162. Badai Laut Utara

download 162. Badai Laut Utara

of 93

Transcript of 162. Badai Laut Utara

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    1/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 1

    Episode ke 162

    Ebook by : Tiraikasih-KangzusiScan kitab : Syaugy_ar

    mailto:[email protected]

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    2/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 2

    WIRO SABLENGHak Cipta din Copy Right pada

    BAST1AN TITO di bawah LindunganUndang-undang

    Wfro Sableng terdaftar padaDept Kehakiman R.l. DirektoratJenderal Hak Cipta. Paten danMerek dlbawah Nomor 00424S

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    3/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 3

    TIGA penunggang kuda memperlambat lari

    tunggangan masing-masing ketika mencapai sebuahmata air di kaki Gunung Gede sebelah timur. Saat itusang surya baru saja menggelincir dari titik tertinggi-nya udara yang sejuk di kawasan itu membuat terikcahaya matahari tidak terasa menyengat.

    Penunggang kuda sebelah depan, seorang kakekberjubah kuning, berwajah merah seperti udang rebusdan cuma punya satu alis yaitu di atas mata kiri henti-kan kuda dekat mata air diikuti dua temannya. Dariperalatan penutup mata serta tanda-tanda pada pelana

    yang dimiliki tiga ekor kuda besar agaknya ke tigapenunggangnya bukan orang-orang sembarangan.Paling tidak mempunyai hubungan tertentu denganKerajaan di wilayah timur.

    "Jika melanjutkan perjalanan dengan berlari,kurasa akan lebih cepat sampai di puncak gunung.Kita bisa meninggalkan kuda di tempat ini. Ada air,banyak rumput. Kelihatannya juga cukup aman.Bagaimana pendapat ki sanak berdua?" Si jubahkuning yang di Keraton Jawa Tengah dikenal denganpanggilan Lor Sakti AlisTunggalb ertanya pada dua

    temannya."Aku setuju saja," jawab kakek bermata juling

    mengenakan pakaian ringkas biru, lengkap denganblangkon yang juga berwarna biru. Pada bagian depanblangkon menempel kepala seekor ular yang sudahdikeringkan berwarna hitam belang coklat putih. Duatangan orang tua ini mulai dari pergelangan sampaike sepuluh ujung jari berwarna hitam pekat. Dikawasan selatan Jawa Tengah dia dikenal dengan

    julukan Datuk Ular Jari Petir.

    "Aku yang muda menurut apa suka kalian."Orang ketiga membuka mulut. Barisan gigi

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    4/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 4

    dilapisi perak hingga jika mulutnya terbuka kelihatanderetan gigi besar berkilat kumis lebat, janggut tebaldan berewok tebal menutupi seantero wajah. OrangIni mengenakan pakaian gombrang hitam.Yang hebatdi kepalanya menancap puluhan pisau kecil berwarnahijau tanpa gagang. Dari warna pisau yang kehijau-

    hijauan jelas bahwa senjata itu mengandung racunjahat mematikan. Konon, jangankan manusia, seekorkerbaupun kalau tergores pisau akan kelojotan danmenemui ajal. Luar biasa kalau orangnya sendiri tidaksampai tersentuh racun padahal pisau jelas-jelasmenancap di batok kepalanya yang berambutgondrong tebal hitam. Beberapa tahun lalu orang inidikenal sebagai kepala rampok kejam yanggentayangan bersama beberapa anak buahnyamencari mangsa di hampir setiap jalan utama menuju

    Kotaraja. Pada masa itu dia dikenal dengan sebutanWarok Gigi Perak. Yang jadi korban kejahatannyabukan saja para pedagang tapi dia juga beranimenyerang dan menjarah para kerabat Keraton.

    Dua orang kakek tadi yaitu Lor Sekti AlisTunggaidan Datuk Ular Jari Petir berhasil membujuknya untukmeninggalkan pekerjaan jahat itu lalu menjadikannyasebagal salah seorang tokoh silat Kerajaan, bermukimdi Kotaraja. Julukannya kemudian dirubah menjadiSi Mayat Terbang. Manusia satu ini memiliki tangan

    kiri yang lebih panjang dari tangan kanan. Hal inikarena dia seorang kidal dan selalu mempergunakantangan kiri untuk melempar pisau terbang yang jadisenjata andalannya

    Setelah menyegarkan diri dengan meneguk air jernihsejuk dan mencuci muka, ke tiga orang itu duduk ditepi mata air, beristirahat sambil bercakap-cakap.Sementara kuda mereka kini ganti meneguk air sejukdi mata air dan melahap rumput liar yang tumbuh disekitar tempat itu.

    "Kalau tidak mendengar sendiri cerita Wisena,Perajurit Kepala yang bertugas di Gedung Kepatihan

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    5/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 5

    itu, aku mana mau percaya bahwa sobat kita Ki WulurJumena tewas di tangan seorang perempuan cantik

    yang konon kabarnya berotak sinting. Dan bukan cumaKi Wulur Jumena Cagak Genting sobat kita yang ahlipencari jejak itu juga menjadi korban. Lalu PerwiraTinggi Suko Daluh! Gila! Benar-benar sulit dipercaya!

    Datuk Ular Jari Petir gelengkan kepala berulang kalisambil menggerak-gerakkan sepuluh jari tangannyahingga mengeluarkan suara berkeretekan sementaradua bola matanya yang juling bergerak berputar-putar.

    "Kejadian itu memang merupakan satu hal luarbiasa," menyahuti Lor Sekti Alis Tunggal. "Tapi jikabenar kabar yang kita sirap bahwa perempuan cantikitu adalah murid Kiai Gede Tapa Pamungkas, mengapaharus heran? Kesaktian Kiai itu sudah dianggapsetengah Dewa Karenanya kalau nanti kita berhadapan

    dengan sang Kiai, kita bicara baik-baik. Kita datangmembawa surat perintah dari Kerajaan untuk menang-kap muridnya yang bernama Nyi Retno Mantili itu.Padahal setahu semua orang Nyi Retno Mantili adalahistri dari Patih Wira Bumi yang dikabarkan kabur sejaklebih setahun silam gara-gara bayi yang barudilahirkannya raib diculik orang! Hanya sayangsebelumnya kita tidak pernah berkesempatan melihatwajah istri ketiga mendiang Patih Kerajaan itu."

    "Apakah tidak mungkin Patih Kerajaan juga dibunuh

    oleh Nyi Retno Mantili?" ujar Si Mayat Terbang aliasWarok Gigi Perak."Banyak orang menduga begitu." Kata Lor Sekti Alis

    Satu. "Sungguh mengerikan. Pagi itu mayat Patih Ke-rajaan diantar seseorang dalam peti mati. Leher dalamkoadaan putus! Siapa yang mengantar raib tidakdiketahui. Ada yang melihat di tempat itu munculseorang nenek seram bermuka dan berambut merah.Tidak seorangpun mengenal siapa dirinya." (Bacaserial Wiro Sableng berjudul "Dendam Mahluk AlamRoh").

    "Lalu siapa yang menghabisi Kepala Pengawal

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    6/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 6

    Bantarangin dan tokoh silat kerabat kita Ki LuwakIreng?" tanya Si Mayat Terbang.

    "Aku sempat menyaksikan mayat Cagak Lenting,Perwira Tinggi Suko Daluh, Bantarangin, Ki LuwakIreng.Tubuh mereka seperti dibelah golok raksasa.Namun anehnya pinggiran luka tampak hangus!

    Senjata apa yang dipergunakan orang untukmembantai mereka?" Ucap Datuk Ular Jari Petir.

    "Bukan golok, bukan senjata tajam.Tapi dua lariksinar ganas yang keluar dari sepasang mata bonekakayu milik Nyi Retno Mantili! Wisena si PerajuritKepala sempat menyaksikan kejadiannya sewaktuSuko Daluh dan Wulur Jumena dihabisi. Wisena jugamemberi tahu. Ada seorang pemuda menyertai NyiRetno sewaktu menyerbu Gedung Kepatihan padamalam pesta besar-besaran itu! Tapi tidak diketahui

    siapa adanya.""Gila! Benar-benar ganas dan berbahaya! Boneka

    Kayu! Mengeluarkan dua larik cahaya yang bisa mem-bunuh! "Si Mayat Terbang remas-remas cambangbawuknya yang lebat meranggas.

    Datuk Ular Jari Petir memandang ke langit laluberkata.

    "Saatnya kita pergi. Kita harus sampai di tempatkediaman Kiai Gede Tapa Pamungkas sebelum malamdatang."

    "Tunggu!" Berkata Lor Sekti Alis Tunggal."Ada apa?" tanya Si Mayat Terbang sementara DatukUlar Jari Petir kembali menggerak-gerakkan sepuluhJari tangan hingga mengeluarkan suara berkeletekkan.

    Lor Sekti kakek berjubah kuning muka merah dancuma punya satu alis itu melintangkan jari telunjuktangan kiri di atas bibir.

    "Kau cepat mengawasi tiga ekor kuda. Jangansampai binatang Itu ada yang meringkik karenagelisah! Lakukan cepat!" Katanya pada Si MayatTerbang.

    Walau tidak mengerti mengapa si kakek berkata

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    7/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 7

    begitu namun si berewok bergigi perak ini cepatberdiri dan melakukan apa yang diperintah. Satu demisatu tiga ekor kuda yang tengah merumput diusapiagar berlaku jinak dan tenang.

    Lor Sekti Alis Tunggal sendiri kemudian letakkantelinga kirinya di tanah sementara Datuk Ular Jari Petir

    memperhatikan lalu memandang berkeliling. SangDatuk kemudian ikutan jongkok dan berbisik.

    "Ada orang datang?"Lor Sekti Alis Tunggal kedipkan mata tanda mengiya-

    kan."Seberapa jauh?""Cukup jauh. Langkahnya kudengar terkadang

    tertahan-tahan. Orang ini berjalan seperti tanpatujuan. Mungkin hatinya sadang gelisah. Tapi jelas diamenuju ke arah sini. Mungkin dia tahu ada mata air di

    tempat ini. Dia memiliki ilmu meringankan tubuh luarbiasa tinggi!" Telingaku hampir sulit membedakangerak langkah kaki dengan tiupan angin!"

    Datuk Ular Jari Petir angkat kepala. Memandangberkeliling. Dia tidak melihat siapa-siapa. Lalu diamembungkuk kembali.

    "Kau bisa mengetahui yang datang itu lelaki atauperempuan?"

    "Saat ini sulit kuketahui. Masih terlalu jauh. Tunggusebentar lagi. Sobatku, jangan bicara terlalu keras.

    Orang yang datang agaknya bukan manusiasembarangan. Bisa saja dia mendengar semuapembicaraan kita di sini walau berbisik-bisik."

    Karena terlalu lama jongkok menungging di tanah,tidak terasa Datuk Ular Jari Petir tiba-tiba buuuttttpancarkan kentut!

    Lor Sekti Alis Tunggal marah sekali tapi tak maumemaki.

    Perhatiannya pecah. Datuk Ular Jari Petir menyesalikesembronoannya tapi tidak dapat menahan tawa.

    Agar tawa tidak menyembur kakek ini cepat tutupmulutnya dengan telapak tangan kiri.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    8/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 8

    Di dekat pohon Si Mayat Terbang sudah mulaikeluarkan tawa mengekeh.

    Tiba-tiba sepasang mata Lor Sekti Alis Tunggal mem-besar. Kepala diangkat dari tanah. Saat itu juga diamembuat gerakan melompat sambil melesat ke depan,menunjuk dan berteriak.

    "Itu orangnya!"Lor Sekti AlisTunggal dan Si Mayat Terbang segera

    Ikut berkelebat Tiga ekor kuda meringkik keras. Sesaatkemudian tiga orang tokoh silat Istana dari timur itutelah mengurung seorang gadis berpakaian biruberwajah cantik tapi pucat dan berambut panjangtergerai kucai.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    9/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 9

    DAPATKAN dirinya dikurung dan siap disergap tigaorang tidak dikenal, namun pasti manusia-manusia

    berkepandaian tinggi, sepasang alis mata bagus gadisberpakaian biru mencuat ke atas. Bibir merahsunggingkan senyum membuat munculnya lesung pipitdi kedua pipi. Namun jelas senyum itu membersitkanrasa jengkel.

    "Kalian siapa?" Suaranya bertanya datar, samasekali tidak menunjukkan rasa takut.

    Si Mayat Terbang alias Warok Gigi Perak dekati LorSekti AlisTunggal dan berbisik.

    "Kurasa bukan ini orangnya.""Aku memang meragukan, tapi lihat, wajahnya

    cantik. Belum apa-apa dia sudah tersenyum. Hanyaperempuan sinting yang tersenyum pada orang yangtidak dikenalnya. Apa lagi kita sudah menunjukkansikap mengurungi. Ingat keterangan mata-mataKerajaan? Terakhir sekali perempuan itu terlihatmengenakan pakaian biru, berada di sekitar GunungGede ini," jawab si kakek jubah kuning.

    "Tapi yang ini rambutnya pirang, tidak hitam," SiMayat Terbang masih tidak berubah pendapat.

    "Bisa saja dia sengaja merubah warna rambutnya

    agar tidak diketahui siapa jati dirinya." jawab Lor SektiAlisTunggal.

    Datuk Ular Jari Petir sambil gerak-gerakkan sepuluhjari tangan dan menatap si gadis dengan mata juling,mendengar apa yang saling dibisikkan dua temannya,buru-buru mendatangi dan ikut berbisik.

    "Kita harus berhati-hati. Jangan salah tangkap apalagi sampai salah menggebuk. Perempuan satu inisama sekali tidak membawa boneka kayu. Kita semuatahu boneka itu merupakan salah satu ciri-ciri Nyi

    Retno Mantili. Salaln itu kita harus hati-hati. Walaucantik tapi dia menyimpan kepandaian tinggi."

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    10/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 10

    "Kalian bicara berbisik-bisik! Ada apa ini? Siapakalian?!" kembali gadis cantik berpakaian birubertanya. Suara tetap datar dan malah kelihatan begitutenang sementara senyum masih belum pupus diwajahnya

    "Biar aku yang menjawab," kata Lor Sekti Alis

    Tunggal. Lalu dia maju dua langkah mendekati gadisberbaju biru berambut pirang.

    "Kami bertiga adalah orang-orang utusan Keraton diJawa Tengah. Kami dalam perjalanan mencariseseorang. Dan seseorang itu kami rasa adalahengkau..."

    Belum habis Lor Sekti Alis Tunggal berucap, si cantikberambut pirang yang bukan lain adalah Bidadari

    Angin Timur angkat tangan kiri memberi tanda agar sikakek jubah kuning berhenti bicara.

    "Jauh-jauh dari Jawa Tengah, mencari seseoranghanya mengandalkan perasaan! Betapa tololnya!"

    Meski tersengat dikatakan tolol namun Lor Sekti AlisTunggal maju satu langkah sambil ajukan pertanyaan.

    "Bukankah kau Nyi Retno Mantiil, murid Kiai GedeTapa Pamungkas, Janda mendiang Patih Kerajaan WiraBumi?.

    Mendengar perkataan si kakek beralis satu BidadariAngin Timur dongakkan kepala lalu tertawa panjang.Begitu tawa dihentikan dia langsung membentak.

    "Kenal diriku tidak! Mengaku tokoh persilatanIstana! Bertiga menghadang seorang perempuan ditengah jalan! Sungguh perbuatan rendah! Tidak sopanmemalukan!"

    "Kau telah membunuh beberapa sahabat kami. Masihbisa tertawa! Malah berani membentak!" Kata Lor Sekti

    Alis Tunggal dengan mata memandang tak berkesip."Melihat tampang kalian aku curiga kalian Ini

    sebenarnya adalah rampok gadungan! Menyingkirlahsebelum aku jadi muak! Cari mangsa lain yang bisakajian jarah!"

    Datuk Ular Jari Petir usap mukanya dengan sepuluh

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    11/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 11

    jari tangan lalu berkata. "Kami membawa suratperintah penangkapan atas dirimu! Kau tak mungkinberkilah apa lagi berusaha lolos! Lor Sekti, perlihatkanpadanya Surat Perintah Penangkapan dari Kerajaan!'

    Dari balik jubah kuningnya kakek bernama Lor SektiAlis Tunggal keluarkan satu gulungan kain putih.

    Gulungan dibuka dan dibentang lalu di perlihatkanpada Bidadari Angin Timur!

    "Silahkan kau baca sendiri!"Bidadari Angin Timur tertawa geli."Orang tua beralis satu! Kau yang membawa surat

    silahkan kau yang membaca!"Lor Sekti Alis Tunggal Jadi bingung karena dia tidak

    pandai membaca alias buta huruf! Melihat hal ini DatukUlar Jari Petir segera mengambil gulungan kain yangsudah terbentang dan membaca tulisan yang tertera

    keras-keras."Atas Nama Hukum Dan Keadilan. Kerajaan dengan

    Ini memerintahkan penangkapan atas diri Nyi RetnoMantili dalam keadaan hidup ataupun mati." Yangbersangkutan diketahui telah membunuh seorangPerwira Tinggi Kerajaan dan beberapa orang tokohsilat Istana. Tertanda atas nama Perwira TinggiKerajaan pangeran Aryo Adinegoro/Pejabat SementaraPatih Kerajaan"

    Kembali Bidadari Angin Timur umbar tawa panjang.

    "Aku bisa membuat sepuluh surat perintahpenangkapan seperti itu. Menangkap kalian sekaligusbertiga! Sudahlah, kalian semua harap menyingkir.Jangan ngacok di siang bolong! Aku mau melanjuttonperjalanan."

    "Apa kau tidak melihat ada Cap Kerajaan di bagianbawah surat tadi? Ini bukan surat palsu! PangeranAryo Adinegoro bukan orang sembarangan. Dia adalahputera ke-empat dari Permaisuri!" Si Mayat Terbanguntuk pertama kalinya membuka mulut. Wajahnyayang garang tampak gusar karena merasa tidakdipandang sebelah mata oleh si cantik berambut

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    12/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 12

    pirang itu.Bidadari Angin Timur perhatikan tampang orang.

    Dalam hati dia membatin, manusia satu ini angkerjuga! Pisau yang menancap dikepalanya mengandungracun. Tapi dia sendiri tidak keracunan! Aku perlumengawasi orang ini kalau pertarungan tidak bisa

    dihindari.""Aku tidak pernah mengatakan surat itu palsu. Aku

    hanya tidak percaya pada kalian. Mengaku utusanKerajaan. Anak buah Pangeran Aryo! Bagaimana akubisa percaya kalian adalah orang-orang Kerajaan! Tapidiam-diam Bidadari Angin Timur sudah memaklumikalau ketiga orang tak dikenalnya itu memang adalahorang-orang yang punya hubungan dekat denganKerajaan. Ini diketahuinya dari bentuk dan tanda-tandapada pelana serta penutup mata tiga kuda tunggangan

    milik mereka."Aku Lor Sekti AlisTunggal. Kakek berpakaian biru

    ini Datuk Ular Jari Petir dan sahabat muda ini dikenaldengan nama Si Mayat Terbang..."

    "Ah, nama kalian hebat-hebat semua. Membuatkukagum! Hik ... hik!" ucapan Bidadari Angin Timurseperti memuji namun mimiknya menunjukkanejekan. Gadis ini lanjutkan ucapan.Tapi kalian dengarbaik-baik ya. Aku bukan orang yang kalian cari. Akubukan Nyi Retno Mantili."

    "Kau berdusta! Kau sengaja menyamar denganmerubah warna rambutmu!" Berkata Datuk Ular JariPetir.

    Mendengar ucapan orang Bidadari Angin Timurtertawa.

    "Datuk, kau belum tahu wanginya rambutku!"Sang dara goyangkan kepala. "Silahkan mencium!"

    "SetttrRambut pirang panjang melesat laksana pedang

    menabas. Bau harum semerbak menebar. Datuk UlarJari Petir berseru kaget dan marah, buru-burumenyingkir mundur selamatkan hidung dari sambaran

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    13/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 13

    ujung rambut.Sambil tertawa panjang Bidadari Angin Timur

    menarik putus dua rambut pirangnya lalu dilemparke arah sang Datuk berblangkon biru. Dua helai rambut

    yang lemas lembut dan harum itu berubah laksana duabatang kawat baja, melesat ke arah Datuk Ular Jari

    Petir. Kalau sampai menembus salah satu bagiantubuh, apa lagi kepala bisa jadi perkara Maut!

    Meski belum sempat mengimbangi diri namun DatukUlar dengan sebat pergunakan tangan kiri untukmenangkap dua helai rambut.

    "Silahkan kau memeriksa apa rambut pirangkuadalah rambut palsu!" Ucap Bidadari Angin Timur.

    Dengan mata berkilat Datuk Ular memperhatikan.Dua helai rambut kemudian diremas-remas. Warnapirang tidak luntur. Bagian dalam yang putus-putus

    berwarna sama dengan warna rambut sebelah luar.Sang Datuk tidak berkata apa-apa hanya pelipisnyatampak bergerak-gerak tanda menahan amarah.

    Kembali Bidadari Angin Timur tertawa cekikikan."Perempuan sinting! Mana boneka kayu yang kau

    pakai membunuh para tokoh Istana?!" Membentak SiMayat Terbang.Tangan kiri bergerak-gerak tanda mulaigatal ingin mencabut dan melemparkan pisau terbangberacun.

    "Tubuhmu bau! Mulutmu lebih bau lagi! Sudah

    berapa lama kau tidak mandi? Hik...hik! Kau kira akuanak kecil yang suka main boneka?!" ejek BidadariAngin Timur yang membuat lelaki berewokan itumenggereng marah. Kalau semasa masih jadi warokkepala rampok otak kotor pasti sudah memenuhikepalanya berhadapan dengan gadis secantik itu dansaat itu juga tentu sudah disergapnya.

    "Kau telah membunuh beberapa tokoh silat Istana.Sesuai perintah jika kau tidak menyerahkan diri secarabaik-baik maka mayatmu yang akan kami bawa kehadapan Raja!" Lor Sakti AlisTunggal angkat bicara.

    "Tapi kami tidak ingin berlaku sekejam Itu."

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    14/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 14

    Bidadari Angin Timur mendengus."Begitu... ? Aku sudah berkata yang sebenarnya.

    Kalian orang-orang tolol masih ngotot mengira aku NyiRetno Mantili! Kalau kalian memang Ingin membunuh-ku, silahkan! Aku mau lihat sampai dimana kehebatankalian) Saat ini aku memang kepingin mati! Kalau aku

    sudah mati nanti aku beri tahu pada kalian bagaimanarasanya mati Itu! Hilc.hik... hik!"

    "Berani menantang! Dasar perempuan sinting! Apakau kira kami tidak tega membunuhmu?!" teriak SIMayat Terbang marah. Dia segera gerakkan tangan kirike atas kepala dimana puluhan pisau beracunmenancap.

    Lor Sekti AlisTunggal menahan gerakan Si MayatTerbang dengan memegang lengan kirinya Denganmenekan suaranya agar terdengar lebih sabar kakek

    Ini bertanya pada Bidadari AnginTimur."Jika kau memang bukan Nyi Retno Mantili yang

    menyamar, lalu siapa dirimu adanya?!""Apa perduli kalian siapa diriku?!" Dalam hati

    Bidadari AnginTimur memaki. "Pikiran sedang kacaubalau ada saja orang-orang yang membuatku tambah

    jengkel!"Datuk Ular habis sabarnya. Tapi Lor Sekti Alis

    Tunggal masih berusaha menahan diri."Nyi Retno Mantili, kami masih menghormati

    mendiang suamimu Wira Bumi. Kami mohon kau maumenyerah secara baik-baik dan ikut kami ke JawaTengah. Kami akan memohon agar hukuman atasdirimu bisa diperingan oleh Sri Sultan."

    Mendengar ucapan si kakek Bidadari AnginTimurtertawa bergelak.

    "Kakek edan muka merah seperti udang rebus!Kapan aku pernah dikawin Wira Bumi! Kapan akupernah Jadi istri Patih Kerajaan....!"

    Datuk Ular berbisik pada kambratnya kakek jubahkuning. "Lor Sekti, aku jadi yakin perempuan inimemang Nyi Retno Mantili. Dari kabar yang aku sirap

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    15/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 15

    Nyi Retno selalu bicara begitu pada semua orang!Tidak pernah mengakui kalau dia adalah Istri PatihKerajaan Wira Bumi."

    "Kakek budek torek! Apa kau tidak dengar tadi akubilang aku ini bukan Nyi Retno Mantili?!" Bidadari

    AnginTimur berkata setengah berteriak.

    Kakek berjubah kuning terdiam namun kawannyasi blangkon biru Datuk Ular berteriak.

    "Kawan-kawan. Mari kita tangkap betina satu ini!Kalau melawan jangan ragu-ragu menghabisinya!"

    Begitu tiga orang dihadapannya mulai bergerakBidadari Angin Timur yang memiliki ilmu meringankantubuh tinggi serta gerakan luar biasa cepat segeraberkelebat. Gerak tubuhnya kelihatan seolah melesatke atas lalu melayang turun masuk ke dalam mata air.Dan lenyap!

    Lor Sekti Alis Tunggal terkejut. Seumur hidup belumpernah dia melihat orang memiliki kecepatan gerakseluar biasa itu.

    Bidadari Angin Timur telah mengeluarkan limumeringankan tubuh bernama Ilmu Selaksa Kilat.

    "Gila! Dia masuk menghilang ke dalam air!"Berseru Si Mayat Terbang.

    "Jangan tertipu!" teriak Datuk Ular Jari Petir."Perempuan itu tidak masuk ke dalam mata air. Diapasti mendekam di tempat lain!" Sang Datuk berkata

    begitu karena dia tidak melihat air menyiprat. KakekIni memandang berkeliling, lalu berteriak."Dia ada di atas pohon sana!"Lor Sekti Alis Tunggal dan Si Mayat Terbang

    memandang ke arah yang ditunjuk Datuk Ular.Ternyata memang benar. Saat itu si gadis berpakaianbiru berambut pirang telah berada di atas pohon besartak jauh dari mata air.

    Setelah saling memberi tanda Datuk Ular Jari Petirdan Lor Sekti Alis Tunggal dengan gerakan kilatmelepas pukulan tangan kosong mengandung tenagadalam tinggi dan hawa sakti ganas ke atas pohon.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    16/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 16

    Dua larik sinar merah dan hitam menderu. Si MayatTerbang tak tinggal diam. Sekali tangannya bergerakke atas kepala, dua pisau terbang melesat ke arahpohon. Saking cepatnya lemparan dua pisau hanyaterlihat berupa dua larik cahaya hijau!

    "Kurang ajar! Tiga orang itu benar-benar punya

    niat hendak membunuhku!" Kertak Bidadari AnginTimur.

    Dua tangan disilang di depan dada. Sepuluh jaridisusun lurus.

    Sambil mengibaskan dua tangan ke bawah,Bidadari AnginTimur melompat turun. Jungkir balikdua kali di udara.

    "Blaarrr! Blaaarrr!"

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    17/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 17

    UNTUK sementara kita tinggalkan Bidadari Angin

    Timur yang terancam keselamatannya karena hendakdihabisi oleh tiga tokoh silat Istana dari Jawa Tengah.Di dasar laut utara, dalam satu Istana batu pualam.

    Ratu Laut Utara duduk di atas kursi besar berlapisemas. Dalam usia yang sudah empat puluh tahunwajah tetap cantik dan lekuk tubuhnya elokmenggairahkan. Apa lagi dia mengenakan pakaian birupanjang ketat yang pada kedua sisinya dibelah tinggihingga kakinya yang mulus tersingkap putih sampai kepaha terus ke pangkal pinggul.

    Setelah merapikan rambut dan letak mahkota emasbertabur batu permata di kepala, sang Ratu arahkanpandangan sepasang bola matanya yang kelabu ke atasmeja batu pualam di hadapannya. Di atas meja ituterletak sebuah seloki besar terbuat dari batu pualamberisi cairan berwarna merah. Dalam genangan cairanmerah terdapat sebuah benda putih dengan bundaranhitam di sebelah tengah serta serabut-serabut merah dibagian belakang. Benda ini adalah mata kiri Patih WiraBumi yang dulu dicungkil dan diambil sebagai jaminanbahwa dia tidak akan melanggar janji.

    Seperti dituturkan dalam serial Wiro Sablengberjudul "Bayi Satu Suro" Wira Bumi dengan diantaroleh Nyai Tumbal Jiwo yang menampilkan diri sebagalNyi Wulas Pikan telah mendatangi Kerajaan Ratu LautUtara. Kepada Sang Ratu mereka minta pertolonganaqar diberi petunjuk dimana beradanya bayi Nyi RetnoMantili yang bernama Ken Permata. Sebagai imbalankedua orang itu akan menyerahkan Batu Mustika

    Angin Laut Kencana Biru yang telah dicuri Nyai TumbalJiwo dari Istana Ratu Laut Selatan Nyai Roro Kidul.

    Ratu Laut Utara bersedia menolong namun dengansyarat Wira Bumi harus menyerahkan mata kirinya

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    18/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 18

    sebagal jaminan bahwa setelah dia mendapatkan bayimaka dia akan kembali untuk menyerahkan batumustika sakti dan memperhambakan diri pada RatuLaut Utara. Karena tidak mungkin mundur lagi akhirnyaWira Bumi pasrah menyerahkan mata kirinya. Sepertidiketahui Wira Bumi bersama Nyai Tumbal Jiwo tidak

    berhasil mendapatkan bayi Nyi Retno Mantili yang adadi tempat kediaman Datuk Rao Basaluang Ameh diDanau Maninjau Pulau Andalas. Wira Bumi sendirikemudian menemui ajal ditabas dengan golok olehPendekar212 di Pulau Gilang pada malam perayaanSatu Suro. Bayi Nyi Retno Mantili dibawa kembali olehDatuk Rao Basaluang Amen ke Danau Maninjau disertaipesan agar kelak Wlro sendiri yang akan menjemput-nya.

    Di samping meja batu pualam duduk bersimpuh

    seorang nenek berkepala berbentuk aneh. Bagian ataskepalanya yang berwarna ungu lebih kecil dari keduapipi. Bibir tebal dower merah seperti dibalut darahsedang sepasang mata bengkak gembung nyaristertutup. Nenek Ini bernama Nyi Kuncup Jingga,merupakan tangan kanan pembantu kepercayaan RatuLaut Utara. Konon dia mempunyai kelainan yaitu hanyasuka pada insan sesama jenis.

    Setelah menatap tak berkesip sekian lama pada mataWira Bumi yang ada di dalam seloki batu pualam, Ratu

    Laut Utara unjukkan wajah berkerut dan berulang kalimenarik nafas dalam. Walau tahu kalau ada sesuatunamun Nyi Kuncup Jingga diam menunggu tidak beranibertanya.

    "Nyi Kuncup. Sesuatu telah terjadi dengan orangyang punya mata itu." Berucap Ratu Laut Utara.

    "Saya mohon petunjuk Sri Paduka Ratu," kata sinenek pula.

    "Wira Bumi Patih Kerajaan telah menemui ajal.Sekitar satu purnama lalu. Perjanjian tidak mungkinditeruskan. Namun apa yang sudah dikatakan harusmenjadi kenyataan. Batu Mustika Angin Laut Kencana

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    19/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 19

    Biru yang dikatakan akan diserahkan kepadaku haruskita dapatkan kembali."

    Mendengar keterangan sang Ratu, Nyi KuncupJingga sudah mengerti apa yang harus dilakukan.'Nenek Ini bertepuk tiga kali. Sesaat kemudian munculdua gadis cantik membawa sebuah dulang terbuat dari

    perak. Inilah nampan yang disebut Dulang PerakSejuta Mata. Dulang berisi air berwarna kebiruandiletakkan di atas meja pualam di samping seloki berisimata kiri Wira Bumi. Melalui air di dalam dulang RatuLaut Utara memiliki kemampuan untuk melihat sesuatudi tempat Jauh. Ratu usapkan tangan kanan di atasdulang, asap mengepul. Begitu kepulan asap sirna RatuLaut Utara memperhatikan cairan dalam dulang tanpaberkesip. Sesaat kemudian Ratu memberi isyarat. Duagadis mengambil dulang dari atas meja dan tinggalkan

    tempat itu."Nyi Kuncup Jingga...""Hamba Sri Paduka Ratu...""Menurut apa yang aku lihat, Batu Mustika Angin

    Laut, Kencana Biru telah berpindah tangan beberapakali. Namun saat Ini batu sakti itu telah berada kembalidi tangan nenek serba merah yang dadanya geroakdan tempo hari pernah datang ke sini menemani WiraBumi..."

    "Saya Ingat Sri Paduka Ratu. Nenek itu menampilkan

    diri sebagai perempuan cantik mengaku bernamaNyi Wulas Pikan...""Betul... ada kesan bahwa untuk mendapatkan batu

    sakti itu dia telah merubah diri menjadi seorang gadisbermata biru, Ratu Duyung, orang kepercayaan RatuLaut Selatan. Kau harus mencari mahluk alam roh yangsebenarnya bernama Nyai Tumbal Jiwo itu. Dapatkankembali batu sakti itu. Aku tidak ingin batu mustika itukembali ke Laut Selatan. Aku juga memerintahkan agarkau membunuh Nyai Tumbal Jiwo. Nenek satu itu perludikembalikan ke alam roh lapisan ketujuh untukselama-lamanya. Menurut yang aku lihat dia akan

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    20/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 20

    berada di pantai utara tak selang berapa lama. Akutidak tahu apa keperluannya di tempat itu."

    "Perintah Sri Paduka Ratu akan saya laksanakan,"kata Nyi Kuncup Jingga lalu bangkit berdiri.

    "Ajak serta Ki Ngumpil Sebaki alias SI Lidah Hantuuntuk membantumu. Aku menaruh firasat dalam

    mencari Nyai Tumbal Jiwo kau juga akan berhadapandengan orang-orang lain berkepandaian tinggi."

    "Baik Sri Paduka Ratu. Saya akan menemui KINgumpil Sebaki..."

    "Saat ini dia masih bertapa di lapisan ke dua dasarLaut Utara. Tunggu sampai malam tiba saat diamengakhiri tapanya."

    "Baik Sri Paduka Ratu." Nyi Kuncup Jingga membung-kuk, siap untuk berlalu dari hadapan sang Ratu.

    "Ada satu hal lagi Nyi Kuncup..."

    "Hamba Sri Paduka Ratu...""Dalam air di Dulang Perak Sejuta Mata aku melihat

    bayangan Ratu Duyung bersama seorang pemudaberpakaian hitam berambut panjang sebahu. Merekatengah mencari dan mengejar si pencuri Batu Mustika

    Angin Laut Kencana Biru. Jika Nyai Tumbal Jiwomengarah ke pantai utara, mereka pasti akan mengejarke jurusan yang sama. Untuk kedua orang itu akupunya pesan khusus. Jika kau bertemu mereka janganragu-ragu untuk membunuh Ratu Duyung. Namun

    tangkap hidup-hidup pemuda berpakaian hitam. Bawake hadapanku.""Saya mengerti Sri Paduka Ratu. Perintah Sri Paduka

    Ratu akan saya laksanakan. Namun agar tidakkesalahan tangan, mohon diberi tahu siapakah adanyapemuda berpakaian hitam berambut panjang sebahuitu?"

    Ratu Laut Utara tidak segera menjawab. Matamemandang ke arah kejauhan. Air mukanya jelasmembayangkan sesuatu lalu dengan suara perlahanmulutnya berucap.

    "Aku sudah lama menunggu kedatangannya. Aku

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    21/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 21

    tidak Ingin Ratu Laut Selatan mendapatkan pemudaItu. Kau pasti pernah mendengar nama dan julukanpemuda itu. Namanya Wlro Sableng. JulukannyaPendekar Kapak Maut Naga Geni Dua Satu Dua..."

    "Ah ." Nyi Kuncup Jingga melepas suara kagum laluanggukkan kepala berulang kali. "Saya akan

    membunuh Ratu Duyung gadis penggoda itu. Sayaakan membawa Pendekar Dua Satu Dua ke hadapan SriPaduka Ratu. Memang dia teramat pantas untukbersanding dengan Sri Paduka Ratu. Saya mengerti,bila Sri Paduka Ratu sudah bersama dia maka delapanpenjuru angin rimba persilatan di laut dan di daratanakan berada dalam genggaman Sri Paduka Ratu."

    Tanpa menoleh pada Nyi Kuncup Jingga. Ratu LautUtara anggukkan kepala. Sekelumit senyum muncul diwajahnya. Di dalam hati sang Ratu berkata

    "Terus terang, aku lebih mementingkan dan meng-harapkan pemuda itu dari pada batu mustika sakti."

    Kemudian ketika tiba-tiba ada teriakan mengiangdi telinganya Ratu Laut Utara tersentak. Paras berubah,tubuh terlonjak bangkit Dalam hati dia berkata penuhkebencian.

    "Ayu Lestari! Tunggu hari kematianmu.Tiga ratushari tidak lama lagi! Kau akan berkubur di dasar laututara! Setelah itu tidak akan ada lagi gangguan ataskekuasaanku di Laut Utara ini!"

    Ratu Laut Utara tekan lengan kursi kiri kanan. Luarbiasa! Didahului suara berdesir saat itu juga kursibesar berlapis emas itu amblas masuk ke dalam lantaibatu pualam. Lenyap bersama sosok sang Ratu.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    22/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 22

    KEMBALI pada Bidadari Angin Timur yang tengah

    mendapat serangan tiga musuh tangguh, mengakuutusan Kerajaan di Jawa Tengah dan hendakmenangkap dirinya karena dianggap sebagai Nyi RetnoMantili yang telah membunuh seorang Perwira Tinggidan beberapa tokoh silat Istana. Dari tangan kananDatuk Ular Jari Petir menderu selarik sinar hitamsementara pukulan tangan kosong yang dilepaskan LorSekti Alis Tunggal mengeluarkan cahaya merah angker.Di saat yang bersamaan dua pisau terbang yangdilempar SI Mayat Terbang melesat sebat dan sakingcepatnya lenyap membentuk dua larik sinar hijaumenggidikkah.

    Di atas pohon, melihat datangnya tiga serangandahsyat Bidadari AnginTimur cepat silangkan duatangan di depan dada. Sepuluh jari disentak lurus.Sambil melompat turun dua tangan dihantamkan kebawah. Dua larik sinar hijau laksana dua pedangmembabat menyambar menyambut datangnyaserangan. Bersamaan dengan Itu dia membuat gerakan

    jungkir balik dua kali berturut-turut Semua dilakukandengan gerakan serba cepat mengandalkan ilmu

    Selaksa Kilat hingga sosok gadis itu berubah menjadisekilas cahaya biru.

    "Blaarrr! Biaarr!"Dua letusan keras menggelegar.Tanah bergetar. Air

    di mata air muncrat ke atas. Cahaya merah, hijau danhitam bertabur di udara. Meski mampu turun dengankaki menjejak tanah lebih dulu namun tubuh Bidadari

    Angin Timur untuk sesaat tampak tergontai-gontai.Wajahnya yang pucat tambah putih. Di lain pihak LorSekti AlisTunggal dan Datuk Ular Jari Petir saling

    berpegangan tangan agar tidak rubuh. Muka Lor SektiAlis Tunggal tampak tambah merah sedang tampang

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    23/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 23

    Datuk Ular kelihatan kelam membesi. Hanya Si MayatTerbang yang masih tetap berdiri kokoh karena tenagadalamnya tidak bertabrakan langsung dengan tenagadalam Bidadari AnginTimur. Gerakan melompat yangdisertai jungkir balik kilat membuat Bidadari AnginTimur mampu mengelakkan serangan dua pisau

    beracun.Begitu dua pisau menancap di batang pohon, serta

    merta kulit pohon yang tadinya coklat kehitamanberubah menjadi hijau. Tiga cahaya mengandungihawa sakti yang bertebaran ke udara membuat rantingdan daun pohon hangus menghitam, dedaunan jatuhluruh ke tanah.

    Dalam hal ilmu meringankan tubuh kelihatannyaBidadari Angin Timur bisa mengatasi kehebatan ketiga lawan. Namun menghadapi gabungan tiga tenaga

    dalam terlalu besar bahayanya. Hal Ini disadari olehBidadari AnginTimur.

    "Aku harus menghajar si berewok ini lebih dulu.Tenaga dalamnya tidak seberapa namun pisauberacunnya sangat berbahaya! Tubuhnya tahanterhadap racun pisau! Aku tahu rahasia kehebatansekaligus kelema!hannya! Ginjal di dalam tubuhnya!"

    Apa yang diduga Bidadari AnginTimur memangbenar adanya. Si berewok yaitu Si Mayat Terbangmemiliki kehebatan luar biasa tidak keracunan oleh

    pisau yang menancap di batok kepalanya karena diamemiliki semacam penyaring racun yaitu ginjal didalam tubuhnya.

    Manusia biasa memiliki dua buah ginjal. Tapi ketikadilahirkan Si Mayat Terbang konon memiliki empatginjal sekaligus!

    Lor Sekti Alis Tunggal diam-diam juga telahmengukur kehebatan lawan. Dia dan kawan-kawanpasti bisa meringkus atau membunuh gadis berambutpirang itu. Namun di antara mereka tidak mustahilada yang akan jadi korban. Maka kakek bermukamerah keluarkan ucapan membujuk untuk kesekian

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    24/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 24

    talinya"Nyi Retno, dari pada kau mati percuma harap mau

    berpikir sekali lagi. Harap kau mau menyerahkan dirisecara baik-baik!"

    Bidadari Angin Timur sunggingkan senyum mengejek."Nyali kailan rupanya mulai leleh?"

    "Perlu apa bicara lagi panjang lebar dengan calonbangkai!"Teriak SI Mayat Terbang yang kesal dan tidak

    menyangka lawan sanggup selamatkan diri darilemparan dua pisau mautnya.

    "Kau yang berucap kau yang pertama kali akanJadi mayat!" balas berteriak Bidadari Angin Timur.Sambil berteriak dia renggangkan dua kaki. Tangankiri diangkat, telapak membuka lebar. Dua matamemandang tiga lawan tak berkedip. Sementara

    tangan kanan bergerak ke bagian depan pakaian birudi arah perut. Astaga! Walau sudah tidak lagi munculsebagal Nyi Bodong ternyata Bidadari Angin Timurmasih memiliki ilmu kesaktian Ilmu Pusar Pusara

    yang didapatnya dari kakek sakti Kiai MundingSuryakala. Bila pakaian biru disingkap di bagian perut,pusar akan mencuat keluar dan dari pusar yangberubah bodong ini akan melesat cahaya biru bernamaGeni Biru. Beberapa orang tokoh sakti pernah merasa-kan kehebatan ilmu kesaktian ini. Satu diantaranya

    adalah Pangeran Matahari yang dibuat buntung tangankirinya. (Baca serial Wiro Sableng berjudul "NyiBodong" dan "Perjanjian Dengan Roh")

    "Kami para utusan Kerajaan sudah memberi ingat.Jangan salahkan kalau kau mati percuma danmenyesal sampai di Uang kubur."

    "Tidak apa-apa. Aku tidak akan pernah menyesalkarena aku akan membawa kajian Ikut serta ke liangkubur!" Jawab Bidadari Angin Timur. Kepaladidongak. Dari mulut melesat suara seperti raungansrigala di malam buta lalu di susul dengan suara tawacekikan. Inilah satu pertanda bahwa Bidadari Angin

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    25/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 25

    Timur akan kembali menjadi Nyi Bodong dan keluarkanIlmu dahsyat Ilmu Pusar Pusara!

    Untuk sesaat tiga tokoh silat Kerajaan sempattercekat. Namun kemudian datuk Ular Jari Petirberteriak.

    "Pateni!"

    Habis berteriak Datuk Ular Jari Petir jentikkan limajari tangan kanan. Lima sinar hitam pekat menderumenyambar ke arah Bidadari Angin Timur menge-luarkan suara seperti petir menyambar, menebar bauamis darah ular! Bukan itu saja. Kakek berpakaianhitam ini susul serangannya dengan menggerakkankepala. Dari mulut kepala ular kering yang menempeldi bagian depan blangkon biru melesat sinar kuning,menebar bau busuk pertanda dua serangan sangDatuk mengandung racun jahat.

    Lor Sekti Alis Tunggal melesat satu tombak keitas. Masih melayang di udara dia hantamkan tangankanan ke bawah. Didahului suara seperti tiupan sulingdari lengan jubah kakek beralis satu ini berkelebatselarik sinar merah, menebar menyapu berbentukkipas terkembang.

    Warok Gigi Perak alias Si Mayat Terbang berteriakgarang. Tangan kirinya bergerak dua kali ke ataskepala

    "Bettt! Bettt!"

    Sepuluh pisau terbang pertama melesat ke arahBidadari Angin Timur. Sesaat kemudian menyusulsepuluh pisau lagi!

    Melihat datangnya serangan laksana air bah inisungguh berbahaya keselamatan Bidadari AnginTimur. Namun gadis yang diserang tidak unjukkanrasa gentar. Penuh percaya diri dia remas lima jaritangan kiri. Bersamaan dengan itu tangan kananmenyibak baju biru tipis di bagian perut. Pusartersingkap putih!

    "Desss..Wuuuttt!"Selarik sinar biru terang benderang menyilaukan

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    26/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 26

    keluar dari pusar bodong Bidadari Angin Timur.Menggebubu ke depan memapas serangan tiga utusanKerajaan.

    Untuk kedua kalinya di tempat itu meggelegarletusan-letusan keras disertai taburan cahaya, hanyasaja kali ini disertai pekik semua orang yang terlibat

    pertarungan.Datuk Ular Jari Petir tersurut lima langkah sambil

    menggerung kesakitan. Lima jari tangan kanan putusdan leleh.

    Lor Sekti Alis Tunggal menjerit keras sambil pegangidadanya yang robek terbelah. Mukanya yang merahberubah membiru. Darah bergelimang di sekujur tubuhdan dua tangan yang mendekap dada. Kakek berjubahkuning ini memekik satu kali lagi lalu tergelimpangroboh namun tidak segera menemui ajal.

    Yang paling mengenaskan adalah Si Mayat Terbang.Pinggangnya nyaris putus disambar sinar Geni Biru.Tiga dari empat ginjalnya hancur. Dalam keadaantubuh nyaris kutung dan miring ke kiri dia masihberusaha menggapai pisau terbang di atas kepala.Namun tubuhnya yang besar keburu terjungkal.Manusia satu ini melepas nyawa dengan mulutmenganga dan mata mendelik sementara darahmembasahi hampir sekujur tubuhnya.Tepat seperti

    yang dikatakan Bidadari Angin Timur. Si Mayat Terbang

    benar-benar menjadi korban pertama yang menemuiajal di tempat itu.Dalam keadaan tangan kanan luka parah Datuk Ular

    Jan Petir yang sudah putus nyalinya segera melompatke atas punggung seekor kuda lalu secepat kilatmenghambur kabur dari tempat itu.

    Walau menemui ajal namun dua kali lemparanpisau yang tadi dilakukan Si Mayat Terbang ternyatahampir menimbulkan malapetaka bagi Bidadari AnginTimur. Dengan ilmu Pusar Pusara Bidadari AnginTimur memang berhasil membuat hancur lebursepuluh pisau serangan pertama. Namun begitu

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    27/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 27

    sambaran Geni Biru lewat dan sirap, serangan sepuluhpisau terbang kedua datang menderu ganas. Kali iniDidadari Angin Timur tidak mampu menyingkir ataumenangkis. Dia masih berusaha pergunakan ke-cepatan untuk selamatkan diri sambil lepaskan satupukulan tangan kosong. Hanya enam pisau yang

    berhasil lolos dan dibuat mental sementara empatsisanya masih terus menyambar ke arah kepala!

    "Celakai"Bidadari Angin Timur berseru kaget dan hanya bisa

    pasrah menunggu kedatangan empat pisau menancapiwajahnya!

    Namun Kuasa dan Kehendak Tuhan masihmelindungi gadis berambut pirang itu. Sesaat lagiempat pisau beracun akan menancap di wajahnya yangcantik jelita, tiba-tiba satu mahluk raksasa bertubuh

    yang terbungkus duri-duri tebal berkelebat di antarapisau yang menyambar dan wajah Bidadari AnginTimur. Si gadis sendiri sampai terpental akibat ditabrakmahluk raksasa itu.

    "Tring ...tring..tring..tring!"Empat pisau beracun yang seharusnya menancap di

    muka Bidadari Angin Timur mencelat mental. Mahlukyang melindungi Bidadari Angin Timur keluarkan suaramenggereng. Entah marah entah kesakitan. Mahlukaneh ini yang ternyata adalahseekor landak raksasa

    memutar tubuh melangkah mendekati Bidadari AnginTimur yang masih tergolek di tanah dengan wajahpucat.

    "Bidadari AnginTimur, kau tak apa-apa?" Mahlukberbentuk landak raksasa bertanya. Suaranya ternyatasuara manusia. Tiga langkah dari Bidadari AnginTimur tiba-tiba sosok binatang landak ini barubahmenjadi seorang pemuda berpakaian coklat. Ikatkepala kain biru yang melilit kening membuatwajahnya yang tampan kelihatan tambah gagah.Namun dibalik ketampanan itu ada bayangan ganjalanderita yang amat dalam.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    28/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 28

    Melihat siapa yang berdiri di depannya BidadariAnginTimur tersentak kaget Tidak tunggu lebih lamadia segera melompat dan berusaha melarikan lari.

    "Bidadari Angin Timur! Jangan lari! Aku hanyaingin bertanya!" Berseru pemuda berpakaian coklat

    yang bukan lain adalah Tubagus Kesumaputra alias

    Jatilandak, pemuda dari negeri Latanahsilam yangsejak beberapa lama ini telah menduduki jabatan salahsatu Kepala Pasukan Kesultanan Cirebon. NamunBidadari Angin Timur tetap meneruskan lari. SIpemuda segera mengejar. Sambil terus memanggil.Namun di satu tempat akhirnya dia hentikan lari laluberteriak.

    "Bidadari Angin Timur, jika kau tidak maumenemuiku aku tidak akan mengejar lagi! Aku hanyaingin bertanya! Mengapa dirimu begitu tega mening-

    galkan upacara pernikahan kita di Keraton Cirebon?Apa salahku...?!"

    Di depan sana, setelah mendengar teriakan sipemuda, Bidadari Angin Timur tiba-tiba hentikkan larilalu berdiri sambil pejamkan mata dan senderkankening ke batang sebuah pohon.

    "Aku memang tidak boleh menghindar. Kalaupunhari ini aku bisa lari dari dia di kemudian hari pastidia akan menemuiku. Sebaiknya biar semua masalahdiselesaikan saat ini. Aku kasihan padanya. Tapi

    apakah ada yang kasihan padaku..."

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    29/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 29

    JATILANDAK dekati Bidadari AnginTimur. Tangandiulurkan hendak mengusap punggung si gadis namun

    kebimbangan datang dan niat itu dibatalkan."Bidadari Angin Timur, aku tidak tahu apa yangterjadi dalam dirimu. Ada apa kau meninggalkanupacara pernikahan kita ketika Kadi, aku, Sultan sertaRatu Cirebon telah siap menunggu kehadiranmu.Ketika kau tidak muncul semua orang mencari.Temyatakamar pengantinmu kosong. Dirimu lenyap. Aku tidakmengerti, apakah aku telah membuat kesalahan yangmernbuatmu tidak suka ternadapku hingga melarikandiri begitu rupa?"

    "Tidak, kau tidak berbuat kesalahan apa-apaTubagus Kesumaputra .."ucap Bidadari Angin Timurdengan suara lirih setengah tersendat

    SI pemuda terdiam sesaat lalu dengan suaraperlahan dia berkata. "Namaku Jatiiandak. TubagusKesumaputra hanyalah nama pengasih dari orang

    yang berhlba hati terhadapku..."Isakan keluar dari mulut Bidadari Angin Timur. Bahu

    dan dada bergoyang turun naik."Jatilandak, kalau bicara soal kesalahan, sebenarnya

    aku yang layak disalahkan..."

    "Kalau begitu tidak perlu kita bicara soal kesalahan.Mungkin tidak ada yang salah diantara kita. Mungkinkeadaan atau takdir menghendaki demikian. Namunkalau boleh aku mengetahui mengapa hal Itu terjadi?Segala sesuatu pasti bersebab. Lalu mengapa kaumengambil sikap dan berlaku seperti itu padaku?"

    "Aku tahu aku telah membuat malu besar atasdirimu..."

    "Sebesar gunungpun rasa malu itu akan aku pangguldi pundakku yang sudah terlalu sering menerima beban

    ini. Namun hanya satu, aku ingin tahu mengapa kauberbuat seperti itu. Meninggalkan upacara pernikahan

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    30/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 30

    kita...""Jatilandak, aku tidak bermaksud buruk. Aku hanya-

    .""Bidadari Angin Timur, ketika kita bertemu dan kau

    mau kuajak pergi ke Cirebon, harapan besarterbentang di hadapanku. Ketika aku melamarmu

    melalui Nyi Rara Santang dan Pangeran Cakrabuanadan kau menerimanya, harapan itu berubah menjadikenyataan.Tetapi ketika upacara pernikahan digelar,kau lenyap melarikan diri. Kau hancurkan kenyataanItu. Mengapa....?"

    Tangis menyembur dari mulut Bidadari Angin Timur.Kepalanya digelengkan beberapa kali. Mulut terbukatapi tidak sanggup meluncurkan kata-kata.

    "Bidadari AnginTimur, jawablah. Mengapa....?""Jatiiandak. Maafkan diriku. Aku tidak bisa

    melakukan hal itu...""Tidak bisa melakukan hal apa?""Aku tidak mungkin berkhianat" "Berkhianat?

    Berkhianat pada siapa Bidadari AnginTimur?" tanyaJatiiandak dengan dada berdebar.

    Sampai saat itu Bidadari Angin Timur masihmenempelkan wajahnya ke batang pohon, tidak beranimenatap muka si pemuda.

    "Jatiiandak, kau tahu. Jauh sebelum kita bertemuaku telah lebih dulu mengenai Wiro"

    "Ahhh... Sahabatku itu rupanya yang jadi penyebab."Kata Jatiiandak dengan perasaan sangat terpukul."Kalau kau memang tidak ingin mengkhianatinyakarena kau lebih dulu mencintainya, lalu mengapa dulukau mau aku ajak ke Cirebon, kita sempat berbagi rasadan kasih, bahkan kau bersedia memenuhipermintaanku untuk melangsungkan pernikahan..."

    "Saat aku mau kau ajak pergi, ketika aku menerimalamaranmu, sesungguhnya hatiku sedang goncang,pikiranku tengah kacau. Aku bingung menghadapihidup Ini. Begitu banyak gadis yang mengasihi Wiroseiain diriku. Tapi setelah aku berada dalam

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    31/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 31

    kesendirian menunggu menjelang saat-saat pernikahankita, aku merasa diriku telah melakukan satupengkhianatan. Aku menyadari bahwa aku tidak bisalari dari kenyataan. Tidak bisa sembunyi dari suarahatiku. Bahwa aku tidak bisa melepaskan diri dari Wiro.Bahwa aku terlalu sangat mencintainya..."

    Jatilandak tertunduk lesu Bumi ini seperti bergelarlalu bergemuruh laksana kiamat membalik danmenghancur luluhkan dirinya. Ketika lututnya goyahdan dia serasa tidak menginjak tanah lagi. Jatilandak

    jatuh berlutut. Mata yang berkaca-kaca dipejamkan.Dia hanya sempat mendengar suara Bidadari AnginTimur berkata

    "Jatilandak, jika kau bertemu Wiro, sampaikanpesanku. Nyi Retno Mantili berada di tangan ManusiaPaku Sandaka Arlo Gampito. Dibawa ke tempat

    kediaman gurunya untuk dinikahi. Jatilandak, akuharus pergi. Maafkan diriku." Lalu suara itu lenyapbersama tiupan angin. Sosok Bidadari AnginTimurIkut menghilang.

    "Gusti Allah, di tanah kelahiranku aku tidak pernahmengenal dirimu. Ketika di tanah Jawa ini akumenemukan Kebesaran dan KeagunganMu, mengapaKau jatuhkan cobaan yang begini berat padaku?Tuhan... kalau memang ada kesalahanku aku rela dihukum, matipun aku siap menghadapi. Namun jangan

    jatuhkan cobaan yang begini berat, yang aku tidaksanggup menerimanya. Aku merasa sudah mati dalamhidupku..." Sepasang mata Jatilandak berlinangan.

    Ketika air mata itu hendak jatuh meluncur ke pipitiba-tiba satu tangan halus memegang pundak kiripemuda dari negeri 1200 tahun silam ini.

    "Bidadari....."ucap Jatiiandak dengan suarabergetar dan di wajahnya tampak ada sekilas harapan.Namun harapan itu serta merta sirna.

    "Jatilandak, aku ibumu."Jatilandak terkejut. Mata yang terpicing dibuka

    lebar-lebar. Kepala dipalingkan. Air mata meluncur

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    32/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 32

    jatuh."Ibu...."Jatiiandak bangkit berdiri, memeluk perempuan

    berpakaian biru yang bukan lain adalah Luhmintarialias Purnama.

    "Ibu mendengar semua pembicaraan kalian. Kau

    harus tabah puteraku. Kau harus sadar cinta itusebenarnya memang tidak bisa dibagi dan tidakpernah boleh dibagi...."

    "Aku percaya pada apa yang kau ucapkan Ibu. Tapiaku juga percaya kalau cinta itu tidak boleh bermukadua. Cinta harus hitam atau putih. Tidak ada warnakelabu di antara keduanya. Cinta harus beranimengatakan ya atau tidak. Cinta tidak bolehmenyembunyikan apapun. Cinta tidak akan menjadibatu sandungan memperhinakan dan mempemalukan

    orang lain...""Jangan berkata begitu Jatiiandak," ucap Purnama

    dengan berlinangan air mata. "Sejak kita mengenalGusti Allah kita harus percaya pada perjalanan nasibkita apa yang dinamakan takdir."

    "Saya tidak pernah menyesali nasib buruk diri iniIbu. Namun saya juga tidak pernah lari dari kenyataan.Satu hal saya katakan, saya tidak pernah menyesalmenjadi anak ibu."

    Ibu dan anak Itu saling berpelukan dan sama

    mencucurkan air mata."Anakku, putihkan hatimu, hadapi masa depandengan hati tabah, dan jiw tegar. Hari ini kau mungkinmerasa kehilangan sesuatu. Besok bisa saja Gusti

    Allah memberikan pengganti yang jauh lebihbemiiai..."

    Jatilandak menghela nafas panjang. Lalu berkata."ibu, bagaimanapun aku harus melupakan semua

    kejadian ini. Aku sejak lama Ingin pergi ke GunungTangku ban Perahu."

    Purnama terkejut Wajah cantiknya berubah."Apa?! Kau sengaja kesana hendak bunuh diri?

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    33/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 33

    Kau tahu gunung itu dipenuhi belerang. Dan belerangadalah pantang bagi nyawamu! Anakku, apa yang adadi benakmu?"

    Jatilandak tersenyum dan mencium kedua belahpipi ibunya.

    "Aku akan menjadi pertapa sampai ajal datang

    menjemput.""Jatilandak.. jika kau melakukan hal itu sama saja

    dengan membunuh diri secara pelan-pelan.""Gusti Allah melarang umatnya melakukan bunuh

    diri. Dan aku Jatilandak tidak akan pernah melakukanhal itu."

    "Saat ini sulit bagiku mempercayai kata-katamu"Ibu harus percaya pada saya. Saya anak yang

    bernama Jatilandak terlahir dari seorang Ibu bernamaLuhmintari."

    "Anakku, bukankah akan lebih baik bagimu jika kaukembali ke Cirebon? Kau sudah dianugerahi jabatantinggi di Kesultanan itu."

    Jatilandak tersenyum."Jabatan dan pangkat, termasuk harta benda

    kekayaan hanyalah hiasan dunia. Siapapun kalau matitidak akan membawa semua itu."

    Untuk beberapa lama tempat itu menjadi sunyikarena tidak ada yang bicara.

    "Ibu, sebelum meninggalkan ibu aku akan teruskan

    amanat yang disampaikan Bidadari Angin Timur.Sebelum pergi dia berkata. Jika aku bertemu Wiroharap diberi tahu bahwa Nyi Retno Mantili beradabersama Manusia Paku Sandaka Arto Gampito. Merekatengah menuju tempat kediaman guru Manusia Pakudan hendak melangsungkan pernikahan."

    Jatiiandak mencium kening dan pipi Luhmintari sekalilagi lalu tinggalkan tempat itu diikuti linangan air matasang ibu.

    Untuk beberapa lamanya Luhmintari masih berdiri ditempat itu sementara air mata tak kuasa dibendung,meluncur jatuh di atas pipinya yang halus. Perlahan dia

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    34/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 34

    berucap. "Anakku, entahlah. Ibu punya firasat nasibdiriku dalam mencintai seseorang mungkin tidak akanbanyak berbeda dengan apa yang kau alami."

    Luhmintari alias Purnama tarik nafas dalam. Lalukembali mulutnya berucap. "Puteraku Jatilandak,walau kau tidak sempat memiliki Bidadari Angin

    Timur dalam ikatan perkawinan tapi aku merasa gadisitu telah pernah menjadi istrimu. Dan keadaannya saatini tidak lebih dari diriku tidak berbeda dengan NyiRetno Mantili. Dia telah menjadi seorang janda..."

    Mendadak Luhmintari alias Purnama merasakanudara sejuk menyelubungi tempat itu. Namun cepatsekali kesejukan ini berubah menjadi hawa dinginluar biasa hingga sekujur tubuhnya mulai bergetarmenggigil dan rahang terkancing rapat. Air mata

    yang bercucuran di atas kedua pipinya berubah

    membeku!"Apa yang terjadi? Apakah ada seseorang berbuat

    jahat terhadap diriku?" pikir Purnama. Gadis dariLatanahsiiam ini kerahkan hawa sakti panas kesekujur tubuh. Dia hanya mampu menolak sedikit sajahawa dingin yang membungkus dirinya. Dia cobamenggoyang bahu untuk mengeluarkan cahaya biruberkilau yang menjadi pelindung dirinya, namun jugasia-sia. Ketika dia coba menggerakkan kaki dan tubuh,dia hanya sanggup bergerak kaku setengah putaran.

    Namun itu sudah cukup baginya untuk melihat satupemandangan aneh yang sulit dipercaya."Mahluk aneh di atas semak belukar itu, apakah dia

    yang membuat tubuhku jadi kaku dingin begini rupa?Apa dia sengaja menyerangku secara diam-diam? Tapilagaknya mengapa seperti tak acuh saja! Bahkan diasepertinya tidak mengetahui kehadiranku di sini. Akukedinginan begini rupa, dia enak saja berbaringberkipas-kipas. Orang berkepandaian tinggl.TapI tidakpernah kulihat yang seaneh ini.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    35/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 35

    DI ATAS semak bertukar sejarak dua belas langkahdari tempatnya berdiri setengah kaku, Purnama

    melihat seorang pemuda gemuk berkopiah hitamkupluk berbaring dengan mata terpejam sambilberkipas-kipas. Jangankan tubuhnya yang segendutanak kerbau Itu, orang biasa saja jika berbaring di atassemak belukar seperti itu, apa lagi sambil berkipas-kipas semak belukarnya pasti rubuh tidak akan mampumenahan berat badan yang ratusan kati!

    "Apakah yang aku lihat! ini manusia benaran ataudedemit rimba belantara?" pikir Purnama denganmata mendelik. Lalu dia berteriak memanggil.

    "Hai! Kau!"Si gendut di atas samak belukar kelihatan tersentak

    kagetTangan yang mengipas langsung berhenti, tubuh

    gendut melesat ke udara sampai setinggi setengahtombak. Ketika turun dua kakinya telah menginjaktanah.Ternyata orang ini mengenakan baju terbalik dancelana komprang hitam. Sehelai kain sarung bututtergantung di pundak kiri.

    "Hai juga! Siapa kau?!.""Balas berseru si gendutyang bukan lain adalah Bujang Gila Tapak Sakti.

    "Kau yang siapa?!" balik bertanya Purnama.Si gendut tertawa Kopiah kupluk dirapikan. Wajah

    yang keringatan diusap."Aku tidak tahu ada orang di sini. Aku lagi enak

    berkipas-kipas kepanasan. Kau membuat aku kaget!Untung aku tidak sampai kentut atau terkancing!Ha..ha... ha!"

    "Eh dedemit ini pandai juga bergurau!" kataPurnama dalam hati.

    "Ha!! Aku tanya kau siapa? Kau Ini manusia atau

    hantu jejadian?!"Bujang Gila Tapak Sakti tertawa geiak-gelak hingga

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    36/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 36

    dada dan perutnya yang buncit gembrot ber-goyang-goyang.

    "Seharusnya aku yang bertanya. Kau ini hantubetina, mahluk jejadian atau bidadari yang nyasar kebumi? Bagaimana ada gadis cantik seperti kau adadi tempat begini rupa?"

    "Sudah, jangan banyak bertanya.Terangkan dulusiapa dirimu." Ujar Purnama pula

    "Namaku Bujang Gila Tapak Sakti. Aku kesasar.Habis mengejar orang tapi kehilangan jejak."

    "Kau barusan menyerangku dengan hawa dingin.Betul?Tubuhku sampai saat ini masih menggigil danaku sulit bergerak! Kau punya niat jahat apa padaku?!"

    "Hai! Aku tidak punya niat jahat apa-apa Aku tidakmenyangka."

    "Srott!"

    Bujang Gila Tapak Sakti buka dan kibaskan kipaskertasnya. Saat itu juga hawa dingin yang menyelimutisekujur tubuh Purnama lenyap. Hingga Purnama kinibisa bergerak leluasa seperti semula sebaliknya sigendut tampak berkipas-kipas tiada henti.Diperhatikan memang tubuhnya keringatan danbajunya basah kuyup.

    "Kau tadi bilang mengejar orang tapi kehilanganjejak. Kau mengejar siapa? Pasti mengejar perem-puan!"

    "Betul, kau ini tahu saja" Bujang Gila Tapak Saktilalu tertawa mengekeh."Perempuan tentu ada namanya? Kau tak mau

    memberi tahu?" Purnama mendesak. Diam-diam diapunya dugaan baru.

    "Kalau aku beritahupun kau belum tentu kenal.Buat apa membicarakan orang yang kau tidak kenal?"

    "Kalau aku kenal bagaimana? Mungkin aku bisamenolongmu."

    "Menolong apa?""Memberi tahu kemana larinya orang itu!""Eh," Bujang Gila Tapak Sakti angkat kopiah

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    37/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 37

    hitamnya ke atas. Garuk-garuk kepala sebentar lalumengusap muka yang keringatan dan berkata.

    "Baik, aku akan ceritakan padamu apa yangkejadian."

    Lalu keponakan Dewa Ketawa ini menuturkanriwayat pertemuannya dengan Nyi Retno Mantili.

    "Setelah aku kena gampar Kiai Gede TapaPamungkas, muncul seorang gadis cantik berotaktidak waras membawa boneka kayu bernamaKemuning yang diakuinya sebagai anak yang berayahWiro Sableng."

    Walau sudah tahu siapa adanya gadis yangdiceritakan si gendut itu tapi Purnama diam saja. terusmendengarkan.

    "Pertama kali muncul dia menggodaku. Mengata-Kan aku terong peot..." Bujang Gila Tapak Sakti

    tertawa mengekeh baru melanjutkan ceritanya. "Akumemanggil gadis itu Sobatku Ayu. Dia mengaku muridKiai Gede Tapa Pamungkas yang menamparku itu.Rupanya dia juga lagi kesal pada sang Kiai. Dia tidakmau aku antar ke tempat kediaman Kiai. Dia mau ikutaku kemana saja. Dia bercerita kalau Kiai jadi MakComblang mau menjodohkan sahabatku Wiro denganRatu Duyung yang disebutnya si mata kelereng.Katanya di tempat kediaman Kiai sebelum itu jugaada gadis-gadis yang dibencinya. Ada yang bernama

    Luhrembulan yang mengaku sudah menikah denganWiro. Aku tahu gadis itu bohong...""Kebohongan itu sudah berakhir. Aku telah

    membunuh Luhrembulan."Bujang Gila Tapak Sakti terkejut"Apa? Bagaimana kejadiannya? Di mana? Eh, kau

    Ini siapa sebenarnya?""Sudah teruskan dulu ceritamu," kata Purnama pula."Menurut Sobatku Ayu itu di tempat kediaman Kiai

    Gede Tapa Pamungkas juga ada seorang gadisbernama Purnama..."

    "Aku orangnya!"

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    38/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 38

    Kembali Bujang Gila hentikan cerita karena kagetKoplah hitam dibenamkan dalam-dalam hinggahampir menutupi mata yang melotot besar.

    "Sobatku Ayu juga menyebut seorang gadisbernama Nyi Wulas Pikan. Gadis itu sempat bertemudenganku di sungai. Ketika aku tengah memegang

    Pedang Naga Suci Dua Satu Dua...""Senjata sakti Itu setahuku adalah milik Kiai Gede

    Tapa Pamungkas.""Aku tahu," kata si gendut ialu mulai berkipas-kipas

    lagi karena kepanasan."Entah bagaimana kejadiannyarupanya senjata itu adalah hasil curian seseorang yangsempat jatuh ke tangan Nyi Wulas Pikan. Gadis Inihendak mengetahuiku agar mau memberikan ilmu saktihawa dingin supaya dia bisa memegang pedang."

    "Kau berikan ilmu itu padanya? Pasti! Karena aku

    menduga kau sudah kecantol!"Bujang Gila Tapak Sakti tertawa dan gelengkan

    kepala."Aku tidak tolol. Salain Itu Kiai Gede Tapa Pamungkas

    keburu datang mengambil pedang sementara NyiWulas Pikan melarikan diri."

    "Jadi gadis Itu yang tengah kau kejar?""Bukan, bukan dia. Yang aku kejar dan cari adalah

    Sobatku Ayu yang diculik orang itu.""Diculik orang? Siapa yang menculik?" tanya

    Purnama."Bagaimana kejadiannya?"Bujang Gila Tapak Sakti lalu menceritakan

    peristiwa munculnya Demang Cambuk Item, kakeksakti bersenjata cambuk hitam yang dijadikan andalanoleh manusia jahat yang menamakan diri SerikatMomokTiga Racun yang hendak membedol jantung,hati dan ginjal Sobatku Ayu.

    ' Perkelahian segera saja pecah. Aku dikeroyokampat Meski aku bisa bertahan dan mungkin berhasilmembunuh salah seorang dari mereka namunSobatku Ayu mereka bawa kabur. Aku tak berhasil

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    39/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 39

    mengejar penculik-penculik jahanam itu."Bujang Gila Tapak Sakti tampak sedih."Apa kau suka dengan Sobatku Ayu Itu?" tanya

    Purnama."Ya, walau sinting tapi dia enak diajak bicara.

    Ucapannya lucu-lucu membuat aku yang jarang

    ketawa bisa terpingkal-pingkal." Bujang Gila TapakSakti putar-putar peci hitam di atas kepala. Tangankiri terus berkipas-kipas. Tiba-tiba dia ingat sesuatu."Eh. tadi kau bilang mau memberi tahu kemanalenyapnya Sobatku Ayu Itu."

    Purnama lantas saja ingat pesan Jatilandak."Sobatmu Ayu itu saat ini berada di tangan

    seorang manusia aneh. Sekujur tubuhnya penuhditancapi paku baja. Orang-orang memanggilnyaManusia Paku. Mahluk ini membawa sobatmu itu ke

    tempat kediaman gurunya. Mereka mau menikah disana!"

    "Manusia Paku?" Bujang GilaTapak Sakti kembalibenamkan kopiah hitamnya hingga menutupi mata."Aku tahu manusia satu itu. Aku juga tahu dimanakediaman gurunya. Di sebuah jurang. Tapi waduh!Jauh sekali dari sini. Di Jawa Tengah. Ah biar! Akuharus mengejar ke sana! Kalau benar Sobatku Ayumau dinikahi. Kalau dipateni bagaimana?!" (dipateni= dibunuh) Si gendut ini segera putar tubuh.

    "Eh, tunggu duiu. Kau mau kemana?" tanyaPurnama."Mengejar Sobatku Ayu. Mendatangi tempat

    kediaman guru Manusia Paku.""Apakah kau tidak kepingin tahu siapa nama

    Sobatmu Ayu itu? Siapa dia sebenarnya?""Aku mau. Katakan padaku. Eh, kau juga jadi

    sobatku mulai sekarang. Nah, katakan siapa namaSobatku Ayu itu?"

    "Namanya Nyi Retno Mantili. Dia adaiah jandamendiang Wira Bumi, Patih Kerajaan yang tewas olehWiro sobatmu itu."

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    40/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 40

    "Eh, apa... ?! Apa?!" Sepasang mata belok BujangGila Tapak Sakti jadi bartambah besar. Mulutternganga."Kalau begitu aku harus mencari pemudasableng itu. Dia pasti tahu kemana Sobatku Ayudibawa kabur orang."

    "Aku sudah bilang kalau Nyi Retno Mantili dibawa

    ke tempat kediaman gurunya oleh Manusia Paku. Kautidak percaya ucapanku?"

    "Ya, ya. Aku percaya." Jawab Bujang Gila TapakSakti.

    "Lalu mengapa mau mencari Wlro segala? Lagipula saat ini mungkin dia masih berada di tempatkediaman Kiai Gede Tapa Pamungkas. Membicarakanpersoalan perjodohannya dengan Ratu Duyung."

    "Apa?!" Mata pemuda gendut itu kembalimembeliak."Wiro mau kawin dengan Ratu Duyung?!

    Ha..ha....ha!""Kenapa kau tertawa?" tanya Purnama."Tidak. Tidak kenapa-napa! Sobatku aku pergi

    dulu! Aku mau jalan jauh. Ke Jawa Tengah!"Si gendut tinggalkan tempat itu. Langkahnya

    lamban seperti terhuyung. Namun sesaat kemudiansosoknya sudah lenyap dari pemandangan.

    Ditinggal sendiri Purnama jadi berpikir. Apakahakan kembali ke puncak Gunung Gede atau mengikutisi gendut tadi.

    "Kalau dia mau bersahabat denganku, mengapatidak? Kelihatannya walau gendut dan tolol tapi akuyakin dia bukan manusia sembarangan. Kurasa lebihbaik aku mengikuti kemana dia pergi."

    Purnama memutuskan untuk mengejar BujangGila Tapak Sakti. Sesaat ketika dia hendak mening-galkan tempat Itu tiba-tiba telinganya menangkapsuara bentakan-bentakan keras.

    "Ada orang berkelahi," ucap Purnama. Gadis dariLatanahsiiam ini Jadi bimbang. Apakah akanmeneruskan niat semula mengejar Bujang GiiaTapakSakti atau menyelidik ke arah datangnya suara-suara

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    41/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 41

    bentakan itu.Di kejauhan Purnama melihat kiblatan-kiblatan

    cahaya pukulan sakti disertai suara luruhnya rantingdan dedaunan serta tumbangnya pohon! Pertandasiapapun yang sedang baku hantam mereka adalahorang-orang berkepandaian tinggi.

    Akhirnya Purnama berkelebat ke kiri, memilihmendatangi tempat perkelahian.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    42/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 42

    PERKELAHl AN hebat itu terjadi di satu kaki bukit

    kecil, dekat perkebunan tebu, tak jauh dari sebuah

    rumah tua tak beratap dan nyaris roboh. Dua kakeknenek menggempur dahsyat perempuan mudaberpakaian ringkas warna kelabu dengan serangan-serangan mematikan. Karena perempuan berpakaiankelabu membelakangi, Purnama tidak bisa melihat wa-

    jahnya. Namun dari perawakan serta warna pakaianhatinya jadi berdetak. Dugaannya keras. Sementaraitu dua kakek nenek memang tidak dikenalnya.

    "Tapi aneh. Kalau memang dia mengapa jurus-jurusIlmu silatnya lain sama sekail?" Purnama bertanya-tanya dalam hati dan terus memperhatikan jalannyaperkelahian.

    Si nenek yang menyerang adalah seorang yangserba ungu, mulai dari warna pakaian sampai kulittangan dan kulit muka. Kepala lebar di sebelah bawah,kuncup mengecil di bagian atas. Bibir dower merahlaksana dibasahi darah. Mata menggembung bengkak.Dia dikenal dengan nama Nyi Kuncup Jingga, salahseorang pembantu kepercayaan dan tangan kananRatu Laut Utara. Seperti dituturkan sebelumnya RatuLaut Utara memerintahkan Nyi Kuncup Jingga untuk

    mencari dan mendapatkan kembali Batu MustikaAngin Laut Kencana Biru yang dibawa oleh Wira Bumidan Nyai Tumbal Jiwo. Dalam penglihatan Ratu LautUtara melalui Dulang Sejuta Mata, ada petunjuk bahwabatu mustika itu sekarang berada di tangan RatuDuyung Jejadian dan saat itu diduga akan datang kepantai laut utara. Ratu Laut Utara meminta Nyi KuncupJingga agar membawa serta seorang kakek bernamaKi Ngumpil Sebaki alias SI Lidah Hantu. Sebelummencapai daratan pantai utara. Ratu Laut Utara melalui

    ucapan Jarak jauh memberi tahu kalau Ratu Duyungjejadian saat itu ternyata masih berada di arah timur

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    43/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 43

    kaki Gunung Gede. Maka Nyi Kuncup Jingga dan KiNgumpil Sebaki dipenntahkan langsung agar menujukawasan Gunung Gede.

    Dua tokoh anak buah Ratu Laut Utara itu, dua harikemudian setelah keberangkatannya dari laut utaradengan petunjuk jarak jauh yang terus diberikan oleh

    Ratu Laut Utara akhirnya memang berhasil menemu-kan Ratu Duyung jejadian di kawasan perkebunantebu, tak jauh dan Desa Karangtengah di arah timurGunung Gede.

    Saat Itu menjelang tengah hari tak lama setelah RatuDuyung jejadian alias Nyai Tumbal Jiwo berhasilmendapatkan Batu Mustika Angin Laut Kencana Birudengan cara mengelabui Wiro. Dengan mengandalkankesaktian batu mustika itu dia bersiap-siap untuksegera kembali ke Kotaraja di Jawa Tengah. Namun

    di tengah jalan dia bertemu dengan serombonganpemain tonil atau sandiwara keliling. Saiah seorangpemuda gagah yang ada dalam rombongan itumembuat si nenek mesum ini tertarik kepincut danotak kotor bermain di hati serta benaknya.

    "Wiro yang aku harapkan bakai jadi kekasih pemuasdiriku tak kunjung kuketahui berada dimana sekarangkebetulan ada rejeki besar. Sayang sekali kalau disia-siakan." Begitu Nyai Tumbal Jiwo membatin dalam hati.

    Saat itu Nyai Tumbal Jiwo yang masih menampilkan

    diri sebagai Ratu Duyung tidak pernah menyadarikalau kecerobohannya itu kelak harus di bayar dengansangat mahal. Kalau saja dia langsung melesat keKotaraja, malapetaka tidak akan terjadi atas dirinya.

    Rombongan sandiwara keliling "Jaka Lelana" terdiridari dua belas pemuda dan tiga orang gadis cantik.Mereka menunggang kuda dan membawa tiga buahgerobak besar berisi alat aiat tetabuhan danperlengkapan sandiwara lainnya. Rombongan sertamerta berhenti ketika mereka melihat seorang gadisberpakaian kelabu, berambut hitam sepinggang, wajahcantik dihias sapasang bola mata biru berdiri di

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    44/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 44

    pinggir jalan.Empat pemuda segera turun dari kuda."Raden Ayu dari mana berjalan seorang diri di

    tempat sepi. Hendak menuju kemana gerangan?"Seorang pemuda menyapa sementara tiga temannyamemperhatikan dengan penuh takjub. Seumur hidup

    tidak pernah mereka melihat seorang dara beginicantik dan memiliki sepasang mata biru. Sendirianpula di jalan sepi!

    "Ah, kalian pemuda baik semua. Menyapa aku yangsedang kebingungan karena tersesat dalam perja-lanan. Aku bermaksud pergi ke Cilarata. Tapi saat iniaku tidak tahu berada dimana." Menerangkan RatuDuyung jejadian sambil menebar senyum danlayangkan kerlingan mata menggoda.

    "Kami dalam perjalanan ke timur dan akan melewati

    Cilarata. Kalau Raden Ayu mau kami Kakang-Kakangsemua pasti akan memberikan tumpangan." Katapemuda yang pertama kali menyapa.

    "Baik sekali kailan semua. Aku sangat berterimakasih.Tapi sebelum ikut bersama kalian, apakah akuboleh bicara dulu dengan pemuda yang berpakaianhitam berikat kepala merah yang menunggang kudacoklat di sebelah sana Itu?" Ratu Duyung Jejadiannaikkan alis, goyangkan kepala ke arah pemuda yangduduk tenang-tenang saja dia atas kuda dekat gerobak

    pada barisan kedua.Empat pemuda tampak kecewa. Namun merekatidak bisa berbuat apa karena pemuda yang dimaksudadalah pimpinan mereka. Salah seorang dari empatpemuda segera menemui sang pimpinan.

    "Raden Gumilar, gadis cantik di pinggir jalan itu inginbicara dengan Raden."

    "Hemm....Begitu?" ujar Gumilar Kartasuwita sambilmemandang ke arah depan. Saat itu Ratu DuyungJejadian telah melangkah dan agaknya sengajamenunggu di balik sebuah pohon besar. Pemudapimpinan rombongan sandiwara keliling ini segera

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    45/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 45

    menjalankan kudanya ke balik pohon.Di balik pohon Ratu Duyung Jejadian menyambut

    dengan senyum manis."Maafkan kalau diriku menghambat perjalananmu

    bersama rombongan.""Tidak apa-apa. Den Ayu. Saya senang bisa

    berkenalan denganmu. Ada apakah?"Tanya GumilarKartasuwita.

    "Aku kira kau tidak bersedia menemui diriku yangburuk ini."

    "Jangan merendah begitu Den Ayu. Kami semuaheran melihat ada seorang gadis cantik seperti Den

    Ayu berada seorang diri di jalan sepi ini. Den Ayutahu, kawasan ini sering menjadi tempat lewat parabegal kejam. Mereka bukan cuma merampok hartabenda orang tapi juga tak segan-segan merampas

    nyawa korbannya.""Kalau pemuda gagah seperti mu ada bersamaku

    siapa yang takut pada segala macam begal danrampok?" kata Ratu Duyung jejadian pula yangmembuat dada Gumilar Kartasuwita jadi berbunga-bunga.

    "Den Ayu, terus terang saya belum pernah menemuigadis secantik Den Ayu ini. Apa lagi yang memilikisepasang mata berwarna biru..."

    "Kau pemuda gagah yang jujur." Kata Ratu Duyung

    jejadian. "Dengar, aku ingin menyampaikan sesuatu.Aku tak ingin ada orang lain mendengar. Maukah kauturun dari kudamu?" Ratu Duyung berucap manjasambil tidak lupa melayangkan senyum dan kerlingmata memikat.

    Gumilar Kartasuwita melompat turun dari kudacoklat. Sementara anggota rombongan menungguseperti tak sabar. Beberapa pemuda bermaksudhendak mengintip apa yang terjadi di balik pohonbesar namun beberapa orang lainnya melarang.

    Tak lama kemudian Gumilar Kartasuwita keluardari balik pohon.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    46/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 46

    "Kalian semua!" serunya. "Lanjutkan perjalanan!Tunggu aku di Cllarata. Aku akan membicarakansesuatu dengan sahabat baru ini. Dia bermaksud maumenjadi anggota sandiwara keliling Jaka Lelana."

    Mendengar ucapan sang pimpinan semua anggotarombongan sandiwara keliling bersorak gembira. Lalu

    mereka segera tinggalkan tempat itu.Di balik pohon, Gumilar Kartasuwita berkata."Den

    Ayu, kalau Den Ayu memang suka pada saya dan Inginkita melakukan hal itu, kita harus mencari tempat yangcocok."

    "Kau tentu lebih tahu keadaan di sini. Terserahkau mau kemana, aku mengikut saja," kata RatuDuyung pula lalu sandarkan wajah ke dada bidang sipemuda, membuat darah Gumilar Kartasuwita jadibergelora.

    Sambil membelai rambut hitam panjang si gadispemimpin rombongan sandiwara keliling Jaka Lelanaini berbisik.

    "Di perkebunan tebu sana ada sebuah pondok.Kalau Den Ayu suka...."

    "Tentu saja aku suka!" kata Ratu Duyung jejadiansambil tertawa manja "Rasanya aku sudah tidak tahan.

    Apakah aku mulai saja membuka pakaianku sekarang?"Ratu Duyung Jejadian singkapkan pakaiannya disebelah atas hingga dadanya yang busung tersingkap

    putih."Jangan, nanti di pondok itu saja." Jawab GumilarKartasuwita yang jadi gugup melihat keelokan dada sigadis yang begitu berani.

    Ratu Duyung tertawa panjang. Tarik lengan sipemuda.

    Namun sebelum keduanya sempat memasukideretan pohon tebu di perkebunan tiba-tiba dua orangberkelebat

    Salah seorang membentak."Jangan ada yang berani bergerak!" Suara laki-laki.Orang kedua seorang perempuan susul menghardik.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    47/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 47

    "Ratu Duyung! Sarankan Batu Mustika Angin LautKencana Biru padaku!"

    Ratu Duyung Jejadian hentikan langkah, jugapemuda di sebelahnya. Dua kakek nenek berdiri dihadapannya. Ratu Duyung jejadian tidak mengenalisiapa adanya si kakek namun si nenek tidak asing

    lagi. Apa lagi barusan dia menyebut-nyebut BatuMustika Angin Laut Kencana Biru, membuat wajahRatu Duyung jejadian jadi berubah.

    "Den Ayu, siapa dua orang tua ini? Mengepalmereka menghadang kita?" bisik Gumilar Kartasuwita,

    Sebelum Ratu Duyung jejadian sempat menjawabsi nenek sudah lebih dulu membuka mulut.

    "Pemuda keren, aku tahu kau tidak ada sangkutpaut dengan urusan kami. Karenanya aku masihmemberi hati. Lekas tinggalkan tempat Ini!" Memberi

    Ingat si nenek yang adalah Nyi Kuncup Jinggapembantu utama Ratu Laut Utara.

    "Kurasa Den Ayu ini tidak punya kesalahan apa-apapada nenek berdua. Aku mohon..."

    "Diam! Tutup mulutmu!" bentak Nyi Kuncup JinggaKi Ngumpil Sebaki berkata "Anak muda kau tak

    tahu siapa adanya gadis ini. Pergilah demi kese-lamatanmu."

    " Kalian yang harus pergi!" jawab GumilarKartasuwita.

    "Kalau begitu ya weeilis! Sudah nasibmu anak muda!Hik ... hik ... hik!" kata Nyi Kuncup Jingga sembari tutupucapannya dengan tawa panjang. Dia memberi tandapada kakek di sampingnya.

    KI Ngumpil Sebaki menyeringai. Begitu seringailenyap mulut dibuka, dari tenggorokan keluar suaramenggembor keras. Bersamaan dengan itu dari mulut

    yang terbuka melesat lidah merah panjang. Laksanacambuk raksasa benda Ini melesat kedepan, menjiratleher Gumilar Kartasuwita.

    Lidah Hantu!"Kreekkl"

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    48/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 48

    Tulang leher pimpinan sandiwara keliling JakaLelana ini berderak hancur. Tubuhnya kemudianterangkat ke atas lalu dibanting ke bawah, kepalalebih dulu.

    "Braakk!"Kini giliran kepala si pemuda yang remuk

    menghantam tanah.Gumilar Kartasuwita terkapar tak bernyawa lagi.

    Sekujur tubuh berubah menjadi merah dan kepulkanasap. Sungguh mengerikan!

    "Wuuuttt!"Benda panjang merah yang adalah lidah melesat

    masuk kembali ke dalam mulut Ratu Duyung jejadianmenjerit marah.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    49/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 49

    NYI KUNCUP JINGGA tertawa mengekeh."Ratu Duyung, apa yang kau saksikan cukup men-

    jadi peringatan. Sekarang apakah kau masih tidak maumenyerahkan Batu Mustika Angin Laut Kencana Biru?""Tua bangka keparat! Apa salah pemuda itu! Kau

    mampus lebih dulu!" teriak Ratu Duyung jejadian lalulima tangannya dijentikkan ke arah Nyi Kuncup Jingga

    yang kembali tertawa bergolak.Lima larik sinar merah mendera udara, melesat

    ke arah lima bagian tubuh Nyi Kuncup Jingga. Itulahpukulan Lima Jari Akhirat.

    "Nyi Kuncup awas!" teriak Ki Ngumpil Besaki serayadengan cepat mendorong si nenek ke samping. Lalusambil menghindar kakek ini balas menghantamdengan pukulan sakti bernama Perangkap RagaPenjerat Jiwa. Pukulan sakti ini merupakan satuserangan untuk melumpuhkan dan meringkus lawan.Karena begitu larikan sinar hitam melesat keluar daritangan si kakek, sinar langsung menebar membentuk

    jaring samar. Sekali sosok Ratu Duyung jejadianmasuk terperangkap ke dalam jaring, ilmu kepandaianapapun yang dimiliki tidak akan memungkinkannyalolos!

    Lima larik sinar merah pukulan sakti Lima JariAkhirat saling hantam di udnra dengan jaring hitamPerangkap Raga Penjerat Jiwa.

    Dentuman dahsyat membuat tanah bergetar hebat.Tiga orang yang ada di tempat itu sama-samaterhuyung sementara pecahan ipar hitam dan merahbertabur melabrak pohon. Ranting dan dedaunanhangus, batang pohon berderak patah lalu tumbangdengan suara bergemuruh.

    Mereka yang bertarung sama-sama tercekat. Ki

    Ngumpil Sebaki baru sekali ini mengalami ilmukesaktiannya yang bemami Perangkap Raga Penjerat

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    50/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 50

    Jiwa tidak mampu meringkus musuh.Sebaiknya Ratu Duyung jejadian alias Nyai Tumbal

    Jiwo terperangah menyaksikan Pukulan Lima JariAkhirat tidak dapat menyentuh sosok lawan!Sementara Nyi Kuncup Jingga tertegun dengan wajahberubah pucat!

    Gagal menghantam lawan dengan Pukulan lima jariAkhirat Ratu Duyung jejadian membuat gerakanberputar sambil dua tangan diangkat siap melepaspukulan Angin Roh Pengantar Kematian. Ketikaberputar itulah Purnama yang sudah berada di tempatitu dapat melihat jelas wajah Ratu Duyung jejadian.

    "Memang dia..." ucap Purnama dalam hati. Namunmatanya yang tajam dan naluri yang kuat membuat diamerasakan satu kelainan. "Aku harus yakin dulu. Salahmenduga bisa menimbulkan malapetaka besar! Jurus

    ilmu silatnya berbeda. Pukulan saktinya Juga lain. Laluucapan kasar yang tidak bisa dikeluarkan RatuDuyung..."

    Gadis gadis dari alam 1200 tahun silam ini lalumenengadah, menyedot udara dengan kerahkan hawasakti di Jalan pernafasannya. Dia menerapkan ilmu

    yang disebut Nafas Sepanjang Badan.Dengan ilmu ini Purnama segera mengetahui bahwa

    gadis bermata biru berpakaian ringkas kelabu Itubukanlah Ratu Duyung yang asli.

    "Dia mahluk dari alam roh! Dua orang tua itusebenarnya dalam keadaan bahaya. Mereka tidakmungkin mampu membunuhnya kecuali..."

    Saat itu KI Ngumpil Sebaki mengangkat tangankanannya dan berseru. "Aku bicara untuk terakhir kali.Kami tahu siapa kau sebenarnya. Kau bukan RatuDuyung asli. Kau mahluk Jejadian yang sengajameniru menyamar Jadi Ratu Duyung! Kami tahu kaumembekal Batu Mustika Angin Laut Kencana Biru.Batu Itu bukan milikmu! Sesuai perjanjian darah dannyawa kami yang berhak menguasainya. Serahkanpada kami dan kau boleh pergi tanpa kurang suatu

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    51/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 51

    apa!""Ah, kakek nenek itu sudah tahu siapa adanya

    orang yang mereka hadapi." Kata Purnama dalam hati."Yang jadi pertanyaan bagaimana batu sakti milik Nyai

    Roro Kidul bisa berada di tangan Ratu Duyungjejadian. Bukankah terakhir kali ada pada Wiro?"

    Mendengar ucapan KI Ngumpil Sebaki RatuDuyung jejadian tertawa panjang. "Aku tahu nyalikalian sudah mulai lumer. Tadinya dengan sekaligebrak mengira bisa mempecundangl diriku lalumerampas batu mustika! Sekarang tahu kehebatandiriku kalian mencoba membujuk! Baik. aku akanberikan apa yang kalian minta Tapi katakan dulu siapakalian adanya!"

    Dua kakek nenek saling pandang lalu samagelengkan kepala

    "Siapa kami tidak pentingl Yang penting cepatserahkan apa yang kami minta! Atau kami akanmengirimmu ke alam gelap-gullta untuk selama-lamanya!"

    Ratu Duyung jejadian alias Nyai Tumbal Jiwotertawa melengking. Dua tangan yang sejak tadidiangkat dipukulkan ke arah sepasang lawan melipatpukulan sakti bernama Angin Roh PengantarKematian.

    Ki Ngumpil Sebaki dan Nyi Kuncup Jingga

    terkesiap kaget begitu mendengar dari arah depandua suara menggemuruh dashyat mendatangi laksanadua batu raksasa bergelinding siap menggilas melumatmereka.

    "Ki Ngumpil, lekas keluarkan pukulan GelombangLaut Utara!" teriak Nyi Kuncup Jingga.

    Dua kakek nenek membungkuk sambil dua tangandiputar-putar ke depan. Saat itu Juga suara gemuruhserangan Ratu Duyung Jejadian ditandingi denganmenggelegarnya suara deru dahsyat laksanagelombang raksasa bergulung menerpa. Apapun yangada di hadapannya akan hancur luluh!

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    52/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 52

    Ratu Duyung Jejadian berteriak kaget ketika didepannya dia melihat tempat itu telah berubahmenjadi lautan luas dan empat gelombang besarbergulung ke arahnya setelah lebih dulu melumatpukulan sakti Angin Roh Pengantar Kematian!

    "Tua bangka jahanam! Kalian kira bisa mengalahkan

    diriku!"Teriak Ratu Duyung jejadian marah. Sambil

    melompat setinggi dua tombak ke udara diamenyembur. Saat itu Juga asap hitam menggebubuke arah Ki Ngumpil Sebaki dan Nyi Kuncup Jingga.Selagi dua orang tua Itu kelagapan dan merasa perihmata masing-masing akibat serangan Asap RohMencari Pahala yang tadi disemburkan lawan. RatuDuyung Jejadian melesat turun sambil kirim duatendangan dengan kaki kanan dan kaki kiri dalam

    jurus atau tendangan maut bernama Kaki RohMenjebol Karang.

    Dua pembantu utama kepercayaan Ratu Laut Utaraterbeliak kaget ketika merasa kepulan asap hitamimembuat kepala mereka berdenyut sakit laksana maumeledak dan sepasang mata perih luar biasa sepertiakan beriasatan keluar dari rongganya. Dalam keadaanseperti itu mereka masih mampu melihat dua kakitiba-tiba menderu dahsyat ke arah jidat masing-masing!

    Nyi Kuncup Jingga berteriak pasrah karena memangtidak punya kesempatan untuk selamatkan diri. KiNgumpil Sebaki meski mendelik kaget masih bisapergunakan dua tangan berusaha menangkis. Namunapa lacur!

    "Kraakk!"Lengan kiri Ki Ngumpil Sebaki patah. SI kakek

    menjerit keras.Tendangan lawan yang tak sanggupditangkis terus menggeledek ke arah keningnya!

    Di kejauhan, Ratu Laut Utara yang terus menerusmemantau keberadaan dan keadaan kedua pembantuutamanya itu terkejut ketika dia merasakan bahwa KI

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    53/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 53

    Ngunpll Sebaki dan Nyi Kuncup Jingga berada dalammalapetaka besar yang bisa merenggut nyawa mereka.Tidak tunggu lebih lama Ratu Laut Utara melesat kepermukaan samudra. Dua tangan kemudian ditepukkanke atas air laut mengirim ilmu jarak jauh untukselamatkan dua kakek nenek. Namun mendadak

    usahanya untuk menolong dua pembantu Itudibatalkan. Dia melihat dua cahaya biru telah lebihdulu melindungi Ki Ngumpil Sebaki dan Nyi KuncupJingga.

    "Siapa orang sakti yang menolong dua anak buahku?"Sang Ratu bertanya dalam hati. "Aku berhutang besarpadanya. Lalu lalu watttl Dia menyusup masuk kembalike dalam dasar samudera kawasan laut utara!Langsung menuju ruang rahasia tempat dia biasamelakukan samadi di atas sebuah batu berwarna putih

    tanpa selembar benangpun menutupi auratnya. Selarikcahaya keunguan tiba-tiba muncul menyelubungisekujur tubuh sang Ratu. Namun hanya satu kejapan,cahaya Itu mendadak lenyap.

    Ratu Laut Utara tersentak dan buka dua mata yangterpejam.

    "Aneh, mengapa aku melihat bayangan pendekaritu. Tapi dia tidak sendirian. Jalur warna menandakanmereka tengah menuju ke arah utara. Jika merekamengarah ke sini dalam waktu beberapa hari pasti

    akan sampai. Aku Juga melihat beberapa titik samarbegemerlap. Jauh di arah selatan dan timur. Siapalagi gerangan yang akan mendatangi kawasan laututara Ini? Apakah mereka datang membawa kebaikanatau mencari mati? Aku mencium bau air laut. Akumendengar suara getombang membahana tiada hentidan tiupan angin seperti badai mengamuk. Firasatmengatakan ada bahaya bakal datang."

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    54/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 54

    HANYA sekejapan mata lagi kepala Nyi Kuncup

    Jingga dan Ki Ngumpil Besaki akan hancurdimakan tendangan Kaki Roh Menjebol Karang dankeduanya bakal menemui kematian secara mengerikantiba-tiba dua rangkum cahaya biru begemerlap menye-lubungi tubuh dua kakek nenek Ini mulai dari kepalasampai ujung kaki.

    "Dess! Desas!"Dua kaki Ratu Duyung jejadian laksana menghantam

    dinding karet. Mahluk alam roh Ini terpekik Tubuhterpental. Setelah membuat jungkiran dua kali di udarabaru dia berhasil jejakkan kaki di tanah. Tubuhbergetar goyang. Dua kaki yang tadi dipakaimenendang tampak bengkak membiru sampaipergelanganl

    Sementara Itu dua kakak nenek dengan mukapucat saling pandang Nyi Kuncup Jingga berkata. "KiNgumpil, ada orang menyelamatkan kita."

    "Aku tahu, aku merasa bersyukur." Jawab KiNgumpil Sebaki. Dua orang tua ini memandangberkeliling.

    "Jahanam kurang ajar! Siapa berani mati

    mencampuri urusan ku!" teriak Ratu Duyung Jejadian.Cepat dia kerahkan hawa sakti ke kaki yang bengkaklalu salurkan tenaga dalam pada tangan kiri kanan.

    Saat itu tiba-tiba berkelebat satu bayangan birudisusui tawa panjang, ditutup dengan ucapan lantang.

    "Ratu Duyung tidak pernah bicara kasar dan kotoriMahluk alam roh! Aku tahu siapa kau! Kembalikanbenda yang kau curi jika itu memang milik dua kakeknenek ini!"

    Melihat siapa yang berdiri beberapa langkah di

    hadapannya, berubahlah paras Ratu Duyung jejadian."Jahanam ini lagi! Aku tidak mungkin melawannya.

  • 8/3/2019 162. Badai Laut Utara

    55/93

    Kang Zusi http://cerita-silat.co.cc/

    162 Badai Laut Utara 55

    Dia mahluk alam roh tiga tingkat di atas kekuatanku!Lebih baik aku segera angkat kaki dari tempat Ini!"

    Ratu Duyung jejadian angkat tangan kiri."Jika kau meminta benda yang diinginkan dua

    kakek nenek itu, apa sulitnya menyerahkan. Tapi iniberarti perkara habis sampai di sini!"

    Habis berkata begitu Ratu Duyung jejadian usaptangan kiri yang tadi diangkat ke atas dada. Satucahaya biru begemeriap. Sebuah benda berbentukbulat lonjong sebesar telur ayam tergenggam ditangan kiri.

    "Kailan Inginkan Batu Mustika Angin Laut KencanaBiru?! Ini ambillah!"

    Ratu Duyung jejadian lemparkan benda bercahayabiru di tangan kirinya ke arah Ki Ngumpil Sebaki.Pumama memperhatikan. Di balik cahaya biru Ku

    terlihat selarik sinar hijau redup. Cepat