Wrap Up Skenario 1
-
Upload
rahmadhini-elkri -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Transcript of Wrap Up Skenario 1
SKENARIO 1
BENJOLAN DISIKU LENGAN ATAS
Seorang laki-laki 45 tahun datang ke RS Yarsi dengan keluhan terdapat benjolan disiku kanan
sejak 2 bulan ini. Benjolan dirasakan nyeri dan berdenyut serta menganggung range of
movement (ROM). Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5
bulan yang lalu dan berkurang setelah meminum obat analgesik. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tofus pada sekitar olecranon bentuk bulat dengan diameter 8 cm. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapati hiperurisemia. Dokter memberikan nonsteroid antiinflamasi drug
(NSAID) dan urikosurik pada pasien tersebut dan menyarankan pemeriksaan radiologi.
1
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan anatomi alat gerak dan persendian
2. Memahami dan menjelaskan tentang metabolisme asam urat dan sekresi asam urat
3. Memahami dan menjelaskan tentang Gout Arthritis
4. Memahami dan menjelaskan NSAID dan urikosurik
2
LI 1. Memahami dan menjelaskan tentang anatomi alat gerak dan persendian
LO 1.1. Menjelaskan ekskremitas superior
3
Ekstremitas superiorDibedakan
menjadi 2 bagian:
1. Tulang-tulang gelang bahu a. os. Claviculaeb. os. scapulae
2. Tulang anggota badan bebas a. os. Humerusb. os. Radiusc. os. Ulanaed. ossa manus
d.1. ossa carpalia (8 tulang)
d.2. ossa metacarpalia (5 tulang)
d.3. ossa digitorum manus
TULANG-TULANG EXTREMITAS SUPERIOR TERDIRI DARI:1. Os clavicula2. Os scapula3. Os humerus4. Os radius5. Os ulna6. Ossa carpalia7. Ossa metacarpalia8. Ossa phalanges
4
OS HUMER
US
1. Caput humeri
2. Collum anatomicum
3. Tuberculum majus
4. Tuberculum minus
5. Collum chirurgicum
6. Crista tuberculi minoris
7. Crista tuberculi majoris
8. Tuberositas deltoidea
9. Sulcus nervi radialis
10. Facies posterior
11. Facies anterior lateralis
12. Facies anterior medialis
13. Margo lateralis
14. Margo medialis
15. Fossa radialis
16. Fossa coronoidea
17. Fossa olecrani
18. Epicondylus lateralis
19. Epicondylus medialis
20. Capitulum humeri
21. Trochlea humeri
22. Sulcus nervi ulnaris
1
2
5
9
10
13
14
17
18
19
22
3
4
6
7
8
12
11
15
16
20
21
5
OS ULNA
E1. Olecranon2. Incisura
trochlearis
3. Processus coronoideus
4. Incisura radialis
5. Crista supinatoris
6. Tuberositas ulnae
7. Foramen nutricium
8. Margo posterior
9. Margo anterior
10. Margo interossea
11. Facies anterior
12. Facies posterior
13. Kaput ulnae
14. Circumverentia articularis ulnae
15.Processus stiloideus
16. Facies medialis
1
2
3
10
12
4
5
6
7
8
9
11
13
14
15
16
8 9 12 11 10
LO 1.2. Menjelaskan tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan
dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular,
dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
6
OS RADIUS
1.Fovea articularis capituli radii
2. Circumverentia articularis radii
3. Collum radii
4. Tuberositas radii
5. Foramen nutricium
6. Margo interossea
7. Margo anterior
8. Facies posterior
9. Facies anterior
10. Processus stiloideus
11. Incisura ulnaris
12. Sulcus mm. extensorum carpi
radialium
13. Sulcus m. extensoris policis longi
14. Sulcus mm. extensoris digitorum et extensoris indicis
15. Margo posterior
16. Facies lateralis
2
3
4
11
14
13
12
1
5
6
7
8
9
10
6 7 8 15 9
16
Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang
phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs
di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari
tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
LO 1.3. Menjelaskan tentang sendi
Definisi: Sendi atau articulatio adalah hubungan satu tulang dengan satu tulang lebih tulang
lainnya.Kadang-kadang sendi juga merupakan hubungan antara tulang dengan ligamenta.
Macam-macam gerak sendi:
1.Fleksi,gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi.
2.Ekstensi.gerak berlawanan arah dengan fleksi.
3.Abduksi.gerak arah sisi atau menjauhi bidang sagital.
4.Aduksi,gerak yang berlawanan arah dengan absduksi yaitu mendekati bidanh sagital.
5.Gerak berputar dari lateral-anterior-medial.
Eksorotasi: gerak berputar dari medial-anterior-lateral.
Laterofleksi: gerak fleksi ke arah samping.
Sirkumdiksi: gabungan gerak rotasi yang terdiri:fleksi,laterofleksi dan ekstensi.
7
Macam-macam sendi:
1. SYNARTHROSIS
Jenis synarthrosis ini tergantung dari jenis bahan yang mengisi antara pertemuan kedua tulang
sehingga dapat dibedakan:
Sutura
Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura
parietooccipipitalis,sutura sagialis,sutura lambdoidea dan sutura coronoidea.
Syndesmosis
Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa seperti syndesmosis radio-ulnaris dan
syndesmosis tibio-ulnaris.
Synchondrosis
Diantara tulang terdapat tulang rawan seperti symphisis pubis dan symphisis
manubriosternalis.
Schyndelysis
Satu tulang yang masuk ke dalam celah tulang seperti pada reostrum aphenoidale
masuk kedalam Os vomer.
Gamphosis
Tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang,seperti gigi dalam geraham.
2. Amphiarthrosis
Sendi yang dapat bergerak sedikit:Art.Sacroiliaca
3. Articulatio diarthrosis atau art.synovialis
8
Pada articulatio synovialis terdapat :Cartilago articularis,Cavitas articularis,Discus
articularis,Meniscus articularis,Labrum articulae,Capsula articularis,Membrana
fibrosa,Membrana synovialis,Plica synovialis,Villi synovialis,Synovia,Ligamenta terdiri dari :
Ligamentum extracapsularis,Ligamentum capsularis,dan ligamentum intracapsularis.
Articulatio diathrosis dapat dibagi atas:
Jumlah tulang yang bersendi
art.simplex : terdiri dari satu sendi
art.composita : terdiri lebih dari satu sendi
Berdasarkan bentuk permukaan sendi:
Arthroidea(gliding) kepala sendi dan lekuk sendi rata.
Contoh: Art.intercapales,art.intertarsales,art.sternoclavicularis.
Ginglymus (hing) antara permukaan konvek dan konkaf.
Contoh: art.cubiti.art.talocrurales,art.interphalanges.
Pivot(trochoidea) permukaan sendi vertical.
Contoh: art.atlanto axialis,art.trochoidea
Ellipsoidea(condyloidea) permukaan sendi berbentuk elip
Contoh: art.radiocarpal
Spheroidea (a ball and socket) kepala sendi seperti bentuk bola masuk kedalam lekuk
sendi yang dalam.
Contoh: art.coax
Sellaris (saddle) kepala sendi dan lekuk sendi speerti orang duduk diatas plana kuda.
Contoh: antara traezium dan metacarpal
Berdasarkan jumlah sumbu gerak
Bersumbu satu: art.interphalanx,art.talocruralis,art.radioulnaris proximalis.
Bersumbu dua: art.radiocarpalis
Bersumbu tiga: art.glenohumerale,art.coxae
9
Articulatio Cubiti
Merupakan Art. yang terdiri dari 3 sendi, yaitu :
Art. Humero-ulnaris dan Art. Humero-radialisTulang : Antara incisura trochlearis ulna dan trochlea humeri, dan antara fovea
articularis caput radii dan capitulum humeri.Jenis sendi :Ginglymus dengan bersumbu satu.Penguat sendi :Capsula articularis, Ligamentum colaterale ulnare, Ligamentum
collaterale radiale.Gerak sendi :
Fleksi : Semua otot yang menyilang didepan sumbu gerak, M. biceps brachii, M.brachialis (murni sebagai oto fleksor pada articulatio cubiti), M. pronator teres, M.brachioradialis M.flexor capi radialis, M. Flexor capi ulnaris, M.palmaris longus, dan M. flexor digitorum superfacialis.
Otot yang paling kuat bekerja sebagai fleksor adalah : M.brachioradialis, kemudian diikuti M.biceps barachii caput longum, M.brachialis dan paling kecil adalah M.pronator teres.
Otot-otot fleksor bekerja maksimal pada articulation cubiti pada sudaut antara 90 @-110 @.
Ekstensi : Semua otot yang menyilang dibelakang sumbu gerak, M.triceps brachii, M. extensor carpi radialis longus dan brevis, M. extensor digiti minimi, M. extensor carpi ulnaris, M. supinator dan M. anconeus.
Art. Radio-ulnaris proximalisTulang :Incisura radialis ulna dan caput radii.Jenis sendi :Pivot atau trochoidea bersumbu satu yaitu sumbu vertical yang berjalan
dari caput radii sampai procesuss styloideus ulnae.Penguat sendi: Ligamentum anulare radii yang melekat pada ujung incisura radialis dan
Ligamentum quadratum diantara collum radii dan incisura radialis ulna.Gerak sendi : Supinasi: M.biceps brachii, oto-otot ekstensor ibu jari.
Pronasi: M.pronator teres, M.pronator quadrates.
Art. radio-ulnaris mediaTulang : Corpus radius dan corpus ulnaeJenis sendi : Syndesmosis (membrana interossea antebrachii dan chorda obliqua).Gerak sendi : Sedikit.
LI 2. Memahami dan menjelaskan tentang metabolisme asam urat dan sekresinya
LO 2.1. Menjelaskan metabolisme asam urat
10
1. Jalur de Novo
Sintesis purin dan as.urat dari prekursor nonpurin,dimulai dari ribosa 5-fosfat ->
zat antara nukleotida purin (asam inosinat, guanilat dan adenilat). Yang terpenting
ialah
1) pengendalian umpan balik negatif enzim amido-PRT dan PRPP sintetase oleh
nukleotida purin.
2) pengaktifan amido-PRT oleh substratnya, PRPP.
2. Jalur penghematan
Basa purin bebasnya berasal dari katabolisme nukleotida purin,pemecahan
as.nukleat dan asupan makanan untuk membentuk nukleotida purin. Basa purin
bebas (hipoxantin,guanin dan adenin)->berkondensasi dengan PRPP -> prekursor
nukleotida purin dr asamurat (asam inosiat, adenilat dan guanilat). Reaksi ini
dikatalisir oleh 2 transferase: HGPRT dan APRT
Asam urat yang dihasilkan akibat metabolisme purin yang abnormal,mengalami
presipitasi di sendi,tendon dan juga jaringan sekitarnya. Gout juga dapat merusak ginjal akibat
11
ekskresi asam urat yang bertambah buruk ,kristal-kristal asam urat dapat bertumpuk di dalam
intertisium medula,papila dan piramid,sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu
ginjal as.urat juga dapat sebagai akibat sekunder dari gout.
(Patofisiologi Sylvia price,edisi 6. Vol.2)
LO 2.2. Menjelaskan sekresi asam urat
LI 3. Memahami dan menjelaskan Gout Arthritis
LO 3.1. Menjelaskan DEFINISI:
12
Penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau
akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Gangguan metabolisme
yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peningkatan
kadar asam urat .
LO 3.2. Menjelaskan ETIOLOGI
Asam urat atau lebih dikenal dengan Gout ditandai pleh episode artritis akut, pada awalnya mengenai satu sendi dan berhubungan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia 10 kali lebih sering ditemukan tanpa gout klinis dari pada disertai gout klinis.
Gout di bagi atas tipe sebagai berikut.
Gout Primer: Kegagalan metabolism purin yang terjadi pada pria dan wanita pascamenopause (10:1) dengan prevalensi di inggris sebesar 3/1000. Hiperurisemia yang terjadi bersifat familial dan riwayat gout di keluarga ditemukan pada 30% kasus. Hiperurisemia juga bias terjadi akibat meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung purin dan alkohol berlebihan, khususnya pada orang yang memiliki predisposisi yang seringkali juga menderita obesitas.
Gout Sekunder: Terjadi di semua usia di kedua jenis kelamin. Sepuluh persen dari
semua kejadian gout berhubungan dengan penyakit mieloproliperatif yang menyebabkan
meningkatnya pegantian purin dan oleh karenanya meningkatkan asam urat serum
(misalnya leukemia myeloid, mielofibrosis, polisitemia rubra vera, mielomamultipel, dan
penyakit Hodgin). Ini khususnya terjadi setelah poengobatan dengan obat antimetabolite
bila terjadi peningkayan asam urat serum serta uremum akibat destruksi jaringan.
Hiperurisemia akibat obat bisa terjadi setelah pengobatan dengan diuterik, khususnya tiazid, dan
salisilat dalam dosis kecil.
Gagal ginjal kronis mungkin berkaitan dengan hiperurisemia, dan gout klinis walaupun jarang,
sekunder akibat menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal.
LO 3.3. Menjelaskan MANIFESTASI:
Arthritis gout Asimtomatik: pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah meningkat tetapi
tidak ada simtom. Pada kondisi ini pasien tidak membutuhkan pengobatan. Dalam
beberapa hal, hiperurisemia dapat ditemukan beberapa tahun sebelum serangan.
Peningkatan asam urat biasanya terlihat pada laki-laki sesudah puber dan pada
perempuan setelah menopause. Walau tidak semua pasien dengan hiperurisemia akan
dapat serangan GA, tetapi pasien perlu waspada.
13
Arthritis gout Akut: Pada tahap ini, hiperurisemia menyebabkan mengendapnya kristal
asam urat di sendi. Ini menyebabkan rasa nyeri intens dan mendadak, bengkak di sendi
dan juga hangat dan peka terhadap sentuhan. Serangan akut biasanya terjadi malam hari
dan dapat dipicu oleh keadaan stres, minum alkohol atau obat, atau adanya penyakit lain.
Serangan bisanya berhenti dalam 3-10 hari, meskipun tanpa pengobatan, dan serangan
berikutnya mungkin tidak akan terjadi dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun.
Dengan berlanjutnya waktu, bagaimanapun serangan dapat terjadi lebih lama dan lebih
sering.
Gout Interkritikal: Ini adalah saat di antara serangan akut. Pada tahap ini, pasien tidak ada
simtom, dan merasakan fungsi sendi yang normal. Pada tahap ini pasien harus tetap
menjaga agar kadar asam urat terkendali. Pada tahap ini Apoteker berperan dalam
memberikan edukasi.
Gout tofi kronis: Tahap ini adalah tahap yang paling menyebabkan ketidak mampuan dan
biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun. Pada tahap ini, penyakit ini
dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen dan kadang juga ginjal. Dengan
pengobatan yang benar, kebanyakan pasien dengan gout tidak sampai ketahap ini.
LO 3.4. Menjelaskan PATOFISIOLOGI:
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan
ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:
1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik
2. Penurunan ekskresi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan
cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau
mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin
14
Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung
membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal
mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:
1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini
bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran
sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan
leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim
lisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan
aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1,
IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di
samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan
protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan
seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat
tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa
urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing.
Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan
dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon,
bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan
penyumbatan dan nefropati gout.
LO 3. 5. Menjelaskan PATOGENESIS:
Peradanagn atau inflamasi merupakan reksi penting pada artritis gout terutama gout
akut,Reaksi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan
jaringan akibat agen penyebab,Tujuan dari proses inflamasi adalah :
15
Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab
Mencegah perluasan agen penyebab ke jaringan yang lebih luas
Peradangan pada artritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu kristal
monosodium urat pada sendi.Mekanisme perasangan ini belum diketahui secara pasti.Hal ini
diduga oleh peranan mediator kimia dan selular.Pengeluaran berbagai mediator peradangan
akibat aktivasi melalui berbagai jalur,antara lain aktivitas komplemen (C) dan selular.
LO 3. 6. Menjelaskan DIAGNOSIS:
Seseorang dapat dikatakan menderitas penyakit Gout Artritis apabila memenuhi 6 dari 12 kriteria
berikut:
• Lebih dari satu serangan Arthritis akut
• Maksimum inflamasi timbul dalam waktu 24 jam
• Serangan monoArthritis (85%-90% dari serangan awal)
• Sendi kemerah-merahan
• Sendi MTP pertama nyeri atau bengkak
• Serangan unilateral sendi MTP pertama (50%-70% awal, akhirnya 90% )
• Serangan unilateral pada sendi tarsal (ct, instep= dorsal arkus kaki, kura-kura kaki)
• Tofi (dugaan klinis atau dibuktikan secara histologi)
• Hiperurisemia
• Sendi bengkak asimetris (klinis atau x-ray)
• Temuan x-ray termasuk subkortikal cyst(s) tanpa erosi dalam sendi
• Serangan berhenti total (hilangnya semua simtom dan tanda-tanda)
• Tidak ada mikroba dalam cairan sinovial
Pada pasien yang mempunyai semua kriteria Diagnosis di bawah ini
• Sejarah berulang monoArthritis akut
• Respons cepat terhadap obat antiinflamasi
• Hiperurisemia atau tofi MTP, metatarsophalangeal
LO 3.7. Menjelaskan PEMERIKSAAN:
Pemeriksaan Fisik:
16
Menemukan kristal uratdalam tofi dan terdapat juga tanda-tanda inflamasi seperti kalor,
rubor, dolor, tumor dan fungtiolesa. Tetapi, pemeriksaan ini kurang sensitif.
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat terbatas dalam mendiagnosis
arthritis gout, karena pada arthritis gout seringkali kadar asam uratnya dalam batas
normal. Karena itu kadar ini perlu diperiksa pada waktu penderitanya sehat/tidak dalam
serangan arthritis gout akut. Kadar asam urat darah yang diharapkan, stabil sekitar 5
mg/dl.
a. Ekskresi asam urat urin per 24 jam
b. Penentuan jumlah kadar asam urat di urin selama 24 jam penting untuk menentukan
pengobatan
c. Selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan, penderita tidak boleh mengonsumsi makanan
yang mengandung alkohol karena dapat mengurangi keluarnya asam urat melalui ginjal
Penetuan asam urat dinyatakan berlebihan bila:
- Kadarnya per 24 jam > 600 mg% pada diet bebas purin, atau >800 mg%
dengan diet normal
- Bila kadarnya > 900 mg%, resiko terjadinya batu ginjal sangat tinggi.
Pemeriksaan Radiologis:
Pada stadium akut arthritis gout, tanda awal gambaran radiologisnya hanya tampak
berupa pembengkakan jaringan lunak di sekitar persendian (periartikuler) yang asimetrik.
Keadaan ini terjadi akibat reaksi peradangan pada stadium awal.
Perubahan gambaran radiolohis pada arthritis gout kronis hanya terlihat:
- Bila tulang sudah mengalami erosi sehingga bentuk bulat atau lonjong
dengan tepi yang sklerotik akibat deposit urat disekitar sendi
- Kadang-kadang ditemukan pengapuran dalam fokus
Tanda khas arthritis gout yaitu apabila pada foto rontgent ditemukan erosi “punch out”.
LO 3.8. Menjelaskan PROGNOSIS:
17
Apabila tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat
timbul serangan akut lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat.
LO 3.9. Menjelaskan TERAPI NON OBAT:
• Penurunan berat badan (bagi yang obes)
• Menghindari makanan (misalnya yang mengandung purin tinggi) dan minuman tertentu yang
dapat menjadi pencetus gout
• Mengurangi konsumsi alkohol (bagi peminum alkohol)
• Meningkatkan asupan cairan
• Mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan gout (mis diuretik tiazid)
• Terapi es pada tempat yang sakit
LI 4. Memahami dan menjelaskan NSAID dan urikosurik
LO 4.1. Menjelaskan NSAID
Obat anti-inflamasi nonstreoid (OAINS) merupakan kelompok obat yang paling banyak
dikonsumsi di seluruh dunia untuk mendapatkan efek analgetika, antipiretika, dan anti-inflamasi.
OAINS merupakan pengobatan dasar untuk mengatasi peradangan-peradangan di dalam dan
sekitar sendi seperti lumbago, artralgia, osteoartritis, artritis reumatoid, dan gout artritis.
Disamping itu, OAINS juga banyak pada penyakit-penyakit non-rematik, seperti kolik empedu
dan saluran kemih, trombosis serebri, infark miokardium, dan dismenorea.
OAINS merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda
secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini mempunyai banyak persamaan dalam efek
terapi maupun efek samping. 15 Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu OAINS
sering juga disebut sebagai obat-obat mirip aspirin (aspirin-like drug). Aspirin-like drugs dibagi
dalam lima golongan, yaitu:
1. Salisilat dan salisilamid, derivatnya yaitu asetosal (aspirin), salisilamid, diflunisal
2. Para aminofenol, derivatnya yaitu asetaminofen dan fenasetin
3. Pirazolon, derivatnya yaitu antipirin (fenazon), aminopirin (amidopirin), fenilbutazon dan
turunannya
4. Antirematik nonsteroid dan analgetik lainnya, yaitu asam mefenamat dan meklofenamat,
ketoprofen, ibuprofen, naproksen, indometasin, piroksikam, dan glafenin
18
5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu (1) obat yang menghentikan proses inflamasi akut,
misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon, dan (2) obat yang mempengaruhi kadar asam
urat, misalnya probenesid, alupurinol, dan sulfinpirazon.
Sedangkan menurut waktu paruhnya, OAINS dibedakan menjadi:
1. AINS dengan waktu paruh pendek (3-5 jam), yaitu aspirin, asam flufenamat, asam
meklofenamat, asam mefenamat, asam niflumat, asam tiaprofenamat, diklofenak, indometasin,
karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen.
2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen.
3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan naproksen.
4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan tenoksikam.
5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon dan
oksifenbutazon.
Aspek Farmakodinamik Obat Anti-inflamasi NonsteroidSemua OAINS atau aspirin-like drugs bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.
Efek Analgesik: Sebagai analgesik, OAINS hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dismenorea dan juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opioat, tetapi OAINS tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Untuk menimbulkan efek analgesik, OAINS bekerja pada hipotalamus, menghambat pembentukan prostaglandin ditempat terjadinya radang, dan mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
Efek Antipiretik: Temperatur tubuh secara normal diregulasi oleh hipotalamus. Demam terjadi bila terdapat gangguan pada sistem “thermostat” hipotalamus. Sebagai antipiretik, OAINS akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Penurunan suhu badan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran pembuluh darah superfisial. Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan banyak keringat. Demam yang menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua mekanisme kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di dalam susunan syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek interleukin-1 pada hipotalamus. Aspirin dan OAINS lainnya menghambat baik pirogen yang diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan syaraf pusat terhadap interleukin-1 sehingga dapat mengatur kembali “thermostat” di hipotalamus dan memudahkan pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi.
Efek Anti-inflamasi: Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi
19
seperti histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin dan lainnya yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Kebanyakan OAINS lebih dimanfaatkan pada pengobatan muskuloskeletal seperti artritis rheumatoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa. Namun, OAINS hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki, atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal.
Efek samping:Yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-
kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Mekanisme kerusakan pada lambung oleh OAINS terjadi melalui berbagai mekanisme. OAINS menimbulkan iritasi yang bersifat lokal yang mengakibatkan terjadinya difusi kembali asam lambung ke dalam mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu OAINS juga menghambat sintesa prostaglandin yang merupakan salah satu aspek pertahanan mukosa lambung disamping mukus, bikarbonat, resistensi mukosa, dan aliran darah mukosa. Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandin, maka akan terjadi gangguan barier mukosa lambung, berkurangnya sekresi mukus dan bikarbonat, berkurangnya aliran darah mukosa, dan terhambatnya proses regenerasi epitel mukosa lambung sehingga tukak lambung akan mudah terjadi. Indometasin, sulindak, dan natrium mefenamat mempunyai resirkulasi enterohepatik yang luas, yang menambah pemaparan obat-obat ini dan meningkatkan toksisitas gastrointestinalnya. Selain itu, indometasin juga dilaporkan dapat mengakibatkan iritasi setempat langsung yang dapat mengakibatkan perforasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa OAINS yang menyebabkan kerusakan mukosa paling minimal adalah sulindak, aspirin enteric coated, diflunisal, dan ibuprofen. Gejala yang diakibatkan oleh OAINS antara lain dispepsia, nyeri epigastrium, indigesti, heart burn, nausea, vomitus, dan diare.
Pembahasan OBAT PIRAI:
Ada 2 kelompok obat penyaki pirai, yaitu :
Obat yang menghentikan inflamasi aku, misal: kolkisin, fenilbutazon, oksifentabutazon,
dan indometasin.
Obat yang mempengaruhi kadar asam urat, misal: probenesid, alopurinol, dan
sulfinpirazon.
Kolkisin:
Farmakodinamik -Tidak memiliki efek analgesic.-Tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau -kadar asam urat dalam darah.-Menghambat migrasi granulosit ke tempat radang hambatdan respon
20
inflamasi ditekan.-Mencegah penglepasan glikoprotein yang menyebabkan nyari dan radang sendi.
Farmakokinetik Absorbsi melalui saluran cerna. Didistribusi secara luas dalam jaringan tubuh (volume distribusinya 49,5 ± 9,5 L). Dieksresi dalam bentuk utuh melalui tinja, 10-20% diekskresi melalui urin.
Indikasi Obat terpilih penyakit pirai, profilaksis serangan penyakit pirai atau mengurangi beratnya serangan.
Kontra indikasiDosis 0,5-0,6 mg tiap jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal diikuti 0,5-0,6 mg
tiap 2 jam sampai gejala penyakit ilang atau gejala saluran cerna timbul.Untuk profilaksis diberikan 0,5-1 mg sehari.Pemberian IV: 1-2 mg dilanjutkan dnegan 0,5 mg tiap 12-24 jam.
Efek samping Muntah, mual dan diare.Gejala saluran cerna tidak terjadi pada pemberian IV dengan dosis terapi.Harus diberikan hati-hati pada pasien usia lanjut, lemah atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular dan saluran cerna.
LO 4.2. Menjelaskan urikosurik
Urikosurik: Obat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsorbsi asam urat di
tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Terapi nya dimulai dengan
dosis rendah untuk menghindari efeknya. Efek yang sering terjadi adalah iritasi saluran cerna,
ruam kulit dan hipersensitivitas, sehingga obat ini di kontra indikasikan pada penderita dengan
riwayat penyakit batu ginjal, gagal ginjal, sedang mengalami artritis gout akut, atau sedang
dalam pengobatan sitostatika. Contoh obat golongan ini meliputi alopurinol, probenesid,
sulfinpirazon.
Alopurinol:
21
Farmakodinamik Menghambat Xantin oksidase, enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat.
Menghambat sintesis purin yang merupakan prekusor xantin.
Farmakokinetik Masa paruhnya pendek, cukup diberikan satu kali sehari.
Indikasi Untuk penyakit pirai kronik dengan insufisiensi ginjal dan batu urat dalam ginjal.
Pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, menghambat pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi pembesaran tofi.
Untuk pengobtan pirai sekunder akibat polisitemia vera, metaplasia mieloid, leukimia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat obat, dan radiasi.
Konta indikasi
Dosis Untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari.Untuk yang lebih berat 400-600 mg sehari.Untuk pasien gangguan fungsi ginjal 100-200 mg sehari.Untuk hiperurisemia sekunder 100-200 mg sehari.Untuk anak 6-10 tahun 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun 150 mg sehari.
Efek samping Yang sering terjadi adalah reaksi kulit.Reaksi alergi berupa demam, menggigil, leukopenia, leukositosis, eosinofilia, artralgia dan pruritus. Gangguan saluran cerna kadang terjadi.
Probenesid:
Indikasi Mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut.Untuk hiperurisemia sekunder.
Kontra indikasi
Dosis 2 kali 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari.Efek samping Gangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reeaksi alergi.
Sulfinprizon:
Indikasi Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai kronik berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular asam urat.
22
Kontra indikasi Pasien dengan riwayat ulkus peptic
Dosis 2 kali 100-200 mg/hari ditingkatkan sampai 400-800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal.
Efek samping Gangguan saluran cerna, anemia, leukopenia, agranulkositosis.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 2001. Review of Medical Physiology 21st ed. San Fransisco: Lange Medical
Book.
Martini, Fredric H. 2001. Fundamental of Anatomy & Physiologi 7th ed.
Misnadiarly (2007). Rematik: Asam urat-hiperurisemia, arthritis gout. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.
Moore, Keith L. 2002. Antaomi.
O`Rahilly, Ronan. 1995. Anatomi. Jakarta: Penerbit UI Press.
Setiabudy Rianto. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. FKUI. Jakarta
Setter S.M, Sonnet T.S ; New Treatment Option in the Management of Gouty Arthritis, US.
Pharmacist
www.patient.co.uk
24