Tentir Fisiologi Gastrointestinal 2014 Mystery
-
Upload
riyan-wirawan -
Category
Documents
-
view
84 -
download
1
Transcript of Tentir Fisiologi Gastrointestinal 2014 Mystery
DEPARTEMEN FISIOLOGI MISTERY
MODUL GASTROINTESTINAL
Gita Amalia Asikin
Eko Kunaryagi
Chelsia
Christover Firstnando S. S.
Hendri Saputra
Guntur Suseno
CHECK POINT (1)
1. Apa fungsi umum dari gastrointestinal?
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan
zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan
ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses
memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4
proses dasar, yaitu motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi.
a. MOTILITAS
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong isi saluran pencernaan, otot polos di dinding saluran
pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap
dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara
permanen setelah mengalami distensi.
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan
propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan
mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga
berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada
setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan
fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif
yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat
karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan
dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak
sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan
penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur,
gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan
getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu
muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran
pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran
pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler
dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos
bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-
serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-
serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan
saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini
menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.
b. DIGESTI
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur
yang kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat
diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem
pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-
molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh
untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau
limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan
molekul-molekul tersebut.
c. ABSORPSI
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi
satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi bersama dengan air, vitamin,
dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau
limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.
d. SEKRESI
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air,
elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.
2. Deskripsikan 4 lapisan utama pada traktus gastrointestinal
Pada dasarnya dinding saluran cerna memlii lapisan yang sama di
seluruh panjangnya dari esophagus hingga ke anus, namun dengan
variasi lokal ditempt tertentu yang menokong dari fungsi bagian
tersebut. Lapisan umum tersebut dari dalam ke luar adalah
lap.mukosa , lap.sub mukosa , muskularis eksterna dan serosa.
A. Mukosa
Lapisan ini melapisi permukaan luminal dari saluran cerna . terbagi
menjadi 3 lapisan:
i. Membran mukosa : merupakan komponen primer dari lapisan
ini . lapisan epitel sebelah dalam yang berfungsi sebagai permukaan
protektif. Memiliki modifikasi di titik tertentu yang menyokong dari
fungsi bagian tersebut (pelajari histology)
ii. Lamina propria
Merupakan lapisan tengah tipis jaringan ikat tempat sel epitel berada
. Mengandung gut associated lymphoid tissue (GALT) yang penting
terhadap proteksi terhadap bakteri pathogen GI
iii. Muskularis mukosa
Lapisan otot polos yang sebenarnya jarang terdapat.Merupakan
lapisan terluar dari lapisan mukosa , berbatasan langsung dengan
lapisan submukosa. Katanya sih buat bantu remas2 mukosa biar
sekresi lebih baik .
B. SubMukosa
Lapisan ini merupakan lapisan tebal jaringan ikat yang menentukan
dari tingkat elastisitas traktus GI. Terdapat pembuluh darah dan limfe
yang merupakan percabangan; ke arah dalam menuju mukosa dank e
arah luar menuju lapisan muskularis eksterna. Juga terdapat
anyaman(pleksus) saraf, yaitu pleksus submukosa
C. Muskularis Eksterna
Merupakan lapisan otot polos utama traktus GI, mengelilingi lapisan
submukosa. Pada sebagian besar daerah terdiri dari 2 lapisan yaitu
lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar.
Kontraksi dari otot2 melingkar (sirkuler) ini memperkecil dari
diameter saluran sehingga mempersempit lumen di titik kontraksi
yang menyebabkan makanan terdorong sedangkan lapisan
longitudinal luar memendekkan dari saluran hingga terjadi gerakan
mencampur.
3. Berapa volume yang cairan yang tertransfer ke dalam dan
keluar traktus GI ?
Apaan nih ? g ngerti . tergantung orangnya minum berapa banyaklah
hhe
4. Deskripsikan transport electron pada sel epitel.
Ada 2 . Transpor aktif( butuh energy) , transport pasif( gabutuh
energy).
I. Transpor aktif : adalah system transport yang memerlukan
protein pembawa yang menggunakan dari ATP untuk bekerja. Selama
proses traanspor aktif, molekul diangkut melalui gradient konsentrasi.
Dibedakan jadi 2 yaitu primer dan sekunder
a. Primer : berkaitan langsung dengan hidrolisis ATP (hidrolisis
artinya pemecahan, artinya terbentuknya energy) . contoh yang
primer adalah pompa NA/K . Di dalam sel , konsentrasi K lebih tinggi
sedangkan Na lebih tinggi di ekstrasel. Untuk homestasis , diperlukan
ion ion tersebut masing2 dikontrapompakan ke sisi yang berlawanan.
Karena itu melawan hukum fisika (difusi osmosis) makanya
dibutuhkan energy dari ATP ., ibarat melawan hukum gravitasi
jatuhnya benda dengan memberi gaya dorong ke atas terhadap
benda.
b. Sekunder : Pengangkutan molekul melawan gradient
konsentrasi dengan cara numpang atau ikut dari perpindahan ion2
pada transport aktif primer. Begitulah sebenarnya salah satu cara
pada saluran pencernaan memindahkan dari molekul2. Molekul
seperti asam amino dan gulagula pindah dari lumen ke epitel usus
halus, karena dia numpang aliran perpindahan ion Na/K. Moga2 jd
lebih jelas
CHECK POINT (2)
Check point (2)
1. Apa saja tiga mekanisme umum kontrol saluran
gastrointestinal?
2. Apa saja dua komponen dari sistem saraf enterik?
3. Apa saja tiga tipe umum dari enteric neuron?
4. Jelaskan persarafan parasimpatis dan simpatis dari saluran
pencernaan.
5. Apa hubungan antara sistem saraf enterik dan sistem saraf
pusat?
Pembahasan
1. Tiga mekanisme yang mengontrol sistem gastrointestinal:
- sistem persarafan; saluran pencernaan diatur sebagian
oleh sistem saraf otonom, yang memiliki komponen
ekstrinsik dan intrinsik. Komponen ekstrinsik adalah
persarafan simpatis dan parasimpatis dari saluran
pencernaan. Komponen intrinsik disebut sistem saraf
enterik. Sistem saraf enterik sepenuhnya terkandung
dalam submukosa dan pleksus myenteric di dinding
saluran pencernaan, berkomunikasi secara luas dengan
sistem saraf parasimpatik dan simpatik.
- Sistem hormonal; selain kontrol persarafan, sistem GI
juga dapat dikendalikan melalui pengaruh hormonal.
Hormon dapat meningkatkan atau menurunkan motilitas
saluran cerna, demikian pula sekresi saluran cerna. Pada
akhirnya, baik persarafan maupun hormon memberikan
suatu mekanisme umpan balik (feedback)terhadap
sistem GI. Keseluruhan mengatur sistem GI melalui
reseptor yang peka baik terhadap zat kimiawi, mekanik
meupun osmolaritas.
- Sistem kardiovaskular; bagamana sistem kardiovaskular
mengontrol perncernaan? nah selain memperdarahi
organ-organ percernaan(buka lagi anatominya yaa)
sistem kardoivaskular berkaitan erat dengan sistem
hormonal. Kenapa? Jawabannya hormon mesti lewat
aliran darah dulu(endokrin). Namun ada juga hormon
yang secara langsung ke sel sasarannya tanpa berbelit-
belit, yaitu autokrin dan parakrin. Bedanya autokrin dan
parakrin, kalau autokrin sel sasaran (reseptornya) yang
ada di sel sasaran mengeluarkan sinyal kimiawinya,
sedangkan parakrin reseptornya ada di sel sekitarnya.
2. Sistem saraf enterik, bersama dengan sistem saraf
simpatis dan parasimpatis, merupakan sistem saraf otonom
.Sistem GI memiliki sistem saraf enterik yang berada di
sepanjang dinding saluran cerna, mulai dari esofagus hingga
anus. Sistem saraf ini memiliki jumlah neuron yang sangat
banyak, menyerupai jumlah neuron di korda spinalis. Sistem
saraf enterik terdiri dari pleksus myenteric
Auerbach(terletak di antara lapis longitudinal dan sirkuler
tunika muskularis) serta pleksus submukosa Meissner,
seperti namanya, terletak di submukosa. Pleksus Auerbach
berperan dalam pengaturan motilitas sistem GI, sedangkan
pleksus Meissner peran utamanya adalah dalam
penginderaan lingkungan dalam lumen, mengatur aliran
darah gastrointestinal dan mengendalikan fungsi sel epitel.
Di daerah di mana fungsi-fungsi ini minimal, seperti
esophagus, pleksus submukosa jarang dan terkadang tidak
ditemukan di beberapa bagian.
Gambar 2: pleksus myenteric Auerbach di duodenum kucing
3. Dalam pleksus enteric ada tiga jenis neuron , yang sebagian
besar adalah multipolar:
- Neuron sensorik, menerima informasi dari reseptor
sensorik di mukosa dan otot. Setidaknya lima reseptor
sensorik yang berbeda telah diidentifikasi pada mukosa,
yang merespon terhadap rangsangan mekanik , termal ,
osmotik dan kimia.
- Motor neuron, dalam pleksus enterik mengendalikan
motilitas gastrointestinal, sekresi dan terkadang
absorbsi. Dalam menjalankan fungsi tersebut, motor
neuron “menindak” langsung di sejumlah besar sel
efektor, termasuk otot polos, sel-sel sekretorik(chief,
parietal, mucous, enterosit, sel eksokrin pankreatik)dan
gastrointestinal endocrine sel.
- Interneuron, bertanggung jawab untuk
mengintegrasikan informasi dari neuron sensorik dan
menyampaikannya (seperti memprogramming) ke neuron
motorik.
4. Selain sistem saraf diatas, sistem gastrointestinal juga
mendapat pengaruh dari persarafan simpatis dan
parasimpatis. Kedua sistem saraf ini bekerja dengan
mempengaruhi motilitas dan sekresi saluran pencernaan
melaluimodifikasi aktivitas yang sedang berjalan di pleksus
intrinsik, sehingga mengubah tingkat sekresi hormon
saluran pencernaan, atau pada beberapa keadaan melalui
efek langsung pada otot polos dan kelenjar.
Saraf simpatis pada saluran pencernaan dominan untuk
situasi fight- or- flight, cenderungmenghambat atau
memperlambat kontraksi dan sekresi. Sistem simpatis
menghasilkanpengaruhnya melalui dua cara : (1) pada tahap
yang kecil melalui pengaruh langsung norepinefrin untuk
menghambat otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana
iamerangsangnya), dan (2) pada tahap yang besar melalui
pengaruh inhibitorik dari norepinefrinpada neuron-neuron
sistem saraf enterik. Jadi perangsangan yang kuat pada
sistem simpatisdapat menghambat pergerakan makanan
melalui traktus gastrointestinal. Efek tersebut
terlihatnyata bahwa proses pencernaan bukan merupakan
prioritas tertinggi apabila tubuh menghadapisuatu
kedaruratan atau ancaman dari lingkungan eksternal.
Sistem saraf parasimpatis mendominasi pada saat situasi
tenang seperti pada aktivitas yang bersifat pemeliharaan,
misalnya pencernaan dapat berlangsung secara optimum.
Dengan demikian, serat saraf parasimpatis yang
mempersarafi saluran pencernaan, yang tiba terutama
melalui nervus vagus, cenderung meningkatkan motilitas
otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon
pencernaan.
5. Hubungan antara sistem saraf enterik dan sistem saraf
pusat. Pencernaan normal memerlukan hubungan/komunikasi antara
sistem saraf enterik dan sistem saraf pusat. Koneksi ini
berupa serabut sarafparasimpatis dan simpatis yang
menghubungkan sistem saraf pusat dan sistem saraf
enterik atau menghubungkan sistem saraf pusat secara
langsung dengan saluran pencernaan. Melalui koneksi silang,
usus dapat memberikan informasi sensorik ke SSP, dan SSP
dapat mempengaruhi fungsi pencernaan. Koneksi ke sistem
saraf pusat juga berarti bahwa sinyal dari luar sistem
pencernaan dapat disampaikan ke sistem pencernaan:
misalnya, melihat makanan dapat merangsang sekresi asam
lambung.
Sedikit penjelasan mengenai feeding centre dan satiety
centre:
Feeding centre, disebut juga pusat makan. Lokasinya di
lateral hipotalamus, jika dirangsang memberikan sensasi
lapar. Stimulus dapat berupa rendahnya kadar glukosa
dalam darah. Ketika feeding centre dirangsang, otak
mengirimkan rangsangan ke lambung dan usus, sehingga
lambung dan usus berkontraksi untuk “mencari” sisa-sisa
makanan di lumen yang masih bisa dicerna untuk dijadikan
glukosa, namun apa daya, ketika isi lambung/usus sudah
kosong, namun otak menyuruh berkontraksi, sehingga
timbullah bunyi musik yang tidak enak: keroncongan.
Satiety centre, atau pusat rasa kenyang. Lokasinya di
bagian nucleus ventromedial hypotalamus, yang jika
dirangsang dapat menekan keinginanan untuk makan atau
artian lain, kita “merasa” cukup sehingga berhenti makan.
Stimulusnya dapat berupa kadar glukosa dalam darah sudah
cukup tinggi, terjadinya peregangan lambung(yang dideteksi
oleh sistem saraf enterik, pleksus meissner). Satiety
center dapat juga dikendalikan oleh korteks, berdasar
pengalaman dan kebiasaan,contoh: ketika makanan tersedia
sedikit, mau tak mau kita harus tetap merasa kenyang. Atau
kita terbiasa sarapan nasi di pagi hari, ketika sarapan roti
meski udah cukup banyak masih saja terasa lapar.
CHECK POINT (3)
1. What is the histologic difference between the proximal one third
and the distal two thirds of the esophagus?
• Perbedaannya yaitu sepertiga proximal esofagus memiliki otot
rangka yang bekerja secara volunter sedangkan 2/3 bagian distal itu
diototi oleh otot polos yang bekerja secara involunter(otomatis
punya) jadi saat makanan masih di sepertiga proximal esofagus kita
mendorong makanan secara sadar, kalo udah di 2/3 distalnya yang
mendorong makanan adalah gerakan peristaltik.
2. What are the functions of the upper and lower esophageal
sphincters, and how are they regulated?
• Sfinter esofagus atas berfungsi agar makanan yang udah di esofagus
gak kembali lagi ke mulut. Selain itu juga untuk mencegah udara
masuk ke perut, kalo udara masuk ke perut terus2an kan bisa
kembung hehe. Sfingter esofagus bawah fungsinya buat mencegah
makanan dari lambung kembali ke esofagus.
• Cara kerjanya, sfingter esofagus atas akan terbuka pas kite makan
jadi ndak nutup terus dan pas kite makan sfingter esofagus atas
terbuka dan gantian saluran napas yang ditutup biar ga kemasukan
makanan. Kalo sfingter bawah asalkan ada makanan yg nyentuh
sfingter ini dari esofagus, secara otomatis sfingter ini pasti kebuka,
selain itu sfingterh ini juga diatur oleh tekanan esofagus dan
tekanan udara di gaster juga. Nah si UES dan LES ini kerja nya diatur
oleh saraf intrinsik dengan perangsangan oleh reseptor yang ada di
dinding esophagus.
3. Describe the three phases of the swallowing reflex.
(copas dari tentir sebelumnya hehe) Menelan terbagi dalam 3 tahap
yaitu:
1. Tahap volunter yang mencetuskan proses menelan Bila makanan
sudah siap untuk ditelan, secara sadar makanan ditekan atau
digulung ke arah posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah ke
atas dan ke belakang terhadap palatum.
2. Tahap faringeal yang bersifat involunter dan membantu jalannya
makanan melalui faring ke dalam esofagus Sewaktu bolus makanan
memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang
daerah epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring, khususnya
pada tiangtiang tonsil, dan sinyal-sinyal dari sini berjalan ke batang
otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara
otomatis.
3. Tahap esophageal mengangkut makanan dari faring ke lambung
a. Peristaltik primer Merupakan kelanjutan dari gerakan
peristaltik faring. Gelombang ini berjalan dalam waktu 8-10
detik. Makanan yang ditelan dalam posisi tegak biasanya
dihantarkan ke esofagus lebih cepat, yaitu 5-8 detik akibat
adanya gaya gravitasi.
b. Peristaltik sekunder Jika peristaltik primer gagal mendorong
semua makanan, peristaltik sekunder akan dihasilkan oleh
peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan. Proses ini
akan terus berlangsung hingga semua makanan dikosongkan ke
dalam lambung. · Jika yang ditelan tersebut adalah cairan,
maka cairan tersebut juga dapat langsung diserap pada mukosa
esophagus tetapi dalam jumlah yang sedikit.
4. Jelaskan masing2 sel gaster dan produk sekretorinya
a. Mucus neck cell: sekresi mukus.
b. Sel oksintik (parietal): sekresi HCL, faktor intrinsik, dan sedikit
elektrolit.
c. Chief cell (zimogen): memiliki enzim pepsinogen yang terkandung
pada granul di sitoplasmanya chief cell ini. Pepsinogen diaktifkan
menjadi pepsin oleh asam klorida setelah di bebaskan ke lambung.
Pada manusia, sel zimogen juga menghasilkan enzim lipase.
d. Sel enteroendokrin: pada bagian fundus produk sekresi utamanya
adalah 5-hidroksitriptamin (serotonin) untuk peningkatan motilitas.
5. What are the roles of the proximal and distal stomach?
Saat si bolus tiba di pintu masuk gaster (LES), LES akan melemahkan
atau merenggangkan dirinya agar bolus masuk dengan sopan. Kemudian
gaster menyambut dengan ramah dengan memberi refleks vavogeal untuk
menghambat tonus otot di lambung supaya si lobus bisa singgah di lambung
sementara waktu. Saat lobus bersentuhan dengan permukaa mukosa
lambung, getah lambung disekresikan oleh kelenjar gastrik. Kemudian
dengan lambat, gerakan peristaltik dan retropulsi dimulai yang disebut sbg
gelombang pencampur (dari lambung bagian tengah hingga ke bawah).
Gerakannya makin ke bawah makin cepet ya. Pengosongan lambung
ditimbulkan oleh kontraksi peristaltik yang kuat di dalam antrum lambung.
Nah, disini kita kenalan dengan petugas di pintu keluar lambung yakni
sfingter pilori. Dalam keadaan normal (tonus pilorus normal), setiap
gelombang peristaltik yang kuat akan mendorong beberapa milimeter kim
ke dalam duodenum.
6. Describe the ionic basis of secretion of HCl from the gastric parietal
cells
Mari kita mulai penjelasannya. Ada tiga jalur pembentukan hcl, yaitu:
1. Asetilkolin : reseptor asetilkolin (neurotransmitter nervus parasimpatis)
2. Gastrin : hormone yang disekresikan sel “G” bagian antrum.
mekanismenya dapat langsung membuka kanal kalsium dan dapat
dengan merangsang sel ECL menghasilkan Histamine. Histamine
kemudian akan berikatan dengan reseptor protein g yang merubah ATP
menjadi cAMP
asetilkolin sebagai neurotransmitter nervus parasimpatis akan
membuka kanal Ca2+ dan memfosforilasi enzim protein kinase yang
kemudian mengaktifkan pompa proton. Kemudian mengeluarkan
CHECKPOINT (4) 1. Name a neurotransmitter, hormone, and paracrine agent that
stimulates acid secretion from parietal cell. (Sebutkan
neurotransmiter, hormon, dan agen parakrin yang menstimulasi
sekresi asam dari sel parietal!)
Answer : Neurotransmiter = asetilkolin, parakrin = histamin, dan endokrin =
gastrin
- Neurotransmitter: Asetilkolin, merangsang aktivitas
gastrointestinal.
- Hormon: Gastrin, disekresi oleh sel “G” bagian antrum.
- Agen parakrin: Histamin, menstimulasi asam lambung.
Mukosa lambung punya 2 tipe kelenjar tubular yang penting ni
katanya. Ada kelenjar oksintik (atau gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar
oksintik terdapat di bagian korpus dan fundus lambung dan meliputi
80%nya proksimal lambung. Sedangkan kelenjar pilorik letaknya di antral
lambung
Nah kelenjar oksintik ini tugasnya menyekresi asam HCl,
pepsinogen, faktor instrinsik, dan juga mukus.
Kalo kelenjar pilorik, namanya aja kan udah pilorik, berarti
berhubungan dengan pilorus, jadi tugas utama dari kelenjar ini ni
menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus. Selain itu dia juga
punya tugas lain yaitu menyekresi beberapa pepsinogen dan hormon
gastrin.
Nah si kelenjar ini ni terdiri dari beberapa tipe sel. Salah satunya ada
sel parietal. Sel parietal inilah yang bertugas menyekresi asam HCl dan
faktor intrinsik.
Sekresi gaster distimulasi oleh asetilkolin, histamin, dan gastrin.
Asetilkolin membangkitkan sekresi semua jenis sel-sel sekretoris di dalam
kelenjar gaster, sedangkan si gastrin dan histamin itu lebih kuatnya
merangsang sekresi asam oleh sel parietal daripada sekresi sel lainnya
Mekanisme Sekresi HCL berbasis ion
Dari gambarnya aja kan udah keliatan apa-apa aja yang menstimulasi sekresi
asam lambung. Jadi di sel parietal tu ada 2 jalur persinyalan utama, yaitu: (1)
jalur bergantung AMP siklik, dan (2) jalur bergantung Ca. Histamin
menggunakan jalur yang pertama, sedangkan gastrin dan Ach memberikan
efeknya melalui jalur yang kedua. Jalur bergantung AMP siklik menyebabkan
terjadinya fosforilasi protein efektor pada sel-sel parietal. Jalur bergantung
Ca menyebabkan peningkatan Ca di sitosol.
Struktur terpenting di SSP yang terlibat dalam stimulasi sentral
sekresi asam lambung adalah nukleus dorsal motorik pada saraf vagus
(DMNV), hipotalamus, dan nukleus traktus solitarius (NTS). Serabut efferen
yang berasal dari DMNV menurun ke arah lambung melalui saraf vagus dan
membentuk sinaps dengan sel ganglion sistem saraf enterik (ENS).
Pelepasan Ach dari serabut vagus pascaganglion dapat menstimulasi sekresi
asam lambung secara langsung melalui subtipe reseptor kolinergik
muskarinik spesifik, M3, yang terletak pada membran basolateral di sel-sel
parietal
SSP kemungkinan memodulasi aktivitas ENS dengan Ach sebgai
neurotransmitter regulator utamanya. Umumnya SSP dianggap sebagai
kontributor utama pada inisiasi sekresi asam lambung sebagai respon
terhadap penglihatan, aroma, dan antisipasi makanan (fase sefalik). Ach
juga secara tidak langsung mempengaruhi sel-sel parietal melalui stimulasi
pelepasan histamin dari sel- mirip-enterokromafin (ECL) di fundus dan
stimulasi pelepasan gastrin dari sel-sel G di antrum lambung.
Histamin dilepaskan dari sel-sel ECL melalui jalur2 multifaktor dan
merupakan suatu regulator penting dalam produksi asam melalui reseptor
subtipe H2. Sel-sel ECL biasanya ditemukan di dekat sel parietal. Histamin
mengaktivasi sel parietal dengan cara yang mirip parakrin; berdifusi dari
tempat pelepasannya ke sel parietal. Keterlibatan histamin dalam sekresi
asam lambung (baik sebagai hormon efektor umum terakhir atau bukan)
telah dibuktikan secara meyakinkan dengan penghambatan sekresi asam
dengan menggunakan antagonis reseptor H2
Sel-sel ECL merupakan satu-satunya sumber histamin lambung yang
terlibat dalam sekresi asam.
Gastrin terutama terdapat pada sel-sel G antrum. Sama seperti
histamin, pelepasan gastrin diatur melalui jalur multifaktor yang melibatkan
aktivasi neural sentral, distensi lokal, serta senyawa-senyawa kimia dalam
lambung, dan faktor-faktor lain. Gastrin menstimulasi sekresi asam
terutama secara tidak langsung dengan menyebabkan pelepasan histamin
dari sel-sel ECL; selain itu, juga terlihat efek langsung gastrin yang kurang
begitu penting terhadap sel-sel parietal.
Somatostatin, yang terletak di sel-sel D antrum, dapat menghambat
sekresi gastrin dengan bekerja sebagai parakrin, tetapi peran somatostatin
yang sebenarnya dalam menghambat sekresi asam lambung masih
memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada pasien yang terinfeksi oleh
Helicobacter pylori, tampak adanya penurunan sel-sel D, hal ini dapat
mengarah pada produksi gastrin yang berlebih akibat berkurangnya
penghambatan oleh somatostatin.
2. Name a peptide that inhibits acid secretion from the parietal cells.
(Sebutkan peptida yang menghambat sekresi asam dari sel parietal!)
Answer : Hormon sekretin, koleosistokinin (CCK), dan Gastric Inhibiting
Peptide (GIP). Ketiga hormon ini menghambat sekresi lambung dan
mengurangi motilitas dari saluran pencernaan. GIP juga merangsang
pelepasan insulin. Sekretin dan kolesistokinin juga penting dalam
pengendalian sekresi usus halus dan pankreas, kolesistokinin juga
membantu meregulasi sekresi empedu dari kantung empedu.
Peptida penghambat asam lambung, disekresi oleh mukosa usus
halus bagian atas, terutama sebagai respon terhadap asam lemak dan asam
amino tetapi pada tingkat yang lebih kecil sebagai respons terhadap
karbohidrat.
Peptida ini mempunyai efek yang ringan dalam menurunkan aktivitas
motorik lambung dan karena itu memperlambat pengosongan isi lambung
ke dalam duodenum ketika bagian atas usus halus sudah sangat penuh
dengan produk makanan.
3. Describe the mechanisms of the cephalic, gastric, and intestinal
phases of gastric acid secretion. (Jelaskan mengenai mekanisme dari
fase sefalik, gastrik, dan intestinal dari sekresi asam lambung!)
Answer :Fase (refleks) sefalik Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke
lambung dan mempersiapkan lambung untuk mencerna. Penglihatan, bau,
rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini. Impuls syaraf dari
cerebral korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls ke
medulla oblongata di otak kemudian medulla oblongata menyampaikan
impuls melalui serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk merangsang
sekresi dari kelenjar. Fase menghasilkan sekitar 20% sekresi lambung yang
berkaitan dengan memakan makanan
Fase IntestinalisFase ini terjadi saat makanan meninggalkan
lambung dan memasuki usus halus. Saat protein yang telah tercerna
sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan mukosa
pada dinding duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang
merangsang kelenjar gastrik untuk melanjutkan sekresi. Fase ini membentuk
sekitar 10% asam, disekresi ketika perut yg menghancurkan makanan
memasuki usus halus, dan dirangsang oleh distensi usus halus.
4. Name two types of drugs with distinct mechanisms of action that
can be used to treat hypersecretion of gastric acid. (Sebutkan 2 obat
dengan mekanisme aksi yang berbeda yang bisa digunakan untuk
mengatasi hipersekresi asam lambung!)
Answer :
a. Penghambat Pompa Proton (H+/K+ ATPase), contohnya omeprazol,
lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazol. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat langsung pada pompa asam (H+/K+ ATPase)
yang merupakan tahap akhir proses sekresi asam lambung dari sel-sel
parietal.
b. 2. H-2 Blockers, contohnya simetidin, ranitidin, famotidin, roxatidin.
Obat ini bekerja dengan cara menempati reseptor histamin-H2 secara
efektif di sekitar permukaan sel-sel parietal sehingga sekresi asam
lambung dan pepsin berkurang
5. What is the role of the parietal cell in absorption of vitamin B12?
(Apa peran sel parietal pada penyerapan vitamin B12?)
Answer : Dalam keadaan normal vitamin B12 diserap di bagian akhir usus
halus yang menuju usus besar (ileum). Nah supaya dapat diserap, si vitamin
B12 ini harus bergabung dengan faktor intrinsik yang kemudian mengangkut
vitamin ini ke ileum, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran
darah.
Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan
dibuang melalui tinja.
Jadi peran sel pariteal di sini apaan ya? Ternyata si sel pariteal inilah
yang menghasilkan faktor intrinsik (protein) untuk penyerapan vitamin B12
di ileum.
6. Describe two processes by which the gastric mucosa is protected
from acid in the lumen. (Jelaskan 2 proses yang dapat melindungi
mukosa lambung dari asam di dalam lumen!)
Answer
a. Sekresi mukus
Mukus berfungsi sebagai lapisan lubrikan antara mukosa dengan isi
dalam saluran cerna dengan cara melindungi sel-sel dibawahnya. Dibentuk
pula mukus-gel atau lapisan yang tak bercampur untuk mencegah difusi
balik ion H+.
b. Sekresi bikarbonat
Bikarbonat akan disekresikan oleh sel parietal pada permukaan
lambung dan duodenal, pankreas dan sistem empedu. Kemudian ia akan
terperangkap dalam lapisan mukus-gel yang memiliki gradien pH antara sel
epitel mukosa dengan lumennya. Bikarbonat akan menetralkan ion H+ dan
mengurangi aktivitas pepsin yang berdifusi melewati lapisan mukus-gel.
Bikarbonat pankreatik akan disekresikan ke dalam proksimal duodenum
ketika asam masuk ke duodenum.
Tambahan aja ni yaaa....
Prostaglandin E2 yang distimulasi di sel mukosa lambung dan duodenal
akan menstimulasi sekresi mukus dan bikarbonat, menjaga aliran darah
mukosa dan berpartisipasi dalam pertumbuhan sel-sel epitelial.
7. What are the patterns of motility in the corpus and the antrum? (Apa
aja pola pergerakan di korpus dan antrum?)
Answer:
a. Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan.
Akomodasi perubahan volume ini akan menyebabkan ketegangan pada
dinding lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak
akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan
relaksasi resesif lambung pada saat terisi. Plastisitas adalah kemampuan
otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang
yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos lambung
teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas.
Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel
pemacu, sehingga mendekati potensial istirahat yang membuat potensial
gelombang lambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas
kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung
pada saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan yang disebut
rugae, selama makan rugae mengecil dan mendatar pada saat lambung
sedikit demi sedikit melemas karena terisi. Relaksasi refleks lambung
sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi resesif.
b. Penyimpanan Lambung
Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran
konsentris makanan di bagian oral lambung, makanan yang paling baru
terletak paling dekat dengan pembukaan esofagus dan makanan yang yang
paling akhir terletak paling dekat dengan dinding luar lambung. Normalnya
bila makanan meregangkan lambung refleks vasovagal dari lambung ke
batang otak dan kemudian kembali ke lambung akan mengurangi tonus di
dalam dinding otot korpus lambung sehingga dinding menonjol keluar
secara progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin
banyak sampai suatu batas saat lambung berelaksasi sempurna, yaitu 0,8
sampai 1,5 liter. Tekanan dalam lambung tetap rendah sampai batas ini
tercapai.
c. Pencampuran Lambung
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter
pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan
melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya
sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar,
gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan
sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke
dalam duodenum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak
masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup
dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan
bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang.
Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus
bercampur secara merata di antrum.
d. Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran
lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan
lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang
peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan
peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari
pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum
CHECK POINT (5) Selamat berjumpa dengan saya ^_^ *pluviophile*
Sekarang kita bakal bahas soal nomor satu mengenai pengosongan
lambung, dan pengaturan pengosongan lambung yang justru
dilakukan oleh si duodenum. (Andai hatiku dan otakku bisa
dikosongin juga kayak si lambung.*eh..* lupakan XD).
Dari lambungnya sendiri, ada dua hal yang menyebabkan
pengosongan:
-Yang pertama, kontraksi peristaltik lambung. Pas awal-awal makan,
peristaltik lambung itu lemah untuk nyampur makanan. Kemudian
kontraksi lambung bisa jadi kuat. Kontraksinya ini berbentuk seperti
cincin kawin dan mendorong makanan ke bawah. Ini yang disebut
pompa pilorus.
-Yang kedua, konstriksi sfingter pilorus. Ketebalan otot sirkular di
pilorus ini hampir 50-100% dari bagian otot lambung lain. Otot ini
disebut sfingter pilorus. Pada tonus normal, air dan cairan lain bisa
dengan mudah nih masuk ke duodenum. Tapi hal ini gak berlaku buat
partikel makanan. Partikel makanan harus tercampur dulu jadi kimus
dan konsistensi hampir cair, baru bisa lewat dan masuk ke
duodenum. Konstriksi pilorus ini dipengaruhi sama refleks saraf dan
humoral dari duodenum.
Jadi duodenum harus ngasih sinyal dulu, baru makanan bisa dikasih
izin masuk ke duodenum. (Sama halnya seperti hati seseorang,
dikasih izin dulu baru bisa masuk. Fokuss.. fokus...).
Selain itu, volume makanan yang banyaaaaaaaak *jadi laper* dan
hormon Gastrin bisa memperkuat aktivitas pompa pilorus.
Faktor dari duodenum yang memengaruhi pengosongan lambung:
-SARAF
Refleks duodenum diperantarai tiga jalur: *nice to know, intinya ya
jaras dekat, sedang, sama jauh. Gak usah terlalu dipikirin, anggap aja
yang jauh kayak LDR. #eh*
1. Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem saraf
enterik di dinding lambung
2. Melalui saraf ekstrinsik dari ganglia simpatis prevertebra
kemudian balik lagi ke lambung melalui serabut saraf simpatis
penghambat
3. Bisa lebih jauh lagi melalui nervus vagus dulu ke batang otak,
jadi sinyal normal yang biasanya diantar ke lambung lewat
nervus vagus terhambat.
Dan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya refleks saraf tadi,
untuk menghambat pengosongan lambung:
1. Derajat peregangan duodenum
2. Adanya iritasi di mukosa duodenum (kalau ada iritasi, bisa
refleks ngehambat supaya si kimus nggak masuk ke
duodenum, aktivasi refleksnya bisa terjadi dalam waktu 30
detik)
3. Derajat keasaman kimus duodenum (kalau pH duodenum
udah sekitar 3,5-4 si duodenum bakal ngelambatin dulu si
lambungnya, sampai udah gak asam lagi karena sekresi
pankreas atau sekresi lain, baru deh kimus dari lambung
diijinin masuk lagi)
4. Derajat osmolalitas kimus (cairan yang hipertonik maupun
hipotonik gak secara cepat langsung dimasukin ke duodenum,
supaya gak tiba2 terjadi perubahan konsentrasi elektrolit
dalam cairan ekstra sel karena absorbsi)
5. Adanya hasil pemecahan produk tertentu dalam kimus (misal
kalo kebanyakan protein, jadi proteinnya dicerna dulu, baru
ijinin kimus masuk lambung lagi).
-HORMON
Kalau lemak masuk duodenum, lemak bakal mengekstrak
berbagai hormon dari epitel duodenum dan jejunum. Hormonnya
bakal dibawa oleh aliran darah ke lambung, sehingga bisa
menghambat pompa pilorus dan meningkatkan kontraksi sfingter
pilorus. Hal ini dilakukan karena lemak itu paling lama tercernanya.
Dan ini makanya kalau banyak makan berlemak rasanya perut penuh,
soalnya pengosongan lambung jadi lebih lambat.
Mengenai hormon mana yang memengaruhi itu masih kontroversi.
Tapi menurut oom guyton, yang mungkin berpengaruh untuk
menghambat pengosongan lambung diantaranya:
1. Kolesitokinin (CCK), dilepas dari mukosa jejunum sebagai
respon terhadap lemak di kimus. Dia menghambat motilitas
lambung oleh hormon gastrin.
2. Hormon sekretin *dari duodenum* dan peptida penghambat
gaster (GIP).
Hormon2 ini terutama CCK menghambat pengosongan lambung, bila
kimus di usus udah kebanyakan, apalagi kalau banyak lemaknya.
KESIMPULAN: Saraf dan hormon di duodenum bakal
memperlambat pengosongan lambung bila kimus udah terlalu
banyak, terlalu asam, terlalu banyak protein atau lemak,
hipertonik atau hipotonik, dan iritasi.
Baru satu soal nih -_- jangan keburu bosan baca ya. Jangan. Jangan.
Yosh soal kedua.
Mengenai refleks hormon apa yg membuat lemak bisa
menstimulasi sekresi empedu.
Tadi kan udah dibahas, kalau kita banyak makan berlemak, bakal ada
hormon CCK (kolesitokinin) yang dilepas. Nah CCK ini nih yang
menyebabkan sekresi enzim pencernaan oleh sel-sel asinar
pankeras. Kalau kita sama sekali makan yang gak berlemak,
pengosongan kandung empedu akan berlangsung buruk, tapi kalau
ada kadar lemak dalam makanan, normalnya kandung empedu akan
kosong secara menyeluruh dalam waktu satu jam. *gak panjang kan
yang ini? XD*
Ketiga, mengenai absorbsi glukosa yang manis-manis seperti aku
>,<
Glukosa itu cuma bisa diabsorbsi dalam suatu bentuk ko-
transpor dengan transpor aktif natrium. Tapi kalau kata dr. Willy, itu
termasuk secondary active transport. Kenapa? Karena awalnya
natrium dalam sel epitel (C) bakal keluar dulu dari membran
basolateral usus (D) ke dalam darah (melalui E). Natrium dalam sel
kan berkurang nih. Nah karena itu, natrium dalam lumen usus (A)
bakalan bergerak melalui brush border (B) ke dalam (C) melalui suatu
difusi terfasilitasi. Si natrium bakalan bergabung sama protein
transpor. Tapi si protein transpor juga harus bergabung dengan zat
lain dulu seperti gulosa misalnya, baru deh dimasukin ke dalm sel.
Itu ditunjukin sama yang SGLT 1.
Nah karena transpor aktif awal si Na keluar dari membran
basolateral usus halus makanya si glukosa bisa kebagian energi dan
kesempatan untuk masuk ke dalam sel, makanya disebut secondary
active transport.
*Jadi pengen bilang, kalau kamu glukosa, aku natriumnya.
Jadi kita bisa sama-sama masuk ke epitel usus halus. Walaupun
begitu, harus ada natrium yang tersakiti dan pergi . Silahkan
ditinjau, bisa jadi kitalah natrium yang harus pergi itu *
Soal keempat, mengenai bagaimana mekanisme absorbsi tripeptida
pada epitel usus. Sebenernya sama aja dengan glukosa. Si tripeptida
ini “nebeng” transpor natrium. Tapi ada juga sih asam amino kecil-
kecil yang pakainya difusi fasilitatif. Tapi kebanyakan ya nebeng
transpor natrium. :D baru nanti peptida yang masih tri, belum asam
amino, dipecah lg dalam sel epitel.
Apa nama ibukota Peru? Limaa! Yep soal nomor lima: Peran
empedu pada absorbsi lemak di intestinal.
Garam empedu punya dua kerja penting di traktus GI
1. Garam-garam ini bekerja sebagai deterjen pada partikel lemak
dan makanan, dengan cara mengurangi tegangan permukaan
partikel dan memungkinkan memecah tetesan-tetesan lemak
menjadi bentuk yang lebih kecil. Proses ini disebut
emulsifikasi
2. Membantu absorbsi dari asam lemak, monogliserida,
kolesterol, dan lemak lain dalam GI. Garam empedu akan
membentuk misel dan semi larut dalam kimus akibat muatan
listrik dari garam empedu.
Saat garam empedu konsentrasinya cukup tinggi dalam air, dia
cendrung membentuk misel, gumpalan silindris sferis 3-6 nm dan
terdiri atas 20-40 molekul garam empedu. Si misel ini bisa terbentuk
karena molekul garam empedu tersusun dari sebuah inti sterol yang
larut lemak, dan satu gugus polar yang sangat larut air. Inti sterol
akan melingkupi lemak yang dicerna. Lemaknya bakal ketengah misel
dan yang polar (larut air) bakalan diluar. Karena muatannya negatif,
gumpalan misel ini bisa larut dalam air di cairan pencernaan dan tetap
stabil sampai lemak diabsorbsi ke darah.
Last, enam. Mekanisme absorbsi natrium di usus.
Yang pertama ya lewat transpor aktif, yang barengan dengan
glukosa atau protein/asam amino, ga perlu dijelasin lagi lah ya :D
(sebenernya ini dihitung dua nggak ya? Soalnya nggak nemu lagi
mekanisme ketiganya. Padahal disuruh list three. Kalau ada yang tau,
kasi tau yaa :D)
Yang kedua, natrium bisa masuk ke epitel usus halus melalui difusi
pasif.
Done. Maaf ya bisanya segini aja.. CMIIW, correct me if I wrong.
Mudah2an bermanfaat buat temen2 semua. See ya di penggalauan
berikutnya ^_^
CHECKPOINT (6) Sumber guyton UNIT XII baca aja di guyton biar lebih bingung
#Ehhhhhhhhhhhhhhh
Describe the mechanism of fluid and electrolyte secretion in the
crypts of Lieberkühn.
Kriptus liberkuhn:
Mekanisme sesungguhnya sekresi ion dan cairan belum di ketahui.di
anggap bahwa sekresi melibatkan sekurang-kurangnya 2 proses
sekretori aktif : (1) sekresi ion klorida kedalam kriptus, dan (2)
sekresi aktif ion bikarbonat. Sekresi kedua ion ini mengakibatkan
tarikan listrik dan ion-ion natrium bermuatan positif melalui
membrane ke dalam cairan yang disekresi. Akhirnya semua ion ini
bersama-sama menyebabkan pergerakan osmotic air.
Untuk langkah-langkah yang lebih lengkap:
a. Rangsang saraf mempunyai efek khusus pada bagian basal
membrane sel untuk menyababkan transport aktif ion klorida
ke dalam bagian sel.
b. Hasil peningkatan pada kenegatifan listrik, yang di rangsang
pada bagian dalam sel akibat kelebihan ion klorida bermuatan
negative tersebut kemudian akan menyababkan ion-ion positif,
seperti ion natrium juga berpindah ke dalam sel melalui
membrane sel.
c. Sekarang, kelebihan dari ion negative dan positif yang baru
tersebut di bagian dalam sel akan menghasilkan daya osmotic
yang menyebabkan osmosis air ke bagian dalam
sehinggameningkatkan volume sel dan tekanan hidrostatik di
bagian dalam sel dan akan menyebabkan sel itu sendiri
membengkak.
d. Tekanan di dalam sel kemudian menyababkan pembukaa-
pembukaan kecil pada tepi sekretoris dari sel, menyababkan
keluarnya air, elektrolit dan bahan organic dari ujung sekretoris
kelenjar.
Name two neurotransmitters that are secretagogues.
Terus kalau untuk neurotransmitter yang secretagogues( apaan sih
artinya ????) itu mungkin adalah neurotransmitter di saraf simpatik
dan para simpatetik. Ingat ga neurosainsnya ? :D Yang pertama itu
asetilkolin yang digunnakan pada saraf parasimpatis ( ingat lagi
pengaruf saraf parasimpatis dengan traktus GI :D ) kedua itu
kolesistokinin yang mengatur sel asinar di pancreas ( tapi saya masih
bingung di p.815 kolesistokinin di katakan sebagai neurotransmitter
tapi di p.843 di katakana sebagai hormone )
How do certain bacterial toxins stimulate fluid and electrolyte
secretion in the crypts of Lieberkühn?
Nah sekarang giman toksin dari bakteri tertentu bisa merangsang
cairan dan elektrolit untuk disekresikan ? kita ambil contoh diare.
Dimanapun terjadi infeksi pada kasus diare , mukosa intestenum
teriritsi secara luas dan kecepatannya menjadi meningkat berlipat
ganda. Akibatnya sebagian besar cairan cukup untuk membuat agen
infeksi tersapu ke arah anus dan pada saat yang sama gerakan
pendorong yang kuat akan mendorong cairan ini ke depan. Contoh
bakteri yang menyebabkan diare adalah kolera. Toksin kolera secara
langsung menstimulasi sekresi elektrolit dan cairan yang berlebihan
dari kriptus liberkuhn pada ileum distal dan kolon.
Describe the pattern of intestinal motility during fasting and after
feeding.
Pola motilitas intestinal selama puasa dan habis makan ??????????
Selama puasa kan perut kita kosong karena tidak ada makanan yang
masuk, oleh karena itu gerakan peristaltic pada traktus
gastrointestinal yang biasanya meningkat karena adanya dari
makanan yang masuk (rangsangannya berasal dari sel epitel atau
langsung dari N. vagus) menjadi merurun, BUKAN BERARTI GA ADA
YA ?? hanya menurun itulah kenapa pada saat lapar kita masih bisa
mendengar purut kita bersuara kukuruyukkkk :D
nah kebalikan kalau saat kita habis makan, makanan yang masuk
akan merangsang sel epitel di traktus gastrointestinal yang
menyebabkan system saraf enterik dan saraf simpatis bekerja,
gerakan peristaltic pun meningkat.
Name one hormone that maintains the fasting pattern of motility
and one that induces the fed pattern of motility in the small
intestine.
Hormone yang menjaga motilitas small intestine selama puasa ? dan
yang yang menginduksi motilitas small intestine waktu makan ????
ENTAHLAH karna om guyton juga bilang belum jelas gimana
mekanismenya wkwk yang jelas hormone yang meningkatkan
motilitas small intestine adalah gastrin, kolesistokinin, insulin,
motilin, dan serotonin. Sedangkan yang menghambat ada sekretin
dan glucagon :D mungkin jawabannya mnta ked r willy aja soalya
referensi kita terbatas hehehe
Name the neurotransmiters that mediate the ascending and
descending limbs of the peristaltic reflex ?
Sekarang kita bagi dulu system saraf yang ada di GI:
a. System saraf simpatis dan para simpatis
Neuro transmitter yang bekerja di kedua system saraf ini ya cumin
asetilkolin (simpatis) dan norepinefrin (parasimpatis). Asetilkolin
sering merangsang aktivitas GI. Norepinefrin hamper selau
menghambat aktivitas GI.
b. System saraf enteric
Para peneliti di seluruh dunia telah menelaah selusin atau lebih zat
neurotransmitter yang berbeda yang dilepaskan oleh ujung-ujung
saraf dari berbagai tipe nuron enteric, yaitu:
Asetilkolin, norepinefrin, adenosine trifosfat, serotonin, dopamine,
kolesistokinin, substansi p, polipeptida intestinal vasoaktif,
somatostatin, leu-enkefalin, metenkefalin, dan bombesin.