PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN AGAMA SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL
ULAMA DARUD DA’WAH WAL IRSYAD BENTENG PROVINSI RIAU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S. 1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
HADI PRAYITNO
NIM. 304171315
PROGRAM STUDY KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
لكم، وإذاقيل يأيهاالذيه آمىىاإذاقيل لكم تفسحىافى المجلس فافسحىايفسح الل
بمات الذيه آمىىامىكم، والذيه اوتىالعلم درجت، والل عملىن خبيز اوشزوافاوشزوايزفع الل
{١١}المجادلة :
“Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “berilah
kelapangan di dalam Majlis-majlis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kalapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S : Al-Mujadalah : 11)1
1 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahnya Edisi Tahun 2010, (Diponegoro
: Al-Hikmah, 2010), hal 543
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, mengenai
pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan pemahaman agama santri. Dengan
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu. Pertama, Konten-konten keagamaan
apa saja yang dikonsumsi oleh santri melaui media sosial Kedua, Bagaimana
upaya santri Pondok Pesantren Nurul Ulama DDI Benteng dalam meningkatkan
pemahaman agama melalui media sosial Ketiga, Bagaimana pemahaman agama
santri Pondok Pesantren Nurul Ulama DDI Benteng setelah menggunakan media
sosial. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui konten apa saja yang di konsumsi santri, kemudia bagaimana
upaya santri dalam meningkatkan pemahaman agama melalui media sosial, dan
bagaimana pemahaman santri setelah menggunakan media sosial.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data
melalui Observasi, Wawancara, Dokumentasi dengan menggunakan teknik
sampling purposive sampling, teori yang digunakan yaitu teori komunikasi
interpersonal (antarpribadi) menurut Josep A. Devinto, kemudian teknik
pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui pengumpulan informasi,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasilnya penulis menemukan bahwa terdapat beberapa konten-konten
keagamaan yang dikonsumsi santri selama menggunakan media sosial diantaranya
seperti menonton video ceramah ustadz-ustadz terkenal, mengakses photo-photo
dakwah atau tulisan dakwah berupa snap atau status, dan bergabung dengan group
WhatsApp dakwah yang membagikan konten-konten file, tulisan, video, gambar
dan tulisan. Upaya peningkatan agama santri yaitu dengan cara mengakses
konten-konten keagamaan seperti video, photo atau file, terdapat pula santri
bergabung dengan group dakwah WhatsApp sebagai sarana penambah
wawasannya. Pemahaman santri setelah mengakses media sosial mengalami
penurunan jika hal tersebut dibandingkan dengan pemahaman santri selama
berada di Madrasah, hal tersebut terjadi akibat ditemukan beberapa kendala yang
dialami santri baik internal santri sendiri maupun dari eksternal/lingkungan santri.
akhirnya penulis merekomendasikan kepada setiap orang tua, guru, ustadz/ah
maupun tenaga pendidik lainnya serta tokoh agama untuk bersinergi dalam
mengawasi para pemuda atau remaja secara umum dan santri secara khususnya,
saat menggunkan media sosial serta dalam pergaulan sehari-hari. Hal tersebut
diharapkan agar anak, remaja atau peserta didik dapat mengakses konten-konten
yang lebih bermanfaat terkhusus konten keagamaan untuk menambah pemahaman
agama.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
karya tulis ini saya persembahkan kepada
ayahanda (Saimun) dan Ibunda (Lasiem)
Yang tercinta, tersayang dan ananda banggakan
terimakasih atas semua pengorbanan dan kasih sayang
dorongan dan do’a yang selalu tercurah buat ananda
atas semua saran dan semangat yang selalu diberikan
Terimakasih kepada saudara-saudara saya yang selalu memberikan
Do’a dan support selama ini
Terimakasih kepada Ibu Mardalina dan Ibu Dian Mursyidah
yang sudah membimbing saya dengan penuh kesabaran
Terimaksih juga kepada Ustadz/ah, Demisionel 8
dan keluarga besar Ma’had Al-jami’ah UIN Sts Jambi
kemudia kepada teman- teman KPI A,B dan C
teman- teman angkatan 2017 dan yang sudah membantu,
memotivasi dan memberikan saran kepada saya dalam meraih keberhasilan ini.
Hidup takkan bisa berjalan tanpa bantuan dan dukungan dari orang lain semoga
semua amal perbuatan kita menjadi ladang pahala di Akhirat kelak.
Aamiin…Aamiin
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “pemanfaatan media Sosial dalam meningkatkan Pemahaman Agama
Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah Wa;-Irsyad Benteng
Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau”. Sholawat
dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang cerah
benderang ini. Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1), Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Penulis menyadari ???? tidak dapat menyelesaikan tanpa dukungan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
perencanaan skripsi ini terutama untuk:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asyari, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Drs. Zulqarnain, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. D.I Ansusa Putra, LC., M.A., M.Hum selaku Wakil Dekan I,
Arfan,M.Soc,Ph.D selaku Wakil Dekan II, Samin Batubara, M.HI selaku
Dekan III Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Muhammad Junaidi, S.Ag. M.Si selaku ketua prodi Komunikasi Dan
Penyiaran Islam dan Bapak Ade Novia Maulana, M.Sc selaku sekretaris prodi
Komunikasi Dan Penyiaran Islam.
5. Ibu Dr. Dian Mursyidah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Mardalena,S.Ag,M.Ud selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan
waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Djunaidi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Akademik.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
NOTA DINAS ..................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................iii
PENGESAHAN................................................................................................iv
MOTTO ...........................................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Permasalahan ............................................................................................ 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 4
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 14
G. Keabsahan Data ........................................................................................ 18
H. Study Relevan ........................................................................................... 21
BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN NURUL ULAMA DARUD
DA’WAH WAL
IRSYAD BENTENG PROVINSI RIAU
A. Sejarah Pondok Pesantren ......................................................................... 24
B. Kondisi Pondok Pesantren ........................................................................ 26
C. Tata Tertib Pondok Pesantren ................................................................... 32
D. Keadaan Santri dan Struktur Organisasi Pondok Pesantren ....................... 35
E. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 38
BAB III MEDIA SOSIAL, KONTEN DAN UPAYA PEMANFAATAN MEDIA
SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN AGAMA
SANTRI
A. Media sosial yang dominan digunakan santri ........................................... 41
B. Konten-konten meningkatkan pemahaman Agama. .................................. 43
C. Upaya pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan
pemahaman santri ................................................................................... 45
xi
BAB IV PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN AGAMA SANTRI.
A. Pemahaman Agama Santri Melalui Pemanfaatan Media Sosial ...............50
B. Hambatan dan Solusi dalam Meningkatkan Pemahman Agama Santri
Melalui Media Sosial ..............................................................................53
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................60
B. Implikasi Penelitian ..............................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Santri Madrasah Tsanawiyah ...................................................36
Tabel 2 : Sarana dan prasarana ...........................................................................39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Wawancara dengan Santri Madrasan Tsanawiyah
Gambar 2 : Wawancara dengan santri yang tinggal diasrama
Gambar 3 : Wawancara dengan orang tua santri
Gambar 4 : Wawancara dengan santriwati Madrasahh Tsanawiyah
Gambar 5 : Pondok Pesantren
Gambar 6 : Informen/Responden Penelitian
Gambar 7 : Pemanfaatan media sosial melalui Whatsapp
Gambar 8 : Pemanfaatan media sosial melalui Facebook dan Youtube
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok Pesantren adalah tempat penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran agama Islam bagi peserta didiknya yang sering disebut Santri, kegiatan
pembelajaran pada Pondok Pesantren biasanya dipimpin oleh kyai atau ustadz
yang tinggal dilingkungan pesantren. Prof. Mastuhu, M.Ed berpendapat,
pendidikan pada pondok pesantren bertujuan untuk membentuk dan
mengembangkan kepribadian muslim, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, berdakwah, bermanfaat bagi
masyarakat, dan mencintai ilmu.2
Salah satu pondok pesantren yang masih eksis berdiri di Provinsi Riau
ialah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad. Pondok
Pesantren yang terletak di Kelurahan Benteng, Kecamatan Sungai Batang,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau ini terlahir akibat motivasi dan hasrat
dari masyarakat dan pemerintah desa setempat yang ingin mendirikan sebuah
lembaga pendidikan yang bernuansa islami. Inisiatif ini terlahir dengan ketulusan
dan dari hati nurani masyarakat, mengingat betapa pentingnya sarana pendidikan
bagi kehidupan terutama pendidikan agama Islam. Pada awal tahun 1953 seorang
tokoh ulama berasal dari negeri Jiran Malaysia bernama KH. Macmud Fasih telah
memberikan nafas segar bagi masyarakat Benteng, kehadiran KH. Macmud Fasih
seolah membuka mata hati masyarakat mengenai betapa pentingnya arti sebuah
pengetahuan, dengan membuka pengajian yang akhirnya berwujud pesantren.
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
merupakan pondok tertua yang berada di kelurahan Benteng. Pondok pesantren ini
merupakan lembaga pendidikan yang mengajar santri mulai dari jenjang
Raudhatul Adfal (RA) hingga Madrasan Aliyah (MA), meski pondok pesantren
ini berada di daerah pedesaan dan bersaing dengan sekolah-sekolah umum lainnya
2 Dunia Pustaka, Dinamika Sistem pendidikan Pesantren Karya prof. Dr. Mastuhu,M.Ed,
http://pustakazone.blogspot.com/2015/01/dinamika-sistem-pendidikan-pesantren.html?m=1 diakses pada 25 September 2020.
2
eksistensi pondok pesantren ini terus bertahan, hal tersebut dapat dibuktikan
dengan jumlah peserta didiknya yang jauh lebih banyak ketimbang sekolah-
sekolah yang berada di sekitarnya.
Santri merupan peserta didik yang menempuh pendidikan di pondok
pesantren baik secara suka rela maupun karena paksaan orang tua. Santri di
pondok pesantren Darud Da’wah wal Irsyad terdiri dari santri kalong yaitu santri
yang tidak menetap di pondok pesantren karena santri tinggal dekat dengan
pondok pesantren, dan santri mukim yaitu santri yang tinggal di dalam asrama
pondok pesanren, santri mukim biasanya terdiri dari santri-santri yang berasal dari
luar daerah dan/atau tinggal jauh dari pondok.3
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Benteng
menerapkan metode pembelajaran kombinasi yakni metode klasik dan metode
modern. Beberapa pembelajaran klasik yang masih diterapkan kepada santri ialah
seperti mata pelajaran Nahwu, Shorof, Aqidah Akhlak dan Al-qur’an Hadits,
pembelajran yang bersifat modern seperti bahasa Inggris, matematika, biologi dan
lain sebagainya. Para santri juga diwajibkan mengikuti kagiatan lainya untuk
menambah pemahaman agama santri, seperti Muhadharah Mingguan, pengajian
malam, lomba berpidao dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Selain itu, pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng menerapkan peraturan yang lebih bersifat tradisional. Santri tidak
dibenarkan untuk menggunakan atau membawa HandPhone saat berada di
lingkungan pondok pesantren, hal tersebut dimaksudkan agar santri tidak
terpengaruh terlalu jauh dengan dunia luar.4 Namun, di tahun 2020 banyak sistem
pendidikan yang terkendala dan harus memberhentikan kegiatan belajar mengajar
secara tatap muka atau melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring), yang
disebabkan oleh wabah Corona Virus Disease 2019 atau sering disebut Covid-19.
Kendala yang dialami pada bidang pendidikan bukan hanya pada sekolah-sekolah
3 Hasil observasi peneliti di Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, pada tanggal 26 Mei 2020 4 Dokumen Peraturan Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud da’wah wal Irysad
Benteng
3
umum, namum juga memengaruhi sistem pendidikan pondok pesantren termasuk
pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad.
Penggunaan media sosial yang tanpa batas dan tanpa pengawasan sangat
berpengaruh terhadap pemahaman keagamaan santri, konten yang ditampilkan
dimedia sosial yang sangat beragam bukan hanya tentang agama bahkan yang
bertentangan dengan agama dapat diakses dengan mudah. Hal tersebut
menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi guru dan orang tua santri, saat
menggunakan media sosal santri bisa saja mengakses hal-hal yang kurang
mendidik tanpa sepengetahuan guru atau orang tua yang dapat menurunkan
kualitas oemahaman agama santri.
Melihat perkembangan santri zaman dahulu dengan santri zaman sekarang
sangat jauh berbeda, santri zaman sekarang dihadapkan dengan berbagai macam
media sosial yang mempermudah dalam melakukan sesuatu. Para santri umumnya
merupakan para remaja yang menuju masa dewasa, remaja merupakan kondisi
dimana kejiwaan manusia mengala mi banyak gejolak dari luar yang dapat
Tantangan besar yang harus dihadapi para santri zaman sekarang bukan hanya
teknologi atau media sosial yang berkembang pesat, tapi bagaimana para santri
mampu memanfaatkan media sosial kearah kebaikan atau justru ikut terbuai akan
kenikmatan bermedia sosial.
Berdasarkan observasi awal di Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri
Hilir, Provinsi Riau, santrinya telah memiliki media sosial. Selain sebagai media
belajar, media sosial dapat juga menjadi sebagai media hiburan yang terkadang
justru dicontoh oleh santri. Namun tak sedikit pula santri yang justru
memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan
atau untuk meningkatkan pemahaman agama para santri, menurut peneliti hal
tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti, dimana santri yang biasa
mendapat pelajaran dan contoh langsung oleh ustadz/ustadzah kini harus beralih
ke media sosial dengan konten-konten yang lebih beraneka macam yang dapat
menambah wawasan santri.
4
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk membahas
masalah ini lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan, dengan judul:
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Santri
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah Wal Irsyad Benteng, Kec.
Sungai Batang, Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dengan mengambil pokok
masalah Bagaimana Pemanfaatan Media Sosial dalam Meningkatkan
Pemahaman Agama Santri? Melalui pokok masalah ini, maka penulis menarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Media Sosial dan Konten keagamaan apa saja yang dikonsumsi oleh santri
melaui media sosial?
2. Bagaimana upaya santri Pondok Pesantren Nurul Ulama DDI Benteng
dalam meningkatkan pemahaman agama melalui media sosial?
3. Bagaimana pemahaman agama santri Pondok Pesantren Nurul Ulama DDI
Benteng setelah menggunakan media sosial?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada fakta dan masalah yang telah peneliti dapatkan, maka
pembahasan pada karya ilmiah ini penyajiannya difokuskan pada lingkup
pembahasan terkait dengan bagaimana santri pondok pesantren Darud Da’wah
wal Irsyad (DDI) Benteng dalam memanfaatkan media sosial, terfokus pada
bagaimana pemahaman agama islam santri dalam kaitan ibadah setelah
menggunakan media sosial. peneliti juga membatasi penelitian ini pada santri
kelas IX Madrasah Tsanawiyah dan aplikasi yang dominan digunakan oleh santri
untuk menambah pemahaman agama.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui media sosial yang digunakan santri dan konten-konten
keagamaan yang dikonsumsi oleh santri.
5
b. Mengetahui upaya santri Pondok Pesantren Nurul Ulama DDI Benteng
dalam meningkatkan pemahaman agama santri
c. Mengetahui pemahaman agama santri Pondok Pesantren Nururl Ulama
DDI Benteng setalah menggunakan media sosial.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan sumbangan yang berharga dalam hal mengkaji dan
mencari solusi pada suatu permasalahan.
b. Menambah wawasan kepada penliti dan pembaca dalam bidang media
sosial
c. Menjadi kontribusi keilmuan peneliti terhadap UIN STS Jambi yang
dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi peneliti.
E. Tinjauan Pustaka
1. Media Sosial
Media sosial merupakan sebuah media online yang penggunanya
dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, membuat isi blog, jejaring
sosial, forum, wiki maupun dunia firtual. Terdapat pula pendapat lain yang
mengatakan bahwa media sosial merupakan media online yang
mendukung masyarakat untuk berintraksi sosial, media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang dapat mengubah komunikasi
menjadi sebuah dialog interaktif.5
Secara sadar dan terang-terangan bahwa media sosial telah
mengubah pola komunikasi antarindividu. Komunikasi atau hubungan
yang biasa dilakukan secara langsung ataupun tatap muka sekarang telah
beralih ke media sosial.6 Cara berinteraksi antar masyarakat, teman dan
keluarga melalui media sosial lebih mendominasi di zaman sekarang,
terkhusus dengan seseorang berbeda tempat. Selain mengubah pola
komunikasi masyarakat, media sosial juga membuat data privasi manusia
5 Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Di Indonesia”, Jurnal, hal 142 diakses 13 Agustus 2020. 6 Nurudin, “Media Sosial Agama Baru Masyarakat Milenial”, (Malang: Intrans Publishing,
2018) hlm 50
6
terganggu, dimana segala aktivitas yang dilakukan dapat dengan mudah
diketahui oleh masyarakat umum.
Media sosial juga tidak dapat lepas oleh konten-konten, konten
media merupakan berbagai macam bentuk isi dalam sebuah media di dunia
teknologi terada saat ini. Seperti Chatting, Tweet, podcasting, gambar,
video, file audio hingga berbagai bentuk media lainnya yang dibuat oleh
para pengguna sistem atau layanan online yang sering kali dilakukan
melalui sebuah Media Sosial.
2. Jenis-jenis Media Sosial
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, terutama
media sosial kini tidak hanya sebagai tempat untuk berkomunikasi, tapi
kini merambah sebagai media promosi bisnis, hiburan bahkan pendidikan
sehingga dibuatlah berbagai jenis media sosial. Adapun jenis-jenis media
sosial sebagai berikut:
a. Facebook
Siapa yang tidak kenal dengan Facebook atau sering disingkat FB
salah satu jejaring sosial ter besar dan terpopuler, jejaring media sosial
Facebook tidak hanya dapat digunakan sebagai media komunikasi, para
pengguna Facebook dapat pula mengupload video atau gambar, membuat
story terkini atau membagikan informasi terupdate, membuat group
firtual, streaming video dan ditambah pula dengan fitur terbarunya yakni
market pleace sebagai wadah jual beli online, sehingga menarik para
pebisnis untuk menggunakan Facebook sebagai lahan promosi.
Selain itu, jejaring media sosial Facebook dapat dimanfaat kan
sebagai media untuk berdakwah. Postingan-postingan ceramah, photo
yang mengandung dakwah ataupun tulisan-tulisan islami, serta menambah
wawasan dan pemahaman agama bagi yang mengaksesnya.
b. WhatsApp
WhatsApp atau sering disebut dengan WA merupakan media sosial
sebagai sarana komunikasi yang menggunakan koneksi internet. Para
pengguna WhatsApp dapat melakukan obrolan online baik berupa pesan,
7
telpon bahkan video call yang dapat menyabungkan hingga 8 orang dalam
satu layar, selain itu pengguna WhatsApp dapat pula berdiskusi melaui
fitur group yang memungkinkan untuk melakukan diskusi firtual.
c. Blog
Blog merupakan salah satu media sosial yang menawarkan para
pengguna internet khususnya masyarakat akademisi, dengan sebuah
layanan untuk memudahkan dalam membuat artikel online. Terdapat
banyak informasi dan pengetahuan , multimedia kedalam wadah berbentuk
media sosial blog.7 Layanan ini tentu sangat bermanfaat dan membantu
bagi para pengguna internet untuk mencari informasi yang lebih mendalam
dan dapat dipertanggung jawabkan.
d. Instagram
Instagram atau sering disingkat IG mrupakan salah satu media
sosial yang banyak digunakan dari berbagai kalangan. Media sosial
Instagram baru-baru ini telah bekerja sama dengan perusahaan media
sosial terbesar yakni Facebook, Instagram juga merupakan media sosial
yang mendukung penggunanya untuk berkomunikasi dengan pengguna
lain melalui fitus pesan atau sekedar komentar. Media sosial yang lebih
menonjolkan fitur berbagi photo dan video, bahkan tak jarang Instagram
dijadikan sebagai wadah untuk ajang pamer.
Fitur lain lain dari Instagram ialah para pengguna dapat membuat
story dengan membuat sebuah photo atau video dengan berbagai macam
filter. Hal menarik lainnya ialah adanya sebutan selebgram bagi pengguna
Instagram yang memiliki banyak pengikut atau menjadi trending topic di
Instagram dengan memposting video atau photo yang menarik.
3. Karakteristik Media Sosial
Terdapat beberapa ciri khusus yang dimiliki oleh media sosial yang
tidak dimiliki oleh media lain, adapun karakteristik media sosial yaitu:
a. Jaringan (Network)
7 Putu Agus Eka Pratama, “Sosial Media dan Media Network”, (Bandung: Infomatika,
2020) hlm 101
8
Jaringan adalah infrastruktur yang menghubungkan antara
komputer dengan perangkat keras lainya. Koneksi ini diperlukan
karena komunikasi bisa terjadi jika komputer terhubung, termasuk
didalamnya perpindahan data.8 Jaringan juga dapat diartikan
sekelompok komputer yang saling berhubungan satu sama lainnya dan
dapat mengirim informasi yang dibutuhkan ke sasaran, seperti printer,
modem dan data.
b. Informasi (Information)
Informasi ialah suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia,
dengan adanya informasi yang didapatkan manusia akan lebih mudah
dalam berinteraksi ataupun untuk menambah wawasan. Melalui
jejaring media sosial para penggunanya dapat dengan mudah
mendapatkan informasi yang dibutuhkan, cukup dengan mengakses
media sosial dan mencari informasi yang diinginkan.
Data atau informasi ialah bagian berarti dalam media sosial.
Tidak semacam media- media yang lain di internet, pengguna media
sosial merepresentasikan identitasnya, mempromosikan konten serta
silih berhubungan bersumber pada data yang didapat. Pada media
sosial, data jadi komoditas yang dikonsumsi oleh pengguna,
komoditas tersebut pada dasarnya ialah komoditas yang dibuat serta
didistribusikan antarpengguna itu sendiri. Dari aktivitas
mengkonsumsi tersebut antarpengguna membuat suatu jaringan yang
akhirnya secara sadar ataupun tidak sudah menjadi intuisi warga
berjejaring.
c. Arsip
Bagi pengguna media sosial, arsip sebagai bagian bernilai dari
media sosial, karena dengan arsip inilah data bisa disimpan serta
diakses kapanpun serta lewat fitur apapun. Arsip yang sudah diunggah
pada media sosial tidak akan lenyap sehingga data bisa diakses
8 Ahmad Setiadi, “Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektifitas Komunikasi”,Jurnal,
diakses pada 13 Agustus 2020.
9
kembali. Banyak wujud informasi yang dapat diakses melalui media
sosial antara lain, biografi pengguna, posisi sekarang atau tempat
tinggal pengguna, hingga kumpulan photo ataupun video pengguna
dapat dengan mudah diakses. Maka tidak jarang para pengguna
menjadikan media sosial sebagai penyimpanan kedua selain
penyimpanan handphone atau penyimpanan perangkat keras.
d. Interaksi
Interaksi dalam kajian media ialah salah satu pembeda antara
media lama dan media baru. Secara sederhana interaksi yang terjalin
di media sosial minimal saling berbentuk mengomentari ataupun
membagikan kode, semacam memberikan jempol (Like) pada
Facebook, membagikan hati pada Instagram. Terlebih lagi interaksi
dapat lebih baik lagi melalui aplikasi media sosial semacam
Messenger ataupun WhatsApp.
e. Penyebaran (Share)
Penyebaran ataupun Sharing ialah kepribadian lainya dari
media sosial. Sharing ialah karakteristik khas dari media sosial yang
menampilkan bahwa khalayak aktif dalam menyebarkan konten
sekaligus mengembangkanya. Pengembangan konten dapat berbentuk
informasi terkini ataupun lanjutan dari informasi sebelumnya,
sehingga informasi bisa terus disebarkan oleh pengguna.
4. Manfaat Media Sosial
Media sosial merupakan bagian dari relasi, koneksi, dan
komunikasi. Berikut ini sikap yang harus kita kembangkan terkait dengan
peran dan manfaat media sosial:
a. Sarana belajar, mendengar, dan menyampaikan; berbagai aplikasi
media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui beragam
informasi, berita, data dan isu yang termuat didalamnya, dan
mendengarkan berbagai ragam informasi yang dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
10
b. Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi; bermacam aplikasi
media sosial pada dasarnya merupakan gudang dan dokumentasi dari
beragam konten, dari yang berupa biodata, informasi, reortase
kejadian, rekaman peristiwa, sampai pada hasil-hasil riset. Hal ini
tentu sangat berguna bagi penggunanya, tanpa harus menyimpan file-
file Hardcopy yang rumit.
c. Sarana control, evaluasi dan pengukuran; media sosial bermanfaat
untuk melakukan control organisasi dan mengevaluasi berbagai
perencanaan dan strategi yang telah dilakukan. Melalui aplikasi
messenger pribadi maupun group, ketua organisasi dapat menghendel
dan mengontrol anggotanya tanpa mesti bertatap muka.
d. Sarana perencanaan, strategi dan manajeman; media sosial jika berada
ditangan pakar manajemen dan marketing dapat menjadi sebuah
senjata yang dahsyat untuk melancarkan rencana dan strateginya.
Berbagai macam aplikasi telah bermunculan untuk menunjang bidang
marketing, cukup dengan mencari melalui media sosial segala hal
yang dibutuhkan dapat ditemukan.9
5. Pemahaman Agama
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman ialah kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menterjemahkan atau menyatakan tentang sesuatu
dengan kemampuan yang dimiliki sendiri, yaitu tentang pengetahuan
yang pernah didapatkan.10
Sedangkan menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk menafsirkan sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingatnya. Maka dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari berbagai
9 http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7912/5Bab%2011.pdf, diakses pada tanggal 16
Agustus 2020 pukul 22:10. 10 http://nayawati.blogspot.com/2010/04/pengaruh-pemahaman-ajaran-agama-
islam.html diakses pada Rabu, 21 Oktober 2020.
11
segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan seseorang dalam
berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.11
b. Pengertian Agama
Menurut blogspot Wikipedia Agama adalah sistem yang
mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan
kehidupan.12
Harun Nasution mengartikan agama sebagai ikatan, ibarat
sebuah ikatan agama adalah suatu hal yang harus dipegang dan
dipatuhi olah manusia. Ikatan dimaksudkan berasal dari suatu kekuatan
yang besar yang lebih tinggi dari manusia, seperti kekuatan gaib yang
tidak dapat ditangkap oleh pancaindra, namun memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari.13
Allah SWT berfirman pada Q.S. Al-Baqarah ayat 256 yang
berbunyi :
شدهن الغي فون يكفر بالطاغىت ويؤهن بالل ين قدتبين الر لآإكراه فى الد
سويع علين }البقرة : {۲۵۶فقداستوسك بالعروةالىثقى لاانفصام لها والل
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar
dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thagut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh, dia berpegang (teguh) pada
tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah maha
mendengar, lagi maha mengetahui” (Surat al-Baqoroh: 256)14
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
agama mempunyai makna yang kuat. Agama dijadikan pedoman
11 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm 50. 12 https://id.wikipedia.org/wiki/Agama Diakses pada Rabu, 21 Oktober 2020. 13
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2015) hal 14 14 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahnya Edisi Tahun 2010, (Diponegoro
: Al-Hikmah, 2010), hal. 42
12
dalam berperilaku baik dengan orang lain maupun dengan tuhan.
Tetapi agama yang dijadikan pedoman adalah agama yang sesuai
dengan keyakinan dari manusia itu sendiri. Selain itu, agama juga
dapat mendorong manusia dalam melakukan hal yang positif yang
sesuai dengan ajaran yang mereka dapat.
Bagi umat Islam, Allah SWT telah memberikan pedoman yang
jelas bagi penganutnya yaitu Al-qur’an dan Hadits, dua hal tersebut
haruslah yang menjadi pegangan bagi umat islam hingga akhir hayat
agar mendapat ganjaran surge diakhirat kelak. Hal tersebut
membuktikan bahwa agama merupakan sesuatu yang harus dipegang
dan ditaati.
c. Pemahaman Agama Islam
Secara keseluruhan, ajaran Islam sangat menekankan masalah
keelokan dan kesucian bathin atau ihsan, baik sikap batin dalam rangka
usaha dalam hubungkan antar dirinya kepada Allah, kesucian batin
dalam hubungan dirinya dan pergaulan sesama manusia, kesucian batin
dengan diri sendiri ataupun kesucian batin dalam hubungannya dengan
lingkungan sekitarnya.
Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya agar
memiliki akhlak tingkah laku, perangai, budi pekerti yang luhur, mulia
lagi terpuji (akhlak karimah / akhlak mahmudah). Karena hanya
dengan bertingkah laku yang baik ini akan menjadi daya untuk
mempererat dalam hubungan pergaulan dengan sesama, dan lebih jauh
lagi akhlak mampu menjadi kunci untuk menjadi sarana pendekat diri
kepada Allah. Penegasan mengenai arti pentingnya peranan akhlak
yang baik ini dapat dibuktikan melalui pernyataan Rasullullah SAW
sendiri bahwa hakekat Allah mengutus Rosulullah SAW terjun di
13
tengah-tengah umat itu tidak lain kecuali untuk membimbing dan
menyempurnakan akhlak umat manusia.
Jadi, pemahaman agama itu dapat dilihat ketika mereka
beriman, yaitu mengakui dan membenarkan tentang rukun iman yang
enam dan dapat menerapkan lima rukun islam, kemudian dapat
berperilaku sesuai dengan yang dicontohkan Rosulullah SAW. Jika
mereka dapat melakukan hal tersebut, mereka dapat dikatakan bahwa
mereka dapat memahami tentang agama
Muhammad Ansori mengungkapkan bahwa pengetahuan
agama adalah pengetahuan tentang ajaran-ajaran dalam agama yang
diperoleh dari berbagai kegiatan pembelajaran baik dari keluarga,
masyarakat maupun lingkungan masyarakat.15
Melalui pembelajaran
tersebut, peserta didik atau santri memiliki pengetahuan mengenai
ajaran agama yang dianutnya secara menyeluruh dan komprehensif
khususnya agama Islam. Maka santri atau peserta didik dapat
memahami makna atau ajaran yang diberikan, terutama yang termuat
dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadits
6. Santri
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan
sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap membangun
pesantren adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari
seorang alim. Kalau murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru
seorang alim itu bisa disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang
lebih lengkap untuk pondoknya.16
Makna santri diperluas terminologinya, tidak hanya mereka yang
pernah belajar di pondok pesantren (ponpes). Akan tetapi juga bagi
mereka-mereka yang memiliki pemahaman dan cara pengamalan
15 Muhammad Ansori, (2018). Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Islam terhadap
Persepsi Mahasiswa pada Radikalisme berbasis Agama “Studi pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Qodiri Jember”. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, hal 79
16 Kasful Anwar, “Kepemimpinan Pesantren (menawarkan model kepemimpinan kolektif dan responsive)”, (Jambi: Sulthan Thaha Press IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2011) hlm 56
14
keagamaan layakanya santri. Menurut Mentri Agama RI, Drs. H. Lukman
Hakim Saifuddin, santri adalah produk pondok pesantren, sebuah lembaga
pendidikan agama Islam yang telah menunjukkan eksistensinya selama
ratusan tahun. Lembaga ini menjadi kawah candradimuka bagi santri,
tempat mereka menempa diri menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan
spiritual dan nalar intelektual.17
Santri merupakan peserta didik atau objek pendidikan yang berasal
dari masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar. Banyak orang tua yang
menitipkan anaknya untuk belajar ke pondok pesantren, orang tua
menginginkan agar anaknya mendapat pemahaman agama lebih dalam.
Sehingga tidak jarang orang tua mengirim anaknya ke luar kota untuk
pondok dipesantren yang dianggap berkualitas. Menurut tradisi pesantren,
santri biasanya terdiri dari 2 kelompok yaitu: santri mukin dan santri
kalong.
a. Santri mukin yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh
dan menetap dalam pondok pesantren. santri mukim yang paling lama
tinggal di pesantren tersebut biasanya merupakan satu keolompok
tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan
pesantren sehari-hari; mereka juga memikul tanggungjawab mengajar
santri-santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah.18
b. Santri kalongan yaitu murid-murid pondok pesantren yang berasal
dari desa-desa disekitar pesantren, santri kalong biasanya tidak
menetap dipentren. Untuk mengikuti pelajaranny di pesantren, mereka
biasanya bolak-bali dari rumahnya sendiri.
Alasan dan tujuan santri untuk belajar di pesantren bukan hanya
karna tuntutan dari orang tua, tapi untuk menuntut ilmu agama kebih
dalam melalui kajian-kajian kitab kuning, pelajaran dari kyai atau ustadz
17 Nasrullah Nurdin, Generasi Emas Santri Zaman Now, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2019) hlm 5. 18 Zamakhsyari Dhofier, “Tradisi Pesantren (studi tentangpandangan hidup kyai)”,
(Jakarta: LP3 ES, 1994) hlm 51
15
atau bahkan untuk fokus untuk membenahi diri untuk akhirat dan tidak
bergantung pada urusan duniawi.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Kajian terhadap pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan
pemahaman agama santri ini merupakan penelitian lapangan (field research)
dengan teknis pendekatan Kualitatif. Penelitian ini bergantung pada
pengamatan manusia, penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(naturalsetting), lebih bersifat deskriktif, lebih memperhatikan proses dari
pada hasil, proses penelitian bersifat induktif, serta makna merupakan hal
yang esensial.
Penelitian yang lebih mendalam berfokus pada proses bagaimana
santri memanfaatkan media sosial dalam pemahaman agama. Sedangkan
dalam prosesnya peneliti mengarahkan penelitiannya ke penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif eksplanatoris. Bersifat deskriptif ini bermaksud untuk
menjelaskan apa yang terjadi secara keseluruhan, sedangkan eksplanatoris
untuk menjawab mengapa dan bagaimana suatu peristiwa tersebut terjadi.
2. Setting dan Subjek Penelitian
setting merupakan tempat dimana suatu penelitian lapangan
dilakukan. Pada penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Pondok
Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Benteng, Kecamatan Sungai
Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, alasan peneliti memilih
penelitian di tempat tersebut, yaitu berdasarkan hasil observasi yang peneliti
lakukan, peneliti menemukan masalah yang unik dan layak untuk diteliti.
Subjek penelitian adalah responden atau informen yang akan dimintai
keterangan mengenai informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini santri
merupakan subjek paling penting untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, sedangkan orangtua santri dan ustadz/ah merupakan faktor
pendukung untuk menguji kevalidan data. Dalam menentukan subjek dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
16
nonprobability sampling yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik ini
meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, sampling
purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Teknik menentukan subjek atau informen dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan snowball sampling. Penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibaratkan bola salju yang
menggelinding kemudian lama kelamaan bertambah besar, dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang
tersebut belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, hingga jumlah
sampel semakin banyak.19
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini ialah subjek dari mana data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu manusia, situasi atau suatu
pristiwa yang terjadi dan dokumentasi. Sumber dari manusia dapat berupa
perkataan maupun tindakan yang peneliti peroleh melalui wawancara.
Sumber data situasi atau pristiwa dapat berupa suasana, kondisi atau keadaan
tertentu yang dapat diperoleh melalui observasi. Sedangkan sumber
dokumentasi dapat berupa photo atau dokumen-dokumen yang dapat
menunjang penelitian.
Adapun jenis data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
dari pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.20
Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa pristiwa yang
19 Sugiono, metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 125 20 Husein Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hlm 42
17
bersifat lisan dan tertulis. Data sekunder digunakan sebagai data pelengkap
atau data pendukung dari data primer, sedangkan data primer merupakan data
pendukung penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
ialah menggunakan tiga teknik yang dilakukan secara berulang-ulang,
sehingga data yang didapatkan merupakan sebuah fakta dan dapat untuk
dipertanggung jawabkan. Yaitu:
Pertama observasi, teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
awal atau untuk menemukan masalah yang sedang diteliti dengan cara
melakukan pengamatan terhadap lokasi penelitian atau objek manusia yang
akan diteliti, baik berupa kondisi fisik maupun prilaku yang ditimbulkan.
Teknik observasi yang peneliti gunakan ialah observasi nonparisipan, pada
teknik ini peneliti tidak akan terlibat langsung dan hanya menjadi pengamat
independen, adapun objek yang akan peneliti observasi pada penelitian ini
adalah santri pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng khususnya santri kelas IX Madrasan Tsanawiyah tentang
pemahaman agama santri melalui media sosial. Pada observasi ini peneliti
tidak akan mendapatkan data mendalam, maka peneliti akan melanjutkan
pada metode pengumpulan data berikutnya.
Kedua wawancara mendalam, adalah merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara lisan atau secara tatap muka
antara peneliti dan informan atau sumber data manusia.21
Sebelum melakukan
wawancara biasanya peneliti akan terlebih dahulu mempersiapkan list
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali informasi atau data-data yang
diperlukan dan kepada siapa wawancara mendalam tersebut dilakukan.
Teknik wawancara mendalam ini dilakukan untuk mendapatkan data secara
mendalam atau kredibel mengenai berbagai informasi yang terkait dengan
permasalahan yang sedang diteliti kepada informen yang dianggap mampu
21 Tim Penyususun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN STS Jambi, (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, Edisi Revisi 2016), hlm 63
18
memberikan data yang lengkap dan fakta. Pada penelitian ini, peneliti akan
menarik tiga informen untuk diwawancarai secara mendalam yaitu: santri
pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
Ustadz/ustadzah, dan orang tua santri. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
akan peneliti berikan yaitu yang berkaitan dengan pemanfaatan media sosial
dalam meningkatkan pemahaman agama santri, seperti konten-konten apa
yang sering diakses oleh santri.
Hasil dari wawancara ini tentunya masih perlu untuk peneliti maknai
dan perlu untuk dilakukan interpretasi lebih lanjut berdasarkan dengan
pemahaman peneliti dengan melakukan pengecekan berdasarkan teori yang
ada. Sedangkan untuk waktu melakukan wawancara tersebut tidak dibuat,
sebab akan disesuaikan dengan kesempatan yang ada dan dengan data yang
dibutuhkan. Kemudian, agar dapat mengatasi terjadinya bias informasi yang
diragukan kefalitannya, maka setiap hasil dari wawancara yang peneliti
lakukan akan diuji dengan membandingkan data yag diterima dari satu
informen dengan data yang didapat dari narasumber lainnya.
Ketiga dokumentasi, metode ini merupakan metode pengumpulan data
melalui data-data dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, agenda maupun jurnal yang dapat memberikan informasi mengenai
objek yang sedang diteliti. Dokumentasi yang peneliti gunakan merupakan
data yang berhubungan dengan masalah penelitian, seperti : buku catatan
profil pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal irsyad Benteng,
buku catatan jumlah santri keseluruhan dan jumlah ustadz/ustadzah, maupun
absen santri yang aktiv dalam kegiatan belajara Online.
5. Metode/Tehnik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data
secara menyeluruh. Data kemudia dicek kembali secara berulang-ulang,
kemudian untuk mencocokkan data yang diperoleh, data disistematiskan dan
diinterpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan
kredibel.
19
Teknik analisis data yang digunakan adalah data primer, data
sekunder, maupun sumber-sumber data yang terkumpul, diklasifikasikan dan
di rumuskan untuk mencari kebenaran yang berhubungan dengan analisis.
Dari hal tersebutlah kemudian dijadikan bahan untuk penulisan skripsi.
G. Keabsahan Data
Untuk memperolah data yang terpercaya dan dipercaya, maka peneliti
melakukan tehnik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas sejumlah
kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan data dilakukan
melalui empat cara yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan dilakukan melalui keikutsertaan peneliti
kelokasi secara langsung dan cukup lama, dalam hal upaya mendeteksi dan
mempertimbangkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan
data, karena kesalahan penelitian data oleh peneliti atau responden, baik
disengaja atau tidak sengaja.22
Distorsi data pada peneliti dapat saja terjadi
karena adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau keterasingan peneliti
dilokasi penelitiannya, sedangkan distorsi data pada responden dapat terjadi
dengan sengaja dan tidak sengaja. Ketidak sengajaan distorsi data dapat
ditimbulkan akibat kesalah pahaman responden yang ditimbulkan akibat
pertanyaan yang diajukan, sedangkan distorsi disengaja dapat timbul karena
responden berupaya untuk memberikan informasi fiktif, atau untuk menutupi
informasi tertentu.
Distorsi data tersebut dapat dihindari dengan perpanjangan
keikutsertaan peneliti dilapangan yang kemudian diharapkan dapat
menemukan data yang memilliki derajat reabilitas dan validitas. Perpanjangan
keikutsertaan juga akan menjadi motivasi untuk menjalin hubungan
keakraban dan keterbukaan antara peneliti dan responden.
22 Ibid., hlm 66
20
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dapat peneliti lakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap
faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian. Dari faktor-faktor yang
ditemukan peneliti kemudian ditelaah sehingga peneliti dapat memahami
faktor-faktor tersebut. Ketekunan pengamatan ini diharapkan dapat
mengurangi distorsi data yang mungkin terjadi akibat keterburuan peneliti
untuk menilai permasalahan, atau distorsi data yang timbul dari kesalahan
responden.
3. Triangulasi
Wiliam Wearsman (1986) mengatakan triangulasi dalam menguji
keabsahan data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.23
Maka dengan demikian terdapat
tiga macam teknik triangulasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini
yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulai waktu.
a. Triangulasi sumber, triangulasi ini untuk menguji keabsahan data
dengan mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber
yang telah diwawancarai.
b. Triangulasi teknik, triangulasi ini digunkanan untuk menguji
keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi keabsahan data,
data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat informen masih segar, akan memberikan data yang lebih valid
dikarenaknan belum banyak masalah. Maka dari itu dalam rangka
menguji keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan cara wawancara, observasi, atau teknik lain
dengan waktu dan suasana yang berbeda. Jika ditemukan data yang
23 Sugiono, metode penelitian (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D), (Bandung:
Alfabeta, ), hlm 242
21
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan
data yang valid.
4. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Langkah terakhir untuk menguji keabsahan data, peneliti akan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, untuk memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar fakta dan bukan persepsi sepihak dari peneliti atau
informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan akan mendapatkan
sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam
meninjau keabsahan data.
H. Studi Relevan
Berdasarkan penelusuran peneliti, terdapat beberapa karya tulis ilmiah
yang memiliki tema yang hampir sama dengan tema yang peneliti angkat dalam
penelitian ini, diantaranya:
Dalam skripsi Ikhsan Tila Mahendra yang berjudul “Peran Media Sosial
Instagram dalam Pembentukan Kepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di
Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi” 2017, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.24
Pada penelitiannya, telah
menjelaskan bahwa peneliti menarik focus penelitian pada peran media sosial
Instagram, serta menarik subjek penelitian pada remaja usia 12-17 tahun di
kelurahan kebalen, Babelan, Bekasi.
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian tersebut bahwa media sosial
Instagram sangan berperan dalam membentuk kepribadian remaja. Peran tersebut
diantaranya:peran pertama sebagai media perluasan diri dalam kehidupan sosial
remaja, untuk mengetahui keadaan orang-orang disekitasnya, serta memberikan
informasi kepada orang-orang disekitarnya. Peran kedua sebagai media perluasan
diri dalam pengembangan minat pribadi dan minat spiritual, dimana Instagram
24
Ikhsan Tila Mahendra, “Pengaruh Media Sosial Instagram dalam pembentukan Kepribadian Remaja Usia 12-17 tahun di Kabupaten Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi”, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017).
22
digunakan sebagai tempat belajar dan menunjukkan minat pribadinya kepada
orang lain. Peran ketiga sebagai media penghibur diri melalui konten-konten
hiburan dan kelucuan mereka. Peran keempat sebagai peran pengungkapan emosi
dan peran kelima sebagai media untuk membentuk citra diri yang baru, seolah-
olah diri mereka lebih baik di Instagram ketimbang dikehidupan sehari-hari.
Karya ilmiah Aguslianto yang berjudul “Pengaruh Media Sosial Terhadap
Akhlak Remaja (Sudi Kasus Di Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh
Selatan) 2017, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-raniry Darussalam-Banda Aceh. Pada karya
tulis ini penulis menarik focus penelitian pada peran media sosial dalam
membentuk akhlak remaja, dimana remaja di Kelurahan Kluat merupakan sebagai
subjek penelitiannya.25
Dari hasi penelitian tersebut menyatakan bahwa remaja memiliki media
remaja dikarenakan situasi dan kondisi yang terjadi disekitar remaja, sehingga
memotivasi remaja untuk mengenal apa saj ayang dibutuhkan oleh remaja, baik
itu bersifat hiburan, ataupun pendidikan. Media sosial banyak banyak diminati
oleh para remaja apalagi dengan perkembangan zaman, maka perkembangan
media sosial berkembang sangat pesat. Sehingga pengaruh media sosial terhadap
prilaku ternyata lebih besar dari pada pengetahuan para remaja di Gampong Lawe
Sawah, seperti tidak adanya kepedulian terhadap sekitar mereka, remaja lebih
mengikuti apa yang sedang trend yang mereka lihat pada media sosial, bahkan
remaja melalaikan kewajiban mereka dalam urusan agama. Sehingga pengaruh
media sosial lebih berimbas pada akhlak remaja.
Selanjutnya dalam karya tulis ilmiah Makky Al Hamid yang berjudul
“Penggunaan Media Sosial Facebook di Kalangan Santri Pondok Pesantren As-
Shomadiyah” Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.26
Karya tulis ilmiah ini membahas mengenai prilaku
25Aguslianto, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Akhlak Remaja ( Studi Kasus Di
Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan)”, Skripsi (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam,2017).
26Makky Al Hamid, “Penggunaan Media Sosial Facebook Dikalangan Santri Pondok Pesantren As-Shomadiyah”, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel,2019).
23
santri dalam penggunaan Facebook di Pondok Pesantren As-Shomadiyah, ternyata
penggunaan media sosial Facebook tidak dilakukan untuk prilaku menyimpang
seperti digunakan untuk hal-hal yang negative. Namun, justru digunakan untuk
mengapresiasikan pengetahuan ilmu Agama, membuat tulisan-tulisan yang
bernuansa Agamis, bahkan bisa digunakan sebagai media Dakwah.
Selain bertujuan untuk media Dakwah, santri ingin selalu mengikuti
perkembangan zaman, mempersiapkan diri ketika setelah selesai dari pondok
pesantren agar tidak ketinggalan informasi, serta sebagai sarana komunikasi dan
bersilaturahmi dengan para Alumni. Penggunaan media sosial Facebook bagi
santri seperti penggunaan gadget dapat memberikan manfaat bagi santri dalam
upaya untuk menambah wawasan santri dalam ilmu pengetahuan umum maupun
ilmu Agama.
Sebagaimana yang terlihat dari studi relevan ini, bahwa kajian diatas
terdapat kesamaan dalam pembahasan mengenai media sosial, namun terdapat
pula perbedaan dalam masalah yang akan peneliti ambil. Dari segi rumusan
masalah yang berbeda dan melihat adanya perbedaan setting, tentu saja penelitian
yang dihasilkan akan berbeda, serta jika dilihat dari studi relevan di atas, bahwa
belum ada kajian yang membahas tentang pemanfaatan media sosial santri dalam
meningkatkan pemahaman agama.
24
BAB II
PROFIL PONDOK PESANTREN NURUL ULAMA DARUD
DA’WAH WAL IRSYAD BENTENG PROVINSI RIAU
A. Sejarah Pondok Pesantren
Lokasi penelitian ini di Kelurahan Benteng, Kecamatan Sungai Batang,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau tepatnya pada Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng. Peneliti memilih santri Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng karena lokasi yang
dapat dikatakan terpencil dan jauh dari perkotaan, namun santri sudah memiliki
Handphone dan menggunakan media sosial. Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng merupakan salah satu pondok yang
memanfaatkan media sosial sebagai media belajar.
Pondok Pesantren merupakan bentuk dari sebuah lembaga pendidikan
dengan nuansa religi keislaman, yag memberikan bimbingan dan pelajaran
mengenai ilmu-ilmu agama yang berperan sangat penting dalam menciptakan
generasi-generasi yang berjiwa islami mengikuti perkembangan zaman. Dari
waktu ke waktu funsi pondok pesantren berjalan dengan dinamis,
perkembangannya mengikuti dinamika sosial masyarakat. Hal tersebut dibuktikan
pada awal kemunculan lembaga ini hanya berupa sebuah perkumpulan untuk
menambah ilmu keislaman, hingga kini menjadi suatu lembaga sosial dan
pendidikan resmi.
Darud Da’wah Wal-Irsyad (DDI) adalah nama sebuah pondok pesantren
yang terletak di Desa Benteng kecamatan sungai Batang Kabupaten Indra Giri
Hilir Provinsi Riau. Sekilas memang sedikit terdengar asing untuk sebuah
lembaga keagamaan atau untuk sebuah Pondok Pesantren. hal tersebut terkesan
unik dengan sebuah nama yang menggambarkan suatu rumah atau lembaga
dakwah, baik menciptakan seorang pendakwah maupun suatu sarana untuk
berdakwah.
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad (DDI) Benteng Kec. Sungai Batang Kab. Indragiri Hilir Prov. Riau terlahir
tidak terlepas dari perkembangan zaman. Sejarah lahirnya Pondok Pesantren
25
Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng diambil melalui bebrapa
narasumber pelaku sejarah dan dokumen-dokumen sejarah. Pada awal berdirinya
Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad Benteng dilatar belakangi oleh
motivasi dan hasrat masyarakat bersama dengan pemerintah desa setempat untuk
mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernuansa islami. Inisiatif ini hadir
dari hati nurani yang tulus masyarakat Benteng, bahwa betapa pentingnya sarana
pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan terlebih lagi pendidikan agama
Islam. Hal ini disesuaikan dengan kondisi masyarakat khususnya bagi para
pendatang dari kalangan suku bugis yang datang dari Sulawesi selatan sekitar
tahun 1950, pada saat terjadinya tragedy berdarah pemberontakan DI/TII.27
Cikal bakal lahirnya Pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad (DDI) Benteng ialah kehadiran tokoh ulama dari negeri Jiran Malaysia
bernama KH. Machmud Fasih pada awal tahun 1953. Kehadiran beliau membawa
angina segar bagi masyarakat benteng tentang pentingnya ilmu pengetahuan,
dengan membuka pengajian yang akhirnya berwujud pesantren. Usaha tersebut
mendapatkan perhatian serius dan respon yang positif oleh masyarakat, sehingga
dimulailah sejarah berdirinya pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng.
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
didirikah dengan swadaya masyarakat desa Benteng di atas Tanah wakaf yang
berlokasi di tanah wakaf DDI di pinggir Parit Benteng. Perkembangan Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng sangat pesat, pada
tanggal 22 Agustus 1953 atas persetujuan Pemerintah Daerah, didirikanlah
Madrasah Ibtidaiyah DDI Benteng. Pada tahap perkembangannya Pondok
Pesantren terus mengalami perkembangan yang drastis, terbukti dengan
dibentuknya Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.28
Pada tahap pekembangannya, pendidikna Islam mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat, sehinga kebutuhan tenaga-tenaga ahli dibidang inipun semakin
besar, hal demikian menuntut Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wah
27 Dokumen tamatan santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng 28 Ibid…
26
Irsyad Benteng untuk tetap mempertahankan eksistensinya dan untuk
menciptakan generasi yang berkopetensi baik keagamaan maupun dalam bidang
lain.
B. Kondisi Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad (DDI) terletak
di kelurahan Desa Benteng, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir,
Provinsi Riau. Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad (DDI)
didirikan diatas lahan milik
1. Luas Lahan dan Lingkungan
Luas bangunan dan sarana pendukung Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad (DDI) Benteng yang telah
digunakan,terdiri dari gedung belajar, gedung perkantoran, pendopo,
kesantrian dan sarana atau fasilitas umum. Sedangka sisa lahan yang ada
digunakan untuk jalan, parkir dan sisanya masih lahan kosong.
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah wal-Irsyad (DDI)
terletak di Jalan Pendidikan , secara geografis Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da‟wah wal-Irsyad (DDI) ini dikelilingi oleh rumah
Masyarakat kelurahan Benteng. Jalan penghubung untuk menuju Pondok
merupakan jalan kecamataan yang memiliki akses ke Desa lain dan
sekitarnya. Lingkungan Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah
Wal-Irsyad (DDI) merupakan area pemukiman yang berbatasan dengan
wilayah Enok dan kecamatan Reteh. Kondisi lahan Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng adalah relative datar dan
bebas dari banjir.
2. Visi, misi, dan tujuan
a. Visi Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah wal-Irsyad
Benteng
27
Visi dari Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah wal-
Irsyad Benteng adalah “ Terwujudnya santri Amanah, cerdas, terampil dan
beramal serta berakhlakul Karimah”.
b. Misi
Adapun Misi dari Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah
wal-Irsyad Benteng adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami,
mengahayati dan mengamalkan ajaran islam.
2) Berakidah yang benar sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal-Jama‟ah.
3) Memiliki talenta dalam berda‟wah dan mengarahkan masyarakat
menuju kehidupan yang islami.
4) Meningkatkan pengadaan sarana dan prsarana pendidikan
c. Tujuan
Sedangkan tujuan dari Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da‟wah wal-Irsyad Benteng Yaitu:
1) Mendidik santri agar memiliki iman yang kuat dan kepercayaan
yang mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran islam.
2) Beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, cakap, serta memiliki
kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia.
3) Tercapainya kehidupan baik di dalammaupun diluar pesantren
berciri khas islami dan nilai-nilai kepesantrenan.
28
3. Identitas Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad
(DDI)29
a. Nama Pondok : Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da‟wah Wal-Irsyad (DDI) Benteng
b. Alamat Lengkap : Jl. Pendidikan NO 08, Kel. Desa Benteng,
Kec. Sungai Batang, Kab. Indra Giri Hilir,
Prov, Riau
c. Tahun Berdiri :
d. No SK Pendirian : 0015686. AK.01.04. Tahun 2016
e. No Statistik Ponpes : 510014040019
f. Status Tanah :
- Luas Tanah : 333×81=26973
- Luas Bangunan : 56×19=1.064
g. No Akta Notaris :
h. NPWP : 84.125.530.0-213.000
i. No Rekening : 822-31-04609
j. Nama Pimpinan Ponpes : KH. Ashaf Abdullah
4. Jenjang Pendidikan
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad
Benteng saat ini mengembangkan program pendidikan yang kurikulumnya
disesuaikan dengan kurikulum Departemen Agama dipadukan dengan
Kurikulum kepesantrenan. Lama belajar di Pesantren ini 9 tahun yang
terdiri dari:
a. Madrasah Ibtidiyah
29 Ibid…
29
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang pendidikan formal di
Indonesia yang setara dengan sekolah dasar (SD), yang pengelolaannya
dilakukan oleh Kemenag. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh
dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tamatan Madrsah
ibtidaiyah dapat melanjutkan ke pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah atau
sekolah menengah pertama.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah
dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi yang lebih banyak mengenai
pendidikan agama islam. Selain memberi mata pelajaran sebagaimana di
sekolah dasar, Madrasah Ibtidaiyah juga ditambah dengan pelajaran seperti
Al-Qur‟an Hadis, Aqidah dan Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam
dan Bahasa Arab.
b. Madrasah Tsanawiyah
Secara umum kemajuan pada jenjang ini menunjukkan grafik yang
sangat menggembirakan, akan tetapi seiring dengan kemajuan tersebut kita
di hadapkan dengan tradisi santri baik itu santriwan maupun santriwati
yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang Madrasah
Tsanawiyah (MTs) cenderung memilih sekolah ketempat lain, hal ini di
karenakan berbagai macam pertimbangan, diantaranya Hapalan ayat yang
akan diberikan pada saat ujian praktek mata pelajaran Fiqih, Al-Qur‟an
Hadis, kejenuhan santri dalam lingkungan pondok dan lain sebagainya.
Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan yang patut menjadi
pemikiran kita semua sebagai ustadz dan ustadzah.
30
c. Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan menengah pada
pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan sekolah menengah atas
atau SMA, dimana pengelolaannya dilakukan oleh Kemenag. Jenjang
kelas dalam waktu tempuh Madrasah Aliyah sama halnya juga dengan
sekolah menengah atas lainnya yajni harus menempun pendidikan 3 tahun.
Namun terdapat beberapa hal yang membedakannya, diantaranya adanya
kewajiban santri untuk mengikuti ujian praktek dalam bentuk hapalan.
Masa pendidikan atau metode pembelajaran di Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad (DDI) memakai sistem kelas,
dimana Santri dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan apabila mereka
telah menempuh selama 3 tahun masa belajar baik itu Madrasah
Tsanawiyah ataupun Madrasah Aliyah, dimana setiap jenjangnya
ditentukan oleh evaluasi pendidikan yang selalu dilaksanakan pada setiap
pertengahan semester dan akhir semester, bahkan santri yang sudah kelas
IX Madrasah Tsanawiyah ataupun kelas XII Madrasah Aliyah diwajibkan
menghafal surah-surah pendek, wirid, bacaan-bacaam sholat, yang
nantinya akan menjadi nilai Praktek bagi santri.
5. Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
(DDI) Benteng
Santri merupakan peserta didik yang sedang mengenyam
pendidikan di pondok pesantren, dengan mengabdikan dirinya untuk
tinggal dilingkungan pondok pesantren atau asrama. Santri diberi
pembelajaran-pembelajaran keislaman seperti pelajaran aqidah akhlak,
fiqh, Al-qur’an dan Hadits, tafsir, bahasa arab dan kajian-kajian kitab
31
kuning. Santri juga dibekali nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan-
kegiatan keislaman seperti muhadharah, sehingga ketika selesai
menempuh pendidikan santri mampu untuk menjadi generasi yang islami
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, sebagian besar santrinya
merupakan santri kalong. Santri yang tinggal di sekitar pondok pesantren
lebih memilih untuk pulang kerumah masing-masing ketika jam pelajaran
telah selesai, diantranya santri yang tinggal di sekitar Kelurahan Benteng
dan Desa Benteng Utara. Meski demikian, terdapat beberapa santri yang
memilih untuk tinggal dilingkungan asrama menjadi santri mukin.30
[S]aya lebih memilih untuk tinggal di asrama bg, dikarnakan jarak
antara pondok pesantren dan rumah yang cukup jauh sekitar 19
Kilometer, selain itu jalan yang saya lewati juga banyak rusak kadang-
kadang membuat saya terlambat untuk datang ke pondok pesantren.31
Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng sedang melakukan pembelajaran secara daring melalui media
sosial, meski demikian santri setiap kelas diberi hari-hari khusus untuk
datang ke pondok pesantren untuk melakukan praktek atau evaluasi.
6. Ustadz/ah Pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
(DDI) Benteng
Ustadz/ah atau guru merupakan suatu jabatan atau profesi yang di
miliki oleh seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
untuk mendidik secara profesional dengan tugas utama yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, mengasuh santri atau
peserta didiknya, menilai dan mengevaluasi.
Ustadz/ah dapat dikatakan sebagai orang tua kedua bagi santri,
selama santri berada di pondok pesantren. Layaknya orang tua kepada
anaknya, santri juga akan mendapat perhatian dan bimbingan dari
30
Observasi peneliti pada tanggal 28 Februari 2021. 31 Ismail, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan penulis pada tanggal 28 Februari 2021 .
32
ustadz/ah. Ketika santri melakukan perbuatan yang menyimpang maka
ustadz/ah akan memberikan suatu teguran sampai sanksi yang berbentuk
mendidik. Pada saat pandemi lembaga pendidikan belum memberikan izin
kepada lembaga pendidikan manapun untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar secara tatap muka dan beralih ke sistem pembelajaran daring
(dalam jaringan).
Ustadz/ah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad (DDI) Benteng merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menerapkan sistem daring, dengan memanfaatkan media sosial sebagai
sarana untuk menyampaikan materi pembelajarannya. Untuk lebih
meningkatkan pemahaman santrinya, ustadz/ah membuat satu pertemuan
khusus di hari yang berbeda setiap kelas untuk melakukan evaluasi atau
praktek dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan bagi santri.
C. Tata Tertib Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah Wal-
Irsyad (DDI) Benteng
1. Ketentuan Umum atau kegiatan rutin
a. Berdo’a sebelum pelajaran dimulai
b. Upcara hari senin
c. Sholat Zuhur ber jama‟ah di Masjid
d. Berdo‟a di akhir pelajaran
2. Kegiatan Terprogram
a. Kegiatan Class Meeting
b. Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c. Kegiatan memperingati Hari Besar islam
d. Kegiatan harian:
3. Pendidikan dan Pengajaran
Kegiatan Belajar Mengajar
33
a. Kehadiran
1) Santri wajib hadir dalam semua kelas yang telah ditentukan
jadwalnya.
2) Apabila santri berhalangan hadir maka santri harus memberikan
surat
3) izin
b. Saat belajar dikelas santri tidak diperbolehkan
1) Makan dan Minum saat pelajaran berlangsung .
2) Tidur dikelas saat pelajaran berlangsung
3) Menyontek saat ulangan
4) Keluar kelas tanpa izin guru
5) Keluar kelas tanpa pergantian pelajaran.
6) Melakukan kegiatan lain diluar pelajaran
7) Membawa hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran
c. Buku Pelajaran dan Peralatan Sekolah.
1) Santri diharuskan membawa seluruh buku pelajaran, catatan dan
alat sekolah
yang diperlukan pada saat pelajaran berlangsung.
2) Menggunakan buku catatan yang bersih dan tidak
bergambar/polos disampul
3) Tidak meninggalkan buku pelajaran dan alat sekolah dikelas setelah
jam Belajar berakhir
4. Keorganisasian
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da’wah Wal-Irsyad (DDI) Benteng
a. Santri diharuskan menjadi anggota OSIS
b. Santri diharuskan siap dan bersedia untuk ditunjuk menjadi pengurus
OSIS
34
c. Mentaati segala ketentuan pengurus OSIS
5. Ekstrakurikuler
a. Pramuka
1) Santri diwajibkan mengikuti kegiatan pramuka atau menjadi
anggota pramuka dan memakai seragamnya pada saat bertatap
muka.
2) Mengikuti kegiatan kepramukaan diluar pondok harus mendapat
izin dari pimpinan pondok/wakil pimpinan pondok.
b. Kegiatan pilihan
1) Santri dianjurkan mengikuti kegiatan-kegiatan sesuai minat dan
bakat masing-masing
2) Menjaga dan merawat perlengkapan
3) Mengikuti kegiatan pertandingan dan perlombaan diluar Pondok
Pesantren harus terlebih dahulu mendapat izin dari pimpinan/wakil
pimppinan pondok.
4) Berolahraga sesuai dengan pakaian olahraga yang telah ditentukan
5) Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan waktu dan tempat
yang ditentukan
c. Muhadharah
1) Mengikuti seluruh kegiatan muhadarah.
2) Santri yang bertugas sebagai pembicara diharuskan membuat
persiapan.
3) Berada diruangan paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai
dan tidak meninggalkan ruangan sebelum muhadarah selesai
d. Pengajian malam
1) Semua santri diwajibkan mengikuti pengajian malam.
2) Setelah sholat magrib semua santri sudah ada diruangan
35
3) Tidak boleh keluar ruangan sebelum azan isya dikumandangkan
4) Membawa buku atau kitab suci Al-Qur‟an sesuai jadwal yang telah
ditentukan32
6. Kebersihan, keindahan, kesehatan
a. Kebersihan
1) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan .
2) Membuang sampah pada tempatnya
3) Melaksanakan piket asrama (bagi santri yang tinggal diasrama)
4) Melaksanakan piket kelas
5) Tidak boleh mencoret badan, pakaian, dan fasilitas pondok
6) Menata ruang kelas agar kondusif dalam belajar
7) Menjaga keindahan lingkungan
8) Apabila santri sakit segera melapor kepada guru atau ustadz
b. Keuangan
1) Menyelesaikan administrasi sekolah sesuai ketentuan
2) Santri wajib melunasi keuangan (SPP) setiap bulan paling lambat
tanggal 30 setiap bulannya bagi santri Madrasah Aliyah
3) Santri dilarang memalsukan tanda tangan orang lain dalam
administrasi dan Keuangan.
4) Santri dilarang menyalahgunakan uang SPP, infak, zakat, uang
kelas dan OSIS.
D. Keadaan Santri dan Struktur Organisasi Pondok Pesantren
1. Keadaan Santri
Santri merupakan peserta didik yang sedang menimba ilmu
pengetahuan Agama di Pondok Pesantren, baik sebagai santri mukin
maupun mejadi santri kalongan yang pulang kerumah setelah jam
32 Dokumen Organisasi Santri Intra Sekolah (OSIS) Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng
36
pelajaran telah usai. Adapun jumlah santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng ialah dengan rincian jumlah masing
masing kelas yaitu:
Tabel 01 : Jumlah Santri Madrasah Tsanawiyah33
Jumlah kelas
Jumlah
Jumlah Jenis
Kelamin VII VIII IX
LK PR LK PR LK PR LK PR Jumlah
15 17 29 26 21 11 119 65 54 119
33 Dokumen Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
37
2. Pengurus Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng.
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah
Pembina Pramuka
Khairunnisa
Pembina Osis
Abd. Hamid, S.Pd
Kabag Komputer
Kasmir, S.Pd
Kabag Perpustakaan
Radiatang, S.Pd
KabagLab. Bahasa
Wakil Kepala
Muammar, S.pd
Bendahara
Srirohning, S.Kom
Tata Usaha
Husaini, S.Pd
Waka Bid. Sapras
Syuhdi Amin, S.Pd.i
WakaBid. Kesiswaan
Musdialifah, S.Pd.i
Waka Bid. Humas
Abu Siraj
WakaBid. Kurikulum
Murniati, S.Ei
Operator
M. Husaini, S.Pd
Komite Madrasah
Drs. H.M. Nasir
Kepala Madrasah
Drs. Moh. Subair
Kasmir, S.Pd Radiatang, S.Pd
Wali Kelas IX
Abd. Hamid, S.Pd
Wali Kelas VIII Wali Kelas VII
Majlis Guru
Santri/Wati
Abd. Hamid, S.Pd
38
E. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah kelengkapan bangunan Pondok Pesantren
yang dapat dipergunakan untuk aktifitas Santri. Sarana dan Prasarana Pondok
Pesantren dapat berupa fasilitas yang dapat menjadi alat penunjang bagi kegiatan
Santri yang bisa dimanfaatkan untuk seluruh Santri Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad Benteng.
Adapun fasilitas yang dimiliki Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da‟wah Wal- Irsyad Benteng berupa Bangunan kelas, Kantor, Pendopo, Asrama,
dan sebagainya. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel berikut :
39
Tabel 2 : Sarana dan prasarana
NO Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruangan Kelas 4
2 Ruang Kantor 1
3 Pandopo 1
4 Masjid 0
5 Rumah Dinas/ Penjaga Asrama 1
6 Asrama Putra 2
7 Asrama Putri 2
8 WC Putra 2
9 WC Putri 2
10 Laboratorium Komputer 0
11 Perpustakaan 1
12 Lapangan Futsal 1
13 Lapangan Badminton 0
14 Lapangan Takraw 1
15 Lapangan Bola Volly 1
16 Lapangan Tenis Meja 1
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, sarana dan prasarana
yang ada di Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da‟wah Wal-Irsyad Benteng
layak untuk digunakan namun masih terdapat beberapa pembangunan yang masih
dalam proses renofasi dan penyelesaian seperti Rumah Dinas.34
34 Observasi peneliti pada tanggal 1 Maret 2021.
40
[M]eski Sempat tersendat, alhamdulillah untuk pembangunan rumah dinas
untuk tempat tinggal ustadz/ah akan segera dilanjutkan karna bahan bangunan
berupa pasir, kerikil dan juga semen sudah datang, hanya tinggal menunggu
tukang-tukangnya.35
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng dimanfaatkan sebagai mana kegunaan semestinya, apabila terdapat
salah satu bangunan yang rusak dan yang merusaknya ialah santri maka santri
harus bertanggung jawab atas tindakannya.
35 Drs, Moh. Subair, Kepala Sekolah Madrasan Tsanawiyah, wawancara dengan peneliti
pada Tanggal 1 Maret 2021
41
BAB III
KONTEN – KONTEN DAN UPAYA PEMANFAATAN MEDIA
SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
AGAMA SANTRI
A. Media Sosial yang Dominan Digunakan Santri
Tidak dapat untuk dipungkiri lagi bahwa saat ini aplikasi jejaring internet
telah banyak mendarah daging ke sumua lingkup kehidupan. Bukan hanya bagi
peserta didik maupun tenaga pendidik, bahkan telah merambah ke masyarakat
khususnya orang tua murid. Salah satu aplikasi internet yangt telah banyak
mempengaruhi sistem kehidupan sosial, khususnyadalam membentuk sebuah
opini atau media informasi, ialah aplikasi media sosial.36
Di era yang semakin maju seperti sekarang, perkembangan teknologi
informasi bukan lagi suatu hal yang tabu. Dimana semua informasi kini dapat
diakses dengan mudah melalui media sosial Penggunaan media sosial tidak hanya
menjadi bahan hiburan belaka, namun merambah ke suatu yang dibutuhkan
bahkan menjadi suatu yang membuat ketergantungan. Fitur-fitur atau konten-
konten yang ditawarkan oleh media sosial menjadi faktor utama penyebab
mengapa media sosial tersebut lebih dominan digunakan khususnya dikalangan
santri.
Salah satu santri telah mengungkapkan hal yang sama seperti penjelasan
diatas, ia menyatakan
[M]edia sosial lebih sering saya gunakan yaitu WhatsApp dan Facebook,saya
memilih aplikasi tersebut dikarenakan fiturnya mudah untuk digunakan dan
mudah untuk dipahami, saya biasanya memanfaatkannya untuk belajar dan
berkomunikasi dengan teman-teman, saudara dan ustadz.37
Santri lain juga membenarkan mengenai penggunaan media sosial
tersebut:
36 Lady Diana Warpindyastuti, Meiva Eka Sri Sulistyawati, Pemanfaatan Teknologi Internet
Menggunakan Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran Informasi dan Promosi pada MIN 18 Jakarta, (Jurnal, Widya Cipta, Vol II No. 1) hlm 94
37 Dayat, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021
42
[S]aya lebih sering menggunakan media sosial WhatsApp, Facebook, dan
Youtube bang, hal itu dikarnakan saya lebih suka menonton video, buat
status, berkomunikasi dengan teman-teman, tempat untuk belajar online dan
nonton tutorial. Soalnya untuk mencari video yang mau ditonton sangat
mudah cukup cari dipencaharian youtube nanti keluar semuanya.38
selain menjelaskan tentang media sosial yang sering digunakan, Ridwan
santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad ini juga
menambahkan manfaat dari media sosial, seperti penjelasannya
[T]entu sangat bermanfaat bang, seperti media sosial yang sering saya
gunakan itu WhatsApp dengan media sosial ini saya lebih mudah untuk
mendapat informasi atau pelajaran dari ustadz/ah, karena sekarangkan belajar
dilakukan secara online. Kemudia Facebook,Youtube dan Istagram kadang
saya gunakan untuk menonton video ceramah, lihat photo kata-kata mutiara
dan video game.39
Selain melakukan wawancara dengan santri, dihari yang sama peneliti
juga melakukan wawancara bersama ustadz hamid.
[U]ntuk media sosial yang paling sering digunakan itu WhatsApp. Mengapa,
sebab untuk mendapatkan informasi terkhususnya dilingkungan sekitar itu
lebih mudah melalui aplikasi tersebut, seperti informasi antar sesama ustadz
dan memberikan pembelajaran atau informasi bagi santri. sedangkan media
sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube untuk mencari informasi
dari luar.40
Berdasarkan hasil wawancra yang telah peneliti lakukan bersama dengan
Santri dan Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai media sosial yang dominan
digunakan santri. Fitur-fitur yang mudah untuk dipahami menjadi faktor mengapa
santri lebih sering menggunakan media sosial tertentu. WhatsApp, Fabebook dan
Youtube memiliki hal tersebut, seperti WhatsApp memudahkan santri untuk
berkomunikasi dan menshare suatu konten. Selain fitur, konten juga
mempengaruhi mengapa santri lebih suka menggunakan media sosial. Seperti
38 Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021 39 Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021 40 Abd Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 04 Maret 2021
43
Facebook dan Youtube memiliki banyak konten menarik baik berupa video, photo
atau hanya sekedar status seseorang, sehingga santri dapat menemukan hal-hal
yang menarik yang tidak membuat mereka bosan untuk mengakses media sosial.
B. Konten-konten Meningkatkan Pemahaman Agama Santri
Pada sub bab sebelumnya telah tergambarkan bahwa konten memiliki
peran penting agar media sosial tetap eksis untuk diakses oleh penggunanya.
Konten merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan ide-ide
atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengguna media sosial kepada
khalayak publik atau dipublikasikan, yang dapat digambarkan melalui gambar,
teks, suara, video, animasi dan lain sebagainya. Beberapa jenis konten media
sosial yang banyak diakses oleh penggunanya seperti: Hiburan, video viral,
meme, motivasi/inspiratif, kisah menyentuh, dakwah dan lain sebagainya.41
konten media merupakan berbagai macam bentuk isi dalam sebuah media
di dunia teknologi terada saat ini. Seperti Chatting, Tweet, podcasting, gambar,
video, file audio hingga berbagai bentuk media lainnya yang dibuat oleh para
pengguna sistem atau layanan online yang sering kali dilakukan melalui sebuah
Media Sosial.
Terdapat banyak konten-konten islami yang dapat menambah wawasan
dan pemahaman keagamaan santri. Meski tidak mendapat pelajaran secara
tatapmuka, namun diera dimana informasi dapat diakses dari mana saja dan kapan
saja tergantung jaringan dan kuota tergantung informasi seperti apa yang akan
diakses oleh santri.
Peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa santri dan
ustadz/ah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad mengenai
konten yang dapat menambah pemahaman agama santri. Azhar dalam
wawancaranya menyatakan:
41
Komunikasi Praktis, “Pengertian konten dan Jenis-jenis Konten”, melalui alamat http://www.komunikasipraktis.com/2019/05/pengertian-konten-dan-jenis-jenisnya.html?m=0 diakses pada tanggal 06 April 2021.
44
[K]onten atau channel yang dapat menambah pengetahuan agama di Youtube
dan Facebook sangat banyak bang, kalau di youtube seperti video-video
ceramah Ustadz-ustadz terkenal, seperti ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi
Hidayat, dan lainya. Kemudia ada pula video-video tentang sejarah Nabi,
video tentang tatacara sholat yang benar dan lainya. Tidak jauh beda dengan
Youtube, dari Facebook juga bisa menonton video-video ceramah ustadz-
ustadz yang kadang disiarkan langsung. Selain video, di Facebook juga bisa
melihat photo atau status yang berkaitan dengan islam yang di share oleh
orang lain.42
Selain Azhar, santri lain juga menambahkan tentang apa saja konten yang
dapat menambah pengetahuan agama.
[S]ebenarnya terdapat banyak konten yang dapat menambah pengetahuan
agama kita melalui media sosial, seperti di Youtube bisa nonton video
berbagai macam ceramah dari ustadz-ustadz, video kisah inspiratif, video
tentang sejarah perjuangan islam. Tergantung kita cari video seperti apa yang
ingin ditonton.43
Pada kesempatan yang sama, peneliti melakukan wawancara terhadap
santri Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad Benteng yang lain, santri
tersebut mengungkapkan:
[A]dapun konten yang dapat menambah pemahaman agama ialah seperti
video ceramah, photo yang mengandung pelajaran islam, status dakwah yang
biasa kita lihat melalui media sosial Facebook, Youtube dan Isntagram bang.
Selain itu kita juga bisa menambah pemahaman agama melalui WhatsApp
dengan cara bergabung di group-group dakwah yang biasa membagikan
informasi keislaman, salah satu group yang saya ikuti seperti Group Pecinta
Sholawat dan Group Pecinta Al-Qur’an dan Sunnah, selain itu ada pula group
kelas yang yang memberikan materi pelajaran agama yang biasa kami
pelajarai di Madrasah.44
Melihat hasil wawancara dari beberapa santri, peneliti menemukan
beberapa pernyataan yang mengungkapkan bahwa konten video ceramah lebih
banyak ditonton oleh santri Pondok pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng dalam meningkatkan pemahaman agamanya, selebihnya santri
42 Azhar, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 8 Maret 2021. 43 Azhar Jamaluddin. Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti Pada tanggal 8 Maret 2021. 44 Abdi Faturrahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara denga peneliti pada tanggal 8 Maret 2021.
45
mengambil pelajaran melalui informasi yang di share melalui status Facebook
atau melalui group WhatsApp yang dapat berupa teks, photo dan video singkat.
Selain santri, peneliti juga mewawancarai Ustadz Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng mengenai konten yang dapat
meningkatkan pemahaman agama santri, seperti yang diungkapkan oleh ustadz
Moh. Zubair sebagai berikut:
[S]elama libur pandemic memang santri tidak melakukan aktivitas belajar
mengajar di Pondok Pesantren. Namun untuk tetap menunjang pemahaman
agama santri, dari Pondok Pesantren menerapkan pembelajaran secara daring
melalui media sosial WhatsApp contohnya, dengan membagikan konten-
konten pembelajaran agama yang diharapkan dapat menunjang pemahaman
agama santri baik itu berupa file atau video.45
Pada hari yang sama peneliti juga melakukan wawancara kepada ustadz
Syuhdi, ia menjelaskan bahwa: [J]ika melihat kondisi saat ini maka konten-konten
dakwah seperti video ceramah di media sosial menjadi sarana yang baik untuk
menambah pengetahuan agama santri.46
Melihat hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, bahwa dalam hal
peningkatan agama kebanyakan santri lebih memilih untuk melihat konten video
ceramah dan video dakwah melalui media sosial Youtube dan Facebook. Selain
konten video ceramah terdapat pula konten status yang berupa teks dan photo
yang dapat menambah pemahaman santri, kemudian terdapat pula WhatsApp yang
bukan hanya digunakan untuk berkomunikasi namun juga digunakan untuk
menambah wawasan melalui bergabung dengan group dakwah atau melalui
pembelajaran yang telah disiapkan oleh ustadz Pondok Pesantren.
45 Moh. Zubair, Kepala Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah
wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 10 Maret 2021 46 Syuhdi, Ustadz Pondok Pesantren nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 10 Maret 2021
46
C. Upaya Pemanfaatan Media Sosial dalam Meningkatkan Pemahaman
Agama Santri
Pemanfaatan media sosial tidak hanya dalam bidang komunikasi, bisnis
atau hiburan saja, dalam hal berdakwah Islam untuk meningkatkan pemahaman
keagaman juga telah mengambil tempat didalamnya. Telah banyak konten-konten
keislaman yang telah di buat pengguna media sosial agar pengetahuan tentang
keislaman tidak tertinggal oleh pengetahuan umum, seperti video ceramah ustadz-
ustadz terkenal, video inspiratif, kajian-kajian keislama, photo yang mengandung
nilai pelajaran bahkan sampai kedunia animasi.
Sarana penunjang peningkatan pemahaman agama santri di era sekarang
tidak hanya didapatkan melalui ustadz atau melalui belajar dikelas-kelas. Di
zaman dimana informasi dapat ditemukan dengan mudah, hanya cukup dengan
mengakses melalui media sosial. Meski terlihat mudah, seorang santri harus
memiliki upaya tersendiri untuk mendapatkan pemahaman agama melalui media
sosial dimana konten-konten hiburan yang kadang melenceng dari pemahaman
agama menjamur di media sosial.
Dalam upaya pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan pemahaman
agama santri, peneliti melakukan wawancara kepada santri Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng salah satunya ialah Ridwan
menjelaskan:
[S]aat menggunakan media sosial Youtube memang saya lebih banyak
membuka konten hiburan seperti video lucu dan tutorial, namun sesekali saya
menyempatkan untuk membuka konten-konten dakwah untuk menambah
pengetahuan keagamaan seperti video ceramah Ustadz Abdul Somad.47
Diwaktu yang sama peneliti juga melakukan wawancara ke santri-santri
lainnya, santri tersebut mengungkapkan bahwa.
[S]alah satu upaya saya untuk menambah pengetahuan agama saat libur ialah
dengan menonton video-video dakwah secara streaming atau video lama dari
media sosial Facebook dan youtube. Salah satu video ceramah yang sering
47 Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 15 Maret 2021
47
saya tonton ialah ceramah ustadz Abdul Somad karena lucu dan mudah
dipahami sehingga tidak bosan untuk menontonnya. 48
Dalam upaya pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan pemahaman
agama bagi santri terlihat bahwa kebanyakan santri lebih memilih menonton
video-video ceramah dari ustadz-ustadz terkenal melalui media sosial Facebook
dan Youtube ketimbang harus membaca tulisan di dinding status Facebook.
Salain itu juga kebosanan menjadi faktor mengapa santri lebih memilih menonton
video ceramah ustadz-ustadz tertentu yang memiliki teknik ceramah yang santri,
lucu dan mudan untuk dipahami.49
Keterangan diatas dibuktikan melalui wawancara yang peneliti lakukan
kepada santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
yang menjelaskan bahwa:
[S]aya sering menonton video-video ceramah ustadz-ustadz terkenal seperti
ustadz Abdul Somad, Ustadz Das’ad Latif dan ustadz Adi Hidayat di media
sosial Facebook dan kadang dari group WhatsApp yang di bagikan oleh
teman. Ceramah dari ustadz-ustadz tersebut lucu dan mudah untuk dipahami
sehingga tidak bosan untuk menontonnya. Sedangkan kalau menonton
ceramah dari ustadz yang serius kadang-kadang cepat ngantuk dan bosan.50
Selain media sosial Facebook dan Youtube, ternyata ada pula sebagian
santri yang memanfaatkan media sosial WhatsApp sebagai sarana penambah
pengetahuannya, seperti yang dilakukan Dayyat, ia menyatakan.
[U]paya dalam meningkatkan pemahaman agama melalui WhatsApp yaitu
dengan bergabung dengan group-group dakwah yang didalamnya biasanya
membagikan konten-konten yang membahas tentang keislaman, selain itu
saya juga belajar dari group mata pelajaran kelas yang telah dibuat Ustadz
untuk belajar dan memberikan tugas.51
Melihat dari hasil wawancara bahwa sebagain besar santri yang
memanfaatkan media sosial dalam meningkatkan pemahaman agama lebih
48 Abdi Faturrahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 15 Maret 2021 49 Observasi Penelitian pada tanggal 16 Maret 2021 50 Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 16 Maret 2021 51 Andika Dayyat, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 16 Maret 2021
48
cendrung untuk menonton video-video ceramah yang diakses melalui Youtube
dan Facebook. Karakteristik dan metode yang santai, bahkah membuat tertawa,
serta dengan bahasan yang mudah untuk dipahami adalah alasan utama santri
lebih menyukai menonton video ceramah, selain menonton video ceramah, upaya
lain yang dilakukan santri untuk menambah pengetahuannya ialah dengan
bergabung dengan group dakwah atau group kelas yang biasa membagikan
materi-materi keislaman.
Pentinya upaya pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan
pemahaman agama santri bukan hanya menjadi tanggungan bagi santri yang
seharusnya memiliki kesadaran diri. Peran ini juga menyangkut ustadz/ah dan
orang tua santri sendiri bagaimana memberikan didikan agar santri lebih bijak
dalam menggunakan media sosial khususnya dalam bidang keagamaan, Ustadz
Moh. Zubair mengungkapkan bahwa:
[S]antri memang seharusnya diawasi dalam penggunaan media sosial terlebih
saat sekarang ini santri lebih sering menggunakan Gadged dan mengakses
media sosial, terlebih lagi terdapat berbagai macam konten yang di sajikan
oleh media sosial sehingga jika santri tidak pandai dalam memilih atau tidak
adanya pengawasan ditakutkan akan mengomsumsi konten yang justru
merusak pemahaman santri. untuk meminimalisir hal tersebut maka dibuatlah
group khusus santri belajar atau pembelajaran daring sesusai mata pelajaran
dan kelasnya masing-masing yang mana didalamnya akan dibagikan materi
pelajaran dan pengetahuan-pengetahuan lain terkait keislaman.52
Kegiatan pemebelajaran daring bagi santri bukan hanya untuk memenuhi
mata pelajaran yang seharunya dipelajari di kelas, namun para ustadz juga
memberikan materi-materi lain tentang keagamaan sebagai upaya untuk
menambah pemahaman santri terhadap agama islam.
Selain ustadz pondok pesantren, peneliti juga melakukan wawancara
kepada orang tua santri, mengenai upaya pengawasan terhadap penggunaan media
sosial
52 Moh. Zubair, Kepala Madrasan Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah
wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 17 Maret 2021
49
[S]aat menggunakan Hp, saya selalu mengawasi apa saja yang dilihatnya di
media sosial, pengawasan ini saya rasa sangat penting dalam mendidik anak
agar tidak terpengaruh ke hal-hal yang buruk. Selain mengawasinya saya juga
membatasi dalam penggunaan Hp agar tidak kecanduan, jika melanggar saya
beri dia hukuman seperti menaham hpnya selama sehari penuh agar dia sadar
akan kesalahannya.53
Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
supaya pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan pemahaman agama, santri
lebih memilih untuk mengakses video-video ceramah di Facebook, Youtube dan
WhatsApp, upaya tersebut santri lakukan tidak secara terus menerus bahkan
cendrung sesekali saja. Orang tua dan ustadz/ah melakukan peranyang berbeda
namun setujuan, orangtua santri melakukan pengawasan terhadap anaknya sedang
ustadz/ah memberikan materi pelajaran islam melalui pendidikan dalam jaringan
(Daring).
53 Neng, Orang Tua Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 17 Maret 2021
50
BAB IV
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN AGAMA SANTRI.
A. Pemahaman Agama Santri Melalui Pemanfaatan Media Sosial
Penggunaan media sosial semakin hari semakin meningkat, berbagai
macam manfaat yang akan didapat dengan menggunakan mendia sosial
tergantung keinginan, seperti sebagai media hiburan, pendidikan, bisnis bahkan
dapat dijadikan sebagai mata pencaharian. Pengguna media sosial juga semakin
beragam mulai dari anak-anak, remaja bahkan sampai orang tua. Mulai dari artis,
orang kantoran, petani sampai santri pondok pesantren mampu untuk
memanfaatkan media sosial.
Salah satu pemanfaatan media sosial yang dilakukan santri ialah dengan
mengakses konten-konten islam yang mampu menambah pemahaman agama,
seperti yang dilakukan santri Pondok Pesantren Nurul Ulama darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, mengutarakan bahwa:
[S]alah satu cara saya memanfaatkan media sosial yaitu dengan membuka video-
video ceramah dari media sosial Facebook, dari situ saya dapat belajar tentang
agama Islam, seperti tata cara Sholat yang benar atau mendengar bacaan Al-
qur’an dan tak jarang juga saya membagi video-video ceramah ke Facebook atau
WhatsApp dengan membuat snap atau status.54
Selain santri tersebut, untuk menambah keabsahan data peneliti juga
melakukan wawancara dengan santri yang lain.
[K]adang sesekali saya menonton video-video ceramah melalui Youtube atau
dari WhatsApp, dari situ saya dapat pelajaran penting yang dapat diterapkan
di kehidupan sehari-hari, ternyata masih banyak pelajaran islam yang masih
belum saya ketahui seperti bacaan-bacaan sholat yang ternyata masih banyak
salahnya.55
54 Azhar, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 18 Maret 2021 55 Ridwan, Pondok Pesantren nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
Wawancara dengan peneliti pada tanggal 18 Maret 2021
Pada waktu yang berbeda peneliti melanjutkan untuk melakukan
wawancara dengan informan yang lain untuk meningkatkan kredibelitas data,
santri yang menjadi informan tersebut mengutarakan.
[S]etelah menonton atau melihat konten-konten islam di media sosial seperti
Facebook, Youtube dan WA pengetahuan saya jadi bertambah, yang
sebelumnya saya belum tau menjadi tau, seperti makanan yang halal dan
haram, tentang pahala sholat subuh.56
Pada kesempatan yang sama peneliti menambah data melalui wawancara
dengan santri lain:
[P]emahaman agama saya setelah menonton video ceramah dari Facebook
bertambah bang, hanya saja kadang saya kurang paham yang di jelaskan oleh
penceramah karena videonya yang pendek dan kita tidak bisa bertanya
tentang di maksud oleh penceramah, berbeda saat dipondok kita bisa bertanya
dengan ustadz atau ustadzah.57
Pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan pemahaman agama oleh
santri telah menunjukkan hasilnya, terlihat dari beberapa hasil wawancara yang
peneliti lakukan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng. Dari penjelasan beberapa santri, mereka dapat memahami kajian
islam sesuai apa yang di aksesnya, para santri dapat menemukan berbagai macam
pengetahuan islam melalui media sosial namun tidak dapat memahami secara
mendalam karena singkatnya durasi konten seperti yang disampaikan Agustina:
[S]etelah menonton video ceramah di media sosial saya dapat memahami
sedikit demi sedikit tapi tidak mendalam karena penjelasan yang singkat dan
kuota yang terbatas, berbeda kalau di madrasah secara langsung saya lebih
paham karna dapat praktek secara langsung oleh ustadz dan saya juga bisa
bertanya bila belum memahami pelajaran yang diberikan. 58
Selain kepada santri peneliti juga melakukan wawancara kepada ustadz
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng mengenai
pemahaman santri, ustadz memberikan penjelasan:
56 Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021 57 Azhar Jalmaluddin, Santri Pondo Pesantren Nurul Ulama darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021 58 Agustina, Santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
[J]ika melihat seberapa besar pemahaman agama keseluruhan santri setelah
memanfaatkan media sosial tentunya akan sulit dikarnakan jarang adanya
pertemuan langsung dengan santri dalam seminggu hanya sekali, namun
memang ada beberapa santri yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana
belajar dan tentunya pemahaman santri masih dapat dikatakan kurang jika
harus dibandingkan dengan ketika belajar di Pondok Pesantren.59
Selain itu, diwaktu yang sama peneliti kembali mengambil informan lain
sebagai penguat data. Moh Subair selaku kepala Madrasan Tsanawiyah
memberikan penjelasannya mengenai perkembangan santrinya sebagai berikut:
[U]ntuk pemahaman santri selama menggunakan media sosial meskipun
sedikit tentunya pasti ada yang bertambah, baik dari santri itu sendiri yang
mengakses konten-konten islami maupun dari pembelajaran yang diberikan
oleh ustadz dan ustadzannya. Hanya saja jika selama berada di pondok
pesantren pembelajaran santri akan lebih terarah karna sistem yang memang
di terapkan oleh pasantren, selain itu santri juga dapat mendapat pembelajaran
lain melalui kegiatan keislaman, dapat praktek secara langsung, dan tentunya
ustadz akan memberikan kesempatan kepada santri untuk bertanya bagi yang
belum paham. Sedangkan di media sosial santri akan dapat mengakses konten
islami yang beraneka ragam tapi tidak dapat dipahami secara mendalam serta
feedback untuk santri bertanya pun tidak ada sehingga pemahamannya pun
masih dangkal.60
Dari penjelasan oleh santri dan ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng bahwa pemanfaatan media sosial dalam
meningkatkan pemahaman bagi santri telah dilakukan hanya saja kurang
maksimal. Orang tua salah satu santri memberikan penjelasan: “pemahaman anak
saya selama belajar dari rumah justru menurun, dia hanya sesekali menonton
video ceramah dan lebih sering menonton video yang tidak menambah wawasan,
seperti video lucu atau game”.61
Dari data yang telah terkumpul maka peneliti menarik beberapa
kesimpulan bahwa santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng telah memanfaatkan media sosial sebagai sarana penambah
pemahaman agamanya, namun sangat disayangkan pemanfaatan media sosial
59 Abd Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wah Irsyad
Benteng, wawncara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021 60
Moh. Subair, Kepala Madrasah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
61 Saimun, Orang tua Santri, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
yang dilakukan santri masih dapat dikatakan kurang maksimal. Pemahamn santri
selama menggunakan media sosial mengalami penurunan ketimbang saat berada
di Pondok Pesantren, hal tersebut dikarnakan saat berada di pondok pesantren
santri lebih ditekankan untuk mengikuti pembelajaran islam. Selain itu kesadaran
santri yang kurang untuk menambah wawasan khususnya agama islam dan justru
lebih sering mengakses konten-konten yang tidak berkaitan dengan kajian
keislaman sehingga pemahaman santri mengalami penurunan.
B. Hambatan dan Solusi Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Santri
Melalui Media Sosial
1. Hambatan
Media sosial merupakan salah satu alat komunikasi di era modern, media
sosial atau internet merupakan representasi dari media online, sama seperti
Koran, radio dan televise yang merepresentasikan dari media cetak, audio dan
audio-visual.62
Layaknya media lainnya, media sosial juga memiliki fungsi dan
hambatan tersendiri bagi penggunanya, hambatan atau kendala merupakan suatu
masalah yang terjadi yang mengakibatkan terkendalanya dalam berkomunikasi.
Pemanfaatan media sosial oleh santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng dalam meningkatkan pemahaman agama
mengalami penurunan, hal tersebut terjadi akibat hambatan-hambatan yang terjadi
baik dari media sosial maupun dari santri itu sendiri. Untuk menemukan kendala
yang terjadi, peneliti melakukan wawancara kepada santri sebagai data pendukung
sebagai berikut.
[K]endala yang utama saya alami ketika menggunakan media sosial ialah
kuota internet yang mahal, untuk mengakses media sosial pastinya sangat
dibutuhkan kuota internet apalagi untuk menonton video-video di youtube
sangat dibutuhkan kuota internet yang lumayan banyak supaya saat
menonton video sampai selasai tidak putus karna kehabisan kuota, youtube
juga lumayan banyak dalam menarik kuota sehingga jika kuota sedikit
akan cepat habis.63
62
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektf Komunikasi, budaya, dan Sosioteknologi, hlm 3 63 Azhar Jamaluddin, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Ridwan salah satu santri yang peneliti ambil sebagai informan sebagai
penguat data, santri tersebut menjelaskan:
[S]alah satu yang menjadi kendala saat menggunakan media sosial ialah
kouta, sedangkan hambatan dalam menambah pemahaman keagamaan
saya ialah niat yang kadang hilang timbul sehingga lebih sering menonton
video yang lucu atau menghibur ketimbang menonton video ceramah yang
terkadang membosankan.64
Selain kedua santri diatas, santri lain juga memberikan penjelasannya
mengenai kendala yang dialami saat menggunakan media sosial dalam
meningkatkan pemahaman agama islam, santri tersebut menjelaskan:
[T]empat tinggal saya yang jauh pusat pasar kecamatan membuat jaringan
internet menjadi sulit, sehingga ketika mengakses media sosial itu agak
sulit, harus mencari titik tertentu untuk mengakses internet. Apalagi untuk
menonton video lebih banyak loadingnya bang, sehingga saya jarang
menonton video yang menambah wawasan. Saya lebih melihat photo dan
status di Facebook atau WA.65
Beberapa kendala yang telah peneliti temukan dari wawancara tersebut,
kendala utama terletak pada alat akses media sosial seperti kuota dan jaringan
yang lambat. Selain itu peneliti kembali melakukan wawancara kepada Agustina
santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
yang memberikan penjelasan:
[S]aat menggunakan media sosial untuk meningkatkan pemahaman
keagamaan saya dengan cara menonton video ceramah melalui youtube
dan Facebook hanya saja ketika menonton terkadang ada beberapa
ceramah yang kurang pahami, dan yang menjadi kendalanya adalah materi
yang belum dipahami tidak dapat untuk ditanyakan kepada penceramah,
jadi pemahaman yang saya dapatakan masih dangkal dan tidak
mendalam.66
Selain mewawancara santri, peneliti juga melakukan wawancara kepada
ustadz pondok pesantren, seperti yang dikatakan ustadz Muammar berikut:
64 Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021 65 Abdi Faturahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021 66 Agustina, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
[T]erdapat beberapa kendala yang dialami santri dalam menggunakan
media sosial sebagai sarana peningkatan agama secara eksternal seperti
kuota dan jaringan, sedangkan dari internal santri ialah kurangnnya
kesadaran santri mengenai pentingnya ilmu agama, sehingga santri lebih
sering mengakses konten yang tidak menambah wawasan sedangkan untuk
mengakses konten yang islami sangatlah jarang, selain itu dari lingkungan
juga menjadi kendala yang mempengaruhi konten yang ditonton santri
baik dari keluarga maupun teman sekitarnya.67
Selain yang diutarakan oleh ustadz, peneliti juga mengambil informan dari
orang tua santri mengenai kendala yang dialami santri saat berada dilingkungan
keluarga.
[M]emang ada beberapa kendala yang dialami anak-anak saat
menggunakan media sosial seperti kuota internet, apalagi ditengah
pandemic seperti sekarang membuat ekonomi keluarga juga sedikit sulit,
jadi terkadang harus membatasi penggunaan internet agar lebih hemat.
Kalau untuk pemahaman agama kendalanya ialah kadang rasa malas atau
anak ini lebih memilih untuk menonton video yang dia sukai saja.68
Kendala yang dialami santri saat mengakses media sosial terkhusus dalam
peningkatan pemahaman agama dipengaruhi oleh dua faktor internal dan
eksternal, faktor internal seperti yang telah diutarakan oleh informen diatas.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi dari luar seperti paket data, jaringan,
kurangnya dorongan atau motivasi serta lingkungan. Lingkungan sekitar santri
dapat mempengaruhi santri dalam mengakses konten apa saja yang biasa
dikonsumsinya, seperti lingkungan pergaulan santri yang salah maka santri akan
cendrung mengakses konten yang kurang bermanfaat terlebih lagi game online
yang telah menjamur dilingkungan santri terkhusus anak muda atau remaja
membuat santri akan terkontaminasi hal tersebut.69
Maka berdasarkan data yang telah peneliti temukan dilapangan, dapat
ditarik beberapa poin mengenai kendala apa saja yang dialami santri. adapun
point-point tersebut ialah sebagai berikut:
a. Faktor Internal
67 Muammar, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 23 Maret 2021 68 Neng, Orang tua Santri, wawancara dengan peneliti pada tanggal 23 Maret 2021 69 Observasi Peneliti Pada tanggal 24 Maret 2021
1) Kurangnya kesadaran dari santri mengenai pentingnya pemahaman
islam.
2) Santri lebih cepat bosan saat menonton konten ceramah.
3) Niat dalam mengakses konten islam yang tidak istiqomah.
b. Faktor Eksternal/Lingkungan
1) Paket data santri yang tebatas.
2) Jaringan internet yang kurang memadai bagi beberapa santri yang
bertempat tinggal di daerah yang jauh dari pasar.
3) Tidak dapat feedback dari media sosial untuk sarana tanya jawab.
4) Kurangnya motivasi dari ustadz dan orang tua untuk santri
mengenai pentingnya pemahaman agama.
5) Pergaulan dengan teman yang jarang mengakses konten islami.
Kendala yang terjadi pada santri baik dari faktor internal maupun
eksternal/lingkungan ini tentunya sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pemahaman santri, penurunan pemahaman santri terhadap ajaran islam tentunya
akan membuat generasi islam yang akan datang menjadi lemah dan mudah untuk
diombang-ambingkan oleh kerasnya dunia. Maka dari itu, tentunya sangat
dibutuhkan solusi yang tepat terhadap santri agar menjadi generasi yang islami,
hal tersebut yang akan peneliti bahas pada sub bab berikutnya.
2. Solusi
Solusi merupakan hal yang penting untuk menyelesaikan suatu
permalahan, dalam sebuah kendala atau hambatan yang terjadi dalam hidup
tentunya akan dibutuhkan suatu cara pemecahan masalah atau suatu jalan keluar
agar masalah yang dihadapi dapat terselesaikan.
Peningkatan pemahaman santri melalui media sosial pada temuan peneliti
mengalami penurunan, hal tersebut diakibatkan terdapat beberapa kendala yang
terjadi baik dari diri santri itu sendiri, media sosial dan dari lingkungan sekitar
santri. Kendala yang dialami santri terjadi akibat dua faktor yanitu faktor internal
dan faktor eksternal atau lingkungan, untuk mengatasi hal tersebut peneliti
melanjutkan penelitian untuk menemukan solusi yang tepat agar pemahaman
santri mengenai ajaran agama islam dapat bertambah atau dapat menyaingi
pembelajaran selama di pondok pesantren.
Pada permasalahan kali ini peneliti memilih beberapa informan yang dapat
memberikan data yang real, diantaranya ustadz/ah Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud da’wah wal Irsyad Benteng dan orang tua santri. hal tersebut mengingat
bahwa santri itu sendiri yang mengalami penurunan pemahaman agama maka
ustadz/ah dan orang tua santri lah paling mengetahui solusi yang terbaik. Ustadz
Hamid selaku wali kelas Madrasah Tsanawiyah memberikan solusi akan kendala
yang dialami santri seperti yang diutarakannya:
[M]elalui group WhatsApp yang ustadz buat tentunya diharapkan dapat
memotivasi santri untuk mengakses konten-konten yang bermanfaat
terkhusus untuk pemahaman agama santri, bukan hanya memotivasi santri
ustadz juga mengirimkan konten-konten islami yang bermanfaat bagi
santri dengan menjadikannya sebagai tugas yang harus di lihat oleh santri,
dari situ pula diharapkan kesadaran santri akan pentingnya pemahaman
agama dapat meningkat dan lebih semangat dalam belajar agama.70
Selain ustadz hamid peneliti juga melakukan wawancara kepada ustadz
lain terkait solusi dari kendala yang dialami santri, ustadz subair memberi
penjelasan berikut:
[U]stadz/ah tentunya selalu memotivasi santri melalui group WhatsApp
santri, meskipun tidak dapat berubah secara langsung tapi dengan selalu
dimotivasi harapannya santri akan lebih bersemangat meskipun secara
pelan-pelan. Sedangkan mengenai pergaulan santri yang dapat dikatakan
salah, selama masih dalam jangkauan ustadz atau pondok pesantren maka
santri akan terus dikontrol, diawasi dan diberi peringatan kepada santri
yang salah pergaulan.71
Dalam hal memotivasi dan memberikan pelajaran-pelajaran islami kepada
santri telah dilakukan oleh ustadz/ah pondok pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng agar santri dapat berubah dan lebih memilih untuk
mengakses konten-konten yang bermanfaat. Sedangkan mengani kendala jaringan
dan paket data akan lebih sulit untuk menemukan solusi yang efektif mengingat
70 Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 27 Maret 2021 71 Moh Subair, Kepala Madrasah Tsanawiyyah Pondok Pesantren Nururl Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 27 Maret 2021
kondisi ekonomi orang tua santri yang berbeda-beda seperti yang disampaikan
oleh ustadz muammar berikut:
[P]aket data merupakan hal yang sangat penting untuk mengakses internet,
tanpa paket data santri tidak akan bisa mengakses konten apapun, hal
tersebut pun menjadi kendala bagi santri mengingat harga peket data yang
mahal dan menjadi kebutuhan bagi santri sedangkan orang tua santri
belum tentu mampu untuk terus membelikan paket data santri. maka dari
itu ustadz lebih memilih untuk mengirim tugas melalui WA sehingga
santri dapat mengaksesnya lebih mudah ketimbang menggunakan zoom
yang membutuhkan jaringan yang bagus, selain itu di Benteng kini juga
sudah mulai ada beberapa masyarakat yang menggunakan jaringan Wi-fi
dan menjual kode password-nya bagi yang ingin menggunakannnya
sebagai alternative lain bagi santri untuk mengakses internet dengan harga
yang lebih terjangkau ketimbang harus membeli paket data yang mahal.72
Selain ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng peneliti juga memilih orang tua salah satu santri menjadi informan dalam
mencari solusi mengenai permasalahan ini, beliau mengungkapkan:
[S]aya membatasi penggunaan internet anak saya supaya lebih menghemat
dalam menggunakan paket internet, dengan cara memberinya hp hanya
saat jam belajar madrasah dan jam belajar untuk buat tugas. Selain itu juga
saya akan memberi hukuman saat anak saya tidak melakukan kewajiban
nya seperti meninggalkan sholat lima waktu maka hp nya akan saya
tahan.73
Berdasarkan data yang telah peneliti temukan dan peneliti kumpulkan
melalui wawancara bersama dengan narasumber, peneliti menarik beberapa
kesimpulan untuk solusi kendala yang dihadapi santri. Pengawasan dan
memotivasi santri merupakan suatu solusi yang sangat dibutuhkan untuk
mengatasi kesalahan dalam mengakses konten-konten yang kurang bermanfaat.
Kerja sama antara ustadz/ah dan orang tua santri sangat diperlukan dalam hal
tersebut, orang tua mengawasi santri selama dirumah sedangkan ustadz/ah
memberikan motivasi dan pelajaran untuk menunjang pemahaman keagamaan
72 Muammar, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 27 Maret 2021 73 Neng, orang tua santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 28 Maret 2021
santri melalui media sosial. Solusi tersebut diharapkan akan mampu
menumbuhkan dan membiasakan santri untuk mengakses konten islami dan
memberikan pemahaman betapa pentingnya pemahaman agama bagi santri dan
remaja masa kini yang masih sangat kurang pemahaman keagamaannya.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada skripsi ini, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Konten-konten keagamaan dalam pemanfaatan media sosial sebagai
sarana penambah pemahaman keagaman ialah video-video ceramah dari
Ustadz-ustadz terkenal, photo dan tulisan yang mengandung dakwah
islamiah yang biasa diakses melalui media sosial Youtube, Facebook, dan
WhatsApp.
2. Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
dalam hal upaya peningkatan pemahaman agama, terdapat beberapa santri
yang memilih untuk mengakses konten video ceramah dan photo dakwah.
Selain itu terdapat pula santri yang memilih untuk mengikuti group-group
dakwah yang membagikan konten-konten islami yang dapat dipelajari.
Selain santri, para ustadz dan orang tua santri turut serta membantu dalam
mengupayakan santri untuk mengakses konten islami seperti orang tua
yang melakukan pengawasan terhadap santri, sedangkan ustadz mengirim
konten-konten islami melalui group kelas.
3. Pemahaman agama santri setelah memanfaatkan media sosial masih
minim. Kesadaran santri yang kurang menjadi hambatan utama untuk
meningkatkan pemahaman agama. Meski upaya telah dilakukan namun
keingintahuan santri yang masih kecil, sehingga santri hanya sesekali
mengakses konten-konten dakwah.
B. Implikasi Penelitian
Perkembangan teknologi informasi terjadi sangat cepat dan pesat, segala
informasi yang dibutuhkan seseorang dapat ditemukan dengan mudah melalui
media sosial. Pemanfaatan media sosial seharusnya bukan hanya pada bidang
bisnis dan hiburan saja, namun dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana penambah
pemahaman keagamaan dengan mengakes konten-konten islami.
Implikasi dalam tema penelitian ini mencakup pada dua hal yaitu:
implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis pada tema ini
berhubungan dengan media sosial dan konten apa saja yang sering digunakan
santri untuk menambah pemahaman agama, sedangkan implikasi praktis berkaitan
dengan hubungan kontribusinya temuan peneliti terhadap pemahaman agama
santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng setelah
memanfaatkan media sosial.
60
Daftar Pustaka
Buku
Agus, I Putu Eka pratama, Sosial Media dan Sosial Network, (Bandung:
INFORMATIKA, 2020)
Anwar, Kasful, “Kepemimpinan Pesantren (menawarkan model kepemimpinan
kolektif dan responsive)”, (Jambi: Sulthan Thaha Press IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, 2011)
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahnya Edisi Tahun 2010,
(Diponegoro : Al-Hikmah, 2010)
Dhofier, Zamakhsyari, “Tradisi Pesantren (studi tentangpandangan hidup kyai)”,
(Jakarta: LP3 ES, 1994)
Dokumen Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
Nasrullah, Rulli “Media Sosial: Perspektif Komunikasi,Budaya,dan
Sosioteknologi”, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015)
Nurudin, “Media Sosial Agama Baru Masyarakat Milenial”, (Malang: Intrans
Publishing, 2018)
Nurdin, Nasrullah, “Generasi Emas Santri Zaman Now”, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2019)
Sugiono, metode penelitian (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, )
Sugiono, metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2018)
Syarif, Nawir.M, Fajar Sakti, Santri Ducation 4.0 (Jakarta: PT Alex Media
Komputindo, 2020)
Tim Penyususun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi, (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS
Jambi, Edisi Revisi 2016)
Umar, Husein, “metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis”, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011),
Skripsi
Aguslianto, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Akhlak Remaja ( Studi Kasus Di
Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan)”, Skripsi (Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry Darussalam,2017).
Ikhsan Tila Mahendra, “Pengaruh Media Sosial Instagram dalam pembentukan
Kepribadian Remaja Usia 12-17 tahun di Kabupaten Kebalen Kecamatan
Babelan Kabupaten Bekasi”, Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2017).
Makky Al Hamid, “Penggunaan Media Sosial Facebook Dikalangan Santri
Pondok Pesantren As-Shomadiyah”, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan
Ampel,2019).
Jurnal
Ahmad Setiadi, “Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektifitas
Komunikasi”,Jurnal, diakses pada 13 Agustus 2020.
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Di Indonesia”, Jurnal, hal 142 diakses 13 Agustus 2020.
Happy susanti, perubahan prilaku santri (studi kasus alumni pondok pesantren
salafiyah di desa langkap kecamatan besuki kabupaten situbondo),
volume 2, nomor 1 Juli-Desember 2016,
Lady Diana Warpindyastuti, Meiva Eka Sri Sulistyawati, Pemanfaatan Teknologi
Internet Menggunakan Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran
Informasi dan Promosi pada MIN 18 Jakarta, (Jurnal, Widya Cipta, Vol II
No. 1) hlm 94
Rizkon Halal Syah Aji, Dampak Covid-19 pada pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses pembelajaran, Jurnal Sosial & Budaya
Syar’I, FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 7 No. 5 (2020)
Rizkon Halal Syah Aji, Dampak Covid-19 pada pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses pembelajaran, Jurnal Sosial & Budaya
Syar’I, FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 7 No. 5 (2020)
Internet
Dunia Pustaka, Dinamika Sistem pendidikan Pesantren Karya prof. Dr.
Mastuhu,M.Ed, http://pustakazone.blogspot.com/2015/01/dinamika-
sistem-pendidikan-pesantren.html?m=1 diakses pada 25 September 2020.
Komunikasi Praktis, “Pengertian konten dan Jenis-jenis Konten”, melalui alamat
http://www.komunikasipraktis.com/2019/05/pengertian-konten-dan-
jenis-jenisnya.html?m=0 diakses pada tanggal 06 April 2021.
Susanti Agustina S, Media Sosial, Tak Sekedar Jaringan Pertemanan, 2020,
https://bebas.kompas.is/baca/riset/2020/06/17/media-sosial-tak-sekedar-
jaringan-pertemanan/ diakses pada tanggal 24 Juni 2020
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7912/5Bab%2011.pdf, diakses pada tanggal 16
Agustus 2020
http://nayawati.blogspot.com/2010/04/pengaruh-pemahaman-ajaran-agama-
islam.html diakses pada Rabu, 21 Oktober 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama Diakses pada Rabu, 21 Oktober 2020.
Wawancara
Ismail, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan penulis pada tanggal 28 Februari 2021.
Drs, Moh. Subair, Kepala Sekolah Madrasan Tsanawiyah, wawancara dengan
peneliti pada Tanggal 1 Maret 2021
Dayat, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021
Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021
Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 4 Maret 2021
Abd Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 04 Maret 2021
Azhar, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 8 Maret 2021.
Azhar Jamaluddin. Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti Pada tanggal 8 Maret 2021.
Abdi Faturrahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara denga peneliti pada tanggal 8 Maret 2021.
Moh. Zubair, Kepala Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal
10 Maret 2021
Syuhdi, Ustadz Pondok Pesantren nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 10 Maret 2021
Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 15 Maret 2021
Abdi Faturrahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 15 Maret 2021
Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan Peneliti Pada tanggal 16 Maret 2021
Andika Dayyat, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 16 Maret 2021
Moh. Zubair, Kepala Madrasan Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal
17 Maret 2021
Neng, Orang Tua Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 17 Maret 2021
Azhar, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
wawancara dengan peneliti pada tanggal 18 Maret 2021
Ridwan, Pondok Pesantren nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad Benteng,
Wawancara dengan peneliti pada tanggal 18 Maret 2021
Sulyadi, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Azhar Jalmaluddin, Santri Pondo Pesantren Nurul Ulama darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
Agustina, Santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Abd Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wah Irsyad
Benteng, wawncara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Moh. Subair, Kepala Madrasah Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud da’wah
wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
Saimun, Orang tua Santri, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Azhar Jamaluddin, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Ridwan, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret 2021
Abdi Faturahman, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
Agustina, Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 maret 2021
Muammar, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 23 Maret 2021
Neng, Orang tua Santri, wawancara dengan peneliti pada tanggal 23 Maret 2021
Hamid, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 27 Maret 2021
Moh Subair, Kepala Madrasah Tsanawiyyah Pondok Pesantren Nururl Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal
27 Maret 2021
Muammar, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 27 Maret 2021
Neng, orang tua santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah wal Irsyad
Benteng, wawancara dengan peneliti pada tanggal 28 Maret 2021
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
“Pemanfaatan Media Sosial dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Santri
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah Wal-Irsyad Benteng.Kecamatan.
Sungai Batang Kabupaten. Indra Giri Hilir Provinsi. Riau”
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. Sejarah berdirinya
Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da’wah
Wal-Irsyad Benteng
- Dokumentasi
- Observasi
-Dokumen Geografis
- Setting
2. Letak Geografis Pondok
Pesantren
-Dokumentasi
-Wawancara
- Dokumen geografis
3. Visi Misi Pondok
Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah Wal-
Irsyad
-Dokumentasi -Dokumentasi tertulis visi dan
misi
4. Struktur Kepengurusan -Dokumentasi -Bagan struktur kepengurusan
5. Sarana dan Prasarana -Observasi
-wawancara
-Dokumentasi
- Observasi
6. Penggunaan dan
pemanfaatan media sosial
dalam meningkatkan
pemahaman agama
santri.
-Wawancara
-Observasi
-Ustadz/ah, santri dan orang tua
A. Panduan Observasi
NO JENIS DATA OBJEK OBSERVASI
1. Letak Geografis Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah Wal-Irsyad Benteng
-Keadaan Letak Geografis
2. Sejarah pondok pesantren -Berdirinya pondok pesanren
3. Pemanfaatan media sosial dalam
meningkatkan pemahaman
agama santri Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da’wah wal
Irysad Benteng,
Penggunaan dan pemanfaatan media sosial.
B. Panduan Dokumentasi
NO JENIS DATA DATA DOKUMENTASI
1. Letak Geografis Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah Wal-Irsyad Benteng
Data dokumentasi Letak Geografis
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah Wal-Irsyad Benteng
2. Profil Pondok Pesantren Nurul
Ulama Darud Da’wah Wal-
Irsyad Benteng
Data Dokumentasi Profil di Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah
Wal-Irsyad Benteng
3. Visi, Misi Pondok Pesantren
Nurul Ulama Darud Da’wah
Wal-Irsyad Benteng
Data dokumentasi Visi dan Misi Pondok
Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah
Wal-Irsyad Benteng
4. Struktur kepengurusan Data dokumentasi struktur kepengurusan
5. Sarana dan Prasarana Data Dokumentasi sarana dan prasarana
C. Butir-butir Wawancara
NO JENIS DATA Narasumber Pertanyaan wawancara
1 Letak Geografis
Pondok Pesantren
-Kepala Madrasan
Aliyah
Bagaimana letak geografis
pondok pesantren
1. Pemanfaatan Media
Sosial dalam
Meningkatkan
Pemahaman Agama
Santri
- Ustadz/ah Pondok
Pesantren
- Orang tua santri
- Santri Pondok
Pesantren
- media sosial dan konten
apa saja yang digunakan
dalam meningkatkan
pemahaman agama santri?
- upaya yang bagaimana
untuk meningkatkan
pemahaman agama santri
melalui media sosial?
- Bagaimana pemanfaatan
media sosial dalam
meningkatkan
pemahaman agama santri
- Bagaimana pemahaman
agama santri setelah
memanfaatkan media
sosial?
Lampiran 3 : Daftar informan/responden penelitian.
NO NAMA KETERANGAN
1 Drs. Moh. Subair Kepala Madrasah Tsanawiyah
2 Muammar, S.Pd Wakil Kepala Madrasah Tsanawiyah
3 Abdul Hamid, S.Pd Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
4 Syuhdi Amin, S.Pd.I Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
5 Saimun Orang Tua Santri
6 Neng Orang Tua Santri
7 Ismail Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
8 Agustina Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
9 Azhar Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
10 Azhar Jamaluddin Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
11 Andika Dayyat Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
12 Ridwan Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
13 Abdi Faturahman Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
14 Sulyadi Santri Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
Dokumentasi
Wawancara penulis dengan santri Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud
Da’wah wal Irsyad Benteng
Wawancara Penulis dengan santri asrama Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
Wawancara penulis dengan orang tua Santri
Wawancara penulis dengan Santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulama
Darud Da’wah wal Irsyad Benteng
Pondok Pesantren Nurul Ulama Darud Da’wah Wal Irsyad Benteng
Informan/responden penelitian
Bentuk Pemanfaatan media sosial melalui Whatsapp
Bentuk Pemanfaatan media sosial melalui Facebook dan Youtube
CURICUMULATIVE
Informasi Diri
Hadi Prayitno, lahir pada tanggal 09 September 1999 bertempat di desa
Benteng Utara, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi
Riau. Putra kedua dari empat bersaudara dari Bapak Saimun dan Ibu Lasiem.
Riwayat Pendidikan
Hadi Prayitno telah menempuh pendidikan mulai dari bangku sekolah
dasar (SDN) hingga tingkat universitas di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
data sebagai Berikut:
1. S1 UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada tahun 2021
2. Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren DDI Benteng pada tahun 2017
3. Madrasan Tsanawiyah (MTs) Pondok Pesantren DDI Benteng pada tahun
2014
4. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 008 Benteng pada tahun 2011
Pengalaman Organisasi
Hadi Prayitno juga telah mempunyai pengalaman berorganisasi dan
praktek kerja lapangan selama menempuh perkuliahan di UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi sebagai berikut:
1. Anggota perlengkapan panitia Takrim Al-Najihin Ma’had Al-Jamiah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Anggota Keamanan Lembaga Pengurus Asrama Ma’had Al-Jamiah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Sekretaris Umum Lembaga Pengrus Asrama Ma’had Al-Jamiah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata Kerja Sosial (KKN_KS)
5. Ketua Kelompok Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Harian Pagi Jambi
Independent
Top Related