Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

35
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG SOSIOLOGI PERTANIAN KEBUDAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI DI DUSUN TLASIH, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Disusun untuk memenuhi tugas praktikum sosiologi pertanian yang dibina oleh RosaRosanalia dan Faris Achmada Oleh : Kelompok 3 Kelas H 1. Niken Diana Hapsari 145040101111174 2. Jesica Ayu Dwi R. 145040101111179 3. Rista Puspitasari 145040101111189 4. Syafrizal Rinaldi 145040101111194 5. Faizatun Nissa’ Azzahro 145040101111195

description

SOSPER

Transcript of Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

Page 1: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG SOSIOLOGI PERTANIAN

KEBUDAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI DI DUSUN

TLASIH, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN KARANGPLOSO

KABUPATEN MALANG

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum sosiologi pertanian yang dibina

oleh RosaRosanalia dan Faris Achmada

Oleh :

Kelompok 3 Kelas H

1. Niken Diana Hapsari 145040101111174

2. Jesica Ayu Dwi R. 145040101111179

3. Rista Puspitasari 145040101111189

4. Syafrizal Rinaldi 145040101111194

5. Faizatun Nissa’ Azzahro 145040101111195

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian muncul ketika masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan

pangan bagi dirinya sendiri.Pertanian adalah bagian dari sejarah kehidupan

manusia.Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan

demikian mendorong kemunculan peradaban.Kebudayaan masyarakat yang

tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.Kegiatan

pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban

manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.

Dunia pertanian erat kaitannya dengan aspek sosiologi yang mencakup

kebudayaan yang ada di desa, kelembagaan pertanian, dan jaringan sosial.Dalam

sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting. Misalnya pada cara bercocok tanam

yang dilakukan dengan cara yang sudah diwariskan nenek moyang secara turun-

temurun. Usaha pertanian juga terkait dengan pemasaran atau penjualan hasil

pertanian.Dibutuhkan jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil

pertanian tersebut.Oleh karena itu, aspek-aspek sosiologi sangat berperan dalam

mempengaruhi kemajuan usaha pertanian.Sistem pertanian di Indonesia masih

sangat minim, hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi pemerintah.

Pertanian adalah salah satu faktor untuk kemajuan bangsa Indonesia.Oleh

sebab itu banyak hal yang diupayakan dalam peningkatan pertanian khususnya

produktifitas pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian akan

menciptakan ketahanan pangan di Indonesia.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di Dusun

Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten

Malang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman aspek-aspek

sosiologi pada tingkat petani dan tingkat desa yang dapat mempengaruhi kemajuan

Page 3: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

usaha pertanian. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai aspek-aspek

sosiologi pertanian yang berpengaruh pada usaha tani para petani desa yang dapat

menujang kemajuan usaha pertanian dan ekonomi keluarganya, sehingga dapat

digunakan sebaga pedoman dalam melakukan usaha pertanian setelah dibandingkan

dengan beberapa literature yang ada.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di Dusun

Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten

Malang ini yaitu :

1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

memperbaiki sistem pertanian di Indonesia.

2. Bagi mahasiswa, dapat menganalisis usaha tani yang diterapkan di Dusun

Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,

Kabupaten Malang

3. Bagi pembaca, diharapkan dapat mengetahui tentang kondisi pertanian di

Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,

Kabupaten Malang melalui identifikasi yang dilakukan penulis terhadap

para petani di daerah tersebut.

Page 4: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik/Identifikasi Petani

(Oleh : Rista Puspita Sari 145040101111184)

Nama petani yang kami temui dalam fieldtrip sosiologi pertanian di Dusun

Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten

Malang ini bernama Bapak Subagyo. Nomor telepon Bapak Subagyo adalah

082301684466, beliau berumur 43 tahun.Tingkat pendidikan formal yang beliau

tempuh adalah SLTP. Pekerjaan utama Bapak Subagyo sebagai petani, dimana

petani merupakan orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian

sebagai mata pencaharian utamanya dan memiliki pekerjaan sampingan sebagai

security pada saat tidak bertani.Menurut Indianto Mu'in (2010), pertanian adalah

kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, sebab lebih dari 80% penduduk

bekerja pada sektor pertanian. Jumlah anggota rumah tangga (RTG) Bapak Subagyo

adalah 4 orang yang terdiri dari Bapak Subagyo, Istri, dan 2 orang anaknya. Beliau

memiliki lahan sawah yaitu lahan maprat berukuran ± ¾ ha yang pembayarannya

dengan cara bagi hasil antara pemiliknya dengan Bapak Subagyo. Sedangkan untuk

lahan tegal Bapak Subagyo tidak punya. Kepemilikan dan status lahan akan di

jelaskan secara rinci pada tabel berikut:

Status Lahan Lahan Sawah (1) Lahan Tegal (2)

(1) (2) (3)

a. Luas

(ha)b. Lokasi

a. Luas

(ha)b. Lokasi

1. Milik - - - -

2. Sewa - - - -

3. Bagi Hasil

(maro,

mertelu,

± ¾ ha Dusun Tlasih RT

29 RW 11, Desa

Kepuharjo,

- -

Page 5: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

mrapat) Kecamatan

Karangploso,

Kabupaten Malang

Jumlah - - - -

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa Bapak Subagyo mengelola lahan

sawah pertanian menggunakan sistem bagi dengan luas sawah sebesar ± ¾ ha di

Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten

Malang.Tetapi Bapak Subagyo tidak memiliki atau mengelola sawah pada lahan

tegal.

Pada sawah ini, tanaman padi sangat bergantung pada musim hujan, tetapi

di dusun ini juga sudah terbentuk suatu sistem pengairan.Setiap tahun petani dapat

panen padi 2 kali.Untuk menghindari ancaman kekeringan pada musim kemarau,

petani menggunakan pengairan yang berasal dari air sungai.

Lahan garapan dari bapak Subagyo setahun terakhir yaitu padi pada lahan

maprat. Bapak Subagyo juga memiliki hewan ternak berupa 3 ekor kerbau untuk

investasi serta untuk membantu beliau dapat mengelolah tanah yaitu pada saat

membajak sawah. Perincian dari ternak yang dimiliki Bapak Subagyo adalah sebagi

berikut:

No Jenis Ternak Jumlah (ekor) No Jenis Ternak Jumlah (ekor)

1 Sapi - 4 Kambing -

2 Kerbau 3 5 Domba -

3 Ayam - 6 ....... -

2.2 Pola Tanam Pada Lahan Garapan Petani Setahun Terakhir 2012/2013

(Oleh :Rista Puspita Sari 145040101111184)

Dari hasil wawancara yang kami lakukan dapat diketahui bahwa Pola

penanaman yangdilakukan oleh Bapak Subagyo adalah pola tanam

monokultur.Karena sudah menjadikebiasaan dari Bapak Subagyo bahwa yang di

tanam pada lahan sawah miliknya hanyasatu komoditas yaitu padi.Hal itu dilakukan

Page 6: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

beliau karena dengan menanam padi keuntungan yang beliau dapatkan sangat

banyak. Selain itu keuntungan yang didapatkan tidak akan berubah meskipun ketika

pada saat musim kemarau maupun pada saat musim hujan. Menurut Tohir (1973),

penataan tanaman secara tunggal (monokultur), di atas tanah tertentu dan dalam

waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu jenis tanaman.

Setelah dilakukan pemanenan atas tanaman itu, maka tanah yang bersangkutan itu

kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang sama dan atau dengan jenis

tanaman lain. Menurut Makeham dan Malcolm (1990), monokultur adalah

mengusahakantanaman tunggal pada suatu waktu di atas sebidang lahan. Definisi

lain adalah“Penanaman berulang-ulang untuk tanaman yang sama pada lahan yang

sama”.

2.3 Deskripsi Tentang Kebudayaan Petani

(Oleh : Faizatun Nissa’ Azzahro 145040101111195)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada tanggal 28

November 2014, dalam 1 tahun penuh lahan sawah bapak Subagyo ditanam

padi.Bapak Subagyo menanam padi pada lahan mrapat.Pengetahuan untuk

bercocok tanam padi beliau dapat dari orang tua karena sejak kecil beliau sudah

sering membantu orang tuanya bercocok tanam padi sehingga secara otomatis

pengetahuan tentang bercocok tanam padi dapat dikuasai. Pengolahan tanah

dilakukan dengan cara pertanian sederhana karena masih menggunakan tenaga

kerbau untuk membajak sawah. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara kerbau

berjalan menarik alat pembajak sambil berulang kali memutari lahan. Bapak

Subagyo memilih menggunakan bajak dengan menggunakan tenaga kerbau

dikarenakan cara ini membuat pergantian tanah semakin dalam, kalau dengan

tenaga kerbau kedalaman tanah yang tergali bisa mencapai 50cm tetapi apabila

dengan mesin untuk membajak kedalaman yang tergali hanya bisa sampai 10cm -

20cm saja. Untuk pembuatan benihnya, Bapak Subagyo menyemai sendiri di

sawahnya, langkah pertama yaitu : pemilihan bibit unggul, setelah itu disemai di

lahannya sendiri. Penyemaian dilakukan selama 20-25 hari.Jumlah benih yang

digunakan sebanyak 60 kg -70 kg untuk 6000 m lahan. Jarak tanam yang digunakan

Page 7: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

adalah 23 cm cm atau 25 cm, dengan jumlah bibit per lubang sebanyak 4 tanaman.

Dengan kondisi air tanah lembeh yang penting tidak tergenang.

Jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman padi adalah pupuk kimia yaitu

urea, ZA, Phonska, TSP. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dan dilakukan

pad tanaman usia 2 minggu dan 2,5 bulan, pupuk yang digunakan sebanyak 1,5

kwintal. Untuk tahap selanjutnya adalah penyiangan, penyiangan dilakukan

sebanyak tiga kali. Bapak Subagyo melakukan penyiangan menggunakan tangan,

alasannya dengan menggunakan tangan maka gulma yang di ambil akan tercabut

sampai akar-akarnya. Menurut Bapak Subagyo hama penyakit yang sering dijumpai

pada lahan adalah tikus, wereng, ulat tanah, dan burung. Cara untuk

mengendalikannya Bapak Subagyo menggunakan beberapa obat-obat kimia seperti

obat celeng dan insectidsida.Untuk mengetahui masa panen padi, Bapak Subagyo

melihat dari kondisi padi, apabila padi menguning dan menunduk maka sudah siap

untuk dipanen.Panen biasanya dilakukan menggunakan sabit lalu dirontokkan

setelah itu dijemur.Untuk hasilnya sebagian dijual sebagian disimpan untuk

cadangan makanan. Untuk lebih detailnya lagi akan kami bahas tentang kebudayaan

petani yaitu :

A. Persemaian

Tahap awal dalam menanam padi adalah dengan membuat

persemaian untuk benih yang akan di tanam di sawah. Persemaian harus

dilakukan sebaik-baiknya karena persemaian menentukan pertumbuhan padi

disawah. Penggunaan bibit harus benar-benar bibit unggul, jumlahnya 60 kg

– 70 kg untuk 6000 m. Tanah yang digunakan untuk persemaian bibit harus

benar-benar tanah yang subur dengan pengairan becek dan jangan sampai

tergenang serta harus didukung dengan adanya cahaya matahari. Persemaian

biasanya dilakukan selama 20-25 hari namun untuk benih yang optimal

untuk di tebar biasanya ada pada usia 23 hari. Persemaian terbagi menjadi

tiga yaitu :

a) Persemaian basah

b) Persemaian kering

c) Persemaian terapung

Page 8: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

persemaian basah terutama terdapat pada sawah yang baik irigasinya atau di

sawah yang cukup banyak dapat hujan.

Persemaian kering lazimnya di sawah berbandar langit yang mana kadang

hujan turun kurang terratur atau terlambat datang.Pada persemaian ini bibit

padi tidak banyak memerlukan air, sasal tanahnya lembab yang berasal dari

hujan atau disiram.

Persemaian terapung terdapat di sawah rawa yang tanahnya selalu terendam

air di musim hujan.Persemaian terapung ini terdiri dari rakit yang dilapisi

lumpur yang cukup tebalnya untuk tumbuhnya bibit dan diikat di sebuah

patok atau pohon agar tidak hanyut di bawa air.

a) Membuat persemaian basah

untuk mendapatkan hasil yang banyak dan berkualitas baik, maka bibit

padi harusy ang baik, sehat dan kuat. Oleh karena itu dalam membuat

persemaian basah hal di bawah ini perlu mendapat perhatian:

a) Letak persemaian

b) keadaan sawah

c) mengerjakan tanah

d) pengairan

e) perawatan

f) pembasmian hama dan penyakit

letak persemaian sabiknya di tengah areal yagn akan ditanami

sehingga nanti mudah membagi bibit. Tanahnya subur, letaknya agak lebih

tinggi sehingga membuang air bila perlu dan mendapatkan air hidup.Bila

tanahnya dipandang kurang subur perlu dipupuk (baik pupuk kandang,

ataupun pupuk buatan).Mengerjakan tanahnya speerti pada contoh di atas,

disesuaikan sedalam 20-30 cm berupa lumpur yang lumat. Sesudah itu

tanah dibuat berpetak selebar 120 cm, lebar salurannya sekitar 30 cm dan

lebar saluran sisi dekat galengan sekitar 40-45 cm. permukaan petakan itu

harus rata dan sama tingginya. Air dibersihkan setelah benih mulai tumbuh

dan dalamnya berangsur disesuaikan dengan tingginya benih.Luas dari

persemaian adalah 1/20 luas sawah yagn dikerjakan. Adapun pupuk Urea

diberikan pada umur bibit sekitar 2 minggu dan banyak 2 kg setiap are.

Page 9: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

Pemeliharaan lainnya adalah jangan sampai bibit diganggu oleh hewan,

burung dan hama. Umur persemaian sekitar 25-45 hari.

b) Membuat persemaian kering

Dipersemaian kering bibit dpaat dibiakan tumbuh sampai berumur

80 hari.Pada umur ini bibit dapat beranak dengan baik. Di persemaian

basah palign tua umur 60 hari, kalau ditanam pada umur ini ia beranak

kurang sekali dan waktu dicabut banyak yang patah.

Ø Bibit lebih mudah dicabut, seab akarnya pendek

Ø Lebih cepat bangkit bila ditanam.

Persemaian ini baik sekali untuk sawah berbandar langit.Taahnya dipilih

yang paling subur dan dekat sumber air untuk menyiram.Pupuk hijau dan

kompos baik sekali diberikan.Pupuk ZA dan DS dapat pula diberikan

dengan campuran sebelum ditaburkan; banyaknya ½- 1 kwt/ ha. Sebelum

ditaburi benih, maka tanah dgemburkan dengan baik dan dibuat berpetak

dengan lebar 120 cm, lebar saluran 30 cm dan tinggi 20 cm.

B. Menyediakan Benih

Sebaiknya benih diambil dari sawah sendiri, jadi dapat diketahui

jenisnya, tidak dicampur dengan jensi lan, tuanya dapat kita tentukan

sendiri menurut ukuran yang baik. Benih ini nanti kita pakai pada musim

yang akan datang. Pengambilan dilakukan 1-2 hari sebelum

panen.Kemudian benih itu dikumpulkan tersendiri di jemur sampai kering.

C. Penyebaran Benih di Petak Persemaian

Menyebar benih ada dua macam: pertama, berupa bulir, kedua,

berupa gabah.Menyebar berupa bulir terutama untuk padi golongan bulu

atau gundil yang sukar rontok. Menyebar ini lebih mudah sebab padi tidak

diapa-apakan ,terus langsung disebarkan. Menyebar berupa gabah, maka

padi harus digabahkan dahulu. Ada yang waktu akan disebarkan baru

digabahkan ada pula yang sesudah panen terus digabahkan. Ini terutama

untuk jenis golongan cereh.Adapula padi bulu yang disebarkan berupa

gabah.Sebelum gabah disebarkan harus ditampu dulu dan dimasukkan ke

dalam larutan abu sekitar 10% (1 bagian abu 10 bagian air).Gabahnya yang

terapung dibuang.

Page 10: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

D. Pengolahan Tanah

Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar

lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu

gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi

lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat

menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga

perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang

(galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah

pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan

tanaman. Bapak Subagyo mengolah tanah dengan metode pertanian

sederhana karena masih menggunakan tenaga hewan. Karena dengan

tenaga hewan kerbau dapat membalik tanah dengan kedalaman 50 meter.

E. Penanaman

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Subagyo, bibit

biasanya dipindah saat umur 20–25 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah

berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas

dari hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya seragam. Bibit ditanam

dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan

cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian

akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan

dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar terbenam

ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 4

bibit, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm

bibit akan gampang hanyut. Jarak tanam padi biasanya 25 x 25 cm .

F. Pemupukan

Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara

bagi tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang

berasal dari pupuk organik maupun pupuk anorganik. Dosis pupuk

tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan tingkat kesuburan

Page 11: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.

Bapak Subagyo menggunakan pupuk urea, phonska, ZA, dan TSP.

Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi

sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hari

dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan,

sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada

waktu tanaman berumur 2,5 bulan.

G. Penyiangan (pengendalian gulma)

Perawatan dan pemelihraan tanaman sangat penting dalam

pelaksanaan budidaya padi sawah. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para

petani adalah penyiangan (pengendalian gulma). Gulma merupakan

tumbuhan pengganggu yang hidup bersama tanaman yang dibudidayakan.

Penyiangan dilakukan 2 tahap, tahap pertama penyiangan dilakukan pada

saat umur tanaman kurang lebih 15 hari dan tahap kedua pada saat umur

tanaman berumur 30-35 hari. Penyiangan yang dilakukan adalah dengan

cara mencabut gulma dan dimatikan dengan atau tanpa menggunakan alat,

biasanya penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan dengan kegiatan

penyulaman. Bapak subagyo lebih memilih melakukan penyiangan dengan

cara manual yaitu menggunakan tangan karena bisa mencabut gulma

sampai ke akar.

H. Penyemprotan Pengendalian Hama/Penyakit tanaman

Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah

adalah tikus, wereng, ulat tanah dan burung. Bapak Subagyo melakukan

carauntuk mengendalikan hama dan penyakit yaitu dengan cara

menggunakan obat celeng, memasukkan belerang ke lubang lahan dan

insectisida. 

Page 12: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

I. Panen

Menurut Bapak Subagyo, hasil padi yang berkualitas tidak hanya

diperoleh dari penanganan budidaya yang baik saja, tetapi juga didukung

oleh penanganan panennya. Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah

telah tua atau matang. Waktu panen tersebut berpengaruh terhadap jumlah

produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan.

Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah

banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu

gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta

berbutir kapur. Panen padi untuk konsumsi biasanya dilakukan pada saat

masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan

waktu agar pembentukan embrio gabah sempurna .  Saat panen di

lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim

tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas. Pada musim kemarau,

tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Jika dipupuk dengan nitrogen

dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa.

Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Bapak Subagyo

memanen padi pada umur antara 110–115 hari setelah tanam. Kriteria

tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut : 1) Umur tanaman

tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.

2) Daun bendera dan 90% bulir padi telah menguning. 3) Malai padi

menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas. 4) Butir gabah terasa

keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih

dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25%.

Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasan serta tingkat adopsi

teknologi petani. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong batang.

Batang padi dipotong pada bagian bawah, tengah, atau atas dengan

menggunakan sabit (arit). Gabah hasil panen kemudian dirontokan di

sawah. Keterlambatan perontokan dapat menunda kegiatan pengeringan

dan dimungkinkan gabah berbutir kuning.  Cara perontokan yang dipakai

para petani dengan cara dihempaskan. Setahap demi setahap batang padi

yang telah dipotong dihempas pada kayu atau kotak gebug agar gabah

Page 13: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

terlepas dari malai dan terkumpul di alas. Hempasan diulang 2–3 kali

sehingga tidak ada gabah yang tertinggal. Jerami kemudian ditumpuk di

tempat yang lain. Hasil panen dari bapak Subagyo dibagi dengan pemilik

lahan, bapak Subagyo mendapat 75% bapak Hj. Iqrom sebagai pemilik

lahan mendapat 25 % dari hasil panen. Bapak Subagyo memperoleh

pengetahuan bercocok tanam ini dari orang tua dan pengalaman dari

petani-petani lain. Sejak kecil Bapak Subagyoi telah melihat bagaimana

cara orang tuanya bercocok tanam padi. Sehingga pada saat mengelola

lahan pertaniannya sendiri, Bapak Subagyo mempraktikkan apa yang telah

dilihatnya dari orang tua dan petani petani lainnya.

J. Umur panen

Beberapa cara untuk menentukan umur panen padi, yaitu

berdasarkan: (1) Umur tanaman menurut diskripsi varietas, (2) Kadar air

gabah, (3) Metode optimalisasi yaitu hari setelah berbunga rata, dan (4)

Kenampakan malai (Setyono dan Hasanuddin 1997). Waktu (umur) panen

berdasarkan umur tanaman sesuai dengan diskripsi varietas dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya varietas, iklim, dan tinggi tempat,

sehingga umur panennya berbeda berkisar antara 5-10 hari. Berdasarkan

kadar air, padi yang dipanen pada kadar air 21-26% memberikan hasil

produksi optimum dan menghasilkan beras bermutu baik

(Damardjati,1979; Damardjati dkk.,1981). Cara lain dalam penentuan

umur panen yang cukup mudah dilaksanakan adalah metode

optimalisasi.Dengan metode optimalisasi, padi dipanen pada saat malai

berumur 30 – 35 hari setelah berbunga rata (HSB) sehingga dihasilkan

gabah dan beras bermutu tinggi (Rumiati dan Soemadi,1982) Penentuan

saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan

padi, yaitu 90 – 95 % gabah dari padi tampak kuning (Rumiati, 1982).

2.4 Lembaga/ Pranata Sosial Terkait Dengan Usahatani

(Oleh Niken Diana Hapsari 145040101111174)

Page 14: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

Lahan sawah yang dimiliki Bapak Subagyo adalah bagi hasil (mrapat)

dengan Bapak Ikrom seluas ¾ hektar.Komoditas yang di tanam dari dulu pada

lahan sawah tersebut adalah padi.Bapak Subagyo menggunakan tenaga kerja dari

luar keluarga untuk menggarap lahan, terutama waktu panen.

Hak dan kewajiban penggarap dan pemilik lahan dalam bagi hasil.

Status Kewajiban Hak

Pemilik Lahan- Menyerahkan

penggarapan lahan

Mendapatkan bagian

hasil: 25 %

- Membayar pajak:

pemilik lahan

Petani penggarap/

penyakap

- Membayar iuran

irigasi: penggarap

- Mengolah lahan dari

awal sampai akhir75 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Bapak Hj. Ikrom selaku pemilik

lahan mempunyai hak mendapatkan bagian hasil sebesar 25%, dengan kewajiban

membayar pajak. Sedangkan Bapak Subagyo selaku penggarap lahan mendapatkan

bagian hasil sebesar 75%, dengan kewajiban membayar iuran irigasi dan mengolah

lahan dari awal sampai akhir.

2.4.1 Lembaga yang melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi

Pertanian (benih/bibit, pupuk, obat-obatan)

No Jenis Pupuk 0. Tdk 1. Ya

Jika ya, sebutkan

varietas/ jenisnya Diperoleh dari*

Berapa kg/ satuan lainnya

1 Benih/ bibit 1 Padi varietas… Di beli kontan

2 Urea 1 2,5 kwDi beli kontan di

KUD

3 ZA 1 0,5 kwDi beli kontan di

KUD

4 Phonska 1 1 kw Di beli kontan di

Page 15: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

KUD

5 NPK 0 - -

6 KCL 0 - -

7 SP-36 0 - -

8 Kandang/ kompos 0 - -

9 Pestisida kimia 0 - -

10 TSP 1 0,5 kwDi beli kontan di

KUD

11 Pestisida nabati 0 - -

Dari tabel diatas terlihat bahwa benih varietas padi tidak diketahui karena

Bapak Subagyo tidak menjelaskan varietasnya. Bapak Subagyo hanya menjelaskan

bahwa benih tersebut diperoleh dengan dibeli secara kontan. Pupuk yang dipakai

adalah Urea sebesar 2,5 kwintal, ZA sebesar 0,5 kwintal, Phonska sebesar 1

kwintal, dan TSP sebesar 0,5 kwintal, pupuk TSP ini penting, biasanya pupuk TSP

diberikan 1 bulan sebelum panen. Kelima pupuk tersebut diperoleh dengan dibeli

secara kontan di KUD.

2.4.2 Lembaga yang melakukan Fungsi Penyediaan Tenaga Kerja

No Kegiatan usahatani0. Tdk 1.

Ya

Jika tdk/ ya apa

alasannya

Jika ya, bagaimana

caranya/sistemnya

1 Pengolahan tanah 1 -

Tenaga kerja dibayar

Rp.35.000,00/ hari dengan

tambahan rokok dan makan

2 Membuat persemaian 0Bisa menggunakan

tenaga sendiri-

3 Tanam 1 -

Tenaga kerja dibayar

Rp.30.000,00/ hari dengan

system kerja mulai jam 6

pagi sampai jam 11 siang

4 Menyiang 0Bisa menggunakan

tenaga sendiri-

Page 16: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

5 Memupuk 0Bisa menggunakan

tenaga sendiri-

6Mengendalikan hama/

penyakit0

Bisa menggunakan

tenaga sendiri-

7 Panen 1 -Tenaga kerja dibayar

Rp.30.000,00/ hari

8 Mengangkut 1 -Tenaga kerja dibayar

Rp.30.000,00/ hari

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa selain menggunakan tenaga sendiri,

Bapak Subagyo juga menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Pengolahan

tanah menggunakan tenaga kerja yang dibayar Rp.35.000,00/ hari dengan tambahan

rokok dan makan. Membuat persemaian menggunakan tenaga sendiri. Menanam

menggunakan tenaga kerja yang dibayar Rp.30.000,00/ hari dengan sistem kerja

mulai jam 6 pagi sampai jam 11 siang. Menyiang, memupuk, dan mengendalikan

hama menggunakan tenaga sendiri. Panen dan mengangkut menggunakan tenaga

kerja yang dibayar Rp.30.000,00/ kwintal.

2.4.3 Lembaga yang dapat Melakukan Fungsi Pengolahan Hasil Pertanian

Pada setiap musim panen, hasil panen padi Bapak Subagyo diolah dahulu

sebelum dikonsumsi. Pengolahan hasil pertanian tersebut sebagian diolah sendiri

(digiling mesin) dan sebagian lagi diolah oleh pengusaha penggilingan padi. Jika

diolah oleh pengusaha penggilingan padi, memerlukan omgkos Rp.20.000,00, dan

dedaknya tidak kembali ke pemilik padi tersebut.

2.4.4 Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian Padi

Hasil panen padi pada setiap musim panen, oleh Bapak Subagyo sebagian

dikonsumsi sendiri dan dijual.Dikonsumsi sendiri sebanyak 25 %, dan yang diual

sebanyak 75 %.Hasil panen padi yang dijual langsung ditebaskan di sawah kepada

tengkulak dengan menggunakan sistem borongan. Pedagang biasanya menentukan

harga hasil pertanian, yaitu Rp.400,000,00 - Rp.430.000,00/ kwintal. Jika terjadi

tawar-menawar dengan pedagang harganya menjadi tidak tentu, sesuai kesepakatan

Page 17: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

bersama. Cara pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli hasil pertanian

tersebut dengan kontan di muka, yaitu sebagian dibayar di muka, dan sisanya

setelah laku dijual.

2.4.5 Kelompok Tani/ Gabungan Kelompok Tani

Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota

masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk

hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu

organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat

berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian

prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.

Dalam kehidupan komunitas petani, peran kelembagaan petani dalam mendukung

keberlanjutan pertanian sangat diperlukan untuk memberikan masukan dan

pertimbangan bagi pelaku pembangunan dalam rangka pengembangan ekonomi

lokal (Cahyono, Sandy, 2012)

Di desa ini terdapat kelompok tani/ Gapoktan yang diketuai oleh Bapak

Panji. Bapak Subagyo turut berperan menjadi anggota dalam kelompok tani

tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok tani tersebut adalah mencoba

bibit, mendengarkan penyuluhan, member pinjaman bibit. Dalam hal ini Bapak

Subagyo aktif dalam setiap pertemuan.Tetapi, menurut Bapak Subagyo kelompok

tani ini dirasa tidak mempunyai manfaat, bahkan hanya membuang-buang waktu

saja.Pinjaman bibit yang diberikan juga banyak yang rusak dan malah merugikan.

2.5 Perubahan Sosial Dalam Lembaga Yang Terkait Dengan Usaha Tani

(Oleh Syafrizal Rinaldi 145040101111194)

Menurut pengamatan dan pengalaman Bapak Subagyo selama menjadi

petani, bahwa di desa tersebut pernah terjadi perubahan-perubahan dalam hal

perkembangan sewa – menyewa lahan, dan bagi hasil (mrapat).Sarana produksi

pertanian seperti benih/bibit, pupuk, dan pestisida dengan membeli sendiri.Cara dan

sistem pengadaan tenaga kerja untuk usaha tani.Beliau menggunakan tenaga kerja

dengan upah harian sebesar Rp 30.000,00 - Rp. 35.000,00.Di desa ini tidak

mempunyai kelompok tani HIPPA, pengairan padi dilakukan secara bergilir.

Page 18: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

2.6 Pengolahan Hasil Pertanian

Hasil pertanian Bapak Subagyo 75 % dijual dan 25 % disimpan

sendiri.Hasil padi yang dijual, dijual kepada tengkulak dengan sistem borongan,

biasanya langsung di sawah. Jika dijual sendiri biasanya dengan harga

Rp.400.000,00 – Rp. 430.000,00/ kwintal. Proses penyimpanan dilakukan dengan

dijemur terlebih dahulu, lalu dimasukkan karung, dijahit dan disimpan di tempat

yang kering. Jika musim hujan lebih baik padi ditukar beras, karena jika padi dalam

keadaan basah selama 3 hari, maka padi akan tumbuh.

2.7 Dampak Kenaikan Harga Bbm ( Bahan Bakar Minyak ) Terhadap Usaha

Pertanian Dan Harga

Dengan adanya dampak kenaikan BBM (bahan bakar minyak ) yang baru

saja ditentukan pemerintah bapak Subagya tidak setuju menurut beliau kenaikan

BBM (bahan bakar minyak ) ini berdampak negatif bagi petani karena

mengakibatkan harga kebutuhan pokok serba ikut naik, upah tenaga kerjapun juga

ikut naik sebesar sepuluh ribu perorang yang semula tenaga kerja perempuan hanya

Rp. 30.000/hari menjadi Rp. 40.000/hari sedangakan untuk tenaga kerja laki – laki

dari Rp. 40.000/hari menjadi Rp. 50.000/hari belum termasuk makan dan rokoknya,

harga beberapa pupuk juga ikut naik seperti TSP yang harga semula Rp. 125.000

menjadi Rp. 210.000, sedangkan harga penjualan padi sendiri tidak ikut naik ini

yang membuat bapak Subagya merasa kurang setuju dengan adanya kenaikan harga

BBM ( bahan bakar minyak ). tidak ada perubahan dalam usahatani yang dilakukan

bapak Subagya hanya saja beliau melakuakan penimbunan pupuk. Penimbunan ini

dilakukan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu ada kenaikan harga pupuk yang

mendadak karena harga pupuk didaerah bapak Subagya harganya tidak menentu.

Page 19: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara di Dusun Tlasih RT 29 RW 11, Desa

Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan Bapak Subagyo,

beliau termasuk petani yang berkecukupan dengan menggarap lahan ¾ hektar

dengan sistem mrapat. Walaupun beliau tidak menggarap lahan milik sendiri

tetapi beliau mendapat hasil panen lebih besar dari pemilik lahan. Beliau

menanam padi sepanjang tahun. Bapak subagyo memiliki pekerjaan utama

sebagai petani namun juga memiliki pekerjaan sampingan menjadi

satpam.Keahlian bertani Beliau dapatkan dari kedua orang tuanya serta dari

pengalaman petani-petani yang lainnya. Bapak Subagyo juga aktif menjadi

anggota kelompok tani yang ada di Desa Kepuharjo. Untuk mengolah lahannya

beliau mempekerjakan buruh tani dengan bayaran Rp. 30.000,00 untuk buruh

wanita dan Rp. 35.000,00 untuk buruh pria. Dengan hasil panen sebagian dijual

dan sebagian dikonsumsi sendiri.

3.2 Saran

Pelaksanaan fieldtrip pada tanggal 28 November 2014 sebenarnya sudah

lancar. Namun ada kendala sedikit, seharusnya pada saat survey atau perjanjian

dengan petani benar-benar dengan narasumber yang akan di wawancarai bukan

dengan perwakilan narasumber sehingga tidak ada kesalahpahaman jadwal.

Page 20: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Anonymouse,2014.http://carapedia.com/

pengertian_definisi_pertanian_info2151.html, diakses tanggal 4 Desember 2014.

Gapoktan.2014.http://sappk.lib.itb.ac.id/index.php?

menu=library&action=detail&libraryID=19102, diakses tanggal 4 Desember 2014.

Ladang.2014.http://www.biop2000z.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=84:tanaman-padi&catid=39:budidaya-

pangan&Itemid=137, diakses tanggal 6 Desember 2014.

Lembaga.2014.http://peranlembagapertanian.blogspot.com/2012/01/lembaga-

pertanian-terhadap-pembangunan.html#more, diakses tanggal 4 Desember 2014.

Padi.2014.http:00bp3tellulimpoe.blogspot.com/2012/03/pengendaligulma-

padi.html, diakses tanggal 6 Desember 2014.

Pudjiastuti, dkk.2000. Cara Bercocok Tanam. Kanisius: Yogyakarta.

Tani.2014.http://www.academia.edu/8330399/Pengantar_Usaha_Tani?

login=&email_was_taken=true, diakses tanggal 6 Desember 2014.

Page 21: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

LAMPIRAN

(Oleh : Jesica Ayu Dwi Ratnasari 145040101111179)

KEBUDAYAAN PETANI ( JAGUNG )

Selain menanam padi bapak Subagya juga membudidayakan jagung

disawahnya.Pengetahuan bercocok jagung ini didapatkan bapak Subagya dari pengalaman

orang tuanya. Ada beberapa kegiatan dalam membudidayakan usahatani ini seperti :

No Kegiatan Langkah – langkanya

1. Pengolahan lahan Dicangkul

2. Penanaman Dilubangi menggunakan cangkul dengsn kedalaman

2-3 cm, disetiap lubang diberi 2 benih jagung lalu

lubang ditutup menggunakan abu.

3. Pemupukan

1.Pertama (umur : 1 bulan) Pemupukan menggunakan pupuk kandang/organik

dan untuk hasil yang lebih maxsimal menggunakan

pupuk NPK yang berwarna merah/biru.

2. Kedua (umur : 45-52 hari

ketika tumbuuh bunga)

3. Ketiga (umur : ………)

4. Penyiangan

1.Pertama (umur :

2.Kedua (umur :

3.Ketiga (umur :

5. Pembumbunan

1.Pertama (umur :

2.Kedua (umur :

3.Ketiga(umur :

6. Penyemprotan pestisida

1.Penyemprotan herbisida Penyemprotan dilakukan 3x menggunakan alat

semprotan pompa yang seperti tangki2.Penyemprotan insektisida

3.Penyemprotan fungsida

7. Pemupukan

ZA

Ponska Ponska/NPK adalah pupuk yang mengandung unsur

hara .setiap tanaman jagung diberi pupuk NPK ini

agar membantu pertumbuhan pada tanaman jagung.

Page 22: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

8. Pengairan

1.Pertama (umur: 2 minggu) Ketika jagung berumur kurang lebih dua minggu

penyiraman dilakukan 3x dalam seminggu tetapi

tergantung kondisi tanahnya kalau kondisi tanah

lembek cukup 2x melakunkan penyiraman dalam

seminggu.

2.Kedua (umur: 1- 1,5 bulan)

3.Ketiga (umur : …….)

9. Panen Panen dilakukan ketika jagung berumur 80-90 hari

setelah tanam. Dengan cara mematahkan tangkai

buah jagung menggunakan tangan manual.

10. Pengangkutan Untuk pengangukatnya sendiri membutuhkan tenaga

kerja manusia tidak menggunakan mesin atau

kendaraan.

11. Pemipilan Pemipilan dilakukan setelah pengeringan pemipilan

dilakukan secara manual.

12. Penjemuran Pengeringan jagung dengan sinar matahari langsung.

Page 23: Laporan Praktikum Lapang Sosiologi Pertanian

DOKUMENTASI

Foto bersama Bapak Subagyo