7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
1/34
1
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri pada bahumerupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak
sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul
secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat trauma.Keluhan utama yang dialami
adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS
terjadi baik secara aktif atau pasif.
Nyeri bahusecara pasti belum diketahui penyebabnya. Namun kemungkinan terbesar
penyebab darifrozen shoulderantara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post
immobilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus. Respon autoimmunal terhadap
rusaknya jaringan lokal yang diduga menyebabkan penyakit tersebut. Frozen shoulder
juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu, immobilisasi atau disuse dalam
jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur disekitar bahu yang pada fase
penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada
bahunya, disamping itu juga karena faktor immunologi serta hubungannya dengan
penyakit lain misalnya: Tuberkulosa paru, hemiparase,ischemic heart desease, bronchitis
kronis dan Diabetus Melitus.
Tendinitis merupakan peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa disebabkan
oleh beberapa sebab, misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga yang berlebihan, luka,
repitisi gerakan, gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba. Sebagian besar tendinitis terjadi
pada usia pertengahan atau usia lanjut, karena tendon menjadi lebih peka terhadap
cedera..
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
2/34
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint)Sendi bahu merupakan sendi dengan pergerakan paling bebas diantara semua
sendi. sehingga memungkinkan seseorang dapat menggerakkan lengannya secara
leluasa dan melaksanakan aktifitas sehari-hari. Namun struktur yang demikian akan
menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan ini sering menimbulkan
gangguan pada bahu.
Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia dibentuk oleh
tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade),clavicula (collar bone), humerus
(upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu mencakup empat sendi,
yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi acromioclavicular, sendi
scapulothoracal.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
3/34
3
a. Sendi GlenohumeraleSendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas
glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah peer. Permukaan sendi
dilingkupi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis dan diperdalam oleh
adanya labrum glenoidale .
Dibentuk oleh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae, yang
diperluas dengan adanya cartilagopada tepi cavitas glenoidalis, sehingga rongga
sendi menjadi lebih dalam. Kapsul sendi longgar sehingga memungkinkan
gerakan dengan jarak gerak yang lebih luas. Proteksi terhadap sendi tersebut
diselenggarakan oleh acromion, procecus coracoideus, dan ligamen-ligamen.
Tegangan otot diperlukan untuk mempertahankan agar caput humerus selalu
dipelihara pada cavitas glenoidalisnya.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
4/34
4
Ligamen-ligamen yang memperkuat sendi glenohumeral antara lain
ligamenglenoidalis, ligamenhumeral tranversum, ligamencoraco humeral dan
ligamencoracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan
collum anatomicum humeri.
Ligament yang memperkuat antara lain:
1) ligamentumcoraco humerale, yang membentang dari procesus coracoideussampai tuberculum humeri.
2) ligament coracoacromiale, yang membemtang dari procesus coracoideussampai acromion.
3) ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitas glenoidalis kecolum anatobicum, dan ada 3 buah yaitu:
a) ligament gleno humerale superior, yang melewati articulatio sebelahcranial
b) Ligament glenohumeralis medius, yang melewati articulatio sebelahventral.
c) Ligamentum gleno humeralis inferius, yang melewati articulationsebelah inferius.
Bursa-bursa yang ada padashoulder joint:
1) Bursa otot latisimus dorsi, terletak pada tendon otot teres mayordan tendonlatisimus dorsi.
2) Bursa infra spinatus, terdapat pada tendon infra spinatus dantuberositashumeri.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
5/34
5
3) Bursa otot pectoralis mayor, terletak pada sebelah depan insersio ototpectoralis mayor.
4) Bursa subdeltoideus, terdapat diatas tuberositas mayus humeri dibawah ototdeltoideus.
5) Bursa ligament coraco clavikularis, terletak diatas ligamentumcoracoclaviculare.
6) Bursa otot subscapularis terletak diantar sisi glenoidalis scapulae denganotot subscapularis.
7) Bursa subcutanea acromialis, terletak diatas acromion dibawah kulit
Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika pada sendi glenoidal
yaitu rotasi atau gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi merupakan
gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan
gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut gerakan
artrokinematika.
Gerakan arthrokinematikapada sendigleno humeralyaitu : (1) gerakan fleksi
terjadi rollingcaput humeri ke anterior,slidingkeposterior(2) gerakan abduksi
terjadi rollingcaput humeri ke cranio posterior, sliding ke caudo ventral (3)
gerakan eksternal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke dorso lateral, slidingke
ventro medial (4) gerakan internal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke ventro
medialdanslidingke dorso lateral
b. Sendi sterno claviculareDibentuk oleh extremitas glenoidalis clavikula, dengan incisura clavicularis
sterni. Menurut bentuknya termasuk articulation sellaris, tetapi fungsionalnya
glubiodea. Diantar kedua facies articularisnya ada suatu discus articularis
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
6/34
6
sehingga lebih dapat menyesuikan kedua facies articularisnya dan sebagai
cavum srticulare. Capsula articularis luas,sehingga kemungkinan gerakan luas.
Ligamentum yang memperkuat:
1) ligamentum interclaviculare, yang membentang diantara medialextremitassternalis, lewat sebelah cranial incisura jugularis sterni.
2) ligamentum costoclaviculare, yang membentang diantara costae pertamasampai permukaan bawah clavicula.
3) ligamentum sterno claviculare, yang membentang dari bagian tepi caudalincisura clavicularis sterni, kebagian cranial extremitas sternalis claviculare.
Gerakosteokinematika yang terjadi adalah gerakelevasi 45 dan gerakdepresi
70, serta protraksi 30 dan retraksi 30. Sedangkan gerak osteokinematikanya
meliputi: (1) gerakprotraksi terjadi roll clavicula kearah ventraldanslide kearah
ventral, (2) gerak retraksi terjadi roll clavicula kerah dorsal dan slide kearah
dorsal, (3) gerakelevasi terjadi rollkearah cranialdanslide kearah caudal, gerak
fleksi shoulder10 (sampaifleksi 90) terjadi gerakelevasiberkisasr 4, (4) gerak
depresi terjadi rollke arah caudaldan slide clavicula kearah cranial.
c. Sendi acromioclaviculareDibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari
acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh fibro
cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Secara morfologis
termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya sempit, dengan
ligamentum yang longgar.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
7/34
7
Ligamentum yang memperkuatnya:
1) ligamentacromio claiculare, yamg membentang antara acromion dataranventralsampai dataran caudal clavicula.
2) ligament coraco clavicuculare, terdiri dari 2 ligament yaitu:a) Ligamentum conoideum, yang membentang antara dataran medial
procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare.
b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran lateralprocecuscoraoideus sampai dataran bawah clavicuare,
Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan
gerak pada sendiscapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi
clavicula mengitari sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan elevasi
clavicula, elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian 30%
berikutnya pada rotasi clavicula.
d. Sendi subacromialeSendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada di
sebelah cranialdari caputserta tuberositas humeri yang ada di sebeleh caudal,
dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
e. Sendi scapulo thoracicSendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa pergerakan
scapula terhadap dinding thorax.
Gerak osteokinematika sendi ini meliputi gerakan kerah medial lateral yang
dalam klinis disebut down ward-up wardrotasi juga gerak kerah cranial-caudal
yang dikenal dengan gerakelevasi-depresi.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
8/34
8
2.2Nyeri BahuSendi bahu merupakan salah satu dari sendi tubuh yang paling luas
pergerakannya dan serba guna, sehingga mempunyai peranan utama dalam aktifitas
sehari-hari. Nyeri bahu serta ruang lingkup yang terbatas akan sangat mengganggu.
Kelainana itu termasuk dalam kelainan rotator cuff yang terdiri atas gabungan tendon
dari otot supraspinatus, infraspinatus, teres minor yang berinsersi pada tuberositas
mayor humerus, dan subskapsularis yang berinsersi pada tuberositas minor.
Fungsi dari rotator cuff adalah untuk mempertahankan posisi dari kaput humerus
pada tempatnya sewaktu menggerakan bahu, yang dilakukan otot-otot lebih kuat,
serta sesuai dengan namanya untuk rotasi dan abduksi bahu. Cidera bahu biasa terjadi
pada usia lebih dari 40 tahun setelah melakukan aktifitas yang berat, atau dapat
terjadi pada usia muda setelah mengalami cedera berat, trauma.
Rotator cuf muscle, terdiri dari :
Supraspinatus m. Infraspinatus m. Teres minor m. Subscapularis m.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
9/34
9
Keluhan yang sering dikeluhkan penderita antara lain adalah: kesulitan untuk
memakai baju, menyisir rambut dimana kepalanya harus dimiringkan dahulu supaya
bagian kepala dapat dijangkau, sulit menggapi dompet di saku belakang.
Pembahasan kali ini akan dibatasi pada khusus yang sering dijumpai pada nyeri
bahu yang disebabkan karena tendiinitis rotator cuff, pada biseps, bursitis, dan
kapsulitis adhesive.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
10/34
10
Kelainan rotator cuf karena:
1.tendinitis supraspinatus
2.sindrom jebakan
3.tendiniitis kalsifikans
4.bursitis subakromial dan subkorakoid
5.robekan pada rotator cuff
2.3Tendinitis BahuTendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot dengan
tulang. Dimana tulang merupakna bagian tubuh yang menyokong atau memberi
bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan otot merupakan jaringan yang terdapat pada
seluruh tubuh manusia yang berguna untuk pergerakan. Tulang dan otot tersebut
dilekatkan oleh jaringan kuat yang bernama tendon
Tendon sangatlah kuat tetapi tidak banyak stretch. Ketika mereka menjadi rusak,
tendon bisa memakan waktu yang lama untuk sembuh. Tendinitis merupakan
peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa sebab,
misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga yang berlebihan, luka, repitisi gerakan,
gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba. Sebagian besar tendinitis terjadi pada usia
pertengahan atau usia lanjut, karena tendon menjadi lebih peka terhadap cedera,
elastisitasnya berkurang. Tendinitis juga terjadi pada usia muda karena olahraga yang
berlebihan atau gersksn yang berulang-ulang.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
11/34
11
GejalaGejala utama tendinitis adalah nyeri. Biasanya di dapati keluhan pasien berupa
rasa sakit, dan rasa sakit tersebut akan bertambah jika tendon yangh meradang tersebut di
gerakan atau di raba. Pergerakan sendi di dekat tendon, meskipun ringan bisa
menyebabkan myeri yang sangat hebat.
Selubung sendi bisa terlihat membengkak karena adanya penimbunan cairan dan
peradangan, atau tetap kering dan bergesekan dengan tendon sehingga menimbulkan
perasaan atau suara gemeretak yang terdengar melalui stetoskop pada saat sendi di
gerakan.
Tendinitis diatas otot biceps pada lengan atas menyebabkan nyeri jika sikut
ditekuk atau lengan bawah sebelah dalam di putar.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada tendinitis adalah atrofi otot dan ketidak
mampuan melakukan gerakan.
Tipe Tendinitis :1) Rotator cuff tendinitis yang biasa terjadi pada pemain tenis, perenang,
dan orang yang sering mengankat lengannya sampai kekepala.
2) Achilles tendinitis termasuk tendon terkuat di tubuh kita, yangmenhubungkan tumit dengan otot kaki. Ini biasa disebabkan lari mendaki
atau menuruni bukit, atau olahraga dengan awalan dan berhenti secara
tiba-tiba.
3) Flexor digital tenosynovitis(triggger finger) dapat terjadi pada orangrheumatoid artritis dan diabetes.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
12/34
12
4) De Querveins tenosynovitis(De Querveins syndrome) mengenaiselubung tendon dari pergelangan tangan sampai ke ibu jari. Sering
dikarenakan pergerakan yang repetitive.kadang juga dapat disebabkan
oleh rheumatoid artritis.
DiagnosaDiagnosis dapat dengan mudah di tegakan berdasarkan gejala dan tanda klinik,
dimana ditemukan pembengkakan dan rasa nyeri jika daerah yang terkena disentuh,
diregang atau ototnya digerakan. Adapun pemeriksaan penunjang laboratorik maupun
radiologik sering sangat tidak diperlukan. Beberapa tes klinik yang berdasarkan
peregangan atau tekanan pada tendo bersangkutan sangat membantu diagnosis.
PengobatanPerbedaan lokasi tendinitis mempunyai konsekuensi perbedaan dalam
pengelolaan. Tindakan infeksi steroid bermanfaat pada beberapa lokasi tendinitis namun
kurang bermanfaat pada lokasi yang lain. Tindakan injeksi steroid harus di
pertimbangkan dengan masak, dan dilaksanakan oleh dokter yang sudah terlatih. Pada
beberapa kasus tindakan pemanasan dengan ultra sound atau sinar laser lebih bermanfaat.
Untuk memperingan gejalanya, biasanya daerah yang terkena diistirahatkan,
dipasang bidai atau gips serta dilakukan pemanasand atau pendinginan.
Pemberian pbat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin atau ibuprofen)
selama 7-10 haribisa mengurangi nyeri dan peradangan. Pada jari pelatuk kadang
kortikosteroid dan obat bius lokaldisuntikan ke dalam selubung tendon. Penyuntikan bisa
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
13/34
13
menyebabkan serangan yang berlangsung kurang dari 24 jam, serangan ini bisa diatasi
dengan kompres dingin dan obat pereda nyeri.
Pengobatan harus diulang setiap 2-3 minggu selama 1-2 bulan sampai sembuh
total.
TENDINITIS SINDROM JEBAKANKelaianan pada bahu sering disebabkan karena kelainan otot dan tendon
supraspinatus. Karena sebab yang belum jelas tendon supraspinatus sangat rawan
terhadap perubahan degenerasi, kalsifikasi, tendinitis serta rupture terutama 2 cm dari
bagian insersinya. Hal ini diduga karena iskemia beban berat dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga mudah terjadi inflamsi dan degenerasi.
Gejala1) Rasa nyeri bahu yang menjalar ke seluruh bahu dan bervariasi setiap harinya.
Pada malam hari nyerinya sangat mengganggu sehingga penderita terbangun dari
tidurnya.
2) Sindrom jebakan biasanya disebabkan oleh cidera pada tendon supraspinatuskarena pergeseran dengan bagian atas tendon biseps padaq waktu lengan
berelevasi berulang, serts gerakan kedepan sewaktu berjalan atau berolahraga.
Misalnya pada tukang cat, pemain tenis atau bulutangkis. Tendon supraspinatus
dan biseps terjebak antara kaput humerus dan akromion atau ligamentum korako-
akrominale. Terkadang bangunan neurovaskuler dapat terjebak juga sehingga
menyebabkan iskemia dan menyebabkan degenerasi pada rotator cuff.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
14/34
14
PemeriksaanPenderita dengan tendinitis supraspinatus merasa nyeri didaerah tuberositas mayor
pada waktu lengan menggantung ke bawah (downbarns sign), nyerinya bertambah
bila pemeriksa menarik lengannya ke bawah. Ini menguatkan adanya tendinitis
supraspinatus.
Pemeriksaan yang lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: penderita di
perintahkan abduksi perlahan-lahan sampai dia merasakan nyeri dan tidak dapat
mengangkat lebih lanjut. Apabila dibantu beberapa derajat melewati titik nyeri
tersebut dia dapat melanjutkan abduksinya dengan sempurna. Demikian pula ketika
menurunkan tangannya. Ini disebabkan karena tendonnya mengalami inflamasi dan
bengkak sehingga tidak dapat bergeser melewati akromion.
TENDINITIS KALSIFIKANSTendonitis kalsifikans kerap kali mengenai otot supraspinatus atau biseps
terutama pada usia muda. Biasanya pada pegawai kantor. Tendinitis kalsifikans
dapat menyerupai penyakit gout dengan serangan akut, tidak hanya terbatas pada
bahu tetapi juga mengenai bagian lain dari tubuh.
GejalaGejalanya akut dan mencapai puncaknya hanya dalam beberapa hari, kemudian
berkurang dan hilang secara spontan bila deposit kalsiumnya hancur dan masuk kedalam
bursa akromion. Deposit kalsium yang nampak dalam foto rontgen tidak sesuai dengan
gejala klinisnya. Hanya 35% penderita dengan deposit kalsium timbul rasa nyeri. Tetapi
bila letaknya di pinggir sehingga menimbulkan iritasi pada baru akan menimbulkan rasa
nyeri pada bahu. Pada penderita lanjut usia biasanya tidak menimbulkan gejala apapun.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
15/34
15
TENDINITIS BISEPSTendon kaput longum dari otot biseps yang bersam-sama dengan tendon otot
supraspinatus yang berada dalam satu terowongan dapat juga mengalami
kerusakan secara tersendiri, tendinitis tersebut adalah trauma reaktif akibat
terjatuh atau terpukukl pada bahu dengan lengan yang sedang ber abduksi serta
tangan dalam keadaaan supinasi. Kemungkinan lain adalah karena bekerja keras,
berulang melakukan gerakan abduksi lengan sambil tangan dalam keadaan
supinasi seperti pada karyawan yang sering membuka atau menutup botol dapat
menyebabkan tendinitis pada biseps.
GejalaPendeita mengeluh nyeri pada bagian anterior dari bahu dan daerah ligamentum
korako-akrominale. Gerakan abduksi atau ekstensilengan kedepan secara aktif
maupun pasif menimbulkan nyeri.
PemeriksaanTendinitis biseps biasanya disertai pembengkakana dari pembungkus tendon
biseps. Pembesaran tersebut dapat diraba bila jari-jari pemeriksa di
gelindingkan(rollling) melalui tendon kaput longum biseps secara bersama-sama
yang sehat dan yang sakit. Akan terasa nyeri pada sisi yang sakit.
Dapat dilakukan test yergerson sebagai berikut: sikut penderita dalam keadaan
fleksi kemudian penderita di perintahkan untuk supinasi lengan sambil tangannya
ditahan oleh pemeriksa. Bila terdapat tendinitis biseps, akan terasa nyeri di daerah
klekukan biseps.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
16/34
16
Pemeriksaan yang lain yang dapat membantu adalah dengan menimbulkan rasa
nyeri dengan memerintahkan penderita untuk abduksi 60-90 derajat sambil
memberikan tekanan abduksi. Bila timbuil rasa nyeri di bahu anterior, ini
menunjukan adanya tendintis biseps.
Yang perlu di perhatikan bahwa tendinitis dari biseps atau muskulotendintis
dari rotator cuff lingkup gerak pasif adalah normal. Pada ruptur dari otot biseps
misalkan jatuh mengenai bahu akan terjadi pembengkakan dari otot biseps serta
kelemahan pada waktu fleksi dari sendi siku. Pada sindroma jebakan rasa nyeri
dapat di timbulkan dengan menekan humerus pada akromion bagian anterior
sambil lengan elevasi.
Untuk membantu diagnosi dapat disuntikan anetesia local di bawah akromion,
maka rasa nyeri akan hilang.
BURSITIS Gejala
Pertama-tama dikeluhkan penderita adalah tidak dapat melakukan abduksi
aktif serta rasa pegal di bahu. Yang khas adalah rasa nyeri yang dialarkan ke
insersi otot deltoid pada tuberositas humeri se\waktu lengan di abduksi reffred
pain bursitis subacrominale. Permulaannya dapat akut maupun kronik. Kerap kali
timbul sebagai akibat dari cedera tendon sekitarnya, tendinitis rotator cuff dan
biseps serta jebakan bursa. Robekan dari rotator cuffdapat mengenai dasar dari
bursa subakrominale sehingga tekananya meningkatt oleh karena cairan dari
bursa. Bursitis subkorakoid dapat disebabkan karena penekanan antara prosesus
korakoideus terhadap kaput humerus sewaktu penggunaan lengan yang
berlebihan. Nyeri terasa di daerah prosesus korakoideus dan bagiabn medial dari
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
17/34
17
bahu.pada bursitis jarang terjadi pembengkakan kecuali terdapat sinovitis sebagai
manifestasi penyakit reumatik sistemik.
PemeriksaaanUntuk mencapai lingkup gerak yang pasif normal,. Penderita harus dalam
keadaan relaksasi yang penuh. Pada bursitis subakrominal pembatas lingkup
gerakan hanya terbatas pada satu bidang yaitu abduksi seperti pada menyisir
rambut.
Robekan pada rotator cuff Gejala
Pada usia muda robekan pada rotator cuff akan menyebabkan nyeri akut
setelahtrauma. Tidak demikian halnya pada penderita lanjut usia sehingga kurang
diperhatikan. Mereka tidak merasakan nyeri, melainkan datang dengan keluhan
bahwa lengannya lemah sehingga tidak dapat di abduksi. Bila pada anamnesa
terdapat riwayat jatuh pada sendi bahu atau pada lengan dalam keadaan lurus,
harus dicurigai adanya robekan pada rotator cuff.
PemeriksaaanPada pemeriksaan abduksi secara aktif hanya dapat dilakukan sampai ditahan
oleh pemeriksa, lenagn akan jatuh (mosley test). Walaupun penderita dapat
melakukan gerakan pasif secara normal.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
18/34
18
EtiologiPenyebab kelainan jaringan lunak dari bahu belumlah jelas,kemungkinan dari
factorbiokimiawi atau trauma. Proses degenerasi muskulotendineus rotator cuff
terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Daerah rawan dari muskulo tendineus
rotator cuff yaitu pada insersi di humerus daerah tersebut sangat peka terhadap
cidera. Iskemia pada daerah tersebut memudahkan terjadinya ruptur. Tendon otot
supraspinatus pada waktu melakukan gerakan selalu bergeseran dengan akromion
sehingga degenerasi dari tendon tersebut adalah sebagai penyebab dari rotator
cuff. Jebakan dari tendon biseps dan supraspinatus dengan bagian anterior dari
akromion dan ligamentum korakoakrominal akan menyebabkan kerusakan.
Terdapat 3 fase :
1. Edema dan perdarahan2. Fibrosis dan tendinitis3. Spur pada tulang dengan ruptuir pada tendon
Dislokasi dari otot biseps dapat terjadi bila terdapat perenggangan dari
kapsul sendi sehingga tendonnya mudah tergeser keluar dari tuberositas minor
humeru, sehingga terjadi tendinitis dari biseps. Tenosinovitis dari biseps dapat
terjadi pada penyakit sisitemik terutama pada artritis reumatoid. Setiap inflmasi
dari sendi bahu akan berhubungan dengan pembungkus tendon biseps dan akan
menyebabkan tenosinovitis seperti juga pada sendi bahu. Olahraga dengan kontak
badan dpat menyebabkan bursitis subakromial akut oleh karena terjadi
perdarahan dalam bursa akibat kerusakan tendon di sekitarnya. Sindroma jebakan
karpali timbul pada olahrafawan diatas 40 tahun dan menyebabkan tenosinovitas
juga.endapan kalsium biasa terjadi di sekitar bangunan tendo kapsuler atau pada
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
19/34
19
insersi tendon akibat kelainan metabolism. Diduga tendiniitis kalsifikans sebagai
akibat kelaianan distorfik dalam tendon.
Pemeriksaan penunjangPerlu diadakan pemeriksaan laju endap darah. X-foto thorax dan bahu di perlukan
untuk mendeteksi adanya kalsifikasi di bagian lateral dari bahu, atau adanya
osteoporosis atau kista dari kaput humeri dengan adanya tendinitis supraspinatus.
Artrogram perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya robekan pada rotator cuff,
yaitu bila mosley test positif.
PengobatanHarus ditentukan terlebih dahulu gangguan musculotendineus rotator cuff serta
menyampingkan penyakit sistemik dan nyeri rujukan. Pada yang akut penderita
beristirahat dengan diberi matella. Pada yang akut dapat dibantu dengan kompres es.
Sedangkan pada yang kronik dengan pemanasan. Obat anti inflamasi non- steroid
dapat diberikan dengan memperhatikan efek sampingnya. Untuk memperhatikan rasa
nyeri tepat dapat diberikan suntikan kortikosteroid dicampur dengan anestesi local
didaerah sekitar tendon dengan tepat.Injeksi dengan anestesia daoat membantu
diagnosisi pada tendiniitis biseps, supraspinatus, bursitis akromial, subkorakoid serta
pada sindrom jebakan. Setelah rasa nyerinya hilang, baru kortikosteroidnya
disuntikan. Setelah penyuntikan, penderita dilarang melakukan pekerjaan yang berat
dengan bahu selama 2-3 minggu walaupun rasa nyerinya telah hilang. Program
latihan dapat dikerjakan di rumah. Pada bursitis dan inflamasi tendon supraspinatus ,
diberikan latihan pendulum dan penarikan (streching) kapsul bahu. Terutama pada
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
20/34
20
tendinitis biseps perlu penarikan secara intensif untuk melepaskan rekatan anatara
tendon dan pembungkusnya.
Bila terdapat tendinitis kalsifikans dengan diameter 1,5 cm perlu dilakukan
aspirasi dan irigasi apabila dengan suntikan kortikosteroid tidak menolong. Setelah
mendapat suntikan kortikosteroid biasanya tidak akan bertambah dalam 24 jam
pertama.dapat diberikan dengan kompres batu es.
Frozen Shoulder ( adhesive capsulitis)Istilah frozen shoulder merupakan wadah untuk semua gangguan sendi bahu
dengan pembatasan lingkup gerak. Biasanya hanya dapat abduksi kurang dari 80
derajat sedangkan rotasi interna dan eksterna kurang dari 70 derajat. Istilah
lainnya adalah: periartritis humerokapsularis, penyakit duplay, beusitis adhesive
dan lain dari penyakit tersebut dapat mengenai salah satu atau kedua bahu.kerap
kali dijumpai bersamaan dengan penyakit kardiovaskuler. Jarang dijumpai pada
usai di bawah 40 tahun, kebanyakan pada wanita. Resiko penyakit ini meningkat
dengan adanya cidera, miokard infark stroke dengan hemiplegia, infeksi paru.
Yang palinhg menonjol adalah razsa nyeri atau gerakan yang terbatas pada
kedua-duanya.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
21/34
21
Dikenal 3 stadium :
1. Painful Freezing Phase(Stadium I) :
Berlangsung 10-36 minggu dengan nyeri yang makiin bertambah setiap harinya sehingga
mencapai puncaknya, serta kekakuan yang semakin bertambah setiap harinya. Nyeri
tersebut setiap kali mengganggu tidur penderita, terutama pada pagi hari.
2.Adhesive Phase(Stadium II) :
Berlangsung 4-12 bulan. Pada stadium ini terasa linu disertai kekakuan yang makin
bertambah sampai mencapai kekakuan total.
3.Resolution Phase (Stadium III) :
Berlangsung 5-24 bulan. Pada stadium in rasa linunya berkurang disertai dengan
lenyapnya kekauan secara perlahan-lahan. Yang biasa dikeluhkan adalah kesulitan
memakai baju.kemudian terjadi gangguan pada elevasi. Nyerinya terasa di bagian antero-
lateral dari bahu dan lengan atas serta bagian fleksor pada lengan bagian bawah.kadang-
kadang menjalar pada dinding thoraks.bila tidak dapat pengobatan, lingkup geraknya
tidak akan kembali normal walaupun rasa nyerinya berkurang.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan dijumpai lingkup gerakan yang terbatas baik aktif maupun
pasif. Pada permulaan hanya elevasi dan rotasi endorotasi yang terganggu, kemudian
seluruh lingkup geraknya yang terganggu kecuali ekstensi ke depan. Nyeri akan
bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus rotator cuff.
Pada perabaan kaput humeri terasa letaknya lebih tinggi dalam sendi bahu, mendekati
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
22/34
22
akromion bila dibandingkan dengan sisi yang sehat. Bila gangguan tersebut berkelanjutan
akan terjadi atrofi dari otot-otot bahu.
Etilogi
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenaifrozen shoulder,
teori tersebut adalah :
a. Teori hormonal.Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan
datangnya menopause.
b. Teori genetik.Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya
ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.
c. Teori auto immuno.Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil
rusaknya jaringan lokal.
d. Teori postur.Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
Patologi
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalamnya terbentuk
dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium, yang berbentuk
suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang
melintasi sendi, sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
23/34
23
sehingga memungkinkan gerakan secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang
sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening,
tidak membeku, tidak berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relative kecil (1-3 ml).
Cairan sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi peradangan
atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan mengakibatkan
terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama
membiarkan lengan dalam posisi impingementyang terlalu lama
Tanda dan gejala
a. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali ringan,
diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan
pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri
berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama 6-12
bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali,
tetapi tidak lagi normal.
b. Keterbatasan Lingkup gerak sendiCapsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi
glenohumeralyang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu gambaran
klinis yang dapat menyertai tendinitis, infark myokard, diabetes melitus, fraktur
immobilisasi berkepanjangan atau redikulitis cervicalis. Keadaan ini biasanya unilateral,
terjadi pada usia antara 4560 tahun dan lebih sering pada wanita.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
24/34
24
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari sering
sampai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran
penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan
dengan mengangkat bahunya (srugging)
c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi ototPada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam mengangkat
lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri dirasakan pada daerah otot
deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering menggangu tidur. Pada pemeriksaan
didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga
penderita akan melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai
adanya atropi bahu (dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neurologik
biasanya dalam batas normal (Heru P Kuntono, 2004).
d. Gangguan aktifitas fungsionalDengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita frozen
shoulderakibat capsulitis adhesiva seperti adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan
kekuatan otot dan atropi maka secara langsung akan mempengaruhi (mengganggu)
aktifitas fungsional yang dijalaninya.
Pemeriksaaan penunjang
Perlu dilakukan pemeriksaan laju endap darah dan gula darah karena pada stadium
awal dari stadium awal dari adhesive kapsulitis laju endap darahnya meningkat, serta
untuk menentukan adanya diabetes mellitus. Bila LED lebih tinggi dari 70mm/jam
pertama dan tanda-tanda sero positif ada, maka perlu dipikirkan adanya polimialgia
reumatika dan artritis sel raksasa.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
25/34
25
Pengobatan
Pasien perlu di beri tahu bahwa akan dapat bergerak kembali tanpa rasa nyeri tetapi
memerlukan waktu beberapa bulan. Penggunaan lengan secara aktif yang berlebihan
harus di cegah untuk menghindari bertambahnya rasa nyeri, sampai penderita benar-benar
sembuh. Program latihan harus progresif, dimulai dari latihan bandul, dilanjutkan dengan
wand manipulation dan akhirnya dengan latihan menarik katrol. Sebelum melakukan
program latihan otot bahu harus direlaksasikan terlebih dahulu.
Banyak penulis menganjurkan penyuntikan kortikosteroid pada rotator cuff dan intra
artikular untuk menghilangkan nyeri secara cepat. Digunakan campuran kristalin
kortikosteroid non aqueous dengan anestesi local (lidocain/xilocain). Disuntikan beberapa
insersi tendon supraspinatus bursa subakromial dibagian anterolateral, selaput tendon dari
biseps dan pada kapsul sendi bagian posterior daerah teres minor. Biasanya digunakan
kortikostroid long acting misalnya triamcinolone acetonide 40 mg dicampur dengan
lidokain atau xilakoin 1% menjadi 5cc kemudian di infiltrasikan di tempat tersebut diatas.
Biasanya pada fase akut perlu ditambahkan analgesic kuat misalnya asam mefenamik
500mg di samping NSAID,kemudian di lanjutkan dengan latian.bila tidak berhasil dan
tendinitisnya kronik, baru diberikan kortikosteroid. Maka suntikan tidak boleh diberikan
lebih dari 2 kali dalam 1 tahun.
Komplikasi.
Pada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat dan tidak
dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama, maka akan
timbul problematik yang lebih berat antara lain : (1) Kekakuan sendi bahu (2)
Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu (3) Potensial terjadinya
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
26/34
26
deformitas pada sendi bahu (4)Atropi otot-otot sekitar sendi bahu (5) Adanya gangguan
aktifitas keseharian (AKS).
Prognosis
65-95% dari penderita, ruang lingkup geraknya dapat normal kembali, dengan injeksi
lokal, wand exercise, dan wall leader exercise dapat menghilangkan rasa nyeri pada
malam hari dalam waktu 2 mminggu. Bila abduksi pasif telah mencapai 90 derajat,
pergerakan sendi akan normal kembali dengan latihan sendiri di rumah. Pada penderita
usia lanjut ruang lingkup geraknya tidak dapat kembali secara sempurna, tetapi hal
tersebut adalah normal untuk usia tersebut. Pada penderita yang gagal dapat dibantu
dengan fisioterapi. Satu persen penderita perlu di manipulasi dengan narkose. Terutama
penderita diabetes mellitus yang insulin dependent.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
27/34
27
2.4Pemeriksan Spesifik untuk Bahu1. Tes YergasonTes ini untuk menentukan stabil atau unstabilnya tendon musculus biceps pada
sulcus bicipitalis. Caranya adalah dengan meminta pasien untuk memfleksikan
elbownya, kemudian genggamlah fleksi elbow pada satu tangan dan tangan yang
lain pada wristnya. Untuk mengetes stabilisasi tendon biceps, eksternal rotasikan
arm pasien kemudian suruh dia untuk menahan gerakkan tersebut beberapa saat
kemudian tariklah ke bawah elbownya. Jika tendon musculus biceps tidak stabil
pada sulcus bicipitalis , maka akan terdengar bunyi letupan pada sulcus tersebut
dan pasien terlihat menahan nyeri . jika tendon stabil , maka tendon tersebut tetap
berada ditempatnya dan pasien terlihat biasa saja.
2. Tes Drop Arms
Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator cuff. Pertama mintalah pasien
untuk abduksi arm. Kemudian suruh turunkan kesamping badan dengan perlahan . jika
ada kerobekan rotator cuff (khususnya musculus supraspinatus) lengan akan jatuh kesisi
badan dari posisi badan 90 derajat abduksi. Pasien tidak akan dapat menurunkan
lengannya dengan perlahan walaupun ia mencoba berulang kali . jika pasien mampu
http://www.infofisioterapi.com/wp-content/uploads/2011/08/Tes-Yergason11.jpg7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
28/34
28
melakukan abduksi maka berikan sedikit tepukan pada lengan bawahnya maka lengan
segera jatuh ke sisi badan.
3. Tes Aprehension (untuk Dislokasi Shoulder)
Dilakukan untuk mengetes dislokasi shoulder yang bersifat kronik . Dengan cara
melakukan abduksi dan mengeksternal rotasikan lengan pasien , dimana posisi ini
akan mempermudah terjadinya dislokasi shoulder. Jika shoulder dislokasi pasien
terlihat berubah mimiknya dan selanjutnya pasien akan menahan gerakan tersebut.
Tes ini mirip dengan tes apprehension pada patella untuk mengetahui dislokasi
patella.
http://www.infofisioterapi.com/wp-content/uploads/2011/08/Tes-Aprehension-untuk-Dislokasi-Shoulder11.jpghttp://www.infofisioterapi.com/wp-content/uploads/2011/08/Tes-Drop-Arm11.jpghttp://www.infofisioterapi.com/wp-content/uploads/2011/08/Tes-Aprehension-untuk-Dislokasi-Shoulder11.jpghttp://www.infofisioterapi.com/wp-content/uploads/2011/08/Tes-Drop-Arm11.jpg7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
29/34
29
4. Speed TestPemeriksa memberikan tahanan pada shoulder pasien yang berada dalam posisi fleksi,
secara bersamaan pasien melakukan gerakan pronasi lengan bawah dan ekstensi elbow.
Tes ini positif apabila ada peningkatan tenderness didalam sulcus bicipitalis dan ini
merupakan indikasi tendinitis bicepitalis.
5. Allen ManeuverPemeriksa memfleksikan nelbow pasien sampai 90 , sementara shoulder ekstensi
horizontal dan lateral rotasi, disertai rotasi kepala pasien kesisi yang berlawanan,
pemeriksa mempalpasi denyut a. radialis yang biasanya hilang pada saat kepala rotasi
kesisi yang berlawanan dari lengfan yang di test , jika tes positif indikasi adanya TOCS,
jangan lupa tanyakan apakah pasien merasakan sesuatu yang aneh.
6. Adson ManeuverKepala pasien rotasi kesisi shoulder yang diperiksa lalu ekstensi kepala, sementara
shoulder pasien posisi lateral rotasi dan ekstensi pemeriksa melokalisir denyut a. radilis
dan pasien diminta untuk menarik nafas yang dalam, jika denyutannya hilang indikasi
test positif (TOCS test).
7. Halstead ManeuverPemeriksa menemukan denyut a. radialis dan menarik kearah bawah lengan yang di
test, sementara leher pasien hyperekstensi dan rotasi kepala kesisi yang berlawanan,
tidak ada atau hilangnya denyutan indikasi test positif untuk TOCS.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
30/34
30
8. Tes CyriaxCyriax menggambarkan pasif elevasi scapula selama beberapa menit perlu
dipertahankan. Timbulnya rasa kesemutan didalam jari tangan menunjukan adanay
TOCS.
9. Tes RoosPosisi pasien duduk dengan bahu retraksi dan depresi sejauh mungkin dalam posisi bahu
90 serta elbow 90, selanjutnya pasien diminta untuk menutup dan membuka jarinya
kuat-kuat dan secara bergantian, posisi menyebabkan kompresi didalam berbagai pintu
sementara itu perlu adanaya penyediaan darah ekstra karena kerja otot tersebut. Orang
sehat biasanya mampu melakukan gerakan ini dengan mudah selama tiga menit,
sedangkan pasien dengan TOCS sudah merasakan timbul keluhan dalam waktu satu
menit. Yang paling mencolok pasien merasakan kelelahan yang berlebihan didalam
lengan dan tangannya dan tidak mampu mempertahankan gerakabn menutup dan
membuka jari.
10.Apley Strech TestUntuk pemeriksaan pasien diminta menggaruk-garuk daerah disekitar angulus medialis
scapula dengan tangan sisi contralateral melewati belakang kepala pada pola gerakan
tersebut otot-otot abductor dan eksternal rotasi bahu bekerja pada tendonitis
supraspinatus, bursitis akromialis dan kapsulitis adhesive bahu apley scratch tidak dapat
dilakukan oleh pasien karena timbul nyeri disekitar persendian bahu.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
31/34
31
Pola Latihan untuk Nyeri Bahu
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
32/34
32
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
33/34
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Graham Apley and Louis Solomon. Ortopedi dan Fraktur sistem Apley. Vol 7 (Diakses dari google book tanggal 28 Oktober 2013 )
2. Darmawan J.Tatalaksana terapi nyeri sendi bahu. Terjemahan dari the bulletin in the
rheumatic disease.vol 32, No.9
3.Birnbaum J.S, The Muskuloskletal Mlanual Ed. Taiwan 1983.
4. Kuntono H.P.. ManagementNyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan FisioterapiXV. Semarang. 2000.
5. Mancini RM.. Muskuloskeletal Pain in : Halstead LS. Grabois M eds. MedicalRehabilitation. New York. Raven Press. 1995.
7/22/2019 CSS TENDINITIS.docx
34/34