Tugas Al - Islam 4

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Haji diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah Isalm berkembang dan memperoleh kemajuan di Madinah. Tiap tahun lebih dari 2,5 tahun juta umat muslim menunaikan ibadah Haji. Haji adalah rukun Islam kelima, yang wajib untuk setian muslim yang mampu, sekali seumur hidup. Untuk setiap Negara, pemerintah Arab Saudi menerapkan system kuota haji sebanyak 1 persen dari jumlah muslim yang bersangkutan. Masjidil Haram,Luas 1

description

tugas aika 4

Transcript of Tugas Al - Islam 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang

mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-

sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf,

wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai

lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-

segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk

syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Haji

diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah Isalm berkembang dan

memperoleh kemajuan di Madinah.

Tiap tahun lebih dari 2,5 tahun juta umat muslim menunaikan ibadah Haji. Haji

adalah rukun Islam kelima, yang wajib untuk setian muslim yang mampu, sekali

seumur hidup. Untuk setiap Negara, pemerintah Arab Saudi menerapkan system

kuota haji sebanyak 1 persen dari jumlah muslim yang bersangkutan. Masjidil

Haram,Luas masjid ini 130ribu m2,dapat menampung sejumlah 500ribu orang.

Menaranya setinggi 90 meter. Ka’bah ,kiblat umat islam dalam shalat menjadi pusat

dalam tawaf 15m. Didalam ka’bah terdabat batu hitam.Ka’bah dibangun oleh nabi

Ibrahim dan Ismail, seluas 99 m2 , tingg 15m dan tebal dinding 1m. Renovasi Ka’bah

1)      610 Masehi : dibangun kembali oleh Nabi Muhammad SAW

2)       683 Masehi : Khalifah Abdullah bin Az-Zubair merekontruksi Ka’bah mengikuti

podasi yang asli, sesudah hancur olh angkatan bersenjata Suriah

3)       693 Masehi : Dibangun kembali oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan

4)      1959 Masehi : Renovasi sesudah parah karena banjir

5)      1996 Masehi : dibangun kembali menggunakan batu asli

1

Allah berfirman : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji,

niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai

unta yang kurus (unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya perjalanan

yang ditempuh oleh jama’ah Haji) Yang datang dari segala penjuru jauh. Supaya

mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka

menyebut nama Allah pada hari yang sudah ditentukan, atas rizeki yang telah

Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian

daripadanya dan ( sebagian lain) berikan orang-orang yang sengsara lagi kafir.”

( Q.S. Al-Hajj : 27-28)

Dasar Hukum Haji  :

1.      Surat Ali-Imran :97

2.      Al-Baqarah :196-197

3.      Al-Hajj : 27-28

4.      Ali –Imran :97

1.2 .Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini

adalah “Ibadah Haji”.Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari

meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1.   .Pengertian Ibadah haji

2.   Kegiatan selama Ibadah Haji

3.   Tempat yang digunakan untuk Ibadah Haji

4.   Hal-hal yang membatalkan ibadah Haji

1.3. Tujuan

Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

tujuan umum dan khusus.Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk

2

memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan

khusus dari penyusunan makalah ini adalah :

1.      Untuk mengetahui pengertian ibadah haji

2.      Untuk mengetahui apa saja yang utama dilakukan selama ibadah haji

3.      Untuk mengetahui lokasi utama dalam ibadah haji

4.      Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HAJI

       Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan

puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum

muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan

melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu

yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut

etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan

menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat

tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Seperti berkunjung

ke Arafah untuk wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijah

sampai dengan terbit fajar padatanggal 10 dzulhijah.

Perintah wajib menunaikan ibadah haji tertera di dalam Al-quran Surah Ali-imran

ayat 97 yang berbunyi:

Yang artinya:

“Di situ ada tanda-tanda keterangan yang nyata (yang menunjukkan kemuliaannya

diantaranya ialah) Maqam Nabi Ibrahim. Dan sesiapa yang masuk ke dalamnya, aman

tenteramlah dia. Dan Allah mewajibkan manusia mengerjakan ibadat Haji dengan

mengunjungi Baitullah, iaitu sesiapa yang mampu sampai kepadanya. Dan sesiapa

yang kufur (ingkarkan kewajipan ibadat Haji itu), maka sesungguhnya Allah Maha

Kaya (tidak berhajatkan sesuatu pun) dari sekalian makhluk”.

Kajian Sistem Penyelenggaraan Ibadah Haji dilatarbelakangi pada kompleksitas

pengelolaan ibadah haji dimana banyaknya jumlah jamaah haji Indonesia di setiap

4

tahunnya (tahun 2009 ada sekitar 210.000 orang), dengan total biaya

penyelenggaraan ibadah haji yang sangat besar (tahun 2009 sebesar Rp. 9 triliun).

Sehingga sangat perlu untuk dilakukan review dan evaluasi secara menyeluruh

terhadap jasa penyelenggaraan ibadah haji, mulai dari pengadaan barang dan jasa

komponen PIH (baik di dalam dan luar negeri) seperti pesawat, pemondokan,

katering, transportasi, obat-obatan, dan alkes haji.

KPK berinisiatif melakukan kajian PIH sebagai pelaksanaan UU no. 30 tahun 2002

dimana Pasal 6 huruf e, KPK mempunyai tugas melakukan monitor terhadap

penyelenggaraan pemerintahan negara. Kemudian dipertegas lagi dalam Pasal 14,

dalam melaksanakan tugas monitor KPK berwenang melakukan pengkajian terhadap

sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah, memberi

saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan perubahan

jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi

korupsi, dan melaporkan kepada Presiden, DPR, dan BPK jika saran KPK mengenai

usulan perubahan tersebut tidak diindahkan.

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui proses PIH yang dilakukan oleh Ditjen PHU

dan secara khusus mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang berpotensi

menimbulkan tindak pidana korupsi, serta memberikan saran perbaikan pada sistem

PIH untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

Kajian difokuskan pada beberapa wilayah kerja diantaranya :

• Ditjen PHU Kementerian Agama

• Kantor Wilayah Departemen Agama: Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi

Sulawesi Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Jawa Timur

• Kantor Departemen Agama: Kabupaten Bintan, Kota Batam, Kabupaten

Maros, Kota Pare-Pare, Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kota Banda

Aceh, dan Kabupaten Malang

5

• Embarkasi: Surabaya dan Jakarta

• Kantor Teknis Urusan Haji Jeddah

• Daker Makkah, Madinah, dan Jeddah

• Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Ditjen Imigrasi,

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, BPS BPIH, BPK, Dinas Urusan Haji

GIA

Waktu Kajian berkisar dari Januari 2009 hingga April 2010 (1 tahun 4 bulan).

Dari hasil kajian dan analisis, terdapat banyak temuan-temuan yang patut untuk

ditindaklanjuti antara lain

a. Aspek Regulasi

• Belum adanya peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008

• Tidak standarnya komponen indirect cost dalam BPIH

• Tidak jelasnya dasar pemberian honor petugas haji non kloter

• Tidak jelasnya komponen, waktu penyetoran, dan format laporan sisa biaya

operasional penyelenggaraan ibadah haji yang disetor ke DAU.

b. Aspek Kelembagaan

• Tidak adanya kode etik yang spesifik

• Tidak adanya lembaga pengawas independen dalam penyelenggaraan ibadah

haji.

c. Aspek Tata Laksana

6

• Tidak ada Standard Operating Procedure (SOP) dan Standar Pelayanan

Minimum (SPM) dalam pelayanan penyelenggaraan ibadah haji

• Tidak diberikannya sanksi kepada KBIH yang habis masa izin operasionalnya

yang tetap melaksanakan kegiatan operasional bimbingan kepada jamaah

calon haji

• Adanya dugaan inefisiensi biaya penerbangan dalam penggunaan kapasitas

terpasang pesawat penerbangan haji periode tahun 2007-2009

• Adanya potensi inefisiensi BPIH yang terkait langsung dengan berkurangnya

jumlah hari tinggal jamaah haji selama periode musim haji tahun 2007-2009

• Tidak akuntabelnya pencatatan keuangan BPIH dan tidak sesuainya

pencatatan tersebut dengan standar akuntansi keuangan pada umumnya

• Tidak dipisahkannya bunga hasil pengendapan setoran awal dari dana pokok

• Adanya dugaan penggunaan dana setoran awal BPIH yang tidak sesuai

dengan kriteria untuk membiayai indirect cost penyelenggaraan ibadah haji

• Adanya pengajuan dan pengesahan biaya indirect cost tanpa disertai alasan

yang memadai

• Adanya potensi terjadinya ketidaksinambungan pembiayaan kegiatan

operasional penyelenggaraan ibadah haji pada tahun berikutnya

• Tidak adanya bagian yang dikembalikan kepada jamaah calon haji dalam

bentuk pengurangan BPIH (direct cost)

• Adanya potensi pendapatan bunga yang tidak diterima akibat penempatan

dana dalam deposito dengan persyaratan tingkat bunga yang tidak sesuai best

practices (tidak lazim)

7

• Belum adanya penyelesaian perhitungan selisih biaya paspor antara Ditjen

PHU dan Ditjen Imigrasi

• Masih ada pungutan liar di embarkasi dan debarkasi

• Tidak terintegrasinya siskohat dan sistem BPS BPIH secara realtime

• Tidak akuntabelnya pengelolaan aset haji

• Tidak adanya mekanisme penanganan pengaduan masyarakat.

d. Aspek Manajemen SDM

• Terbatasnya SDM PIH berlatar belakang akuntansi

• Minimnya petugas haji yang berpengalaman dalam komposisi petugas haji di

Arab Saudi.

e. Aspek Manajemen Kesehatan Haji

• Tidak adanya dasar hukum dalam pengadaan obat dan alat kesehatan di Arab

saudi

• Adanya pembebanan biaya pengambilan vaksin dan buku kesehatan haji ke

jamaah calon haji

• Tidak adanya laporan stok obat dan alat kesehatan haji setelah

penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi selesai.

Persiapan Ibadah Haji

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menunaikan ibadah Haji

1. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada Allah SWT.

maupun kepada sesama manusia.

8

2. Karena ibadah Haji adalah ibadah fisik, maka perlu mempersiapkan mental

untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan stamina

tinggi, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT.

3. Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun untuk

nafkah keluarg yang ditinggalkan.

4. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta

kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah.

5. Melaksanakan janji yang pernah diucapkan.

6. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga yang akan

ditinggalkan.

7. Memohon do’a restu kepada kedua orang tua (jika masih hidup)

8. Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, dan mengikuti kegiatan

manasik haji.

9. Mempersiapkan obat-obatan pribadi selama menjalankan ibadah haji.

10. Mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk keperluan selama perjalanan

ibadah Haji:

Perlengkapan Pria

1. Kain Ihram dua stel

2. Baju sehari-hari secukupnya

3. Ikat pinggang

4. Keperluan mandi

Perlengkapan Wanita

9

1. Mukena minimal 2 buah

2. Pakaian ihram (rok putih dan mukena atas putih) 2 set

3. Pakaian sehari-hari secukupnya

4. Kaos kaki secukupnya

Perlengkapan untuk Pria dan Wanita

1. Pakaian penghangat

2. Selimut

3. Sandal jepit

4. Sepatu sandal atau sendal gunung

5. Obat-obatan pribadi

6. Gunting kecil utk Tahallul

7. Payung

8. Senter kecil (untuk penerangan saat mengambil batu di Musdalifah)

9. Kantong kecil untuk menyimpan batu kerikil persiapan melempar jumroh

10. Kantong sandal untuk tempat sandal saat di Masjid

11. Pelembab atau cream, gunakan untuk tangan dan kaki

12. Biaya untuk dam, kurban dsb.

10

2.2. JENIS HAJI

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya.

Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis

berikut “Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW

dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan

umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah

ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji

jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai

dengan selesai dari nahar.

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud :

§ Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang

bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.

Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan

pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu.

Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali

untuk melaksanakan umrah.

§ Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan

melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian

mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama.

Tamattu' juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan serta tahun yang sama,

tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

§ Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.

Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk

melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian

ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai

selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,

melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

11

2.3. SYARAT WAJIB MELAKSANAKAN HAJI

1.      Islam

2.      Berakal Sehat

3.      Baligh

4.       Merdeka

5.      Mampu (Istitha’ah) yaitu :

         Sehat Jasmani

         Ada bekal untuk biaya perjalanan dan untuk orang yang ditinggalkan

         Ada kendaraan

         Aman di perjalanannya.

         Bagi Wanita harus ada mahram yang menyertainya seperti : suami, ayahnya,

saudara lain yang dipercaya  “janganlah seorang wanita bepergian ( bersafar)

melainkan beserta mahramnya” ( H.R. Bukhari )

2.4. RUKUN HAJI

Rukun Haji adalah Segala sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah Haji jika

tidak dilaksanakan maka ibadah Hajinya tidak sah. Oleh karena itu harus mengulang

lagi pada waktu yang lain. Adapun yang termasuk rukun Haji adalah :

a.       Ihram, yaitu yaitu mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian Ihram dan

niat haji

b.      Wukuf, yaitu berhenti di Arafahdimulai dari tergelincirnya mata haritanggal 9

Zulhijjah ampai terbenam matahari

c.       Thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah tuju kali putaran pada arah yang berlawanan

dengan arah berputarnya arah jarum jam.Dimulai dari sudut tempat Hajar Ashwad

–Batu Hitam-berada. “ Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah

tua itu ( Baitullah).” (Q.S.Al-Hajj29)

d.      Sa’I, Yaitu berlari-lari kecildari BukitSafakebukit Marwah sebanyak tuju kali.

12

e.       Tahallul (memotong rambut) Yaitu melepaskan diri dari Ihram haji sesudah

selesai mengerjakan seluruh rangkaian ibadah Haji dengan cara mencukur rambut

sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

f.       Tertib, artinya rukun haji secara berurutan dari awal sampai akhir

2.5. KEGIATAN IBADAH HAJI

a)      Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk

melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

b)     8 Dzulhijjah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Dzulhijjah, semua

umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai

pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah

kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji

harus bermalam di Mina.

c)      9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah

melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini

hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan

bermalam Muzdalifah.

d)     10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk

melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali

ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut

atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau

bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan

e)      11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan di tugu pertama, tugu kedua, dan

tugu ketiga.

f)       12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan di tugu pertama, tugu kedua, dan

tugu ketiga.

g)      Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada'

(thawaf perpisahan).

13

2.6. LOKASI UTAMA DALAM IBADAH HAJI

Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di

pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan

penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu

tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah

berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji

dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai

Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan

Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah lempar

jumrah di Mina.

Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan

melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim

ketika mengusir setan dan menggunting rambut.Pada tanggal 11,12,13 Dzulhijah

melempar tiga jumrah Jumrah Aqabah ,Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di

tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi

Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak

14

masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya

menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km(450 km

melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat

di masjid Nabi.

2.7. HAL YANG DILARANG DAN MEMBATALKAN IBADAH HAJI

Hal yang dilarang dalam Ibadah Haji adalah sebagai berikut :

a)      Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan

hubungan seksual

b)      Melakukan perbuatan tercela dan maksiat

c)      Bertengkar dengan orang lain

d)     Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)

e)      Memakai wangi-wangian

f)        Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)

g)      Melakukan akad nikah

h)      Memotong kuku

i)        Mencukur atau mencabut rambut

j)         Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum

k)       Membunuh dan memakan binatang buruan.

Ibadah haji bisa batal  disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut. 

a)      Jima’, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah ’aqabah. Adapun

jima` yang dilakukan pasca melontar jumrah ’aqabah dan sebelum thawaf

ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan

berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak

bisa dianggap batal karena melakukan jima’.

b)       Meninggalkan salah satu rukun haji. Manakala ibadah haji kita batal disebabkan

oleh salah satu dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan

menunaikan ibadah haji, bila mampu, sebagaimana yang telah kami jelaskan pada

15

pembahasan pengertian istitha’ah. Jika tidak, maka pada waktu-waktu yang kita

mampu melaksanakannya; karena ibadah ini wajib segera dilaksanakan bila kita

sudah mampu.

2.8. DAM

Dam menurut bahasa artinya darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan

darah ( Menyembelih ternak di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan

manasik haji atau umrah ) Jenis-jenis DAM adalah :

a)       Dam Hadyu Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji

Tamattu' atau haji Qiran, dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka

wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan

yang tujuh hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman.

b)      Dam Fidyah (tebusan)Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang

dalam ihram, lalu mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang

mengganggu kepalanya, seperti kutu dan lain sebagainya, berdasarkan pada

firman Allah: "…Maka jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di

kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya untuk berfidyah, yaitu

berpuasa, bersedekah atau berkurban…"

c)       Dam Jazaa' Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram

bila membunuh binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak

ada dendanya.

d)      Dam Ihshar Yaitu Dam yang wajib dibayar oleh jama'ah haji yang tertahan atau

terkepung sehingga tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik

tertahannya disebabkan karena sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab

lainnya, sementara dia tidak mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya.

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta'ala

e)       Dam Jima' Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama'ah haji yang dengan

sengaja mengumpuli isterinya ditengah pelaksanaan ibadah haji. Dalam kitabnya

"Ahkaamul Hajj" Syaikh 'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi menuturkan: "Adapun

16

orang yang mengerjakan hal-hal yang menjerumuskan kepada jima' (senggama),

maka wajib bagi-nya menyembelih seekor kambing untuk para fuqara' yang

bermukim di tanah Haram. Hal ini berdasarkan pada firman Allah Subhannahu

wa Ta'ala :

Rahasia ibadah haji

Para ilmuwan Neuro-linguistic programming (NLP) berpendapat bahwa yang

menghancurkan kekuatan manusia adalah banyaknya kecemasan dan masalah-

masalah yang dihadap dalam hidupnya, dan bahwa cara terbaik untuk mengembalikan

keseimbangan baginya adalah dengan mengosongkan "muatan-muatan negatif" yang

bertumpuk ini dengan menyikapi berbagai peristiwa yang dialaminya.Proses

pengosongan ini adalah penting dan perlu agar manusia dapat hidup dengan lebih

baik dan dapat menginvestasikan energinya lebih baik dan Ibadah Haji adalah cara

terbaik untuk merealisasikan hal ini

- Perjalanan Ibadah Haji benar-benar merupakan aktivitas olahraga yang terbaik.

Selama melaksanakan Ibadah Haji, seorang Muslim melakukan kegiatan olah raga

berjalan, bermeditasi dan berkonsentrasi. Semua kegiatan ini berguna bagi tubuh.

Beberapa kajian Islam menegaskan bahwa perjalanan Ibadah Haji meningkatkan

kekuatan sistem kekebalan tubuh dan memberikan lebih banyak kekuatan dan

kesehatan

- Dalam ayat al-Quran terdapat isyarat bahwa bumi ini bulat seperti bola dan

bukannya datar. Allah SWT telah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyeru

umat manusia guna memenuhi seruan Allah untuk menjalankan Ibadah Haji:

( َع�ِم�يٍق� َف�ٍّج� ِّل� ُك ِم�ْن� �يْن� ِت� �ْأ َي َض�اِم�ٍر� ِّل� ُك َو�َع�َل�ى ِر�َج�ااًل� وَك� �ِت �ْأ َي �َح�ٍّج� �اْل ِب %اِس� اْلَّن َف�ي �ِّذ�ْن� ] (َو�َأ 27اْلَحٍّج: ]

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang

kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari

segenap penjuru yang jauh,.

17

Mukjizat al-Quran tampak dalam penggunaan ungkapan ( َع�ِم�يٍق� َف�ٍّج� ِّل� ُك ِم�ْن� �يْن� ِت� �ْأ (َي

‘...datang berjalan dari segenap penjuru yang dalam ”. Al-Quran tidak menggunakan

ungkapan ( ِبعيد َفٍّج ُكِّل (ِمْن ’، dari segenap penjuru yang jauh’. Perkataan ( (َع�ِم�يٍق�

‘dalam’ menunjukkan bahwa terdapat kedalaman yang berbeda di atas permukaan

bumi

- Para ilmuwan mengatakan bahwa berjalan dan berjalan dengan cepat (joging)

merupakan pekerjaan yang paling penting untuk mencegah berbagai penyakit,

terutama penyakit jantung, kolesterol, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas dan

ini semua merupakan penyakit masa kini. Jika kita renungkan kegiatan Ibadah Haji

ini, kita dapatkan bahwa ibadah ini sarat dengan manfaat medis. Ibadah Haji ini

merupakan terapi dan sesuatu yang menyenangkan bagi tubuh dan jiwa. Oleh karena

itu Allah SWT berfirman:

( �ُه ْم� ْل �اَف�َع� ِم�َّن ُه�د َوا �ْش� �ي ] (... ْل 28اْلَحٍّج: ].

"Supaya mereka menyaksikan berbagai perkara yang mendatangkan faedah kepada

mereka....” (Al-Hajj 28)

badah Haji merupakan ibadah dengan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang

sangat melelahkan fisik. Selain itu juga berisiko pada kesehatan tubuh. Apalagi

kondisi medan, iklim, dan cauaca ekstrim di Tanah Suci sangat jauh berbeda dengan

keadaan alam di tanah air.

Pertemuan besar para jama’ah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi

Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan

langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Apalagi jamaah haji juga

harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut,

sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji. Untuk itu

perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para

18

jamaah guna memperkecil resiko-resiko yang mungkin akan menghinggapi selama

perjalanan ibadah di Sudi Arabia.

1. Hal yang utama untuk diperhatikan jamaah haji adalah kebersihan minuman

dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan jamaah haji untuk

meminum air kran, sebab air kran berbahaya untuk dikonsumsi, karena berupa

air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan

panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas terik

pastilah akan membuat para jamaah haji lelah dan kehausan. Padahal di

sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air

minum bersih atau toilet.

2. Ada baiknya para jamaah haji membekali diri dengan air mineral botol atau

jika ingin yang natural bisa dipilih air Zam zam. Air Zam Zam aman diminum

walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh

kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.

3. Para jamaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan

yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jamaah haji

menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih.

Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci

tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.

4. Disarankan jamaah haji untuk selalu membawa sabun pribadi di dalam tas

yang selalu dibawa kemana-mana. Lebih baik sedikit repot dan bijak daripada

terserang sakit perut dan ibadah menjadi terhambat, bukan? Dengan

memerhatikan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman yang

dikonsumsi, Insya Allah kondisi fisik para jamaah haji selalu prima untuk

mengikuti rangkaian Ibadah Haji di tanah suci.

5. Tidak menyimpan jatah makanan. Jika jamaah haji mendapat jatah makanan

yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu

19

disimpan, sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan

sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan,

hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab

pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh

sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak

dikonsumsi.

6. Memerhatikan penyakit yang telah diidap sedari di tanah air. Naik haji

merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya,

teruta ma bagi orang tua. Seyogyanya sebelum keberangkatan, memeriksakan

diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga, sehingga dokter bisa memberikan

saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.

7. Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan

anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum

lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang

mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan

darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa

meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.

8. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang

mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah

naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan

kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan

penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.

9. Memperhatikan kecukupan beristirahat. jamaah haji Butuh stamina yang baik

untuk bisa mengikuti rangkaian Ibadah Haji. Untuk itu, cukup istirahat mutlak

diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja,

kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah.

20

Stamina jamaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah

di Padang Arafah saat puncak Ibadah Haji berlangsung.

10. Menyediakan krim. Bagi jamaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya

menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk

melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit

dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.

2.9. HIKMAH IBADAH HAJI

Hikmah secara etimologi berarti mengetahui keunggulan sesuatu melalui

suatu pengetahuan sempurna, bijaksana, dan sesuatu yang tergantung kepadanya

akibat sesuatu yang terpuji.

Dalam istilah ushul fikih, hikmah diartikan dengan suatu motivasi dalam

pensyariatan hukum dalam rangka pencapaian suatu kemaslahatan atau menolak

suatu kemafsadatan.

Pengertian di atas menegaskan bahwa setiap pensyariatan hukum pasti

mempunyai motivasi hukum. Namun, motivasi hukum tersebut ada yang mudah

diketahui dan banyak jumlahnya dan ada pula yang sulit digali dan sedikit jumlahnya.

Seberapa banyak motivasi hukum yang dikandung oleh pensyariatan suatu

hukum, amat bergantung kepada kualitas seorang mujtahid dan usahanya dalam

menggali motivasi hukum tersebut.

Oleh sebab itu, pensyariatan ibadah haji yang terwujud melalui berbagai jenis

gerakan, tentu mempunyai banyak hikmah. Sebab menurut sabda Rasulullah SAW,

“Setiap pekerjaan harus (pasti) disertai oleh niat (motivasi).” (HR. Bukhari, Muslim,

An-Nasa’i, Ibn Majah, Abu Daud dan Tirmidzi).

Ibadah haji dan umrah sarat dengan nilai dan hikmah yang dapat diambil

sebagai i’tibar. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah:

21

Pertama, menghilangkan dosa. Hal ini dapat diketahui melalui beberapa hadits

Rasulullah SAW berikut ini:

“Siapa yang melaksanakan ibadah haji, dia tidak melakukan perbuatan-

perbuatan maksiat dan tidak pula mengeluarkan kata-kata yang kotor, maka ia akan

kembali ke negeri asalnya tanpa dosa, sebagaimana ia dilahirkan ibunya pertama

kali.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Abu

Hurairah).

“Dosa-dosa yang dilakukan antara umrah dan umrah berikutnya diampuni.

Ibadah umrah dan haji yang mabrur (yang diterima) tiada lain imbalannya selain

surga.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Imam Malik, dan

Ahmad ibnu Hanbal).

“Orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tamu-tamu Allah

SWT. Jika mereka berdoa, Allah akan mengabulkannya, dan jika mereka meminta

ampun, Allah akan mengampuni mereka.” (HR. An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu

Khuzaimah, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

Dari ketiga hadits di atas, tidak ada pembedaan antara dosa kecil dan dosa

besar. Oleh sebab itu, menurut Mazhab Hanafi, dosa yang dihapus tersebut adalah

dosa besar dan dosa kecil. Bila dosa kecil dan besar sudah dihapuskan oleh Allah

SWT, tentunya seseorang akan terhindar dari siksaan neraka.

Berkenaan dengan ini terdapat hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh

Jabir bin Abdullah, “Pada saat wukuf itu, Allah turun ke langit dunia dan berfirman

kepada Malaikat: “Lihatlah hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dengan

rambut kusut, berdebu, berbondong-bondong dari segenap pelosok bumi yang jauh

untuk mengharapkan keridhaan-Ku dan memohon dijauhi dari siksa api neraka. Dan

tidak ada orang yang lebih banyak dibebaskan dari api neraka kecuali pada hari

Arafah.”

22

Hikmah dari ibadah haji adalah sebagai berikut :

1.      Memperkokoh jiwa tauhid dan melahirkan perilaku yang betul-betul bertakwa

2.      Membentuk pribadi yang memiliki kasih sayang kepada anak-anaknya dan anak-

anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.

3.      Melontar jumrah dapat mendoroh muslim/muslimah agar setiap saat mampu

membentengi diri dari tipu daya syetan.

4.       Haji mabrur mendapatkan balasan surga

“Tiada balasan apapun bagi Haji mabrur kecuali surge.Rasulullah SAW ditanya

apa yang dimaksud mabrur itu ? Rasulullah mwnjawab :”suka member

makanan/bantuan social dan lemah lembut dalam bicra.”( H.R. Ahmad )

5.      Pembiayaan yang dikeluarkanuntuk menunaikan ibadah haji akan mendapat

pahala berlipat ganda .

“Pembiyaan dalam menunaikan ibadah haji seperti dijalan Allah.yaitu satu

dirham, dibalas dengan tujuh ratus dirham.” ( H.R. Ahmad dan Tarmuzi)

6.      Muslim/muslimah yang dilaksanakan haji tentu akan dibanggakan oleh Allah

SWT dan  malaikatnya

7.      Memiliki semangat tinggi untuk berkorbanh Ibadah Haji dan umrah dapat

mendorong umat Islam untuk mewujudkan tali persudaraan dan persatuan

( Ukhuwah Islamiah )

8.      Ibadah haji dijadikan muktamar akbar seluruh dunia untuk membahas dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa serta dunia

islam

9.      Memberi dorongan kepada setiap keluarga musilim sekuat tenaga dengan cara

yang halal mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, agar dapat melaksanakan

cita-citanya menunaikan ibadah haji.

10.  Musimah yang hajinya mabrur akan memperoleh pahala jihad yang paling utama

Aisyah ra berkata : “Kami ( kaum wanita ) berpendapat bahwa jihad adalah

amal yang paling utama. Apakah kami ( kaum wanita ) tidak boleh berjihad ?”

23

Rasulullah menjawab : “Jihad yang paling utama bagi wanita adalah Haji

mabrur.” ( H.R. Bukhari)

BAB III

PENUTUP

3.1.   KESIMPULAN

Haji adalah salah satu rukun islam, haji adalah ibadah yang tergabung pada-Nya

antara amalan badan dan pengorbanan harta, dan haji adalah salah satu ibadah yang

paling agung, yang memiliki kandungan makna, dan hikmahyang sangat luas lagi

mendalam.

Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat,shalat, zakat dan

puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum

muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dankeilmuan) dengan berkunjung dan

melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu

yang dikenal sebagai musim haji (bulanDzulhijjah).

Bagi umat islam yang hendak melaksanakan ibadah haji, sebaiknya mempersiapkan

diri baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji merupakan

ibadah yang sangat menguras tenaga disamping mental dan batin.

Ibadah haji yang dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai ketentuan

sehingga termasuk haji mabrur, tentu akan mendatangkan banyak hikmah bagfi

kehidupan pribadi dan keluarga maupun bagi masyarakat,Negara dan bangsa.

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’an

2.  Al- Hadist

3. Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya, Gema Risalah

Pers, Bandung.

4. Maulana Ilyas, Sunnah-Sunnah Rasul 24 jam, Pustaka Antafani, Bandung.

5. Moh. Rifa’i, 1996, 300 Hadits Bekal Dakwah, Wicaksana, Semarang.

6. Rs. Abd. Aziz, 1991, Fiqih, Wicaksana, Semarang.

7. Salim bin Samir, Kapal Penyelamat, PT Hasanah, Jakarta.

8. Syekh Aby Syuja’i, 1967, Fathurqarib, Thaha Putra, Semarang.

25