tugas gas gas gas.docx

32
Dafatar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar BAB I Pendahuluan..............................................1 1.1 Latar Belakang..........................................1 1.2 Batasan Masalah.........................................4 1.3 Tujuan.................................................. 4 1.4 Metode Penulisan........................................5 BAB II Pembahasan..............................................6 2.1 Pengertian.............................................. 6 2.2 Simbol Jenis-jenis Transistor...........................7 2.2.1 Simbol Transistor.....................................7 2.2.2 Jenis-jenis Transistor................................8 2.3 Fungsi Transistor.......................................9 2.3.1 Penguat Arus........................................10 2.3.2 Saklar (Switching)..................................12 2.3.3 Stabilisasi.........................................13 2.4 Prinsip Kerja Transistor...............................13 2.4.1 Transistor Bipolar..................................13 2.4.2 Transistor Efek Medan...............................15 2.5 Aplikasi Transistor....................................15 2.5.1 Penguat Daya System Audio...........................15 2.5.2 Saklar Lampu Otomatis...............................16 KESIMPULAN....................................................18 DAFTAR PUSTAKA................................................20

Transcript of tugas gas gas gas.docx

Dafatar IsiKata PengantarDaftar IsiDaftar GambarBAB I Pendahuluan11.1Latar Belakang11.2Batasan Masalah41.3Tujuan41.4Metode Penulisan5BAB II Pembahasan62.1Pengertian62.2Simbol Jenis-jenis Transistor72.2.1 Simbol Transistor72.2.2 Jenis-jenis Transistor82.3Fungsi Transistor92.3.1Penguat Arus102.3.2Saklar (Switching)122.3.3Stabilisasi132.4Prinsip Kerja Transistor132.4.1Transistor Bipolar132.4.2Transistor Efek Medan152.5Aplikasi Transistor152.5.1Penguat Daya System Audio152.5.2Saklar Lampu Otomatis16KESIMPULAN18DAFTAR PUSTAKA20

7

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar BelakangTransistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Russell Ohl menemukan junction pn dan efek fotovoltaik silikon yang mengarah pada pengembangan dari transistor junction dan sel surya.Pada pertengahan 1930-an Russell Ohl, seorang elektrokimiawi di Bell Telephone Labs di Holmdel, NJ, memulai penyelidikan penggunaan rectifier silikon sebagai detektor radar. Ia menemukan bahwa peningkatan kemurnian silikon membantu meningkatkan kemampuan deteksi radar . Pada tanggal 23 Februari 1940, dia menguji lempengan silikon kecil yang mempunyai sifat unik yg mengejutkan. Ketika terkena cahaya terang, arus yang mengalir melalui lempengan melonjak lumayan. Dia juga melihat bahwa bagian-bagian yang berbeda dari kristal menghasilkan efek listrik berlawanan saat diuji dengan cat whisker sebuah alat probe.

Gambar 1: Penelitian TransistorRussell Ohl dan koleganya Jack Scaff menggabungkan 2 lempengan terdiri dari jenis silikon impuritas (silikon yang telah dikotori) yang berbeda. Ketidakmurnian elemen fosfor, menghasilkan sedikit kelebihan elektron sementara yang lain, boron, menyebabkan kekurangan sedikit (kemudian dikenal sebagai lubang). Mereka menyebut daerah tipe-n (untuk negatif) dan tipe-p (positif), permukaan atau penghalang di mana daerah ini bertemu dikenal sebagai persimpangan pn. Cahaya mencolok persimpangan ini merangsang elektron mengalir dari n-sisi ke sisi p-, sehingga terjadi arus listrik.Konsepsi William Shockley dari transistor junction di 1948 (1948 Milestone) itu berasal dari penemuan Russell Ohl yang kebetulan di tahun 1940 itu. Persimpangan pn menjadi bentuk paling umum dari penyearah digunakan dalam industri elektronik dan sejak itu menjadi dasar dalam desain perangkat semikonduktor.

Gambar 2: Pembuatan transistor awal penemuanSebuah transistor point-contact adalah tipe pertama solid-state transistor elektronik yang pernah dibangun. Itu dibuat oleh para peneliti John Bardeen dan Walter Houser Brattain di Bell Laboratories pada Desember 1947. Mereka bekerja dalam kelompok yang dipimpin oleh fisikawan William Bradford Shockley. Kelompok ini telah bekerja sama dalam eksperimen dan teori efek medan listrik dalam bahan solid state, dengan tujuan menggantikan tabung vakum dengan yang lebih kecil, kurang memakan daya perangkat.Percobaan kritis, dilakukan pada tanggal 16 Desember 1947, terdiri dari blok germanium, semikonduktor, dengan dua kontak emas dengan jarak yg sangat dekat yg ditahan oleh pegas. Brattain menempel strip kecil kertas emas di atas titik segitiga plastik konfigurasi yang pada dasarnya adalah dioda titik-kontak. Dia kemudian dengan hati-hati mengiris emas di ujung segitiga. Ini menghasilkan dua kontak emas elektrik terisolasi sangat dekat satu sama lain.Potongan germanium digunakan memiliki lapisan permukaan dengan kelebihan elektron. Ketika sebuah sinyal listrik berjalan melalui foil emas, disuntikkan lubang (poin yang kekurangan elektron). Ini menciptakan lapisan tipis yang memiliki kelangkaan elektron.Sebuah arus positif yang kecil diterapkan pada salah satu dari dua kontak memiliki pengaruh terhadap arus yang mengalir antara kontak lainnya dan dasar di mana blok germanium dipasang. Bahkan, perubahan kecil dalam arus kontak pertama, menyebabkan perubahan besar dalam kontak kedua saat ini, sehingga itu adalah penguat. Kontak pertama adalah emitor dan kontak kedua adalah kolektor. The-rendah saat terminal input ke transistor titik kontak emitor, sedangkan output terminal arus tinggi adalah basis dan kolektor. Ini berbeda dari jenis kemudian bipolar junction transistor ditemukan pada tahun 1951 yang beroperasi sebagai transistor masih melakukannya, dengan rendah terminal input saat ini sebagai dasar dan dua terminal output tinggi saat ini adalah emitor dan kolektor. Tidak seperti perangkat semikonduktor yg lain, transistor titik kontakdapat dibuat oleh orang awam , dimulai dengan germanium titik-kontak dioda sebagai sumber bahan (bahkan dioda terbakar habis dapat digunakan, dan transistor bisa kembali terbentuk jika rusak, beberapa kali jika perlu).Transistor titik kontak yang dikomersialisasikan dan dijual oleh Western Electric dan lain-lain tapi segera digantikan oleh bipolar junction transistor, yang lebih mudah untuk diproduksi dan lebih kasar. Germanium dipekerjakan secara ekstensif selama dua dekade dalam pembuatan transistor, tetapi kemudian hampir seluruhnya digantikan oleh silikon dan bahan paduan lainnya. Pada 2012 germanium titik-kontak dioda terus menjadi tersedia untuk digunakan sebagai detektor frekuensi radio. Dioda Point-kontak yang terbuat dari bahan lain, termasuk silikon, dan memiliki sifat microwave yang baik .Grown junction transistor ditemukan oleh William Shockley di Bell Labs pada 23 Juni 1948 adalah tipe pertama bipolar junction transistor yg dibuat (paten yang diajukan 26 Juni 1948), enam bulan setelah bipolar transistor point-contact dibuat . Pertama prototipe dari bahan germanium dibuat pada tahun 1949. Bell Labs mengumumkan Shockley grown junction transistor pada tanggal 4 Juli 1951.Alloy junction transistors yg pertama dibuat olehRN Hall di General Electric . Dia menciptakan sebuah persimpangan PNP (atau NPN) dalam satu wafer satu jenis doping semikonduktor dengan memungkinkan pelet kecil bahan doping, seperti Indium yang di dopes ke jenis-P, untuk paduan dengan wafer semikonduktor pada setiap sisi itu. Sebagai atom Indium menyebar ke semikonduktor, mereka menciptakan sebuah wilayah semikonduktor jenis-P di kedua sisi wafer, dan di antara mereka, bahan tipe N yang tersisa membentuk dasar dari transistor PNP. Lapisan dasar dapat dibuat lebih tipis daripada grown junction transistor dan ini meningkatkan kinerja frekuensi tinggi yang tersedia dari transistor.

Gambar 3: Bagian-bagian transistor1.2 Batasan MasalahMakalah ini membahas sejarah transistor, fungsi transistor, jenis-jenis transistor, dan aplikasi transistor dalam kehidupan manusia.1.3 Tujuan Mengetahui sejarah transistor. Mengetahui fungsi transistor Mngetahui symbol dan jenis-jenis transistor Mngetahui aplikasi transistor dalam kehidupan manusia

1.4 Metode PenulisanPenulisan yang dilakukan adalah dengan mencari referensi dari media internet dan meggabungkan beberapa referensi menjadi satu-kesatuan yang utuh dan diskusi dengan beberapa narasumber yang lain.

BAB II Pembahasan

2.1 PengertianTransistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Gambar 4 : TransistorTransistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.Transistor dibuat dari bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor yang terpenting adalah Silikon dan Germanium. Silikon lebih banyakdigunakan sebagai bahan semikonduktor dibanding Germanium,karena Silikon mempunyai sifat-sifat yang lebih disukai disbandingdengan Germanium. Komponen ini mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat, switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin pesat, transistor saat ini juga telah mengalami perkembangan di segi fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai memory, dan pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor komputer. Bukan hanya itu, transistor juga telah mengalami perkembangan dilihat dari segi bentuk, karena saat ini satu buah transistor telah berhasil diciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).

2.2 Simbol Jenis-jenis Transistor2.2.1 Simbol Transistor

Gambar 5 : Simbol transistorSecara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori simbol transistor dari berbagai tipe, antara lain: Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC(Integrated Circuit) dan lain-lain. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power. Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain.2.2.2 Jenis-jenis Transistor Transistor Bipolar (dwi kutub)Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K (Kolektor), dan E (Emiter). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).

Gambar 6: Transistor NPN dan PNP Transistor Efek Medan (FET Field Effect Transistor)Merupakan jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.

Gambar 7: Simbol dan transistor FET2.3 Fungsi TransistorFungsi tansistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik, Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3 kaki, yang masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor (E). Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator), modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya. Berdasarkan susunan semi konduktor, Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory. Cara kerja transistor yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika. Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat.Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital dalam sebuah rangkaian elektronika.2.3.1 Penguat ArusPenguat arus, tegangan, dan daya baik bagi arus bolak balik atau searah.Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain. Prinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc)

Gambar 8: Rangkaian transistor sebagai penguat

Gambar 9: Signal perubahan.Penguatan pada transistor dapat dilakukan antara lain. Penguatan Common BasePenguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/ ditanahkan.

Gambar 10: Penguatan Common BaseSifat-sifat Penguat Common Base antara lain isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih keci, cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal kecil, dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi, dapat dipakai sebagai buffer. Penguatan EmitorPenguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

Gambar 11: Penguatan EmitorSifat-sifat Penguat Common Emitor antara lain signal output berbeda phasa 180 derajat, memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif, sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah), stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor. Pengutan CollectorPenguat Common Collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan tegangan input.

Gambar 12: Penguatan CollectorSifat-sifat Penguat Common Collector antara lain signal output dan sigal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor), penguatan tegangan kurang dari 1 (satu), penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor), impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga cocok digunakan sebagai buffer.2.3.2 Saklar (Switching)Transistor daya memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Transistor digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah saturasi, menghasilkan dalam drop tegangan kondisi-ON yang rendah. Kecepatan pensaklaran transistor modern lebih tinggi daripada thyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam konverter DC-DC dan DC-AC, dengan diode terhubung paralel terbalik untuk menghasilkan aliranarus dua arah. Meskipun begitu, tingkat tegangan dan arusnya lebih rendah daripada thyristor dan transistor secara normal digunakan dalam aplikasi daya randah sampai menengah.Pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatuswitching(kontakon-off). Adapun kerja transistor yang berfungsi sebagaiswitchingini, selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan daerahcut off.

Gambar 13: Transistor sebagai saklar

2.3.3 StabilisasiStabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya (FET). Tansisitor sebagai stabilisasi adalah banyak digunakan pada rangkaia adaptor perangkata yang membutuhkan tegangan yang stabil.

2.4 Prinsip Kerja Transistor2.4.1 Transistor BipolarTransistor Bipolar -Bipolar Junction Transistor (BJT)memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).Bipolar Junction Transistor (BJT)dibentuk dari 2 buah P-N Junction, sehingga transistor ini dapat dianalogikan sebagai penggabungan 2 buah dioda. P-N Junction pertama adalah Emiter-Basis dan P-N junction kedua adalah Basis-Kolektor. Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif (forward bias). Jadi untuk bekerja transistor juga membutuhkan arus bias. Jadi prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.Ada dua jenis konstruksi transistor bipolar yaitu PNP dan NPN, beda keduanya terletak pada susunan semikonduktor tipe-P dan tipe-N transistor tersebut. Dengan perbedaan susunan ini maka operasi kedua transistor ini juga berbeda. Simbol antara BJT jenis PNP dan NPN juga berbeda, PNP mempunyai symbol dengan tanda panah pada emitter ke arah dalam sedangkan NPN sebaliknya panah pada emitter berarah keluar.Bipolar Junction Transistor (BJT)merupakan current-amplifying device, artinya BJT mengontrol jumlah arus yang mengalir pada basis dengan cara mengatur arus yang mengalir pada kolektor.

Gambar 14: Kontruksi Transistor PNP dan NPN

Gambar 15: Kurva Hubungan VCE, ICdan IBBerdasarkan kurva Hubungan VCE, ICdan IBada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown.

Table. Mode Operasi Transistor BipolarModeJunctionEmitter-BaseJunctionCollector-BaseFunction

AktifForward biasReverse biasNormal Amplifier (Sering digunakan)

Cut-offReverse biasReverse biasOpen switch

SaturationForward biasForward biasClose switch

BreakdownReverse biasForward biasLow gain amplifier

2.4.2 Transistor Efek MedanTransistoreffect ( FET ) Sedikit berbeda dengan cara kerja pada transistor bipolar. Dimana pada transistor effect ( FET ) ini hanya menggunakan satu jenis polaritar atau pembawa muatan arus listrik. Hal ini jelas berbeda dengan transistor bipolar yang memiliki dua polaritas pembawa muatan. Untuk transistor effect ( FET ), arus yang masuk tidak akan terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor bipolar. Karena posisi letak depletion zone dari resistor effect terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-tengah. Sebenarnya untuk tipe atau jenis transistor dari BJT dan FET sendiri sama saja fungsinya, yang membedakan adalah dari cara kerja transistornya saja.

2.5 Aplikasi Transistor2.5.1 Penguat Daya System AudioRangkaian penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat daya, maka dari itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya. Rangkaian penguat daya terdiri dari penguat tegangan dan penguat arus. Bagian Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua bagian yaitu Pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan dengan penguatan yang besar. Pengaturan titik kerja penguat pada klasifikasi kelas A. Penguat arus, berupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang tidak terlalu besar, bahkan penguatannya mendekati satu. Agar mencapai effisiensi kerja yang besar, maka pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati kelas B.

Gambar 16: System audioRangkaian penguat OCL (Output Condensator Less) termasuk rangkaian penguat Push-pull Complementer. Transistor Q2 dan Q3 membentuk rangkaian Push-pull Complementer. Sinyal output dihasilkan lewat pertemuan elektroda emitter pada transistor penguat push-pull Q2 dan Q3, dengan demikian penguat Q2 dan Q3 membentuk konfigurasi Common Colllector yang penguatannya mendekati satu. Output penguat akhir ini adalah tanpa condensator output, berarti koplingnya adalah langsung. Oleh karena itu disebut juga penguat DC (DC Ampifier), DC berarti Direct Coupling artinya tegangan output harus tidak mengandung tegangan DC (Vdc output = 0). Agar tegangan output = 0 maka syaratnya adalah : Transistor Q2 dan Q3 harus komplemen (NPN dan PNP). Tegangan antara Collector-emitter (VCE) Q2 dan Q3 sama besar. Tegangan sumber dc +Vcc dan Vcc harus sama besar. 2.5.2 Saklar Lampu OtomatisRangkaian lampu malam otomatis berfungsi untuk mengendalikan nyala lampu pada malam hari secara otomatis. Lampu otomatis yang dapat menyala pada malam hari yang dapat kita temui adalah lampu taman, lampu jalan dan lainnya. Lampu tersebut dapat menyala secara otomatis pada malam hari karena dikontrol menggunakan rangkaian yang dapat membedakan siang dan malam, salah satu contoh rangkaian yang dapat digunakan untuk mengontrol lampu malam secara otomatis adalah rangkaian lampu malam otomatis seperti pada gambar berikut.

Gambar 17: Lampu OtomatisRangkaian malam otomatis pada gambar diata merupakan aplikasi dari sebuah photo transistor yang digunakan sebagai sensor cahaya. Photo transistor pada rangkaian lampu otoatis tersebut di set untuk mengidera cahaya, dimana pada saat intensitas cahaya rendah (malam) maka akan memberikan bias maju pada transistor untuk mengaktifkan relai. Dan pada saat intensitas cahaya yang diterima photo transistor maka tidak akan memberikan bias maju ke transistor, sehingga relai tidak mendapat energi dan berada pada kondisi Off. Pada rangkaian lampu malam otomatis diatas dilengkapi dengan dioda yang dipasang secara reverse terhadap sumber tegangan relai, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya arus balik dari kumparan induksi relai pada saat terjadi perubahan kondisi pada relai.

KESIMPULAN

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Transistor sangat banyak sekali manfaatnya dalam dunia elektro, khususnya dalam rangkaian elektronika. Fungsi yang sangat dirasakan oleh masyarakat transistor sebagai berikut:1. Sebagai penguatPrinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc)2. Sebagai SaklarTransistor daya memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Transistor digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah saturasi, menghasilkan dalam drop tegangan kondisi-ON yang rendah. Kecepatan pensaklaran transistor modern lebih tinggi daripada thyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam konverter DC-DC dan DC-AC, dengan diode terhubung paralel terbalik untuk menghasilkan aliranarus dua arah.Kalau kita melihat dari jenis- jenisnya transistor terbagai 2 macam, yaitu:1. Transistor Bipolarjenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif).2. Transistor Efek Medan ( Field Effect Transistor)jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.

DAFTAR PUSTAKA1. TRANSISTOR (Elektronika Dasar), http://charis7512.blogspot.com/2014/04/transistor-elektronika-dasar.html#sthash.PAXDdhqs.dpuf, diakses tanggal 15 Oktober 20142. Transistor, https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CC8QFjAC&url=http%3A%2F%2Fhsantoso.files.wordpress.com%2F2008%2F08%2Ftransistor.doc&ei=2l02VNTMOc-IuAT0w4K4Dg&usg=AFQjCNGZJEse9Txeoig_rXbg5UyOIrklkQ&bvm=bv.76943099,d.c2E, diakses 16 Oktober 20143. TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR (SAKLAR ELEKTRONIK), http://wwwelektrondasarnika.blogspot.com/2013/06/transistor-sebagai-saklar-saklar.html, diakses 23 Oktober 20144. Perbedaan transistir NPN dan PNP, http://tifaje.blogspot.com/2013/04/perbedaan-transistor-npn-dan-pnp.html#sthash.L8Rjr07m.dpuf, diakses 23 Oktober 20145. Cara Kerja Transistor, http://komponenelektronika.biz/cara-kerja-transistor.html, diakases 23 Oktober 20146. Transistor Sebagai Penguat, http://www.linksukses.com/2012/03/transistor-sebagai-penguat.html, diakses 23 Oktober 20147. Definisi Dan Prinsip Kerja Penguat Akhir//elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/definisi-dan-prinsip-kerja-penguat-akhir-final-amplifier/, diakses 23 Oktober 20148. Transistor Sebagai Saklar, dikutip dari elektrondasarnika.blogspot.com/2013/06/transistor-sebagai-saklar-saklar.html, diakses pada 24 Oktober 2014

1