Tinjauan Teori Perkembangan Kota
-
Upload
yunita-ratih -
Category
Documents
-
view
289 -
download
4
Transcript of Tinjauan Teori Perkembangan Kota
-
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
1/21
Tinjauan Teori Perkembangan Kota (Sejarah, Pengertian, Pola, dan Faktor
Penyebab Perkembangan Kota)
Sejarah dan Pengertian Kota
Pada mulanya, kota merupakan konsentrasi rumah tangga di pinggir-pinggir sungai yang
diorganisasi mengelilingi penguasa atau biasanya pemimpin agama atau pendeta gereja yangkemudian diteruskan oleh kelompok pendeta yang menyelenggarakan pengendalian yang
sistimatis dan kontinyu terhadap panen, tenaga kerja dan lain-lain. Masih dapat juga ditelusuri
bahwa kota modern di barat pada abad pertengahan dan bahkan sebelum revolusi industriumumnya masih tergantung dari sistem pertanian yang notebene belum memakai alat mesin
disamping beberapa kota yang sekaligus memang menjadi pusat perdagangan Nasional dan
Internasional. Keadaan tersebut menjadi sebab kota berkembang sangat terbatas dan bila kota
bertumbuh di luar batas kemampuan suplai hasil pertanian (makanan) dari hinterland (daerahsekitarnya) maka kota tersebut akan mengalami kesulitan makanan ; dan untuk mempertahankan
eksistensi pertumbuhan tersebut sering diperlakukan penaklukan daerah sekeliling atau daerahlain demi memperbesar suplai bahan makanan. Keadaan inilah yang sering dilakukan olehpenguasa kota di Romawi dan Yunani dahulu.
Setelah revolusi industri, kota di barat berkembang dengan sangat pesat dan merupakan asal-usul
urbanisasi yang paling berarti. Penduduk kota bertambah dengan drastis dan penduduk desa,terutama yang dekat kota berkurang. Sebelum revolusi industri, pertumbuhan dan perkembangan
kota lambat dan bahkan konstan. Setelah revolusi industri pertambahan penduduk bagaikan
meledak hingga untuk pertama kalinya kota-kota di barat melebihi kemampuan kota yang real,yaitu mulai dari penyediaan perumahan yang layak, sarana pendidikan, lapangan kerja dan
tempat rekreasi dan lain-lain
Dari peninjauan sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota secara spesifik diperolehgambaran mengenai hal-hal yang menyangkut : proses perkembangan dan pertumbuhan kota,
faktor-faktor penggerak perkembangan dan pertumbuhan kota, dan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat dipakai didalam usaha pengarahan dan penyusunan arah dan besarnya perkembangandan pertumbuhan kota. Studi sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota yang spesifik ini
jelas akan merupakan bagian yang penting didalam penentuan kebijaksanaan dan pertimbangan
didalam perencanaan untuk perkembangan kota tersebut dimasa mendatang. Dari sejarahmengenai perkembangan dan pertumbuhan kota dapat dianalisa apakah pola kecendrungan
perkembangan dan pertumbuhan yang berlaku sekarang itu mempunyai nilai yang negatif
ataukah positip untuk perkembangan kota selanjutnya. Apabila sifat dari pola dan kecenderungan
perkembangan dan pertumbuhan kota itu negatif maka didalam kebijaksanaan perencanaannyaperlu pengarahan kearah lain sedemikian rupa sehingga perkembangan dan pertumbuhannya
dapat diarahkan kepada usaha-usaha perbaikan.
Perkembangan kota secara umum menurut Branch (1995) sangat dipengaruhi oleh stuasi dankondisi internal yang menjadi unsur terpenting dalam perencanaan kota secara komprehensif .
Namun beberapa unsur eksternal yang menonjol juga dapat mempengaruhi perkembangan kota.
Beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkembangan kota adalah :
-
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
2/21
1) Keadaan geografis mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi sebagai
simpul distribusi, misalnya perlu terletak di simpul jalur transportasi, dipertemuan jalurtransportasi regional atau dekat pelabuhan laut. Kota pantai, misalnya akan cenederung
berbentuk setengah lingkaran, dengan pusat lingkaran adalah pelabuhan laut.
2) Tapak (Site) merupakan faktor-faktor ke dua yang mempengaruhi perkembangan suatu kota.Salah satu yang di pertimbangkan dalam kondisi tapak adalah topografi. Kota yang berlokasididataran yang rata akan mudah berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi
dipegunungan biasanya mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan
kondisi geologi. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.3) Fungsi kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota-kota yang memiliki
banyak fungsi, biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat dari
pada kota berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat
perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya;4) Sejarah dan kebudayaan juga mempengaruhi karekteristik fisik dan sifat masyarakat kota. Kota
yang sejarahnya direncanakan sebagai ibu kota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan
kota yang sejak awalnya tumbuh secara organisasi. Kepercayaan dan kultur masyarakat jugamempengaruhi daya perkembangan kota. Terdapat tempat-tempat tertentu yang karena
kepercayaan dihindari untuk perkembangan tertentu.
5) Unsur-unsur umum seperti misalnya jaringan jalan, penyediaan air bersih berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat luas, ketersediaan unsur-unsur umum akan menarik kota kearah tertentu.
Pengertian Perkembangan Kota
Menurut Ilhami (1988) sebagian besar terjadinya kota adalah berawal dari dari desa yang
mengalami perkembangan yang pasti. Faktor yang mendorong perkembangan desa menjadi kota
adalah karena desa berhasil menjadi pusat kegiatan tertentu, misalnya desa menjadi pusatpemerintahan, pusat perdagangan, pusat pertambangan, pusat pergantian transportasi, seperti
menjadi pelabuhan, pusat persilangan/pemberhentian kereta api, terminal bus dan sebagainya.
Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah suatu pemukiman yang
bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya
selalu mempunyai rumah-rumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatukota yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial.
Pola-Pola Perkembangan Kota
Sesuai dengan perkembangan penduduk perkotaan yang senantiasa mengalami peningkatan,maka tuntutan akan kebutuhan kehidupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan
teknologi juga terus mengalami peningkatan, yang semuanya itu mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan akan ruang perkotaan yang lebih besar. Oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota
-
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
3/21
tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan
fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah pinggiran kota (fringe area). Gejala
penjalaran areal kota ini disebut sebagai invasion dan proses perembetan kenampakan fisikkota ke arah luar disebut sebagai urban sprawl (Northam dalam Yunus, 1994).
Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik kota dibedakanmenjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a) Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar, cenderung lambat dan
menunjukkan morfologi kota yang kompak disebut sebagai perkembangan konsentris (concentricdevelopment).
b) Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan menunjukkan penjalaran yang tidak
sama pada setiap bagian perkembangan kota disebut dengan perkembangan fisik
memanjang/linier (ribbon/linear/axial development).
c) Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai perkembangan yangmeloncat (leap frog/checher board development).
http://2.bp.blogspot.com/-DRrg2WsycCc/UbBUp0V1rdI/AAAAAAAAGJ4/PSunbkIj3S4/s1600/01b+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Memanjang-Linier.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-3W7q9y1_QTA/UbBUAh_m7_I/AAAAAAAAGJI/K-a0qJChXaM/s1600/01a+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Konsentris+%28concentric+development%29.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-DRrg2WsycCc/UbBUp0V1rdI/AAAAAAAAGJ4/PSunbkIj3S4/s1600/01b+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Memanjang-Linier.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-3W7q9y1_QTA/UbBUAh_m7_I/AAAAAAAAGJI/K-a0qJChXaM/s1600/01a+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Konsentris+%28concentric+development%29.JPG -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
4/21
Jenis penjalaran fisik memanjang/linier yang dikemukakan oleh Northam sama dengan TeoriPoros yang dikemukakan oleh Babcock dalam Yunus (1994), yaitu menjelaskan daerah di
sepanjang jalur transportasi memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga perkembangan fisiknya
akan lebih pesat dibandingkan daerah-daerah di antara jalur transportasi.
Pola pemekaran atau ekspansi kota mengikuti jalur transportasi juga dikemukakan oleh Hoyt
dalam Daldjoeni (1998), secara lengkap pola pemekaran atau ekspansi kota menurut Hoyt, antara
lain, sebagai berikut :
1) Perluasan mengikuti pertumbuhan sumbu atau dengan kata lain perluasannya akan mengikuti
jalur jalan transportasi ke daerah-daerah perbatasan kota. Dengan demikian polanya akanberbentuk bintang atau star shape.
2) Daerah-daerah hinterland di luar kota semakin lama semakin berkembang dan akhirnya
menggabung pada kota yang lebih besar.
3) Menggabungkan kota inti dengan kota-kota kecil yang berada di luar kota inti atau disebutdengan konurbasi.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Northam dalam Yunus (1994), mengenaiperkembangan fisik kota secara konsentris, Branch (1995) mengemukakan enam pola
perkembangan fisik kota, secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
http://2.bp.blogspot.com/-SNikULyVgrM/UbBU7CquKVI/AAAAAAAAGKI/UsPNSqhBRF8/s1600/01c+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Meloncat.JPG -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
5/21
Selanjutnya berdasarkan pada kenampakan morfologi kota serta jenis penjalaran areal kota yang
ada, menurut Hudson dalam Yunus (1994) mengemukakan beberapa model bentuk kota, yaitusebagai berikut :
a) Bentuk satelit dan pusat-pusat baru. Bentuk ini menggambarkan kota utama yang ada dengan
kota-kota kecil di sekitarnya terjalin sedemikian rupa, sehingga pertalian fungsional lebih efektif
dan lebih efisien.b) Bentuk stellar atau radial. Bentuk kota ini untuk kota yang perkembangan kotanya didominasi
oleh ribbon development.c) Bentuk cincin, terdiri dari beberapa kota yang berkembang di sepanjang jalan utama yang
melingkar.
d) Bentuk linier bermanik, pertumbuhan areal-areal kota hanya terbatas di sepanjang jalan utama
dan pola umumnya linier. Pada pola ini ada kesempatan untuk berkembang ke arah sampingtanpa kendala fisikal.
e) Bentuk inti/kompak, merupakan bentuk perkembangan areal kota yang biasanya didominasi oleh
perkembangan vertikal.
f) Bentuk memencar, merupakan bentuk dengan kesatuan morfologi yang besar dan kompakdengan beberapa urban centers, namun masing-masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi
yang khusus dan berbeda satu sama lain.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas, tentang pola-pola perkembangan fisikkota, pada dasarnya memiliki banyak persamaan. Namun secara umum pola perkembangan fisik
kota dapat dibedakan menjadi perkembangan memusat, perkembangan memanjang mengikuti
pola jaringan jalan dan perkembangan meloncat membentuk pusat-pusat pertumbuhan baru.
http://3.bp.blogspot.com/-ocTj7PtltmQ/UbBVBXOKSiI/AAAAAAAAGKQ/fTRUgdvWs80/s1600/02+Pola+Perkembangan+Fisik+Kota+Menurut+Branch+1995.JPG -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
6/21
Dalam mengkaji perkembangan fisik suatu kota, menurut Hagget (1970) dapat mengacu pada
teori difusi atau teori penyebaran/penjalaran yang mempunyai dua model yang masing-masingmemiliki maksud yang berbeda. Model-model tersebut adalah model difusi ekspansi dan model
difusi relokasi, dengan penjelasan berikut ini :
1) Model difusi ekspansi (expansion diffusion) adalah suatu proses penyebaran informasi, materialdan sebagainya yang menjalar melalui suatu populasi dari suatu daerah ke daerah lain. Dalam
proses difusi ekspansi ini informasi atau material yang didifusikan tetap ada dan kadang-kadang
menjadi lebih intensif di tempat asalnya. Salah satu contoh proses difusi ekspansi adalah
terjadinya pertambahan jumlah penduduk dalam kurun waktu tertentu yang dibedakan dalam duaperiode waktu. Dengan demikian dalam ekspansi ruang terdapat pertumbuhan jumlah penduduk,
material dan ruang hunian baru.
2) Model difusi yang lainnya adalah difusi relokasi (relocation diffusion) adalah suatu proses yangpenyebaran keruangan, yaitu informasi atau material yang didifusikan meninggalkan daerah asal
dan berpindah ke daerah yang baru.
Untuk lebih jelasnya kedua metode difusi tersebut dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini :
http://1.bp.blogspot.com/-SZy4dDG3F3U/UbBVGksMEwI/AAAAAAAAGKY/Xanl0Tuzm0U/s1600/03+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Umum+Menurut+Northam.JPG -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
7/21
Faktor-Faktor Penyebab Perkembangan
KotaMenurut Sujarto (1989) faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan yang bekerja pada suatukota dapat mengembangkan dan menumbuhkan kota pada suatu arah tertentu. Ada tiga faktor
utama yang sangat menentukan pola perkembangan dan pertumbuhan kota :
a) Faktor manusia, yaitu menyangkut segi-segi perkembangan penduduk kota baik karena
kelahiran maupun karena migrasi ke kota. Segi-segi perkembangan tenaga kerja, perkembanganstatus sosial dan perkembangan kemampuan pengetahuan dan teknologi.
b) Faktor kegiatan manusia, yaitu menyangkut segi-segi kegiatan kerja, kegiatan fungsional,
kegiatan perekonomian kota dan kegiatan hubungan regional yang lebih luas.
c) Faktor pola pergerakan, yaitu sebagai akibat dari perkembangan yang disebabkan oleh kedua
faktor perkembangan penduduk yang disertai dengan perkembangan fungsi kegiatannya akanmenuntut pola perhubungan antara pusat-pusat kegiatan tersebut.
Daftar Pustaka:
http://3.bp.blogspot.com/-wRshOGzMTmQ/UbBVK6vAe6I/AAAAAAAAGKg/mF6SSH3zseI/s1600/04+Model+Difusi+Ekspansi+dan+Relokasi+Menurut+Hagget+1970.JPG -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
8/21
Branch, Melville, 1955. Perencanaan kota Komprehensif, pengantar dan penjelasan (terjemahan)
Catanese, Anthony J. Snyder. James. C 1992. Perencanaan kota Penerbit erlangga. Jakarta.
Chapin. F. Stuart. Jr. and Kaiser. Edward. J. 1979, urban land use planning, University of illionis Press.Daldjoeni, 1992. Geografi baru, organisasi keruangan dalam teori dan praktek. Penerbit Alumni, bandung.
Daldjoeni, N. 1998, Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni, Bandung.
Hagget, Peter. 1970, Geography, A Modern Synthesis. 3rd Edition, Harper and Row Publisher, London.Ilhami. 1990, Strategi Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.Jayadinata, Johara T. 1992, Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Kota dan Wilayah. Penerbit ITB,
Bandung.
Sujarto, Djoko, 1989, faktor sejarah Perkembangan kota dalam perencanaan perkembangan kota.Bandung. Fakultas teknik sipil dan perencanaan bandung.
Sujarto, Djoko. 1989, Faktor Sejarah Perkembangan Kota Dalam Perencanaan Perkembangan Kota.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB, Bandung.
Sujarto, Djoko. 1992, Perkembangan Perencanaan Tata Ruang Kota di Indonesia. Fakultas Teknik Sipildan Perencanaan ITB, Bandung.
Yunus, Hadi Sabari. 1994, Teori dan Model Struktur Keruangan Kota. Fakultas Geografi UGM,
Yogyakarta.Yunus, Hadi Sabari. 2000, Struktur Tata Ruang Kota. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tesis Fitri Susanti, Faktor Penyebab Terjadinya Perbedaan Karakteristik Perkembangan Kota Air
Molek, Pematang Reba Dan Rengat (Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD-UGM
Tahun 2003)
Sejarah Perkembangan Kota Besar di Indonesia
Diposkan oleh Fatwa Faturohman , di6:13 PM
SEJARAH KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA
Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan.
Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta dan
http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
9/21
Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai.
2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan.
Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman baru yang
kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan
kopi), dan Jambi (perkebunan karet).
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan.
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal
Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah), Palembang dan Plaju (tambang minyak bumi),
Samarinda, Tarakan, Balikpapan (tambang minyak Bumi).
4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.
Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Setelah
Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Nama-nama Kota lainnya :
Kota yang berasal dari perkebunan.
Ex : Bandung, Bogor, Malang, Salatiga, Palembang, Jambi dan Bengkulu
Kota yang berasal dari pusat pertambangan.
Ex : Muntok (timah), Tarakan (minyak ), Martapura (intan) dsb.
Kota yang berasal dari pusat administrasi.
Ex : Jakarta (ibukota Negara), Semarang (ibukota provinsi Jateng) dsb
Kota yang berasal dari pusat perdagangan.
Ex : Makasar, Jakarta dan Surabaya
Kota yang berasal dari pusat industri.
Ex : Batam, Tangerang.
Kota yang berasal dari pusat budaya.
Ex : Yogyakarta, dan Surakarta
http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html
Teori struktur, tata ruang, dan perkembangan kota
http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://geoenviron.blogspot.com/2014/01/teori-struktur-tata-ruang-dan.htmlhttp://geoenviron.blogspot.com/2014/01/teori-struktur-tata-ruang-dan.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
10/21
a. Struktur Ekonomi Kota
Wilayah kota menjadi tempat kegiatan ekonomi penduduknya di bidang jasa, perdagangan, industri, dan
administrasi. Selain itu, wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat pemerintahan. Kegiatan ekonomi
kota dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
1) Kegiatan Ekonomi Dasar
Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau dikirim ke
daerah sekitar kota. Produk yang dikirim dan disalurkan berasal dari industri, perdagangan, hiburan, dan
lainnya.
2) Kegiatan Ekonomi Bukan Dasar
Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan sendiri. Kegiatan ini
disebut juga dengan kegiatan residensial dan kegiatan pelayanan. Kegiatan ekonomi kota dapat berupa
industri dan kegiatan jasa atau fasilitas yang tidak memerlukan lahan yang luas. Kegiatan ini menyebabkan
kota berpenduduk padat, jarak bangunan rapat, dan bentuk kota kompak.
Struktur kota dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian penduduknya. Mata pencaharian penduduk kota
bergerak di bidang nonagraris, seperti perdagangan, perkantoran, industri, dan bidang jasa lain. Dengandemikian, struktur kota akan mengikuti fungsi kota. Sebagai contoh, suatu wilayah direncanakan sebagai
kota industri, maka struktur penduduk kota akan mengarah atau cenderung ke jenis kegiatan industri.
Pada kenyataan, jarang sekali suatu kota mempunyai fungsi tunggal. Kebanyakan kota juga merangkap
fungsi lain, seperti kota perdagangan, kota pemerintahan, atau kota kebudayaan. Contoh: Yogyakarta selain
disebut kota budaya tetapi juga disebut sebagai kota pendidikan dan kota wisata.
Di daerah kota terdapat banyak kompleks, seperti apartemen, perumahan pegawai bank, perumahan
tentara, pertokoan, pusat perbelanjaan (shopping center), pecinan, dan kompleks suku tertentu. Kompleks
tersebut merupakan kelompok-kelompok (clusters) yang timbul akibat pemisahan lokasi (segregasi).
Segregasi dapat terbentuk karena perbedaan pekerjaan, strata sosial, tingkat pendidikan, suku, harga sewa
tanah, dan lainnya. Segregasi tidak akan menimbulkan masalah apabila ada pengertian dan toleransi antara
pihak-pihak yang bersangkutan. Munculnya segregasi di kota dapat direncanakan ataupun tidak
direncanakan. Kompleks perumahan dan kompleks pertokoan adalah contoh segregasi yang direncanakan
pemerintah kota.
Bentuk segregasi yang lain adalah perkampungan kumuh/slum yang sering tumbuh di kota-kota besar
seperti Jakarta. Rendahnya pendapatan menyebabkan tidak adanya kemampuan mendirikan rumah tinggal
http://1.bp.blogspot.com/-EdS2picceTQ/UuZz1S9tVkI/AAAAAAAAA1c/fZlZzUbX9TU/s1600/images.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
11/21
sehingga terpaksa tinggal di sembarang tempat. Kompleks seperti ini biasanya ditempati oleh kaum miskin
perkotaan. Permasalahan seperti ini memerlukan penanganan yang bijaksana dari pemerintah.
b. Struktur Intern Kota
Pertumbuhan kota-kota di dunia termasuk di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan suatu kota dapat
disebabkan oleh pertambahan penduduk kota, urbanisasi, dan kemajuan teknologi yang membantu
kehidupan penduduk di kota. Wilayah kota atau urban bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur
bangunan dan demografis. Susunan, bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda.
Mata pencaharian, status sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-macam.
Selain aspek bangunan dan demografis, karakteristik kota dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
topografi, sejarah, ekonomi, budaya, dan kesempatan usaha. Karakteristik kota selalu dinamis dalam
rentang ruang dan waktu.
-
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
12/21
Apabila dilihat sekilas wajah suatu kota, maka akan banyak susunan yang tidak beraturan. Akan tetapi,
apabila diamati dengan cermat maka akan dijumpai bentuk dan susunan khas yang mirip dengan kota-kota
lain.
Misalnya, kota A berbentuk persegi empat, kota B berbentuk persegi panjang, dan kota C berbentuk bulat.
Begitu juga dalam susunan bangunan kota terjadi pengelompokan berdasarkan tata guna lahan kota.
Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang khas. Apabila kamu mengamati kota berdasarkan peta
penggunaan lahan, maka kamu akan mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran,
http://4.bp.blogspot.com/-raVwM7xhFz0/UMLFpM8ZMxI/AAAAAAAAA60/P9hm8L3FTK4/s1600/g1.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
13/21
perumahan, pusat pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati
daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya.
Zona perkantoran, pusat pemerintahan, dan pertokoan menempati kota bagian pusat atau tengah. Zona
perumahan elite cenderung memiliki lokasi di pinggiran kota. Sedang zona perumahan karyawan dan buruh
umumnya berdekatan dengan jalan penghubung ke pabrik atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Para geograf dan sosiolog telah melakukan penelitian berkaitan dengan persebaran zona-zona suatu kota.
Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial kota.
Beberapa teori tentang struktur kota dapat kamu ikuti pemaparannya sebagai berikut.
1) Teori Konsentris (Concentric Theory)
Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human ecology, merupakan hasil
penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan Burgess, Kota Chicago ternyata telah
berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yang
mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda.
Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau pemekaran dimulai dari pusatnya,
kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah pinggiran atau menjauhi pusat. Zona-zona
baru yang timbul berbentuk konsentris dengan struktur bergelang atau melingkar.
Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima zona sebagai berikut.
Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju penduduknya. Teori ini
mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute transportasi dan komunikasi.
2) Teori Sektoral (Sector Theory)
Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya pada tahun
1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan sektorsektor daripada
sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Burgess. Hoyt juga meneliti Kota
Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) yang terletak di pusat kota.
http://4.bp.blogspot.com/-eBLP4tQCjOA/UMLF1Q9AgTI/AAAAAAAAA68/HjubeL3YqyI/s1600/g2.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
14/21
Ia berpendapat bahwa pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar. Mengapa
struktur kota menurut teori sektoral dapat terbentuk? Para geograf menghubungkannya dengan kondisi
geografis kota dan rute transportasinya. Pada daerah datar memungkinkan pembuatan jalan, rel kereta api,
dan kanal yang murah, sehingga penggunaan lahan tertentu, misalnya perindustrian meluas secara
memanjang. Kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai
bujuran lereng.
3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini berpendapat, meskipun
pola konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang
dikemukakan dalam teori Burgess dan Hoyt.
Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks ini
disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. Nukleus-
nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan membentuk
struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.
Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut, dan
terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara
mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan
http://3.bp.blogspot.com/-2qZ4kzgwURo/UMLGNXsKM9I/AAAAAAAAA7M/LNQEyLtZMW8/s1600/g4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hJom5XAOmNM/UMLGEINsCCI/AAAAAAAAA7E/bFLho_Z8QMc/s1600/g3.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-2qZ4kzgwURo/UMLGNXsKM9I/AAAAAAAAA7M/LNQEyLtZMW8/s1600/g4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hJom5XAOmNM/UMLGEINsCCI/AAAAAAAAA7E/bFLho_Z8QMc/s1600/g3.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
15/21
dengan sarana transportasi. Perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan
dan tempat pendidikan.
Harris dan Ullman berpendapat bahwa karakteristik persebaran penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-
faktor yang unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas, sehingga tidak ada urut-urutan yang teratur
dari zona-zona kota seperti pada teori konsentris dan sektoral. Teori dari Burgess dan Hoyt dianggap hanya
menunjukkan contoh-contoh dari kenampakan nyata suatu kota.
4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965 dengan mengambil lokasi
penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan
konsentris lebih ditonjolkan.
5) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)
Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980
berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut.
6) Teori Poros
Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam
memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
http://2.bp.blogspot.com/-gShih4sCeFI/UMLGmBTFfdI/AAAAAAAAA7c/GcbYxxlOkRA/s1600/g6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Ht5r22zaRr8/UMLGZGGA2kI/AAAAAAAAA7U/lbW6sHrzFZA/s1600/g5.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-gShih4sCeFI/UMLGmBTFfdI/AAAAAAAAA7c/GcbYxxlOkRA/s1600/g6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Ht5r22zaRr8/UMLGZGGA2kI/AAAAAAAAA7U/lbW6sHrzFZA/s1600/g5.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
16/21
7) Teori Historis
Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan
perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota. Teori historis dari Alonso dapat digambarkan sebagai
berikut.
Dari model gambar di depan menunjukkan bahwa dengan meningkatnya standar hidup masyarakat yang
semula tinggal di dekat CBD disertai penurunan kualitas lingkungan, mendorong penduduk untuk pindah ke
daerah pinggiran (a). Perbaikan daerah CBD menjadi menarik karena dekat dengan pusat segala fasilitas
kota (b). Program perbaikan yang semula hanya difokuskan di zona 1 dan 2, melebar ke zona 3 yang
menarik para pendatang baru khususnya dari zona 2 (c).
Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955). Teori ini menyatakan bahwa perkembangan struktur kota
dapat dilihat dari variabel ketinggian bangunan. DPK atau CBD secara garis besar merupakan daerah
dengan harga lahan yang tinggi, aksesibilitas sangat tinggi dan ada kecenderungan membangun struktur
perkotaan secara vertikal. Dalam hal ini, maka di DPK atau CBD paling sesuai dengan kegiatan
perdagangan (retail activities), karena semakin tinggi aksesibilitas suatu ruang maka ruang tersebut akan
ditempati oleh fungsi yang paling kuat ekonominya.
Perkembangan Kabupaten-Kota di Indonesia
http://3.bp.blogspot.com/-PaTsOab-omM/UMLG5lpuynI/AAAAAAAAA7s/rcRIjQc3teY/s1600/g8.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-WSvzu4uORow/UMLGvU_BMdI/AAAAAAAAA7k/9nQiRt6VHlY/s1600/g7.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-PaTsOab-omM/UMLG5lpuynI/AAAAAAAAA7s/rcRIjQc3teY/s1600/g8.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-WSvzu4uORow/UMLGvU_BMdI/AAAAAAAAA7k/9nQiRt6VHlY/s1600/g7.jpg -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
17/21
Jan 1
Posted byadmin
1 Votes
Kran Otonomi daerah di buka lebar-lebar, tak ayal lagi banyak daerah baru bermekaran. Mulai
dari pembentukan provinsi baru sampai kabupaten dan kota-kota baru. Jika pada zaman SD dulu,pelajaran IPS jumlah provinsi di Indonesia ada berapa? Maka dengan mantap akan dijawab ada
27. Namun sekarang, kian bertambah. Provinsi termuda yang baru dibentuk 2013 ini adalahprovinsi Kalimantan Utara.
Untuk provinsi, memang perkembangan jumlahnya tidak begitu pesat. Namun Anda akan
tercengang dengan jumlah kabupaten/kota. Sekarang Indonesia memiliki 414 kabupaten dan 92kota. Sepertinya jumlah ini akan terus bertambah..
Sedikit catatan tentang pemekaran kabupaten kota, saya ambil contoh provinsi Lampung danJawa Barat
Lampung, mekar menjadi provinsi sendiri pada tahun 1964 (dulu ikut Sumatra Selatan). Berikut
ceritanya: (Ref:Wikipedia)
Dulu cuma ada Dati II (Kabupaten) Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan
Kotapraja Tanjungkarang-Teluk Betung (pelajaran IPS kelas 4 SD) (Ref:Wikipedia)
1. Kabupaten Lampung Utara, dengan ibukotanya Kotabumi
2. Kabupaten Lampung Tengah, dengan ibukotanya Metro (sekarang pindah keGunungsugih)
3. Kabupaten Lampung Selatan, dengan ibukotanya Kalianda4. Kota Bandar Lampung5. Kabupaten Lampung Barat, dengan ibukotanya Liwa, pemekaran dari Kabupaten
Lampung Utara (UU No.6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus 1991)6. Kabupaten Tanggamus, dengan ibukotanya Kota Agung, pemekaran dari Kabupaten
Lampung Selatan (3 Januari 1997)
http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://moko31.files.wordpress.com/2014/01/lampung.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/ -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
18/21
7. Kabupaten Tulang Bawang, dengan ibukotanya Menggala, pemekaran dari KabupatenLampung Utara (3 Januari 1997)
8. Kabupaten Lampung Timur, dengan ibukotanya Sukadana, pemekaran dari KabupatenLampung Tengah (20 April 1999)
9. Kota Metro, pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah (20 April 1999)
10.Kabupaten Way Kanan, dengan ibukotanya Blambangan Umpu, pemekaran dariKabupaten Lampung Utara (20 April 1999)11.Kabupaten Pesawaran, pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan (17 Juli 2007)12.Kabupaten Mesuji, dengan ibukotanya Mesuji, pemekaran dari Kabupaten Tulang
Bawang (29 Oktober 2008)13.Kabupaten Pringsewu, dengan ibukotanya Pringsewu, pemekaran dari Kabupaten
Tanggamus (29 Oktober 2008)
14.Kabupaten Tulang Bawang Barat, dengan ibukotanya Panaragan Jaya, pemekaran dariKabupaten Tulang Bawang (29 Oktober 2008)
15.Kabupaten Pesisir Barat, dengan ibukotanya Krui (?), pemekaran dari KabupatenLampung Barat (25 Oktober 2012)
Jadi totalnya ada berapa tuh? Kabupaten ada 13, kota ada 2, total 15.
Kabupaten dengan luasan daerah terkecil yaitu Kabupaten Pringsewu, hanya 625 km2 dengan
jumlah penduduk 377.857 jiwa (data tahun 2011).
Sekarang ada wacana baru mau ada pembentukan Provinsi Lampung Utara. Lagi hangat-
hangatnya nih. Kabupatennya kemungkinan adalah Lampung Utara, Way Kanan, Tulang
Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, Lampung Barat, dan Pesisir Barat dengan ibukotanya
Kotabumi. Total luas wilayah yaitu 1.752.259,407 Ha atau 52,40 % dari luas wilayah PropinsiLampung saat ini.(Ref:RadarLampung,WartaJakarta)
Ada rencana pemekaran Kabupaten Lampung Tengah yang bertambah menjadi dua kabupatenbaru, yakni Seputih Timur dan Seputih Barat (Ref:Rumbia)
Menurut Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) tahun 2013, empat
kabupaten masuk kategori daerah tertinggal. Keempat daerah itu yakni, Kabupaten Pesawaran,
Waykanan (walau telah berusia 14 tahun), Lampung Barat (walau telah berusia 22 tahun) danLampung Utara. (Ref:Tribun).
Menurut Syafarudin, Kepala Laboratorium Politik dan Otonomi Daerah (Otda) FISIP Universitas
Lampung, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami transisi dari era otoritarian keera demokratis. Dalam kondisi seperti ini, muncul keinginan membentuk eksistensi masing-
masing, seperti etnis, kelompok, wilayahnya sendiri. Indonesia mengikuti tren distribusi
(pemekaran daerah) ala Nigeria dan Kenya. Sementara di negara-negara maju seperti Jepang danEropa yang saat ini menghadapi globalisasi dan persaingan bebas, sudah meninggalkan tren
distribusi menjadi tren akumulasi atau penggabungan daerah. Pemekaran daerah bisa berhasil
bila sejak awal berangkat dari kebutuhan masyarakat, bukan dominan karena keinginan dankeharusan elite. Di Lampung, pemekaran daerah 60%nya masih berdasarkan kepentingan elit.
Karena itupula, banyak persoalan muncul (Ref:Tribun).
http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttps://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189https://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189https://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189http://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttps://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189http://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampung -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
19/21
Sukadana diresmikan sebagai pusat pemerintahan Lampung Timur pada tanggal 27 April 1999
berdasarkan UU No.12 Tahun 1999. Sukadana adalah kota tua yang merupakan Onder Afdeling
pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada lampaunya, Onder Afdeling atau DistrikSukadana terbagi atas marga-marga, yakni: Marga Sukadana, Marga Subing, Marga Tiga, Marga
Nuban, Marga Unyai. Culture masyarakat Sukadana yang tertutup dan terlampau fanatis dengan
kelokalan, menyebabkan Sukadana sempat lambat mengalami kemajuan baik secara ekonomidan politik. Secara ekonomi, Sukadana masih jauh tertinggal dari wilayah yang secara sejarahjauh lebih muda darinya seperti Way Jepara, Sribhawono, dan Kota Metro. Padahal, Sukadana
sangat berlimpah dengan potensi ekonomi dan sumber daya alam yang dapat dikelola. Banyak
pihak menengarai, ada persoalan culture dan sudut pandang kelokalan yang perlu dibenahi (Ref:Wikipedia)
Kita lihat contoh kedua, provinsi Jawa Barat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timurhttp://moko31.files.wordpress.com/2014/01/jabar.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timur -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
20/21
Provinsi Jawa Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota. Ibu kotanya adalah Bandung. Pada
tanggal 17 Oktober 2000, sebagian wilayah Jawa Barat dibentuk sebuah provinsi tersendiri, yaituProvinsi Banten. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat, beserta ibu kota
kabupaten:
1. Kabupaten Bandung -Soreang2. Kabupaten Bandung BaratNgamprah3. Kabupaten BekasiCikarang4. Kabupaten BogorCibinong5. Kabupaten CiamisCiamis6. Kabupaten CianjurCianjur7. Kabupaten CirebonSumber
8. Kabupaten GarutTarogong Kidul9. Kabupaten IndramayuIndramayu10.Kabupaten KarawangKarawang11.Kabupaten KuninganKuningan12.Kabupaten MajalengkaMajalengka13.Kabupaten PangandaranParigi14.Kabupaten PurwakartaPurwakarta15.Kabupaten SubangSubang
http://moko31.files.wordpress.com/2014/01/map_of_west_java_with_cities_and_regencies_names.png -
8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota
21/21
16.Kabupaten SukabumiPelabuhanratu17.Kabupaten SumedangSumedang18.Kabupaten TasikmalayaSingaparna19.Kota Banjar20.Kota Bekasi
21.Kota Bogor22.Kota Cimahi23.Kota Cirebon24.Kota Depok25.Kota Sukabumi26.Kota Tasikmalaya
Note: (Ref:Wikipedia)
Kabupaten Bandung sebelumnya beribukota di Kota Bandung dan lalu di Kota Soreang. Kabupaten Bogor sebelumnya beribukota di Kota Bogor.
Kabupaten Cirebon sebelumnya beribukota di Kota Cirebon. Depok dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 20 Maret 1999, dari wilayah
Kabupaten Bogor. Sebelumnya Depok adalah kota administratif. Cimahi dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001, dari wilayah
Kabupaten Bandung. Sebelumnya Cimahi adalah kota administratif.
Tasikmalaya dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001, dari wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Sebelumnya Tasikmalaya adalah kota administratif. Banjar dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 11 Desember 2002, dari wilayah
Kabupaten Ciamis. Sebelumnya Banjar adalah kota administratif. Kabupaten Bandung Barat diresmikan sebagai Kabupaten Ke-17 di Provinsi Jawa Barat
pada tanggal 19 Juni 2007, pemekaran dari Kabupaten Bandung
Kabupaten Pangandaran diresmikan sebagai Kabupaten ke-18 di Provinsi Jawa Barat
pada tanggal 25 Oktober 2012, pemekaran dari Kabupaten Ciamis
Otonomi daerah, pemekaran, kian lama kok makin gini ya? Ada semacam gerakan kembali ke
zaman dulu, mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Misal ada wacana pembentukan ProvinsiCirebon, ada wacana pengubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan atau
Priangan misalnya. Sekarang saya jadi faham, mengapa pada zaman Soekarno dulu penamaan
Provinsi tidak mengarah ke suku atau etnis tertentu, tapi pakai Barat, Tengah, atau Timur.
Karena tujuannya untuk mempersatukan, bukan mengedepankan hegemoni etnis tertentu. Danadanya persamaan kultur tetap menduduki posisi penting ternyata, karena masyarakat kita masih
peduli itu. Beda dengan negara Singapura yang terdiri dari orang Cina, Melayu, dan India, tapi
mereka tidak menganggap itu utama, yang penting negara maju, enak buat dagang, hehe
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barat