Translate Jurnal Uveitis Fix

download Translate Jurnal Uveitis Fix

of 17

description

ugkh

Transcript of Translate Jurnal Uveitis Fix

Artikel Review

Uveitis pada Mata yang Mengalami Penuaan: Insiden, Pola, danDiagnosis Banding

Marwan R. Abdulaal, Bachir H. Abiad, dan Rola N. Hamam Departemen Ophthalmology, American University of Beirut Medical Center, PO Box 11-0236/D41, Riad El Solh, Beirut 11072020, Lebanon

Korespondensi harus ditujukan kepada Rola N. Hamam; [email protected] pada 16 Maret 2015; Diterima pada 27 April 2015Editor Akademik: Farzin ForooghianHak Cipta 2015 Marwan R. Abdulaal dkk. Ini adalah sebuah artikel dengan akses terbuka, didistribusikan di bawah Creative Commons AttributionLicense, yang memungkinkan penggunaan tak terbatas, distribusi, dan reproduksi dalam media apapun, asalkan karya asli dikutip dengan benar.

Uveitis adalah peradangan pada penglihatan yang mengancam mata, morbiditas yang cukup tinggi. Uveitis menyebabkan 10% kebutaan di Amerika Serikat dan sampai 25% di negara berkembang. Uveitis pada pasien lebih dari 60 tahun kurang umum terjadi. Tubuh yang mengalami penuaan memiliki perubahan respon sistem kekebalan tubuh, yang mencerminkan pola uveitis yang berbeda dari populasi usia lanjut. Di makalah ini kami meninjau kejadian dan pola uveitis pada usia lanjut seperti yang dilaporkan dalam literatur dan mendiskusikan perubahan dengan waktu. Kami juga menggambarkan diagnosis banding uveitis de novo pada usia lanjut.

1. Pendahuluan

Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah lapisan mata, terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid. Dapat melibatkan jaringan yang berdekatan lainnya, seperti retina, saraf optik, dan humor vitreous [1]. Penyakit ini mengancam kondisi di seluruh dunia. Uveitis menyebabkan hingga 10% dari kebutaan di Amerika Serikat dan sekitar 25% di negara berkembang [2,3].

Penyakit ini dianggap mempengaruhi pasien muda denganrata-rata usia pada dekade ketiga dan keempat. Kesan ini berdasarkan studi epidemiologi diterbitkan pada tahun 1960, yang menunjukkan bahwa uveitis terjadi terutama pada dewasa muda usia 20 hingga 50 tahun [1]. Namun, laporan yang lebih baru dari Amerika Serikat menunjukkan peningkatan signifikan jumlah kasus uveitis pada pasien usia lanjut [4,5].

Menurut laporan World Population Aging (2009), usia lanjut adalah orang-orang berusia 60 tahun atau lebih [6]. Secara global populasi orang usia lanjut bertambah jauh lebih cepat daripada populasi secara keseluruhan, dan itu diperkirakan akan terus tumbuh lebih cepat dari kelompok usia lainnyasetidaknya sampai 2050 [6]. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan tentang prevalensi uveitis dan jenis umum yang terjadi pada pasien usia lanjut sangat penting untuk merumuskan dan mengevaluasi tujuan dan program, serta untuk meningkatkan pemahaman mengenai penyakit ini dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Tujuan dari review ini adalah untuk meninjau studi epidemiologiuveitis pada pasien usia lanjut. Selain itu, kami bertujuan untuk mendiskusikan pola presentasi dan diagnosis pada pasien usia lanjut dengan uveitis dan menganalisis setiap perubahan pada 5 dekade terakhir. Kami juga bertujuan untuk menggambarkan secara menyeluruh diagnosis banding uveitis de novo pada usia lanjut.2. Metode

Kami melakukan pencarian literatur yang luas menggunakan Database MEDLINE, dari tahun 1964 sampai 2014. Subjek pencarian termasuk uveitis yaitu uveitis pada usia lanjut, etiologi, klasifikasi, dan diagnosis. Pencarian terbatas untuk literatur yang berkaitan dengan manusia, tanpa keterbatasan bahasa. Referensi silang juga dilakukan dari pemeriksaan literatur. Sebuah metode acak digunakan untuk memilih studi untuk dimasukkan dalam review kami, penekanan ditempatkan pada perolehan studi yang mewakili masing-masing daerah di era waktu yang berbeda.

Data yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, lokasi uveitis, kronisitas, dan diagnosis yang diekstraksi dan dianalisis sesuai dengan rekomendasi International Uveitis Study Group (IUSG) [7]. Data dari studi termasuk jumlah pasien yang memadai mencakup 5 dekade hingga saat ini yang dianalisis dievaluasi.3. Hasil3.1. Epidemiologi.

Diagnosis uveitis pada pasien usia lanjut, lebih dari 60 tahun dianggap tidak biasa. Kesan sebelumnya tentang usia umum kejadian uveitis didasarkan pada studi epidemiologi di abad terakhir. Darrell dkk. pada tahun 1962 menunjukkan bahwa hanya 14% dari pasien uveitis adalah usia lanjut (> 60 tahun) [1]. Namun, kecenderungan ini berubah terutama di negara maju dalam dua dekade terakhir [4,5].

Berdasarkan studi epidemiologi uveitis diterbitkan yang 50 tahun terakhir, kami menemukan bahwa jumlah laporan yang diterbitkan hampir dua kali lipat setelah tahun 2000 (15 laporan yang diterbitkan antara tahun 1960 dan 1999 [1,8-20] vs 26 laporan yang diterbitkan setelah tahun 2000 [4,5,16,20-43]). Secara khusus, lebih banyak laporan telah diterbitkan dari negara-negara berkembang setelah tahun 2000 (3 laporan yang diterbitkan sebelum tahun 2000 [10,15,44] dibandingkan dengan 12 laporan setelah tahun 2000 [3,21,22,24-26,30,32,34,35,39,41]).

Mempelajari total data dari studi pada 5 dekade terakhir mengungkapkan bahwa usia rata-rata pada kejadian uveitis adalah 38,0 5,0 (rentang:29,0-46,5) (Tabel 1). Membandingkan usia rata-rata pada kejadian uveitis antara negara maju dibandingkan negara berkembang menunjukkan bahwausia rata-rata di negara maju lebih dari di negara berkembang, masing-masing: 40,6 4,7 (rentang: 33,8-46,1) versus 34,4 2,7 (rentang: 29,0-39,9). Jika kita membandingkan data yang diterbitkan sebelum tahun 2000 dengan yang diterbitkan setelahnya, kita menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam usia rata-rata pada kejadian uveitis (38,3 vs 37,8) (Tabel 1).

Juga, membandingkan proporsi rata-rata pasien usia lanjut dari total pasien uveitis antara negara maju dibandingkan negara berkembang, didapatkan bahwa kelompok pasien yang memiliki jumlah pasien terbanyak pada studi epidemiologi yaitu di negara maju dengan mean persentil dari 18,6% 5,7 (rentang: 13,6-29,9%). Namun, persentil rata-rata pasien usia lanjut pada pasien uveitis di negara berkembang adalah terbatas pada 7,2% 2,2 (rentang: 3,0-10,2%) saja. Persentil dari pasien usia lanjut meningkat pada laporan di negara berkembang dari 5,7 sebelum tahun 2000 menjadi 8,4% setelahnya. Hal ini mungkin disebabkan meningkatnya pelaporan (Tabel 2).

Perbedaan ini terdapat pada persentil rata-rata pasien usia lanjutpada total pasien uveitis pada negara maju dan berkembangnegara yang mungkin memiliki dua penjelasan potensial. Pertama,sebagian besar negara maju dianggap sesuai laporan WHO terbaru sebagai negara penuaan dengan meningkatnya proporsi penduduk usia lanjut. Oleh karena itu, pasien usia lanjut dengan peradangan mata diharapkan dilakukan pemeriksaan. Kedua, dengan meningkatnya kesadaran dari rekomendasi tes skrining dan perbaikan dalam sistem perawatan kesehatan di negara maju, lebih banyak pasien diharapkan akan diperiksa dan ditindaklanjuti di negaranya, termasuk pasien usia lanjut.

Sebagian besar studi epidemiologi uveitis menunjukkan tidak ada kecenderungan jenis kelamin atau sedikit kecenderungan terhadap wanita. Namun, meninjau data dari delapan studi epidemiologi melaporkan terdapat kecenderungan gender di antara usia lanjut didapatkan bahwa wanita usia lanjut secara signifikan lebih dari usia lanjut laki-laki (F:M = 2.0) ( = 0,021) [11, 12, 14, 27, 28, 38, 42, 45]. Rasio menurun dari 2.5 sebelum 2.000 menjadi 1,7 setelahnya.

Tabel 1: Rata-rata usia pada presentasi dalam studi epidemiologi uveitis.Nama studiJumlah pasienRata-rata usia

Lebanon 2014 [21]

Iran 2014 [22]

Italy 2010 [23]

Saudi Arabia 2010 [24]

Colombia 2009 [25]

Saudi Arabia 2009 [26]

Japan 2009 [27]Japan 2009 (2) [28]

Germany 2009 [29]

Turkey 2008 [30]

Thailand 2008 [31]

Tunisia 2007 [32]

China 2005 [33]

Turkey 2005 [34]

Iran 2004 [35]

Japan 2003 [36]

USA 2003 [37]

China 2003 [38]

Saudi Arabia 2002 [39]

Italy 2001 [40]

Cameron 2001 [41]

India 2000 [3]

Italy 1996 [8]

UK 1996 [9]

Sierra Leone 1996 [10]Japan 1997 [11]

Switzerland 1994 [12]

Holland 1992 [13]

Portugal 1990 [14]

Japan 1997 [11]

Nigeria 1977 [15]209

2016

1065

351

693

488

8341240

1916

761

200

219

1752

300

544

189

853

160

200655

38

308

1417

712

93

551

558

881

450

407

198736

33.8

41

39.9

31.7

38

46.1

44.1

35

35.4

38

34

33.8

35.7

33.1

45

46.1

41.1

34

44.3

33.9

32.5

30.7

39.9

36

46.5

44

42

36

40.7

29

Mean38.0

3.2. Lokasi Paling Umum dan Diagnosis.

Umumnya, yang paling umum dari lokasi uveitis di seluruh dunia adalah uveitis anterior. Demikian pula, sebagian besar studi epidemiologi uveitis pada usia lanjut dilaporkan uveitis anterior sebagai penyakit yang paling umum pada presentasi (507 dari 823 kasus), diikuti oleh panuveitis (129 dari 823 kasus) dan posterior uveitis (112 dari 823 kasus) (Tabel 3).

Juga, diagnosis yang paling umum dari uveitis pada usia lanjut dilaporkan sebagai uveitis idiopatik dalam lima dari sepuluh laporan. Namun, uveitis anterior akut ditemukan diagnosis yang paling umum di tiga studi. Sebagai tambahan, herpes yang disebabkan uveitis dilaporkan sebagai kedua atau ketiga penyebab paling umum uveitis pada pasien usia lanjut pada tujuh dari sepuluh studi. Tabel 2: Proporsi pasien usia lanjut pada studi epidemiologi uveitis di antara negara maju.Negara maju

NamaJumlah pasienPersentil pasien usia lanjut

China 2012 [5]Italy 2010 [23]

Japan 2009 [27]

Japan 2009 (2) [28]

Germany 2009 [29]

China 2003 [38]

Italy 2001 [40]

France 2000 [16]

Switzerland 1998 [17]

Australia 1994 [18]

USA 1998 [17]

Holland 1992 [13]

Japan 1997 [11]

Italy 1996 [8]

Finland 1994 [18]

Finland 1975 [19]

USA 1962 [1]58661065

843

1240

1916160

655

125

558

245

1328

865

551

1417

1122

653

1538 (26.2%)

206 (20.3%)

224 (26.8%)

190 (15.3%)

(16%)

28(17.5%)

89 (13.6%)

19 (15.2%)

151(27%)

37 (15%)

138 (10.4%)

182 (20%)

165 (29.9%)

228 (16.1%)

191(17%)

89 (13.6%)

14

Negara berkembang

StudiJumlah pasienPersentil pasien usia lanjut

Lebanon 2014 [21]Saudi Arabia 2009 [26]

Colombia 2009 [25]

Turkey 2008 [30]

Tunisia 2007 [32]

Saudi Arabia 2002 [39]

India 2009 [44]

Nigeria 1977 [15]

Lebanon 2014 [21]

Saudi Arabia 2009 [26]

Colombia 2009 [25]

Turkey 2008 [30]209488

693

761

219

200

1273

1987

209

488

693

76118 (9%)

50 (10.2%)

55 (7.9%)

50 (6.6%)

36 (7.6%)

18 (9%)

82 (6.4%)

60 (3.0%)

18 (9%)

50 (10.2%)

55 (7.9%)

50 (6.6%)

Sebagian besar review studi epidemiologi berdasarkan diagnosis mereka yaitu uveitis anterior HSV, VZV, dan CMV pada mata dan riwayat medis dalam kombinasi dengan titer antibodi positif atau deteksi DNA di cairan intraokular yang menggunakan metode PCR [17,21,25,34,42,43]. Namun, dua studi berdasarkan diagnosis mereka yaitu uveitis herpes dan CMV hanya pada temuan klinis [26,39]. TBC mata, toksoplasmosis, birdshot, dan limfoma, semua dilaporkan di populasi usia lanjut setelah tahun 2000. Itu mungkin disebabkan karena meningkatnya pelaporan dari negara berkembang setelahpeubahan abad atau meningkatnya kesadaran dan kemajuan di modalitas diagnostik beberapa kondisi seperti TBC mata dan limfoma (Tabel 4).Menariknya, tidak ada penelitian epidemiologi yang tersedia menemukan sindrom Masquerade atau neoplasma sebagai penyebab umum uveitis pada pasien usia lanjut. Selain itu, hanya 4 dari makalah review melaporkan neoplasma sebagai penyebab uveitis dalam kelompok usia ini (12 dari 261 kasus) [10,15,18,20]. Primer atau metastasis limfoma okular dapat timbul dengan lebar spektrum distribusi usia, termasuk pasien muda [46-49]. Sebenarnya, studi epidemiologi kami saat ini menunjukkan bahwa limfoma okular adalah salah satu etiologi umum peradangan mata hanya dalam satu studi [16]. Dengan berlangsungnya penyakit, dapat meniru peradangan uveitis dan sering tidak tepat diobati dengan kortikosteroid. Pada limfoma intraokular primer, diagnosis definitif membutuhkan identifikasi sel limfoid ganas dari jaringan okular atau CSF. Beberapa teknik yang ada untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, termasuk aspirasi cairan, diagnostik vitrektomi, dan diagnostik retina atau biopsi koroid [46-49].

Hanya satu studi yang melaporkan bahwa cara mendiagnostik pars planavitrectomy (PPV) dalam review epidemiologi yang saat ini kami laporkan. Chatzistefanou dkk. menunjukkan bahwa, dari 19 kasus yang menjalani diagnostik PPV, 2 kasus menderita limfoma okular dan 3 kasus didiagnosis dengan infeksi intraokular [17]. Selain itu, banyak laporan sebelumnya menunjukkan pentingnya diagnostik PPV pada kasus uveitis dengan penyebab yang tidak diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa PPV adalah alat pembantu dengan hasil diagnostik mulai dari 14,3% menjadi 61,5% pada uveitis dengan penyebab yang tidak diketahui [50-58].

3.3 Komorbiditas yang Berhubungan. Serupa dengan pasien yang lebih muda, penyakit autoimun seperti sarkoidosis, penyakit usus inflamasi, dan diabetes mellitus tipe 1 dilaporkan sebagai komorbiditas umum di kalangan pasien usia lanjut dengan uveitis [20]. Diabetes mellitus tipe 2 terdaftar oleh beberapa laporan sebagai komorbiditas umum pada pasien usia lanjut dengan uveitis [17,20]. Namun, analisis data usia lanjut dengan Chatzistefanou dkk. gagal untuk menemukan korelasi spesifik antara diabetes tipe 2 dan uveitis pada usia lanjut dalam studi mereka [17].

4. Diskusi4.1 Perubahan Sistem Imun pada Usia Lanjut. Uveitis adalah proses inflamasi yang mempengaruhi satu atau lebih lapisan bola mata. Memahami mekanisme kerja sistem imun tubuh dan perubahan yang terkait dengan usia adalah kunci untuk menjelaskan perbedaan pengamatan dalam demografi uveitis pada pasien usia lanjut. Hal ini diketahui bahwa unsur-unsur bawaan dan sistem imun yang didapat melalui perubahan usia. Proses ini disebut immunosenescence [59]. Studi menunjukkan bahwa kemampuan limfosit untuk proliferasi dan aktivasi menurun dengan usia. Sel T diantara unsur lain sistem imun tubuh diyakini memainkan peran utamadalam proses peradangan mata. Secara khusus, respon Th1 dimediasi oleh Sel T akan diubah dengan usia sekunder menjadi interaksi sel-sel yang tidak teratur yang terjadi di berbagai tingkatan termasuk antigen presenting cells (APC) [2,59]. Ini menjelaskan meningkatnya jumlah infeksi oleh patogen tertentu pada pasien usia lanjut, seperti influenza, Herpes, dan TBC [60,61]. Untuk peningkatan paradoks dalam jumlah antibodi yang diproduksi oleh sel-B, ditemukan menjadi kurang fungsional dan kurang spesifik [59]. Semakin lemahnya sistem imun tubuh pada usia lanjut membuat lebih rentan terjadi uveitis sekunder yang disebabkan infeksi. Hal ini jelas diterjemahkan dalam review kami dengan peningkatan proporsi pasien yang didiagnosis dengan uveitis herpetik. Perlu dicatat juga bahwa reaksi imun pasien usia lanjut yang lemah mengubah gejala klasik dari uveitis. Pasien dengan Varicella ZosterOftalmikus mungkin tidak menunjukkan vesikel kulit yang khas. Demikian pula, endophthalmitis pada usia lanjut mungkin tidak menunjukkanreaksi inflamasi berat kecuali di akhir perjalanan penyakit.Tabel 3: Lokasi uveitis yang paling sering terjadi pada pasien usia lanjut.Nama studi (n)Anterior (%)Posterior (%)Panuveitis (%)Intermediet (%)

Lebanon 2014 (=18) [21]UK 1994 (71) [20]

Saudi Arabia 2009 (=50) [26]

Finland 1994 ( = 191) [18]

France 2000 (=19) [16]

Japan 2005 (=82) [42]

France 2003 (=80) [43]

Saudi Arabia 2002 (=20) [39]

Italy 2010 ( = 206) [23]

Finland 1975 (=86) [19]9 (50)44 (62)

39 (78)187 (97.9)

5 (26.3)

30 (36.6)

34 (42.5)

13 (72.2)

100 (48.6)

80 (93)1 (5.5)7 (9.9)

2 (4)

1 (0.1)

6 (31.6)

24 (29.2)

18 (22.5)

2 (11.1)

48 (23.3)

3 (3.4)8 (4.5)

14 (19.7)

5 (10)2 (1.04)

8 (42.1)

16 (19.5)

20 (25)

2 (11.1)

54 (26.2)

3 (3.4)06 (8.5)

4 (8)

1 (0.1)

0

2 (2.4)

8 (10)

1 (5.6)

4 (19.4)

0

Total54111212926

Tabel 4: Diagnosis uveitis yang paling sering terjadi pada pasien usia lanjut StudiDiagnosis terseringDiagnosis keduaDiagnosis ketiga

Lebanon 2014 [21]Colombia 2009 [25]

Saudi Arabia 2009 [26]

Turkey 2005 [34]

Japan 2005 [42]

France 2003 [43]

Saudi Arabia 2002 [39]

France 2000 [16]

USA 1998 [17]

Finland 1994 [18] ( = 191)UK 1994 [20]Idiopathic uveitis (5/18)Toxoplasmosis (10/55)AAU (14/51)

Idiopathic uveitis (34/50)

Idiopathic uveitis (53/82)

Idiopathic uveitis (40/80)

AAU (5/18)

Idiopathic uveitis (5/19)

Idiopathic uveitis (43/138)

AAU (118/191)

Idiopathic uveitis (55/71)HSV (5/18)Idiopathic uveitis (9/55)

HSV(8/51)

HSV (3/50)

Sarcoidosis (9/82)

HSV/VZV (10/80)

TB (5/18)

Sarcoidosis (3/19)

HSV (16/138)

Idiopathic uveitis (21/191)

IDDM 5/71TB (3/18)

HSV (5/55)

TB (7/51)

Sarcoidosis (2/50)

HSV (7/82)Birdshot (10/80)

HSV (3/18)

Lymphoma (2/19)

Sarcoidosis (11/138)

Sarcoidosis (2/191)

Sarcoidosis (3/71)

AAU: acute anterior uveitis, HSV: herpetic simplex virus, TB: tuberculosis, VZV: Varicella Zoster virus, IDDM: insulin dependent diabetes mellitus.

4.2. Interpretasi Hasil

Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa proporsi usia lanjut (penuaan 60 tahun atau lebih) pada pasien uveitis lebih banyak di negara maju (18,6%) dibandingkan dengan negara berkembang (7,2%). Pengamatan ini dapat dijelaskan oleh meningkatnya populasi usia lanjut di negara maju dibandingkan dengan masyarakat muda di negara berkembang [62]. Bahkan dengan meningkatnya pelaporan dari negara berkembang setelah tahun 2000, proporsi usia lanjut pada pasien uveitis di daerah ini tidak melebihi 8,5%. Inimenunjukkan bahwa jumlah ini lebih sedikit dari laporan yang diterbitkan dinegara berkembang, tidak bertanggung jawab atas perbedaan yang disebutkan di atas antara negara berkembang dan negara maju.

Kemungkinan dari proporsi yang lebih besar usia lanjut pada pasien uveitis di negara maju, diharapkan usia rata-rata pada presentasi pasien denganuveitis lebih banyak dibandingan dengan di negara berkembang. Dalam review kami, ditemukan usia rata-rata presentasi pasien 40,6 di negara maju, dibandingkan dengan 34,4 di negara berkembang.

Dalam review kami, dilaporkan bahwa uveitis de novo menyerang pada usia lanjut yang didominasi oleh perempuan. Namun, perempuan tidak selalu mendominasi dalam semua laporan termasuk dalam review kami. Hal itu juga disebutkan dalam statistik kita, dimana neoplasma jarang dilaporkan. Perlu dicatat sindrom Masquerade terjadi lebih sering pada populasi usia lanjut dan dalam kasus dimana mereka dicurigai, kadang diperlukan pemeriksaan invasif untuk memastikan termasuk PPV dan analisa jaringan [63].4.3 Mendiagnosis Uveitis pada Usia LanjutUveitis mempengaruhi semua kelompok umur, tetapi diagnosis banding mengarahkan ke arah penyakit tertentu dengan masing-masing kategori usia. Spondiloarthropati seronegatif sangat jarang bermanifestasi sebagai uveitis de novo pada pasien usia lanjut. Di sisi lain, sindrom Masquerade lebih umum terjadi pada usia lanjut dan kecurigaan yang tinggi harus diingat ketika gejala timbul. Lokasi uveitis adalah subkategori utama yang digunakan untuk membedakan penyakit utama uveitis. Gambar, onset dan perjalanan penyakit, tanda dan gejala klinikopatologi, dan sistem review merupakan katagori yang membantu mempersempit diagnosis banding.

Gambar 1 menggambarkan penyakit yang akan terjadi sebagai uveitis anterior pada usia lanjut. Pemisahan didasarkan pada timbulnya penyakit, ada atau tidak adanya reaksi granulomatosa, dan beberapa fitur yang membedakan. Perhatian khusus diberikan kepada sindrom iskemik sekunder penyakit karotis pada usia lanjut. Selanjutnya, uveitis anterior karena virus merupakan penyakit signifikan pada populasi ini. Perubahan status imunologi pada usia lanjut, umumnya ditandai dengan defisiensi imun relatif tingkat seluler, dapat menutupi beberapa temuan klinis pada pemeriksaan diagnostik definitif dalam kasus yang diduga uveitis HSV, VZV, dan CMV menggunakan virus PCR dari aliran aqueous humor.

Gambar 2 menunjukkan daftar penyakit yang terbatas pada uveitis intermediet pada usia lanjut. Perlu dicatat bahwa pars planitis dan sklerosis multipel bukan bagian dari diagnosis banding karena penyakit ini jarang dilaporkan pada pasien yang lebih dari 60 tahun. Perhatikan juga pada uveitis yang diinduksi oleh lensa/IOL jauh lebih umum terjadi pada lensa katarak pada usia lanjut. Iridosiklitis heterokromik Fuch dan uveitis yang diinduksi oleh lensa dapat sebagai uveitis intermediet atau sebagai panuveitis.

Gambar 3 menggambarkan penyakit yang terjadi sebagai uveitis posteriorde novo pada usia lanjut. Kebanyakan ditandai dengan peradangan luas dan mungkin terjadi panuveitis seperti oftalmia simpatik dan korioretinopati birdshot. Pada kepentingan tertentu, endophthalmitis lebih umum terjadi pada usia lanjut, berupa panuveitis. Satu harus diingat pada usia lanjut dengan sistem imun yang lemah, bentuk ringan peradangan harus segera diantisipasi. Sarkoidosis, tuberkulosis, dan sifilis bisa meniru bentuk uveitis, termasuk panuveitis (Gambar 1-3). Selanjutnya, pada pasien usia lanjut dengan perubahan status imunologik dapat menutupi beberapa temuan klinis dan dengan ketersediaan pemeriksaan pengukur 25-vitrektomi yang kurang invasif,diagnostik PPV mungkin sangat membantu menentukan etiologi yang tidak diketahui dari uveitis pada usia lanjut sebagian karena infeksi atau kanker.4.4. Pengobatan Uveitis pada Usia Lanjut. Seperti uveitis pada beragam usia, pengobatan ditujukan untuk etiologi spesifik. Pada kasus dengan etiologi infeksi, diberikan obat anti-infeksi spesifik sesuai dengan organisme tertentu. Sementara pada kasus uveitis inflamasi / autoimun, diberikan pengobatan dengan kortikosteroid dan terapi penekan sistem imun. Di sisi lain, kondisi ganas seperti limfoma diobati dengan kemoterapi sistemik / lokal. Namun, kepedulian harus diterapkan dalam populasi usia lanjut ini untuk memantau efek samping obat terutama toksisitas hati dan ginjal, serta penekanan sumsum tulang, sebagai kelompok usia ini cenderung memiliki komorbiditas lain dan penyakit kronis seperti osteoporosis,diabetes, dan hipertensi yang meningkatkan risiko komplikasi yang diinduksi obat. Selanjutnya, interaksi obat harus diperhitungkan mengingat kemungkinan lebih besar dikelompok usia ini bahwa pasien sedang dalam pengobatan penyakit lain.5. Kesimpulan

Uveitis pada usia lanjut mewakili 14,7% dari total populasi uveitisyang dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini lebih umum dilaporkan di negara berkembang yang mewakili 18,6% dari populasi uveitis. Persentasi pasien uveitis usia lanjut meningkat dengan laporan terbaru setelah tahun 2000. Selain itu, ada dominan perempuan dalam kelompok uveitis usia lanjut; Namun,rasio ini menurun dengan laporan terbaru. Uveitis anterior adalah presentasi paling umum di seluruh dunia dan kejadian infeksi seperti tuberkulosis dan toksoplasmosis memiliki peningkatan pelaporan pada beberapa tahun terakhir. Selanjutnya, neoplasma bukan merupakan proporsi cukup besar dari uveitis pada usia lanjut, tetapi sindrom Masquerades perlu diperhatikan pada kelompok usia ini.

Beban sosial ekonomi dari penyakit ini bahwa penyakit ini mempengaruhi terutama penduduk usia produktif (penuaan 20 sampai 60) [64]. Sedikit yang menyebutkan uveitis sebagai penyebab kebutaan di kalangan usia lanjut. Tapi baru-baru ini, uveitis dilaporkan diremehkan dan merupakan penyakit langka di kalangan usia lanjut yang memiliki banyak dampak sosial ekonomi terutama pada masyarakat yang mengalami penuaan di negara maju [65].6. Konflik KepentinganPara penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentinganmengenai penerbitan tulisan ini.Referensi1. R.W.Darrell, H.P.Wagener, and L.T.Kurland, Epidemiology of uveitis. Incidence and prevalence in a small urban community, Archives of Ophthalmology, vol.68, pp.502514,1962.

2. R.B.Nussenblatt, The natural history of uveitis, International Ophthalmology, vol.14, no.5-6, pp.303308,1990.

3. L.Dandona,R.Dandona,R.K.John,C.A.McCarty, and G.N.Rao, Population based assessment of uveitis in an urban population in southern India, British Journal of Ophthalmology, vol.84, no.7, pp.706709,2000.4. D.C.GritzandI.G.Wong, Incidence and prevalence of uveitis in Northern California: the Northern California epidemiology of uveitis study, Ophthalmology, vol. 111, no. 3, pp. 491500, 2004.5. D.-K. Hwang, Y.-J. Chou, C.-Y. Pu, and P. Chou, Epidemiology of uveitis among the Chinese population in Taiwan: a population-based study, Ophthalmology, vol.119, no.11, pp.23712376, 2012.6. United Nations, Department of Economic and Social Affairs, and Population Division, World Population Ageing 2013, ST/ESA/SER.A/348, 2013.7. J. Deschenes, P. I. Murray, N. A. Rao, and R. B. Nussenblatt, International Uveitis Study Group (IUSG): clinical classification of uveitis, Ocular Immunology & Inflammation, vol.16, no.1-2, pp. 12, 2008.8. P.Pivetti-Pezzi, M.Accorinti, M.LaCava, R.A.M.C.Gisoldi, and M. A. Abdulaziz, Endogenous uveitis: an analysis of 1,417 cases, Ophthalmologica, vol.210, no.4, pp.234238,1996.9. L.H.Thean,J.Thompson,andA.R.Rosenthal,Auveitisregister at the leicester royal infirmary, Ophthalmic Epidemiology, vol. 3, no. 3, pp. 151158, 1996.10. M.J.H.Ronday,J.S.Stilma,R.F.Barbeetal.,Aetiology of uveitis in Sierra Leone, west Africa, British Journal of Ophthalmology, vol.80, no.11, pp.956961,1996.11. S. Kotake, N. Furudate, Y. Sasamoto, K. Yoshikawa, C. Goda, and H.Matsuda, Characteristics of endogenous uveitis in Hokkaido, Japan, Graefes Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology, vol.235, no.1, pp.59,1997.12. V.T.Tran,C.Auer,Y.Guez-Crosier,N.Pittet, and C.P.Herbort, Epidemiology of uveitis in Switzerland, Ocular Immunology and Inflammation, vol.2, no.3, pp.169176, 1994.13. A.Rothova,H.J.Buitenhuis,C.Meenkenetal.,Uveitisand systemic disease, British Journal of Ophthalmology, vol.76, no.3, pp. 137141, 1992.14. J. Palmares, M. F. Coutinho, and J. Castro-Correia, Uveitis in northern Portugal, Current Eye Research, vol. 9, supplement, pp.3134,1990.15. J.O.Ayanru, The problem of uveitis in Bendel State of Nigeria: experience in Benin City, British Journal of Ophthalmology, vol.61, no.10, pp.655659,1977.16. L. Bouillet, F. Sarrot Reynauld, B. Gonzalvez, M. Mouillon, J. P. Romanet, and C. Massot, Uveitis after the age of 60, La Revue de Medecine Interne, vol. 21, no. 12, pp. 11311132, 2000.17. K. Chatzistefanou, N. N. Markomichelakis, W. Christen, M. Soheilian, and C. S. Foster, Characteristics of uveitis presenting for the first time in the elderly, Ophthalmology, vol.105, no.2, pp. 347352, 1998.18. T. Paivonsalo-Hietanen, H. Vaahtoranta-Lehtonen, J. Tuominen, and K. M. Saari, Uveitis survey at the University Eye Clinic in Turku, Acta Ophthalmologica, vol.72, no.4, pp.505512,1994.19. M. Saari, R. Miettinen, and H. Alanko, Uveitis: report of a 10 year survey in Northern Finland, Canadian Journal of Ophthalmology, vol.10, no.3, pp. 356360, 1975.20. K.Barton,C.E.Pavesio,H.M.A.Towler,andS.Lightman,Uveitis presenting de novo in the elderly, Eye, vol.8, part3, pp. 288291, 1994.21. M. Abdulaal, R. Antonios, A. Barikian, M. Jaroudi, and R. N. Hamam, Etiology and clinical features of ocular inflammatory diseases in a tertiary center in Lebanon, Ocular Immunology & Inflammation,2014.22. F.Kianersi,Z.Mohammadi,H.Ghanbari,S.M.Ghoreyshi,H.Karimzadeh, and M. Soheilian, Clinical patterns of uveitis in an Iranian tertiary eye-care center, Ocular Immunology and Inflammation,2014.23. L. Cimino, R. Aldigeri, C. Salvarani et al., The causes of uveitis in a referral centre of Northern Italy, International Ophthalmology, vol.30, no.5, pp.521529, 2010.24. H. S. Al-Mezaine, D. Kangave, and A. M. Abu El-Asrar, Patterns of uveitis in patients admitted to a university hospital in Riyadh, Saudi Arabia, Ocular Immunology and Inflammation, vol.18, no.6, pp.424431,2010.25. A. de-la-Torre, C. A. Lopez-Castillo, J. C. Rueda, R. D. Mantilla, J. E. Gomez-Marin, and J.-M. Anaya, Clinical patterns of uveitis in two ophthalmology centres in Bogota, Colombia, Clinical and Experimental Ophthalmology, vol.37, no.5, pp. 458466, 2009.26. I. H. Hamade, N. Elkum, and K. F. Tabbara, Causes of uveitis at a referral center in Saudi Arabia, Ocular Immunology and Inflammation, vol.17, no.1, pp.1116,2009.27. H. Keino, C. Nakashima, T. Watanabe et al., Frequency and clinical features of intraocular inflammation in Tokyo, Clinical and Experimental Ophthalmology, vol.37, no.6, pp.595601,2009.28. H. Kitamei, N. Kitaichi, K. Namba et al., Clinical features of intraocular inflammation in Hokkaido, Japan, Acta Ophthalmologica, vol.87, no.4, pp.424428,2009.29. E. Jakob, M. S. Reuland, F. Mackensen et al., Uveitis subtypes in a German interdisciplinary uveitis centeranalysis of 1916 patients, Journal of Rheumatology, vol.36, no.1, pp.127136, 2009.30. H. Kazokoglu, S. Onal, I. Tugal-Tutkun et al., Demographic and clinical features of uveitis in tertiary centers in Turkey, Ophthalmic Epidemiology, vol. 15, no. 5, pp. 285293, 2008.31. K.Pathanapitoon,P.Kunavisarut,S.Ausayakhun, W. Sirirungsi, and A. Rothova, Uveitis in a tertiary ophthalmology centre in Thailand, British Journal of Ophthalmology, vol.92, no.4, pp. 474478, 2008.32. M. Khairallah, S. B. Yahia, A. Ladjimi et al., Pattern of uveitis in a referral centre in Tunisia, North Africa, Eye, vol.21, no.1, pp. 3339, 2007.33. P. Yang, Z. Zhang, H. Zhou et al., Clinical patterns and characteristics of uveitis in a tertiary center for uveitis in China, Current Eye Research, vol.30, no.11, pp.943948,2005.34. A. Sengun, R. Karadag, A. Karakurt, M.S. Saricaoglu, O. Abdik, and H. Hasiripi,Causes of uveitis in a referral hospital in Ankara, Turkey, Ocular Immunology and Inflammation, vol.13, no. 1, pp. 4550, 2005.35. M. Soheilian, K. Heidari, S. Yazdani, M. Shahsavari, H. Ahmadieh, and M. H. Dehghan, Patterns of uveitis in a tertiary eye care center in Iran,Ocular Immunology and Inflammation, vol. 12, no. 4, pp. 297310, 2004.36. T. Wakabayashi, Y. Morimura, Y. Miyamoto, and A. A. Okada, Changing patterns of intraocular inflammatory disease in Japan, Ocular Immunology and Inflammation, vol.11, no.4, pp. 277286, 2003.37. S.Oruc,A.D.Kaplan,M.Galen,andH.J.Kaplan,Uveitis referral pattern in a Midwest University Eye Center, Ocular Immunology & Inflammation, vol. 11, no. 4, pp. 287298, 2003.38. L.-C. Chou, S.-J. Sheu, M.-C. Hong et al., Endogenous uveitis: experiences in Kaohsiung Veterans general hospital, Journal of the Chinese Medical Association,vol.66,no.1,pp.4650,2003.39. S. M. M. Islam and K. F. Tabbara, Causes of uveitis at The Eye Center in Saudi Arabia: a retrospective review, Ophthalmic Epidemiology, vol.9, no.4, pp.239249,2002.

40. A. Mercanti, B. Parolini, A. Bonora, Q. Lequaglie, and L. Tomazzoli, Epidemiology of endogenous uveitis in northeastern Italy. Analysis of 655 new cases, Acta Ophthalmologica Scandinavica, vol.79, no.1, pp.6468,2001.41. A. Bella-Hiag, C. E. Mvogo, and A. Ellong, Uveitis: epidemiological aspects at the Hospital Laquintinie de Douala, Ophthalmologica, vol.215, no.1, pp.3033,2001.42. N. Ikeda, S. Hayasaka, and Y. Hayasaka, Uveitis and pseudouveitis presenting for the first time in Japanese elderly patients, Ophthalmologica, vol. 219, no.5, pp.263266, 2005.

43. O. Kirsch, M. Lautier-Frau, M. Labetoulle, H. Offret, and E. Frau, Characteristics of uveitis presenting de novo in the elderly, Journal Francais dOphtalmologie,v ol.26, no.7, pp.720724, 2003.44. D. Das, H. Bhattacharjee, P. K. Bhattacharyya et al., Pattern of uveitis in North East India: a tertiary eye care center study, Indian Journal of Ophthalmology, vol.57, no.2, pp.144146,2009.45. D. Wakefield, I. Dunlop, P. J. McCluskey, and R. Penny, Uveitis: a etiology and disease associations in an Australian population, Australian and New Zealand Journal of Ophthalmology, vol.14, no. 3, pp. 181187, 1986.46. C.-C. Chan, J. L. Rubenstein, S. E. Coupland et al., Primary vitreoretinal lymphoma: a report from an international primary central nervous system. Lymphoma Collaborative group symposium, Oncologist, vol.16, no.11, pp.15891599,2011.47. S. D. Levasseur, L. A. Wittenberg, and V. A. White, Vitreoretinal lymphoma: a 20-year review of incidence, clinical and cytologic features, treatment, and outcomes, JAMA Ophthalmology, vol. 131, no. 1, pp. 5055, 2013.48. T.A.Dolecek, J.M.Propp, N.E.Stroup, and C.Kruchko, CBTRUS statistical report: primary brain and central nervous system tumors diagnosed in the United States in 20052009, Neuro-Oncology, vol.14, supplement5, pp.v1v49,2012.49. States CBTRotU, Primary brain and central nervous system tumors diagnosed in the United States in 20042007, CBTRUS Statistical Report, Central Brain Tumor Registry of the United States, Hinsdale, Ill, USA, 2010.50. H. Priem, H. Verbracken, and J. J. De Laey, Diagnostic problems in chronic vitreous inflammation, Graefes Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology, vol.231, no.8, pp.453456, 1993.51. G. N. Palexas, W. R. Green, M. F. Goldberg et al., Diagnostic pars plana vitrectomy report of a 21-year retrospective study, Transactions of the American Ophthalmological Society, vol.93, pp.281308,1995.52. H. Verbraeken, Diagnostic vitrectomy and chronic uveitis, Graefes Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology, vol.234, no.1, pp.S2S7,1996.53. P. Mruthyunjaya, J. M. Jumper, R. McCallum, D. J. Patel, T. A. Cox, and G. J. Jaffe, Diagnostic yield of vitrectomy in eyes with suspected posterior segment infection or malignancy, Ophthalmology, vol. 109, no. 6, pp. 11231129, 2002.54. S.E.Coupland, N.E.Bechrakis, G.Anastassiouetal., Evaluation of vitrectomy specimens and chorioretinal biopsies in the diagnosis of primary intraocular lymphoma in patients with Masquerade syndrome, Graefes Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology, vol. 241, no. 10, pp. 860870,2003.55. J. L. Davis, D. M. Miller, and P. Ruiz, Diagnostic testing of vitrectomy specimens, American Journal of Ophthalmology, vol. 140, no. 5, pp. 822829, 2005.56. R.Margolis,O.F.M.Brasil,C.Y.Lowderetal.,Vitrectomy for the diagnosis and management of uveitis of unknown cause, Ophthalmology, vol.114, no.10, pp.18931897,2007.57. Margolis, Diagnostic vitrectomy for the diagnosis and management of posterior uveitis of unknown etiology, Current Opinion in Ophthalmology, vol.19, no.3, pp.218224,2008.58. A. Oahalou, P. A. W. J. F. Schellekens, J. D. de Groot-Mijnes, and A. Rothova, Diagnostic pars plana vitrectomy and aqueous analyses in patients with uveitis of unknown cause, Retina, vol.34, no.1, pp.108114,2014.59. S. C. Castle, Clinical relevance of age-related immune dysfunction, Clinical Infectious Diseases, vol.31, no.2, pp.578585, 2000.60. G. Gavazzi and K.-H. Krause, Ageing and infection, The Lancet Infectious Diseases, vol.2, no.11, pp.659666,2002.61. E. Cretel, I. Veen, A. Pierres, P. Bongrand, and G. Gavazzi,Immunosenescence et infections, mythe ou realite? Medecine et Maladies Infectieuses, vol.40, no.6, pp.307318,2010.62. United Nations Department of Economic and Social Affairs; Population Division, World Population Prospects : The 201 2 Revision, Volume II, Demographic Profiles, (ST/ESA/SER.A/345), 2013, World Population Ageing, ST/ESA/SER.A/348, 2013.63. P. Zamiri, S. Boyd, and S. Lightman, Uveitis in the elderlyis it easy to identify the masquerade? British Journal of Ophthalmology, vol.81, no.10, pp.827831,1997.64. M. S. A. Suttorp-Schulten and A. Rothova, The possible impact of uveitis in blindness: a literature survey, The British Journal of Ophthalmology, vol. 80, no. 9, pp. 844848, 1996.65. S. W. Reeves, F. A. Sloan, P. P. Lee, L. Van Scoyoc, and G. J. Jaffe, Uveitis in the elderly: epidemiological data from the national long term care survey medicare cohort, Ophtalmology and Visual Science, vol.46, no.5, p.5011, 2005.Uveitis anterior pada lansia

Onset akut

Onset kronis

Granulomatosa

Virus (HSV/VZV)

Serangan berulang

Peningkatan TIO

Endapan keratik (Keratic precpitates) yang difus

Granulomatosa

Nongranulomatosa

Nongranulomatosa

Induksi Obat

Rifabutin (hipopion steril)

Cidofovir

Sarkoid

Gejala pulmoner

Granuloma kutan

Sifilis

Chancre (ulkus) yang tidak sakit

Ruam makulopapular (telapak tangan dan kaki)

Gumma kulit dan selaput lendir

Tuberkulosis

Gejala pulmoner

Demam, keringat malam hari, dan penurunan BB

Ofthalmia Simpatika

Riwayat operasi mata / trauma

Jamur/Cacing

FHI

Heterokromia

Atrofi iris

SLE

Ruam (discoid/malar)

Fotosensitivitas

Arthritis

Ulkus mukosa

Colitis Ulseratif

Diare berdarah

Granulomatosis Wegener

Kelainan saluran respirasi atas

Glomerulo nefritis

Sindrom iskemik okular

Penyakit karotid

Gambar 1: Diagnosis banding uveitis anterior pada pasien usia lanjut. HSV: virus Herpes Simplex. VZV: virus Varicella Zoster. VKH: Sindrom Vogt Kayanagi Harada. FHI: iridosiklitis heterokromik Fuch. SLE: Lupus Eritematosus Sistemik.

Gambar 2: Diagnosis banding uveitis intermediet pada usia lanjut

Induksi lensa: Riwayat ruptur kapsul lensa (trauma/pembedahan)

Uveitis intermediet pada lansia

Sarkoid

FHI (iridosiklitis heterokromik Fuch)

Tuberkulosis

Sindrom Masquerades, Neoplasma

Viral (HSV/HZV)

SLE

Sifilis

Retinokoroidopati Birdshot (BSRC)

Sarkoid

Toxoplasma

Tuberkulosis

Granulomatosis Wegener

Artritis Sel Raksasa

Edema pada diskus optik

Toxoplasma

Konsumsi daging mentah

Kontak dari kucing

Sarkoid

Tuberkulosis

Tumor*

Sifilis

Virus

HSV

VZV

CMV (sistem imun yang lemah, transplantasi organ)

Candida

Pembedahan GI mayor

Sepis bakteri

Penggunaan antibiotik sistemik

Hiperalimentasi

Penggunaan kateter lama

Sarkoid

Toxoplasma

Sindrom Masquerades

BSRC

Penglihatan malam dan warna terganggu

Oftalmia simpatika

Sarkoid

Sindrom Masquerade Maligna

Pungtate Outer Retinal Toxoplasmosis (PORT)*#

Gambar 3: Diagnosis banding uveitis posterior pada usia lanjut, biasanya terjadi * tanpa vitritis. Penuaan dan sistem imun yang lemah pada usia lanjut menunjukkan lesi atipikal (besar, multipel dan bilateral). # Lemahnya imun pada usia lanjut mempercepat progresifitas nekrosis retinal bagian luar (PORN)

Uveitis posterior pada lansia

Lesi Korioretinal

Vaskulitis

Retinitis

Multifokal

Fokal

Multifokal

Fokal