Tugas IUT Exam

8
BAB I PENDAHULUAN Pengolahan tanah / penanaman mengikuti garis kontur dilakukan pada lahan miring untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan. Garis kontur adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama dan berpotongan tegak lurus dengan arah kemiringan lahan. Bangunan dan tanaman dibuat sepanjang garis kontur dan disesuaikan dengan keadaan permukaan lahan. Penanaman pada garis kontur dapat mencakup pula pembuatan perangkap tanah, teras bangku atau teras guludan, atau penanaman larikan. Pengolahan tanah dan penanaman mengikuti kontur banyak dipromosikan di berbagai daerah di Indonesia dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan. BAB II PEMBAHASAN Pengolahan menurut kontur efektif dalam pencegahan erosi pada tanah yang diklasifikasikan menurut kemampuan tanah yang permeabilitasnya sedang sampai cepat. Pada tanah ini manfaat pengelolaan tanah menurut kontur tergantung pada tipe tanah, bentuk lereng dan iklim. Nama : Siti Jaenab (18313553) Judul : Pengolahan Tanah / Penanaman Menurut

description

tugas iut exam

Transcript of Tugas IUT Exam

BAB I PENDAHULUAN

Pengolahan tanah / penanaman mengikuti garis kontur dilakukan pada lahan

miring untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan. Garis kontur adalah suatu

garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama dan berpotongan

tegak lurus dengan arah kemiringan lahan. Bangunan dan tanaman dibuat sepanjang

garis kontur dan disesuaikan dengan keadaan permukaan lahan.

Penanaman pada garis kontur dapat mencakup pula pembuatan perangkap

tanah, teras bangku atau teras guludan, atau penanaman larikan.  Pengolahan tanah

dan penanaman mengikuti kontur banyak dipromosikan di berbagai daerah di

Indonesia dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan.

BAB II PEMBAHASAN

Pengolahan menurut kontur efektif dalam pencegahan erosi  pada tanah yang

diklasifikasikan menurut kemampuan tanah yang permeabilitasnya sedang sampai

cepat. Pada tanah ini manfaat pengelolaan tanah menurut kontur tergantung pada

tipe tanah, bentuk lereng dan iklim.

Gambar 1. Skema Pengolahan Tanah dan Penanaman Menurut Kontur

Penanaman Searah Kontur  (Contour Cropping)

Cara penanaman tanaman yang searah garis  kontur yaitu garis yang

menghubungkan ttik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama pada tanah-tanah

yang berlereng atau mempunyai kemiringan, dengan tujuan menghambat kecepatan

aliran permukaan, memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanahdan

menghemat biay, tenaga dan waktu.

Nama : Siti Jaenab (18313553)

Judul : Pengolahan Tanah / Penanaman Menurut Kontur

Persyaratan Teknis

1. Pada tanah yang mempunyai kemiringan 3 – 6% penanaman secara ontur

yang dianjurkan sebaiknuya tidak melebihi panjang 100 m, saluran

pembuangan penting diperhatikan

2. Pada tanah yang mempunyai kemiringan lebih dari 8 % dianjurkan agar

panjangnya tidak melebihi 65 m.

3. Penanaman secara kontur tidak efektif dilaksanakan pada tanah yang

mempunyai kemiringan kurang dari 3% dan lebih dari  8% sampai 25%.

Dengan hasil penanaman searah kontur pada kelerengan 4 – 6% dapat mengurani

erosi dan run-off 50% (FAO, 1976).

Pembuatan Garis Kontur Dalam Teknik Konservasi

Pembuatan garis kontur (garis sabuk gunung) mutlak diperlukan untuk

mengefektifkan fungsi dari teknik konservasi tanah yang diterapkan. Teknik

konservasi yang memerlukan garis kontur antara lain adalah sistem pertanaman

lorong, teras bangku, teras gulud, dan teras kredit. Ada beberapa metode dalam

menentukan garis kontur antara lain dengan menggunakan theodolit, abney level,

waterpas selang plastik, dan ondolondol (A-frame).

Abney Level (Penyipat datar)

Tahapan pembuatan garis kontur menggunakan abney level (Gambar 1) adalah:

1. Tentukan salah satu titik pada lahan yang akan dibuat garis konturnya,

misalnya titik A pada gambar 2.

Gambar 1. Abney level (Penyipat datar)

2. Buat tiga buah patok yang panjangnya sesuai dengan interval vertikal (IV; lihat

Bab 09 untuk penjelasan tentang interval vertikal) antara garis kontur yang

diinginkan. Misalnya bila IV yang diinginkan adalah 1 m, maka perlu disiapkan

dua patok dengan panjang 1 m (patok 1) dan satu patok 2 m (patok 2). Dua

patok yang panjangnya sama (1 m) digunakan untuk menarik garis kontur,

sedangkan patok 1 dan patok 2 digunakan untuk menentukan titik dari satu

garis kontur ke garis kontur berikutnya.

3. Dengan memancang patok yang panjangnya 1 m pada titik A, stel abney level

dengan bacaan 0 pada puncak patok. Tentukan titik A1, A2, dan seterusnya

dengan membidik puncak patok lain yang panjangnya 1 m. Semakin dekat

jarak antara A–Al–A2- dan seterusnya, akan semakin halus garis kontur yang

didapat.

4. Sesudah garis kontur A-Al-A2- dan seterusnya selesai dibuat, pancangkan

kembali patok 1 pada titik A dan tentukan titik B yang berada pada ketinggian

1 m lebih rendah dari titik A.Titik B didapat dengan mengarahkan abney level

ke puncak patok B. Dengan abney level tetap menunjukkan angka 0 geser

patok 2 sepanjang garis AB. Apabila abney level yang dipancang di puncak

patok 1 telah dapat membidik puncak patok 2 pada posisi bacaan 0, maka

berarti sudah ditemukan titik B yang posisinya 1 m lebih rendah.

Gambar 7.2. Pembuatan garis kontur dengan abney level. Sumber: Agus et al. (1999a).

5. Dengan cara (3) tentukan titik-titik B-B-B2 dan seterusnya sehingga ditemukan

garis kontur berikutnya.

6. Berilah tanda berupa patok kayu atau bambu pada masing-masing titik yang

telah diperoleh.

Waterpas Selang Plastik

Gambar 3.Alat waterpas selang plastik. Sumber:Agus et al. (1999a).

Pembuatan garis kontur dengan waterpas selang plastik (WSP) pada

dasarnya sama dengan cara abney level. Alat ini terdiri atas dua bagian utama yaitu:

(1) dua lembar papan berskala yang berukuran panjangnya 150 cm dan lebar 8 cm,

dan (2) selang plastik tembus pandang berdiameter 1-2 cm dan panjang 15-20 m.

Kedua ujung selang plastik ini, sepanjang 160 cm, dijepitkan pada papan dengan

posisi selurus mungkin. (Gambar 3).

Tahapan pembuatan garis kontur dengan waterpas selang plastik:

1. Isi selang plastik dengan air sampai penuh.

2. Tentukan titik awal pembuatan garis kontur, misalnya titik A pada Gambar 4.

3. Dari titik A tentukan titik yang sama tinggi dengan cara meletakkan ujung

selang plastik yang satu pada titik A, sedangkan ujung selang lainnya pada

titik A1 yang sama tinggi dengan titik A yang ditandai dengan bacaan

permukaan air yang sama pada kedua papan berskala.

Gambar 4. Pengukuran kontur dengan waterpas selang plastik. Sumber:Agus et al. (1999)

4. Dari titik A tentukan titik B pada lereng bawah sehingga selisih permukaan air

pada kedua papan berskala sesuai dengan IV yang diinginkan, misalnya 1 m.

5. Titik B1 ditentukan dari titik B dengan cara yang sama dengan penentuan titik

Al,A2, dan seterusnya.

6. Berilah tanda berupa patok kayu atau bambu pada masing-masing titik yang

telah diperoleh.

Ondol-ondol

Ondol-ondol atau gawang segitiga (A-frame) terbuat dari kayu atau bambu,

terdiri atas dua buah kaki yang sama panjang, sebuah palang penyangga, benang,

dan pemberat. Panjang kedua kaki masing-masing 2 m dan panjang palang 1 m.

Persis pada bagian tengah palang diberi tanda untuk menentukan bahwa

kedua ujung kaki ondol-ondol terletak pada posisi yang sama tinggi. Ujung benang

dikaitkan pada puncak ondol-ondol, sedangkan pemberatnya dapat bergerak bebas

ke kiri dan ke kanan sejajar palang (Gambar 5).

Tahapan pembuatan garis kontur dengan ondol-ondol:

1. Siapkan ondol-ondol yang sudah dilengkapi dengan bandul (pemberat).

2. Tentukan titik acuan yang akan dilintasi garis kontur tertinggi, misal titik A

(Gambar 5).

Gambar 5. Penentuan garis kontur dengan ondol-ondol. Sumber:Agus et al. (1999a).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Keuntungan pengolahan menurut kontur adalah terbentuknya penghambat

aliran permukaan yang meningkatkan penyerapan air oleh tanah dan menghindari

pengangkutan tanah, selain itu juga mengurangi aliran permukaan dan erosi,

mengurangi kehilangan unsur hara dan mempercepat pengolahan tanah apabila

menggunakan tenaga ternak atau traktor karena luku atau alat pengolah tanah yang

lain. Oleh karena itu di daerah  beriklim kering, pengolahan menurut kontur juga

sangat efektif untuk konservasi air.

B. Saran

Pengukuran yang dilakukan dengan menentukan garis kontur harus tepat karena kalau kurang tepat dapat memperbesar resiko terjadinya erosi, selain itu diperlukan ketrampilan khusus yang memadai untuk menentukan garis kontur dan membutuhkan pengerahan tenaga kerja yang cukup intensif.

DAFTAR PUSTAKA

_____. 2002. http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/

pengolahan-tanahpenanaman-menurut-kontur/. Diakses tanggal : 04

September 2014.

_____. 2002. http://www.dephut.go.id/informasi/propinsi/JAMBI/teras_guludan.html.

Diakses tanggal : 04 September 2014.

Riri Fithriadi dkk / Peny. 1997. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering di Indonesia; Kumpulan Informasi. Hal 83 – 84. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kehutanan.

Sitanala Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Tim Peneliti BP2TPDAS IBB. 2002. Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Hal.

85 – 86. Surakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat.