7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
1/24
TUGAS
RESUME HEMATOLOGI
Disusun Oleh :
INTAN ROSITA MAHARANI (P278341134!
POLITE"NI" "ESEHATAN "EMEN"ES SURA#A$A
%URUSAN ANALIS "ESEHATAN
PROGRAM STUDI D4 ANALIS "ESEHATAN
TAHUN A%ARAN 21&'21
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
2/24
PEMERI"SAAN HEMATO"RIT
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. etode pengukuran hematokrit secara manual
dikenal ada !, yaitu "
1) Me*+,e -./0+he-.*+/0i*
P0insi " Pada metode makro, sampel darah #eranti koagulan dimasukkan dalam
ta#ung $intro#e yang #erukuran panjang %%& mm dengan diameter !.'.& mm dan
#erskala &%& mm. Ta#ung kemudian disentri*us selama & menit dengan kecepatan
!'&&rpm .&&&rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan
dalam +.
2) Me*+,e -i/0+he-.*+/0i*
P0isni : Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah -T, darah
heparin atau darah amoniumkaliumoksalat) dimasukkan dalam ta#ung kapiler yang
mempunyai ukuran panjang /' mm dengan diameter % mm. Ta#ung kapiler yang
digunakan ada ! macam, yaitu yang #erisi heparin (#ertanda merah) untuk sampel darah
kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (#ertanda #iru) untuk darah
-T0heparin0amoniumkaliumoksalat.
-arah kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah #er#eda. Packed Cell
Volume (PCV) atau hematokrit, hitung jumlah sel darah merah, hemoglo#in pada darah
kapiler sedikit le#ih rendah dari pada darah vena (Purwanto, %112). Total leukosit dan
jumlah netro*il le#ih tinggi darah kapiler sekitar 3+, jumlah monosit sekitar %!+,
se#aliknya jumlah trom#osit le#ih tinggi darah vena di#anding darah kapiler. Per#edaan
sekitar 1+ atau ! + pada keadaan tertentu. Terjadinya ini mungkin #erkaitan dengan
adhesi trom#osit pada tempat ke#ocoran kulit (-acie and 4ewis, !&&!).
PEMERI"SAAN MI"ROHEMATO"RIT
Al.* D.n #.h.n :
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
3/24
Pipa kapiler
5entri*uge untuk mikrohematokrit
ntikoagulan " 6a-T
lat sampling
donan wa7P0+se,u0 "e0. :
%) -arah di#iarkan masuk ke dalam pipa kapiler dengan cara menempelkan salah satu
lu#ang pada darah, pada posisi hampir mendatar. 8sahakan agar darah menempati
sekitar !0 panjang kapiler.
!) 5alah satu ujung kapiler ditutup menggunakan adonan wa7. Pastikan #enar#enar
tertutup sempura.
) Tempatkan masingmasing ! #uah kapiler untuk setiap penderita dengan posisi
#erlawanan, ke dalam lu#ang jarijari pada mikrohematokrit centri*uge.9) 5etelah penutup jarijari centri*uge dipasang, centri*uge dituutp kemudian dijalankan
selama ' menit dengan memutar pengatur waktu. :ila waktu ini sudah ha#is maka
centri*uge akan #erhenti secara otomatis.
') 5etelah centri*uge #erhenti, am#il pipa kapiler dan segera di#aca pada skla
pem#acaan. Hasil pem#acaan dua #uah tes untuk satu penderita tidak #leh #er#eda
le#ih dari !+. :ila hal ini terjadi maka pemeriksaan harus diulang
.*.*.n :
a. Penutupan lu#ang kapiler yang kurang smepurna dapat menye#a#kan hasil
hematokrit rendah palsu karena se#agian darah menem#us keluar.
#. Penempatan pipapipa kapiler pada lu#ang jarijari kurang mapan dan penutup
yang kurang rapat dapat menye#a#kan hasil pme#acaan tinggi palsu. Hal ini
dise#a#kan kurang *i7nya pipa kapiler sehingga #ergerak saat dilakukan
sentri*use. -emikian pula #ila kita mem#iarkan pipa terse#ut terlalu lama setelah
sentri*ugasi.
c. ;ecepatan putar sentri*use dan pengaturan waktu dimaksudkan agar eritrosit
menjadi mampat secara maksimal.
d. Penggunaan antikoagulan secara #erle#ihan dapat menye#a#kan hasil pem#acaan
rendah palsu.
PEMERI"SAAN MA"ROHEMATORIT
Al.* D.n #.h.n :
Ta#ung wintro#e dengan garisgaris skala &%&& dan %&&& dari dasr ta#ung.
5entri*uge
ntikoagulan " 6a-T
lat sampling Pipet pasteur
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
4/24
P0+se,u0 "e0. :
%) ntikoagulan yang sudah tercampur rata, dipipet dengan pipet pasteur kemudian
dimasukkan ke dalam ta#ung wintro#e dimulai dari dasar ta#ung sampai miniskus
tepat pada skala puncak. 8sahakan tidak terdapat gelem#ung udara.
!) Ta#ung disentri*ugasikan selama & menit dengan kecepatan putar !'&& rpm &&&
rpm.
) ampatan eritrosit di#aca pada skala, volumenya dinyatakan dalam persen terhadap
volume darah.
.*.*.n :
a. -i atas ednapan eritrosit yang mampat terdapat #u**y coat (lapisan #erwarna
putih) tidak ikut di#aca se#agai #atas miniskus, #agian inia adalah lapisan leukosit
dan yang paling di atas adalah trom#osit.#. Centri*uge yang dipakai le#ih #aik dipilih putaran datar sehingga pem#acaan le#ih
mudah.
c. 8kuran normal penderita pada cara makro ini tidak #er#eda dengan cara mikro
Men5hi*un5 en,..n 6panjang padatan
panjang bahan semulax 100
U/u0.n nil.i n+0-.l he-.*+/0i* :S..* l.hi0 : &2
Usi. 1 *.hun : 3139
De.s. .ni*. : 34
De.s. 0i. : 42&2
PEMERI"SAAN M;) MH< MH
Pemeriksaan ini ditujukan pada ukuran #esar ratarata eritrosit, dan hemoglo#in yang
terkandung di dalamnya.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
5/24
8kuran normal " 3& 1/
rti ;linis " > 3& (eritosit #erukuran kecil atau mikrositik).
3& 1/ ( eritosit normal tau normositik).
?1/ (eritosit #erukuran #esar makrositik).
2) "+nse*0.si He-+5l+>in R.*.0.*. .*.u MH ( Me.n +0us=ul+0 He-+5l+>in
+nsen*0.*i+n!
Perhitungannya #erdasarkan kadar H# dan hematokrit.
Ru-us :MCHC=
Hemoglobin
Hematokrit x100
8kuran normal "!+ 2+
rti ;linis " CHC normal (warna eritrosit normal @ normokrom).
CHC >!+ (warna eritrosit pucat @ hipokrom).
CHC ?2+ (warna eritrosit gelap @ hiperkrom).
3) #e0.* R.*.0.*. He-+5l+>in ,.l.- E0i*0+si* .*.u MH ( Me.n +0us=ul+0
He-+5l+>in!
Pemeriksaan ini mempunyai arti klinis yang sama dengan pemeriksaan CHC, yaitu
#er*ungsi #erhu#ungan dengan warna eritosit. Perhitungannya #erdasar pada kadar H#
dan jumlah eritrosit0% mmdarah.
Ru-us :MCHC= Hemoglobin
Jumlah eritrosit dalam jutax piko gram
8kuran normal " !/ A % piko gramGA#UNGAN PEMERI"SAAN
.) +n*+h
M; : 7 (kurang dai normal)
MH : 22 i/+ 50.- (kurang dai normal)
MH : 33 (normal)
M./. ,i,..*/.n 5.->.0.n -i/0+si*i/< n+0-+/0+-< .ne-i.>) +n*+h
M; : 7 (kurang dai normal)
MH : 2 i/+ 50.- (kurang dai normal)
MH : 3 (kurang dai normal)
M./.< 5.->.0.nn?. .,.l.h -i/0+si*i/< hi+/0+-< .ne-i.
.*.*.n :
Pemeriksaan nilai ratarata eritrosit adalah kesimpulan yang diam#il
dari pemeriksaanpemriksaan kadar H#, jumlah eritrosit, dan hematokrit.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
6/24
=leh karena itu validitas nilainya sangat tergantung dari ketelitian
pemeriksaanpemeriksaan se#elumya. isalnya, pemeriksaan kadar H# harus
tidak memakai car visula 5ahli melainkan cara *otometri yang akurasinya
le#ih tinggi. -emikian pula hitung eritrosit menggunakan electronic cell
counter.
PEMERI"SAAN RETI"ULOSIT
Betikulosit adalah eritrosit muda yang kehilangan inti selnya, dan mengandung sisa
sisa asam ri#onukleat di dalam sitoplasmanya, serta masih dapat mensintesis hemoglo#in.
(Child, ., !&%& D rslev , !&&%). Betikulosit di dalam perkem#angannya melalui 2 tahap"
pronormo#last, #aso*ilik normo#las, polikromato*ilik normo#las, ortokromik normo#las,
retikulosit, dan eritrosit. -alam keadaan normal keempat tahap pertama terdapat pada
sumsum tulang. Betikulosit terdapat #aik pada sumsum tulang maupun darah tepi. -i dalam
sumsum tulang memerlukan waktu kurang le#ih ! A hari untuk menjadi matang, sesudah
itu lepas ke dalam darah. (Bodak dan :ell, !&&!" !&!) .
Betikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ri#osome ter#anyak,
se#aliknya retikulosit tertua hanya mempunyai #e#erapa titik ri#osome. :anyaknya
retikulosit dalam darah tepi menggam#arkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan
jumlah retikulosit di darah tepi menggam#arkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum
tulang. 5e#aliknya, hitung retikulosit yang rendah terusmenerus dapat mengindikasikan
keadaan hipo*ungsi sumsum tulang atau anemia aplastik. Pemeriksaan retikulosit dapat
menggunakan dua cara yaitu dengan sediaan metode #asah dan sediaan metode kering, untuksediaan dengan metode #asah tepat dipakai dalam la#oratorium rutin karena memiliki
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
7/24
keuntungan, yaitu tidak memerlukan waktu yang terlalu lama, di inku#asi, mudah dalam
pem#uatan sediaan, selain menggunakan :C: %+ dalam methanol, dapat juga menggunakan
:C: %+ dalam 6aCl. 5edang kerugiannya, yaitu pada saat pem#acaan dan penghitungan
jumlah retikulosit, komponen dan jenis selsel darah masih dapat #ergerak, sehingga
menye#a#kan selsel terse#ut saling #ertumpukan. 5ediaan metode kering memiliki
keuntungan, yaitu pada proses pem#acaan dan penghitungan yang mudah, eritrosit menye#ar
dan kerugian pada pemeriksaan retikulosit dengan metode kering terletak pada waktu yang
memerlukan inku#asi %'& menit, sehingga menye#a#kan proses pemeriksaan le#ih lama
(5u#owo, !&&!).
Pemeriksaan ini #ertujuan memantau keadaan sumsum tulang se#gai produsen
eritrosit dan hilangnya sejumlah eritrosit dari sirkulasi darah se#agai aki#at #ermacam
macam jenis anemia atau perdarahan.
P0insi :presentase retikulosit terhadap seluruh eritrosit yang #eredar dalam sirkulasi
darah dihitung, dengan melhat tandatanda khusus #erupa #enang#enang *ilamen sisa B6
ang dapat terlihat melalui pewarnaan supravital
PROSEDUR PEMERI"SAAN
Al.* ,.n #.h.n :
%. =#jek glass
!. Cover glass
. Ta#ung reaksi kecil
9. Pipet pasteur
'. 5patula
2. ikroskop
/. -arah -T
Re.5en
Beagen pewarna :C: %+ dengan *ormula se#agai #erikut "
%.4arutan :rilliant Crecyl :lue % g!.6aCl &,3' g
.Citrat natricus &,9& g
9.Euadest %&& ml
Beagen pewarna 6ew ethylene :lue 6ormal
%. 5odium chlorida &,3 g
!. Potassium oksalat %,9 g
. 6ew ethylene :lue 6ormal ;ristal &,' g
9. Euadest %&& ml
L.n5/.h "e0. :%. -engan pipet pasteur tempatkan tetes larutan :C: %+ ke dalam ta#ung kecil.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
8/24
!. Tam#ahkan ke dalamnya tetes darah spesimen. Campur sampai rata dengan
mengocok perlahanlahan.
. :iarkan campuran darah dan pewarna pada suhu kamar selama %' menit atau
diinku#asi /
. 5elama itu proses pewarnaan suravital #erlangsung, yaitu
pewarnaan terhadap darah segar dan utuh.
9. Campuran dihomogenkan kem#ali sehingga eritrosit merata ke seluruh cairan.
;emudian dengan menggunakan #atang pengaduk diteteskan di salah satu tepi o#jek
glass untuk di#uat hapusan.
'. 5etelahmem#uat hapusan kering udarakan pada suhu kamar. 5etelah kering sediaan
dapat diperiksa di#awah mikroskop menggunakan per#esaran %&&7 lensa o#jekti*
2. Periksa pada area hitung dimana eritrosit tidak saling #ertautan satu sama lain, catat
jumlah retikulosit dan eritrosit sampai keduanya mencapai %&&& sel./. Presentase retikulosit dalam %&&& sel eritrosit ini dilaporkan se#agai hasil hitung
retikulosit dalam satuan +.
Nil.i Ruu/.n
De.s. : )& 1)&
#.?i >.0u l.hi0 : 2)& )&
#.?i : )& 3)&
An./ : )& 2)
FCatatan "
a. eningkatnya jumlah retikulosit menandakan penderita kehilangan #anyak darah
sehingga produksi sumsum tulang dipacu. Hal ini didapati pada hemolitik anemia,
anemia de*isiensi Gat #esi, thalasemia, perdarahan akut atau kronis. Penurunan
jumlah retikulost menandai sumsum tulang mengalami gangguan, seperti aplastis
anemia.#. Per#andingan jumlah darah dan pewarna dapat diu#ah sesuai dengan warna
retikulosit yang dikehendak, tetapi waktu pewarnaan tidak #oleh kurang dari %&
menit.
c. Campuran darah dan pewarna harus merata se##elum di#uat sediaan hapusan karena
retikulosit le#ih #erat daripada eritrosit dewasa sehingga cenderung #erada di #agian
#awah.
d. Hatihati terhadap inclusion #odies dalam eritrosit karena mirip dengan retikulosit
seperti HeinG #odies atau Pappenheimer #odies.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
9/24
PEMERI"SAAN EOSINO@IL
osino*il adalah sel darah putihdari kategori granulosityang #erperan dalamsistem
keke#alan dengan melawan parasit multiselular dan #e#erapa in*eksi pada makhluk
verte#rata. :ersamasama dengan sel #iang,eosino*il juga ikut mengendalikan mekanisme
alergi.osino*il ter#entuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang
se#elum #ermigrasi ke dalam sirkulasidarah.
umlah eosino*il meningkat selama alergi dan in*eksi parasit. :ersamaan dengan
peningkatan steroid, #aik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang
di#erikan per oral atau injeksi, jumlah eosino*il mengalami penurunan. ndividu normal
mempunyai rasio eosino*il sekitar % hingga 2+ terhadap sel darah putih dengan ukuran
sekitar %! %/ mikrometer. osino*il dapat ditemukan pada medulla o#longata dan
sam#ungan antara korteks otak #esardan timus, dan di dalam saluran pencernaan,ovarium,
uterus,limpadan lymph nodes. Tetapi tidak dijumpai diparu, kulit, eso*agusdanorgandalam
lainnya, pada kondisi normal, ke#eradaan eosino*il pada area ini sering merupakan pertanda
adanya suatu penyakit. osino*il dapat #ertahan dalam sirkulasi darah selama 3%! jam, dan
#ertahan le#ih lama sekitar 3%! hari di dalam jaringan apa#ila tidak terdapat stimulasi.
P0insi" osino*il dihitung tersendiri dengan larutan pengencer yang dapat mewarnai
eosino*il tetapi selsel leukosit yang lain serta eritrosit lisis. Perhitungan
didasarkan atas penipisan dan volume cairan dalam kamar hitung.
Sesi-en :-arah vena atau kapiler denngan anktikoagulan -T, heparin, atau
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Granulosithttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhlukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_bianghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_bianghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_bianghttp://id.wikipedia.org/wiki/Alergihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haematopoiesis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometerhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Medulla_oblongata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Korteks_otak_besarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Timushttp://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ovariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ovariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/wiki/Limpahttp://id.wikipedia.org/wiki/Limpahttp://id.wikipedia.org/wiki/Paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Esofagushttp://id.wikipedia.org/wiki/Organhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organhttp://id.wikipedia.org/wiki/Granulosithttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhlukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_bianghttp://id.wikipedia.org/wiki/Alergihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haematopoiesis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometerhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Medulla_oblongata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Korteks_otak_besarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Timushttp://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ovariumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/wiki/Limpahttp://id.wikipedia.org/wiki/Paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Esofagushttp://id.wikipedia.org/wiki/Organhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
10/24
dou#le o7alat.
Al.* ,.n 0e.5en :
%. 4arutan pewarna dan pengncer dapat dipilih salah satu dari pylo7ine encer, larutan
pilot, dan larutan pewarna Bandolph.
B0 -ungern "
% #agian eosin %+!+
% #agian aceton
3 #agian aEuades
!. Pipet pengencer leukosit dengan aspirator
. ;amar hitung
9. Buang lem#a# terdiri dari petridish dengan kertas saring #asah.
'. ikroskop
L.n5/.h "e0. :
%. -engan menggunakan pipet pengencer leukosit, hisap darah sampai tanda %. :agian
luar pipet diusap dengan tissue.
!. ;emudian lanjutkan hisap larutan -ungernsampai tanda %%.
.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
11/24
1. Perhitungan
V;H @ % mm7 % mm 7 &,% mm 7 1 @ &,1 mm
Penipisan darah dan pewarna %&7
&,1 mmcairan @ 6 sel
% mm cairan @ %&01 6
adi, % mm darah @ %&01 7 %& 6 @%&&016
umlah eosino*il, % mm darah @ jumlah penghitungan eosino*il dalam 1 petak,
dikalikan %&&01.
%&. -ari dua sisi ruang hitung diam#il rataratanya kemudian dilaporkan se#agai hasil
hitung eosino*il.
Nil.i n+0-.l : 1& 3' 1 --3 ,.0.h
PEMERI"SAAN TROM#OSIT
Trom#osit adalah *ragmen atau kepingankepingan tidak #erinti dari sitoplasma
megakariosit yang #erukuran %9 mikron dan #eredar dalam sirkulasi darah selama %& hari.
Trom#osit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme *aali tu#uh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Iungsi utama
trom#osit adalah melindungi pem#uluh darah terhadap kerusakan endotel aki#at trauma
trauma kecil yang terjadi seharihari dan mengawali penyem#uhan luka pada dinding
pem#uluh darah. ereka mem#entuk sum#atan dengan jalan adhesi (perlekatan trom#osit
pada jaringan su#endotel pada pem#uluh darah yang luka) dan agregasi(perlekatan antar sel
trom#osit). enis pemeriksaan trom#osit ada macam, yaitu metode langsung Bees dan
cker, metode tidak langsung hapusan.
Me*+,e l.n5sun5 Rees ,.n E=/e0
P0nsi : -arah diencerkan dengan larutan yang mengandung :rilliant Crecyl
:lue sehingga trom#osit #erwarna #iru cerah. Perhitungan
didasarkan pada pengenceran dan volume cairan dalam kamar
hitung.
Sesi-en :-arah vena atau kapiler dengan antikoagula -T.
Al.*.l.* ,.n 0e.5ensi. :1) 4arutan pengencer Bees dan cker
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
12/24
5odium sitrat ,3 g
:rillian Crescyl :lue Crystal &,% g
Iormalin 9&+ &,! ml
Euadest %&& ml
5aring se#elum digunakan
2) Pipet pengencer eritrosit dengan aspirator3) ;amar hitung
4) Petridish
&) Tissue
) ikroskop
L.n5/.h "e0. :
%. -arah dihomogenkan kemudian hisap darah menggunakan pipet
pengencer eritrosit hingga tanda &,', #agian luar pipet diusap dengan
tissue.
!. emipet larutan pengencer Bees dan cker sampai tanda %&%.
. Pipet dikocok selama ' menit.
9. ;amar hitung disiapkan dan dipasang cover glass diatasnya.
'. enyediakan ruang lem#a#, mengggunakan petridish dengan dasar kertas
saring #asah.
2. Pipet kem#ali dikocok, #uang ! tetesan pertama. 5elanjutnya tetesan
#erikutnya dimasukkan ke dalam kamar hitung.
/. Tempatkan pada ruang lem#a# selama %' menit.
3. 5etelah itu menghitung trom#osit di #awah mikroskop menggunakan
pem#esaran lensa o#jekti* 9&7 dan hitung pada kotak leukosit.
1. Penghitungan " jumlah trom#osit per % mm darah @ jumlah trom#osit
dalam 9 kotak leukosit dikalikan '&&.
Me*+,e *i,./ l.n5sun5 h.us.n
P0insi :Hapusan darah diwarnai dengan pewarna $right,
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
13/24
Al.*.l.* ,.n 0e.5ensi."
%. =#jek glass
!. :atang pengaduk
. =il imersi
9. ikroskop
'. Tissue2.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
14/24
PEMERI"SAAN #LEEDING TIME (A"TU PERDARAHAN!
$aktu perdarahan ini tergantung daripada e*isiensi cairan jaringan untuk
mempercepat pem#ekuan, ketahanan kapiler, dan *ungsi maupun jumlah trom#osit.
.) .0. Du/e
P0insi :4u#ang yang #aku pada cuping telingan di#uat kemudian waktukeluar darah
sampai #erhenti dicatat se#agai waktu perdarahan.
Al.* ,.n 0e.5en :
%. utoclick
!. lcohol swa#
. -isposa#le lanchet
9. ;ertas saring'. 5topwatch
L.n5/.h "e0. :
%. Cuping telinga penderita dipijatpijat searah dengan cara menjepit dengan i#u jari
dan telunjuk tangan kiri.
!. ;emudian di#ersihkan dengan alcohol swa#.
. Cuping telinga penderita ditusuk menggunakan autoclick yang #erisi lanchet,
kedalaman ' mm. 5egera stopwatch dihidupkan dan melepaskan jepitan tangan
pada i#u jari.
9. -arah yang keluar ditempel pada kertas saring yang telah dilipat menjadi dua pada
& detik pertama dan & detik #erikutnya hingga darah #enar#enar #erhenti.
'. ;ertas saring tidak #oleh menempel pada #agian luka.
2. Pada saat darah tidak keluar lagi matikan stopwatch dan catat waktunya laporkan
se#agai waktu perdarahan.
U/u0.n n+0-.l : 13 -eni* ,en5.n >.*.s *+le0.nsi 3 -eni*)
PEMERI"SAAN LOTTING TIME (A"TU PEM#E"UAN DARAH!
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
15/24
.0. Lee .n, hi*e
P0insi " waktu pem#ekuan diukur sejak darah keluar dari pem#uluh darah
sampai terjadi #ekuan dalam suatu kondisi spesi*ik.
Sesi-en :darah segar 9 mlAl.* ,.n 0e.5ensi. :
1) Ta#ung reaksi kecil #eserta raknya
2) 5topwatch
3) lcohol swa#
4) 5puit ' ml
&) TorniEuet
) Plesterin
L.n5/.h "e0. :
%. 4akukan sampling pada vena dengan cara yang #enar.!. Pada saat darah mulai masuk ke dalam spuit pasang stopwatch dan
dilanjutkan menghisap darah hingga 9 ml. ;emudian torniEuet
dilonggarkan dan spuit dikeluarkan dari vena.
. enekan #ekas tusukan dengan kapas kering lalu dipasang plester.
9. emasukkan darah ke dalam ta#ung reaksi masingmasing %.
'. Tepat ' menit ta#ung kesatu diangkat dang dimiringkan 9'
. 8langi
tindakan serupa selang & detik sampai terjadi #ekuan sempurna (1&
tanpa ada tumpahan). Catat waktunya.
2. Pada & detik #erikutnya lakukan hal serupa pada ta#ung ke ! sampai
terjadi #ekuan sempurna hingga ta#ung ketiga.
/. 5etelah ta#ung ketiga #eku matikan stopwatch dan catat waktunya.
3. $aktu pem#ekuan pada ta#ung ke dilaporkan se#agai hasil pemeriksaan.
U/u0.n n+0-.l : & 1& -eni*
LOTTING RETRATON (RETRA"SI #E"UAN!
Pada saat darah telah mem#eku secara smepurna, secara normal #ekuan akan
#erkontraksi dan mengjerut untuk mengeluarkan serum dari dalamnya, sehingga akhirnya
mengendap ke #awah. Betraksi #ekuan ini kerkaitan erat dan sangat tergantung daripadajumlah serta aktivitas trom#osit.
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
16/24
P0insi :-arah segar ditempatkan pada suhu / , retraksi #ekuan diamati pada
waktu % jam. ! jam, 9 jam, !9 jam setelah darah mem#eku.
Sesi-en :-arah segar se#anyak ml atau menggunakan satu diantara ta#ung
darah #eku dari waktu #ekuan 4ee and $hite.
Al.* ,.n 0e.5en :
%. -isposa#le syringe ' ml
!. TorniEuet
. Ta#ung rekasi
L.n5/.h /e0. :
%. elakukan sampling dengan #aik dan #enar.
!. emasukkan darah ke dalam ta#ung maisngmasing % ml darah.. :egitu darah mem#eku, amati #ekuan dalam waktu % jam, ! jam, 9 jam, !9 jam
terhadap terjadinya retraksi #ekuan, yaitu keluarnya serum.
9. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan ialah waktu yang diperlukan saat darah
mem#eku sampai retraksi sempurna
U/u0.n n+0-.l :
.) Re*0./si n+0-.l : >il. *e0.,i 0e*0./si .,. 2 .- s.-.i 4 .- se*el.h
>e/u.n)>) Re*0./si le-.h : >il. 0e*0./si *e0.,i .n.*.0 4 .- s.-.i 24 .-)
=) Re*0./si n+l : >il. *i,./ *e0.,i >e/u.n se*el.h 24 .-)
LOT L$SIS
5e#agai kelanjutan dari clot retraksi adalah clot lysis, yaitu proses terurainya jalajala
*i#rin sehingga menjadi tidak #er#entuk atau hanya #erupa sedimen di dasar ta#ung. Pada
saat ini, warna merah se#agai aki#at lisisnya eritrosit mulai menjalar dari permukaan #ekuan
sampai akhirnya rata dalam serum.
.0." Ta#ung clot retraksi tetap #erada pada suhu / pada akhir 3 jam, !9 jam,
93
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
17/24
jam, dan /! jam dilihat apakah terjadi clot lysis.
H.sil : =l+* l?sis /u0.n5 ,.0i 72 .- n+0-.l)
PROSES HEMOSTASIS
Hemostasis adalah upaya tu#uh untuk mencegah terjadinya perdarahan dan
mempertahankan keenceran darah di dalam sirkulasi supaya tetap #isa mengalir dengan #aik.
Proses hemostasis ada empat mekanisme utama, yaitu"
1) "+ns*0i/si e->uluh ,.0.h
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
18/24
;onstriksi pem#uluh darah terjadi seketika apa#ila pem#uluh darah mengalami
cedera aki#at trauma. 5elain itu konstriksi juga terjadi karena trom#osit yang pecah
melepaskan vasokonstriktor #ernama trom#oksan ! pada sekitar area trauma ts#,
sehingga pem#luh darahnya #erkonstriksi.
2) Pe->en*u/.n su->.*.n l.*ele*'*0+->+si*
5etelah pem#uluh darah mulai #erkonstriksi, secara #ersamaan se#enarnya trom#osit
di sekitar area yang cedera terse#ut akan segera melekat menutupi lu#ang pada
pem#uluh darah yang ro#ek ts#. Hal ini #isa terjadi karena di mem#ran trom#osit itu
terdapat senyawa glikoprotein yang hanya akan melekat pada pem#uluh yang
mengalami cedera, sedangkan senyawa terse#ut yang akan mencegah trom#osit untuk
melekat di pem#uluh darah yang normal. ;etika trom#osit ini #ersinggungan dengan
epitel pem#uluh darah yang cedera tadi, trom#osit kemudian menjadi lengket padaprotein yang dise#ut *aktor von $ille#rand yang #ocor dari plasma menuju jaringan
yang cedera tadi. 5eketika itu mor*ologinya #eru#ah drastis. Trom#osit yang tadinya
#er#entuk cakram, ti#ati#a menjadi ireguler dan #engkak. Tonjolantonjolan akan
mencuat keluar permukaannya dan akhirnya protein kontraktil di mem#rannya akan
#erkontraksi dengan kuat sehingga lepaslah granulagranula yang mengandung *aktor
pem#ekuan akti*, diantaranya -P dan trom#oksan ! tadi. 5ecara umum, proses ini
dise#ut dengan adhesi trom#osit.
;etika trom#osit melepas -P dan trom#oksan !, GatGat ini akan mengakti*kan
trom#osit lain yang #erdekatan. a seolaholah menarik perhatian trom#osit lainnya
untuk mendekat. ;arena itu, kerumunan trom#osit akan seketika memenuhi area
terse#ut dan melengket satu sama lain. 5emakin lama semakin #anyak hingga
ter#entuklah sum#at trom#osit hingga seluruh lo#ang luka tertutup olehnya. Peristiwa
ini dise#ut agregasi trom#osit. Proses aktivasi trom#osit ini terus terjadi sampai
ter#entuk sum#at trom#osit, dise#ut juga hemostasis primer.
3) Pe->e/u.n ,.0.h
5etelah ter#entuk sum#at trom#osit, dalam waktu %' sampai !& menit #ila
perdarahannya he#at, atau % sampai ! menit #ila perdarahannya kecil, GatGat
aktivator dari pem#uluh darah yang rusak dan trom#osit tadi akan menye#a#kan
pem#ekuan darah setempat. Prosesnya sangat kompleks, #erupa kaskade yang saling
mengakti*kan satu sama lain hingga sampai ter#entuknya #enang *i#rin untuk
menutup luka. ika satu saja komponen pengakti* itu terganggu, proses
keseluruhannya dapat terganggu. ekanismenya adalah se#agai #erikut"
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
19/24
Pem#entukan aktivator protrom#in
Pem#entukan aktivator protrom#in #erasal dari dua mekanisme kompleks yang
meli#atkan #er#agai *aktor pem#ekuan, yaitu jalur ekstrinsik dan jalur instrinsik.
1! %.lu0 e/s*0insi/
;etika dinding vaskuler mengalami cedera, ia akan melepaskan #er#agai*aktor jaringan atau trom#oplastin jaringan atau *aktor teraktivasi.
Iaktor ini terdiri dari kompleks *os*olipid dan lipoprotein yang terutama
#er*ungsi se#agai enGim proteolitik. 6ah, *aktor jaringan ini nantinya akan
mengakti*kan *aktor V menjadi *aktor V teraktivasi (Va). :ersama
sama, *aktor jaringan dan *aktor V teraktivasi serta dengan #antuan ion
;alsium (Ca!J0 *aktor V) akan meru#ah *aktor K menjadi *aktor K
teraktivasi (Ka). ;emudian, *aktor Ka itu akan #erikatan dengan *os*olipid
pada *aktor jaringan tadi (atau dengan *os*olipid tam#ahan yang dilepas
trom#osit), dan mereka #erga#ung dengan *aktor V (dihasilkan oleh
trom#in, senyawa yang dihasilkan dari akti*itas aktivator protrom#in
nantinya) untuk mem#entuk aktivator protrom#in. Pada kejadian pertama
kali, *aktor V ini inakti*, namun setelah ter#entuk trom#in, trom#in ini
akan mengakti*kan *aktor V terse#ut sehingga ia akan mem#antu
pem#entukan *aktor protrom#in tadi.L
GAM#AR %ALUR E"STRINSI"
2! %.lu0 Ins*0insi/
8ntuk jalur instrinsik, dimulai ketika darah itu sendiri mengalami trauma
atau darah itu #erkontak dengan jaringan yang mengalami trauma. Hal ini
akan menye#a#kan *aktor K inakti* #eru#ah menjadi akti*, atau *aktor
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
20/24
K teraktivasi (Ka). 5elain itu, trom#osit yang hancur juga akan
melepaskan *os*olipid yang mengandung lipoprotein yang dise#ut *aktor
trom#osit. Iaktor Ka akan mengakti*kan *aktor K menjadi *aktor K
teraktivasi (Ka) dengan #antuan senyawa #ernama kininogen H$.
Iaktor Ka ini dengan #antuan Ca!J akan mengakti*kan *aktor K menjadi
*aktor K teraktivasi (Ka). 6ah, kemudian *aktor Ka ini akan #ekerja
sama dengan *aktor V teraktivasiF , *aktor trom#osit tadi serta dengan
Ca!J, untuk mengu#ah *aktor K menjadi *aktor K teraktivasi (Ka). 5ama
dengan jalur ekstrinsik, *aktor Ka ini akan #erga#ung dengan *os*olipid
dan *aktor V untuk mem#entuk aktivator protrom#in.F6:" Iaktor V
telah tersedia dalam darah, kemungkinan dihasilkan oleh endotel,
gromerular, dan tu#ular vaskuler serta sel sinusoid hati. Iaktor ini tidak
dimiliki oleh pasien hemo*ilia klasik (hemo*ilia ). a diakti*kan oleh
trom#in menjadi *aktor V teraktivasi.
GAM#AR %ALUR INTRINSI"
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
21/24
Per#edaan antara jalur ekstrinsik dan instrinsik adalah, jalur ekstrinsik prosesnya le#ih cepat,
#isa #erlangsung dalam %' detik, sedangkan instrinsik le#ih lam#at, #iasanya perlu waktu %
sampai 2 menit untuk menghasilkan pem#ekuan.
Pem#entukan :enang:enang Ii#rin
5etelah aktivator protrom#in ter#entuk, langkah selanjutnya adalah aktivator
protrom#in ini akan mengakti*kan protrom#in (senyawa protein plasma, yang
dihasilkan oleh hepar dengan #antuan vitamin ;. akanya jika seseorang
kekurangan vitamin ;, perdarahan akan mudah terjadi dan pem#ekuan sulit
terjadi. ;onsentrasinya dalam plasma sekitar %' mg0dl). Protrom#in akan akti*
menjadi trom#in. Prosesnya lagilagi mem#utuhkan peranan ion kalsium (Ca !J).
6antinya, trom#in ini akan menye#a#kan polimerisasi dari molekulmolekul
*i#rinogen (protein dengan : yang #esar dan konsentrasi dalam plasma sekitar
%&& A /&& mg0dl serta di sintesis di hepar) menjadi #enang#enang *i#rin dalam
waktu %& A %' detik.
Prosesnya, trom#in ini akan melepas 9 molekul peptida kecil dari setiap
molekul *i#rinogen, sehingga mem#entuk satu *i#rin monomer, selanjutnya *i#rin
monomer ini secara otomatis mampu #erpolimerisasi dengan sesamanyamem#entuk #enang *i#rin. 5o, setelah #e#erapa detik, akan muncul #anyak
#enang#enang *i#rin yang panjang. Tapi #enang#enang ini ikatannya masih
lemah, karena cuma #erikatan secara ikatan hidrogen. 8ntuk itu, trom#in akan
mengaktivasi suatu Gat yang dise#ut *aktor sta#ilisasi *i#rin (terdapat dalam
jumlah kecil dalam #entuk glo#ulin plasma, tapi juga dilepaskan oleh trom#osit
yang terperangkap dalam #ekuan) Iaktor inilah yang nantinya akan memperkuat
ikatan #enang#enang *i#rin tadi menjadi le#ih kuat, yakni dengan cara
menim#ulkan ikatan kovalen pada #enang#enang terse#ut.
ika #enang#enang *i#rin ter#entuk, perdarahan akan #erhenti. Pada jaringan
dan endotel pem#uluh darah yang teluka, akan dilepaskan suatu aktivator kuat
yang dise#ut aktivator plasminogen jaringan (tP). tP ini akan mengakti*kan
plasminogen menjadi plasmin. Plasmin ini adalah Gat antikoagulan dalam darah.
Plasmin #ekerja dengan cara mencerna #enang#enang *i#rin dan protein
koagulan lain seperti *i#rinogen, *aktor V, *aktor V, protrom#in dan *aktor K.
-an canggihnya, tP ini hanya akan dihasilkan pada harihari #erikutnya, jika
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
22/24
pem#uluh darah yang luka sudah tertutup. 5ehingga, proses pem#entukan #enang
#enang *i#rin juga akan terhenti.
4) Pe->en*u/.n .0in5.n Bi>0+s.
5etelah ter#entuk #enang#enang *i#rin terse#ut secara sempurna, dan darah juga
mem#entuk #ekuan, #ekuan itu akan diinvasi oleh *i#ro#las yang kemudian
mem#entuk jaringan ikat pada seluruh #ekuan terse#ut, atau dapat juga #ekuan itu
dihancurkan. Proses ini didukung oleh *aktor pertum#uhan yang disekresikan oleh
trom#osit, dan akan #erlangsung #erkelanjutan hingga #ekuan terse#ut akan menjadi
jaringan *i#rosa dalam waktu sekitar % sampai ! minggu. 5truktur jaringan sekitar
trauma akan #ekerja sedemikian rupa untuk memper#aiki kondisinya seperti semula.
ME"ANISME @I#RINOLISIS
Ii#rinolisis adalah mekanisme *isiologis yang #ekerja secara konstan dengan sistim
pem#ekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ peri*er atau jaringan
tu#uh. Iaktor*aktor yang mempengaruhi *i#rinolisis"
. 8sia
:. erokok
C. ktivitas *isik
5elain mekanisme pem#ekuan, terdapat pula sistem kontrol utama dalam mengim#angi
sistem koagulasi yaitu sistem atau mekanisme *i#rinolisis yang #erperan menghancurkan
*i#rin secara enGimatik.Tiga komponen sistem *i#rinolisis"
Plasminogen (#entuk proenGim dari plasmin. Plasminogen dise#ut juga
pro*i#rinolisin). Plasmin adalah suatu enGim proteolitik dengan spesi*isitas
yang tinggi terhadap *i#rin dan dapat memecah *i#rin, *i#rinogen, I V dan I
V, komplemen, hormon, serta protein lainnya. Plasmin dise#ut juga
*i#rinolisin.
ktivator plasminogen (yang dapat mengakti*kan plasminogen menjadi
plasmin).
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
23/24
nhi#itor plasminogen (su#stansi yang dapat menetralkan plasmin). nhi#itor
plasminogen yang mengontrol aktivitas plasmin seperti" M!plasmin inhi#itor
(M!antiplasmin), M%proteinase inhi#itor (M%antitripsin atau M%antiroteinase),
M!makroglo#ulin, antitrom#in (T), dan Plasminogen activatorinhi#itor% (P%).
Pada tempat jaringan yang rusak, *i#rinolisis dimulai dengan peru#ahan plasminogen
menjadi plasmin. Plasmin mempunyai #anyak *ungsi seperti degradasi dari *i#rin, inakti*asi
*aktor V dan *aktor V dan akti*asi dari metaloproteinase yang #erperan penting dalam
proses penyem#uhan luka dan per#aikan jaringan. ktivator! plasminogen memecah peptida
dari plasminogen dan mem#entuk plasmin rantai dua. kti*asi menjadi plasmin dapat terjadi
melalui tiga jalur yaitu "
alur intrinsik, meli#atkan akti*asi dari proakti*ator sirkulasi melalui *aktor Ka dan
kalikrein, yang aktivatornya #erasal dari plasma (dalam darah).
alur ekstrinsik, dimana aktivatoraktivator dilepaskan ke aliran darah dari jaringan
yang rusak, selsel atau dinding pem#uluh darah ( semua akti*ator juga protease).
alur eksogen, dimana plasminogen diakti*asi dengan aktivator yang #erasal dari luar
tu#uh seperti streptokinase (#akteri) dan urokinase (urin).
-alam keadaan *isiologik, akti*asi plasminogen terutama oleh tissue plasminogen activator
(tP) yang disintesis dan dilepas dari selsel endotelium pem#uluh darah dalam respons
terhadap trom#in dan pada kerusakan sel. ktivator plasminogen jaringan (alteplase, tP)
merupakan protease serin yang dilepaskan kedalam sirkulasi dari endotel vaskuler dalam
keadaan luka atau stres dan mempunyai si*at katalitik Ainakti* kecuali #ila terikat dengan
*i#rin.ktivator lain, urokinasetype plasminogen avtivator (uP), diproduksi diginjal dan
ditemukan terutama dalam urine.
Prourokinase merupakan prekusor Gat aktivator plasminogen, yaitu urokinase, yang
tidak memperlihatkan derajat selekti*itas tinggi yang sama dengan *i#rin. 8rokinase yangdisekresikan oleh sel epitel tertentu yang melapisi saluran ekskretorik (misalnya to#ulus
ginjal) kemungkinan terli#at dalam proses penghancuran (lisis) setiap *i#rin yang tertim#un
didalam saluran terse#ut. ktivator plasminogen yang #erasal dari ketiga jalur intrinsik,
ekstrinsik, dan eksogen, mengaktivasi plasminogen #e#as (dalam darah) atau plasminogen
terikat (dalam #ekuan) menjadi plamin #e#as (dalam darah) dan plasmin terikat (dalam
#ekuan). Plasmin mempunyai *i#rinogen dan *i#rin se#agai su#strat utamanya yang
terpenting untuk produksi *ragmen*ragmen spesi*ik yang secara kolekti* dise#ut *i#rin
degradation product (I-P), yang terdiri dari *ragmen K, N, -, . Iragmen - hasil pemecahan
7/21/2019 Intan Rosita Maharani.docx
24/24
*i#rin #erupa dimer sehingga dise#ut O- -imer. Plasmin juga memecah *aktor V dan *aktor
V. 4edakan *i#rinolisis diham#at oleh inhi#itor poten M! antiplasmin dan oleh M!
makroglo#ulin. Plasmin #e#as yang #eredar dalam darah segera di inakti*kan oleh M!
antiplasmin, sehingga pada keadaan normal di dalam darah tidak akan dijumpai plasmin
#e#as. 5edangkan plasmin yang terikat *i#rin dalam plug hemostasis lokal terlindungi dari
M! antiplasmin dan dapat memecah *i#rin menjadi I-P. :ila plasmin #e#as yang ter#entuk
#erle#ihan sehingga melampaui kapasitas antiplasmin, maka plasmin #e#as terse#ut dapat
menghancurkan *i#rinogen, I V, I V, dan protein lain. Penghancuran *i#rinogen
(*i#rinogenolisis) juga menghasilkan *ragmen K, N, -, (I-P), tetapi *ragmen - hasil
pemecahan *i#rinogen terse#ut #erupa monomer #ukan dimer. nhi#itor dari aktivator
plasminogen juga memegang peranan penting dalam mengatur *i#rinolisis dan mem#atasinya
pada #agian luka.
Proses *i#rinolisis yang #erlangsung melalui aktivasi plasminogen dan plasmin terikat *i#rin
dalam #ekuan adalah proses *i#rinolisis *isiologis (Ii#rinolisis 5ekunder). 5edangkan proses
*i#rinogenolisis aki#at aktivasi plasmin #e#as yang #eredar dalam darah adalah patologis
(Ii#rinolisi Primer).
Top Related