BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Nasional Perpustakaan (SNP 002 : 2011) mendefinisikan
“Perpustakaan sebagai institusi yang mengelola informasi berupa koleksi karya
tulis, karya cetak atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka”.1 Menurut Ibrahim Bafadal Perpustakaan adalah suatu unit kerja
dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik
berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur
secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
informasi oleh setiap pemakainya.2 Sedangkan menurut Darmono Perpustakaan
adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan
oleh pemakai sebagai sarana belajar yang menyenangkan.3 Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja atau lembaga yang
bertugas untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi
bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu untuk digunakan pemakainya.
1 Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Perpustakaan Nomor 002 :2011 (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2011), hlm. 2. 2 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
3. 3 Darmono, Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Gramedia Widi
Sarana Indonesia, 2001), hlm. 3.
Jenis-jenis perpustakaan menurut Sutarno Ns diantaranya adalah
perpustakaan nasional, perpustakaan badan Provinsi, perpustakaan umum,
perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, perpustakaan internasional,
perpustakaan pribadi, dan perpustakaan perguruan tinggi.4
Sulistyo Basuki mengatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan di bawahnya, maupun
lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu
perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni, Tri Darma Perguruan Tinggi.5 Jadi
perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di perguruan
tinggi dengan tujuan utama untuk membantu pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu
perpustakaan yang ada di perguruan tinggi yang menjadi pusat semua aktivitas
civitas akademika. Perpustakaan ini memiliki berbagai macam koleksi
perpustakaan yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan para pemakai terhadap media rekam informasi.6 Jadi koleksi
perpustakaan adalah semua format dalam berbagai bahan pustaka yang berguna
untuk menunjang kebutuhan pemustaka dalam mendapatkan informasi.
Didalam perpustakaan sendiri terdapat berbagai macam jenis koleksi yang
pengorganisasiannya menggunakan sistem klasifikasi yang mengelompokkan
4 Sutarno NS Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006),
hlm. 37. 5 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1991),
hlm. 51. 6 Ade Kohar, Teknik Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan : Suatu
Implementasi Studi Restrospektif (Jakarta, 2003), hlm. 6.
koleksi yang bertujuan untuk memudahkan penyusunan dan temu kembali. Sistem
klasifikasi perpustakaan yang dikenal antara lain: Dewey Decimal
Classification/DDC, Universal Decimal Classification/UDC, Library of Congress
Classification/LCC, The Bibliographic Classification/Bc, dan The Modern
Chineese Classification. Dari banyak sistem ini, klasifikasi persepuluhan
Dewey/DDC yang banyak digunakan oleh perpustakaan Indonesia.7
Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Dewey Decimal Classification) merupakan
salah satu sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Secara
umum DDC merupakan sistem klasifikasi yang baik dengan ciri-ciri antara lain
mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan (bersifat universal), fleksibel dalam
penggolongan serta dilengkapi dengan indeks relatif. Sedangkan klasifikasi Islam
adalah adaptasi dan perluasan Notasi 297 Dewey Decimal Classification (DDC)
yang merupakan suatu usaha melengkapi dan menyempurnakan notasi seksi agama
Islam sehingga menjadi pedoman yang baku dan standar.8 Pendekatannya:
memperpendek notasi 297 dengan X, sehingga menjadi 2X0 untuk agama Islam.
Di Indonesia pengembangan klasifikasi Islam ini dilakukan oleh beberapa
badan, di kalangan Muhammadiyah sendiri terdapat satu tokoh ilmu perpustakaan
yaitu Lasa Hs. Lasa Hs merupakan salah satu tokoh ilmu perpustakaan yang ada di
Indonesia yang menulis tentang manajemen perpustakaan dengan beberapa
karyanya yang terkenal yaitu Manajemen Perpustakaan Sekolah, Kamus Istilah
Perpustakaan, dan Manajemen & Standarisasi Perpustakaan PTMA.
7 Lasa HS DKK, Manajemen & Standardisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Muhammadiyah - Aisyiyah (Yogyakarta: Majelis Pustaka & Informasi, 2017), hlm. 67-68. 8 Peroustakaan Nasional RI Perpustakaan Nasional RI, Daftar Tajuk Subjek Islam Dan
Klasifikasi Islam (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017), hlm. 112-113.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki sistem
klasifikasi Islam yang memperluas notasi 2X9.7 untuk karya tokoh-tokoh
Kemuhammadiyahan dan Aisyiah. Kepala Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Lasa Hs mengembangkan klasifikasi Islam dengan
memperluas notasi 2X9.7 untuk karya-karya kemuhamadiyahan dikarenakan dalam
perjalanannya Muhammadiyah telah melahirkan pemikiran, teori, paham terutama
yang dilontarkan oleh para tokoh, sehingga perlu dibuatkan nomor klasifikasi dan
rak tersendiri yang merupakan perkembangan dari notasi 2X9.7 tentang biografi
tokoh-tokoh Islam.
Kontribusi pemikiran Lasa Hs dalam pengembangan notasi 2X9.7 ini sangat
bermanfaat karena akan menambah wawasan dan pengetahuan terutama untuk
mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan bahwa notasi 2X9.7 telah dikembangkan.
Akan tetapi pemanfaatan pengembangan notasi 2x9.7 di Indonesia tergolong masih
minim dan bersifat lokal, hanya di Perpustakaan Muhammadiyah Yogyakarta.
Sehingga penulis tertarik meneliti tentang pengembangan notasi 2X9.7 untuk karya
tokoh-tokoh muhammadiyah dan aisyiah oleh Lasa Hs dengan judul penelitian
Pengembangan Notasi 2X9.7 (Studi Pemikiran Lasa HS).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemikiran Lasa HS mengenai latar belakang, pemikiran,
motivasi/dorongan, konsep dan teori pengembangan notasi 2X9.7
belum tersebar secara nasional sehingga perlu dipromosikan /
diperkenalkan ke ruang lingkup yang lebih luas.
2. Proses pengembangan notasi 2X9.7 sampai saat ini.
3. Implikasi pemikiran dan pengembangan 2X9.7 serta penerapannya di
UPT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang pemikiran, motivasi/dorongan, konsep dan teori
pengembangan notasi 2X9.7??
2. Bagaimana tahapan pengembangan notasi 2X9.7?
3. Bagaimana implikasi / pengembangan notasi 2X9.7 dan Penerapannya di
UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti, mengingat adanya keterbatasan waktu
didalam proses penyusunan serta agar tidak meluas dan menyimpang dari masalah
yang akan diteliti maka penulis memfokuskan pada pemikiran Lasa mengenai
pengembangan notasi 2X9.7 di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
a. Untuk memperoleh gambaran tentang pemikiran, motivasi/dorongan, konsep
dan teori pengembangan notasi 2X9.7.
b. Untuk menunjukkan orisinalitas pemikiran.
c. Untuk memahami kontekstual pemikiran Lasa HS mengenai notasi 2X9.7.
d. Untuk mengetahui proses pengembangan notasi 2X9.7.
F. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemikiran Lasa
mengenai pengembangan notasi 2X9.7 yang merupakan bagan dalam sistem
klasifikasi Islam.
b. Praktis
Sebagai bahan informasi bagi sebuah perpustakaan universitas mengenai
pengembagan notasi 2X9.7 sudah ada dan mulai dikembangkan oleh Lasa Hs
yang merupakan salah satu tokoh nasional dalam bidang Ilmu Perpustakaan
serta menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
G. Definisi Operasional
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui
pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain
pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan
memperhatikan potensi dan kompensasi peserta didik.9
Klasifikasi adalah proses pengelompokan / pengumpulan benda atau
entitas yang sama, serta memisahkan benda atas entitas yang tidak sama.
Mendefinisikan klasifikasi yang diterapkan di pusat informasi dan
perpustakaan adalah penyusunan sistematik terhadap buku atau bahan pustaka
lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara yang paling
berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi.
Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Dewey Decimal Classification)
merupakan salah satu sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia. Secara umum DDC merupakan sistem klasifikasi yang baik
dengan ciri-ciri antara lain mencangkup seluruh bidang ilmu pengetahuan
(bersifat universal), fleksibel dalam penggolongan serta dilengkapi dengan
indeks relatif. Klasifikasi Islam adalah adaptasi dan perluasan Notasi 297
Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan suatu usaha melengkapi dan
menyempurnakan notasi seksi agama Islam sehingga menjadi pedoman yang
baku dan standar.10
9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2005), hlm.
24. 10 Perpustakaan Nasional RI, Daftar Tajuk Subjek Islam Dan Klasifikasi Islam, hlm. 112-
113.
H. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan referensi untuk peneltian tentang analisis pengembangan
notasi 2X9.7 di perpustkaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, penulis
mengacu kepada beberapa hasil penelitian yang terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang sedang direncanakan. Hasil studi pustaka penulis menunjukan
bahwa penelitian yang akan dilakukan ini belum ada yang membahasnya.
Berikut ini adalah peneitian yang berhubungan dengan penelitian ini:
Rusmiatiningsih, dalam Thesis yang berjudul Studi Pemikiran Sulistyo
Basuki mengenai ilmu perpustakaan di Indonesia. Penelitian ini memfokuskan
pada studi terhadap pemikiran tokoh ilmu perpustakaan yaitu Sulistyo Basuki
dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui pemikiran Sulistyo Basuki
mengenai ilmu perpustakaan di indonesia, tren pemikiran Sulistyo Basuki
merupakan corak pemikiran logika ateral yang dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal, dan konstribusi Sulistyo Basuki dalam ilmu perpustakaan di
Indonesia.11
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama
melakukan studi pemikiran tokoh ilmu perpustakaan. Yang membedakan
adalah bahwa saya meneliti pemikiran tokoh ilmu perpustakaan yaitu Lasa Hs
dalam mengembangkan notasi 2X9.7 di Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
11 Rusmiatiningsih Rusmiatiningsih, “Studi Terhadap Pemikiran Sulistyo Basuki Mengenai
Ilmu Perpustakaan Di Indonesia” (UIN Sunan Kalijaga, 2017).
Lilik Ardiansyah, dalam Skripsi yang berjudul Pemikiran Ibnu Khaldun
tentang Pendidikan. Penelitian ini merupakan hasil pemikiran Ibnu Khaldun
yang menekankan pada pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa
Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh besar dunia Islam, yang berhasil
memberikan konstribusi begitu besar dalam dunia keilmuan yang ada didunia.
Pandangan Ibnu Khaldun tentang pendidikan pada konsep dan pendekatan
filosofis-empiris. Melalui pendekatan ini, ia memberikan arahan terhadap visi
tujuan Pendidikan Islam secara ideal dan praktis.12
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pemikiran tokoh,
yang membedakannya adalah tokoh dan pemikirannya. Dalam penelitian ini
tokohnya adalah Ibnu Khaldun dan pemikirannya dalam perspektif pendidikan.
Sedangkan penelitian saya tokohnya adalah Lasa Hs seorang tokoh ilmu
perpustakaan dengan pemikirannya mengenai pengembangan notasi 2X9.7
untuk karya tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiah.
Sri Andayani, Artikel yang berjudul Konstribusi Tokoh dalam Dunia
Perpustakaan: Analisis Pemikiran G. Edward Evans tentang Pengembangan
Koleksi. Artikel ini menyajikan pemikiran G. Edward Evans mengenai
pengembangan koleksi dengan rumusan patron community. Tujuan dari artikel
ini adalah untuk memberi gambaran tentang konsep patron community yang
dilakukan dalam pengolahan perpustakaan.13
12 Lilik Ardiansyah, “Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Pendidikan” (Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013). 13 Sri Andayani, “Konstribusi Tokoh Dalam Dunia Perpustakaan: Analisis Pemikiran G.
Edward Evans Tentang Pengembangan Koleksi” (2017).
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pengembangan
notasi klasifikasi islam 2X9.7 untuk kebutuhan memenuhi pengklasifikasian
tentang tokoh-tokoh kemuhammadiyahan dan Aisiyah di PTMA. Sedangkan
artikel diatas membahas tentang pemikiran G. Edward Evans mengenai
pengembangan koleksi.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi tokoh yang bersifat kualitatif dengan
pendekatan deskriptif mengenai pemikiran Lasa Hs dalam mengembangkan
notasi 2X9.7 untuk karya tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiah. Melalui
metode kualitatif, peneliti dapat menyelidiki lebih mendalam mengenai
konsep-konsep atau ide-ide seperti kecintaan akan seni, rasa empati,
kepedulian, rasa sakit, keimanan, penderitaan, frustasi, harapan, perjuangan,
kasih sayang, perjuangan moral dan sebagainya.14
2. Sumber Data
Sumber data ialah asal data-data yang diperoleh untuk penelitian yang
sedang dilakukan. Sumber data dalam penelitian ini adalah tokoh ilmu
perpustakaan. Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data
yaitu data primer dan data sekunder.
14 Arief Furhan dan Arif Furhan Agus Maimun, Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai
Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 17.
1. Data primer, adalah data-data yang berasal dari sumber asli atau
pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun
dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber, yaitu
orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan
sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.15 Adapun sumber
data primer yang dipih sebagai sumber informasi berdasarkan
karakteristik yang ditentukan oleh peneliti adalah salah satu tokoh ilmu
perpustakaan yaitu Lasa Hs.
2. Data sekunder, sebagai data yang bersifat menunjang penelitian ini
seperti buku, jurnal, artikel, dan data lain yang diperoleh dari penelitian
atau bahan yang bersifat teoritis yang relevan yang dapat dijadikan
sebagai pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah penelitian.
Buku Manajemen dan Standarisasi Perpustakaan PTMA dan Biografi
Lasa.
3. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan mrnggunakan beberapa metode yaitu:
a. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.16 Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan
15 Umi Narimawati, Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi
(Bandung: Agung Media, 2008), hlm. 98. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya,
2002), hlm. 135.
data dengan cara menanyakan sesuatu kepada subyek penelitian atau
informan.17 Karena objek penelitian masih hidup maka akan dilakukan
wawancara secara langsung untuk memperkuat data.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Peneliti menggunakan data dokumentasi untuk
mendapatkan gambaran umum tentang keadaan lokasi penelitian dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan dan
berhubungan dengan data-data yang diperlukan dan relevan.
4. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tahap
analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep Miles dan Huberman
adalah sebagai berikut:18
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan. Data
diperoleh melalui observasi, wawancara dengan informan dan dokumen yang
digunakan sebagai data-data penelitian.
b. Reduksi data
17 Arief Furhan dan Agus Maimun, Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hlm.
52. 18 Husaini Usman Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm. 85-89.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan
dapat ditarik dan diverifikasi.
c. Penyajian data
Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau
ditemukan dilapangan, yaitu hasil wawancara dan observasi.
d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan jika semua data telah dibuktikan dengan
bukti-bukti yang mendukung dan bukti-bukti yang kuat dan menggunakan
metode deduktif.
J. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian yang berjudul Pengembangan
Notasi 2X9.7 (Studi Pemikiran Lasa HS). Terdiri dari 5 BAB yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, definisi
konseptual, tinjauan pustaka, definisi konseptual, metodologi penelitian,
rencana penelitian, sistematika penulisan
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan diantaranya
pemikiran tokoh dan klasifikasi Islam
BAB III: DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Meliputi sejarah perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Biografi Lasa Hs.
BAB IV: PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian mengenai Studi Pemikiran Lasa HS
Mengenai Pengembagan Notasi 2X9.7 untuk Tokoh-Tokoh Muhammadiyah
dan Aisyiyah di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
BAB V: PENUTUP
Bab ini mencakup kesimpulan dan saran.
Top Related