Thesis - Tan Malaka (1946)

download Thesis - Tan Malaka (1946)

of 56

Transcript of Thesis - Tan Malaka (1946)

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    1/56

    Thesis

    Tan Malaka (10 Juni 1946)

    Sumber: Penerbit Murba, Jakarta

    Kontributor: Diketik oleh Abdul. Diedit oleh Ted Sprague (Juli 2011)

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    2/56

    KATA PENGANTAR

    Seorang nakhoda yang berpengalaman cukup, yang mengemudikan kapal, yang kuat danbaru juga mesti menentukan keadaan pelayaran lebih dahulu sebelum bertolak daripelabuhan.

    Topan yang mengancam di waktu depan, bisa menyebabkan kapal itu menundaperjalanannya atau juga memukul kembali atau membelokkan pelayarannya ke kiri-kanannya, bahkan juga memukul kembali ataupun menenggelamkan kapal itu.

    Syukurlah kalau nakhodanya berpengalaman lama serta mengetahui karang dan gerakanudara di lautan yang ditempuh, kini ataupun di hari depan.

    Tetapi tiadalah dunia akan mendapat kemajuan seperti sekarang kalau semua nakhodatidak mau berangkat sebelum keadaan udara laut dan cuaca sungguh diketahui lebihdahulu.

    Colombus tidak akan sampai ke Amerika kalau ia bergantung pada pengetahuan yangsudah pasti, yang sudah diuji kebenarannya saja. Dia akan berbalik setengah pelayaransetelah menemui mara bahaya kalau ia cuma bergantung kepada teorinya ahli bumiToscanelli saja. Semangat adventure, mencoba-coba sesuatu yang mengandung bahayamautpun mesti dilakukan. Berbahagialah suatu negara dan masyarakatnya yangmempunyai semangat adventure itu.

    Memang lebih dari 50% kemajuan masyarakat kita ditebus oleh jiwa yang bersemangatadventure itu, dalam semua lapangan hidup, politik, ekonomi, militer, bahkan semuacabang ilmu.

    Dalam revolusi Indonesia sekarang banyak jalan yang belum kita ketahui. Semua jalan kedepan masihasinglah buat kita. Berjalan ke depan berarti adventure, percobaan yangmungkin membawa maut. Perjalanan yang pasti cuma perjalanan ke belakang, yaknikembali ke jalan yang kita jalani 350 tahun belakangan ini. Artinya ini kembali mencarijalan penjajahan, kembali menjadi budak jajahan..berkhianat kepada turunansekarang dan anak cucu. Inilah saja sekarang jalan yang pasti terang.

    Bahwasanya perjalanan masyarakat kita terutama berarti perjalanan politik ekonomisebagai garis besarnya. Garis besar dalam politik-ekonomi kita sebagai haknyamasyarakat Indonesia, dalam dunia penuh pertentangan ini, mungkin bertentangan

    dengan garis besarnya politik-ekonomi negara lain ialah negara kapitalis. Mungkin garisbesar kita terpaksa memutar dari garis besar politik-ekonominya negara lain, mungkinmem-viaduci atau menyelundupi ke bawah satu terowongan.

    Bagaimanapun juga ahli politik ekonomilah yang berhak menentukan garis besar dalamperjalanan politik-ekonomi masyarakat Indonesia dalam revolusi sekarang ini.

    Timbulnya satu golongan yang bangga menamai dirinya "akademisi" di Indonesia ini sudahmulai memonopoli semua pengetahuan yang berdasarkan ilmu. Di Philipina danHindustan, memang percobaan memonopoli itu sudah memperlihatkan hasilnya. Di sanasudah masuk betul paham di antara segolongan rakyat, bahwa umpamanya yangmemimpin politik itu harusnya satu Mr. dan memimpin ekonomi itu mesti suatu Dr.dalam ekonomi.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    3/56

    Kalau kita ikuti logika semacam itu, jadinya seorang leek bukan bertitel tidak bolehmeraba-raba ilmu. Selanjutnya pula seorang Drs. (yang baru 75% atau 75 1/2 % Dr.)dalam ekonomi mestinya takluk pula pada seorang Profesor dalam ekonomi. Jadimenurut pikiran pasar "The men on the street" dengan logika semacam ini kalau seorangDrs. (ekonomi) umpamanya menulis 3 buku, maka seorang Dr. (ekonomi) mestisekurangnya menulis 4 buku dan satu Profesor jauh lebih banyak dari yang di belakang

    ini. Dilaksanakan di Indonesia ini, kalau ahli ekonomi kita yang sudah "diakui" itu ialahDrs. Moh. Hatta menulis setengah lusin buku tentang ekonomi, maka Dr. Samsi mestinyamenulis sekurangnya 9 buku dan Prof. Sunario Kolopaking selusin ataupun lebih.

    Dalam hal politik para Mr.-lah yang mesti memimpin politik kita sekarang, ialah menurutlogika pasar tadi juga.

    Tetapi apakah bukti yang kita lihat?

    Sedangkan Drs. (75% atau 75 % Dr.) Moh. Hatta menulis lebih setengah lusin, Dr. Samsidan Prof. Sunario Kolopaking sedikit sekali kelihatan buah penanya. Sedangkan di dunia

    politik Mr. Iwa Koesoema Soemantri umpamanya sedikit terdengar suaranya dan cumadalam kalangan P.B.I-nya saja, tetapi warganegaranya sejawat kita Mr. Slamet, sudahsampai suaranya ke "Sri" Ratu dan seluruh rakyat Nederland serta dunia Imperialislainnya.

    Demikianlah kalau kita ikuti paham yang dimasukkan oleh Imperialisme Barat. Menurutpaham itu kalau diambil akibatnya, maka yang bertitel itulah saja yang berhakmerundingkan dan memimpin perkara ini atau itu. Yang tidak mempunyai "cap" darisekolah akademi Barat itu menurut kehendak mereka janganlah dipercayai. Tidak adayang lebih dikenal oleh penyakit ke-akademiannya itu daripada ilmu sosial, termasuk

    ilmu masyarakat itu pula.

    Kita membenarkan sama sekali keperluan latihan akademi dalam ilmu seperti kimia,listrik, dan teknik. Tetapi inipun tidak berarti bahwa yang ulung dan berhak bersuaradalam ilmu semacam itu mestinya hanya keluaran akademi saja. Cukuplah di sinidisebutkan bahwa pembikin beberapa teori yang amat berharga dalam hal listrik dijaman listrik ini seperti Michael Faraday cuma keluaran sekolah sebenggol (rendah) saja.Thomas Edison, penemu (inventor) listrik diusir oleh gurunya dari kelas satu atau dua disekolah rendah tadi pula karena..bodoh.

    Penuh contoh lain-lain dalam ilmu seperti tersebut di atas: teknik, kimia, matematika

    ataupun biologi. Banyak ilmu yang dijalani dan teori penting yang dibentuk oleh hukumakademi. Sebaliknya banyak pula contoh yang membuktikan bahwa akademisi itu cumatukang hafal saja, tukang "catut" ilmu orang lain saja. Semuanya membuktikan bahwa"title" itu cuma satu surat "pas" saja dalam dunia kecerdasan, bukanlah kecerdasansendiri!

    Apalagi dalam ilmu masyarakat, seperti politik dan ekonomi!

    Dalam hal ini dua aliran yang bertentangan sudah nyata ialah aliran politik-ekonominyaProletariat dan Borjuis. Aliran Proletariat dipelopori oleh Karl Marx seorang Dr. Filsafat(bukan ekonomi) dan pengikutnya, serta aliran borjuis oleh para profesor ekonomi di

    sekolah tinggi seperti Rotterdam. Kedua aliran itu tidak bisa diperdamaikan seperti klasProletariat tidak bisa diperdamaikan dengan klas borjuis. Hidupnya suatu klas di atas

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    4/56

    berarti matinya klas yang lain dan sebaliknya. Begitulah pula teori masing-masing klasitu sehidup semati dengan klasnya sendiri!

    Kita akui penuh bahwa aliran yang kita pakai ialah aliran Marx, yang berdasarkanpertentangan dalam hal sosial, politik dan ekonomi. Dengan pisau analisanya yangbersifat pertentangan (dialektika) dua klas dalam masyarakat (Proletariat melawan

    borjuasi) inilah kita mencoba menaksir arahnya politik dunia bergerak menuju ke depan.

    Dalam revolusi Indonesia mau tidak mau kita wajib menaksir arahnya politik ekonomidunia itu bergerak. Dalam topan gelombangnya politik ekonomi dunia itulah kita dipaksaoleh keadaan mengemudikan kapal negara kita yang berdasarkan politik ekonomi pula.Bertolak atau tidaknya dari pelabuhan, membelok ke kiri atau ke kanannya kitadisebabkan topan gelombang politik ekonomi yang menentang kita, serta timbul atautenggelamnya kapal negera kita dalam adventure dalam revolusi, ini sebagiantergantung dari taksiran kita tadilah pula.

    Tidak ada pengalaman yang sudah-sudah bagi kita di Indonesia boleh dipakai, karena

    sifatnya revolusi memangnya satu percobaan baru, lepas dari pengetahuan yang sudah-sudah dan pengalaman yang lampau. Pengalaman di negara lain seperti di Perancis, danSoviet Rusia mesti kita perhatikan. Tetapi memperhatikan dan mempelajarinya tiadalahmeniru-niru saja. Yang kita kemukakan ialah cara berfikir, ialah Materialisme Dialektika.Yang harus kita pelajari dari negara lain bagaimana para pemimpin masyarakat di sanamelaksanakan metode berfikir tadi dalam keadaan suasana di negara lain itu, mengambilcontoh yang baik dan menyingkirkan kesalahan yang diperbuat di negara asing.

    Akan tetapi malangnya sampai sekarang kita tidak mendapatkan dan tidak bisamendapatkan bahan yang cukup buat dalam dan luar Indonesia. Apalagi dalam keadaan

    tahanan sekarang, di mana kita terputus dengan perhubungan luar rumah yang kitadipaksa mendiami. Brosur ini terpaksa ditulis terhenti-henti disebabkan keadaan kitadalam tiga bulan ini (pindah-pindah tempat atau terganggu kesehatan).

    Tetapi dengan memakai cara berfikir yang sudah jaya dipakai di lain tempat dan bahanyang sudah kita terima, apa yang sudah kita taksir 3 bulan lampau sudah menjadi buktipada masa brosur ini hampir ditulis umpamanya saja pertentangan hebat antara duniasosialis dan dunia kapitalis berhubung dengan itu pula kemungkinan Perang Dunia Ke-3.

    Bahan baru boleh jadi akan kita peroleh besok atau lusa. Kesimpulan kita boleh jadikelak terpaksa diubah di sana-sini. Tetapi sebab kita rasa cukup memperhatikan garis

    besar dalam hal metode berpikir yang dipakai dan politik ekonomi sekarang, makakemungkinan perubahan kesimpulan itu tidak akan merombak sama sekali kesimpulanpolitik ekonomi kita tentang luar dan dalam Indonesia. Berhubungan dengan itu tiadalahmungkin banyak perubahan (kalau perlu) yang mesti diderita oleh organisasi, program,taktik serta strategi yang kita anjurkan kelak!

    Bagaimanapun juga tiadalah kita perlu perlu selangkahpun juga kembali ke ahli politikekonominya kaum borjuis besar, tengah, kecil -- ke ahli politik ekonominya kaumakademisi di Indonesia atau lainnya. Tiadalah kita perlu menempel-nempelkan ujar atauamanat professor ini atau itu, akademis ini atau pun buat dijadikan "buku" dandisampaikan ke sana-sini kepada Rakyat dan Proletariat Indonesia.

    Kita sebaliknya akan melindungi Rakyat dan Proletariat Indonesia dari segala percoabaanakademisi yang akan membawa kembali politik ekonomi Indonesia ke bawah telapak kaki

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    5/56

    Imperialisme atau menimbulkan pengharapan yang tidak-tidak di antara Rakyat danProletariat Indonesia.

    Cukup sudahlah pengalaman yang kita terima dari akademisi itu umpamanya tentangDistribusi dan Koperasi yang digembar-gemborkan dan di "praktekkan" di jamanKempetai Jepang. Distribusi dan Koperasi yang disajikan kepada kita sebagai puncak

    pendapatan akademisi di masa Kempetai itu mungkin baik buat satu golongan kecil disalah satu tempat, ialah buat tempat bersarangnya tukang catut. Tetapi buat RakyatMurba prakteknya ekonomi semacam itu semata-mata satu kebohongan kapitalisme danimperialisme belaka.

    Buat kita politik itu tidak bisa dipisahkan daripada ekonomi dan begitu juga ekonomitidak bisa dipisahkan daripada politik. Sering kita dengar di kalangan kita sendiri, bahwapolitik adalah konsentrasi dan pemusatan ekonomi. Di jaman Kempetai Jepang tidakakan kita pikirkan membikin badan ekonomi ini ataupun itu, karena machtfactor(perkara kekuasaan) untuk memeriksa dan menghukum yang bersalah, umpamanyatukang catut tadi tidak ada pada kita.

    Politik ekonomi yang bisa dan patut kita praktekkan dalam masa berjuang ini, revolusisekarang tidak lain dan tidak bukan melainkan politik ekonomi berjuang dan organisasipolitik ekonomi di jaman Merdeka 100%.

    Syahdan akhirnya, benar atau tidaknya sesuatu faham atau teori sosial dalam satumasyarakat yang berdasarkan pertentangan Proletar borjuis bukanlah diputuskan oleh"title", sebagai pengesahan borjuis saja, tetapi terutama oleh golongan Proletariat yangmenantang!

    Lawu, 10 Juni, 1946

    TAN MALAKA

    TENTANG DUNIA LUAR DAN DALAM INDONESIA

    1. DUNIA LUAR.

    1.A. PERTENTANGAN DUA SISTEM.

    Dua sistem yang sangat bertentangan sifatnya sekarang berhadapan muka satu samalainnya di dunia ini. Sistem yang muda tetapi tumbuh terus ialah sistem sosialisme, yangberlaku di Soviet Rusia. Sistem yang sudah tua ialah sistem kapitalisme yang berpusat diAmerika Serikat dan Inggris. Buntutnya sistem ini adalah imperialisme yang merayap-rayap di Asia dan Afrika. Sistem Sosialisme berkuasa dalam daerah kurang lebih 1/6muka bumi yang berpenduduk kurang lebih 200 juta manusia, ialah hampir 1/10 seluruhcacah jiwa bumi kita ini. Pengaruhnya sistem Sosialisme di antara seluruhnya pendudukdunia di luar Rusia teristimewa pula di tanah jajahan seperti Asia dan Afrika amat besar

    sekali.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    6/56

    Imperialisme Amerika langsung menguasai Philipina dan sangat besar sekali pengaruhnyapada Kanada, Amerika Tengah, dan Selatan, yang jumlah luasnya hampir 1/3 daratan diseluruh dunia. Sebelum dan sesudahnya perang dunia ke II, Kapitalisme Amerika sangatmempengaruhi Tiongkok dan bagian Asia yang lain, juga Afrika, Australia, Eropatermasuk juga Inggris. Imperialisme Inggris semakin lama semakin renggangperhubungannya dengan Free State Irlandia, dengan Afrika Selatan, Australia dan Kanada

    serta sekarang dalam pertikaian hebat dengan tiang tempat berdirinya selama ini, yakniIndia dan Mesir. Strategi baru berdasarkan Teknik Atom menambah kemerdekaan tiap-tiap Dominion Inggris dan memperenggang antara Inggris dan masing-masingDominionnya.

    Dalam masa 10 tahun permulaannya Soviet Rusia berdiri (1917-1927), dia amat dimusuhioleh Kapitalisme dan Imperialisme dunia. Jepang membantu dengan tentara dan senjatakepada kaum kontra revolusinya yaitu Rusia Putih di Siberia (1918), Inggris dan Perancismendaratkan tentaranya di Archangel (1919), Rumania dan Polandia (1920) yang dibantusepenuhnya oleh Inggris dan Perancis yang pula dari Barat, semua serangan itu dapatditangkis oleh Sosialis Soviet Rusia dengan berhasil.

    Demikian pula semua serangan dari pihak kontra revolusi di bawah pimpinan bekas parajendral Tsar seperti Khochlak, Denikin, Wrangel dan lain-lain dihancur-leburkan olehsenjata lahir dan batin (yang paling utama adalah batin) Republik Sosialis yang mudaremaja itu.

    Sesudahnya semua percobaan menyerang dengan senjata kemiliteran itu gagal, makabarulah dunia Kapitalisme mengakui Soviet Rusia lahir dan batin serta mengajak parawakil Soviet berunding di Genoa pada tahun 1922, ialah sesudahnya 5 tahun SosialismeRusia berdiri. Pengakuan atas kekuatan Soviet Rusia itu adalah kekuatan de fakto bukan

    de jure. Pengakuan dan perundingan atas dasar "duduk sama rendah dan tegak samatinggi" itu, tiadalah mengurangkan kecurigaan dan kegelisahan dunia Imperialismedengan jajahannya terhadap Sosialisme di Rusia itu. Meskipun senjata militer tidak lagidilakukan terhadap Soviet Rusia tetapi tidak putus-putusnya dunia Kapitalisme mencobamemfitnah dan membusukkan di mata dunia luar Rusia dengan jalan anti propagandayang serendah-rendahnya. Dari tahun 1928 sampai perang dunia ke II ini, Kapitalismedunia kaget, kagum, dan gemetar melihat kemajuan pesat Sosialisme di Rusia,disebabkan oleh pelaksanaan Rencana Ekonomi berturut-turut. Kemajuan semacam ituterutama dalam perkara teknik, pertanian dan perindustrian serta yang berhubungandengan itu dalam hal sosial dan kebudayaan yang belum pernah dialami oleh bagiandunia lain dan di tempat manapun juga.

    Tetapi dunia Kapitalisme tetap curiga walaupun kagum tetapi benci, meskipun maklumsungguh tentang kesanggupan Sosialisme dan kegagalan Kapitalisme. Baru setelahJerman Fasis menyerang Rusia pada bulan Juni 1941 maka Kapitalisme Amerika danInggris menghampiri dan mengadakan perserikatan melawan perserikatan Fasis Jerman-Jepang-Italia.

    Nyatanya sekarang bahwa perserikatan itu sama sekali tidak berdasarkan atas persamaansifat. Apabila musuh bersama itu telah jatuh maka tegaklah kembali pertentangan sifatyang lama, pertentangan sistem sosialisme dengan sistem kapitalisme.

    1.B. DUA "BISUL" PEPERANGAN.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    7/56

    George Washington, Presiden Pertama Amerika Serikat, memformulirkan, menetapkan,politik luar negeri dengan cara negatif, cara meniadakan. Dia mengusulkan supayaAmerika Serikat menjauhi "foreign entanglement", menjauhi supaya perkara luar negeriyang bisa menyebabkan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan. Inilah politik"isolasi", politik menyingkirkan diri yang masyur itu. Memang Amerika Serikat yangluasnya 3 juta mil persegi dan penduduk baru beberapa juta saja di masa itu belum

    berapa membutuhkan dunia luar berupa pasar buat membeli bahan ataupun buatmenjual barang pabriknya. Amerika membutuhkan tenaga dan modal asing. Keduanyadatang bertimbun-timbun dari Eropa.

    Paul Monroe sudah sampai ke tingkat sejarah Amerika Serikat bilamana Amerika Serikatmembutuhkan Amerika Tengah dan Selatan sebagai pasar. Inilah artinya dasar politiknya"America for the Americans" ialah Amerika buat orang Amerika. Dalam hakekatnyapepatah ini berarti, bukan saja lagi Amerika di Utara perlu buat pasarnya AmerikaSerikat sendiri, tetapi juga seluruhnya Amerika Utara, tengah dan Selatan hendaknyadimonopoli oleh kapital Amerika Utara. Politik negatif George Washington kini menidakbolehkan kapital asing bermarajalela di seluruhnya benua Amerika. Politik meng-isolir,

    mengasingkan diri dari negara asing, yang dimajukan oleh Monroe dan berbadan padaPartai Republik, sekarang dalam hakekatnya meng-isolir kapital asing di kedua benuaAmerika.

    Presiden Wilson, bapak Volkbond, Serikat Bangsa, pemimpin Partai Demokrat denganmancampuri Perang Dunia ke I, akhrinya mengisolir Amerika Serikat dari Serikat Bangsayang dianjurkan oleh Presiden Amerika sendiri itu, nyatalah sudah Amerika Serikat sudahsampai ke tingkat imperialisme, yang memerlukan pasar buat bahan, hasil pabrik danpenanaman modalnya. Cuma lembaga (tradisi) dan pertengkaran antara dua partaiterbesari itu menyebabkan Partai Demokrat masih malu-malu kucing.

    Perang Dunia ke II ini sekali lagi menarik Amerika Serikat, di bawah pemerintah PartaiDemokrat pula, ke jurang politik "foreign entanglement". Memang almarhum PresidenRoosevelt dan penggantinya Presiden Truman sudah terlibat betul dalam imperialismedunia. Kehendak Presiden Truman, supaya Amerika "tetap kuat, supaya tetap memegangpimpinan dan melakukan pimpinan itu untuk perdamaian dunia" adalah hasrat danperkataan tepat-jitu seseorang wakil imperialisme tulen. Usaha campur tangan"mendirikan Korea yang demokratis", membantu anak angkat Tiongkok yang "merdekadan demokratis" dengan Y.M.C.A (Kumpulan Pemuda Kristen), modal dan penasehatmiliter dsb., memproklamirkan "Commonwealth Filipina" yang "berdaulat dan merdeka"penuh tetapi mendudukan tentara atau armada Amerika di Filipina "berdaulat dan

    merdeka" itu pada tanggal 4 Juli tahun ini dan menduduki semua pulau yang pentingbuat siasat perang di seluruh Lautan Teduh, memang semuanya perbuatan imperialis100% yang diselimuti dengan perkataan "perdamaian dunia" dsb., yang lazim dipakaioleh "Winston Churcill dan Tenno Haika. Hilanglah ketakutan Amerika Serikat akanterlibatnya dalam politik luar negeri sesudah Perang Dunia ke II ini. Lenyaplahkeinginannya hendak "menyingkirkan" diri dari diplomasi yang agresif. Amerika Serikatsekarang sudah terikat oleh kapital yang ditanamnya di seluruh dunia dan politikimperialisme yang dilakukan di seluruh Asia Timur dan lautan teduh.

    Pasar buat bahan, hasil pabrik dan tempat menanam modal Inggris, jajahan dalam artisebenarnya berada di Afrika, Asia Dekat dan Tengah. Terhadap Afrika dan Asia, Inggris

    bersikap si penjajah tulen. Di Eropa Barat dan Tengah Inggris mempunyai pasar pulabuat menjual barang pabriknya dan menanam modalnya. Buat menjaga pasarnya itu diamenjalankan politik memecah dan mengadakan "block". Negara yang besar dipecah atau

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    8/56

    dikepung. Nederland yang kuat di abad ke 17 dipecah menjadi Negara Belgia danBelanda sekarang. Perancis yang kuat di jaman Napoleon, dikepung dan diperangi oleh"block" beberapa negara Eropa di bawah pimpinan Inggris. Jerman di bawah Leiser dikepung dan diperangi oleh "block Negara" di bawah pimpinan Inggris (1914-1918).Jerman di bawah Nazi dikepung dan diperangi oleh "Block Negara" di bawah pimpinanInggris (1939-1945). Sekarang Negara Soviet-Rusialah yang terkuat di Eropa. Inggris

    sedang berusaha keras mengadakan "block Negara" di Eropa Barat, di sekitar LautanTengah dan di Asia Dekat dan Tengah. Jalan terpenting buat Inggris ke Hindustan ialahTerusan Suez dan kedua Trans-Jordania-Irak. Sjahdan Irak seperti juga Iran amat pentingsekali buat imperialisme Inggris, berhubung dengan minyak-tanah dan jalan darat danudara pergi ke India. Di sinilah Inggris sekarang berusaha mengadakan "Block Negara"Turki-Arab di bawah pimpinannya menentang Soviet Rusia. Kabarnya konon di Irakberada 200.000 serdadu Inggris.

    Soviet Rusia tentulah insaf betul akan maksud Inggris terhadap dirinya di masa ini. SovietRusia tentunya belum lupa akan sikap Inggris terhadap dirinya dari waktu berdirinyapada tahun 1917 sampai pecahnya perang Jerman-Rusia tahun 1941. Soviet Rusia

    membalas aksi ekonomi dari pihak Inggris dengan aksi ekonomi dan aksi diplomasidengan aksi diplomasi pula. Produksi minyak di Rumania yang dahulu dikuasai Inggrissekarang jatuh ke tangan Rusia. Di Iran rupanya Rusia bisa mendapatkan hak mendirikankongsi minyak dengan Iran. Dengan begtiu maka monopoli Inggris-Amerika di Iranterancam oleh kongsi Rusia-Iran. Oleh musuh Rusia tindakan Rusia semacam inidikatakan tindakan imperialisme merah. Terjemahan semacam itu memangnya gampangdimengerti dan dipercayai oleh otak yang kurang kritis, apalagi oleh semangat yangmemang berat sebelah. Tetapi dalam suasana pergulatan hidup mati antara yang mem-block dan yang diblock yang diperdalam pula oleh pertentangan lama antara sistemsosialisme dan sistem kapitalisme, susahlah dicari titik berhentinya politik Sosialisme

    yang mempertahankan diri dan titik melangkahnya politik imperialisme-merah atau putihdan akhirnya mana yang "sebab", mana pula yang "akibat".

    Teranglah sudah di sekitarnya negara Iran-Irak dan Turki berada "bisul" peperangan yangsewaktu-waktu bisa meletus. Inilah bisul yang pertama.

    Di Asia Timur umumnya di Korea khususnya di mana Trusteeship Rusia berdampingandengan Trusteeship Amerika berada "bisul" peperangan yang sewaktu-waktu pula bisameletus.

    Inilah bisul yang kedua.

    3. Di sekitarnya Pertentangan.

    Pertentangan yang mencolok mata dalam beberapa hal-ichwal kehidupan manusia dalammasyarakat sosialisme di Rusia dan dalam masyarakat kemodalan, seperti di Amerika,Inggris dll. ialah:

    a. Dalam hal Politik.

    Di Soviet Rusia. Pada permulaan revolusi di tahun 1917, maka pemerintah negaraberdasarkan Diktatornya Kaum Proletar, dalam arti proletar mesin dan tanah di bawah

    pimpinan Partai Komunis, yang beranggota beberapa puluh ribu orang saja, memaksakankemauannya atas seluruh penduduk Rusia, yang lebih kurang 150 juta itu. Dalampemilihan umum yang baru lalu Partai Komunis dengan anggota dan calonnya sudah

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    9/56

    menjadi beberapa juta dan jumlah pemilih sudah hampir 100 juta orang. Kekuasaantetap di tangannya pekerja dalam pabrik, tambang dan pertanian.

    b. Di dunia kemodalan.

    Dalam masyarakat, di mana kekuasaan (birokrasi), kekayaan dan kebudayaan dipegang

    oleh kaum borjuis (bankir, pemilik pabrik, pedagang dengan para pembantunya profesor,pembesar Negara, Pangreh Praja, jurnalis, pendeta, dsb.), maka pemilihan umum itucuma berarti memindahkan kekuasaan negara dari tangannya satu golongan kaum borjuiske tangan golongan borjuis yang lain. Dengan perkakas pemerintah yang berupabirokrasi, dibantu oleh alat propaganda yang kuat, maka beberapa biji kaum kapitalis itubisa memaksakan kemauannya atas seluruh Rakyat. Dalam masyarakat kapitalis, makademokrasi itu adalah satu kedok buat menutupi muka kediktatoran beberapa bijikapitalis atas seluruhnya rakyat.

    c. Dalam hal bahan.

    Soviet Rusia berbahagia mempunyai hampir semuanya macam bahan kodrat sepertiarang, minyak tanah dan listrik, hampir semuanya bahan logam, seperti besi, mas,perak, platina, dll., hampir semuanya bahan pemakaian, seperti kapas, wol, kayu,kecuali getah, tetapi bisa diganti; dan akhirnya makanan yang melimpah, karenatanahnya luas dan subur, Soviet Rusia tak begitu membutuhkan bahan dari luar.

    Inggris cuma kecukupan arang saja. Minyak didatangkan dari semua pelosok dunia. Besitak cukup; mesti didatangkan dari luar. Timah dari Malaya. Hampir semua logam yanglain-lain tak terdapat di Inggris. Kapas kurang halus dari Hindustan. Yang halus dariSudan (Mesir). Getah dari Malaya. Cuma +40% barang makanan bisa dihasilkan di Negara

    Inggris sendiri. Sebagian besar dari daging atau gandum mesti didatangkan dari luar(Argentina, Australia, Hindustan, dll.).

    Amerika Serikat berbahagia pula memiliki alam yang mengandung hampir semuanya jenisbahan. Timah dan getah yang tidak ada di Amerika Serikat bisa diperoleh di AmerikaSelatan. Cuma boleh jadi sekali minyak tanah sudah hampir kering dipompa darikandungan bumi Amerika Serikat. Kapitalis Amerika sudah lama insyaf akan hal ini.Sebab itulah maka Standard Oil Co. mempertajam hidungnya mencium-cium di mana adaminyak dan sudah lama mempererat cengkramannya pada kebanyakan sumber minyak diluar Amerika. Getah dan Timahpun adalah persoalan terpenting buat perindustrianterpenting di Amerika Serikat ialah perindustrian oto dan pesawat terbang.

    d. Dalam hal perburuhan.

    Dengan hancurnya beberapa biji kapitalis serta jatuhnya alat produksi di tanganmasyarakat buat masyarakat, dengan lenyapnya "hasrat mencari untung", lenyapnya"dasar produksi yang anarkis" dan lenyapnya "kebiasaan berlomba-lomba menghasilkandan menjual murah" seperti di dunia kapitalis, maka kedudukan Rakyat di Soviet Rusiatidak lagi bertinggi berendah kedudukan buruh dan majikan, melainkan kedudukanmereka sesama pekerja.

    Perbedaan tentulah tak akan lenyap begitu saja, karena terbawa oleh pengaruh lama

    dan pengaruh kapitalisme di sekitar Soviet Rusia. Perbedaan terbawa pula olehperbedaan pekerjaan, tetapi perbedaan itu makin lama makin berkurang, selamapenghisapan tenaga kaum buruh oleh majikan tiada berlaku, selama produksi bukan

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    10/56

    dilakukan buat mencari untung oleh beberapa biji kapitalis yang berlomba-lomba,melainkan buat keperluan masyarakat seluruhnya menurut satu perhitungan, selamanyaitulah pula krisis dan pengangguran tetap (permanent unemployment) tak akan dikenaldi Rusia sosialis.

    Sekaya-kayanya Amerika (dan Inggris) dan selama penghasilan cuma buat memburu

    untung sebesar-besarnya oleh beberapa biji kapitalis dengan jalan berlomba-lombamempertinggi teknik, mengurangkan gaji buruh dan mengurangkan banyaknya buruhdipakai maka kedudukan Rakyat dalam garis besarnya adalah kedudukan majikan danburuh, bertinggi berendah dan kedudukan yang mengancam dan terancam.

    Kaum buruh ialah bagian penduduk yang terbesar dalam masyarakat itu, selalu terancamoleh pengangguran. Adapun pengangguran itu adalah suatu penyakit yang tetapterkandung oleh masyarakat kapitalisme. Penyakit pengangguran itu bisa lenyap kalaukapitalisme dan kaum kapitalis sendiri lenyap dari muka bumi Amerika, Inggris & Co.

    Sebelum perang dunia kedua ini, maka pengangguran tetap di Amerika Serikat kurang

    lebih 11 juta orang dan Inggris kurang lebih 2 juta orang.

    e. Dalam hal pertanian.

    Dengan lenyapnya Latifudian (tuan tanah ningrat) yang memiliki tanah ratusan kilometerpersegi luasnya dan lenyapnya kasta kaum Ningrat di Rusia, maka lenyaplah pulatindasan dan isapan kaum Ningrat atas tenaganya buruh tanah dan lenyaplah pulaakhirnya proletar tanah dalam arti lama. Dengan kemajuan kolektivisme (kerja bersama)dan mekanisasi (pemakaian mesin) maka timbullah kaum pekerja tanah di sampingpekerja pabrik dan tambang.

    Kedudukan buruh terhadap majikan (tani terhadap tuan tanah) bertukar menjadikedudukan pekerja terhadap pekerja: sama rata.

    Di Amerika dan Inggris penghisapan dan penindasan farmers (tuan tanah) besar danmenengah terhadap jutaan buruh tanah, ialah mereka yang hidup dengan gaji semata-mata, masih marajalela. Seperti buruh mesin maka buruh tanah di Amerika, Inggris dll.,masih menderita tindasan dan penghisapan dan masih terancam oleh pengangguran yangmengenai jutaan manusia pada waktu yang tetap pasti datangnya.

    f. Dalam hal kebangsaan.

    Di Soviet Rusia perbedaan bentuk badan, besar tubuh, warna kulit dan perbedaan bahasadan kebudayaan satu golongan manusia dengan golongan manusia lainnya tiada lagimenimbulkan pertentangan, kebencian dan permusuhan. Soviet Rusia sanggupmemusatkan semua persamaan di antara satu golongan manusia dengan golonganmanusia yang lain, umpamanya dalam keperluan hidup (politik dan ekonomi). Sangguppula memberi kelonggaran pada perbedaan, umpamanya tentangan bahasa dankebudayaan. Dengan memakai bahasa Rusia sebagai bahasa pengantar buat seluruhnyaSoviet Rusia dan membiarkan bangsa kulit putih, Turki, Mongolia memakai danmemajukan bahasanya sendiri dalam satu "federasi" besar atas sistem sosialisme, makapertentangan kebangsaan hilang lenyap.

    Pertentangan kebangsaan hilang lenyap. Pertentangan majikan dan buruh yang melekatpada sistem kapitalisme memperdalam perbedaan bangsa dan bangsa, dalam sesuatu

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    11/56

    masyarakat kapitalisme. Dalam negara Amerika Serikat yang membanggakan "demokrasi"dan "kemerdekaan" itu, ada tempat dalam kereta api umpamanya, yang tiada bisadimasuki oleh bangsa Niger (orang hitam). Bangsa yang malang ini acap kali menderitaserangan kejam, yang termashur di dunia dengan perkataan "lynch", ialah "pukulansampai mati", kalau ada orang hitam yang melanggar atau disangka melanggarkehormatannya (perempuan) bangsa kulit putih. Orang berwarna di Afrika Selatan amat

    dipisahkan tempatnya dengan orang kulit putih baik dalam ekonomi, politik ataupunpergaulan hari-hari saja. Dalam kereta kendaraan sering tertulis "for white men only",cuma buat orang putih saja.

    Masih segar dalam peringatan kita tulisan di Shanghai di kebun umum, "Chinese and dogsare not allowed", Tionghoa dan anjing dilarang masuk.

    4. Kemungkinan pertentangan.

    Sejarah masyarakat kita yang mengandung pertentangan sosialisme itu, logisnya, bisamenimbulkan 4 kemungkinan. 1) Kapitalisme menang dan sosialisme lenyap; 2) Keduanya

    sosialisme dan kapitalisme bersama-sama masyarakat manusia hilang lenyap; 3)Kapitalisme dan sosialisme berkompromi; 4) sosialisme menang sempurna.

    Bahwa kapitalisme akan menang sempurna dan sosialisme akan lenyap sama sekali,tidaklah mungkin. Sekarangpun di negara kapitalis yang sekuat-kuatnya, sosialismeadalah satu faktor, satu kekuatan yang tiada bisa dibatalkan. Di Amerika atau Inggris ada"undang-undang perburuhan" yang menjamin penghidupan (walaupun sederhana) kaumproletar. Hak kaum buruh mendirikan perkumpulan dan surat kabar dan mengirimkanwakilnya ke Dewan Perwakilan sudah lama diakui dan dijalankan di Amerika, Inggris dll.

    Bahwa sosialisme dan kapitalisme keduanya bersama masyarakat manusia kita akanlenyap dari muka bumi, tiadalah perlu banyak diperundingkan. Kemungkinan itu memangada, umpamanya kalau negara sosialis dan serikatnya berperang habis-habisan dengannegara kapitalis dan serikatnya memakai senjata yang tiada lagi mengindahkanperikemanusiaan. Tetapi kemungkinan ini beralasan pula atas kemungkinan bahwamanusia itu sudah tak berakal dan berkemanusiaan lagi. Dengan perkataan lain: manusiaitu bukan manusia lagi.

    Lebih mungkin hal 3, bahwa kapitalisme dan sosialisme akan berkompromi, atau denganjalan ambil mengambil, atau sebagai dua sistem yang bertentangan, tetapi hidupsebagai dua tetangga yang berdamai atas dasar hormat-menghormat.

    Kemungkinan ini bisa berlaku, kalau beberapa syarat bisa pula berlaku.

    PERTAMA: pada satu pihak dunia Sosialis cukup mempunyai "bahan" buat per-industriannya buat menjamin penghidupan yang cukup tinggi buat penduduknya danteknik yang cukup kuat buat pertahanan masyarakatnya terhadap serangan DuniaKapitalis yang mungkin terjadi. Pada lain pihak Dunia Kapitalis mesti tetap punya pasarbuat membeli bahan pabrik, pasar buat menjual hasil pabrik dan daerah buat menanammodalnya. Karena modalya dan pabriknya kaum kapitalis senantiasa bertambah besar ituadalah syarat hidupnya kapitalisme pada satu pihak, tetapi pada pihak lain jajahan danpasar sekarang saja sudah amat sempit buat seluruhnya kapitalisme di dunia, maka

    susahlah kalau tidak mustahil, yang dunia kapitalisme bisa terus hidupnya. Atau duniakapitalisme akan terpaksa bertempur dengan dunia Sosialis atau akan meletuskegembungan diri sendiri.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    12/56

    Tiap-tiap krisis, pengangguran dan pemogokan umum di dunia kapitalis di waktudamaipun akan menambah simpati kaum proletar di negara kapitalis tehradap negarasosialis yang tak mengenal penyakit krisis, pengangguran dan pemogokan umumsemacam itu.

    Sebaliknya pula kebusukan negara kapitalis itu akan menambah cemburu, kecurigaan

    dan kebencian kaum kapitalis di negara kapitalis terhadap kemakmuran dan ketenramannegara sosialis itu. Pada lagi di waktu revolusi dalam salah satu negara kapitalis atau dimasa peperangan imperialis, sudahlah buat Negara Sosialis dan Negara Kapitalis buatmenjauhi peperangan satu sama lainnya.

    KEDUA: pembagian hasil di antara kaum kapitalis dan kaum buruh, yang berupa untungdll. (termasuk bunga uang gaji dan pensiun) buat kaum borjuis serta upah buat kaumproletar, haruslah semakin lama semakin mendekati sama rata dengan tidak melaluijalan revolusi. Tetapi kesulitan penyelesaian itu dengan damai amat susah sekalidiperoleh, kalau tidak mustahil. Karena memperbesar upah buat kelas-buruh berartimemperkecil untung buat kaum borjuis. Kalau untungnya kecil, maka bunga uang buat

    meminjam modal itu sendirinya naik. Sendirinya pula harga barang pemakaian sehari-hari naik. Sendirinya pula, akhirnya, upah yang diperbesar tadi dibatalkan oleh harga-harga keperluan buruh sehari-hari naik itu. Kenaikan upah itu tak berguna. Kaum buruhperlu berusaha kembali menaikan upahnya dengan jalan pemogokan. Lain pula kalauupah buruh amat tinggi, maka kaum borjuis mencoba mendapatkan dan memakai mesinbaru yang lebih cepat dan kuat (mekanisasi). Dengan begini maka terpaksa pula sebagiankaum buruh dilepas, sebab mesin baru yang cepat-kuat tadi membutuhkan sedikit orangsaja. Dengan begitu maka timbullah pula pengganguran. Semua percobaan buatmenaikkan upah dengan jalan pemogokan dari pihak kaum pekerja dan jalan mengurangibanyak pekerja (pengangguran) dengan jalan mekanisasi dari pihak kaum kapitalis ialah

    bunga api yang sewaktu-waktu bisa membakar minyak tanah revolusi dalam masyarakatkapitalisme.

    KETIGA: Kedudukan Negara Penjajah dan Negara Terjajah (seperti Inggris dan Hindustan)mesti dengan secara damai pula mendekati keadaan dua Negara Merdeka. Tetapi buatNegara Penjajah ini berarti kehilangan pasar buat membeli bahan yang murah,kehilangan pasar tempat menjual hasil pabriknya dengan harga tetap mahal dankehilangan daerah yang tetap aman buat menanam modal yang tetap besar untungnya.Karena kemerdekaan tulen buat Negara Terjajah itu berarti mengendalikan hargabahannya dan di mana bisa memakai bahannya itu untuk pabriknya sendiri. Selainnyadari pada itu memakai pasar dalam negaranya sendiri buat menjual hasil pabriknya

    sendiri dan kalau perlu dengan menolak sama sekali masuknya atau mempajaki barangpabrik Negara Asing yang bisa menjadi saingan buat hasil pabriknya sendiri. Akhirnya dimana ada kesempatan negara dulunya terjajah, tetapi sekarang Merdeka tulen, andaikansecara kapitalis itu tentulah akan memakai daerahnya sendiri buat menanam modalnyasendiri. Pada tingkat permulaan mungkin sesuatu Negara baru Merdeka itu mau danperlu memakai modal asing, tetapi dalam tempo sedikit saja modal asing itu akan takutdan ngeri sendiri melihat kemajuan dan persaingan hebat dari Negara baru itu.Umumnya Asia dan Afrika mempunyai banyak bahan dan tenaga yang murah harganya.Membangunkan kapitalisme Asia seluruhnya berarti buat kapitalisme Eropa dan Amerikamembangunkan saingan perdagangan yang kalau diperbandingkan dengan perdaganganJepang sebelum perang Dunia ke II, adalah seperti perbandingan gajah dengan lalat.

    KEEMPAT: Ketiganya Almarhum Negara Fasis, yakni Jerman, Italia dan Jepang tetap bisadikangkangi dan diinjak lehernya. Ini membutuhkan kekuatan dan persatuan kokoh

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    13/56

    antara Bekas Sekutu, ialah Inggris, Amerika dan Rusia. Sedikit saja kekuatan ataupersatuan mengangkangi dan menekan ketiga negara yang berjumlah penduduk + 200juta itu longgar, maka akan bangunlah kembali negara bekas fasisyang akanmendapatkan bermacam-macam jalan buat menimbulkan kembali perlawanan membalasdendam. Sekarang belum lagi negara menang berunding dengan negara kalah buatmenentukan nasib negara-kalah itu, sudah timbul percekcokan hebat antara 3 negara

    menang, yakni Inggris, Amerika dan Rusia.

    Boleh jadi sekali kalau perundingan sudah dimulai akan timbul pertentangan, malahpermusuhan yang hebat, yang tak bisa dipadamkan. Sekarang pun sudah terdengarkabar, bahwa masing-masing negara menang akan mengurus perdamaian dengan bagiannegara kalah yang didudukinya saja. Dengan begitu, maka negara kalah akan berupaterbagi-bagi. Tetapi begitu pula negara menang. Jikalau negara menang itu terbagi-bagi,maka akan terbukalah jalan buat mereka negara kalah dengan jalan tertutup, setengahterbuka dan akhirnya terang-terangan bersatu-diri dan mengadakan perlawanan sepertidilakukan di Jerman sesudah Perang Dunia ke-I. Apakah jalan persatuan danimperialisme Jerman itu kelak akan dipimpin oleh partai fasis pula atau oleh bentuk lain,

    bolehlah diserahkan kepada sejarah saja. Tetapi sudahlah beberapa kali sejarah Jermanmembuktikan, bahwa bangsa Jerman tak bisa dikangkangi, dikendalikan oleh negaraasing ataupun dibagi-bagi kedaulatan, kemerdekaan, daerah atau administrasinya, buatselama-lamanya.

    Mengingat kesulitan 4 perkara ini sebagai syarat buat negara sosialis dan negara kapitalismengadakan kompromi, maka keadaan berkompromi itu adalah seolah-olah surga yangmesti didapat setelah melalui jembatan rambut menyeberangi api neraka.

    Kemungkinan terakhir, 4) ialah: Kemenangan sempurna pada pihak sosialisme atas

    kapitalisme. Ini tiada akan berarti bahwa kapitalisme akan lenyap sama sekali. Sebabhasilnya (positive-result) yang dibawa oleh kapitalisme ialah teknik, administrasi dankerja bersama dalam sesuatu perindustrian, akan dibawa terus, bahkan dimajukan olehsosialisme. Kemenangan sosialisme yang sempurna berarti, bahwa sosialismelah sistemyang akan diakui dan dijalankan di seluruh dunia. Dalam garis besarnya ini berarti: usahamencocokkan produksi dan distribusi dengan cara teratur (rational), kerja bersama(cooperation), dan tergabung (coordination), untuk kemakmuran tiap-tiap anggotamasyarakat yang bekerja di seluruh dunia. Akan lenyaplah cara menghasilkan menurutkehendak dan keperluan seseorang kapitalis, buat mencari untung seseorang diri. Akanhilanglah perlombaan menjual murah dan mencari untung besar dan berhubung denganitu, hilanglah pengangguran, krisis, imperialisme, peperangan dan penjajahan.

    Alasan buat kepastian kemenangan sosialisme atas kapitalisme adalah bermacam-macam, di antaranya adalah:

    PERTAMA: dalam hal politik.

    Dalam masyarakat kapitalis, maka beberapa biji kapitalis dengan hartanya membikinbirokrasi dan menyewa kaki-tangannya buat menindas dan menghisap golongan terbesardalam masyarakat, ialah pekerja otak. Dalam masyarakat sosialis, maka hartaperseorangan buat kemakmuran tiap-tiap anggota masyarakat. Dalam masyarakatsemacam ini kekuasaan politik tiada lagi dimonopoli oleh beberapa biji kapitalis buat

    kepentingan dirinya sendiri, melainkan oleh semua yang bekerja.

    KEDUA: Dalam hal ekonomi.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    14/56

    Dalam masyarakat kapitalis pendapat baru (teknik) dipakai buat memukul perusahaansaingan. Mesin baru bisa mengadakan barang yang lebih banyak, lebih bagus dan lebihmurah. Tetapi sebaliknya sering pula mesin baru dibeli oleh satu monopoli, terusdibuang atau dipendam karena takut kalau mesin baru menimbulkan terlampau banyakpengangguran, jadinya mengguncangkan pasar pula. Kalau pengangguran tiba-tibaterjadi, maka sebagian besar kaum buruh kehilangan upah. Jadinya mereka tidak

    sanggup membeli apa-apa walaupun mesin baru bisa mengadakan barang yang bagus danmurah. Kalau barang tak laku, pabrik terpaksa pula ditutup. Masyarakat sosialis, yangtidak berdasarkan concurrentie itu, melainkan berdasarkan perhitungan atas apa danberapa keperluannya masyarakat itu, akan bergembira kalau seseorang anggotanyamendapatkan mesin baru buat memperbanyak, mempercepat dan memperbagushasilnya. Syahdan keperluan dan keinginan manusia itu tak ada hingganya. Sesudahkeperluan makan tertutup, orang mau pakaian. Seusudah keduanya tertutup, orang maukendaraan. Seterusnya orang mau bunyi-bunyian dll. Makan dan minumanpun adalahbermacam-macam tingkatnya, dari yang perlu buat hidup seperti nasi, sampai ke gorengayam, sate perkedel, dll. Pakaian: dari celana karung sampai mori, palmbeach dsbnya.Kendaraan: dari kuda dan kereta angin sampai ke oto dan pesawat terbang. Bunyi-

    bunyian dari biola sampai radio. Demikianlah seterusnya, dari yang perlu sampai kesetengah mewah dan mewah. Berhubung dengan tak ada batasnya keinginan manusia itumaka tak pula ada batasnya buat kemajuan teknik dan temannya itu ilmu. Produksi bisamembumbung setinggi-tingginya.

    Seperti sudah dibayangkan lebih dahulu, maka dalam masyarakat kapitalis tak adakecocokan antara produksi dan distribusi. Barang itu dihasilkan oleh beberapa bijikapitalis, dengan tak merembukan banyak dan sifat barangnya satu sama lainnya,menurut rancangan. Kemajuan barang tadi dijual di pasar dan dibeli oleh yang mampusaja. Mungkin barang itu kurang, kalau kemampuan melebihi. Mungkin pula barang itu

    kelebihan, kalau kemampuan si pembeli kekurangan. Celakanya kalau barang itukekurangan, maka harganya naik, dan untungnya besar. Dalam hal ini beberapa bijikapitalis yang sama-sama menghasilkan barang yang kurang tadi, dengan tidak berembuksatu sama lainnya memperbanyak barang sekuat-kuatnya. Tiba-tiba barang itumelimpah. Harganya merosot. Untung kecil, hilang berganti menjadi kerugian. Parbikterus ditutup dan pengangguran timbul.

    Dalam masyarakat sosialis, maka banyak dan sifatnya barang yang akan dihasilkandihitung lebih dahulu oleh satu badan yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Banyakdan sifatnya hasil semua (pabrik, tambang, kebun) yang sudah dimiliki oleh masyarakatitu, dicocokkan lebih dahulu dengan keperluan dan haknya anggota masyarakat yang

    bekerja. Banyak hasil dan pemakaian hasil tiadalah diombang-ambingkan oleh kekuatanmembeli seseorang anggota masyarakat lagi, melainkan didasarkan atas perhitunganyang nyata, ialah keperluan masing-masing anggota yang bekerja. Dalam masyarakatyang sosialis perhitungan itu masih berdasarkan upah orang yang bekerja, atau sebagianatas upah dan sebagian atas keperluan masusia umumnya. Dalam masyarakat komunismepenghasilan (produksi) berdasarkan: tiap-tiap orang kerja menurut kesanggupannya.Pembagian hasil berdasarkan: tiap-tiap orang mengambil hasil menurut keperluannya.

    KETIGA: Dalam hal diplomasi.

    Dalam masyarakat dunia kapitalis maka Negara yang kapitalis yang kaya dan kuat dalam

    kemiliteran dan teknik bisa memaksa kemauannya sendiri atas negara yang lemah buatdijadikan jajahan: ialah pasar tetap buat membeli bahan, menjual hasil pabrik danmengembangkan modalnya. Pemaksaan itu (Imperialisme) menimbulkan peperangan

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    15/56

    dengan Negara lemah tadi atau dengan negara lain karena ingin pula mempunyai jajahanseperti itu atau lantaran takut kalau negara perampas bermula akan bertambah kuat danbertambah berbahaya buat dirinya sendiri.

    Dalam masyarakat dunia sosialis, semua bahan dunia bisa di hitung dan dikumpulkanoleh satu badan yang dibentuk oleh masyarakat dunia itu. Barang bahan itu bisa

    diperoleh diri sesuatu negara yang punya, dengan penukaran dengan hasil pabrik atauuangnya negara yang membutuhkan barang bahan itu. Dengan hilangnya rebut-merebutpasar buat membeli bahan dan menjual barang-pabrik dengan lenyapnya usaha mencariuntung dan bunga uang, maka hilanglah pula alasan dan dasar yang terpenting buatpeperangan.

    Keuntungan masyarakat sosialis dalam hal sosial, kebudayaan dll., amat terlampaubanyak. Tetapi kelebihan kekokohan masyarkaat sosialis dalam hal politik, ekonomi, dandiplomasi seperti diuraikan di atas tadi sudah cukup memberi jaminan bahwamasyarakat sosialis mesti menang. Sejarah masyarakat sudah membuktikan bahwamasyarakat sosialis mesti menang. Sejarah masyarkaat sudah membuktikan bahwa

    masyarakat yang lebih kokoh ekonomi, teknik dan politiknya menggantikan yang lebihlemah, masyarakat feodal menggantikan masyarakat budak, dan masyarakat kapitalismenggantikan masyarakat feodal. Sekaranglah jamannya buat maysarakat sosialismenggulingkan masyarakat kapitalis. Atau dunia kita terpaksa kembali menjunjung"undang-undang rimba" (the law of the jungle) dalam pergaluan satu negara dengan lain.Dengan bertambah cepatnya maju teknik perang (bom-atom) maka bertambah cepatlahpula masyarakat kapitalis itu didorong oleh "undang-undang rimba" itu ke perang duniake II sampai hancur lebur semuanya masyarakat kita manusia.

    5. UNO sebagai PENDAMAI.

    Buat menegakkan perdamaian dunia belumlah cukup kalau League of Nations (SerikatBangsa) ditukar saja dengan United Nations Organitation (UNO). Tidak saja namanya,tetapi juga "sikapnya" mesti ditukar.

    League of Nations, lebih dikenal di jaman penjajahan Belanda dengan nama Volkenbond,cukup penting dan mulia maksudnya, ialah: menyelesaikan perselisihan Negara danNegara dengan jalan perundingan. Cukup kuat pula "sanction"nya, ialah hukuman atasnegara bersalah sebagai jaminan sesuatu putusan bersama dalam League itu. Kalaunyata sesuatu negara bersalah karena membahayakan perdamaian dunia, maka negaraitu harus diboikot. Tetapi Jepang yang sudah nyata salahnya, karena terang bersikap

    ceroboh (aggressive) di Mancuria terhadap Tiongkok (1931) tiada diboikot. Sebabnya ituialah lantaran pemboikotan terhadap Jepang itu dianggap pembukaan peperangan dunia.Jadi orang takut akibatnya menjalankan putusan League of Nations tadi, putusan bulatdari semua negara anggota, kecuali Siam. Ketakutan League of Nations kepada akibatnyamemboikot Jepang, menimbukan akibat yang lebih menakutkan lagi. Kecerobohan FasisItalia terhadap Abessinia dan kecongkakan Musolini terhadap League segera dibuntutidengan kecerobohan Nazi Jerman terhadap Polandia, Norwegia dll. Di Eropa dankecongkakan Hitler terhadap League. Akhirnya maka "sikap" lemah, takut akibat-keciltadi berujung pada Perang Dunia ke II, akibat sebesar-besarnya.

    Kalau UNO dari mulanya akan bersikap lemah pula seperti Badan yang diwarisinya maka

    UNO pun akan mewarisi nasibnya League of Nations. Tidak saja UNO harus mempunyaiwujud yang nyata, organisasi yang teguh, serta "sanction" yang terang tertulis, tetapi

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    16/56

    terutama pula UNO mesti berani menanggung akibatnya menjalankan sesuatu putusanyang sah.

    Seperti League of Nations, maka UNO bermaksud penting mulia menegakkan perdamaiandunia dengan jalan menyelesaikan pertikaian negara dan negara. Sanctionnya UNO lebihtegas, pasti dan kuat dari sanction-nya League of Nations.

    Kalau sesuatu negara terang ceroboh, maka menurut undang-undang UNO, tidak sajaharus diboikot dalam arti ekonomi atau perhubungan, tetapi juga boleh digempur.

    Sifatnya sesuatu kecerobohan itu terang pula termaktub dengan Anggaran Dasarnya UNOKecerobohan itu dalam hakekatnya didasarkan atas pelanggaran dua hak sesuatu bangsa,yakni pertama menentukan pemerintahnya sendiri (right of self determination) dankedua mempertahanakan Kemerdekaan Negaranya (right of self defence).

    Pelanggaran itu berlaku, kalau salah satu dari lima perkara yang ditentukan pada salahatu konferensi dunia berlaku, ialah: 1) kalau sesuatu negara mengumumkan perang pada

    negara lain (sudah tentu yang bukan menyerang!); 2) mengerahkan tentara daratnyabuat menyerang; 3) mengerahkan armadanya dan pesawat terbangnya; 4)mempersenjatai sesuatu golongan dalam negara lain yang menyerang negara lain itu; 5)mengepung ekonominya negara lain (blokade ekonomi).

    Yang akan menjadi ujian buat UNO kelak terutama sekali adalah dua persoalan:

    1. Bagaimana sikap UNO terhadap bangsa yang melepaskan dirinya dari salah satu bentukpenjajahan dan mempertahankan kemerdekaan yang diperolehnya terhadap seranganluar.

    2. Bagaimana sikap UNO terhadap negara yang maju dengan perminataan mempunyaipasar-tetap, baik berupa protection (perlindungan), commonwealth ataupun free state(persoalan "the haves and the haves not").

    PERSOALAN I

    Berhubung dengan persoalan 1) apakah UNO akan menganggap sesuatu negara yang"menyerang" satu bangsa yang memerdekakan dirinya dan mempertahankankemerdekaannya itu adalah satu negara "ceroboh"? Apakah UNO dalam hal ini akanmemboikot atau mengempur negara ceroboh itu?

    Dalam arti yang tegas-hidup buat Indonesia sekarang pertanyaan itu kita boleh susun,sebagai berikut:

    Apakah si Licik-Pendusta Diplomasi Inggris dengan bonekanya si Congkak-Cacah-Camar-Ceroboh tetapi pengecut Belanda, yang memakai tentara darat, laut dan udara,mengadakan pengepungan ekonomi, mempersenjatai dan mengerahkan Jepang danBangsa Indonesia yang bodoh-goblok menyerang bangsa Indonesia yang memerdekakandirinya dan mempertahankan kemerdekaannya selama 8 bulan ini, bukan satukecerobohan?

    Kalau belum terang, apakah UNO tak patut mengirimkan satu komisi yang terdiri daribeberapa Negara, termasuk juga negara yang tiada berkepentingan minyak tanah, getahatau timah di Indonesia ini? apakah sikap Inggris dan bonekanya Belanda dibenarkan,

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    17/56

    apakah ini tidak akan berarti membenarkan "penjajahan" dan membatalkan "hakkemerdekaan sesuatu bangsa" (right of self-determination) dan "hak mempertahankandiri" (right of self-defence) ialah dua tiang tempat berdirinya UNO?

    Kalau seandainya Inggris dan bonekanya Belanda memang melanggar kemerdekaanIndonesia dan memang ceroboh, tiadakah perlu Inggris Belanda diboikot dan digempur?

    apakah sikap sikap lemah seperti terhadap Jepang pada tahun 1931 pula yang akandiambil?

    Satu pepatah yang masyur sekali berhubung dengan sikap yang mesti dipakai oleh parahakim dalam satu perkara di salah satu Negara demokratis yang kuno di Indonesia dijaman lampau berbunyi: "Tiba di mata dipicingkan dan tiba di perut dikempiskan".Artinya itu kalau yang bersalah itu adalah berdekatan dengan para hakim maka perkaraitu ditutup saja. Menurut dasar negara itu juga patutlah: "Tinggi kayu aru dilangkahi danrendah bilang-bilang diseluduki". Artinya, walaupun yang kiranya bersalah ituberkedudukan tinggi, maka para hakim mesti berani melangkahi, berani melakukanhukuman, ialah kalau perlu. Jika yang diperiksa itu rendah kedudukannya dalam

    masyarakat, maka para hakim harus lebih merendah (hati) lagi: lebih objektif dan lebihramah-tamah.

    Tetapi apakah negara kecil-kecil dan negara besar-ponakan Inggris, apakah (our cousin)Amerika Serikat akan bisa, berani mau sampai hati mengambil tindakan terhadap Inggris?Teranglah Amerika Serikat sampai hati "me-atomi" satu negara Asia, seperti Jepang,tetapi apakah Amerika Serikat akan berani, mau dan sampai hati menegor, memboikotatau menggempur Inggris, Nica kalau terang bersalah?

    Apakah dalam hal ini berlaku pepatah kuno di atas: "Tiba di mata dipicingkan, tiba di

    perut dikempiskan?

    Kalau tidak sanggup, maka cuma satu jalan yang patut dipilih oleh Amerika Serikat."Tinggalkan" UNO seperti dulu Amerika meninggalkan League. Kalau Amerika Serikattetap tinggal duduk dalam UNO maka dia ikut tanggung akibat yang lebih besar:kecerobohan bebas dari hukuman terus-menerus, bahkan dapat sanction, ialah "cap" puladari UNO sampai ke Perang Dunia 3.

    PERSOALAN II.

    Karena rapatnya perhubungan persoalan pertama di atas dengan persoalan kedua, maka

    dalam pemecahannya persoalan pertama sudah termasuk pula pemecahan persoalankedua ini: yaknim boleh atau tidakkah dibenarkan oleh UNO permintaan baru untukmempunyai pasar tetap, berupa commonwealth atau free state?

    Seandainya kelak sesudah beberapa tahun salah satu negara Jerman, Italia, Jepang atauketiganya serentak bangun kembali atau negara baru seperti Tiongkok atau Brazil, dll.,memajukan permintaan di atas, apakah UNO akan menolak saja permintaan semacamitu? Tegasnya, permintaan semacam itu berhubungan rapat dengan persoalan "the havesand the haves not", yang punya tak punya jajahan atau pasar tetap.

    Dalam hal ini apakah alasan "imperialisme licik, bohong, jahanam Inggris" dan bonekanya

    Belanda-Perancis buat menolak permintaan negara kapitalis baru, yang memang butuhpula dengan pasar itu?

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    18/56

    Kalau Inggris menolak buat orang lain dan membenarkan buat dirinya sendiri sepertiterhadap Jerman, Italia, Jepang di jaman League, maka akibatnya penolakan itu akandiwarisi pula oleh UNO Kebangunan Jerman, Italia, Jepang ditambah negara kapitalisbaru ..akhirnya perang dunia ke 3, dan bubarnya UNO karena "tak jujur" , munafiknyasendiri.

    Kalau Inggris membenarkan negara kalah ditambah beberapa negara baru berjajahan,sedangkan semua jajahan sudah dibagi-bagi di antara Inggris dan bonekanya, maka inibuat kapitalisme imperialisme Inggris dan para bonekanya "berhara-kiri" ialah membunuhdiri sendiri.

    6. INDONESIA, SERBA-SERBI

    Penyakit "ist" dan "isme"

    "Ist" ialah akhiran kata, beralasan bahasa asing seperti juga "isme". "Ist" mengartikanseseorang, sebagai pengikut orang yang berarti, umumnya dalam dunia berpikir. Jadi

    Marxist, ialah pengikutnya Marx. "Isme" ialah paham, sebagai buah pikiran seseorang ahlipikir. Budhisme umpamanya, ialah buah pikiran ahli pikir Hindustan di masa dahulu,bernama Budha. "Sosialisme" banyak coraknya, tetapi yang dinamai "scientific-sosialisme", atau sosialisme menurut ilmu pasti dibentuk oleh Marx dan temanpembentuknya Engels.

    Sesuatu "isme" itu tentulah dibentuk pada "satu masa", dalam "suasana dan keadaantertentu" dengan memakai "cara berpikir yang tertentu" serta "wujud dan penjuru penilikyang pasti" pula. Budhisme di atas dibentuk oleh Gautama Budha + 2500 tahun lampaudalam masyarakat pertanian dan pertukangan yang sederhana dan agak tentram dengan

    cara berpikir logika berdasarkan idealisme dengan wujud melenyapkan kasta Hindu buatsama-rata di antara Rakyat di masa itu.

    Sosialisme, bentukan Marx-Engels, timbul + 100 tahun lampau dalam masyarakatkapitalisme muda, tetapi bergelora dengan cara berpikir dialektis berdasarkankebendaan (materialisme) dengan wujud melenyapkan kelas borjuis menuju masyarakatsama-rata di antara kaum pekerja seluruh dunia.

    Banyak sekali bahayanya mengakui diri "ist" yang sebenarnya dan mengandung "isme"tulen, sambil menuduh orang lain sebagai "ist" palsu dan pengikut " isme" lancung.Apalagi kalau masa revolusi dalam iklim yang termasyur panas dalam segala-gala dan

    dalam masyarakat yang mengandung 93% buta huruf kita ini.

    Banyak orang yang tak bisa membedakan "cara berfikir" (metode) dan buah (hasil)berpikir. Seorang guru yang mengajarkan "cara" menjelaskan satu persoalan(perhitungan) mungkin salah perhitungannya sedangkan muridnya mungkin benar.Mungkin si Guru tadi "silap", karena terburu-buru, salah baca dll, sedangkan "cara"(metode) menghitungnya sudah tentu benar. Demikian pula tak akan mustahil kalausekiranya "perhitungan" Marx sendiri -- yang manusia juga -- dalam politik, ekonomi dll.silap, karena belum nyata semua bukti politik, ekonomi dll. di masa hidupnya itu.Meskipun begitu Marx tetap "guru" dalam sebenarnya dalam "cara" berpikir "dialektika-materialistis" itu. Dalam hal banding-membanding perhitungan politik, ekonomi dll. Di

    Indonesia dengan paham Marx 100 tahun yang lampau orang mesti berlaku awas sekali.Janganlah dilupakan, bahwa suasana dan keadaan politik, ekonomi dan kebudayaanmasyarakat Eropa dahulu dan sekarang berlainan dengan keadaan di Indonesia sekarang.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    19/56

    Lagi pula kalau membawa-bawa Kautyskisme, Leninisme, Stalinisme, Trotskyisme keIndonesia ini, janganlah ditelan paham, perhitungan atau sikap mereka itu bulat mentahbegitu saja.

    Karena paham perhitungan atau sikap mereka itu adalah hasil perhitungan politik,ekonomi, kebudayaan yang bersejarah berlainan dari pada Indonesia kita di alam panas

    ini. Akhirnya kalau meraba-raba pertikaian di antara salah satu "isme" di atas dengansalah satu lainnya, janganlah lupa mengemukakan suasana persoalan mereka itu dalamarti seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Kalau tidak begitu, maka kekacauan yangakan ditimbulkan oleh pengertian setengah-setengah itu lebih besar dari pada tiadamemajukan isme dan pertikaian isme itu sama sekali. Jarang orang bisa menduga korbanbisikan palsu saja dalam masyarkat yang mengandung 93% buta huruf ini. Yangberuntung tentulah musuh!.

    Lebih baik pakai saja "metode" berpikirnya Marx serta syarat penting dalam sosialisme,buat dilaksanakan atas bahan politik, ekonomi, kebudayaan, sejarah dan jiwarevolusioner Rakyat Indonesia sekarang ini menentang imperlialisme, buat mewujudkan

    masyarkat yang cocok dengan kekuatan lahir batin Rakyat Indonesia dalam suasanainternasional yang bergelora ini. Kalau hasil perhitungan kita itu disetujui dan dijalankanoleh Rakyat Indonesia, maka hal itu adalah bukti yang senyata-nyatanya, bahwaperhitungan tiada salah tak berapa salahnya. "The proof of the pudding is in the eating",pengalaman itulah guru yang sebaik-baiknya.

    Ekonomi

    Di lain tempat sudah dilakukan kupasan tentang watak dan daerah kapital internasionaldi Indonesia sebelum Belanda menyerah kepada Jepang di bulan Maret 1942. Sepintas

    lalu perlu dituliskan di sini beberapa hal yang berhubungan dengan hal yang tersebutsebagai "gelang penyambung" saja dalam "rantai karangan" kami ini.

    Perusahaan Indonesia di jaman Belanda ialah perindustrian dan pertanian bahan mentahdan barang mewah. Bahan mentah dan bahan mewah itu tiadalah diadakan buat RakyatIndonesia melainkan buat diperdagangkan oleh Belanda dengan negara yang membutuhi.Barang mewah, seperti teh, kopi, gula tembakau dll. sebagian besar dipakai olehBelanda sendiri di Negeri Belanda, sebagian kecil oleh Rakyat Indonesia, tetapi sebagianbesar untuk diperdagangkan ke semua penjuru dunia. Barang bahan seperti kapok,getah, kopra, sisal, palm-alie dll. sebagian besar pula buat diperdagangkan. Hasiltambang seperti minyak tanah, arang, timah, bauxite, emas, dan intan sebagian kecil

    sekali diperdagangkan oleh Belanda ke luar negeri.

    Hampir semua mesin buat pabrik gula, teh, kopi, padi, kina, kopra dll., mesin buattambang minyak, arang, timah, emas dll., adalah barang yang bukan dibikin olehBelanda baik di Indonesia ataupun di negeri Belanda, melainkan barang yang dibeli olehpedagang Belanda dari Inggris, Jerman dll. Seperti negeri Belanda sendiri, makaIndonesia bukanlah negeri tempatnya perindustrian berat, ialah tempatnya "mesinpembikin mesin" atau tempatnya "mesin ibu". Bukan karena tak ada bahan buatmembikin mesin, seperti besi dan campurannya bauxite, allumunium dll, atau bukanpula karena tak ada modal, tenaga ataupun pasar dalam negeri, tetapi pertama sekaliberhubungan dengan kecakapan dan semangatnya si penjajah Belanda, sebagian

    penduduk negara pertanian dan pedagang. Kedua berhubungan dengan terikatnyaBelanda dalam hal ekonomi, politik, dan diplomasi kepada Inggris, tuan besarnya,dengan menimbulkan persaingan membikin berbagai-bagai mesin di Indonesia ini.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    20/56

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    21/56

    Titel ini buat mereka "inlanders-alat" cuma memberi jaminan kecerdasan dalam hal yangberhubungan dengan teknik dan ilmu yang tak bersangkutan dengan ilmu masyarakatsaja. Dalam semua ilmu yang berhubungan dengan masyarakat, teristimewa politik,ekonomi mereka menunjukan sifat mereka yang teristimewa pula sebagai "inlanders-alat". Tidak ada di seluruh dunia ini yang lebih gampang dipakai oleh imperialisme asingbuat melakukan kemajuannya dari pada "inlanders-alat" ini, ialah hasil pendidikan

    sekolah Belanda dan sekolah zending yang dibantunya dengan segala tipu-dustanya.

    Sebagai alat pemerintah, maka "inlanders-alat" mendapatkan tempat paling cocokseperti "kandang bernaung". Seolah-olah tak ada lagi kandang yang lebih bagus buatdirinya dari pada kandang yang dibikinkan oleh tuannya. Seakan-akan tak ada lagi nasidan tulang yang lebih enak dari pada nasi dan tulang yang dilemparkan tuannyakepadanya. Telinganya siap-sedia mendengarkan perintah tuannya. Matanya tajam buatmenerkam mangsa dan bangsanya sendiri, kalau perintah datang dari "atas" ialah darimereka yang menurut ilmu dan pahamnya yang memberi pelajaran penghidupan danperlindungan pada diri dan bangsanya. Begitu setianya pada tuannya, sehingga pukulanyang diberikan kepadanya, dianggap sebagai hukuman adil terhadap dirinya. Tak ada

    yang berat hukuman itu buat dirinya. Kalau kadang-kadang hukuman dan pukulan itumenghilangkan kesabarannya bukanlah karena rasa keadilan, kebangsaan, kehormatanatas diri sendiri dan kemerdekaan sebagai manusia atau bangsa. Melainkan karena agaklama ia menunggu kesempatan, bilamana dengan ekor di antara kaki belakangnya iadiberi izin boleh kembali menjilat-jilat kaki tuannya dan menjalankan perintah tuannyaitu dengan lebih cepat dan menjalankan perintah tuannya itu dengan lebih cepat dankalau lebih perlu lebih kejam dan bengis terhadap bangsanya sendiri, semata-mata buatkesenangan tuan "ndoro"nya itu.

    Imperialisme Jepang mendapatkan alat yang baik sekali dari "inlanders-alat" ini, yang

    memang berada dalam keadaan budak yang kehilangan tuan. Manusia yang bisamenerima perintah semacam ini sudahlah tentu menderita kesengsaraan danmembutuhkan "tuan". Sedikit saja lagi usaha yang perlu dilakukan oleh tuan baru, yangmenggelari dirinya "saudara-tua". Beri makan secukupnya pada "inlanders-alat" yangditinggalkan tuannya tadi dan tukar saja perkataan "bevel" (perintah) dengan kata"merei", sendirinya jawab "inlanders-alat" yang dulu berbunyi "ja-meneer" bertukar "hai",semua pekerjaan sebagai alatnya imperialisme asing akan berjalan terus.

    Jepang tak mempunyai sumber minyak di negerinya. Perlu minyak dari Indonesia. Takmempunyai besi cukup. Sudah lama besi itu didatangkan dari Malaya dan Tiongkok.Jepang tahu pula bahwa Borneo, Sulawesi, dan Sumatera banyak mengandung logam

    besi. Jepang tak mempunyai timah, bauxite, getah, makanan dll. Semuanya ada diIndonesia. Ringkasnya Jepang paling miskin tentangan bahan buat makanan dan industri-berat, tetapi sebaliknya paling kaya tentangan nafsu mengangkangi seluruh dunia danmenempeleng serta membagero-kan siapa yang tak setuju dengan maksudnya.

    Saudara tua kita juga amat insyaf, bahwa kalau Indonesia diangkat menjadi negaraindustri-berat, lambat laun, kekuasaan akan pindah dari negara Jepang, yang miskin ituke Indonesia, apalagi kalau Indonesia dimerdekakan! Barang bahan penting buat industri-berat mesti diangkat ke Jepang 5000 km jauhnya dari Indonesia. Di Jepang mestiterpusat industri berat. Sendirinya di Jepang akan terpusat kepandaian buat teknik,kimia dan ilmu lainnya. Indonesia mesti terus ditekan sebagai negara perusahaan bahan

    mentah dan pertanian buat makanan. Sedikit saja Indonesia meningkat ke industri berat,Jepang mesti kalah oleh Indonesia, karena semua bahan berada di Indonesia. JadiIndonesia mesti tetap ditekan, tinggal tetap negara bahan mentah dan pertanian. Politik

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    22/56

    pendidikan dan kebudayaan Indonesia mesti dicocokkan dengan kedudukannya sebagai"negara-alat" dalam "Asia-Timur-Raya", ialah alat pula buat mengangkangi seluruh Asiadan akhirnya seluruh dunia menurut Rencana Tanaka.

    Sudah siap "inlanders-alat" para peminpin rakyat dan intelligensia sebagai reserve, buatmenjalankan administrasi, perindustrian, pertanian Indonesia, warisan dari Imperialisme

    Belanda, buat dipakai oleh imperialisme Jepang menegakkan "Asia-Timur-Raya" tadi.Pamong Pradja, Tyuuo-Sngi-In, Para Kakka made in Japan, Pemimpin Besar, Tengah danKecil atas "Panca Darma", semuanya "Kirei" berdiri mendengar "Komando" dari Tenno-Heika di Tokyo.

    Puluan ribu pemuda dilatih sebagi Heiho, pembantu serdadu Jepang, dikirimkan kesemua pulau di Indonesia, bahkan juga ke Birma dan Siam buat "orang suci" di Asia TimurRaya. Para "Kakka" Indonesia memihak kepada Jepang, bukan karena persoalan kalah-menang, melainkan karena Jepang berada pada "kebenaran, keadilan, dankesucian"katanya.

    Diketahui sekarang, bahwa 3 atau 4 juta "romusha" mati karena memang kekuranganpakaian, tempat tinggal, obat-obatan dan makanan. Mereka (biasanya diculik)dikerahkan buat meninggalkan desa, pekerjaan dan anak isteri, menggali lubangpertahanan militer, lapangan terbang dll. Keperluan militer di mana-mana.

    Buat membalas "jasa" Jepang menetapkan Indonesia negara pertanian, dan perusahaanbahan semata-mata, dengan memeras keringat, dan darah putera-puteri (pelayanIndonesia) maka ada pula kakka yang setuju dengan penyerahan Eklatan dan Pahangkepada Siam, dan Semenangjung Melayu, Borneo Utara dan .Shonanto, Yakni pusatstrategi seluruhnya Indonesia bersama Birma, Siam Annam dan Filipina ..kepada

    militerisme Jepang.

    "Inlanders-alat" tetapi konsekuen dengan watak dan sejarahnya sebagai alatimperialisme asing.

    INDONESIA KELUAR

    Beberapa persoalan yang terpenting yang mengenai dunia luar umumnya dalam garisbesarnya tentulah pula mengenai Indonesia. Indonesia tiadalah bisa lepas dari padapersoalan yang berhubungan dengan pertentangan sosialisme dengan kapitalisme,pertentangan si Penjajah (the haves) dan Yang-Ingin-Menjajah (the haves not),

    pertentangan si Penjajah dan si Terjajah, serta akhirnya pertanyaan "Hari Depannya"UNO. Tetapi beberapa persamaan dunia Indonesia dengan dunia luar itu tiadalah bolehmenyesatkan kita ke daerah cara berpikir yang sering disebut dengan cara "mekanis",ialah cara jalannya mesin yang tak berotak itu. Karena persoalan ini atau itu dipecahkandi luar Indonesia dengan hasil demikian, maka persoalan itu mesti dipecahkan diIndonesia dengan hasil serupa itu pula, dengan tiada mengindahkan beberapaperbedaan. Yang terpenting ialah membentuk persoalan itu di Indonesia ini (het stellenvan het probleem) dan cara (metode) yang dipakai buat memecahkan persoalan itu.Bukanlah hasil pemecahan itu yang terpenting. Tidak saja persamaan dalam garisbesarnya yang mesti diperhatikan, tetapi juga beberapa perbedaan, walaupun kecilrupanya. Tiadalah boleh dilupakan, bahwa beberapa perbedaan kecil itu kalau

    dikumpulkan bisa menjadi perbedaan besar (kuantitas menjadi kualitas, perbedaanbanyak bertukar menjadi perbedaan sifat). Buat membentuk persoalan dan memecahkanpersoalan itu di Indonesia ini perlulah pula kemerdekaan berpikir dan keberanian.

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    23/56

    Keberanian dan kemerdekaan berpikir dalam hal membentuk persoalan dan memecahkanpersoalan itulah yang membawa Lenin kepada sistem baru kepada hasil perhitungandalam hal organisasi dan taktik strategi. Kalau Lenin meng-aminkan saja apa yangdimajukan oleh Karl Kautsky, pendeta Internasional II, dalam hal taktik strategi, danmenghapalkan saja pendapat Kautsky & Co di Eropa Barat dengan tiada memperhatikanperbedaan Rusia dengan Eropa Barat, maka Rusia tak akan sampai meningkat ke masa

    Diktator Proletariat, ke Rencana 5 tahun, pertanian kolektif, dll. Lenin dan parakawannya tak akan bisa lebih jauh berpikir dan bertindak dari kaum Mensheviki atauSosial-Revolusioner. Dengan memakai cara berpikir Dialektis Materialisme danmemperhatikan dasar komunisme dalam garis besarnya, mungkin sekali Indonesia akanmendapatkan sistem yang berlain rupa dengan Negara Luar, meskipun tiada berlainansifat, ialah dalam hal Organisasi, Taktik dan Strategi.

    Bagaimanapun juga karena banyak persamaan tadi dengan Dunia Luar, seperti tersebutpada permulaan fasal in, maka uraian yang bersangkutan boleh diperpendek saja.

    DIPLOMASI DAN DIPLOMAT

    Diplomasi Indonesia semenjak hampir 10 bulan ini sudah sangat terlibat dalam"perhitungan" banwa imperialisme Inggris itu bisa dipisahkan (di-isolir) dari padaimperialisme Belanda dan ditumbukkan kepada imperialisme Belanda. Berdasarkanperhitungan ini, maka dianggap amat untunglah si Diplomat kita, yang berikhtiarmengadu-dombakan Inggris dengan Belanda. Dengan demikian diharapkan palingsedikitnya si Inggris akan memusuhi si Belanda dan Indonesia mendapatkan kesempatanbuat mempersiapkan diri. Tetapi nyatalah sekarang, bahwa sudah berbulan-bulanberdiplomasi hasil yang sebenarnya dari pada "perhitungan" ini ialah: pada satu pihakInggris menyerahkan Surabaya, Semarang, Bandung, dll. kepada Belanda yang

    dikeluarkannya dari kantongnya dan memintakan daerah antara Ci Sedane dan Ci Tarumbuat dipakai si Belanda sebagai batu-peloncat buat menjajah Indonesia kembali,permintaan mana katanya dikabulkan oleh para pembesar Indonesia. Pada lain pihakpergerakan revolusioner ditindas keras (Kongres "Persatuan Perjuangan" 17 Maret diMadiun) serta badan pemerintahan dan ketentaraan hendak dipindahkan kepada kaum-jinak (moderat). Pengharapan palsu masuk ke dalam kalbu segolongan bangsa Indonesia.Hal ini berakibat melemahkan semangat Rakyat di samping Belanda mempersiapkan diri.Seandainya si Diplomat kita berpikir dan berlaku jujur, maka di sinilah kita mendapatcontoh yang tepat, yang menggambarkan perbedaan antara memahamkan sesuatu teoridengan mengapalkan saja teori itu. Pula mengambarkan perbedaan melaksanakan teoriitu dengan mempelajari sungguh-sungguh keadaan di tempat melaksanakannya dengan

    meniru-niru saja pelaksanaan teori tadi di lain tempat dan di lain tempo: perbedaanpelaksanaan secara dialektis dengan pelaksanaan secara mekanis seperti mesin.

    Teori devide-et-empire, mengadu-dombakan bangsa kontra bangsa ataupun golonganmelawan golongan memangnya dalam dipahamkan serta jitu dilaksanakan oleh KerajaanRomawi di jaman kuno dan oleh Inggris dan Belanda lebih dari 300 tahun di belakanganini. Tetapi janganlah dilupakan "machtsfaktor" (faktor kekuasaan) yang dipakai denganperhitungan di sampingnya atau di belakangnya pelaksanaan politik mengadu-dombakanitu. Dan apakah faktor kekuasaan yang ada lahir dan batin di Indonesia cukup dikenal,disusun, dan dipakai oleh si Diplomat Indonesia?

    Adakah gerakan tentara atau gerakan Murba yang diatur dan dipakai dengan"perhitungan" membantu gerakan "lidah" si diplomat?

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    24/56

    Ataukah semua diplomasi dipusatkan kepada gerakan lidahnya si Diplomat itu saja? Halyang terpenting pula apakah "perhitungan" bahwa imperialisme Inggris itu bisadipisahkan dan diadu-dombakan dengan imperialisme Belanda? Di atas tadi sudahdikemukakan, bahwa Dutch Indies itu dalam arti ekonomi ialah Anglo-Dutch-Indies. Hasilterpenting buat kemakmuran dan pertahanan Indonesia seperti minyak tanah dan karet,sudah dikendali oleh kongsi minyak kepunyaan Anglo-Dutch dan kebun getah Inggris yang

    ada di Indonesia ini. Singapura, simpang jalan dunia terletak di tengah-tengah kepulauanIndonesia sudah mengendalikan perdagangan keluar dan masuk Indonesia. PerjanjianAnglo-Dutch tentang penghasilan penjualan getah dan timah yang dibikin tiap-tiaptahun, yang mengenai harga ratusan juta rupiah sudah mengekang jalannya ekonomiIndonesia. Ringkasnya dalam hal ekonomi imperialisme Inggris dengan sempurna danefektif mengekang imperialisme Belanda. Kalau Sir Hendrik Deterding diberi gelar Siroleh Inggris, maka ini bukan berarti keulungan si Hendrik ini tentangan lain hal daripadakeulungan menjadi kaki-tangannya imperialisme Inggris. Titel itu diberikan oleh Inggrisdi mana ia mendapatakan kaki-tangannya yang patuh, buat mengekang ekonomi danpolitik negara yang mau dijadikan atau sudah dijadikan mangsanya. Di Hongkongdiberikan kepada Tionghoa Sir Robert Ho Tung buat mengapusin seluruhnya Tiongkok. Di

    Hindustan titel itu dihamburkan kepada beberapa biji orang Hindu yang ikhlasmenjalankan peran sebagai kaki-tangan imperialisme Inggris lahir ataupun batin, sepertiseseorang menghamburkan tulang-tulang kepada anjing yang disukainya. Malaya puntiada kelupaan. Hartawan Besar Sultan Johor di tempat strategi dunia yang terpenting"beruntung" pula mendapat titel Sir itu. Sepintas lalu hal ini kelihatan perkara kecil saja.Tetapi kalau kepentingan Malaka dan Singapura dalam hal ekonomi dan strategidipelajari dalam-dalam, maka kalung "Sir" yang dianugerahkan oleh Raja Inggris kepadaIbrahim, Sultan Hartawan Johor itu besar sekali maknanya. Sir Ibrahim sudah memberikekuasaan besar dalam perekonomian kerajaan Johor kepada kapital Inggris, Sir Ibrahimsalah seorang otokrat terkaya di Asia, menaruh simpanan besar di Bank Inggris. Sir

    Ibrahim akhirnya adalah turunan pula dari pada keluarga Sultan Johor yang hidup dimasa Stamford Raffles, lebih dari 100 tahun lampau. Salah seorang putra Sultan Johortadi berhak mewarisi Singapura, tetapi karena gila ditolak oleh Rakyat Johor sebagaiRaja dan sebagai ahli-waris pulau Singapura. Ahli-waris yang gila ini d culik dan diajakberunding oleh Raffles di Singapura. Hasil perundingan ini pada suatu pihak Putra gilayang ditolak oleh Rakyat Johor tadi beruntung diakui oleh Raffles. Pada lain pihakRaffles beruntung dapat membeli Singapura dengan harga $60.000 (enam puluh ribudollar). Kecerdasan Raffles ialah satu dari pada pujaan dunia imperialisme Inggris tiadalah terletak pada ketangkasan matanya melihat kepentingan Singapura buatekonomi dan strategi. 1500 tahun lampau kearajaan Sriwijaya sudah insyaf akan hal ini.500 tahun lampau kerajaan Majapahit penuh insyaf akan keinsyafan seluruhnya di

    Sriwijaya tadi. Rafles sebagai ahli sejarah Indonesia tentulah lebih insyaf dari padasiapapun juga, akan hal, bahwa bukanlah dia Raffles yang pertama sekali menampakkepentingannya Singapura dipandang dari sudut perdagangan dan strategi. Tetapi diacukup cerdas buat menaksir, bahwa kalau ia berhubungan dengan orang Indonesia yangsedikit saja cerdas ia tak akan mendapat Singapura dengan harga $60.000. Ia perluberunding dengan orang gila, buat membeli Singapura dengan harga gila.

    Kemarin bandit, perampok, sekarang sesudah menjadi raja, berlagak dermawan. Hal inilazim di dunia feodal. Kemarin tukang catut atau tukang smokkel, dan sesudah kaya-rayaberlagak menjadi dermawan. Hal ini masih lazim di dunia kapitalisme. Kemarinmerampok negara merdeka, sekarang berlagak menjadi pelindung ataupun "Ratu Adil".

    Inipun lazim di dunia imperialisme. Tangan kanan membacok tangan kiri mengobatisupaya si mangsa bisa dipakai sebagai budak. Sesudahnya Inggris mencatut Singapura danmerampok Malaka, maka dia berlagak sebagai pelindung. Demikian para Sultan

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    25/56

    dilambuk, dikenyangkan dan di-Sir, supaya mereka merampas dan memeras Rakyatnyabuat kepentingan karet dan timah kapitalis Inggris di Malaka. Dengan memakai paraSultan di Semenanjung Tanah Malaka umumnya dan "Sir" Ibrahim khususnya di sampingSir Hendry Deterding sebagai kaki-tangannya di Indonesia, maka dalam hakekatnyaimperialisme Inggris sudah menguasai seluruhnya Indonesia, termasuk Malaka dan BorneoUtara dalam hal politik dan ekonomi.

    Dalam hal strategi kepentingan Singapura lebih nyata lagi. Ambillah jangka dan bikinsatu lingkaran dengan radius 150 mil. Dalam lingkaran itu terletak Birma, Siam, Annam,Filipina, seluruhnya Republik Indonesia dan Australia. Inilah yang kita pernah namai Aslia(Asia-Australia). Menurut ahli Barat penduduk di Aslia itu termasuk ke dalam satubangsa. Sepintas lalu kelihatan bahwa bagian bumi ini dikuasai oleh iklim yang sama danmusim yang sama (monsun). Jadi watak ekonominya pun mempunyai banyak persamaan.Berhubung dengan itu membutuhkan satu koordinasi perekonomian. Tetapi yang kitaterutama mau kemukakan di sini ialah kepentingan lingkaran ini dipandang dari penjurustrategi. Dengan Singapura sebagai pusat, maka menurut kekuatannya pesawat terbangPerang Dunia ke II, Aslia terletak dalam "flying radius" (lingkaran terbang). Lingkaran

    teknik atom yang berada di Australia (?) tiada akan mengecilkan arti Singapura dan Aslia.

    Menurut U.P dalam surat kabar Hindustan The Bharat Yuoti, 5 Mei, 1946 ini, maka dalamkonferensi commonwealth Inggris pada tanggal 3 Mei di London yang diketuai olehPerdana Menteri Attlee, maka pemerintah Inggris mengusulkan supaya Australiaberunding dengan Belanda buat memperoleh Bandung dan beberapa pelabuhan pentingbuat melindungi Kerajaan (Empire) Inggris di bagian Selatan dan Barat Daya-nya Pasifik.Australia dengan tegas menolak usulan ini karena tiada menghendaki akibatnyadiplomasi imperialis semacam itu. Australia tiada ingin memusuhi Republik Indonesia.Bahkan sebaliknya Australia mengharap adanya Pemerintah Rakyat (popular government)

    di Indonesia dengan siapa Australia ingin hendak mengadakan Alliance (persekutuan),sekali lagi kelihatan politik mulus jahanamnya Inggris terhadap Indonesia. Walaupungagal Indonesia mesti selalu berlaku awas selama imperialisme Inggris masih berada disekitarnya Aslia ini, dan belum dibongkar sampai ke akar-akarnya.

    Nyatalah di sini, bahwa Inggris menganggap Aslia dalam hal strategi sebagai satu unitkesatuan. Jepang tentu tidak ketinggalan. Ini hari Singapura direbut Jepang padatanggal 13 Februari 1942, besoknya Singapura ditukar namanya menjadi Shonanto (KotaGemilang). Seluruh Aslia dinamainya Selatan. Sriwijaya dan Majapahit sudah cukupmengerti akan persatuan daerah Aslia itu dalam segala-gala.

    Gerakan politik, diplomasi dan strategi Sriwijaya dan Majapahit juga dengan segalakeinsyafan ditujukan ke arah kesatuan daerah Aslia itu. Oleh orang Tionghoa punsemuanya itu dinamai Huana (bahasa Hokkian). Sekarang kalau kita, Rakyat Indonesiarevolusioner, ingin mengadakan rencana yang praktis, yang penting buat kemakmurandan terutama pula buat keamanan Republik Indonesia sekarang dan di hari depan, makatiadalah boleh kita ketinggalan oleh paham 500 tahun lampau (Majapahit) apalagi olehpaham yang sudah masak 1500 tahun lampau (Sriwijaya). Berbahaya selalu keadaanRepublik Indonesia dalam ekonomi dan strategi kalau kita tidak insyaf akan artinyapolitik dan strategi Rafles dan Yamasita. Walaupun ada Federasi Perancis dan FilipinaMerdeka, tetapi dengan adanya Hongkong (Inggris) maka praktisnya Aslia adalah efektifdikuasai oleh Armada Inggris. Di tangan imperialisme Inggrislah sebenarnya terletak

    kekuasaan ekonomi dan militer buat mengangkangi seluruh Aslia. Imperialisme Inggrisdan Belanda dan Perancis sebagai boneka para Sultan atau Raja dan sebagianintelligensia sebagai kaki tangan maka di masa damai dia mengendalikan politik-ekonomi

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    26/56

    Aslia. Dengan Singapura sebagai Dasar Armada dan Pesawat, serta Australia Putih danCeylon sebagai garis kedua (teknik atom?), maka imperialisme Inggris di waktu perangberniat menguasai seluruhnya Aslia (Asia-Australia). Mau tidak mau, dalam prakteknyaRepublik Indonesia, Merdeka 100% mesti bertentangan dengan Imperialisme Inggris. Diwaktu damai kepentingan ekonomi Indonesia Merdeka 100% mesti bertentangan dengankepentingan ekonomi penjajahan Inggris. Dalam masa perang Singapura akan

    mengancam Indonesia Merdeka, yang tiada mau dibonekakan oleh Imperialisme Inggris.Real-politik, politik sebenarnya, (bukan impian) memaksa Indonesia pada satu pihakberhadapan muka dengan imperialisme Inggris. Maka real politiklah pula pada lain pihakyang akan memaksa Indonesia Merdeka mengumpulkan semua tenaga revolusioner dalamlingkaran Aslia, flying-radius, buat ditumbukkan kepada imperialisme Inggris.

    Kita percaya bahwa taktik-strategi yang cerdas, organisasi yang elastis (seperti karet)dengan usaha yang penuh kesabaran ketetapan hati, kita sanggup berhadapan mukadengan imperialisme Inggris Singa Ompong itu.

    Maka berhubungan dengan semua di atas pula, semua percobaan "diplomat ulung" di

    Indonesia ini berusaha memisahkan Belanda dan Inggris dan mengadu-dombakan Inggrisdengan Belanda adalah seorang "cerdik" yang mencoba memisahkan dan mengadu-dombakan kepala buaya dengan ekornya. Semujur-mujurnya si Diplomat ulung tadi iacuma bisa menghindarkan dirinya dari pukulan ekor buaya itu. Tetapi semalang-malangnya si Cerdik itu dia pasti akan masuk lebih dalam di rangkungan buaya tadi.

    Adalah tiga syarat yang terutama kalau seorang ingin hendak menjalankan diplomasibersandar kepada Devide et empera itu dalam keadaan revolusioner sekarang. Pertamasekali, kekuatan diri sendiri dan kepercayaan atas diri sendiri mestinya ada cukup.Kedua, diplomasi itu mesti bersifat revolusioner yang ada dalam negeri. Ketiga,

    diplomasi devide-et-empera yang revolusioner itu mesti ditujukan kepada bangunan-musuh yang mengandung pertentangan sesungguhnya, ialah pertentangan keperluan(ekonomi). Kalau seseorang diplomat Indonesia yang revolusioner mengemukakanpertentangan-tajam dalam hal keperluan penting antara Inggris dan Amerika, bahkandengan Australia (commonwealth-Inggris), dan pertentangan itu terus akan berlakuselama Indonesia itu masih berada dalam ruangan kemerdekaan nasional, kita tak akanmenyangkal (membantah), memangnya diplomasi-bambu-runcing dengan programminimum berlaku dalam suasana pertentangan hebat di antara gabungan Kapitalismedan Imperialisme Asing, yang berada di Indonesia di jaman Belanda.

    Si Pengelamun, Si-Tukang-Berpangku-Tangan, Si-Serba-Tak-Bisa tetapi nasionalis dan

    percaya saja kepada siapa saja kecuali pada diri sendiri, Si-Pengharap Pertolongan-Luar,dalam waktu damai boleh menertawakan atau mengecilkan artinya Aslia, tetapi sebagaigabungan revolusioner dalam lingkaran-terbang (flying-sphere) dengan Singapura sebagaipusat. Mereka boleh bermimpi-mimpi mengharapkan pertolongan jatuh dari langit,sambil menyeburkan isme ini atau itu ke kiri ke kanan. Mereka boleh terus berpangkutangan sambil bermimpi melayang ke langit sampai .........revolusi atau peperanganakan melemparkan mereka kembali ke dunia nyata, kembali ke tanah yang keras itu.Sesudah hampir sepuluh bulan si Tukang-Maki dan mengejek sering dengan memakaikedok internasionalis tetapi nasionalis yang bisa dipakai Nica, Jepang ataupun Sibardalam prakteknya mestinya sudah insyaf, bahwa dalam revolusi atau peperangan, makaRakyat Indonesia dalam suasana dan keadaan internasional seperti sekarang terpaksa

    berdiri atas kaki sendiri, pada organisasi sendiri, bersandar pada otak, hati dan jantungsendiri, pada kecerdasan, keberanian dan ketabahan hati sendiri. Teristimewa pulamesti berdiri atas alat hidup sendiri dan senjata sendiri, walaupun hanya bambu runcing

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    27/56

    saja. Di samping kepercayaan dan tindakan berdasarkan kekuatan diri sendiri yangsebenarnya, haruslah kita berusaha meluaskan lapangan perjuangan ke daerah yangmemberi kemungkinan memberi hasil (Aslia). Baru bertindak begitu rupa, supaya dapatmerebut simpati dan pertolongan tak langsung dari opini publik di Asia, Afrika, Eropadan Amerika. Semata-mata menyandarkan paham, organisasi dan aksi atas kekuatanyang tiada bisa dipakai sekarang, karena jauh atau belum bisa keluar, ataupun kalau

    keluar belum tentu bisa dipakai menurut kehendak atau kepentingan kita, sama jugadengan sikap seseorang yang ingin menamai diri seorang revolusioner, tetapi takutkepada revolusi. Dalam perjuangan yang sebenarnya ini memang nyata, siapa yangrevolusioner di waktu revolusi dan siapa yang revolusioner di waktu damai: SiPembelalang di dalam gelap, Si-penggertak dari sebalik gunung.

    Persatuan Perjuangan yang didirikan pada tanggal 5 Januari 1946 tahun ini, cukupmemperhatikan kekuatan kawan dan lawan, cukup memperhatikan sifat dan susunannyasemua golongan yang ada dalam Indonesia (social-structure), sifat dan tingkatnyarevolusi Indonesia, kepentingan dan pertentangan dalam kapitalisme dan imperialismeAsing. Persatuan yang diikat oleh Minimum-Program yang revolusioner terasa perlunya

    setelah di saat itu nyata kelemahan perjuangan, disebabkan oleh banyaknya partai danbanyaknya laskar. Pada beberapa tempat seperti Surabaya, Tegal, Pekalongan, danCiamis sudah timbul sengketa di antara laskar dan laskar, serta partai dan partai. KalauPersatuan Pejuangan tak tampil ke muka, mungkin sengketa tadi akan lebih mendalamdan berakhir pada perang saudara, yang menguntungkan musuh.

    Belum lagi 2 (dua) bulan Persatuan Perjuangan, yang sanggup mengikat 141 organisasipolitik, sosial, ekonomi, dan militer, berjalan maka datanglah undangan dari pihakpemerintah Republik buat bersama membentuk Kabinet Baru, sesudahnya kabinet lama,Kabinet Soetan Sjahrir meletakkan jabatannya. Persatuan Perjuangan menolak campur

    membentuk Kabinet Baru, bukan karena tiada sanggup menerima "tanggung-jawab"seperti dibisikkan oleh satu pihak ke sana sini, melainkan karena ada hakekatnyaPresiden menghendaki supaya yang "terpentingnya" dalam Minimum-Program dibatalkan!Sebenarnya susah sekali mengetahui berapa luasnya dan di mana batasnya kekuasaan"Presiden" Republik Indonesia di masa revolusi ini. Undang-undang Dasar yangmemusatkan kekuasaan dan tanggung jawab pada Presiden dan praktek memerintahsekarang yang memusatkan kekuasan dan tanggung jawab pada Perdana Menteri cumamembingungkan yang mempelajari saja. Si Pelajar akan lebih bingung lagi kalaudiketahui bahwa Presiden berdiam di Yogyakarta sedangkan Perdana Menterinya di kotaNica Jakarta, yang sudah dicelupnya kembali dengan nama "Batavia". SebenarnyaPersatuan Perjuangan sudah siap sedia dengan para calon yang sanggup menerima

    pangkat menteri dengan atau tiada dengan Tan Malaka. Tetapi setelah ditentukan"disiplin" terhadap mereka yang akan menerima pangkat menteri yang akanmembatalkan Minimum-Program, maka tiadalah seorang juga di antara para calontersebut yang masuk ke dalam kabinet Sjahrir yang ke-2. Sebenarnya patut dipuji sikappara calon yang lebih mementingkan dasar, prinsip daripada pangkat.

    Bukankah Rakyat dan Pemuda bertempur mengorbankan jiwanya buat dasar, prinsipyang nyata dan sah? Janganlah disalahkan para calon Persatuan Perjuangan yangmemegang teguh dasar, haluan Revolusi Indonesia sekarang!

    Semenjak terbentuknya minimum-program ialah 4 atau 5 bulan sampai sekarang, maka

    belumlah ada kelihatan cacatnya salah satu dari 7 pasal yang dikemukakan. Malahsebaliknya, kalau salah satu daripada 7 pasal itu dilanggar, dilemahkan atau dibelokkan,maka nyata sekali sikap dan tindakan rakyat terhadap tindakan semacam itu. Pelucutan

  • 7/30/2019 Thesis - Tan Malaka (1946)

    28/56

    Jepang yang bermula hampir dilakukan yang berlainan dengan tulisan dan lisan pasal 4,mengadakan perlawanan sekeras-kerasnya dari pihak rakyat di daerah Surakarta.

    Sebab itulah rupanya tak jadi diadakan Markas Sekutu, seperti di Solo, ialah menurutpengumuman yang bermula diterima rakyat Solo. Tetapi apakah sudah cukup jaminansupaya tentara Jepang dari Pulau Galang kelak betul-betul akan dikirim ke Jepang dan

    bukan ke salah satu pulau di Indonesia, itu tiadalah bisa dipastikan.

    Tulisan dan lisan pasal 4 itu memang bermaksud supaya seperti yang sudah-sudah terjadidi mana-mana tempat tentara Jepang jangan dipakai lagi buat merobohkan RepublikIndonesia. Yang amat penting pula tentulah pasal 1 berhubungan dengan "perundingan"Minimum-Program menuntut supaya perundingan itu berdasar atas pengakuankemerdekaan 100%. Artinya kemerdekaan 100% mesti lebih dahulu diakui. Perundinganyang akan dilakukan ialah buat menetapkan pengakuan itu dan membuat perjanjian yangberdasarkan kemerdekaan 100% itu. Dengan perkataan lain, perundingan itu adalahperundingan dua negara merdeka. Bahwa dalam keadaan perang sekarang kemerdekaan100% bisa dicapai dengan "goyangan lidah" itu adalah berlawanan dengan pikiran sehat,

    dengan sejarah manusia dan berlawanan dengan "sifatnya" sesuatu "perundingan".Bukankah berunding itu berarti tawar-menawar, memberi dan menerima, tolak angsur?Dimanakah lagi letaknya "tawar-menawar" kalau satu pihak mau mendapatkan 100% yangsebelum berunding dibantah keras oleh lain pihak? Mungkin mendapatkan 90% ataupundalam teori 99%, tetapi perundingan yang tiada berdasarkan atas pengakuankemerdekaan 100% tidak akan mendapatkan yang 100% itu. Seandainya tercapaikemerdekaan 99%, bahkan 100% pun, tetapi kalau pasal 6 dan 7 dibatalkan, dilemahkanatau dibelokkan, maka lambat laun kemerdekaan 99% atau 100% tadi akan turun sampai50% atau 10%. Kalau kapitalisme asing