Teori Transplantasi Humoral Jadi

29
Humoral Theory of Transplantation Special Article Paul I. Terasaki American Journal of Transplantation 2003; 3: 665–673

Transcript of Teori Transplantasi Humoral Jadi

Page 1: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Humoral Theory of Transplantation

Special Article

Paul I. TerasakiAmerican Journal of Transplantation 2003; 3: 665–673

Page 2: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Kelompok 3

Hanan Hafifah

Khalida Failasufi

Muh. Zaky Ibadurrahman

Nurshadrina Hendrakaramina

Sandra Yuliana Andini Putri

Tri Anna Fitriani

Heri Satryawan

Baiq. Hizatul Amny

Agnes Ragil Rosano

Page 3: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Pendahuluan

Berdasarkan teori transplantasi humoralAntibodi dapat mengakibatkan penolakan terhadap allograft (organ yang dicangkokan), yang menujukkan bahwa antibodi:

1. Dapat mengakibatkan penolakan hiperakut pada transplantasi ginjal.

2. Dapat berujung pada deposit CD4+ yang berkaitan dengan kegagalan awal pada transplantasi ginjal.

Page 4: Teori Transplantasi Humoral Jadi

4. Terdapat di 96% dari 826 pasien yang mengalami penolakan pada transplantasi ginjal.

5. Dikaitkan dengan penolakan kronis pada 33 penelitian terhadap graft (cangkok) ginjal,jantung,paru, dan hati.

3. Merupakan indikator pre-sensitisasi yang baik yang berujung pada rejeksi akut awal.

Page 5: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Spesifitas antibodi

Spesifitas yang terdeteksi dalam serum pasien yang mengalami penolakan, sering bukanlah dari donor spesifik melainkan mungkin diabsorbsi oleh organ yang menolak.

Page 6: Teori Transplantasi Humoral Jadi

2 mekanisme yang bekerja pada penolakan allograft (cangkokan) yaitu: 1. Humoral ( lebih dominan)2. Seluler.

Perbedaan pada kedua mekanisme tersebut adalah:Graft dihancurkan oleh aktivitas antibodi, atauMelalui mekanisme sitotoksik seluler secara langsung

seperti yang terjadi pada sel T sitotoksik, sel NK,atau reaksi delayed type hipersensitivity (DTH).

Page 7: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Pembahasan

HLA Antibody• Peran utama HLA Antibody ketika graft ginjal ditransplantasikan kepada pasien yg memiliki HLA Antibody yg spesifik terhadap antigen, contohnya ginjal, maka ginjal tersebut akan "dibunuh" seketika. Oleh karena itu, organ utuh seperti ginjal bisa dihancurkan oleh antibodi dalam sekejap saja.Dan dari beberapa kasus juga , HLA Antibody yg spesifik terhadap sel B mengakibatkan munculnya rejeksi hiperakut.

Page 8: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Stase preimmunization terdeteksi oleh HLA Antibody

Ketika pasien telah “ter-imun” oleh proses penolakan allograft, satu cara praktis untuk mendeteksi stase ini adalah dengan tes humoral, yaitu :

memeriksa pasien untuk mendeteksi adanya HLA Antibody yang dapat ditemukan pada wanita hamil,

pasien“ter-imun” melalui transfusi, yang diimunisasi oleh penolakan cangkok sebelumnya,

Page 9: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Tes humoral untuk sensitisasi terbukti efektif dan pertama kali diberikan melalui survival curves pada pasien yang telah diklasifikasi berdasarkan ada tidaknya antibodi sitotoksik.

Pasien di sensitisasi sebelum transplantasi memiliki tingkat kelangsungan hidup graft lebih rendah daripada yang tidak di sensitisasi.

Page 10: Teori Transplantasi Humoral Jadi

HLA Antibody terkait dengan “acute early rejection”.

Pada umumnya antibodi yang dicari melalui biopsi dengan imunofluoresensi untuk IgG atau IgM yang diambil saat terjadi rejeksi tidak berhasil,Feucht telah menunjukkan penemuannya bahwa :

Akhir-produk komplemen CD4 dapat ditemukan dalam kapiler peritubular.

CD4 itu tersimpan dalam 51 dari 93 graft yang tidak berfungsi.

Page 11: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Di antara pasien dengan CD4, kemungkinan 1-tahun kelangsungan hidup adalah 57% dibandingkan dengan 90% pada mereka yang tidak memiliki CD4.

Delapan tahun kemudian dengan pasien yang sama memberikan bukti yang meyakinkan bahwa antibodi menyebabkan kegagalan graft secara dini.Hal ini menunjukkan bahwa ada CD4 di 117 graft berujung pada rendahnya kelangsungan hidup dari graft daripada 101 graft yang tanpa CD4.

Prognosis

Page 12: Teori Transplantasi Humoral Jadi

HLA Antibody berperan dalam penolakan kronis

Ini dilakukan pada pasien transplantasi jantung, paru, hati,dan cangkok kornea yang menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu pasien dengan memiliki tingkat kelangsungan hidup graft lebih rendah daripada mereka yang tanpa antibodi.

Page 13: Teori Transplantasi Humoral Jadi

HLA Antibody muncul setelah hampir semua ginjal mengalami kegagalan

HLA Antibody menyebabkan kegagalan graft, antibodi tersebut dapat ditemukan di dalam semua serum pasien yang mengalami penolakan graft.

Page 14: Teori Transplantasi Humoral Jadi

HLA Antibody berkaitan dengan rejeksi akut dan kronis dimana terdapat korelasi signifikan secara statistik antara antibodi dengan rejeksi akut, penolakan kronis, atau kelangsungan hidup dari graft.

Penelitian pertama pada pasien penerima transplantasi ginjal yang diikuti penolakan graft menunjukkan bahwa 54% memiliki HLA Antibody. Setelah identifikasi antibodi Kelas II, persentase pasien dengan antibodi naik menjadi 72%.Dengan lebih meningkatkan sensitivitas, 82% dari pasien penolakan sebuah cangkok organ memiliki antibody.

Page 15: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Data hasil tes

Page 16: Teori Transplantasi Humoral Jadi

dari 826 pasien diuji dengan uji sitotoksisitas AHG dari lima pusat transplantasi yang berbeda didapatkan sekitar 90% pasien telah mengalami penolakan organ transplantasi, dan ketika pasien yang tidak memiliki antibodi diuji ulang dengan ELISA atau tes aliran cytometry, persentase pasien dengan antibodi naik menjadi sekitar 96%.

Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa hampir semua pasien yang mengalami penolakan transplantasi memiliki HLA Antibody. Sedangkan teori penolakan yang diakibatkan oleh imunitas seluler belum dapat menunjukkan studi yang sebanding. Meskipun hal ini tidak pasti membuktikan hubungan kausal untuk antibodi, hasil ini dapat menjadi landasan teori yang jika mekanisme humoral pada transplantasi terbukti benar.

Page 17: Teori Transplantasi Humoral Jadi

HLA Antibodymuncul sebelum penolakan ginjal

HLA antibody menyebabkan penolakan kronis .Dalam sebuah studi dari 76 “nonsensitized” penerima transplantasi ginjal di antara mereka yang menghasilkan HLA antibody:

*11 dari 12 pasien (92%) kehilangan graft mereka, sedangkan

*11% dari 64 pasien kehilangan graft jika mereka tidak menghasilkan antibodi pasca-transplantasi.

Page 18: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Penelitian yang serupa dari 150 pasien transplantasi ginjal menunjukkan 25% dari mereka memiliki HLA antibody. sedangkan hanya satu pasien yang tidak memiliki HLA antibody yang mengalami kegagalan transplantasi.

Dalam sebuah studi prospektif penolakan kooperatif kronis melibatkan 1629 pasien dengan allografts yang berhasil, yang tidak memiliki antibodi saat ditransplantasikan, diperiksa untuk de novo HLA Antibody.

Page 19: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Para peneliti berhipotesis bahwa antibody yang mengikat endotelium dapat menyebabkan siklus cedera dan dapat diperbaiki dalam waktu yang lama karena proses penebalan pembuluh intimal lambat dan bertahap.

Hasil Penelitian

Page 20: Teori Transplantasi Humoral Jadi

sekitar 30% pasien dengan fungsi cangkok sudah tidak memiliki antibodi. Hal ini tidak membuktikan teori humoral, sebagai teori yang menyebabkan kerusakan bertahap dan semua orang yang memiliki antibodi akhirnya gagal.

Hasil Survei

Page 21: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Spesifisitas Antibody

Antibodi dapat dideteksi oleh sebuah panel sel atau antigen. Antigen tunggal yang dibuat dari sel rekombinan menunjukkan kemungkinan spesifisitas pada serum.

Antibody muncul dalam serum setelah terjadi penolakan pencangkokan.Pada saat terjadi penolakan antibody diserap oleh organ yang dicangkokan sehingga hanya antibody tambahan yang beredar di dalam darah perifer.

Page 22: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Konsekuensi teori humoral

• Terdapat Perawatan IgG IV sudah menunjukkan berkurangnya level HLA Antibody.

• Konsekuensi penting yang dapat diambil dari teori

humoral adalah kita bisa merawat pasien dengan mengurangi level dan memantau antibodinya.

Page 23: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Permasalahan yang belum terselesaikan

Isotipe HLA Antibody

Hubungan penting antibody kelas 1 dengan kelas 2 masih perlu ditindaklanjuti. Saat melakukan pemeriksaan antibodi isotype selalu menunjukkan adanya IgG.

Page 24: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Contoh: Pada 5 pasien transplantasi yang memiliki cross match

positif dengan IgM, terjadi penolakan hyperakut .

Pasien yang mempunyai cross match IgM- positive dengan cytometry memiliki keberhasilan graft yang lebih dibandingkan mereka yang IgM-negatif.

Page 25: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Non HLA- antibodi

Graft antibodi mampu melawan antigen yang lain dibandingkan HLA. V Pasien yang rejected terhadap allograft, memiliki antibodi di epitel dan monosit yang berusaha melawan graft tersebut.

Page 26: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Histokompabilitas lokus kelas II

HLA yang identik lama kelamaan akan reject terhadap graft hal ini terjadi di sumsum tulang resipien. Antibodi yang mampu melawan minor histocompability lokus saat ini belum ditemukan.

Antigen terlarut

Adanya antigen HLA yang larut dalam serum dapat menimbulkan antigen HLA yang kompleks.Adanya larutan antigen di transplantasi hati dapat menghambat aksi dari antibodi.

Page 27: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Mekanisme dari aksi antibodi

Antibodi menjadi faktor permasalahan utama dalam teori humoral, tapi bagaimana produksi antibodi mampu menyebabkan kerusakan melalui kaskade masih dalam klarifikasi.Transduksi aktifasi sinyal di sel endotel mengikuti adhesi HLA Antibody telah dilaporkan.

Page 28: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Imunogenic epitop Penelitian yang tertunda berupa penentuan dari determinasi epitop atau epitop melawan respon antibodi yang dibuatnya. Imunogen epitop harusnya disediakan secara akurat terhadap HLA harus sesuai dengan pendonor maupun penerima..

Page 29: Teori Transplantasi Humoral Jadi

Tanggapan Kelompok

Menurut pemahaman kelompok kami mengenai teori humoral transplantasi pada dasarnya adalah reaksi imunologis pada organ transplan yang kompleks dengan melibatkan baik respon selular maupun yang diperantai oleh antibodi yang diarahkan untuk melawan molekul histokompatibilitas pada allograft donor.Dari beberapa pustaka penunjang yang kami dapatkan menunjukan bahwa pada penolakan yang diperantarai antibodi adalah bentuk khusus penolakan yang terjadi pada keadaan munculnya antibodi anti-donor permormed dalam sirkulasi sebelum transplantasi. Kesimpulannya adalah antibodi dalam serum yang dikatakan sebagai antibodi tambahan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup graft begitupun dengan antibodi spesifik yang ditemukan setelah kegagalan cangkokan merupakan penanda reaksi imunologis terhadap penolakan dan kegagalan organ transplan.