8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap kegiatan proses dalam sebuah sistem di industri senantiasa
membutuhkan peralatan–peralatan otomatis untuk mengendalikan parameter–
parameter prosesnya. Otomatisasi tidak saja diperlukan demi kelancaran operasi,
keamanan, ekonomi, maupun mutu produk, tetapi lebih mengutamakan padakepentingan penggunaan manusia (user) sebagai kontrol manual, kecepatan,
kualitas, serta kuantitas yang dihasilkan dibandingkan dengan menggunakan
kontrol manual, dalam hal ini manusia sebagai pengendali dan pelaku keputusan.
ampir semua proses industri dalam menjalankan proses produksinya
membutuhkan bantuan sistem pengendali.
!roses operasi dalam industri kimia bertujuan untuk mengoperasikan
rangkaian peralatan sehingga proses dapat berjalan sesuai dengan satuan operasi
yang berlaku. "ntuk mencapai hal tersebut maka diperlukan pengendalian. #da
banyak pengendalian yang harus dikendalikan di dalam suatu proses. $iantaranya
yang paling umum, adalah tekanan (pressure) didalam sebuah %essel atau pipa,
aliran (&lo') didalam pipa, suhu (temperature) di unit proses seperti heat
echanger, atau permukaan at cair (le%el) disebuah tangki. #da beberapa
parameter lain diluar keempat elemen diatas yang cukup penting juga dan juga
perlu dikendalikan karena kebutuhan spesi&ik proses, diantaranya * p, %elocity,
berat, dan lain sebagainya.
!eranan pengendalian proses pada dasarnya adalah mencapai tujuan proses
agar berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
1.+ ujuan
a. -elakukan simulasi terhadap model proses tangki penampung air.
b. -engetahui respon dari pengendali proporsional, ! ( proportional
integral ), dan !$ ( proportional integral derivative).
BAB II
1
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
2/27
TINJAUAN PUSTAKA
+.1 ujuan !engendalianujuan umum yang harus di'ujudkan olem sistem pengendalian
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu *
a. -enekan pengaruh gangguan dari lingkungan
b. -enjamin kestabilan proses
c. -engoptimalkan kinerja proses
+.1.1 -enekan !engaruh /angguan dari Lingkungan
-enekan pengaruh gangguan dari lingkungan terhadap proses merupakan
tujuan utama dari suatu pengendalian. /angguan0gangguan terhadap peralatan
industi seperti reactor, alat pemisah, penukar kalor, kompresor, dan lain
sebagainya, umumnya diluar jangakuan kemampuan operator (manusia) untuk
mencegah atau menghilangkannya. Sistem pengendalian diperlukan untuk
melakukan perubahan yang tepat pada proses, agar e&ek yang merugikan yang
dapat timbul dari adanya gangguan dapat diminimumkan.
+.1.+ -enjamin estabilan !roses
$engan adanya pengendalian pada suatu proses, kestabilan proses tersebut
dapat dijaga pada keadaan tertentu yang dikehendaki, misal pada temperatur
tertentu, ataupun pada %olume tertentu. $engan menggunakan sistem pengendali,
seorang operator (manusia) dapat menjaga keadaan suatu proses sehingga harga
yang dikehendaki tidak berubah tanpa harus terjun langsung pada proses tersebut.
+,1,2 -engoptimalkan inerja !roses
eamanan serta pemenuhan spesi&ikasi produksi adalah dua tujuan pokok
pengendalian sebuah pabrik kimia. $engan optimalnya suatu kinerja proses, maka
dapat memungkinkan sistem produksi yang lebih menguntungkan.
+.+ on&igurasi !engendalian
2
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
3/27
on&igurasi pengendalian adalah struktur in&ormasi yang digunakan untuk
menghubungkan hasil pengukuran ke %ariable yang dimanipulasi. Berikut adalah
rumusan tiga jenis kon&igurasi pengendalian *
+.+.1 on&igurasi !engendalian "mpan Balik ( Feed Back )
!ada kon&igurasi pengendalian umpan balik ini, proses diberi gangguan
terlebih dahulu sehingga %ariabel keluaran proses (output ) menjadi berubah dan
terbaca oleh alat ukur3sensor, yang mana selanjutnya mentransmisikan in&ormasi
tersebut (berubahnya nilai output ) pada sistem pengendali. Sistem pengendali
membaca hal ini sebagai error yang harus diperbaiki alias dimanipulasi, kemudian
sistem pengendali memanipulasi elemen pengendali akhir (dalam hal ini berupa
kerangan) untuk mengatur kembali %ariabel masukan ke dalam proses ( input )
sehingga nilai pada proses (dalam hal ini berupa %olume cairan) dapat dijaga pada
%olume tertentu.
+.+.+ on&igurasi !engendalian -aju ( Forward )
3
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
4/27
!ada kon&igurasi pengendalian maju ini, %ariabel gangguan yang akan
masuk kedalam proses diukur langsung (dibaca oleh alat ukur3sensor), kemudian
pengendali memanipulasi pengendali akhir yang mengatur %ariabel masukan ke
dalam proses (input ) sehingga nilai pada proses (dalam hal ini berupa %olume)
dapat dijaga pada %olume tertentu.
+.+.2 on&igurasi pengendalian n&erensial
!ada kon&igurasi pengendalian in&erensial ini, dilakukan pengukuran
sekunder (dimana %ariabel yang dikendalikan tidak diukur) untuk mengatur harga
%ariabel yang dimanipulasi (yakni nilai pada proses). on&igurasi pengendalian
in&erensial ini bertujuan untuk mempertahankan %ariabel keluaran (output ) yang
tidak terukur dengan menggunakan estimator. arga yang ditunjukkan oleh
estimator akan digunakan oleh sistem pengendali untuk memanipulasi elemen
4
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
5/27
pengendali akhir yang mana akan mengatur kembali %ariabel masukan ( input ) ke
dalam proses, sehingga nilai pada proses (dalam hal ini berupa %olume) dapat
dipertahankan pada %olume tertentu.
+.2 !erilaki $inamik Sistem Orde Satu
+.2.1 Sistem Orde Satu
Sistem orde satu adalah proses yang keluarannya mengikuti persamaan
di&&erensial orde satu.
a ₁dy
dt +a ₀ y=¿ b &(t)
...(14.1)
&(t) adalah masukan. 5ika a 6 4, persamaan (14.1) dapat ditulis*₀
a ₁
a ₀
dy
dt + y=
b
a ₀ &(t)
a ₁
a ₀=τ
p
b
a ₀= K
p
Sehingga persamaan (14.1) menjadi*
τ p
dy
dt 7 y 8 p &(t)
...(14.+)
τ p disebut konstanta 'aktu proses dan p disebut pembesaran keadaan tunak
(steady state gain atau static gain).
ondisi a'al proses jika persamaan dinyatakan dalam %ariabel penyimpangan
adalah*
y(4) 8 4 &(4) 8 4
!ersamaan (14.+) diubah menjadi &ungsi trans&er proses orde satu*
/(s) 8 y (s)
f ( s ) 8 Kp
τ p s+1 ...(14.2)
5
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
6/27
9ontoh dalam matematis*
Laju akumulasi 8 Laju alir masuk – Laju alir keluar
dM
dt = M
i0-₀
-assa merupakan hasil kali dari densitas dengan %olume, sehingga*
d [ ρ . V ]dt
= ρ . Fi− ρ. F ₀
idak ada perubahan densitas per satuan 'aktu, sehingga*
¿
ρ .dF
dt = ρ ¿ :i0: ;₀
d [ A . h]dt
= F i – :4
A .d h
dt +h .
dA
dt 8 F
i – :4
idak ada perubahan luas permukaan terhadap 'aktu, sehingga*
6
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
7/27
A .d h
dt = F
i – :4
• F ₀=
h
R
A∗d h(t )dt 8
F i0
h
R ...(tidak tunak)
A∗d h(s)dt 8
F is0
h s R ...(tunak)
A .d h(t )
dt 0 A .
d h(s)dt 8
F i 0
F is 0
h
R 7h s
R
#.
d h (t )dt ¿
0d h (s)
dt ¿ 8 F i 0 F is –(
h−h s R
¿
#.d h
dt =¿
:i(t) 0h(t ) R
• τ = A∗ R
#<
d h
dt
=¿:i(t) 0
h(t )
R
# s1 < h(s) 8 :i (s) < = – h (s)
7
rans&ormasi Laplace
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
8/27
:ungsi trans&er orde pertama 8 K p
(τ ∗s )+1 8 R
(τ ∗s )+1
>s < h(s) 7 h(s) 8 : i (s) < =
( >s 7 1) < h(s) 8 :i (s) < =
h(s) 8 R
(τs+1) < :i(s)
h(s) 8 Kp
(τs+1) < :i(s)
14.+ !roses0!roses yang $imodelkan sebagai Sistem Orde Satu
!roses orde satu dicirikan oleh*
1. kemampuan menyimpan material, energi atau momentum,
+. memiliki tahanan terhadap aliran massa, energi, momentum.
=espons dinamik tangki yang memiliki kemampuan menyimpan cairan
atau gas mengikuti model orde satu. ahanannya me'akili pompa, perpipaan,
kerangan, bendungan, baik dalam aliran masuk maupun keluar. !adatan, cairan
ataupun gas yang dapat menyimpan kalor (kapasitas kalor, cp), juga mengikuti
model orde satu. ahanannya terkait dengan perpindahan kalor melalui dinding,
gas maupun cairan. !roses0proses yang memiliki kemampuan menyimpan massa
atau energi dan dapat bertindak sebagai penyangga (bu&&er) antara aliran masuk
dengan aliran keluar.
!roses dalam pabrik kimia umumnya adalah sistem orde satu dengan
keterlambatan, yang memiliki kemampuan terutama menyimpan massa maupun
energi.
10.3 Respons Dinamik Pure Capasitive Process
:ungsi trans&er pure capasitive process diberikan pada persamaan*
8
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
9/27
Kp
s ...(14.?)
Bagaimana y(t) berubah terhadap 'aktu, jika &(t) mendapat gangguan unit step,
&(t) 8 1, untuk t @ 4
"ntuk gangguan &ungsi tangga satuan (unit step)*
&(s) 81
s
$ari persamaan (14.?)*
y(s) 8 Kp
s ²
n%ersi persamaan terakhir*
y(t) 8 p t
ampak bah'a keluaran membesar secara linier terhadap 'aktu, seperti yang
ditunjukkan pada /ambar 14.2 dan*
t A ∞ y(t) A ∞
=espons pada /ambar 14.2, menunjukkan karakteristik pure capasiti%e process,
yang diberi nama pure integrator karena bertindak sebagai integrator antara
keluaran dengan masukan.
/ambar 14.2 =espons pure capasitive process
9
y(t)
t
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
10/27
Sebuah pure capasiti%e process akan menyebabkan persoalan pengendalian
yang rumit, karena tidak memiliki kemampuan mengatur sendiri. Setiap
perubahan pada aliran masuk akan mengakibatkan tangki banjir atau kosong. Si&at
ini dikenal sebagai non0sel&0regulation (tidak memiliki kemampuan mengatur
sendiri).
!roses yang bersi&at sebagai pure integrator, yang paling umum dijumpai
di pabrik kimia adalah tangki berisi cairan, tangki gas, sistem penyimpanan bahan
baku atau produk dan sebagainya.
BAB III
METODOLOI
2.1 #lat dan Bahan
#lat percobaan *
• Serangkaian alat !engendalian !roses meliputi *
10
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
11/27
a. !roses
b. #lat ukur
c. !engubah sinyald. 5alur transmisi
e. !engendali
&. lemen pengendali akhir
• /elas ukur 1444 ml, C4 ml
Bahan percobaan *• #ir
2.+ 9ara erja
Operasi Steady State•
-engatur set point pada proses dalam harga tertentu denganmenggunakan pengendali.
• -embuka kerangan outlet proses pada bukaan tertentu.
• -enyalakan pompa yang memompa air dari tangki penampung ke
tangki proses dengan menggunakan pengendali.
• -engukur ketinggian cairan di dalam tangki proses dengan
menggunakan alat ukur dalam selang 'aktu tertentu selama 'aktu
yang telah ditentukan.
Operasi dengan adanya /angguan• -engatur set point pada proses dalam harga tertentu dengan
menggunakan pengendali.
• -embuka kerangan outlet proses pada bukaan tertentu yang sama
!en"an pada saat operasi steady state.
• -enyalakan pompa yang memompa air dari tangki penampung ke
tangki proses dengan menggunakan pengendali.
• -engukur ketinggian cairan di dalam tangki proses dengan
menggunakan alat ukur dalam selang 'aktu tertentu selama 'aktu
yang telah ditentukan.
• -embuka kerangan outlet sebanyak %ariasi bukaan kerangan pa!a
saa# ketinggian cairan pada tangki proses mencapai set point 3tidak berubah dalam kurun 'aktu tertentu.
• -engukur ketinggian cairan di dalam tangki proses dengan
menggunakan alat ukur dalam selang 'aktu tertentu selama 'aktu
yang telah ditentukan.
11
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
12/27
BAB I$
HASIL PER%OBAAN DAN PEMBAHASAN
?.1 Operasi %ariasi 1 dengan gangguan ? – D L!-
0 20 40 60 80 100 120 140
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 4 - 7 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.1 ur%a Operasi Eariasi 1 dengan /angguan ? – D L!-
?.+ Operasi %ariasi 1 dengan gangguan D – + L!-
12
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
13/27
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 7 - 2 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.+ ur%a Operasi Eariasi 1 dengan /angguan D 0+ L!-
?.2 Operasi %ariasi + dengan /angguan ? – D L!-
0 20 40 60 80 100 120 140 160 1807
7.5
8
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 4 - 7 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.2 ur%a operasi %arias + dengan gangguan ? – D L!-
?.? Operasi %ariasi + dengan gangguan D – + L!-
13
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
14/27
0 20 40 60 80 100 120 140 160 1800
5
10
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 7 - 2 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.? ur%a operasi %ariasi + dengan gangguan D – + L!-
14
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
15/27
?.C Operasi %ariasi 2 dengan gangguan ? – D L!-
0 20 40 60 80 100 120 1407
7.5
8
8.5
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 4 - 7 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.C ur%a operasi %ariasi 2 dengan gangguan ? – D L!-
?.F Operasi %ariasi 2 dengan gangguan D – + L!-
0 20 40 60 80 100 120 140 160 1800
2
4
6
8
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 7 - 2 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.F ur%a operasi %ariasi 2 dengan gangguan D – + L!-
15
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
16/27
?.D Operasi %ariasi ? dengan gangguan ? – D L!-
0 50 100 150 200 2500
2
4
6
8
10
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 4 - 7 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.D ur%a operasi %ariasi ? dengan gangguan ? – D L!-
?.G Operasi %ariasi ? dengan gangguan D – + L!-
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2000
2
4
6
8
10
Perubahan Ketinggian pada Laju Alir 7 - 2 (LPM)
t ( menit )
h ( cm )
/ambar ?.G ur%a operasi dengan gangguan D – + L!-
16
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
17/27
?. H !embahasan
!ada percobaan !engendalian !roses kali ini, dilakukan percobaan operasi
steady state dan operasi dengan adanya gangguan. !erbedaan keduanya adalah
dimana percobaan operasi steady state hanya dilakukan dengan bukaan kerangan
tertentu tanpa adanya perubahan, yang mana perubahan bukaan kerangan ini
merupakan gangguan dalam percobaan !engendalian !roses ini. Sensor pembaca
ketinggian cairan di dalam tangki proses mentransmisikan in&ormasi pada
pengendali untuk memanipulasi proses apabila ketinggian cairan di dalam tangki
proses telah jauh dari set point yang telah ditetapkan.$ilihat dari hasil percobaan, operasi dengan adanya gangguan yang paling
besar (bukaan kerangan paling besar) memiliki kur%a yang terlihat sulit mencapai
set point yang telah ditentukan, apabila dibandingkan dengan bukaan kerangan
lainnya yang lebih kecil. al ini disebabkan karena dengan adanya bukaan
kerangan outlet proses yang lebih besar yang tidak bisa di capai sesuai laju alir
masuknya, maka perubahan ketinggian cairan di dalam tangki proses pun akan
semakin berubah, dan dapat dikatakan bah'a sensor pembaca ketinggian beserta
pengendali bekerja lebih keras pada saat operasi dengan gangguan paling besar,
sehingga laju alir %olumetrik yang terukur tidak konstan terhadap 'aktu. $an
apabila dibandingkan dengan operasi steady state, operasi steady state lebih stabil
pada harga yang dekat dengan set point yang telah ditentukan, karena memang
bukaan kerangan outlet proses yang disesaikan oleh sensor, sehingga laju alir
%olumetrik inlet, yang masuk ke dalam proses menjadi konstan terhadap 'aktu.
endala yang terjadi selama percobaan !engendalian !roses berlangsung
adalah apabila serangkaian alat !engendalian !roses meliputi pengendali dansensor pembaca ketinggian cairan di dalam tangki proses, dijalankan dalam 'aktu
yang terlalu lama sehingga dapat menyebabkan error dalam bentuk pompa yang
tidak memompa kembali cairan di tangki penampung ke tangki proses, atau error
dalam bentuk sensor pembaca ketinggian cairan yang tidak membaca ketinggian
cairan sehingga cairan di dalam tangki proses mele'ati set point yang telah
ditentukan.
BAB $
17
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
18/27
KESIMPULAN
$alam percobaan kali ini, dapat disimpulkan bah'a *
Set point yang ditetapkan menentukan besarnya 'aktu yang diperlukan
untuk mencapai keadaan steady state.
Besarnya gangguan (dalam hal ini dalam bentuk bukaan kerangan outlet
proses) mempengaruhi besarnya laju alir %olumetrik yang masuk ke dalam
proses.
DA&TAR PUSTAKA
18
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
19/27
• 9oughano'r, = $onald. Process Systems Analysis and Control 2th edition.
Ie' Jork * -c /ra'0ill nternational dition +44G.
• Petunjuk Praktikum a!oratorium "eknik #imia. Bandung * B
• homas , -arlin. Process Contro. Ie' Jork* -c/ra'0ill ntenational
edition.
• Stephanopoulos, /eorge. Chemical Process Control. 1HG?. London*
!rentice0all nternational dition.
19
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
20/27
LAMPIRAN A
DATA PER%OBAAN
A.1 Da#a Ke#in""ian #e'(a!ap )ak#*
A.1.1 Da#a Ke#in""ian #e'(a!ap )ak#* pa!a $a'iasi 1
able #.1 etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi 1 (dengan gangguan ?–D
L!- !824 824 $84 Set !oint8G44 8 +*14 8 G cm)
Not(menit)
h(cm)
1 6,5 8
2 13 8,3
3 19,5 8,3
4 26 8,2
5 32,5 8
6 39 8
7 45,5 8
8 52 8
9 58,5 7,9
10 65 7,9
11 71,5 7,9
12 78 7,7
13 84,5 7,8
14 91 7,9
15 97,5 7,9
16 104 7,9
17 110,5 7,8
18 117 7,8
19 123,5 7,9
20 130 7,8
20
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
21/27
able #.+ etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi 1 (dengan gangguan D–+
L!- !824 824 $84 Set !oint8G44 8 +*CD 8 D,+ cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 7,7 7
2 15,4 6
3 23,1 5,5
4 30,8 5
5 38,5 5,2
6 46,2 5,5
7 53,9 6,5
8 61,6 7,1
9 69,3 7,3
10 77 7,6
11 84,7 7,8
12 92,4 8,1
13 100,1 8
14 107,8 8
15 115,5 7,8
16 123,2 7,3
17 130,9 7
18 138,6 7,3
19 146,3 7,2
20 154 7,8
21
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
22/27
A.1.+ Da#a Ke#in""ian #e'(a!ap )ak#* pa!a $a'iasi +
able #.2 etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi + (dengan gangguan ?–DL!- !824 824 $824 Set !oint8G44 8 +*?C 8 D,F cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 8,25 7,8
2 16,5 7,8
3 25 7,7
4 33,5 7,9
5 42 7,8
6 50,5 7,6
7 59 7,5
8 67,5 7,5
9 76 7,6
10 84,5 7,5
11 93 7,5
12 101,5 7,5
13 110 7,5
14 118,5 7,5
15 127 7,3
16 135,5 7,517 144 7,5
18 152,5 7,5
19 161 7,5
20 169,5 7,5
22
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
23/27
able #.? etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi + (dengan gangguan D0+
L!- !824 824 $824 Set !oint8G44 8 +*22 8 D,+ cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 7,65 7
2 15,3 5,9
3 22,95 5,3
4 30,6 4,9
5 38,25 5,1
6 45,9 5,6
7 53,55 6
8 51,2 6,29 68,85 6,6
10 76,5 7
11 84,15 7,2
12 91,8 7,6
13 99,45 7,8
14 107,1 7,6
15 114,75 7,2
16 122,4 7
17 130,05 6,9
18 137,7 6,919 145,35 7
20 153 7
23
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
24/27
A.1.3 Da#a Ke#in""ian #e'(a!ap )ak#* pa!a $a'iasi 3
able #.C etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi 2 (dengan gangguan ?–DL!- !824 8+4 $824 Set !oint8G44 8 +*4D 8 D,G cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 6,35 8
2 12,7 8
3 19,05 8
4 25,4 7,8
5 31,75 7,8
6 38,1 7,8
7 44,45 7,8
8 50,8 7,8
9 57,15 7,8
10 63,5 7,8
11 69,85 7,8
12 76,2 7,8
13 82,55 7,8
14 88,9 7,8
15 92,25 7,8
16 101,6 7,8
17
114,2
5 7,8
18 120,6 7,8
19
126,9
5 7,8
20 133,3 7,8
24
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
25/27
able #.F etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi 2 (dengan gangguan D0+
L!- !824 8+4 $824 Set !oint8G44 8 +*?2 8 D,F cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 8,19 7,3
2 16,2 7,3
3 24,45 4,8
4 32,6 4,5
5 40,75 4,8
6 48,9 5
7 57,05 5,5
8 65,2 5,49 73,35 6,3
10 81,5 6,8
11 89,65 7
12 97,8 7,2
13 105,95 7,5
14 114,1 7,6
15 122,5 7,4
16 130,4 7
17 138,55 6,8
18 146,7 6,519 154,85 6,7
20 163 6,9
25
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
26/27
A.1., Da#a Ke#in""ian #e'(a!ap )ak#* pa!a $a'iasi ,
able #.D etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi ? (dengan gangguan ?0DL!- !8+4 8+4 $824 Set !oint8G44 8 2*1? 8 D,G cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 9,7 7,2
2 19,4 7,5
3 29,1 7,6
4 38,8 7,8
5 48,5 7,9
6 58,2 7,9
7 67,9 7,9
8 77,6 7,8
9 87,3 7,6
10 97 7,5
11 106,7 6,5
12 116,4 6
13 126,1 6,2
14 136,5 7
15 146,2 7,8
16 155,9 7,817 165,6 7,8
18 175,3 7
19 185 6,8
20 194 6,7
26
8/17/2019 Laporan Pp Ltk - II - 23
27/27
able #.G etinggian terhadap Kaktu pada Eariasi ? (dengan gangguan D0+
L!- !8+4 8+4 $824 Set !oint8G44 8 2*? 8 D,G cm)
No
t
(menit)
h
(cm)
1 9,2 6,5
2 18,4 5,5
3 27,6 4,8
4 36,8 5
5 46 5,4
6 55,2 5,6
7 64,4 5,8
8 73,6 6,29 82,8 6,8
10 92 7
11 101,2 7,4
12 110,4 7,8
13 119,6 7,9
14 128,8 7,8
15 138 7,2
16 147,2 7
17 156,4 6,8
18 165,6 6,919 174,8 7,1
20 184 7,3