Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

8
5/17/2018 UpayaPeningkatanMutuPendidikanDiSekolahDasarNegeri013-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong Juli 28, 2008 — azharighalib ABSTRAK : Sekolah adalah salah satu institusi yang mempunyai fungsi srategis dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Sebab sekolah adalah lingkungan hidup anak untuk mendapatkan pendidikan yang terprogram dan sistematis. Sebagai instutusi pendidikan, Sejak berdirinya SDN 013 Tenggarong menghadapi berbagai kendala/hambatan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang datang dari internal maupun eksternal sekolah. Rekonstruksi strategi merupakan langkah yang mesti dilakukan agar usaha peningkangkatan mutu lebih efektif dan terarah. Kata-kata kunci : Kompetensi, Kualifikasi, Koordinasi. Kolaborasi PENDAHULUAN Sejak pendiri Negara Republik Indonesia sepakat untuk mendirikan sebuah negara yang merdeka, pendidikan menduduki posisi penting yang menjadi prioritas pembangunan negara ini. Dengan dimasukkan kalimat ”dengan mencerdaskan kehidupan bangsa” dipembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan bukti keseriusan para pendiri negara ini dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai harkat dan martabat yang tinggi. Kemudian komitmen tersebut dituangkan dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 32 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Fokus dari dari UUD 1945 tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi manusia yang punya harkat dan martabat yang mulia, bebas dari belenggu kebodohan.. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka rujukannya adalah kualitas pendidikan.. Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong merupakan salah satu organisasi pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam rangka mengantar pada tujuan nasional. Namun dalam perjalanannya, SDN 013 banyak mengalami hambatan. Hambatan tersebut datang bukan hanya dari internal sekolah melainkan juga dari eksternal sekolah. Oleh karena itu dalam tulisan berikutnya akan dikemukan upaya-upaya yang akan dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN 013 Tenggarong. TUJUAN PENULISAN 1. Ingin mengetahui gambaran nyata mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong 2. Ingin merumuskan langkah-langkah konkret dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong. POTRET MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TENGGARONG Membahas tentang potret mutu Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong, selayaknya kita memandang potret mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia saat ini khususnya daerah pedesaan. Berbagai kendala dan hambatan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar tidak terlepas dari berbagai permasalahan mutu pendidikan sekolah dasar secara umum yang berakar pada mutu manajerial para pemimpin lembaga pendidikan, mutu guru, relevansi kurikulum, ketebatasan dana, sarana prasarana, fasilitas pendidikan dan yang tak kalah pentingnya kurangnya faktor dukungan dari pihak-pihak yang terkait dalam hal ini stakeholders pendidikan. Selama dua dasawarsa sejak didirikannya tahun 1978, Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong

Transcript of Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

Page 1: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di sekolah Dasar

Negeri 013 Tenggarong

Juli 28, 2008 — azharighalib

ABSTRAK :

Sekolah adalah salah satu institusi yang mempunyai fungsi srategis dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia. Sebab sekolah adalah lingkungan hidup anak untuk 

mendapatkan pendidikan yang terprogram dan sistematis. Sebagai instutusi pendidikan, Sejak 

berdirinya SDN 013 Tenggarong menghadapi berbagai kendala/hambatan dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan yang datang dari internal maupun eksternal sekolah.

Rekonstruksi strategi merupakan langkah yang mesti dilakukan agar usaha peningkangkatan

mutu lebih efektif dan terarah.

Kata-kata kunci : Kompetensi, Kualifikasi, Koordinasi. Kolaborasi

PENDAHULUAN

Sejak pendiri Negara Republik Indonesia sepakat untuk mendirikan sebuah negara yang

merdeka, pendidikan menduduki posisi penting yang menjadi prioritas pembangunan negara

ini. Dengan dimasukkan kalimat ”dengan mencerdaskan kehidupan bangsa” dipembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan bukti keseriusan para pendiri negara ini dalam

meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai harkat dan martabat yang

tinggi. Kemudian komitmen tersebut dituangkan dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar

1945 pada pasal 32 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan. Fokus dari dari UUD 1945 tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia

Indonesia agar menjadi manusia yang punya harkat dan martabat yang mulia, bebas daribelenggu kebodohan..

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka rujukannya adalah kualitas

pendidikan.. Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong merupakan salah satu organisasi

pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam rangka

mengantar pada tujuan nasional. Namun dalam perjalanannya, SDN 013 banyak mengalami

hambatan. Hambatan tersebut datang bukan hanya dari internal sekolah melainkan juga dari

eksternal sekolah. Oleh karena itu dalam tulisan berikutnya akan dikemukan upaya-upaya

yang akan dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN 013 Tenggarong.

TUJUAN PENULISAN

1. Ingin mengetahui gambaran nyata mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 013

Tenggarong2. Ingin merumuskan langkah-langkah konkret dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

di Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong.

POTRET MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TENGGARONG

Membahas tentang potret mutu Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong, selayaknya kita

memandang potret mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia saat ini khususnya daerah

pedesaan. Berbagai kendala dan hambatan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar tidak 

terlepas dari berbagai permasalahan mutu pendidikan sekolah dasar secara umum yang

berakar pada mutu manajerial para pemimpin lembaga pendidikan, mutu guru, relevansi

kurikulum, ketebatasan dana, sarana prasarana, fasilitas pendidikan dan yang tak kalah

pentingnya kurangnya faktor dukungan dari pihak-pihak yang terkait dalam hal ini

stakeholders pendidikan.Selama dua dasawarsa sejak didirikannya tahun 1978, Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong

Page 2: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

telah dipimpin oleh 3 orang kepala sekolah yang tingkat pendidikannya hanya tingkat

diploma. Ini membuktikan tingkat pendidikan kepala sekolah belum memenuhi standar

kepala sekolah yang seharusnya minimal strata satu. Hal ini mempengaruhi kompetensi

kepala sekolah tentang manajemen sekolah, ditambah dengan minimnya frekuensi

keikutsertaan kepala sekolah dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang pengelolaan

sekolah, sehingga sering terjadi salah penafsiran terhadap kebijakan pemerintah.Selanjutnya gambaran tentang kualitas (mutu) guru juga menjadi alasan terhadap

tersendatnya peningkatan mutu sekolah dasar negeri 013. Kebanyakan guru-guru yang

mengajar disekolah tersebut adalah guru-guru yang direkrut hanya untuk mengisi kebutuhan

sekolah setempat (transmigrasi) tanpa melihat kualitas guru tersebut. Sehingga motivasi guru

terhadap peningkatan mutu sangat rendah. Kurangnya disiplin, jam mengajar kurang, apatis,

skeptis dan pemuja ”status quo” adalah sikap yang biasa terjadi dalam proses belajar 

mengajar di SDN 013. Disamping itu kualifikasi tingkat pendidikan sebagian besar guru

belum memenuhi standar nasional pendidikan yakni minimal S1.

Hal lain yang sering menjadi kendala peningkatan mutu di SDN 013 adalah relevansi

kurikulum. Kekurangsiapan guru dalam menerima perubahan kurikulum yang hampir setiap

dua tahun. Perubahan tersebut menimbulkan kepanikan dalam mengaplikasikannya disekolah Padahal prinsip-prinsip perubahan kurikulum tersebut adalah lumrah terjadi

mengingat filsafat pendidikan di Indonesia menganut paham progresivisme.

Selain itu keterbatasan dana menjadi masalah cukup mendasar dalam upaya peningkatan

mutu di SDN 013 ditambah dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tidak 

memungkinkan untuk dapat berpartisipasi dalam mengatasi keterbatasan dana tersebut.

Kebijakan daerah yang menggratiskan siswa untuk mendapatkan pendidikan di SD menjadi

hal yang sangat kontradiksi mengingat subsidi pemerintah daerah tidak berbanding lurus

dengan kebutuhan sekolah.

Disamping itu, sarana dan prasarana ataupun fasilitas pendidikan yang juga menjadi salah

satu faktor rendahnya mutu SDN 013. Topografi sekolah yang berada di daerah pinggir

(suburb) kota Tenggarong kurang mendapat perhatian dari stakeholder pendidikan. Bangunan

sekolah yang ada merupakan bangunan yang sudah berusia senja. Beberapa ruang kelas yang

sudah tidak layak pakai. Apalagi sarana pendidikan yang ada sudah banyak yang rusak, usang

dan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan sekolahan saat ini.

MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 YANG DIHARAPKAN

Berbicara tentang mutu sekolah yang diharapkan, tentulah kita akan menginginkan sesuatu

yang ideal. Ideal maksudnya memenuhi standar yang sesuai dengan kebutuhan minimal

sekolah yang dikategorikan bermutu.

Kepemimpinan sekolah yang ideal adalah kepala sekolah memenuhi standar kompentensi

kepala sekolah. Kedepannya SDN 013 memiliki kepala sekolah yang sudah S2 dan

mempunyai kemampuan manajerial sekolah dengan baik serta mempunyai peranan sebagaieducator, manager, administrator supervisor, leader, inovator dan motivator.

Selanjutnya nantinya SDN 013 diharapkan mempunyai tenaga-tenaga pendidik yang

memiliki kualifikasi akademik (S1) dan sudah disertifikasi serta memiliki kompetensi

pedagogik, kepribadian, profesionalitas dan sosial. yang tidak sekedar mengajar akan tetapi

 juga mempunyai motivasi tinggi terhadap peningkatan mutu sekolah.

Program pengembangan kurikulum yang merupakan salah satu aspek penting dalam proses

pendidikan di SDN di harapkan secepatnya dapat memberikan pedoman dan arahan yang

 jelas bagi pelaksanaan di lapangan. Adanya titik temu antara dikotomi sentralistik dan

desentralistik tentang kurikulum pendidikan Dengan demikian sekolah sebagai lembaga

pelaksana kurikulum pendidikan tidak dibuat kebingungan terhadap perubahan kurikulum

tersebutPartisipasi masyarakat terhadap keterbatasan dana pendidikan di SDN 013 dapat terpenuhi.

Page 3: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

Hal ini tentunya ada hubungan baik antara pihak sekolah dengan masyarakat khususnya para

orang tua murid sebagai pengguna jasa pendidikan.

Dari segi sarana dan prasarana di SDN 013 diharapkan telah memenuhi standar yang

diamanatkan PP No.19 tahun 2005. Dengan demikian adanya sarana dan prasarana tersebut

secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi mutu pendidikan di SDN 013

TenggarongPEMBAHASAN

A. Konsep Tentang Mutu

Definisi mutu itu beragam tergantung individu yang memaknainya. Menurut Deming mutu

ialah kesesuain dengan kebutuhan pasar, menurut Juran mutu adalah kecocokan dengan

produk, Crosby mengartikan mutu kesesuaian dengan yang disyaratkan. Menurut Husaini

Usman mutu adalah tingkat keunggulan. Jadi mutu merupakan keinginan pelanggan, mutu

yang tinggi merupakan kunci untuk suatu rasa kebanggaan, tingkat produktivitas dan cermin

kemampuan dalam penghasilan. Di mana tujuan mutu harus merupakan produk dan jasa yang

dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya.

Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat

memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanyaterletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan

kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi

yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.

B. Aspek dan Indikator Mutu

Dalam pengelolaan sekolah yang efektif dan berorientasi pada mutu pendidikan memerlukan

suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu, berjangka panjang

(human investment) dan membutuhkan penggunaan peralatan dan teknik-teknik tertentu.

Komitmen tersebut harus didukung oleh dedikasi yang tinggi terhadap mutu melalui

penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua pihak yang terlibat yang dikenal

dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu).

MMT sering disebut sebagai manajemen yang didukung oleh sejumlah fakta dan data yang

relevan dan utuh, artinya data dan fakta tersebut benar dan bukan hasil rekayasa yang dibuat

untuk memenuhi kepentingan satu pihak atau persyaratan tertentu.

Ketika aspek-aspek dan indikator pengelolaan lembaga pendidikan dapat dijalankan dan

diarahkan ke sebuah mutu yang tinggi. Maka keberhasilan dari pencapaian mutu tersebut

harus merupakan integrasi dari semua keinginan dan partisipasi stakeholder (semua yang

berkepentingan) dalam pencapaian hasil akhirnya.

C. Strategi Pengembangan Mutu

Kekuatan dalam perubahan memperlihatkan fenomena yang terus berkelanjutan dalam

pemenuhan akan perubahan tersebut. Akhirnya akan mendorong dalam upaya pemilihan

strategi yang dapat diterapkan pada kondisi-kondisi yang terduga maupun tak terduga yangkemudian muncul.

Keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam kepemimpinan untuk 

membangun komitmen, menghubungkan strategi dan visi yang tetap, mengatur sumber-

sumber yang mendukung terlaksananya strategi.

Alat/media dasar yang akan bermanfaat dalam menguji posisi sekolah sekarang dalam

kerangka penentuan strategi. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT, kepanjangan dari S = strength artinya kekuatan, W = weaknesess artinya

kelemahan, O = opportunitiy, artinya peluang/ kesempatan, dan T = Threat artinya ancaman.

Tujuan analisis ini untuk mengetahui posisi sekolah, apakah sudah maju atau masih tertinggal

dalam mutu pendidikannnya. Sedangkan faktor-faktor yang dianalisis seperti tertuang berikut

ini;1. Kepemimpinan Mutu Sekolah Dasar

Page 4: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

Dalam rangka perubahan dan transformasi diperlukan seorang pemimpin yang memiliki

mental kuat dan prima, mampu mengatasi masalah dan tantangan, memiliki visi, dan berani

mencoba inovasi. Kepemimpinan merupakan sumber daya yang paling pokok dalam

organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan juga merupakan pola

hubungan dan bentuk kerja sama antara orang-orang yang dinamis. Kepemimpinan juga

harus mampu memberikan arah rangsangan kepada kelompoknya, demi kemajuan organisasi.Menurut Sallis dengan mengutip pendapat Peter dan Austin pemimpin pendidikan

membutuhkan perspektif-perspektif sebagai berikut:a) visi dan simbol-simbol. Kepala

sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staf, siswa dan kepada

komunitas yang lebih luas, b) menerapka MBWA (management by walking about),c)

membuat slogan ”Untuk Para Pelajar ” sama dengan ”dekat dengan pelanggan:” dalam

pendidikan, d) otonomi, eksperimentasi dan antisipasi terhadap kegagalan, e) menciptakan

rasa kekeluargaan, dan f) ketulusan, kesabaran, semangat intensitas dan antusiasme yang

merupakan sifat esensial yang dibutuhkan pemimpin pendidikan. .

Sementara itu dalam PP No.19 disebutkan bahwa pemimpin sekolah, harus memiliki

kompetensi sebagai berikut : a) Memiliki kualifikasi sebagai pendidik (Pasal 28), b) memiliki

kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan (Pasal 38), c) Memiliki kualifikasi sebagaipengawas (Pasal 39), d) Memiliki kemampuan mengelola dan melaksanakan satuan

pendidikan (Pasal 49), f) Memiliki kemampuan menyusun program (Pasal 52), g) Memiliki

kemampuan menyusun perencanaan (Pasal 53).

2. Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Sekolah Dasar

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa guru mempunyai peran yang sangat penting dalam

upaya peningkatan mutu. Didalam PP No. 19 tahun 2005 Bab VI pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa ”pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan nasional”. Kemudian pada pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa pendidik pada tingkat

SD/MI atau bentuk lain yang sederajad memiliki a) kulaifikasi akademik pendidikan

minimum diploma empat(D-IV) atau sarjana S1, b) latar belakang pendidikan tinggi di

bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan c) sertifikat profesi guru

untuk SD/MI

3. Peningkatan Mutu Kurikulum Sekolah Dasar

Kurikulum adalah sarana dari suatu sistem pendidikan. Suryosubroto menyebutkan bahwa

kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh

anak didiknya, baik dilakukan didalam sekolah maupun didalam sekolah.

Banyak persepsi yang mengatakan bahwa kurikulum adalah rencana pendidikan dan

pengajaran atau program pendidikan. Seringkali kurikulum hanya terdiri dari mata pelajaran

tertentu yang menyampaikan kebudayaan ”tempoe doeloe” yang hanya menyadur dari buku -buku pelajaran tertentu yang dipandang baik bagi kurikulum. Namun dibalik itu anak didik 

hanya diajak untuk menelusuri daya imajinatif dengan mengabaikan pengalaman-pengalaman

inderawi anak didik Hal tersebut akan membatasi pengalaman anak kepada situasi belajar

didalam kelas dan tidak menghiraukan pengalaman-pengalaman edukatif diluar kelas.

Menurut PP No.25 Tahun 2000 tentang kebijakan kurikulum adalah menetapkan standar

nasional yang kemudian dijelaskan dalam GBHN 1999 pemerintah melakukan pembaharuan

sistem pendidikan termasuk kurikulum berupa diversivikasi kurikulum untuk melayani

keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional (kurikulum

nasional) dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat (kurikulum muatan lokal).

Melihat keragaman potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam serta kebhinekaan

bangsa kita, kurikulum yang uniform akan tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Fleksibilitaskurikulum;” dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi merupakan suatu tuntutan. Pada

Page 5: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

pendidikan dasar tentu ada kurikulum inti demi untuk memupuk kesatuan bangsa dan

memperkuat ketahanan nasional, begitu pula pada pendidikan menengah dan tinggi. Otonomi

pendidikan tinggi kita mulai sekarang akan marak dalam masyarakat industri.

Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum sekolah kita terkenal sangat sarat

dengan berbagai macam mata pelajaran sehingga sangat mendera peserta didik. Dalam era

informasi hal ini menjadi berlebihan (redundant). Proliferasi ilmu bukan berartipenanambahan beban kurikulum seperti yang akan dibicarakan nanti, yang diperlukan ialah

bagaiman cara kita dapat menguasai informasi sebanyak dan setepat mungkin.

4. Pembiayaan Mutu Sekolah Dasar

Dari segi pembiayaan pendidikan, merujuk dari PP No.19 tahun 2005 pasal 62 yang

menyebutkan bahwa standar pembiayaan sebagai berikut; 1) Pembiayaan pendidikan terdiri

dari atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal, 2) Biaya investasi satuan

pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya

manusia, dan modal kerja tetap. 3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus

dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan

berkelanjutan, 4) Biaya operasi satuan pendidikan meliputi; a) gaji pendidik dan tenaga

kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, b) Bahan atau peralatanpendidikan habis pakai, dan c) Biaya operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air,

 jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,

konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dari segi sarana dan prasarana standar yang diamanatkan PP No.19 tahun 2005 pasal 42 yang

menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana sebagai berikut :

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan peralatan lain yang menunjang proses belajar yang

teratur dan berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang laboratorium, ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

dan jasa, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat rekreasi, dan tempat

lain yang menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

D. Pangawasan Mutu

Pengawasan mutu produk barang tampaknya lebih mudah karena dapat dilihat dan diraba

(tangible). Pemeriksaan mutu barang dapat dilakukan oleh ahli di bidangnya. Barang-barang

yang akan dipasarkan terhindar dari kerusakan (zero defect). Tujuan akhir dari pemeriksaan

ini agar produk barang yang dipasarkan dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.

Pengawasan mutu pendidikan dapat dilaksanakan sejak input/masukan (siswa) masuk 

sekolah, mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dan hingga menjadi lulusan denganberbagai kompetensi yang dimilikinya.

Untuk melihat perkembangan mutu pendidikan di sekolah, kepala sekolah dan staf guru-

gurunya dapat (a) memanfaatkan data yang ada di sekolah yang berhubungan dengan mutu

sekolah dan mengolahnya menjadi diagram, (b) brainstorming (tukar pikiran), (c)

menggunakan statistik mutu (statistical process control) yang memuat informasi tentang rata-

rata mutu pendidikan, standar deviasi/simpangan baku dari mutu pendidikan di sekolah.

Guru sebagai pelaksana utama pendidikan di sekolah diharapkan memiliki wawasan mutu

pembelajaran yang baru diterapkan dalam PBM di kelasnya. Langkah ini merupakan

pendekatan mutu proses dan secara langsung akan mendukung mutu produk/mutu akhir

pendidikan berupa lulusan yang bermutu.

E. Teknik Kendali MutuKeberhasilan lembaga persekolahan dapat dilihat dari sudut dan tingkat kepuasan dari

Page 6: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

pelanggannya, yaitu pelanggan sekolah yang dikategorikan pelanggan internal maupun

pelanggan eksternal. Hal ini memberikan arti bahwa ukuran sebuah keberhasilan sekolah

dapat dilihat dari layanan yang diberikannya. Apakah layanan yang diberikan itu berada pada

taraf yang sama atau sesuai dengan harapan pelanggan atau bahkan melebihi, seperti apa

yang diharapkan oleh pelanggannya dengan menggunakan teknik total quality control (TQC).

Menurut Husaini TQC berarti system. Sistem artinya apabila salah satu subsistem lemahmaka keseluruhan sistem akan menjadi lemah. Gugus Kendali Mutu atau Quality Control

Circle (QCC) adalah salah satu teknik dalam upaya pengendalian mutu sekolah, di mana

kelompok-kelompok personel sekolah melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan

mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan melalui penerapan prinsip-prinsip dan

teknik-teknik pengendalian mutu. Selain teknik tersebut, dapat pula dilaksanakan teknik 

pengawasan mutu yang berdasarkan data seperti checklist, diagram, grafik, diagram sebab

akibat, brainstorming, dan statistical process control.

F. Strategi Kendali Mutu

Pengendalian mutu dapat diartikan sebagai proses manajerial yang di dalamnya terkandung

hal-hal (1) melakukan evaluasi terhadap kinerja nyata, (2) proses membandingkan kinerja

nyata dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan (3) melakukan tindakan-tindakan/aksi-aksi atas perbedaan-perbedaan yang dapat ditemukan.

Dalam pelaksanaan pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu ke arah peningkatan

mutu pendidikan secara implementatif pengawasan/ pengendaliannya diarahkan pada

optimalisasi komponen pendidikan. Tujuannya adalah mendorong kearah terciptanya situasi

yang kondusif dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Komponen-komponen

yang terkait dengan hal tersebut di atas adalah (a) komponen input manajemen, (b) komponen

proses pendidikan, (c) komponen murid, dan (d) komponen hasil belajar.

PEMECAHAN MASALAH

Dari uraian berbagai uraian diatas dapatlah dikemukakan sebagai berikut :

1. Isu pokok yang dirumuskan

a. Kepemimpinan sekolah yang belum optimal

b. Kualitas guru yang belum memenuhi standar nasional pendidikan

c. Pengembangan kurikulum yang belum maksimal

d. Pengalokasian dana pendidikan belum terpenuhi

e. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai

2. Analisis SWOT (Analisis Medan Kekuatan)

1. Kekuatan (strength)

a. Memiliki potensi berubahnya posisi kepemimpinan sekolah baru mengingat masa jabatan

kepala sekolah yang hampir habis.

b. Beberapa guru sudah mulai melanjutkan kuliah kejenjang strata satuc. Beberapa guru sudah pernah mengikuti pelatihan KTSP

d. Adanya subsidi pendidikan baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah

2. Kelemahan (Weakness)

a. Resiko kehilangan guru berpengalaman karena akibat memasuki masa pensiun

b. Sikap guru yang kurang merespons terhadap adanya pelatihan KTSP.

c. Anggaran belanja yang belum mencukupi

d. Sarana dan prasarana dalam kondisi yang sudah tua

3. Peluang (Oppurtunity)

a. UU 19 tahun 2005 yang mengharuskan guru untuk mendapatkan kualifikasi pendidikan

strata satu serta terbukanya peluang untuk sertifikasi guru.

b. ̀ Banyaknya peluang untuk mengikuti pelatihan pengembangan kurikulum.c. Dianggarkannya pembangunan sarana dan prasarana sekolah pada akhir tahun 2008

Page 7: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

4. Tantangan (Threat)

a. Partisipasi masyarakat khususnya orang tua murid terhadap pembiayaan pendidikan

kurang.

b. Adanya ketimpangan pembangunan antara sekolah daerah pinggiran kota (suburb) dan

daerah kota

3. Alternatif langkah-langkah Pemecahan PersoalanDari berbagai uraian tentang potret mutu sekolah dasar negeri 013 sekarang dan kondisi yang

diharapkan serta dari hasil analisis SWOT, maka dapatlah dikemukakan arternatif-alternatif 

pemecahan masalah sebagai berikut :

1. Perlunya meningkatkan kulifikasi akademik kepala sekolah dari diploma II ke jenjang S1

dan seterusnya melanjutkan ke S2. Hal ini penting dilakukan mengingat banyak hal yang bisa

diperoleh dari S2 terutama disiplin ilmu yang berhubungan dengan manajemen sekolah.

Kepemimpinan sekolah juga harus mampu merumuskan visi dan misi sekolah agar target

perbaikan mutu lebih terencana dan terarah.

2. Perlunya perbaikan mutu tenaga edukasi dengan mensupport guru yang belum Sarjana S1

untuk kuliah serta menambah frekuensi pelatihan dan pendidikan (Diklat) yang berhubungan

dengan 4 kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalitas dankompetensi sosial. seperti a) Mengadakan ws KTSP, b) Mengirimkan ws KTSP, c) Magang

disekolah lain, d) IHT disekolahnya sendiri, e) PTK, f) Mengikutkan guru pada MGMP

3. Perlunya pendekatan birokratis kepada seluruh stakeholders pendidikan dalam upaya

perbaikan sampras sekolah yang sudah tidak layak lagi. Pendekatan birokratis tersebut

dilakukan supaya stakeholders pendidikan bisa merumuskan, memprogramkan serta

menganggarkan perbaikan sampras di SDN 013 mengingat perbaikan sampras tersebut

merupakan hal yang mendesak.

4. Perlu sosialisasi ke masyarakat tentang MBS terutama keikutertaan atau partisipasi

masyarakat tentang pembiayaan pendidikan yang tidak mungkin hanya mengharapkan

subsidi pemerintah yang tidak mencukupi seluruh kebutuhan sekolah.

KESIMPULAN

Dari berbagai uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan :

1. Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat

memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya

terletak pada peserta didik (leaners)

2. Kondisi mutu SDN 013 Tenggarong yang belum memenuhi standar nasional pendidikan

tentunya harus diperbaiki. Semua komponen yang terlibat baik dari internal sekolah maupun

eksternal sekolah harus libatkan agar target mutu pendidikan di SDN 013 Tenggarong bisa

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sallis Edward. 2006. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: Ircisod

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

Tilaar, H. A. R. 2003. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tony Bush & Marianne Coleman. 2008. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.Yogyakarta: Ircisod.

Page 8: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013

5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01

Usman, Husaini. 2006. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

 —————– , PP.No.19 Tahun 2005, Jakarta: BP Dharma Bhakti

 —————– , Standar Kompetensi Kepala Sekolah, 2006, Jakarta: BP Dharma Bhakti