Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

download Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

of 73

Transcript of Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    1/73

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di dalam belajar-mengajar guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat

    belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan salah

    satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik

    penyajian, atau biasanya disebut metode pengajaran.

    Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

    pengajaran yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah

    sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau

    penyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas , agar pelajaran tersebut

    dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam

    kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan

    oleh guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa

    berbeda degnan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai

    pengetahuan, ketrampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi

    siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu

    masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda

    dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan

    mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.

    1

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    2/73

    Kita mengenal bermacam-macam teknik penyajian dari yang tradisional,

    yang diguakan dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru akhir-

    akhir ini.

    Perkembangan selanjutnya para ahli masih perlu mengadakan penelitian

    dan eksperimen agar dapat menemukan teknik penyajian yang dipandang paling

    efektif untuk pelajaran tertentu, apakah hal itu akan terjawab, kita serahkan pada

    hasil penelitian para ahli tersebut.

    Dari bermacam-macam teknik mengajar itu, ada yang menekankan

    peranan guru yang utama dalam pelaksanakaan penyajian, tetapi ada pula yang

    menekankan pada media hasil teknologi modern seperti televise, radio, kasset,

    video-tape, film, head projector, mesin belajar dan lain-lain, bahkan telah

    menggunakan bantuan satelit. Ada pula teknik penyajian yang hanya digunakan

    untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan untuk

    sejumlah siswa yang tidak terbatas.

    Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan

    bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan

    perumusan tujuan intruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar

    bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis

    dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan

    keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dna pemeragaan semata

    tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bias membuahkan

    hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.

    2

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    3/73

    Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.

    Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan

    menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,

    bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat

    duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (movong about dan thinking

    alound)

    Untuk bias mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,

    melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya dan membahasnya dengan orang

    lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan

    sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba

    mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut

    pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.

    Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka

    dalam penelitian ini penuliis mengambuil judul Meningkatkan Prestasi Belajar

    Mata Pelajaran Kewarganegaraan Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran

    Kontekstual Model Pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi Pada Siswa

    kelastahun

    pelajaran.

    B. Rumusan Masalah

    Bertitik tolak dari latar belakang diats maka penulis merumuskan

    permasalahannya sebagai berikut:

    3

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    4/73

    1. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan

    Ceramah dan Simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap

    materi pelajaran Kewarganegaraan pada siswa kelas

    .?

    2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran

    Gabungan Ceramah dan Simulasi dalam meningkatkan motivasi, minat,

    perhatian dan partisipasi belajar kewarganegaraan pada siswa

    kelas.?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar

    kewarganegaraan setelah diterapkan pembelajaran kontekstuial model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi pada siswa kelas

    ..?

    2. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran

    Gabungan Ceramah dan Simulasi dalam meningkatkan prestasi dan motivasi

    belajar terhadap materi pelajaran. Kewarganegaraan setelah diterapkan

    pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi

    pada siswa kelas ..

    4

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    5/73

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat

    berguna bagi:

    1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan

    proses belajar mengajar kewarganegaraan.

    2. Meningkatkan prestasi dan motivasi pada pelajaran kewarganegaraan

    3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru

    dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Kewarganegaraan

    4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

    siswa khususnya pada mata pelajaran kewarganegaraan.

    5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran

    Kewarganegaraan.

    E. Definisi Operasional Variabel

    Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka

    perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Metode Ceramah adalah:

    Adalah suatu cara penyampain bahan pelajaran dengan

    komunikasi lisan.

    2. Metode simulasi adalah:

    Tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang

    dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat

    mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu

    5

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    6/73

    merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih

    memegang perenan sebagai orang lain

    3. Motivasi belajar adalah:

    Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai

    atau skor yang setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    4. Prestasi belajar adalah:

    Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam

    bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

    F. Batasan Masalah

    1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas

    ..tahun pelajaran.

    2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Sepetember semester ganjil tahun

    pelajaran

    3. Materi yang disampaikan adalah ppokok bahasan..

    6

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    7/73

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.

    Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal

    serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi

    belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perbuatan pada

    sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada

    tingkah laku yang lebih buruk.

    Untuk dapat disebut belajarm maka perubahan harus merupakan akhir

    dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung

    sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir

    dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhasi-hari , berminggu-

    minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses

    yanbg tidak dapat dilihat dengan nyata prose situ terjadi dalam diri seseorang

    yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan

    tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam

    diri indivdu dalam penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.

    2. Pengertian Prestasi Belajar

    7

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    8/73

    Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih

    dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil

    ynag telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasul yang

    telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas

    tertentu.

    Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua

    individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar

    menginginkan hasil yang baik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus

    belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil degna baik. Sedan

    pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan.

    Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan

    sesuatu.

    3. Pedoman Cara Belajar

    Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan

    baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau

    pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok

    digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk

    anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan

    individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima

    materi pelajaran.

    Oleh Karen itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus

    dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi

    factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu

    8

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    9/73

    sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus

    mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

    B. Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

    Adapun factor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu

    a. Factor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut factor individu.

    Yang termasuk ke dalam factor individu antara lain faktor kematangan

    atau pertumbuhan, kecerdasaran, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

    b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor social

    Sedangkan yang faktor social antara lain faktor keluarga, keadaan

    rumah tangga, guru dan cara dalam mengajarkannya, lingkungan dan

    kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi social.

    Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas

    menunjukkan bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks.

    Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di

    atas, bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan

    belajar akan dapat dilalui dengan lancer dan pada gilirannya akan

    memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.

    Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak

    menguntungkan dalam arti tidak ditunjang atau di dukung oleh faktor-

    faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau

    menemui kesulitan.

    9

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    10/73

    2. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kewarganegaraan

    a. Pengertian Pendidikan Pancasia dan Kewarganegaraan

    Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ditetapkan atas dasar

    ketentuan yang tersirat dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 pasal

    39 ayat (1) Penjelasan pasal tersebut menyatakan Pendidikan Pancasila

    megarahkan perhatian pada model yang diharapkan dapat diwujudkannya

    dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan nilai-

    nilai Pancasila Dirjen Dikdasmen, 1989:5). Pendidikan Pancasila dan

    Kewarganegaraan pada dasarnya merupakan usaha untuk membekali

    peserta didk dengan kemampuan dan sikap serta pengetahuan dan

    ketrampilan dasar agar dapat tumbuh menjadi pribadi, anggota

    masyarakat, dan warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan

    Negara dengan didasari nilai dan norma Pancasila. Sejalan dengan

    pengertian itu, pendekatan kemampuan tanpa mengabaikan adanya

    pemahaman terhadap konsep-konsep pengetahuannya.

    Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 pasal 39 ayat (3),

    dalam penjelasannya menyatakan sebagai berikut, sebutan-sebutan pada

    ayat (3) bukan nama mata pelajaran, melainkan sebuatan yang mengacu

    pada pembentukan kepribadian dan unsure-unsur kemampuan yang

    diajarkan dan dikembangkan melalui pendidikan dasar. Lebih dari satu

    unsure tersebut dapat digabungkan dalam satu mata pelajaran atau

    sebaliknya satu unsur dapat dibagi menjadi lebih dari satu mata pelajaran.

    10

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    11/73

    Berdasarkan penjelasan di atas dan prinsip penyederhanaan yang

    digunakan dalam pengembangan kurikulum, Pendidikan Pancasila dan

    Pendidikan Kewarganegaraan disatukan menjadi satu mata pelajaran

    dengan sebutan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    (Kewarganegaraan)

    b. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    Sebagaimana fungsi pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan,

    maka tujuan Pendidikan nasional, tujuan setiap jenjang pendidikan, serta

    tahap perkembangan peserta didik yang didasarkan pada nilai morall

    Pancasila dalam kehidupan seharu-hari merupakan bekal untuk mengikuti

    pendidikan pada jenjang selanjutnya.

    c. Fungsi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    Penentuan fungsi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan

    didasarkan pada tahap perkembangan peserta didik. Makin tinggi taraf

    perkembangan peserta didik makin meluas fungsi pendidikan pancasila

    dan kewarganegaraan. Dalam bagian pendahuluan pengajaran

    Kewarganegaraan dirumuskan dalam 3 jenjang sesuai dengan satuan

    pendidikan dengan rincian sebagai berikut:

    1. Mengambangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila dalam

    kehidupan sehari-hari.

    2. Mengambangkan dan membina siswa agar sadar akan hak dan

    kewajiban taat pada peraturan yang berlaku serta berbudi pekerti luhur.

    11

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    12/73

    3. Membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antara

    sesame anggota keluarga, sekolah dan masyarakat serta dalam

    kehidupan berbangsa dan bernegara (Depdikbud, 1994:1)

    C. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi

    Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam

    stimulus tindakan kea rah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada

    gerakan menuju kea rah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-

    dorongan dasar atau internal dan insentif di di luar diri individu atau hadiah.

    Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses

    membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat.

    Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu

    mengambil jalan pendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa mungkin

    berpandangan bawah di dalam kelas para siswa harus mengabdikan dirinya

    kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi para siswa tidak selalu melihat

    tugas-tugas sekolah sebagai jalan terbaik yang menujui kearah kebebasan ,

    produktivitas , kedewasaan atau apa saja yang dipandang mereka sebagai

    perkembangan yang disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah

    menolong mereka untuk memilihj topic, kegiatan atau tujuan yang

    bermanfaat baimk untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

    D. Motivasi Belajar Remaja

    12

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    13/73

    1. Harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah tingkah laku

    Untuk memecahkan masalah tingkah laku

    a. Kesulitan tugas yang dipelajari dan banyaknya pengalaman yang telah

    dimiliki individu untuk mengerjakan tugas yang sama. (Sulit mempelajari

    sejumlah pengalaman dalam waktu yang sama)

    b. Penggunaan situasi yang tepat untuk memecahkan masalah yang

    khusus.Ada dua kemungkinan memecahkan masalah itu, yaitu gagal

    dalam arti tidak tercapai tujuan atau sukses dalam arti berhasil apa yang

    diharapkan. Untuk membuktikan kelompok mana yang berhasil baik ada

    empat kelompok percobaan yaitu:

    a. Kelompok yang diberi dorongan

    b. Kelompok yang diberi rintangan (tak diberi dorongan)

    c. Kombinasi kelompok a dan b

    d. Kelompok pengontrol yang tidak diberi penguatan verbal.

    2. Tinjauan masa Depan yang Optimistis dan Prestasi Akademis

    Tujuan memberikan arah bagi perilaku sekaligus memberi motivasi

    untuk bekerja pada saat itu. Individu yang berprestas akademi tinggi

    tampaknya ditandai oleh sikap-sikap yang lebih optimis dan pemusatan

    perhatiannya lebih tinggi terhadap tujuan-tujuan masa mendatang.

    Menurut teori Eston yang sejalan teori Lewi, bila dalam diskusi para

    pengelola selalu membicarakan masa akan yang akan dating, berarti mereka

    mempunyai harapan positif dan optimis. Sebaliknya , mereka yang kurang

    13

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    14/73

    perhatian, tanpa konsentrasi, berarti harapanny6a pendek dan prestasinya

    rendah.

    3. Motivasi siswa dalam Hubungan degnan Aktivitas Dorongan Sosial

    Menurut teori Boyle M.Bortner ( dalam Halamik, Oemar, 2000:179),

    guru tidak selalu dapat menciptakan motivasi, sedangkan motivasi adalah

    dasar untuk setiap usaha dan berpengaruh terhadap pihak lain. Contohnya

    pembuat iklan, penerbit, mandor, dan hakim, selalu memikirkan motivasi.

    Begitu pula guru harus disukai oleh ynag lain. Motivasi itu sangat penting dan

    menentukan kegiatan dalam belajar. Bila remaja tidak punya motivasi maka

    guru tidak menjamin penepatan siswa di kelas tertentu, baik kegiatan

    belajarnya maupun keberhasilannya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ialah umur, kondisi fusuk

    dan kekuatan intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini.

    Motivasi sangat penging karena suatu kelompok yang tidak punya motvasi

    (belajarnya kurang atau tidak berhasil). Dengan demikan, motivasi harus

    dikembangkan berdasarkan pertimbangan perbedaan individual. Secara

    umum semua manusia membutuhkan motivasi untuk giat bekerja kecuali

    (mungkin0 orang yang sudah tua dan orang yang sedang sakit.

    4. Dorongan Aktivitas

    Hampir setiap orang menyukai situasi yang menyediakan pekerjaan. hal

    ini dapat kita lihat misalnya anak kecil biasanya suka berlari, meloncat,

    berteriak, bermain membangun remaja biasanya belajar berorganisasi,

    berpartisipasi, menari, mengembangkan hobi dan membuat rencana. Ini

    14

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    15/73

    berarti bahwa guru harus melihat dan memperhatikan siswa mana yang aktif

    dan kreatif sehigga perlu diberi kesempatan untuk aktif. Guru membantu

    siswa yang mendapat kesulitan atau suatu masalah. Ia memberikan petunjuk

    dan demonstrasi, melaksanakan karyawisata, survey, wawancara dengan

    warga masyarakat dan sebagainya.

    5. Dorongan untuk merasa aman

    Remaja mempunyai motif yang kuat untuk mengembangkan minat dan

    memperoleh pekerjaan, berdiri sendiri, mengubah status social, dan

    mengembangkan emosi yang normal.

    Motivasi dapat digunakan sebaai alat dalam prosedur belajar-mengajar

    dengan demikian , guru harus membantu mereka dalam memenui kebutuhan

    akan keamanannya antara lain dengan cara sebagai berikut:

    a. Memberikan kesempata yang cukup untuk berpartisipasi aktif, memberi

    semangat, memberi ide dan menyediakan situasi belajar yang baik.

    b. Melaksanakan kegiatan dramatisasi melalui perencanaan bersama guru dan

    para siswa.

    c. Mengadakan survaim wawancara dan mendorong keberanian mereka

    dalam forum pertemuan dengan orang dewasa.

    d. Memecahkan masalah bersama siswa. Guru jangan memecahkan masalah

    secara samara-samar karena tidak akan berhasil baik.

    6. Dorongan untuk Masteri (The Mastery)

    15

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    16/73

    Remaja memiliki keinginan untuk berdiri sendiri. Untuk memuaskan

    dorongan ini guru harus memberi semangat kepada mereka, antara lain

    dengan cara :

    a. Membantu setiap siswa sampai dia sukses.

    b. Membebaskan siswa dar keterbelakangan

    c. Mengembangkan kemampuan mereka secara optimal.

    d. Memberikan bimbingan dan latihan

    7. Dorongan untuk Dihargai (the Drive for Recognition)

    Setiap orang ingin dihargai oleh orang lain. Misalnya

    a. Anak kecil ingin dikenal oleh anggota keluarga lainnya.

    b. Pada masa sekolah anak mempunyai kondisi yang kuat untuk dikenal oleh

    teman-temannya.

    Beberapa orang siswa merasa tidak beruntung karena mereka tidak

    mendapat pengakuan social sebagaimana mestinya. Mungkin siswa yang

    bersangkutan kurang kemampuannya. Guru akan berusaha meningkatkan

    hasil belajarnya, bukan membeda-bedakan dari yang lainnya. Guru perlu

    memberikan pujian untuk menghargai kemajuan seseorang. Ia hendaknya

    berusaha menyalurkan minat siswa melalui pengalaman dalam pekerjaan dan

    dalam hobinya.

    8. Dorongan untuk Merasa Memiliki (The for Belonging)

    Keinginan untuk hidup berkelompok juta terdapat di kalangan remaja.

    Hal ini perlu dikembangkan sejak kecil sejak anak masuk sekolah mereka

    16

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    17/73

    menyukai setiap orang. Hal ini dapat dijadikan modal guru dalam

    memotivasi. Teknik penyajiannya ialah melalui aktivitas kelompok, panitia

    kerja, percobaan, pembentukan klub-klub, khusus, misalnya klub percakapan

    bahasa inggris.

    E. Prinsip Motivasi

    Prinsip ini di susun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka

    mendorong motivasi belajar siswa di sekolah berdasarkan pandangan demokrasi.

    Ada 17 prinsp motivasi yang dapat dilaksanakan:

    1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman . hukuman bersifat menghentikan

    suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah

    dilakukan. Oleh karena itu pujial lebih besar nilainya bagi motifasi belajar.

    2. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang

    harus mendapat pemusatan. Kebutuhan-kebutuhan itu menyatakan diri dalam

    berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa yang dapat memenuhi

    kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan belajar hanya memerlukan

    sedikit bantuan dalam motivasi dan disiplin.

    3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi

    yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai

    dengan ukuran yang ada di dalam dirinya sendiri.

    4. Jawaban ( perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) memerlukan

    usaha penguatan (reinformancement) apabila suatu perbuatan belajar

    mencapai tujuan maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa

    17

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    18/73

    menit kemudian sehingga hasilnya lebih mantap. Penguatan ini perlu

    dilakukan dalam setiap tingkat pengalaman belajar.

    5 Motivasi mudah menjalar luar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi

    dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehingga mereka juga berminat

    tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi para siswa

    lainnya.

    6. Pemaham yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi apabila

    seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya, perbuatannya

    kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.

    7. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendir akan menimbulkan minat yang

    lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu

    dipaksanakan oleh guru. Apabila siswa diberi kesempatan untuk menemukan

    masalah sendiri dan memecahkannya sendiri ia akan mengembangkan

    motivasi dan disiplin yang lebih baik.

    8. Pujian-pujian yang datannya dari luar (external rewards) kadang-kadang

    diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

    Berkat dorongan orang lain misalnya untuk memperoleh angka yang lebih

    tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.

    9. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk

    mendorong minat siswa. Cara mengajar yang bersifat ini akan menimbulkan

    situasi belajar yang menantang dan menyenangkan.

    10.Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-

    hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat

    18

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    19/73

    bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang

    studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.

    11.Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong

    kurang tidak ada artinya bagi para siswa ynag tergolong pandai. Hal ini

    disebabkan oleh perbedaanb tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karena

    itu guru yang hendak membangkitkan minat para siswanya hendaknya

    menyesuaikan usahanya dengan kondisi yang ada pada mereka.

    12.Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi

    dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

    13. Motivasi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Dengan teknik

    mengajar tertentu, motivasi dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan kreatif.

    Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa apabila diberi semacam hambatan

    misalnya adanya ujian yang mendadak, peraturan sekolah, kreativitasnya akan

    meningkat sehingga dia lolos dari hambatan itu.

    14. Kecemasan akan menimbulkanm kesulitan belajar. Kecemasan ini akan

    mengganggu perbuatan belajar sebab akan mengakibatkan pindahnya

    perhatiannya kepada hal laan sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak

    efektif.

    15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi

    yang lemah dapat menimbulkan perbuatan yang lebih energetic, kelakuan

    yang lebih bergairah.

    16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat

    menuju kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa

    19

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    20/73

    cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar sebaga manifestasi dari

    frustasi yang terkandun di dalam dirinya.

    17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan.

    Ada siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak

    yang selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan

    timbulnya kegagalan. Hal ini tergantung pada stabilitas emosi masing-masing.

    F. Teknik Memotifasi Berdasarkan Teori Kebutuhan

    1. Pemberian Penghargaan atau Ganjaran

    Teknik ini dianggap berhasil bila menumbuh kembangkan minat anak

    untuk mempelajari atau mengajarkan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan

    adalah membangkitkan atau mengembangkan minat. Jadi penghargaan ni

    menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan Karena telah melakukan

    kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya

    sendiri di luar kelas.

    2. Pemberian Angka atau Grade

    Apabila pemberian angka atau grade didasarkan atas perbandingan

    interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal :

    anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada

    anak yang mendapat angka jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri

    dan tidak ada semangat ter hadap pekerjaan-pekerjaan sekolah.

    Dalam hubungan ini, William Glasser dalam Schools without Failure

    (1969) (dalam Hamalik Umat, 2000:184) menyatakan karena grade a tau

    20

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    21/73

    angka itu lebih banyak menekankan kegagalan daripada keberhasilan dan

    karena kegagalan itu merupakan dasar bagi timbulnya masalah-masalah,

    maka saya menyarankan system pelaporan kemajuan siswa yang

    keseluruhannya menghilangkan kegagalan. Saya menyarankan jangan ada

    siswa yang tergolomng gagal atau hal-hal yang menyebabkan a merasa gagal

    dengan adanya system angka.

    3. Keberhasilan dan tingkat Aspirasi

    Istilah tingkat aspirasi menunjuk kepada tingkat pekerjaan yang

    diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan dalam

    tugas-tugas yang mendahuluinya. Konsep ini berkaitan erat dengan konsep

    seseorang tentang dirinya dan kekuatan-kekuatannya.

    Menurur Smith apa yang dicita-citakan seseorang untuk dikerjakan

    pada masa datang tergantung pada pengamatannya tentang apaapa yang

    mungkin baginya. Menurut Borow, tingkat aspirai banyak tergantung pada

    inteligensi, status social ekonomi, hubungan dan harapan orang tua. Akan

    tetapi faktor yang paling kuat adalah perbandingan besar-kecilnya (proporsi)

    pengalaman tentang keberhasilan dan kegagalan (Hamalik, Oemar, 2000:185)

    Dalam hubungan ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-

    tujuna harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu

    mencapainya.

    4. Pemberian Pujian

    21

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    22/73

    Teknik lain untuk memberikan motivasi adalah pujian. Namun harus

    diingat bahwa efek pujian itu tergantung pada siapa yang memberi pujian

    dan siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan

    keselamatan dan harga diri, mengalami kecemasan dan merasa tergantung

    para orang lain akan responsive terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan

    baik secara verbal maupun secara non verbal. Dalam bentuk nonverbal

    misalnya anggukan kepala, senyuman atau tepukan bahu .

    5. Kompetisi dan Kooperasi

    Persaingan merupakan insentif pada kondisi-kondisi tertentu, tetapi

    dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat

    kesepakatan uyan sama untuk menang. Kompetisi harus mengandung suatu

    tingkat kesamaan dalam sifat-sifat para peserta.

    Ada tiga jenis persaingan yang efektif:

    a. Kompetisi interpersonal antara teman-teman sebaya sering menimbulkan

    semangat persaingan.

    b. Kompetisi kelompok di mana setiap anggota dapat memberikan

    sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok merupakan

    motivasi yang sangat kuat.

    c. Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang prestasi

    terdahulu, dapat merupakan motivasi yang efektif.

    Adapun kebutuhan akan realisasi diri, diterima oleh kelompok dan

    kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi

    dengan cara kerja sama. Menurut lowry dan Rankin (1969) kerja sama adalah

    22

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    23/73

    fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari hubungan-

    hubungan antar kelompok (dalam Hamalik, Umar, 2000: 186)

    6. Pemberian Harapan

    Harapan selalu mengacu ke depan Artinya, jika seseorang berhasil

    melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegiatan belajarnya dia dapat

    memperole dan mencapai harapan-harapan yang telah diberikan kepadanya

    sebelumnya. Itu sebabnya pemberian harapan kepada siswa dapat menggugah

    minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya bakal

    terpenuhi kelak. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan, nama baik,

    atau sejenisnya. Sebaliknya cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika tidak

    memenuhi harapan yang diberikan kepada para siswa.

    23

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    24/73

    G. Simulasi

    Dalam pengajaran modern teknik ini telah banyak

    dilaksanakan, sehingga siswa bisa berperan seperti orang-

    orang atau dalam keadaan yang dikehendaki.

    Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku

    seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu

    dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang

    itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih

    memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai

    bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah: peer-teancing,

    sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan role prlaying.

    Contohnya: siswa melatih mengajar di depan kelas,

    berperan sebagai buru. Dalam pengajaran konpeksi, siswa

    berperan sebagai manager, penggunting bahan, penjahit,

    mereka sedang memerankan sekelompok orang yang

    mengelola konpeksi pakaian.

    Teknik simulasi baik sekali kita gunakan karena:

    - Menyenangkan siswa.

    - Menggalakkan guru untuk

    mengembangkan kreativitas siswa.

    - Memungkinkan eksperimen berlangsung

    tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.

    24

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    25/73

    - Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau

    abstrak.

    - Tidak memerlukan pengarahan yang

    pelik dan mendalam.

    - Menimbulkan semacam interaksi antar

    siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhan dan

    kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.

    - Menimbulkan respon yang positif dari

    siswa yang lamban/ kurang cakap.

    - Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

    - Memungkinkan guru bekerja dengan

    tingkat abilitas yang berbeda-beda.

    Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi

    masih juga mempunyai kelemahan ialah:

    - Efektivitas dalam memajukan belajar

    siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.

    - Terlalu mahal biayanya.

    - Banyak orang meragukan hasilnya

    karena sering tidak diikutsertakannya elemen-elemen yang

    penting.

    - Menghendaki pengelompokan yang

    fleksibel, perlu ruang dan gedung.

    25

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    26/73

    - Menghendaki banyak imajinasi dari guru

    maupun siswa.

    - Menumbuhkan hubungan informasi

    antara guru dan siswa yang melebihi batas.

    - Sering mendapat kritik dari orang tua

    karena dianggap permainan saja.

    Bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu,

    maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil sekali.

    26

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    27/73

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena

    penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

    ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

    teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

    Menurut Sukidin dkk, (2002L54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,

    yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan

    kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan (4) penelitian

    tindakana social eksperimental.

    Keempat bentuk penelitian tindakan diatas ada persamaan dan perbedaannya.

    Menurut Oja dan Smulyan sebagaiman dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam

    Sukidin, dkk 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada (1) tujuaan

    utamanya atau pada tekanannya (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan

    penelitia dari luar (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian dan (4)

    hubungan antara proyek dengan sekolah.

    Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru

    angat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk in,

    tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktif

    pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh

    dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran pihak lain

    dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil.

    27

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    28/73

    Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

    berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model

    penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu

    siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refreksi. Siklus ini

    berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

    A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

    penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat

    di tahun pelajaran..

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat

    penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

    September semester ganjila 2004/2005

    3. Subyek penelitian

    Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas 1-

    2.tahun pelajaran

    pada pokok bahasan nilai, macam-macam norma dan sanksinya.

    28

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    29/73

    B. Rancangan Penelitian

    Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-

    hal yang terjadi di masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi

    2002:82). Cirri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya

    partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.

    Penelitian tindakana adalah satu strategi pemecahana masalah yang

    memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang

    dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam

    prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling

    mendukung satu sama lain.

    Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip

    sebagai berikut:

    1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi criteria yitu benar-

    benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam

    jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

    2. Kegiatan penelitian, baik interensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak

    boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

    3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih

    dengan tepat sasaran dan tidakj memboroskan waktu dana dan tenaga.

    4. Metodologi yang digunalkan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah

    dari tindakana dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat

    terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan

    pembuktiannya.

    29

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    30/73

    5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

    berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

    terhadap kualitas tindakan memang tidak dapta berhenti tetapi menjadi

    tantangan sepanjang waktu (Arikunto, Suharsimi, 2002:82:82)

    Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindkaan,

    maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

    Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus

    yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning(rencana),

    action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah

    pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

    pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan

    pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-

    tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar berikut:

    30

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    31/73

    Gambar 3.1 Alur PTK

    Penjelasan alur diatas adalah:

    1. Rancangan/rencana awalk, sebelum mengadakan penelitian menyusun

    rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di

    dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

    2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

    sebagai upaya membangun pemahaman konsepo siswa serta mengamati hasil

    atau dampak dari diterampkannya pembelajaran kontekstual model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi .

    31

    Refleksi

    Tindakan/

    Observasi

    Refleksi

    Tindakan/

    Observasi

    Refleksi

    Tindakan/

    Observasi

    Rencana

    awal/rancangan

    Rencana

    awal/rancangan

    Rencana yang

    direvisi

    Rencana yang

    direvisi

    Rencana yang

    direvisi

    Rencana yang

    direvisi

    Pu

    tar

    an

    1

    Putar

    an

    2

    Putar

    an

    3

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    32/73

    3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

    dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

    diisi oleh pengamat.

    4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

    membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya:

    Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2, dan 3 dimana

    masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)

    dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di

    akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk m

    emperbaiki system pengajaran yang telah dilaksanakan.

    C. Alat Pengumpul Data

    Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang

    fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai

    bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu : (2) untuk menentukan

    apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai

    (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk

    mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal.

    Disamping itu untujk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan

    siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana

    TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka

    juga digunakan metode observasi (pengamatan ) yang dilakukan oleh teman

    32

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    33/73

    sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses

    belajar mengajar.

    D. Analisis Data

    Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga

    dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka

    digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data

    kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam

    proses belajar mengajar sebagai berikut:

    1. Merekapitulasi hasil tes

    2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-

    masiong siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang

    terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas

    secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara

    individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari sama

    dengan 65%.

    3. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada

    aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

    33

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    34/73

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal

    jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85% sedangkan

    seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok

    bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 65.

    A. Analisis data Penelitian Persklus

    1. Siklus I

    a. Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri

    dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

    mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan

    pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah dan Simulasi dan

    lembar observasi aktivitas siswa.

    b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

    pada tanggal 4 September 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 40

    siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

    yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

    dengan pelaksanaan belajar mengajar.

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

    tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar mengajar

    34

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    35/73

    yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah

    sebagai berikut:

    Table 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklud I

    No Uraian Hasil Siklus I

    1

    2

    3

    Nilai rata-rata tes formatif

    Jumlah siswa yang tuntas belajar

    Persentase ketuntasan belajar

    70,25

    28

    70.00

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

    pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasdis proyek/tugas

    diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,25 dan ketuntasan

    belajar mencapai 70,00% atau ada 28 siswa dari 40 siswa sudah tuntas

    belajar. Hasil ter sebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

    klalsik siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai

    65 hanya sebesar 70,00% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

    dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih

    merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan

    guru dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran

    Gabungan Ceramah dan Simulasi .

    c. Refleksi

    Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

    dari hasil pengamatan sebagai berikut:

    1. Perlu lebih intensif dalam pemotivasian dan penyampaan tujuan

    poembelajaran.

    2. Perlu lebih efektif dalam pengelolaan waktu

    35

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    36/73

    3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

    d. Analisis Data Minat, Perhatian, Partisipasi

    1. Minat

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 25 anak (62,50%)

    memiliki minat baik, 5 anak (12,50%) memiliki perhatian cukup, dan

    10 anak (25,00% memiliki minat kurang.

    2. Perhatian

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 20 anak (50,00%)

    memiliki perhatian baik, 10 anak (25,00%) memiliki perhatian cukup,

    dan 10 anak (40,00) memiliki perhatian kurang.

    3. Partisipasi

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 17 anak (42,50%)

    memiliki partisipasi baik, 13 anak (35m50%) memiliki partisipasi

    cukup, dan 10 anak (25,00% memilik pastisipasi kurang.

    e. Refisi

    Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

    terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

    siklus berikutnya.

    1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam

    menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk

    terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

    2. Guru perlui mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

    informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

    36

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    37/73

    3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

    sehingga siswa bias lebih antusias.

    2. Siklus II

    a. Tahap perencanaan

    Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

    terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran

    yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi

    pengelolaan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan

    Ceramah dan Simulasi dan lembar observasi siswa.

    b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

    pada tanggal II September 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 40

    siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses

    belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan

    revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I

    tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

    bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

    dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

    belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes

    formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

    berikut:

    37

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    38/73

    Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Sisw pada Siklus II

    No Uraian Hasil Siklus I

    1

    2

    3

    Nilai rata-rata tes formatif

    Jumlah siswa yang tuntas belajar

    Persentase ketuntasan belajar

    75,50

    33

    82,50

    Dari tabel di ata diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah

    75,50 dan ketuntasan belajar mencapai 82,50% atau ada 33 siswa dari 40

    siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

    ketuntasan belajar secara klasik telah mengalami peningkatan sedikit lebih

    baik dari siklus I. adanya peningkatan hasil belajar sisw ini karena setelah

    guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan

    tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk

    belajar. Selain itu siswa juga sudah mengerti apa yang dimaksud dan

    diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran kontekstual moel

    pengajaran berbasis proyek//tugas.

    c. Analisis Data Minat, Perhatian, Partisipasi.

    1. Minat

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 27 anak (67,50%)

    memiliki minat baik, 6 anak (15,00%) memiliki minat cukup, dan 7

    anak (17,05%) memiliki minat kurang.

    2. Perhatian

    38

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    39/73

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 25 anak (62,50%)

    memiliki perhatian baik, 7 anak (17,50%) memiliki perhatian cukup

    dan 8 anak (20,00%) memiliki perhatian kukrang .

    3. Partisipasi

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 25 anak (62,50%)

    memiliki partisipasi baik, 9 ana (22,50%) memiliki partisipasi cukup,

    dan 6 anak (15,00%) memiliki partisipasi kurang.

    d. Refleksi

    Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

    pengamatan sebagai berikut:

    1. Memotivasi siswa

    2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

    3. Pengelolaan waktu

    e. Refisi Rancangan

    Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

    kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi uintuk dilaksanakan

    pada siklus II antara lain:

    1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

    termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

    2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

    dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

    3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

    kesimpulan/menemukan konsep.

    39

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    40/73

    4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

    pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

    5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-

    soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar

    mengajar.

    3. Siklus III

    a. Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran

    yang terdiri dari rencana pelajaran 3, scan tes formatif 3 dan alat-alat

    pengajaran yang mendukung. Seklain itu juga dipersiapkan lembar

    observasi pengelolaan pembelajaran kontekstual model pengajaran

    Gabungan Ceramah dan Simulasi dan lembar observasi aktivitas guru dan

    siswa.

    b. Tahap kegiatan dan pengamatan

    Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

    pada tanggal 18 September 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 40

    siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses

    belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan

    revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II

    tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

    bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

    40

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    41/73

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

    dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

    belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

    tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah

    sebagai berikut:

    Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti

    terlihat pada tabel berikut

    Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Sisw pada Siklus II

    No Uraian Hasil Siklus I

    1

    2

    3

    Nilai rata-rata tes formatif

    Jumlah siswa yang tuntas belajar

    Persentase ketuntasan belajar

    80,50

    37

    92,50

    Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 80,50

    dan dari 40 siswa yang telah tuntas sebanyak 37 siswa dan 3 siswa belum

    mencapai ketuntasan belajar. Maka se cara klasikal ketuntasan belajar

    yang telah tercapai sebesar 92,50% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada

    siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya

    peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

    peningkatan kemampuan guru dalam menerapokan pembelajaran

    kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi sehingga

    siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

    c. Analisis data Minat, Perhatian, Partisipasi

    1. Minat

    41

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    42/73

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 31 anak (77,50%)

    memiliki minat baik, 5 anak (12,50%) memiliki minat cukup dan 4

    anak (10,00%) memiliki minat kurang.

    2. Perhatian

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 29 anak (72,50%)

    memiliki perhatian baik, 7 anak (17,50%) memiliki perhatian cukup,

    dan 4 anak (10,00%) memiliki perhatian kurang.

    3. Partisipasi

    Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 27 anak (67,50%)

    memiliki partisipasi baik, 9 anak (22,50%) memiliki partispasi cukup,

    dan 4 anak (10,00%) memiliki partisipasi kurang.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

    maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

    penerapan pembelajaran kontektual model pengajaran Gabungan Ceramah

    dan Simulasi . Dari data-data yang telah diperoleh dapat diurakain sebagai

    berikut:

    1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

    pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

    sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

    aspek cukup besar.

    2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

    proses belajar berlangsung.

    42

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    43/73

    3. Kekuranan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

    dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

    4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

    e. Refisi Pelaksanaan

    Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kontekstual

    model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dengan baik dan

    dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses

    belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi

    terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

    adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan

    tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya

    penerapan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan

    Ceramah dan Simulasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar

    sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

    B. Pembahasan

    1. Ketuntasan Hasil belajar siswa

    Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

    kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi memiliki

    dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat

    dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

    disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,II dan III) yaitu

    43

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    44/73

    masing-masing 70,00%,82,50% dan 92,50% . pada siklus III ketuntasan

    belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

    2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

    Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

    belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dalam setiap siklus mengalami

    peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

    dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata siswa pada setiap

    siklus yang terus mengalami peningkatan.

    3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

    Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

    pembelajaran Kewarganegaraan pada pokok bahasan nilai, macam norma dan

    sanksinya dengan pembelajarsan kontekstual model pengajaran berbasis

    proyek/tugas yang paling dominant adalah belajar dengan sesame anggota

    kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara

    siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

    dapat dikategorikan aktif.

    4. Analisis Data Minat, Perhatian, Partisipasi

    a. Minat

    Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 25 siswa

    (62,50%) memiliki mina baik, 5 siswa (12,50%) memiliki minat cukup dan

    10 siswa (25,00%) memiliki minat kurang. Siklus II sebanyak 27 siswa

    (67,50%) memiliki minat baik, 6 siswa (15,00%) memiliki minat cukup

    44

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    45/73

    dan 7 siswa (17,50%) memiliki minat kurang. Dan siklus III diperoleh

    hasil sebanyak 31 siswa (77,50%) memiliki minat baik, 5 siswa (12,50%)

    memiliki minat cukup dan 4 siswa (10,00%) memiliki minat kurang.

    Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran

    Kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dapat meningkatkan minat

    siswa terhadap pembelajaran.

    b. Perhatian

    Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 20 siswa

    (50,00%) memiliki perhatian baik, 10 siswa (25,00%) memiliki perhatian

    cukup, 10 siswa (25,00%) memiliki perhatian kurang. Siklus II diperoleh

    hasil sebanyak 25 siswa (62,50%) memiliki perhatian baik, 7 siswa

    (17,50%) memiliki perhatian cukup dan 8 siswa (20,00%) memiliki

    perhatian kurang. Dan siklus III diperoleh hasil sebanyak 31 siswa

    (77,50%) memiliki minat baik, 5 siswa (12m50%) memiliki minat cukup,

    dan 4 siswa (10,00%) memiliki minat kurang

    Dari hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan pembelajaran

    kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kontektual model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dapat meningkatkan

    perhatian siswa terhadap pembelajaran.

    c. Partisipasi

    45

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    46/73

    Dari analisis data siklus I diperol hasil sebanyak 17 siswa (42,50%)

    memiliki partisipasi baik, 13 siswa 932,50%) memiliki perhatian cukup,

    dan 10 siswa (25,00%) memiliki perhatian kurang. Siklus II diperoleh hasil

    sebanyak 25 siswa (62,50%) memiliki perhatian baik, 9 siswa (22,50%)

    memiliki perhatian cukup dan 6 siswa (15,00%) memiliki perhatian

    kurang. Dan siklus III diperoleh hasil sebanyak 27 siswa (67,.50%)

    memiliki perhatian baik, 9 anak (22,50%) memiliki partisipasi cukup dan 4

    siswa (10,00,%) memiliki perhatian kurang.

    Dari hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan pembelajaran

    kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model

    pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dapat meningkatkan

    partispasi siswa terhadap pembelajaran.

    46

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    47/73

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan dari tujuan penelitian tindakan kelas (action research) untuk

    meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta berdasarkan hasil

    penelitian yang telah dipaparkan selama tigas siklus, hasil seluruh pembahasan

    serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebaga berikut:

    1. Pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan

    Simulasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Kewarganegaraan.

    2. Pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan

    Simulasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

    yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

    siklus, yaitu siklus I (70,00%), siklus II (82,50%), siklus III (92,50%)

    3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu

    mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.

    4. Penerapan pembelajaran kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah

    dan Simulasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan

    motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa.

    47

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    48/73

    B. Saran

    Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

    belajar mengajar Kewarganegaraan lebih efektif dan lebih memberikan hasil

    yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

    1. Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual model Gabungan Ceramah

    dan Simulasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

    mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan

    dengan pembelajaran kontektual model Gabungan Ceramah dan Simulasi

    dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

    2. Dalam tahap awal pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasiws

    proyek/tugas sebaiknya perlakukan kontekstual model pengajaran Gabungan

    Ceramah dan Simulasi yang diterapkan.

    3. Dalam pembelajaran sebaiknya memiliki metode pembelajaran yang dapat

    memberikan keuntungan lebih baik bagi siswa dari segi akademik maupun

    non akademik.

    4. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu diadakan penelitian lebih

    lanjut dalam waktu yang lebih lama misalnya triwulan atau satu semester

    karena siswa perlu waktu untuk bisa menyesuaikan diri.

    48

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    49/73

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Muhammad, 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar

    Baru Algesindo

    Arikunto, Suharsimi, 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta

    Rineksa Cipta

    Arikunto, suharsimi. 2001 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta. Bumi

    Aksara

    Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta; Rikena Cipata

    Azhar, lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta

    Usaha Nasional

    Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineksa Cipta.

    Hadi, Sutrisno, 1982. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: YP Fak. Psikologi

    UGM

    Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar BaruAlgesindo.

    Hasibuan. J.J dan moerdjiono. 1998 Proses Belajar mengajar . Bandung : Remaja

    Rosdakarya

    Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineksa Cipta

    Masriyah. 1999Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press

    Melvin. L. Siberman. 2004. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif .

    Bandung Nusamedia dan Nuansa.

    Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung PT. Remaja

    Rosdakarya.

    Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya University Press

    Universitas Negeri Surabaya.

    Nurhadi, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And

    Learning/CTL) dan Penerapan Dalam KBK. Malang: Universitas

    Negeri Malang (UM Press)

    Rustiyah, N.K. 1991 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

    49

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    50/73

    Sardiman, A.M. 1996 Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Bina

    Aksara.

    Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-

    PPAI, universitas Terbuka.

    Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan

    Cendikia

    Surakhmad, Winarno, 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars

    Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa

    Cipta.Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung;

    Remaja Rosdakarya

    Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja

    Rosdakarya.

    50

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    51/73

    Lampiran 1

    RENCANA PEMBELAJARAN

    Satuan Pendidikan :

    Mata Pelajaran : Kewarganegaraan

    Pokok Bahasan : Nilai, macam-macam norma dan sanksinya

    Sub pokok Bahasan : Pengertian nilai, macam-macam nilai. Pengertian normadan sanksinya.

    Waktu : 2 x 45 menit

    Putaran : 1

    A. KOMPETENSI DASAR

    Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai dan norma( agama,

    kesusilaan, kesopanan dan hukum)

    B. INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

    1. Mendiskripsikan pengertian dan macam-macam nilai

    2. Mendiskripsikan pengertian dan macam-macam norma serta sanksinya

    3. Menerapkan nilai dan macam-macam norma di lingkungan sekolah danmasyarakat.

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

    Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat

    1. Mendiskripsikan pengertian dan macam-macam nilai

    2. Mendiskripsikan pengertian dan macam-macam norma3. Menerapkan nilai dan macam-macam norma di lingkungan sekolah dan

    masyarakat

    D. PENGALAMAN BELAJAR

    Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat

    1. Merumuskan pengertian nilai

    2. Merumuskan macam-macam nilai

    3. Merumuskan pengertian norma dan macam norma

    4. Mengidentifikaskan sanksi dari masing-masing norma melalui studipustaka

    5. Kecakapan hidup:- Menggali informasi

    - Mengolah informasi

    - Komunikasi tertulis atau lisan, kerjasama

    - Menghubungkan variable

    - Merumuskan macam-macam norma

    - Mendiskipsikan sanksi norma yang ada di sekolah dan masyarakatmelalui persepsi hasil tugas clipping.

    E. MODEL PEMBELAJARAN

    1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi

    2 Metode : Ekspsitori

    51

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    52/73

    F. SUMBER PEMBELAJARAN

    1. Buku Teks

    2. LKS3. Koran

    4. Majalah

    52

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    53/73

    Lampiran 2

    RENCANA PEMBELAJARAN

    Satuan Pendidikan :

    Mata Pelajaran : Kewarganegaraan

    Pokok Bahasan : Nilai, macam-macam norma dan sanksinya

    Sub pokok Bahasan : Hubungan nilai dan norma, nilai sebagai sumber norma

    Waktu : 2 x 45 menit

    Putaran : 2

    A. KOMPETENSI DASAR

    Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai dan norma( agama,

    kesusilaan, kesopanan dan hukum)

    B. INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

    1. Menyimpulkan hubungan nilai dengan norma

    2. Merumuskan nilai sebagai sumber norma

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

    Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat

    1. Menghubungkan nilai dan norma

    2. Menyimpulkan nilai sebagai sumber dan norma

    D. PENGALAMAN BELAJAR

    Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat

    1. Menganalisis hubungan antara nilai, norma dan sanksinya

    2. Mengkaji nilai sebagai sumber norma melalui diskusi kelompok

    3. Menguraikan nilai sebagai sumber norma

    4. Menunjukkan contoh nilai sebagai sumber norma

    5. Kecakapan hidup:

    - Menggali informasi

    - Mengolah informasi

    - Komunikasi tertulis

    - Menghubungkan variable

    E. MODEL PEMBELAJARAN

    1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi

    2 Metode : Ekspsitori

    F. SUMBER PEMBELAJARAN

    1. Buku Teks

    2. LKS

    3. Koran

    4. Majalah

    53

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    54/73

    Lampiran 3

    RENCANA PEMBELAJARAN

    Satuan Pendidikan :

    Mata Pelajaran : Kewarganegaraan

    Pokok Bahasan : Pengertian hukum

    Sub pokok Bahasan : Pengertian dan penggolongan hukum

    Waktu : 2 x 45 menit

    Putaran : 3

    A. KOMPETENSI DASAR

    Kemampuan menganalisis dan menerapkan nilai norma,kesopanan dan

    hukum

    B. INDIKATOR PENCAPAIAN PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

    Siswa mampu mendiskripsikan pengertian dan penggolongan hukum

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

    Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat

    1. Merumuskan pengertian dan penggolonan hukum

    D. PENGALAMAN BELAJAR

    Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan dapat

    1. Merumuskan pengertian hukum

    2. Mendiskripsikan penggolongan hukum melalui pengkajian referensi di

    kelas.

    E. MODEL PEMBELAJARAN

    1. Model : Gabungan Ceramah dan Simulasi

    2 Metode : Ekspsitori

    F. SUMBER PEMBELAJARAN

    1. Buku Teks

    2. LKS

    3. Koran

    4. Majalah

    54

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    55/73

    Lampiran 4

    Hasil Ulangan Harian pada Siklus INo Nama Nilai Keterangan

    1 70 T

    2 60 TT

    3 80 T

    4 60 TT

    5 80 T

    6 80 T

    7 80 T

    8 60 TT

    9 60 TT10 70 T

    11 80 T

    12 70 T

    13 80 T

    14 80 T

    15 90 T

    16 70 T

    17 60 TT

    18 60 TT

    19 60 TT

    20 70 T21 70 T

    22 80 T

    23 80 T

    24 70 T

    25 70 T

    26 60 TT

    27 80 T

    28 60 TT

    29 80 T

    30 80 T31 80 T

    32 60 TT

    33 60 TT

    34 70 T

    35 70 T

    36 70 T

    37 80 T

    38 50 TT

    39 90 T

    40 70 T

    2850 12

    55

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    56/73

    28

    Keterangan

    T : Tuntas

    TT : Tidak tuntas

    Jumlah siswa yang tuntas : 28

    Jumlah siswa yang tidak tuntas : 12

    Skor Maksimal Ideal : 4000

    Skor tercepat : 2850

    Rata-rata skor Tercepat : 71,25

    Prosentase Ketuntasan : 70,00%

    56

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    57/73

    Lampiran 5

    Hasil Ulangan Harian pada Siklus IINo Nama Nilai Keterangan

    1 80 T

    2 70 T

    3 90 T

    4 60 TT

    5 80 T

    6 80 T

    7 80 T

    8 70 T

    9 60 TT10 70 T

    11 90 T

    12 80 T

    13 80 T

    14 80 T

    15 90 T

    16 70 T

    17 60 TT

    18 60 TT

    19 60 TT

    20 80 T21 70 T

    22 90 T

    23 90 T

    24 70 T

    25 80 T

    26 60 TT

    27 90 T

    28 70 T

    29 80 T

    30 90 T31 80 T

    32 70 T

    33 60 TT

    34 80 T

    35 70 T

    36 70 T

    37 80 T

    38 60 TT

    39 90 T

    40 80 T

    3020 7

    57

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    58/73

    33

    Keterangan

    T : Tuntas

    TT : Tidak tuntas

    Jumlah siswa yang tuntas : 33

    Jumlah siswa yang tidak tuntas : 7

    Skor Maksimal Ideal : 4000

    Skor tercepat : 3020

    Rata-rata skor Tercepat : 75,50

    Prosentase Ketuntasan : 82,50

    58

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    59/73

    Lampiran 6

    Hasil Ulangan Harian pada Siklus IIINo Nama Nilai Keterangan

    1 90 T

    2 70 T

    3 90 T

    4 80 T

    5 80 T

    6 90 T

    7 80 T

    8 70 T

    9 60 TT10 70 T

    11 90 T

    12 90 T

    13 90 T

    14 80 T

    15 90 T

    16 70 T

    17 60 TT

    18 90 T

    19 70 T

    20 80 T21 70 T

    22 90 T

    23 90 T

    24 90 T

    25 80 T

    26 90 T

    27 80 T

    28 90 T

    29 80 T

    30 90 T31 80 T

    32 90 T

    33 60 TT

    34 80 T

    35 70 T

    36 90 T

    37 80 T

    38 60 T

    39 90 T

    40 80 T

    3220 3

    59

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    60/73

    37

    Keterangan

    T : Tuntas

    TT : Tidak tuntas

    Jumlah siswa yang tuntas : 37

    Jumlah siswa yang tidak tuntas : 3

    Skor Maksimal Ideal : 4000

    Skor tercepat : 3020

    Rata-rata skor Tercepat : 80,50

    Prosentase Ketuntasan : 92,50

    60

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    61/73

    Lampiran 7

    Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa Putaran INo Nama siswa Minat Perhatian Partisipasi

    1 B C K B C K B C K

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9 10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    30

    31

    32

    33

    34

    35

    36

    37

    38

    61

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    62/73

    39

    40

    Jumlah 25 5 10 20 10 10 17 13 10Keterangan

    B : Baik

    C : Cukup

    K : Kurang

    Minat : 25 siswa (62,50%) memiliki minat baik

    5 siswa (12,50%) memiliki minat cukup

    10 siswa (25,00%) memiliki minat kurang

    Perhatian : 20 siswa (50,00%) memiliki perhatian baik

    10 siswa (25,00%) memiliki perhatian cukup

    10 siswa (25,00%) memiliki perhatian kurang

    Partisipasi : 17 siswa (42,50%) memiliki partisipasi baik

    13 siswa (32,50%) memiliki partisipasi cukup

    10 siswa (25,00%) memiliki partisipasi kurang

    62

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    63/73

    Lampiran 8

    Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa Putaran II

    No Nama siswa Minat Perhatian Partisipasi

    B C K B C K B C K

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25 26

    27

    28

    29

    30

    31

    32

    33

    34

    35

    63

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    64/73

    36

    37

    38 39

    40

    Jumlah 27 6 7 25 7 8 25 9 6

    Keterangan

    B : Baik

    C : Cukup

    K : Kurang

    Minat : 27 siswa (67,50%) memiliki minat baik

    6 siswa (15,00%) memiliki minat cukup

    7 siswa (17,50%) memiliki minat kurang

    Perhatian : 25 siswa (62,50%) memiliki perhatian baik

    7 siswa (17,50%) memiliki perhatian cukup

    8 siswa (20,00%) memiliki perhatian kurang

    Partisipasi : 25 siswa (62,50%) memiliki partisipasi baik

    9 siswa (22,50%) memiliki partisipasi cukup

    6 siswa (15.00%) memiliki partisipasi kurang

    64

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    65/73

    Lampiran 9

    Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa Putaran INo Nama siswa Minat Perhatian Partisipasi

    B C K B C K B C K

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8 9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    30

    31

    32

    33

    34

    35

    36

    37

    65

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    66/73

    38

    39

    40 Jumlah 31 5 4 29 7 4 27 9 4

    Keterangan

    B : Baik

    C : Cukup

    K : Kurang

    Minat : 31 siswa (77,50%) memiliki minat baik

    5 siswa (12,50%) memiliki minat cukup

    4 siswa (10,00%) memiliki minat kurang

    Perhatian : 29 siswa (72,50%) memiliki perhatian baik

    7 siswa (17,50%) memiliki perhatian cukup

    4 siswa (10,00%) memiliki perhatian kurang

    Partisipasi : 27 siswa (67,50%) memiliki partisipasi baik

    9 siswa (22,50%) memiliki partisipasi cukup

    4 siswa (10.00%) memiliki partisipasi kurang

    66

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    67/73

    MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

    KEWARGANEGARAAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI

    GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS.

    TAHUN

    KARYA TULIS ILMIAH

    OLEH

    .

    NIP..

    DINAS PENDIDIKAN KOTA

    67

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    68/73

    HALAMAN PENGESAHAN

    KARYA ILMIAH

    BERJUDUL

    MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN

    KEWARGANEGARAAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI

    GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS.

    TAHUN

    OLEH

    ..

    Telah disetujui,

    Pengelola Perpustakaan Ketua PGRI

    . . Kota

    NIP: NIP

    68ii

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    69/73

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan Ahlahmudlillah kehadiran Allah SWT hanya dengan

    limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesai8kan tugas penyuluhan

    karya ilmiah dengan judul Meningkatkan Prestasi Belajar Pelajaran

    Kewarganegaraan dengan menerapkan Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    Pada Siswa Kelas Tahun Penulisan karya

    ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan profesi guru

    dari

    Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

    berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam

    dalamnya kepada :

    1. Yth Kepala Dinas Pendidikan Kota .

    2. Yth Ketua PGRI Kota

    3. Yth Rekan-rekan Guru

    4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

    Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna

    untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu

    penulis harapkan.

    69

    iii

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    70/73

    ABSTRAKSI

    .., 2004 Meningkatkan Prestasi Belajar Pelajaran

    Kewarganegaraan dengan menerapkan Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    Pada Siswa Kelas . Tahun

    Kata kunci: PKn, metode pembelajaran kooperatif

    Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,

    mengajukan pertanyaan tentangnya dengan membahasnya dengan orang lain.

    Bukan Cuma itu, perlu mengerjakannya yakni penggambarkan sesuatu dengan

    cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan

    keterampilan, dan mengerjakan tugas menuntut pengetahuan yang telah atau harus

    mereka daptkan.

    Penelitian ini berdasarkan permasalahan (a) Apakah penerapan pembelajaran

    kontekstual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran kewarganegaraan?

    (b) bagaimanakan pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis

    tugas/proyek dalam meningkatkan motivasi , minat perhatian dna partisipasi belajar

    kewarganegaraan?

    Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (a) ingin mengetahui

    bagaimanakah peningkatan prestasi belajar kewarganegaraan setelah diterapkan

    pembelajaran kontektual model pengajaran Gabungan Ceramah dan Simulasi . (b)

    ingin menetahui pengaruh penbelajaran kontekstual model pengajaran GabunganCeramah dan Simulasi dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap

    materi pelajaran Kewarganegaraan

    Penelitian ini menggunakan tindakan (Action research) sebanyak tiga

    putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan

    pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 1-

    2..tahun

    pelajaran. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar

    observasi kegiatan belajar mengajar.

    Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami

    peningkatan dari siklus I sampai III yaitu, siklus I (70,00%), siklus II (82,50%),siklus III (92,50%)

    Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat

    berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa

    ., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai

    salah satu alternative pembelajaran Kewarganegaraan.

    70

    iv

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    71/73

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .........................................................................

    Halaman pengesahan .........................................................................

    Kata Pengantar .........................................................................

    Abstraksi .........................................................................

    Daftar Isi .........................................................................

    Daftar Lampiran .........................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah..................................................................

    B. Rumusan Masalah .........................................................................

    C. Tujuan Penelitian .........................................................................

    D. Kegunaan Penelitian .........................................................................

    E. Definisi Operasional Variabel..........................................................

    F. Batasan Masalah .........................................................................

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ...................................................

    B Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar....................................

    C. Motivasi Belajar .........................................................................

    D. Motivasi Belajar Remaja .................................................................

    E. Prinsip Motivasi .........................................................................

    F. Teknik Motivasi Berdasarkan Kebutuhan........................................

    G. Simulasi................................................................

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat, waktu dan subjek penelitian...............................................

    B. Rancangan Penelitian........................................................................

    C. Alat Pengumpulan Data....................................................................

    D. Analisis Data .........................................................................

    71

    v

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    72/73

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Analisis Data Penelitian Persiklus....................................................

    B. Pembahasan .........................................................................

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan .........................................................................

    B. Saran .........................................................................

    DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

    72

    vi

  • 7/31/2019 Strategi Gabungan Ceramah dan Simulasi

    73/73

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran

    Lampiran 1 Rencana Pembelajaran 1 .............................................................

    Lampiran 2 Rencana Pembelajaran 2 .............................................................

    Lampiran 3 Rencana pembelajaran 3 .............................................................

    Lampiran 4 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .........................................

    Lampiran 5 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .........................................

    Lampiran 6 Hasil Ulangan Harian Pada Siklus I .........................................

    Lampiran 7 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa

    Paratan I. .........................................................................

    Lampiran 8 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa

    Puratan II .........................................................................

    Lampiran 9 Data Pengamatan Minat, Perhatian dan Partisipasi Siswa

    Paratan III .........................................................................