SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN...

32
SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN MARSHALL DAN ARY GINANJAR AGUSTIAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP DOMAIN AFEKTIF DALAM PENDIDIKAN ISLAM TESIS Disusun dan Diajukan kepada Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) JAENI DAHLAN NIM. 1617661018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019

Transcript of SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN...

Page 1: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ)

MENURUT DANAH ZOHAR & IAN MARSHALL

DAN ARY GINANJAR AGUSTIAN

SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP DOMAIN AFEKTIF

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

TESIS

Disusun dan Diajukan kepada Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

JAENI DAHLAN

NIM. 1617661018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019

Page 2: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
Page 3: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
Page 4: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
Page 5: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
Page 6: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peserta didik di sekolah Formal yang memiliki kecerdasan intelektual

(IQ) biasa-biasa saja. Justru sebagian besar merekalah yang menjadi orang-

orang sukses. Mereka yang memiliki IQ biasa-biasa saja tergolong lebih

luwes dalam bergaul, penolong sesama, setia kawan, bertanggungjawab, dan

ramah tamah. namun yang ber-IQ tinggi cenderung kurang pandai bergaul,

tidak berperasaan, dan egois. Inilah yang disebut kecerdasan emosional (EQ)

yang merupakan serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia

yang penuh liku-liku permasalahan sosial.

Namun, masih ada nilai-nilai yang tidak bisa dipungkiri keberadaanya

yaitu kecerdasan spritual (SQ) yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran1.

Nilai-nilai kebenaran tersebut yang memahamkan makna yang terdapat dalam

kehidupan sesuai dengan suara spiritual yang dihasilkan oleh SQ. Di akhir

abad ke-20 (1999-an) Danah Zohar dan Ian Marshall menemukan jenis

kecerdasan lain, third intelligence, the ultimate intelligence, yaitu SQ

(Spiritual Quotient) atau SI (Spiritual Intelligence).

Bagi Zohar dan Marshall, mesin elektronik seperti komputer bisa

memiliki IQ yang tinggi. Hewan-hewan banyak yang memiliki EQ yang

tinggi. But neither computers nor animals ask “why” we have these rules or

this situation.2 Keduanya tidak pemah memiliki „kegelisahan‟ dan tidak

pernah berpikir tentang dirinya, tentang orang lain dan tentang hidup secara

umum. Mereka juga tidak pernah berpikir bagaimana merekayasa ataupun

merubah keadaan yang ada pada dirinya Padahal berpikir inilah sebenamya

esensi dari kemanusiaan manusia.

1 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner

Journey Melalui Al-Ihsan, (Jakarta: Arga, 2006), 60-65.

2Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Spiritual Intelligence, The ultimate Intelligence

(London: Bloomsbry, 2000), 5.

Page 7: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

2

Ibnu Khaldun menyebutkan kemampuan berpikir manusia sebagai a

special quality of human being. Karena berpikir, maka manusia berbeda

dengan makhluk yang lain.3

Dengan SQ manusia bisa mengobati penyakit dirinya sendiri, akibat

krisis multidimensi seperti krisis eksistensi (existential crisis), krisis spiritual

dan atau krisis makna. SQ adalah salah satu jenis kecerdasan yang berfungsi

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna

yang lebih luas dan kaya.

Danah Zohar dan Marshall dalam Bukunya “SQ” mengatakan : SQ

has no necessary connection to religion. For some people, SQ may find a

mode of expression through formal religion, but being religious doesn’t

guarantee high SQ.4

Menurut Zohar dan Marshall transendensi adalah sesuatu yang

membawa manusia “mengatasi” (Beyond) mengatasi masa kini, mengatasi

rasa suka dan rasa duka, bahkan mengatasi diri kita pada saat ini. Ia

membawa manusia melampaui batas-batas pengetahuan dan pengalaman kita,

serta menempatkan pengetahuan dan pengalaman kita kedalam konteks yang

lebih luas. Transendensi membawa manusia kepada kesadaran akan sesuatu

yang luar biasa, dan tidak terbatas, baik di dalam maupun diluar diri kita.

Transendensi diri ini adalah inti dari pada SQ, karena dengan

kemampuan transendensi diri itu manusia dapat mencapai “pusat”. Dengan

demikian unsur-unsur yang lain akan mengikuti dengan sangat indah, Zohar

dan Marshall memberikan gambaran tentang transendensi diri dengan

mengutip penjelasan seorang fisikawan dari Jepang Michio Kaku.

Di situ digambarkan bahwa manusia di bumi ini seperti sekelompok

ikan yang berenang dalam sebuah mangkuk. Mereka tidak sadar bahwa

mereka tinggal dalam sebuah mangkuk yang diisi air. Itulah dunia mereka

3 Ibnu Khaldun, The Muqaddimah, an introduction to History, (translated from the

Arabic by Franz Rosenthal, Pricenton University Press, 1967), 337. 4

Danah Zohar and Ian Marshall, SQ: Spiritual Intelligence The Ultimate

Intelligence, (London: Great Britain, 2000), 8.

Page 8: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

3

dan mereka menerimanya. Kemudian salah satu ikan tiba-tiba melompat

tinggi ke mangkuk Ia bisa melihat tempat asalnya dan teman-temannya dalam

perspektif yang lebih tinggi. Di situ dia bisa tahu bahwa dunia yang

ditempatinya itu hanyalah kecil saja dan ada dunia lain yang jauh lebih luas

dengan medium yang bukan air. Kemampuan melompat tinggi-tinggi itulah

yang menggambarkan kemampuan SQ seseorang.

SQ menurut Danah Zohar & Ian Marshall adalah spiritual intelligence

is the soul’s intelligence. Is the intelligence with which we heal ourselves and

with which we make ourselves whole.so many of us today live lives of

wounded fragmentation. SQ is the intelligence that rests in that deep part of

the self that is connected to wisdom from beyond to ego, or conscious mind, it

is the intelligence with which we not only recognize existing values, but with

which we creatively discover new values.5

Secara harfiah SQ beroperasi dari pusat otak yaitu dari fungsi-fungsi

penyatu otak. SQ mengintegrasikan semua kecerdasan kita. SQ menjadikan

kita mahluk yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional maupun

spiritual. SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat

membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh.

SQ untuk pertama kalinya menawarkan kepada kita proses ketiga

yang aktif. Proses ini menyatukan, mengintegrasikan, dan berpotensi

mengubah materi yang timbul dari dua proses lainnya. SQ memfasilitasi

suatu dialog antara akal dan emosi, antara pikiran dan tubuh. SQ juga

menyediakan pusat pemberi makna yang aktif dan menyatu bagi diri.

SQ adalah kecerdasan yang berada di bagian diri seseorang yang

berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikir sadar dengan SQ

manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada tetapi secara kreatif

menemukan nilai-nilai baru. SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi

dan memecahkan persoalan makna dan nilai, sehingga seseorang dapat

5 Danah Zohar and Ian Marshall, SQ: Spiritual Intelligence The Ultimate Intelligence,

(London: Great Britain, 2000), 8.

Page 9: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

4

mengetahui apakah tindakan atau jalan hidupnya lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain.

SQ membimbing seseorang untuk mendidik hati menjadi benar

dengan menggunakan metode; pertama, jika seseorang mendefinisikan

manusia sebagai kaum beragama, tentu SQ mengambil metode vertical yaitu

bagaimana SQ dapat mendidik hati seseorang untuk menjalin hubungan

dengan Tuhannya.

SQ merupakan kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita

yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Pandangan

lain bahwa SQ adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk

berhubungan dengan Tuhan (khablum minallāh). 6

Islam menegaskan di dalam al-Qur‟an untuk berdzikir, karena dzikir

berkorelasi positif dengan ketenangan jiwa dan menjadikan hati seseorang

dalam kedamaian dan penuh kesempurnaan secara spiritual. Sebagaimana

disebutkan dalam al-Qur‟an Surat ar-Ra‟d (13) ayat 28.

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-

lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra‟d (13) : 28)

Kedua, implikasi secara horizontal, SQ mendidik hati seseorang kedalam

budi pekerti yang baik dan moral yang beradab. 7

Dengan kata lain SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas

dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

6

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ Way 165 Berdasarkan 1 Ikhsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (Jakarta:

Penerbit Arga, 2005), 311. 7 Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa SQ Lebih

Penting dari pada IQ dan EQ (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2002), 28-29.

Page 10: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

5

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain. SQ adalah

landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi. SQ mengintegrasikan semua

kecerdasan kita. SQ menjadikan kita makhluk yang benar-benar utuh secara

intelektual, emosional dan spiritual.

Kiranya sangatlah penting bagi manusia untuk menggali konsep

pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, terutama untuk

membentuk manusia muslim yang memiliki keilmuan dan intelektual yang

handal tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual. Sebab, kecerdasan seseorang

dalam penguasaan ilmu pengetahuan tanpa didasari spiritual justru akan

hancur dan fatal akibatnya. Seperti akan sering timbul keributan, kericuhan

dan segala bentuk ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Ary Ginanjar Agustian dalam konsep SQ dikenal istilah “self

conscience” yaitu suara hati yang merupakan landasan terwujudnya SQ.

manusia memiliki suara hati yang membisikan kebaikan pada hati seseorang,

apabila seseorang akan melakukan perbuatan buruk, di dalam hatinya pasti

ada larangan untuk melakukannya, suara hati itu memberikan nasehat bagi

orang yang ingin melakukan perbuatan yang tidak baik, dan suara hati akan

memberikan efek penyesalan bagi orang yang melakukan perbuatan buruk

tersebut.

Ary Ginanjar Agustian mengatakan untuk membangun kecerdasan

harus adanya sinergi antara kecerdasan emosi atau emotional quotient (EQ)

dan kecerdasan spiritual atau spiritual quotient (SQ). EQ bermakna hubungan

manusia dengan manusia, sedangkan SQ adalah hubungan manusia dengan

Tuhan. Jadi harus ada penggabungan antara rasionalitas dunia (EQ dan IQ)

dengan kepentingan spiritual (SQ) sehingga menjadi komprehensif.

Untuk membangun emotional spiritual quotient (ESQ) perlu adanya

metode yang berdasarkan ihsan, rukun iman dan rukun Islam. Mulai dari

syahadat yang berfungsi sebagai “mission statment”, sholat yang berfungsi

sebagai “character building”, puasa sebagai “self controlling”, serta zakat

Page 11: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

6

dan haji yang berfungsi untuk meningkatkan “social intelligence” atau

kecerdasan social.8

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom

pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa

domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali kedalam

pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Domain tersebut antaar

lain

1. Cognitive Domain (ranah kognitif) yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektuak, seperti pengetahuan, pengertian dan

keterampilan berpikir

2. Affective Domain ( Ranah Afektif) berisi perilaku- perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor domain ( ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motoric seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang dan mengoprasikan mesin.

Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga

seringkali menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten

(isi) pembelajaran. Akhirnya tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom

yang bernama Lorin W. Anderson melakukan penelitian dan mengasilkan

perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun 2001.

Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata

benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena

taksonomi Bloom sesungguhnya adalah penggambaran proses berfikir. Selain

itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang menggambarkan dari

proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses berfikir tingkat

tinggi (high order thinking).

8 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165: 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Penerbit Arga, 2005), 384 – 385.

Page 12: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

7

Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Taksonomi Bloom Perbaikan Taksonomi Bloom

Pengetahuan Mengingat

Pemahaman Memahami

Penerapan Menerapkan

Analisis Menganalisis

Sintesis Menilai

Penilaian Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran

adalah pada produk, padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan

merupakan hasil berpikir bukan proses berfikir, sehingga diperbaiki menjadi

mengingat yang menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan menciptakan

merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang

baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan

kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.

Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut

Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan

selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu

mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu remembering

(ingatan), understanding (pemahaman), applying (penerapan), analysis

(analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya.

Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah

knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan

remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah

kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca,

mendengar, melakukan dan sejenisnya.9

Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi

susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi

kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa

9 https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vteUZHRWxiMndhdFU diakses

pada rabu tanggal 28 Agustus 2019 pukul 20.00 Wib.

Page 13: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

8

kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan

akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka

memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi

mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).

Dalam Islam, pendidikan dianggap sebagai institusi yang amat penting

untuk mewarnai dan mengarahkan proses perubahan di dalam masyarakat.

Pendidikan Islam hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi

keberagamaan manusia, sehingga dituntut untuk mampu menyiapkan SDM

yang berkualitas yakni beriman, berilmu dan bertaqwa agar mereka mampu

mengolah, mengembangkan dan menyesuaikan perilaku keberagamaan sesuai

tuntutan zaman.10

Apalagi pada zaman seperti sekarang ini, di mana

perkembangan arus informasi sedemikian pesatnya.

Dalam perspektif pendidikan Islam, kecerdasan merupakan produk

dari transformasi al-nafs (jiwa) dari satu tingkat ke tingkat lainnya baik

menaik maupun menurun, karena jiwa adalah subyek yang sadar dan

berpengetahuan, sedangkan jasad dengan seluruh organnya adalah kendaraan

jiwa semata. Spiritualitas Islam berlandaskan pada entitas al-nafs yang

immaterial tetapi menyatu dengan manusia.

Pendidikan bukan hanya mengandung arti pewarisan nilai-nilai

budaya berupa kecerdasan dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi

muda, akan tetapi juga berarti mengembangkan berbagai potensi-potensi

individu untuk kegunaan individu itu sendiri dan selanjutnya untuk

kebahagiaan masyarakat.

Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika melakukan berbagai

macam ritual (ibadah) tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang

didorong oleh kekuatan dzahir. Bukan hanya berkaitan dengan kegiatan

ataupun aktifitas yang tampak dan dapat dilihat oleh mata, tetapi juga aktifitas

yang tidak tampak dan terjadi di dalam hati seseorang.11

10

Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,

1992), 69. 11

Djamaludin Ancok dan Fuad Nashoro Suroso, Psikologi Islami (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1994), 76.

Page 14: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

9

Oleh karena itu, dalam tujuan Pendidikan Islam erat kaitannya dengan

nilai rohaniah Islam dan berorientasi pada kebahagiaan hidup di akhirat yang

mengacu pada terbentuknya insan kamil yang sanggup melaksanakan syariat

Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat pada Allah SWT

dan mampu menjalani hidup dengan memaknai kehidupan dalam

menempatkan perilaku, baik dalam ruang lingkup sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama Islam, sebagai mata pelajaran sangat sentral dalam

upaya mencapai tujuan pendidikan nasional terutama menjadikan peserta

didik berakhlak mulia. Dalam Islam sendiri, akhlak menjadi perhatian yang

paling utama, Nabi Muhammad, sejak awal beliau diutus misi utamanya

adalah untuk membina akhlak (moral) masyarakat. Dalam sabdanya: د ب رنا أبو محم ، ثنا أبو بكر أخب ، أنبأ أبو سعيد بن األعرابي هاني ن يوسف األصب

رني د، أخب ، ثنا سعيد بن منصور ثنا عبد العزيز بن محم يد المروروذي د بن عب محم

د بن عجالن، عن القعقاع بن حكيم، عن أبي صالح، عن أبي هري رة رضي الله محم

م قال: قال رسول الله : عنه، "، األخالق مكارم " إنما بعثت ألتم ..“Sesungguhnya saya (Muhammad) diutus oleh Allah adalah untuk

menyempurnakan akhlak”. . .12

( H.R. Ahmad )

Dalam rangka mencapai hasil pendidikan yang baik, Islam

mengupayakan pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan

seimbang dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna yang

diharapkan ia dapat melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai khalifah di

muka bumi. Al-Qur‟an Surat al-Baqarah (2) ayat 30 menjelaskan

12

Jawami‟ul Kalim…

Page 15: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

10

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS.

Al-Baqarah (2) : 30)

Untuk dapat melaksanakan pengabdian tersebut harus dibina seluruh

potensi yang dimiliki yaitu potensi spiritual, kecerdasan, perasaan, dan

kepekaan. Potensi-potensi itu sesungguhnya merupakan kekayaan dalam diri

manusia yang amat berharga.13

untuk itu, salah satu tugas dari pendidikan

adalah memaksimalkan seluruh potensi yang ada di dalam diri manusia secara

menyeluruh yang meliputi jiwa dan raganya.

Pada hakikatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan, para generasi

penerus bangsa diharapkan mampu mewujudkan perilaku belajar yang baik.

Perilaku belajar merupakan tanggapan atau reaksi peserta didik terhadap

rangsangan atau lingkungan belajarnya yang menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.14

Sebagaimana firman Alloh SWT dalam Al-Qur‟an Surat al-Mujādalah ayat

11.

13

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 51. 14

Putri Wahyuningtyas, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan

Motivasi Belajar dengan Peri laku Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama (PAI)

di SMP 01 Jenangan Ponorogo”, (Vol. 12 No. 1 Januari - Juni 2014), 50.

Page 16: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

11

Artinya. “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah (58) : 11)

Pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

bimbingan pada peserta didik sebagai salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah yang terkait dengan kurikulum 2013 tentang KI – 1 dan

KI- 2 yaitu kompetensi Spiritual dan Kompetensi Sosial, bukan sebagai

pendidikan Islam dalam arti luas.

Dalam seluruh proses pendidikan, dibutuhkan sebuah kurikulum.15

Kurikulum sebagai salah satu instrumental input dalam mencapai tujuan

pendidikan nasional dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan

dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Kurikulum nasional

dikembangkan mengacu kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Perbedaan tiap kurikulum terletak pada penekanan pokok dari tujuan

pendidikan dan pendekatan dalam mengimplementasikan kurikulum

tersebut.16

15

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lihat Undang-undang No. 20

Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, Ayat 19. 16

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), 2.

Page 17: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

12

Perihal yang paling krusial dalam implementasi kurikulum 2013

adalah membangun sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik. Dikatakan

demikian, karena sikap spiritual dan sikap sosial merupakan bagian mendasar

dari kompetensi inti-1 dan kompetensi inti-2, yang harus direalisasikan dalam

setiap pribadi peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan tema kurikulum

2013, yakni menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif atau berkarakter, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan secara integratif.17

Secara konseptual draft kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu

melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya

cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.18

Dengan demikian pendidikan akan mampu mengkontruks manusia

yang sesuai dengan zaman, dan juga pola kemampuan yang sesuai dengan

kebutuhan. Yang lebih diharapkan adalah kemampuan pendidikan dalam

merancang dan membentuk manusia yang manusiawi dengan kemampuan

kecerdasan yang tidak hanya pada sisi intellectual quotient (IQ), akan tetapi

juga mampu mengintegralkan potensi kecerdasan dalam dirinya seperti

kecerdasan emosional (emotional quotient) dan kecerdasan spiritual (spiritual

quotient).19

Dimensi spiritual adalah inti, wilayah yang sangat pribadi dan sangat

penting dari kehidupan. dimensi ini memanfaatkan sumber yang mengilhami

dan mengangkat semangat dalam diri manusia dan mengikat pada kebenaran

tanpa batas waktu mengenai aspek humanitas. Dan orang melakukannya

dengan cara yang sangat berbeda.20

di sinilah pendidikan akan sedikit banyak

berperan dalam aspek humanitas yang sebenarnya dapat dimaksimalkan

melalui kepekaan SQ.

17

E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), 103. 18

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), 113. 19

Dakir dan Sadimi, Pendidikan Islam dan ESQ: Komparasi – Integratif Upaya Menuju Stadium Insan Kamil (Semarang: Rasail, 2011), xxvii.

20 Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Bandung: Nuansa Cendekia, 2002), 113.

Page 18: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

13

Bertolak dari bangunan pemikiran di atas, penulis merasa terdorong

untuk mengkaji lebih mendalam tentang SQ menurut Danah Zohar & Ian

Marshall dan Ary Ginanjar Agustian dan Implikasinya terhadap domain

Afektif dalam Pendidikan Islam sebagai tujuan dari SQ tersebut. Penelitian

ini penulis tuangkan dalam judul tesis “ Spiritual Quotient (SQ) Menurut

Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar Agustian serta

Implikasinya terhadap Domain Afektif dalam Pendidikan Islam”

B. Batasan dan Rumusan masalah

1. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembuatan Tesis dan focus dalam

penelitian ini, maka Penulis memberi batasan masalah yang akan di bahas

pada ruang lingkup sebagai berikut:

a. Spiritual Quotient (SQ)

Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang bertumpu pada

bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego,

atau jiwa sadar.21

SQ adalah kecerdasan manusia yang digunakan

untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang

berhubungan dengan Tuhannya baik, maka bisa dipastikan hubungan

dengan sesama manusiapun akan baik pula.22

Dengan kata lain, SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih

luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa SQ adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti dan memberi makna pada apa yang dihadapi dalam

kehidupan dan memiliki fleksibilitas dalam kehidupan bermasyarakat

21

Danah Zohar dan Ian Marshall, Terj, Rahma Astuti Dkk, SQ (Kecerdasan

Spritual) (Bandung: Mizan, 2007), 8. 22

Agustian Ary Ginanjar, Emotional Spiritual Quotient (ESQ) (Jakarta : Arga

Publishing, 2001), 58.

Page 19: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

14

b. Domain Afektif dalam Pendidikan Islam

Domain Afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan

perasaan, emosi dan reaksi–reaksi yang berbeda dengan penalara23

.

Pendidikan Islam adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).

Bimbingan adalah suatu proses kegiatan dalam rangka

membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya dalam

menyelesaikan setiap permasalahan hidup yang dihadapi.

Bimbingan rohani Islam merupakan proses bantuan spiritual

terhadap rohani atau jiwa agar dapat selaras dengan petunjuk dan

ketentuan Allah SWT yang telah tertuang di dalam firman-Nya

sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, sehingga dapat

menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di

akhirat.

Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam adalah

bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.24

Pendidikan Islam di sini sebagai Mata Pelajaran yang diajarkan

di sekolah/Madrah, domain afektif yang dituangkan dalam kurikulum

2013 sebagai ciri yang sangat penting yaitu dituangkan dalam KI-1

dan KI-2.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalahnya sebagai berikut:

a. Seperti apakah Konsep SQ Menurut Danah Zohar & Ian Marshall?

b. Seperti apakah Konsep SQ Ary Ginanjar Agustian?

23

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan pembelajaran ( Jakarta : PT Rineka cipta,

2009), 298. 24

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 1994 ), 32.

Page 20: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

15

c. Bagaimanakah Implikasi SQ dalam domain afektif dalam Pendidikan

Islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui:

1. Konsep SQ Menurut Danah Zohar & Ian Marshall

2. Konsep SQ menurut Ary Ginanjar Agustian

3. Implikasi SQ dalam Domain Afektif dalam Pendidikan Isla

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan dunia

pendidikan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan Spiritual

Quotient (SQ) dan Domain Afektif dalam Pendidikan Islam

b. Dapat menjadi pertimbangan dalam membenahi dan memperbaiki

kondisi pendidikan saat ini yang sifatnya mendasar dan aktual.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas keilmuan

peneliti sebagai calon pendidik, terutama yang berkaitan dengan

Spiritual Quotient (SQ) dan Domain Afektif dalam Pendidikan

Islam.

b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi keilmuan

Pendidikan Agama Islam bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN

Purwokerto khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.

E. Metode Penelitian

1. Paradigma dan Pendekatan

Penelitian ini termasuk dalam kategori karya ilmiah, menggunakan

pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang berusaha untuk merumuskan

secara jelas, sistematis, dan komprehensif yaitu tentang ide atau gagasan

Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar Agustian dalam karya-

karyanya yang telah ada secara sistematis, logis, dan kritis. Sehingga,

Page 21: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

16

diperoleh konsep dalam SQ yang diimplikasikan dengan Domain Afektif

dalam Pendidikan Islam, langkah selanjutnya adalah menginterpretasi ide

atau gagasan Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar Agustian

serta mengimplikasinya dengan Domain Afektif agar dapat dipahami

secara mudah dan sistematis dalam konteks kajian pendidikan Islam.

2. Sumber Primer dan Sekunder

Untuk mengumpulkan data dari sumber utama dan sumber

penunjang, maka penulis menggunakan teknik penelitian kepustakaan

(library research). Adapun sumber data terdiri dari sumber data primer

dan sumber data sekunder.25

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.26

Sumber data primer adalah buku atau literatur

yang menjadi rujukan utama dan dalam penelitian ini, berupa karya Danah

Zohar and Ian Marshall, serta Ary Ginanjar Agustian, baik seluruh

karyanya maupun hanya satu topik karyanya.

Data primer yang meliputi karangan Danah Zohar & Ian Marshall

antara lain:

1) Danah Zohar and Ian Marshall. SQ: Spiritual Intelligence The

Ultimate Intelligence, London: Great Britain, 2000.

2) Danah Zohar and Ian Marshall. SQ Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai

Kehidupan, Terj. Astuti Rahmani, Bandung : Mizan, 2002.

3) Danah Zohar and Ian Marshall. Spiritual Capital, Memberdayakan

SQ di Dunia Bisnis, Terj. Helmi Mustofa, Bandung: PT Mizan

Pustaka, 2005.

4) Danah Zohar and Ian Marshall. Spiritual Capital : Wealth We can

Live by, san franncisco: Berret -Koehler Publishers, 2004

25

Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya

Ilmiah (Yogyakarta: Ikfa, 1998) 26. 26

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (bandung: Alfabeta, 2010) 308

Page 22: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

17

5) Danah Zohar and Ian Marshall. The Quantum Self: Human Nature

andconsciousness defined by the new physics, New York: Quill

/William Morrow, 1990

Sedangkan Karangan Ary Ginanjar Agustian antara lain:

1) Ary Ginanjar Agustian. Rahasia Sukses Membangun kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun

Islam, Jakarta: Arga, 2001.

2) Ary Ginanjar Agustian. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power

Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, Jakarta: Arga, 2006.

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Data sekunder dihasilkan dari sumber lain yang

mendukung dengan tema penelitian yang dilakukan mengenai SQ

menurut Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar Agustian

serta Implikasinya terhadap Domain Afektif dalam pendidikan Islam,

baik dari jurnal maupun buku-buku lain yang sekiranya dapat

digunakan untuk menganalisis mengenai persoalan tersebut.

Diantara Buku dan Jurnal tersebut antara lain:

a) Nur Khamin, Pemikiran Danah Zohar dan Ian Masshall tentang

kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam.

Journal Attaqwa, Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa Suci

Gresik, Vol.12 No.1 ( Januari 2016), (diakses 27 Nopember 2018)

b) Marsha Sinetar, Kecerdasan Spiritual : Belajar dari anak yang

mempunyai kesadaran diri (Soesanto Boedidarmo, penerjemah),

Jakarta : Elek Media komputindo, 2001

c) Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-

Qur’an, Bandung: Mizan Pustaka, 2002.

d) Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual

Mengapa SQ Lebih Penting dari pada IQ dan EQ, Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Umum, 2002.

Page 23: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

18

e) Agus Nggermanto, Quantum Qoutient (Kecerdasan Quantum) :

Cara cepat melejitkan IQ, EQ dan SQ secara harmonis: Bandung,

Nuansa, 2002

f) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta : L Kalam Mulia, 2013

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi, yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, hukum, dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik

dokumenter atau studi dokumenter.27

Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan

teknologi yang berkembang saat ini, yaitu teknologi internet, CD program,

dan lain-lain.

4. Analis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan

analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk

menjawab rumusan masalah.28

Berangkat dari penelitian yang bersifat literer, metode analisis data

yang digunakan oleh penulis adalah metode content analysis,29

yakni

mencoba menafsirkan isi atau gagasan Danah Zohar & Ian Marshall dan

Ary Ginanjar Agustian tentang Spiritual Quotient yang kemudian

dianalisa keterkaitan serta Implikasinya terhadap Domain Afektif dalam

Pendidikan Islam. Dengan metode content analysis, maka prosedur kerja

yang dilakukan adalah menentukan karakteristik konten, maksudnya

adalah konten dari ide atau konsep yang berkaitan dengan SQ dan

implementasinya dalam Domain Afektif dalam Pendidikan Islam.

27

Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), 191. 28

V.Wirani Sujawani, Metodologi penelitian Lengkap, praktis dan mudah

dipahami, (Yogyakarta; Pustaka baru, 21014), 103. 29

Content analysis dilakukan secara kualitatif tetapi prinsipnya tetap sama: teks

dan laporanlaporan dianalisis di dalam istilah komposisi isi. Lihat Robert L. Miller & Jhon

D. Brewer, The A-Z of Social Research: A. Dictionary of Key Social Science Reseach

Concept (London: Sage Publications, 2003), 45.

Page 24: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

19

Adapun pola pikir yang digunakan penulis dalam menarik

kesimpulan adalah pola pikir deduktif dan induktif. Pola pikir deduktif,

yaitu pola berpikir dengan kesimpulan logis yang diambil dari premis-

premis umum. Sedangkan pola pikir induktif adalah kebalikan dari pola

berpikir deduktif atau dalam penelitian sosial sebagai generalisasi empiris

dan pernyataan teoritis yang diambil dari sebuah data.30

Metode analitik ini untuk melacak lebih jauh hal-hal yang berkaitan

dengan potensi SQ manusia serta implikasinya terhadap Domain Afektif

dalam pendidikan Islam. Adapun aktifitas analisis mengikuti proses

pengumulan data, penyusunan dan penjelasan atas data dan setelah itu

dilakukan analisis31

. Setelah dilakukan analisis, maka kemudian

diinterpretasikan dan akhirnya diberi kesimpulan.32

Adapun tahapan content analysis dalam penelitian ini.

Pertama, penulis menganalisis dan membandingkan serta korelasi terkait

dengan pemikiran Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar

Agustian tentang SQ. Kedua, setelah ditemukannya perbandingan atau

korelasi dari data primer dengan data sekunder, penulis melakukan

penyusunan terhadap pemikiran Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary

Ginanjar Agustian tentang Spiritual Quotient (SQ) serta dicari

implikasinya dalam Domain Afektif dalam Pendidikan Islam sehingga

mendapatkan pengetahuan kontekstual dengan tujuan penelitian yang

dilakukan tidak berhenti pada ruang hampa, tetapi terlihat saling terkait

dengan beberapa faktor yang lain. Dan yang ketiga, memberi kesimpulan

dari hasil interpretasi tentang SQ menurut Danah Zohar & Ian Marshall

dan Ary Ginanjar Agustian serta Implikasinya terhadap Domain Afektif

dalam pendidikan islam

30

Robert L. Miller & Jhon D. Brewer, The A-Z of Social Research...,154. 31 Winarno Surahmad, Pengamat Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik

(Bandung: Tarsito, 2004), 140. 32

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Graffindo Persada,

2010), 40.

Page 25: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

20

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, susunan

pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Membahas Landasan teori tentang Spiritual Quotient (SQ)

dan Domain afektif dalam pendidikan islam yang berisi Pengertian Spiritual

Quotient (SQ), Domain Afektif dalam Pendidikan Islam, Hasil Penelitian

yang relevan dan Kerangka Berfikir

BAB III Membahas tentang tentang Spiritual Quotient (SQ)

menurut Danah Zohar & Ian Marshall dan Ary Ginanjar Agustian

BAB IV Spiritual Quotient (SQ) menurut Danah Zohar & Ian

Marshall dan Ary Ginanjar Agustian serta Implikasinya terdahap Domain

Afektif dalam Pendidikan Islam

BAB V Bab terakhir berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran

kepada penulis.

Page 26: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

125

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. a. Konsep SQ Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall terdiri dari Jalan

Tugas, Jalan Pengasuhan, Jalan Pengetahuan Jalan Perubahan Pribadi,

Jalan Persaudaraan dan Jalan Kepemimpinan yang penuh Pengabdian

b. Konsep cakra dalam Islam kita mengenal konsep Lathaif atau kumpulan

lathifah. Nama-nama lathifah ini berbeda-beda untuk thariqat (Tasawuf) ,

namun fungsinya sama yaitu sebagai representasi tingkat- tingkat

kesadaran. konsep SQ yang ditawarkan Oleh Danah Zohar & Ian

Marshall ketika dilihat persfektif Islam memiliki misi untuk melakukan

spiritualisasi peradaban dalam konteks Islam, tidak lain dari pada

parsialisasi tazkiyah al-madaniyati yang merupakan misi Rasulullah

Muhammad SAW yang membawa Din al-Islam sebagai rahmatan li al-

'alamin.

2. a. Konsep SQ Menurut Ary Ginanjar Agustian terdiri dari Penjernihan

Emosi (Zero mind Process), Membangun Mental (Mental Building)

Ketangguhan Pribadi (Personal Strength) Ketangguhan Sosial (Social

Strength)

b. Konsep SQ yang ditawarkan Ary Ginanjar ketika ditinjau dari ilmu

Tasawuf dekat dengan konsep Takhalli, Tahalli dan Tajalli.

3. a. Konsep SQ yang ditawarkan Oleh Danah Zohar & Ian Marshall ketika

dilihat persfektif Islam memiliki misi untuk melakukan spiritualisasi

peradaban dalam konteks Islam, tidak lain dari pada parsialisasi tazkiyah

al-madaniyati yang merupakan misi Rasulullah Muhammad SAW yang

membawa Din al-Islam sebagai rahmatan li al-'alamin. Dengan demikian,

penyakit krisis makna hidup yang di alami peradaban Barat dewasa ini dan

menyebar dengan semakin gencarnya globalisasi di segala bidang, insya

Allah, dapat ditangkal oleh dunia Islam apabila kita dapat memaknai dan

menghayati Din al-Islam secara kaffah dan hakiki.

Page 27: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

126

b. Terkait konsep SQ yang ditawarkan Ary Ginanjar Agustian penulis

menyimpulkan bahwa, konsep tersebut jika dilihat dari segi keilmuan

memunculkan terobosan baru yang luar biasa, karena bisa menggabungkan

antara dua ilmu yang berbeda menjadi satu kesatuan yaitu SQ dengan

Rukun islam dan Iman, akan tetapi akan menjadi bagus dan cemerlang

ketika dikaitkan dengan konsep yang ditawarkan dalam ilmu tasawuf yaitu

Takhalli, Tahalli dan Tajalli karena bagi penulis konsep tersebut lebih

tepat. konsep Penjernihan emosi, membangun mental, ketangguhan pribadi

dan ketangguhan social lebih dekat dengan ilmu tasawuf bukan dikaitkan

dengan rukun islam apalagi rukun Iman.

Menurut Penulis SQ Danah Zohar & Ian Marshal perspektif Islam

lebih dekat kepada misi Islam itu sendiri sebagai din al-Islam (agama

Islam) sebagai rahmatan li al-'alamin ( rahmat bagi seluruh alam)

sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian SQ lebih dekat dengan Ilmu

tasawuf yaitu Takhalii, Tahalli dan Tajalli dan semua itu sebagai upaya

untuk bias lebih dekat dengan sang pencipta Yaitu Allah SWT.

Konsep SQ yang telah dikemukakan oleh Danah Zohar & Ian

Marshall Perspektif Islam dan Ary Ginanjar Agustian bertujuan untuk

menciptakan manusia yang memiliki kepribadian yang utuh, yang baik

sehingga bisa mewujudkan tatanan masyarakat dunia yang penuh

kedamaian, cinta dan berbudaya.

Konsep SQ menurut Danah Zohar & Ian Marshall setelah dilihat

prespektif Islam dan Ary Ginanjar Agustian mempunyai Implikasi dengan

kompetensi spiritual dan kompetensi sosial dalam kurikulum 2013, dalam

penjelasannya isi kompetensi spiritual dan isi kompetensi sosial dalam

proses pembelajaran di sekolah kini lebih memperhatikan kemampuan

spiritual peserta didik, dan Sikap Sosial, tidak hanya mengembangkan

kemampuan intelektualnya (IQ) saja.

B. Kritik dan Saran

Page 28: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

127

Dari hasil penelitian yang disimpulkan di atas, peneliti berusaha

memberikan saran-saran sebagai motivasi dalam mewujudkan pendidikan

yang lebih baik.

1. Kepada Peneliti lain, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pijakan atau

referensi untuk penelitian lebih lanjut terutama tentang Spiritual Quotient

(SQ)

2. Khusus bagi Guru (pendidik) dan peserta didik yang merupakan subjek

pendidikan dan objek pendidikan harus mampu untuk memahami peran dan

tanggung jawabnya dalam mewujudkan Spiritual Quotient (SQ) dan Sikap

Sosial dalam Domain Afektif yang tertuang dalam KI-1 dan KI-2 yaitu

kompetensi spiritual dan kompetensi sosial kurikulum 2013.

3. Bagi Mahasiswa pada umumnya dan Dosen pada khususnya, bersemangat

progresif dengan pengetahuan yang luas untuk melakukan penelitian-

penelitian khususnya dalam bidang pendidikan.

4. Hendaknya semua elemen sekolah, kampus termasuk pemerintah ikut serta

berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan

didukung oleh aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, maka terwujudnya

tatanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas menjadi sebuah keniscayaan

untuk bangsa Indonesia menyambut Era digital 4.0.

C. Penutup

Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan seluruh rangkaian aktivitas dalam rangka penyusunan Tesis ini.

Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan Suri

tauladan dalam mengarungi kehidupan.

Tak ada gading yang tak retak, Maka Penulis dengan segala kerendahan

hati menyadari sepenuhnya bahwa, Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, masih

banyak kekurangan dan kelemahan, baik menyangkut isi maupun bahasanya. Oleh

karena itu segala saran, masukan, arahan, dan kritik yang konstruktif sangat

penulis harapkan untuk kemajuan dan kesempurnaan dalam penulisan. selanjutnya

dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya pada diri penulis. Aamiin.

Page 29: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan

Karya Ilmiah ,Yogyakarta: IKFA, 1998.

Adz-dzaky, M. Hamdani Bakran. Pendidikan Ketuhan Dalam Islam,

Yogyakarta: Tp, 1990

Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun kecerdasan Emosi

dan Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam,

Jakarta: Arga, 2001.

-------. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey

Melalui Al-Ihsan, Jakarta: Arga, 2006.

Ahmadi. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya

Media, 1992.

-------. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Aly, Hery Noer dan Munzier. Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska

Agung Insani, 2003.

Al-Bukhari al-Ju'fi, Imam Abi Abdillah muhammad bin Isma’il ibn

Ibrohim bin Al-Mughiroh bin Bardizbah. Shokhik Bukhori, Juz 1 ,

Beirut: Dar Al-Kitab, 1992.

Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuad Nashoro. Psikologi Islami,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.

Aulia, M. Yaniyullah Delta. Melejitkan Kecerdasan Hati & Otak, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2005.

Arif, Mahmud. Pendidikan Islam Transformatif ,Yogyakarta: LKiS, 2008.

Bekker, Anton. dkk., Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta :

Kanisius, 1994

Darajat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumu Aksara, 2011

Depag RI, Al-qur’an dan terjemah, ( Semarang: CV.Thoha Putra, 1999)

Dimyati dan Mujiono. Belajar dan pembelajaran ,Jakarta : PT Rineka

cipta, 2009

Page 30: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

Echols, John M. dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005.

Gardner ,Howard. Multiple Intelligences , Batam: Interaksa, 2002.

Hornbay. AS Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English

(tp: Oxford Uneversity Press, 1963), hlm. 533.

Jalaluddin. Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Khaldun, Ibnu. The Muqaddimah, an introduction to History, (translated

from the Arabic by Franz Rosenthal, Pricenton University Press,

1967), 337.

Khamin, Nur. pemikiran Danah Zohar dan Ian Masshall tentang

kecerdasan Spiritual dalam perspektif pendidikan agama islam.

Journal Attaqwa, Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa Suci

Gresik, 2016

Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,

Bandung: al-Ma’arif, 1980.

L. Miller Miller & Jhon D. Brewer. The A-Z of Social Research: A.

Dictionary of Key Social Science Reseach Concept, London: Sage

Publications, 2003.

Mudzhar, Atho’. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Mudjiono. Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rhineka Cipta,

2009

Mufron, Ali. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013

Mas’ud, Abdurrahman. dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997.

-------. Pendidikan Dalam Perspektif Hadis, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005.

-------. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010.

Page 31: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

Nggermanto, Agus. Quantum Quotient, Bandung: Nuansa Cendekia,

2002.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis,

dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pres, 2002.

Nur Avita, Devi. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kecemasan

Menghadapi Kematian Pada Lansia. Malang: Penerbit Fakultas

Psikologi UIN Maliki Malang. 2010

Pasiak, Taufik. Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an,

Bandung: Mizan Pustaka, 2002.

Rajab, Khairunnas. Obat Hati Menyehatkan Ruhani dengan Ajaran

Islami, Yogyakarta: Pusaka Pesantren, 2010.

Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam : Pengembangan Pendidikan

Integratif disekolah, keluarga dan masyarakat,Yogyakarta : LKS,

2009.

Rahayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia,2011

Sinetar, Marsha. Kecerdasan Spiritual : Belajar dari anak yang

mempunyai kesadaran diri (Soesanto Boedidarmo, penerjemah),

Jakarta : Elek Media komputindo, 2001.

Sutrino, Hadi. Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1990)

Sudiyono. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Suharsono. Akselarasi Inteligensi: Optimalkan IQ, EQ, dan SQ, Jakarta:

Inisiasi Press, 2004.

Sukidi. Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa

SQ Lebih Penting dari pada IQ dan EQ, Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Umum, 2002.

Surahmad, Winarno. Pengamat Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan

Teknik ,Bandung: Tarsito, 2004.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Graffindo

Persada, 2010

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 1994

Page 32: SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) MENURUT DANAH ZOHAR & IAN …repository.iainpurwokerto.ac.id/6173/1/cover... · menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

Tasmara, Toto. Kecerdasan Ruhaniyah (Transcendental Intelligence),

Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Tim Penyusun. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Jamunu, 1965.

-------. Al-Qur’an dan Terjemah, Semarang: CV. Asy-Syifa’, 2001.

Tony, Buzan. Sepuluh Cara Jadi Orang Cerdas Spiritual. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.2003

Uhbiyati, Nur. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012.

Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2011.

Wahyuningtyas, Putri. “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ)

dan Motivasi Belajar dengan Peri laku Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan Agama (PAI) di SMP 01 Jenangan

Ponorogo”, (Vol. 12 No. 1 Januari - Juni 2014), 50.

Winkel,W.S, Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media abadi, 2009

Wirani. V Sujawani. Metodologi penelitian Lengkap, praktis dan mudah

dipahami, Yogyakarta; Pustaka baru, 2014.

Zohar, Danah and Ian Marshall. SQ: Spiritual Intelligence The Ultimate

Intelligence, London: Great Britain, 2000.

-------. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj.

Astuti Rahmani, Bandung : Mizan, 2002.

Zohar, Danah, and Ian Marshall. Spiritual Capital : Wealth We can Live

by, san franncisco: Berret -Koehler Publishers, 2004

Zohar, Danah dan Ian Marshall. Spiritual Capital, Memberdayakan SQ

di Dunia Bisnis, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005.

Zohar, Danah and Ian Marshall. The Quantum Self: Human Nature

andconsciousness defined by the new physics , New York: Quill

/William Morrow, 1990

https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vteUZHRWxiMndhdFU