LAPORAN TRIWULAN KE III 2019
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI
DAN TEKSTIL
DAFTAR ISI
Isi
Pengantar _________________________________________________________________________ i
Bab I ___________________________________________________________________________ I-1
Bab II _________________________________________________________________________ II-1
Bab III ________________________________________________________________________ III-1
Bab IV _______________________________________________________________________ IV-1
Lampiran _________________________________________________________________________
PENGANTAR
Halaman 1
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Direktorat Industri Kimia Hilir untuk periode triwulan I tahun 2018
merupakan salah satu wujud pertanggung jawaban dalam melaksanakan visi
dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan secara baik
dan benar (Good Governance).
Dengan berakhirnya triwulan I tahun 2018, Direktorat Industri Kimia Hilir
telah menyusun laporan pengendalian dan evaluasi untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
Disamping itu, penyusunan laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan informasi bagi seluruh jajaran aparatur untuk meningkatkan kinerja
Direktorat Industri Kimia Hilir.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
I - 1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bagian Kelima Pasal 245
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kimia hilir dan farmasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Direktorat
Industri Kimia Hilir dan Farmasi menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
pengembangan industri kimia hilir dan farmasi;
b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi
industri kimia hilir dan farmasi;
c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kimia hilir dan farmasi;
d. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria
di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri kimia hilir;
e. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri kimia hilir dan farmasi;
f. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri
hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri kimia
hilir dan farmasi; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
I - 2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Untuk melakukan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Industri
Kimia Hilir dan Farmasi dibagi menjadi beberapa subdirektorat, yaitu :
a. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir dan
Farmasi bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan
rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan
pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri kimia hilir dan
farmasi;
b. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir bertugas melaksanakan
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri plastik dan karet hilir;
c. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri farmasi dan kosmetik;
d. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kimia hilir lainnya.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia
Hilir dan Farmasi merupakan salah satu unit yang berada dibawah naungan
Kementerian Perindustrian memiliki tugas menyusun evaluasi dan pelaporan
yang berkaitan dengan program kegiatan yang telah ditetapkan. Evaluasi dan
pelaporan yang dimaksud merupakan implementasi dari fungsi manajemen
pengendalian.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
I - 3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Fungsi manajemen pengendalian seperti yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dimaksudkan untuk menjamin
bahwa rencana pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Pembinaan jenis usaha industri yang berada di dalam ruang lingkup tugas
pokok dan fungsi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 30/M-IND/PER/7/2017 tentang
Jenis-jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat jenderal dan Badan di
Lingkungan Kementerian Perindustrian, yaitu terdiri dari :
No KBLI Jenis Industri Keterangan
13941 Industri tali Khusus Tali Rafia
18201 Reproduksi media rekaman suara dan
piranti lunak
Reproduksi dalam bentuk CD
18202 Reproduksi media rekaman film dan video Reproduksi dalam bentuk CD
19212 Industri pembuatan minyak pelumas
19213 Industri pengolahan kembali minyak
pelumas bekas
20221 Industri cat dan tinta cetak
20222 Industri pernis (termasuk mastik)
20223 Industri lak
20231 Industri sabun dan bahan pembersih
keperluan rumah tangga
20232 Industri kosmetik, termasuk pasta gigi
20291 Industri perekat/lem
20293 Industri tinta
20295 Industri korek api
20299 Industri barang kimia lainnya ytdl
21012 Industri produk farmasi untuk manusia
21022 Industri produk obat tradisional
22111 Industri ban luar dan ban dalam
22112 Industri vulkanisir ban
22191 Industri barang dari karet untuk
keperluan rumah tangga
22192 Industri barang dari karet untuk
keperluan industri
22199 Industri barang dari karet lainnya ytdl
22210 Industri barang dari plastik untuk
bangunan
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
I - 4 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
22220 Industri barang dari plastik untuk
pengemasan
22230 Industri pipa plastik dan perlengkapannya
22291 Industri barang plastik lembaran
22292 Industri perlengkapan dan peralatan
rumah tangga (tidak termasuk furnitur)
22293 Industri barang dan peralatan
teknik/industri dari plastik
22299 Industri barang plastik lainnya ytdl Khusus untuk peralatan
kesehatan/laboratorium dari
plastik, film atau lembaran
kertas kaca, tutup kepala,
kertas dinding plastik
26800 Industri media magnetik dan media optik Khusus CD
31003 Industri furnitur dari plastik
32904 Industri peralatan untuk pelindung
keselamatan
Selain usaha pakaian pelindung
dan pakaian anti api
38302 Daur ulang barang bukan logam Selain kaca
71209 Analisis dan uji teknis lainnya Untuk industri yang merupakan
binaan Direktorat IKHI
74100 Aktivitas perancangan khusus Untuk industri yang merupakan
binaan Direktorat IKHI
82920 Aktivitas pengepakan Untuk industri yang merupakan
binaan Direktorat IKHI
Sesuai dengan Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015 – 2019, kebijakan industri kimia
hilir disusun dan diarahkan untuk menjawab beberapa tantangan dalam dalam
pembangunan industri di masa yang akan datang melalui kegiatan anatra lain:
a. Mendorong akselerasi pertumbuhan industri untuk menangkal bahkan
membalikkan gejala deindustrialisasi yang secara singkat dapat disebut
REINDUSTRIALISASI;
b. Mendorong investasi di sektor industri untuk meningkatkan jumlah populasi
industri berskala besar dan menengah;
c. Mendorong investasi industri untuk mengolah bahan mentah dari pertanian
dan pertambangan (sektor primer) menjadi produk bernilai tambah tinggi
(hilirisasi);
d. Mendorong investasi industri yang menghasilkan bahan baku, bahan
setangah jadi, komponen, dan sub-assembly untuk mengurangi
ketergantungan ke pasar global;
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
I - 5 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
e. Mendorong dan memfasilitasi usaha industri meningkatkan produktivitas;
f. Mendorong investasi industri yang di luar Pulau Jawa sesuai dengan
karakteristik ekonomi dan sumber daya alam yang tersedia
C. STRUKTUR ORGANISASI
Direktorat Industri Kimia Hilir sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 35 Tahun 2018 mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1
BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI
SUB DIREKTORAT
INDUSTRI FARMASI
DAN KOSMETIK
SUB DIREKTORAT
INDUSTRI PLASTIK
DAN KARET HILIR
SUB DIREKTORAT
PROGRAM
PENGEMBANGAN
INDUSTRI KIMIA
HILIR DAN FARMASI
SUB DIREKTORAT
INDUSTRI KIMIA
HILIR LAINNYA
DIREKTUR
INDUSTRI KIMIA
HILIR DAN
FARMASI
SUB BAGIAN TATA
USAHA
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
II - 1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2019
Pada tahun anggaran 2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi memiliki
kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan
Peningkatan Kompetensi SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi. Untuk dapat
melaksanakan kedua program tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan
Farmasi mendapat alokasi anggaran masing – masing sebesar Rp.
9.140.713.000,- (sembilan milyar seratus empat puluh juta tujuh ratus tiga
belas ribu rupiah) dan Rp. 26.261.702.000,- (dua puluh enam milyar dua ratus
enam puluh satu juta tujuh ratus dua rupiah) berdasarkan Surat Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kimia,
Farmasi dan Tekstil Tahun Anggaran 2019 Nomor: SP DIPA-
019.03.1.247982/2019 tanggal 5 Desember 2018.
Adapun struktur anggaran Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun
2019, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Struktur Anggaran Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
No
Jenis Akun Belanja Pagu (Rp. 000) Persentase
1 Bantuan Mesin 5.441.800 32.85%
2 Perjalanan Dinas 3.975.231 15.86%
3 Kegiatan Pihak Ketiga 7.769.502 19.59%
4. Kegiatan 18.215.900 31.70%
Total 35.402.415 100%
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
II - 2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Berikut rincian output dan komponen yang mendukung kegiatan Penumbuhan
dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Peningkatan
Kompetensi SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi beserta masing-masing
anggarannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 Rekapitulasi Output dibawah ini :
Tabel 2.2 Rekapitulasi Output
KODE UNIT/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT TARGET SATUAN OUTPUT
ANGGARAN (Rp. 000)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi
1876.015 Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi
1 Dokumen 1.560.381
1876.019 Rekomendasi kebijakan dalam rangka
peningkatan daya saing dan produktifitas
1 Dokumen 1.492.300
1876.020 Rancangan Standar Nasional Indonesia 12 RSNI 1.703.647
1876.032 Branding produk industri kimia hilir 4 Merk 1.377.950
1876.034 Revitalisasi Industri Obat Tradisional 8 Unit/Peralatan 3.006.435
Peningkatan Kompetensi SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi
4910.001 SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang
dilatih
880 Orang 13.761.702
4910.002 Bimbingan Teknis CPOTB, CPOB dan CPKB
kepada Industri Obat, Kosmetik dan Obat
Tradisional
120 Orang 2.500.000
4910.003 Pilot Project Industri 4.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi
1 Pilot Project 10.000.000
B. SASARAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Sasaran dan indikator kinerja kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri
Kimia Hilir dan Farmasi yang hendak dicapai melalui pelaksanaan kegiatan
masing-masing output adalah :
1. Meningkatnya populasi industri kimia hilir yang diindikasikan dengan
peningkatan jumlah unit industri kimia hilir serta penyerapan tenaga kerja
pada industri besar sedang (IBS) sektor industri kimia hilir;
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir yang
diindikasikan dengan peningkatan kontribusi ekspor produk industri kimia
hilir terhadap ekspor nasional serta peningkatan produktivitas SDM industri
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
II - 3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
kimia hilir;
3. Tersedianya kebijakan pengembangan industri kimia hilir yang efektif yang
dindikasikan dengan tersusunnya dokumen perencanaan dan kebijakan –
kebijakan yang mendukung tercapainya rencana tersebut;
4. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang
berdaya saing dan berkelanjutan yang diindikasikan dengan tersusunnya
infrastruktur kompetensi SDM industry kimia hilir, standar produk industry
kimia hilir serta sertifikasi tingkat komponen dalam negeri untuk produk
industry kimia hilir;
5. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta
pengendalian yang berkualitas dan akuntabel.
Penetapan Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun anggaran
2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
1. Unit
2. Rp Triliun
1. Persen
3. Rp. Juta
1. Terselenggaranya
urusan pemerintahan
di bidang
perindustrian yang
berdaya saing dan
berkelanjutan
1. RRegulasi SNI/
SNI Wajib
2. Meningkatnya daya
saing dan
produktivitas sektor
industri
Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan
farmasi terhadap ekspor nasional
4,91
Produktivitas dan kemampuan SDM industri kimia
hilir dan farmasi
312,90
Perspektif Proses Bisnis Internal
Infrastruktur standar produk yang terbentuk 12
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya populasi
dan persebaran
industri
Unit industri kimia hilir dan farmasi besar sedang
yang tumbuh
183
Nilai investasi di sektor industri kimia hilir dan
farmasi
30,29
No. Sasaran Strategis (SS)Indikator Kinerja Utama
(IKU)Target Satuan
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
BAB I
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. HASIL YANG DICAPAI
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi melaksanakan kegiatan Revitalisasi
dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir periode Tahun Anggaran 2019. Adapun
detail kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode triwulan III, yaitu
sebagai berikut :
a. Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi
Kegiatan Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi
industri kimia hilir ini dilakukan karena peningkatan investasi diyakini
memiliki konstribusi sebagai pengungkit terhadap bergeraknya
pembangunan ekonomi suatu bangsa. Sebagaimana diketahui, ekonomi
global diprediksi melambat pada tahun 2019 dan akan mempengaruhi
Indonesia sebagai salah satu produsen barang – barang industri yang
menopang rantai nilai industri dunia. Dalam ekonomi makro, investasi juga
berperan sebagai salah satu komponen dari pendapatan nasional, Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Dengan
melambatnya ekonomi global, dikhawatirkan target investasi yang telah
ditetapkan pemerintah untuk dapat mendongkrak ekonomi nasional tidak
dapat tercapai.
Terkait dengan Tupoksi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan
Farmasi sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018
mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian yang
menyatakan bahwa Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan
Farmasi mempunyai fungsi pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, penyiapan perumusan dan pelaksanaan
penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kimia hilir dan farmasi. Untuk
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
dapat mendukung tugas dan fungsi tersebut, maka Direktorat Industri
Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi melaksanakan kegiatan rekomendasi
kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi. Beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan
Farmasi yang terkait dengan upaya mendorong iklim investasi antara lain:
- Temu usaha industri
- Business matching industri hulu dan hilir
- Rekomendasi pemberian insentif fiskal maupun non fiskal kepada
industri kimia hilir dan farmasi.
Kegiatan Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi
industri kimia hilir dan farmasi memasuki triwulan ketiga mampu meraih
realisasi fisik sebesar 15.32%. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai
sebesar 15.37% lebih rendah dari sasaran keuangan. Secara kumulatif,
realisasi keuangan semester satu pada output ini adalah sebesar 43.34%.
b. Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing dan
produktviitas industri kimia hilir
Peningkatan produktivitas dan daya saing industri merupakan syarat
mutlak bagi negara berkembang untuk dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Kedua hal
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, namun juga harus
didukung oleh pemerintah daerah serta dilaksanakan secara holistik dan
terstruktur.
Salah satu upaya Indonesia dalam meningkatkan daya saing industri
adalah melalui keikutsertaan dalam skema kerja sama, baik bilateral
maupun multilateral. Skema kerja sama yang diikuti Indonesia saat ini
mencakup perjanjian investasi hingga akses pasar ke negara tujuan.
Investasi dapat berupa kesepakatan alih teknologi atau pelatihan tenaga
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
kerja. Pembukaan akses pasar di negara tujuan dilakukan dengan
menghapus atau menurunkan tarif bea masuk dan minimalisasi non tarriff
barrier untuk produk – produk nasional. Selain itu, Indonesia juga
mengikuti forum – forum dialog regional pada sektor industri tertentu,
seperti industri karet, farmasi dan kosmetik. Forum regional tersebut
membahas perkembangan industri tersebut di masing – masing negara
anggota.
Kegiatan Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing dan
produktIitas industri kimia hilir memiliki sasaran untuk mendukung
peningkatan produktIitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses,
serta sistem. Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu meraih
realisasi fisik sebesar 24.81. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai
sebesar 23.96% lebih tinggi dari sasaran keuangan.
c. Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Kimia Hilir
Sebagaimana halnya kegiatan Penyusunan dan Perumusan Standar
Nasional Indonesia untuk produk Industri Kimia Hilir, kegiatan Perumusan
Standar Nasional Indonesia Produk Industri Kimia Hilir (RSNI Produk
Industri Kimia Hilir) pun juga dilakukan melalui koordinasi dengan Pusat
Standardisasi – Kementerian Perindustrian.
Ruang lingkup kegiatan Perumusan Standar Nasional Indonesia Produk
Industri Kimia Hilir (RSNI Produk Industri Kimia Hilir), yaitu sebagai
berikut :
a) Melakukan pengumpulan data produk kimia hilirtersebut diatas dan
referensi standar yang diperlukan termasuk hasil uji laboratorium
apabila kondisi memerlukan;
b) Melakukan kajian dan evaluasi terhadap keberadaan dan kemanfaatan
SNI yang ada maupun referensi yang diperlukan;
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 4 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
c) Menyusun draft RSNI;
d) Mengindentisifikasi stakeholder;
e) Melakukan koordinasi dengan Panitia Teknis;
f) Menyelenggarakan dan memfasilitasi pembahasan teknis melalui rapat
teknis oleh Panitia Teknis (Pantek);
g) Menyelenggarakan rapat prakonsensus dan konsensus nasional oleh
Pantek bersama stakeholder;
h) Melaksanakan dan memfasilitasi perbaikan hasil rapat teknis,
prakonsensus hingga konsensus bersama Panitia Teknis (pantek).
Pada tahun 2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
menargetkan pembahasan 12 RSNI sektor industri karet dan plastik serta
industri kimia hilir lainnya. Memasuki triwulan ketiga, Direktorat Industri
Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi telah menyelesaikan pembahasan 7
RSNI produk kimia hilir lainnya, yaitu:
1. Shampoo
2. Pasta gigi
3. Sabun cuci batangan
4. Cat dan pernis – Perlindungan struktur baja dari korosi dengan sistem
cat protektif – Bagian 5: Sistem cat protektif
5. Sistem pengecatan ulang kendaraan Bagian 4: Base coat
6. Cat dan pernis – Perlindungan struktur baja dan korosi dengan sistem
cat protektif – Bagian 6 : Metode pengujian secara laboratorium
7. Cat dasar dan cat akhir berbahan resin alkid sebagai pelindung baja
dari korosi
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu meraih realisasi keuangan
yang mencapai 39.39% dan realisasi fisik 27.50% Secara kumulatif,
realisasi keuangan semester satu pada output ini adalah sebesar 68.61%.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 5 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
d. Branding Produk Industri Kimia Hilir
Dalam rangka mendukung pengembangan industri Kimia Hilir melalui
peningkatan daya tarik investasi, Direktorat Industri Kimia Hilir dan
Farmasi, memfasilitasi kegiatan dalam bentuk promosi kemampuan
Industri Kimia Hilir Nasional guna memberikan informasi mengenai
peluang investasi dan merupakan wadah sinergi dan kerjasama yang
efektif diantara stakeholder sebagai upaya untuk mencari/ membuka
peluang-peluang yang ada dalam rangka mengembangkan industri Kimia
Hilir.
Media informasi merupakan sarana persuasi yang efektif dan efisien bagi
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi karena bisa menjangkau
banyak kepada seluruh stakeholder yang menjadi target dengan waktu
yang cepat dan biaya yang relatif murah. Penggunaan media informasi
adalah cara yang sangat memungkinkan untuk ‘bertemu langsung’ dengan
target stakeholder industri Kimia Hilir dan masyarakat umum. Berbagai
cara yang bisa dipublikasikan melalui media cetak maupun elektronik,
salah satunya melalui Portal Publik
Salah satu program promosi yang dilakukan adalah pelaksanaan Pameran
Kemampuan Industri Kimia Hilir. Hal tersebut merupakan salah satu cara
untuk memperkenalkan perkembangan industri Kimia Hilir nasional serta
peluang-peluang investasi yang dibutuhkan di dalam negeri untuk mengisi
kekosongan dalam rantai produksi industri Kimia Hilir nasional. Pameran
tersebut diikuti oleh peserta yang berasal dari perusahaan, asosiasi
maupun badan litbang yang terkait dengan implementasi standar maupun
pengembangan industri.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 6 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Pada tahun anggaran 2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
dan Farmasi melaksanakan kegiatan branding sektor industri kimia hilir
untuk 4 merk industri, yaitu:
1. Industri kosmetik dan jamu tradisional, yang dilaksanakan pada tanggal
2 – 5 Juli 2019.
2. Industri plastik dan karet hilir, yang dilaksanakan pada tanggal 9 – 12
Juli 2019
3. Industri kimia hilir lainnya, yang dilaksanakan pada tangal 10 – 13
September 2019.
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu meraih realisasi fisik sebesar
25%. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai 31.99% lebih tinggi dari
sasaran keuangan. Secara kumulatif, realisasi keuangan semester satu pada
output ini adalah sebesar 55.84%.
e. Perusahaan industri obat tradisinal yang direvitalisasi
Industri obat tradisional sebagai warisan budaya nusantara merupakan
salah satu industri andalan yang dikembangkan oleh Kementerian
Perindustrian. Mulai tahun 2017, Kementerian Perindustrian, dalam hal ini
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi telah
melaksanakan kegiatan revitalisasi perusahaan industri obat tradisional
melalui pemberian bantuan peralatan dan mesin. Pada tahun anggaran
2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
menargetkan 8 perusahaan industri obat tradisional yang akan menerima
bantuan peralatan dan mesin tersebut.
Bantuan peralatan dan mesin tersebut bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi produksi obat tradisional. Dengan demikian,
industri obat tradisional diharapkan dapat meningkatkan daya saing di
tengah persaingan yang semakin kompetitif saat ini. Kegiatan revitalisasi
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 7 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
industri obat tradisional ini merupakan komitmen aktif Kementerian
Perindustrian dalam melakukan penguatan dan pengembangan industri
obat tradisional.
Hingga bulan September 2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
dan Farmasi telah melakukan kegiatan sosialisasi revitalisasi perusahaan
industri obat tradisional. Selain itu, Direktorat Industri Kimia Hilir dan
Farmasi dan Farmasi juga telah melaksanakan verifikasi proposal bantuan
peralatan dan mesin dari masing – masing perusahaan industri obat
tradisional yang mengajukan permohonan. Melalui verifikasi tersebut,
diharapkan dapat terjadi kesepakatan spesifikasi teknis mesin dan
peralatan antara kebutuhan perusahaan industri obat tradisional dengan
penyedia jasa.
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu realisasi keuangan telah
tercapai sebesar 2.52% dengan capaian realisasi fisik mencapai 25%.
Secara kumulatif, realisasi keuangan hingga bulan September pada output
ini adalah sebesar 16,24%.
f. Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha
Seiring berjalannya waktu, sarana dan prasana yang digunakan oleh
DIrektorat IKHI untuk melaksanakan tugas administrasi, organisasi dan
ketatalaksanaan memerlukan peremajaan dan pengadaan baru. Selain
tugas sehari – hari, Subdirektorat Pengembangan Program Industri Kimia
Hilir juga menyelenggarakan kegiatan koordinasi keterpaduan terhadap
kesiapan , perencanaan, pengendalian dan evaluasi terhadap sasaran –
sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen kinerja yang telah
ditetapkan.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 8 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Kegitan perencanaan, evaluasi dan pengendalian yang dilakukan oleh
Direktorat IKHI dimaksudkan agar program – program yang telah
ditetapkan pada awal tahun anggaran berjalan dapat mencapai target yang
telah disepakati bersama. Pada tahun anggaran berjalan juga dilakukan
perencanaan program yang akan dilakukan pada tahun anggaran berikut,
termasuk didalamnya perkiraan sumber daya yang dibutuhkan serta
penetapan – penetapan target yang akan dicapai. Dalam tahun anggaran
berjalan, pengendalian juga dilakukan secara kontinyu pada periode
tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memitigasi resiko kegagalan
pencapaian target yang telah ditetapkan.
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga, kegiatan ini mampu meraih realisasi
fisik sebesar 34%. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai sebesar
20.28%. Secara kumulatif, realisasi keuangan untuk output ini hingga
triwulan ketiga mencapai 32.63%.
g. SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang dilatih
Pengembangan industri kimia hilir dan farmasi membutuhkan penanganan
yang komprehensif mulai dari penguasaan teknologi baik pengolahan
maupun peningkatan nilai tambah, ketersediaan infrastruktur, iklim usaha
yang kondusif, kesediaan dana, serta sumber daya lainnya untuk
menjamin efektifitas, efisiensi dan kontinuitas industri kimia hilir dan
farmasi nasional. Namun yang tak kalah pentingnya adalah faktor Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Disisi lain rendahnya mutu SDM
Indonesia salah satunya ditandai dengan belum optimalnya sistem
pendidikan baik dasar, menengah maupun tinggi. Untuk itu, pemerintah
melalui Kementerian perindustrian melakukan program pembangunan
yang berbasis ilmu pengetahuan untuk mengejar ketertinggalan mutu
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 9 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
SDM industri. Salah satu program tersebut adalah sertifikasi SDM pada
industri kimia hilir dan farmasi.
Program bimbingan teknis dan pelatihan SDM industri merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja industri pada
bidang tertentu hingga mendapatkan sertifikasi kompetensi kerja.
Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji
kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar
Internasional, dan/atau Standar Khusus. Sehingga sistim sertifikasi ini
mempunyai fleksibilitas berharmonisasi dengan berbagai sistem nasional
maupun internasional.
Bimbingan teknis dan pelatihan SDM industri yang dilakukan oleh
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi mencakup seluruh
industri binaan Direktorat IKHF. Kegiatan tersebut juga merupakan
komitmen dari Direktorat IKHF untuk mendukung program vokasi yang
dicanangkan oleh pemerintah. Melalui program ini, diharapkan SDM
industri dapat meningkatkan kinerja yang berorientasi hasil.
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu meraih realisasi fisik sebesar
25.25%. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai sebesar 13.76%,
lebih rendah dari sasaran keuangan. Secara kumulatif, realisasi keuangan
semester satu pada output ini adalah sebesar 52.09%.
h. Bimbingan Teknis CPOTB, CPOB dan CPKB kepada Industri Obat, Kosmetik
dan Obat Tradisional
Kementerian Perindustrian, dalam hal ini Direktorat IKHF, merupakan
instansi pemerintah yang bertugas membina industri obat, kosmetik dan
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 10 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
obat tradisional berkomitmen untuk meningkatkan daya saing industri dalam
negeri untuk jenis produk tersebut. Demi mewujudkannya, Direktorat IKHF
melakukan bimbingan sertifikasi untuk industri obat, kosmetik dan obat
tradisional agar perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam industri
tersebut dapat memperoleh sertifikat CPOB, CPOTB dan CPKB.
Sertifikasi tersebut merupakan bagian dari syarat mutu yang harus dimiliki
oleh perusahaan – perusahaan yang bergerak pada jenis industri tersebut
sebelum produk yang dihasilkan beredar di masyarakat.
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang
jenis dan sifat kandungannya beragam sehingga untuk menjamin mutu
obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih
memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. CPOTB
meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional,
yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan dapat
memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Dari kriteria tersebut dapat diketahui bahwa CPOTB
mengatur 11 aspek yang terdiri dari :
a. Manajemen Mutu
b. Personalia
c. Bangunan, Fasilitas dan Peralatan
d. Sanitasi dan Higiene
e. Dokumentasi
f. Produksi
g. Pengawasan Mutu
h. Pembuatan dan Analisis berdasarkan Kontrak
i. Cara penyimpanan dan pengiriman obat tradisional yang baik
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 11 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
j. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembalian produk
dan produk
k. Inspeksi Diri
Mengingat pentingnya penerapan standar mutu pada industri obat, kosmetik
dan obat tradisional, Direktorat IKHF memfasilitasi industri tersebut untuk
dapat menerapkan CPOB, CPOTB dan CPKB secara terus menerus kepada
100 unit usaha obat tradisional. Sertifikasi yang juga diakui oleh dunia
internasional ini juga terus menerus dibangun, dimantapkan dan diterapkan
sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Pada tahun 2018, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
melakukan kegiatan Bimtek Sertifikasi CPOTB pada industri obat tradisional.
Bimtek ini dilaksanakan untuk menyiapkan industri obat tradisional dalam
proses pemenuhan persyaratan sertifikasi CPOTB.
Kegiatan ini memasuki triwulan ketiga mampu meraih realisasi fisik sebesar
25%. Sedangkan realisasi keuangan telah tercapai sebesar 9.99% lebih
tinggi dari sasaran keuangan. Secara kumulatif, realisasi keuangan
semester satu pada output ini adalah sebesar 15.41%.
i. Pilot Project Industri 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Perubahan besar yang dihadapi oleh sektor manufaktur dalam penerapan
revolusi industri keempat memaksa sektor tersebut untuk membangun
sistem yang inovatif dan berkelanjutan. Pada revolusi industri generasi
keempat, disruptif teknologi hadir begitu cepat dan mengancam
keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Lebih dari itu, pada era
industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi
jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan
meraih prestasi dengan cepat.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 12 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Untuk menghadapi era revolusi industri yang keempat, pemerintah dalam
hal ini Kementerian Perindustrian telah menyiapkan empat strategi untuk
menghadapi gelombang perubahan tersebut. Keempat strategi tersebut
adalah:
Pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri.
Angkatan kerja di Indonesia harus didorong untuk terus belajar dan
meningkatkan keterampilannya untuk memahami
penggunaan teknologi Internet of things atau mengintegrasikan
kemampuan Internet dengan lini produksi di industri.
Pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya
saing bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sehingga mampu
menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.
Penggunaan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots,
Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.
Direktorat IKHF memfasilitasi kegiatan Penyusunan Peta Kesiapan Industri
Kimia Hilir dan Farmasi dalam Penerapan Industri 4.0; Penyusunan
Roadmap dan Arsitektur Penerapan Industri 4.0; Penerapan Lean
Management System Pada Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi; serta
Bimbingan Teknis Lean Management System.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 13 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
Secara detail sasaran dan realisasi baik keuangan maupun fisik Triwulan III 2019 dari Direktorat Industri Kimia Hilir dan
Farmasi dan Farmasi, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sasaran Serta Realisasi Keuangan dan Fisik Masing – Masing Output
S R S R S R S R S R S R
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
015 23,67 27,97 32,62 40,29 19,40 15,37 18,99 15,32 43,07 43,34 51,62 55,61 DKI JAKARTA
019 41,65 45,45 40,40 47,31 23,83 23,96 29,80 24,81 65,48 69,41 70,20 72,12 DKI JAKARTA
020 21,73 29,22 50,00 50,00 39,25 39,39 25,00 27,50 60,98 68,61 75,00 77,50 DKI JAKARTA
032 16,33 23,85 50,00 50,00 62,15 31,99 25,00 25,00 78,48 55,84 75,00 75,00 DKI JAKARTA
034 8,54 13,72 50,00 50,00 6,83 2,52 25,00 25,00 15,37 16,24 75,00 75,00 DKI JAKARTA
035 7,46 12,35 33,33 34,00 26,38 20,28 33,33 34,00 33,84 32,63 66,66 68,00 DKI JAKARTA
4,05 5,46 11,06 11,49 6,44 4,67 6,10 6,01 10,49 10,12 17,16 17,51
Perusahaan Industri Obat Tradisional yang direvitalisasi
Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha
Jumlah
Fisik
1
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim
Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing
Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Kimia Hilir
Branding produk industri kimia hilir
Output
S.D. Triwulan Lalu (%) Triwulan Ini (%) S.D. Triwulan Ini (%)
Lokasi KegiatanKeuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan
S R S R S R S R S R S R
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
001 26,94 38,34 50,00 50,00 21,80 13,76 25,00 25,25 48,75 52,09 75,00 75,25 DKI JAKARTA
002 2,91 5,42 50,00 50,00 2,00 9,99 25,00 25,00 4,91 15,41 75,00 75,00 DKI JAKARTA
003 - - - - - - 20,00 20,00 - - 20,00 20,00 DKI JAKARTA
10,86 15,54 23,35 23,35 8,76 6,15 17,42 17,52 19,62 21,70 40,77 40,87
Fisik
1
SDM Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang dilatih
Bimbingan Teknis CPOTB, CPOB dan CPKB kepada Industri
Pilot Project Industri 4.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi
Jumlah
Output
S.D. Triwulan Lalu (%) Triwulan Ini (%) S.D. Triwulan Ini (%)
Lokasi KegiatanKeuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 14 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Realisasi pencapaian kinerja setiap komponen/sub kegiatan Direktorat
Industri Kimia Hilir dan Farmasi pada Triwulan III tahun anggaran 2019
dapat dinilai dari realisasi terhadap indikator penetapan kinerja (TAPKIN)
tahun 2019, sebagai berikut :
1. Unit industri kimia hilir besar sedang yang tumbuh
Sejalan dengan usaha Pemerintah untuk menumbuhkan industri baru,
Direktorat IKHF telah melaksanakan kegiatan rekomendasi kebijakan
dalam rangka mendorong iklim investasi industri Penumbuhan jumlah
industri atau proyek baru di sektor industri pengolahan merupakan salah
satu syarat yang diperlukan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
maupun industri nasional. Diperkirakan jumlah proyek baru pada sektor
industri kimia hilir meningkat sebanyak 974 unit hingga bulan September
tahun 2019.
2. Nilai investasi di sektor industri kimia hilir
Peningkatan jumlah proyek atau unit usaha baru pada sektor industri
tentunya juga akan meningkatkan nilai investasi. Hingga bulan
September 2019, nilai investasi pada sektor industri kimia hilir dan
farmasi bertambah senilai Rp 12.7 trilyun. Nilai realisasi investasi pada
triwulan ketiga tahun ini diperkirakan menurun mengingat pelaku usaha
masih menunggu stabilitas politik dan ekonomi menjelang pelaksanaan
pemilihan umum tahun 2019 pada bulan April 2019.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 15 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
3. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir terhadap ekspor nasional
Kelesuan ekonomi global dan perang dagang antara dua Negara adidaya
di dunia berimbas pada menurunnya nilai ekspor sektor kimia hilir dan
farmasi. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi
terhadap ekspor nasional hingga triwulan ketiga tahun 2019 mencapai
3.43 %. Nilai ekspor produk industri kimia hilir pada periode tersebut
mencapai US$ 4,35 milyar, sementara total nilai ekspor nasional adalah
sebesar US$ 127,11 milyar.
4. Produktivitas dan kemampuan SDM industri kimia hilir
Produktivitas merupakan kunci pendorong vitalitas dan pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa, dan mutu kehidupan negara tidak ditentukan
oleh kekayaan sumber daya alamnya, melainkan oleh tingginya tingkat
produktivitas masyarakatnya. Peningkatan produktivitas SDM industry
menjadi kunci penting mengingat hal tersebut juga berarti kesejahteran
dapat ditingkatkan sampai pada tingkat penggunaan factor – factor
produksi yang jumlahnya sama. Pada triwulan ketiga tahun 2019,
diperkirakan nilai produktivitas SDM industri kimia hilir dan farmasi
mencapai Rp. 259,3 juta per pekerja.
5. Infrastruktur standard produk yang terbentuk
Salah satu tugas dan fungsi Direktorat IKHF adalah menyusun norma,
standard dan prosedur pada sektor industri kimia hilir. Untuk menunjang
tugas tersebut, Direktorat IKHF melakukan penyusunan rancangan
peraturan SNI Wajib. Pada tahun 2019, Direktorat IKHF berencana
menyusun rancangan peraturan SNI Wajib untuk cat serta penyusunan
Good Manufacturing Process untuk produk ban vulkanisir dan daur ulang
plastik. Hingga periode triwulan ketiga tahun 2019, Direktorat IKHF telah
melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait penyusunan
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan II 2019
I - 16 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
rancangan peraturan yang dimaksud serta rapat teknis penyusunan
rancangan SNI produk industri plastik dan kimia hilir lainnya. Stakeholder
tersebut antara lain Balai Sertifikasi Industri, Pusat Standardisasi
Industri, Balai Besar Barang Teknik serta pelaku industri.
Laporan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Triwulan III 2019
IV - 1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Kementerian Perindustrian
BAB IV
PENUTUP
Dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan dan penyerapan anggaran yang tepat
sesuai dengan jadwal dan target yang telah direncanakan, maka Direktorat
Industri Kimia Hilir dan Farmasi harus mengupayakan untuk meminimalisir
kendala-kendala yang terjadi pada Triwulan III tahun 2019 agar berbagai
hambatan yang mengganjal pelaksanaan kegiatan Direktorat Industri Kimia Hilir
dan Farmasi pada tahun anggaran mendatang dapat dihindari. Pada triwulan
pertama ini, anggaran kegiatan Pilot Project 4.0 di sektor industri kimia hilir dan
farmasi yang masih diblokir sehingga pemanfaatannya belum optimal. Untuk itu,
Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi berupaya untuk melengkapi data
dukung untuk melepas blokir.
Demikian laporan ini disusun untuk dijadikan bahan evaluasi bagi Direktorat
Industri Kimia Hilir dan Farmasi terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan dan
pencapaian keluaran serta bahan pertimbangan bagi pelaksanaan realisasi
anggaran untuk triwulan selanjutnya.
Top Related