8/18/2019 Nurainun Hasibuan
1/16
Kajian Linguistik Agustus 2014 78-93
Tahun
ke- 2, No 2
Copyright
©20J4,
Program Studi Linguistik FIB USu. ISSN J693-4660
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN MORF M
INFL KSI
DALAM
KONJUGASI BAHASA ARAB PADA SANTRIWATI KELAS
IT
PESANTREN
DARUL ARAFAB
Noraiooo Hasiboan
Khairina Nst, Rahmadsyah Rangkuti
FIB Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan
morfem injleksi dalam konjugasi bahasa Arab yang digunakan pada
santriwati
Ids f
Pesantren Darul Arafah dalam bidang morfologi, dan
mencoba menelusuri penyebab terjadinya kesalahan. Data yang dianalisis
dalam penelitian ini adalah percakapan santriwati kls Pesantren Darul
Arafah. Data yang dianalisis dengan menggunakan analissis deskripsi dan
metode analisis kesalahan serta Idasifikasi didasarkan pada teori Tarigan
(1988) dan Versteegh 1997). Temuan penelitian menunjukkan bahwajenis
kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik, yaitu bentuk kesalahan pada
verba Perfect sebanyak 15,16 , bentuk kesalahan pada verba Imperfect
sebanyak 53,54 , dan bentuk kesalahan pada verba Imperative sebanyak
31,40 . Dan Jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan,
yaitu bentuk kesalahan penambahan sebanyak 60 dan bentuk kesalahan
penghilangan sebanyak
400Al
Kata Kunci: Analisis kesalahan, morfem injleksi, konjugasi bahasa
Arab
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis
kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen utama linguistik.
Penggunaan bahasa sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut
bervariasi. MeJalui anaJisis kesalahan berbahasa, dapat dije1askan bentuk kesalahan
kesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis, fonologis, dan sintaksis
yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi proses pengajaran bahasa. Hal ini
menjadi sangat menarik ketika dalam proses pengajaran bahasa dilakukan analisis
kesalahan untuk menjadi umpan balik sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran
bahasa dalam mencegah dan mengurangi tetjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan
para siswa. Hal ini ditegaskan oleh James, 1998:2) the study ofhuman error-making in
the domain
of
language error analysis
is
a major component
of
core linguistics.
Kesalahan berbahasa teIjadi karena adanya penyimpangan terhadap kaidah-kaidah
kebahasaan yang dilakukan oleh pembelajar ketika ia menggunakan bahasa.
Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini adalah penyimpangan yang bersifat
sistematis, yakni penyimpangan yang berhubungan dengan kompetensi. Penelitian ini
berkenaan dengan kesalahan berbahasa lisan, yaitu kesalahan berbahasa sehari-hari dalam
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
2/16
Nurainun Hasibuan
bahasa Arab. KesaIahan berbahasa dimaksudkan pada kesalahan menggunakan bentuk
bentuk bahasa dalam penampilannya secara lisan untuk mengungkapkan suatu bahasa.
Kesalahan morfologi mencakup berbagai kesalahan, seperti kesalahan
pembentukan kata, kesalahan memilih afiks atau penggunaan kosa kata yang tidak tepat
dalam berbahasa. Namun dalam penelitian ini akan dibahas tentang perubahan bentuk
k t
yang tidak mengalami pemindahan kelas kata yang dikenal dikenal dengan istilah
intleksi .
PemiJihan topik ini menjadi bidang kajian daJam tesis ini bertitik tolak dan (1)
Dalam hal ini kesalahan berbahasa akan timbul ketika seseorang memperoleh bahasa
kedua selain bahasa ibunya. (2) Dari basil penelitian awal ditemukan bahwa analisis
dibidang bahasa kurang diperhatikan sehingga berjalan begitu saja, padahal dalam kajian
bahasa Arab penggunaan bahasa Arab merupakan alat komunikasi yan sangat penting.
Kalau bahasa
s l ~
maka pemahaman bahasa kita s l ~ disinilah perlunya dilakukan
analisis kesalahan di Pesantren Daml Arafah. Jika dilihat dari segi analisis kesalahan
berdasarkan linguistik, Penyebab kesalahan tersebut adalah akibat bahasa pertama
terbadap bahasa kedua yang biasa disebut kesalahan interlingual Interlanguage errors),
dan akibat pengaruh unsur-unsur
di
dalam bahasa target itu sendiri yang biasa disebut
kesalahan intralinguaI intralingual erros). (3) Berdasarkan observasi
awaJ
didapati
babwa nilai morfologi yang diperoleh oleh santiwati kelas II Pesantren Daml Arafah
sangat rendah, dan mereka sering melakukan kesalahan dalam percakapan sehari-hari.
Berdasarkan konsep dan fenomena yang dijelaskan, penelitian ini akan difokuskan
pada bentuk kesalahan morfologi pada penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi
bahasa Arab dan Faktor penyebabnya. Artinya, dalam tulisan ini akan digunakan dua
kajian sekaligus; analisis kesalahan yang dibatasi pada 2 taksonomi yaitu pada taksol1omi
linguistik dan siasat permukaan oleh Tarigan (1988),
dan
morfologi yang dibatasi pada
morfem infleksi oleh Versteegh (1997). Penelitian tentang analisis kesalahan
peni bentukan kata pada morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab sudah pernah
diteliti sebelumnya. namun
k ~ i n
tentang analisis kesalahan penggunaan morfem intleksi
dalam konjugasi bahasa Arab di Pesantren Darul Arafah belum pernah diteliti. Penelitian
ini diharapkan dapat mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan morfem infleksi
daIam konjugasi bahasa Arab santriwati di Pesantren Daml Arafah yang pada akhirnya
dapat bermanfaat untuk perbaikan pembelajarannya.
2. Batasao Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus,
perlu ada pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada Analisis Kesalahan
penggunaan morfem infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab oleh santriwati kelas II di
Pesantren Darul Arafah, dan penyebab kesaIahan tersebut. Verba yang diteliti dibatasi
pada verba
Perfect,
verba
Imperfect, dan
verba
Imperative.
Dan jenis atau model
kesalahan yang akan di analisis dibatasi pada 2 taksonomi yaitu taksonomi linguistik, dan
siasat permukaan.
3. Rumusao Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian il1i adalah:
1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi
Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?
2. Apa faktor penyebab kesalahan penggunaan Morfem lnfleksi dalam Konjugasi
Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?
9
j
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
3/16
Kajian Linguistik
Tahun Ke-12 No 2 Agustus
2014
4. Tujuan Penelitian
1.
Menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi
Bahasa Arab pada santrwati kelas II Pesantren Darnl Arafah.
2. Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam
Konjugasi Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darnl Arafah.
5. ManCaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun
praktis.
a. ManCaat Teoretis
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Memperkaya khazanah pengetahuan ilmu bahasa khususnya morfem infleksi
yang termasuk dalam kajian morfologi dengan teori anal isis kesalahan
berbahasa.
2. Sebagai penguatan teori analisis kesalahan berbahasa yang sering timbul dalam
pengajaran bahasa kedua.
3. Menambah pemahaman tentang perubahan bentuk konjugasi bahasa Arab
khususnya yang berkaitan dengan pola verba Perfect Imperfect dan Imperative.
b. ManCaat
Praktis
Pada tataran hasil penelitian ini dapat digunakan:
1.
Sebagai bahan masukan bagi para pengurus lembaga bahasa dan guru di
Pesantren Darnl Arafah guna untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kesalahan berbahasa dan mengajarkan bahasa kedua yang selanjutnya
dapat mengusulkan· model pembelajarnn barn sehingga dapat meningkatkan
pengajaran morfoJogi di Pesantren Darul Arafah.
2. Sebagai bahan masukan bagi siswa Pesantren Darnl Arafah dalam proses
pembelajaran bahasa Arab, khususnya pemahaman Penggunaan morfem
infleksi dalam konjugasi bahasa Arab dan pengaplikasiannya dalam
berkomunikasi sehari-hari.
3. Sebagai usaha pendokumentasian bahasa yang melibatkan bidang morfologi
dan analisis kesalahan berbahasa bagi generasi mendatang.
K JI N
PUSTAKA
1.
Teori
yang
Relevan
a. Analisis kesalahan
James (1998: 5-6)
juga
mengemukakan bahwa analisis kesalahan sebagai cabang
dari linguistik terapan pembelajaran bahasa pertama dan bahasa kedualbahasa asing yang
melibatkan bahasa ibu, bahasa sasaran, dan bahasa antara-bahasa sasaran yang digunakan
pembelajar. Namun, ciri khas anal isis kesalahan terIetak pada pendeskripsian bahasa
sasaran dan bahasa antara termasuk analisis perbandingan diantaranya. Oleh karena ito,
pendeskripsian dan perbandingan bahasa sasaran dengan bahasa antara termasuk dalam
tahapan anal isis kesalahan berbahasa.
Selanjutnya Tarigan (1988: 70-72) berpendapat bahwa analisis kesalahan adalah
sutau prosedur keIja. Sebagai prosedur kerja anal isis kesalahan mempunyai Jangkah-
8
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
4/16
Nurainun
asibuan
Jangkah tertentu, yang dirnaksud dengan metodologi analisis kesalahan. Yang
mencakup pada pengumpulan data kesalahan, pengidentifikasian kesalahan
d n
pengklasifikasian kesalahan, memperingkat kesalahan, menjelaskan kesalahan,
d n
mengoreksi kesalahan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dalam penelitian ini menggunakan teori
(Tarigan 1988) karena teori ini dapat memandu Peneliti untuk mencari d t di lapangan.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa anal isis kesalahan adalah suatu proses yang betujuan
untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan oleh pembelajar bahasa asing
melalui prosedur kerja dengan menggunakan teknik penelitian meliputi pengumpulan
data pada sampel, pengidentifikasi kesalahan tersebut berdasarkan faktor penyebabnya,
dan menginterpretasikan kesalahan tersebut secara sistematis.
b. Jenis analisis kesalahan
Menurut Tarigan (1988: 87) kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran
bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa
tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalaan berbahasa harus
dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul d n
baoyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Ada empat pengklasifikasian atau
taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain:
1 )taksonomi kategori linguistik;
(2)taksonomi siasat permukaan;
(3)taksonomi komparatif;
d n
(4)taksonomi efek komunikatif.
Dari jenis analisis kesalahan di atas penelitian ini hanya fokus pada jenis analisis
kesalahan berdasarkan kategori 2 taksonomi. Yakni pada taksonomi lioguistik d n siasat
permukaan. Kareoa bentuk kesalahan berdasarkan bentuk morfem infleksi ini lebih
cenderung kepada taksonomi linguistik
d n
siasat permukaan.
c. Faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa
Kita telah mengetahui bahwa identifikasi d n analisis interferensi anatara bahasa
bahasa yang saling kontak, secara tradisional merupakan aspek pokok dalam menelaah
kedwibahasaan. Dalam kontak antarbahasa itu sering terjadi saling mempengaruhi, yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan berbahasa. Secara garis besarnya, Richards (1974)
mengatakan bahwa faktor penyebab kesalahan berbahasa yang terjadi oleh pembelajar
bahasa itu dibedakan atas: kesalahan antarbahasa (nterlanguage errors, dan kesalahan
intrabahasa
intralingual errors.
1. Kesalahan antarbahasa interlanguage errors, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
interferensi (B I) terhadap (B2) yang dipelajari.
Richards (1985: 37) mengelompokkan faktor kesalahan antar bahasa
Interlingual
error di
dalam proses antar bahasa terdapat 5 proses antar bahasa yaitu: transfer
bahasa
language transfer
transfer latihan
transfer
o
training
,siasat pembelajaran
bahasa kedua
strategies
o
second language learnig
siasat komunikasi bahasa kedua
strategies o second language communication, penyamarataan yang berlebihan
mengenai bahan linguistik bahasa sasaran over-generalization o target language
linguistic material. Namun selain 5 proses antarbahasa tersebut ada sejumlah proses
8
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
5/16
Kajian Linguistik Tahun Ke-12 No
2
Agustus 2014
lainnya yang dalam beberapa hal berkaitan dengan bentuk-bentuk pennukaan ucapan
ucapan antarbahasa. Di antaranya sebagai berikut
2. Kesalahan 'intrabahasa' intralingual
e ors,
yaitu kesalahan yang merefleksikan ciri
eiri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak
sempuma terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi
penerapan kaidah.
2.
Morfologi
Secara etimologi morfologi berasal
d ri
kata
morf
yang berarti 'bentuk' dan kata
logi yang berarti ilmu . Jadi secara harfiah kata morfologi berarti 'Hmu mengenai
bentuk'. i dalam kajian linguistik, morfologi berarti 'ilmu mengenai bentuk-bentuk
d n
pembentukan kata' (Chaer: 2008:3).
Dari pendapat di
atas
disimpulkan bahwa Morfologi merupakan salah satu cabang
linguistik yang membahas mengenai perubahan kata. Dalam bahasa Arab, morfologi
merupakan sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan
kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri.
a. Morfem Intleksi
Istilah Fleksi (flexion dalam bahasa inggris) atau lnfleksi (inflexion) berarti
semua perubahan paradigmatis yang dihasilkan dengan proses morfemis mana pun, boleh
dengan aftksasi, boleh dengan modiftkasi intern (Verhaar: 1976: 69). Ciri infleksi iaIah
bahwa bentukan infleksi itu tergolong dalam kategori kata yang sarna dengan morfem
dasamya; kedua, bahwa kontruksi infleksi mempunyai distribusi yang sarna dengan
morfem dasamya. Contoh dalam bahasa
Indonesia:tulis,
tulisi, tuliskan, ditulisi,
dituliskan, menulisi, menuliskan, tertulis, tertuliskan, semuanya tergolong kategori verba.
b. Proses intleksi daIam konjugasi bahasa
Arab
Proses morfologi infleksi dalam bahasa-bahasa dunia dikenal dalam konjugasi d n
deklinasi (Verhaar, 1999: 121-126). Konjugasi adalah alternasi infleksi pada verba dan
deklinasi adalah altemasi pada nomina dan adjektiva. Konjugasi meneakup (1) kala, (2)
aspek, (3) modus, (4) diathesis, (persona: jumlah d n jender).
Kategori verba dalam bahasa Arab terbagi menjadi verba
Perfect (ft il madi), verba
Imperfect (ft il mudiiriJ, dan verba Imperative (ft il
?
amr). Penggolongan kata menjadi
verba, selain ditentukan oleh fungsi di dalam kalimat,
juga
ditentukan oleh pola yang ada
dalam bahasa Arab. PoIa disini menunjukkan bahwa masing-masing verba mempunyai
cirri-eiri tersendiri (Ad-dahdah, 1981: 115).
Dalam morfem infleksi, proses morfologis atau perubahan bentuk yang teIjadi
lebih disebabkan oleh adanya hubungan sintaksis
dan
tidak berakibat pemindahan kelas
kata, Aftks-aftks infleksi yang bersifat inflektif meliputi hubungan garamatikal berkenaan
dengan kategori persona, jumlah, jender, d n kala. Persona, jumlah, jender merupakan
kategori gramatikal yang memarkahi verba dalam bahasa Arab. Pemarkahan semacam ini
merupakan bentukan penyesuian verba dengan subjeknya (Verhaar, 1999:132).
Penyesuaian itu dalam hal persona, jumlah, dan jendemya sehingga verba dalam Arab
berubah menjadi empat belas pola. Budaya bangsa Arab memilki konsep jender yang
membedakan maskulin versus feminin secara ketat berimplikasi pada perwujudan
bahasanya sehingga hampir semua kelas kata dalam bahasa Arab tennasuk verba.
82
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
6/16
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
7/16
Kajian Linguistik Tahun Ke-12 No
2 Agustus
2014
4. Kerangka Kerja Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi. Analisis dalam
kajian ini menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan morfem infleksi konjugasi bahasa
Arab. Selanjutnya, bentuk kesalahan tersebut dianalisis menggunakan kajian yang
mendukung proses analisis kesalahan dengan model kesalahan taksonomi kesalahan)
yang selanjutnya akan ditelususri penyabab teIjadinya kesalahan penggunaan morfem
infleksi dalam konjugasi bahasa Arab.
METODE PENELITI N
1.
Pendekatan dan Metode yang digonakan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini akan melihat bentuk
kesalahan berupa data lisan yakni sebuah percakapan sehari-hari yang berisi morfem
inflektif. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pendokumentaasian dan
penganalisisan hal-hal yang teIjadi secara natural dalam percakapan sehari-hari,
Percakapan tersebut akan direkam dan kemudian di analisis. Dan dibantu dengan
Penghitungan sederhana terhadap data yang digunakan pada waktu menghitung kesalahan
serta persentasenya.
2. Lokasi
dan
waldo Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Pesantren
Darul Arafah desa Laubakeri Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara.
b. Waldu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai bulan april sampai bulan juni
2014.
3.
Data
dan
Somber
data
Data yang diperoleh bersumber
d ri
data primer dan sekunder.
1.
Data primer berupa data lisan, yakni: data lisan berupa percakapan bahasa Arab
yang berisi kesalahan-kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam berbahasa
sehari-hari yang dilakukan oleh santriwati kelas II.
2. Data sekunder berupa data lisan wawancara, yang dikumpulkan dalam bentuk
daftar pertanyaan, dan data tulis berupa dokumen yang terdiri dari Iiteratur
literatur yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Pengompulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dipergunakan
metode pengumpu]an data dengan metode simak dan metode cakap. Metode simak
digunakan untuk memperoleh data lisan. Metode ini memiliki beberapa teknik, yakni
teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar digunakan dengan menggunakan teknik
sadap, yakni dengan menyadap pembicaraan informan dalam percakapan sehari-hari
Sudaryanto, 1993 : 133) metode ini sarna dengan metode observasi dimana peneliti
84
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
8/16
No
1.
2.
3.
4.
Nurainun Hasibuan
meoyimak penggunaan bahasa siswa taopa sepengetahuan mereka. Dalam teknik lanjutan
digunakan beberapa teknik, yakni (1) teknik rekam (2) teknik catat dalam mencatat semua
situasi yang ditemukan di lapangan yang mungkin mempengaruhi data dan dapat dibahas
dengan leogkap pada hasil temuan.
Selanjutnya, metode cakap digunakan untuk memperoleh data sekunder. Metode
ini dilakukan untuk memberikan keabsahan data agar data yang diperoleh lebih akurat.
5. Teknik
Analisis Data
Pada tahap ini data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan teori (Tarigan,
1988) untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan, dan metode agih untuk menganalisis
bentuk kesalahan yang dilakukan. yaitu dengan Mengumpulkan kalimat-kalimat yang
salah dari percakapan yang dilakukan oleh santriwati kelas II. Kemudian bentuk
kesalahan dapat diklasifikasi berdasarkan taksonominya, selanjutnya frekuensi kesalahan
untuk mengetahui persentase jumlah seluruh kesalahan dengan mentabulasi kesalahan
kesalahan yang dilakukan siswa dengan rumus:
Frekueosi
=
} XlOO%
keteraogao:
Jk: JumJah kesalahan
Jsk: Jumlah seluruh kesalahan
Kemudian kesalahan yang telah diidentifikasi dengan padanan kalimat yang benar,
dan pada data inilah ditelusuri peoyebab tetjadinya kesalahan dengan menggunakan teori
(Richards: 1985).
TEMU N D N
PEMBAHASAN
1.
Kesalahan
Berdasarkan
Taksonomi Linguistik
Bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik dapat dilihat dari bentuk
sebuah kata, kesalahan ini digolongkan pada kesalahan dalam memilih
afiks.
Adapun
jenis kesalahan-kesalahan yang ditemukan dengan penggunaan aflks ini diIihat dari segi
waktunya yaitu verba Perfect, Imperfect, dan Imperative.
a. Kesalahau Penggunaan afiks
pada verba
Perfect
Kesalahan penggunaan aftks infleksi pada verba Perfect ini tetjadi sebanyak
15
buah.
Kesalahan pada yang terdapat dalam kaJimat di atas
k n
diklasifikasikan, data
kesalahan pada bentuk verba Perfect dapat dilihat pada tabael dibawah ini:
Tabell
Bentuk
KeSaiahan verba
Perfect
Kesalahan
Makna
Perbaikan
Makna
w ~ s y a 'urol
dia (F)
merasa
w ~ / s y a u r t i
kamu (F) merasa
( , ~ i / f a h i m a t l
dia (F) faham
~ / f a h i m t u l
dia (F)
faham
mereka (F)
telah
kamu dua (F) telah
iI// ;lroainai melihat
W;/..;Iroaitumai
melihat
kamu
F)
telah
berbicara
;
Itahddasal
dia (M) telah berbicara
clhJ tahddastil
85
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
9/16
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
"p{;ltaakhoro
~ / t a g h o n n i i /
~ L . 1 : I I lhama/tul
' ~ " lhahahtul
~ L J l . . , Ima syiiatl
Kqjian Linguistil , Tahun Ke-12, No 2
Agustus 2014
dia
M)
telah
dia
(M) telah terlambat
iJ1oltaakhortunna
terlambat
dia
M)
telah
kami
telah
bemyanyi
{1.
iC
iltaghonnainOl
bemyanyi
kami
telah
aku telah membawa
liJ...: ./ham/nOI
membawa
aku suka
L¥.a-
lhahahnii/
kami suka
dia
(F) serah
~ m i i syi'na
dia (F) serah
mereka dua (F) telah
10.
11
12.
, ~ , . l l l a 'ihat
u-.."Isami at
t::.wli
I qiiamatl
dia (F) telah bermain
dia
(F)
telah
mendengar
dia (F) berdiri
~ I l a ' i h a t i i /
bermain
dia (M)
telah
~ / s a m i ' a /
mendengar
,slilqiima/
dia M) berdiri
ito
benda (F)
telah
ito
benda (M) telah
13.
14.
15.
~ l . . A l d h i i 'atl
hHang
tf....4ldhii'a
hilang
dia
M)
telah
dia (F)
, ;1;
VnadzzoJa
membersihkan
~ / n a d : z z o f a t /
membersihkan
dia
(F)
~ / t a k a l l a m a /
dia M) telah berbicara
~ / t a k a / l a m a t
berbicara
Dari tabel tersebut kesalahan penggunaan morfem infleksi pada verba
Perfect
berjumlah
15
buah, yang terdiri dari penggunaan sufiks {-t} sebanyak 7 buah terdapat
pada nomor (1, 2, 9, 10, 11, 12, dan 13), Kemudian sufiks {-to} sebanyak 2 buah
terdatap pada nomor 7, dan 8), dan selanjtunya suftks {-na} sebanyak 1 buah hanya
terdapat pada nomor 3. Dan pada persona ketiga tunggal maskulin sebanyak 5 buah
terdapat pada nomor 4,5,6, 14 dan 15.
b. Kesalahan Penggunaan afiks pada verba Imperfect
Kesalahan penggunaan
afIks
infleksi pada verba
Imperfect
terjadi sebanyak 53
kesaJahan. KesaJahan ini terjadi karena santriwati masih sulit membedakan antara
penggunaan morfem infleksi untuk persona ketiga tonggal, dual, dan jamak maskulin.
Kemudian penggunaan persona kedua tunggal, dual,
danjamak
feminin.
Untok lebih jelasnya, data kesalahan pada bentuk verba
Imperfect
dapat dilihat
ada tabel berikut:
Verba
Makna Perbaikan
Makna
telah
telah
~ j j l t a d z h a h n a l
kamu (F) sedang pergi
u.z.a.yIyadzhahna
mereka (F) sedang pergi
~ / t u k h b i r l
kamu (M) sedang mengabari
iJ0 W
tukhhiriinil
kamu
dua
(F) sedang
mengabari
c='
yltarji
ul
kamu (M) pulang
i J ~ y Itarji' ini
kamu dua (F) pulang
Cy.J takhrujul kamu M) sedang keluar
iJ >
i
takhrujiini/
kamu
dua
(F)
sedang
86
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
10/16
Nurainun Hasibuan
5. j?;; iltahjadzu
'kamu (M) sedang menghafaI' i ~
Itahjadziinil
keluar'
'kamu dua (F) sedang
menghafaI'
6 ~ / t a h t a q i r u l
'kamu (M) sedang menghina' iJf..;i:i.:.Jltahtaqiriinii 'kamu dua (F) sedang
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
e.,.,iJltaqiimu
~ / t a t a k a l l a m u
I.; JAJi
Itadzhabu
~ J U . J 1 Ituwaswisu
~ / t a k n u s u
~ t a j t a m i
'u
#Itasyghulu
&Itatba'u
#Ituhmilu
f: l.;
ltuthillu
'.
,..lIltal 'abu
~ t a s t a h i
?l;;ltata-akhorl
h/yaqrou
~ l y u f a t t i s y u l
..pU;/yataakhorl
.J:.i.... ltasquthu
foltasytarl
UWltakhaful
:J pltuqorribul
~ / t a h m i l u l
~ / t a s t a h i m m u
pltandzurul
plturidu
~ / t a m s y i l
~ / t a b k i l
. ,Kiltaktubul
.
i'iltujlbul
. I i
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
11/16
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No
2,
Agustus 2014
.. ceil taghdobu
kamu M) marah ~ taghdob'ina kamu (F) marah
5:J-1
Ita 'malul
kamu
M)
mengerjakan
iJ:I -Jlta'malina
kamu
(F)
mengerjakan
t.L Y Itarm'il
kamu
M)
sedang membuang iJj Y Itarm'inal kamu
(F) sedang
membuang
~ / t u b ' i d u l
kamu M) menjauhi ~ t u b 'idina
kamu (F) menjauhi
..fAfJlta'muri
kamu
M)
menyuruh
iP.... AfJIta 'mur'inal
kamu
(F)
menyuruh
~ / t a n ' a s l
kamu M) mengantuk ~ t a n 'asi'nal kamu (F) mengantuk
~ W l t u s a 'jdul
kamu M) menolong
~ W l t u s a 'kI'ma
kamu (F) menolong
~ / t a q t o ' u
kamu
M)
memotong
~ t a q t o "ina
kamu
(F)
memotong
....
'/tuhibbul
kamu
M)
menyukai
~ t u h i b b
'ina
kamu (F) menyukai
:ffiJltakwfl
kamu M) menyetrika
i filtakwinai
kamu (F) menyetrika
dSZ
Itataknllamu
kamu
M)
sedang berbicara
~ / t a t a k a l l a m i n a l
kamu
(F)
sedang berbicara
J..1ltu '/inu
kamu
M)
sedang mengabari
iJ:Iik1
Ilu '[in'ina
kamu
(F)
sedang mengabari
~ / t a n s a
kamu (M) lupa ~ / t a n s a i n a l kamu (F) lupa
u ..,slta 'riful kamu (M) mengetahui ..,slta 'rifina kamu (F) mengetahui
~ / t a t b a k h U
kamu M) sedang masak ~ / t a t b a / r . h i n a l kamu (F) sedang masak
~ / t a ' t o s y u l
kamu (M) haus
~ t a
'tosyina
kamu (F) haus
J.Ji ltanzilui .
--
- itu . (F) turon - -
-JY1/yanzilul
itu
M)
turon
~ / t u b ' i ' u
itu (F} dijual 6&lyubi'u itu
M)
dijual
Berdasarkan tabel di atas ditemukan data dalam kesalahan penggunaan morfem
infleksi pada verba Imperfect berjumlah 53 buah yang terdiri prefiks {ya-} pada persona
ketiga tunggal maskulin sebanyak 3 buah terdapat pada nomor 20,21, dan 22. Dan sufiks
{-u}
pada persona kedua tunggal maskulin sebanyak 41 buah terdapat pada nomor 2,3,
4,5,6, 7, 10, 12, 16, 13, 14, 18, 19,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,dan 50, dan 51. Selanjutnya prefiks dan
sufiks 7 buah terdapat pada nomor
1,
8, 9,11, 15, 17. Kemudian prefiks {ta-} pada nomor
23, 52, dan 53. Bentuk kesalahan yang didapati pada percakapan ini terdiri dari kesalahan
penggunaan persona, jumlah dan jender.
c.
Bentuk kesalahan penggunaan afiks pada verba Imperative
Kesalahan penggunaan afiks infleksi pada verba Imperative yang dilakukan oleh
santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah sebanyak 31 buah. kesalahan ini terjadi karena
santriwati masih sulit membedakan antara penggunaan morfem infleksi untuk persona
kedua pada jumlah tunggal, dual dan jamak pada jender maskulin dan feminin dalam
bentuk verba
Imperatif
dalam menyatakan suatu perintah (menyuruh).
88
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
12/16
Nurainun Hasibuan
Pengklasifikasian data dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel Bentuk
Kesalaban Penggunaao afiks
verba
Imperative
No Verba
Makna
Perbaikao
Makna
1
.J:P
kabbirl
besarkan
(TM)
/ ; A
lkabbiriil
besarkan (OF)
2.
Uilqif/
berhentilah
(TM)
LitiAifii
qla
berhentilah (OF)
3.
~ l J u n d z u r l
lihatlah (TF)
~ lundzurna/
lihatlah (JF)
4.
~
lintaqill
pindahlah (TF)
()liZllintaqilnai
pindahlah (JF)
5. ~ lijtahidil
rajinlah (TF)
~
lijtahidnal rajinJah (JF)
6.
~ l l i m s y i /
berjalanlah (TF)
~
limsylnal berjalanlah (JF)
7. :UJ1ltawassa 'I
merapatlah (TM)
iJLwJ1Itawassa 'nal
merapatlah (TF)
8
:r '*Jllidzhahl
pergilah
(TM)
&;AJllidzhabUl
pergilah (TF)
9 t.J'o"llasri'l
cepat (TM)
~ . J ' o " l l a s r i ' i /
cepat (TF)
10
~ / q u l l
katakanlah (TM)
~ ~ / q u l l l
katakanlah (TF)
II.
~ / k h u z l
ambillah (TM) ~ ~ / k h u z i l
ambiJIah (TF)
12.
J.;Y Itawaddo 'I
berwudhulah (TM)
~ y l t a w a d d o I I berwudhulah
13.
,· .llibhasl carilah (TM) ~ l l i b h a s i l
carilah (TF)
14.
p1ludzkurl
ingatlah
(TM)
~ . f i i l ludzkur I I ingatlah (TF)
15. ..J.I'-Ilishbirl
bersabarlah
(TM) ~ . . . . J I I lishbir i I
bersabarJah (TF)
16
dAi/hati/
berilah (TM)
~ 1 A / h a t ; : 1
berikanlah (TF)
17
JAlmurrai
berjalanlah (TM)
~ J " l m u r ; : 1
berjalanlah (TF)
18. Z ~ I lidribl
pukuUah (TM)
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
13/16
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2 Agustus 2014
Selanjutnya, dari hasil penelitian di atas data akan ditabulasi untuk menjelaskan
persentase jumlah kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik berdasarkan yang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Persentase Jumlah Kesalahan berdasarkan Taksonomi linguistik
No.
JENIS KESALAHAN
JUML H
PERSENTASI ( )
1.
Kesalahan pada verba
Perfect
15
15,16
2.
KesaIahan pada verba Imperfect
53
53,54
3.
Kesalahan pada verba
Imperative
30
31,40
Jumlah 99 100
Berdasarkan tabel tersebut jelas terlihat bahwa jenis kesalahan yang paling banyak
dilakukan oleh santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah adalah kesalahan penggunaan
afiks pada verba
Imperfect
yakni sebanyak 53,54 dengan jumlah
53
kesalahan,
kemudian kesalahan penggunaan afiks pada verba Imperatif sebanyak 31,40 dengan
jumlah 30 kesalahan, dan kesaIahan paling sedikit dilakukan adalah kesalahan
penggunaan afiks pada verba Perfect yakni sebanyak 15,16 dengan jumlah
15
kesalahan. Dan jumlah seluruh kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik penggunaan
afiks pada 3 verba ini sebanyak 99 kesaIahan.
2. Kesalahan Berdasarkan Taksonomi siasat permukaan
a. Kesalahan Penambahan
addition)
Data kesaIahan penambahan yang dibuat oleh siswa adaIah sebanyak 6 data.
kesalahan ini terjadi karena siswa menamb3hkan hurut'
ct n afiks
yang seharusnya tidak
ada.
PengkJasiftkasian kesalahan dapat dilihat pada tabeI berikut:
No. Verba
Imperative
Jenis penambahan Makna
1.
~ l l i j l i s i n i Hurufi 'duduklah
(JF)
2. ~ limsyiyani/
Huruf ni 'berjaIanlah (OF)
DaIam tabeI tersebut hanya terdapat 2 buah kesaIahan penambahan morfem infleksi
dalam konjugasi bahasa Arab pada verba Imperative.
b. Kesalahan Penghilangan
Kesalahan yang berbentuk penghilangan ditemukan dalam data beIjumlah 4 buah.
kesalahan ini terjadi karena siswa menghilangkan huruf dalam sebuah morfem infleksi
konjugasi bahasa Arab.
Selanjutnya kesalahan dapat diklasifikan pada tabel berikut:
No.
Verba
Imperfect
Jenis penghilangan Makna
I.
k
yusholliil Huruf na 'mereka(M) sedang soIat
2
~ ~ t a
'rift
Hurufna 'kamu (F) mengetahui'
3 ~ / t a k t u h J I
Hurufna 'kamu (F) sedang menulis'
4.
~ / y a j t a m i i i
Huruf na 'mereka (M) sedang berkumpul'
90
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
14/16
Nurainun Hasibuan
Data yang terdapat pada kesalahan penghiJangan hanya terdapat pada verba
Imperfect sebanyak (4 buah). Dan tidak ditemukan pada verba Perfect dan Imperative.
Kesala.. 1an berdasarkan taksonomi siasat permukaan meliputi kesalahan
penghilangan
(omission),
Penambahan
(addition),
salah urnt
(misformation),
dan salah
bentuk
(misordering).
Namun kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini hanya
terdapat pada kesalahan yang terbentuk pada penghilangan dan penambahan didalam
afiks. Hasil pengelompokkan secara rinei dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 Persentase jumlah Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Siasat Permukaan
No. JENIS KESALAHAN
1. Penambahan
(addition)
2. Penghilangan
(omission)
Jumlah
JUMLAH
6
4
100
PERSENTASI
( )
60
40
100%
Kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang ditemukan mencakup
kesalahan penambahan sebanyak 60% dengan jumlah 6 buah kesalahan, kesalahan
penghiJangan sebanayak 40% dengan jumJah 4 buah kesaJaban, dengan demikian jumlah
seluruh kesalahan yang dilakukan oleh santriwati kelas Pesantren Darnl Arafah dalam
taksonomi siasat permukaan betjumlah 10 kesalahan.
3. Faktor penyabab terjadinya kesalahan penggunaan morfem inOeksi dalam
konjugasi bahasa
Arab
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara pada santriwati kelas II Pesantren
Darnl Arafah, Ada beberapa hal yang merupakan penyebab kesalahan berbahasa pada
santriwati Pesantren DaruJ Arafah. Adapun penyebab kesalaban tersebut adalah:
1.
Kesalaban 'antarbabasa' interlanguage errors
Berdasarkan kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa arab
yang disebabkan oleh kesalahan antar bahasa hanya tetjadi karena adanya
interferensi sebuab bahasa pertama (B 1) terhadap bahasa kedua (B2).
2. Kesalahan 'intra bahasa
intralanguage errors
Lain halnya dengan kesalahan yang disebabkan oleh faktor intra bahasa, yakni
kesalahan yang tetjadi karena adanya kesulitan siswa terhadap penguasaan bahasa
kedua. Berdasarkan kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi
bahasa rab yang termasuk dalam faktor intra bahasa yaitu, pemahaman yang
berlebihan mengenai morfem infleksi dan bentuknya, kemudian salah
menghipotesikan konsep tentang perbedaan verba
Perfect, Imperfect,
dan
Imperative, dan kesalahan dalam memilih afiks untuk penggunaan persona
jumlab danjender.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Simpulan
Dari hasil analisis data dapat diambiI simpulan bahwa:
Bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi kategori linguistik, jenis kesalahan yang
dilakukan oleh santriwati kelas II Pesantren Dam Arafah adalah kesa ahan penggunaan
pada verba Imperfect yaitu sebanyak 53,54%, dengan jumlah
53
buah, kemudian
91
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
15/16
Kajian Linguistik, Tahun Ke-l2, No 2 Agustus 2014
kesalahan penggunaan afIks pada verba Imperative sebanyak 31,40 dengan jumlah
dengan jumlah 30 buah, dan selanjutnya kesalahan penggunaan afIks pada verba
Perfect
yaitu sebanyak 15,16 denganjumlah
15
buah.
Selanjutnya bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan, jenis
kesalahan yang dilakukan oleh santriwati Pesantren Darnl Arfah meliputi kesalahan
penambahan sebanyak 55,56 dengan jumlah 6 buah, dan penghilangan sebanyak
44,44 denganjumlah 4 buah.
Penyebab kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa
Arab
disebabkan oleh faktor 'intra bahasa' yaitu penyemarataan berlebihan dengan kesalahan
penambahan, kemudian karena penerapan kaidah yang tidak sempurna dengan kesalahan
penghilangan, dan kesalahan memilih afiks dengan kesalahan penggunaan p r s ~
kesalahan penggunaanjumlah, dan kesalahan penggunaanjender. Dan selanjutnya faktor
'antar bahasa' yang disebabkan oleh intenerensi, dalam faktor ini kesalahan yang
dilakukan oleh santriwati pesantren Darnl Arafah yaitu karena adanya pengaruh bahasa
pertama yaitu bahasa Indonesia terhadap penggunaan bahasa kedna yakni bahasa Arab itu
sendiri.
2.
aran
1.
Disarankan agar guru bahasa Arab lebih banyak mengajarkan tentang kaedah
penggunan morfem ini, dan penggunaanya dalam berbahasa lisan.
2. Perlu adanya perbaikan tentang penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa
Arab, hal ini dilakukan agar meminilaisir kesalahan yang dilakukan oleh santriwati
khusunya santriwati kelas II Pesantren DaruI Arafah.
3. Penelitian ini terbatas pada deskripsi kesalahan dan penyebab kesalahan. Disarankan
. penelitian sejenis dapat dikembangkan· untuk .selanjutnya agar menjadi lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Bauer, Laurie. (1988).
Introducing Linguistic Morphology.
Edinburgh. University Press.
Corder, S. Pit. (1974). The Significance ofLearnears' E or . Dalam J. Schumann nd
N. Stenson {eds}. (1974). New Frontiers in Second Language Learning. Rowley,
Mass: Newbury House. England: Penguin Books.
(1981). Error Analysis
and
Interlanguage. Oxford: University Press.
Daulay, Heidi, Marina Burt, (1985). Language Two.
Oxford: Oxford University Press.
(1984). Classroom Second Language Development.
Oxford: Pergamon
Press.
Dahdah, Antonie. (198 I). A Dictionary ofArabic Grammar in Charts
and
Tables. Beirut:
Librairie du Liban.
Katamba, Francis. (1993). Modern Linguistics Morphology. London: Longman.
Moleong, L
J.
(2007).
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur, Tajudin. (2010). lurnal:
Fungsi Afiks Infleksi Penanda Persona, Jumlah, dan Jender
pada Verba Bahasa Arab. Universitas Padjajaran Bandung.
9
8/18/2019 Nurainun Hasibuan
16/16
Nurainun Hasibuan
Richards, Jack. C. (editor) (1985).
Error Analysis: Perspective on Second Language
Acquisition. London:
Longman.
Sudaryanto. (1993).
Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. (2003).
Metode Penelitian Bisnis.
Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Sridhar; S.N. (1985).
"Contrastive Analysis, Error Analysis nd Interlanguage".
Oxford: Pergamon Press.
Shini, Muhammad Isma iI, dkk.
Al-Qawaa'idu Al- 'Arabiyyatu Al-Maysarah: Silsilah i
Ta
'LIM An-nahwi AI- 'Arabiy ligsiri AI-Arabi.
Riyadh: Jaami ah Almalik Su ud.
Tarigan, Henry Guntur. (1988).
Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung:
Angkasa.
(1987). Pengajaran Ana/isis KotrastifBahasa.
Bandung; Angkasa.
Verhaar, J.W.M. (1988).
Pengantar pLinguistik Jilid
1. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
(1999). Asas-Asas Linguistik
Umum Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Versteegh, Kees. (1997). The
Arabic language.
Edinburgh: Edinburgh University Press.
9
Top Related