Web viewDASAR TEORI. Cornea. ... Anatomi mata. Benda yang terkena cahaya akan membiaskan melalui...
Transcript of Web viewDASAR TEORI. Cornea. ... Anatomi mata. Benda yang terkena cahaya akan membiaskan melalui...
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa : Syamsudin Nur Rizal Alkaf
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S1 Psikologi
Nama Percobaan : NODA BUTA
Nomor Percobaan : XIII
Nama Orang Percobaan : Klasikal
Nama Pelaku Percobaan : Klasikal
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2013
Waktu Percobaan : 10.00-12.00 WIB
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN1. Untuk mengetahui titik noda buta pada orang percobaan.
2. Untuk melihat reaksi yang terjadi ketika bayangan jatuh tepat di noda
buta.
II. DASAR TEORICornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya
sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Cornea ini disisipkan
kedalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut
sulcus solearis. Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-
pembuluh drah limbus, humor aquaecus dan air mata. Cornea supervisial
juga mendapatkan sebagian besar oksigen dari atmosfer. Saraf-saraf
77
78
sensorik cornea didapat dari cabang pertama (ophthalmicus) nervus kranialis
V (trigeminus).
Gambar 1. Anatomi mata
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan melalui kornea dan
diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa, vitrous centralis, dan sampailah ke
fovea centralis pada retina. Cahaya yang masuk ke fovea centralis akan
mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang
peka terhadap cahaya terang akan menangkap rangsang dan mengubahnya
menjadi impuls saraf yang akan dikendalikan atau dihantarkan dari reseptor
ini melalui serabut saraf (nervus optikus) ke otak besar bagian belakang
(lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini akan ada asosiasi impuls
menjadi tanggapan yang berupa kesan melihat bayangan suatu benda.
Bagian mata yang paling peka terhadap cahaya adalah retina. Retina
merupakan lapisan-lapisan terdalam yang disusun oleh sel-sel reseptor
batang (basillus) dan sel-sel reseptor kerucut (konus). Dilihat dari asal
perkembangannya, retina merupakan bagian dari susunan tulang saraf yaitu
nervus optikus.
Retina terdiri atas sejumlah besar sel reseptor berbentuk batang dan
kerucut. Jumlah sel batang pada retina mata manusia ± 125 juta, sedangkan
sel-sel kerucut ± 6,5 juta. Sel-sel yang peka cahaya terletak dibagian
belakang retina dan arahnya membelakangi cahaya.
Untuk sampai ke sel-sel ini cahaya harus melalui beberapa lapisan
neuron. Retina dan saraf optik berkembang sebagai dari otak didukung
dengan adanya 2 jenis neuron aferen yaitu sel bipolar dan sel ganglion yang
79
terlibat dalam penghantaran impuls dari sel batang dan kerucut. Di pusat
retina mata manusia, segaris lurus dengan pusat kornea dan lensa terdapat
daerah dengan penglihata paling jelas yang merupakan bagian kecil cekung
disebut fovea centralis. Pada bagian ini, terkumpul sel-sel kerucut yang peka
cahaya pada penglihatan di cahaya terang dan berwarna. Sel batang
terdapat dalam jumlah banyak di bagian perifer retina, jauh dari fovea. Sel-
sel batang berfungsi dalam cahaya remang-remang dan tidak peka terhadap
cahaya.
Gambar 2. Mata manusia norma
Noda buta merupakan bagian yang tidak peka terhadap cahaya.
Dalam noda buta tidak terdapat sel saraf karena merupakan tempat
keluarnya serabut saraf mata. Jika bayangan benda jatuh pada noda buta,
bendatidak dapat terlihat.
Menurut Clifford T. Morgan, Blind Spot atau noda buta adalah suatu
tempat pada retina dimana pembuluh darah masuk dan nervus optikus
meninggalkan biji mata dan padanya tidak ada conus dan bacillus.
Howard Kendler menyatakan bahwa noda buta terletak sedikit bawah
fovea centralis. Semua berkas-berkas saraf dari retina memusat membentuk
nervus optikus tidak ada reseptor pada bintik buta ini sehingga dengan
demikian daerah ini tidak sensitif terhadap stimulus cahaya. Noda buta
dikenal dengan nama scrotum.
Noda buta terletak kurang lebih 15 derajat dari fovea centralis di
salah satu sisi retina dan besarnya 7 atau 5 derajat. Ketika tidak dapat
melihat apa-apa pada daerah ini. Apabila kita coba menemukannya dalam
medan penglihatan maka dapat kesulitan. Hal ini disebabkan karena lokasi
noda buta sedikit di bawah.
80
Pada mata selain terdapat bintik buta atau noda buta juga terdapat
bintik kuning. Apabila bayangan jatuh pada bintik kuning, benda akan terlihat
karena pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut, sedangkan
pada noda buta tidak terdapat sel batang dan sel kerucut.
III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN1. Campimeter
2. Buatan selebar 1 cm berwarna putih dengan tangkainya
IV. JALANNYA PERCOBAANSatu mata dari orang percobaan ditutup, dengan mata lain kita
melihat ke tengah lingkaran. Dagu ditempatkan pada posisi horizontal. Suatu
benda berwarna putih dijalankan dalam arah horizontal, kemudian dalam
arah vertikal dari luar ke dalam. Kepada orang percobaan diminta
memberitahu bila benda itu kelihatan lagi. Tetapkan batas proyeksi dari noda
buta ini.
V. HASIL PERCOBAAN
ArahMata Kanan Mata kiri
Terlihat Tidak Terlihat Terlihat Tidak Terlihat
Horizontal 80 85 70 85
Vertikal 80 85 70 85
VI. KESIMPULANNoda buta atau bintik buta pada orang percobaan letaknya berbeda
antara mata kanan dan mata kiri. Ketika orang percobaan melihat dengan
titik buta maa orang percobaan tidak dapat melihat benda yang dilihatnya
karena noda buta tidak terdapat sel kerucut dan sel batang yang
menghantarkan cahaya masuk ke saraf optik menyebabkan seolah-olah
objek menghilang.
81
VII. APLIKASI1. Dalam melihat, tidak bisa hanya mengandalkan perputaran bola mata
saja tetapi kita juga harus memutarkan leher untuk melihat ke segala
arah.
2. Penempatan kaca spion kendaraan bermotor sesuai dengan
kenyamanan mata pengendara kendaraan tersebut.
3. Pada saat melihat benda hanya bisa terfokus pada satu benda saa
karena ada kalanya mata melihat tepat di titik buta.
Yogyakarta, 23 Oktober 2013
Penyusun
Syamsudin Nur Rizal Alkaf
Asisten : Vera Rahayu
Nilai :
82
DARTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin., Saktiyono., Lutfi.(2009).IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid
2B Untuk Kelas VIII.Jakarta : Erlangga
Abdullah, Mikrajuddin., Saktiyono., Lutfi.(2009).IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid
3B Untuk Kelas IX.Jakarta : Erlangga
Ilyas, S.(2010).Ilmu Penyakit Mata, Edisi Ketiga.Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Urbayatun, Siti.(1997).Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan