Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

18
Tugas Individu SEJARAH PERADABAN ISLAM Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia Oleh: F I T R I A N I 7 0 3 0 0 1 1 1 0 2 3 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

Page 1: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

Tugas Individu

SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia”

Oleh:

F I T R I A N I

7 0 3 0 0 1 1 1 0 2 3

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan

kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,

kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.

Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima

kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala

pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu

mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,

serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang “Terbentuknya Kerajaan

Safawi di Persia“ yang bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat

bagi yang membacanya. Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat

kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan

pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.

Makassar, November 2013

Penulis,

Page 3: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Proses Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia 3

B. Kemajuan Kerajaan Safawi di Persia 9

C. Kemunduran Kerajaan Safawi di Persia 13

BAB III PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Islam sekarang telah berjalan lebih dari empat belas abad lamanya.

Sebagaimana halnya sejarah setiap umat, sejarah Islam pun mengalami pasang

surut. Pada periode tertentu Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan, pada

periode selanjutnya Islam mengalami kemajuan dan kejayaan dan pada periode lain

Islam mengalami kemunduran bahkan kehancuran. Satu di antara beberapa sejarah

peradaban Islam yang cukup menarik untuk bahan kajian ilmiah, yaitu masa

pertengahan khususnya pada abad ke-17, karena pada abad tersebut terdapat tiga

kerajaan besar, yaitu Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Syafawi di Persia, dan

Kerajaan Mughal di India, setelah sekian lama Islam mengalami kemunduran. Menurut

Harun Nasution, ada tiga kerajaan besar yang muncul di permukaan dalam kurun

waktu 1500-1800 M. Tiga kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Utsmani di

Turki, kerajaan Syafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Di masa

kemajuan ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing, terutama

dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang

didirikan di zaman ini masih terlihat di Istambul, Tibriz dan Isfahan serta kota-kota lain

di Iran dan Delhi. Kemajuan umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan warisan

kemajuan di masa periode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan masih kurang. Tentu

saja bila dibanding kemajuan yang dicapai pada Dinasti Abbasiyah, khususnya di

bidang ilmu pengetahuan. Namun menarik untuk di kaji karena kemajuan pada

Page 5: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

masa ini terwujud setelah dunia Islam mengalami kemunduran beberapa abad lamanya

[1].1

Oleh karena itulah, penulis akan membahas salah satu dari ketiga kerajaan

tersebut yakni “Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia” sebagai bahan bacaan

untuk menambah wawasan akan sejarah peradaban islam sekaligus untuk memenuhi

tugas matakuliah Sejarah Peradaban Islam.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Bagaimanakah proses terbentuknya kerajaan Safawi di Persia ?

2. Bagaimana kemajuan kerajaan Safawi di Persia ?

3. Bagaimana kemunduran kerajaan Safawi di Persia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui proses terbentuknya kerajaan Safawi di Persia.

2. Untuk mengetahui kemajuan kerajaan Safawi di Persiai.

3. Untuk mengetahui bagaimana kemunduran kerajaan Safawi di Persia.

1Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 166.

Page 6: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia

1. Proses Terbentuknya Kerajaan Safawi di Persia

Kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil,

Sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat safawiyah, yang

berasal dari nama pendirinya, Safi Al-Din dan nama Safawi terus dipertahankan

sampai tarekat ini menjadi gerakan politik[2]

. 2

Safi al Din Al Ardabily adalah keturunan dari Imam Syi’ah yang

ketujuh Musa Al-Khazim. Oleh karena itu dia masih keturunan Rasulullah dari

garis puterinya Siti fatimah. Kerajaan Safawi secara resmi berdiri di Persia pada

1501 M/907, tatkala Syah Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja atau

syah di Tabriz, demikian pendapat CE Bosworth dan menjadikan Syiah Itsna

Asyariah sebagai ideologi negara. Namun event sejarah yang penting ini

tidaklah berdiri sendiri. Peristiwa itu berkaitan dengan peristiwa-peristiwa

sebelumnya dalam rentang waktu yang cukup panjang yakni kurang lebih dua abad

[3].

2 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 138. 3 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 167.

Page 7: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

Sejak Safi Al Din mulai memimpin tarekat safawiyah sampai kepada Syah

Ismail memproklamirkanberdirinya kerajaan safawi pada tahun 1501, tarekat

safawi mengalami dua fase dalam perjuangannya:

a. Pada masa 1301-1447 M (700-850 H), gerakan safawi masih murni gerakan

keagamaan (kultural) dengan tarekat safawiyah sebagai sarana. Pengikutnya

menyebar dari Persia, Syiria dan Anatolia.

b. Pada masa 1447-1501 M tarekat safawi berubah menjadi gerakan politik

(struktural), dengan pemimpinnya Junaid bin Ali. Perubahan terjadi

dikarenakan ambisi politik pada diri Junaid. Karena Junaid seorang

pemimpin tarekat, maka pengikutnya pun dijadikan pasukan yang diberi nama

Qizilbas (surban merah yang berumbai dua belas sebagai simbol Syiah Imamah

Dua Belas). Tapi usaha Junaid masih mengalami kegagalan dalam meraih

ambisinya karena selalu gagal dalam menaklukkan beberapa daerah seperti

Ardabil dan Chircasia, bahkan dalam tahun 1460 M mati terbunuh.

Kemudian digantikan anaknya yang bernama Haidar, tapi belum berhasil

juga. Sebelum meninggal, Haidar menunjuk adiknya yang paling kecil

bernama Ismail. Setelah berhasil menaklukkan kota Tabriz, Ismail kenudian

memproklamirkan berdirinya kerajaan Safawi, dengan Syiah Itsna asyariah

sebagai ideologi negara pada tahun 1501 M [4]

. 3

Berikut ini dalah urutan penguasa kerajaan Safawi :

a. Isma'il I (1501-1524 M)

b. Tahmasp I (1524-1576 M)

4 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 172-173.

Page 8: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

c. Isma'il II (1576-1577 M)

d. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

e. Abbas I (1587-1628 M)

f. Safi Mirza (1628-1642 M)

g. Abbas II (1642-1667 M)

h. Sulaiman (1667-1694 M)

i. Husein I (1694-1722 M)

j. Tahmasp II (1722-1732 M)

k. Abbas III (1732-1736 M).

2. Perubahan dari Sistem Sosial-Organik ke Sistem Religio-Politik

Sejak Shafi al-Din memulai memimpin ribath dan mendirikan tarekat

Shafawiyah pada tahun 1303 M sampai kepada Syah Ismail memproklamirkan

berdirinya kerajaan Shafawi pada 1501 M, telah banyak pengalaman keluarga

Shafawi dalam perjuangan menegakkan cita-cita selama dua abad itu. Paling tidak,

ada dua tahap perjuangan yang dilalui mereka. Pertama, sebagai gerakan keagamaan

(kultural) dan kedua, sebagai gerakan politik (struktural). Pada masa 1301-1447 M

(700-850 H) gerakan Shafawi masih murni gerakan keagamaan (kultural) dengan

tarekat Shafawiyah sebagai sarananya. Selama masa ini Shafawi memiliki pengikut

yang besar, tidak hanya di Persia tetapi juga sampai ke Syiria dan Anatolia.

Mayoritas pengikutnya adalah suku-suku Turki yang masih semi nomad yang dikenal

dengan sebutan Turkman yaitu diantaranya suku Ustajlu, Rumlu, Shamlu, Dulgadir,

Takkalu, Ashfar, dan Qojar [5]

. 4

5 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 171.

Page 9: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

Gerakan Shafawiyah pada fase peretama ini tidak mencampurkan masalah

politik sehingga ia berjalan dengan aman dan lancar, baik pada masa Ikhwan

maupaun pada masa penjarahan Timur Lenk. Pada masa itu kehidupan tarekat sufi

dapat tumbuh subur dan mendapat simpati masyarakat, karena masyarakat

sudah banyak yang bersikap apatis menyikapi konstelasi politik yang suram

itu. Masyarakat berharap hanya dengan kehidupan sufisme mereka mendapat

kekuatan mental dan menjalin persaudaraan antar muslim [6]

.

P.M. Holt, yang dikutip Ajid Thohir (2004:170), ia berpendapat bahwa

selama fase pertama gerakan Shafawi memilki dua warna. Pertama, bernuansa sunni.

Yaitu pada masa pimpinan Shafiudin Ishak (1303-1344) dan anaknyaSh adrudin

Musa (1344-1399) kedua, berubah menjadi Syi’ah pada masa pimpinan Khawaja

Ali anak Shadruddin (1399-1427). Perubahan tersebut tampaknya wajar karena

disamping alasan yang sudah disebutkan, juga kemungkinan karena bertambahnya

pengikut Shafawiyah di kalangan Syi’ah sehingga kepemimpinan menyesuaikan diri

dengan aliran mayoritas [7]

.

Pada masa (1447-1501), gerakan Shafawi memasuki tahap atau fase kedua,

yaitu sebagai gerakan politik. Pemimpin Shafawi waktu itu adalah Junaid bin Ali

mengubah gerakan politik revolusioner dengan tarekat Shafawiyah sebagai

sarananya. Konsekuensinya Shafawi mulai terlibat dalam konflik politik

dengan kekuatan politik lain yang ada di Persia saat itu. Pada saat itu ada dua

kerajaan Turki yang saat itu berkuasa yaitu Kara Koyunlu atau Black Sheep yang

6 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 171.

7 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 170.

Page 10: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

berkuasa di bagian timur dan Ak Koyunlu atau white sheep yang berkuasa di bagian

barat. Yang pertama beraliran Sunni sementara yang kedua beraliran Syi’ah.

Disebabkan kegiatan politiknya, Junaid, pemimpin Shafawi meninggalkan

Ardabil karena mendapat tekanan dari kerajaan Kara Koyunlu yang berkuasa di

daerah itu. Ia juga meminta suaka politik kepada raja Ak Koyunlu yang sekaligus

meminta bantuan untuk bersama-sama menghadapi Kara Koyunlu. Perubahan

Shafawi dari gerakan keagamaan berubah menjadi gerakan politik cukup menarik

karena sebagai tarekat sufi yang lebih bersifat ukhrawi kemudian menjadi gerakan

duniawi. Faktor utama penyebab adanya perubahan tersebut adalah ada pada

ajaran tarekat itu sendiri, yaitu hubungan para pemimpin tarekat dengan

para pengikutnya. Anggota tarekat harus tunduk secara mutlak kepada

pemimpin mursyid dan khalifah itu. Hal ini bisa dijadikan modal awal untuk

membangun suatu pemerintahan yang dibangun dengan sikap fanatik dan fanatis

untuk mendukung memuluskan tegaknya pemerintahan [8]

. 5

3. Peran Kerajaan Safawi bagi Peradaban Islam

Peran kesejarahan Safawi begitu besar. Hal ini dapat dilihat dari sisi

kemajuan dan kejayaanya. Kendati demikian, masa kemajuan dinasti Shafawi tidak

langsung terwujud pada saat dinasti itu berdiri di bawah Ismail, raja

pertama. Kejayaan Safawi yang gemilang baru dicapai pada masa

pemerintahan Syaikh Abbas yang agung raja kelima. Walaupun begitu, Peran Ismail

sebagai pendiri Safawi sangat besar sebagai peletak pondasi bagi kemajuan

Safawi di kemudian hari. Di samping telah memberikan corak yang khas bagi Safawi

8 Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 172.

Page 11: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

dengan menetapkan Syi’ah sebagai agama Negara, Syaikh Ismail juga telah

memberikan dua karya besar bagi negaranya, yaitu perluasan wilayah dan

penyusunan struktur pemerintahan yang unik pada masanya. Selama sepuluh tahun

pertama pemerintahannya, Ismail berhasil memperluas wilayah pemerintahan

Shafawi sampai mencakup seluruh wilayah Persia dan sebelah timur Fertile

Creschen. Mungkin karena kesuksesan besar itu, ia oleh para pengikutnya terutama

Qizilbas sebagai pendukungnya, dianggap sebagai seorang raja yang memiliki unsur

keilahian. Bahkan ia pun menganggap dirinya sebagai manifestasi Tuhan. Perlahan-

lahan mitos keilahian Syaikh Ismail itu goyah. Dalam pertempuran di Kalderan

melawan pasukan Turki Ustmani, ia mengalami kekalahan besar. Beberapa

daerahnya termasuk Tabriz jatuh ke tangan Turki Utsmani. Ia terpaksa

menandatangani perjanjian dengan Utsmani [9]

. 6

B. Kemajuan Kerajaan Safawi di Persia

Perkembangan dan kemajuan kerajaan safawi tidak serta merta dapat diraih

ketika Syah Ismail I memimpin (1501-1524 M), tapi kejayaan kerajaan Safawi baru

terwujud pada masa pemerintahan Syaikh Abbas yang Agung (1587-1628 M) raja yang

kelima. Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi meliputi beberapa bidang, antara lain:

1. Kemajuan di bidang Politik

Kerajaan Safawi dan Turki Utsmani sebelum abad ke-17 sudah saling

bermusuhan dan Safawi banyak mengalami kekalahan, namun setelah Abbas I naik

tahta kerajaan Safawi dalam merebut wilayah kekuasaan Turki Utsmani banyak

mengalami kemenangan. Permusuhan antara dua Kerajaan aliran agama yang

9Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. 2004, hlm 172.

Page 12: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

berbeda ini tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-

serangannya ke wilayah Kerajaan Turki Utsmani pada tahun 1602 M. Disaat itu

Turki Utsmani berada di bawah Sultan Muhammad III. Pasukan Abbas I menyerang

dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan Nakh Chivan,

Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada

tahun 1622 M., Pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmus dan

mengubah pelabuhan Gumurun menjadi pelabuhan bandar Abbas [10]

.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keadaan politik kerajaan Safawi mulai

bangkit kembali setelah Abbas I naik tahta dari tahun 1587-1629 dan dia menata

administrasi negara dengan cara yang lebih baik. Langkah-langkah yang ditempuh

Abbas I dalam rangka memulihkan politik Kerajaan Safawi adalah:

a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan

dari pusat.

b. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas Kerajaan Safawi

dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak

yang berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang

telah ada sejak Raja Tamh I

c. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani.

d. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pada khotbah Jumat [11]

. 7

Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara

politik dia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu

10 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 143. 11 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 142.

Page 13: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut

oleh kerajaan lain di masa raja-raja sebelumnya, dengan reformasi politiknya [12]

.

2. Kemajuan di bidang keagamaan

Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa khafilah-

khafilah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syi’ah menjadi agama

negara, tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Menurut Hamka, terhadap politik

keagamaan beliau Abbas tanamkam paham toleransi atau lapang dada yang amat

besar. Paham Syi’ah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang Sunni dapat

hidup bebas mengerjakan ibadahnya, Bukan hanya itu saja, pendeta-pendeta

Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agama dengan leluasa sebab sudah

banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di kota Isfahan [13].8

3. Kemajuan di Bidang Ekonomi

Stabilitas politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah

memacu perkembangan perekonomian Safawi, terlebih setelah kepulauan Hurmuz

dikuasai dan pelabuhan Gumurun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan

dikuasainya bandar ini, salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat yang bisa

diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Prancis sepenuhnya menjadi milik

kerajaan Safawi [14]

.

Di samping sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan

di sektor pertanian terutama di daerah bulan sabit subur (fortile crescent) [15]

.

12 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 142. 13 Hamka. Sejarah Umat Islam III. 1981, hlm 70. 14,15 Badri Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 144.

Page 14: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

4. Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Seni

Dalam sejarah Islam, bangsa Persia terkenal sebagai bangsa yang

berperadaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu, tidaklah mengherankan apabila pada masa Kerajaan Syafawi, khususnya

ketika Abbas I berkuasa, tradisi keilmuan terus berkembang. Berkembangnya

ilmu pengetahuan masa Kerajaan Syafawi tidak lepas dari suatu doktrin mendasar

bahwa kaum Syi’ah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya terbuka.

Kaum Syi’ah tidak seperti kaum Sunni yang mengatakan bahwa ijtihad telah

terhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum Syi’ah tetap berpendirian bahwasanya

mujtahid tidak terputus selamanya [16]

. 9

Pada masa ini muncullah beberapa filosof antara lain; lmuwan yang

melestarikan pemikiran-pemikiran Aristoteles, Al-Farabi adalah Mir Damad alias

Muhammad Bagir Damad (1631 M ) dengan menulis buku filsafat dalam dua

bahasa yaitu Arab dan persia, diantaranya yang terkenal qabasat dan taqdisat. Selain itu

ada filosof yang terkenal yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, yang selalu hadir di

majlis istana, begitu juga dengan Syah Abbas I yang sangat mendukung kegiatan

tersebut [17]

.

Adapun di bidang seni, kemajuan dalam bidang seni arsitektur ditandai dengan

berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota

kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang

diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan

16 Hamka. Sejarah Umat Islam III. 1981, hlm 70. 17Ajib Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam.2004, hlm 177.

Page 15: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah

162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Unsur

lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda

seni lainnya. Serta ada peninggalan masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M

dan masjid Syaikh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M [18]

. 10(

C. Kemunduran Kerajaan Safawi di Persia

Seiring dengan perjalanan waktu, kerajaan Safawi, lama kelamaan mengalami

masa- masa kemunduran, yang disebabkan antara lain:

1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani.

2. Berdirinya kerajaan Safawi yang bermadzhab Syi'ah merupakan ancaman bagi

kerajaan Utsmani, sehingga tidak pernah ada perdamaian antara dua kerajaan besar

ini.

3. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan

Safawi. Raja Sulaiman yang pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan

malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun ssmenyempatkan diri

menangani pemerintahan, begitu pula dengan sultan Husein.

4. Pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki

semangat perjuangan yang tinggi seperti semangat Qizilbash. Hal ini

dikarenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental karena tidak dipersiapkan

secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemerosotan aspek kemiliteran

ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan

kerajaan Safawi.

18 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010, hlm 145.

Page 16: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

5. Sering terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan

keluarga istana [19]

. 11

Krisis abad 18 mengantarkan kepada berakhirnya sejarah Iran pramodern.

Hampir diseluruh wilayah muslim, periode pramodern yang berakhir dengan Intervensi,

penaklukan bangsa Eropa, dan dengan pembentukan beberapa rezim kolonial, maka

dalam halini kons olidasi ekonomi dan pengaruh politik bangsa Eropa telah

didahului dengan kehancuran Inperium Safawiyah dan dengan liberalisasi ulama.

Demikianlah, Rezim safawiyah telah meninggalkan warisan kepada Iran modern

berupa tradisi Persia perihal sistem kerajaan yang agung, yakni sebuah rezim yang

dibangun berdasarkan kekuatan uymaq atau unsur unsur kesukuan yang utama, dan

mewariskan sebuah kewenangan keagamaan syiah yang kohesif, monolitik dan

mandiri [20]

.

19 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. 2010 ,hlm 158-159.

20 Ira M. Lupidus. Sejarah Sosial Ummat Islam. 1999, hlm 467.

Page 17: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Safawi adalah kerajaan yang berasal dari sebuah gerakan tarekat yang

berdiri di Ardabil, Sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat

safawiyah, yang berasal dari nama pendirinya, Safi Al-Din dan nama Safawi terus

dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik, pada masa kepemimpinan

Junaid, tarekat Shafawiyah bergeser menjadi gerakan politik. Tarekat Shafawiyah

berubah menjadi dinasti Shafawi sejak tahun 1501 dipimpin oleh raja Ismail. Kedua,

Kemajuan yang dicapai dinasti Shafawi ada beberapa bidang yaitu: bidang politik,

ekonomi, fisik dan tata kota, dan kemajuan bidang filsafat dan sains. Ketiga,

kemunduran dinasti Shafawi, dimulai ketika dipimpin oleh raja Sulaiman dan Husain.

B. Saran

Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar senantiasa mempelajari

sejara-sejarah umat terdahulu yang telah menorehkan berbagai kebaikan bagi

kemaslahatan umat masa kini, salah satunya adalah mempelajari sejarah terbentuknya

kerajaan Safawi di Persia. Dengan demikian, maka kita akan lebih memahami dan

menghargai Islam sebagai agama yang penuh perjuangan.

Page 18: Terbentuknya Kerajaan Safawi Di Persia (Fitriani 70300111023)

DAFTAR PUSTAKA

Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam III. Jakarta: Bulan Bintang.

Lupidus , Ira M. 1999. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Thohir, Ajib. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.