8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
1/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
BAB II
GAMBARAN UMUMKONDISI DAERAH
2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
2.1.1Karakteristik Lokasi Dan Wilayah
Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 14 (empat belas)
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Lampung yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan
Kabupaten Tanggamus, yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997
dan diresmikan menjadi Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.
Kabupaten Tanggamus ke arah Barat condong mengikuti lereng Bukit
Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang
besar yaitu Teluk Semangka. Di Teluk Semangka terdapat sebuah
pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat tempat
pendaratan ikan.
2.1.1.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi
Secara umum luas wilayah Kabupaten Tanggamus adalah 4.654,96 Km2
yang terdiri dari daratan 2.855,46 Km2 dan lautan 1.799,50 Km2.
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai
berikut :
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-1
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
2/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan
Kabupaten Lampung Tengah .
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan
Kabupaten Lampung Barat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu dan
Kabupaten Pesawaran.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Barat.
Wilayah Tanggamus dimasuki oleh penjajah Belanda pada tanggal 24
Agustus 1682 melalui ekpedisi perdagangan VOC. Hal ini terjadi akibat
imbas dari berkuasanya Sultan Haji sebagai pengganti Sultan Ageng
Tirtayasa. Dari tahun 1682 sampai 1799 perlawanan terhadap Belanda
masih berlangsung namun sejak tahun 1856 perlawanan terhadap
pemerintah Belanda mulai surut selanjutnya di wilayah Tanggamus
dibentukOnder Afdeling yang dipimpin oleh seorang Controlir di Kota
Agung. Pada saat itu pemerintahaan telah dilaksanakan oleh
Pemerintahan Adat yang disebut Marga masing-masing dipimpin oleh
seorang Pasirah yang membawahi beberapa kampung, lima marga
tersebut adalah :
1) Marga Gunung Alip.
2)Marga Benawang.
3) Marga Belunguh.
4) Marga Pematang Sawa.
5)Marga Ngarip.
Selanjutnya pada tahun 1944 berdiri Pemerintahan Kecamatan dan
Kewedanaan, serta pada tahun 1953 berdiri pula Pemerintahan Negeri
sekaligus menghapus Pemerintahan Adat/Marga.
Pada masa Pemerintahan Kewedanaan Kota Agung mengkoordinir empat
wilayah kecamatan yang meliputi Kecamatan Kota Agung, Kecamatan
Wonosobo, Kecamatan Cukuh Balak, dan Kecamatan Talang Padang
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-2
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
3/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung. Pada tahun 1964
Pemerintah Kewedanaan dihapuskan yang selanjutnya pada tahun 1971
Pemerintahan Negeri juga dihapuskan.
Untuk meningkatkan pelayanan birokrasi, maka pada tahun 1979
melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114/1979 tanggal 30
Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendali dan sekaligus
merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan
untuk wilayah Kota Agung yang berkedudukan di Kota Agung yang
terdiri dari 10 kecamatan dan 7 perwakilan kecamatan dengan 30 desa
dan 30 kelurahan serta 4 desa persiapan.
Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adat di Kabupaten
Tanggamus, pada tanggal 12 Januari 2004 Kepala Adat Saibatin Marga
Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin, yang
sebelumnya merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang.
Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan Kepala
Adat Marga Negara Batin dengan gelar Sultan Batin Kamarullah Pemuka
Raja Semaka V. Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut,
masyarakat adat yang pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini
menjadi 6 marga, yaitu :
1) Marga Gunung Alip (Talang Padang).
2)Marga Benawang.
3) Marga Belunguh.
4) Marga Pematang Sawa.
5)Marga Ngarip.
6) Marga Negara Batin.
Bupati Tanggamus pertama adalah Drs. Achmad Syah Putra yang
memimpin Kabupaten Tanggamus sampai tahun 2003, kemudian pada
tanggal 15 Februari 2003 dilantik Drs. H. Fauzan Sya’ie, M.Sc dan
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-3
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
4/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Bambang Kurniawan, S.T. sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tanggamus
periode 2003-2008, selanjutnya pada tanggal 15 Februari 2008 dilantik
H. Bambang Kurniawan, S.T. dan H. Sujadi sebagai Bupati dan Wakil
Bupati terpilih periode 2008-2013 dan untuk periode 2013-2018
H. Bambang Kurniawan, S.T. dan H. Samsul Hadi, S.Pdi.
Secara administratif ketika terbentuk Kabupaten Tanggamus terdiri dari
11 wilayah kecamatan dan 6 wilayah perwakilan kecamatan. Pada
tanggal 19 Juni 2000 disyahkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun
2000 tentang pembentukan kecamatan dalam wilayah Kabupaten
Tanggamus. Dengan pengesahan Perda tersebut banyaknya kecamatan
bertambah 6 kecamatan sehingga menjadi 17 kecamatan. Pada tahun
2004 terdapat 7 kelurahan serta 317 pekon/desa. Pada pertengahan
tahun 2005 telah terbentuk kembali 7 kecamatan baru hasil pemekaran
berdasarkan Perda Nomor 05 Tahun 2005 tanggal 23 Juni 2005 yaitu
Kecamatan Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Gisting, Gunung Alip,
Ambarawa, Banyumas, dan Limau sehingga jumlahnya menjadi
24 kecamatan dengan 7 kelurahan dan 323 pekon/desa. Kemudian
dengan disyahkannya Perda Nomor 15 Tahun 2006, maka dibentuklah
4 kecamatan baru yaitu Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Air
Naningan, Bulok, dan Kelumbayan Barat sehingga sampai tahun 2007
Kabupaten Tanggamus telah memiliki 28 kecamatan, 8 kelurahan dan
371 pekon/desa.
Pada tanggal 26 November 2008, melalui Undang-undang Nomor 48
Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi
Lampung, maka cakupan wilayah Kabupaten Tanggamus dikurangi
dengan Kabupaten Pringsewu yang terdiri dari atas 8 kecamatan yaitu
Kecamatan Pringsewu, Gading Rejo, Ambarawa, Pardasuka, Pagelaran,
Banyumas, Adiluwih, dan Sukoharjo. Jadi sampai dengan pertengahan
tahun 2011 Kabupaten Tanggamus memiliki 20 kecamatan, 275 pekon,
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-4
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
5/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
3 kelurahan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun
2011 yang disyahkan pada tanggal 31 Oktober 2011 dan Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2011 yang disyahkan pada tanggal
19 Desember 2011 telah dilakukan pemekaran 24 pekon yang tersebar
di 16 Kecamatan sehingga sampai dengan tahun 2013, Kabupaten
Tanggamus memiliki 20 kecamatan, 299 pekon dan 3 kelurahan.
Tabel 2.1 Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Tanggamus.
NO NAMA KECAMATAN IBU KOTA
1 Wonosobo Tanjung Kurung
2 Semaka Sukaraja
3 Bandar Negeri Semuong Sanggi
4 Kota Agung Kota Agung
5 Pematang Sawa Way Nipah
6 Kota Agung Timur Kagungan
7 Kota Agung Barat Negara Batin
8 Pulau Panggung Tekad
9 Air Naningan Air Naningan
10 Ulu Belu Ngarip
11 Talang Padang Talang Padang
12 Sumberejo Margoyoso
13 Gisting Kuta Dalom
14 Gunung Alip Banjar Negeri
15 Pugung Rantau Tijang
16 Bulok Sukamara
17 Cukuh Balak Putih Doh
18 Kelumbayan Napal
19 Limau Kuripan
20 Kelumbayan Barat Sidoarjo
Sumber : Tanggamus Dalam Angka, 2012
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Tanggamus secara geografis terletak pada posisi 104018’ BT –
105012’ BT dan 5005’ LS – 5056’ LS. Dengan bentang alamnya terdiri dari
daratan 65% yang dimanfaatkan untuk perumahan dan pekarangan
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-5
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
6/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
sebanyak 37,10% perkantoran sebanyak 37,04% dan lebih kurang 35%
dataran tinggi dimanfaatkan untuk perkebunan/pertanian sebanyak
40,71% dan fasilitas sebanyak 59,29%.
2.1.1.3 Kondisi Topografi
Kabupaten Tanggamus berada di pesisir barat Provinsi Lampung, seluas
4.654,96 Km2 dengan topografi berviasi antara dataran rendah dan
dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai
bergunung, yakni sekitar 40 persen wilayah yang ketinggian dari
permukaan laut antara 0 sampai 2.115 meter.
2.1.1.4 Kondisi Geologi
Secara umum kondisi Geologi Kabupaten Tanggamus memiliki potensi
kandungan yang cukup beraneka ragam, berdasarkan data Dinas
Pertambangan Kabupaten Tanggamus potensi tersebut adalah :
1)Biji Besi
Biji besi yang ada di Kabupaten Tanggamus banyak di jumpai di
Pekon Padang Ratu dan Pekon Tegineneng Kecamatan Limau.
Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok serta Pekon Paku Kecamatan
Kalumbayan. Biji besi di Kabupaten Tanggamus umumnya berupa
mineral magnetik yang memiliki kadar Fe antara 55-65%.
2)Mangan
Mangan di Kabupaten Tanggamus umumnya berupa mineral
purolusit dengan kadar Mn anatara 25-45% dan banyak dijumpai
di Pekon Tanjung Kemala, Pekon Tanjung Agung, Pekon Gunung
Kasih yang terdapat di Kecamatan Pugung. Terdapat beberapa
perusahaan industri yang mengelola mangan tersebut.
3)Emas
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-6
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
7/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Bahan galian emas di Kabupaten Tanggamus memiliki sebaran
cukup luas dengan jumlah cadangan yang cukup besar yang
terdapat di Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak, Pekon Sidoharjo
Kecamatan Kelumbayan Barat, Pekon Umbar Kecamatan
Kalumbayan, Pekon Way Linggo dan Way Semong di Kecamatan
Bandar Negeri Semong.
4)Galena
Galena di Wilayah Kabupaten Tanggamus banyak di jumpai di
Pekon Sidoharjo Kecamatan Kalumbayan Barat, serta Pekon Umar
dan Pekon Paku di Kecamatan Kelumbayan.5)Pasir Besi
Pasir besi di Wilayah Kabupaten Tanggamus dapat dijumpai
tersebar disepanjang pesisir pantai seperti Pekon Tegineneng dan
Pekon Badak Kecamatan Limau, pesisir pantai Pekon Doh
Kecamatan Cukuh Balak, pesisir pantai Pekon Napal dan Pekon
Negeri Kalumbayan Kecamatan Kelumbayan, pasir besi di
Kabupaten Tanggamus memiliki ketebalan deposit berkisar antara
0.5-2.5m.
6)Batu Bara
Batu bara di Kabupaten Tanggamus umumnya memiliki kalori
berkisar antara 5.500-6300 dan dapat dijumpai di pekon Tangkit
Serdang. dan pekon Gading Pertiwi Kecamatan Pugung, Teluk
Berak Pekon Way Nipah Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way
Harong Kecamatan Air Naningan, Pekon Sidoharjo Kecamatan
Kalumbayan Barat, Pekon Payandingan Kecamatan Kelumbayan.
7)Zeolit
Bahan galian Zeolit di Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di
Pekon Batu Balai Kecamatan Kota Agung Timur (sumber daya :
720.000 m³). Pekon Pertiwi Kecamatan Cukuh Balak (sumber
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-7
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
8/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
daya : 2000.000 m³) pengelola PT Peragon Perdana Mining. Pekon
Way Rilau Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya : 600.000 m³)
8)Andesit
Batu Andesit di Kabupaten Tanggamus tersebar merata dibeberapa
Kecamatan diantaranya : Pekon Toto Margo Kecamatan Air
Naningan (Sumber Daya tereka 2.000.000 m3). Pekon Purwodadi
Kecamatan Talang Padang (Sumber Daya Tereka 600.000 m3).
Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting (Sumber Daya Tereka
2.700.000 m3). Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung
Timur (Sumber Daya Tereka 140.000 m3). Pekon Way NipahKecamatan Pematang Sawa (Sumber Daya Tereka 3.000.000 m3).
Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok (Sumber Daya Tereka
5.250.000 m3). Pekon Balak Kecamatan Wonosobo (Sumber Daya
Tereka 18.000.000 m3). Pekon Way Panas Kecamatan Wonosobo
(Sumber Daya Tereka 3.800.000 m3). Pekon Putih Doh Kecamatan
Cukuh Balak (Sumber Daya Tereka 18.750.000 m3). Pekon
Pampangan Kecamatan Cukuh Balak (Sumber Daya Tereka
6.000.000 m3).
9)Batu Gamping
Batu Gamping atau Batu Kapur di Kabupaten Tanggamus banyak
dijumpai pada beberapa wilayah di Kecamatan Pugung seperti di
Pekon Gunung Kasih (Sumber Daya Tereka 200.000 m3) dan Pekon
Tanjung Kemala (Sumber Daya Tereka 700.000 m3).
Selain beberapa bahan tambang tersebut, Kabupaten Tanggamus juga
menyimpan sejumlah sumber daya tambang lainnya yaitu Bentonit,
Belerang, Batu Apung, Pasir, Granit, Lempung, Silika, Sirtu, Marmer,
dan Seng.
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-8
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
9/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
2.1.1.5 Kondisi Hidrologi
Di Kabupaten Tanggamus terdapat 2 (dua sungai utama yang melintasi
daerah-daerah di Kabupaten Tanggamus. Kedua sungai tersebut adalah
Way Sekampung dan Way Semangka. Selain kedua sungai utama tadi,
terdapat juga beberapa sungai yang mengaliri wilayah Kabupaten
Tanggamus antara lain Way Pisang, Way Gatal, Way Semah, Way
Sengharus, Way Bulok dan Way Semong.
Tabel 2.2 Panjang Sungai Dan Daerah Aliran di Kabupaten Tanggamus
NO NAMA SUNGAI/ANAK SUNGAIPANJANG
(Km)
DAERAH ALIRAN
(Km2)
1. Way Sekampung 256 245,565,75
- Way Pisang 21
- Way Gatal 34
- Way Semah 23
- Way Sengharus 37
- Way Bulok 40
2. Way Semangka 90 90,818,71
- Way Semong 40
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus, 2013
2.1.1.6 Klimatologi
Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut yaitu Teluk
Semangka yang merupakan bagian dari Samudera Indonesia
menyebabkan sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus
dipengaruhi oleh udara tropikal pantai dan dataran dengan temperatur
udara berkisar rata-rata antara 26 oC sampai dengan 30 oC pada
ketinggian 20-60 m diatas permukaan laut sedangkan pada daerah yang
lebih rendah temperatur udara di Wilayah ini dapat mencapai 33oC.
Wilayah dengan udara sejuk (pegunungan) berada di sekitar daerah
Kecamatan Gisting dan Kota Agung Timur yang berada pada ketinggian
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-9
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
10/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
500 mdpl (Gunung Tanggamus). Kecepatan angin rata-rata adalah
5,83 km/jam, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu
80%-88%. Curah hujan di wilayah Kabupaten Tanggamus juga Cukup
tinggi berkisar antara 1.750 mm per tahun dengan 3000 mm per tahun.
2.1.1.7 Penggunaan Lahan
Kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Tanggamus terdiri dari hutan
lahan sekunder, permukiman, perkebunan, pertanian lahan
kering/semak, semak belukar, tambak dan tubuh air.
Pertanian lahan kering campur semak merupakan jenis tutupan lahan
yang mendominasi di Kabupaten Tanggamus, dengan prosentase 62%.
Sedangkan jenis tutupan lahan sawah memiliki prosentase 5% dari total
luas daratan. Tutupan lahan yang luasnya terkecil adalah lahan tambak
sebesar 1%.
Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Kabupaten Tanggamus
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN PERSENTASE (%)
1 Hutan Lahan Sekunder 8
2 Permukiman 4
3 Perkebunan 3
4 Pertanian Lahan Kering 7
5 Pertanian Lahan Kering/Semak 61
6 Sawah 5
7 Semak belukar 9,5
8 Tambak 1
9 Tubuh air 1,5
Sumber : RTRW Kabupaten Tanggamus 2011-2031
Sementara itu, Pola Kawasan Lindung Menurut RTRW Kabupaten
Tanggamus meliputi beberapa rencana kawasan lindung antara lain
yaitu kawasan hutan lindung, kawasan yang memberi perlindungan
setempat, dan kawasan suaka alam.
1)Kawasan Hutan Lindung
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-10
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
11/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Tanggamus memiliki luas
kurang lebih 134.404,11 Hektar yang terdiri dari Kawasan Hutan
Lindung (KHL) Kota Agung Utara Reg. 39, KHL Bukit Rindingan
Reg. 32, KHL Gunung Tanggamus Reg. 30, KHL Pematang Neba
Reg. 28, KHL Pematang Tanggamus Reg. 25, KHL Pematang Arahan
Reg. 31, KHL Serkung Peji Reg. 26 dan KHL Pematang Sulah
Reg. 27.
2)Kawasan yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan
Dibawahnya
Kawasan ini yaitu berupa kawasan resapan air. Kawasan resapan air
di Kabupaten Tanggamus Meliputi DAS Way Semangka dengan luas
kurang lebih 486.435 Hektar, dan DAS Sekampung dengan luas
kurang lebih 685.421 Hektar.
3)Kawasan Perlindungan Setempat
Terdapat dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di
Kabupaten Tanggamus, yaitu Way Sekampung dan Way Semangka.
Kedua DAS tersebut, yaitu DAS Way Sekampung dan Way Semangka
merupakan bagian dari DAS penting yang terdapat di Provinsi
Lampung khususnya di Kabupaten Tanggamus.
4)Kawasan Suaka Alam, Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Kawasan ini terdiri dari sejumlah kawasan utama diantaranya
kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas kurang
lebih 10.220 Ha terdapat di Kecamatan Pematang Sawa, Semaka,
dan Ulu Belu. Sementara kawasan cagar alam laut di Kabupaten
Tanggamus berada di Bukit Barisan Selatan dengan luas mencapai
3.125 Ha yang berada di perairan Kecamatan Pematang Sawah.
Sedangkan Kawasan Cagar Budaya berupa wisata budaya yang
terdapat di Kecamatan Talang padang, Kota Agung, Wonosobo, Ulu
Belu, Sumberejo dan Pulau Panggung. Kemudian di Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-11
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
12/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Tanggamus terdapat juga Kawasan Konservasi Perikanan (KKP)
untuk lumba-lumba yang terdapat di Perairan Teluk Kiluan
Kecamatan Kelumbayan.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Kebijakan struktur ruang wilayah nasional yang berlaku untuk
Kabupaten Tanggamus yaitu :
1)Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Agung
2)Jalan Nasional : adalah jalan yang membentang di sepanjang pantai
barat yang merupakan jalan lintas Barat Sumatera (Pringsewu -
Kota Agung - Bengkunat Belimbing).
Sedangkan kebijakan RTRW Provinsi Lampung dalam rencana struktur
ruang Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut :
1)Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Agung dengan fungsi
utama sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa.
2)Pusat Kegiatan Lokal (PKL) : adalah Wonosobo dengan kegiatan
utama pusat pengembangan perdagangan jasa pendukung kegiatan
perikanan laut.
3)Sistem jaringan jalan, yaitu :
a)Jaringan jalan Kolektor Primer jaringan jalan yang
menghubungkan secara berdaya guna antara Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), antara Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), atau antara Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari Rantau
Tijang - Kota Agung - Wonosobo – Sanggi
b)Jaringan jalan strategis provinsi adalah jalan yang
diprioritaskan untuk melayani kepentingan provinsi berdasarkan
pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan dan keamanan provinsi; mengacu pada Undang-
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-12
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
13/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jaringan jalan
strategis merupakan jalan yang memiliki status sebagai jalan
provinsi terdiri dari Talang Padang - Ulu Belu - Ulu Semong –
Suoh - Sukabumi;
Secara garis besar rencana sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten
Tanggamus dirumuskan sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4.Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten Tanggamus Tahun
2011–2031
N
OLOKASI
HIRARKI
FUNGSI
FUNGSI
1 Kota Agung PKW • Pemerintahan
• Perdagangan dan Jasa
• Perikanan dan Minapolitan
• Industri
2 Wonosobo PKL • Pertanian
• Perdagangan dan Jasa
• Kehutanan
• Minapolitan
3 Talang Padang PKLp • Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
• Pendukung Kegiatan
Pertanian
4 Gisting PKLp • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Agropolitan/Kawasan
Pendukung Pertanian
5 Sri Kuncoro
Kecamatan
Semaka
PPK • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Kawasan Lindung
6 Putih DohKecamatan Cukuh
Balak
PPK • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
7 Pulau Panggung PPK • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
8 Ngarip Kecamatan
Ulu Belu
PPL • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
9 Margoyoso
KecamatanSumberejo
PPL • Permukiman
•
Perdagangan dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-13
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
14/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
N
OLOKASI
HIRARK
I
FUNGSI
FUNGSI
• Pertanian
10 Sukamara
Kecamatan Bulok
PPL • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
11 Kuripan
Kecamatan Limau
PPL • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Perikanan
12 Napal Kecamatan
Kelumbayan
PPL • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Perikanan
13 Sidoharjo
KecamatanKelumbayan Barat
PPL • Permukiman
• Perdagangan dan Jasa
• Pertanian
Sumber : RTRW Kabupaten Tanggamus 2011-2031
Wilayah perdesaan sebagai hinterland kawasan perkotaan dilayani oleh
masing-masing pusat kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat
Pelayanan Lokal (PPL). Untuk kebutuhan yang lebih besar, wilayah
perdesaan dilayani oleh adanya PPK di Kabupaten Tanggamus.
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Kondisi fisik wilayah Kabupaten Tanggamus yang sangat variatif, dimana
mempunyai kemiringan yang bervariasi mulai dari 0 hingga > 40 %,
banyaknya daerah aliran sungai, terdapatnya beberapa gunung serta
terletak di dekat patahan semangka, menyebabkan wilayah Kabupaten
Tanggamus cenderung mempunyai potensi daerah rawan bencana yang
cukup besar. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa daerah
di Kabupaten Tanggamus yang teridentifikasi sebagai daerah-daerah
yang mempunyai potensi terkena bencana alam. Dibawah ini adalah
jenis bencana alam dan perkiraan daerah yang terkena dampak bencana
tersebut :
1)Bencana Longsor dan Pergerakan Tanah
Kecamatan-kecamatan yang memiliki daerah rawan bencana
longsor/pergerakan tanah antara lain adalah Kecamatan Pematang
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-14
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
15/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Sawa, Semaka, Bandar Negeri Semuong, Kota Agung Timur, Limau,
Cukuh Balak, Ulu Belu, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Bulok, dan
Air Naningan.
2)Bencana Banjir
Daerah potensial banjir di Kabupaten Tanggamus antara lain adalah
Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Wonosobo, Bandar Negeri
Semuong, Kota Agung Barat, Kota Agung, Pugung, Talang Padang,
Gisting, Cukuh Balak, dan Limau.
3)Gempa BumiBeberapa kecamatan yang terlewati oleh sesar ini adalah Kecamatan
Bandar Negeri Semuong, Semaka, Wonosobo, Pematang sawa, dan
Kota Agung barat. Daerah lain yang jadi potensial terkena gempa
bumi ialah Ulu Belu, Kota Agung Barat, Kota Agung, Limau, Cukuh
Balak, Kelumbayan Barat, dan Kelumbayan.
4)Bencana Tsunami dan Gelombang Tinggi
Beberapa daerah yang rawan terjadi bencana tsunami dan gelombang
tinggi adalah Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Wonosobo, Kota
Agung Barat, Kota Agung, Kota Agung Timur, Limau, Cukuh Balak,
dan Kelumbayan.
5)Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran bangunan/rumah, daerah yang paling potensial
terjadi kebakaran adalah daerah dengan kepadatan penduduk tinggidengan pola tata letak bangunan yang rapat. Hal ini bisa terlihat di
kecamatan perkotaan seperti Kecamatan Talang Padang, Kota Agung,
dan Gisting, juga pada kecamatan-kecamatan padat seperti
Kecamatan Wonosobo dan Kota Agung Barat.
2.1.4 Demografi
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-15
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
16/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Berdasarkan data kependudukan daerah diketahui bahwa pada tahun
2012 jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus berdasarkan hasil
Sensus Penduduk 2010 yang sudah dimutakhirkan tercatat sebanyak
556.156 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 119,47 jiwa per
kilometer persegi. Secara rinci persebaran penduduk per Kecamatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.5 Persebaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus Tahun 2012
NO KECAMATAN LUAS
JENIS KELAMIN
JUMLAHSEX
RATIO
KEPAD
AT
AN/
Km2
L P
1 Wonosobo 209,63 18.067 16.689 34,756 109 163,67
2 Semaka 170,9 18.309 16.764 35,073 110 202,45
3Bandar Negeri
Semuong
98,12 10.025 8.830 18,855 114 189,14
4 Kota Agung 76,93 20.910 19.851 40,761 106 521,51
5 Pematang Sawa 185,29 8.838 7.325 16,163 121 85,84
6 Kota Agung Timur
73,33 9.460 8.912 18,372 107 246,32
7Kota Agung
Barat
101,3 11.712 10.314
22,026
114 212,96
8 Pulau Panggung 437,21 17.048 16.194 33,242 107 74,74
9 Air Naningan 323,08 21.838 19.241 41,079 115 86,38
10 Ulu Belu 186,35 15.113 13.327 28,440 115 215,93
11 Talang Padang 45,13 22.386 21.684 44,070 104 963,06
12 Sumberejo 56,77 16.458 15.637 32,095 107 556,91
13 Gisting 32,53 19.224 18.213 37,437 1071.131,76
14 Gunung Alip 25,68 9.195 8.539 17,734 109 680,69
15 Pugung 232,4 27.561 25.513 53,074 108 225,24
16 Bulok 52,68 10.608 9.659 20,267 111 385,82
17 Cukuh Balak 133,76 11.868 10.095 21,963 117 161,42
18 Kelumbayan 121,09 5.881 5.042 10,923 117 89,09
19 Limau 240,61 9.338 8.116 17,454 115 71,53
20Kelumbayan
Barat
53,67 6.488 5.884 12,372 111 224,30
JUMLAH 290.327 265.829 556.156 109 119.47
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2012
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-16
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
17/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Dari data tersebut, terlihat kecamatan yang paling padat penduduknya
adalah kecamatan Gisting dengan kepadatan 1.131,76 jiwa/Km2 dan
yang terjarang adalah Kecamatan Limau yang kepadatannya hanya
71,53 jiwa/Km2.
Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanggamus pada tahun 2009
sekitar 104.677 jiwa atau sekitar 19,76% dari total penduduk
Kabupaten Tanggamus, angka tersebut mengalami perbaikan pada
tahun 2010 yang hanya sebesar 98.200 jiwa atau 18,30% dan terus
menunjukkan perbaikan pada tahun 2011 yang hanya mencapai 17%
atau sekitar 93.031 jiwa.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2.2.1Fokus Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi
Pada saat ini, pembangunan daerah sebagai bagian yang integral dari
pembangunan nasional tidak lepas dari prinsip otonomi, yang
diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggungjawab secara proporsional dengan lebih menekankan pada
prinsip-prinsip demokrasi, peranserta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman
daerah.
Keterpaduan dan keserasian pembangunan di segala bidang dengan
berlandaskan potensi wilayah dan perencanaan merupakan hal pokok
yang sangat dibutuhkan untuk mencapai peningkatan hasil-hasil
pembangunan daerah harus terus ditingkatkan melalui mekanisme
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-17
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
18/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
terpadu dan terarah agar seluruh sumber daya yang terbatas dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang relatif cukup kaya, baik
dari segi sumber daya manusianya maupun dengan sumber daya
alamnya, yang harus dikelola dengan baik sehingga mampu menopang
pembangunan yang berkelanjutan.
2.2.1.1 Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian Kabupaten Tanggamus masih berpola trasidional
dimana masih dinominasi oleh 3 sektor, yaitu sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan, kemudian sektor perdagangan,
hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2011 sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai
kontribusi sebesar 59,54% atau tidak mengalami perubahan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai
57,99%. Namun demikian laju pertumbuhan sektor ini pada tahun
2011 mengalami perningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan penuingkatan produksi sejumlah produksi tanaman
pangan dan perkebunan.
pertanian; 59.54
Pertambangan; 2.34
n!ustri Peng"#a$an; 3.58
%istri&' gas !an (ir )ersi$; 0.39
K"nstru&si; 4.5*Per!agangan; 15.24
Transp"rtasi !an Per$ubungan; 2.8+
&euangan se,a; 4.*4 Jasa-asa; +.*4
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2013
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-18
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
19/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
Gambar 2.1 Struktur Perekonomian Kabupaten Tanggamus
Peningkatan kontribusi terjadi pada beberapa sektor, seperti sektor
industri pengolahan; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Namun beberapa sektor lainnya
mengalami penurunan kontribusi terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Tanggamus seperti sektor pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas,
dan air bersih; sektor bangunan; sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Perubahan dan penurunankontribusi memang tidak terlalu besar, sehingga secara umum struktur
perekonomian Kabupaten Tanggamus tidak mengalami pergeseran yang
berarti jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya.
2.2.1.2 PDRB Kabupaten Tanggamus
Semenjak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, maka
Kabupaten Tanggamus mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten
yaitu Kabupaten Tanggamus sendiri dan Kabupaten Pringsewu.
Walaupun telah mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten tetapi
perekonomian di Kabupaten Tanggamus sendiri menunjukkan kearah
yang lebih baik dari tahun ke tahun. Salah satu indikatornya dapat
ditunjukkan dari perkembangan PDRB Kabupaten Tanggamus
berdasarkan PDRB harga berlaku dua tahun terakhir. Nilai PDRB atas
dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp 5.579,640 lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2010 yang nilainya mencapai
Rp 4.174.587,00 atau mengalami peningkatan sebesar 15%.
Sedangkan bila ditinjau dari nilai PDRB atas dasar harga konstan, maka
angka PDRB Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011 mengalami
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-19
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
20/70
RPJMD Kabupaten Tanggamus 2013-2018
kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2010
hanya sebesar Rp 2.329.522,00 sedangkan pada tahun 2011 mencapai
Rp 2,504,609,00 hal ini menunjukkan bahwa PDRB Kabupaten
Tanggamus pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,41%.
Pemerintah Kabupaten Tanggamus II-20
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
21/70
Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tanggamus Tahun 2006-2011
LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. PERTANIAN 2,094,235 2,535,386 2,074,581 2,431,480 2,754,408 3,107,642
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 65,004 69,453 52,900 55,053 82,826 124,667
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 243,610 280,152 146,566 168,730 200,130 238,530
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 13,360 12,481 7,914 28,709 31,583 35,549
5. KONSTRUKSI 280,407 316,170 193,611 208,159 242,219 298,908
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 493,562 640,304 405,189 489,498 609,160 778,656
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 136,468 170,746 99,367 115,936 134,763 159,248
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA
PERUSAHAAN 214,111 245,800 147,195 165,856 186,098 209,537
9. JASA-JASA 426,383 515,355 494,753 531,846 576,518 626,904
PDRB 3,967,143 4,785,848 3,622,077 4,195,267 4,817,706 5.579,640
PDRB TANPA MIGAS 3,967,143 4,785,848 3,622,077 4,195,267 4,817,706 5.579,640
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
22/70
Tabel 2.7 Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tanggamus Tahun 2006-2011
LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. PERTANIAN 1,685,577 1,797,505 1,296,727 1,366,180 1,428,332 1,491,323
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 46,932 48,812 37,164 38,106 46,541 58,702
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 150,535 154,892 74,821 78,986 83,754 89,597
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,342 4,414 2,742 8,919 9,258 9,699
5. KONSTRUKSI 141,620 153,854 89,635 92,515 99,798 114,578
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 382,160 443,225 308,740 329,057 353,701 381,647
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 91,339 99,647 53,121 58,764 64,755 71,589
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA
PERUSAHAAN 137,528 157,823 90,133 96,917 105,921 118,697
9. JASA-JASA 248,613 251,524 150,816 155,491 161,594 168,777
PDRB 2,888,646 3,111,697 2,103,899 2,224,935 2,329,521.96 2,504,609
PDRB TANPA MIGAS 2,888,646 3,111,697 2,103,899 2,224,935 2,329,521.96 2,504,609
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
23/70
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
24/70
2.2.1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanggamus
Pada tahun 2011 perekonomian Kabupaten Tanggamus cukup baik
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6.41%. Pertumbuhan ini
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang
mengalami pertumbuhan sebesar 5.79%. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tanggamus tahun 2011 ini lebih tinggi bila dibandingkan
dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang mencapai 5,75%.
Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Tanggamus
masih mengalami pertumbuhan yang cukup positif dan pembangunan
yang terjadi di Kabupaten Tanggamus sedikit banyak terserap dengan
baik oleh masyarakat.
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
Gambar 2.2Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tanggamus Tahun
2007-2011
2.2.1.4 Inflasi
Selama tahun 2011 tingkat inflasi di Kabupaten Tanggamus mencapai
4,09 %, angka ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu tahun
2010 yang mencapai 10,97 %. Inflasi di Kabupaten Tanggamus
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
25/70
sepanjang tahun 2011 berfluktuasi, angka inflasi tertinggi terjadi pada
bulan Januari sebesar 0,87 % dan deflasi pada bulan Maret, April dan
November. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa indeks komoditas
disektor bahan makanan, dan pertanian mengalami penurunan harga di
tingkat konsumen akibat musim panen yang telah tiba dan permintaan
masyarakat yang berkurang.
0 2 4 + 8 10 12 14-0.5
0
0.5
1
1.5
2
0.83
0.+1
-0.3-0.1*
0.140.19
0.*3
0.+50.+10.55
-0.09
0.24
0.5 0.58
0.8 0.8
0.2+
1.441.421.*9
0.84
0.*9
0.99
0.*4
2010 2011
Bulan
Infasi
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
Gambar 2.3 Kondisi Inflasi di Kabupaten Tanggamus 2010-2011
Dengan tingkat inflasi sebesar 4,09% di tahun 2011, maka tingkat inflasi
di Kabupaten Tanggamus relatif lebih rendah dibandingkan inflasi
Provinsi Lampung yang mencapai 4,24%. Namun jika dibandingkan
dengan inflasi secara nasional, inflasi Kabupaten Tanggamus sedikit
lebih tinggi, dimana inflasi nasional hanya sebsar 3,79%. Inflasi yang
stabil memberi gambaran iklim investasi yang cukup menjanjikan bagi
investor.
2.2.1.5 PDRB Per Kapita
Sementara itu PDRB perkapita Kabupaten Tanggamus atas dasar harga
berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp 10.286.208,00 meningkat 12,36%
dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya sebesar Rp 8.851.844,00.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
26/70
Sedangkan berdasarkan harga konstan PDRB perkapita Kabupaten
Tanggamus pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu sebesar
3,69%, dimana pada tahun 2010 PDRB perkapita Kabupaten Tanggamus
berdasarkan harga konstan sebesar Rp 4.341.158,00 meningkat menjadi
Rp 4.617.310 pada tahun 2011. Meskipun meningkat, jika dilihat dari
nilai pendapatan perkapitanya, masyarakat Kabupaten Tanggamus
masih tergolong masyarakat yang berpendapatan rendah, dimana secara
nominal rata-rata pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten
Tanggamus hanya Rp 10.286.208,00 pertahunnya. Oleh karenanya
Pemerintah Kabupaten Tanggamus harus mampu mendorongpeningkatan pendapatan penduduknya dengan cara meningkatkan
lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur dan sarana penunjang
perekonomian daerah.
2.2.2Fokus Kesejahteraan Masyarakat
Peningkatan kualitas sumbr daya manusia di Kabupaten Tanggamus,
salah satu indikator yang dapat dilihat yaitu dari pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanggamus yang pada tahun
2010 berada di peringkat ke-4 dari 14 kabupaten/kota se-Provinsi
Lampung. Sejalan dengan hal tersebut maka indeks komponen
pembentuk IPM Kabupaten Tanggamus hampir semuanya mengalami
kenaikan meskipun bervariasi. Indeks kelangsungan hidup naik 0,68
poin, indeks pengetahuan mengalami kenaikan 0,54 poin sedangkan
indeks daya beli naik tidak mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini
dapat diartikan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Tanggamus
berada pada posisi yang hampir sama dengan tahun lalu.
Tabel 2.8 Indeks Pembentuk IPM Kabupaten Tanggamus Tahun
2005-2011
URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
27/70
Indeks Kelangsungan 70,2 70,7 70,5 70,7 72,5 73,2 73,88
Indeks Pengetahuan 75,2 76,6 76,0 78,3 78,3 79,25 79,79
Indeks Daya Beli 56,5 55,7 57,7 57,9 59,7 60,06 60,06
IPM 67,3 67,7 69,0 69,62 70,19 70,84 71,31
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
Peningkatan IPM tersebut juga diiringi dengan peningkatan komponen
pembentukannya yang meliputi angka harapan hidup, angka melek
huruf, rata-rata lama sekolah, dan paritas daya beli. Angka harapan
hidup penduduk Kabupaten Tanggamus terus mengalami peningkatan
dari 68,51 tahun pada tahun 2008 menjadi 69,33 tahun pada tahun
2011.
Sedangkan untuk komponen Paritas Daya Beli (PPP), besarnya
pengeluaran riil perkapita yang disesuaikan juga mengalami kenaikan
dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp 619,53 ribu pada tahun 2009
menjadi Rp 620,19 ribu pada tahun 2010, dengan melihat besaran
angka tersebut dapat diketahui ada kenaikan nilai pengeluaran riil
perkapita pada tahun 2010 yang berarti bahwa ada kenaikankemampuan daya beli penduduk Kabupaten Tanggamus.
Tabel 2.9 Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Tanggamus Tahun 2006-2011
N
OKOMPONEN 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1
Angka Harapan Hidup
(tahun) 67,4 67,3 68,16 68,51 68,92 69,33
2 Angka Melek Huruf (%) 92,5 92,2 94,27 94,27 94,68 95,32
3Rata-rata Lama Sekolah
(tahun)6,90 6,90 6,94 6,96 7,26 7,39
4Pengeluaran Riil Per
Kapita (000 Rp)590,6 591,8 613,6 618,5 619,53 620,19
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2011
2.2.2.1 Bidang Pendidikan Kabupaten Tanggamus
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
28/70
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah merupakan aset yang
penting bagi pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Oleh sebab itu
Pemerintah Kabupaten Tanggamus berkomitmen untuk meningkatkan
pelayanan pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar. Gambaran
sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari indikator rata-
rata lamanya sekolah, dimana dalam dua tahun terakhir rata-rata lama
sekolah cenderung semakin meningkat. Pada tahun 2009 rata-rata lama
sekolah penduduk Kabupaten Tanggamus sebesar 7,26 tahun meningkat
menjadi 7,39 pada tahun 2010, hal ini menunjukkan adanya pergeseran
dengan tahun lalu. Bila angka ini dikonversikan ke jenjang pendidikan,
maka dapat dikatakan bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten
Tanggamus sudah menduduki kelas dua sekolah menengah pertama
atau secara rata-rata sudah dapat lulus sekolah dasar.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak yang bersekolah
pada suatu jenjang pendidikan tertentu penduduk pada kelompok umur
yang bersesuaian dengan pendidikannya. APK Kabupaten Tanggamus
tahun 2010 untuk tingkat SD/sederajar sebesar 114,38 kemudian 87,40
untuk tingkat SLTP/sederajat mencapai 75,79 sedangkan untuk tingkat
SLTA/sederajat sebesar 48,98.
Angka Melek Huruf yaitu penduduk yang dapat membaca dan juga
menulis baik huruf latin atau huruf lainnya. Perkembangan Angka
Melek Huruf penduduk dewasa di Kabupaten Tanggamus pada tahun
2011 menunjukkan adanya peningkatan dari 94,68% pada tahun 2010
menjadi 95,32% hal ini berarti persentase penduduk berumur 15 tahun
keatas yang dapat membaca dan menulis mencapai 95,32% dari total
penduduk.
Sementara itu untuk rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Tanggamus dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 belum ada
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
29/70
pergeseran yang berarti dengan kisaran 6,90 tahun sampai 6,96 tahun,
tetapi kondisi tersebut mengalami kenaikan menjadi 7,26 pada tahun
2010 dan meningkat kembali pada tahun 2011 menjadi 7,39. Bila angka
ini dikonversikan ke jenjang pendidikan, maka dapat diartikan bahwa
secara rata-rata penduduk Kabupaten Tanggamus sudah menduduki
kelas dua sekolah menengah pertama atau secara rata-rata sudah dapat
lulus sekolah dasar.
2.2.2.2 Bidang Kesehatan Kabupaten Tanggamus
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk lebih meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat serta meningkatkan kualitas, kemudahan dan
pemerataan pelayanan kesehatan baik program promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang makin menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Prioritas pembangunan ini dilaksanakan melalui kegiatan
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan seperti pembangunan,
rehabilitasi gedung dan pengadaan alkes serta ambulance bagi
puskesmas dan jaringannya, peningkatan kuantitas, kualitas dan
kapasitas SDM, kemudian juga pengadaan peralatan medis untuk
mendukung RSUD Kota Agung menjadi rumah sakit type C yang
mengarah sebagai Badan Layanan Umum Daerah, pengadaan obat-
obatan, pengadaan dan mengoptimalkan Puskesmas Keliling (Pusling)
dan pembangunan Poskesdes, program berobat gratis di setiap
Puskesmas, Posyandu Plus melalui program Jamkesmas ataupun
Jaminan Kesehatan Semesta.
Kematian bayi sangat berkaitan dengan kondisi kehamilan ibu,
pertolongan persalinan yang aman dan perawatan bayi yang baru lahir.
Penyebab langsung kematian bayi baru lahir adalah infeksi serta bayi
baru lahir dengan berat rendah. Sedangkan penyebab tidak langsungnya
antara lain tingkat pendidikan ibu yang masih rendah, tingkat ekonomi
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
30/70
yang masih rendah, serta keadaan sosial budaya yang tidak mendukung
gizi ibu hamil. Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) pada empat
tahun terakhir ini menunjukkan adanya fluktuatif, terlihat bahwa pada
tahun 2007 angka kematian bayi sebanyak 149 kasus dari 18.788
kelahiran hidup (7,93/1.000 kelahiran hidup), angka tersebut meningkat
pada tahun 2008 yang mencapai 173 kasus dari 19.012 kelahiran hidup
(9,1/1.000 kelahiran hidup), tetapi pada tahun 2009 angka kematian
bayi menurun hanya sebanyak 89 kasus dari 11.454 kelahiran hidup
(7,8/1.000 kelahiran hidup). Pada tahun 2010 angka tersebut meningkat
kembali menjadi 96 kasus dari 11.305 kelahiran hidup (8,49/1000kelahiran hidup). Sedangkan pada tahun 2011 angka tersebut menurun
menjadi 77 kasus dari 12.006 kelahiran hidup (6,4/1000 kelahiran
hidup), dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 104 kasus kematian
bayi dari 12.002 kelahiran hidup (8,52/1.000 kelahiran hidup) dengan
rincian penyebab kasus kematian bayi terdiri dari 78 kasus kematian
perinatal (0-7 hari), 8 kasus kematian neonatal (7-28 hari) dan 18 kasus
kematian bayi (1 bulan – 1 tahun). Keadaan AKB ini masih lebih rendah
dibanding target nasional 40/1000 kelahiran hidup, ini menunjukkan
bahwa program kesehatan Ibu dan Anak sudah cukup baik namun tetap
kita harapkan terjadinya AKB yang terus menurun dimasa mendatang.
Upaya pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam memperbaiki akses dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi lahir senantiasa menjadi
prioritas dalam pembangunan, dimana hal ini dilakukan dengan
kegiatan antara lain kemitraan dengan dukun bayi, pengembangan
Puskesmas, pengembangan klinik kesehatan ibu dan anak,
pembangunan rumah sakit, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan
posyandu, penempatan bidan di desa, gerakan masyarakat untuk
menyelamatkan ibu hamil dan bersalin, Audit Maternal Perinatal (AMP)
dan pengadaan alat kesehatan berupa bidan KIT serta monitoring
pelaksanaan kegiatan KIA dan pemasangan stiker ibu hamil.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
31/70
Angka kematian ibu (AKI) mengambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas.
Jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2007
sebanyak 14 kasus dan meningkat menjadi 17 kasus pada tahun 2008.
Sedangkan pada tahun 2009 jumlah kematian ibu menurun menjadi 12
kasus, kemudian menurun kembali pada tahun 2010 menjadi 11 kasus.
Sementara itu AKI untuk 2011 terjadi sedikit meningkat menjadi 12
kasus, sedangkan AKI pada tahun 2012 menurun kembali menjadi 11
kasus kematian ibu, dan menilik saat ibu meninggal terjadi pada saat
persalinan sebanyak 7 (63,6%), saat hamil sebanyak 2 (18,2%) dan,
pada saat nifas sebanyak 2 (18,2%) kasus.
Meningkatnya pembangunan bidang kesehatan akan berdampak pada
status kesehatan dan juga akan berdampak pada Indek Pembangunan
Manusia (IPM) karena bidang kesehatan merupakan salah satu
komponan penilaiannya. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
ditunjukkan oleh menurunnya angka kesakitan dan kematian dan juga
ditunjukkan dengan meningkatnya status gizi dan Umur Harapan Hidup
(UHH). Umur Harapan Hidup penduduk Kabupaten Tanggamus pada
tahun 2007 sebesar 68,7 tahun sedangkan pada tahun 2008 sebesar
68,51 tahun dan 2009 meningkat menjadi 68,92 tahun, angka tersebut
terus mengalami peningkatan yang mencapai 69,33 pada tahun 2010.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan adalah dengan melihat angka kesakitan. Pola sepuluh besar
penyakit di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 2.10 Pola Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Tanggamus
Tahun 2012
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
32/70
NO KODE NAMA PENYAKIT JUMLAH %
1 1302 Infeksi akut pada saluran nafas bag. Atas 38.033 30.54
2 2002 Penyakit kulit alergi 14.622 11.74
3 21
Penyakit pada sistem otot dan jaringan
pengikat (penyakit tulang belulang, radang
sendi termasuk rematik) 11.449 9,19
4 2201 Gastritis 10.727 8.61
5 2001 Penyakit kulit infeksi 10.100 8.11
6 2202 Chepalgia 10.084 8.1
7 12 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 8.879 7.12
8 2003 Penyakit kulit karena jamur 8.438 6.78
9 1301 Tonsilitis 6.656 5.35
10 102 Diare (termasuk tersangka kolera) 5.548 4.46
Jumlah 124.536 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2012
Meningkatnya umur harapan hidup dan perubahan struktur umur
penduduk ke arah usia tua menyebabkan terjadinya transisi
epidemiologis, yang ditandai dengan masih tingginya kasus penyakit
infeksi dan pada sisi lain terjadi peningkatan kasus penyakit non
infeksi. Hal ini dapat terlihat pada tabel di atas bahwa gambaran
sepuluh besar penyakit di Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 masih
didominasi penyakit Infeksi saluran pernapasan bagian atas sebesar
30,54, penyakit kulit alergi 11,74%, penyakit sistem otot dan jaringan
9,19%, Gastritis 8,61%, penyakit kulit infeksi 8,11%, Chepalgia 8,1%,
penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan penyakit non infeksi
sudah masuk pada urutan ke tujuh pada pola sepuluh penyakit terbesar
dengan persentase sebesar 7,12%, Tonsilitis 5,35% dan diare sebanyak
4,46 %.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
33/70
Selain sepuluh besar penyakit, penyakit-penyakit potensial lainnya yang
terjadi pada tahun 2012 di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai
berikut :
1)Acute Flaccid Paralysis
Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah terjadinya kasus kelumpuhan
yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara acut (mendadak) pada anak
berusia kurang dari 15 tahun, bukan disebabkan oleh ruda paksa.
Surveilans AFP ditargetkan dapat menemukan semua kasus AFP dalam
satu wilayah yang diperkirakan minimal 2 kasus AFP diantara 100.000
penduduk usia kurang dari 15 tahun per tahun (Non Polio AFP Rate
minimal 2/100.000 per tahun). Selain itu ketepatan dan kelengkapan
laporan menentukan kinerja petugas Surveilans.
Pada tahun 2008 di Kabupaten Tanggamus ditemukan kasus AFP
sebanyak 1,82% per 100.000 penduduk. Pada tahun 2009 sebanyak2,38% per 100.000 penduduk , Pada tahun 2010 sebanyak 2,47% per
100.000 penduduk , Pada tahun 2011 sebanyak 2,48% per 100.000
penduduk , Pada tahun 2012 sebanyak 3% per 100.000 penduduk. Pada
tahun 2009-2012 cakupan penemuan kasus AFP non polio telah
mencapai target yaitu > 2 kasus per 100.000 penduduk berusia> 15
tahun, hal ini menunjukan perbaikan pada kinerja surveilens.
2)TB Paru
Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung dan masih
merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2008 di
Kabupaten Tanggamus ditemukan penderita TB Paru klinis sebanyak
1,15% per 1000 penduduk, tahun 2009 sebanyak 28,7% per 1.000
penduduk, Tahun 2010 sebanyak 39,5% per 1.000 penduduk. Tahun
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
34/70
2011 sebanyak 46,4% per 1.000 penduduk serta tahun 2012 sebanyak
65,27% per 1.000 penduduk.
TB paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi konsentrasi pada
MDGs 2015 dan diharapkan pada tahun 2015 target untuk
mengendalikan penyebaran TB paru akan tercapai (on track).
3)Pneumonia
Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan
kematian bayi dan balita. Angka kesakitan Pneumonia selama ini
digunakan estimasi secara orbitrasi, bahwa insidens pneumonia pada
balita di Indonesia adalah sekitar 10 - 20%.
Untuk Kabupaten Tanggamus ditetapkan target (angka maksimal yang
ditoleransi) untuk kasus pneumonia adalah sebesar 10%. Pada tahun
2008 di Kabupaten Tanggamus ditemukan kasus pneumonia sebanyak
5%, tahun 2009 sebanyak 5,2%, tahun 2010 sebanyak 4,4%, tahun
2011 sebanyak 3,5% serta tahun 2012 sebanyak 0,58%.
4)HIV/AIDS
Salah satu tujuan program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung
(P2ML) adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dan
mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit.
Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual
yang belum ditemukan obatnya dan mempunyai dampak sosial yang
sangat berat. Kegiatan dalam penanggulangan penyakit ini dilaksanakan
dengan penemuan dan pengobatan penderita baik secara pasif maupun
secara aktif dengan melakukan survey dengan sasaran kelompok resiko
tinggi.
Pada tahun 2008 di Kabupaten Tanggamus ditemukan 2 kasus
penderita, tahun 2009 sebanyak 2 penderita, tahun 2010 sebanyak 4
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
35/70
penderita, tahun 2011 tidak ditemukan kasus penderita HIV/AIDS dan
tahun 2012 juga tidak ditemukan kasus penderita HIV.
5)Demam Berdarah Dengue
Dalam tiga tahun terakhir, diketahui bahwa penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Kabupaten Tanggamus ada kecendrungan terus
meningkat. Pada tahun 2008 ditemukan kasus DBD 83,61% per
100.000 penduduk, tahun 2009 ditemukan 9,25% per 100.000
penduduk, tahun 2010 sebanyak 13,13% per 100.000 penduduk, tahun
2011 sebanyak 13% per 100.000 penduduk, serta tahun 2012 sebanyak36,14 % per 100.000 penduduk. Upaya yang telah dilakukan adalah
fogging fokus di wilayah kasus diikuti abatisasi, penggerakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M (Menguras,
Menimbun dan Menutup).
6)Diare
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Kabupaten Tanggamus, beberapa faktor yang menjadi
penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui
kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja dan/atau kontak
langsung dengan penderita. Secara proporsional, diare lebih banyak
terjadi pada golongan balita (55%). Adapun kebijakan pemberantasan
penyakit diare, dilaksanakan untuk menurunkan angka kesakitan,
angka kematian dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pada tahun 2008 di Kabupaten Tanggamus dilaporkan sebanyak 22,51%
per 1.000 penduduk, tahun 2009 sebanyak 24,19% per 1.000
penduduk, tahun 2010 sebanyak 28,45% per 1.000 penduduk, tahun
2011 sebanyak 24,46% per 1.000 penduduk, serta tahun 2012 sebanyak
50,5% per 1.000 penduduk.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
36/70
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi, di
Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011 tercatat 3 balita meninggal
akibat diare, hal ini sangat disayangkan mengingat pengobatan diare
tidak terlalu sulit yang menjadi masalah dalam penanganan diare adalah
rendahnya pengertian, pemahaman, dan cara penanggulanga pada
masyarakat.
7)Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadimasalah kesehatan masyarakat dan mempengaruhi angka kesakitan
bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja.
Pada tahun 2008 jumlah kasus malaria sebanya 1,15% per 1.000
penduduk, tahun 2009 sebanyak 0,92% per 1.000 penduduk, tahun
2010 sebanyak 0,58% per tahun, tahun 2011 sebanyak 0,2% per 1.000
penduduk serta tahun 2012 sebanyak 0,08% per 1.000 penduduk. Dari
data tersebut terlihat penurunan Annual Paracite Incidence per 1.000
penduduk setiap tahunnya,Kabupaten Tanggamus termasuk daerah
endemis rendah yaitu API < 1.
8)Kusta
Permasalahan Penyakit kusta merupakan merupakan permaslahan yang
sangat komplek dan merupakan permasalahan kemanusiaan seutuhnya.
Masalah yang dihadapi penderita bukan hanya masalah medis tetapi
juga masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya, karenamasalh
masalah tersebut mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial,
tuna wisma, tuna karya dan gangguan lain dilingkungan masyarakat.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
37/70
Angka prevalensi penyakit kusta tahun 2011 adalah 0,4 per 100.000
penduduk dan tahun 2012 0,34% per 100.000 penduduk. Pengobatan
tepat waktu (release from treatment/RFT) adalah upaya yang sangat
penting untuk mencapai kesembuhan penderita. Tahun 2008-2012
tercatat RFT sebesar 100% , angka ini telah mencapai target yang
ditetapkan SPM tambahan lokal dinas kesehatan Kabupaten Tanggamus.
9)Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunsasi (PD3I) adalah TBC,
Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio dan Hepatitis B. Dimana
Penyakit-penyakit tersebut merupakan salah satu penyebab kematian
anak-anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Agar target
nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi dan reduksi
dapat dicapai, maka cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan
merata sampai mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi.
Pada tahun 2008, di Kabupaten Tanggamus dilaporkan jumlah kasus
dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) yaitu sebagai berikut : Difteri 1 kasus, Tetanus 2 kasus,
Tetanus Neonatorum 0 kasus, Campak 68 kasus, tahun 2009 Difteri 0
kasus, Tetanus 2 kasus, Tetanus Neonatorum 2 kasus, Campak 155
kasus, Tahun 2010 ditemukan Difteri 0 kasus, Tetanus 0 kasus, Tetanus
Neonatorum 0 kasus, Campak 42 kasus, tahun 2011 Difteri 0 kasus,
Tetanus 0 kasus, Tetanus Neonatorum 3 kasus, Campak 85 kasus,
tahun 2012 Difteri 0 kasus, Tetanus 0 kasus, Tetanus Neonatorum 0
kasus.
Kualitas SDM sangat ditentukan dengan peningkatan status kesehatan
gizinya terutama pada kelompok umur balita. Salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dan sekaligus
pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan gizi anak
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
38/70
terutama balita. Batas ambang yang digunakan untuk keempat status
gizi berdasarkan kesepakatan pakar gizi tahun 2000, adalah gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih. Status gizi buruk pada balita
merupakan kondisi yang selalu ditemui di masyarakat, oleh karena itu
persentase gizi buruk perlu terus ditekan hingga tidak melebihi 5 %.
Status gizi buruk pada balita merupakan kondisi yang mungkin dapat
ditemukan masyarakat. Salah satu komitmen MDGs adalah
menurunkan prevalensi balita gizi buruk dengan target 3,15% di tahun
2015. Pada tahun 2008 ditemukan 47 kasus, tahun 2009 sebanyak1
kasus, tahun 2010 tidak ditemukan kasus gizi buruk, tahun 2011
sebanyak 3 kasus.
Meskipun kasus gizi buruk sudah dibawah target nasional namun tetap
dilakukan upaya peningkatan pelayanan guna meminimalkan terjadinya
kasus tersebut dikemudian hari, Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanggamus dengan adanya kasus tersebut di atas yaitu
dengan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI),
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu, melaksanakan
perawatan penderita di rumah sakit, pemberian bantuan pada kasus gizi
buruk dan pemberdayaan keluarga.
Tujuan Akhir dari pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan di bidang
kesehatan dilaksanakan secara berkesinambungan, terus menerus dan
terintegrasi. Kondisi pencapaian kinerja Bidang Kesehatan Tanggamus
menggunakan 2 Indikator yaitu :
1)Milenium Development Goals (MDGs)
Pencapaian MDGs tahun 2015 bidang kesehatan yaitu Goals 1, 4, 5,
6, 7 yakni :
a)Goals 1. Mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan
b)Goals 4. Mengurangi tingkat kematian Anak
c)Goals 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
39/70
d)Goals 6. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainya
e)Goals 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Tabel 2.11 Pencapaian IndikatorMillenium Development Goals (MDGs)
Bidang Kesehatan Kabupaten Tanggamus Tahun 2011-2012
N
OINDIKATOR
MDGs
(2015)
TAHUN
2011
TAHUN
2012
1 Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup 102 99.95 90.15
2 Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) per
100.000 kelahiran hidup 23 6.41 8.52
3 Penurunan Angka Kematian Neonatal per
1000 kelahiran hidup 15 0.58 0.66
4 Penurunan Prevalensi kekurangan gizi (gizikurang dan gizi buruk) pada anak balita 18.50% 5.13% 8.92%
5 Penurunan angka kematian balita (AKABA)
per 1000 kelahiran hidup 32 6.99% 9.34%
6 Penurunan prevalensi Tuberculosis per
100.000 penduduk 222 74.08% 65.19
7 Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi
dewasa 0.50% 0.003% 0.0003%
8 Menurunya kasus malaria (Annual Paracite
Index-API) per 1000 penduduk 1 20.00% 0.08
9 Prevalensi persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih 90% 86.06% 86.40%
10 Cakupan pelayanan Antenatal (K4) 95% 88.09% 87.80%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2012
Pencapaian MDGs 2015 bidang kesehatan salah satu tujuanya adalah
untuk upaya penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita. AKB dan
AKBA tahun 2012 terjadi peningkatan walaupun belum melewati
ambang batas target MDGs dimana AKB 23 kematian per 1.000
kelahiran hidup dan AKBA 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Hal
ini perlu diwaspadai dengan perhatian khusus pada kesehatan masa
kehamilan ibu, bayi, proses persalinan dan masa balita. Diperlukan
peningkatan pada persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, tidak
terjadi keterlambatan dalam penanganan persalinan kegawatdaruratan,
peningkatan pelayanan antenatal dan pelayanan kesehatan balita.
Sedangkan AKI tahun 2012 cenderungmenurun dibandingkan tahun
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
40/70
2011. Prevalensi kekurangan gizi ( Gizi kurang dan Gizi buruk) pada
anak balita tahun 2012 sebesar 8,92%, meningkat jika dibandingkan
tahun 2011 (5,13%).
2)Standart Pelayanan Minimum (SPM)
Target SPM (Standar Pelayanan minimum) sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008, terdiri dari 18
Indikator Kesehatan. Dari 18 Indikator pokok Standar Pelayanan
Minimum (SPM) wajib bidang kesehatan yang ada, indikator yang sudah
mencapai target adalah Cakupan Kunjungan Bayi target 90% capaian
94,37%, Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
-24 bulan keluarga miskin target 100% capaian 100%, Cakupan balita
gizi buruk mendapat perawatan target 100% capaian 100%, Cakupan
peserta KB aktif target 70% capaian 70,61%, Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di
Kabupaten/kota target 100% capaian 100%, Cakupan desa / kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
target 100% capaian 100%, Cakupan desa siaga aktif target 80% capaian
92,05%.
Belum tercapainya beberapa target indikator SPM bidang kesehatan
tersebut dimungkinkan karena ketersediaan tenaga kesehatan di
Puskesmas masih kurang, kurang berperan aktifnya pelaksana program
Puskesmas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi)
ganda yang dipegang tenaga kesehatan sehingga kinerja menjadi tidak
maksimal.
Melalui monitoring, evaluasi, konsolidasi, kordinasi dan pembinaan
selanjutnya diharapkan dapat terjadi peningkatan yang sangat berarti
dalam pencapaian SPM bidang kesehatan kedepannya.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
41/70
2.2.2.3 Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Tanggamus
Pengurangan pengangguran harus tetap menjadi prioritas utama bagi
Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Untuk mempercepat penurunan
angka pengangguran yang sejalan dengan kebijakan nasional,
pelaksanaan berbagai program pembangunan perlu diarahkan ke
kecamatan dan desa-desa miskin, serta dilakukan dengan pola padat
karya. Dengan demikian, pelaksanaan program pembangunan dapat
meningkatkan ketersediaan dan perbaikan serta pemeliharaan
prasarana dan sarana fisik dan berbagai sarana pelayanan dasar, serat
sekaligus menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi
masyarakat di sekitarnya. Dengan program aksi tersebut diharapkan
TPT yang pada tahun 2011 sebesar 4,7% dapat terus ditekan pada
tahun 2012 menjadi sekitar 4,65% sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan sektor riil dalam rangka perluasan kesempatan kerja.
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah raga
Dalam fokus pengembangan seni budaya dan olah raga Kabupaten
Tanggamus saat ini telah meningkatkan pengembangan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan seni budaya dan olah raga dengan baik.
Pada Bidang Kebudayaan, jumlah grup kesenian berjumlah 150 grup
kesenian, serta keberadaan situs dan benda sejarah lainnya yang telah
diidentifikasi hingga saat ini terdapat 17 benda/situs. Di bidangkepariwisataan, kondisi alam dan keberadaan Kabupaten Tanggamus
yang berada di Wilayah pesisir menjadi nilai tambah sendiri untuk dapat
dikembangkan, dan juga menjadi potensi ekonomi bagi penduduk
Kabupaten Tanggamus. Sementara itu, terkait dengan organisasi
kepemudaan dan olah raga Kabupaten Tanggamus saat ini dirasa sudah
mencukupi. Dimasa yang akan datang perlu peningkatan pembinaan
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
42/70
kepemudaan untuk meningkatkan penyaluran bakat pemuda potensial.
Adapun datanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.12 Kondisi Eksisting Bidang Seni Budaya dan Olah raga di
Kabupaten Tanggamus Tahun 2012
NO BIDANGKONDISI
TAHUN 2012
Bidang Kebudayaan
1 Jumlah Grup Kesenian (grup) 150
2 Jumlah Gedung Kesenian (unit) -
3 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya (kali) 1
4 Sarana Penyelenggaraan Seni Dan Budaya -
5 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan 17
Bidang Kepariwisataan
6 Kunjungan Wisatawan
a. Domestik (orang/tahun) 5.000
b. Mancanegara (orang/tahun) 3.000
7 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB (%) -
Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
8 Jumlah Organisasi Pemuda (lembaga) 9
9 Jumlah Organisasi Olah Raga (lembaga) 15
10 Jumlah Kegiatan Kepemudaan (kali) 10
11 Jumlah Kegiatan Olah Raga (kali) 10
12 Gelanggang/ Balai Remaja (selain milik swasta) (unit) -
13 Lapangan Olah Raga (buah) 10
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tanggamus,
2012
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1Fokus Layanan Umum Wajib
2.3.1.1 Pendidikan
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
43/70
Proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik masih perlu terus
ditingkatkan. Selain itu, pemanfaatan guru belum sepenuhnya optimal
yang diakibatkan, antara lain, oleh distribusi guru yang masih belum
merata. Demikian pula, satuan pendidikan di daerah perkotaan
mengalami kelebihan guru, tetapi satuan pendidikan di daerah terpencil
banyak mengalami kekurangan guru. Distribusi yang tidak merata
berakibat pada bervariasinya beban mengajar guru di daerah perkotaan,
perdesaan, dan daerah terpencil.
Pembangunan bidang pendidikan harus tetap dikembangkan secara
terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang
pendidikan maupun antar bidang lainnya yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dan
kebutuhan pembangunan daerah. Sedangkan peningkatan kuantitas
dan kualitas guru dilaksanakan melalui sertifikasi dan kompetensi guru
SD melalui program S.1 PGSD, pemberian Beasiswa guru pada
Universitas Terbuka (UT) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta
pengetasan buta aksara.
Untuk pembangunan di bidang pendidikan, Kabupaten Tanggamus telah
menargetkan akan mewujudkan sekolah unggulan yang berstandar
nasional yang menjadi acuan bagi pengembangan sekolah-sekolah
lainnya, melaksanakan rehabilitasi dan pembangunan sarana prasarana
pendidikan, menuntaskan wajib belajar 9 tahun dan merintis wajib
belajar 12 tahun.
Tabel 2.13 Jumlah dan Keadaan Gedung Sekolah Negeri dan Swasta di
Kabupaten Tanggamus Tahun 2011
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
44/70
NO INDIKATOR MAKRO
KONDISI
JUMLA
H
TOTAL
BAIK
SEDAN
G RUSAK
RUSAK
BERAT
1. Jumlah Gedung
Pendidikan Negeri :
- PAUD, TK 12 - - - 12
- SD 944 548 - 396 1.888
- SMP 234 102 - 58 394
- SMU 894 12 - 128 1.034
- SMK 22 11 - - 33
2. Jumlah Gedung
Pendidikan Swasta :
- PAUD, TK 452 20 - - 472- SD 300 154 - 188 642
- SMP 70 52 - 26 148
- SMU 25 8 - 7 40
- SMK 89 41 - 46 176
3. Jumlah Gedung
Perpustakaan Sekolah :
- PAUD, TK - - - - -
- SD 128 - - - 128
- SMP 257 - - - 257
- SMU 10 - - - 10
- SMK 4 - - - 4
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus, 2011
2.3.1.2 Kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan kebutuhan penting, total jumlah fasilitas
kesehatan yang ada sebanyak 104 buah yang terdiri dari rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes),
balai pengobatan dan apotik. Jumlah tenaga kesehatan tercatat
sebanyak 782 orang yang tersebar di lokasi fasilitas kesehatan.
Tabel 2.14 Distribusi Tenaga Kesehatan Bersadarkan Pendidikan
(12 Keahlian) Sampai Dengan Bulan Juli 2013
N
O
KUALIFIKASI TENAGAUNIT KERJA
DINKES PUSKESMA
S
RSUD JUMLAH
1 Dokter Spesialis 4 4
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
45/70
N
O
KUALIFIKASI TENAGAUNIT KERJA
DINKES PUSKESMA
S
RSUD JUMLAH
2 S2 Kesehatan Masyarakat 9 9
3 Dokter Umum 25 10 35
4 Dokter Gigi 5 1 6
5 Apoteker 1 1
6 S1 Kesehatan Masyarakat 14 18 5 37
7 S1 Farmasi 1 1
8 S1 Keperawatan 2 4 4 10
9 S1 Gizi 2 2
10 D3 Farmasi 3 12 4 19
11 D3 Keperawatan 0 70 33 103
12 D4, dan D3 Kesling 5 12 3 20
13 D3 Gizi 6 13 4 23
14 D4, D3, dan D1 Bidan 5 332 13 350
15 SPPH 1 5 6
16 SPAG 1 1
17 SPK 35 1 36
18 D3 Fisioterapi 1 1
19 D3 Teknisi Elektromed 1 1 2
20 D3 Analis Kesehatan 16 7 23
21 D3 Rontgen 2 2
22 D3 Gigi dan SPRG 22 1 23
Jumlah 49 569 96 714
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2013
Sedangkan 68 tenaga lainnya berasal dari Sekolah Menengah Farmasi
(SMF) sebanyak 4 tenaga, pekarya kesehatan 15 tenaga, paramedis
lainnya sebanyak 5 tenaga dan 44 orang berasal dari berbagai
pendidikan Non Kesehatan seperti S1 Non kesehatan sebanyak 15
tenaga, Akademi lainnya sebanyak 7 tenaga, lulusan SMA sebanyak 19
tenaga dan, Lulusan SMP sebanyak 3 tenaga.
Dari persebaran sarana kesehatan, saat ini dirasa sudah cukup
memadai karena seluruh kecamatan di Kabupaten Tanggamus minimal
sudah memiliki sarana keseharan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
namun demikian jumlahnya perlu ditingkatkan sesuai perkembangan
penduduk. Hal yang perlu menjadi perhatian ialah keberadaan RSUD
yang masih terbatas. Dalam data BPS diketahui, hanya terdapat 1 RSUD
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
46/70
di Kabupaten Tanggamus yang berada di Ibukota Kabupaten, dan 1
rumah sakit swasta yang ada di Kecamatan Gisting.
Tabel 2.15 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Tanggamus Sampai
Dengan Bulan Juli 2013
NO KECAMATAN RSRUMAH
BERSALIN
PUSKES
MASPUSTU
BALAI
PENGO
BATAN
APOTIK
1 Wonosobo 2 2 2
2 Semaka 2 4
3 Bandar Negeri Semuong 1 1
4 Kota Agung 1 1 1 3
5 Pematang Sawa 1 26 Kota Agung Timur 1 1
7 Kota Agung Barat 1 1
8 Pulau Panggung 1 3
9 Air Naningan 1 1 4 1
10 Ulu Belu 1 6
11 Talang Padang 1 2 1 3
12 Sumberejo 1 3 1
13 Gisting 1 1 1 2 2 2
14 Gunung Alip 1 1 2 1
15 Pugung 2 4 1
16 Bulok 1 4
17 Cukuh Balak 1 5
18 Kelumbayan 1 2 1
19 Limau 1 3
20 Kelumbayan Barat 1 2
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2013
2.3.1.3 Pekerjaan Umum
Sarana Perhubungan merupakan salah satu hal yang vital dalam
mendukung mobilitas manusia. Sarana perhubungan darat di
Kabupaten Tanggamus terdiri dari 1.301,17 Km jalan kabupaten,
120,93 Km jalan provinsi, dan 75,29 Km jalan nasional yang terdiri dari
permukaan aspal, hotmix (aspal beton), cor beton, berbatu, kerikil dan
tanah.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
47/70
Tabel 2.16 Jenis Permukaan dan Panjang Jalan di Kabupaten
Tanggamus Tahun 2013
NO
KEADAAN JALAN/
JENIS PERMUKAAN
JALAN
NASIONAL (Km)
JALAN
PROVINSI (Km)
JALAN
KABUPATEN
(Km)
1 Aspal 75,29 120,93 753
2 Hotmix (Aspal Beton) 103,73
3 Cor Beton 2,50
4 Berbatu 53,50
5 Kerikil 169,82
6 Tanah 218,62
Jumlah 75,29 120,93 1.301,17
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus, 2013
Jika dilihat dari jenis permukaannya, dari 1.301,17 Km Jalan
Kabupaten Tanggamus kurang lebih 753 Km nya sudah di aspal, dan
103,73 Km yang sudah di hotmix (aspal beton) sedangkan yang masih
dalam jenis permukaan kerikil sepanjang 169,82 Km dan permukaan
tanah sepanjang 218,62 Km. Sementara untuk jalan nasional dan jalan
provinsi semuanya sudah teraspal dengan panjang jalan 75,29 Km dan
120,93 Km dalam kondisi baik. Setiap tahunnya kondisi jalan kabupaten
semakin membaik, dan tingkat kerusakan semakin berkurang. Hal ini
menunjukan keseriusan pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam
meningkatkan kondisi jalan untuk kelancaran distribusi orang barang
dari setiap daerah-daerah di Kabupaten Tanggamus. Meskipun
demikian, tidak sedikit juga jalan-jalan penting yang masih mengalami
kerusakan. Oleh karenanya pemerintah daerah perlu
menginventarisasikan data-data prioritas pembangunan jalan di
kabupaten yang mengalami kerusakan agar segera di perbaiki untuk
kepentingan kelancaran distribusi orang dan jalan di Kabupaten
Tanggamus.
Tabel 2.17 Kondisi Jalan Kabupaten Tanggamus Tahun 2013
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
48/70
NO KEADAAN JALAN
JALAN
NASIONAL
(Km)
JALAN
PROVINSI
(Km)
JALAN
KABUPATEN
(Km)
I. Kondisi Jalan
1
2
3
4
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
75,29 120,93 289,21
249,09
255,81
507,06
Jumlah 75,29 120,93 1.301,17
II. Kelas Jalan
1
2
3
4
5
6
7
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas III A
Kelas III B
Kelas III C
Kelas Tidak terinci
75,29 120,93
455,4095
845,7605
Jumlah 75,29 120,93 1.301,17
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus, 2013
2.3.1.4 Perhubungan
Untuk sarana angkut, jumlah mobil yang terdaftar sebanyak 1.005
untuk mobil umum dan 3.002 kendaraan yang tidak umum. Untuk
kendaraan umum paling banyak berupa truk (757 unit). Adapun lebih
lengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini. Beberapa permasalahan
perhubungan di Kabupaten Tanggamus ialah, kurang menjangkaunya
angkutan umum ke daerah-daerah terpencil seperti di Kecamatan Ulu
Belu, Kelumbayan, Way Semaka dan beberapa kecamatan lainnya. Disisi
lain integrasi angkutan umum hanya sebatas jalan-jalan utama
kabupaten dan jalan nasional Oleh karenanya, pemerintah perlu
mengkaji kembali rencana penataan transportasi lokal nya agar dapat
mengintegrasikan daerah-daerah terpencil sehingga dapat meningkatkan
pergerakan masyarakat di Kabupaten Tanggamus.
Tabel 2.18 Banyaknya Kendaraan Wajib Uji Kabupaten Tanggamus 2011
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
49/70
N
O
URAIAN JUMLAH
I UMUM
Mobil barang
a.Truk
b.Pick up
Mobil Bus
a.Bus
b.Mikrolet
Mobil Penumpang
a.Oplet
b.Taksi
1.005
808
757
51
109
78
31
88
88
0
II TIDAK UMUM 3.002
Sumber : Tanggamus Dalam Angka, 2011
2.3.1.5 Lingkungan Hidup
Untuk sarana dan prasarana lingkungan hidup di Kabupaten
Tanggamus saat ini baru dapat dapat dilihat dari jumlah sarana dan
prasarana persampahan dan sarana pembuangan, dimana terdapat 4
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan 5 sarana pengangkut sampah
yang terdiri dari 1 mobil amrol, dan 4 Motor Tosa. Terkait dengan
lingkungan ini belum adanya gambaran umum tentang ruang terbuka
hijau masih menjadi kendala tersendiri dalam penentuan kebijakan
perlindungan kawasan. Diharapkan nantinya tersedia juga data terkait
luasan ruang terbuka hijau dan pengembangan kawasan hijau di daerah
Kabupaten Tanggamus sesuai dengan RTRW yang telah di susun.
Tabel 2.19 Gambaran Umum Kondisi Sarana dan Prasarana
Lingkungan Hidup Di Kabupaten Tanggamus Tahun 2012
NOKONDISI SARANA DAN PARASARANA
LINGKUNGAN HIDUP
KONDISI
TAHUN
2012
KETERANGAN
1 Penyediaan Sarana dan Prasarana
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
50/70
NOKONDISI SARANA DAN PARASARANA
LINGKUNGAN HIDUP
KONDISI
TAHUN
2012
KETERANGAN
Persampahan
- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 1 Unit Kali Miring
- Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 41 Unit
- Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) 1 Unit Kali Miring
2 Tersedianya Jumlah Sarana Pengangkut
Sampah
- Mobil Amrol 1 Unit
- Tosa 4 Unit
- Container 12 Unit
- Gerobak Sampah 58 Unit
Sumber :Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus,
2012
Kabupaten Tanggamus saat ini memiliki Ruang Terbuka Hijau seluas
7,15 Ha yang terdiri dari Hutan Kota Way Lalaan, Kota Agung Timur
seluas 1 H, Taman Kota Ir. Soekarno, Kota Agung seluas 7.500 m2 dan
Taman Kota Way Lalaan, Kota Agung Timur seluas 5,4 Ha.
2.3.1.6 Kependudukan dan Catatan Sipil
Sektor kependudukan dan catatan sipil antara lain melingkupi seluruh
aspek dokumentasi kependudukan dimulai dari jumlah rasio penduduk
ber-KTP, kepemilikan KTP, Akte Lahir, ketersediaan database penduduk,
dan penetapan KTP elektronik sebagai KTP nasional berbasis NIK.
Adapun datanya dapat dilihat pada table berikut ini. Secara umum
sebagian besar penduduk Kabupaten Tanggamus sudah ber KTP hal ini
dapat dilihat dari jumlah kepemilikan KTP yang sudah mencapai angka
61 %. Hal yang paling utama ialah perlu adanya peningkatan dan
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
51/70
pendataan kembali program E-KTP agar data kependudukan seluruh
masyarakat di Kabupaten Tanggamus dapat terdata dengan baik.
Tabel 2.20 Kinerja Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten
Tanggamus 2012
NO INDIKATOR KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
TAHUN
2012
1 Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk 61.18%
2 Rasio Bayi berakte kelahiran 57.30%
3 Kepemilikan KTP 331.840
4 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk 573.02
5 Ketersediaan Database Penduduk Skala Provinsi Ada
6 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tanggamus, 2012
2.3.1.7 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Fokus keluarga berencana merupakan fokus target rencana
kependudukan untuk menentukan dan mengantisipasi ledakan
penduduk yang terjadi di suatu daerah. Dalam hal ini Kabupaten
Tanggamus memiliki tiga indikator utama dalam hal menangani masalah
tersebut yaitu menganalisis rata-rata jumlah anak per keluarga, rasio
pengguna KB, dan peserta KB aktif. Secara umum rasio akseptor KB
sudah cukup baik karena sudah lebih dari 50% penduduk usia
produktif menggunakannya, adapun datanya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.21 Hasil Pendataan Pasangan Usia Subur dan Peserta Keluarga
Berencana Di Kabupaten Tanggamus Tahun 2012
NO KECAMATANPASANGAN
USIA SUBUR
PESERTA KB
PEMERINTAH SWASTA
1 Pematang Sawa 5.925 1.881 2.296
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
52/70
NO KECAMATANPASANGAN
USIA SUBUR
PESERTA KB
PEMERINTAH SWASTA
2 Semaka 7.523 3.969 1.302
3 Bandar Negeri Semuong 3.719 1.849 800
4 Wonosobo 6.736 2.006 2,762
5 Kotaagung Barat 4.565 1.806 1.437
6 Kotaagung 8.556 2.643 3.427
7 Kotaagung Timur 3.347 1.458 867
8 Gisting 6.364 2.621 1.898
9 Sumberejo 6.206 2.275 2.125
10 Gunung Alip 3.230 1.458 849
11 Talang Padang 7.943 2.972 2.796
12 Pulau Panggung 5.836 3.150 957
13 Air Naningan 5.237 2.683 1.013
14 Ulu Belu 9.153 4.357 2.076
15 Pugung 9.602 4.670 2.105
16 Bulok 4.310 2.774 246
17 Limau 3.861 1.533 1.213
18 Cukuh Balak 4.438 2.570 628
19 Kelumbayan 2.517 1.765 0
20 Kelumbayan Barat 2.642 1.623 251
JUMLAH 111.710 50.063 29.048
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten
Tanggamus, 2012
Dari hasil pendataan yang telah dilaksanakan maka persentase
pemakaian kontrasepsi di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 yaitu
70,82 %
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
53/70
Tabel 2.22 Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera Di Kabupaten
Tanggamus Tahun 2012
NO KECAMATAN
HASIL PENTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERAKELUARGAPRA
SEJAHTERA
KELUARGASEJAHTERA
I
KELUARGASEJAHTERA
II
KELUARGASEJAHTERA
III
KELUARGASEJAHTERA
III PLUS
JUMLAH
1 Pematang Sawa 2.015 1.777 2.341 793 11 6.937
2 Semaka 5.168 1.881 1.490 1.379 0 9.918
3Bandar Negeri
Semuong2.505 2.022 631 106 31 5.295
4 Wonosobo 4.595 2.108 2.379 681 0 9.763
5 Kotaagung Barat 1.072 1.863 1.861 877 0 5.673
6 Kotaagung 2.842 2.220 3.837 1.080 19 9.998
7 Kotaagung Timur 1.782 969 1.254 451 4 4.460
8 Gisting 2.956 2.081 2.188 1.415 76 8.716
9 Sumberejo 2.715 1.140 1.224 2.962 38 8.079
1
0
Gunung Alip 1.878 836 1.253 451 6 4.424
11 Talang Padang 4.283 2.516 2.662 1.317 122 10.900
1
2
Pulau Panggung 2.845 2.253 2.749 546 6 8.399
1
3
Air Naningan 2.637 1.314 2.191 1.165 0 7.307
1
4
Ulu Belu 1.419 2.273 4.186 2.471 208 10.557
15
Pugung 5.650 5.362 3.007 338 58 14.415
1
6
Bulok 580 1.013 3.073 731 117 5.514
1
7
Limau 1.576 567 1.207 1.061 10 4.421
1
8
Cukuh Balak 2.014 1.573 1.825 192 64 5.668
1 Kelumbayan 1.887 450 323 67 0 2.727
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
54/70
NO KECAMATAN
HASIL PENTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERAKELUARGA
PRA
SEJAHTERA
KELUARGA
SEJAHTERA
I
KELUARGA
SEJAHTERA
II
KELUARGA
SEJAHTERA
III
KELUARGA
SEJAHTERA
III PLUS
JUMLAH
9
2
0
Kelumbayan
Barat1.560 735 533 267 1 3.096
JUMLAH 51.979 34.953 40.214 18.350 771 146.267
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten
Tanggamus, 2012
2.3.1.8 Ketenagakerjaan
Sedangkan dari sektor ketenagakerjaan di Kabupaten Tanggamus pada
tahun 2012 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,65 %, jauh
lebih rendah dibandingkan dengan TPT rata-rata Provinsi Lampung pada
periode yang sama sebesar 5,18 % dan Nasional 6,14 %. Hal ini
menunjukkan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan
adanya peningkatan penyediaan lapangan kerja yang menyebabkan
angka Tingkat Pengangguran Terbuka menurun. Dengan terobosan-
terobosan baru dibidang penyediaan lapangan kerja Tingkat
Pengangguran Terbuka di Kabupaten Tanggamus berhasil ditekan
seminimal mungkin.
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
55/70
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2013
Gambar 2.4Komparasi TPAK dan TPT Antara Kabupaten Tanggamus,
Provinsi Lampung dan Nasional
2.3.1.9 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kegiatan umum koperasi hingga tahun 2012 dilihat dari beberapa
indikator diantaranya yaitu persentase koperasi aktif, jumlah BPR/LKM,
usaha mikro dan kecil, cakupan binaan kelompok pedagang, dan
cangkupan binaan kelompok pengrajin. Adapun datanya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.23 Gambaran Umum Kondisi Koperasi Dan Umkmdi Kabupaten
Tanggamus 2012
N
O INDIKATORKONDISI
TAHUN 2012
1 Persentase Koperasi Aktif 60 %
2 Jumlah BPR/LKM 1
3 Usaha Mikro dan Kecil 3.750
4 Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal 4.323
5 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin 122
Sumber :Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan Dan Pengelolaan Pasar
Kabupaten Tanggamus, 2012
8/18/2019 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
56/70
2.3.1.10 Kesatuan Bangsa d