LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG SOSIOLOGI PERTANIAN
KEBUDAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI DI DUSUN
TLASIH, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN KARANGPLOSO
KABUPATEN MALANG
Disusun untuk memenuhi tugas praktikum sosiologi pertanian yang dibina
oleh RosaRosanalia dan Faris Achmada
Oleh :
Kelompok 3 Kelas H
1. Niken Diana Hapsari 145040101111174
2. Jesica Ayu Dwi R. 145040101111179
3. Rista Puspitasari 145040101111189
4. Syafrizal Rinaldi 145040101111194
5. Faizatun Nissa’ Azzahro 145040101111195
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian muncul ketika masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan
pangan bagi dirinya sendiri.Pertanian adalah bagian dari sejarah kehidupan
manusia.Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan
demikian mendorong kemunculan peradaban.Kebudayaan masyarakat yang
tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.Kegiatan
pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban
manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.
Dunia pertanian erat kaitannya dengan aspek sosiologi yang mencakup
kebudayaan yang ada di desa, kelembagaan pertanian, dan jaringan sosial.Dalam
sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting. Misalnya pada cara bercocok tanam
yang dilakukan dengan cara yang sudah diwariskan nenek moyang secara turun-
temurun. Usaha pertanian juga terkait dengan pemasaran atau penjualan hasil
pertanian.Dibutuhkan jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil
pertanian tersebut.Oleh karena itu, aspek-aspek sosiologi sangat berperan dalam
mempengaruhi kemajuan usaha pertanian.Sistem pertanian di Indonesia masih
sangat minim, hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi pemerintah.
Pertanian adalah salah satu faktor untuk kemajuan bangsa Indonesia.Oleh
sebab itu banyak hal yang diupayakan dalam peningkatan pertanian khususnya
produktifitas pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian akan
menciptakan ketahanan pangan di Indonesia.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di Dusun
Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman aspek-aspek
sosiologi pada tingkat petani dan tingkat desa yang dapat mempengaruhi kemajuan
usaha pertanian. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai aspek-aspek
sosiologi pertanian yang berpengaruh pada usaha tani para petani desa yang dapat
menujang kemajuan usaha pertanian dan ekonomi keluarganya, sehingga dapat
digunakan sebaga pedoman dalam melakukan usaha pertanian setelah dibandingkan
dengan beberapa literature yang ada.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di Dusun
Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang ini yaitu :
1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
memperbaiki sistem pertanian di Indonesia.
2. Bagi mahasiswa, dapat menganalisis usaha tani yang diterapkan di Dusun
Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat mengetahui tentang kondisi pertanian di
Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang melalui identifikasi yang dilakukan penulis terhadap
para petani di daerah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik/Identifikasi Petani
(Oleh : Rista Puspita Sari 145040101111184)
Nama petani yang kami temui dalam fieldtrip sosiologi pertanian di Dusun
Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang ini bernama Bapak Subagyo. Nomor telepon Bapak Subagyo adalah
082301684466, beliau berumur 43 tahun.Tingkat pendidikan formal yang beliau
tempuh adalah SLTP. Pekerjaan utama Bapak Subagyo sebagai petani, dimana
petani merupakan orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian
sebagai mata pencaharian utamanya dan memiliki pekerjaan sampingan sebagai
security pada saat tidak bertani.Menurut Indianto Mu'in (2010), pertanian adalah
kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, sebab lebih dari 80% penduduk
bekerja pada sektor pertanian. Jumlah anggota rumah tangga (RTG) Bapak Subagyo
adalah 4 orang yang terdiri dari Bapak Subagyo, Istri, dan 2 orang anaknya. Beliau
memiliki lahan sawah yaitu lahan maprat berukuran ± ¾ ha yang pembayarannya
dengan cara bagi hasil antara pemiliknya dengan Bapak Subagyo. Sedangkan untuk
lahan tegal Bapak Subagyo tidak punya. Kepemilikan dan status lahan akan di
jelaskan secara rinci pada tabel berikut:
Status Lahan Lahan Sawah (1) Lahan Tegal (2)
(1) (2) (3)
a. Luas
(ha)b. Lokasi
a. Luas
(ha)b. Lokasi
1. Milik - - - -
2. Sewa - - - -
3. Bagi Hasil
(maro,
mertelu,
± ¾ ha Dusun Tlasih RT
29 RW 11, Desa
Kepuharjo,
- -
mrapat) Kecamatan
Karangploso,
Kabupaten Malang
Jumlah - - - -
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa Bapak Subagyo mengelola lahan
sawah pertanian menggunakan sistem bagi dengan luas sawah sebesar ± ¾ ha di
Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang.Tetapi Bapak Subagyo tidak memiliki atau mengelola sawah pada lahan
tegal.
Pada sawah ini, tanaman padi sangat bergantung pada musim hujan, tetapi
di dusun ini juga sudah terbentuk suatu sistem pengairan.Setiap tahun petani dapat
panen padi 2 kali.Untuk menghindari ancaman kekeringan pada musim kemarau,
petani menggunakan pengairan yang berasal dari air sungai.
Lahan garapan dari bapak Subagyo setahun terakhir yaitu padi pada lahan
maprat. Bapak Subagyo juga memiliki hewan ternak berupa 3 ekor kerbau untuk
investasi serta untuk membantu beliau dapat mengelolah tanah yaitu pada saat
membajak sawah. Perincian dari ternak yang dimiliki Bapak Subagyo adalah sebagi
berikut:
No Jenis Ternak Jumlah (ekor) No Jenis Ternak Jumlah (ekor)
1 Sapi - 4 Kambing -
2 Kerbau 3 5 Domba -
3 Ayam - 6 ....... -
2.2 Pola Tanam Pada Lahan Garapan Petani Setahun Terakhir 2012/2013
(Oleh :Rista Puspita Sari 145040101111184)
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dapat diketahui bahwa Pola
penanaman yangdilakukan oleh Bapak Subagyo adalah pola tanam
monokultur.Karena sudah menjadikebiasaan dari Bapak Subagyo bahwa yang di
tanam pada lahan sawah miliknya hanyasatu komoditas yaitu padi.Hal itu dilakukan
beliau karena dengan menanam padi keuntungan yang beliau dapatkan sangat
banyak. Selain itu keuntungan yang didapatkan tidak akan berubah meskipun ketika
pada saat musim kemarau maupun pada saat musim hujan. Menurut Tohir (1973),
penataan tanaman secara tunggal (monokultur), di atas tanah tertentu dan dalam
waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu jenis tanaman.
Setelah dilakukan pemanenan atas tanaman itu, maka tanah yang bersangkutan itu
kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang sama dan atau dengan jenis
tanaman lain. Menurut Makeham dan Malcolm (1990), monokultur adalah
mengusahakantanaman tunggal pada suatu waktu di atas sebidang lahan. Definisi
lain adalah“Penanaman berulang-ulang untuk tanaman yang sama pada lahan yang
sama”.
2.3 Deskripsi Tentang Kebudayaan Petani
(Oleh : Faizatun Nissa’ Azzahro 145040101111195)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada tanggal 28
November 2014, dalam 1 tahun penuh lahan sawah bapak Subagyo ditanam
padi.Bapak Subagyo menanam padi pada lahan mrapat.Pengetahuan untuk
bercocok tanam padi beliau dapat dari orang tua karena sejak kecil beliau sudah
sering membantu orang tuanya bercocok tanam padi sehingga secara otomatis
pengetahuan tentang bercocok tanam padi dapat dikuasai. Pengolahan tanah
dilakukan dengan cara pertanian sederhana karena masih menggunakan tenaga
kerbau untuk membajak sawah. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara kerbau
berjalan menarik alat pembajak sambil berulang kali memutari lahan. Bapak
Subagyo memilih menggunakan bajak dengan menggunakan tenaga kerbau
dikarenakan cara ini membuat pergantian tanah semakin dalam, kalau dengan
tenaga kerbau kedalaman tanah yang tergali bisa mencapai 50cm tetapi apabila
dengan mesin untuk membajak kedalaman yang tergali hanya bisa sampai 10cm -
20cm saja. Untuk pembuatan benihnya, Bapak Subagyo menyemai sendiri di
sawahnya, langkah pertama yaitu : pemilihan bibit unggul, setelah itu disemai di
lahannya sendiri. Penyemaian dilakukan selama 20-25 hari.Jumlah benih yang
digunakan sebanyak 60 kg -70 kg untuk 6000 m lahan. Jarak tanam yang digunakan
adalah 23 cm cm atau 25 cm, dengan jumlah bibit per lubang sebanyak 4 tanaman.
Dengan kondisi air tanah lembeh yang penting tidak tergenang.
Jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman padi adalah pupuk kimia yaitu
urea, ZA, Phonska, TSP. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dan dilakukan
pad tanaman usia 2 minggu dan 2,5 bulan, pupuk yang digunakan sebanyak 1,5
kwintal. Untuk tahap selanjutnya adalah penyiangan, penyiangan dilakukan
sebanyak tiga kali. Bapak Subagyo melakukan penyiangan menggunakan tangan,
alasannya dengan menggunakan tangan maka gulma yang di ambil akan tercabut
sampai akar-akarnya. Menurut Bapak Subagyo hama penyakit yang sering dijumpai
pada lahan adalah tikus, wereng, ulat tanah, dan burung. Cara untuk
mengendalikannya Bapak Subagyo menggunakan beberapa obat-obat kimia seperti
obat celeng dan insectidsida.Untuk mengetahui masa panen padi, Bapak Subagyo
melihat dari kondisi padi, apabila padi menguning dan menunduk maka sudah siap
untuk dipanen.Panen biasanya dilakukan menggunakan sabit lalu dirontokkan
setelah itu dijemur.Untuk hasilnya sebagian dijual sebagian disimpan untuk
cadangan makanan. Untuk lebih detailnya lagi akan kami bahas tentang kebudayaan
petani yaitu :
A. Persemaian
Tahap awal dalam menanam padi adalah dengan membuat
persemaian untuk benih yang akan di tanam di sawah. Persemaian harus
dilakukan sebaik-baiknya karena persemaian menentukan pertumbuhan padi
disawah. Penggunaan bibit harus benar-benar bibit unggul, jumlahnya 60 kg
– 70 kg untuk 6000 m. Tanah yang digunakan untuk persemaian bibit harus
benar-benar tanah yang subur dengan pengairan becek dan jangan sampai
tergenang serta harus didukung dengan adanya cahaya matahari. Persemaian
biasanya dilakukan selama 20-25 hari namun untuk benih yang optimal
untuk di tebar biasanya ada pada usia 23 hari. Persemaian terbagi menjadi
tiga yaitu :
a) Persemaian basah
b) Persemaian kering
c) Persemaian terapung
persemaian basah terutama terdapat pada sawah yang baik irigasinya atau di
sawah yang cukup banyak dapat hujan.
Persemaian kering lazimnya di sawah berbandar langit yang mana kadang
hujan turun kurang terratur atau terlambat datang.Pada persemaian ini bibit
padi tidak banyak memerlukan air, sasal tanahnya lembab yang berasal dari
hujan atau disiram.
Persemaian terapung terdapat di sawah rawa yang tanahnya selalu terendam
air di musim hujan.Persemaian terapung ini terdiri dari rakit yang dilapisi
lumpur yang cukup tebalnya untuk tumbuhnya bibit dan diikat di sebuah
patok atau pohon agar tidak hanyut di bawa air.
a) Membuat persemaian basah
untuk mendapatkan hasil yang banyak dan berkualitas baik, maka bibit
padi harusy ang baik, sehat dan kuat. Oleh karena itu dalam membuat
persemaian basah hal di bawah ini perlu mendapat perhatian:
a) Letak persemaian
b) keadaan sawah
c) mengerjakan tanah
d) pengairan
e) perawatan
f) pembasmian hama dan penyakit
letak persemaian sabiknya di tengah areal yagn akan ditanami
sehingga nanti mudah membagi bibit. Tanahnya subur, letaknya agak lebih
tinggi sehingga membuang air bila perlu dan mendapatkan air hidup.Bila
tanahnya dipandang kurang subur perlu dipupuk (baik pupuk kandang,
ataupun pupuk buatan).Mengerjakan tanahnya speerti pada contoh di atas,
disesuaikan sedalam 20-30 cm berupa lumpur yang lumat. Sesudah itu
tanah dibuat berpetak selebar 120 cm, lebar salurannya sekitar 30 cm dan
lebar saluran sisi dekat galengan sekitar 40-45 cm. permukaan petakan itu
harus rata dan sama tingginya. Air dibersihkan setelah benih mulai tumbuh
dan dalamnya berangsur disesuaikan dengan tingginya benih.Luas dari
persemaian adalah 1/20 luas sawah yagn dikerjakan. Adapun pupuk Urea
diberikan pada umur bibit sekitar 2 minggu dan banyak 2 kg setiap are.
Pemeliharaan lainnya adalah jangan sampai bibit diganggu oleh hewan,
burung dan hama. Umur persemaian sekitar 25-45 hari.
b) Membuat persemaian kering
Dipersemaian kering bibit dpaat dibiakan tumbuh sampai berumur
80 hari.Pada umur ini bibit dapat beranak dengan baik. Di persemaian
basah palign tua umur 60 hari, kalau ditanam pada umur ini ia beranak
kurang sekali dan waktu dicabut banyak yang patah.
Ø Bibit lebih mudah dicabut, seab akarnya pendek
Ø Lebih cepat bangkit bila ditanam.
Persemaian ini baik sekali untuk sawah berbandar langit.Taahnya dipilih
yang paling subur dan dekat sumber air untuk menyiram.Pupuk hijau dan
kompos baik sekali diberikan.Pupuk ZA dan DS dapat pula diberikan
dengan campuran sebelum ditaburkan; banyaknya ½- 1 kwt/ ha. Sebelum
ditaburi benih, maka tanah dgemburkan dengan baik dan dibuat berpetak
dengan lebar 120 cm, lebar saluran 30 cm dan tinggi 20 cm.
B. Menyediakan Benih
Sebaiknya benih diambil dari sawah sendiri, jadi dapat diketahui
jenisnya, tidak dicampur dengan jensi lan, tuanya dapat kita tentukan
sendiri menurut ukuran yang baik. Benih ini nanti kita pakai pada musim
yang akan datang. Pengambilan dilakukan 1-2 hari sebelum
panen.Kemudian benih itu dikumpulkan tersendiri di jemur sampai kering.
C. Penyebaran Benih di Petak Persemaian
Menyebar benih ada dua macam: pertama, berupa bulir, kedua,
berupa gabah.Menyebar berupa bulir terutama untuk padi golongan bulu
atau gundil yang sukar rontok. Menyebar ini lebih mudah sebab padi tidak
diapa-apakan ,terus langsung disebarkan. Menyebar berupa gabah, maka
padi harus digabahkan dahulu. Ada yang waktu akan disebarkan baru
digabahkan ada pula yang sesudah panen terus digabahkan. Ini terutama
untuk jenis golongan cereh.Adapula padi bulu yang disebarkan berupa
gabah.Sebelum gabah disebarkan harus ditampu dulu dan dimasukkan ke
dalam larutan abu sekitar 10% (1 bagian abu 10 bagian air).Gabahnya yang
terapung dibuang.
D. Pengolahan Tanah
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar
lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu
gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi
lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat
menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga
perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang
(galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah
pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan
tanaman. Bapak Subagyo mengolah tanah dengan metode pertanian
sederhana karena masih menggunakan tenaga hewan. Karena dengan
tenaga hewan kerbau dapat membalik tanah dengan kedalaman 50 meter.
E. Penanaman
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Subagyo, bibit
biasanya dipindah saat umur 20–25 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah
berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas
dari hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya seragam. Bibit ditanam
dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan
cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian
akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan
dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar terbenam
ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 4
bibit, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm
bibit akan gampang hanyut. Jarak tanam padi biasanya 25 x 25 cm .
F. Pemupukan
Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara
bagi tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang
berasal dari pupuk organik maupun pupuk anorganik. Dosis pupuk
tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan tingkat kesuburan
tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.
Bapak Subagyo menggunakan pupuk urea, phonska, ZA, dan TSP.
Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi
sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hari
dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan,
sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada
waktu tanaman berumur 2,5 bulan.
G. Penyiangan (pengendalian gulma)
Perawatan dan pemelihraan tanaman sangat penting dalam
pelaksanaan budidaya padi sawah. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para
petani adalah penyiangan (pengendalian gulma). Gulma merupakan
tumbuhan pengganggu yang hidup bersama tanaman yang dibudidayakan.
Penyiangan dilakukan 2 tahap, tahap pertama penyiangan dilakukan pada
saat umur tanaman kurang lebih 15 hari dan tahap kedua pada saat umur
tanaman berumur 30-35 hari. Penyiangan yang dilakukan adalah dengan
cara mencabut gulma dan dimatikan dengan atau tanpa menggunakan alat,
biasanya penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan dengan kegiatan
penyulaman. Bapak subagyo lebih memilih melakukan penyiangan dengan
cara manual yaitu menggunakan tangan karena bisa mencabut gulma
sampai ke akar.
H. Penyemprotan Pengendalian Hama/Penyakit tanaman
Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah
adalah tikus, wereng, ulat tanah dan burung. Bapak Subagyo melakukan
carauntuk mengendalikan hama dan penyakit yaitu dengan cara
menggunakan obat celeng, memasukkan belerang ke lubang lahan dan
insectisida.
I. Panen
Menurut Bapak Subagyo, hasil padi yang berkualitas tidak hanya
diperoleh dari penanganan budidaya yang baik saja, tetapi juga didukung
oleh penanganan panennya. Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah
telah tua atau matang. Waktu panen tersebut berpengaruh terhadap jumlah
produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan.
Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah
banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu
gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta
berbutir kapur. Panen padi untuk konsumsi biasanya dilakukan pada saat
masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan
waktu agar pembentukan embrio gabah sempurna . Saat panen di
lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim
tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas. Pada musim kemarau,
tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Jika dipupuk dengan nitrogen
dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa.
Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Bapak Subagyo
memanen padi pada umur antara 110–115 hari setelah tanam. Kriteria
tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut : 1) Umur tanaman
tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.
2) Daun bendera dan 90% bulir padi telah menguning. 3) Malai padi
menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas. 4) Butir gabah terasa
keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih
dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25%.
Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasan serta tingkat adopsi
teknologi petani. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong batang.
Batang padi dipotong pada bagian bawah, tengah, atau atas dengan
menggunakan sabit (arit). Gabah hasil panen kemudian dirontokan di
sawah. Keterlambatan perontokan dapat menunda kegiatan pengeringan
dan dimungkinkan gabah berbutir kuning. Cara perontokan yang dipakai
para petani dengan cara dihempaskan. Setahap demi setahap batang padi
yang telah dipotong dihempas pada kayu atau kotak gebug agar gabah
terlepas dari malai dan terkumpul di alas. Hempasan diulang 2–3 kali
sehingga tidak ada gabah yang tertinggal. Jerami kemudian ditumpuk di
tempat yang lain. Hasil panen dari bapak Subagyo dibagi dengan pemilik
lahan, bapak Subagyo mendapat 75% bapak Hj. Iqrom sebagai pemilik
lahan mendapat 25 % dari hasil panen. Bapak Subagyo memperoleh
pengetahuan bercocok tanam ini dari orang tua dan pengalaman dari
petani-petani lain. Sejak kecil Bapak Subagyoi telah melihat bagaimana
cara orang tuanya bercocok tanam padi. Sehingga pada saat mengelola
lahan pertaniannya sendiri, Bapak Subagyo mempraktikkan apa yang telah
dilihatnya dari orang tua dan petani petani lainnya.
J. Umur panen
Beberapa cara untuk menentukan umur panen padi, yaitu
berdasarkan: (1) Umur tanaman menurut diskripsi varietas, (2) Kadar air
gabah, (3) Metode optimalisasi yaitu hari setelah berbunga rata, dan (4)
Kenampakan malai (Setyono dan Hasanuddin 1997). Waktu (umur) panen
berdasarkan umur tanaman sesuai dengan diskripsi varietas dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya varietas, iklim, dan tinggi tempat,
sehingga umur panennya berbeda berkisar antara 5-10 hari. Berdasarkan
kadar air, padi yang dipanen pada kadar air 21-26% memberikan hasil
produksi optimum dan menghasilkan beras bermutu baik
(Damardjati,1979; Damardjati dkk.,1981). Cara lain dalam penentuan
umur panen yang cukup mudah dilaksanakan adalah metode
optimalisasi.Dengan metode optimalisasi, padi dipanen pada saat malai
berumur 30 – 35 hari setelah berbunga rata (HSB) sehingga dihasilkan
gabah dan beras bermutu tinggi (Rumiati dan Soemadi,1982) Penentuan
saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan
padi, yaitu 90 – 95 % gabah dari padi tampak kuning (Rumiati, 1982).
2.4 Lembaga/ Pranata Sosial Terkait Dengan Usahatani
(Oleh Niken Diana Hapsari 145040101111174)
Lahan sawah yang dimiliki Bapak Subagyo adalah bagi hasil (mrapat)
dengan Bapak Ikrom seluas ¾ hektar.Komoditas yang di tanam dari dulu pada
lahan sawah tersebut adalah padi.Bapak Subagyo menggunakan tenaga kerja dari
luar keluarga untuk menggarap lahan, terutama waktu panen.
Hak dan kewajiban penggarap dan pemilik lahan dalam bagi hasil.
Status Kewajiban Hak
Pemilik Lahan- Menyerahkan
penggarapan lahan
Mendapatkan bagian
hasil: 25 %
- Membayar pajak:
pemilik lahan
Petani penggarap/
penyakap
- Membayar iuran
irigasi: penggarap
- Mengolah lahan dari
awal sampai akhir75 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Bapak Hj. Ikrom selaku pemilik
lahan mempunyai hak mendapatkan bagian hasil sebesar 25%, dengan kewajiban
membayar pajak. Sedangkan Bapak Subagyo selaku penggarap lahan mendapatkan
bagian hasil sebesar 75%, dengan kewajiban membayar iuran irigasi dan mengolah
lahan dari awal sampai akhir.
2.4.1 Lembaga yang melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian (benih/bibit, pupuk, obat-obatan)
No Jenis Pupuk 0. Tdk 1. Ya
Jika ya, sebutkan
varietas/ jenisnya Diperoleh dari*
Berapa kg/ satuan lainnya
1 Benih/ bibit 1 Padi varietas… Di beli kontan
2 Urea 1 2,5 kwDi beli kontan di
KUD
3 ZA 1 0,5 kwDi beli kontan di
KUD
4 Phonska 1 1 kw Di beli kontan di
KUD
5 NPK 0 - -
6 KCL 0 - -
7 SP-36 0 - -
8 Kandang/ kompos 0 - -
9 Pestisida kimia 0 - -
10 TSP 1 0,5 kwDi beli kontan di
KUD
11 Pestisida nabati 0 - -
Dari tabel diatas terlihat bahwa benih varietas padi tidak diketahui karena
Bapak Subagyo tidak menjelaskan varietasnya. Bapak Subagyo hanya menjelaskan
bahwa benih tersebut diperoleh dengan dibeli secara kontan. Pupuk yang dipakai
adalah Urea sebesar 2,5 kwintal, ZA sebesar 0,5 kwintal, Phonska sebesar 1
kwintal, dan TSP sebesar 0,5 kwintal, pupuk TSP ini penting, biasanya pupuk TSP
diberikan 1 bulan sebelum panen. Kelima pupuk tersebut diperoleh dengan dibeli
secara kontan di KUD.
2.4.2 Lembaga yang melakukan Fungsi Penyediaan Tenaga Kerja
No Kegiatan usahatani0. Tdk 1.
Ya
Jika tdk/ ya apa
alasannya
Jika ya, bagaimana
caranya/sistemnya
1 Pengolahan tanah 1 -
Tenaga kerja dibayar
Rp.35.000,00/ hari dengan
tambahan rokok dan makan
2 Membuat persemaian 0Bisa menggunakan
tenaga sendiri-
3 Tanam 1 -
Tenaga kerja dibayar
Rp.30.000,00/ hari dengan
system kerja mulai jam 6
pagi sampai jam 11 siang
4 Menyiang 0Bisa menggunakan
tenaga sendiri-
5 Memupuk 0Bisa menggunakan
tenaga sendiri-
6Mengendalikan hama/
penyakit0
Bisa menggunakan
tenaga sendiri-
7 Panen 1 -Tenaga kerja dibayar
Rp.30.000,00/ hari
8 Mengangkut 1 -Tenaga kerja dibayar
Rp.30.000,00/ hari
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa selain menggunakan tenaga sendiri,
Bapak Subagyo juga menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Pengolahan
tanah menggunakan tenaga kerja yang dibayar Rp.35.000,00/ hari dengan tambahan
rokok dan makan. Membuat persemaian menggunakan tenaga sendiri. Menanam
menggunakan tenaga kerja yang dibayar Rp.30.000,00/ hari dengan sistem kerja
mulai jam 6 pagi sampai jam 11 siang. Menyiang, memupuk, dan mengendalikan
hama menggunakan tenaga sendiri. Panen dan mengangkut menggunakan tenaga
kerja yang dibayar Rp.30.000,00/ kwintal.
2.4.3 Lembaga yang dapat Melakukan Fungsi Pengolahan Hasil Pertanian
Pada setiap musim panen, hasil panen padi Bapak Subagyo diolah dahulu
sebelum dikonsumsi. Pengolahan hasil pertanian tersebut sebagian diolah sendiri
(digiling mesin) dan sebagian lagi diolah oleh pengusaha penggilingan padi. Jika
diolah oleh pengusaha penggilingan padi, memerlukan omgkos Rp.20.000,00, dan
dedaknya tidak kembali ke pemilik padi tersebut.
2.4.4 Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian Padi
Hasil panen padi pada setiap musim panen, oleh Bapak Subagyo sebagian
dikonsumsi sendiri dan dijual.Dikonsumsi sendiri sebanyak 25 %, dan yang diual
sebanyak 75 %.Hasil panen padi yang dijual langsung ditebaskan di sawah kepada
tengkulak dengan menggunakan sistem borongan. Pedagang biasanya menentukan
harga hasil pertanian, yaitu Rp.400,000,00 - Rp.430.000,00/ kwintal. Jika terjadi
tawar-menawar dengan pedagang harganya menjadi tidak tentu, sesuai kesepakatan
bersama. Cara pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli hasil pertanian
tersebut dengan kontan di muka, yaitu sebagian dibayar di muka, dan sisanya
setelah laku dijual.
2.4.5 Kelompok Tani/ Gabungan Kelompok Tani
Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota
masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk
hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu
organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat
berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian
prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.
Dalam kehidupan komunitas petani, peran kelembagaan petani dalam mendukung
keberlanjutan pertanian sangat diperlukan untuk memberikan masukan dan
pertimbangan bagi pelaku pembangunan dalam rangka pengembangan ekonomi
lokal (Cahyono, Sandy, 2012)
Di desa ini terdapat kelompok tani/ Gapoktan yang diketuai oleh Bapak
Panji. Bapak Subagyo turut berperan menjadi anggota dalam kelompok tani
tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok tani tersebut adalah mencoba
bibit, mendengarkan penyuluhan, member pinjaman bibit. Dalam hal ini Bapak
Subagyo aktif dalam setiap pertemuan.Tetapi, menurut Bapak Subagyo kelompok
tani ini dirasa tidak mempunyai manfaat, bahkan hanya membuang-buang waktu
saja.Pinjaman bibit yang diberikan juga banyak yang rusak dan malah merugikan.
2.5 Perubahan Sosial Dalam Lembaga Yang Terkait Dengan Usaha Tani
(Oleh Syafrizal Rinaldi 145040101111194)
Menurut pengamatan dan pengalaman Bapak Subagyo selama menjadi
petani, bahwa di desa tersebut pernah terjadi perubahan-perubahan dalam hal
perkembangan sewa – menyewa lahan, dan bagi hasil (mrapat).Sarana produksi
pertanian seperti benih/bibit, pupuk, dan pestisida dengan membeli sendiri.Cara dan
sistem pengadaan tenaga kerja untuk usaha tani.Beliau menggunakan tenaga kerja
dengan upah harian sebesar Rp 30.000,00 - Rp. 35.000,00.Di desa ini tidak
mempunyai kelompok tani HIPPA, pengairan padi dilakukan secara bergilir.
2.6 Pengolahan Hasil Pertanian
Hasil pertanian Bapak Subagyo 75 % dijual dan 25 % disimpan
sendiri.Hasil padi yang dijual, dijual kepada tengkulak dengan sistem borongan,
biasanya langsung di sawah. Jika dijual sendiri biasanya dengan harga
Rp.400.000,00 – Rp. 430.000,00/ kwintal. Proses penyimpanan dilakukan dengan
dijemur terlebih dahulu, lalu dimasukkan karung, dijahit dan disimpan di tempat
yang kering. Jika musim hujan lebih baik padi ditukar beras, karena jika padi dalam
keadaan basah selama 3 hari, maka padi akan tumbuh.
2.7 Dampak Kenaikan Harga Bbm ( Bahan Bakar Minyak ) Terhadap Usaha
Pertanian Dan Harga
Dengan adanya dampak kenaikan BBM (bahan bakar minyak ) yang baru
saja ditentukan pemerintah bapak Subagya tidak setuju menurut beliau kenaikan
BBM (bahan bakar minyak ) ini berdampak negatif bagi petani karena
mengakibatkan harga kebutuhan pokok serba ikut naik, upah tenaga kerjapun juga
ikut naik sebesar sepuluh ribu perorang yang semula tenaga kerja perempuan hanya
Rp. 30.000/hari menjadi Rp. 40.000/hari sedangakan untuk tenaga kerja laki – laki
dari Rp. 40.000/hari menjadi Rp. 50.000/hari belum termasuk makan dan rokoknya,
harga beberapa pupuk juga ikut naik seperti TSP yang harga semula Rp. 125.000
menjadi Rp. 210.000, sedangkan harga penjualan padi sendiri tidak ikut naik ini
yang membuat bapak Subagya merasa kurang setuju dengan adanya kenaikan harga
BBM ( bahan bakar minyak ). tidak ada perubahan dalam usahatani yang dilakukan
bapak Subagya hanya saja beliau melakuakan penimbunan pupuk. Penimbunan ini
dilakukan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu ada kenaikan harga pupuk yang
mendadak karena harga pupuk didaerah bapak Subagya harganya tidak menentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara di Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa
Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan Bapak Subagyo,
beliau termasuk petani yang berkecukupan dengan menggarap lahan ¾ hektar
dengan sistem mrapat. Walaupun beliau tidak menggarap lahan milik sendiri
tetapi beliau mendapat hasil panen lebih besar dari pemilik lahan. Beliau
menanam padi sepanjang tahun. Bapak subagyo memiliki pekerjaan utama
sebagai petani namun juga memiliki pekerjaan sampingan menjadi
satpam.Keahlian bertani Beliau dapatkan dari kedua orang tuanya serta dari
pengalaman petani-petani yang lainnya. Bapak Subagyo juga aktif menjadi
anggota kelompok tani yang ada di Desa Kepuharjo. Untuk mengolah lahannya
beliau mempekerjakan buruh tani dengan bayaran Rp. 30.000,00 untuk buruh
wanita dan Rp. 35.000,00 untuk buruh pria. Dengan hasil panen sebagian dijual
dan sebagian dikonsumsi sendiri.
3.2 Saran
Pelaksanaan fieldtrip pada tanggal 28 November 2014 sebenarnya sudah
lancar. Namun ada kendala sedikit, seharusnya pada saat survey atau perjanjian
dengan petani benar-benar dengan narasumber yang akan di wawancarai bukan
dengan perwakilan narasumber sehingga tidak ada kesalahpahaman jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymouse,2014.http://carapedia.com/
pengertian_definisi_pertanian_info2151.html, diakses tanggal 4 Desember 2014.
Gapoktan.2014.http://sappk.lib.itb.ac.id/index.php?
menu=library&action=detail&libraryID=19102, diakses tanggal 4 Desember 2014.
Ladang.2014.http://www.biop2000z.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=84:tanaman-padi&catid=39:budidaya-
pangan&Itemid=137, diakses tanggal 6 Desember 2014.
Lembaga.2014.http://peranlembagapertanian.blogspot.com/2012/01/lembaga-
pertanian-terhadap-pembangunan.html#more, diakses tanggal 4 Desember 2014.
Padi.2014.http:00bp3tellulimpoe.blogspot.com/2012/03/pengendaligulma-
padi.html, diakses tanggal 6 Desember 2014.
Pudjiastuti, dkk.2000. Cara Bercocok Tanam. Kanisius: Yogyakarta.
Tani.2014.http://www.academia.edu/8330399/Pengantar_Usaha_Tani?
login=&email_was_taken=true, diakses tanggal 6 Desember 2014.
LAMPIRAN
(Oleh : Jesica Ayu Dwi Ratnasari 145040101111179)
KEBUDAYAAN PETANI ( JAGUNG )
Selain menanam padi bapak Subagya juga membudidayakan jagung
disawahnya.Pengetahuan bercocok jagung ini didapatkan bapak Subagya dari pengalaman
orang tuanya. Ada beberapa kegiatan dalam membudidayakan usahatani ini seperti :
No Kegiatan Langkah – langkanya
1. Pengolahan lahan Dicangkul
2. Penanaman Dilubangi menggunakan cangkul dengsn kedalaman
2-3 cm, disetiap lubang diberi 2 benih jagung lalu
lubang ditutup menggunakan abu.
3. Pemupukan
1.Pertama (umur : 1 bulan) Pemupukan menggunakan pupuk kandang/organik
dan untuk hasil yang lebih maxsimal menggunakan
pupuk NPK yang berwarna merah/biru.
2. Kedua (umur : 45-52 hari
ketika tumbuuh bunga)
3. Ketiga (umur : ………)
4. Penyiangan
1.Pertama (umur :
2.Kedua (umur :
3.Ketiga (umur :
5. Pembumbunan
1.Pertama (umur :
2.Kedua (umur :
3.Ketiga(umur :
6. Penyemprotan pestisida
1.Penyemprotan herbisida Penyemprotan dilakukan 3x menggunakan alat
semprotan pompa yang seperti tangki2.Penyemprotan insektisida
3.Penyemprotan fungsida
7. Pemupukan
ZA
Ponska Ponska/NPK adalah pupuk yang mengandung unsur
hara .setiap tanaman jagung diberi pupuk NPK ini
agar membantu pertumbuhan pada tanaman jagung.
8. Pengairan
1.Pertama (umur: 2 minggu) Ketika jagung berumur kurang lebih dua minggu
penyiraman dilakukan 3x dalam seminggu tetapi
tergantung kondisi tanahnya kalau kondisi tanah
lembek cukup 2x melakunkan penyiraman dalam
seminggu.
2.Kedua (umur: 1- 1,5 bulan)
3.Ketiga (umur : …….)
9. Panen Panen dilakukan ketika jagung berumur 80-90 hari
setelah tanam. Dengan cara mematahkan tangkai
buah jagung menggunakan tangan manual.
10. Pengangkutan Untuk pengangukatnya sendiri membutuhkan tenaga
kerja manusia tidak menggunakan mesin atau
kendaraan.
11. Pemipilan Pemipilan dilakukan setelah pengeringan pemipilan
dilakukan secara manual.
12. Penjemuran Pengeringan jagung dengan sinar matahari langsung.
DOKUMENTASI
Foto bersama Bapak Subagyo
Top Related