file · Web viewKerajaan Safawi di Persia berbatasan sebelah Barat dengan kerajaan Turki...

download file · Web viewKerajaan Safawi di Persia berbatasan sebelah Barat dengan kerajaan Turki Usmani dan sebelah Timur dengan kerajaan Mughal di ... Dalam konflik tersebut,

If you can't read please download the document

Transcript of file · Web viewKerajaan Safawi di Persia berbatasan sebelah Barat dengan kerajaan Turki...

Daulah Safawiyah

A. Asal Usul Daulah Safawiyah

Dalam perjalanan sejarahnya, Islam pernah mengalami zaman keemasan, diantaranya ditandai dengan berdirinya tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Ketiga kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1500-1800 M, yang dimulai sejak zaman berdiri dan kemajuannya ( 1500-1700 M ), serta zaman kemunduran ( 1700-1800 M ).

Kerajaan Safawi di Persia berbatasan sebelah Barat dengan kerajaan Turki Usmani dan sebelah Timur dengan kerajaan Mughal di India. Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan Safawi ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun dalam perkembangannya sering mengalami bentrok dengan Turki Usmani.

Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainnya ( Usmani dan Mughal ), kerajaan Safawi menyatakan Syiah sebagai mazhab Negara. Karena itu kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Islam Iran dewasa ini yang keberadaannya sangat diperhitungkan oleh dunia Internasional.

Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat Safawiah didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Safi Al-Din ( 1252-1334 M ) dan nama Safawi ini terus dipertahankaan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu tetap dilestarikan setelah setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.

Safi Al-Din berasal dari keturunan orang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syiah yang keenam, Musa Al-kazhim. Gurunya bernama Syaikh Taj Al-Din Ibrahimk Zahidi ( 1216-1301 M ) yang dikenal dengan julukan Zahid Al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam kehidupan tasawuf, Safi Al-Din dijadikan menantu oleh gurunya tersebut. Safi Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru sekaligus mertuanya yang wafat fahun 1301 M.

Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut ahli-ahli bidah . Tarekat yang dipimpin Safi Al-Din ini semakin penting, terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syria, dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil, Safi Al-Din menempatkan seorang wakil yang memimpin murid muridnya. Wakil itu diberi gelar khalifah .

Gerakan safawi mewakili sebuah kebangkitan Islam Populer yang menentang dominasi militer yang meresahkan dan bersifat eksploitatif. Tidak seperti gerakan lainnya, gerakan Safawiyah memprakarsai penaklukan Iran dan mendirikan sebuah kekuasaan baru ( 1501-1722 ). Safi Al-Din mengawali gerakannya dengan seruan untuk memurnikan dan memulihkan kembali ajaran Islam.

Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya seringkali menimbulkan keinginan dikalangan para penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan para murid murid penganut tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, sangat fanatik dalam kepercayaan, dan menentang setiap orang yang bermazhab selain syiah.

Jadi pada masa awalnya Safawiyah ini merupakan sebuah gerakan tasawuf yang berbentuk tarekat lokal yang bertujuan memerangi orang orang yang ingkar dan golongan yang yang mereka anggap sebagai ahli bidah. Perkembangan selanjutnya berubah menjadi gerakan keagamaan yang lebih besar pengaruhnya, tidak hanya di Ardabil saja, tetapi sudah meliputi wilayah Persia, Syria dan Anatolia.

Sebelum terlibat dalam dunia politik, gerakan Safawiyah yang murni bercorak keagamaan berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang dihadapi. Namun setelah memasuki panggung politik, timbul konflik kepentingan dengan penguasa Persia pada saat itu, yakni kerajaan Kara Koyunlu yang beraliran Syiah. Konflik yang terjadi menimbulkan peperangan yang menyebabkan kekalahan Junaid sehingga ia terpaksa harus meninggalkan daerah Ardabil dan mengasingkan diri ditempat lain. Dalam pengasingannya, ia meminta suaka politik kepada raja Uzun Hasan yang bermahzab sunni yang juga masih dibawah kekuasaan imperium Usmani. Selama dalam pengasingan ini, Junaid berada di istana Uzun Hasan yang pada saat itu menguasai sebagian besar Persia.

Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya pada masa kepemimpin Juneid ( 1447-1460 M ). Dinasti Safawi memeperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan politik dalam kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu ( domba hitam ), salah satu bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah an diasingkan ke suatu tempat. Di tempat baru ini dia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AK-Kyonlu ( domba putih ) juga satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di Istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.

Selama dalam pengasingan, Juneid tidak tinggal diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah seorang saudara permpuan Uzun Hasan. Pada tahun 1459 M, Juneis mencoba merebut Ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan. Ia sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Ketika itu anak Juneid, Haidar, masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan. Karena itu, kepemimpinan gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar sengan Uzun Hasan semakin erat setelah Haidar mempersunting salah seorang putri dari Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang di kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia.

Kemenangan AK Koyunlu terhadap Kara Koyunlu membuat gerakan militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK Koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Pasahal, sebagaimana telah disebutkan bahwa Safawi adalah sekutu dari AK Koyunlu. AK Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan Dinasti Safawi. Karena itu, ketika Safawi menyerang wilayah Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan Haidar sendiri terbunuh dalam peperangan itu.

Ali, putra dari dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentara untuk menuntut balas atas kematian ayahnya, terutama terhadap AK Koyunlu. Tetapi, Yakub pemimpin AK Koyunlu dapat menangkap dan memenjarakan Ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail, dan Ibunya. Di Fars selama empat setengah tahun. Mereka dibebaskan oleh Rustam, dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya. Setelah saudara sepupu Rustam dapat dikalahkan, Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Akan tetapi tak lama kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara, dan Ali terbunuh dalam serangan ini ( 1494 M ).

B. Khalifah Khalifah Daulah Safawiyah

1.Safi al-din (1252-1334M)

Safi Aldin berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari imam syiah yang ke-enam, musa Al kazhim. Gurunya bernama Syaikh taj al -din ibrahim zahidi(1216 -1301 M) yang di kenal dengan julukan Zahid Al-gilani. Karena prestasi dan ketekunanya dalam kehidupan tasawuf, Safi Al-din di ambil menantu oleh gurunya tersebut.Safi Al-din mendirikan tarekat Syafawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuannya yang wafat tahun 1301 M. Gerakan tasawuf syafawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar kemudian memerangi golongan yang mereka sebut ahli-ahli bidah, gerakan tarekat ini yang di pimpin Syafi Al-din semakin penting terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.

2.juneid(1447-1460M)

Kencendungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya pada massa kepemimpinan juneid (1447-1460 M) Dinasti syafawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara juneid dengan penguasa kara konyunlu (domba hitam) salah satu suku bangsa turki yang berkuasa di wilayah itu. Di dalam konflik tersebut juneid kalah dan di asingkan ke rumah uzun hasan dia mendapat perlindungan dari penguasa diyar Bakr, Ak Koyunlu(domba putih) juga salah satu suku bangsa Turki. Selama dalam pengasingan Juneid tidak tinggal diam mereka menghimpun kekuatan untuk kemudian beralansi secara politik dengan Uzun Hazan. Kemudian ia juga mempersunting saudara perempuan Uzun Hazan. Pada tahun 1459M juneid merebut Ardabil tapi gagal. pada tahun 1460M ia mencoba merebut sircasia tapi pasukan yang di pimpinannya di hadang oleh tentara sirwan .dan juneid terbunuh dalam pertempuran tersebut.

3.Haidar(1460-1494 M)

Sepeninggal Juneid kemudian di ganti anaknya Haidar. Ketika itu haidar masih kecil sehingga di serahkan secara resmi pada tahun 1476 M. Hubungan Haidar dengan Uzun Hazan semakin erat karena menikah dengan salah salah satu putri Uzun Hasan dari perkawianan ini lahirlah anak yaitu Ismail yang kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di persia. Di massa ini ada pertempuran antara Ak Koyunlu dan Kara Koyunlu. Kemenangan Ak Koyunlu tahun 1476 M terhadap Kara Koyunlu membuat gerakan militer Safawi yang di pimpin oleh Haidar di pandang sebagai rival politik oleh Ak Koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya, Ak Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasan dinasti Safawi. Di saat menyerang sircasia dan pasukan sirwan, Ak Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan Haid