7/25/2019 Preskas CLM (1)
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Creeping eruptionatau yang disebut juga cutaneus larva migrans, dermatosis linearis
migrans, sandoworms diseaseadalah kelainan kulit yang berupa peradangan yang disebabkan
oleh invasi larva cacing tabang !Nematode" yang berasal dari anjing dan kucing# $asus
terbanyak yang terjadi disebabkan olehAncylostoma braziliense danAncylostoma caninum
Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lebab%
isalnya di A&rika% Aerika 'elatan dan Barat% Asia (enggara% di Indonesia pun banyak
dijupai# Aktivitas yang enjadi &aktor penyebab adalah kontak dengan pasir atau tanah
terkontainasi langsung dengan kotoran binatang% berain di tanah% dan berjalan tanpa alas
kaki di pantai# Larva asuk dan bersebunyi pada kulit kaki# Predileksi paling sering terjadi
pada kaki% bokong% genital% dan tangan#
Larva tersebut secara noral erupakan parasit pada usus binatang# Neatoda tidak
dapat hidup secara sepurna pada anusia# )acing de*asa berkebangbiak di usus kucing
atau anjing% (elur cacing disipan% dan terba*a dala kotoran# (elur tersebut enetas
enjadi larva dan enghilang dala tanah dan kebali berkebang pada usus anjing atau
kucing# Untuk elengkapi siklus hidupnya% larva tersebut asuk ke dala kulit anusia saat
kulit tersebut enyentuh tanah#
1
7/25/2019 Preskas CLM (1)
2/18
BAB II
(IN+AUAN PU'(A$A
De&inisi
)utaneous larva igrans !)L," erupakan kelainan kulit yang erupakan
peradangan yang berbentuk linear atau berkelok-kelok% enibul dan progresi&% disebabkan
oleh invasi cacing tabang yang berasal dari kucing dan anjing% yaitu Ancylostoma
braziliense, Ancylostoma caninum, dan Ancylostoma ceylanicum# 'elaa beberapa dekade%
istilah )L, dan creeping eruption sering disaaartikan# Perbedaannya adalah% )L,
enggabarkan sindro% sedangkan creeping eruption enggabarkan gejala klinis#)reeping eruption secara klinis diartikan sebagai lesi yang linear atau serpiginius% sedikit
enibul% dan keerahan yang berigrasi dala pola yang tidak teratur# Penyakit yang
enibulkan gejala berupa creeping eruption tapi tidak disebabkan oleh parasit non-larva
tidak disebut sebagai )L,% isalnya seperti pada dracunculiasis% loiasis% skabies%
schistosoiasis% ataupun onchocerciasis#
Epideologi
Creeping eruptionadalah penyakit in&eksi parasit yang jarang terjadi% dan diteukan
pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lebab# Hapir di seua Negara berikli
tropis dan subtropis% isalnya Aerika (engah dan Aerika 'elatan% $aribia% A&rika%
Australia dan Asia (enggara% terasuk Indonesia% banyak diteukan )L,# Pada negara
Aerika 'erikat% penyakit ini sebagian besar terjadi di negara bagian tenggara% terutaa
.lorida% tetapi dapat juga diteukan secara sporadik di negara bagian lain# $asus )L, telah
dilaporkan di +eran% Prancis% Inggris% 'elandia Baru% dan Aerika 'erikat# )L, endeik di
asyarakat kurang apu di negara berkebang% seperti Bra/il% India% dan Hindia Barat#
'ebuah studi di ,anaus% Bra/il% enunjukkan prevalensi )L, pada anak-anak selaa
usi hujan berkisar 0%12# Di daerah perkuuhan di (iur Laut Bra/il% didapati lebih dari
12 dari keseluruhan populasi dan 342 pada anak-anak enderita )L,# Di negara-negara
berpenghasilan tinggi% )L, terjadi secara sporadis atau dala bentuk epidei yang kecil#
$asus sporadis biasanya berhubungan dengan kondisi ikli yang tidak uu seperti usi
sei atau hujan yang eanjang# Penyakit ini sering uncul pada daerah diana anjing dan
2
7/25/2019 Preskas CLM (1)
3/18
kucing tidak diberikan antihelintes secara teratur# Pada invasi ini tidak terdapat perbedaan
ras% usia% aupun jenis kelain#
Etiologi
Penyebab utaa )L, adalah larva cacing tabang dari kucing dan anjing
!Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum" dan
Strongyloides# Penyebab lain yang juga eungkinkan yaitu larva dari serangga seperti
Hypoderma dan Gasterophilus# Di Asia (iur% )L, uunya disebabkan oleh
Gnasthostoma sp# pada babi dan kucing# Pada beberapa kasus diteukan Echinococcus,
Dermatobia maiales, !ucilia caesar# Di epideris% larva Ancylostoma brazilense akan
berigrasi dan enyebabkan )L, selaa beberapa inggu sebelu larva tersebut ati# Di
sisi lain% larvaAncylostoma caninumdanAncylostoma ceylanicum dapat elakukan penetrasi
yang lebih dala dan enibulkan gejala klinis yang lain seperti enteritis eosino&ilik#
Ancylostoma caninumepunyai tiga pasang gigi# Panjang cacing jantan de*asa
Ancylostoma caninum berukuran 33-35 dengan bursa kopulatriks dan cacing betina
de*asa berukuran 31-63 # )acing betina eletakkan rata-rata 37#888 telur setiap harinya#
,or&ologi Ancylostoma braziliense irip dengan Ancylostoma caninum% tetapi kapsul
bukalnya eanjang dan berisi dua pasang gigi sentral# 9igi sebelah lateral lebih besar%sedangkan gigi sebelah edial sangat kecil# 'elain itu% pada Ancylostoma braziliense juga
terdapat sepasang gigi segitiga di dasar bukal kapsul# )acing betina berukuran 7-0 dan
cacing jantan berukuran 4-: # )acing betina dapat engeluarkan telur 1#888 butir setiap
hari# ,or&ologi Ancylostoma ceylanicum juga hapir saa dengan A" braziliense dan A"
caninum% hanya saja pada rongga ulutA" ceylanicumterdapat terdapat dua pasang gigi yang
tidak saa besarnya#
3
7/25/2019 Preskas CLM (1)
4/18
'iklus Hidup
(elur keluar bersaa tinja pada kondisi yang enguntungkan !lebab% hangat% dan
tepat yang teduh"# 'etelah itu% larva enetas dala 3-6 hari# Larva rabditi&or tubuh di
tinja dan;atau tanah% dan enjadi larva &ilari&or !larva stadiu tiga" yang in&ekti& setelah 4
sapai 38 hari# Larva in&ekti& ini dapat bertahan selaa 5 sapai 1 inggu di kondisi
lingkungan yang sesuai# Pada kontak dengan pejau he*an !anjing dan kucing"% larvaenebus kulit dan diba*a elalui pebuluh darah enuju jantung dan paru-paru# Larva
keudian enebus alveoli% naik ke bronkiolus enuju ke å dan tertelan# Larva
encapai usus kecil% keudian tinggal dan tubuh enjadi de*asa# )acing de*asa hidup
dala luen usus kecil dan enepel di dinding usus# Beberapa larva diteukan di jaringan
dan enjadi suber in&eksi bagi anak anjing elalui transaary atau transplasenta#
,anusia juga dapat terin&eksi dengan cara larva &ilari&or enebus kulit# Pada sebagian
besar spesies% larva tidak dapat berkebang lebih lanjut di tubuh anusia dan berigrasi
tanpa tujuan di epideris# Beberapa larva dapat bertahan pada jaringan yang lebih dala
setelah berigrasi di kulit#
4
7/25/2019 Preskas CLM (1)
5/18
.aktor
7/25/2019 Preskas CLM (1)
6/18
enggunakan sandal dan berjeur di pasir tanpa enggunakan alas enyebabkan
banyaknya laporan kejadian )L, dari *isata*an yang baru berlibur ke pantai#
'ebuah penelitian pada *isata*an international yang baru eninggalkan Bra/il
bagian (iur Laut di bandara enunjukkan bah*a seua *isata*an yang
enderita )L, telah engunjungi pantai selaa liburannya#
6# .aktor lingkungan
Adapun &aktor lingkungan yang epengaruhi kejadian )L, antara lain =
a" $eberadaan anjing dan kucing Anjing dan kucing erupakan hospes de&initi& dari
cacing Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma
caninum# (inja anjing dan kucing yang terin&eksi dapat engandung telur cacing
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum dan Ancylostoma caninum#
(elur tersebut dapat berkebang enjadi stadiu larva yang in&ekti& !&ilari&or"
pada tanah dan pasir yang terkontainasi# Larva &ilari&or dari cacing tersebut
apabila kontak dengan kulit anusia% dapat enebus kulit dan enyebabkan
)L,#
b" )uaca atau ikli lingkungan Ada variasi usian yang berbeda pada kejadian
)L,% dengan puncak kejadian selaa usi hujan# (elur dan larva bertahan
lebih laa di tanah yang basah dibandingkan di tanah yang kering dan dapat
tersebar secara luas oleh hujan yang deras# 'elain itu% ikli yang lebab juga
engakibatkan peningkatan in&eksi cacing tabang di anjing dan kucing sehingga
pada akhirnya eningkatkan julah tinja yang terkontainasi dan risiko in&eksi
pada anusia#
c" (inggal di daerah dengan keadaan pasir atau tanah yang lebab (elur
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum
dikeluarkan bersaa tinja anjing dan kucing# Pada keadaan lingkungan yang
lebab dan hangat% telur akan enetas enjadi larva rabditi&or dan keudian
enjadi larva &ilari&or yang in&ekti Larva &ilari&or inilah yang akan
elakukan penetrasi ke kulit dan enyebabkan )L,#
5# .aktor deogra&is
6
7/25/2019 Preskas CLM (1)
7/18
Adapun &aktor deogra&is yang epengaruhi kejadian )L, antara lain =
a" Usia )L, paling sering terkena pada anak berusia >1 tahun# Hal ini disebabkan
karena anak pada usia tersebut asih jarang enggunakan alas kaki saat keluar
ruah# Pada penelitian tersebut juga didapatkan bah*a usia erupakan &aktor
deogra&is yang hubungannya paling signi&ikan dengan kejadian )L,
!p?8%8883"#
b" Pekerjaan Larva in&ekti& penyebab )L, terdapat pada tanah atau pasir yang
lebab# @rang yang pekerjaannya sering kontak dengan tanah atau pasir tersebut
dapat eningkatkan risiko terin&eksi larva )L,# Pekerjaan yang eiliki risiko
tein&eksi larva penyebab )L, diantaranya petani% nelayan% tukang kebun%
peburu% penabang pasir dan pekerjaan lain yang sering kontak dengan tanah
atau pasir#
c" (ingkat pendidikan 'uatu penelitian tentang prevalensi dan &aktor risiko )L, di
Bra/il enunjukkan% dari 3331 penduduk pedesaan% didapati 65 dari 541 !7%42"
penduduk dengan tingkat pendidikan rendah enderita )L,% sedangkan pada
penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi% didapati 51 dari 78 !1%42" orang
enderita )L,#
Patogenesis
(elur pada tinja enetas di perukaan tanah dala *aktu 3 hari dan berkebang
enjadi larva in&ekti& tahap ketiga setelah sekitar 3 inggu# Larva dapat bertahan hidup
selaa beberapa bulan jika tidak terkena atahari langsung dan berada dala lingkungan
yang hangat dan lebab# $eudian jika terjadi kenaikan suhu% aka larva akan encari
pejaunya# 'etelah enepel pada anusia% larva erayap di sekitar kulit untuk tepatpenetrasi yang sesuai#
Akhirnya% larva enebus ke lapisan korneu epideris# Larva in&ekti&
engeluarkan protease dan hialuronidase agar dapat berigrasi di kulilt# 'elanjutnya% larva
berigrasi elalui jaringan subkutan ebentuk tero*ongan yang enjalar dari satu tepat
ke tepat lainnya#
Pada he*an% larva apu enebus deris dan elengkapi siklus hidupnya dengan
berkebang biak di organ dala# Pada anusia% larva tidak eiliki en/i kolagenase yang
7
7/25/2019 Preskas CLM (1)
8/18
cukup untuk enebus ebran basal dan enyerang deris% sehingga larva tersebut tidak
dapat elanjutkan perkebangan siklus hidupnya# Akibatnya% selaanya larva terjebak di
jaringan kulit penderita hingga asa hidup dari cacing ini berakhir#
9ejala $linik
Pada saat larva asuk ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas di tepat larva
elakukan penetrasi#
7/25/2019 Preskas CLM (1)
9/18
Diagnosis
Diagnosis )L, ditegakkan berdasarkan gejala klinisnya yang khas dan disertai
dengan ri*ayat berjeur% berjalan tanpa alas kaki di pantai atau aktivitas lainnya di daerah
tropis% biopsi tidak diperlukan# Prosedur invasi& jarang digunakan untuk engindenti&ikasi
parasit pada )L,# Hal ini disebabkan karena ujung anterior lesi tidak selalu enunjukkan
tepat diana larva berada# Pada peeriksaan lab% eosino&ilia ungkin diteukan% naun
tidak spesi&ik# Dala sebuah penelitian di +eran pada *isata*an dengan )L,% hanya pada
: !682" dari 18 orang didapatkan eosino&ilia# Naun% peningkatan kadar eosino&il dapat
engindikasikan perpindahan larva cacing ke visceral% tetapi ini terasuk koplikasi yang
jarang terjadi# )L, yang disebabkan oleh Ancylostoma caninum dapat dideteksi dengan
ELI'A !En/ye-linked iunosorbent assay"# 'ekarang ini% ikroskop epiluinesens telah
digunakan untuk evisualisasikan pergerakan larva% naun sensitivitas etode ini belu
diketahui#
Ananesis
,asuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan panas pada
kulit yang terkena#
7/25/2019 Preskas CLM (1)
10/18
Pada peeriksaan &isik diteukan kelainan kulit berupa papul pada a*alnya%
keudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau berkelok-kelok%
enibul degan diaeter 6-5 % dan ber*arna keerahan% selanjunya ebentuk
tero*ongan !burrow" encapai panjang beberapa sentieter# (epat predileksi di
tungkai% telapak kaki% tangan anus% bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak
dengan tepat larva berada#
Diagnosis Banding
+ika ditinjau dari tero*ongan yang ada% )L, harus dibedakan dengan skabies# Pada
skabies% tero*ongan yang terbentuk tidak sepanjang pada )L,# Naun% apabila dilihat dari
bentuknya yang polisiklik% penyakit ini sering disalahartikan sebagai derato&itosis# Pada
stadiu a*al% lesi pada )L, berupa papul% karena itu sering diduga dengan insects bite# Bila
invasi larva yang ultipel tibul serentak% lesi berupa papul-papul sering enyerupai herpes
/oster stadiu a*al# Diagnosis banding yang lain antara lain deratitis kontak alergi%
deratitis &otoalergi% loiasis% yasis% schistosoiasis% tinea korporis% dan ganglion kista
serpiginius# $ondisi lain yang bukan berasal dari parasit yang enyerupai )L, adalah
tubuhnya rabut secara hori/ontal di kulit#
'kabies
'kabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh in&estasi dan sensitasi
terhadapsarcoptes scabieivar# hoinis dan produknya# )ara penularan bisa elalui
kontak langsung !kontak dengan kulit"% isalnya berjabat tangan% tidur bersaa dan
hubungan seksual# Dan elalui kontak tidak langsung !elalui benda"% isalnya
pakaian% handuk% sprei% bantal dan lain-lain#
'kabies eiliki gejala klinis sepertipruritus nocturnal% adanya tero*ongan!kunikulus" pada tepat-tepat predileksi yang ber*arna putih atau keabu-abuan%
berbentuk garis lurus atau berkelok% rata-rata panjang 3 c% pada ujung tero*ongan
diteukan papul atau vesikel# ,eneukan tungau% erupakan hal yang paling
diagnostik# Dapat diteukan satu atau lebih stadiu hidup tungau ini# Penyakit ini
enyerang anusia secara berkelopok% isalnya dala sebuah keluarga biasanya
seluruh anggota keluarga terkena in&eksi# Dengan elihat adanya tero*ongan harus
dibedakan dengan scabies# Pada scabies tero*ongan yang terbentuk tidak akan
sepanjang seperti pada creeping eruption#
10
7/25/2019 Preskas CLM (1)
11/18
Herpes oster
Bila invasi larva yang ultiple tibul serentak papul-papul lesi dini sering
enyerupai herpes zoster stadiu perulaan# Herpes /oster adalah penyakit yang
yang disebabkan in&eksi virus varisela /oster yang enyerang kulit dan ukosa#
In&eksi ini erupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah reaksi prier# $adang-
kadang in&eksi prier berlangsung subklinis# .rekuensi pada pria dan *anita saa%
lebih sering engenai usia de*asa#
Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal# (erdapat gejala prodroal
sisteik seperti dea% pusing% alaise# 'edangkan gejala lokal nyeri otot-tulang%
gatal% pegal dan sebagainya# Disaping gejala kulit berupa papul yang tibul
serentak dijupai pebesaran kelenjar getah bening regional# Lokalisasi unilateral
dan bersi&at deratoal sesuai tepat persara&an#
Insect bite
#nsect biteerupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gigitan dari he*an#
$elainan kulit disebabkan oleh asuknya /at &arakologis akti& dan sensitasi antigen
dari he*an tersebut# Dala beberapa enit akan uncul papul persisten yang
seringkali disertai central hemmoragic punctum#
7/25/2019 Preskas CLM (1)
12/18
Pengobatan pertaa yang dilakukan untuk creeping eruption adalah Iverectin dosis
tunggal 688 ug;kg BB atau Albenda/ole 188 g selaa tiga hari berurut-turut# Iverectin
erupakan antiparasit sei sintetik akrosiklik yang berspektru luas terhadap neatoda#
)ara kerjanya dengan enghasilkan paralisis &laksid elalui pengikatan kanal klorida yang
diperantarai glutaat# ,erupakan drug o$ choicekarena keaanan% toksisitas rendah dan
dosis tunggal# Angka kesebuhan dengan dosis tunggal berkisar 2 sapai 3882# Dala
hal kegagalan pengobatan% dosis kedua biasanya dapat eberikan kesebuhan# Iverectin
kontradiksi pada anak-anak dengan berat kurang dari 34 kg atau beruur kurang dari 4 tahun
dan pada ibu hail atau *anita enyusui# Naun% pengobatan o&&- label pada anak-anak dan
ibu hail sudah pernah dilakukan dengan tanpa adanya laporan kejadian erugikan yang
signi&ikan# Dosis tunggal iverectin lebih e&ekti& daripada dosis tunggal albenda/ol% tetapi
pengobatan berulang dengan albenda/ol dapat dilakukan sebagai alternati& yang baik di
negara-negara diana iverectin tidak tersedia# @ral albenda/ol !188 g setiap hari" yang
diberikan selaa 4- hari enunjukkan tingkat kesebuhan yang sangat baik% dengan angka
kesebuhan encapai 06-3882# $arena dosis tunggal albenda/ol eiliki e&ikasi yang
rendah% albenda/ol dengan regien tiga hari biasanya lebih direkoendasikan# +ika
diperlukan% dapat dilakukan pendekatan alternati& dengan dosis a*al albenda/ol dan
engulangi pengobatan#
Alternati& lainnya isalnya (iabenda/ol !mintezol" dosisnya 48 g;kg BB;hari% sehari
6 kali% diberikan berturut-turut selaa 6 hari# Dosis aksiu 5 gra sehari% jika belu
sebuh dapat diulangi setelah beberapa hari# (iabenda/ol yang diberikan secara oral
eiliki toleransi yang buruk# 'elain itu% penggunaan tiabenda/ol secara oral sering
enibul e&ek saping berupa pusing% ual untah% dan kera usus# $arena penggunaan
iverectin dan albenda/ol secara oral enunjukkan hasil yang baik% penggunaan tiabenda/ol
secara oral tidak direkoendasikan# Penggunaan tiabenda/ol secara topikal pada lesi dengankonsentrasi 38- 342 tiga kali sehari selaa 4- hari terbukti eiliki e&ektivitas yang saa
dengan penggunaan iverectin secara oral# Penggunaan secara topikal didapati tidak
eiliki e&ek saping% tetapi eerlukan kepatuhan pasien yang baik# (iabenda/ol topikal
terbatas pada lesi ultipel yang luas dan tidak dapat digunakan pada &olikulitis# Iverectin
dan albenda/ol adalah gabungan yang enjanjikan untuk penggunaan topikal% terutaa untuk
anak-anak% naun data e&ikasi untuk penggunaan ini asih terbatas#
12
7/25/2019 Preskas CLM (1)
13/18
)ara terapi lain ialah dengan cryotherapy yakni enggunakan )@6 sno* !dry ice"
dengan penekanan selaa 14 detik sapai 3 enit% dua hari berturut- turut# 'elain itu% dapat
juga dilakukan dengan enggunakan nitrogen liCuid dan penyeprotan kloretil sepanjang
lesi# Akan tetapi% ketiga cara tersebut sulit karena sulit untuk engetahui secara pasti diana
larva berada# Di saping itu% cara ini dapat enibulkan nyeri dan ulkus# Pengobatan
dengan cara ini sudah laa ditinggalkan#
Pencegahan
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk encegah kejadian )L, antara lain=
3# ,encegah bagian tubuh untuk berkontak langsung dengan tanah atau pasir yang
terkontainasi
6# 'aat enjeur pastikan handuk atau pakaian tidak enyentuh tanah
5# ,elakukan pengobatan secara teratur terhadap anjing dan kucing dengan
antihelintik
1# He*an dilarang untuk berada di *ilayah pantai ataupun taan berain
4# ,enutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan encegah binatang untuk de&ekasi
di lubang tersebut
7# isata*an disarankan untuk enggunakan alas kaki saat berjalan di pantai dan
enggunakan kursi saat berjeur
Akan tetapi% pada asyarakat yang kurang apu% keterbatasan &inansial
engakibatkan sulitnya asyarakat untuk eberikan pengobatan yang teratur terhadap
anjing dan kucing# 'ehingga pada akhirnya% peberantasan cacing tabang pada binatang
hanya bisa dilakukan dengan cara elakukan pengontrolan yang terintegrasi antara pihak
kesehatan asyarakat% antropologis edis% dokter he*an% dan asyarakat
Prognosis
)L, terasuk ke dala golongan penyakit sel&-liiting# Pada akhirnya% larva akan
ati di epideris setelah beberapa inggu atau bulan# Hal ini disebabkan karena larva tidak
dapat enyelesaikan siklus hidupnya pada anusia# Lesi tanpa koplikasi yang tidak diobati
akan sebuh dala 1-: inggu% tetapi pengobatan &arakologi dapat eperpendek
perjalanan penyakit#
$oplikasi
13
7/25/2019 Preskas CLM (1)
14/18
Ekskoriasi dan in&eksi sekunder oleh bakteri akibat garukan# In&eksi uu
disebabkan olehstreptococcus pyogenes" Bisa juga terjadi selulitis dan reaksi alergi#
14
7/25/2019 Preskas CLM (1)
15/18
BAB III
LAP@
7/25/2019 Preskas CLM (1)
16/18
Peeriksaan .isik
'tatus 9eneralis
o $eadaan Uu = Baik
o $esadaran = )opos entis
o $epala;Leher = dala batas noral
o (horaks = dala batas noral
o Abdoen = dala batas noral
o Ekstreitas = Akral hangat% edea !-" terdapat lesi pada dorsu
pedis sinistra
o 9enitalia = dala batas noral
'tatus Deratologis
o
7/25/2019 Preskas CLM (1)
17/18
7/25/2019 Preskas CLM (1)
18/18
DAFTAR PUSTAKA
Aisah '# )reeping eruption dala =Djuanda A# Editor Ilu Penyakit $ulit dan $elain edisi
5# +akarta = Bala Penerbit .akultas $edokteran Universitas Indonesia% 6886# 364-7
Hadoko