Preskas CLM (1)

download Preskas CLM (1)

of 18

Transcript of Preskas CLM (1)

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Creeping eruptionatau yang disebut juga cutaneus larva migrans, dermatosis linearis

    migrans, sandoworms diseaseadalah kelainan kulit yang berupa peradangan yang disebabkan

    oleh invasi larva cacing tabang !Nematode" yang berasal dari anjing dan kucing# $asus

    terbanyak yang terjadi disebabkan olehAncylostoma braziliense danAncylostoma caninum

    Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lebab%

    isalnya di A&rika% Aerika 'elatan dan Barat% Asia (enggara% di Indonesia pun banyak

    dijupai# Aktivitas yang enjadi &aktor penyebab adalah kontak dengan pasir atau tanah

    terkontainasi langsung dengan kotoran binatang% berain di tanah% dan berjalan tanpa alas

    kaki di pantai# Larva asuk dan bersebunyi pada kulit kaki# Predileksi paling sering terjadi

    pada kaki% bokong% genital% dan tangan#

    Larva tersebut secara noral erupakan parasit pada usus binatang# Neatoda tidak

    dapat hidup secara sepurna pada anusia# )acing de*asa berkebangbiak di usus kucing

    atau anjing% (elur cacing disipan% dan terba*a dala kotoran# (elur tersebut enetas

    enjadi larva dan enghilang dala tanah dan kebali berkebang pada usus anjing atau

    kucing# Untuk elengkapi siklus hidupnya% larva tersebut asuk ke dala kulit anusia saat

    kulit tersebut enyentuh tanah#

    1

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    2/18

    BAB II

    (IN+AUAN PU'(A$A

    De&inisi

    )utaneous larva igrans !)L," erupakan kelainan kulit yang erupakan

    peradangan yang berbentuk linear atau berkelok-kelok% enibul dan progresi&% disebabkan

    oleh invasi cacing tabang yang berasal dari kucing dan anjing% yaitu Ancylostoma

    braziliense, Ancylostoma caninum, dan Ancylostoma ceylanicum# 'elaa beberapa dekade%

    istilah )L, dan creeping eruption sering disaaartikan# Perbedaannya adalah% )L,

    enggabarkan sindro% sedangkan creeping eruption enggabarkan gejala klinis#)reeping eruption secara klinis diartikan sebagai lesi yang linear atau serpiginius% sedikit

    enibul% dan keerahan yang berigrasi dala pola yang tidak teratur# Penyakit yang

    enibulkan gejala berupa creeping eruption tapi tidak disebabkan oleh parasit non-larva

    tidak disebut sebagai )L,% isalnya seperti pada dracunculiasis% loiasis% skabies%

    schistosoiasis% ataupun onchocerciasis#

    Epideologi

    Creeping eruptionadalah penyakit in&eksi parasit yang jarang terjadi% dan diteukan

    pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lebab# Hapir di seua Negara berikli

    tropis dan subtropis% isalnya Aerika (engah dan Aerika 'elatan% $aribia% A&rika%

    Australia dan Asia (enggara% terasuk Indonesia% banyak diteukan )L,# Pada negara

    Aerika 'erikat% penyakit ini sebagian besar terjadi di negara bagian tenggara% terutaa

    .lorida% tetapi dapat juga diteukan secara sporadik di negara bagian lain# $asus )L, telah

    dilaporkan di +eran% Prancis% Inggris% 'elandia Baru% dan Aerika 'erikat# )L, endeik di

    asyarakat kurang apu di negara berkebang% seperti Bra/il% India% dan Hindia Barat#

    'ebuah studi di ,anaus% Bra/il% enunjukkan prevalensi )L, pada anak-anak selaa

    usi hujan berkisar 0%12# Di daerah perkuuhan di (iur Laut Bra/il% didapati lebih dari

    12 dari keseluruhan populasi dan 342 pada anak-anak enderita )L,# Di negara-negara

    berpenghasilan tinggi% )L, terjadi secara sporadis atau dala bentuk epidei yang kecil#

    $asus sporadis biasanya berhubungan dengan kondisi ikli yang tidak uu seperti usi

    sei atau hujan yang eanjang# Penyakit ini sering uncul pada daerah diana anjing dan

    2

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    3/18

    kucing tidak diberikan antihelintes secara teratur# Pada invasi ini tidak terdapat perbedaan

    ras% usia% aupun jenis kelain#

    Etiologi

    Penyebab utaa )L, adalah larva cacing tabang dari kucing dan anjing

    !Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum" dan

    Strongyloides# Penyebab lain yang juga eungkinkan yaitu larva dari serangga seperti

    Hypoderma dan Gasterophilus# Di Asia (iur% )L, uunya disebabkan oleh

    Gnasthostoma sp# pada babi dan kucing# Pada beberapa kasus diteukan Echinococcus,

    Dermatobia maiales, !ucilia caesar# Di epideris% larva Ancylostoma brazilense akan

    berigrasi dan enyebabkan )L, selaa beberapa inggu sebelu larva tersebut ati# Di

    sisi lain% larvaAncylostoma caninumdanAncylostoma ceylanicum dapat elakukan penetrasi

    yang lebih dala dan enibulkan gejala klinis yang lain seperti enteritis eosino&ilik#

    Ancylostoma caninumepunyai tiga pasang gigi# Panjang cacing jantan de*asa

    Ancylostoma caninum berukuran 33-35 dengan bursa kopulatriks dan cacing betina

    de*asa berukuran 31-63 # )acing betina eletakkan rata-rata 37#888 telur setiap harinya#

    ,or&ologi Ancylostoma braziliense irip dengan Ancylostoma caninum% tetapi kapsul

    bukalnya eanjang dan berisi dua pasang gigi sentral# 9igi sebelah lateral lebih besar%sedangkan gigi sebelah edial sangat kecil# 'elain itu% pada Ancylostoma braziliense juga

    terdapat sepasang gigi segitiga di dasar bukal kapsul# )acing betina berukuran 7-0 dan

    cacing jantan berukuran 4-: # )acing betina dapat engeluarkan telur 1#888 butir setiap

    hari# ,or&ologi Ancylostoma ceylanicum juga hapir saa dengan A" braziliense dan A"

    caninum% hanya saja pada rongga ulutA" ceylanicumterdapat terdapat dua pasang gigi yang

    tidak saa besarnya#

    3

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    4/18

    'iklus Hidup

    (elur keluar bersaa tinja pada kondisi yang enguntungkan !lebab% hangat% dan

    tepat yang teduh"# 'etelah itu% larva enetas dala 3-6 hari# Larva rabditi&or tubuh di

    tinja dan;atau tanah% dan enjadi larva &ilari&or !larva stadiu tiga" yang in&ekti& setelah 4

    sapai 38 hari# Larva in&ekti& ini dapat bertahan selaa 5 sapai 1 inggu di kondisi

    lingkungan yang sesuai# Pada kontak dengan pejau he*an !anjing dan kucing"% larvaenebus kulit dan diba*a elalui pebuluh darah enuju jantung dan paru-paru# Larva

    keudian enebus alveoli% naik ke bronkiolus enuju ke &aring dan tertelan# Larva

    encapai usus kecil% keudian tinggal dan tubuh enjadi de*asa# )acing de*asa hidup

    dala luen usus kecil dan enepel di dinding usus# Beberapa larva diteukan di jaringan

    dan enjadi suber in&eksi bagi anak anjing elalui transaary atau transplasenta#

    ,anusia juga dapat terin&eksi dengan cara larva &ilari&or enebus kulit# Pada sebagian

    besar spesies% larva tidak dapat berkebang lebih lanjut di tubuh anusia dan berigrasi

    tanpa tujuan di epideris# Beberapa larva dapat bertahan pada jaringan yang lebih dala

    setelah berigrasi di kulit#

    4

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    5/18

    .aktor

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    6/18

    enggunakan sandal dan berjeur di pasir tanpa enggunakan alas enyebabkan

    banyaknya laporan kejadian )L, dari *isata*an yang baru berlibur ke pantai#

    'ebuah penelitian pada *isata*an international yang baru eninggalkan Bra/il

    bagian (iur Laut di bandara enunjukkan bah*a seua *isata*an yang

    enderita )L, telah engunjungi pantai selaa liburannya#

    6# .aktor lingkungan

    Adapun &aktor lingkungan yang epengaruhi kejadian )L, antara lain =

    a" $eberadaan anjing dan kucing Anjing dan kucing erupakan hospes de&initi& dari

    cacing Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma

    caninum# (inja anjing dan kucing yang terin&eksi dapat engandung telur cacing

    Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum dan Ancylostoma caninum#

    (elur tersebut dapat berkebang enjadi stadiu larva yang in&ekti& !&ilari&or"

    pada tanah dan pasir yang terkontainasi# Larva &ilari&or dari cacing tersebut

    apabila kontak dengan kulit anusia% dapat enebus kulit dan enyebabkan

    )L,#

    b" )uaca atau ikli lingkungan Ada variasi usian yang berbeda pada kejadian

    )L,% dengan puncak kejadian selaa usi hujan# (elur dan larva bertahan

    lebih laa di tanah yang basah dibandingkan di tanah yang kering dan dapat

    tersebar secara luas oleh hujan yang deras# 'elain itu% ikli yang lebab juga

    engakibatkan peningkatan in&eksi cacing tabang di anjing dan kucing sehingga

    pada akhirnya eningkatkan julah tinja yang terkontainasi dan risiko in&eksi

    pada anusia#

    c" (inggal di daerah dengan keadaan pasir atau tanah yang lebab (elur

    Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum

    dikeluarkan bersaa tinja anjing dan kucing# Pada keadaan lingkungan yang

    lebab dan hangat% telur akan enetas enjadi larva rabditi&or dan keudian

    enjadi larva &ilari&or yang in&ekti Larva &ilari&or inilah yang akan

    elakukan penetrasi ke kulit dan enyebabkan )L,#

    5# .aktor deogra&is

    6

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    7/18

    Adapun &aktor deogra&is yang epengaruhi kejadian )L, antara lain =

    a" Usia )L, paling sering terkena pada anak berusia >1 tahun# Hal ini disebabkan

    karena anak pada usia tersebut asih jarang enggunakan alas kaki saat keluar

    ruah# Pada penelitian tersebut juga didapatkan bah*a usia erupakan &aktor

    deogra&is yang hubungannya paling signi&ikan dengan kejadian )L,

    !p?8%8883"#

    b" Pekerjaan Larva in&ekti& penyebab )L, terdapat pada tanah atau pasir yang

    lebab# @rang yang pekerjaannya sering kontak dengan tanah atau pasir tersebut

    dapat eningkatkan risiko terin&eksi larva )L,# Pekerjaan yang eiliki risiko

    tein&eksi larva penyebab )L, diantaranya petani% nelayan% tukang kebun%

    peburu% penabang pasir dan pekerjaan lain yang sering kontak dengan tanah

    atau pasir#

    c" (ingkat pendidikan 'uatu penelitian tentang prevalensi dan &aktor risiko )L, di

    Bra/il enunjukkan% dari 3331 penduduk pedesaan% didapati 65 dari 541 !7%42"

    penduduk dengan tingkat pendidikan rendah enderita )L,% sedangkan pada

    penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi% didapati 51 dari 78 !1%42" orang

    enderita )L,#

    Patogenesis

    (elur pada tinja enetas di perukaan tanah dala *aktu 3 hari dan berkebang

    enjadi larva in&ekti& tahap ketiga setelah sekitar 3 inggu# Larva dapat bertahan hidup

    selaa beberapa bulan jika tidak terkena atahari langsung dan berada dala lingkungan

    yang hangat dan lebab# $eudian jika terjadi kenaikan suhu% aka larva akan encari

    pejaunya# 'etelah enepel pada anusia% larva erayap di sekitar kulit untuk tepatpenetrasi yang sesuai#

    Akhirnya% larva enebus ke lapisan korneu epideris# Larva in&ekti&

    engeluarkan protease dan hialuronidase agar dapat berigrasi di kulilt# 'elanjutnya% larva

    berigrasi elalui jaringan subkutan ebentuk tero*ongan yang enjalar dari satu tepat

    ke tepat lainnya#

    Pada he*an% larva apu enebus deris dan elengkapi siklus hidupnya dengan

    berkebang biak di organ dala# Pada anusia% larva tidak eiliki en/i kolagenase yang

    7

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    8/18

    cukup untuk enebus ebran basal dan enyerang deris% sehingga larva tersebut tidak

    dapat elanjutkan perkebangan siklus hidupnya# Akibatnya% selaanya larva terjebak di

    jaringan kulit penderita hingga asa hidup dari cacing ini berakhir#

    9ejala $linik

    Pada saat larva asuk ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas di tepat larva

    elakukan penetrasi#

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    9/18

    Diagnosis

    Diagnosis )L, ditegakkan berdasarkan gejala klinisnya yang khas dan disertai

    dengan ri*ayat berjeur% berjalan tanpa alas kaki di pantai atau aktivitas lainnya di daerah

    tropis% biopsi tidak diperlukan# Prosedur invasi& jarang digunakan untuk engindenti&ikasi

    parasit pada )L,# Hal ini disebabkan karena ujung anterior lesi tidak selalu enunjukkan

    tepat diana larva berada# Pada peeriksaan lab% eosino&ilia ungkin diteukan% naun

    tidak spesi&ik# Dala sebuah penelitian di +eran pada *isata*an dengan )L,% hanya pada

    : !682" dari 18 orang didapatkan eosino&ilia# Naun% peningkatan kadar eosino&il dapat

    engindikasikan perpindahan larva cacing ke visceral% tetapi ini terasuk koplikasi yang

    jarang terjadi# )L, yang disebabkan oleh Ancylostoma caninum dapat dideteksi dengan

    ELI'A !En/ye-linked iunosorbent assay"# 'ekarang ini% ikroskop epiluinesens telah

    digunakan untuk evisualisasikan pergerakan larva% naun sensitivitas etode ini belu

    diketahui#

    Ananesis

    ,asuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan panas pada

    kulit yang terkena#

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    10/18

    Pada peeriksaan &isik diteukan kelainan kulit berupa papul pada a*alnya%

    keudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau berkelok-kelok%

    enibul degan diaeter 6-5 % dan ber*arna keerahan% selanjunya ebentuk

    tero*ongan !burrow" encapai panjang beberapa sentieter# (epat predileksi di

    tungkai% telapak kaki% tangan anus% bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak

    dengan tepat larva berada#

    Diagnosis Banding

    +ika ditinjau dari tero*ongan yang ada% )L, harus dibedakan dengan skabies# Pada

    skabies% tero*ongan yang terbentuk tidak sepanjang pada )L,# Naun% apabila dilihat dari

    bentuknya yang polisiklik% penyakit ini sering disalahartikan sebagai derato&itosis# Pada

    stadiu a*al% lesi pada )L, berupa papul% karena itu sering diduga dengan insects bite# Bila

    invasi larva yang ultipel tibul serentak% lesi berupa papul-papul sering enyerupai herpes

    /oster stadiu a*al# Diagnosis banding yang lain antara lain deratitis kontak alergi%

    deratitis &otoalergi% loiasis% yasis% schistosoiasis% tinea korporis% dan ganglion kista

    serpiginius# $ondisi lain yang bukan berasal dari parasit yang enyerupai )L, adalah

    tubuhnya rabut secara hori/ontal di kulit#

    'kabies

    'kabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh in&estasi dan sensitasi

    terhadapsarcoptes scabieivar# hoinis dan produknya# )ara penularan bisa elalui

    kontak langsung !kontak dengan kulit"% isalnya berjabat tangan% tidur bersaa dan

    hubungan seksual# Dan elalui kontak tidak langsung !elalui benda"% isalnya

    pakaian% handuk% sprei% bantal dan lain-lain#

    'kabies eiliki gejala klinis sepertipruritus nocturnal% adanya tero*ongan!kunikulus" pada tepat-tepat predileksi yang ber*arna putih atau keabu-abuan%

    berbentuk garis lurus atau berkelok% rata-rata panjang 3 c% pada ujung tero*ongan

    diteukan papul atau vesikel# ,eneukan tungau% erupakan hal yang paling

    diagnostik# Dapat diteukan satu atau lebih stadiu hidup tungau ini# Penyakit ini

    enyerang anusia secara berkelopok% isalnya dala sebuah keluarga biasanya

    seluruh anggota keluarga terkena in&eksi# Dengan elihat adanya tero*ongan harus

    dibedakan dengan scabies# Pada scabies tero*ongan yang terbentuk tidak akan

    sepanjang seperti pada creeping eruption#

    10

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    11/18

    Herpes oster

    Bila invasi larva yang ultiple tibul serentak papul-papul lesi dini sering

    enyerupai herpes zoster stadiu perulaan# Herpes /oster adalah penyakit yang

    yang disebabkan in&eksi virus varisela /oster yang enyerang kulit dan ukosa#

    In&eksi ini erupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah reaksi prier# $adang-

    kadang in&eksi prier berlangsung subklinis# .rekuensi pada pria dan *anita saa%

    lebih sering engenai usia de*asa#

    Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal# (erdapat gejala prodroal

    sisteik seperti dea% pusing% alaise# 'edangkan gejala lokal nyeri otot-tulang%

    gatal% pegal dan sebagainya# Disaping gejala kulit berupa papul yang tibul

    serentak dijupai pebesaran kelenjar getah bening regional# Lokalisasi unilateral

    dan bersi&at deratoal sesuai tepat persara&an#

    Insect bite

    #nsect biteerupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gigitan dari he*an#

    $elainan kulit disebabkan oleh asuknya /at &arakologis akti& dan sensitasi antigen

    dari he*an tersebut# Dala beberapa enit akan uncul papul persisten yang

    seringkali disertai central hemmoragic punctum#

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    12/18

    Pengobatan pertaa yang dilakukan untuk creeping eruption adalah Iverectin dosis

    tunggal 688 ug;kg BB atau Albenda/ole 188 g selaa tiga hari berurut-turut# Iverectin

    erupakan antiparasit sei sintetik akrosiklik yang berspektru luas terhadap neatoda#

    )ara kerjanya dengan enghasilkan paralisis &laksid elalui pengikatan kanal klorida yang

    diperantarai glutaat# ,erupakan drug o$ choicekarena keaanan% toksisitas rendah dan

    dosis tunggal# Angka kesebuhan dengan dosis tunggal berkisar 2 sapai 3882# Dala

    hal kegagalan pengobatan% dosis kedua biasanya dapat eberikan kesebuhan# Iverectin

    kontradiksi pada anak-anak dengan berat kurang dari 34 kg atau beruur kurang dari 4 tahun

    dan pada ibu hail atau *anita enyusui# Naun% pengobatan o&&- label pada anak-anak dan

    ibu hail sudah pernah dilakukan dengan tanpa adanya laporan kejadian erugikan yang

    signi&ikan# Dosis tunggal iverectin lebih e&ekti& daripada dosis tunggal albenda/ol% tetapi

    pengobatan berulang dengan albenda/ol dapat dilakukan sebagai alternati& yang baik di

    negara-negara diana iverectin tidak tersedia# @ral albenda/ol !188 g setiap hari" yang

    diberikan selaa 4- hari enunjukkan tingkat kesebuhan yang sangat baik% dengan angka

    kesebuhan encapai 06-3882# $arena dosis tunggal albenda/ol eiliki e&ikasi yang

    rendah% albenda/ol dengan regien tiga hari biasanya lebih direkoendasikan# +ika

    diperlukan% dapat dilakukan pendekatan alternati& dengan dosis a*al albenda/ol dan

    engulangi pengobatan#

    Alternati& lainnya isalnya (iabenda/ol !mintezol" dosisnya 48 g;kg BB;hari% sehari

    6 kali% diberikan berturut-turut selaa 6 hari# Dosis aksiu 5 gra sehari% jika belu

    sebuh dapat diulangi setelah beberapa hari# (iabenda/ol yang diberikan secara oral

    eiliki toleransi yang buruk# 'elain itu% penggunaan tiabenda/ol secara oral sering

    enibul e&ek saping berupa pusing% ual untah% dan kera usus# $arena penggunaan

    iverectin dan albenda/ol secara oral enunjukkan hasil yang baik% penggunaan tiabenda/ol

    secara oral tidak direkoendasikan# Penggunaan tiabenda/ol secara topikal pada lesi dengankonsentrasi 38- 342 tiga kali sehari selaa 4- hari terbukti eiliki e&ektivitas yang saa

    dengan penggunaan iverectin secara oral# Penggunaan secara topikal didapati tidak

    eiliki e&ek saping% tetapi eerlukan kepatuhan pasien yang baik# (iabenda/ol topikal

    terbatas pada lesi ultipel yang luas dan tidak dapat digunakan pada &olikulitis# Iverectin

    dan albenda/ol adalah gabungan yang enjanjikan untuk penggunaan topikal% terutaa untuk

    anak-anak% naun data e&ikasi untuk penggunaan ini asih terbatas#

    12

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    13/18

    )ara terapi lain ialah dengan cryotherapy yakni enggunakan )@6 sno* !dry ice"

    dengan penekanan selaa 14 detik sapai 3 enit% dua hari berturut- turut# 'elain itu% dapat

    juga dilakukan dengan enggunakan nitrogen liCuid dan penyeprotan kloretil sepanjang

    lesi# Akan tetapi% ketiga cara tersebut sulit karena sulit untuk engetahui secara pasti diana

    larva berada# Di saping itu% cara ini dapat enibulkan nyeri dan ulkus# Pengobatan

    dengan cara ini sudah laa ditinggalkan#

    Pencegahan

    Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk encegah kejadian )L, antara lain=

    3# ,encegah bagian tubuh untuk berkontak langsung dengan tanah atau pasir yang

    terkontainasi

    6# 'aat enjeur pastikan handuk atau pakaian tidak enyentuh tanah

    5# ,elakukan pengobatan secara teratur terhadap anjing dan kucing dengan

    antihelintik

    1# He*an dilarang untuk berada di *ilayah pantai ataupun taan berain

    4# ,enutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan encegah binatang untuk de&ekasi

    di lubang tersebut

    7# isata*an disarankan untuk enggunakan alas kaki saat berjalan di pantai dan

    enggunakan kursi saat berjeur

    Akan tetapi% pada asyarakat yang kurang apu% keterbatasan &inansial

    engakibatkan sulitnya asyarakat untuk eberikan pengobatan yang teratur terhadap

    anjing dan kucing# 'ehingga pada akhirnya% peberantasan cacing tabang pada binatang

    hanya bisa dilakukan dengan cara elakukan pengontrolan yang terintegrasi antara pihak

    kesehatan asyarakat% antropologis edis% dokter he*an% dan asyarakat

    Prognosis

    )L, terasuk ke dala golongan penyakit sel&-liiting# Pada akhirnya% larva akan

    ati di epideris setelah beberapa inggu atau bulan# Hal ini disebabkan karena larva tidak

    dapat enyelesaikan siklus hidupnya pada anusia# Lesi tanpa koplikasi yang tidak diobati

    akan sebuh dala 1-: inggu% tetapi pengobatan &arakologi dapat eperpendek

    perjalanan penyakit#

    $oplikasi

    13

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    14/18

    Ekskoriasi dan in&eksi sekunder oleh bakteri akibat garukan# In&eksi uu

    disebabkan olehstreptococcus pyogenes" Bisa juga terjadi selulitis dan reaksi alergi#

    14

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    15/18

    BAB III

    LAP@

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    16/18

    Peeriksaan .isik

    'tatus 9eneralis

    o $eadaan Uu = Baik

    o $esadaran = )opos entis

    o $epala;Leher = dala batas noral

    o (horaks = dala batas noral

    o Abdoen = dala batas noral

    o Ekstreitas = Akral hangat% edea !-" terdapat lesi pada dorsu

    pedis sinistra

    o 9enitalia = dala batas noral

    'tatus Deratologis

    o

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    17/18

  • 7/25/2019 Preskas CLM (1)

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisah '# )reeping eruption dala =Djuanda A# Editor Ilu Penyakit $ulit dan $elain edisi

    5# +akarta = Bala Penerbit .akultas $edokteran Universitas Indonesia% 6886# 364-7

    Hadoko