Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013
-
Upload
muhammad-abduh -
Category
Documents
-
view
155 -
download
0
Transcript of Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di sekolah Dasar
Negeri 013 Tenggarong
Juli 28, 2008 — azharighalib
ABSTRAK :
Sekolah adalah salah satu institusi yang mempunyai fungsi srategis dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia. Sebab sekolah adalah lingkungan hidup anak untuk
mendapatkan pendidikan yang terprogram dan sistematis. Sebagai instutusi pendidikan, Sejak
berdirinya SDN 013 Tenggarong menghadapi berbagai kendala/hambatan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan yang datang dari internal maupun eksternal sekolah.
Rekonstruksi strategi merupakan langkah yang mesti dilakukan agar usaha peningkangkatan
mutu lebih efektif dan terarah.
Kata-kata kunci : Kompetensi, Kualifikasi, Koordinasi. Kolaborasi
PENDAHULUAN
Sejak pendiri Negara Republik Indonesia sepakat untuk mendirikan sebuah negara yang
merdeka, pendidikan menduduki posisi penting yang menjadi prioritas pembangunan negara
ini. Dengan dimasukkan kalimat ”dengan mencerdaskan kehidupan bangsa” dipembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan bukti keseriusan para pendiri negara ini dalam
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai harkat dan martabat yang
tinggi. Kemudian komitmen tersebut dituangkan dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945 pada pasal 32 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Fokus dari dari UUD 1945 tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia
Indonesia agar menjadi manusia yang punya harkat dan martabat yang mulia, bebas daribelenggu kebodohan..
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka rujukannya adalah kualitas
pendidikan.. Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong merupakan salah satu organisasi
pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam rangka
mengantar pada tujuan nasional. Namun dalam perjalanannya, SDN 013 banyak mengalami
hambatan. Hambatan tersebut datang bukan hanya dari internal sekolah melainkan juga dari
eksternal sekolah. Oleh karena itu dalam tulisan berikutnya akan dikemukan upaya-upaya
yang akan dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN 013 Tenggarong.
TUJUAN PENULISAN
1. Ingin mengetahui gambaran nyata mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 013
Tenggarong2. Ingin merumuskan langkah-langkah konkret dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
di Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong.
POTRET MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 TENGGARONG
Membahas tentang potret mutu Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong, selayaknya kita
memandang potret mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia saat ini khususnya daerah
pedesaan. Berbagai kendala dan hambatan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar tidak
terlepas dari berbagai permasalahan mutu pendidikan sekolah dasar secara umum yang
berakar pada mutu manajerial para pemimpin lembaga pendidikan, mutu guru, relevansi
kurikulum, ketebatasan dana, sarana prasarana, fasilitas pendidikan dan yang tak kalah
pentingnya kurangnya faktor dukungan dari pihak-pihak yang terkait dalam hal ini
stakeholders pendidikan.Selama dua dasawarsa sejak didirikannya tahun 1978, Sekolah Dasar Negeri 013 Tenggarong
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
telah dipimpin oleh 3 orang kepala sekolah yang tingkat pendidikannya hanya tingkat
diploma. Ini membuktikan tingkat pendidikan kepala sekolah belum memenuhi standar
kepala sekolah yang seharusnya minimal strata satu. Hal ini mempengaruhi kompetensi
kepala sekolah tentang manajemen sekolah, ditambah dengan minimnya frekuensi
keikutsertaan kepala sekolah dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang pengelolaan
sekolah, sehingga sering terjadi salah penafsiran terhadap kebijakan pemerintah.Selanjutnya gambaran tentang kualitas (mutu) guru juga menjadi alasan terhadap
tersendatnya peningkatan mutu sekolah dasar negeri 013. Kebanyakan guru-guru yang
mengajar disekolah tersebut adalah guru-guru yang direkrut hanya untuk mengisi kebutuhan
sekolah setempat (transmigrasi) tanpa melihat kualitas guru tersebut. Sehingga motivasi guru
terhadap peningkatan mutu sangat rendah. Kurangnya disiplin, jam mengajar kurang, apatis,
skeptis dan pemuja ”status quo” adalah sikap yang biasa terjadi dalam proses belajar
mengajar di SDN 013. Disamping itu kualifikasi tingkat pendidikan sebagian besar guru
belum memenuhi standar nasional pendidikan yakni minimal S1.
Hal lain yang sering menjadi kendala peningkatan mutu di SDN 013 adalah relevansi
kurikulum. Kekurangsiapan guru dalam menerima perubahan kurikulum yang hampir setiap
dua tahun. Perubahan tersebut menimbulkan kepanikan dalam mengaplikasikannya disekolah Padahal prinsip-prinsip perubahan kurikulum tersebut adalah lumrah terjadi
mengingat filsafat pendidikan di Indonesia menganut paham progresivisme.
Selain itu keterbatasan dana menjadi masalah cukup mendasar dalam upaya peningkatan
mutu di SDN 013 ditambah dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tidak
memungkinkan untuk dapat berpartisipasi dalam mengatasi keterbatasan dana tersebut.
Kebijakan daerah yang menggratiskan siswa untuk mendapatkan pendidikan di SD menjadi
hal yang sangat kontradiksi mengingat subsidi pemerintah daerah tidak berbanding lurus
dengan kebutuhan sekolah.
Disamping itu, sarana dan prasarana ataupun fasilitas pendidikan yang juga menjadi salah
satu faktor rendahnya mutu SDN 013. Topografi sekolah yang berada di daerah pinggir
(suburb) kota Tenggarong kurang mendapat perhatian dari stakeholder pendidikan. Bangunan
sekolah yang ada merupakan bangunan yang sudah berusia senja. Beberapa ruang kelas yang
sudah tidak layak pakai. Apalagi sarana pendidikan yang ada sudah banyak yang rusak, usang
dan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan sekolahan saat ini.
MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI 013 YANG DIHARAPKAN
Berbicara tentang mutu sekolah yang diharapkan, tentulah kita akan menginginkan sesuatu
yang ideal. Ideal maksudnya memenuhi standar yang sesuai dengan kebutuhan minimal
sekolah yang dikategorikan bermutu.
Kepemimpinan sekolah yang ideal adalah kepala sekolah memenuhi standar kompentensi
kepala sekolah. Kedepannya SDN 013 memiliki kepala sekolah yang sudah S2 dan
mempunyai kemampuan manajerial sekolah dengan baik serta mempunyai peranan sebagaieducator, manager, administrator supervisor, leader, inovator dan motivator.
Selanjutnya nantinya SDN 013 diharapkan mempunyai tenaga-tenaga pendidik yang
memiliki kualifikasi akademik (S1) dan sudah disertifikasi serta memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesionalitas dan sosial. yang tidak sekedar mengajar akan tetapi
juga mempunyai motivasi tinggi terhadap peningkatan mutu sekolah.
Program pengembangan kurikulum yang merupakan salah satu aspek penting dalam proses
pendidikan di SDN di harapkan secepatnya dapat memberikan pedoman dan arahan yang
jelas bagi pelaksanaan di lapangan. Adanya titik temu antara dikotomi sentralistik dan
desentralistik tentang kurikulum pendidikan Dengan demikian sekolah sebagai lembaga
pelaksana kurikulum pendidikan tidak dibuat kebingungan terhadap perubahan kurikulum
tersebutPartisipasi masyarakat terhadap keterbatasan dana pendidikan di SDN 013 dapat terpenuhi.
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
Hal ini tentunya ada hubungan baik antara pihak sekolah dengan masyarakat khususnya para
orang tua murid sebagai pengguna jasa pendidikan.
Dari segi sarana dan prasarana di SDN 013 diharapkan telah memenuhi standar yang
diamanatkan PP No.19 tahun 2005. Dengan demikian adanya sarana dan prasarana tersebut
secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi mutu pendidikan di SDN 013
TenggarongPEMBAHASAN
A. Konsep Tentang Mutu
Definisi mutu itu beragam tergantung individu yang memaknainya. Menurut Deming mutu
ialah kesesuain dengan kebutuhan pasar, menurut Juran mutu adalah kecocokan dengan
produk, Crosby mengartikan mutu kesesuaian dengan yang disyaratkan. Menurut Husaini
Usman mutu adalah tingkat keunggulan. Jadi mutu merupakan keinginan pelanggan, mutu
yang tinggi merupakan kunci untuk suatu rasa kebanggaan, tingkat produktivitas dan cermin
kemampuan dalam penghasilan. Di mana tujuan mutu harus merupakan produk dan jasa yang
dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya.
Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat
memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanyaterletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan
kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi
yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
B. Aspek dan Indikator Mutu
Dalam pengelolaan sekolah yang efektif dan berorientasi pada mutu pendidikan memerlukan
suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu, berjangka panjang
(human investment) dan membutuhkan penggunaan peralatan dan teknik-teknik tertentu.
Komitmen tersebut harus didukung oleh dedikasi yang tinggi terhadap mutu melalui
penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua pihak yang terlibat yang dikenal
dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu).
MMT sering disebut sebagai manajemen yang didukung oleh sejumlah fakta dan data yang
relevan dan utuh, artinya data dan fakta tersebut benar dan bukan hasil rekayasa yang dibuat
untuk memenuhi kepentingan satu pihak atau persyaratan tertentu.
Ketika aspek-aspek dan indikator pengelolaan lembaga pendidikan dapat dijalankan dan
diarahkan ke sebuah mutu yang tinggi. Maka keberhasilan dari pencapaian mutu tersebut
harus merupakan integrasi dari semua keinginan dan partisipasi stakeholder (semua yang
berkepentingan) dalam pencapaian hasil akhirnya.
C. Strategi Pengembangan Mutu
Kekuatan dalam perubahan memperlihatkan fenomena yang terus berkelanjutan dalam
pemenuhan akan perubahan tersebut. Akhirnya akan mendorong dalam upaya pemilihan
strategi yang dapat diterapkan pada kondisi-kondisi yang terduga maupun tak terduga yangkemudian muncul.
Keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam kepemimpinan untuk
membangun komitmen, menghubungkan strategi dan visi yang tetap, mengatur sumber-
sumber yang mendukung terlaksananya strategi.
Alat/media dasar yang akan bermanfaat dalam menguji posisi sekolah sekarang dalam
kerangka penentuan strategi. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan analisis SWOT.
Analisis SWOT, kepanjangan dari S = strength artinya kekuatan, W = weaknesess artinya
kelemahan, O = opportunitiy, artinya peluang/ kesempatan, dan T = Threat artinya ancaman.
Tujuan analisis ini untuk mengetahui posisi sekolah, apakah sudah maju atau masih tertinggal
dalam mutu pendidikannnya. Sedangkan faktor-faktor yang dianalisis seperti tertuang berikut
ini;1. Kepemimpinan Mutu Sekolah Dasar
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
Dalam rangka perubahan dan transformasi diperlukan seorang pemimpin yang memiliki
mental kuat dan prima, mampu mengatasi masalah dan tantangan, memiliki visi, dan berani
mencoba inovasi. Kepemimpinan merupakan sumber daya yang paling pokok dalam
organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan juga merupakan pola
hubungan dan bentuk kerja sama antara orang-orang yang dinamis. Kepemimpinan juga
harus mampu memberikan arah rangsangan kepada kelompoknya, demi kemajuan organisasi.Menurut Sallis dengan mengutip pendapat Peter dan Austin pemimpin pendidikan
membutuhkan perspektif-perspektif sebagai berikut:a) visi dan simbol-simbol. Kepala
sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staf, siswa dan kepada
komunitas yang lebih luas, b) menerapka MBWA (management by walking about),c)
membuat slogan ”Untuk Para Pelajar ” sama dengan ”dekat dengan pelanggan:” dalam
pendidikan, d) otonomi, eksperimentasi dan antisipasi terhadap kegagalan, e) menciptakan
rasa kekeluargaan, dan f) ketulusan, kesabaran, semangat intensitas dan antusiasme yang
merupakan sifat esensial yang dibutuhkan pemimpin pendidikan. .
Sementara itu dalam PP No.19 disebutkan bahwa pemimpin sekolah, harus memiliki
kompetensi sebagai berikut : a) Memiliki kualifikasi sebagai pendidik (Pasal 28), b) memiliki
kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan (Pasal 38), c) Memiliki kualifikasi sebagaipengawas (Pasal 39), d) Memiliki kemampuan mengelola dan melaksanakan satuan
pendidikan (Pasal 49), f) Memiliki kemampuan menyusun program (Pasal 52), g) Memiliki
kemampuan menyusun perencanaan (Pasal 53).
2. Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Sekolah Dasar
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa guru mempunyai peran yang sangat penting dalam
upaya peningkatan mutu. Didalam PP No. 19 tahun 2005 Bab VI pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa ”pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan nasional”. Kemudian pada pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa pendidik pada tingkat
SD/MI atau bentuk lain yang sederajad memiliki a) kulaifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat(D-IV) atau sarjana S1, b) latar belakang pendidikan tinggi di
bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan c) sertifikat profesi guru
untuk SD/MI
3. Peningkatan Mutu Kurikulum Sekolah Dasar
Kurikulum adalah sarana dari suatu sistem pendidikan. Suryosubroto menyebutkan bahwa
kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh
anak didiknya, baik dilakukan didalam sekolah maupun didalam sekolah.
Banyak persepsi yang mengatakan bahwa kurikulum adalah rencana pendidikan dan
pengajaran atau program pendidikan. Seringkali kurikulum hanya terdiri dari mata pelajaran
tertentu yang menyampaikan kebudayaan ”tempoe doeloe” yang hanya menyadur dari buku -buku pelajaran tertentu yang dipandang baik bagi kurikulum. Namun dibalik itu anak didik
hanya diajak untuk menelusuri daya imajinatif dengan mengabaikan pengalaman-pengalaman
inderawi anak didik Hal tersebut akan membatasi pengalaman anak kepada situasi belajar
didalam kelas dan tidak menghiraukan pengalaman-pengalaman edukatif diluar kelas.
Menurut PP No.25 Tahun 2000 tentang kebijakan kurikulum adalah menetapkan standar
nasional yang kemudian dijelaskan dalam GBHN 1999 pemerintah melakukan pembaharuan
sistem pendidikan termasuk kurikulum berupa diversivikasi kurikulum untuk melayani
keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional (kurikulum
nasional) dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat (kurikulum muatan lokal).
Melihat keragaman potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam serta kebhinekaan
bangsa kita, kurikulum yang uniform akan tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Fleksibilitaskurikulum;” dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi merupakan suatu tuntutan. Pada
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
pendidikan dasar tentu ada kurikulum inti demi untuk memupuk kesatuan bangsa dan
memperkuat ketahanan nasional, begitu pula pada pendidikan menengah dan tinggi. Otonomi
pendidikan tinggi kita mulai sekarang akan marak dalam masyarakat industri.
Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum sekolah kita terkenal sangat sarat
dengan berbagai macam mata pelajaran sehingga sangat mendera peserta didik. Dalam era
informasi hal ini menjadi berlebihan (redundant). Proliferasi ilmu bukan berartipenanambahan beban kurikulum seperti yang akan dibicarakan nanti, yang diperlukan ialah
bagaiman cara kita dapat menguasai informasi sebanyak dan setepat mungkin.
4. Pembiayaan Mutu Sekolah Dasar
Dari segi pembiayaan pendidikan, merujuk dari PP No.19 tahun 2005 pasal 62 yang
menyebutkan bahwa standar pembiayaan sebagai berikut; 1) Pembiayaan pendidikan terdiri
dari atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal, 2) Biaya investasi satuan
pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap. 3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan, 4) Biaya operasi satuan pendidikan meliputi; a) gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, b) Bahan atau peralatanpendidikan habis pakai, dan c) Biaya operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air,
jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dari segi sarana dan prasarana standar yang diamanatkan PP No.19 tahun 2005 pasal 42 yang
menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana sebagai berikut :
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan peralatan lain yang menunjang proses belajar yang
teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang laboratorium, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat rekreasi, dan tempat
lain yang menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
D. Pangawasan Mutu
Pengawasan mutu produk barang tampaknya lebih mudah karena dapat dilihat dan diraba
(tangible). Pemeriksaan mutu barang dapat dilakukan oleh ahli di bidangnya. Barang-barang
yang akan dipasarkan terhindar dari kerusakan (zero defect). Tujuan akhir dari pemeriksaan
ini agar produk barang yang dipasarkan dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.
Pengawasan mutu pendidikan dapat dilaksanakan sejak input/masukan (siswa) masuk
sekolah, mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dan hingga menjadi lulusan denganberbagai kompetensi yang dimilikinya.
Untuk melihat perkembangan mutu pendidikan di sekolah, kepala sekolah dan staf guru-
gurunya dapat (a) memanfaatkan data yang ada di sekolah yang berhubungan dengan mutu
sekolah dan mengolahnya menjadi diagram, (b) brainstorming (tukar pikiran), (c)
menggunakan statistik mutu (statistical process control) yang memuat informasi tentang rata-
rata mutu pendidikan, standar deviasi/simpangan baku dari mutu pendidikan di sekolah.
Guru sebagai pelaksana utama pendidikan di sekolah diharapkan memiliki wawasan mutu
pembelajaran yang baru diterapkan dalam PBM di kelasnya. Langkah ini merupakan
pendekatan mutu proses dan secara langsung akan mendukung mutu produk/mutu akhir
pendidikan berupa lulusan yang bermutu.
E. Teknik Kendali MutuKeberhasilan lembaga persekolahan dapat dilihat dari sudut dan tingkat kepuasan dari
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
pelanggannya, yaitu pelanggan sekolah yang dikategorikan pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal. Hal ini memberikan arti bahwa ukuran sebuah keberhasilan sekolah
dapat dilihat dari layanan yang diberikannya. Apakah layanan yang diberikan itu berada pada
taraf yang sama atau sesuai dengan harapan pelanggan atau bahkan melebihi, seperti apa
yang diharapkan oleh pelanggannya dengan menggunakan teknik total quality control (TQC).
Menurut Husaini TQC berarti system. Sistem artinya apabila salah satu subsistem lemahmaka keseluruhan sistem akan menjadi lemah. Gugus Kendali Mutu atau Quality Control
Circle (QCC) adalah salah satu teknik dalam upaya pengendalian mutu sekolah, di mana
kelompok-kelompok personel sekolah melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan
mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan melalui penerapan prinsip-prinsip dan
teknik-teknik pengendalian mutu. Selain teknik tersebut, dapat pula dilaksanakan teknik
pengawasan mutu yang berdasarkan data seperti checklist, diagram, grafik, diagram sebab
akibat, brainstorming, dan statistical process control.
F. Strategi Kendali Mutu
Pengendalian mutu dapat diartikan sebagai proses manajerial yang di dalamnya terkandung
hal-hal (1) melakukan evaluasi terhadap kinerja nyata, (2) proses membandingkan kinerja
nyata dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan (3) melakukan tindakan-tindakan/aksi-aksi atas perbedaan-perbedaan yang dapat ditemukan.
Dalam pelaksanaan pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu ke arah peningkatan
mutu pendidikan secara implementatif pengawasan/ pengendaliannya diarahkan pada
optimalisasi komponen pendidikan. Tujuannya adalah mendorong kearah terciptanya situasi
yang kondusif dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Komponen-komponen
yang terkait dengan hal tersebut di atas adalah (a) komponen input manajemen, (b) komponen
proses pendidikan, (c) komponen murid, dan (d) komponen hasil belajar.
PEMECAHAN MASALAH
Dari uraian berbagai uraian diatas dapatlah dikemukakan sebagai berikut :
1. Isu pokok yang dirumuskan
a. Kepemimpinan sekolah yang belum optimal
b. Kualitas guru yang belum memenuhi standar nasional pendidikan
c. Pengembangan kurikulum yang belum maksimal
d. Pengalokasian dana pendidikan belum terpenuhi
e. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
2. Analisis SWOT (Analisis Medan Kekuatan)
1. Kekuatan (strength)
a. Memiliki potensi berubahnya posisi kepemimpinan sekolah baru mengingat masa jabatan
kepala sekolah yang hampir habis.
b. Beberapa guru sudah mulai melanjutkan kuliah kejenjang strata satuc. Beberapa guru sudah pernah mengikuti pelatihan KTSP
d. Adanya subsidi pendidikan baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah
2. Kelemahan (Weakness)
a. Resiko kehilangan guru berpengalaman karena akibat memasuki masa pensiun
b. Sikap guru yang kurang merespons terhadap adanya pelatihan KTSP.
c. Anggaran belanja yang belum mencukupi
d. Sarana dan prasarana dalam kondisi yang sudah tua
3. Peluang (Oppurtunity)
a. UU 19 tahun 2005 yang mengharuskan guru untuk mendapatkan kualifikasi pendidikan
strata satu serta terbukanya peluang untuk sertifikasi guru.
b. ̀ Banyaknya peluang untuk mengikuti pelatihan pengembangan kurikulum.c. Dianggarkannya pembangunan sarana dan prasarana sekolah pada akhir tahun 2008
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
4. Tantangan (Threat)
a. Partisipasi masyarakat khususnya orang tua murid terhadap pembiayaan pendidikan
kurang.
b. Adanya ketimpangan pembangunan antara sekolah daerah pinggiran kota (suburb) dan
daerah kota
3. Alternatif langkah-langkah Pemecahan PersoalanDari berbagai uraian tentang potret mutu sekolah dasar negeri 013 sekarang dan kondisi yang
diharapkan serta dari hasil analisis SWOT, maka dapatlah dikemukakan arternatif-alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Perlunya meningkatkan kulifikasi akademik kepala sekolah dari diploma II ke jenjang S1
dan seterusnya melanjutkan ke S2. Hal ini penting dilakukan mengingat banyak hal yang bisa
diperoleh dari S2 terutama disiplin ilmu yang berhubungan dengan manajemen sekolah.
Kepemimpinan sekolah juga harus mampu merumuskan visi dan misi sekolah agar target
perbaikan mutu lebih terencana dan terarah.
2. Perlunya perbaikan mutu tenaga edukasi dengan mensupport guru yang belum Sarjana S1
untuk kuliah serta menambah frekuensi pelatihan dan pendidikan (Diklat) yang berhubungan
dengan 4 kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalitas dankompetensi sosial. seperti a) Mengadakan ws KTSP, b) Mengirimkan ws KTSP, c) Magang
disekolah lain, d) IHT disekolahnya sendiri, e) PTK, f) Mengikutkan guru pada MGMP
3. Perlunya pendekatan birokratis kepada seluruh stakeholders pendidikan dalam upaya
perbaikan sampras sekolah yang sudah tidak layak lagi. Pendekatan birokratis tersebut
dilakukan supaya stakeholders pendidikan bisa merumuskan, memprogramkan serta
menganggarkan perbaikan sampras di SDN 013 mengingat perbaikan sampras tersebut
merupakan hal yang mendesak.
4. Perlu sosialisasi ke masyarakat tentang MBS terutama keikutertaan atau partisipasi
masyarakat tentang pembiayaan pendidikan yang tidak mungkin hanya mengharapkan
subsidi pemerintah yang tidak mencukupi seluruh kebutuhan sekolah.
KESIMPULAN
Dari berbagai uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan :
1. Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat
memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya
terletak pada peserta didik (leaners)
2. Kondisi mutu SDN 013 Tenggarong yang belum memenuhi standar nasional pendidikan
tentunya harus diperbaiki. Semua komponen yang terlibat baik dari internal sekolah maupun
eksternal sekolah harus libatkan agar target mutu pendidikan di SDN 013 Tenggarong bisa
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sallis Edward. 2006. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: Ircisod
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.
Tilaar, H. A. R. 2003. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tony Bush & Marianne Coleman. 2008. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.Yogyakarta: Ircisod.
5/17/2018 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 013 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan-di-sekolah-dasar-negeri-01
Usman, Husaini. 2006. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
—————– , PP.No.19 Tahun 2005, Jakarta: BP Dharma Bhakti
—————– , Standar Kompetensi Kepala Sekolah, 2006, Jakarta: BP Dharma Bhakti