Tugas Al - Islam 4
-
Upload
hardiansyah-harahap -
Category
Documents
-
view
26 -
download
1
description
Transcript of Tugas Al - Islam 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-
sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf,
wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai
lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-
segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk
syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Haji
diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah Isalm berkembang dan
memperoleh kemajuan di Madinah.
Tiap tahun lebih dari 2,5 tahun juta umat muslim menunaikan ibadah Haji. Haji
adalah rukun Islam kelima, yang wajib untuk setian muslim yang mampu, sekali
seumur hidup. Untuk setiap Negara, pemerintah Arab Saudi menerapkan system
kuota haji sebanyak 1 persen dari jumlah muslim yang bersangkutan. Masjidil
Haram,Luas masjid ini 130ribu m2,dapat menampung sejumlah 500ribu orang.
Menaranya setinggi 90 meter. Ka’bah ,kiblat umat islam dalam shalat menjadi pusat
dalam tawaf 15m. Didalam ka’bah terdabat batu hitam.Ka’bah dibangun oleh nabi
Ibrahim dan Ismail, seluas 99 m2 , tingg 15m dan tebal dinding 1m. Renovasi Ka’bah
1) 610 Masehi : dibangun kembali oleh Nabi Muhammad SAW
2) 683 Masehi : Khalifah Abdullah bin Az-Zubair merekontruksi Ka’bah mengikuti
podasi yang asli, sesudah hancur olh angkatan bersenjata Suriah
3) 693 Masehi : Dibangun kembali oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan
4) 1959 Masehi : Renovasi sesudah parah karena banjir
5) 1996 Masehi : dibangun kembali menggunakan batu asli
1
Allah berfirman : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai
unta yang kurus (unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya perjalanan
yang ditempuh oleh jama’ah Haji) Yang datang dari segala penjuru jauh. Supaya
mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari yang sudah ditentukan, atas rizeki yang telah
Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian
daripadanya dan ( sebagian lain) berikan orang-orang yang sengsara lagi kafir.”
( Q.S. Al-Hajj : 27-28)
Dasar Hukum Haji :
1. Surat Ali-Imran :97
2. Al-Baqarah :196-197
3. Al-Hajj : 27-28
4. Ali –Imran :97
1.2 .Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Ibadah Haji”.Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. .Pengertian Ibadah haji
2. Kegiatan selama Ibadah Haji
3. Tempat yang digunakan untuk Ibadah Haji
4. Hal-hal yang membatalkan ibadah Haji
1.3. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus.Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
2
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan
khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah haji
2. Untuk mengetahui apa saja yang utama dilakukan selama ibadah haji
3. Untuk mengetahui lokasi utama dalam ibadah haji
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI HAJI
Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut
etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan
menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Seperti berkunjung
ke Arafah untuk wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijah
sampai dengan terbit fajar padatanggal 10 dzulhijah.
Perintah wajib menunaikan ibadah haji tertera di dalam Al-quran Surah Ali-imran
ayat 97 yang berbunyi:
Yang artinya:
“Di situ ada tanda-tanda keterangan yang nyata (yang menunjukkan kemuliaannya
diantaranya ialah) Maqam Nabi Ibrahim. Dan sesiapa yang masuk ke dalamnya, aman
tenteramlah dia. Dan Allah mewajibkan manusia mengerjakan ibadat Haji dengan
mengunjungi Baitullah, iaitu sesiapa yang mampu sampai kepadanya. Dan sesiapa
yang kufur (ingkarkan kewajipan ibadat Haji itu), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak berhajatkan sesuatu pun) dari sekalian makhluk”.
Kajian Sistem Penyelenggaraan Ibadah Haji dilatarbelakangi pada kompleksitas
pengelolaan ibadah haji dimana banyaknya jumlah jamaah haji Indonesia di setiap
4
tahunnya (tahun 2009 ada sekitar 210.000 orang), dengan total biaya
penyelenggaraan ibadah haji yang sangat besar (tahun 2009 sebesar Rp. 9 triliun).
Sehingga sangat perlu untuk dilakukan review dan evaluasi secara menyeluruh
terhadap jasa penyelenggaraan ibadah haji, mulai dari pengadaan barang dan jasa
komponen PIH (baik di dalam dan luar negeri) seperti pesawat, pemondokan,
katering, transportasi, obat-obatan, dan alkes haji.
KPK berinisiatif melakukan kajian PIH sebagai pelaksanaan UU no. 30 tahun 2002
dimana Pasal 6 huruf e, KPK mempunyai tugas melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara. Kemudian dipertegas lagi dalam Pasal 14,
dalam melaksanakan tugas monitor KPK berwenang melakukan pengkajian terhadap
sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah, memberi
saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan perubahan
jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi
korupsi, dan melaporkan kepada Presiden, DPR, dan BPK jika saran KPK mengenai
usulan perubahan tersebut tidak diindahkan.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui proses PIH yang dilakukan oleh Ditjen PHU
dan secara khusus mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang berpotensi
menimbulkan tindak pidana korupsi, serta memberikan saran perbaikan pada sistem
PIH untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.
Kajian difokuskan pada beberapa wilayah kerja diantaranya :
• Ditjen PHU Kementerian Agama
• Kantor Wilayah Departemen Agama: Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Sulawesi Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Jawa Timur
• Kantor Departemen Agama: Kabupaten Bintan, Kota Batam, Kabupaten
Maros, Kota Pare-Pare, Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kota Banda
Aceh, dan Kabupaten Malang
5
• Embarkasi: Surabaya dan Jakarta
• Kantor Teknis Urusan Haji Jeddah
• Daker Makkah, Madinah, dan Jeddah
• Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Ditjen Imigrasi,
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, BPS BPIH, BPK, Dinas Urusan Haji
GIA
Waktu Kajian berkisar dari Januari 2009 hingga April 2010 (1 tahun 4 bulan).
Dari hasil kajian dan analisis, terdapat banyak temuan-temuan yang patut untuk
ditindaklanjuti antara lain
a. Aspek Regulasi
• Belum adanya peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008
• Tidak standarnya komponen indirect cost dalam BPIH
• Tidak jelasnya dasar pemberian honor petugas haji non kloter
• Tidak jelasnya komponen, waktu penyetoran, dan format laporan sisa biaya
operasional penyelenggaraan ibadah haji yang disetor ke DAU.
b. Aspek Kelembagaan
• Tidak adanya kode etik yang spesifik
• Tidak adanya lembaga pengawas independen dalam penyelenggaraan ibadah
haji.
c. Aspek Tata Laksana
6
• Tidak ada Standard Operating Procedure (SOP) dan Standar Pelayanan
Minimum (SPM) dalam pelayanan penyelenggaraan ibadah haji
• Tidak diberikannya sanksi kepada KBIH yang habis masa izin operasionalnya
yang tetap melaksanakan kegiatan operasional bimbingan kepada jamaah
calon haji
• Adanya dugaan inefisiensi biaya penerbangan dalam penggunaan kapasitas
terpasang pesawat penerbangan haji periode tahun 2007-2009
• Adanya potensi inefisiensi BPIH yang terkait langsung dengan berkurangnya
jumlah hari tinggal jamaah haji selama periode musim haji tahun 2007-2009
• Tidak akuntabelnya pencatatan keuangan BPIH dan tidak sesuainya
pencatatan tersebut dengan standar akuntansi keuangan pada umumnya
• Tidak dipisahkannya bunga hasil pengendapan setoran awal dari dana pokok
• Adanya dugaan penggunaan dana setoran awal BPIH yang tidak sesuai
dengan kriteria untuk membiayai indirect cost penyelenggaraan ibadah haji
• Adanya pengajuan dan pengesahan biaya indirect cost tanpa disertai alasan
yang memadai
• Adanya potensi terjadinya ketidaksinambungan pembiayaan kegiatan
operasional penyelenggaraan ibadah haji pada tahun berikutnya
• Tidak adanya bagian yang dikembalikan kepada jamaah calon haji dalam
bentuk pengurangan BPIH (direct cost)
• Adanya potensi pendapatan bunga yang tidak diterima akibat penempatan
dana dalam deposito dengan persyaratan tingkat bunga yang tidak sesuai best
practices (tidak lazim)
7
• Belum adanya penyelesaian perhitungan selisih biaya paspor antara Ditjen
PHU dan Ditjen Imigrasi
• Masih ada pungutan liar di embarkasi dan debarkasi
• Tidak terintegrasinya siskohat dan sistem BPS BPIH secara realtime
• Tidak akuntabelnya pengelolaan aset haji
• Tidak adanya mekanisme penanganan pengaduan masyarakat.
d. Aspek Manajemen SDM
• Terbatasnya SDM PIH berlatar belakang akuntansi
• Minimnya petugas haji yang berpengalaman dalam komposisi petugas haji di
Arab Saudi.
e. Aspek Manajemen Kesehatan Haji
• Tidak adanya dasar hukum dalam pengadaan obat dan alat kesehatan di Arab
saudi
• Adanya pembebanan biaya pengambilan vaksin dan buku kesehatan haji ke
jamaah calon haji
• Tidak adanya laporan stok obat dan alat kesehatan haji setelah
penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi selesai.
Persiapan Ibadah Haji
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menunaikan ibadah Haji
1. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada Allah SWT.
maupun kepada sesama manusia.
8
2. Karena ibadah Haji adalah ibadah fisik, maka perlu mempersiapkan mental
untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan stamina
tinggi, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT.
3. Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun untuk
nafkah keluarg yang ditinggalkan.
4. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta
kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah.
5. Melaksanakan janji yang pernah diucapkan.
6. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga yang akan
ditinggalkan.
7. Memohon do’a restu kepada kedua orang tua (jika masih hidup)
8. Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, dan mengikuti kegiatan
manasik haji.
9. Mempersiapkan obat-obatan pribadi selama menjalankan ibadah haji.
10. Mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk keperluan selama perjalanan
ibadah Haji:
Perlengkapan Pria
1. Kain Ihram dua stel
2. Baju sehari-hari secukupnya
3. Ikat pinggang
4. Keperluan mandi
Perlengkapan Wanita
9
1. Mukena minimal 2 buah
2. Pakaian ihram (rok putih dan mukena atas putih) 2 set
3. Pakaian sehari-hari secukupnya
4. Kaos kaki secukupnya
Perlengkapan untuk Pria dan Wanita
1. Pakaian penghangat
2. Selimut
3. Sandal jepit
4. Sepatu sandal atau sendal gunung
5. Obat-obatan pribadi
6. Gunting kecil utk Tahallul
7. Payung
8. Senter kecil (untuk penerangan saat mengambil batu di Musdalifah)
9. Kantong kecil untuk menyimpan batu kerikil persiapan melempar jumroh
10. Kantong sandal untuk tempat sandal saat di Masjid
11. Pelembab atau cream, gunakan untuk tangan dan kaki
12. Biaya untuk dam, kurban dsb.
10
2.2. JENIS HAJI
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya.
Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis
berikut “Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW
dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan
umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah
ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji
jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai
dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud :
§ Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang
bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.
Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan
pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu.
Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali
untuk melaksanakan umrah.
§ Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan
melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian
mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama.
Tamattu' juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan serta tahun yang sama,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
§ Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.
Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian
ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai
selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
11
2.3. SYARAT WAJIB MELAKSANAKAN HAJI
1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu (Istitha’ah) yaitu :
Sehat Jasmani
Ada bekal untuk biaya perjalanan dan untuk orang yang ditinggalkan
Ada kendaraan
Aman di perjalanannya.
Bagi Wanita harus ada mahram yang menyertainya seperti : suami, ayahnya,
saudara lain yang dipercaya “janganlah seorang wanita bepergian ( bersafar)
melainkan beserta mahramnya” ( H.R. Bukhari )
2.4. RUKUN HAJI
Rukun Haji adalah Segala sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah Haji jika
tidak dilaksanakan maka ibadah Hajinya tidak sah. Oleh karena itu harus mengulang
lagi pada waktu yang lain. Adapun yang termasuk rukun Haji adalah :
a. Ihram, yaitu yaitu mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian Ihram dan
niat haji
b. Wukuf, yaitu berhenti di Arafahdimulai dari tergelincirnya mata haritanggal 9
Zulhijjah ampai terbenam matahari
c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah tuju kali putaran pada arah yang berlawanan
dengan arah berputarnya arah jarum jam.Dimulai dari sudut tempat Hajar Ashwad
–Batu Hitam-berada. “ Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah
tua itu ( Baitullah).” (Q.S.Al-Hajj29)
d. Sa’I, Yaitu berlari-lari kecildari BukitSafakebukit Marwah sebanyak tuju kali.
12
e. Tahallul (memotong rambut) Yaitu melepaskan diri dari Ihram haji sesudah
selesai mengerjakan seluruh rangkaian ibadah Haji dengan cara mencukur rambut
sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
f. Tertib, artinya rukun haji secara berurutan dari awal sampai akhir
2.5. KEGIATAN IBADAH HAJI
a) Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk
melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
b) 8 Dzulhijjah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Dzulhijjah, semua
umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai
pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah
kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji
harus bermalam di Mina.
c) 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah
melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini
hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan
bermalam Muzdalifah.
d) 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk
melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali
ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut
atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau
bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan
e) 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan di tugu pertama, tugu kedua, dan
tugu ketiga.
f) 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan di tugu pertama, tugu kedua, dan
tugu ketiga.
g) Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada'
(thawaf perpisahan).
13
2.6. LOKASI UTAMA DALAM IBADAH HAJI
Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di
pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan
penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu
tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah
berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji
dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan
Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah lempar
jumrah di Mina.
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan
melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim
ketika mengusir setan dan menggunting rambut.Pada tanggal 11,12,13 Dzulhijah
melempar tiga jumrah Jumrah Aqabah ,Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di
tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.
Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi
Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak
14
masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya
menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km(450 km
melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat
di masjid Nabi.
2.7. HAL YANG DILARANG DAN MEMBATALKAN IBADAH HAJI
Hal yang dilarang dalam Ibadah Haji adalah sebagai berikut :
a) Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan
hubungan seksual
b) Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
c) Bertengkar dengan orang lain
d) Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
e) Memakai wangi-wangian
f) Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
g) Melakukan akad nikah
h) Memotong kuku
i) Mencukur atau mencabut rambut
j) Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
k) Membunuh dan memakan binatang buruan.
Ibadah haji bisa batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut.
a) Jima’, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah ’aqabah. Adapun
jima` yang dilakukan pasca melontar jumrah ’aqabah dan sebelum thawaf
ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan
berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak
bisa dianggap batal karena melakukan jima’.
b) Meninggalkan salah satu rukun haji. Manakala ibadah haji kita batal disebabkan
oleh salah satu dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan
menunaikan ibadah haji, bila mampu, sebagaimana yang telah kami jelaskan pada
15
pembahasan pengertian istitha’ah. Jika tidak, maka pada waktu-waktu yang kita
mampu melaksanakannya; karena ibadah ini wajib segera dilaksanakan bila kita
sudah mampu.
2.8. DAM
Dam menurut bahasa artinya darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan
darah ( Menyembelih ternak di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan
manasik haji atau umrah ) Jenis-jenis DAM adalah :
a) Dam Hadyu Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji
Tamattu' atau haji Qiran, dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka
wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan
yang tujuh hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman.
b) Dam Fidyah (tebusan)Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang
dalam ihram, lalu mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang
mengganggu kepalanya, seperti kutu dan lain sebagainya, berdasarkan pada
firman Allah: "…Maka jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya untuk berfidyah, yaitu
berpuasa, bersedekah atau berkurban…"
c) Dam Jazaa' Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram
bila membunuh binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak
ada dendanya.
d) Dam Ihshar Yaitu Dam yang wajib dibayar oleh jama'ah haji yang tertahan atau
terkepung sehingga tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik
tertahannya disebabkan karena sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab
lainnya, sementara dia tidak mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya.
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta'ala
e) Dam Jima' Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama'ah haji yang dengan
sengaja mengumpuli isterinya ditengah pelaksanaan ibadah haji. Dalam kitabnya
"Ahkaamul Hajj" Syaikh 'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi menuturkan: "Adapun
16
orang yang mengerjakan hal-hal yang menjerumuskan kepada jima' (senggama),
maka wajib bagi-nya menyembelih seekor kambing untuk para fuqara' yang
bermukim di tanah Haram. Hal ini berdasarkan pada firman Allah Subhannahu
wa Ta'ala :
Rahasia ibadah haji
Para ilmuwan Neuro-linguistic programming (NLP) berpendapat bahwa yang
menghancurkan kekuatan manusia adalah banyaknya kecemasan dan masalah-
masalah yang dihadap dalam hidupnya, dan bahwa cara terbaik untuk mengembalikan
keseimbangan baginya adalah dengan mengosongkan "muatan-muatan negatif" yang
bertumpuk ini dengan menyikapi berbagai peristiwa yang dialaminya.Proses
pengosongan ini adalah penting dan perlu agar manusia dapat hidup dengan lebih
baik dan dapat menginvestasikan energinya lebih baik dan Ibadah Haji adalah cara
terbaik untuk merealisasikan hal ini
- Perjalanan Ibadah Haji benar-benar merupakan aktivitas olahraga yang terbaik.
Selama melaksanakan Ibadah Haji, seorang Muslim melakukan kegiatan olah raga
berjalan, bermeditasi dan berkonsentrasi. Semua kegiatan ini berguna bagi tubuh.
Beberapa kajian Islam menegaskan bahwa perjalanan Ibadah Haji meningkatkan
kekuatan sistem kekebalan tubuh dan memberikan lebih banyak kekuatan dan
kesehatan
- Dalam ayat al-Quran terdapat isyarat bahwa bumi ini bulat seperti bola dan
bukannya datar. Allah SWT telah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyeru
umat manusia guna memenuhi seruan Allah untuk menjalankan Ibadah Haji:
( َع�ِم�يٍق� َف�ٍّج� ِّل� ُك ِم�ْن� �يْن� ِت� �ْأ َي َض�اِم�ٍر� ِّل� ُك َو�َع�َل�ى ِر�َج�ااًل� وَك� �ِت �ْأ َي �َح�ٍّج� �اْل ِب %اِس� اْلَّن َف�ي �ِّذ�ْن� ] (َو�َأ 27اْلَحٍّج: ]
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh,.
17
Mukjizat al-Quran tampak dalam penggunaan ungkapan ( َع�ِم�يٍق� َف�ٍّج� ِّل� ُك ِم�ْن� �يْن� ِت� �ْأ (َي
‘...datang berjalan dari segenap penjuru yang dalam ”. Al-Quran tidak menggunakan
ungkapan ( ِبعيد َفٍّج ُكِّل (ِمْن ’، dari segenap penjuru yang jauh’. Perkataan ( (َع�ِم�يٍق�
‘dalam’ menunjukkan bahwa terdapat kedalaman yang berbeda di atas permukaan
bumi
- Para ilmuwan mengatakan bahwa berjalan dan berjalan dengan cepat (joging)
merupakan pekerjaan yang paling penting untuk mencegah berbagai penyakit,
terutama penyakit jantung, kolesterol, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas dan
ini semua merupakan penyakit masa kini. Jika kita renungkan kegiatan Ibadah Haji
ini, kita dapatkan bahwa ibadah ini sarat dengan manfaat medis. Ibadah Haji ini
merupakan terapi dan sesuatu yang menyenangkan bagi tubuh dan jiwa. Oleh karena
itu Allah SWT berfirman:
( �ُه ْم� ْل �اَف�َع� ِم�َّن ُه�د َوا �ْش� �ي ] (... ْل 28اْلَحٍّج: ].
"Supaya mereka menyaksikan berbagai perkara yang mendatangkan faedah kepada
mereka....” (Al-Hajj 28)
badah Haji merupakan ibadah dengan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang
sangat melelahkan fisik. Selain itu juga berisiko pada kesehatan tubuh. Apalagi
kondisi medan, iklim, dan cauaca ekstrim di Tanah Suci sangat jauh berbeda dengan
keadaan alam di tanah air.
Pertemuan besar para jama’ah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi
Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan
langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Apalagi jamaah haji juga
harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut,
sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji. Untuk itu
perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para
18
jamaah guna memperkecil resiko-resiko yang mungkin akan menghinggapi selama
perjalanan ibadah di Sudi Arabia.
1. Hal yang utama untuk diperhatikan jamaah haji adalah kebersihan minuman
dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan jamaah haji untuk
meminum air kran, sebab air kran berbahaya untuk dikonsumsi, karena berupa
air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan
panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas terik
pastilah akan membuat para jamaah haji lelah dan kehausan. Padahal di
sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air
minum bersih atau toilet.
2. Ada baiknya para jamaah haji membekali diri dengan air mineral botol atau
jika ingin yang natural bisa dipilih air Zam zam. Air Zam Zam aman diminum
walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh
kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.
3. Para jamaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan
yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jamaah haji
menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih.
Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.
4. Disarankan jamaah haji untuk selalu membawa sabun pribadi di dalam tas
yang selalu dibawa kemana-mana. Lebih baik sedikit repot dan bijak daripada
terserang sakit perut dan ibadah menjadi terhambat, bukan? Dengan
memerhatikan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman yang
dikonsumsi, Insya Allah kondisi fisik para jamaah haji selalu prima untuk
mengikuti rangkaian Ibadah Haji di tanah suci.
5. Tidak menyimpan jatah makanan. Jika jamaah haji mendapat jatah makanan
yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu
19
disimpan, sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan
sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan,
hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab
pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh
sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak
dikonsumsi.
6. Memerhatikan penyakit yang telah diidap sedari di tanah air. Naik haji
merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya,
teruta ma bagi orang tua. Seyogyanya sebelum keberangkatan, memeriksakan
diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga, sehingga dokter bisa memberikan
saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.
7. Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan
anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum
lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang
mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan
darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa
meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.
8. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang
mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah
naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan
kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan
penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.
9. Memperhatikan kecukupan beristirahat. jamaah haji Butuh stamina yang baik
untuk bisa mengikuti rangkaian Ibadah Haji. Untuk itu, cukup istirahat mutlak
diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja,
kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah.
20
Stamina jamaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah
di Padang Arafah saat puncak Ibadah Haji berlangsung.
10. Menyediakan krim. Bagi jamaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya
menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk
melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit
dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.
2.9. HIKMAH IBADAH HAJI
Hikmah secara etimologi berarti mengetahui keunggulan sesuatu melalui
suatu pengetahuan sempurna, bijaksana, dan sesuatu yang tergantung kepadanya
akibat sesuatu yang terpuji.
Dalam istilah ushul fikih, hikmah diartikan dengan suatu motivasi dalam
pensyariatan hukum dalam rangka pencapaian suatu kemaslahatan atau menolak
suatu kemafsadatan.
Pengertian di atas menegaskan bahwa setiap pensyariatan hukum pasti
mempunyai motivasi hukum. Namun, motivasi hukum tersebut ada yang mudah
diketahui dan banyak jumlahnya dan ada pula yang sulit digali dan sedikit jumlahnya.
Seberapa banyak motivasi hukum yang dikandung oleh pensyariatan suatu
hukum, amat bergantung kepada kualitas seorang mujtahid dan usahanya dalam
menggali motivasi hukum tersebut.
Oleh sebab itu, pensyariatan ibadah haji yang terwujud melalui berbagai jenis
gerakan, tentu mempunyai banyak hikmah. Sebab menurut sabda Rasulullah SAW,
“Setiap pekerjaan harus (pasti) disertai oleh niat (motivasi).” (HR. Bukhari, Muslim,
An-Nasa’i, Ibn Majah, Abu Daud dan Tirmidzi).
Ibadah haji dan umrah sarat dengan nilai dan hikmah yang dapat diambil
sebagai i’tibar. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah:
21
Pertama, menghilangkan dosa. Hal ini dapat diketahui melalui beberapa hadits
Rasulullah SAW berikut ini:
“Siapa yang melaksanakan ibadah haji, dia tidak melakukan perbuatan-
perbuatan maksiat dan tidak pula mengeluarkan kata-kata yang kotor, maka ia akan
kembali ke negeri asalnya tanpa dosa, sebagaimana ia dilahirkan ibunya pertama
kali.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Abu
Hurairah).
“Dosa-dosa yang dilakukan antara umrah dan umrah berikutnya diampuni.
Ibadah umrah dan haji yang mabrur (yang diterima) tiada lain imbalannya selain
surga.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Imam Malik, dan
Ahmad ibnu Hanbal).
“Orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tamu-tamu Allah
SWT. Jika mereka berdoa, Allah akan mengabulkannya, dan jika mereka meminta
ampun, Allah akan mengampuni mereka.” (HR. An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu
Khuzaimah, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
Dari ketiga hadits di atas, tidak ada pembedaan antara dosa kecil dan dosa
besar. Oleh sebab itu, menurut Mazhab Hanafi, dosa yang dihapus tersebut adalah
dosa besar dan dosa kecil. Bila dosa kecil dan besar sudah dihapuskan oleh Allah
SWT, tentunya seseorang akan terhindar dari siksaan neraka.
Berkenaan dengan ini terdapat hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh
Jabir bin Abdullah, “Pada saat wukuf itu, Allah turun ke langit dunia dan berfirman
kepada Malaikat: “Lihatlah hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dengan
rambut kusut, berdebu, berbondong-bondong dari segenap pelosok bumi yang jauh
untuk mengharapkan keridhaan-Ku dan memohon dijauhi dari siksa api neraka. Dan
tidak ada orang yang lebih banyak dibebaskan dari api neraka kecuali pada hari
Arafah.”
22
Hikmah dari ibadah haji adalah sebagai berikut :
1. Memperkokoh jiwa tauhid dan melahirkan perilaku yang betul-betul bertakwa
2. Membentuk pribadi yang memiliki kasih sayang kepada anak-anaknya dan anak-
anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
3. Melontar jumrah dapat mendoroh muslim/muslimah agar setiap saat mampu
membentengi diri dari tipu daya syetan.
4. Haji mabrur mendapatkan balasan surga
“Tiada balasan apapun bagi Haji mabrur kecuali surge.Rasulullah SAW ditanya
apa yang dimaksud mabrur itu ? Rasulullah mwnjawab :”suka member
makanan/bantuan social dan lemah lembut dalam bicra.”( H.R. Ahmad )
5. Pembiayaan yang dikeluarkanuntuk menunaikan ibadah haji akan mendapat
pahala berlipat ganda .
“Pembiyaan dalam menunaikan ibadah haji seperti dijalan Allah.yaitu satu
dirham, dibalas dengan tujuh ratus dirham.” ( H.R. Ahmad dan Tarmuzi)
6. Muslim/muslimah yang dilaksanakan haji tentu akan dibanggakan oleh Allah
SWT dan malaikatnya
7. Memiliki semangat tinggi untuk berkorbanh Ibadah Haji dan umrah dapat
mendorong umat Islam untuk mewujudkan tali persudaraan dan persatuan
( Ukhuwah Islamiah )
8. Ibadah haji dijadikan muktamar akbar seluruh dunia untuk membahas dan
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa serta dunia
islam
9. Memberi dorongan kepada setiap keluarga musilim sekuat tenaga dengan cara
yang halal mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, agar dapat melaksanakan
cita-citanya menunaikan ibadah haji.
10. Musimah yang hajinya mabrur akan memperoleh pahala jihad yang paling utama
Aisyah ra berkata : “Kami ( kaum wanita ) berpendapat bahwa jihad adalah
amal yang paling utama. Apakah kami ( kaum wanita ) tidak boleh berjihad ?”
23
Rasulullah menjawab : “Jihad yang paling utama bagi wanita adalah Haji
mabrur.” ( H.R. Bukhari)
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Haji adalah salah satu rukun islam, haji adalah ibadah yang tergabung pada-Nya
antara amalan badan dan pengorbanan harta, dan haji adalah salah satu ibadah yang
paling agung, yang memiliki kandungan makna, dan hikmahyang sangat luas lagi
mendalam.
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat,shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dankeilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulanDzulhijjah).
Bagi umat islam yang hendak melaksanakan ibadah haji, sebaiknya mempersiapkan
diri baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji merupakan
ibadah yang sangat menguras tenaga disamping mental dan batin.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai ketentuan
sehingga termasuk haji mabrur, tentu akan mendatangkan banyak hikmah bagfi
kehidupan pribadi dan keluarga maupun bagi masyarakat,Negara dan bangsa.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an
2. Al- Hadist
3. Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya, Gema Risalah
Pers, Bandung.
4. Maulana Ilyas, Sunnah-Sunnah Rasul 24 jam, Pustaka Antafani, Bandung.
5. Moh. Rifa’i, 1996, 300 Hadits Bekal Dakwah, Wicaksana, Semarang.
6. Rs. Abd. Aziz, 1991, Fiqih, Wicaksana, Semarang.
7. Salim bin Samir, Kapal Penyelamat, PT Hasanah, Jakarta.
8. Syekh Aby Syuja’i, 1967, Fathurqarib, Thaha Putra, Semarang.
25