ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses...

73
BAB 6 MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data semata. Anda perlu menentukan siapa partisipan yang akan diteliti. Kemudian, anda upayakan izin agar`mereka untuk bisa diteliti. Anda mengidentifikasi jenis-jenis pengukuran yang akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian anda, dan anda menentukan instrumen yang akan digunakan. Kemudian, anda bisa memulai mengumpulkan data. Bab ini membicarakan lima jenis langkah: Mengidentifikasi lima langkah dalam proses pengumpulan data kuantitatif Mendefenisikan pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam mengambil sampel partisipan dalam penelitian kuantitatif Mendeskripsikan proses mendapatkan izin untuk meneliti individu-individu dan situs-situs penelitian Mengidentifikasi beberapa jenis data yang sering dikumpulkan dalam penelitian kuantitatif Mengidentifikasi bagaimana mencari, memilih, dan menilai instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan pengumpulan data Maria memutuskan mengkaji pertanyaan penelitian kuantitatif “Kenapa para siswa membawa sentaja ke

Transcript of ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses...

Page 1: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

BAB 6

MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF

Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan

data semata. Anda perlu menentukan siapa partisipan yang akan diteliti. Kemudian,

anda upayakan izin agar`mereka untuk bisa diteliti. Anda mengidentifikasi jenis-jenis

pengukuran yang akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian anda, dan anda

menentukan instrumen yang akan digunakan. Kemudian, anda bisa memulai

mengumpulkan data.

Bab ini membicarakan lima jenis langkah:

Mengidentifikasi lima langkah dalam proses pengumpulan data kuantitatif

Mendefenisikan pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam mengambil

sampel partisipan dalam penelitian kuantitatif

Mendeskripsikan proses mendapatkan izin untuk meneliti individu-individu

dan situs-situs penelitian

Mengidentifikasi beberapa jenis data yang sering dikumpulkan dalam

penelitian kuantitatif

Mengidentifikasi bagaimana mencari, memilih, dan menilai instrumen yang

digunakan dalam pengumpulan data

Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan pengumpulan data

Maria memutuskan mengkaji pertanyaan penelitian kuantitatif “Kenapa para siswa

membawa sentaja ke sekolah?” Maria merasa tertanya-tanya, “Siapa yang bisa

memberikan informasi tentang ini? Kalaupun saya telah menemukan siswa tersebut,

akankah dia bersedia memberikan informasi?” Kemudian Maria mengungkapkan

kepanasarannya pada dosen pembimbingnya tentang perlunya menemukan “cara

mendapatkan informasi tersebut,” dan ia nyatakan kekhawatirannya bahwa para siswa

bisa saja tidak bersedia berpartisipasi karena topik ini merupakan topik yang agak

sensitif. Maria menyeruak lebih dalam lagi sehingga melahirkan beberapa pertanyaan

rumit yang nanti dapat dia sortir dan selanjutnya dapat dengan mudah dan secara logis

dapat dia lanjutkan melalui proses pengumpulan data. Bagaima dia memulai ini?

Langkah pertama dalam proses pengumpulan data kuantitatif adalah mengidentifikasi

orang dan tempat yang ingin anda teliti. Ini mencakup penentuan apakah anda akan

meneliti individu-individu atau keselsuluruhan organisasi (misalnya sekolah) atau

kombinasi. Apabila anda memilih individu atau organisasi, anda perlu juga menentukan

Page 2: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

tipe indvidu atau organisasi yang bagamana yang akan anda teliti dan berapa banyak

yang anda perlukan untuk penelitian anda tersebut. Penentuan ini memerlukan

penetapan satuan analisis (unit analysis), kelompok dan orang-orang yang akan anda

teliti, prosedur penyeleksian orang-orang ini, dan menentukan berapa banyak diantara

orang-orang tersebut yang dperlukan untuk maksud analisis data.

Mengidenifikasi unit analisis

Siapa yang bisa memberikan informasi yang akan akan anda perlukan guna menjawab

pertanyaan-pertanyan penelitian kuantitatif atau hipotesis anda? Beberapa

kemungkinannya boleh jadi para siswa, para guru, para orang tua, orang-orang dewasa,

beberapa kombinasi dari ini semua, atau keseluruhan sekolah. Pada tahan awal dari

pengumpulan data ini, anda perlu menentukan pada tataran apa (misalnya individu,

keluarga, sekolah, dinas pendidikan) data harus dikumpulkan. Tataran ini mengacu

pada apa yang disebut unit of analysis (unit analisis). Pada beberapa penelitian, para

peneliti mengumpulkan data dari berbagai tataran (misalnya individu dan sekolah),

sedangkan pada penelitian lainnya mencakup pengumpulan data dari hanya satu

atataran (misalnya kepala sekolah). Keputusan tentang ini tergantung pada pertanyaan

penelitian atau hipotesis yang anda harus jawab. Disamping itu, data yang mengukur

variabel independen bisa jadi berbeda dalam hal unit analisis dengan variabel

dependen. Contoh, dalam penelitian berkenaan dengan pengaruh adolecent aggression

(tingkah laku agresif dari para remaja) terhadap school climate (iklim sekolah), peneliti

mengukur variabel independen, adolecent aggression, dengan jalan mengumpulkan

data dari individu-individu sedangkan pengukuran variabel dependen, school climate,

di dasarkan pada data-data dari keseluruhan sekolah dan iklimnya secara menyeluruh

(misalnya apakah para siswa dan para guru percaya bahwa kurikulum sekolah

mendukung pembelajaran).

Apabila Maria berkeinginan menjawab pertanyaan, “Kenapa para siswa

membawa senjata ke sekolah?” apa unit analisis yang akan dia teliti? Bagaimana kalau

ia ingin membandingkan jawaban terhadap pertanyaan “Kenapa para siswa di sekolah-

sekolah pedesaan dan sekolah-sekolah perkotaan membawa senjata ke sekolah?” dua

buah unit analisi apa pula yang dia teliti?

Menentukan populasi dan sampel

Page 3: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Apabila anda menetapkan keseluruhan sekolah untuk diteliti atau sejumlah individu,

anda perlu mempertimbangkan individu-individu atau sekolah-sekolah apa yang akan

diteliti. Pada beberapa situasi kependidikan tertentu, anda mungkin akan memilih

individu-individu untuk penelitian anda atas dasar siapa yang secara sukarela

berpartisipasi atau siapa yang ada (misalnya siswa-siswa pada kelas tertentu).

Walaupun demikian, individu-individu ini bisa jadi tidak persis sama (dalam hal

karakteristik kepribadian atau kinerja atau sikap) dengan semua individu yang ingin

diteliti.

Proses penelitian selanjutnya adalah memilih individu-individu atau sekolah-

sekolah yang reprsentatif bagi keseluruhan kelompok individu atau sekolah.

Representative mengacu pada pemilihan individu-individu dari sebuah sample

populasi sedemikian rupa sehingga individu-individu yang terpilih tersebut memiliki

ciri-ciri yang sama dengan populasi yang diteliti, yang memungkinkan anda untuk

mengambil kesimpulan dari sampel tersebut tentang populasi secara keseluruhan.

Definisi ini memuat istilah-istilah, dan akan kita pilih istilah-istilah tersebut shingga

anda bisa memahami prosedur-prosedur alternatif dalam menentukan individu-individu

atau organisasi-organisasi mana yang akan diteliti.

Population (populasi) adalah sekelompok individu yang memiliki karakteristik

yang sama. Contoh, semua guru yang membentuk populasi para guru, dan semua

pimpinan (administrator) sekolah menengah pertama dalam lingkungan dinas

pendidikan tertentu yang membentuk populasi dari para adminsitrator (pimpinan)

sekolah menengah. Seperti yang diperlihatkan oleh contoh-contoh ini, populasi bisa

besar bisa juga kecil lingkupnya. Anda perlu menentukan kelompok mana yang akan

anda teliti.

Dalam prakteknya, peneliti kuantitatif memilih sampel dari sebuah daftar dan

nama-nama orang yang ada. Target population (populasi sasaran) atau kerangka

sampel adalah sekelompok individu (atau sekelompok organisasi) dengan karakteristik

pembeda yang sama yang dapat diidentifikasi dan diteliti oleh si peneliti.

Dari populasi sasaran ini, para peneliti memilih sebuah sampel untuk diteliti.

Sample (sampel) adalah sub kelompok dari populasi sasaran yang rancananya akan

diteliti oleh si peneliti dalam rangka mengambil generalisasi terhadap populasi sasaran

tersebut. Dalam situasi yang ideal, anda bisa mengambil sampel dari individu-individu

yang merupakan representasi dari keseluruhan populasi. Misalnya, seperti diperlihatkan

oleh Diagram 6.1 anda bisa jadi memilih sebuah sampel dari guru-guru sekolah

Page 4: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

menengah pertama (sampel) dari populasi yang terdiri dari semua guru sekolah

menengah di sebuah kota (populasi). Atau anda mungkin hanya bisa meneliti guru-guru

biologi di dua sekolah di kota tersebut. Skenario pertama memperlihatkan penarikan

sampel yang sistematik dan mantap yang disebut probabilistic sampling (penarikan

sampel probabilitistik) dan skenario kedua memperlihatkan penarikan sampel yang

tidak sistematik dan tidak pula probabilistik.

Penarikan sampel probabilistik dan non probabilitistik

Para peneliti menggunakan pendekatan penarikan sample baik yang probabilistik

maupun yang non probabilisti. Seperti diperlihatkan oleh Diagram 6.2, beberapa tipe

dari kedua pendekatan itu tersedia. Para peneliti menetapkan tipe penarikan sampel

yang mana yang akan digunakan atas dasar faktor-faktor seperti sejauh mana keandalan

yang diinginkan, karakteristik populasi sasaran dan ketersediaan parisipan.

Dalam probabilistic sampling (penarikan sampel probabilitisk) si peneliti

memilih individu-individu dari populasi yang representatif terhadap populasi tersebut.

Ini merupakan bentuk penarikan sampel yang paling handal dalam penelitian kuantitatif

karena si peneliti bisa menyatakan bahwa sampel penelitiannya merupakan representasi

dari populasi dan karenanya bisa membuat generalisasi terhadap populasi.

Simple random sampling (penarikan sampel acak sederhana). Bentuk penarikan

sampel probabilistik yang paling handal dari populasi adalah penarikan sampel acak

sederhana. Dalam simple random sampling (penarikan sampel acak sederhana), si

peneliti memilihi partisipan (atau unit analisis, seperti sekolah) sebagai sampel

penelitiannya sehingga setiap orang memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih dari

populasi. Tujuan dari penarikan sampel acak sederhana ini adalah untuk memilih

individu-individu yang akan dijadikan sampel yang representatif terhadap populasi.

Setiap bias yang trdapat di dalam populasi akan tersebar secara merata di antara orang-

orang yang terpilih. Walaupun demikian, penyebaran secara merata tidak selamanya

dimungkinkan, seperti dialami dalam Perang Vietnam ketika para perwira tidak mampu

memutar dengan jumlah yang memadai piringan yang berisikan nama-nama kandidat

potensial sehingga bisa menghasilkan pemeilihan yang acak (Wilijson & the Task

Force on Statistical Inference, 1999).

Prosedur khusus yang digunakan dalam penarikan sampel acak sederhana adalah

dengan memberikan sebuah nomer pada masing-masing individu (atau situs) di dalam

Page 5: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

populasi dan kemudian mengggunakan random numbers table (tabel angka acak),

yang terdapat dalam banyak buku-buku teks statsitik, untuk memilih individu-individu

(atau situs-situs) yang akan dijadikan sampel. Untuk prosedur ini, anda memerlukan

daftar anggota populasi sasaran dan sebuah nomer harus diberikan kepada masing-

masing individu.

Sebuah contoh dari random numbers table (tabel angka-angka acak) diperlihatkan

oleh Tabel 6.1. Untuk menggunakan tabel ini, mula-mula berikan nomer pada seluruh

individu dalam populasi (misalkan, populasi dari 110 anak kelas satu SD). Kemudian,

mulai dari mana saja dari angka-angka dalam tabel angka-angka acak tersebut,

cocokkan nomer tersebut dengan nomer yang ada dalam daftar yang anda miliki. Mulai

dari kiri atas dari Tabel angka-angka acak dan terus ke bawah di dalam kolom yang

sama. Akan terpilih enam orang anak kelas satu dari popuasi 100 orang anak kelas satu

dengan nomer 52, 31, 44, 84, 71, dan 42. Dan ini terus dilanjutkan sampai anda

mendapatkan jumlah anak kelas satu yang diperlukan sesuai dengan besar sampel yang

diinginkan (selanjutnya dalam bahagian besarnya sampel, kita akan bicarakan berapa

banyak anak kelas satu yang diperlukan).

Penarikan sampel sistematik. Terdapat variasi dalam prosedur penarikan sampel acak

sederhana, yakni dengan menggunakan systematic sampling (penarikan sampel

sistematik). Dalam [rosedur ini, anda memilih setiap individu atau situs yang ke n di

dalam populasi sampai anda mendapatkan jumlah sesuai dengan besarnya sampel yang

diinginkan.Prosedur ini tidak setepat dan semantap menggunakan tabel angka-angka

acak, akan tetapi ia mungkin lebih nyaman karena para individu tidak harus harus

diberi nomer dan tdak mmerlukan tabel angka-angka acak. Guna mengilustrasikan

penggunaan penarkan sampel sistematik ini, umpamakan seorang administrator

pendidikan di dinas pendidikan sesuatu wilayah tertentu berkeinginan meneliti tingkat

kepuasan para orang tua terhadap sekolah-sekolah di lingkungan dinas pendidikan

tersebut. Dengan menggunakan penarikan sampel sistematik ini, si administrator

tersebut mula-mua mengkaji sekian persen orang tua (katakan 20%). Apabila jumlah

orang tua semuanya 1.000 orang di wilayah tersebut, si administrasi tentu harus

memilihi 200 orang tua 920%) untuk penelitian dimaksud. Si administrator

menggunakan interval 5 (200/1.000, atau 1 dari 5 untuk memilih orang tua dari daftar

populasi sasaran). Dengan demikian, si administrator memilih setiap orang tua kelima

yang ada di dalam daftar tersebut.

Page 6: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Stratified sampling (penarkan sampel berstrata). Tipe sampel probablitik lainnya

adalah penarikan sampel berstrata. Dalam penarikan sampel berstrata, peneliti membagi

(menstrata) populasi atas dasar karakteristik tertentu (misalnya jender) dan kemudian,

dengan menggunakan penarikan sampel acak sederhana, memilih sampel dari masing-

masing sub kelompok (strata) dari populasi (misalnya laki-laki atau perempuan). Ini

menjamin bahwa sampel akan mencakup karakteristik tertentu yang ingin dimasukkan

oleh si peneliti ke dalam sampel.

Kapan stratifikasi digunakan? Anda menggunakan stratifikasi ketika di dalam

populasi terlihat adanya ketidakseimbangan dalam sampel atas dasar sesuatu

karakteristik tertentu. Misalkan terdapat lebih banyak jumlah laki-laki ketimbang

perempuan di dalam populasi. Sebuah sampel acak sederhana dari populasi ini akan

cenderung menghasilkan pemilihan laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan atau

bahkan mungkin tidak ada perempuan. Dalam kasus yang manapun, pandangan laki-

laki tentang pertanyaan-pertanyaan akan mendominasi atau merupakan pandangan yang

eksklusif. Untuk mengoreksi hal ini, peneliti menggunakan penarikan sampel berstrata.

Stfratifikasi menjamin bahwa strata yang diinginkan (perempuan) akan tewakili di

dalam sampel sesuai proporsi keberadaannya di dalam populasi.

Sratifikasi juga digunakan apabila prosedur penraikan sampel acak sederhana

akan menghasilkan lebih sedikit jumlah partisipan pada kategori tertentu (misalnya

perempuan) ketimbang yang dibutuhkan bagi analisis statistik yang handal. Dengan

adanya jumlah perempuan yang sedikit dalam populasi, misalnya, akan berujung pada

kecenderung untuk memilih perempuan secara acak dengan jumlah yang sedikit. Ini

pada gilirannya akan mendapatan jumlah yang terlampau sedikit untuk bisa dianalisis

secara statistik.

Prosedur untuk memilih sampel acak berstrata terdiri dari (a) memilah populasi

atas strata (misalnya laki-laki dan perempuan) dan (b) menarik sampel untuk masing-

masing kelompok (misalnya perempuan dulu kemudian diikuti oleh laki-laki) sehingga

individu-individu yang terpilih proporsional (sebanding) dengan keterwakilannya di

dalam populasi. Coba lihat contoh bagimana prosedur ini diterapkan.

Dengan memperhatikan Diagram 6.3, kita bisa melihat bahwa 9.000 orang anak-

anak asli Amerika di negara bahgian, 3.000 adalah perempuan dan 6.000 adalah laki-

laki. Seorang peneliti menetapkan untuk memilih sebuah sampel yang terdiri dari 300

orang dari populasi yang terdiri dari 9.000 orang anak. Sampel acak sederhana akan

menghasilkan jumlah anak-anak laki yang paling banyak karena di dalam populasi

Page 7: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

lebih banyak anak laki-laki etimbang ana-anak perempuan. Untuk menjamin terpilihnya

anak laki-laki sesuai dengan poporsi keterwakilannya di dalam populasi, ia memilah

daftar dari 9.000 orang anak ini menjadi anak laki-laki dan anak perempuan. Kemudian

sepertiga (3.000/9.000) dari sampel itu dipilih perempuan dan dan dua pertiganya

dipilih (6.000/9.000) laki-laki. Prosedur stratifikasi ini terdiri dari menstratifikasikan

populasi menjadi dua kelompok (laki-laki dan perempuan) dan kemudian memilih

individu-individu secara proporsiona; sesuai dengan keterwakilannya di dalam

populasi secara keseluruhan, 200 orang anak laki-laki dan 100 orang anak perempuan.

Multistage cluster sampling (penarikan sampel gugus bertingkat/berthap jamak).

Bentuk keempat dari penarikan sampel probabilistik adalah penarikan sampel gugus

bertingkat jamak. Dalam penarikan sampel gugus bertingkat jamak ini, si peneliti

memilih sebuah sampel dalam dua atau lebih tahap karena si peneliti tidak bisa

mengidentifikasi populasi dengan mudah atau populasinya sangat besar. Apabila ini

terjadi, akan sulit mendapatkan daftar yang komplit dari anggota populasi. Walaupun

demikian, mendapatkan daftar yang komplit dari kelompok atau gugus di dalam

populasi boleh jadi dimungkinkan (Vogt, 1999). Contoh, populasi dari semua siswa

yang ber-resiko di seantero Amerika Serikat boleh jadi sulit untuk diidentifikasi, akan

tetapi seorang peneliti bisa mendapatkan daftar dari siswa yang ber-resiko di sesuatu

wilayah dinas pendidikan tertentu. Dengan menggunakan prosedur penarikan sampel

gugus yang bertingkat jamak, si peneliti secara acak memilih wilayah-wilayah dinas

pendidikan diseantero negeri dan mendapatkan daftar anak-anak yang ber-resiko dari

masing-masing wilayah dinas pendidikan. Kemudian si peneliti memilih secara acak

sampel daru masing-masing wilayah dinas pendidikan. Dengan memecak proses seperti

ini membuatnya lebih mudah mengidentifikasi kelompok-kelompok dan membuat

daftarnya. Walaupun demikian, dengan beberapa tahap dalam rancangan ini, prosedur

ini menjadi rumit dan sanat tergantung pada karakteristik populasi (Babbie, 1998).

Penggunaan prosdur penarikan sampel probabilistik di dalam penelitian

pendidikan tidak selamanya dapat dilakukan. Sebagai gantinya, si peneliti bisa

menggunakan penarikan sampel yang non probabilistik. Dalam non probabilistic

sampling (penarikan sampel non probabilistik), si peneliti memilihi individu-individu

karena mereka tersedia, mudah diakses, dan mewakili sesuatu karakteristik yang

memang ingin diteliti oleh si peneliti. Dalam beberapa situasi, anda boleh jadi perlu

melibatkan partisipan yang secara sukarela berpartisipasi dan yang bersedia diteliti.

Page 8: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Disamping itu, andapun tidak bermaksud menggeneralisasikan temuan-temuan

penelitian pada populasi secara keseluruhan, akan tetapi terbatas hanya sekedar

mendeskripsikan sekelompok kecil populasi dalam penelitian. Perhitungan-perhitungan

statistik deskriptif bisa jadi tepat digunakan pada sampel-ampel seperti ini dan

membandingkannya dengan populasi yang lebih besar dalam rangka membuat inferensi

dari sampel ke populasi. Para peneliti menggunakan dua pendekatan populer dalam

penarikan sampel non probabilistik: convenience dan snowball sampling.

Convenience sampling: Dalam convenience sampling, si peneliti memilih partisipan

karena mereka bersedia dan mudah diakses untuk diteliti. Dalam hal ini, si peneliti

tidak bisa menyatakan secara confident (penuh percaya diri) bahwa individu-individu

merupakan representasi dari populasi. Walaupun demikian, sampel tersebut bisa

memberikan informasi yang berguna dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan

dan hipotesis. Coba lihat contoh convenience sampling berikut:

Seorang peneliti melakukan penelitian yang melibatkan para siswa pribumi Amerika menemukan bahwa sebahagian besar para siswa di sebuah sekolah adalah ana-anak pribum Amerika. Si peneliti memutuskan untuk meneliti kelompok ini di satu sekolah ini karena mereka tersedia (mudah diakses) karena si [eneliti memiliki izin dari kepala sekolahnya dan bisa mendapatkan persetujuan dari para siswa pribum Amerika tersebut untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Ini merupakan convenience sampling karena para partisipannya mudah diakses dan tersedia untuk diteliti.

Snowball sampling. Sebuah alternatif lain dari convenience sampling adalah snowball

sampling. Dalam snowball sampling, si peneliti minta partisipan untuk mengusulkan

orang-orang lain untuk anggota sampel. Contoh, anda mungkin mengirimkan survai ke

pengawas sekolah dan minta yang bersangkutan untuk selanjutnya mengirimkan survai

tersebut kepada kepala-kepala sekolah di wilayah dinas pendidikan tersebut. Kepala-

kepala sekolah tersebut menjadi anggota sampel. Bentuk penarikan sample seperti ini

memiliki kelebihan, yakni bisa merekrut sejumlah besar partisipan untuk penelitian.

Walaupun demikian, dengan menggunakan proses seperti ini, anda tidak bisa

mengetahui secara tepat individu-individu macam apa yang akan menjadi anggota

sampel anda. Ia juga akan mengeliminasi peluang untuk bisa mengidentifikasi siapa-

siapa saja yang tidak mengembalikan survai, dan mereka-mereka yang mengembalikan

bisa jadi tidak representatif bagi populasi yang ingin anda teliti. Contoh, partisipan

yang menerima survai (misalnya, kepala-kepala sekolah yang menghadiri pertemuan

pagi Minggu dengan si pengawas) boleh jadi tidak representatif bagi semua individu--

individu dalam populasi (dalam hal ini, semua kepala sekolah di wilayah dinas

pendidikan tertentu).

Page 9: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Besarnya sampel

Ketika memilih partisipan untuk suatu penelitian, perlu ditenukan besarya sampel yang

anda perlukan. Aturan yang bersifat umum adalah memilih sampel sebesar mungkin

dari populasi. Makin besar sample, akan makin sedikit potensi kesalahan bahwa sampel

tersebut akan berbeda dari populasi. Perbedaan antara taksiran skor sampel dan skor

populasi yang sebenarnya disebut sampling error (kesalahan penarikan sampel).

Seandainya anda secara terus menerus menarik sebuah sampel, rata-rata skor dari

masing-masing sampel tersebut cenderung akan berbeda dari rata-rata skor

sesungguhnya untuk keseluruhan populasi. Contoh, apabila kita mendapatkan skor dari

anak-anak kelas enam di seantero negeri tentang pentingnya hubungan antara orang

tua-anak, skor rata-rata, misalkan 30 dari nilai berskala 50. Tentu saja, kita tak

mungkin meneliti setiap anak kelas enam, tapi kita mendapatkan sampel dari sebuah

wilayah dinas pendidikan dan misalkan kita memperoleh rata-rata skor 35. Pada

kesempatan lain, kita mungkin mendapakan angka 33, dan selanjutnya lagi 36, karena

sampel kita berubah dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Ini bermakna bahwa rata-rata

skor yang kita dapatkan berbeda lima angka, tiga angka, dan satu angka dari angka

rata-rata populasi yang sebenarnya. Perbedaan antara skor taksiran untuk sample dan

skor populassi yang sebenarnya adalah kesalahan dalam penarikan sampel (sampling

error).Karenanya, karena anda bisanya tidak mengetahui skor populasi yang

sebenarnya (true population score), penting kiranya memilih sampel sebesar mungkin

dari populasi untuk meminimalkan sampling error.

Dalam beberapa penelitian, anda mungkin memiliki jumlah partisipan yang

terbatas yang dengan mudah tersedia untuk diteliti. Dalam kasus-kasus lain, faktor-

faktor seperti akses, pendanaan, jumlah populassi secara keseluruhan, dan jumlah

varoabel juga akan berpengaruh terhadap besarnya sampel.

Salah satu cara untuk menentukan besarnya sampel adalah memilih partisipan

dengan jumlah yang memadai untuk prosedur-prosedur statistik yang anda ingin

gunakan. Ini mengasumsikan bahwa anda telah mengidentifikasi statistik yang akan

digunakan dalam analisis datanya nanti. Sebagai taksiran kasar, seorang peneliti dalam

bidang pendidikan memerlukan:

Kira-kira 15 orang partisipan pada setiap kelompok dalam sebuah eksperimen

(lihat Bab 11)

Kira-kira 30 orang partisipan untuk penelitian korelasion al yang mengaitkan

variabel-variabel (lihat Bab 12)

Page 10: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Kira-kira 350 orang individu untuk penelitian survai, akan tetapi besarnya sampel

ini tergantung pada beberapa faktor (lihat Bab 13)

Angka-angka ini adalah taksiran atas dasar besarnya sampel yang diperlukan untuk

prosedur-prosedur statistik sehingga sampel tersebut cenderung merupakan estimasi

yang bagus bagi karakteristik populasi. Angka-angka tersebut tidaklah memberikan

estimasi yang persis dari besarnya sampel melalui sample size formula (rumus besarnya

sampel).

Sample size formula memberikan cara mengkalkulasi besarnya sampel anda atas

dasar beberapa faktor. Penggunaan sebuah rumus menghindari terka-terkaan dalam

menentukan banyaknya individu yang akan diteliti dan memberikan estimasi yang

persis dari besarnya sampel. Rumus-rumus itu mempertimbangkan beberapa faktor

pentig dalam menentukan besarnya sampel, seperti signifikansi dalam penggunaan uji

statistik dan sampling error. Selanjutnya, anda tak perlu menghitung besarya sampel

dengan menggunakan rumus. Dengan informasi yang minim, anda bisa

mengidentifikasi besarnya sampel dengan menggunakan tabel yang tersedia bagi para

peneliti.

Dua buah rumus yang digunakan adalah rumus besarnya sampel untuk survai

(lihat Fink & Kosekoff, 1985; Fowler, 1988) dan a power analysis formula untuk

penelitian ekperimen (Cohen, 1977;lipsey, 1990; Murphy & Myors, 1998). Lampiran B

pada akhir buku teks ini memberikan faktor-faktor yang dapat anda masukkan ke dalam

umus-rumus ini untuk menentukan jumlah partisipan untuk penelitian anda.

IZIN-IZIN APA SAJA YANG AKAN ANDA PERLUKAN?

Setelah mengidentifikasi dan menyeleksi partisipan untuk penelitian anda, selanjutnya

anda perlu mendapatkan izin untuk meneliti. Izin ini akan menjamin kerjasama dalam

penelituan dan dalam memberikan data. Disamping kerjasama, izin mereka juga

mengakui bahwa mereka memahami tujuan penelitian anda dan anda akan

memperlakukan mereka secara etis. Perundang-undangan mengharuskan bahwa anda

menjamin hak-hak mereka yang kesediaannya anda minta untuk berpartisipasi dalam

penelitian anda.

Dapatkan berbagai jenis izin

Page 11: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Dalam kebanyakan penelitian pendidikan, anda perlu mendapatkan izin dari berbagai

indvidu dan kelompok sebelum anda mengumpulkan data. Izin-izin tersebut boleh jadi

harus didapatkan dari:

Insitusi atau organisasi (misalnya dinas pendidikan)

Situs-situs tertentu (misalnya sekolah menengah pertama

Partisipan atau kelompok partisipan

Orang tua dari partisipan (orang tua anak kelas 3 SD)

Kampus di mana penelitian dilakukan (izin dari Badan Pemberi Izin atau apaun

namanya pada sesuatu perguruan tinggi atau univeritas)

Izin sering merupakan hal yang wajib dipenuhi sebelum anda memasuki suatu

situs dan mengumpulkan data. Persetujuan ini biasanya didapatkan dari para pemimpin

atau orang-orang yang memiliki otoritas di sesuatu organisasi. Mendapatkan izin dari

orang-orang ini mengharuskan anda menghubungi mereka terlebih dahulu sebelum

memulai suatu penelitian dan mendapatkan izin memasuki dan meneliti seting

penelitiannya.

Cara yang paling baik untuk mendapatkan izin dari individu-individu atau

kelompok-kelompok ini adalah dengan jalan mengirim surat secara formal. Masukkan

informasi tentang tujuan penelitian, banyaknya waktu yang akan anda habiskan pada

situs penelitian dalam rangka mengumpulkan data, banyaknya waktu yang akan

dihabiskan oleh para partisipan, dan bagaimana anda akan memanfaatkan data dan hasil

penelitian itu nantinya. Juga, nyatakan kegiatan-kegiatan apa yang anda lakukan,

keuntungan atau manfaatnya apa yang akan didapatkan oleh organisasi atau individu

dari penelitian tersebut, dan apa yang anda lakukan untuk memproteksi anonimitas dari

para partisipan. Dengan memberikan informai seperti ini, berarti anda memperlihatkan

kepedulian anda terhadap kemungkinan-keungkinan yang terjadi akibat intrusi

penelitian ini terhadap tempat kerja dan kehidupan mereka serta memberikan jaminan

terhadap harapan-harapan mereka secara realistik.

Persetujuan tertulis dari partisipan

Perlu diingat bahwa memproteksi privasi dan kerahsiaan para individu yang

berpartisipasi dalam penelitian anda penting sekali. Kebalikan dari praktek-praktek

penelitian dalam bidang pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, para peneliti dewasa ini harus

sensitif terhadap terjadinya malapetaka yang bisa dialami oleh para partisipan karena

penelitian yang dilakukan.

Page 12: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Persetujuan Badan Pemberi Izin Penelitian

Pada tiga puluh tahun terakhir, perguruan tinggi atau universitas telah memberlakukan

keharusan bagi para peneliti untuk memberikan jaminan kepada partisipan penelitian

bahwa penelitian mereka tersebut akan membawa risiko yang sekecil-kecilnya bagi

memonitor partisipan. Sebaliknya, para partisipan memberikan persetujuannya untuk

berpartisipasi di dalam penelitian.

Pada akhir tahun 1970-an, pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-

undangan untuk penelitian berbasis-kampus karena perlakuan yang tidak manusia

dalam pelaksanaan eksperimen (misalnya eksperimen medis bergaya Nazi, pengujian-

pengujian peledakan bom atom, dan eksperimen-eksperimen penyakit sipilis terhadap

orang-orang hitam Amerika). Peraturan perundang-undangan ini mengharuskan

lembaga-lembaga perguruan atau universitas mendirikan insititutional review board

(semacam badan pemberi izin penelitian) untuk mengkaji dan memberikan izin

penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dan dosen. Institutional

reveiw board adalah sebuah panitia yang terdiri dari para dosen yang berkewajiban

mengkaji dan memberikan persetujuan atas usul penelitian sehingga penelitian tersebut

bisa memproteksi hak-hak para partisipan penelitian. Pendirian badan ini

memperlihatkan salah satu contoh di mana penelitian yang dilakukan di kampus-

kampus perguruan tinggi atau universitas telah diatur (Howe & Dougherty, 1993).

Proses mendapatkan izin Badan Pemberi Izin

Badan pemberi izin penelitian melaksanakan petunjuk yang disusun oleh suatu instansi,

yang di Amerika Serikat disebut Federal Drug Admission atas dasar tiga butir prinsip

etika: penghormati terhadap orang (kesediaannya, hak privasinya, dan anonimitasnya),

kemanfaatan (menimbang manfaat penelitian versus resikonya terhadap individu-

individu), dan keadilan (dari sisi ikut berbapartisipasi dalam penelitian). Dengan

mematuhi petunjuk di atas, para peneliti menjamin bahwa para partisipan akan tetap

memiliki otonomi dan pertimbangan bagi diri mereka sendiri terkait dengan resiko yang

mereka tanggung demi tercapainya tujuan penelitian ( Howe & Dougherty, 1993).

Untuk mendapatkan izin dari Badan Pemberi Izin Penelitian di kampus, anda

diharuskan menyajikan keringkasan dari prosedur-prosedur penelitian anda dan

memberikan bukti bahwa prosedur penelitian anda tersebut akan memberikan proteksi

tertentu kepada para partisipan.

Page 13: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Proses yang persis dalam mendapatkan izin tersebut bervariasi dari kampus yang

satu ke kampus lainnya. Walaupun demikian, ada beberapa langkah dasar yang

dilakukan oleh para mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan izin dimaksud.

Pemahaman akan proses ini akan membantu anda mengevaluasi etika berkenaan

dengan penerbitan hasil penelitian dan menentukan apakah anda melakukan langkah

demi langkah dalam penlitian anda secara etis.

1. Mulai dengan mengetahui proses tinjauan yang dilakukan oleh Badan Pemberi

Izin Penelitian di kampus. Identifikasi individu-individu yang bertanggung

jawab/berkewenangan mengkaji proyek tersebut, cari tahu tentang formulir-

formulir yang diperlukan untuk itu, dan fahami betul prosedur permintaan izin

secara meyeluruh. Badan pemberi izin boleh jadi memiliki brosur yang

mendeskripsikan proses tersebut.

2. Tentukan infomasi apa yang diperlukan oleh badan tersebut dari kegiatan

penelitian yang akan anda lakukan. Cakupan dan perhatian dari badan pemberi

izin akan terkait dengan dua faktor (yakni lihat petunjuk yang diberikan oleh

Universitas Nebraska di Lincoln, 1997). Pertama, tingkat resiko yang

berkemungkinan sksn fislsmi oleh para partisipan di dalam penelitian anda

(misalnya faktor-faktor yang terkait dengan psikologis, psikis, emosional,

legal,sosial, atau ekonomis). Apakah resiko ini lebih rendah dari batas minimal?

—resiko tak diketahui? Apakah berada pada batas minimal? – resiko-resiko

yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari? Apakah lebih tinggi dari batas

minimal? –resiko-resiko yang melebihi dari apa-apa yang ditemui dalam

kehidupan sehari-hari? Makin tinggi resikonya akan makin rinci deskripsi

proyek tersebut harus dibuat, dan akan makin teliti badan pemberi izin itu akan

mengkaji proyek kegiatan anda tersebut.

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap cakupan tinjauan tersebut aalah

apakah anda meneliti sesuatu populasi yang sensitif yang memiliki resiko tinggi.

Populasi ini mencakup anak-anak yang berumur di bawah 19 tahun, yang

memerlukan persetujuan mereka atau persetujuan orang tua mereka untuk

berpartisipasi, parapartisipan yang secara mental tidak mampu, para korban

sesuatu peristiwa atau orang-orang dengan kelainan-kelainan neurologis,

wanita-wanita hamil, para tahanan, dan individu-individu yang menderita AIDS.

Termasuk juga dalam kategori ini adalah penelitian-penelitian yang terkait

Page 14: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

dengan dokumen-dokumen rahasia dan/atau spesimen-spesimen patologis dan

pengujian HIV.

Apabila penelitian anda melibatkan populasi yang sensitif, proyek kegiatan

anda setidak-tidaknya memiliki resio minimal atau lebih tinggi resio meinimal

(sebagai lawan dari resiko tak diketahui) dan badan pemberi izin akan

mengkajinya lebih teliti. Karena kebanykan penelitian pendidikan melibatkan

anak-anak yang berumur di bawah 19 tahun, penelitian-penelitian seperti ini

akan memerlukan kajian/tinjauan yang ekstensif dari pihak badan pemberi izin.

3. Persiapkan formulir pemberian persetujuan yang akan ditanda tangani oleh

para partisipan sebelum mereka berpartisipasi di dalam penelitian. Dapatkan

persetujuan tertulis dari para partisipan sekalipun proyek kegiatan anda itu cuma

memberikan resiko minimal kepada mereka kecuali apabila pengembalian

angket atau instrumen dianggap sebagai persetujuan.

Persetujuan tertulis (an informed consent) adalah sebuah pernyataan yang

ditanda tangani oleh para partisipan sebelum mereka berpartisipasi dalam

penelitian. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa anda menjamin hak=hak

tertentu dar mereka , an bahwa apabila mereka menanda tangani formulir

pernyataan tersebut berarti mereka setuju untuk terlibat dalam penelitian dan

mengaku akan memproteksi hak-hak mereka.

Diagram 6.4 memperlihatkan formulir pernyataan tersebut yang

menyebutkan hak-hak para partisipan, termasuk hak mereka mereka untuk

menarik diri kapan saja dari kegiatan penelitian, kesukarelaan merka

berpartisi[asi dalam kegiatan tersebut, dan hak mereka untuk mengetahui tujuan

penelitian.

Ada baiknya anda juga menuliskan sampel dari formulir pernyataan

tersebut untuk digunakan dalam proyek penelitian anda. Dalam formulir

tersebut, masukkan aspek-aspek yang diidentifikasi di kolom kanan alam

Diagram 6.4 sehingga ia berisikan informasi esensial yang dipersyaratkan oleh

badan pemberi izin.

4. Serahkan deskripsi dari penelitian yang diusulkan pada badan pemberi izin.

Deskripsi ini termasuk tujuan dari penelitian, proses pengumpulan data, jaminan

untuk memproteksi para partisipan, dan contoh formulir ernhytaan kesediaan.

Setelah menyelesaikan langkah-langkah disebutkan di atas, badan pemberi

izin akan mengevaluasi proyek kegiatan anda dan meneentukan apakah anda

Page 15: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

telah menjamin proteksi para partisipan. Apabila disetujui, anda bisa

melanjutkan kegiatan penelitian anda. Apabila ditolak, anda perlu datang

menemui badan pemberi izin tersebut atau perwakilannya untuk mengetahui

kenapa proyek anda ditolak dan apa yang harus anda ubah/perbaiki dari

deskripsi atau prosedur dari proyek anda itu agar dapat disetujui.

INFORMASI APA YANG AKAN ANDA KUMPULKAN?

Dengan pengidentifikasian partisipan dan prosedur permintaan izin menliti, selanjutnya

anda kembali pada bentuk-bentuk data spesifik yang akan membantu anda menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Langkah ini mencakup

pengidentifikasian variabel-variabe yang terandung dalam pertanyaan dan hiptesis

penelitian, nerumuskn defenisi dari variabel-variabel ini, dan menimbang-nimbang

informasi jenis apa yang akan membantu anda mengukur variabelvariabel ini, sebuah

proses yang secara garis besar diungkapkan pada Diagram 6.5 dengan menggunakan

contoh variabel self-efficacy.

Tentukan variabel-variabel dari pertanyaan dan hipotesis penelitian

Seperti dibicarakan dalam Bab 5, pertanyaan dan hipotesis penelitian mengandung

variabel-varabel. Untuk menentukan data apa yang perlu dikumpulkan, anda perlu

mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel dalam penelitian anda. Ini mencakup

variabel independen, variabel dependen, dan variabel kontrol. Salah satu strategi yang

bermanfaat adalah membuat daftar variabel-variabel sehingga anda bisa menentukan

variabel-variabel apa yang terlibat dalam penelitian tersebut, seperti dibicarakan dalam

Bab 5.

Defenisikan masing-masing variabel secara operasional

Sebuah variabel bisa didefenisikan bermacam-macam, seperti defenisi kamus, akan

tetapi si peneliti menggunakan defenisi operasional. An operational definitition

(defenisi operasional) adalah spesifikasi bagaimana anda mendefenisikan dan

mengukur variabel dalam penelitian anda. Anda bisa menemukan defenisi-defensi

dalam penelitian-peneitian yang sudah dipulikasikan terkait dengan topik penelitian

anda. Kadang-kadang penelitian-penelitian yang sudah dipublikasikan memiliki

bahagian yang berjudul “Defenisi Istilah”. Atau anda mungkin bisa pula menemukan

defenisi-defenisi tersebut di dalam keringkasan penelitian seperti handbook atau

Page 16: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

ensiklopedia (sudah dibicarakan dalam Bab 4). Dalam situasi tertentu, defenisi yang

jelas dan langsung dapat diterapkan serta cocok untuk penelitian anda tidak ditemukan,

dan anda perlu mengembangkan sendiri defenisi anda. Apabila ini terjadi, anda harus

menguji atau mendiskusikannya dengan teman sejawat mahasiswa atau dengan

individu-individu yang punya pengetahuan tentang topik dan variabel yang anda ingin

teliti sebelum digunakan dalam penelitian anda. Defenisi kamus boleh jadi digunakan

juga, akan tetapi ingat bahwa defenisi seperti ini sering merupakan defensi peristilahan

secara umum yang tidak diterapkan daam sebuah penelitian.

Perhatikan variabel kepemilikan senjata yang perlu didefenisikan oleh Maria

secara operasional. Tulis dua atau lebih defenisi yang mungkin untuk variabel ini,

seperti “seorang siswa yang tertangkap tangan membawa pisau ke sekolah”. Defenisi

apa lagi yang mungkin anda gunakan yang kiranya akan membantu Maria mengukur

sejauh mana para siswa memiliki senjata di sekolah? (Petunjuk: Coba bayangkan apa

yang terjadi ketika seorang guru atau pimpinan sekolah menemukan siswa dengan

senjata).

Pilih tipe data dan pengukurannya

Dengan defenisi operasional untuk variabel-variabel anda, anda perlu menhidentifikasi

tipe data yang akan bisa mengukur variabel-variabel anda. Para peneliti mengumpukan

data dengan menggunakan instrumen. An instrumen adalah sebuah alat untuk

mengukur, mengobservasi, atau mendokumentasikan data-data kuantitatif. Instrumen

harus sudah diidentifikasi sebelum data dikumpulkan, instrumen tersebut bisa berupa

tes, angket, halaman perhitungan, log, checklist observasi, inventori, atau istrumen

penilaian. Para penliti menggunakan instrumen-instrumen ini untuk mengukur prestasi,

menilai kemampuan individu, mengamati tingkah laku, mengembangkan profil

psikologis seseorang, atau mewawancarai seseorang. Dalam penelitian kuantitatif,

empat jenis informasi dikumpulkan, seperti diperlihatkan oleh Tabel 6.2. Defenisi dan

contohnya dalam tabel ini diharapkan bisa membantu anda menerapkan pemahaman

anda tentang berbagai bentuk pengukuran kuantitatif.

Pengukuran kinerja

Anda kumpulkan performance measure (pengukuran kinerja) untuk menilai

kemampuan seorang individu dalam mengerjakan tes prestasi, tes minat, tes

kepribadian. Para partisipab mengerjakan tes-tes yang mengukur prestasi mereka

Page 17: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

(seperti Tes kemampuan Dasar dari IOWA, tes intelijen (Wechsler), atau apptitude test

(misalnya Stanford-Binet). Tambahan lagi, anda bisa mengumpulkan data yang

mengukur career interest (minat karir) seseorang atau menilai sifat-sifat

kepribadiannya. Ukuran-ukuran ini semuanya bisa diperoleh melalui instrumen-

instrumen yang dilaporkan di dalam kepustakaan. Melalui laporan-laporan penelitian

terdahulu, para peneliti telah mengembangkan “nrma-norma” untuk tes-tes ini

(melakukan pengujian dengan sejumlah individu, mengambil rata-rata skornhya,

melihat perbedaan-perbedaan dari skor tersebut) sehingga mereka bisa membandingkan

skor-skor individu dengan skor orang-orang lain yang telah mengambil tes yang sama.

Walaupun demikian, salah satu kelemahan dari data-data tes kinerja ini adalah bahwa

ia tidak mengukur sikap-sikap individu, dan data-data kinerja bisa jadi akan menjadi

mahal, memakan wakt lama untuk mengumpulkannya, dan berpotensi bias terhadap

sesuatu kelompok budaya tertentu.

Pengukuran Sikap

Disamping ini, anda bisa mengukur sikap-sikap individu, yang merupakan data-data

kuantitatif yang populer di dalam penelitian survai, korelasional, dan eksperimen. Para

peneliti menggunakan attitudinal measures (pengukuran sikap) apabila mereka ingin

mengukur perasaan terhadap topik-topik kependidikan (seperti menilai sikap-sikap

positif atau negatif terhadap terhadap pilihan sekolah apabila calon-calon siswa diberi

kebbasan ntuk memilih). Untuk mengembangkan ukuran-ukuran terhadap sikap ini,

para peneliti sering merumuskan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri atau mereka

menemukan sebuah instrumen untuk digunakan yang diharapkan akan mengjur sikap.

Apapun pendekatannya, ukuran-ukuran ini perlu dijaga agar tidak mengandung

pertanyaan-pertanyaan yang bias (misalnya tidak seperti “Apakah para siswa harus

membawa senjata ke sekolah?”. Sebaliknya bertanyalah seperti, “Bagaimana perasaan

anda apabila para siswa membawa senjata ke sekolah?” dan mendorong partisipan

untuk menjasab pertanyaan-pertanyaan secara jujur. Salah satu kelemahan dari ukuran-

ukuran terhadap sikap ini adalah bahwa ia tidak memberikan bukti langsung dari peri

laku spesifik (misalnya, apakah para siswa benar-benar membawa senjata ke sekolah).

Mari kita kaji sebuah intrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpukan

informati tentang sukap. Perhatikan beberapa contoh pertanyaan pertama (dari

sebanyak 74 butir pertanyaan dalam instrumen tersebut) tentang “Students’ Adaptation

to College Questionnaire” (Angket tentang Adaptasi Mahasiswa terhadap Kampus)

Page 18: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

yang tersedia secara komersial dari Western Psychological Services (baker & Siryk,

1989) pada Diagram 6.6. Angket tersebut mulai dengan butir-butir pertanyaan

berkenaan dengan informasi pribadi (misalnya tentang jenis kelamin, tanggal lahir,

posisi akadmik saat ini, dan latar belakang etnik dan kemudian butir-butir yang

menanyakan kepada para mahasiswa tentang sikap mereka berkenaan dengan adaptasi

terhadap kampus dengan menggunakan jawaban yang berskala 9 mulai dari “sangat

mengena dengan diri saya” sampai pada “tidak mengena sama sekali dengan diri

saya”. Secara keseluruhan, butir-butir pertanyaan tersebut difokuskan pada kualitas

penyesuaian mahasiswa pada lingkungan kampus (misalnya apakah mahasiswa benar-

benar sesuai, atau puas dengan kehidupan sosial di kampus). Untuk menganalisis butir-

butir pertanyaan ini, si peneliti mengelompokkan butir-butir pertanyaan tersebut atas

empat skala (disebut sub-skala). Penyesuaian secara akademik (24 butir pertanyaan),

penyesuaian secara sosial (20 butir pertanyaan), penyesuaian secara emosional (15 butir

pertanyaan), dan penyesuaian terhadap Goal Committmen-Institutional Arrachment (15

butir pertnyaan). Kemudian si analis menjumlahkan skor terhadap btir-butir pertanyaan

pada masing-maasing skala (lihat bab 7 tentang “penjumlahan skor”) untuk

mengidentifikasi skor masing-masing individu pada setiap skalanya. Dahmus,

Bernardin, dan Bernardin (1992) memberikan tinjauan tentang prosedur dan latar

belakang berkenaan dengan angket ini.

Pengamatan Perilaku

Untuk mengumpulkan data-data tentang perilaku-perilaku khusus, anda bisa melakukan

pengamatan terhadap tingkah laku dan merekam skornya pada lembar cheklist atau

penskoran. Behavioral observasions (pengamatan perilaku) dilakukan dengan jalan

mensleksi instrumen (atau menggunakan protokol perilaku) yang atas dasar itu dilakukan

perekaman sebuah tingkh laku, mengamati para individu atas dasar tingkah laku itu, dan

mengecek nilainya pada sebuah skala yang mencerminkan tingkah laku tersebut (cheklist

tingkah laku). Keuntungan dari bentuk data ini adalah abhwa anda bisa mengidentifikasi

tingkah laku aktual seseorang individu tidak sekedar merekam pandangan atau persepinya.

Walaupun demikian, tingkah laku boleh jadi sukar dinilai, dan mengumpulkan skor untuk itu

merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang memakan waktu. Disamping itu, apabila

lebih dari seorang pengamat mengupulkan data di dalam sebuah penelitian, anda perlu

melatih para pengamat untuk dapat melakukan prosedur yang konsisten dn secara periodik

mengecek apakah para pengamat menerapkan penskoring secara konsisten.

Page 19: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Sebuah contoh dari cheklist perilaku ini adalah “Measurement of Inappropriate and

Disruptive Interactions (MIDI) yang dikembangkan dan digunakkan dalam proyek “Saber-

Tooth Project”, yang mengkaji perbahan-perubahan kurikulum pendidikan jasmani pada

sebuah sekolah menengah dan dua buha sekolah pembanding (Ward, 1999) sebagaimana

terlihat dalam Diagram 6.7. Para peneliti menggunakan checklist ini dalam sebuah penelitian

berkenaan dengan empat buah kelas di mana para guru memberikan unit pembelajaran

tentang lacrosse pada siswa kelas delapan (Ward et al., 1999). Selama pembelajaran unit ini,

para peneliti mengamati para siswa dan memberikan skor terhadap tingkah laku mereka

dengan menggunakan lembaran penilaian MIDI ini pada masing-masinbg kelas seperti

terlihat dalam Diagram 6.7.

Legenda (kterangan) dari lembaran penilaian ini, yang terdapat di bahagian bawah,

menyebutkan kode-kode yang digunakan oleh para pengamat untuk merekam pada masing-

masing sel. Kode-kode ini merupakan huruf pertama dari kata-kata yang digunakan untuk

mendeskripsikan konteks atau fokus dari pelajaran yang di dalamnya tingkah laku tertentu

terjadi (misalnya, permainan, praktek, kognitif, pengejaran, atau manajemen/lain-lainnya).

Para pengamat juga mencatat tingkah-tingkah laku yang tidak tepat selama selama peristiwa

utama yang melibatkan paling banyak siswa selama sesuatu interval (misanya,

berbicara,/ribut, tidak aktf, sedang tidak ada tugas, non-compliance, verbal offense).

Akhirnya, para pengamat mencatat siapa yang terlibat dalam tingkah laku yang disruptive

(seperti di dalam keseluruhan kelas, kelompok kecil, individual) untuk menilai seserius apa

tingkah laku yang salah itu. Angka-angka pada bahagian atas pada masing-masing kolom di

lembar penilaian tersebut melambangkan para siswa (misalnya, 1, 2, 3 dan seterusnya sampai

115. Data-data dikumpulkan pada situs dengan menggunakan lembaran penilaian sebagai

nstrumen, dan tiga orang pengamat pada kelas-kelas itu mencatat hasil pengamatan mereka

(diidentifikasi dari nomer kolom) pada sebuah interval pemgamatan dengan durasi 6 menit).

Para peneliti melatih para engamat ini dalam prosedur penskoring sehingga mereka

masing-masing menskor tingkah itu secara konsisten. Perekaman audiotape akan menuntun

para pengamat kapan mereka menandai pengamatan mereka di dalam lembaran checklist

mereka. Contoh, dalam data-data fiktif seperti terlihat pada Diagram 6.7 untuk iswa 1,

pengamat merekam pada row (garis datar):

Konteks = Game (G)

Inappripriate behavior = Inactive (I)

Extent of behavior = Indvidual/s (kurang drai 3 orang siswa) (I)

Page 20: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Setelah merka skor untuk semua siswa, pengamat menganalisis perbedaan-perbedaan

diantara para siswa dalam hal disruptive behaviors

Informasi Faktual

Data-data numerik kuantitatif juga tersedia pada dokumen-dokumen pendidikan secara

publik. Factual information (informasi faktal) dan dokumen-dokumen pribadi terdiri dari

data-data numerik dan individual yang tersedia pada dokumen-dokumen publik. Contoh dari

jenis data ini mencakup angka-angka rapor, dokumen-dokumen absensi sekolah data-data

demografis siswa, dan informasi sensus. Sepanjang dokumen-dokumen ini tersedia dalam

domain publik, para peneliti bisa mengakses dn menggunakannya. Beberapa dokumen seperti

informasi tentang kesehatan para siswa tak bisa dengan mudah diakses oleh para peneliti

karena undang-undang memproteksi privasi para individu. Para peneliti juga perlu mengkaji

dokumen-dokumen publik secara cermat untuk menenukan apakah dokumen-dokumen

tersebut berisikan data-data akurat. Ketersediaan dokumen-dokumen publik tidak berarti

bahwa para peneliti telah mengumpulkan data-data secara cermat dengan salah satu matanya

diarahkan pada akurasi.

Pengumpulan Data Elektronis Berbasis Web

Dengan penggunaan web site dan internet, pengumpulan data-data elektrnis dalam penelitian

kuantitatif menjadi populer. Dewasa ini, penggunaan web site dan internet dalam

pengumpulan data terdiri dari melaksanakan survai (Solomon, 2001), mengumpulkan data-

data wawancara (Persichitte, Young, & Tharp, 1997), atau menggunakan data-base yang

tersedia untuk dianalisis (misalnya, Texas Lotto, US. Census Bureau, Louis Harris Pool;

Pachnowski, Newman, & Jurczyk, 1997). Penerapannya terhadap survai bisa jadi terdiri dari

melakukan scanning secara optik terhadap instrumen dan kemudian menempatkannya di web

site agar para partisipan mengisinya. Bentuk lainnya adalah computer-assisted self-

interviewing (mewawancarai diri sendiri yang dibantu oleh komputer)(Babbie, 1998). Dalam

pendekatan ini, si partisipan di dalam penelitian ini mencantolkan komputer ke internet,

mengunduh angket dari internet, mengisi angket tersebut, dan mengirimkan kembali angket

yang sudah diisi tersebut kepada si peneliti. Pendekatan-pendekatan lain dengan

menggunakan angket elektronis ini mencakup pengenalan suara dengan menggunakan

telefon keypad, dan angket yang dikerjakan sendiri dengan bantuan komputer (Babbie, 1998).

Pengumpulan data elektronis merupakan sebuah bentuk pengumpulan data yang mudah dan

cepat. Walaupun demikian, pnggunaan internet boleh saja terbatas karena (a) pembatasan-

Page 21: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

pembatasan yang melibatkan listservs dan mendapatkan alamat e-mail, (b) keterbatasan

teknologi itu sendiri, (c) tak adanya daftar populasi, dan (d) keterwakilan data-data sampel

yang masih harus dipertanyakan (Mertler, 2001). Tidak semua partisipanmemiliki akses

terhadap komputer dan merasa nyaman menggunakan internet.

Bagaimana Menentkan Tipe mana yang akan Dipilih

Diperhadapkan pada berbagai pilihan daalam pengumpulan data, yang mana yang akan

digunakan? Untuk memilih sumber-sumber data, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apa yang ingin saya pelajari tentang para partisipan yang tercermin dari

pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis saya? Apabila andan berkeinginan

mempelajari tingkah laku para orang tua secara individual pada pertemuan para siswa

- orang tua, maka anda bisa menggunakan checklist tingkah laku dan merekam hasil

pengamatan anda. Apaibla anda berkeinginan mengukur sikap para guru terhadap isu-

isu berkenaan dengan perserikatan (guru), pertanyaan-pertanyaan di seputar sikap atau

instrumen sikap merupakan keharusan.

Informasi apa yang secara ralistik anda ingin kumpulkan? Beberapa tipe data bleh

jadi tidak bisa dikumpulkan dalam sebuah penelitian karena para individu tidak

bersedia memberikannnya. Contoh, data-data yang persis tentang frekuensi substance

abuse di sekolah-sekolah menengah bisa jadi sukar dikumpulkan; mengidentifikasi

jumlah student suspensions,for substance abuse jauh lebih realistik.

Bagaimana kelebihan-kelebihan sesuatu bentuk pengumpulan data dibandingkan

dengan kelemahan-kelemahannya?. Dalam pembicara kita tentang masing-masing

sumber data, kita telah berbicara tentang situasi yang ideal dalam pengumpulan data.

Dengan memperhatikan kemudahan dan kesukaran dalam pengumpulan data,

terhadap masing-masing tipe perlu dilakukan penilaian.

Apa saran anda terhadap Mara dalam pengumpulan data-data penelitiannya? Asumsikan

bahwa ia sekarang ingin menjawab pertanyaan penelitian kuantitatif yang bersifat umum

“Kenapa para siswa membawa senjata ke sekolah?” dan anak-anak pertanyaan brikut:

a. “Betapa sering para siswa merasa senjata harus dibawa ke sekolah”

b. “Apa-apa saja sikap umum yang dipegang oleh para siswa sekolah menengah

terhadap kepemilikan senjata di sekolah?”

c. “Apakah partisipasi dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

berpengaruh terhadap sikap para siswa berkenaan dengan kepemilikan senjata?”

Page 22: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

d. “Apakah suspension (hukuman dikeluarkannya dari sekolah) karena kepemilikan

senjata meningkat jumlahnya?”

Sebelum melihat pada jawaban yang diberikan, sebutkan tipe informasi yang

beremungkinan harus dikumpulkan oleh Maria untuk menjawab anak-anak

pertanyaan mulai dari (a) sampai (d).

Untuk nejawab ketiga anak-anak pertanyaan ini, Maria pertama-tama perlu

mencri atau mengembangkan sendiri sebuah angket yang akan dikirimkan pada

sampel siswa sekolah menengah di sebuah kawasan. Pengumpulan datanya terutama

akan terdiri dari data-data tentang sikap. Angket ini akan mengukur sikap para siswa

terhadap frekuensi kepemilikan senjata (pertanyaan a); menilai sikap siswa terhadap

kepemilikan senjata (pertanyaan b); dan mengumpulkan data-data faktual tentang

para siswa (pertanyaan c), seperti umur, tingkat pendidikan, ras, jender, partisipasi

dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Untuk menjawa pertanyaan (d), ia akan

menghubungi pejabat-pejabat sekolah pada beberapa sekolah dan bertanya apakah ia

bisa mendapatkan laporan-laporan tentang suspension (hukuman dikeluarkan dari

sekolah) – dokumen sekolah yang berisilkan laporan-laporan kuanttatif. Singkatnya,

ia akan mengumpulkan data-data tentang sikap data=data faktual/

INSTRUMEN APA YANG AKAN ANDA GUNAKAN UNTUK MENGUMULKAN DATA?

Coba bayangkan anda akan mengumpulkan data-data berkaitan dengan kinerja, sikap

atau pengamatan. Bentuk-bntuk pengumpulan data ini akan meliatkan penggunaan

instrumen. Instrumn apa yang akan anda gunakan untuk mengumpulkan data-data

anada? Apakah anda menemukan satu instrumen yang akan digunakan atau apakah

anda harus mengembangkannya sendiri? Apabila anda mencari sebuah instrumen

untuk digunakan, bagaiaman anda mencarinya? Sekali anda menemukan instrumen

tersebut, kriteria apa yang anda gunakan untuk menentukan apakah instrumen itu

bagus?

Mencari atau mengembangkan sebuah Instrumen

Ada tiga pilihan untuk mendapatkan sebuah instrumen yang akan digunakan. Anda

bisa mengembangkannya sendiri, mencari sebuah instrumen dan kemudan

memodifikasinya, atau mencarinya dan menggunakannya langsung secara

Page 23: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

keseluruhan. Dari pilihan-pilihan ini, mencari sebuah intsrumen untuk digunakan

(apakah dengan memodifikasinya atau menggunakannya seperti aslinya) merupakan

cara atau pendekatan yang paling mudah. Akan jauh lebih sulit mengembangkannya

sebuah instrumen ketimbang menemukan satu instrumen kemudian memodifikasinya

untuk penelitian kita. Modifying an instrument (memodifikasi sebuah instrumen)

berarti mencari sebuah instrumen yang sudah ada, minta izin untuk mengubahnya, dan

membuat perubahan di sana sini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kita.

Biasanya, penulis dari instrumen asli akan minta versi yang sudah anda modifikasi

dan hasil dari penelitian anda sebagai imbalan dari penggunaan instrumen itu oleh

anda.

Instrumen yang akan anda gunakan untuk mengukur variabel-variabel

penelitian anda boleh jadi tidak ditemukan dalam literatur ataupun secara komersial.

Apabila ini terjadi, anda harus mengembangkan sendiri instrumen anda, yang

merupakan sebuah proses panjang dan arduous. Pengembangan sebuah instrumen

terdiri dari beberapa langkah, seperti mengidentifikasi tujuan dari instrumen tersebut,

mengkaji kepustakaan yang ada, menuliskan pertanyaan-pertanyaan, menguji coba

pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada individu-individu yang kira-kira sama

karakteristiknya dengan individu-individu yang ingin diteliti. Empat fase

pengembangan, seperti disarankan oleh Benson dan Clark (1983) dan diperlihatkan

dalam Diagram 6.8, mengilustrasikan langkah-langkah perencanaan,

pengkonstruksian, pengevaluasian, dan pengecekan untuk melihat apakah pertanyaan-

pertanyaan tersebut efektif ((memvalidasi instrumen). Dalam proses ini. Langkah

dasarnya terdiri dari kajian kepustakaan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum

kepada kelompok sasaran, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk

mendapatkan setumpuk butir-butir pertanyaan, dan uji coba butir-butir pertanyaan

tersebut. Prosedur-prosedur statistik guna menghitung reliabilitas dan analisis butir

tersedia dalam bentu perangkat lunak (program) komputer dan akan dibicrakan secara

rinci pada bab 7.

Pencarian Instrumen

Apabila anda memtuskan untuk menggunakan instrumen yang sudah ada, penerbit

atau penulis akan minta fee (bayaran) kepada anda untuk penggunaan instrumen

dimaksud. Menemukan sebuah instrumen yang baik yang akan mengukur variabel-

variabel independen, dependen, dan kontrol tidaklah mudah. Nyatanya, anda boleh

Page 24: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

jadi perlu merakit sebuah instrumen baru yang berasal dari bahagian-bahagian dari

instrumen yang sudah ada. Apakah anda ncari sebuah instrumen atau beberapa

instrumen untuk anda gunakan, beberapa strategi mungkin bisa membantu pencarian

anda:

Cari di dalam artikel-artikel jurnal yang dipublikaskan.Sering penulis

artikel-artikel jurnal melaporkan dan memberikan beberapa contoh butir

pertanyaan sehingga anda b isa melihat materi dasar yang dicantumkan di

dalam instrumen tersebut. Teliti referensi-referensi yang dicantumkan dalam

artikel-artikel jurnal yang dipublikasikan yang mengutip instrumen-

instrumen tertentu dan mengontak para penulisnya untuk mendapatkan

inspection copy (contoh). Sebelum anda menggunakan instrumen tersebut,

minta izin dari penulisnya. Dengean keterbatasan halaman di dalam jurnal,

para pengarang mencantumkan hanya beberapa contoh dari butir-butir

instrumennya atau beberapa bahagian dari instrumennya.

Lakukan pencarian dengan menggunakan ERIC data base. Gunakan istilah

instruments dan topik dari penelitian anda untuk mencari sebuah instrumen

dengan menggunakan sistem ERIC. Gunakan proses pencaharan on-line

melalui ERIC data base (lihat bab 4). Gunakan prosedur pencaharan yang

sama untuk mencari abstrak dari artikel-artikel di mana para penulis

menyebutkan instrumen-instrumen yang mereka gunakan dalam artikel

mereka.

Cermati petunjuk-petunjuk berkenaan dengan tes dan instrumen yang

tersedia secara komersial. Cermati the Mental Measurement Yearbook

(MMY; Impara & Plake, 1999) atau Test in Print (TIP; Murphy, Impara, &

Plake, 1999), yang kedua-duanya tersedia melalui Buros Institute of Mental

Measurements (www.unl.edu/buros/). Lebih dari 400 perusahaan komersial

mengembangkan instrumen yang tersedia secara komersial bagi individu dan

lembaga. Diterbitan semenjak tahun 1938, buku-buku pentunjuk ini

berisikan informasi yang lengkap tentang tes dan pengukuran yang tersedia

bagi penggunaan penelitian pendidikan. Anda bisa mencari tinjauan dan

deskripsinya dalam tes-tes yang dipublikasikan secara komersial dalam

bahasa Inggeris dalam MMY, yang tersedia dalam bentuk CD-ROM data

bases di banyak perpustakaan akademik.

Page 25: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Kriteria untuk Memilih Instrumen yang Baik

Sekali anda enemukan sebuah instrumen, beberapa kriteria bisa digunakan untuk

menilai apakah instrumen tersebut merupakan instrumen yang baik untuk anda

gunakan. Tanyakalah kepada diri anda sendiri:

Apakah instrumen terebut baru saja dikembangkan oleh penulisnya, dan bisakah

anda mendapatkan versi yang terbaru? Dengan peatnya perkembangan ilmu dalam

penelitian pendidikan, instrumen-instrumen yang berumur lebih dari 5 tahun boleh

jadi sudah ketinggalan (outdated). Untuk tetap terkini, para penulis biasanya

mengupdate instrumen mereka secara periodik, dan anda perlu menemukan versi

yang paling terkini.

Apakah instrumen tersebut dikutip secara luas oleh penulis-penulis lain?

Penggunaannya oleh pafra peneliti lain akan memberikan indikasi tentang

endorsement-nya oleh orang-orang lain. Penggunaannya oleh para peneliti lain

akan memberikan bukti tentang apakah pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen

tersebut memberikan ukuran-ukuran yang baik dan konsisten.

Apakah terdapat tinjauan terhadap instrumen tersebut? Cari tinjauan tentang

instrumen yang sudah dipublikasikan di dalam MMY atau di dalam jurnal seperti

Measurement and Evaluation in Counseling and Development. Apabila tinjauan

tersebut ada, ini berarti bahwa penelii-peneliti lain telah memperlakukan instrumen

tersebut secara serius dan berupaya mendokumentasikan manfaatnya.

Aakah terdapat informasi tentang reliabilitas dan validitas dari skor di masa lalu

tentang instrumen dmaksud?

Apakah prosedur merekam data-data sesuai dengan

pertanyaan-pertanyaan/hipotesis di dalam penelitian anda?

Apakah instrumen tersebut berisikan skala-skala pengukuran yang terterima?

Karena pentingnya tiga kriteria terakhir ---reliabilitas dan validitas, perekaman

informasi, dan skala pengukuran --- pembicaraan akan diarahkan pada penelusuran

tentang hal ini secara lebih mendalam.

Apakah skor pada penggunaan instrumen sebelumnya reliabel dan valid ?

Anda tentu mau memilih instrumen yang melaporkn skor-skor individu yang

reliabel dan valid. Reliability (reliabilitas) bermakna skor-skor dari sebuah instrumen

stabil dan konsisten adanya. Skor-skor tersebut hampir-hampir sama ketika para

peneliti menggunakan instrumen itu berkali-kali pada waktu yang berbeda. Juga, skor-

Page 26: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

skor tersebut harus juga konsisten. Apabila seseorang menjawab pertanyaan-pertanyaan

tertentu dengan sesuatu cara tertentu, orang yang sama seharusnya akan menjawab

dengan cara yang hampir sama pula pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait. Walaupun

demikian, validity (vaiditas) bermakna bahwa skor-skor individu dari sebuah instrumen

masuk akal, memiliki arti/makna, dan memungkinkan anda, sebagai seorang peneliti,

untuk mengambil suatu kesimpulan (generalisasi) yang baik dari sampel yang anda

langsung teliti terhadap populasi. Defenisi ini konsisten dengan Standards for

Educational and Psychological Testing yang dirumuskan bersama-sama oleh AERA,

APA, dan the National Council on Measurement in Education (1999).

Reliabilitas dan validitas terpadu satu sama lain dengan cara-cara kompleks.

Kedua istilah ini kadang-kadang tumpang tindih dan pada waktu yang lain keduanya

mutually exclusive (tidak bisa dipersamakan). Validitas bisa dipandang sebagai istilah

yang lebih luas dan lebih mencakup apabila anda ingin menilai pilihan terhadap sebuah

instrumen. Reliabilitas biasanya lebih mudah difahami karena ia merupakan ukuran

dari konsistensi. Untuk bisa memahami kedua konsep ini secara utuh, perlu hubungan

keduanya dipisah. Apabila skor-skor tidak reliabel, skor-skor itupun tidak valid; skor-

skor perlu stabil dan konsisten terlebih dahulu sebelum skor-skor tersebut memiliki

makna. Tambahan lagi, makin reliable satu set skor dari sebuah instrumen, akan makin

validlah skor itu jadinya (walaupun demikian, skor-skor itu bisa saja tidak mengukur

konstruk tertentu dan boleh jadi tetap tidak vaid). Situasi yang ideal adalah apabila

skor-skor itu tudak hanya reiabel tapi juga vaild. Dari kedua konsep tersebut, reiabilitas

dan validitas, reliabilitas lebih mudah difahami dan akan kita mulai dengan

mengidentifikasi bentuk pengujian stabilitas dan konsistensi. Sebagai tambahan, makin

reliabel skor-skor dari sebuah instrumen, akan makin valid skor-skor tersebut. Sor-skor

pelu stabl dan konsisten sebelum skor-skor itu memiliki makna. Dengan cara begini,

validitas merupakan istilah yang lebih luas dan lebih mencakup apabila anda menilai

pilihan terhadap sebuah instrumen.

Reliabilitas. Tujuan dari penelitian yang baik adalah untuk mendapatkan pengukuran

atau observasi yang reliabel. Beberapa faktor bisa menghasilkan data-data yang tidak

reliabel, termasuk apabila:

Pertanyaan-pertanyaan atau instrumen-instrumennya bermakna ganda atau tidak jelas

Prosedur pelaksanaan tes bervariasi dan tidak baku

Page 27: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Para partisipan lelah, gugup, salah faham terhadap pertanyaan-pertanyaan, atau menerka-nerka ketika menjawab pertanyaan(Rudner, 1993)

Para peneliti bisa menggunakan salah satu atau lebih prosedur dari lima prosedur yang

ada dalam menentukan reliabilitas sebuah instrumen, seperti diperlihatkan oleh Tabel

6.3. Anda bisa membedakan prosedur-prosedur ini dari jumlah instrumen itu

digunakan, jumlah versi dari instrumen yang digunakan oleh para peneliti, dan jumlah

individu yang melakukan penilaian terhadap informasi.

Prosedur test-retest reliability mengkaji sejauh mana skor dari satu sampel stabil

atas dasar perbedaan waktu antara satu pelaksanaan ke pelaksanaan tes yang lain.

Untuk menentukan bentuk reliabilitas seperti ini, si peneliti melaksanakan tes pada dua

waktu yang berbeda kepada para partisipan yang sama dengan interval waktu yang

memadai. Apabila skor-skornya reliable, maka skor-skor tersebut berhubungan (atau

berkorelasi) secara positif dengan tingkat yang lumayan tinggi, misalnya 0.6 (lihat tes

statistik korelasi pada bab 7, “Memilih Program Statistik”). Pendekatan ini memiliki

kelebihan yakni ia mengharuskan adanya instrumen yang sama (satu); walaupun

demikian, skor-skor individu pada pelaksanaan tes pertama bisa jadi berpengaruh

terhadap skor-skor yang diperoleh pada pelaksanaan tes yang kedua. Perhatikan contoh

berikut:

Seorang peneliti mengukur sebuah karakteristik yang stabil, misalnya kreativitas, untuk murid kelas enam SD pada awal tahun pelajaran. Diukur kembali pada akhir tahun, si peneliti mengasumsikan bahwa skor-skor akan stabil selama siswa duduk di kelas enam. Apabila skor-skor pada awal dan pada ahir tahun berhubungan, ada bukti bagi test-retest reliability.

Pendekatan yang lain adalah alternative forms reliability. Ini mencakup

penggunaan dua buah instrumen, dua-duanya mengukur variabel yang sama dan

mengaitkan (mengkorelasikan) skor-skor untuk satu kelompok individu yang sama

sebagai hasil dari kedua buah instrumen. Dalam praktek, kedua instrumen itu hars

sama, misalnya isinya sama, tingkat kesukaran sama, dan tipe skalanya sama. Dengan

demikian, butir-butr pada kedua instrumen itu mewakili populasi butir yang sama.

Kelebihannya, pendekatan ini memungkinkan kita melihat apakah skor-skor yang

diperoleh dari satu instrumen ekivalen dengan skor-skor yang diperoleh dari instrumen

yang lain, karena kedua instrumen itu dirancang untuk mengukur variabel yang sama.

Tentu saja kesukarannya terletak pada apakah kedua instrumen itu benar-benar sama.

Page 28: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Apabila kita asumsikan “ya”, para peneliti mengaitkan atau mengkorelasikan butir-butir

dari satu instrumen dengan instrumen yang ekivalen tersebut. Cermati contoh beriut:

Sebuah instrumen dengan butir-butir perbendaharaan kata-kata sebanyak 45 buah menghasilkan skor-skor untuk siswa kelas satu SD. Peneliti membandingkan skor-skor ini dengan skor-skor dari instrumen yang lain yang juga mengukur satu set butir perbendaharaan kata-kata yang sama yang juga berjumlah 45 buah. Kedua buah instrumen berisikan butir-butir yang tingkat kesulitannya kira-kira sama. Apabila si peneliti menemukan bahwa butir-butir tersebut berhubungan atau berkorelasi secara positif, kita percaya bahwa skor-skor dari instrumen pertama memiliki akurasi atau reiabilitas.

Bentuk alternatif dan test-retest reliablity merupakan sebuah variasi dari dua jenis

reliabilitas yang dibicarakan sebelumnya. Dalam pendekatan ini, si peneliti melakukan

pengujian dua kali dan menggunakan sebuah bentuk alternatif dari tes yan berbeda

antara pelaksanaan tes pertama dan pelaksanaan tes kedua. Tipe relaibilitas ini memiliki

kelebihan tidak hanya meguji stabilitas skor antar waktu tapi juga memiliki ekivalensi

butir-butir dari populasi butir yang potensial. Pendekatan ini juga memiliki semua

kelemahan yang dimiliki oleh relaibilitas tipe test-retest dan reiabilitas tipe alternate

forms. Skor-skor bisa saja memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam hal isi (materi)

atau dalam tingkat kesulitas atau dalam perubahan antara waktu. Perhatikan contoh

berikut:

Si peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan tes perbendaharaan kata-kata yang berjumlah 45 butir kepda siswa kelas satu SD dua kali pada waktu yang berbeda, dan tes yang digunakan itu merupakan tes yang ekivalen dalam hal isi dan tingkat kesulitan. Si peneliti mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh dari kedua pengujian tersebut dan menemukan bahwa skor-skor tersebut berkorelasi secara psoitif dan tinggi. Skor-skor yang diperoleh pada pengujian pertama (dengan menggunakan instrumen pertama) dikatakan reliabel

Interrater reliability (reliabilitas antar penilai) adalah sebuah prosedur yang

digunakan ketika melakukan observasi terhadap tingkah laku. Ini mencakup observasi

yang dilakukan oleh dua atau lebih individu terhadap tingkah laku seseorang atau

beberapa orang individu. Si pengamat merekam hasil pengamatan mereka tehadap

tingkah laku tersebut dan kemudian membandingkan apakah skor-skor yang diperoleh

sama atau berbeda. Karena metoda ini memperoleh skor pengamatan dari dua atau lebih

individu, ia memiliki kelebihan berupa meniadakan bias yang berkemungkinan dibawa

seseorang individu kedalam proses penskoring. Iapun memiliki kelemahan berupa

keharusan bagi si peneliti untuk melatih pengamat (rater) dan mengharuskan si

pengamat menegosiasikan hasil pengamatannya dan mengkompromiskan perbedaan-

perbedaan yang terdapat dalam hasil pengamatan mereka, sesuatu yang

berkemungkinan tidak mudah dilakukan. Berikut adalah contohnya:

Page 29: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap anak -anak pra-sekolah yang sedang bermain pada suatu taman (pusat) kegiatan anak-anak. Mereka mengamati spatial skills dari anak-anak tersebut dan merekam hasil pengamatan mereka pada sebuah checklist berkali-kali ketika masing-masing anak membangun sesuatu di pusat kegiatan dimaksud. Setelah pengamatan itu, para pengamat membandingkan checklist mereka untuk menentukan tingkat kesamaan skor-skor yang mereka peroleh selama pengamatan tersebut. Dengan asumsi bahwa skor-skor mereka itu mirip, mereka kemudian mengambil rata-rata skor dan menyimpulkan bahwa penilaian mereka memperlihatkan interrater reliability (reliabilitas antar penilai).

Skor-skor dari sebuah instrumen dikatakan reliabel dan akurat apabila skor-skor

secara individual memiliki internal konsistensi (internally consistent) antar butir di

dalam instrumen tersebut. Apabila seseorang menjawab butir-butir dalam sesuatu

instrumen pda awal instrumen itu dengan cara tertentu (misalnya berpandangan positif

terhadap efek negatif dari tembakau), ia harus menjawab butir-butir pertanyaan dalam

instrumen itu selanjutnya dengan cara yang sama (berpandangan positif terhadap efek-

efek tembakau terhadap kesehatan).

Konsistensi dari jawaban dapat diuji dengan beberapa cara. Salah satu cara adalah

membelah dua tes tersebut dan mengaitkan atau mengkrelasikan butir-butir tes tersebut.

Tes ini disebut Kuder-Richardson split half test (KR-20, KR-21) and digunakan

apabila (a) butir-butir dalam instrumen itu diberi skor atas dasar jawaban “benar-salah”

sebagai skor kategorikal, (b) jawaban tidak terpengaruh oleh kecepatan, dan (c) butir-

butir mengukur faktor yang sama. Karena tes “belah-dua” mengandalkan informasi dari

hanya sebelah saja dari instrumen, sebuah modifikasi dari prosedur ini adalah

menggunakan Spearman-Brown formula, yang menaksir reliabilitas tes secara utuh

dengan menggunakan semua pertanyaan yang ada di dalam instrumen. Ini penting

karena reliabilitas sebuah instrumen akan meningkat ketika si peneliti menambah lebih

banyak butir ke dalam instrumen. Akhirnya, coefficient alpha digunakan untuk

menguji internal konsistensi (Cronbach, 1984). Apabila butir-butir tes diberi skor

sebagai variabel kontinum (misalnya sangat setuju sampai pada sangat tidak setuju),

koefisien alpha-nya akan merupakan koeffisien taksiran terhadap konsistensi skor-skor

yang ada di dalam instrumen. Perhitungan terhadap Kuder-Richardson split half, rumus

Spearman-Brown, dan coefficient alpha tersedia di dalam Thorndike (1997b).

Validitas. Disamping reliabilitas, anda sebaiknya mencermati juga apakah instrumen

yang anda pilih untuk digunakan melaporkan skor-skor yang valid. Apakah para

Page 30: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

penulisnya melaporkan penilaian terhadap validitas instrumen? Sebuah penelitian boleh

memiliki skor-skor yang tidak valid karena:

Penelitan yang rancangnya jelek

Partisipan mengalami kelelahan, stres, dan salah faham terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang ada di dalam instrumen

Ketidakmampuan membuat prediksi yang bermanfaat dari skor-skor yang

diperoleh

Pertanyaan-pertanyaan ataupun pengukuran variabel-variabel yang dirancang

kurang baik

Informasi yang kurang manfaat dan aplikasinya

Para peneliti boleh jadi juga mlaporkan bentuk validitas yang berbeda, seperti

diperlihatkan oleh Taaabel 6.4. Perspekstif tradisional tentang validitas biasanya terkait

dengan tiga bentuk: isi, criterion-reference 9kriteria), dan validitas konstruk. Terakhir,

para ahli dalam hal pengukuran telah mulai melihat validitas sebuah konsep tunggal

(unitary concept) (Thorndike, 1997b) dan mempertahankan bahwa skor-skor dikatakan

valid apabila sor-skor itu memiliki manfaat dan membawa konsekuensi-konsekuansi

sosial yang positif (Hubley & Zumbro, 1996; Messick, 1980). Pembicaraan berikut akan

berkaitan dengan konsepsi yang tradisional dan yang terkini tentang validitas.

Content validity (validitas isi) adalah sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang

ada di dalam instrumen dan skor-skor yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan

tersebut merupakan representasi dari semua pertanyaan yang mungkin diajukan oleh si

peneliti berkenaan dengan isi atau ketrampilan. Para peneliti mengevaluasi validitas isi

dengan jalan meneliti rancangan dan prosedur yang digunakan untuk mengembangkan

instrumen. Mereka mencermati informasi tentang tujuan dibuatnya instrumen, lingkup

isi (materi), dan tingkat kesulitan pertanyaan-pertanyaan. Biasanya para peneliti

membawa hal ini pada sebuah panel para ahli dan minta mereka mengidentifikasi

apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut valid adanya. Bentuk validitas ini bermanfaat

apabila kemungkinan-kemungkinan pertanyaan (misalnya tes-tes prestasi dalam

pendidikan sain) dikenal secara baik dan mudah diidentifikasi. Ia akan kurang

bermanfaat dalam menilai kepribadian dan sikap (misalnya the Standard-binet IQ test),

apabila pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bisa diajukan kurang jelas atau pasti.

Ketimbang mencermati pertanyaan-pertanyan khusus yang ada di dalam sebuah

instrumen, bentuk lain dari validitas adalah untuk melihat apakah skor-skor bisa

memprediksi sesuatu yang diharapkan akan bisa diprediksinya. Criterion-related

Page 31: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

validity menentukan apakah skor-skor yang ada di dalam sebuah instrumen merupakan

sebuah prediktor yang baik terhadap sesuatu hal (kriteria) yang diharapkan bisa

diprediksinya. Ada dua tipe criterion-related validity, prediktif dan konkuren

(Thorndike, 2005). Validitas prediktif menggunakan skor tes yang ada di dalam

instrumen untuk memprediksi sesuatu outcome. Tes tersebut diimplimentasikansebelum

informasi tentang kriteria dikumpulkan. Sebuah contoh dari pengukuran validitas

prediktif adalah Graduate Reconrd Examination (GRE). Skor-skor dari penilaian ini

seharusnya memprediksi kriteria – yakni kinerja di program pasca sarjana. Sebuah

contoh yang lain, penilaian portofolio dan ujian konvesional (dengan pensil dan kertas)

kedua-duanya seharusnya bisa memprediksi kemampuan mahasiswa memahami isi dari

mata kuliah Metoda Pengajaran Bahasa Inggeris (outcome). Dalam kedua kasus ini, si

peneliti akan mengaitkan skor-skor yang ada di dalam instrumen pada sesuatu

penelitian dengan outcome (kriteria) untuk menentukan apakah keduanya berhubungan.

Korelasi yang tinggi sebesar 0.6 atau lebih tinggi mengindikasikan adanya hubungan

positif. Bentuk validitas ini secara khusus bermanfaat untuk memprediksi outcome,

akan tetapi ia mengharuskan si peneliti mengidentifikasi secara jelas apa outcome-nya

yang tepat.

Validitas konkuren sama dengan validitas prediktif, di mana test and criterion

measure (skor tes dan skor kriteria) dikumpulkan pada waktu yang sama (Mertens,

2005); tidak sebaliknya, yakni skor kriterianya (atau outcome) dikumpulkan setelah

beberapa waktu kemudian. Para peneliti yang mengukur tipe validitas sejenis ini

berkeinginan menilai informasi terkini (berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan,

minat, atau karakteristik kepribadian). Validitas konkuren dapat digunakan untuk

menilai apakah shortened instrument (instrumen yang disingkatkan) atau instrumen

baru vaid adanya. Untuk mengurangi biaya atau menyederhanakan prosedur pengujian,

para peneliti boleh jadi menguji validitas konkuren dari tes yang disingkatkan dengan

validitas dari instrumen yang lebih panjang dalam rangka mengukur konstruk yang

sama. Para peneliti bisa menghitung validitas konkuren dari dua set skor dengan jalan

mengkorelasikan keduanya: korelasi yang tinggi mengindikasikan tingginya validtas

konkuren. Tambahan lagi, para peneliti juga bisa menguji validitas konkuren dari

sebuah instrumen baru dengan jalan mengkrelasikan skor-skor dari instrumen tersebut

dengan skor-skor dari instrumen yang sudah ada.

Bentuk validitas ketiga, validitas konstruk, adalah yang paling rumit karena ia

dinilai dengan meggunakan statistik dan prosedur-prosedur praktis. Construct validity

Page 32: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

(validitas konstruk) dibangun dengan jalan menentukan apakah skor-skor dari sebuah

instrumen signifikan, bermakna, bermafaat, dan memiliki tujuan. Singkatnya, apakah

skor-skor itu merupakan pengukuran yang bagus, dan bisakah skor-skor tersebut

digunakan untuk memahami sebuah sampel dari sebuah populasi? Untuk bisa

menjawab pertanyaan ini, anda perlu melakukan penilaian terhadap skor-skor secara

statstik dan juga secara praktis. Melalui prosedur-orosedur statistik anda bisa:

Melihat apakah skor-skor dari butir-butir itu berhubungan seperti diharapkan

(misalnya meneliti hubungan antara sebuah pertanyaan yang ada dalam

“instrumen tentang depresi yang dialami oleh siswa” untuk mengetahui apakah ia

berhubungan dengan skala pengukuran depresi secara menyeluruh)

Menguji sebuah teori dan melihat apakah skor-skor, sebagaimana diharapkan,

mendukung teori tersebut (misalnya, mengetes sebuah teori tentang depresi dan

melihat apakah bukti-bukti atau data-data mendukung hubungan ini dalam teori

tersebut)

Mengkorelasikan skor-skor secara statistik dengan variabel-variabel atau skala-

skala lain yang sama (disebut convergent validity) atau berbeda (disebut

discriminant validity); Messick, 1980; misalnya melihat apakah skor-skor yang

diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan untuk instrumen tentang depresi yang

dialami oelh siswa berhubungan secara positif dengan butir-butir dari instrumen

lain tentang depresi yang dialami oleh siswa atau memiliki hubungan yang sidekit

sekali dengan butr-butir dari intrumen yang mengukur anxiety 9rasa cemas).

Anda juga bisa menggunakan prosedur-prosedur praktis untuk menilai interpretasi

(memberi makna kepada skor-skor tes) dan penggunaannya (penerapan skor

tes;Hubley & Zumbro, 1996), seperti:

Menguji konsekuensi-konsekuensi dari pemberian interpretasi terhadap skor tes

dalam hal nilai (misalnya ketika skor siswa mengindikasikan “depresi tinggi”

apakah ini berarti bahwa depresi adalah normal, abnorma, positif, negatif atau

realistik?)

Menguji relevansi dan penggunaan skor-skor tes (misalnya, apakah skor siswa

tentang “depresi” bermanfaat untuk tujuan-tujuan penseleksian? Apakah skor

tersebutlebih bermanfaat bagi siswa yang beresiko melebihi ketimbang bagi

para siswa yang prestasinya normal-normal saja?)

Menguji konsekuensi-konsekuensi penggunaan skor tes (misalnya, apakah skor-

skor bermanfaat bagi pembuatan kebijakan oleh pihak sekolah?oleh para guru?)

Page 33: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Setelah melakukan tinjauan terhadap bentuk-bentuk reliabilitas dan validitas, kita

selanjutnya bisa melihat ke belakang dan mengkaji pertanyaan-pertanyaan apa yang

harus diajukan ketika memilih atau mengevaluasi sebuah instrumen. Beberapa

pertanyaan, seperti diperlihatkan oleh Diagram 6.9, akan membantu proses ini.

Untuk mempraktekkan penerapan pertanyaan-pertanyaan ini, perhatikan pilihan

sebuah instrumen yang dilakukan oleh Maria. Dia menemukan sebuah instrumen

berjudul “Attitudes Toward Possession of Weapon in Schools” (Sikap Terhadap

Kepemilikan Senjata di Sekolah). Si penulis melaporkan instrumen ini dalam sebuah

artikel jurnal. Apa kira-kira dua bentuk reliabilitas dan dua bentuk validitas yang dia

mungkin cari di dalam penjelasan si penulis tentang instrumen tersebut. Tuliskan

bentuk-bentu reliabilitas dan validitas tersebut!

Apakah Prosedur Perekaman Data Instrumen itu Cocok dengan Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian?

Kembali pada pertanyaan kita tentang kriteria menilai sebuah instrumen yang bagus,

kriteria lain adalah apakah instrumen-instrumen tersebut berisikan prosedur perekaman

yang cocok dengan data yang anda perlukan untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis

penelitian. Siapa yang merekam data pada instrumen atau checklist tersebut? Data bisa

jadi berbentuk self-reported, yakni para partisipan memberikan informasi, seperti pada

tes-tes prestasi atau angket-angket sikap. Pilihan lain, si peneliti boleh jadi juga

merekam data-data dalam formulir-formulir melalui observasi, wawancara, atau

pengumpulan dokumen. Minta para partisipann memberikan data-data menjadi lebih

menghemat waktu bagi si peneliti. Walaupun demikian, ketika si peneliti merekam

sendiri data-data, ia menjadi terbiasa dengan bagaimana para partisipan memberikan

respon dan dengan demikian bisa mengontrol jalannya pengumpulan data demi

mendapatkan data yang berkualitas tinggi.

Apakah Skala Pengukuran yang Digunakan Tepat?

Kriteria yang lain adalah instrumen itu harus berisikan pilihan-pilihan (opsi) jawaban

yang bagus terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada bab 5, kita telah

mengemukakan gagasan bahwa variabel bisa diukur dalam bentuk kategori-kategri atau

dalam bentuk skor-skor kontinu. Nah dari sini kita bisa menilai instrumen-instrumen

yang akan kita pakai dalam sebuah penelitian dalam hal ketepatan skala pengukuran.

Contoh, untuk sebuah penelitian tentang sikap mahasiswa terhaap penggunaan wireless

Page 34: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

laptop di ruang perkuliahan, seorang peneliti boleh jadi mengajukan pertanyaan

“Sejauh mana wireless laptop membantu anda belajar di dalam ruang perkuliahan?” Si

mahasiswa menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan skala kategori seperti

berikut:

____ Sangat membantu

____ Agak membantu

____ Kurang membantu

Cara gampang berpikir dalam skala pengukuran ini adalah ingat saja ada dua tipe dasar:

skala kategorikal dan skala kontinu. Skala kategorikal memiliki dua tipe, yakni skala

nominal dan skala ordinal. Skala kontinu (sering disebut scale scores dalam program-

program analisis data komputer) juga memiliki dua tipe: skala interval/kuasi interval

dan skala rasio. Tipe-tipe skala ini diperlihatkan dalam Tabel 6.5.

Scales of measurement (skala pengukuran) adalah pilihan-pilihan (opsi) jawaban

terhadap pertanyaan yang mengukur (atau mengamati) variabel dalam unit-unit

berbentuk kategori atau kontinu. Penting bagi kita mmahami skala pengukuran untuk

menilai kualitas dari sebuah instrumen dan menentukan statistik yang digunakan untuk

menganalisis data.

Skala Nominal. Para peneliti menggunakan nominal scales (skala nominal) (atau

kategorikal) untuk memberikan pilihan repson di mana para partisipan mengecek satu

atau lebih kategori yang mendeskripsikan karakteristik, atribut atau karakteristik

mereka sendiri. Skala-skala ini tidak memiliki urutan. Sebuah contoh dari skala

nominal adalah jender, yang dipilah menjadi dua kategori: pria dan wanita (salah satu

dari keduanya bisa menjadi pilihan urutan pertama). Bentuk lain dari skala nominal

adalah respon berupa checklis “ya” atau tidak” . Skala semantic differntial (perbedaan

makna semantik), yang sering digunakan dalam penelitian psikologi, merupakan tipe

lain skala nominal.Skala ini terdiri dari bipolar adjectives (kata sifat yang bermakna

dua kutub) yang digunakan oleh para parisipan untuk menandai posisinya. Contoh,

dalam penelitian psikologi tentang anak-anak remaja bertalenta, para peneliti

berkeinginan mengetahui respon-respon emosisional para remaja terhadap kegiatan

merka sehari-hari (Csikszentmihalyi, Rathunde, Whalen. & Wong, 1993). Para peneliti

menggunakan skala semantic differential untuk merekam suasana hati mereka dengan

menggunakan kata-kata sifat pada penggalan waktu tertentu dalam keseharian mereka.

Para peneliti ini menggunakan beeping device (halaman 52) dan para partisi[an diminta

Page 35: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

mendeskripsikan suasana hati mereka ketika alat tadi berbunyi, dengan menggunakan

skala seperti berikut:

Amat agak sedikit salah satu sedikit agak

Alert 0 0 0 0 drowsy

Walaupun para peneliti menjumlahkan skor-skor untuk masing-masing remaja itu

tehadap beberapa pertanyaan seperti ini, skala respon untuk masing-masing pertanyaan

adalah nominal atau kategorikal.

Skala Ordinal. Para peneliti menggunakan skala ordinal (atau skala berurytan atau

skala kategrikal) untuk memberikan piliha-pilihan respon apakah para partisipan diberi

urutan mulai dari yang paling baik atau paling pinting sampai pada yang paling jelek

atau paling tidak penting dalam hal sifat, atribut, atau karakteristik. Skala-kala ini

secara intrinsik memiliki urutan. Contoh, seorang peneliti boleh jadi merekan kinerja

seseorang individu dalam sebuah pertandingan lari dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Banyak di antara skor-skor sikap berimplikasi skala ordinal karena pertanyaan-

pertanyaan tentang sikap minta agar para partisipan membuat urutan tentang

pentingnya sesuatu atau sejauh mana sesuatu itu penting (mulai dari “sangat penting”

sampai pada “tidak penting sama sekali”). Seperti diperlihatkan oleh contoh ini,

informasi tersebut bersifat kategorikal tapi dalam bentuk urutan.

Skala rasio/interval. Skala lain yang populer di kalangan para peneliti adalah skaa

interval atau rating scale. Interval scales (skala interval atau rating scale atau skala

kontinu) memberikan pilihan jawaban yang bersifat kontinu terhadap pertanyaan-

pertanyaan dengan sumsi bahwa jarak antara pilihan-pilihan itu sesamanya sama. Skala

ini boleh jadi memiliki pilihan jawaban sebanyak tiga, empat atau lebih. Skala Likert

yang populer (“sangat setuju” sampai pada “sangat tdak setuju”) memberikan ilustrasi

bagi sebuah skala yang secara teoritis memiliki pilihan-plilihan jawaban berinterval

sama. Walaupun sebuah skala ordinal seperti “sangat pening” ke “sangat tidak penting”

kelihatannya seperti skala interval, tidak ada jaminan bahwa intervalnya sama, seperti

skala Likert yang sudah mendapat pengujian yang baik. Tes prestasi seperti the Iowa

Test of Basic Skills diasumsikan berskala interval karena para peneliti telah

membukikan bahwa pilihan-pilihan jawabannya ternyata memiliki jarak yang sama satu

sama lainnya.

Page 36: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Skala Liker yang sudah populer ini (dari sangat setuju ke sangat tidak setuju)

memperlihatkan sebuah skala yang secara teoritis memiliki interval yang sama antara

masing-masing pilihan jawaban. Ssudah merupakan hal yang lumrah untuk

memperlakukan skala ini sebagai rating scale (skala penlaian) dan mengasumikan

bahwa terdapat interval yang sama antara masing-masing kategori jawaban (Blaikie,

2003). Walaupun demikian, tidak ada jaminan bahwa antara masing-masing kategori

jawaban itu memiliki interval yang sama. Dengan demikian, sering skala Likert ini

(skala dari sangat setuju ke sangat tidak setuju) diperlakukan sebagai data-data ordinal

dan data-data interval dalam penelitian pendidikan (untuk itu digunakan istilah quasi

interval dalam Tabel 6.5). Bagaimana para peneliti mempertimbangkan skala ini (atau

skala yang mirip dengan ini, seperti skala dari “sangat penting” ke “sangat tidak

penting”, merupakan hal yang sangat krusial dalam rangka menenutkan memilih

statist8k yang akan digunakan unuk menganalisis data-data. Data-data ordinal

mempersyaratkan uji statistik non parametrik sedangkan data-data interval

mempersyaratkan uji statistik parametrik (lihat bab 7,”Pelaksanaan Analisis

inferensial”). Beberapa peneliti menekankan pada pentingnya melihat skala Likert

sebagai data-data ordinal (Jamieson, 2004). Para peneliti yang lain menyatakan bahwa

errors (kesalahan) memperlakukan hasil-hasil skala Likert sebagai data-data interval

minimal adanya (Jaccard & Wan, 1996). Untuk memperlakukan skala Likert sebagai

skala interval, para peneliti harus mengembangkan kategori-kategori jamak (pilihan-

pilihan jamak) dalam skala mereka, menetukan apakah data-data mereka terdistribusi

secara normal, dan apakah jarak antara masing-masing nilai sama. Apabila ini tidak

bisa dilakukan, maka anda harus memperlakukan skala Likert dan skala-skala lain

seperti “sejauh mana pentingnya sesuatu” atau “sejauh mana adanya kesesuaian”

sebagai skala ordinal dalam rangka analisis data.

Akhirna, ratio scale (skala rasio) adalah suatu jawaban di mana para partisipan

mengecek pilihan jawaban dengan nilai true zero (nilai nol) dan jarak yang sama di

anara unit-unit yang ada. Walaupun para peneliti dalam bidang pendidikan jarang

menggunakan tipe skala seperti ini, salah satu contih umpamanya dalah tinggi badan

(misalnya 1,60 meter atau 1,65 meter) dan tingkat pendapatan (mulai nol rupiah sampai

pada 50 juta).

Skala Kombinasi. Dalam penlitian pendidikan, para peneliti kuantitatif sering

menggunakan kombinasi skala kategorikal dan skala kontinu. Di antara kombinasi-

Page 37: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

kombinasi ini, skala interval memberikan pilihan yang paling bervariansi dan

menjadikannya analisis statistik yang paling mantap. Aturan mainnya secara mendasar

adalah bahwa anda tidak mengetahui sebelumnya analisis statistik apa yang akan anda

gunakan, ciptakan skala interval atau skala kontinu. Skala-skala kontinu bisa diubah

menjadi skala nominal (Tuckmn, 1999), akan tetpai tidak sebaliknya.

Catatan tentang “Menemukan dan Memilih sebuah Instrumen”

Sering saya menjumpai para peneliti pemula mengembangkan instrumen mereka

sendiri ketimbang berupaya mencari instrmen yang sudah ada yang kira-kira cocok

dengan penelitian mereka. Tanpa diragukan, mengembangkan sendiri instrumen anda

sendiri memerlukan pengetahuan tentang bagaimana membangun butir pertanyaan,

pengembangan skala, format, dan panjangnya instrumen. Walaupun di beberapa

kampus ada mata kuliah yang memberikan infromasi tentang ini, kebanyakan

mahasiswa mengembangkan instrumen dengan masukan yang minim dari para

pembimbing atau konsultan mereka tentang bagaimana merancang sebuah instrumen.

Ketimbang mengembangkan instrumen anda sendiri, saya menyarankan anda

untuk mencari atau memodifikasi sebuah instrumen yang sudah ada. Sebuah contoh

bisa mengilustrasikan bagaimana anda bisa menemukan instrumen ini. Dalam diagram

6.6, saya perlihatkan pada anda sebuah instrumen yang saya temukan berkenaan dengan

sikap mahasiswa tentang bagaimana mengadaptasi diri mereka terhadap kampus.

Bagaimanakah saya menemukan instrumen ini?

Saya tahu bahwa saya ingin mengukur variabel “penyelesaian diri mahasiswa

terhadap kampus” karena saya sudah merumuskan pertanyaan umum penelitian

kuantitatif : “faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap bagaimana mahasiswa-

mahasiswa baru menyesuaikan diri terhadap kehidupan kampus?” Saya mulai dengan

mencari database ERIC tentang instrumen dengan menggunakan deksriptor “students

(mahasiswa)” dan “college (perguruan tinggi)” dan “adjusment (penyesuaian diri)”

dalam kata kunci pencaharian saya secara online. Walaupun saya menemukan beberapa

artikel jurnal yang bagus tentang topik di atas, tak satupun yang merupakan instrumen

yang berguna bagi saya. Dengan melihat referensi di dalam artikel-artikel ini tetap tidak

ditemukan adanya instrumen yang cocok.

Saya pindah ke dua buah buku dalam perpustakaan akademik yang memiliki

indeks tentang instrumen yang tersedia, buku-buku Institute of Mental Measurement,

Tests in Print dan Mental Measurement Yearbook. Anda mungkin ingat pada bab

Page 38: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

terdahulu bahwa penerbitan TIP dan MMY itu berisikan informasi tentang test-test dan

instrumen yang tersedia secara komersil, termasuk instrumen-instrumen tentang sikap.

Walaupun perpustakaan kita memiliki beberapa buah TIP dan MMY, saya bisa

menggunakan versi CD-Roomnya dari buku-buku ini yang tersedia di perpustakaan kita

atau mengunjungi website Buros www.unl.edu/buros/.

Saya mencari buku terbaru tentang TIP ini (Murphy et al., 1999) dan mencari

daftar test secara alfabetis, melihat apa saja instrumen yang relevan terhadap

mahasiswa terutama sekali mahasiswa perguruan tinggi. Setelah mencoba beberapa

kata saya menemukan Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). Membaca

keseluruhan deskripsi ringkas tentang SACQ saya menemukan informasi dasar tentang

instrumen seperti tujuannya populasi penggunaannya (misalnya mahasiswa baru

perguruan tinggi), tahun penerbitan (1989), dan skalanya. Tinjauan ini juga berisikan

informasi tentang harganya ($89.50 untuk 25 buah angket yang diskor secara manual

dan sebuah buku petunjuk), waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya (20 menit),

para pengarang, penerbit, dan referensi lainnya tentang tinjauan instrumen ini yang

ditemukan didalam MMY, edisi ke 11 (Kramer dan Conoley, 1992).

Selanjutnya saya juga berkeinginan mengetahui apakah skor-skor yang

dilaporkan dalam instrumen ini memiliki validitas dan reliabilitas, maka dengan

demikian saya mencari instrumen dalam edisi ke-11 dari MMY (Kramer dan Conoley,

1992) dan menemukan tinjauan tentang itu yang dibuat oleh E. Jack Asher, Jr.,

Professor Emeritus dalam Psikologi, Western Michigan University, Kalamazoo. Saya

juga mencari database ERIC dan menemukan sebuah artikel tinjauan oleh Dahmus et

al. (1992) yang melaporkan di dalam jurnal Measurement and Evaluation in

Counseling and Development.

Pembicaraan kita pada tinjauan yang dilakukan oleh Asher saya menemukan

bahwa tinjauan tersebut berisikan antara lain:

Tujuan dari angket

Sub-skala pada angket tersebut

Norma-norma atau skor-skor dari angket-angket yang diperoleh oleh para

penyusunnya setelah melakukan pengujian mulai dari 1980 sampai 1984

Bukti tentang validitas dari skor-skor instrumen tersebut (criterion-related dan

construct validity)

Bukti tentang reliabilitas skor didasarkan pada koeefisien dari konsistensi internal

Page 39: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

Manfaat dari buku pertunjuk, terutama sekali dengan pencantuman masalah-masalah

etika dalam penggunaan instrumen

Manfaat menyeluruh dari instrumen tersebut bagi konselor perguruan tinggi dan

penerapan-penerapannya dalam penelitian

Kelemahaan-kelemahan instrumen

Setelah melakukan tinjauan terhadap topik-topik ini tentang angket, Asher

menyimpulkan dengan membuat rangkuman tentang reaksi positif yang menyeluruh

berkenaan dengan instrumen tersebut. Walaupun sudah agak basi (1989), instrumen

tersebut telah digunakan secara meluas dan mendapatkan reaksi positif. Saya

menetapkan bahwa ini merupakan instrumen yang bagus untuk melakukan survei

terhadap mahasiswa perguruan tinggi.

Saya kemudian menghubungi penerbitnya, Western Psychological Services di

Los Angeles, California, untuk minta izin menggunakan instrumen tersebut dan

mendapatkan lembaran-lembaran angketnya untuk penelitian saya. Dengan

menggunakan sebuah instrumen yang sudah dikembangkan oleh seseorang mencari

informasi tentang validitas dan reliabilitas skornya, dan mencari buku petunjuk tentang

bagaimana menggunakannya kesemuanya ini merupakan identifikasi awal dari cara-

cara pengumpulan data. Anda bisa jadi tidak seberuntung seperti yang digambarkan di

atas dalam mencari sebuah instrumen, akan tetapi yang jelas proses ini lebih bagus

daripada mengembangkan instrumen anda sendiri yang validitas dan reliabilitasnya

masih dipertanyakan.

BAGAIMANA ANDA MELAKSANAKAN PENGUMPULAN DATA?

Proses pengumpulan data yang sesungguhnya akan berbeda tergantung pada dan

instrumen atau dokumen yang anda gunakan. Walaupun demikian dua aspek

merupakan standar bagi semua bentuk data dan keduanya memerlukan perhatian anda:

pertama, penggunana prosedur standar dan yang kedua, praktek-praktek etika.

Standardisasi

Pengukuran kinerja, sikap dan observasi tergantung pada instrumen. Instrumen-

instrumen ini boleh jadi terdiri dari angket yang dikirimkan kepada partisipan oleh si

peneliti atau diserahkan secara langsung kepada masing-masing individu, survei sering

dilaksanakan secara individu (dari orang ke orang) atau melalui telepon dan ceklist

observasi yang harus diisi oleh si peneliti. Para peneliti kuantitatif juga menggunakan

Page 40: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

instrumen apabila mereka melakukan wawancara bersimuka dengan individu atau

sekelompok individu.

Dalam kesemua kasus ini, penting digunakan prosedur standar. Apabila

prosedurnya bervariasi anda ungkapkan bias dalam penelitian ini dan data-data bagi

masing-masing individu bisa jadi tidak sama dalam keperluan analisis. Prosedur-

prosedur tertulis akan membantu anda dan para pengumpul data yang lain yang akan

membantu proses tetap berada pada jalurnya. Untuk wawancara dengan menggunakan

sebuah instrumen anda menerapkan prosedur yang sama terhadap masing-masing

individu. Perintah yang terdapat di dalam formulir wawancara akan membantu

menjamin bahwa anda mengikuti sebuah proses yang standar. Bila anda dibantu oleh

orang lain mewawancara anda perlu melatih mereka sehingga prosedur-prosedur yang

digunakan oleh semua pewawancara konsisten adanya. Pelatihan ini bisa jadi mencakup

demonstrasi tentang wawancara yang diikuti oleh uji coba wawancara dan kritik dari uji

coba itu sehingga para peserta mengikuti prosedur yang sama.

Dalam mengumpulkan data-data observasi pelatihan harus dilakukan terlebih

dahulu sehingga para peneliti dapat mengumpulkan data dengan menggunakan

prosedur yang standar. Proses yang sama dengan yang digunakan pada saat demonstrasi

wawancara uji coba wawancara dan kritik bisa digunakan.

Para peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen publik dengan terlebih

dahulu meminta izin untuk mendapatkan informasi dan kemudian membuat catatan

atau merekam informasi di dalam komputer. Dengan membangun database tentang

kategori-kategori informasi akan membantu anda menyusun informasi ini.

Pengorganisasian informasi ini penting sekali apabila anda mengkombinasikan data-

data dari berbagai sumber ke dalam sebuah file untuk analisis (misalnya data-data

pendaftaran dan data-data DO khusus untuk siswa sekolah menengah).

Isu-Isu Etika

Pengumpulan data harus dilakukan secara etis dan harus menghormati para

individu dan situs penelitian. Mendapatkan izin sebelum memulai mengumpulkan data

bukan sekedar bagian dari proses permintaan izin tetapi juga merupakan praktek-

praktek yang terkait dengan etika. Memproteksi kerahasiaan para individu dengan jalan

memberikan nomor kepada masing-masing instrumen yang sudah dikembalikan dan

menjaga identitas para individu secara rahasia memberikan privasi kepada masing-

masing partisipan. Selama proses pengumpulan data anda harus memperlihatkan data-

Page 41: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

data sebagai sesuatu yang rahasia dan tidak membagikannya atau meng-

informasikannya kepada para partisipan atau individu-individu lain diluar proyek

penelitian ini. Anda perlu menghormati keinginan para individu untuk tidak ikut serta

berpartisipasi dalam penelitian anda. Bahkan ketika mereka menyatakan kesediaan

untuk berpartisipasi mereka bisa saja mundur atau tidak muncul pada saat dilakukan

observasi atau wawancara. Upaya-upaya untuk menjadwalkan kembali boleh jadi rumit

dan anda boleh saja menyeleksi atau memilih orang lain untuk mengumpulan data

ketimbang memaksakan orang tersebut untuk berpartisipasi.

Dalam hal situs penelitian anda perlu menyadari bahwa semua peneliti akan

menganggu situs penelitian atau situs yang mereka teliti. Walaupun kerusakan atau

gangguan itu bersifat minimal. Observasi di dalam kelas misalnya bisa menganggu

proses belajar dengan jalan mengalihkan perhatian guru dan mahasiswa terutama, sekali

ketika anda melakukan observasi terhadap mereka secara cermat dan mencatat hasil-

hasil observasi berkenaan dengan tingkah laku mereka dengan menggunakan ceklist.

Dengan diperolehnya izin dan mengkomunikasikanya secara jelas tujuan penelitian

sebelum anda mengumpulkan data, anda bisa memperkecil keengganan beberapa orang

individu atas kehadiran anda dalam setting pendidikan.

MENGKAJI ULANG PENELITIAN KUANTITATIF TENTANG KETERLIBATAN ORANGTUA

Kita sekarang kembali berbicara tentang penelitian berkenaan dengan keterlibatan

orangtua (Deslandes & Bertrand, 2005) untuk melihat bagaimana prosedur

pengumpulan data itu dilakukan. Coba lihat sekali lagi bagian metoda. Kita bisa

mengansumsikan bahwa para peneliti meminta badan pengkajian lembaga untuk

menandatangani surat-surat dari masing-masing orangtua yang disurvey di kota

Quebec. Mereka boleh jadi memiliki izin dari pejabat pada lima buah sekolah negeri

yang mereka teliti dalam rangka mendapatkan nama-nama dari para orangtua anak-

anak yang sekolah di kelima sekolah tersebut.

Para peneliti tidak menyatakan dalam diskusi tentang metoda strategi pemilihan

sampel untuk memilih orang-orang tua (lihat paragrap 14). Kita tidak tahu bahwa

mereka memilih perwakilan sekolah dari populasi umum di kota Quebec dan kemudian

mengidentifikasi 770 orangtua siswa pada kelas 7, 8, dan 9. Prosedur ini

memperlihatkan pemilihan sampel multistrata atau berstrata jamak. Kita tidak tahu juga

apakah para orangtua tersebut mewakili keseluruhan populasi orangtua atau sampel dari

orangtua. Kita juga tidak tahu apakah para orangtua tersebut dipilih secara random atau

Page 42: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

tidak. Dalam hal data mereka melaporkan (lihat tabel 3 dan keterbatasannya, paragrap

46), jumlah aktual dari orangtua yang mewakili masing-masing tingkat kelas berbeda,

menimbulkan pertanyaan apakah perbedaan-perbedaan ini berpengaruh terhadap hasil

penelitian.

Para peneliti kemudian mengumpulkan data daripada orangtua dengan

menggunakan beberapa instrumen termasuk Sharing the Dream!Parents Questionnaire,

sebuah angket yang dirancang oleh peneliti lain (lihat paragrap 16), dan data-data

demographis (paragrap 23). Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam instrumen ini

menggunakan skala berjenis Likert yang jawabannya misalnya bervariasi dari 1 (sangat

tidak setuju) sampai ke 6 (sangat setuju) (lihat paragrap 21). Mereka memperlakukan

skor skor-skor dari skala ini sebagai skala interval dan menggunakan statistik

parametrik untuk menganalisis data-datanya (lihat bab 7 tentang analisis inferensial.

Kita tidak tahu bahwa peneliti memilih instrumen ini untuk mengukur konsep-konsep

tentang model proses keterlibatan orangtua. Kita juga tidak memiliki informasi tentang

validitas skor-skor dari penggunaan instrumen di masa lalu walaupun para peneliti

mengecek reliabilitas pertanyaan-pertanyannya (Cronbach alpha) yang mengukur

masing-masing faktor dalam pengkajian. Kita juga tidak memiliki informasi apakah

para peneliti menggunakan prosedur-prosedur standar selama pengumpulan data atau

tentang isu-isu etika yang potensial yang bisa berkembang dalam penelitian tersebut.

ISI PENTING DARI BAB INI

Proses pengumpulan data tidak semata-mata mencakup pengumpulan informasi,

ia juga mencakup lima buah langkah yang saling terkait. Langkah pertama adalah

memilih partisipan untuk penelitian, pemilihan ini mencakup menentukan populasi dan

sampel menentukan bagaimana anda akan memilih partisipan dan menetapkan besarnya

sampel yang tepat.

Langkah kedua adalah mendapatkan izin dari para partisipan untuk bisa

berpartisipasi dalam penelitian anda. Izin-izin boleh jadi juga diperlukan bagi para

pimpinan lembaga atau organisasi, individu-individu pada situs-situ tertentu, para

partisipan (dan orangtua mereka bagi anak-anak), dan badan pemberi izin di lembaga-

lembaga pernguruan tinggi.

Langkah ketiga adalah untuk menetapkan tipe data apa yang akan dikumpulkan.

Keputusan ini dimulai dari menentukan variabel-variabel yang tercermin dari

pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis penelitian anda, mendefinisikan variabel-variabel

Page 43: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewBAB 6. MENGUMPULKAN DATA-DATA KUANTITATIF. Proses pengumpulan data-data kuantitatif tidak semata-mata terdiri dari pengumpulan data

ini, dan menentukan pengukuran-pengukurannya yang bisa mengoperasionalkan

definisi-definisi tersebut. Data kuantitatif biasanya terdiri dari pengukuran kinerja dan

sikap, observasi tingkah laku dan catatan-catatan serta dokumen.

Langkah keempat adalah mencari, memodifikasi, mengembangkan instrumen

yang memberikan pengukuran dari variabel-variabel. Prosedur yang paling gampang

adalah menggunakan instrumen yang sudah ada atau memodifikasi ketimbang

mengembangkan instrumen anda. Prosedur-prosedur tersedia dalam rangka mencari

sebuah instrumen, dan apabila anda menemuan salah satu yang memuaskan hati anda

perhatikan apakah skor-skor dari penggunaan instrumen itu dimasa lewat reliabel dan

valid, apakah prosedur-prosedur perekaman informasi sesuai dengan pertanyaan atau

hipotesis penelitian anda, dan apakah skala yang digunakan akan mengukur data-data

kategorikal atau kontinyu.

Langkah terakhir adalah mencakup pelaksanaan pengumpulan data. Prosedur-

prosedur yang anda lakukan perlu mengacu kepada prosedur yang sudah standar

sehingga prosedur tersebut konsisten untuk keseluruhan pengumpulan data. Juga sama

dengan fase-fase lain dalam penelitian, proses pengumpulan data perlu dilaksanakan

dalam satu cara yang etis terhadap para individu dan terhadap semua situs penelitian.