PENGARUH PENAMBAHAN SARI DAUN KELOR (Moringa oleifera)
DAN SARI STROBERI TERHADAP HASIL UJI ORGANOLEPTIK
PADA PERMEN KARAMEL SUSU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Imroatul Hasanah
NIM : 141434080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENAMBAHAN SARI DAUN KELOR (Moringa oleifera)
DAN SARI STROBERI TERHADAP HASIL UJI ORGANOLEPTIK
PADA PERMEN KARAMEL SUSU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Imroatul Hasanah
NIM : 141434080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PESEMBAHAN
“Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar
kamu bersyukur”
QS. Al Ma’idah: 6
“pengetahuan adalah kekuatan”
-Francis Bacon-
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya Bapak Abd Rahem dan Ibu Rohana
Mbah Si’ah dan Adik Lailatul Badriyah
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2014
Almamater saya Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
judul “ Pengaruh Penambahan Sari Daun Kelor (Moringa Oleifera) dan Sari
Stroberi Terdadap Hasil Uji Organoleptik Pada Permen Karamel Susu”.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Penidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari dalam
proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, saran,
semangat, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulias
mengucapakan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing Akademik Angkatan 2014
5. Ibu Retno Herrani Setyati, M. Biotech selaku Dosen Pembimbing utama yang
telah bersedia dalam meluangkan waktu dengan penuh kesabaran untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
6. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si. selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Laboratorium Pendidikan Biologi
7. Beasiswa Bidikmisi yang telah memberikan bantuan dana pendidikan
8. Bruder Sarju dan Bapak Tri LKM yang telah membantu dalam menangani
urusan keuangan mahasiswa Bidikmisi
9. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi dan Staff Sekretariat JPMIPA
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
10. Bapak Agus dan Bapak Marsono selaku Laboran Laboratorium Pendidikan
Biologi yang telah membantu penulis dalam menyiapkan alat-alat Laboratotium
saat penulis malakukan penelitian.
11. Keluarga besarku Bapak Abd Rahem, Ibu Rohana, Mbah Si’ah dan Adik
Lailatul Badriyah yang selalu mendoakan, memberi motivasi, dan
pengorbanannya baik dari segi moril, materi kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi dengan baik.
12. Keluargaku yang di Jogja Om Warsis, Mba Alfi, Adik Razes dan Adik Hayu
yang telah memberikan banyak motivasi, memberi semangat, dan dukungan
sejak mulai saya pertama di Jogja
13. Putri Oktavia, Monica Tanjung I.D dan Iis Romiyati yang telah banyak
membantu dan memberikan semangat serta kebersamaan di saat suka dan duka
14. Semua teman-teman yang sudah membantu dalam proses pembuatan permen
karamel dan yang telah mengajari SPSS
15. Teman-teman seangkatan Program Studi Pendidikan Biologi 2014 yang telah
sama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang memberi
dukungan, bantuan dan semangat bagi penulis dalam penyusunan skripsi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya.
Yogyakarta, 10 Juli 2018
Penulis,
Imroatul Hasanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PENGARUH PENAMBAHAN SARI DAUN KELOR (Moringa oleifera)
DAN SARI STROBERI TERHADAP HASIL UJI ORGANOLEPTIK
PADA PERMEN KARAMEL SUSU
Imroatul Hasanah
141434080
ABSTRAK
Tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki banyak manfaat dan
kandungan gizi yang sangat tinggi. Daun kelor mengandung vitamin A yang setara
dengan 10 kali vitamin A pada wortel. Namun tidak semua masyarakat menyukai
daun kelor dikarenakan daun kelor memiliki aroma langu yang cukup menyengat.
Salah satu alternatif pemanfaatan daun kelor adalah membuat permen karamel,
sehingga masyarakat dapat menikmati manfaatnya. Tujuan penelitian ini yaitu
mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian sari daun kelor yang ditambahkan
sari stroberi terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna pada permen karamel susu dan
mengetahui formula permen karamel yang disukai panelis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1
kontrol, 3 perlakuan yaitu 100 ml (50 ml sari daun kelor, 50 ml sari stroberi), 200
ml (100 ml sari daun kelor, 100 ml sari stroberi), dan 300 ml (150 ml sari daun
kelor, 150 ml sari stroberi), masing-masing 3 kali ulangan. Permen karamel yang
sudah dibuat diuji organoleptik pada 20 panelis. Hasil yang diperoleh kemudian
diuji statistik menggunakan uji Anova, jika signifikan maka dilanjutkan dengan uji
Tukey.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa masing-masing
perlakuan dan kontrol memberikan pengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur dan rasa.
Tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan secara statistik untuk hasil pada tekstur.
Permen karamel dengan perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
sebanyak 100 ml merupakan permen karamel yang disukai oleh panelis.
Kata kunci: permen karamel, susu sapi, daun kelor, stroberi, variasi volume dan
organoleptik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
THE EFFECT OF MORINGA LEAVES JUICE AND STRAWBERRY JUICE
TOWARD THE ORGANOLEPTIC TEST RESULT OF CARAMEL CANDY
Imroatul Hasanah
141434080
ABSTRACT
Moringa plant has many benefit and contains high nutrient. The leaves of
the moringa contains high vitamin A as high as 10 folds of the carrot. But, people
don’t really like moringa leaves because it unpleasant odor. One of the alternative
usage of the moringa leaves that we can see is from the making process of moringa
caramel candy and let the people get its benefit. The purpose of this research is to
know the effect of giving moringa leaves juice with adding strawberry juice towards
the taste, aroma, texture, color of the caramel candy, and get to know about the
most favorite formula among the panelists.
This research used Complete Randomized Design with 1 control and 3 other
treatment. The treatments consist of 100ml juice ( 50ml moringa juice and 50 ml
strawberry juice), 200ml juice( 100 ml moringa leaves juice and 100ml strawberry
juice), and 300 ml juice (150 ml moringa leaves juice and 150 ml strawberry juice),
with 3 replication for each treatment. Then, the result of caramel candy were done
in organoleptic test that had been did by 20 panelists. The result was tested by
Anova, then it followed by Tukey Test.
Considering the result, it could be recognized that every treatment and
control of the research give effect to the taste, aroma, and texture. But, the statistic
determination of the result doesn’t show significance. The organoleptic test shows
that the treatment with adding of 100 ml leaves juice and strawberry juice is the
most favorite one among the panelists.
Key words : caramel candy, cow’s milk, moringa leaves, strawberry, volume and
organoleptic variation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
A. Kelor ....................................................................................................... 5
1. Deskripsi Tanaman Kelor ................................................................ 5
2. Klasifikasi Tanaman Kelor .............................................................. 6
3. Morfologi Tanaman Kelor ............................................................... 6
4. Kandungan Daun Kelor.................................................................... 8
5. Khasiat dan Kegunaan...................................................................... 9
B. Stroberi ................................................................................................... 11
1. Deskripsi Tanaman Stroberi ............................................................. 11
2. Klasifikasi Tanaman Stroberi ........................................................... 12
3. Morfologi Tanaman Stroberi............................................................ 12
4. Kandungan dan Kegunaan ............................................................... 14
C. Susu Sapi ................................................................................................ 15
D. Gula ....................................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Permen Karamel ..................................................................................... 19
F. Reaksi Pencokelatan............................................................................... 22
G. Uji Organoleptik..................................................................................... 23
H. Penelitian Relevan .................................................................................. 24
I. Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
J. Hipotesis ................................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 30
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 30
C. Batasan Penelitian/Definisi Operasional ................................................ 30
D. Alat dan Bahan ....................................................................................... 31
E. Cara Kerja .............................................................................................. 32
F. Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 37
G. Metode Analisis Data ............................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40
A. Uji Organoleptik..................................................................................... 40
B. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan Penelitian .................................. 55
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
PEMBELAJARAN ............................................................................. 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................................ 59
B. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
LAMPIRAN ....................................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi (gizi) dalam Setiap 100 g Tanaman Kelor .......... 9
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi (gizi) dalam Setiap 100 g Buah Stroberi ............ 14
Tabel 2.3 Komposisi Susu Sapi dalam Setiap 100 g .......................................... 16
Tabel 2.4 Syarat Mutu Gula Kristal Putih SNI 3140.3:2010 ............................. 18
Tabel 2.5 Syarat Mutu Kembang Gula Lunak SNI 3547.2-2008 ...................... 21
Tabel 3.1 Bahan-bahan Pembuatan Permen Karamel Susu dengan
Penambahan Sari Daun Kelor dan Sari Stroberi ............................... 34
Tabel 4.1 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Permen Karamel ............... 42
Tabel 4.2 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Permen Karamel ............ 46
Tabel 4.3 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Warna Permen Karamel ........... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Kelor ............................................................................... 8
Gambar 2.2 Bagan Literatur Map ...................................................................... 26
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 28
Gambar 3.1 Bahan Pembuatan Permen Karamel ............................................... 32
Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Sari Daun Kelor .................................... 33
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Sari Stroberi .......................................... 34
Gambar 3.4 Diagram Alir Pembuatan Permen Karamel Susu ........................... 36
Gambar 4.1 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Permen Karamel ......... 40
Gambar 4.2 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Permen Karamel ...... 44
Gambar 4.3 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Permen Karamel ..... 47
Gambar 4.4 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Permen Karamel ...... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ........................................................................................... 65
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................... 69
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 79
Lampiran 4. Instrumen Penilaian ....................................................................... 85
Lampiran 5. Kuesioner Uji Kesukaan ................................................................ 96
Lampiran 6. Data Uji Organoleptik ................................................................... 99
Lampiran 7. Analisis Statistik Uji Anova dan Uji Tukey .................................. 102
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kekurangan vitamin A masih menjadi masalah gizi di Indonesia.
Kekurangan vitamin A adalah kondisi kurangnya asupan zat gizi makro yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari
seperti yang dikemukakan Supariasa (2001). Saat ini banyak masyarakat yang
mengalami gangguan penglihatan yang salah satunya disebabkan oleh
kurangnya asupan vitamin A. WHO mengatakan bahwa kekurangan vitamin A
dalam makanan sehari-hari menyebabkan sekitar 1 juta anak balita di seluruh
dunia menderita penyakit mata dalam setiap tahunnya. Sedangkan angka
kebutaan tertinggi di Asia Tenggara terdapat di Indonesia yaitu 1,5% dari
jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang, dan disusul oleh Bangladesh
(1%), India (0,7%), dan Thailand (0,3%) (Sitorus, 2016). Vitamin A dapat
diperoleh dari bahan-bahan alami seperti wortel, daun kelor dan makanan yang
diperkaya dengan vitamin A. Vitamin A dapat diperoleh dari bahan-bahan
alami seperti wortel, daun kelor dan makanan yang diperkaya dengan vitamin
A.
Daun kelor (Moringa oleifera) secara tradisional banyak dimanfaatkan
sebagai sayur bening dan sayur bobor. Daun kelor telah terbukti secara ilmiah
memiliki kandungan gizi dan berkhasiat obat, sehingga diyakini memiliki
potensi untuk mengatasi kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menyembuhkan berbagai penyakit (Krisnadi, 2015). Menurut Jonni (2008),
salah satu bagian tanaman kelor yang dapat dimanfaatkan adalah daun.
Pemanfaatan daun kelor masih sangat terbatas. Secara tradisional daun kelor
diolah menjadi sayur bening dan sayur bobor. Daun kelor mengandung vitamin
A setara dengan 10 kali vitamin A pada wortel, setara dengan 15 kali potasium
pada pisang, setara dengan 25 kali zat besi yang terdapat pada bayam, setara
dengan 17 kali kalsium pada susu, dan setara dengan 9 kali protein yang
terdapat pada yoghurt.
Susu merupakan sumber protein hewani yang dalamnya memiliki
kandungan gizi yang tinggi. Susu merupakan salah satu jenis minuman yang
menyehatkan karena kandungan gizinya yang lengkap dan mengandung asam
amino esensial dalam jumlah yang cukup. Susu didefinisikan sebagai cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar mammae hewan betina. Susu hewan yang umum
dikonsumsi adalah susu susu sapi (Susilorini dkk, 2006). Salah satu altenatif
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kelor dan susu sapi adalah
memadukan kedua bahan tersebut menjadi permen karamel susu. Produk
permen karamel susu dapat dibuat dengan campuran susu, gula, dan mentega.
Penelitian mengenai pembuatan permen karamel susu yang ditambahkan sari
daun kelor sudah pernah dibuat oleh peneliti Pamel (2017), namun berdasarkan
hasil penelitian, panelis justru tidak menyukai rasa dari daun kelor. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan sari buah stroberi untuk menambahkan rasa
pada permen karamel susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Rasa stroberi ini banyak disukai oleh masyarakat, selain itu stroberi juga
mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan manusia seperti vitamin C, serat,
magnesium dan kalium. Khasiat stroberi tidak akan berubah meskipun sudah
diolah menjadi selai maupun perisa. Permen merupakan suatu produk pangan
yang disukai semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa karena
permen dapat dikonsumsi di manapun dan kapanpun. Hal ini memacu para
produsen untuk membuat permen karamel yang memiliki kandungan gizi yang
baik. Berdasarkan alasan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkatnya ke
dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Penambahan Sari Daun Kelor
(Moringa oleifera) dan Sari Stroberi Terhadap Hasil Uji Organoleptik
Pada Permen Karamel Susu”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh penambahan sari daun kelor dan sari stroberi terhadap
hasil uji organoleptik pada permen karamel susu?
2. Formula permen karamel susu manakah yang disukai panelis?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
terhadap hasil uji organoleptik pada permen karamel susu
2. Mengetahui formula permen karamel susu yang disukai panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman secara langsung cara membuat
permen karamel susu dengan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
2. Bagi Pendidikan
Menambah pengetahuan mengenai zat aditif pada makanan yaitu pada
materi zat aditif dan zat adiktif-psikotropika kelas VIII SMP
Dapat digunakan sebagai referensi apabila mengadakan penelitian yang
sejenis
3. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan mengenai pembuatan permen karamel susu
dengan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
Memberikan informasi untuk lebih memanfaatkan daun kelor untuk
penganekaragaman pangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelor
1. Deskripsi Tanaman Kelor
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur
panjang dengan tinggi 7 – 12 m. Batang berkayu, tegak, berwarna putih kotor,
kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau
miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara
generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh subur mulai dari
dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut, banyak
ditanam sebagai tapal batas atau pagar halaman rumah atau ladang. Tanaman
ini juga dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah
berlempung berat dan menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam. Di
berbagai belahan dunia seperti Afrika, Etiopia, Sudan, Somalia, Kenya, Arab
Saudi dan Israel, kelor juga digunakan sebagai tanaman pionir karena tahan
kekeringan dan juga digunakan sebagai pakan ternak. Tanaman kelor di
Indonesia dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Sunda dan Melayu
menyebutnya kelor. Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau
keloro. Masyarakat Madura menyebutnya maronggih. Di Aceh disebut
murong. Di Ternate dikenal sebagai kelo. Di Sumbawa disebut Kawona,
sedangkan orang-orang Minang mengenalnya dengan nama Munggai
(Kurniasih, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Klasifikasi Tanaman Kelor
Menurut Krisnadi (2015) tanaman kelor dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera Lam
3. Morfologi Tanaman Kelor
a. Akar
Tanaman kelor memiliki akar tunggang yang berwarna putih. Kulit akar
berasa pedas dan berbau tajam, berwarna kuning pucat, bergaris halus tapi
terang dan melintang, tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit
agak licin, permukaan dalam agak berserabut. Pohon yang tumbuh dari biji
akan memiliki perakaran yang dalam, membentuk akar tunggang yang lebar
dan serabut yang tebal. Akar tunggang tidak terbentuk pada pohon yang
diperbanyak dengan stek.
b. Batang
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketinggian
batang 7-12 meter. Kelor memiliki jenis batang berkayu, sehingga batangnya
keras dan kuat. Bentuk batang bulat dan permukaannya kasar dengan arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tumbuh lurus ke atas atau disebut tegak lurus (erectus). Percabangan batang
terjadi secara simpodial.
c. Daun
Kelor memiliki daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling
(alternate), beranak beranak daun gasal (imparipinnature), helai daun saat
muda berwarna hijau muda, setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat
telur, panjang 1-2 cm, lebar 1-2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul
(obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas
dan bawah halus.
d. Bunga
Bunga kelor bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem,
menebar aroma khas, berwarna putih kekuning-kuningan terkumpul dalam
pucuk lembaga di bagian ketiak dan tudung pelepah.
e. Buah atau polong
Kelor berbuah setelah berumur 12-18 bulan. Buah atau polong kelor
berbentuk segitiga memanjang yang disebut klentang (Jawa) dengan panjang
20-60 cm. Ketika muda berwarna hijau, setelah tua menjadi cokelat.
f. Biji
Biji kelor berbentuk bulat berwarna kecokelatan (Kurniasih, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 2.1 Tanaman Kelor
Sumber : https://www.lyceum.id/khasiat-daun-kelor/
4. Kandungan Daun Kelor
Daun kelor merupakan sumber provitamin A, vitamin B, vitamin C,
mineral terutama zat besi, juga kaya senyawa alami antioksidan seperti β-
karotin, kalium dan potassium. Penelitian Tahir dkk (2014) menunjukkan
bahwa daun kelor mengandung vitamin C dan β–karoten dengan kadar vitamin
C yaitu 7,96 mg/g dan kadar β–karoten yaitu 3,31 mg/g. Daun kelor juga
mengandung makro elemen dan mikro elemen. Kandungan makro elemen
seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium dan fosfor, sedangkan
kandungan mikro elemen meliputi mangan, seng, dan besi. Selain itu daun
kelor juga memiliki kandungan kimia seperti asam amino yang berbentuk asam
aspartate, asam glutamat, alanine, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin,
arginine, venilalanin, triftofan, sintein dan methionen (Simbolan dkk, 2007)
Daun kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena
kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat,
flavonoid, phenolic dan karotenoid. Tingginya konsentrasi asam askorbat, zat
estrogen dan β-sitosterol, besi, kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, vitamin B,
vitamin C, α-tokofenol, riboflavin, nikotinik, asam folat, piridoksin, β-karoten,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
protein, dan khususnya asam amino esensial seperti metionin, sistin, triptofan
dan lisin yang terdapat dalam daun dan polong membuatnya menjadi suplemen
makanan yang hampir ideal (Aminah, 2015) . Hasil studi fitokimia tentang daun
kelor menyebutkan bahwa daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder
flavonoid, alkaloid, fenol yang juga dapat menghambat aktivitas bakteri.
Berikut adalah kandungan nutrisi (gizi) tanaman kelor.
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi (gizi) dalam Setiap 100 gram Tanaman Kelor
No Kandungan Gizi Proporsi
(banyaknya)
1 Energi 82 kal
2 Protein 6.70 gram
3 Lemak 1.70 gram
4 Karbohidrat 14.30 gram
5 Kalsium 440.00 mg
6 Fosfor 70 mg
7 Besi 7.00 mg
8 Vitamin A 11300 SI
9 Vitamin B1 0.21 mg
10 Vitamin C 220.0 mg
11 Air 750 gram
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Depkes RI, 2005)
5. Khasiat dan Kegunaan
Pohon kelor memiliki beberapa julukan, di antaranya Miracle Tree,
Tree for Life, dan Amazing Tree. Julukan tersebut muncul karena semua bagian
dari pohon kelor memiliki manfaat yang luar biasa mulai dari daun, buah, biji,
kulit batang, dan akar. Seluruh bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan untuk
penyembuhan, menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terutama sumber asupan gizi keluarga. Bahkan, kandungan kelor diketahui
berkali lipat dibandingkan bahan makanan sumber nutrisi lainnya. Kelor kaya
akan vitamin dan merupakan salah satu tanaman dengan sumber vitamin
terkaya. Vitamin A diperlukan untuk mencegah rabun senja, mempromosikan
kulit yang sehat, dan mengatasi infeksi. Tanaman kelor mempunyai banyak
manfaat bagi manusia. Berbagai bagian dari tanaman ini bisa dimakan. Secara
luas daun kelor telah digunakan sebagai bahan pangan, pakan, dan produk-
produk farmasi. Di Afrika dan Asia, daun kelor dijadikan alternatif suplemen
yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan
(Fuglie, 2001 ; Tahir, 2014).
Manfaat yang dimiliki daun kelor yaitu mampu meningkatkan status
gizi pada anak malnutrisi. Rahmawati (2016) mengatakan bahwa saat ini
banyak Negara-negara tropis yang memanfaatkan daun kelor untuk mengatasi
masalah gizi buruk pada anak dan ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati (2016) menunjukkan bahwa daun kelor dapat
mengatasi masalah gizi buruk di berbagai Negara dengan cara
menambahkannya kedalam makanan sehari-hari.
Di Indonesia, daun kelor sering dijumpai sebagai pagar hidup yang
ditanam di sepanjang ladang atau tepi sawah, dan juga di beberapa daerah
sebagai sayuran untuk dikonsumsi (Yulianti, 2008). Daun kelor secara
tradisional telah banyak dimanfaatkan untuk sayur, sampai saat ini
dikembangkan menjadi produk pangan modern seperti tepung kelor, kerupuk
kelor, kue kelor, permen kelor dan teh daun kelor (Krisnadi, 2015). Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
remasan daun juga dapat dimanfaatkan sebagai penutup luka. Daun kelor dapat
digiling halus untuk dijadikan bedak penghilang noda dan flek di wajah.
Daun kelor memiliki fungsi sebagai pencahar, diterapkan sebagai tapal
untuk luka, dioleskan pada kening untuk sakit kepala, digunakan untuk kompres
demam, sakit tenggorokan, mata merah, bronkitis, dan infeksi telinga, kudis dan
penyakit selesma. Jus daun diyakini untuk mengontrol kadar glukosa, dan
digunakan untuk mengurangi pembengkakan kelenjar. Adanya kandungan
senyawa novel isothiocynate, kelor digunakan sebagai bahan utama ratusan
obat, baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Senyawa novel isothiocynate
merupakan kelas Bio-availabilitas Phytochemicals yang dilaporkan terdapat
dalam daun dan polong kelor. Dunia ilmu pengetahuan mengakui bahwa kelor
merupakan tanaman paling kaya nutrisi yang ditemukan untuk saat ini
(Kurniasih, 2016)
B. Stroberi
1. Deskripsi Tanaman Stroberi
Istilah stroberi berasal dari kata straw yang berarti jerami, dan berry
yang artinya buah lunak (soft fruit). Jadi, stroberi berarti buah lunak di atas
jerami. Stroberi atau stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan
yang terpenting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis.
Negara penghasil buah stroberi terbesar di dunia adalah Amerika Serikat yang
mencapai 245% dari produksi dunia. Buah stroberi juga sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Pada pertengahan tahun 1990-an, tanaman buah stroberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mulai dikenal dan dikembangkan oleh petani Indonesia. Buah stroberi
memiliki beberapa nama daerah yaitu di daerah Rancabali Bandung, Jawa
Barat disebut stroberi nyoho dan di daerah Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah disebut stroberi daun keriting dan tristar (Hannum,
2004).
2. Klasifikasi Tanaman Stroberi
Menurut Tjitrosoepomo (1985) tanaman stroberi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria sp
3. Morfologi Tanaman Stroberi
Susunan tubuh tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, stolon, daun,
bunga, buah dan biji.
a. Akar
Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar, batang akar, ujung
akar, bulu akar dan tudung akar. Tanaman stroberi berakar tunggang terus
tumbuh memanjang dan berukuran besar. Panjang akar mencapai 100 cm, akan
tetapi biasanya akar tanaman stroberi tersebut hanya menembus lapisan tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
atas sedalam 15 cm- 45 cm, tergantung jenis dan kesuburan tanahnya. Akar
tanaman menyebar ke semua arah.
b. Batang
Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku. Batang
tanaman banyak mengandung air. Tertutupi oleh pelepah daun, sehingga
seolah-olah tampak seperti rumpun tanpa batang. Buku-buku batang yang
tertutup oleh sisi daun mempunyai kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat
tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon biasanya tumbuh memanjang dan
menghasilkan beberapa calon tanaman baru.
c. Cabang merayap (Stolon)
Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas
permukaan tanah. Penamapakan stolon secara visual mirip dengan sulur. Tunas
dan akar stolon tumbuh membetuk generasi (tanaman) baru.
d. Daun
Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak
panjang. Helai daun tersusun tiga (trifoliata), bagian tepi daun bergerigi,
berwarna hijau, berstruktur tipis.
e. Bunga
Tanaman stroberi berbunga sempurna. Struktur bunga terdiri 5 kelopak
bunga, 5 daun mahkota, 20-35 benang sari dan ratusan putik.
f. Buah
Buah stroberi umumnya berbentuk kerucut hingga bulat. Namun United
State Departement of Agriculture (USDA) membagi bentuk buah stroberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam delapan tipe, yaitu buah tipe oblate, globose, conic, globose conic, long
conic, necked, long wedge, dan short wedge.
g. Biji
Biji stroberi berukuran kecil, pada setiap buah menghasilkan banyak
biji. Biji berukuran kecil terletak diantara daging buah (Rukmana, 1998).
4. Kandungan dan Kegunaan
Buah stroberi mempunyai rasa khas yang manis dan menyegarkan.
Selain itu buah stroberi mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan komposisi
gizi yang cukup lengkap. Berikut adalah kandungan nutrisi (gizi) pada buah
stroberi.
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi (gizi) dalam setiap 100 gram buah stroberi
No Kandungan Gizi Proporsi
(banyaknya)
1 Kalori (energi) 37 kal
2 Protein 0,8 gram
3 Lemak 0,5 gram
4 Karbohidrat 8,0 gram
5 Kalsium 28 mg
6 Fosfor 27 mg
7 Besi 0,8 mg
8 Vitamin A 60 SI
9 Vitamin B1 0,03 mg
10 Vitamin C 60 mg
11 Air 89,9 gram
Sumber : Departemen Kesehatan RI 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Buah stroberi mengandung senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid,
vitamin, dan mineral. Stroberi juga mengandung senyawa fenol yang terdapat
pada bagian biji, daun, dan daging buah. Kandungan senyawa fenol dalam buah
stroberi berkisar antara 0,43-4,64 mg/gram berat kering. Kegunaan buah stroberi
adalah untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi resiko terjadinya
kanker, membantu proses diet bagi penderita diabetes, juga dapat dimanfaatkan
untuk kecantikan diantaranya obat jerawat, mempercantik kulit, serta
meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Buah stroberi dibuktikan bahwa dengan memakan buah stroberi dapat
mengurangi bahaya yang disebabkan oleh alkohol pada membran lambung
(Gun, 2011). Buah stroberi dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun buah
yang telah diolah menjadi berbagai macam makanan atau minuman. Beberapa
macam produk olahan buah stroberi yaitu dibuat manisan, dodol, selai, jam,
juice, jelly, es krim, salad buah, sirup, stroberi pada kue dan lain sebagainya.
C. Susu Sapi
Susu berasal dari semua hewan mamalia, yaitu hewan yang memiliki
kelenjar kambing atau kelenjar susu. Susu ini diperoleh dari pemerahan
kambing mamalia yang sehat dan mengandung protein, lemak, laktosa serta
berbagai jenis garam dan vitamin. Susu adalah cairan yang memiliki nilai gizi
yang cukup tinggi, baik untuk manusia maupun hewan muda dan cocok untuk
media tumbuh mikroorganisme karena menyediakan nutrisi (Susilorini, 2006).
Pada dasarnya karakteristik susu adalah suatu cairan berwarna putih atau dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
juga sedikit kekuningan tergantung jenis pakan yang diberikan pada sapi
(Hidayat, 2006 ).
Tabel 2.3 Komposisi susu sapi dalam setiap 100 gram
No Komponen Proporsi
(banyaknya)
1 Kalori 61 Kkal
2 Protein 3.20 g
3 Lemak 3.50 g
4 Karbohidrat 4.30 g
5 Kalsium 143.00 mg
6 Fosfor 60 g
7 Besi 2.00 g
8 Vitamin A 130 IU
9 Vitamin B1 0.03 mg
10 Vitamin C 1.00 mg
11 Air 88,3 g
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Depkes RI, 2005)
Air merupakan komponen terbesar susu dan berfungsi sebagai pelarut
dari bahan-bahan penyusun lain yang terdapat dalam susu. Di dalam lemak susu
terdapat senyawa-senyawa bioaktif penting seperti conjugated linoleic acid
(CLA), sphingomyelin, asam butirat, ether lipids, β-karotin, vitamin A dan D
yang berperan penting dalam kesehatan manusia. CLA terdapat secara alami
dalam susu. Secara umum susu mengandung berbagai komponen utama yang
ditinjau dari aspek gizi cukup penting yaitu air, mineral, lemak, protein,
vitamin, bahan kering, kasein, laktosa, dan asam-asam lemak serta senyawa-
senyawa organik lainnya
Mineral yang banyak yang terdapat di dalam susu adalah kalsium dan
fosfor. Kedua mineral tersebut penting bagi pertumbuhan tulang. Susu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
merupakan sumber mineral yang penting bagi bayi dan anak-anak yang sedang
tumbuh dan berkembang. Selain kedua mineral tersebut juga terdapat klorida,
magnesium dan natrium yang terlarut dalam air. Menurut Khomsan (2004) susu
juga mempunyai peranan penting dalam mencegah osteoporosis, hal ini
disebabkan karena susu merupakan sumber kalsium dan fosfor yang sangat
penting untuk pembentukan tulang, susu juga bermanfaat untuk kesehatan gigi.
Di dalam susu juga terdapat vitamin yang sangat tinggi yaitu niasin dan
riboflavin, jika terkena sinar matahari langsung riboflavin dalam susu cepat
rusak. Menurut Afriani (2011) susu merupakan pelengkap makanan yang
hampir sempurna, karena kandungan nutrisinya lengkap dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok manusia (Anggraeni, 2001).
Permasalahan yang ada pada susu sapi segar adalah sangat mudah
mengalami kerusakan akibat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sehingga susu menjadi
rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara
pengolahan susu untuk mempertahankan mutu produk susu. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan dan dikembangkan adalah dengan pembuatan
permen karamel susu (Abubakar dan Ilyas, 2005).
D. Gula
Gula pasir (sukrosa) merupakan senyawa kimia yang termasuk
golongan karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhydrous,
dan larut dalam air. Gula berfungsi sebagai pemanis, memberi flavor melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
reaksi pencoklatan, dan membantu dalam pembentukan tekstur. Gula adalah
komponen utama permen yang berguna selain sebagai pemanis juga sebagai
sumber padatan. Sukrosa atau gula diperoleh dari proses ekstraksi dan
kristalisasi nira tebu atau bit. Gula sebagai humektan, membantu pembentukan
tekstur, memberi flavor yang melalui reaksi pencoklatan dan memberi rasa
manis dan juga kepekatan gula yang diberikan akan mempengaruhi kekuatan
gel pati, karena gula bersifat mengikat air (Haryadi, 1993). Setiap 1 gram
sukrosa dapat larut dalam 0,5 ml air pada suhu kamar dan 0,2 ml pada air
mendidih (Winarno, 2006). Di Indonesia syarat mutu gula kristal putih telah
diterapkan dalam SNI 3140.3:2010.
Tabel 2.4 Syarat Mutu Gula Kristal Putih SNI 3140.3:2010
No Parameter Uji Satuan Persyaratan
GKP 1 GKP 2
1
1.1
1.2
Warna
Warna Kristal
Warna larutan (ICUMSA)
CT
IU
4,0 – 7,5
81 - 200
7,6 – 10,0
201 - 300
2 Besar jenis butir mm 0,8 – 1,2 0,8 – 1,2
3 Susut pengeringan (b/b) % Maks. 0,1 Maks. 0,1
4 Polarisasi (0Z, 200C) “Z” Min 0,10 Maks 99,5
5 Abu konduktiviti (b/b) % Maks 0,10 Maks 0,15
6
6.1
Bahan tambahan pangan
Belerang dioksida (SO2)
Mg/kg
Maks 30
Maks 30
7
7.1
7.2
7.3
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Arsen (As)
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Maks 2
Maks 2
Maks 1
Maks 2
Maks 2
Maks 1
Sumber: Badan Standar Nasional (2010)
Penambahan gula pada produk bukan hanya untuk menghasilkan rasa
manis tetapi untuk menyempurnakan citarasa dan memberikan kekentalan.
Daya larut yang tinggi dari gula memiliki kemampuan mengurangi kelembapan
relatif dan daya mengikat air adalah sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengawetan pangan. Fungsi gula dalam pembuatan permen adalah untuk
memberikan rasa manis dan dapat pula sebagai pengawet. Jika dalam
konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikoorganisme
dengan cara menurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Koswara, 2009).
E. Permen Karamel
Permen atau kembang gula dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Permen gula keras (hard candy) antara lain : sponge candy, grained mint
dan pure sugar candy.
2. Permen gula lunak (chewy candy) antara lain: caramel, noughat, dan toffee.
3. Permen gula kenyal (soft candy) antara lain: cream dan fudge.
Perbedaan tekstur pada kembang gula tersebut disebabkan oleh
perbedaan komposisi dan jenis bahan, cara membuat, serta kadar air kembang
gula tersebut (Alikonis, 1979 dalam Cahyono, 2004). Permen yang banyak
beredar di kalangan masyarakat berjenis permen lunak (soft candy) dan permen
keras (hard candy). Menurut SNI 3547-2-2008 Kembang gula lunak merupakan
jenis makanan selingan berbentuk padat, yang dibuat dari gula atau campuran
gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa penamabahan bahan pangan lain
dan bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur relatif lunak atau
menjadi lunak jika dikunyah.
Permen karamel susu merupakan salah satu hidangan yang dibuat dari
susu, gula, mentega serta bahan penambah flavor yang diuapkan. Protein dari
susu, gula, lemak dari mentega akan mempengaruhi pembentukan kristal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perubahan warna menjadi cokelat karena reaksi pencoklatan (Maillard
reaction). Menurut Dewi (2009), permen karamel susu adalah suatu produk
berwarna cokelat yang bahan asalnya adalah susu dengan bahan tambahan
makanan yang diijinkan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan lain
dan berbentuk semi padat.
Tahapan pembuatan permen susu sangat sederhana, yaitu meliputi
persiapan bahan, pemanasan susu, penambahan gula dan bahan lainnya,
pengentalan, pencetakan, dan pengemasan permen susu. Pemanasan susu
merupakan salah satu tahapan pembuatan permen susu. Pemanasan dengan
suhu yang tinggi akan mempengaruhi flavor, odor, viskositas, dan lemak.
Prinsip pemanasan dalam pembuatan permen adalah untuk menguapkan
sebagian besar air yang terdapat dalam susu. Kadar air yang rendah
menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme lebih lambat sehingga pada
akhirnya masa simpan produk menjadi lebih panjang. Proses pemanasan
dianggap telah selesai apabila adonan terlihat lepas atau tidak lengket pada
penggorengan, atau dapat dilakukan pengujian kematangan adonan yaitu
dengan cara mengambil sedikit adonan yang sedang dimasak menggunakan
sendok, setelah itu dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dingin, apabila
adonan dapat mengeras maka proses pemanasan telah selesai (Carolina, 2016).
Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kembang gula atau
permen adalah berapa lama memasak adonan permen yang menentukan
seberapa banyak air yang harus diuapkan untuk mendapatkan konsistensi
produk yang diinginkan. Faktor utama yang menentukan konsistensi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
akhir adalah konsistensi gula dalam adonan. Gula memberi kontribusi pada
perubahan/ kenaikan suhu pendidihan. Ketika terdapat gula lain adonan permen
harus dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi untuk memekatkan sukrosa
(Cahyono, 2004). Selain gula dalam pembuatan permen terdapat beberapa
bahan yang dimodifikasi seperti produk susu, putih telur, gum, emulsifier,
makanan asam, pati, buah-buahan, lemak, flavor, kacang, coklat dan lain-lain.
Semua bahan tersebut sangat mempengaruhi karakteristik dari permen (Potter,
1973 dalam Cahyono, 2004)
Adapun syarat mutu kembang gula lunak menurut Standard Nasional Indonesia
Tabel 2.5 Syarat Mutu Kembang Gula Lunak SNI 3547.2-2008
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Bukan Jelly Jelly
1
1.1
1.2
Keadaan
Bau
Rasa
-
-
Normal
Normal (sesuai
label)
Normal
Normal (sesuai
label)
2 Kadar air %fraksi
massa Maks. 7,5 Maks. 20,0
3 Kadar abu %fraksi
massa Maks. 2,0 Maks. 3,0
4
Gula reduksi
(dihitung sebagai
gula inversi)
%fraksi
massa Maks. 20,0 Maks. 25,0
5 Sakarosa %fraksi
massa Min. 35,0 Min. 27,0
6
6.1
6.2
6.3
6.4
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 2,0
Maks. 40.0
Maks. 0,03
Maks. 2,0
Maks. 2,0
Maks. 40,0
Maks. 0,03
7 Cemaran arsen (As) mg/kg Maks. 1,0 Maks. 1,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Bukan Jelly Jelly
8
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
Cemaran mikroba
Angka lempeng total
Bakteri coliform
E.coli
Staphylococcus
aureus
Salmonella
Kapang/khamir
Koloni/g
APM/g
APM/g
Koloni/g
Koloni/g
Maks. 5 x 102
Maks. 20
<3
Maks. 1 x 102
Negatif/ 25 g
Maks.1 x 102
Maks. 5 x 104
Maks. 20
<3
Maks. 1 x 102
Negatif/ 25 g
Maks. 1 x 102
Sumber: Badan Standar Nasional (2008)
F. Reaksi Pencokelatan
Reaksi pencoklatan pada bahan pangan dapat terjadi secara oksidatif
maupun non oksidatif. Reaksi pencoklatan secara oksidatif (enzimatis) adalah
reaksi antara oksigen (O2) dan suatu substansi fenolik yang dikatalisasi oleh
polifenol oksidase, contohnya reaksi pencoklatan pada buah apel yang sudah
dipotong. Sedangkan reaksi pencoklatan secara non oksidatif umumnya terjadi
pada bahan pangan olahan yaitu reaksi antara protein dengan karbohidrat yang
disebut dengan reaksi Maillard. Syarat terjadinya reaksi Maillard adalah
terdapat substansi amino (protein), gula reduksi dan air. Karamelisasi adalah
reaksi pada karbohidrat yang dipanaskan pada suhu tinggi yang menghasilkan
senyawa kompleks yang difasilitasi oleh sejumlah kecil asam yang dapat
menyebabkan perubahan flavor dan warna (Murhadi, 2005).
Pada proses karamelisasi, sukrosa terpecah menjadi glukosa dan
fruktosan. Fruktosan adalah fruktosa yang mengalami kekurangan satu molekul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
air. Suhu yang tinggi pada saat pemanasan mampu mengeluarkan satu molekul
air dari setiap molekul gula sehingga terjadi juga glukosan. Reaksi ini
dilanjutkan dengan dehidrasi polimerase jenis asam yang timbul di dalamnya.
Salah satu contoh produk pangan yang mengalami karamelisasi adalah pada
pembuatan permen karamel susu (Winarno, 2006). Menurut Murhadi (2005)
sukrosa adalah bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan permen
karamel. Titik lebur sukrosa adalah 1600C, apabila sukrosa dipanaskan pada
suhu yang lebih tinggi dari titik lebur, maka akan terjadi reaksi karamelisasi
yang membentuk melanoidin yang menyebabkan bahan menjadi berwarna
coklat (Winarno, 2006).
G. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah pengujian dengan menggunakan indera manusia
untuk mengetahui daya penerimaan terhadap suatu produk. Penilaian
menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa
dan konsistensi/tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai
produk tersebut. Uji organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pengujian organoleptik disebut penilaian indera atau penilaian sensorik
merupakan suatu cara penilaian dengan memanfaatkan panca indera manusia
untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
minuman maupun obat. Pengujian organoleptik berperan penting dalam
pengembangan produk. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai
adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dalam produk atau bahan-bahan
formulasi, mengidentifikasi area atau pengembangan, mengevaluasi produk
(Ayustaningwarno, 2014)
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel. Dalam
penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel
bertindak sebagai isntrumen atau alat. Penel ini terdiri dari orang atau kelompok
yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif.
Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis. Dalam penilaian
organoleptik ada beberapa jenis panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas,
panel terlatih (7-15 orang), panel agak terlatih (15-20 orang), dan panel tidak
terlatih (> 25 orang). Uji organoleptik bersifat subyektif dimana pendapat
panelis dapat berbeda, meskipun produk yang diuji memiliki warna, aroma,
tekstur dan rasa yang sama dan diuji pada waktu yang sama. Metode pengujian
organoleptik adalah uji hedonik, dimana penelis diminta menyatakan tentang
kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan) terhadap produk pangan yang
diujikan melalui rentang skor tertentu dan kemudian skor yang diperoleh diuji
secara statistik (Anonim, 2013).
H. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Pamel (2017) yang berjudul “Pemanfaatan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Pada Pembuatan Permen Karamel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dari Susu Kambing” dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan yaitu P0 :
kontrol, P1 : 5%, P2 : 10%, P3 : 15%, dan P4 : 20% daun kelor dengan
jumlah 15 panelis agak terlatih. Variabel yang diukur meliputi warna,
aroma, tekstur, rasa dan kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap warna (4,35%),
aroma (3,84%), tekstur (3,78%) rasa (3,38%), kesukaan (3,66%). Tingkat
kesukaan tertinggi terdapat pada permen karamel P0 sebesar 4,23%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Saramoya (2015) yang berjudul
“Eksperimen Pembuatan Permen Karamel Susu Substitusi Ekstrak Ubi Jalar
Ungu dan Ekstrak Rimpang Jahe Gajah”. Desain eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain acak sempurna yang terdiri
dari 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu K : kontrol, A : 10%, B : 20%, C : 30%
dan D : 40% substitusi ekstrak ubi jalar ungu dan jahe. Variabel yang diukur
meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa serta tingkat kesukaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan nyata pada aspek warna,
aroma dan rasa sedangkan pada aspek tekstur menunjukkan tidak ada
perbedaan yang nyata. Berdasarkan uji kesukaan, kesukaan konsumen
menunjukkan nilai rata-rata suka yaitu pada sampel A dan B sedangkan
pada sampel C dan D menunjukkan nilai rata-rata kriteria cukup suka.
Hubungan antara penelitian ini dengan dua penelitian relevan di atas dapat
digambarkan dalam literature map berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.2 Bagan Literature map
I. Kerangka Berpikir
Kelor adalah tanaman yang tumbuh subur di Indonesia dengan berbagai
manfaat yang terkandung di dalamnya, diantaranya tinggi protein, β-karoten,
vitamin C, mineral terutama zat besi dan kalsium. Kelor juga dikenal sebagai
salah satu alternatif untuk meningkatkan status gizi pada anak malnutrisi. Salah
satu bagian yang dapat dimanfaatkan pada tanaman kelor adalah daun. Daun
kelor banyak memiliki kandungan yang sangat baik bagi tubuh, terutama
vitamin A yang mana kandungan vitamin A pada daun kelor setara dengan 10
kali vitamin A pada wortel. Daun kelor juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk
Peneliti 1
Pemanfaat daun kelor (Moringa
oleifera) pada pembuatan
permen karamel dari susu
kambing. Variabel yang diukur
meliputi warna, aroma, tekstur,
rasa dan kesukaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap warna,
aroma, tekstur, rasa dan
kesukaan (Pamel, 2017)
Peneliti 2
Pembuatan permen karamel susu
substitusi ekstrak ubi jalar ungu dan
ekstrak rimpang jahe gajah.
Variabel yang diukur meliputi
warna, aroma, tekstur, rasa dan
tingkat kesukaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan
nyata pada aspek warna, aroma, dan
rasa sedangkan pada aspek tekstur
menunjukkan tidak ada perbedaan
yang nyata. (Saramoya, 2015)
Penelitian Baru
Pembuatan permen karamel susu
dengan penambahan sari daun kelor
dan sari stroberi. Variabel yang
diukur meliputi rasa, aroma, tekstur
dan warna. (Hasanah, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
berbagai macam produk makanan, salah satunya dengan dibuat sebagai permen.
Makanan tambahan seperti permen banyak disukai oleh masyarakat.
Pada umumnya susu sapi digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
pangan karena susu sapi mengandung banyak manfaat, salah satunya adalah
dalam pembuatan yoghurt, namun tidak semua orang menyukai produk pangan
berbahan dasar susu. Untuk tetap bisa memanfaatkan kandungan yang terdapat
di dalam susu, peneliti ingin membuat produk pangan yang dapat disukai oleh
masyarakat yaitu berupa permen karamel susu yang ditambah dengan sari daun
kelor.
Permen kelor pernah dibuat oleh peneliti sebelumnya, namun
berdasarkan hasil tersebut, panelis justru tidak menyukai rasa kelor yang kuat.
Oleh karena itu, peneliti dalam membuat permen kelor menambahkan perisa
sari buah stroberi. Selain buah stroberi disukai oleh masyarakat, stroberi juga
memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh. Adanya potensi
sumber-sumber tersebut maka dilakukan penelitian pengaruh penambahan sari
daun kelor dan sari stroberi terhadap permen karamel susu. Penelitian ini diuji
dengan uji organoleptik meliputi rasa, aroma tekstur dan warna. Adapun bagan
kerangka berfikir sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Rasa stroberi
banyak
disukai oleh
masyarakat
Pemanfaatan daun kelor masih
kurang dan kandungan vitamin A
pada kelor sangat tinggi sehingga
bagus untuk kesehatan mata
Sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan status gizi
pada anak malnutrisi
Bahan dasar
permen karamel Stroberi banyak
mengandung nutrisi
yang dibutuhkan
manusia seperti
vitamin C, serat,
magnesium dan
kalium
Stroberi
Pembuatan permen karamel berbahan dasar susu sapi dengan
penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
Daun Kelor Susu Sapi
Permen kelor pernah dibuat oleh peneliti sebelumnya, namun berdasarkan
hasil tersebut, panelis justru tidak menyukai rasa kelor yang kuat.
Penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 100 ml (50 ml kelor, 50 ml stroberi), 200
ml (100 ml kelor, 100 ml stroberi) dan 300 ml (150 ml kelor, 150 ml stroberi)
Pengujian organoleptik guna mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap warna,
tekstur, aroma dan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
J. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penambahan sari daun kelor dan sari stroberi terhadap warna,
aroma, tekstur dan rasa pada permen karamel susu
2. Penambahan sari daun kelor dan sari stroberi yang disukai panelis adalah
50 ml sari daun kelor : 50 ml sari stroberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
eksperimental. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan menguji 3 perlakuan penambahan sari daun kelor dan 3 kali
pengulangan pada masing-masing perlakuan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah volume penambahan sari
daun kelor dan sari stroberi dalam pembuatan permen karamel susu.
Volume tersebut terdiri dari 3 variasi yaitu A (50 ml sari kelor dan 50 ml
sari stroberi), B (100 ml sari kelor dan 100 ml sari stroberi) dan C (150 ml
sari kelor dan 150 ml sari stroberi)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas permen karamel
susu meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah takaran gula, mentega
dan waktu pemanasan.
C. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional
1. Jenis susu yang digunakan susu sapi murni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Jenis daun kelor yang digunakan adalah daun muda dan pada bagian helai
daun (lamina)
3. Bagian stroberi yang digunakan adalah buahnya tanpa adanya kelopak
4. Sari daun kelor (Moringa oleifera) dan sari stroberi dibuat dengan metode
penghancuran menggunakan blender
5. Penambahan sari daun kelor dibedakan menjadi 50 ml, 100 ml, dan 150 ml
6. Penambahan sari stroberi dibedakan menjadi 50 ml, 100 ml dan 150 ml
7. Waktu pemanasan setelah pencampuran semua bahan sekitar 1 jam 15 menit
8. Metode pembuatan permen karamel dan formula yang digunakan mengacu
pada penelitian Saramoya (2015) yang dimodifikasi pada waktu pemanasan
9. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas permen karamel
susu yang dibatasi pada hasil uji organoleptik yang meliputi aspek rasa,
warna, tekstur, dan aroma.
10. Panelis yang melakukan uji organoleptik permen karamel dengan
penambahan sari daun kelor dan sari stroberi adalah sebanyak 20 orang
panelis tidak terlatih.
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompor, pisau, panci,
wajan, pengaduk, gelas ukur, sendok, baskom, loyang, nampan, timbangan,
blender, saringan, kain putih, dan termometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bahan yang digunakan adalah susu sapi murni yang diperoleh atau dibeli di
Plaza Agro UGM, daun kelor, mentega dengan merk Blue Band, stroberi, gula
dan air.
Gambar 3.1 Bahan Pembuatam Permen Karamel
Sumber : dokumentasi pribadi
E. Cara Kerja
1. Tahap persiapan
Alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan permen
karamel susu dengan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
disiapkan. Alat-alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dan
dibersihkan agar tidak terdapat kotoran yang menempel.
Semua bahan yang akan digunakan seperti susu sapi, sari daun kelor
dan sari stroberi, gula pasir, dan mentega ditimbang dan diukur sesuai
dengan resep yang akan digunakan dalam eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan sari daun kelor
Pembuatan sari daun kelor diawali dengan pengumpulan bahan
(daun kelor), setelah itu daun kelor dipisahkan dari rantingnya. Daun kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan, proses pencucian bertujuan
untuk membuat daun kelor bersih dan higienis. Setelah pencucian dilakukan
penimbangan daun kelor sebanyak 100 g lalu ditambahkan air sebanyak 100
ml kemudian diblender. Hasilnya kemudian disaring menggunakan
saringan kelapa, kemudian dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan
kain saring sehingga diperoleh sari daun kelor. Uraian cara pembuatan sari
daun kelor dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Sari Daun Kelor
b. Pembuatan sari stroberi
Buah stroberi dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan,
proses pencucian bertujuan untuk membuat buah stroberi bersih dan
higienis. Setelah pencucian dilakukan penimbangan buah stroberi sebanyak
100 g lalu ditambahkan air sebanyak 100 ml kemudian diblender. Hasilnya
kemudian disaring menggunakan saringan kelapa, kemudian dilanjutkan
Penimbangan
Pencucian dan penirisan
Proses penghancuran
Disaring
Sari daun kelor
Daun kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan penyaringan menggunakan kain saring sehingga diperoleh sari
stroberi. Uraian cara pembuatan sari stroberi dalam bentuk skema sebagai
berikut:
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Sari Stroberi
c. Pembuatan permen karamel susu dengan penambahan sari daun kelor
dan sari stroberi
Dalam pembuatan permen karamel susu ini, jenis dan jumlah bahan
yang digunakan setiap percobaan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Bahan-bahan Pembuatan Permen Karamel Susu dengan
Penambahan Sari Daun Kelor dan Sari Stroberi
No Nama Bahan Kode Eksperimen
K A (100 ml) B (200 ml) C (300 ml)
1 Susu sapi 1000 ml 900 ml 800 ml 700 ml
2 Sari daun
kelor - 50 ml 100 ml 150 ml
3 Sari stroberi - 50 ml 100 ml 150 ml
4 Gula pasir 200 g 200 g 200 g 200 g
5 Mentega 50 g 50 g 50 g 50 g
Penimbangan
Pencucian dan penirisan
Proses penghancuran
Disaring
Sari stroberi
Buah stroberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Metode pembuatan permen karamel susu dan formula yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Saramoya (2015), dimodifikasi pada waktu pemanasan.
Susu sapi dipanaskan dengan suhu 100oC dengan menggunakan api kecil
sambil diaduk terus hingga volumenya berkurang setengahnya. Setelah
sekiranya perebusan selesai kemudian api dimatikan dan susu tersebut
diangkat dan dibiarkan hingga mencapai suhu ruang, setelah dingin
ditambahkan gula pasir, mentega, sari daun kelor, sari stroberi kemudian
dipanaskan kembali dengan menggunakan api kecil sambil diaduk terus
hingga mengental. Cairan yang sudah mengental kemudian dituang ke
dalam nampan plastik, lalu dipotong-potong dengan ukuran 2x2 cm dalam
keadaan panas. Kemudian permen karamel dikemas dengan kertas glasin
dan plastik klip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 3.4 Diagram Alir Pembuatan Permen Karamel Susu
3. Uji Organoleptik
Menurut Askar (2005) uji organoleptik dilakukan dengan tujuan
untuk menilai daya terima konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Uji
organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap
produk permen karamel dengan penambahan sari daun kelor dan sari
stroberi. Dengan menggunakan uji organoleptik akan diperoleh hasil dari
obyek yang diamati. Oleh karena itu diperlukan lembar observasi. Lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji kesukaan
(lampiran 5). Panelis diminta untuk memberi penilaian atas sampel
Pendinginan hingga mencapai suhu ruang
Penambahan gula pasir, mentega,
sari daun kelor dan sari stroberi
Pemanasan kembali hingga
mengental
Susu dipanaskan dengan api kecil
diaduk hingga volume separuh
Penuangan ke dalam cetakan
Pencetakan
Pengemasan dengan kertas glasin
dan plastik klip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berdasarkan tingkat kesukaan dengan memberi tanda check (√) sesuai pada
kolom lembar penilaian. Setelah mencicipi dan menilai satu sampel permen
karamel susu, panelis diminta untuk meminum air putih atau berkumur
terlebih dahulu untuk mencoba sampel permen berikutnya. Uji kesukaan
meliputi uji rasa, aroma, warna dan tekstur.
a. Uji warna
1) Sampel diambil 1 buah permen, kemudian diletakkan di atas nampan
2) Sampel dilihat beberapa saat, kemudian memberi skor pada masing-
masing perlakuan oleh 20 orang panelis
b. Uji aroma
1) Sampel diambil 1 buah permen, kemudian diletakkan di atas nampan
2) Sampel dicium pada jarak 3 cm dari hidung untuk mengetahui
baunya oleh 20 orang panelis
c. Uji rasa
Sampel diambil 1 buah permen, kemudian dirasakan dengan lidah oleh
20 orang panelis
d. Uji tekstur
Sampel diambil 1 buah permen dan dirasakan dengan mulut oleh 20
orang panelis
F. Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian skala hedonik yang terdiri dari 5
pernyataan yaitu sangat tidak suka, tidak suka, netral, suka, dan sangat suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(Anonim, 2013). Pengujian rasa dan tekstur dilakukan dengan cara dirasakan di
dalam mulut, pengujian aroma dilakukan dengan cara dicium menggunakan
hidung sedangkan pengujian warna dilakukan hanya dengan melihat sampel
permen karamel susu. Selanjutnya, panelis diminta untuk mengisikan
panilaiannya dalam kolom skala hedonik yang telah disediakan. Hasil dari skala
hedonik yang diisi oleh panelis akan dianalisis.
G. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data diperoleh. Hasil yang diperoleh akan
diolah menggunakan uji Anova, jika signifikan maka dilanjutkan dengan uji
Tukey.
Pengujian hipotesis dan pengambilan keputusan
a. Hipotesis
Ho : tidak ada perbedaan secara signifikan dari beberapa kelompok
perlakuan
Hi : terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok perlakuan
b. Pengambilan kesimpulan statistik
Pengambilan kesimpulan statistik dengan cara membandingkan hasil
statistik
1) Apabila nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima, hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok
perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2) Apabila nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok
perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dalam penelitian ini meliputi warna, aroma, tekstur dan
rasa terhadap permen karamel susu sapi dengan penambahan sari daun kelor
dan sari stroberi dengan volume yang berbeda. Hasil uji organoleptik tersebut
yaitu:
a. Rasa
Salah satu aspek dari uji organoleptik yaitu rasa. Hasil dari uji rasa dapat
dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Permen Karamel
Keterangan :
A = Kontrol
B = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 100 ml
C = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 200 ml
D = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 300 ml
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai yang diberikan panelis pada rasa
permen karamel paling tinggi terdapat pada kontrol/tanpa perlakuan
0
1
2
3
4
5
A B C D
Rer
ata
Sko
r R
asa
Per
men
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dibandingkan dengan permen karamel dengan perlakuan. Pada permen
karamel dengan perlakuan, skor yang diberikan oleh panelis lebih tinggi
pada perlakuan A yaitu perlakuan dengan penambahan sari daun kelor dan
sari stroberi 100 ml. Rerata skor yang diberikan panelis pada perlakuan A
adalah 3,80 (suka), pada perlakuan B adalah 3,08 (netral), pada perlakuan
C adalah 2,80 (netral), dan rerata skor yang diberikan oleh panelis pada
kontrol adalah 4,08 (suka).
Hasil rata-rata dari setiap perlakuan selanjutnya diuji menggunakan
Anova satu faktor untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang nyata dan
signifikan dari setiap perlakuan. Berdasarkan hasil uji statistik Anova
terhadap rasa permen karamel (lampiran 7) dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi yang didapat adalah 0,000. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa rasa permen karamel menunjukkan hasil 0,000 < 0,05
yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
yang nyata dan signifikan dari setiap perlakuan dan kontrol. Hasil yang
diperoleh signifikan karena nilai dari rasa lebih kecil dari 0,05.
Uji rasa dilakukan melalui indera pengecap. Rasa makanan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi cita rasa makanan dan merupakan
faktor yang paling penting dalam menentukan penerimaan atau penolakan
suatu bahan pangan oleh panelis. Makanan yang memiliki rasa yang enak
dan menarik akan disukai oleh konsumen. Rasa khas pada permen karamel
berasal dari reaksi Maillard antara protein susu yang dipanaskan bersama
gula pereduksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dari hasil uji anova satu faktor dapat diketahui bahwa pada uji
organoleptik permen karamel dengan penambahan sari daun kelor dan sari
stroberi untuk meningkatkan variasi aspek rasa menunjukkan hasil yang
signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang nyata dan signifikan dari
ketiga perlakuan dan kontrol pada permen karamel. Adanya perbedaan yang
nyata dan signifikan dari uji Anova terhadap rasa permen karamel, maka
perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan uji Tukey. Berikut tabel
rerata kesukaan panelis terhadap rasa permen karamel:
Tabel 4.1 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Permen Karamel
Perlakuan Rerata
K 4,08c
A 3,80bc
B 3,08ab
C 2,80a
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata α 0,05
Berdasarkan hasil Tukey dapat diketahui bahwa dari setiap perlakuan
memiliki hasil yang berbeda nyata. Kontrol berbeda nyata dengan perlakuan
B dan C, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan A
berbeda nyata dengan perlakuan C, tetapi tidak berbeda nyata dengan
kontrol dan perlakuan B. Perlakuan B berbeda nyata dengan kontrol, tetapi
tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan C. Perlakuan C berbeda nyata
dengan kontrol dan perlakuan A, tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Semakin banyak pemberian volume sari daun kelor dan sari stroberi
dalam permen karamel tersebut, panelis cenderung kurang menyukai rasa
dari daun kelor. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan daun kelor memiliki
rasa yang khas karena kandungan tanin di dalamnya. Menurut Ismarani
(2012), senyawa tanin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit
dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan protein.
Dalam penelitian ini tidak semua panelis menyukai rasa dari daun kelor
tersebut. Penambahan sari stroberi bertujuan untuk mengurangi rasa khas
dari daun kelor yang digunakan dalam pembuatan permen karamel. Buah
stroberi memiliki rasa manis dan asam karena adanya kandungan fruktosa
dan vitamin C. Rasa manis dan asam pada buah stroberi diharapkan dapat
mengurangi rasa khas pada daun kelor. Akan tetapi, berdasarkan hasil
tingkat kesukaan terhadap rasa permen karamel, rasa yang terdapat pada sari
daun kelor lebih dominan dari rasa sari stroberi.
b. Aroma
Aspek lain dari uji organoleptik adalah aroma. Uji aroma melibatkan
indera penciuman yaitu hidung. Uji aroma merupakan salah satu faktor
penting untuk memengaruhi kesukaan seseorang terhadap penerimaan suatu
produk makanan. Hasil dari uji aroma dapat dilihat pada gambar 4.2 di
bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.2 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Permen Karamel
Keterangan :
K = Kontrol
A = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 100 ml
B = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 200 ml
C = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 300 ml
Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa skor yang diberikan panelis pada
aroma permen karamel yang paling tinggi terdapat pada kontrol. Rerata skor
yang diberikan panelis untuk aroma pada perlakuan A adalah 3,75 (suka),
perlakuan B adalah 2,93 (netral), perlakuan C adalah 2,70 (netral) dan rerata
aroma kontrol adalah 3,90 (suka).
Berdasarkan hasil uji statistik anova terhadap aroma permen karamel
(lampiran 7) didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil
signifikansi tersebut dapat disimpulkan bahwa aroma permen karamel
menunjukkan hasil 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata dan signifikan dari
setiap perlakuan dan kontrol. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada perbedaan antara setiap perlakuan.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
K A B C
Rer
ata
Sko
r A
rom
a P
erm
en
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Aroma merupakan bau yang sangat subjektif yang sulit diukur, karena
setiap orang memiliki kadar penciuman yang berbeda-beda. Aroma suatu
makanan menentukan kelezatan makanan tersebut. Suatu produk makanan
akan lebih mudah diterima oleh konsumen jika memiliki aroma yang khas
dan menarik (Winarno, 2006). Daun kelor memiliki aroma langu atau tidak
sedap yang cukup menyengat, sehingga terdapat beberapa panelis yang
kurang menyukai aroma dari sari daun kelor tersebut. Meskipun aroma dari
sari daun kelor dan sari stroberi menjadi kekhasan dalam permen karamel,
tetapi aroma tersebut juga dapat mengurangi kesukaan dari panelis. Aroma
langu dari sari daun kelor akan menguap ketika dipanaskan dikarenakan
daun kelor mengandung senyawa volatil yang dapat menguap karena
pemanasan, sehingga aroma dari sari daun kelor sangat kuat mendominasi
produk permen karamel susu yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil uji organoleptik yang diperoleh bahwa aroma yang
paling disukai panelis terdapat pada kontrol/tanpa perlakuan dengan skor
reratanya 3,90 (suka). Hal ini disebabkan karena pada perlakuan kontrol
permen karamel tidak diberi tambahan berupa perisa sari daun kelor dan sari
stroberi, sehingga lebih disukai oleh panelis dibanding dengan perlakuan
yang ditambahkan sari daun kelor dan sari stroberi. Setelah kontrol, aroma
permen karamel yang disukai oleh panelis adalah perlakuan A dengan
penambahan sari daun kelor dan sari stroberi sebanyak 100 ml dengan skor
rata-rata 3,75 (suka). Penurunan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
permen karamel disebabkan karena aroma langu daun kelor yang sangat
mendominan.
Hasil uji statistik, panelis lebih menyukai kontrol/tanpa perlakuan
dibandingkan dengan permen karamel yang diberi tambahan sari daun kelor
dan sari stroberi. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan
penambahan sari daun kelor dan sari stroberi dengan volume yang berbeda
memberikan pengaruh terhadap aroma permen karamel. Hasil uji anova satu
faktor dapat dikatakan bahwa pada uji organoleptik permen karamel dengan
penambahan sari daun kelor dan sari stroberi memiliki hasil yang signifikan.
Hal ini berarti ada perbedaan yang nyata dari ketiga perlakuan tersebut.
Untuk mengetahui perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan
menggunakan uji Tukey. Berikut tabel rerata kesukaan panelis terhadap
aroma permen karamel:
Tabel 4.2 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Permen Karamel
Perlakuan Rerata
K 3,90b
A 3,75b
B 2,93a
C 2,70a
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata α 0,05
Berdasarkan hasil Tukey dapat diketahui bahwa dari setiap perlakuan
memiliki hasil yang berbeda nyata. Kontrol berbeda nyata dengan perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B dan C, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan A
berbeda nyata dengan perlakuan B dan C, tetapi tidak berbeda nyata dengan
kontrol. Perlakuan B berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan A, tetapi
tidak berbeda nyata dengan perlakuan C. Perlakuan C berbeda nyata dengan
kontrol dan perlakuan A, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B.
c. Tekstur
Selain rasa dan aroma, tekstur juga merupakan salah satu aspek
organoleptik yang diuji. Hasil uji tekstur dapat dilihat pada gambar 4.3 di
bawah ini:
Gambar 4.3 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Permen
Keterangan :
K = Kontrol
A = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 100 ml
B = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 200 ml
C = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 300 ml
Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa skor yang diberikan panelis terhadap
tekstur permen karamel pada kontrol/tanpa perlakuan lebih tinggi
dibandingkan dengan permen karamel dengan perlakuan. Pada permen
karamel dengan perlakuan, skor yang diberikan oleh panelis lebih tinggi
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
K A B CRer
ata
Sko
r Te
kstu
r P
erm
en
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pada perlakuan A yaitu perlakuan dengan penambahan sari daun kelor dan
sari stroberi sebanyak 100 ml. Rerata skor yang diberikan penelis pada
perlakuan A adalah 3,37 (netral), pada perlakuan B adalah 3,35 (netral),
pada perlakuan C adalah 3,22 (netral) dan rerata skor yang diberikan panelis
pada kontrol/tanpa perlakuan adalah 3,53 (suka).
Hasil rata-rata dari setiap perlakuan selanjutnya diuji menggunakan
Anova satu faktor untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang nyata dan
signifikan dari setiap perlakuan. Berdasarkan uji statistik Anova terhadap
tekstur permen karamel (lampiran 7) dapat dilihat bahwa nilai signifikan
yang didapat adalah 0,669. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tekstur permen karamel menunjukkan hasil 0,669 > 0,05 yang berarti Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata
dan tidak signifikan dari setiap perlakuan dan kontrol. Hasil yang diperoleh
tidak signifikan karena nilai dari tekstur lebih tinggi dari 0,05.
Tekstur makanan merupakan suatu hal yang berkaitan dengan struktur
makanan yang dapat dideteksi dengan baik, yaitu dengan merasakan
makanan di dalam mulut. Sifat yang digambarkan dari tekstur makanan
antara lain renyah, lembut, kasar, halus, berserat, empuk keras dan kenyal.
Tekstur merupakan salah satu parameter yang menentukan kesukaan
konsumen terhadap produk makanan. Tekstur dan konsistensi suatu bahan
pangan dapat mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan
tersebut. Uji tekstur dilakukan dengan cara dirasakan di dalam mulut.
Sediaan permen karamel susu dinilai memiliki tekstur yang lunak. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tekstur (keempukan/kekerasan) berhubungan dengan kadar air yang
terkandung di dalam permen (Nisa dkk, 2015). Tekstur (keempukan)
dihubungkan dengan sifat higroskopis permen akibat reaksi gula. Permen
karamel yang baik memiliki tekstur yang lunak (Usmiati dan Abu Bakar,
2009).
Berdasarkan hasil uji organoleptik yang diperoleh bahwa tekstur dari
permen karamel yang disukai panelis terdapat pada kontrol dengan skor
reratanya adalah 3,53 (suka), hal ini dapat disebabkan karena pada kontrol
permen karamel tidak diberi tambahan apapun sehingga lebih disukai oleh
panelis dibanding dengan pemberian perlakuan sari daun kelor dan sari
stroberi. Pada perlakuan A memiliki tingkat kesukaan hampir sama dengan
kontrol dengan skor rata-rata adalah 3,37 (netral). Menurut Noviyanti
(2012) mengatakan bahwa kadar air bahan tinggi dapat menyebabkan
tekstur lembek pada permen karamel susu tetapi apabila kadar air bahan
rendah dapat menyebabkan tekstur keras. Pada perlakuan C memiliki skor
rata-rata paling rendah dikarenakan tekstur yang dihasilkan lebih lunak. Hal
ini disebabkan karena banyaknya sari daun kelor dan sari stroberi yang
ditambahkan. Dalam pembuatan sari daun kelor dan sari stroberi
ditambahkan dengan air, sehingga semakin banyak sari daun kelor dan sari
stroberi yang ditambahkan kedalam adonan, maka kandungan air dalam
permen karamel semakin banyak.
Berdasarkan hasil uji anova satu faktor bahwa pada uji organoleptik
permen karamel yang ditambahkan sari daun kelor dan sari stroberi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
aspek tekstur terdapat hasil yang tidak signifikan artinya tidak ada
perbedaan nyata dari ketiga perlakuan dan satu kontrol tersebut.
Peningkatan dan penurunan tekstur (keempukan) dapat dipengaruhi oleh
adanya proses pemanasan dan sifat bahan penyusun permen (Wulandari
dkk, 2014). Perbedaan tekstur yang tidak nyata disebabkan oleh
penggunaan perbandingan sari daun kelor dan sari stroberi yang tidak terlalu
tinggi. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan lemak. Jenis
lemak yang digunakan adalah margarin, fungsi margarin dapat membuat
tekstur permen karamel menjadi lunak. Margarin dapat memperbaiki tekstur
produk akhir. Hal ini disebabkan lemak mempunyai kemampuan dalam
memerangkap udara sehingga saat proses pencampuran bahan-bahan
(mixing) udara akan terperangkap dalam adonan (Nurbaya, 2013). Pada
penelitian ini penambahan margarin yang digunakan sama pada setiap
perlakuan dan kontrol.
Semakin tinggi penambahan volume daun kelor dan sari stroberi
tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur semakin rendah, terlihat dari
rerata skor yang diperoleh dari uji organoleptik. Namun selisih dari hasil
rata-rata yang diperoleh mulai dari kontrol/tanpa perlakuan, perlakuan
terendah hingga perlakuan yang paling tinggi memiliki hasil rerata yang
tidak begitu jauh perbedaannya.
d. Warna
Aspek terakhir yang diuji adalah warna. Pada penilaina uji warna
permen karamel susu dilakukan dengan cara mengisi kuesioner setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
panelis mencoba produk permen karamel susu. Hasil uji dapat dilihat pada
gambar 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Permen
Keterangan :
K = Kontrol
A = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 100 ml
B = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 200 ml
C = Perlakuan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi 300 ml
Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa skor yang diberikan panelis
terhadap warna permen karamel pada kontrol/tanpa perlakuan lebih tinggi
dibandingkan dengan permen karamel dengan perlakuan. Pada permen
karamel dengan perlakuan, skor yang diberikan oleh panelis lebih tinggi
pada perlakuan A yaitu perlakuan dengan penambahan sari daun kelor dan
sari stroberi sebanya 100 ml. Rerata skor yang diberikan panelis untuk
warna pada perlakuan A adalah 3,5 (suka), perlakuan B adalah 3,38 (netral),
perlakuan C adalah 2,78 (netral) dan rerata warna kontrol/tanpa perlakuan
adalah 4,25 (suka).
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
K A B C
Rer
ata
Sko
r W
arn
a P
erm
en
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hasil rata-rata dari setiap perlakuan selanjutnya diuji menggunakan
Anova satu faktor untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang nyata dan
signifikan dari setiap perlakuan. Berdasarkan uji statistik anova terhadap
warna permen karamel (lampiran 7) dapat dilihat bahwa nilai signifikan
yang didapat adalah 0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
warna permen karamel menunjukkan hasil 0.000 < 0,05 yang berarti Ho
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan dari
setiap perlakuan dan kontrol. Hasil yang diperoleh signifikan karena nilai
dari warna lebih kecil dari 0,05.
Warna merupakan salah satu penyebab konsumen tertarik pada sebuah
produk pangan. Hardjanti (2008), mengatakan bahwa warna merupakan
atribut mutu pangan yang sangat penting karena warna adalah yang dilihat
pertama kali oleh konsumen serta sangat menentukan tingkat penerimaan
terhadap suatu produk. Warna pangan ditentukan oleh beberapa pigmen
alami yaitu seperti klorofil pada tumbuhan hijau. Pada penelitian ini panelis
melakukan uji organoleptik terhadap aspek warna dengan cara melihat
sediaan permen karamel daun kelor dan stroberi yang telah disiapkan.
Warna pada permen karamel dapat terbentuk karena adanya reaksi
mailard yaitu reaksi pencokelatan antara gula redukasi yang terbentuk
dengan protein dari susu sehingga mengakibatkan warna cokelat dan
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis. Dari hasil pengamatan, semakin
tinggi volume sari daun kelor dan sari stroberi yang ditambahkan, maka
warna yang dihasilkan pada permen karamel semakin pekat. Warna pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
permen karamel daun kelor dan stroberi sangat dipengaruhi oleh warna dari
daun kelor. Daun kelor memiliki zat hijau daun atau klorofil dengan
konsentrasi tinggi yang dapat memberi warna pada produk permen karamel
tersebut. Zat hijau banyak terdapat pada daun-daunan terutama yang
berwarna hijau. Semakin tua daun kelor maka warna yang dihasilkan juga
semakin pekat, namun pada penelitian ini peneliti menggunakan daun kelor
yang masih muda sehingga warna yang dihasilkan tidak terlalu pekat.
Pigmen warna yang terdapat pada daun kelor dan buah stroberi adalah salah
satu potensi yang dapat dikembangkan sebagai pewarna alami. Menurut
Mardaningsih (2012) klorofil selain dapat digunakan sebagai pewarna alami
juga dapat digunakan sebagai suplemen makanan yang dapat membantu
meningkatkan fungsi metabolik dalam tubuh.
Berdasarkan dari hasil uji organoleptik diperoleh bahwa warna yang
disukai panelis terdapat pada kontrol dengan skor reratanya adalah 4,25
(suka). Hal ini disebabkan karena pada kontrol permen karamel tidak diberi
tambahan berupa perisa sari daun kelor dan sari stroberi, sehingga lebih
disukai oleh panelis dianding dengan pemberian perlakuan sari daun kelor
dan sari stroberi. Setelah kontrol, warna permen karamel yang disukai oleh
panelis adalah pada perlakuan A dengan penambahan sari daun kelor dan
sari stroberi 100 ml dengan skor rata-rata adalah 3,5 (suka). Sedangkan
warna pada permen karamel daun kelor dan stroberi dengan rerata skor yang
paling rendah terdapat pada perlakuan C yaitu dengan penambahan sari
daun kelor dan sari stroberi sebanyak 300 ml dengan skor rata-rata yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
diproleh adalah 2,78 (netral). Semakin banyak pemberian volume sari daun
kelor dan sari stroberi, maka warna yang dihasilkan menjadi semakin pekat
dan kurang menarik. Hal ini membuat penurunan tingkat kesukaan panelis
terhadap warna permen karamel yang dihasilkan.
Hasil uji anova satu faktor bahwa pada uji organoleptik permen
karamel yang ditambahkan sari daun kelor dan sari stroberi untuk aspek
warna terdapat hasil yang signifikan artinya ada perbedaan yang nyata dari
ketiga perlakuan dan satu kontrol tersebut. Dengan diketahui adanya
perbedaan yang nyata dari uji warna ini, maka dilanjutkan dengan
menggunakan uji Tukey. Berikut tabel rerata kesukaan panelis terhadap
warna permen karamel:
Tabel 4.3 Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Warna Permen Karamel :
Perlakuan Rerata
K 4,25c
A 3,50b
B 3,38b
C 2,78a
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata α 0,05
Berdasarkan hasil Tukey dapat diketahui bahwa dari setiap perlakuan
memiliki hasil yang berbeda nyata. Kontrol berbeda nyata dengan perlakuan
A, perlakuan B dan perlakuan C. Perlakuan A berbeda nyata dengan kontrol
dan perlakuan C, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B. Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan C, tetapi tidak berbeda nyata
dengan perlakuan A. Perlakuan C berbeda nyata dengan kontrol perlakuan
A dan perlakuan B.
Dari hasil yang diproleh semakin banyak pemberian volume sari
daun kelor dan sari stroberi maka panelis cenderung kurang menyukainya.
Karena aroma dan rasa pada daun kelor yang masih dominan terhadap
permen karamel susu dan tidak semua orang menyukai aroma dan rasa dari
daun kelor tersebut. Faktor lain yang menyebabkan panelis tidak menyukai
dari daun kelor karena kurangnya masyarakat dalam mengkonsumsi daun
kelor. Hal ini terbukti pada saat melakukan uji organoleptik yang meliputi
rasa, aroma, tekstur dan warna pada permen karamel tersebut. Dalam
melakukan uji organoleptik peneliti melibatkan 20 orang panelis yang
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada saat melakukan uji
organoleptik tidak sedikit yang baru merasakan sari daun kelor. Banyak
panelis yang belum pernah mengkonsumsi daun kelor. Hal ini juga dapat
menyebabkan panelis cenderung tidak menyukai rasa daun kelor.
B. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan Penelitian
Hal-hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Permen karamel susu dengan penambahan sari daun kelor memiliki aroma
yang khas daun kelor yang dapat menurunkan daya tarik kesukaan panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Selera tiap panelis saat melakukan uji organoleptik merupakan faktor di luar
kendali peneliti
3. Kesungguhan panelis dalam memberikan skor kesukaan saat melakukan uji
organoleptik merupakan hal yang berada di luar jangkauan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Hasil penelitian ini mengenai pengaruh penambahan sari daun kelor
(Moringa oleifera) dan sari stroberi terhadap hasil uji organoleptik pada permen
karamel susu, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran serta referensi sebagai
penunjang materi pembelajaran yang diadakan disekolah. Materi yang berkenaan
dengan penelitian ini adalah pada bab Zat Aditif dan Zat Adiktif-Psikotropika untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Dalam penelitian ini diharapkan
peserta didik mendapatkan pengetahuan terkait penggunaan zat aditif pada
makanan. Kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait penelitian
yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan sebagai berikut:
A. Kompetensi Inti:
KI.1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
KI.4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompelksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktiviyas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta
pengaruhnya terhadap kesehatan
4.7 Menyajikan data, informasi, dan mengusulkan ide pemecahan masalah
untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan zat aditif dalam makanan
dan minuman serta zat adiktif-psikotropika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka diproleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penambahan sari daun kelor dan sari stroberi dengan volume yang berbeda
pada permen karamel susu berpengaruh terhadap warna, rasa, aroma, dan
tekstur yang dihasilkan.
2. Permen karamel susu dengan penambahan sari daun kelor dan sari stroberi
sebanyak 100 ml yang paling disukai panelis.
B. Saran
1. Pada penelitian selanjutnya perlu ditambahkan perisa buah-buahan yang
lain agar aroma khas daun kelor tidak begitu menyengat dan bisa lebih
disukai panelis
2. Untuk penelitian selanjutnya jika masih ingin menggunakan perisa
tambahan stroberi volumenya harus lebih tinggi daripada volume sari daun
kelor
3. Untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan uji tambahan yaitu uji daya
terima konsumen terhadap permen karamel susu dengan melibatkan panelis
yang lebih banyak dan didukung dengan kehadiran panelis/tenaga ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar., dan M, Ilyas., 2005, Mutu Susu Karamel Asal Susu Pecah Selama
Penyimpanan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner: 351.
Afriani, Suryono., dan Lukman, 2011, Karakteristik Dadih Susu Sapi Hasil
Fermentasi Beberapa Starter Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi Dari Dadih
Asal Kabupaten Kerinci, Agrinak.1(1):36-42
Aminah, Syarifah., Ramadhan, Tezar., dan Yanis, Muflihani., 2015, Kandungan
Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringan oleifera), Buletin
Pertanian Perkotaan Vol.5 No.2, 2015.
Anggraeni, 2001, Kebutuhan Gizi Masyarakat, Fakultas Pertanian: Universitas
Gadjah Mada.
Anonim, 2013, Uji Organoleptik Produk Pangan, http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2014/03/Uji-Organoleptik-Produk-Pangan.pdf, diakses
pada tanggal 3 Mei 2018
Ayustaningwarno, Fitriyono., 2014, Teknologi Pangan: Teori Praktis dan Aplikasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Standar Nasional, 2008, Syarat Mutu Kembang Gula Lunak, SNI 3547.2-
2008.
Badan Standar Nasional, 2010, Standar Nasional Indonesia Gula Kristal Putih,
SNI 3140.3:2010
Cahyono, 2004, Studi Pembuatan Permen Ubi Jalar – Susu Sebagai Alternatif
Diversifikasi Pengolahan, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Carolina, 2016, Pembuatan Permen Karamel, http://www.scribd.com/document
/328121075/pembuatan-permen-karamel, diakses pada tanggal 25 April
2018.
Depkes RI, 2005, Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes RI, Jakarta.
Dewi, A.P., 2009, Teknologi Pengolahan Susu (Karamel Susu), Bandung:
Universitas Pasundan.
Gun HS, 2011, Buah Strawberi Melindungi Lambung dari Alkohol, Jurnal
Penelitian Sains, 12 (3) (C) 12307.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hannum, 2004, Aktivitas Antioksidan Buah Stroberi, Jurnal Penelitian Sains, Vol.
53 no. 1
Hardjanti, S., 2008, Potensi Daun Katuk Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan
Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk dengan Maltodekstrin, Jurnal
Penelitian Saintek; Yogyakarta.
Haryadi, 1993, Dasar-dasar Pemanfaatan Ilmu dan Teknologi Pati, Agritech Vol.
13, no. 3. FPT UGM
Hidayat, 2006, Mikrobiologi Industri, Yogyakarta: C.V Andi Offeset.
Ismarani, 2012, Potensi Senyawa Tanin dalam Menunjang Produksi Ramah
Lingkungan, Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah.
Jakiyah, Paridah., 2018, Khasiat Daun Kelor, https://www.lyceum.id/khasiat-daun-
kelor/, diakses pada tanggal 1 Mei 2018.
Jonni, MS., 2008, Cegah Malnutrisi dengan Kelor, Yogyakarta: Kanisius.
Khomsan, A., 2004, Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup, Jakarta: PT
Gramedia Widiasara Indonesia.
Koswara, S., 2009, Teknologi Pembuatan Permen, http://tekpan.unimua.ac.id/
wpcontent/uploads/2013/07/teknologipembuatan-permen.pdf, Diakses pada
tanggal 03 Mei 2018.
Krisnadi, A.D., 2015, Kelor Super Nutrisi, Blora: Kelorina.com
Kurniasih, 2016, Khasiat dan Manfaat Daun Kelor, Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Mardaningsih, F., 2012, Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Suhu Sprai Dryer
Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Altalta (Medicago sativa L)
dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin, Jurnal Teknosains Pangan
Vol.1, No.1 Oktober 2012.
Murhadi, 2005, Kimia Air, Lipida, Karbohidrat, Vitamin, Pigmen, Pewarna, Flavor,
dan Bahan Tambahan Makanan, Skripsi, Universitas Lampung.
Nisa, M.A., Susilo, B., Hendrawan, Y., 2015, Pengaruh Pengendalian Suhu
Berbasis Logoka Fuzzy dan Kecepatan Pengadukan Pada Evaporator Vakum
double jacket Terhadap Karakteristik Fisik Permen Susu, J.Bioproses
Komuditas Tropis 3(2):9-16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Noviyanti, Y., 2012, Pengaruh Waktu Pemanasan dan Jenis Susu Terhadap Sifat
Organoleptik Permen Karamel Susu, Laporan Penelitian, Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
Nurbaya, S. dan Estiasih, T., 2013, Pemanfaatan Talas Berdaging Umbi Kuning
(Colocasia escuenta L) Dalam Pembuatan Cookies, Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. No.1p: 46-55. Malang.
Pamel, Arista., 2017, Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Pada
Pembuatan Permen Karamel Dari Susu Kambing, Skripsi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Rukmana, 1998, Stroberi, Budidaya dan Pascapanen, Yogyakarta: Kanisius
Saramoya, Siva., 2015, Eksperimen Pembuatan Permen Karamel Susu Substitusi
Ekstrak Ubi Jalar Ungu dan Ekstrak Rimpang Jahe Gajah, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang.
Simbolan, J.M. dan Katharina, N., 2007, Cegah Malnutrisi dengan Kelor,
Yogyakarta: Kanisius.
Sitorus, S., 2016, Dampak Kekurangan Vitamin A,
http://harian.analisadaily.com/kesehatan/news/dampak-kekurangan-vitamin-
a/202261/01/04, Diakses pada tanggal 14 Juli 2018.
Supariasa, 2001, Penilaian Status Gizi, Jakarta: Buku Kedokteran
Susilorini., Tri, Eko., dan Manik, Eirry Sawitri., 2006, Produk Olahan Susu,
Depok: Penebar Swadaya.
Tahir, Masdiana., Nurul, Hikmah., dan Rahmawati., 2014, Analisis Kandungan
Vitamin C dan β-karoten dalam Daun Kelor (Moringan Oleifera Lam.) dengan
Metode Spektofometri UV-VIS, Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol.3 No.1.
Tim Karya Tani Mandiri, 2010, Pedoman Bertanam Stroberi, Bandung: CV.
Nuansa Aulia.
Tjitrosoepomo, Gembong., 1985, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Usmiati, S., dan Abu Bakar., 2009, Teknologi Pengolahan Susu, Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Winarno, F.G., 2006, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Wulandari, B., Ishartani, D., Afandi, D.R., 2014, Penggunaan Pemanis Buatan
Rendah Kalori pada Pembuatan Velva Ubi Jalar Oranye (Ipomoea batatas
L.). J. Teknosains Pangan 3 (3): 12-2.
Yulianti, Rika., 2008, Pembuatan Minuman Jeli Daun Kelor (Moringan oleifera)
sebagai Sumber Vitamin-C dan β-karoten, Skripsi, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
L
A
M
P
I
R
A
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 1. Silabus
SILABUS
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : SMP
Program : VIII
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 7 x 40 menit
Kompetensi Inti
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam
ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan
serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
Pengertian zat
aditif
Macam-macam
zat aditif
Batas
penggunaan zat
aditif
Psikotropika
Zat adiktif
Menghindarkan
diri dari
pengaruh zat
adiktif dan
psikotropika
Mengamati
Mengaji referensi tentang
zat aditif dan zat adiktif-
psikotropika dari literatur
Menanya
Apa yang dimaksud dengan
zat aditif
Sebutkan macam-macam zat
aditif yang terdapat dalam
makanan
Bagaimana sifat zat aditif
yang merugikan dan cara
menanggulanginya
Apa yang dimaksud dengan
zat adiktif dan psikotropika
Sebutkan contoh-contoh zat
adiktif dan psikotropika
Bagaimana efek samping
dari zat adiktif dan
psikotropika
Tes tertulis
Ulangan
Harian
Obesrvasi
Sikap saat
mengikuti
pelajaran
di kelas
7 x 40
menit
Buku IPA
BIOLOGI
untuk
SMP/MTS
Kelas VIII
Erlangga
Lembar
Kerja Siswa
Lembar
Pengamatan
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2.1 Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan
peduli lingkungan) dalam
aktiviyas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap
dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
Mengumpulkan Data
Mendiskusikan referensi
tentang zat aditif dan zat
adiktif-psikotropika
Mendiskusikan tentang
bagaimana sifat zat aditif
yang merugikan dan
bagaimana efek samping
dari zat adiktif-psikotropika
Melakukan pengamatan
pewarna sintetik
3.7 Mendeskripsikan zat
aditif (alami dan buatan)
dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam
kemasan), dan zat adiktif-
psikotropika serta
pengaruhnya terhadap
kesehatan
Mengasosiasi
Membuat kesimpulan
tentang zat aditif dan adiktif-
psikotropika
Membuat kesimpulan hasil
diskusi tentang dampak zat
adiktif-psikotropika
4.7 Menyajikan data,
informasi, dan mengusulkan
ide pemecahan masalah
untuk menghindari terjadinya
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
diskusi tentang zat aditif dan
zat adiktif-psikotropika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penyalahgunaan zat aditif
dalam makanan dan
minuman serta zat adiktif-
psikotropika
Menyampaikan secara garis
besar tentang laporan
mengenai pengamatan
pewarna sintetik
Memaparkan tentang
dampak zat adiktif-
psikotropika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktiviyas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta
pengaruhnya terhadap kesehatan
4.7 Menyajikan data, informasi, dan mengusulkan ide pemecahan masalah
untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan zat aditif dalam makanan
dan minuman serta zat adiktif-psikotropika
C. Indikator
1.1.1 Mengucap rasa syukur atas nikmat ciptaan Tuhan
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah bertanggung jawab
2.1.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.7.1 Menyebutkan contoh bahan aditif pada makanan
3.7.2 Mengidentifikasi fungsi penggunaan bahan aditif dalam makanan
3.7.3 Mendiskusikan solusi pengganti bahan aditif
3.7.4 Menjelaskan macam dan efek penggunaan bahan adiktif bagi kesehatan
3.7.5 Mengemukakan pengaruh psikotropika terhadap kesehatan
4.7.1 Menyajikan informasi jenis-jenis bahan aditif yang dipakai pada suatu
produk makanan
4.7.2 Mengusulkan ide pemecahan masalah peredaran zat adiktif-psikotropika
di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
D. Tujuan Pembelajaran
3.7.1.1.Melalui percobaan, siswa mampu menjelaskan macam-macam zat aditif
alami dan buatan yang terdapat dalam makanan dan minuman segar
maupun kemasan
3.7.2.1.Melalui studi literatur, siswa mampu mendeskripsikan fungsi bahan
aditif alami dan buatan yang ada dalam makanan dan minuman segar
maupun kemasan
3.7.3.1.Melalui diskusi kelompok, siswa mampu memberikan solusi pengganti
bahan aditif
3.7.4.1.Melalui presentasi kelompok, siswa mampu mendeskripsikan macam
dan fungsi bahan-bahan adiktif dalam kehidupan sehari-hari
3.7.5.1.Melalui studi literatur, siswa mampu menjelaskan kerugian penggunaan
bahan adiktif narkotika dan psikotropika terhadap kesehatan
4.7.1.1.Melalui diskusi kelompok, siswa mampu membedakan berbagai macam
bahan aditif dan adiktif
4.7.2.1.Melalui studi kasus, siswa mampu memunculkan ide inovatif untuk
memecahkan masalah peredaran narkotika dan psikotropika
E. Materi Pembelajaran
Materi Pokok: Zat Aditif dan Zat Adiktif-Psikotropika
Sub bab materi:
1. Pertemuan Pertama
Pengertian zat aditif
Macam-macam zat aditif
2. Pertemuan Kedua
Batas penggunaan zat aditif
3. Pertemuan Ketiga
Zat adiktif dan Psikotropika
Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientifik
2. Metode :ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi dan
eksperimen
3. Model Pembelajaran : Pendekatan 5 M
G. Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
LKS
Laptop
LCD
Spidol
Penghapus
Buku IPA BIOLOGI untuk SMP/MTS Kelas VIII Erlangga
Lembar Pengamatan
Internet
Panci
Alat pembakar
Korek api
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (3 X 40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Menyiapkan Kondisi Belajar
Guru mengucapkan salam, mengecek daftar
hadir siswa, dan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan
1. Apakah kalian suka menggunakan saos saat
makan bakso?
2. Apakah bahan makanan yang diberi zat
pewarna itu aman?
15
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Motivasi
Guru menampilkan gambar jenis-jenis makanan
yang mengandung bahan kimia melalui power
point
Orientasi
1. Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari dan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang terdiri 4-5 siswa dalam 1
kelompok
Kegiatan Inti Mengamati
1. Siswa diminta untuk mengamati 2 jenis
makanan yang mengandung zat aditif
2. Guru menjelaskan tentang LKS yang
dibagikan pada siswa
Menanya
Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti dalam
menjawab LKS yang diberikan
Mengumpulkan Informasi/data
1. Siswa diminta untuk melakukan kegiatan
pengamatan pewarna alami dan sintetik
2. Siswa mengamati LKS mengenai kegiatan
pengamatan pewarna pada makanan yang
aman bagi tubuh
3. Siswa dipersilahkan untuk mengkaji pustaka
dalam menyelesaikan LKS mengenai
kegiatan pengamatan pewarna pada
makanan yang aman bagi tubuh
Menalar
Siswa mengolah informasi yang diperoleh dari
kajian pustaka dan mengisi LKS mengenai
kegiatan pengamatan pewarna pada makanan
yang aman bagi tubuh
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusi yang telah dilakukan, dan kelompok lain
dipersilahkan untuk menanggapi dan
90
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
memberikan masukan dan saran kepada
kelompok yang presentasi
Penutup Apresiasi
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kelompok
yang presentasi, guru bersama dengan siswa
bertepuk tangan karena sudah dapat bekerja
sama dan menyampaikan hasil diskusinya
Klarifikasi
Guru memberikan klarifikasi penegasan apabila
jawaban siswa belum tepat dari konsep yang ada
Merangkum
Siswa merangkum hal-hal yang telah dipelajari
Tindak lanjut
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari
jenis-jenis zat aditif pada makanan
2. Guru memberikan tugas untuk membawa
kemasan bahan makanan yang disukai yang
mengandung zat aditif
15
menit
Pertemuan 2 (2 X 40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Menyiapkan Kondisi Belajar
Guru mengucapkan salam, mengecek daftar
hadir siswa, dan kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan
1. Bagaimana dengan tugas yang diberikan
kemaren? Apakah kalian sudah
mempelajari?
2. Apakah kalian sudah membawa kemasan
bahan makanan yang disukai yang
mengandung zat aditif?
3. Kira-kira apa saja bahan-bahan aditif yang
terdapat pada makanan?
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Motivasi
Guru menampilkan gambar-gambar contoh
jenis-jenis zat aditif pada makanan melalui
power point
Orientasi
1. Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari dan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang terdiri 4-5 siswa dalam 1
kelompok
Kegiatan Inti Mengamati
1. Siswa diminta untuk mengamati komposisi
yang terdapat pada bungkus makanan
2. Siswa melakukan kegiatan mendaftar nama-
nama bahan aditif pada kemasan produk
makanan yang disukai
3. Guru menjelaskan tentang LKS yang
dibagikan pada siswa
Menanya
Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti
dalam menjawab LKS yang diberikan
Mengumpulkan Informasi/data
1. Siswa secara kelompok dipersilahkan
mengkaji pustaka untuk mengetahui
macam-macam zat aditif yang terdapat pada
makanan
2. Siswa diajak untuk berdiskusi mencari
solusi pengganti rasa pada permen
Menalar
Siswa mengolah informasi yang diperoleh dari
kajian pustaka dan mengisi LKS mengenai
penggunaan zat aditif pada makanan dan
minuman
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusi yang telah dilakukan, dan kelompok
lain dipersilahkan untuk menanggapi dan
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
memberikan masukan dan saran kepada
kelompok yang presentasi
Penutup Apresiasi
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kelompok
yang presentasi, guru bersama dengan siswa
bertepuk tangan karena sudah dapat bekerja
sama dan menyampaikan hasil diskusinya
Klarifikasi
Guru memberikan klarifikasi penegasan apabila
jawaban siswa belum tepat dari konsep yang
ada
Merangkum
Siswa merangkum hal-hal apa saja yang telah
dipelajari
Tindak lanjut
Guru menugaskan siswa untuk mempelajari
materi mengenai zat adiktif-psikotropika
10 menit
Pertemuan 3 (3 X 40 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Menyiapkan Kondisi Belajar
Guru mengucapkan salam, mengecek daftar
hadir siswa, dan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan
1. Apakah kalian pernah menjumpai orang
yang akan merasa pusing atau tidak enak
badan ketika satu hari saja tidak merokok
atrau minum kopi?
3. Kenapa orang tersebut dapat mengalami
yang tidak menyenangkan tersebut ?
Motivasi
Guru menampilkan gambar yang berhubungan
dengan zat adiktif dan psikotropika melalui
power point
15
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Orientasi
1. Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari dan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang terdiri 4-5 siswa dalam 1
kelompok
Kegiatan Inti Mengamati
1. Siswa diminta untuk membaca literature
mengenai macam-macam zat adiktif dan
psikotropika
2. Guru menjelaskan tentang LKS yang
dibagikan pada siswa
Menanya
Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti dalam
menjawab LKS yang diberikan
Mengumpulkan Informasi/data
Siswa dipersilahkan untuk mengkaji pustaka
dalam menyelesaikan LKS tentang membedakan
zat yang termasuk golongan zat adiktif atau
psikotropika
Menalar
Siswa mengolah informasi yang diperoleh dari
kajian pustaka dan mengisi LKS mengenai zat
adiktif dan psikotropika
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusi yang telah dilakukan, dan kelompok lain
dipersilahkan untuk menanggapi dan
memberikan masukan dan saran kepada
kelompok yang presentasi
90
menit
Penutup Apresiasi
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kelompok
yang presentasi, guru bersama dengan siswa
bertepuk tangan karena sudah dapat bekerja
sama dan menyampaikan hasil diskusinya
Klarifikasi
Guru memberikan klarifikasi penegasan apabila
jawaban siswa belum tepat dari konsep yang ada
15
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Merangkum
Siswa merangkum hal-hal yang telah dipelajari
Tindak lanjut
Guru menugaskan siswa untuk mempelajari
materi yang sudah pernah dibahas sebelumnya
untuk kegiatan Ulangan Harian yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya
I. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Afektif (Sikap) Observasi Lembar observasi
diskusi kelompok
Psikomotor
(Keterampilan)
Observasi Lembar observasi
presentasi
Kognitif (Pengetahuan) Tes tertulis Pretest dan Postest
J. Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian
Mengetahui
Kepala Sekolah Penulis
Imroatul Hasanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa 1
Pewarna Alami dan Sintetik
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan
Siswa mampu menjelaskan macam-macam zat aditif alami dan buatan
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Panci
Alat pembakar
Korek api
2. Bahan
Benang wol putih sepanjang 100 cm
Laruran cuka dapur secukupnya
Larutan daun suji secukupnya
Larutan pewarna makanan sintetik secukupnya
C. Cara Kerja
1. Siapkan dua buah helai benang wol putih 30-40 cm, larutan cuka dapur,
larutan daun suji, pewarna makanan sintetik dan panci untuk merebus
2. Rebuslah benang wol masing-masing di dalam larutan ekstrak daun suji dan
larutan pewarna makanan sintetik
3. Masukkan 1 ml larutan asam cuka dapur ke dalam rebusan
4. Setelah sekitar 10 menit, keluarkan benang dari rebusan
5. Cuci benang rebusan dengan air beberapa kali hingga air cucian jernih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
D. Tabel Pengamatan
No Aspek
Warna benang setelah
direbus dan belum
dicuci
Warna benang setekah
direbus dan sudah
dicuci
1 Dengan ekstrak
daun suji
2 Dengan pewarna
makanan sintetik
Pertanyaan
1. Apa yang disebut dengan pewarna sintetik?
2. Apa yang disebut dengan pewarna alami?
3. Berdasarkan percobaan di atas apa yang dapat kamu simpulkan?
Jawaban
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lembar Kerja Siswa 2
Bahan Aditif Pada Makanan
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan
Siswa mampu mendeskripsikan fungsi bahan aditif alami dan buatan yang ada
dalam makanan dan minuman segar maupun kemasan
B. Alat dan Bahan
Permen
Mie instan
Snack
Bahan ekstrak minuman
Bumbu dapur
Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bacalah komposisi yang terdapat pada kemasan
3. Isilah kolom yang tersedia dengan memberikan data/informasi penggunaan
zat aditif untuk makanan dan minuman
4. Diskusikan bersama teman kelompok untuk mengisi tabel dibawah ini;
No Kegunaan Zat Aditif Nama Zat
Aditif
Dampak
Negatif Pencegahan
1 Penguat rasa
2 Pemanis
3 Pengawet
4 Pewarna
5 Pengental
6 Antioksidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
7 Pemutih
8 Pengatur keasaman
9 Zat gizi
10 Anti gumpal
Pertanyaan Diskusi
Jelaskan bahan-bahan kimia alami dan buatan yang digunakan yang tercantum
dalam komposisi pada makanan/ minuman yang digunakan sebagai penyedap,
antioksidan, pemanis, pewarna, pengawet yang terdapat dalam bahan
makanan/minuman kea san yang anda konsumsi.
Jawaban
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lembar Kerja Siswa 3
Zat Adiktif-psikotropika
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan
Siswa mampu membedakan zat yang termasuk golongan zat adiktif atau
psikotropika
B. Alat dan Bahan
1. Internet
2. Buku-buku referensi
C. Cara Kerja
1. Bacalah buku-buku referensi atau situs internet yang berkaitan dengan zat
adiktif dan psikotropika
2. Tulislah hasil bacaanmu pada tabel di bawah ini
Tabel Pengamatan
No Zat yang termasuk
golongan zat adiktif
Zat yang termasuk
golongan psikotropika
Keterangan
1
2
3
4
5
Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan zat adiktif?
2. Mengapa rokok termasuk golongan zat adiktif?
3. Tuliskan 4 zat berbahaya yang terdapat di dalam rokok?
4. Mengapa rokok dapat menyebabkan kanker?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5. Apa yang dimaksud dengan psikotropika?
6. Ekstasi termasuk psikotropika golongan stimulant, bagaimana cara kerja
ekstasi di dalam tubuh?
7. Apa saja gangguan fisik yang dialami ole pecandu putauw?
8. Apa saja dampak negatif narkoba dan psikotropika bagi kehidupan di
masyarakat?
9. Apakah kesimpulan dari kegiatan ini?
Jawaban
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 4. Instrumen Penilaian
Instrumen Aspek Afektif (Sikap)
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : VIII
No Aspek yang dinilai 3 2 1
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam melakukan kerja individu
3 Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja
kelompok
4 Ketentuan dan tanggung jawab dalam bekerja
secara individu maupun kelompok
5 Keterampilan saat berkomunikasi dalam diskusi
kelompok
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Menunjukkan rasa ingin
tahu
3. Jika menunjukkan rasa ingin tahu, antusias,
aktif
2. Jika hanya 2 indikator yang nampak
1. Jika hanya 1 indikator yang nampak
2 Ketelitian dalam
melakukan kerja
individu
3. Jika melakukan pekerjaan sesuai prosedur,
hati-hati dalam bekerja, hasil tepat
2. Jika hanya 2 indikator yang nampak
1. Jika hanya 1 indikator yang nampak
3 Ketelitian dan kehati-
hatian dalam kerja
kelompok
3. Jika melakukan kerja dengan hati-hati secara
bersama dengan kelompok dengan hasil yang
tepat
2. Jika hanya 2 indikator yang nampak
1. Jika hanya 1 indikator yang nampak
4 Ketekunan dan
tanggung jawab dalam
bekerja secara individu
maupun kelompok
3. Jika tekun dalam menjalankan tugas,
mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu
2. Jika hanya 2 indikator yang nampak
1. Jika hanya 1 indikator yang nampak
5 Keterampilan saat
berkomunikasi dalam
diskusi kelompok
3. Jika aktif bertanya, aktif berpendapat dan
menghargai pendapat orang lain
2. Jika hanya 2 indikator yang nampak
1. Jika hanya 1 indikator yang namapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lembar Penilaian Afektif (Sikap)
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Nilai Akhir 3 2 1
1
2
3
4
5
Dst
Kriteria Penilaian:
A. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑋100
B. Ketentuan predikat nilai sikap:
Predikat Nilai
A (Sangat baik) 80 – 100
B (Baik) 70 – 79
C (Cukup) 60 – 69
D (Sangat kurang) <60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor
No Aspek yang dinilai Tingkat Kemampuan
1 2 3 4
1 Kerjasama kelompok
2 Keberanian berpendapat
3 Menjawab pertanyaan yang diajukan
Jumlah
Keterangan : 1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Baik Sekali
Rubrik Penilaian Aspek Psikomotor
No Aspek yang
dinilai
Skor Rubrik
1 Kerjasama
kelompok
4 Mempresentasikan hasil diskusi tepat dari
sumber terpercaya, mampu menyampaikan
materi presentasi dengan baik, mampu
menjawab pertanyaan dengan benar, dan dapat
mengemukakan pendapat secara logis
3 Jika hanya 3 indikator yang nampak
2 Jika hanya 2 indikator yang nampak
1 Jika hanya 1 indikator yang nampak
2 Keberanian
berpendapat
4 Mengemukakan pendapat terkait materi
presentasi secara logis, tanpa melihat teks
terkait, mampu mengembangkan materi
presentasi dengan baik dan suara ketika
mengemukakan pendapat terdengan lantang dan
jelas
3 Jika hanya 3 indikator yang nampak
2 Jika hanya 2 indikator yang nampak
1 Jika hanya 1 indikator yang nampak
3 Menjawab
pertanyaan
yang diajukan
4 Menjawab pertanyaan dengan benar, tanpa
melihat teks terkait, menggunakan logika yang
tepat, dan penyusunan kata-kata yang digunakan
mudah dimengerti
3 Jika hanya 3 indikator yang nampak
2 Jika hanya 2 indikator yang nampak
1 Jika hanya 1 indikator yang nampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lembar Penilaian Observasi Presentasi
No Nama Siswa
Aspek yang
dinilai Jumlah Skor Nilai
1 2 3
1
2
3
4
5
Dst
Kriteria Penilaian
A. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑋100
B. Ketentuan predikat nilai sikap:
Predikat Nilai
A (Sangat baik) 80 – 100
B (Baik) 70 – 79
C (Cukup) 60 – 69
D (Sangat kurang) <60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Instrumen Penilaian Aspek Kognitif
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VIII/II
Jumlah Soal : Pilihan Ganda (10), Uraian (5)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
KD 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta
pengaruhnya terhadap kesehatan
Kisi-kisi Soal Ulangan Harian
Indikator Soal No
Soal
Kunci
Jawaban
Bentuk
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.7.1 Dapat
menyebutkan
contoh bahan aditif
pada makanan
√ 1 C PG
√ 2 A PG
√ 1 Terlampir Essay
3.7.2 Menjelaskan
fungsi penggunaan
bahan aditif dalam
makanan
√ 4 D PG
√ 6 B PG
√ 2 Terlampir Essay
3.7.3 Menjelaskan
solusi pengganti
bahan aditif
√ 3 C PG
√ 3 Terlampir Essay
3.7.4 Menjelaskan
macam dan efek
penggunaan bahan
adiktif bagi
kesehatan
√ 7 C PG
√ 4 Terlampir Essay
√ 5 Terlampir Essay
3.7.5 Menjelaskan
pengaruh
psikotropika
terhadap kesehatan
√ 5 C PG
√ 8 D PG
√ 9 B PG
√ 10 A PG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat.
1. Zat berikut yang digunakan sebagai penyedap rasa adalah…..
a. BHT
b. BHA
c. MSG
d. Beta karoten
2. Beberapa zat yang ditambahkan pada makanan untuk keperluan tertentu
dinamakan……
a. Zat aditif
b. Zat adiktif
c. Zat adopsi
d. Zar adiksi
3. Pewarna yang paling aman digunakan dalam makanan adalah….
a. Amaranth
b. Tartrazin
c. Daun suji
d. Rhodamin B
4. Pengawet makanan yang paling aman bagi kesehatan adalah…..
a. Tartazin
b. Natrium nitrit
c. Cuka
d. Aspartam
5. Dampak negatif zat psikotropika seperti sabu-sabu pada penggunaannya
secara berlebih (overdosis) adalah…..
a. Menjadi hiperaktif
b. Suhu tubuh rendah
c. Tekanan darah menurun
d. Kerja jantung menjadi teratur
6. Zat-zat di bawah ini merupakan zat aditif pada makanan:
1. Sakarin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2. Asam benzoat
3. Beta karoten
4. Natrium propianat
5. Natrium nitrat
Zat yang berfungsi sebagai pengawet makanan adalah…..
a. 1, 2, dan 4
b. 2, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
7. Antara zat-zat berikut yang bukan merupakan zat racun dalam rokok
adalah……
a. Tar
b. Nikotin
c. Karbon monoksida
d. Kafein
8. Obat-obat berikut dapat memengaruhi pikiran manusia, kecuali…..
a. Antibiotik
b. Stimulan
c. Halusinogen
d. Depresan
9. Pengaruh psikis/kejiwaan zat narkotika jenis ekstasi dosis tinggi terhadap
tubuh adalah…..
a. Pandangan mata kabur, jalan sempoyongan
b. Halusinasi, perasaan gembira dan melayang
c. Hilang nafsu makan, banyak berkeringat
d. Rasa haus dan tenggorokan terasa kering
10. Ciri-ciri korban ketergantungan narkotika:
1. Merasa rileks
2. Pupil mata menyempit
3. Tekanan darah meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Denyut urat nadi melambat
5. Menimbulkan rasa gembira berlebihan
Di antara ciri-ciri di atas, yang merupakan ciri pengguna heroin adalah……
a. 2, 4, dan 5
b. 1, 2, dan 3
c. 2, 3, dan 4
d. 4, 5, dan 1
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar.
1. Jelaskan pengertian zat aditif, ada berapa macam zat aditif? Berikan
contohnya?
2. Kelompokkan zat-zat kimia berikut ini ke dalam bahan pengawet, pewarna,
pemanis, dan penyedap rasa
a. Monosodium glutamat
b. Natrium benzoat
c. Siklamat
d. Kunyit
e. Asam cuka
f. Gula pasir
g. Tartazin
h. Brilliant blue
3. Jelaskan mengapa kita lebih aman menggunakan pemanis alami daripada
pemanis sintetik?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan zat adiktif dan berikan contohnya
5. Sebutkan 4 dampak merokok terhadap sistem pernafasan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. C
4. D
5. C
6. B
7. C
8. D
9. B
10. A
B. Uraian
1. Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan
ke dalam makanna, baik pada saar memproses, mengolah, mengemas, atau
menyimpan makanan.
Macam-macam zat aditif
a. Zat aditif alami, contohnya wortel, gula pasir, garam dapur, bawang
putih dan daun jeruk
b. Zat aditif buatan/sintesis, contohnya sakarin, aspartame, siklamat,
natrium benzoate, dan asam askorbat
2. Bahan pengawet : asam cuka, natrium benzoat
Bahan pewarna : kunyit, brilliant blue
Bahan pemanis : gula pasir, siklamat
Bahan penyedap rasa : monosodium glutamat, tartrazin
3. Pemanis alami lebih aman karena terbuat dari bahan alami yang tidak
berbahaya dan tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan tubuh walaupun
berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4. Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau psikotropika yang
jika dikonsumsi akan bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat
mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan
Contohnya : rokok, minuman keras
5. Pengaruh pada sistem pernafasan
a. Bronkitis
b. Kanker paru-paru akibar tar dalam rokok
c. Berdahak
d. Radang saluran pernafasan
Rubrik Penilaian Aspek Kognitif
A. Pilihan Ganda
Nomor Soal Skor Soal
1-10 1
Jumlah Skor Maksimal 10
B. Uraian
No Soal Keterangan Skor Soal
1 Jelaskan
pengertian zat
aditif, ada berapa
macam zat
aditif? Berikan
contohnya!
Jika jawaban tepat dan sempurna 3
Jika jawaban tidak tepat dalam
kata tetapi banyak benar 2
Jika jawaban banyak salah 1
Jika tidak menjawab 0
2 Kelompokkan
zat-zat kimia
berikut ini ke
dalam bahan
pengawet,
pewarna,
pemanis, dan
penyedap rasa
a. Monosodium
glutamat
Jika jawaban tepat dan sempurna 3
Jika jawaban tidak tepat dalam
kata tetapi banyak benar 2
Jika jawaban banyak salah 1
Jika tidak menjawab 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b. Natrium
benzoat
c. Siklamat
d. Kunyit
e. Asam cuka
f. Gula pasir
g. Tartazin
h. Brilliant blue
3 Jelaskan
mengapa kita
lebih aman
menggunakan
pemanis alami
daripada pemanis
sintetik?
Jika jawaban tepat dan sempurna
3
Jika jawaban tidak tepat dalam
kata tetapi banyak benar 2
Jika jawaban banyak salah 1
Jika tidak menjawab 0
4 Jelaskan apa
yang dimaksud
dengan zat
adiktif dan
berikan
contohnya
Jika jawaban tepat dan sempurna 3
Jika jawaban tidak tepat dalam
kata tetapi banyak benar 2
Jika jawaban banyak salah 1
Jika tidak menjawab 0
5 Sebutkan 4
dampak merokok
terhadap sistem
pernafasan?
Jika jawaban tepat dan sempurna 3
Jika jawaban tidak tepat dalam
kata tetapi banyak benar 2
Jika jawaban banyak salah 1
Jika tidak menjawab 0
Jumlah Skor Maksimal
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑋100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 5. Kuesioner Uji Kesukaan
KUESIONER UJI KESUKAAN
Permen Karamel Susu Dengan Penambahan Sari Daun Kelor dan Sari Stroberi
Nama :
Petunjuk :
Dihadapan saudara tersedia 20 sampel permen karamel susu. Saudara diminta untuk memberi penilaian atas sampel tersebut
berdasarkan kesukaan saudara dengan memberi tanda check (√) sesuai pada kolom lembar penilaian.
Setelah mencicipi dan menilai satu sampel permen karamel susu, saudara diharapkan meminum air putih atau berkumur terlebih
dahulu untuk mencoba sampel berikutnya sampai selesai.
Aspek
Penilaian Indikator Penilaian Nilai
Kode Sampel
A B C D E F G H I J K L
Warna
Sangat suka 5
Suka 4
Netral 3
Tidak suka 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Aspek
Penilaian Indikator Penilaian Nilai
Kode Sampel
A B C D E F G H I J K L
Sangat tidak suka 1
Aroma
Sangat suka 5
Suka 4
Netral 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
Tekstur
Sangat suka 5
Suka 4
Netral 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
Rasa
Sangat suka 5
Suka 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Aspek
Penilaian Indikator Penilaian Nilai
Kode Sampel
A B C D E F G H I J K L
Netral 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 6. Data Uji Organoleptik
Data Uji Organoleptik
Panelis
/Pengulangan
Rasa Aroma Tekstur Warna
K A B C K A B C K A B C K A B C
1 1 5 3 4 1 5 2 3 1 2 4 5 2 5 2 5 3
2 5 5 2 1 5 4 2 1 3 5 1 2 5 4 4 3
3 5 5 2 2 4 4 3 1 3 3 5 3 5 4 4 2
2 1 4 5 4 2 5 5 2 4 3 4 3 4 3 4 2 4
2 4 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 3 4 3
3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 2 4 4 2
3 1 4 3 4 2 3 2 3 1 3 3 3 4 3 2 3 2
2 3 4 2 2 5 4 2 3 4 2 4 4 3 3 2 2
3 2 5 5 1 3 4 2 1 3 3 4 2 4 3 5 3
4 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 5 2 4 3
2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3
3 5 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 5 3 4 2
5 1 5 3 5 3 5 3 3 3 5 3 4 3 5 3 3 3
2 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 2 3
6 1 2 3 4 3 2 5 2 4 4 2 5 3 5 3 3 4
2 2 5 3 4 2 4 3 5 3 3 3 5 5 5 3 5
3 2 3 2 5 2 4 3 5 2 3 4 5 5 5 4 4
7 1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 2 2
3 5 4 4 2 5 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2
8 1 4 5 2 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3
2 5 5 3 3 4 3 3 3 5 5 3 3 4 4 3 2
3 5 5 3 3 5 4 2 5 5 3 3 3 5 3 2 2
9 1 4 4 2 2 4 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 2
2 4 5 2 2 4 4 2 1 2 5 2 4 4 4 4 3
3 5 4 2 2 5 2 1 2 5 4 2 2 5 3 3 2
10
1 4 5 3 5 3 5 2 5 4 5 3 5 3 4 4 3
2 3 3 3 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 3 4
3 3 5 5 5 2 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4
11 1 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 4 3 4 4 4 2
2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2
3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3
12 1 5 3 4 3 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 5 2
2 5 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 2
3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2
13 1 5 2 2 2 5 2 4 3 5 3 2 2 5 2 3 3
2 5 3 3 1 3 5 4 3 3 3 1 3 5 4 4 2
3 5 2 3 4 5 5 4 3 5 3 4 2 5 4 4 2
14 1 4 5 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
2 4 4 2 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4
3 5 4 3 3 5 4 3 3 5 4 3 3 5 4 3 2
15 1 5 5 4 2 5 5 2 2 4 5 4 3 5 5 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2 5 5 4 2 5 5 4 2 5 5 3 4 5 5 4 4
3 5 5 4 2 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 2 4
16 1 5 2 1 1 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4
2 5 4 1 1 4 4 2 1 4 4 4 4 5 3 2 3
3 2 2 1 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 2 2
17 1 3 5 3 3 2 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 2
2 2 2 2 4 2 4 3 2 3 4 2 5 3 5 4 5
3 2 5 2 3 2 4 3 3 4 5 3 4 4 4 2 2
18 1 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2
2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 2
3 2 4 2 2 4 4 4 1 2 2 2 2 4 4 4 2
19 1 5 3 1 2 5 3 3 2 3 2 4 2 5 2 4 2
2 5 3 3 1 5 4 2 1 3 2 2 3 5 3 3 2
3 5 4 1 2 5 3 2 2 3 2 3 2 5 4 3 2
20 1 5 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 3
2 5 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 3
3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7. Analisis Statistik Uji Anova dan Uji Tukey
Analisis Statistik Menggunakan Uji Anova dan Uji Tukey Data Uji
Organoleptik
Meliputi Rasa, Aroma, Tekstur, dan Warna
A. Uji Anova Terhadap Rasa Permen Karamel
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rasa Permen
K .178 20 .096 .865 20 .010
A .178 20 .096 .922 20 .111
B .138 20 .200* .957 20 .480
C .182 20 .082 .927 20 .136
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Rasa Permen
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K 20 4.0833 .96048 .21477 3.6338 4.5329 2.00 5.00
A 20 3.8000 .73668 .16473 3.4552 4.1448 2.33 5.00
B 20 3.0833 .91687 .20502 2.6542 3.5124 1.00 4.67
C 20 2.8000 1.02826 .22992 2.3188 3.2812 1.33 5.00
Total 80 3.4417 1.04036 .11632 3.2101 3.6732 1.00 5.00
Test of Homogeneity of Variances
Rasa Permen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.356 3 76 .263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
ANOVA
Rasa Permen
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21.606 3 7.202 8.566 .000
Within Groups 63.900 76 .841
Total 85.506 79
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Rasa Permen
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K
A .28333 .28996 .763 -.4783 1.0450
B 1.00000* .28996 .005 .2383 1.7617
C 1.28333* .28996 .000 .5217 2.0450
A
K -.28333 .28996 .763 -1.0450 .4783
B .71667 .28996 .073 -.0450 1.4783
C 1.00000* .28996 .005 .2383 1.7617
B
K -1.00000* .28996 .005 -1.7617 -.2383
A -.71667 .28996 .073 -1.4783 .0450
C .28333 .28996 .763 -.4783 1.0450
C
K -1.28333* .28996 .000 -2.0450 -.5217
A -1.00000* .28996 .005 -1.7617 -.2383
B -.28333 .28996 .763 -1.0450 .4783
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Rasa Permen
Tukey HSD
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
C 20 2.8000
B 20 3.0833 3.0833
A 20 3.8000 3.8000
K 20 4.0833
Sig. .763 .073 .763
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
B. Uji Anova Terhadap Aroma Permen Karamel
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aroma Permen
K .299 20 .000 .820 20 .002
A .170 20 .130 .934 20 .180
B .138 20 .200* .954 20 .425
C .142 20 .200* .957 20 .490
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Aroma Permen
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K 20 3.9000 .81721 .18273 3.5175 4.2825 2.00 5.00
A 20 3.7500 .46985 .10506 3.5301 3.9699 3.00 4.67
B 20 2.9333 .70587 .15784 2.6030 3.2637 1.33 4.00
C 20 2.7000 1.03110 .23056 2.2174 3.1826 1.00 4.67
Total 80 3.3208 .92541 .10346 3.1149 3.5268 1.00 5.00
Test of Homogeneity of Variances
Aroma Permen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.265 3 76 .026
ANOVA
Aroma Permen
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21.104 3 7.035 11.485 .000
Within Groups 46.550 76 .613
Total 67.654 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Aroma Permen
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K
A .15000 .24749 .930 -.5001 .8001
B .96667* .24749 .001 .3166 1.6168
C 1.20000* .24749 .000 .5499 1.8501
A
K -.15000 .24749 .930 -.8001 .5001
B .81667* .24749 .008 .1666 1.4668
C 1.05000* .24749 .000 .3999 1.7001
B
K -.96667* .24749 .001 -1.6168 -.3166
A -.81667* .24749 .008 -1.4668 -.1666
C .23333 .24749 .782 -.4168 .8834
C
K -1.20000* .24749 .000 -1.8501 -.5499
A -1.05000* .24749 .000 -1.7001 -.3999
B -.23333 .24749 .782 -.8834 .4168
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Aroma Permen
Tukey HSD
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
C 20 2.7000
B 20 2.9333
A 20 3.7500
K 20 3.9000
Sig. .782 .930
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
C. Uji Anova Terhadap Tekstur Permen Karamel
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tekstur Permen
K .178 20 .095 .924 20 .121
A .208 20 .023 .919 20 .096
B .158 20 .200* .926 20 .128
C .156 20 .200* .937 20 .208
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Tekstur Permen
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K 20 3.5333 .76777 .17168 3.1740 3.8927 2.00 4.67
A 20 3.3667 .90418 .20218 2.9435 3.7898 2.00 5.00
B 20 3.3500 .69648 .15574 3.0240 3.6760 2.00 4.33
C 20 3.2167 .83263 .18618 2.8270 3.6064 2.00 4.67
Total 80 3.3667 .79662 .08906 3.1894 3.5439 2.00 5.00
Test of Homogeneity of Variances
Tekstur Permen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.052 3 76 .374
ANOVA
Tekstur Permen
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.011 3 .337 .521 .669
Within Groups 49.122 76 .646
Total 50.133 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
D. Uji Anova Terhadap Warna Permen Karamel
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Warna Permen
K .208 20 .023 .871 20 .012
A .108 20 .200* .967 20 .694
B .168 20 .141 .938 20 .218
C .205 20 .027 .897 20 .037
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Warna Permen
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K 20 4.2500 .69983 .15649 3.9225 4.5775 3.00 5.00
A 20 3.5000 .71328 .15949 3.1662 3.8338 2.00 4.67
B 20 3.3833 .62384 .13950 3.0914 3.6753 2.00 4.33
C 20 2.7833 .65136 .14565 2.4785 3.0882 2.00 4.33
Total 80 3.4792 .84335 .09429 3.2915 3.6668 2.00 5.00
Test of Homogeneity of Variances
Warna Permen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.190 3 76 .903
ANOVA
Warna Permen
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21.760 3 7.253 16.012 .000
Within Groups 34.428 76 .453
Total 56.188 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Warna Permen
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K
A .75000* .21284 .004 .1909 1.3091
B .86667* .21284 .001 .3076 1.4257
C 1.46667* .21284 .000 .9076 2.0257
A
K -.75000* .21284 .004 -1.3091 -.1909
B .11667 .21284 .947 -.4424 .6757
C .71667* .21284 .006 .1576 1.2757
B
K -.86667* .21284 .001 -1.4257 -.3076
A -.11667 .21284 .947 -.6757 .4424
C .60000* .21284 .031 .0409 1.1591
C
K -1.46667* .21284 .000 -2.0257 -.9076
A -.71667* .21284 .006 -1.2757 -.1576
B -.60000* .21284 .031 -1.1591 -.0409
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Warna Permen
Tukey HSD
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
C 20 2.7833
B 20 3.3833
A 20 3.5000
K 20 4.2500
Sig. 1.000 .947 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
A. Alat dan Bahan-bahan Pembuatan Permen Karamel
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Permen Karamel
B. Pembuatan Permen Karamel
Proses Pemblenderan Daun
Kelor dan Buah Stroberi Sari Daun Kelor dan Sari Stroberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Proses Perebusan Susu Sapi
Penambahan Gula, Margarin, Sari Daun Kelor dan Sari Stroberi
Proses Pengadukan hingga Menjadi
Karamel
Proses Pencetakan Permen Karamel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Permen Karamel Susu dengan Penambahan Sari Daun
Kelor dan Sari Stroberi
C. Uji Organoleptik Permen Karamel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related