LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK
KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS
Disusun oleh :
Risqi Andhani A1C011027/P
Sri Metri Wahyuni D A1C011031/P
Citra Annisaa Putri A1C011049/P
Devi Pentasari A1C011055/P
LABORATORIUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012
PRAKTIKUMSOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK
KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS
Disusun oleh :
Risqi Andhani A1C011027/P
Sri Metri Wahyuni D A1C011031/P
Citra Annisaa Putri A1C011049/P
Devi Pentasari A1C011055/P
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 124) pada Fakultas Pertanian UNSOED.
Diterima dan disahkan pada tanggal :
Dosen PembimbingPraktikum
Ir. Pudji .......NIP : 0000????????????
II. KEADAAN DESA
1. Letak Desa
Letak Desa Pandak secara administrative ter masuk dalam wilayah Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas, terletak di arah utara kota Kabupaten Banyumas yaitu kurang
lebih 6 KM dari Purwokerto, dan di sebelah selatan ibukota Kecamatan Baturraden kurang lebih
2 KM, sedangkan waktu tempuh menuju Kantor Kecamatan Baturraden sekitar 5 menit,
sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten kurang lebih 15 menit. Desa Pandak terdiri
dari 2 Dusun, 5 RW dan terbagi dalam 18 RT.
Luas Wilayah Desa Pandak adalah 87,360 Ha dengan batas-batas desa sebagai berikut :
Wilayah barat berbatasan dengan Desa Pamijen
Wilayah utara berbatasan dengan Desa Rempoah
Wilayah timur berbatasan dengan Desa Karanggintung Sumbang
Wilayah selatan berbatasan dengan Kel. Pabuaran Kecamatan Purwokerto Utara
2. Keadaan Biogeofisik
Desa Pandak memiliki konfigurasi berupa tanah darat pada ketinggian antara 200-240
meter diatas permukaan laut (dpl), sehingga bersuhu sedang. Jenis tanah yang ada di wilayah
Pandak sebagian besar tanah grubug. Jenis tanah tersebut tergolong subur untuk lahan pertanian
maupun perkebunan. Sehingga di Desa Pandak banyak dijumpai berbagai jenis tanaman baik di
lahan pertanian maupun tanaman keras atau buah-buahan yang dimiliki penduduknya.
Keberadaan Desa Pandak yang diapit oleh dua sungai yaitu sungai Pelus di sebelah timur desa,
sedangkan sungai Kele dan sungai Kranji berada di sebelah barat desa, hal ini memudahkan
penduduk desa dalam bercocok tanam serta mengatur irigasi pertanian.
Pola penggunaan Lahan di Desa Pendak sebagai berikut ini ;
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Sawah Pertanian 47,81
2 Ladang/Kebun 4,95
3 Kolam Perikanan 2,2
4 Pemukiman Penduduk 17,88
5 Makam Desa 1,5
6 Sarana Olahraga/Lapangan OR 0,82
7 Sarana Pemerintahan & Jalan 1,2
8 Lain-Lain 11
9 Jumlah 87,36
3. Sejarah dan Perkembangan Desa
Ada banyak legenda dan mitos yang ada di Desa Pandak, diantaranya adalah asal mula
nama Desa Pandak yang berasal dari seseorang yang dianggap mempunyai ilmu ghaib bernama
Mbah Pendek. Sepeninggalan Mbah Pendek desa tersebut diberi nama Desa Pandak yang berasal
dari nama Mbah Pendek. Di desa tersebut sangatlah tabu menyebut kata atau nama “pendek”,
bahkan dahulu tidak boleh ada yang membangun rumah bertingkat disebabkan mitos tentang
Mbah Pendek tersebut. Di desa itu pula terdapat pohon yang sudah berumur ribuan tahun dan
tidak pernah di tebang, pohon itu sangatlah tinggi, pernah ada yang berusaha untuk menebang
pohon tersebut, namun ketiga orang tersebut tiba-tiba meninggal tanpa sebab sebelum sempat
menebang pohon itu. Adapula cerita tentang mbah dukun dan mbah ronggeng. Pada saat itu,
menyelenggarakan wayang di desa Pandak tidak boleh dilakukan, apabila pada saat malam
jum’at kliwon mereka menancapkan salah satu wayang kulit dan pagi harinya wayang tersebut
roboh maka tidak boleh menyelenggarakan wayang kulit, namun pada beberapa waktu pernah
wayang tersebut tidak roboh, maka para penduduk di desa Pandak menyelenggarakan wayang
kulit untuk pertama kalinya saat peresmian gedung SD yang ada di desa tersebut. Dan mitos
tentang Mbah ronggeng ialah apabila akan menari harus memberikan persembahan di makam
mbah ronggeng tersebut untuk menghindari adanya kesurupan missal. Karena pernah terjadi
kesurupan di desa tersebut pada saat penyelenggaraan ronggeng itu. Namun kini mitos yang
masih dipercaya di desa itu adalah mitos tentang pohon tua. Masih banyak para penduduk yang
memuja untuk meminta sesuatu dengan bertapa di pohon tersebut. Ada pula yang datang
kerumah keturunan Mbah dukun yang sekarang menjadi dukun pula untuk meminta bantuannya
dalam menyelesaikan kepentingan mereka masing-masing.
Desa Pandak mengalami pertumbuhan yang cukup maju karena letaknya yang dekat
dengan kota (pinggiran kota Purwokerto), jadi apabila ada informasi-informasi seputar teknologi
baru atau semacamnya dalam berbagai aspek mereka cepat mengetahui. Fasilitas pendidikan
yang ada di desa Pandak yaitu 2(dua) buah SD Negeri, 1 (satu) buah Taman Kanak-Kanak
Pertiwi, 1 (satu) buah TK Al Azzar, dan ! (satu) buah Pos PAUD. Perkembangan dalam bidang
kesehatan yaitu terdapat satu bidan di desa Pandak. Sedangkan dalam bidang social dan budaya,
penduduk Desa Pandak mempunyai budaya wayang kulit dan wayang yang terbuat dari karton
yang dibuat oleh Karang Taruna di desa Pandak.
4. Penduduk
Jumlah Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada table berikut ;
NoKelompok Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
Umur Awal AkhirJumlah
Tahun L P Jumlah L P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 0 s/d 4 248 248 496 248 249 497
2 4 s/d 9 110 109 219 110 109 219
3 10 s/d 14 91 100 191 91 100 191
4 15 s/d 19 74 86 160 74 86 160
5 20 s/d 24 109 111 220 109 110 219
6 25 s/d 29 121 123 244 120 123 243
7 30 s/d 34 110 111 221 109 110 219
8 35 s/d 39 90 85 175 90 85 175
9 40 s/d 44 75 76 151 75 76 151
10 45 s/d 49 66 52 118 66 52 118
11 50 s/d 54 68 65 133 68 65 133
12 55 s/d 59 28 46 74 28 46 74
13 > 60 87 126 213 87 125 212
Total 1.277 1.338 2.615 1.275 1.336 2.611
Sumber : Data Laporan Bulanan Penduduk Desa Pandak Kondisi 31 Desember 2011
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan di Desa Pandak tergolong rendah, hal ini disebabkan fasilitas
pendidikan yang ada di Desa Pandak kurang memadai hanya meliputi 2 (dua) buah Sekolah
Dasar, 1 (satu) buah Taman Kanak-Kanak Pertiwi, 1 (satu) buah TK Al Azzar, dan ! (satu) buah
Pos PAUD.
Komposisi penduduk Desa Pandak berdasarkan tingkat pendidikannya sebagai berikut :
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Buta Huruf
2 Tidak / Belum Sekolah 498
3 Tidak Tamat SD/S 381
4 Tamat SD 870
5 Tamat SLTP 370
6 Tamat SLTA 380
7 DI/DII 9
8 Akademi/DIII/Sarjana Muda 31
9 DIV/S1 62
10 Strata 2 8
11 Strata 3 2
Jumlah2611
6. Struktur Pemerintahan Desa
Data Perangkat Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
No.
Jabatan Nama
1 Kepala Desa Muritno.BSc
2 Sekretaris Desa Suroso
3 Kadus I Nasum
4 Kadus II Sunarno
5 Kasi Pemerintahan dan Pembangunan
Budi Santoso
6 Kasi Kesra dan Pemberdayaan Masyarakat
Agus Dharsono
7 Kaur umum Sikun
8 Staf Kasi Kesra dan PM Taswan H.R
9 Staf Urusan Umum Sugiarto
Data Ketua RT/RW Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
No. RW/RT Ketua
1 RW 01 Wahyu Kusumanegara,SH.
2 RT 01/01 Tunggul Wasono
3 RT 02/01 Sarwoto
4 RT 03/01 Kuat Sunarso
5 RT 04/01 S.Edi Priono
6 RT 05/01 Rosid
7 RT 06/01 Yoyon Supriyadi
8 RW 02 Karno
9 RT 01/02 Sirun
10 RT 02/02 Bagas Radityono
11 RT 03/02 Sasmito
12 RT 04/02 Darisun Daryono
13 RT 05/02 Darto Mudiarto
14 RT 06/02 Karto Atmojo
Pandak merupakan sebuah desa dengan pemerintahan yang dipimpin oleh kepala desa
yang bernama Bapak Muritno,BSc. Dalam menjalankan pemerintahannya, seorang kepala desa
dibantu oleh beberapa kepala dusun dan pejabat-pejabat kelurahan seperti sekretaris desa dan
sebagainya. Desa Pandak mempunyai struktur pemerintahan dari RT, RW, sampai Kepala Desa.
Desa ini memiliki 2 RW dan terbagi menjadi 12 RT. Pada RW I yang terdiri dari 6 RT dipimpin
oleh Bapak Wahyu Kusumanegara,SH. dan RW II yang juga terdiri dari 6 RT dipimpin oleh
Bapak Karno.
7. Struktur Ekonomi
Struktur Ekonomi Desa Pandak berdasarkan mata pencahariannya adalah :
No. Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Buruh tani 50
2 Petani 45
3 Peternak 20
4 Pedagang/pengusaha 225
5 Pengrajin 15
6 PNS 48
7 TNI/POLRI 3
8 Pensiunan 54
9 Karyawan swasta 80
10 Penjahit 10
11 Montir 8
12 Sopir 20
13 Pramuwisma 50
14 Kontraktor 4
15 Tukang kayu 20
16 Tukang batu 30
17 Buruh serabutan 300
18 TKW/TKI 50
19 Pelajar/mahasiswa 400
20 Lainnya 1179
Jumlah 2611
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Pandak
sebagian besar adalah buruh serabutan dan pedagang. Hal itu diluar keterangan Lain-lain. Di
Desa Pandak tidak terdapat pasar, yang sebenarnya merupakan penggerak roda perekonomian di
pedesaan. Oleh karena itu terdapat warung-warung kecil di sekitar pemukiman penduduk di Desa
Pandak. Tingkat perekonomian penduduknya adalah menengah ke atas. Hasil pertanian
penduduk biasanya dijual kepada para tengkulak yang ada di desa tersebut dan para tengkulak
yang menjual ke orang lain atau keluar desa.
Keadaan perekonomian masyarakat Pandak sudah maju dengan didukungnya ladang
pekerjaan yang memadai. Profesi penduduk lainnya adalah sebagai buruh tani karena tidak
memiliki lahan sawah untuk digarap. Pemilik sawah yang tidak mampu mengurus sawahnya
akan dikerjakan oleh buruh tani dengan sistem bagi hasil atau lebih dikenal istilah “maro”. Ada
pula petani yang menyewa sawah bengkok milik kepala desa selama setahun. Pembayaran sewa
dibayarkan sebelum tanah digarap, tetapi ada juga yang menunggu hasil panen. Hasil panen dari
tanah bengkok akan menjadi hak milik petani penyewa.
Sumber penghasilan masyarakat tidak hanya berasal dari hasil panen. Sumber
penghasilan lain ada yang berasal dari sektor perikanan.
8. Struktur Sosial
Data Kelembagaan dan Organisasi Masyarakat Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
No. Nama Unit Ketua/kepala1 BPD 1 Drs H.Harun Rais2 LPMD 1 Rachmat3 RT 12 Tunggul Wasono4 RW 2 Wahyu Kusumanegara,SH.5 BKM P2KP 1 Wasis Utoyo,SH6 TP.PKK 1 Ny Karsilah Muritno7 Pokja PKK RT 12 Darsim8 Pokja PKK RW 2 RW I Ny Sutarto9 Posyandu 4 Salimah10 Kelompok Tani 3 Kuat Sunarso11 Kelompok Tani Ikan 2 Sumarhono12 P3A 1 Sudarto Mukti Raharto13 P2A 1 Supriadi14 BAZIS 1 M.Sururi15 Majlis Taklim
Masjid/Musholla6 Tofik Hidayat
16 Kel.Kes. Genjring 1 Sulastri17 Kel.Kes. Kenthongan 1 Agus Cahyanto18 Kel.Kes. Ebeg 1 Mudiarto19 Kel.Karawitan 1 Sukirman20 Sosial Kematian 1 Sudiro21 USP RT 20 Suwarto22 Satgas Hansip Linmas 1 Nasum23 Kel. Pemuda 1 Agus Cahyanto24 TK 1 Rusmiyati,SPd.25 SD Negeri 1 2 Sunarjo,SPd.26 SD Negeri 2 2 Untung Suroso,SPd.27 TPA 3 Mukti Raharjo28 Pos Yandu 1 Esti Sulistiyaningsih
Desa Pajerukan memiliki 2 Kelompok Tani antara lain adalah :
a. Kelompok Tani Lestari I
Ketua Kelompok Tani Lestari I adalah Wasis Sutoyo
b. Kelompok Tani Lestari II
Ketua Kelompok Tani Lestari II adalah Rachmat MS.
Fungsi dari Kelompok Tani tersebut antara lain adalah
1) Untuk menyeragamkan penanaman.
2) Untuk memudahkan informasi dari Pemerintah.
3) Mempererat tali silaturahmi antar petani (masyarakat).
4) Mendistribusikan bantuan Pemerintah seperti pupuk dan bibit.
Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani antara lain pembenihan padi (membuat
bibit) untuk dijual atau dikonsumsi.
Kelompok-kelompok sosial yang ada di desa ini meliputi P2A (Pembinaan Agama),
Karang Taruna, Rukun Kematian, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Terdapat 2
Gapoktan yang ada di desa Pandak, yaitu Gapoktan Lestari I dan Lestari II. Gapoktan tersebut
dibentuk oleh desa.
Keadaan sosial masyarakat Pandak dapat dilihat dari hubungan antara warga yang rukun
dan tidak adanya sistem kasta. Pada jaman belanda, rakyat jelata sangat menghormati para
pejabat pemerintahan seperti kepala desa. Namun hal itu tidak menjadi penghalang antara rakyat
jelata dan pimpinannya. Misalnya, jaman dahulu perbedaan antara orang mampu dengan kurang
mampu sangat terlihat jelas. Indikator orang yang dikatakan mampu adalah dari kepemilikan
harta benda dan rumah. Adanya perbedaan yang mencolok, tidak menyebabkan kesenjangan
sosial antara masyarakat Pandak. Untuk saat ini perbedaan antara orang yang mampu dan kurang
mampu sudah tidak terlihat jelas karena harta benda tidak menjadi indikator kekayaan seseorang.
Acara 1
HUBUNGAN DESA - KOTA
Oleh : Risqi Andhani (A1C011027)
Konsep dan pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki 4 (empat) syarat,
yaitu:
1. Manusia yang hidup bersama.
2. Manusia yang bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama.
3. Manusia yang menyadari adanya satu kesatuan.
4. Manusia yang membentuk sistem hidup bersama serta menciptakan kebudayaan.
(Soekanto, 1986)
Oleh karena itu, sifat masyarakat adalah dinamis, selalu berubah atau bergerak sesuai 4 (empat)
syarat tersebut.
Sedangkan pengertian desa menurut Paul H. Landis dalam Soekanto (1986) adalah
tempat atau wilayah yang dihuni oleh orang yang berjumlah kurang dari 2500 orang serta
pergaulannya ditandai oleh sifat keakraban, keramahan yang meluas dan merupakan pusat
kegiatan pertanian dalam arti luas. Sehingga secara konseptual terdapat persamaan antara
masyarakat desa dengan masyarakat pertanian.
Pada sisi lain ada pengertian masyarakat kota atau industri yang dicirikan sebagai
masyarakat yang orang-orangnya sangat heterogen/variatif, pergaulannya bersifat
kosmopolitan/patembayan, pusat kegiatannya pada bidang non pertanian. Namun demikian
kedua masyarakat itu secara faktual membentuk pola hubungan, yaitu pola hubungan desa-kota.
Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang bersifat material maupun
non material. Adapun gejala-gejala yang dapat mempererat hubungan desa-kota dapat diamati
melalui berbagai aspek atau bidang yang akan dibahas di bawah ini.
1. Masuknya ekonomi uang ke desa
Desa Pandak hubungan desa ke kota dikatakan cukup lancar karena pemasaran
yang dilakukan petani atau pedagang cukup mudah dan keperluan petani cukup mudah
didapat. Pendapatan yang didapat masyarakat di desa ini sebagian besar dari hasil
pertanian. Jasa petani yang mempunyai keterampilan mampu mengurangi pengangguran
di desa ini. Akan tetapi, kemampuan ilmu atau teknik belum bisa terasah atau terlaksana
dengan baik. Contoh : petani hanya menanam padi, sedangkan untuk perikanan
diusahakan oleh 110 orang (kepala keluarga). Masyarakat yang mengusakan perikanan
inipun hanya mempunyai kolam ikan, tetapi belum menjadi prioritas utama komoditas.
Mata pencaharian penduduk desa Pandak sebagian besar adalah petani, selain
petani, ada juga pedagang,buruh serawutan, pegawai pemerintahan, dan guru.
Perekonomian penduduk tergolong sebagai perekonomian menengah ke atas. Masuknya
ekonomi uang ke desa adalah dari sektor pertanian dan perikanan. Karena penduduknya
sebagian besar adalah petani, maka sumber penghasilan terbesar adalah dari pemasaran
hasil/produk pertanian, seperti padi, jagung, sayur mayur, dan tanaman palawija.
2. Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota
Dalam aspek ini memuat artian desa sebagai sumber penghasil pangan bagi
masyarakat perkotaan. Masyarakat desa yang pada umumnya hidup dari pertanian, terkait
hal ini desa Pandak merupakan desa dengan sebagian peduduknya bekerja di bidang
pertanian tetapi penduduk disana tidak memiliki lahan yang luas. Lahan yang dimiliki
tiap keluarga pada umumnya dibawah satu hektar hal inilah yang menyebabkan hasil
pertanian hanya cukup untuk digunakan sendiri. Adapun yang mampu menghasilkan
lebih, maka dibeli oleh warga lain yang tak memiliki lahan melalui tengkulak sehingga
tidak ada komoditi pertanian yang sampai ke kota.
Pemasaran hasil pertanian dari desa Pandak ini tidak menentu karena koperasi
(KUD) di tingkat desa tidak aktif. Oleh karenanya, setelah panen para petani menjual
hasil panennya kepada para tengkulak. Tengkulak memasarkan hasil panen tersebut
sesuai kebutuhan penduduk desa, apabila para penduduk sudah memesan, maka hasil
panen dijual kepada penduduk yang memesan (biasanya para perangkat desa). Setelah itu
baru sisanya dipasarkan ke lain desa atau ke pasar-pasar. Jika memungkinkan hasil panen
ini juga dapat dipasarkan ke kota kabupaten. Tetapi sebagian besar hasil panen dari desa
ini hanya untuk mencukupi kebutuhan penduduknya sendiri.
3. Masuknya barang konsumsi ke desa
Barang-barang konsumsi masuk ke desa melalui para pedagang yang memiliki
toko kelontong di desa Pandak. Para pedagang membeli secara grosiran dan membuka
toko kelontong/sembako di rumah masing-masing dan menjualnya kembali kepada
penduduk desa secara eceran. Selain itu, penduduk banyak yang membeli sendiri ke pasar
di kota atau pasar Wage untuk mencukupi kebutuhan barang konsumsinya.
4. Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota
Sebagian besar penduduk adalah lulusan sekolah menengah atas SD sedangkan
lulusan SMA atau yang sederajat ketika lulus sekolah, banyak pemuda desa yang tertarik
bekerja di kota, baik kota kabupaten maupun kota-kota besar untuk bekerja sesuai dengan
skillnya (kemampuan) masing-masing. Para lulusan STM banyak yang bekerja menjadi
montir atau bahkan membuka bengkel motor di kota. Selain itu ada juga yang menjadi
TKI atau tenaga kerja indonesia di Singapura dan Malaysia.
5. Tertariknya menyekolahkan anak-anak ke kota
Cukup banyak para orang tua yang mempunyai keinginan untuk menyekolahkan
anak-anaknya ke kota. Tetapi biasanya hal tersebut terhambat oleh faktor biaya. Hanya
para orang tua yang cukup berada saja yang dapat menyekolahkan anak-anaknya ke
tingkat yang lebih tinggi (bangku kuliah). Hal itu juga apabila si anak mau untuk
melanjutkan studinya.
Selain itu, para pemuda yang hendak melanjutkan sekolahnya biasanya enggan
memilih untuk masuk di fakultas pertanian. Mereka lebih berminat untuk memilih jurusan
yang kebanyakan orang memandang jika lulus dari jurusan tersebut, maka langsung dapat
bekerja. Pola pikir masyarakat/penduduk desa Pandak ini sudah dibentuk dan diarahkan
untuk mengejar materi. Hal ini tidak dapat disalahkan karena para orang tua otomatis
ingin anaknya sukses, karena itu para pemuda yang baru lulus SMA diarahkan untuk
memilih jurusan-jurusan yang dapat dengan cepat mendatangkan materi, sebagai contoh
jurusan kependidikan atau kesehatan.
6. Pembentukan organisasi modern di desa
Organisasi di desa Pandak tidak terlalu banyak, meskipun ada juga yang tidak
terlalu aktif mengadakan kegiatan. Organisasi-organisasi yang ada adalah organisasi
kepemudaan (Karang Taruna), organisasi keagamaan (P2A/pembinaan agama) yang
diketuai oleh bapak supriadi, badan permusyawaratan desa(BPD) yang diketuai oleh
bapak Drs.H.Harun rais,lembaga pemberdayaan masyarakat desa(LPMD) yang diketuai
oleh bapak rachmat MS,badan keswadayaan masyarakat(BKM) “Multi Rahayu”,Rukun
Kematian atau pengurus makam yang diketuai oleh bapak sudiro, dan dua organisasi
petani (Gabungan kelompok tani/Gapoktan), yaitu Lestari I yang diketuai oleh Bapak
Wasis Sutoyo dan Lestari II yang diketuai oleh Bapak Rachmat.
7. Bertambahnya jaringan komunikasi massa
Alat komunikasi di desa ini masih sangat jarang ditemui. Telepon rumah masih
jarang keluarga yang memilikinya, sedangkan telepon genggam sebagian sudah ada yang
memiliki.
Para petani dalam mengerjakan sawahnya sekali waktu diberikan penyuluhan oleh
para penyuluh yang didatangkan oleh desa. Tetapi karena kebanyakan dari petani di desa
Pandak adalah petani penggarap dengan sistem sewa, maka apa yang diberikan oleh para
penyuluh tidak terlalu diperhatikan. Oleh karena itu, biasanya apa yang telah diberikan
oleh para penyuluh diberikan dalam bentuk tertulis dan ditempelkan di papan
pengumuman yang ada di kelurahan atau pusat kumpul-kumpul. Begitu juga apabila ada
pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu terdapat pertemuan kadus rutin setiap 1
minggu sekali yang merupakan program pemerintah.
8. Masuknya teknologi pertanian ke desa
Teknologi-teknologi pertanian yang sudah ada di desa Pandak adalah penyuluhan-
penyuluhan dari tim penyuluh desa serta penggunaan mesin pertanian yaitu handtractor.
Dalam menyikapi teknologi baru, masyarakat di desa ini langsung sepenuhnya menerima
dengan tangan terbuka, akan tetapi masyarakat menunggu bukti konkrit apakah teknologi
tersebut dapat memudahkan dan menguntungkan masyarakat atau tidak. Hal ini cukup
membawa manfaat bagi pengolahan pertanian, misalnya pengolahan tanah menjadi lebih
cepat selesai setelah penggunaan alat ini. Dampak negatifnya hanyalah pada para petani
yang dulunya memakai tenaga hewan ternak, setelah adanya teknologi hewan-hewan
tersebut tidak dipakai.
Penggunaan handtractor di desa tractor belum 100% efektif, karena traktor yang
tersedia hanya satu. Traktor tersebut merupakan traktor bantuan pemerintah kepada para
petani melalui pemerintah desa. Dalam penggunaanya traktor tersebut tidak sepenuhnya
diberikan kepada para petani langsung. Pengelolaan handtractor itu sendiri diserahkan
kepada desa, tidak diserahkan kepada petani langsung atau Gapoktan. Ketika
dikonfirmasikan kepada kepala desa Pandak, hal tersebut dikarenakan apabila diserahkan
pengelolaannya kepada petani/Gapoktan, ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
selain itu, menurut kepala desa penggunaan traktor harus diawasi oleh desa, karena biaya
operasionalnya bisa digunakan untuk perbaikan kantor kepala desa.
Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan dengan adanya aliran
produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat pedesaan melalui aliran
dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum dikenal dengan rendahnya nilai
tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk dana/kapital) masyarakat perdesaan
terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan KDK diharapkan dapat menaikkan nilai
tukar produk/jasa masyarakat perdesaan melalui:
(1) upaya memindahkan proses produksi dari kota ke desa untuk meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah produk/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat perdesaan
melalui bantuan modal, sarana produksi dan pelatihan.
(2) memperpendek jalur produksi, distribusi, dan pemasaran produk/jasa masyarakat
perdesaan untuk mengurangi biaya ekonomi tinggi melalui pembentukan satuan
partisipatif bagi pengembangan produk/jasa secara spesifik. Jasa ini dibangun di
perkotaan.
(3) memberikan akses yang lebih besar bagi masyarakat perdesaan terhadap faktor-faktor
produksi barang/jasa seperti modal, bahan baku, teknologi, sarana dan prasarana. Hal ini
akan merangsang SDM di perdesaan untuk lebih produktif dalam mengembangkan
usahanya, sehingga desa memiliki daya tarik untuk investasi produksi dan tenaga kerja.
Disamping itu adanya dukungan informasi khususnya informasi pasar (yahooanswer,
2009).
Kota cukup memberikan pengaruh kuat terhadap kelangsungan hidup penduduk
desa, hal ini dibuktikan dengan adanya kecenderungan penduduk desa yang lebih suka
mencari nafkah di kota dan bersekolah di kota. Hal ini dikarenakan oleh fasilitas desa
yang kurang memadai. Diharapkan, setelah para pemuda-pemuda tersebut menuai sukses
di kota, mereka kembali ke desanya dan memberikan kemajuan bagi desanya. Sehingga
tidak seperti pepatah kacang lupa pada kulitnya.
Pedesaan dan perkotaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan
saling berhubungan. Hubungan tersebut misalnya, masyarakat desa melakukan urbanisasi
ke kota untuk mencari pekerjaan saat lahan pertaniannya tidak dapat digarap. Masyarakat
kota umumnya menggunakan tenaga kerja dari desa untuk bekerja di kota. Hubungan
desa-kota dapat berdampak baik bagi masyarakat desa diantaranya masyarakat desa dapat
memperoleh informasi dan teknologi di berbagai bidang dari masyarakat kota. Sedangkan
dampak buruk dari hubungan desa-kota bagi masyarakat desa adalah memudarnya
budaya asli mereka yang terpengaruh oleh budaya kebebasan dari masyarakat kota.
Perbedaan-perbedaan antara kota dengan desa, dapat dilihat melalui berbagai aspek :
1. Lingkungan
2. Mata pencaharian
3. Jumlah dan kepadatan penduduk
4. Deferensiasi sosial
5. Strategi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Homogenitas
10. Gaya hidup
11. Prasarana dan teknologi
12. Kelembagaan
Acara 1
Masuknya Teknologi Baru ke Desa
Oleh : Devi Pentasari A1C011055
Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa
Sumber atau asal teknologi baru bidang pertanian adalah kota (masyarakat industry)
misalnya ditemukannya bibit unggul, mekanisasi, pupuk, dan seterusnya berasal dari sebuah
research di lembaga pendidikan atau perusahaan di kota. Sehingga dapat dikatakan bahwa kota
adalah agen pembaharuan (pusat perubahan) atau sumber modernisasi. Teknologi baru pertama-
tama masuk pada masyarakat kota, kemudian secara perlahan-lahan masuk ke masyarakat desa.
Teknologi adalah cara-cara melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Cara-cara ini di wilayah pedesaan terikat oleh kebiasaan atau tradisi. Untuk merubah
cara lama/kebiasaan lama yang telah terikat tradisi dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan
tujuan yang lebih baik, memerlukan proses waktu yang relative lama. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi, budaya serta orientasi petani dalam berarti.
Teknologi baru juga mencakup keorganisasian dalam masyarakat desa, yaitu cara-
cara kelompok baru dibentuk atau diberi fungsi yang lain. Teknologi baru juga bisa berarti
menambah fungsi-fungsi kelompok masyarakat yang telah ada, misalnya adalah kelompok tani
yang semula berfungsi untuk menyatukan tujuan teknis, sekarang kelompok tani tersebut juga
berfungsi sebagai lembaga ekonomi untuk melayani anggotanya.
Masuknya teknologi baru di Desa Pandak berasal dari para penyuluh lapangan
pertanian, dari penyuluh lapangan Kabupaten Banyumas, serta dari kota, mengingat letak Desa
Pandak yang terletak di pinggiran kota sehingga alat/teknologi baru bidang pertanian mudah
masuk di desa tersebut. Biasanya para penyuluh pertanian tersebut memberikan penyuluhan
terhadap masyarakat desa tentang perkembangan-perkembangan baru di bidang pertanian seperti
pupuk ataupun bibit unggul. Sedangkan masuknya alat mekanisasi di Desa Pandak adalah mesin
traktor. Pemerintah memberikan dana kepada setiap desa untuk membeli traktor untuk digunakan
petani dalam bertani, namun menurut salah satu petani di desa tersebut dana tersebut belum
dicairkan sehingga petani menggunakan traktor dengan meminjamnya dari orang umum yang
sengaja menyewakannya kepada para petani. Namun, di desa tersebut ada pula yang belum
menggunakan tarktor karena hambatan lokasi yang tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh
alat mesin tersebut, namun hanya sebagian kecil saja yaitu di daerah sebelah barat desa Pandak,
mereka masih menggunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Selain itu tidak ada lagi
teknologi mekanisasi di desa Pandak.
Dasar pertimbangan masuknya teknologi baru bidang pertanian di Desa Pandak
diantaranya adalah factor alam yang dalam artian lokasi desa yang letaknya di pinggiran kota
sehingga mudah untuk dijangkau dan cepat mengetahui perkembangan-perkembangan bidang
pertanian dari kota. Selain itu kemajuan teknologi yang selama ini sangat dinantikan dari para
petani di Desa Pandak menjadi dasar pertimbangan selanjutnya, karena menurut mereka dengan
adanya teknologi yang akan membantu mereka untuk cepat menyelesaikan pekerjaannya maka
akan mengefisiensikan biaya dan waktu yang mereka keluarkan. Dasar pertimbangan selanjutnya
adalah kesiapan masyarakat untuk menerima teknologi baru tersebut, karena itu masyarakat di
Desa Pandak sangat menyambut dengan baik datangnya teknologi baru di Desa mereka,
walaupun masih ada wilayah yang masih belum bisa menggunakan teknologi baru mekanisasi
akibat lokasi yang tidak dapat dijangkau.
Adapun tujuan konkrit dalam memasukan teknologi baru di bidang pertanian dibagi
menjadi tiga, yaitu dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dalam jangka
pendek yaitu dapat menjadi lebih praktis karena penggunaannya pasti akan lebih cepat
dibandingkan dengan cara-cara tradisional. Pada jangka menengah yaitu kesempatan petani
untuk mengembangkan usahataninya dengan cara minapadi. Sedangkan dalam jangka panjang
yaitu petani mendapatkan keuntungan yang dapat mensejahterakan petani beserta keluarganya.
Respon dari para petani dalam menyambut perkembangan teknologi di desanya yaitu
sangatlah senang dan sangat diharapkan oleh petani akan membantu mereka dalam
melaksanakan pekerjaannya agar lebih efektif dan efisien. Bahkan para penduduk yang ada di
desa itu namun tidak dapat menggunakan traktor pun menyambut dengan baik.
Dari semua golongan petani, mereka semua menerima dengan cepat teknologi baru,
namun hanya factor alam saja yang menghambat beberapa daerah yang tidak dapat menerima
teknologi baru tersebut.
Dari segi tradisi, terjadi perkembangan yaitu dari petani yang menggunakan tolak
bala “sambetan”, sekarang sudah tidak ada lagi yang menggunakan hal-hal seperti itu, sekarang
mereka lebih cenderunguntuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dari hasilnya pun dapat
dilihat bahwa lebih banyak apabila menggunakan doa. Tidak ada perkembangan dari kelompok
social di desa ini, fungsinya daridulu sama yaitu untuk mengorganisir petani yang ada di desa
tersebut.
Top Related