Tantangan dan Peluang yang Dihadapi dan Diperoleh Indonesia dalam Badai Krisis Ekonomi Global
-
Upload
pusat-informasi-virtual-air-minum-dan-penyehatan-lingkungan-piv-ampl -
Category
Documents
-
view
1.533 -
download
1
description
Transcript of Tantangan dan Peluang yang Dihadapi dan Diperoleh Indonesia dalam Badai Krisis Ekonomi Global
Tantangan dan Peluang yang Dihadapi dan Diperoleh Indonesia di Tengah Badai Crisis
Ekonomi Global
Raden PardedeAnggota Komite Ekonomi Nasional
Senior Partner dan Pendiri Creco Research Institute
Apakah Badai Krisis Sudah Berlalu
• Belum berlalu dan masih ada kemungkinan badai susulan datang
• Badai susulan terutama diakibatkan oleh pengambilan keputusan yang lambat oleh para pemimpin politik, utamanya di Eropa dan Amerika
• Risiko badai juga bisa datang timur tengah dan China
• Pasti berdampak ke Indonesia
FAKTOR RISIKO EXTERNAL Trade and Financial Channel
3
Factor Risk to Indonesia
Middle East Politics
Oil price spike hurts global demand, Raises costs or Fuel SubsidyShock to business confidence
Eurozone Vicious Cycle(long and winding road)Social Welfare, AgingMonetary Union United State of Europe
Sharp plunge in capital flows, currencies hit (Fin- Channel)Global demand weakens (trade channel)
US-Fiscal Cliff(QE1,2,3 ??? unwind)Social Welfare
Hurts export demandWeak and prolong recovery
China TransitionSoft vs Hard landingDemography, Democracy ?Hinterland vs CoastalINDIA, BRAZIL, RUSSIA ??
Hits commodity prices Demand for intermediates, commodities
Tingkat Risiko Dunia Meningkat
Lingkaran Setan di Eropa1. Social/health
care security system
2. Banking bail out
House hold and corporate confidence ( C and I) ?Competitiveness inTradable goods
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
5
IMF
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di revisi ulang kebawah dibanding dengan bulan proyeksi bulan juli yang lalu
Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Positif
Sektor Riil yang Melemah
Tingkat Hutang yang Tinggi di Negara Maju
Scenario Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (WB), berapa lama, berapa dalam
Dampak terhadap pertumbuhan Indonesia
50 % 40% 10%
Pelajaran dari Krisis Eropa dan USA• Hindari konsumsi dan hutang yang berlebihan
• Hati hati merencanakan sistim jaminan sosial, karena bisa menjadi beban berat bagi generasi yang akan datang apalagi dibarengi dengan perubahan demography (penduduk yang makin menua)
• Biaya penyelamatan sistim keuangan sangat besar baik di negara maju maupun bukan negara maju. Sektor keuangan adalah sektor khusus yang harus diregulasi dan diawasi dengan ketat serta penerapan GCG yang baik. Jika Lembaga keuangan collaps/mati sering kali tidak chusnul chotimah atau rest in peace.
• Disiplin fiskal dan penyediaan ruang fiskal sangat penting agar mampu digunakan untuk memulihkan ekonomi pada waktu kritis. Selalu siapkan payung sebelum hujan. Krisis akan datang dan pergi hanya waktunya tidak pasti.
• Pada waktu krisis para pengambil keputusan (pemimpin politik) harus mampu mangambil tindakan dengan cepat. Penundaan tindakan akan memperburuk keadaan ekonomi dan menambah biaya krisis.
• Perekonomian negara maju akhirnya mencapai titik jenuh, demikian pula dengan negara berkembang. Oleh karena itu selalu siap untuk melakukan transformasi dan penyesuaian dari waktu ke waktu. Yang pasti itu hanyalah perubahan dan dinamis dan bukan statis.
Bagaimana Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kwartal kedua masih sangat baik, termasuk yang terbaik di dunia.
• Namun pelemahan ekonomi dunia, sudah mulai berpengaruh terhadap ekspor dan bahkan harga komoditas mengalami penurunan drastis yang pada akhirnya berpengaruh terhadap neraca berjalan (current account)
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat Dimotori oleh Investasi dan Import
Investment and consumption remain strong, but export deteriorate due to commodity prices correction
Q1 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2010 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2011 Q1 2012 Q2 2012
-10
-5
0
5
10
15
20
25
Real GDP Growth (%)
Private Consumption Investment Government ConsumptionExports Imports GDP
14
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
Investasi, terutama Investasi Asing langsung (FDI), masih sangat kuat
Q1 2011 Q2 2011 Q1 2012 Q2 20120
10
20
30
40
50
60
Investment Realization (trillion Rp)
Foreign InvestmentDomestic Investment
107.6
40.5
99.2
36.2
Investment Realization vs Target 2012 (trillion Rp)
Semester I 2012 Target Gap 2012
15
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
...Akibatnya impor barang modal dan bahan baku terus meningkat
Indonesia Imports (Million USD)
Imports: Consumer GoodsImports: Raw MaterialsImports: Capital Goods
Indonesia Imports (% change, y-o-y)
Imports: Consumer GoodsImports: Raw MaterialsImports: Capital Goods
16
Namun Neraca Perdagangan Defisit
Exports and Imports (millions of USD)
Trade Balance Exports Imports
Pembentukan modal dan FDI didukung oleh permesinan dan peralatan dari luar negeri
Real Gross Fixed Capital Formation Growth (%)
GFCF: Building GFCF: Domestic Machine & EquipmentGFCF: Foreign Machine & Equipment GFCF: Domestic TransportationGFCF: Foreign Transportation GFCF: Others DomesticGFCF: Others Foreign GDPGross Fixed Capital Formation
Sebagian Besar dari Pembentukan modal kita masih dalam berbentuk Bangunan
Gross Fixed Capital Formation (%)
GFCF: Others Foreign GFCF: Others Domestic
GFCF: Foreign Transportation GFCF: Domestic Transportation
GFCF: Foreign Machine & Equipment GFCF: Domestic Machine & Equipment
Pertumbuhan sektor jasa (?) lebih tinggi dari sektor lainnya sejak 2000
GDP Growth
GDP Agriculture Industry Services
Perubahan Struktur Ekonomi tidak banyak berubah, Berdasarkan PDB
15.6 15.29 15.46 15.19 14.34 13.13 12.97 13.72 14.48 15.29 15.31 14.72
12.07 11.05 8.83 8.32 8.94 11.14 10.98 11.15 10.94 10.56 11.16 11.93
27.75 29.05 28.72 28.25 28.07 27.41 27.54 27.05 27.81 26.36 24.79 24.28
5.51 5.7 6.07 6.22 6.59 7.03 7.52 7.72 8.48 9.9 10.27 10.19
16.15 16.1 17.14 16.64 16.05 15.56 15.02 14.99 13.97 13.28 13.71 13.76
4.68 4.69 5.38 5.91 6.2 6.51 6.93 6.69 6.31 6.31 6.57 6.618.31 8.22 8.48 8.64 8.47 8.31 8.06 7.73 7.44 7.23 7.25 7.29.34 9.25 9.09 9.87 10.32 9.96 10.07 10.08 9.74 10.24 10.17 10.55
Indonesia GDP by Industry (Nominal, %)
Agriculture Mining & QuarryingManufacturing Electricity, Gas, & Water SupplyConstruction Trade, Hotel, & RestaurantTransport & Communication Financial, Ownership & BusinessServices
Struktur Industri Berdasarkan Tenaga kerja perhatikan sektor pertanian, perdagangan, manufaktur
55.8
7
53.9
2
53.6
9
50.6
46.1
5
43.9
8
44.0
1
41.1
8
44.9
6
43.2
1
45.2
8
43.7
7
44.3
4
46.2
6
43.3
3
43.9
7
42.0
5
41.2
4
40.3
39.6
8
38.3
5
35.8
6
10
.14
10
.4
10
.51
11
.09
13
.21
12
.64
12
.57
12
.88
11
.33
12
.97
12
.96
13
.31
13
.21
12
.04
11
.81
12
.72
12
.46
12
.38
12
.24
12
.24
12
.78
13
.26
14.5
9
14.9
6
14.9
6
15.7
9
17.0
3
17.3
3
18.7
9
19.7
8
19.1
8
19.7
4
20.5
8
19.2
4
19.4
2
18.5
6
20.4
19.0
6
20.1
3
20.5
7
20.6
9
20.9
3
20.7
9
21.3
3
11.9
6
12.4
7
12.6
2
13.3
4
13.1
1
15.1
3
13.6
9
14.5
2
14.1
4
13.7
6
10.6
6
12.1
2
11.3
10.7
4
11.2
2
10.9
9
11.9
12.0
3
12.7
7
13.3
5
14.7
5
15.1
8
Employment by Sector (%)
Public Services Finance, Insurance, Real Estate & BusinessTransportation, Storage and Communication Wholesale/Retail Trade, Restaurants, HotelsConstruction Electricity, Gas and WaterManufacturing Industry Mining and QuarryingAgriculture, Forestry and Fishery
Tantangan dan Peluang
• Produktivitas rendah
• Biaya logistik dan keterbatasan infrastruktur
• Neraca pembayaran (ancaman yang harus dicermati secara khusus dan di respond dengan tepat, karena sangat erat kaitannya dengan peningkatan ketidak pastian global akhir akhir ini)
• Ambil pelajaran dari krisis di negara maju
• Desain sistim jaminan sosial
• Penyiapan SDM, tenaga terlatih untuk mampu keluar dari middle income trap
• Partipasi luas dan lembaga pemerintah/politik yang inklusif
Perbandingan Produtivitas T Kerja GDP at constant basic prices per worker, using 2005 PPPs
Sumber APO
Pertumbuhan Total Factor Productivity
Sumber APO
Sumber Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan faktor (1970 – 2010)
Sumber APO
Pertumbuhan produktivitas pada level yang rendah: Transportation-Communication, Electricity-Gas-Water, Construction, Trade, Manufacturing,
Agriculture
Real GDP per Employment by Sector (IDR million/person)
Agriculture, Forestry and FisheryMining and QuarryingManufacturing IndustryElectricity, Gas and WaterConstructionWholesale/Retail Trade, Restaurants, Hotels
Produktivitas Di berbagai sektor masih sangat rendah
• Gap yang sangat besar produktivitas hampir disemua sektor :
– Ter-refleksi oleh komposisi pembentukan modal yang didominasi oleh bangunan saja, bukan mesin
– Sektor pertanian, manufaktur dan perdagangan yang paling banyak menyerap tenaga kerja, produktivitas rendah, serta gaji juga rendah
– Tingkat produktivitas Indonesia diberbagai sektor masih jauh dibawah Thailand, Malaysia, China, South Korea, Singapore.
• Dengan melakukan sedikit perubahan teknologi dan proses bisnis, Indonesia dapat menaikkan produktivitas yang sangat besar
Konstribusi Jawa terhadap PDB menurun secara perlahan
58.8 57.9 58.6 58.1 57.6
22.9 22.9 22.7 23.1 23.5
9.4 10.4 9.2 9.2 9.64.1 4.3 4.4 4.5 4.6
GDP Share by Region (%)
Jawa Sumatra KalimantanSulawesi Bali & NTT Maluku & Papua
Tantangan utama dari Logistik (infrastruktur)
Jarak Geografis diantara kota-kota besar di Indonesia & Singapore
Jarak ekonomis dalam wilayah Indonesia berdasarkan Biaya Transportasi Laut
Surplus Tenaga Kerja dan Sektor Informal
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
Neraca Pembayaran mendapat tekanan akibat dari neraca perdagangan yang melemah
Indonesia BoP (Millions of USD)
Current AccountFinancial AccountOverall BoPForeign Reserves
33
Sources :Weak exportStrong Import
Komoditas Sangat Dominan dalam Ekspor Indonesia
Coal, US Dollars per Metric TonCrude Oil (petroleum), US Dollars per Barrel
Nickel, US Dollars per Metric Ton Tin, US Dollars per Metric Ton
Harga Komoditas Menurun
Palm Oil, US Dollars per Metric Ton Rubber, US cents per Pound
Sugar, US cents per Pound Rice, US Dollars per Metric Ton
Harga Komoditas Menurun
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
• Hal ini dapat dilihat sebagai refleksi dari
– Kelemahan struktural : tingkat daya saing yang rendah
– Ketidak Seimbangan ekonomi : terlalu banyak konsumsi
– Ketidak mampuan untuk produksi permesinan dan komponennya (bernilai tambah tinggi) dan ketergantungan terhadap ekpor komoditas (hasil pemberian Tuhan melalui alam)
• Dalam jangka pendek permasalahan neraca pembayaran ini susah untuk diatasi karena :
– Permintaan dunia masih akan lemah hingga tahun depan
– Delama FDI kuat, impor barang mesin dan bahan baku akan kuat
• Persoalan neraca pembayaran ini hanya dapat diatasi apabila defisit di neraca barang (berjalan) dapat dikompensasi oleh FDI yang kuat
Namun Problem di Neraca pembayaran harus dicari solusinya secara fundamental
37
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any third party without CReco’s prior written consent
Opsi kebijakan utk BOP• Kebijakan utama adalah mempertahan FDI, menciptakan linkungan investasi yang
menarik dan pasti :
– Logistik dan Infrastruktur: hard and soft
– Kepastian dan kejelasan hukum serta penegakan hukum
– Efisiensi dan efektif birokrasi
– Persoalan pertanahan
– Pasar tenaga kerja.
• Kenapa FDI masih kuat
– Pasar dan permintaan dalam negeri yang sangat besar
– Tingkat pengembalian modal ROE dan ROI yang lebih tinggi dibanding yang lain
– Kondisi politik yang Lebih stabil
• Kebijakan lainnya :
– Penundaan pajak mineral ( --)
– Penyesuian harga BBM (akan mengurangi impor karena konsumsi dan pnyelundupan akan berkurang
– Monetery menaikkan suku bunga atau cadangan perbankan
38
Kesimpulan• Perekonomian Dunia dibayangi ketidak pastian krisis yang berkepanjangan
di Eropa dan USA. Sementara risiko dari China dan timur tengah harus tetap diperhitungkan dimasa yang akan datang
• Dampaknya ke Indonesia sudah terasa, namun perekonomian Indonesia sekarang sudah lebih kuat dengan mesin penggerak dari permintaan dalam negeri.
• Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ditengah krisis, agar Indonesia tidak terjerembab di lubang yang sama
• Tantangan yang paling utama di depan mata adalah pengelolaan dan respon kebijakan atas masalah Neraca pembayaran
• Perbaikan logistik Infrastruktur dan Peningkatan produktivitas serta peningkatan keahliah/skill dari tenaga kerja adalah merupakan prasyarat untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.