Tugas Kep Anak Kelompok 15 (Hiperbilirubinemia)

21
TUGAS : KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN HYPERBILIRUBINEMIA DI SUSUN OLEH KELOMPOK 15 ADE SURYA NOLITA MIOLO ALJUFRIAN NALOLE INTAN P. RAHMAN IIB, DIV KEPERAWTAN

description

tugas

Transcript of Tugas Kep Anak Kelompok 15 (Hiperbilirubinemia)

TUGAS : KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATANHYPERBILIRUBINEMIA

DI SUSUN OLEHKELOMPOK 15

ADE SURYA NOLITA MIOLOALJUFRIAN NALOLEINTAN P. RAHMAN

IIB, DIV KEPERAWTAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALOT.A 2014/2015

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERBILIRUBINEMIAA. DEFINISI1. Hyperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. (Suriadi, Rita Yuliani)2. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan, melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)3. Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).4. Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)5. Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum, 1991:314)6. Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan dimana kadar bilirubin serum total yang lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan ikterus pada kulit, sclera dan organ lain. Keadaan ini mempunyai potensi meningkatkan kern ikterus yaitu keadaan kerusakan pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada otak.

B. ETIOLOGI.1. Peningkatan bilirubin dapat terjadi karena; Polycetlietnia, isoimmun hemolytic disease, kelainan struktur dan enzim sel darah merah, keracunan obat, (hemolysis kimia: salisilat, kortikosteroid, klorampenikol), hemolysis ekstravaskuler; cephalhematoma, ecchymosis2. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transfarase, obstruksi empedu/atresia biliary, infeksi, masalah inetabolik; galaktosemia hypothyroidisme, jaundice ASI.

C. KLASIFIKASIa. Ikterus prehepatikDisebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkonjugasi.b. Ikterus hepatikDisebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam hati serta gangguan akibat konjugasi bilirubin yang tidak sempurna dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena terjadi retensi dan regurgitasi.c. Ikterus kolestatikDisebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam usus halus. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi dalam serum dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tinja dan urin.d. Ikterus neonatus fisiologiTerjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke-7. penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubine. Ikterus neonatus patologisTerjadi karena factor penyakit atau infeksi. Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat badan tidak bertambah.f. Kern IkterusAdalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin Indirek pada otak terutama pada Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus, Hipokampus, Nukleus merah , dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.

D. PATOFISIOLOGIPeningkatan kadar Bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan . Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban Bilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran Eritrosit, Polisitemia.Gangguan pemecahan Bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar Bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadarprotein Y dan Z berkurang, atau pada bayi Hipoksia, Asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar Bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi Hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.Pada derajat tertentu Bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada Bilirubin Indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila Bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut Kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada saraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar Bilirubin Indirek lebih dari 20 mg/dl.Mudah tidaknya kadar Bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin Indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah , Hipoksia, dan Hipoglikemia ( AH, Markum,1991).

PathwayPenyakit hemolitik, antagonis

HepertermiDiareResiko kerusakan integritas kulitIkterusFototerapiDalam jaringan ekstravaskuler (kulit,konjungtiva,mukosa,dan alat tubuh lain)HIPERBILIRUBINEMIABilirubin inderik meningkatKonjugasi bil inderik menjadi bil direk rendahDefisiensi G-6-PDPembentukan bilirubin bertambahJumlah bilirubin yang akan di angkut ke hati berkurangHemolisisDefisiensi albuminJaundice Asi (Pregnanediol)Gangguan fungsi hepar (infeksi, asidosis, hipoksia)Obat- obatan, missal: salisilat

Kecemasan orang tua/keluarga

Defisit volume cairan

E. MANIFESTASI KLINIS- Kulit berwarna kuning sampe jingga- Pasien tampak lemah- Reflek hisap kurang- Urine pekat- Perut buncit- Pembesaran lien dan hati- Gangguan neurologic- Feses encer- Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.- Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.- Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.- Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3 -4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.

F. KOMPLIKASI Bilirubin encephalopathy (komplikasi serius) Kernikterus; Kerusakan neurologis; cerebral palsy, reterdasi mental, hyperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot, dan tangisan melengking. Asfiksia, hipotermi, hipoglikemia. Menurunya ikatan albumin; lahir premature, asiclosis

G. PEMERIKSAAN PENUNJANGa.Pemeriksaan laboratorium.-Test Coomb pada tali pusat BBLHasil positif test Coomb indirek menunjukkan adanya antibody Rh-positif, anti-A, anti-B dalam darah ibu. Hasil positif dari test Coomb direk menandakan adanya sensitisasi ( Rh-positif, anti-A, anti-B) SDM dari neonatus.-Golongan darah bayi dan ibu : mengidentifikasi incompatibilitas ABO.-Bilirubin total.Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5 mg/dl yang mungkin dihubungkan dengan sepsis.Kadar indirek (tidak terkonjugasi) tidak boleh melebihi 5 mg/dl dalam 24 jam atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atau 1,5 mg/dl pada bayi praterm tegantung pada berat badan. Protein serum totalKadar kurang dari 3,0 gr/dl menandakan penurunan kapasitas ikatan terutama pada bayi praterm. Hitung darah lengkap Hb mungkin rendah (< 14 gr/dl) karena hemolisis. Hematokrit mungin meningkat (> 65%) pada polisitemia, penurunan (< 45%) dengan hemolisis dan anemia berlebihan. Glukosa Kadar dextrostix mungkin < 45% glukosa darah lengkap