Nama : RINI SRI RAHAYU
NIM : 14121510620
Kelas : Matematika C/ 2
MK : Psikologi Pembelajaran
Analisis film Taare Zameen Par mengenai pembahasan penyakit Dyslexia !
A. Pengertian Dyslexia
Dyslexia adalah kelainan neurobiologis yang mengakibatkan seseorang
kesulitan membaca atau mengucapkan kata dengan ejaan yang benar,
kesulitan menulis dan kesulitan berhitung. Gangguan ini dapat diatasi dengan
tekun untuk melatih anak dyslexia sehingga dapat membaca dan menulis
dengan lancar.
B. Ciri-ciri Dyslexia, sebagai berikut:
a. Pendiam
b. Memiliki kemampuan seni yang tinggi
c. Terbalik menulis huruf S dan R
d. Tidak dapat membedakan antara
-> kanan dengan kiri, bawah dengan atas
-> “sir” menjadi “ris”
-> ‘b’ dengan ‘d’‘
-> “p dengan “q”
e. Kurang koordinasi seperti sukar mengikat tali sepatu, menyisir rambut dan
mengancing baju.
f. Mengalami kesukaran sebutan atau rima
g. Sukar menulis nama sendiri
h. Sukar mengenal bentuk
i. Sukar memberitahu cerita yang telah didengarinya
j. Kesukaran memahami, mengingati dan mengikuti arahan
k. Tidak suka membaca dan mengelak dari membaca di kelas
l. Gagal menguasai tugas sekolah seperti membaca, menulis,
mengeja atau mengira dan menghitung
Gambar-gambar yang dapat membantu menjelaskan ciri-ciri di atas, sebagai
berikut:
C. Berikut ini adalah beberapa hal tentang metode pembelajaran untuk anak
disleksia, sebagai berikut:
a) Menceritakan tokoh-tokoh terkenal di dunia yang mengalami dyslexia.
b) Kesabaran dalam mengajar dan mendidiknya
c) Pemberian Kasih sayang dari orang tua dan orang-orang di sekelilingnya
d) Mengajarkan menulis huruf, angka, membaca dan mengeja sejak tahap
awal dengan melatihnya dengan media pasir , menulis di tangan agar dia
merasakan dengan sendirinya huruf atau angka yang ditulis, di kertas
dengan menulis huruf dengan menggunakan media cat, di papan strimin,
dan di buku. Untuk mengajarkan menulis angka yang dilakukan yaitu:
menulis angka contohnya 8 di papan strimin yang sudah terkotak-kotaki,
biarkan dia menulis sebesar mungkin, setelah bisa, perintahkan untuk
menulis angka 8 dengan ukuran yang sedang. Setelah penulisan angka
dianggap cukup, selanjutnya yaitu menulis angka 8 dengan ukuran kecil.
e) Membicarakan mengenai huruf, kata-kata dan cerita-cerita untuk
menciptakan minat terhadap kata-kata dan buku.
f) Menggunakan bantuan teknologi sebagai latihan seperti: kaset rekaman ,
headphones untuk mendengarkan ejaan-ejaan yang benar sehingga dia
dapat mengikuti ejaan dengan irama dan pelafalan yang benar, kemudian
berikan kepada dia kesempatan untuk bermain game di komputer agar dia
bisa membedakan arah (kanan, kiri, bawah dan atas). Dengan latihan
seperti itu, pembelajaran yang diberikan akan bermakna.
g) Mengajarkan berhitung dengan tangga. Caranya: tulis angka +1 di tangga
yang paling bawah, angka +2 di tangga yang kedua dan begitu seterusnya,
setelah itu perintahkan dia untuk loncat atau jalan pada tangga tersebut.
Tidak tersadar bahwasannya, metode tersebut juga termasuk salah satu
cara untuk mengajarkan berhitung dengan mudah dan bermakna.
h) Bermain permainan untuk mengulangi pembelajaran. Contohnya:
membuat bentuk binatang dari bahan “malam” yang bisa dibentuk seperti
tanah liat.
i) Memberikan latihan membaca, menulis dan mengeja sebanyak-banyaknya
untuk meningkatkan kemampuan otomatis, dan ingatlah anak-anak
dyslexia perlu latihan lebih banyak daripada anak-anak normal.
Kesan: Menurut saya, film ini sangat bagus dan baik untuk ditonton. Bahkan,
patut dicontoh untuk sisi yang baiknya. Dimana ada seorang anak yang
menderita dyslexia tetapi kemampuan seninya yang luar biasa melebihi
kemampuan anak-anak normal lainnya. Pada awal permulaan dia masih
terpuruk, kemudian bangkit karena ada seorang guru yang sangat peduli
kepadanya. Hingga akhirnya dia berlari meraih kemampuannya dan
berkat kesungguhannya dia berhasil menaiki tangga kemenangan.
Pesan: Jangan anggap remeh anak-anak dyslexia karena mereka-mereka itu cerdas
dan kecerdasannya itu berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya.
Sudah banyak buktinya, tokoh-tokoh terkenal di dunia juga dyslexia tetapi
mereka memiliki karya yang sangat berguna bagi seluruh manusia. Tetap
junjung kepedulian dalam diri karena selangkah tindakan kita akan sangat
berarti bagi masa depan pengidap dyslexia. Cintai dan sayangi anak-anak
Indonesia karena mereka adalah generasi penerus bangsa Indonesia.
Top Related