples T Test dalam penelitian ini bertujuan

untuk menguji Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi Keperawatan

Dan Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir

(Skripsi) Di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017. Analisis

Independent Samples T Test diolah secara komputasi dengan menggunakan

program statistic computer SPSS version 16.0. Hasil analisis Independent

Samples T Test dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.5. Hasil analisis Independent Samples T Test

Program Studi N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecemasan

Mahasiswa

Keperawatan 27 3.0000 .83205 .16013

Kesehatan

Masyarakat 27 3.7037 .72403 .13934

Sumber data : Lampiran 5, Analisis Independent Samples T Test

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat diketahui bahwa N program studi

Keperawatan sejumlah 27 sedangkan N untuk program studi Kesehatan

Masyarakat sejumlah 27. Nilai mean program studi Keperawatan sebesar

3,0000 sedangkan nilai mean untuk program studi Kesehatan Masyarakat

sebesar 3,7037. Nilai Standart Deviasi Keperawatan sebesar 0,10613

sedangkan Kesehatan Masyarakat sebesar 0,13934.

Page 74: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

54

Hasil analisis Independent Samples T Test dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 5.6. Hasil analisis Independent Samples T Test

t df

Sig. (2-

tailed)

95% CI

Lower Upper

kecemasan

mahasiswi

Equal

variances

assumed -3.315 52 .002 -1.12964 -.27776

Sumber data: Lampiran 5, Independent Samples T Test

Berdasarkan analisis Independent Samples T Test dapat diketahui

bahwa nilai nilai t hitung (-3,315) < t tabel (-2,007) atau nilai sig / 0,002 =

< α = 0,05 yang berarti ada perbedaan yang Ho ditolak H1 diterima antara

tingkat kecemasan mahasiswi program studi Keperawatan dengan mahasiswi

program studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan Tugas Akhir

(Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswi Program Studi Keperawatan dan mahasiswi Program Studi Kesehatan

Masyarakat pada STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang menjadi responden

dalam penelitian ini berusia di atas 19 tahun. Bahwa responden dalam penelitian

ini sebagian mahasiswi program studi Keperawatan dan sebagain mahasiswi

program studi Kesehatan Masyarakat.

Page 75: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

55

5.4.1 Tingkat kecemasan mahasiswi Program Studi Keperawatan dalam

menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswi

program Studi Keperawatan yang menjadi responden dalam penelitian ini

mempunyai tingkat sedang yaitu 12 responden atau 44,4%. Namora Lumongga

Lubis (2010) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah

ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya

ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang

sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Sri Rumini dan Siti

Sundari (2014) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang

menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Eti Nurhayati (2009) bahwa adapun tingkat

kecemasan siswa dalam menghadapi ujian matematika dilihat dari aspek–aspek

lainnya meliputi : ketegangan motorik/alat gerak, hiperaktivitas saraf autonom

(Simpatis/Parasimpatis), dan kewaspadaan berlebihan. Siswa SMA Negeri 1

Jatibarang cenderung menunjukan tingkat kecemasan yang sedang atau dalam

kategori agak cemas. Pada aspek kewaspadaan berlebihan yaitu sebanyak 7

responden atau sebesar 10,3 % siswanya selalu suka mengamati lingkungan secara

berlebihan. Sehingga mengakibatkan perhatianya mudah terailh, sukar

berkonsentrasi dan sukar tidur, merasa ngeri, mudah tersinggung serta tidak sadar.

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya

bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan

Page 76: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

56

untuk mengatasi ancaman (Kaplan, 2010). Kecemasan berbeda dengan ketakutan.

Dimana cemas merupakan kekhawatiran yang tidak jelas objeknya, tetapi takut

adalah kekhawatiran yang memiliki objek yang jelas (Maramis, 2015).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari kecemasan adalah respon terhadap suatu

ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau konfliktual

(Kaplan, 2010).

Secara psikologis, stres dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan atau

anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan

adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak

begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap memiliki nilai

positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan bersifat negatif

dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis

individu yang bersangkutan (Sudrajat, 2008).

Salah satu definisi dari kecemasan menurut N. Lumongga Lubis (2010)

adalah takut akan kelemahan. Kecemasan merupakan perasaan yang kita alami

ketika berpikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Kecemasan

merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada

umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis..

Mahasiswi perawat dipersiapkan untuk menjadi perawat yang profesional.

Hasil penelitian Riska (2009) dikatakan bahwa terdapat hubungan kecemasan

dengan prestasi belajar pada remaja. Sebanyak 33,3% remaja mengalami

Page 77: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

57

kecemasan sedang dan sebanyak 66,7% mengalami kecemasan ringan. Remaja

yang mengalami kecemasan sedang cenderung mempunyai nilai prestasi belajar

yang kurang baik dibandingkan kecemasan ringan.

Kematangan kepribadian individu akan mempengaruhi kecemasan

mahasiswa yang akan menghadapi ujian. Mahasiswa dikatakan berhasil/ lulus jika

nilai yang dicapai sudah melebihi nilai standar kelulusan yang sudah ditentukan.

Nilai yang dicapai mahasiswa merupakan salah satu tolak ukur penilaian atas

kemampuan, komunikasi dan keterampilan yang sudah dipelajari (Jusuf, 2009).

Menurut peneliti kecemasan menghadapi tes penting adanya selama dalam

intensitas yang wajar guna meningkatkan motivasi. Permasalahannya ketika

kecemasan yang dialami individu terlalu tinggi dan bersifat negatif maka dapat

mengganggu keadaan fisik dan psikologis mereka sehingga ujian tersebut tidak

akan dapat terlewati dengan baik.

5.4.2 Tingkat kecemasan mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswi

program Studi Kesehatan Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian

ini mempunyai tingkat kecemasan berat yaitu 22 responden atau 81,5%. Menurut

Fortinash & Worret (2010), gejala kecemasan sering diidentifikasi sebagai bagian

lain dari gangguan jiwa. Kecemasan sangat umum terjadi pada manusia, semua

pernah mengalami kecemasan, dan terkadang mereka menghabiskan banyak

Page 78: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

58

waktu, usaha, dan uang untuk mencoba menghindari atau mengurangi kecemasan

yang dialami.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramudhita (2013) menunjukkan Hasil

penelitian menunjukkan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan mahasiswa tingkat akhir menghadapi skripsi di STIKES „Aisyiyah

Yogyakarta. Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa

setingkat Strata Satu (SI) untuk menyelesaikan tugas akhir atau program studinya.

Skripsi merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengasah

kemampuan analisisnya dalam mengkaji, menganalisis, memecahkan dan

menyimpulkan masalah yang ditelitinya. Keharusan menyusun skripsi

dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan kemampuan sesuai

dengan disiplin ilmu yang dimiliki kedalam kenyataan yang dihadapi, skripsi juga

merupakan tolak ukur sejauhmana tingkat pemahaman mahasiswa sesuai dengan

ilmu yang dimiliki (Etty, 2006). Hal ini dapat memicu kecemasan atau tingkat

streching yang tinggi.

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh

setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-

hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang

merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun

wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2011).

Dalam pendidikan kesehatan menyatakan bahwa pembelajaran klinik adalah

“the heart of the total curriculum plan”. Hal tersebut dimaksudkan adalah unsur

yang paling utama dalam pendidikan kesehatan adalah bagaimana proses

Page 79: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

59

pembelajaran klinik dikelola di lahan praktik. Tujuan pembelajaran klinik adalah

mengintegrasikan teori dengan praktik. Pengalaman belajar laboratorium harus

dilaksanakan sebelum mahasiswa. Kecemasan sudah menjadi bagian dari

kehidupan manusia sehari-hari dan merupakan gejala yang normal yang selalu

menyertai kehidupan manusia (Zahrani, 2005). Kecemasan merupakan sesuatu

yang wajar oleh karena setiap orang menginginkan segala sesuatunya dapat

berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan.

Respon seseorang terhadap kecemasan cenderung bervariasi tergantung pada

kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres,

mekanisme koping, jenis kelamin, usia, besarnya stresor, dan kemampuan

pengelolaan emosi dari masingmasing individu. Bagi individu yang

penyesuaiannya baik, maka stres dan kecemasan dapat diatasi dan ditanggulangi.

Namun bagi yang penyesuaiannya kurang baik maka stres dan kecemasan dapat

menghambat kegiatan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menghadapi kecemasan

terutama kecemasan berat harus mendapatkan perlindungan atau dapat

mengurangi kecemasan berat pada keluarga. Karena keluarga merupakan unsur

penting dalam perawatan, oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga,

maka harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau konstanta

tetap dalam kehidupan anak, (Wong, Perry and Hockenberry, 2002)

Page 80: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

60

5.4.3 Perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Keperawatan dan

mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas akhir

(Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Berdasarkan analisis Independent Sample T Test dapat diketahui bahwa

nilai sig. (0,002 = 0,2%) < α = 5%, yang berarti signifikan. Artinya ada

perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Program Studi Keperawatan dan

mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan tugas

akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan

kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis

tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan tokoh keperawatan

sepanjang masa, Tujuan keperawatan adalah untuk dapat menempatkan klien

dalam kondisi yang paling baik. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan

pendidikan, dimana tuntutan masyarakat akan peningkatan kesehatan yang

berkualitas juga akan semakin meningkat. Tuntutan akan kebutuhan pelayanan

asuhan keperawatan dimasa yang akan datang merupakan tantangan yang harus

dipersiapkan secara benar dan ditangani dengan sungguh-sungguh oleh institusi

pendidikan kesehatan (Hasan & Chitra, 2007).

Dalam menempuh studi mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai

masalah. Salah satu masalah dalam bidang akademik adalah ujian. Menghadapi

ujian merupakan stressor yang dapat mengganggu daya tahan mahasiswa.

Mahasiswa yang sudah mengalami perkuliahan lebih lama daripada mahasiswa

Page 81: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

61

baru cenderung memiliki pengalaman lebih banyak, sehingga lebih tahan terhadap

tekanan-tekanan yang dialami selama ujian.

Penelitian oleh Kusumawardhani (2015) salah satu masalah gangguan

emosional yang sering ditemui di mahasiswa dan dapat menimbulkan dampak

psikologis yang cukup serius adalah kecemasan dalam menghadapi skripsi.

Skripsi sering kali dianggap serius dan sulit oleh para mahasiswa khususnya

mereka yang sudah tingkat akhir. Kesulitan yang seringkali dihadapi, diantaranya:

menemukan dan merumuskan masalah, mencari judul yang efektif, sistematika

proposal, sistematika skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan,

kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah serta dana dan waktu yang terbatas.

Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan kecemasan

sehingga mahasiswi kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi, bahkan

ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsi. Selain itu kecemasan

dapat di timbulkan dari faktor keluarga salah satu di antaranya ketidakpedulian

orang tua terhadap anaknya. Ketidakpedulian ini di sebabkan karena faktor

pekerjaan orang tua. Orang tua tidak ada waktu untuk bersama dengan anaknya

sehingga anaknya pada saat menghadapi masalah merasakan ketidaknyamanan

serta kecemasan yang tinggi.(Musfir Az-Zahrani 2015 )

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Asih ( 2012 ) keadaan sosial

ekonomi keluarga atau pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap kecemasan.

Seorang mahasiswi dalam menyelesaikan tugas akhir ( Skripsi ) kondisi sosial

atau kondisi ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor ekternal timbulnya

rasa kecemasan. Orang tua mahasiswi yang mempunyai kondisi sosial atau

Page 82: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

62

kondisi ekonomi yang cukup baik akan berpengaruh dengan rendahnya tingkat

rasa kecemasan dari mahasiswi itu sendiri. Begitu juga sebaliknya orang tua yang

mempunyai kondisi sosial atau kondisi ekonomi yang kurang baik akan

berpengaruh dengan tingginya tingkat rasa kecemasan dari mahasiswi itu sendiri.

Timbulnya kecemasan yang paling besar adalah pada saat mahasiswa

menghadapi tes atau ujian. Kecemasan menghadapi tes penting adanya selama

dalam intensitas yang wajar guna meningkatkan motivasi. Permasalahannya

ketika kecemasan yang dialami individu terlalu tinggi dan bersifat negatif maka

dapat mengganggu keadaan fisik dan psikologis mereka sehingga ujian tersebut

tidak akan dapat terlewati dengan baik. Ujian dianggap sebagai mimpi buruk,

walaupun sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Ketika ujian tetap

saja muncul perasaan gelisah, panik, susah berkonsentrasi, perut terasa sakit, dan

menjadi lebih sering ke kamar kecil sehingga ujian tidak dapat diselesaikan

dengan baik (Zulkarnain, 2009).

Dari hasil analisis menunjukkan mahasiswa kesehatan masyarakat memiliki

tingkat kecemasan lebih tinggi daripada mahasiswa keperawatan. Hal ini

disebabkan oleh karena mahasiswa kesehatan masyarakat memperdalam unsur

yang paling utama dalam pendidikan kesehatan adalah bagaimana proses

pembelajaran klinik dikelola di lahan praktik. Tujuan pembelajaran klinik adalah

mengintegrasikan teori dengan praktik. Pengalaman belajar laboratorium harus

dilaksanakan sebelum mahasiswa praktek di suatu lahan klinik. Pembelajaran

laboratorium akan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk terampil dalam

Page 83: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

63

menerapkan teori yang sudah didapatkan di kelas. Hal ini menjadi tekanan bagi

mahasiswi kesehatan masyarakat dalam mengintegrasikan teori dan praktik.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini merupakan hambatan yang ditemui pada

saat penelitian.

1. Kesulitan dalam membagikan kuesioner ke responden karena yang datang

tidak semuanya ke kampus disebabkan kesibukan membuat skripsi di Stikes

Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 84: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

63

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data penelitian dapat disampaikan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tingkat kecemasan mahasiswi program Studi Keperawatan yang menjadi

responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat kecemasan sedang

yaitu normal yaitu 12 responden atau 44,4%.

2. Tingkat kecemasan mahasiswi program Studi Kesehatan Masyarakat yang

menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat kecemasan

berat yaitu 22 responden atau 81,5%.

3. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswi Program Studi

Keperawatan dan mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam

menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun dengan tingkat signifikan 0,002.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya.

Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan

mengembangkan penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur

Page 85: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

64

bagi peneliti yang akan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan mahasiswi dalam penyusunan skripsi.

2. Bagi Mahasiswi

Hasil ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswi khususnya yang sedang

menyelesaikan skripsi.

3. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi mahasiswi

untuk lebih percaya diri dalam mengikuti kegiatan akademik khususnya

terkait dengan penyusunan skripsi.

Page 86: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

104

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pembuatan

dan Konsul

Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Bimbingan

Proposal

4. Pengambilan

Data Awal

5. Ujian

Proposal

6. Revisi

Proposal

7. Pelaksanaan

Penelitian

8. Pengumpulan

Data Akhir

9. Penyusunan

dan Konsul

Skripsi

10. Ujian Skripsi

Page 87: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 1

Page 88: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 2

Page 89: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 3

Page 90: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 4

`

Page 91: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 5

Page 92: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 6

Page 93: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 7

Page 94: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …
Page 95: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 8

Lampiran 9

Page 96: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 9

Page 97: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 10

Page 98: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 11

Page 99: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 12

Page 100: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 13

Page 101: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 14

Page 102: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 15

Page 103: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 16

Page 104: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 17

Page 105: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …
Page 106: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …
Page 107: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 1

Page 108: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Distribusi Frekuensi Variabel Kecemasan Mahasiswa Program Studi Keperawatan dan Program Studi Kesehatan Masyarakat

Frequencies

Statistics

kecemasan

mahasiswa

perawat

kecemasan

mahasiswa

kesmas

N Valid 27 27

Missing 0 0

Mean 3.0000 3.7037

Std. Error of Mean .16013 .13934

Median 3.0000 4.0000

Mode 3.00 4.00

Std. Deviation .83205 .72403

Variance .692 .524

Range 3.00 3.00

Minimum 1.00 1.00

Maximum 4.00 4.00

Sum 81.00 100.00

Page 109: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Frequency Table

kecemasan mahasiswa perawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 1 3.7 3.7 3.7

ringan 6 22.2 22.2 25.9

sedang 12 44.4 44.4 70.4

berat 8 29.6 29.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

kecemasan mahasiswa kesmas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 1 3.7 3.7 3.7

ringan 1 3.7 3.7 7.4

sedang 3 11.1 11.1 18.5

berat 22 81.5 81.5 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 110: SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA …

Lampiran 9. Analisa Independent Samples t Test

T-Test

Group Statistics

program studi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

kecemasan mahasiswa Keperawatan 27 3.0000 .83205 .16013

Kesehatan Masyarakat 27 3.7037 .72403 .13934

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

kecemasan

mahasiswa

Equal variances

assumed .533 .469 -3.315 52 .002 -.70370 .21227 -1.12964 -.27776

Equal variances not

assumed

-3.315 51.026 .002 -.70370 .21227 -1.12984 -.27757