Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
“AMANAH” : DALAM RANGKA MENINGKATKAN
ANAK SD DALAM PROSES BELAJAR DI MASA PANDEMI
SEPTIANA, ZITA INGREYNE YULIYANTO , SRI NURHAYATI
1Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
2 Sastra Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
3 Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang
Email:
[email protected],
[email protected],
Abstrak. Masa pandemi covid-19 memiliki dampak yang luar biasa
terhadap aspek-aspek kehidupan di masyarakat. Salah satu dampak
tersebut adalah pengalihan kegiatan belajar-mengajar tatap muka
menjadi virtual atau yang dinamakan sekolah online. Dari hasil
evaluasi yang didapatkan, kegiatan belajar-mengajar online ini
justru berdampak negatif kepada para siswa yang menjalaninya. Minat
literasi anak-anak Sekolah Dasar menjadi menurun, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa permasalahan yang menghambat kegiatan
belajar-mengajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan KKN ini
dilaksanakan pengabdian di Rumah Belajar “Amanah” untuk membantu
dan melancarkan anak-anak dalam kegiatan belajar-mengajar. Dari
kegiatan pengabdian tersebut, anak-anak dapat benar-benar mengasah
kemampuan kognitif dan dapat meningkatkan budaya literasi pada
anak-anak Sekolah Dasar. Metode pelaksanaan pengabdian ini
dilakukan secara tatap muka minimal tiga kali dalam seminggu selama
Masa KKN. Berbagai permasalahan yang muncul yaitu fasilitas sarana
prasarana, jadwal “Kegiatan Belajar Mengajar”, dan menurunnya
kemampuan kognitif anak usia SD. Dalam kegiatan pengabdian ini
dilakukan pelengkapan dan pembersihan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, membuat jadwal kegiatan baru, dan mengenalkan budaya
literasi kepada anak-anak. Selain itu, diperlukan adanya
sosialisasi tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak
tersebut.
Abstract. The pandemic period has a tremendous impact on aspects of
life in society. One of these impacts is the transfer of
face-to-face teaching and learning activities to virtual or
so-called online schools. From the evaluation results obtained,
this online teaching and learning activity actually has a negative
impact on the students who live it. The literacy interest of
elementary school children has decreased, this is because there are
several problems that hinder teaching and learning activities.
Therefore, in this KKN activity, service was carried out at the
"Amanah" Learning House to help and launch children in teaching and
learning activities. From these service activities, children can
really hone their cognitive abilities and can improve literacy
culture in elementary school children. The method of implementing
this service is carried out face- to-face at least three times a
week during the KKN Period. Various problems that arise are
infrastructure facilities, the schedule of "Teaching and Learning
Activities", and the decline in the cognitive abilities of
elementary school-aged children. In this service activity, it is
carried out completing and cleaning the required facilities and
infrastructure, making a schedule of new activities, and
introducing literacy culture to children. In addition, there is a
need for socialization about the importance of education for the
future of these children.
Kata Kunci : Belajar Online, literasi, Pandemi Covid-19,
Pendampingan belajar.
Keywords : Online Learning, Literacy, Pandemic Covid-19, Tutoring
Session.
2
Pendahuluan
Sejak Corona Virus Disease-19 atau yang lebih dikenal dengan
Covid-19 masuk ke
Indonesia dan menjadi pandemi di seluruh dunia sangat berdampak
dalam berbagai aspek
kehidupan. Menurut Kemenkes RI (2020), Covid-19 merupakan penyakit
yang disebabkan
oleh virus bernama SARS-COV 2 atau yang juga dikenal sebagai virus
Corona (RI, 2020).
Menurut Kemenkes RI, Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO (World
Healthy Organization)
sebagai pandemi dunia. Dan ditetapkan Pemerintah sebagai bencana
alam berupa wabah
yang perlu ditanggulangi dengan keterlibatan seluruh komponen
masyarakat.(RI, 2020).
Pendidikan termasuk dalam hak asasi atau hak mendasar yang harus
didapatkan oleh
setiap orang. Pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk manusia
yang berkualitas
dan berkarakter sehingga mempunyai pandangan yang luas atau rencana
masa depan yang
akan dijalani (Rusiyono & Apriani, 2020). Lingkungan Pendidikan
merupakan salah satu
faktor penentu lancarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Proses kegiatan belajar
mengajar akan berjalan efektif apabila tercipta suasana aman dan
nyaman.
Pandemi covid-19 tersebut berdampak besar terhadap proses belajar
mengajar. Di era
digital ini seluruh kegiatan terutama di bidang pendidikan tentunya
memerlukan sarana dan
prasarana penggunaan teknologi yang canggih, salah satunya ponsel.
Di masa pandemi ini
ponsel sangat dibutuhkan untuk melangsungkan kegiatan
belajar-mengajar secara virtual.
Namun ponsel tersebut sering disalahgunakan oleh para siswa,
seperti bermain game dan
menggunakan mesin pencarian (search engine) secarai nstan.
Penggunaan ponsel tersebut
dapat menurunkan tingkat literasi anak-anak melalui buku cetak.
Mereka memilih untuk
menggunakan mesin pencarian untuk mencari jawaban dari pekerjaan
rumah mereka
secara instan. Hal tersebut menyebabkan mereka enggan untuk
menggunakan modul yang
telah di fasilitasi oleh sekolah. Oleh karena itu, diperlukan
pengawasan dan bimbingan
kepada anak-anak terhadap penggunaan ponsel. Pernyataan berikut
senada dengan
pernyataan yang diuraikan oleh Ediati, dkk. bahwa orangtua
memberikan keleluasan pada
anak-anak mereka untuk menggunakan gadget yang pada akhirnya
membuat anak-anak
kecanduan game online (Ediati, Rahmandani, Kahija, Sakti, &
Kaloeti, 2018).
Dikutip dari Irna (2019), bahwa pada dasarnya anak memiliki sikap
imitatif (suka
meniru), oleh karena itu sebagai orang dewasa sebaiknya di depan
selalu menunjukkan hal-
hal positif. Misalnya yaitu jika anak melihat bahwa orang dewasa
yang menjadi
panutannya menunjukkan budaya literasi, maka anak akan ikut
melakukan budaya literasi
(Irna, 2019). Seperti yang diketahui, bahwa anak usia dini
merupakan masa emas (golden
age) yang dialami satu kali dalam periode kehidupannya (Suhendro
& Syaefudin, 2020).
Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk memperhatikan
sikapnya di depan anak-
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
3
anak agar anak tersebut dapat meniru hal-hal yang baik. Sebaliknya,
jika sebagai orang
dewasa menunjukkan sikap suka bermain gadget, maka anak pun akan
meniru hal tersebut.
Salah satu daerah yang terkena dampak dari pandemi tersebut adalah
Dusun
Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga. Seperti daerah
lainnya, Dusun Gunungsari juga merasakan dampak langsung dari
pandemi ini dari
berbagai aspek, terutama dalam aspek Pendidikan. Pendidikan adalah
hal yang paling
utama bagi anak usia sekolah (terutama bagi anak-anak PAUD, TK, dan
SD) yang masih
membutuhkan pendampingan belajar. Pandemi yang berkepanjangan
mengakibatkan
kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka ditiadakan untuk
sementara waktu
sampai pandemi mereda.
Oleh sebab itu, anak-anak tersebut membutuhkan pendampingan dalam
belajar di
rumah. Dalam hal ini orang tua perlu berperan aktif sebagai ganti
guru yang mendidik
anaknya di sekolahan. Padahal tidak semua orang tua dapat
mendampingi anaknya dalam
belajar dikarenakan alasan yang bermacam-macam. Ada orang tua yang
tidak bisa
mendampingi anaknya karena merasa tidak punya waktu, ada pula yang
tidak bisar
mendampingi anaknya karena tidak memahami materi
pembelajaran.Akibatnya, banyak
anak yang tidak lekas mengerjakan tugas sekolah dengan alasan tidak
ada yang mengajari
dan mendampingi. Hal-hal tersebut dapat membuat kemampuan kognitif
anak-anak
menjadi menurun karena kurang diasah.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Relawan “Amanah” mendirikan
sebuah
Rumah Belajar. Relawan “Amanah” adalah organisasi masyarakat yang
terbentuk
darisekumpulan orang yang bergerak dalam kegiatan sosial yang ada
di Gunungsari,
Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Sedangkan Rumah Belajar
“Amanah” merupakan salah satu fasilitas yang disediakan Relawan
Amanah dalam
kegiatan sosial khusus untuk pendidikan. Yaitu sebagai tempat untuk
mendampingi anak-
anak TK, PAUD, dan khususnya anak SD.
Dengan adanya Rumah Belajar “Amanah”, diharapkan anak-anak dapat
mengasah
kemampuan kognitif dan daya kreatifitasnya kembali. Karena di Rumah
Belajar
“Amanah”, anak-anak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah
dengan
didampingi oleh para mentor relawan “Amanah”. Para mentor tersebut
terdiri dari para
remaja usia SMA/K hingga mahasiswa yang bersedia membantu anak-anak
di Rumah
Belajar “Amanah”. Dikarenakan semua pembelajaran dari pelajar SD
hingga mahasiswa
dilakukan secara online, maka beberapa orang yang kemudian menjadi
mentor tersebut
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
4
tidak keberatan untuk ikut melakukan pengabdian masyarakat yang
dilakukan di
Gunungsari demi memajukan desa tersebut.
Rumah Belajar “Amanah” ini sudah berdiri sejak tahun 2020 yang
lalu. Tepatnya
yaitu pada tanggal 17 Agustus 2020 dan masih berdiri sampai saat
ini. Di awal berdirinya,
masyarakat sekitar sangat antusias menyambut Rumah Belajar
tersebut. Bahkan kuota
untuk anak PAUD dan TK hingga membludak. Dari yang batas maksimal
hanya 15 anak
menjadi lebih dari 20 anak. Pada mulanya, tidak ada masalah besar
yang terjadi dalam
pelaksanaannya hingga mengganggu kegiatan dalam Rumah Belajar
tersebut.
Setelah satu tahun lebih sejak berdirinya Rumah Belajar tersebut,
mulai lah muncul
berbagai masalah yang menjadi hambatan kegiatan dalam Rumah Belajar
tersebut.
Masalah yang muncul yaitu di antara para mentor, fasilitas lain
yang disediakan Rumah
Belajar, dan pada anak-anak SD tersebut. Masalah yang muncul di
antara para mentor
yaitu berkurangnya mentor yang dapat mendampingi anak-anak SD
tersebut karena tempat
para mentor bersekolah telah mengeluarkan kebijakan pembelajaran
tatap muka (PTM)
yang dilakukan di waktu tertentu yang membuat para mentor tidak
lagi leluasa
berkontribusi dalam kegiatan pendampingan belajar. Sedangkan
masalah yang muncul
terkait fasilitas lain yaitu terkait keterbatasan sarana dan
prasarana. Masalah lain yang
muncul terkait anak-anak yang didampingi yaitu penurunan kemampuan
kognitif dan daya
kreatifitas.
Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian ini bertujuan untuk
memperbaiki
permasalahan yang ada di Rumah Belajar Amanah melalui serangkaian
metode
pelaksanaan yang akan dilakukan. Apabila permasalahan dalam Rumah
Belajar Amanah
sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu mencari
solusi atau penyelesaian dari
masalah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pengabdian ini yaitu
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di Rumah Belajar
Amanah.
Metode
kognitif dan budaya literasi pada anak-anak Sekolah Dasar.
Pengabdian ini dilaksanakan
dengan cara melakukan pendampingan belajar minimal 3 kali dalam
seminggu, mulai dari
tanggal 4 Agustus hingga 13 September 2021secara langsung (tatap
muka). Lokasi
pengabdian ini dilaksanakan di Rumah Belajar “Amanah” Gunungsari,
Kelurahan Sidorejo
Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Sasaran kegiatan ini yaitu
anak-anak SD yang
sedang melaksanakan KBM secara online akibat dampak dari pandemi
covid-19.
Pelaksanaan pengabdian ini dibantu oleh beberapa remaja Gunungsari
yang terdiri dari
Siswa SMA/K, Mahasiswa, dan beberapa orang yang sedang senggang di
sela-sela
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
5
pekerjaannya yang menjadi mentor di Rumah Belajar “Amanah”. Data
para mentor saat
pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu 1 siswa SMA, 2 siswa SMK,
satu siswa kelas 3
SMK, 4 mahasiswa masing-masing dari UKSW, UMS, dan Universitas
Widya Husada
(warga Gunungsari), serta dari UNNES (pelaksana pengabdian), 1
remaja yang baru saja
mulai bekerja, dan 1 orang dewasa sebagai perwakilan dari Relawan
Amanah yang ikut
membantu pelaksanaan kegiatan pendampingan belajar di Rumah belajar
Amanah.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu : (1)
observasi, (2) penerjunan
langsung, (3) wawancara, (4) dokumentasi. Observasi dilakukan untuk
mengetahui
permasalahan yang terjadi di Rumah Belajar “Amanah”. Penerjunan
langsung dilakukan
agar pelaksana pengabdian merasakan secara langsung permasalahan
yang muncul dari
pihak mentor. Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan
yang tidak tampak
secara langsung namun berdampak pada kegiatan pendampingan belajar
di Rumah Belajar
Amanah. Dan dokumentasi dilakukan untuk meneliti ulang data yang
didapatkan dan
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Sehingga pengabdian
ini tidak hanya
melaksanakan kegiatannya saja, namun juga membantu memecahkan
masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan Rumah Belajar Amanah.
Hasil dan Pembahasan
Kelurahan Sidorejo Kidul yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga terdiri
dari 9 RW dan 38 RT. Dua RW dari 9 RW, yaitu RW 06 dan RW 07,
merupakan bagian
dari Dusun Gunungsari, yaitu salah satu dusun yang ada di Kelurahan
Sidorejo Kidul.
Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan di RW 06 Dusun Gunungsari,
tepatnya yaitu di RT
02 RW 06 Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul (lokasi gedung yang
digunakan sebagai
tempat Rumah Belajar Amanah). Namun dalam pelaksanaannya, anak-anak
SD yang ikut
dalam pendampingan belajar tidak hanya warga Gunungsari (RW 06)
saja. Namun juga
berasal dari RW lainnya. Selain itu, mereka juga berasal dari kelas
dan sekolahan yang
berbeda-beda.
Pada awalnya Rumah Belajar Amanah dibuka setiap hari Senin-Sabtu.
Dengan
ketentuan yaitu Senin-Sabtu untuk anak SD dan Senin-Jumat untuk
anak pra-sekolah
(PAUD dan TK). Setiap hari Sabtu, para mentor akan mengadakan
refreshing bagi anak-
anak SD agar mereka tidak bosan hanya belajar materi pembelajaran
terus menerus. Bagi
anak pra-sekolah, biasanya akan diajak jalan-jalan keliling
Gunungsari pada hari Jumat.
Semakin lama, dikarenakan kegiatan para mentor yang juga tidak
menentu, akhirnya
kegiatan refreshing tersebut diganti dari yang seminggu sekali
menjadi dua minggu sekali.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
6
Tidak hanya itu, pada event-event tertentu, para mentor juga
memberikan refreshing
kepada anak-anak berupa outbound, jalan-jalan maupun lomba
kecil.
Manfaat dari kegiatan pengabdian ini yaitu dapat membantu
meringankan tugas
orang tua dalam mendampingi anaknya belajar. Anak-anak dapat
belajar di Rumah Belajar
Amanah dengan didampingi oleh para mentor. Sehingga orang tua dapat
lebih leluasa
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa khawatir kegiatan belajar
anakanya. Meskipun
begitu, para orang tua tetap harus mengecek ulang hasil belajar
anaknya agar terjadi
kesesuaian harapan.
Gambar1.Lomba Agustusan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Kualitas Belajar Anak-anak
Sebagai pendukung sebuah kegiatan diperlukan segala sesuatu yang
disebut dengan
sarana dan prasarana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sarana
merupakan alat
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan (Fatimah, 2019).
Sedangkan Prasarana
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu semua hal yang merupakan
penunjang
utama terselenggaranya suatu proses produksi(Fatimah, 2019).
Di Rumah Belajar juga memiliki sarana dan prasarana sebagai
pendukung
berjalannya kegiatan pendampingan belajar yang saat ini sudah lebih
baik dari sebelumnya.
Sarana yang tersedia di Rumah Belajar hingga saat in yaitu buku
materi pembelajaran,
meja, karpet, buku cerita, buku pengetahuan umum, buku tutorial,
sapu, pel, dll.
Sedangkan prasrana yang tersedia di Rumah Belajar Amanah yaitu
gedung (meminjam
gedung Tempat Pengajian Al-Quran yang terbengkalai), 3 ruang kelas,
satu kamar mandi,
satu kran sebagai tempat cuci tangan, spidol, papan tulis,
penghapus, dan alat tulis sekolah
(buku, pensil, bolpoint, penghapus, pensil warna).
Berikut ini hasil dan pembahasan terkait permasalahan sarana dan
prasrana beserta
solusinya.Masalah yang pertama pada mulanya gedung tersebut tidak
memiliki kamar
mandi. Kemudian atas inisiatif para Relawan Amanah, lahan di
samping gedung yang tak
terpakai didirikan kamar mandi seadanya yang cukup untuk digunakan
buang air. Masalah
kedua yaitu meja-meja yang digunakan untuk pendampingan belajar
terbatas jumlah dan
kondisi yang mulai rusak. Solusi yang dilakukan yaitu memperbaiki
meja yang rusak dan
menggunakan satu meja untuk dua orang anak dengan tetap memakai
masker. Kemudian
masalah yang lain muncul, yaitu terkait persediaan buku-buku bacaan
sebagai bahan
literasi anak-anak. Untuk masalah tersebut, dari salah satu warga
Gunungsari
mengusulkan donasi yang kemudian ditanggapi oleh sebuah organisasi
yang ada di
Salatiga, yaitu Insan Berbagi Salatiga. Dari donasi tersebut,
didapatkan berbagai macam
buku materi pembelajaran, buku cerita anak, buku novel remaja, buku
tutorial, buku
persiapan ujian, majalah anak, dll.
Setelah masalah tersebut selesai, pada masa kegiatan pengabdian
sejak tanggal 4
Agustus- 13 September 2021 muncul masalah lain. Yaitu mengenai
perawatan gedung.
Ternyata setelah pembelajaran selesai, ruang kelas ditinggalkan
begitu saja oleh anak-anak
termasuk para mentor. Sehingga menyebabkan ruang kelas menjadi
kotor dan berantakan.
Solusi dari masalah tersebut yaitu memberikan sosialisasi pola
hidup bersih dan sehat.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
8
Pertama perlu diberitahukan kepada anak-anak bahwa agar nyaman dan
terhindar dari
berbagai macam penyakit saat belajar, sebuah ruang kelas harus
dipastikan bersih. Dan
untuk mendapatkan kelas yang bersih dan nyaman, maka diperlukan
sebuah tindakan
yaitu membersihkan dan merapikan ruang kelas setelah selesai
menggunakan ruangan. Hal
ini dilakukan setelah kegiatan pendampingan belajar agar esoknya
kelas siap digunakan
dan tidak menguras energi karena harus membersihkan kelas sebelum
belajar. Kegiatan
tersebut harus diterapkan dan dipraktikkan oleh semua anggota Rumah
Belajar Amanah,
baik oleh para mentor maupun anak-anak SD.
Sarana dan prasarana juga mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) anak.
Apabila sarana dan prasarana yang tersedia kurang memadai juga akan
mempengaruhi
KBM. Misalnya apabila tidak ada kamar mandi, anak yang menahan
buang air akan
merasa tidak nyaman dan konsentrasi belajarnya dapat ikut menurun.
Apabila tidak
tersedia fasilitas alat tulis cadangan, akan menghambat anak-anak
yang mengerjakan tugas
tetapi lupa membawa alat tulis. Apabila tidak tersedia buku materi,
akan membuat anak
menjadi kebingungan dalam mencari referensi jawaban. Tempat yang
bersih ataupun kotor
juga dapat mempengaruhi kenyamanan dan konsentrasi belajar setiap
anak. Oleh karena
itu, penting sekali untuk memastikan bahwa fasilitas sarana dan
prasarana yang tersedia
setidaknya cukup untuk memenuhi KBM.
Gambar 5.Menata rak buku yang berantakan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Sejak kemunculan Covid-19, Kementerian Pendidikan menganjurkan agar
kegiatan
belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring (dalam jaringan).
Melalui smartphone para
guru memberikan tugas kepada anak-anak setiap harinya. Dan pelajar
wajib melaporkan
hasil pekerjaannya baik setiap hari maupun satu minggu, baik
dikumpulkan secara
langsung maupun via online. Kebijakan tersebut membuat anak
kehilangan kesempatan
untuk belajar bersama dengan guru mereka yang lebih berpengalaman.
Karena di
sekolahan sudah ada kurikulum yang membuat KBM menjadi lebih
terstruktur dan
terarah, ditambah didampingi oleh guru yang memang ahlinya dalam
bidang tersebut,
membuat KBM di sekolah lebih terjamin daripada KBM online.
KBM online tidak begitu terjamin, karena kemampuan setiap orang tua
dalam
mendampingi anak belajar berbeda-beda. Belum lagi, dengan alasan
agar cepat selesai dan
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
10
dapat bermain, ataupun karena tidak mengerti materi, anak-anak
mencari jalan yang
instan, yaitu dengan mencari jawabannya di google secara langsung.
Hal ini berbeda
dengan anak-anak SD generasi sebelumnya maupun sebelum KBM online.
Sebelum
maraknya smartphoneyang menjadi barang wajib ketika KBM online
maupun sebelum
adanya KBM online, untuk dapat menjawab sebuah soal, seorang anak
harus membaca
materi dari buku hingga benar-benar menemukan jawabannya.
Namun setelah adanya KBM online mencari jawaban langsung di
internet tanpa
membaca materi adalah hal yang lumrah bagi anak-anak generasi KBM
online. Apabila hal
tersebut diteruskan, maka kemampuan berpikir anak-anak akan semakin
menurun karena
tidak pernah diasah untuk berpikir. Oleh karena itu, perlu
disosialisasikan gerakan gemar
membaca di kalangan anak-anak. Anak-anak harus mengenal literasi
kembali agar literasi
menjadi lestari dan anak-anak tidak kehilangan kemampuan
berpikirnya.
Pertama, ajak anak untuk mendengarkan cerita anak yang ringan agar
mudah
diterima. Ketika anak sudah mulai tertarik, kemudian anak-anak
diajak untuk memilih
buku yang akan mereka baca sendiri. Setelah anak-anak gemar
membaca, ajaklah anak-
anak untuk mencoba mencari jawaban dari sebuah pertanyaan di buku
materi
pembelajaran yang mereka terima. Jika masih tidak ada –pada
beberapa kasus buku
tematik mengacu agar anak berpendapat mengenai suatu persoalan yang
tidak ada
jawabannya di buku, bantulah anak-anak tersebut untuk menemukan
jawabannya. Pancing
mereka dengan membantu memberikan pendapat kemudian meminta
pendapat kepada
anak-anak, apakah pendapat tersebut dapat diterima ataukah mereka
memiliki pendapat
masing-masing. Berikut ini adalah dokumentasi pendampingan belajar
dan literasi
(membaca buku cerita) :
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Gambar10. Belajar Mandiri
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
12
Gambar13. Pendampingan Belajar
Gambar14. Pendampingan Belajar
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Para mentor Rumah Belajar Amanah adalah remaja-remaja yang bersedia
untuk
mendampingi anak-anak tanpa adanya paksaan, diantara banyaknya
remaja pandai yang
memiliki waktu luang di Gunungsari. Karena untuk mendampingi
anak-anak belajar tidak
diharuskan orang yang pandai, namun diperlukan orang-orang yang mau
dan bersedia.
Karena berbagai alasan para mentor mulai berkurang, ada yang
dikarenakan mulai
bekerja, ada yang dikarenakan magang, dan PPL. Di tambah lagi,
mulai akhir bulan
Agustus, setiap sekolahan mengeluarkan kebijakan untuk melakukan
pembelajaran tatap
muka (PTM) pada waktu-waktu tertentu yang disesuaikan oleh
kebutuhan para siswa, baik
para mentor maupun anak-anak SD. Para mentor yang bersekolah di
SMK, mulai sering
datang ke sekolahan untuk melakukan praktik Kejuruan. Anak-anak SMA
mulai PTM dua
hari dalam satu minggu. Beberapa SD juga melakukan kegiatan PTM dua
hari dalam satu
minggu.
Terdapat satu SD yang melakukan kebijakan unik. Ada beberapa kelas
yaitu kelas
1-4 yang berangkat dua hari dalam satu minggu memakai seragam
sebagai PTM resmi dan
3 hari lainnya menggunakan pakaian bebas. Kelas 5 di SD tersebut
juga melakukan PTM
secara resmi menggunakan seragam, dan 3 hari lainnya menggunakan
pakaian bebas.
Untuk kelas 4, PTM dilakukan secara bergilir, yaitu absen awal 1-10
di pagi hari dan absen
lainnya di siang hari dan/atau sebaliknya. Kemudian kebijakan untuk
kelas 6, absen awal
berangkat pada hari selasa dan kamis, dan absen akhir berangkat
pada rabu dan jumat.
Dan khusus untuk hari sabtu, seluruh kelas 6 diwajibkan masuk ke
sekolahan sekaligus
mengumpulkan tugas.
Akibat dari hal-hal tersebut, kegiatan pendampingan belajar di
Rumah Belajar
Amanah menjadi sedikit kacau karena kurangnya komunikasi antara
mentor dan anak-
anak SD. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara para mentor
dan anak-anak agar
para mentor bertanya kepada anak-anak mengenai jadwal sekolah
mereka dan/atau anak-
anak SD memberitahu kepada para mentor sebelum ditanyakan. Hal
tersebut untuk
menghindari terjadinya perselisihan antara mentor dan anak-anak SD.
Untuk menghindari
terbuangnya waktu dengan sia-sia, maka diperlukan kesepahaman
antara mentor dan
anak-anak SD. Perlu adanya sinkronisasi jadwal antara mentor dan
anak-anak SD.
Kemudian perlu dibuatkan jadwal mentor yang dapat mendampingi
anak-anak SD dan
anak-anak yang akan datang ke Rumah Belajar (yang tidak memiliki
jadwal datang ke
sekolah) per harinya. Hal tersebut akan memberikan efektifitas dan
efisiensi kegiatan
pendampingan belajar di Rumah Belajar Amanah.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
14
Gambar15. Foto Bersama Relawan Amanah dan Semua Anggota Rumah
Belajar setelah
seremoni Peringatan HUT Kemerdekaan RI
Gambar16. Foto Bersama Para Mentor Rumah Belajar Amanah setelah
Pemotongan
tumpeng Ulang Tahun Pertama Rumah Belajar Amanah
Selain hal-hal yang telah diuraikan diatas, untuk meningkatkan
kemampuan kognitif
dan budaya literasi pada anak usia SD diperlukan pemahaman bagi
setiap anak mengenai
pentingnya pendidikan bagi kehidupan mereka, baik formal maupun
informal. Dengan
mengetahui pentingnya pendidikan bagi kehidupan, mereka akan
membentuk sebuah
kesadaran dalam diri sendiri untuk terus belajar. Oleh karena itu,
sebelum mengenalkan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD
DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
mengetahui arti pendidikan bagi mereka sendiri hingga muncul
kesadaran untuk belajar
tanpa paksaan. Sehingga anak dapat belajar dengan nyaman atas
kehendak sendiri, bukan
karena paksaan.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa
untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan budaya literasi pada anak
usia SD
diperlukan beberapa hal berikut. Sebagai pendukung utama, dalam
proses belajar
diperlukan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai.
Diperlukan jadwal
pendampingan belajar agar kegiatan pendampingan belajar berjalan
lebih terarah dan
terstruktur sehingga belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, diperlukan
kenyamanan dalam diri setiap anak ketika belajar. Mulai dari
kenyamanan tempat hingga
perasaan mereka setiap belajar. Sebelum itu, perlu sekali untuk
menumbuhkan kesadaran
pada masing-masing anak mengenai pentingnya belajar (pendidikan)
bagi kehidupan
mereka. Sehingga anak-anak memilki kesadaran belajar tanpa harus
dipaksa terlebih
dahulu.
Referensi
Ediati, A., Rahmandani, A., Kahija, Y. F., Sakti, H., &
Kaloeti, D. V. (2018). Program Peningkatan Literasi Media Digital
Terintegrasi pada Siswa Melalui Psikoedukasi Orangtua dan Guru di
SD Negeri Tembalang Semarang. Seminar Nasional Kolaborasi
Pengabdian Pada Masyarakat , 424-428.
Fatimah, N. (2019, Agustus 12). Pelayanan Publik.id. Dipetik
September 20, 2021, dari
Pengertian Sarana dan Prasarana, Fungsi Hingga Contohnya:
https://pelayananpublik.id/2019/08/12/pengertian-sarana-dan-prasarana-fungsi-
hingga-contohnya/
Irna. (2019). Menumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini Melalui
Implementasi Literasi Keluarga. Fascho : Kajian Pendidikan dan
Sosial Kemasyarakatan , 1-12.
RI, K. K. (2020). Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan
COVID-19 di
RT/RW/Desa. Dipetik September 16, 2021, dari Infeksi Emerging
Kementerian
Kesehatan RI:
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/pedoman-
pemberdayaan-masyarakat-dalam-pencegahan-covid-19-di-rt-rw-desa/
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1,
Tahun 2021
16
Dini Inklusi. JEA (Jurnal Edukasi AUD) , 1-12.
Korespondensi:
[email protected]
Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
Email:
[email protected] [email protected]
Abstrak. Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan
manusia saat ini, khususnya dalam dunia pendidikan. Kegiatan
bimbingan belajar berbasis luring di TPQ Desa Sanden rw 09,
Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang,
dilaksanakan sebagai program pengabdian KKN BMC UNNES 2021 dengan
sasaran siswa TK sampai SD. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu
anak – anak dalam proses belajarnya. Metode penelitian kegiatan ini
secara deskriptif kualitatif, dengan pelaksanaan kegiatannya yaitu
memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar, menjelaskan materi
pelajaran, membantu menyelesaikan tugas sekolah, serta pemberian
hadiah berupa snack dan pujian. Teknik pengumpulan secara tes untuk
mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, dan secara non tes
dengan wawancara untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Jenis
data dalam penelitian ini tergolong data kualitatif. Teknik analisa
data secara naratif deskriptif. Hasil yang didapat dari kegiatan
bimbingan belajar yaitu siswa menunjukkan keinginannya untuk
mengikuti bimbingan belajar setiap hari dan siswa menjadi lebih
termotivasi ketika belajar secara bersama – sama.
Abstract. The Covid-19 pandemic has changed various aspects of
human life, especially in the world of education. Offline-based
tutoring activities at TPQ Sanden Village rw 09, South Kramat
Village, North Magelang District, Magelang City, were carried out
as a KKN BMC UNNES 2021 service program targeting kindergarten to
elementary school students. This activity aims to help children in
the learning process. The research method of this activity is
descriptive qualitative, with the implementation of its activities,
namely providing motivation to students in learning, explaining
subject matter, helping to complete school assignments, and giving
gifts in the form of snacks and praise. The collection technique is
a test to determine the development of student achievement, and
non-test with interviews to determine student learning motivation.
The type of data in this study is classified as qualitative data.
The data analysis technique is descriptive narrative. The results
obtained from tutoring activities are that students show their
desire to take tutoring every day and students become more
motivated when studying together.
Keywords: Covid-19, tutoring, Sanden village
Pendahuluan
Negara Indonesia akhir-akhir ini telah dilanda bencana pandemi
akibat virus corona
yang berdampak pada segala kegiatan manusia. Banyak kebijakan yang
telah dilakukan
untuk mengurangi penyebaran virus, salah satunya dalam bidang
pendidikan yaitu dengan
adanya keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4
Tahun 2020
tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa pandemi, jika
kegiatan yang
berpotensi menimbulkan keramaian dapat dihentikan terlebih dahulu.
Sehingga
pembelajaran jarak jauh atau secara online adalah salah satu solusi
untuk mengatasi
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Prinsip yang diterapkan
dalam kebijakan masa pandemi COVID-19 adalah “kesehatan dan
keselamatan peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat
merupakan prioritas
utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran”.
2
Tentunya hal ini memberikan tantangan kepada semua elemen
pendidikan yakni
peserta didik, guru hingga orang tua dan jenjang pendidikan untuk
mempertahankan kelas
tetap aktif meskipun sekolah telah ditutup. Kondisi saat ini
mendesak para elemen
pendidikan untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan
teknologi yang
tersedia untuk mendukung proses pembelajaran (Ahmed et al., 2020).
Praktiknya
mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi dan
melakukan transfer
pengetahuan secara online. Pembelajaran secara online dapat
memanfaatkan platform
berupa aplikasi, website, jejaring sosial maupun learning
management system (Gunawan et
al., 2020). Berbagai platform tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mendukung transfer
pengetahuan yang didukung berbagai teknik diskusi dan
lainnya.
Ekspetasi yang diharapkan, meskipun belajar secara online di rumah
akan tetap
berjalan dengan baik dan efektif. Sehingga anak-anak sekolah tetap
dapat mengakses
informasi dan pelajaran yang disampaikan guru melalui teknologi.
Namun dalam
berjalannya pembelajaran yang dilakukan secara online di rumah
sangat memberikan
dampak secara langsung baik positif dan negative bagi para orangtua
siswa dan juga anak-
anak sekolah. Keberhasilan dari suatu model ataupun media
pembelajaran tentunya
tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Sebagai mana yang
diungkapkan oleh
Nakayama bahwa dari semua literatur dalam e-learning
mengindikasikan bahwa tidak
semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Ini
dikarenakan faktor
lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. (Nakayama M,
Yamamoto H, 2007)
Masih banyak keluarga di Indonesia yang kurang familier melakukan
sekolah di
rumah. Bersekolah di rumah menjadi kejutan besar khususnya bagi
produktivitas orang tua
yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah. Demikian
juga dengan problem
psikologis anak - anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap
muka langsung dengan
guru - guru mereka. Proses ini berjalan pada skala yang belum
pernah terukur dan teruji
sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Proses belajar secara daring
ini sebenarnya kurang
efektif dikarenakan tidak ada jaminan bahwa siswa benar-benar
memperhatikan penjelasan
yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga banyak kesulitan
dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru.
Masalah yang paling banyak dihadapi siswa adalah dalam proses
mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru karena banyak siswa kurang memahami
materi, selain itu juga
orang tua siswa tidak bisa membantu anaknya mengerjakan tugas
karena kurang
memahami materinya. Sehingga hal ini tidak hanya berdampak pada
saat proses belajar
tersebut tetapi juga berdampak pada kondisi emosi dan psikis
seorang anak.
Sehingga dengan diterapkannya pembelajaran secara online ini para
siswa juga
membutuhkan pendampingan belajar di rumah, karena butuh pembiasaan
bagi siswa
belajar di rumah secara online. Kegiatan pendampingan belajar
melalui bimbingan belajar
merupakan proses pemberian bantuan atau pertolongan yang baik bagi
individu maupun
kelompok oleh seorang atau lebih pembimbing yang memiliki keahlian
dibidang tersebut
dalam menentukan pilihan, penyesuaian atau pemecahan masalah
belajar yang berkaitan
dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman,
latihan maupun
rangsangan (Rosaria, et al., 2017).
Pendampingan belajar melalui kegiatan bimbingan belajar dapat
meningkatkan
prestasi sekaligus motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Zumaroh (2013)
yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui layanan
bimbingan kelompok yang tepat. (Zumaroh, 2013). Untuk meningkatkan
motivasi siswa
selain bimbingan belajar untuk memotivasi perlu adanya bimbingan
secara mental dengan
Penerapan Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi: Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
3
memberikan motivasi positif. Pemberian reward tampaknya memberikan
kontribusi yang
baik. Reward yang diberikan tidak selalu berupa barang melainkan
dapat berupa pujian
atau konsekuensi positif (Erlita, 2014).
Oleh karena itu sesuai dengan program pengabdian Kuliah Kerja Nyata
Bersama
Melawan Covid (KKN BMC) Universitas Negeri Semarang Tahun 2021 maka
dilakukan
bimingan belajar yang bisa membantu siswa dalam beradaptasi belajar
secara online.
Pendamping belajar ini bertujuan ntuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran secara daring. Selain itu, manfaat dari program kerja
ini juga dapat
memudahkan para siswa yang kurang paham dan kurang mengerti dari
materi
pembelajaran daring (Sanjaya, 2010). Di harapkan setelah adanya KKN
BMC ini para
siswa mampu mampu belajar mandiri dan menerapkan ilmu yang di dapat
dari
pembelajaran bimbingan belajar di lingkungan sekitar.
Metode
Dalam kegiatan bimbingan belajar ini, pendidikan menjadi sasaran
utama. Yaitu
bagaimana cara menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa melalui
kegiatan
bimbingan belajar. Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi
belajar siswa perlu
melibatkan peran dari orang tua. Karena apabila orang tua tidak
mendampingi dalam
proses belajar mengajar maka dorongan anak untuk belajar akan sulit
muncul. Oleh karena
itu, untuk mengatasi masalah tersebut metode yang digunakan yaitu
pendampingan siswa
melalui kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan di TPQ Desa
Sanden rw 09,
Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota
Magelang.
Kegiatan tersebut diikuti oleh partisipan siswa TK dan SD di Desa
Sanden dengan
jumlah total siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar
sebanyak 9 siswa TK dan 3
siswa SD. Fasilitas yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan
program ini adalah
masker, handsanitizer, tempat minum, TPQ, meja belajar, alat tulis
menulis, buku
pelajaran siswa, dan beberapa makanan ringan (snack).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari Rabu pada bulan
Agustus – awal
September 2021 pukul 15.30 hingga 17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan belajar
ini yaitu berupa pemberian motivasi kepada siswa dalam belajar,
menjelaskan materi
pelajaran, membantu menyelesaikan tugas sekolah, serta pemberian
hadiah berupa snack
dan pujian. Metode penelitian pelaksanaan kegiatan ini secara
deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan secara tes untuk mengetahui perkembangan prestasi
belajar siswa, dan secara
non tes dengan wawancara untuk mengetahui motivasi belajar siswa.
Jenis data dalam
penelitian ini tergolong data kualitatif. Teknik analisa data
secara naratif deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari kegiatan pengabdian ini berupa pendampingan siswa
melalui kegiatan
bimbingan belajar yang dilaksanakan di TPQ di Desa Sanden. Kegiatan
pendampingan
belajar ini merupakan salah satu program wajib dalam KKN UNNES
Bersama Melawan
Covid-19 bagi mahasiswa sebagai upaya pelaksanaan tri dharma
perguruan tinggi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan banyak
manfaat, wawasan
dan pengetahuan kepada anak-anak di Desa Sanden, terutama dalam
membantu
menyelesaikan tugas, meningkatkan prestasi dan motivasi belajar.
Pelaksanaan kegiatan
bimbingan belajar ini berupa beberapa kegiatan, yaitu: (1)
pemberian motivasi siswa dalam
belajar melalui motivasi berorientasi materi, (2) penjelasan
materi, (3) pemberian bantuan
Rasendriya Saidani Asrurrosyid, Uswah Khasanah, Sri Nurhayati
/Jurnal Bina Desa, Vol., No., Tahun 2021
4
dalam menyelesaikan tugas sekolah, dan (4) pemberian reward
(hadiah) berupa
pujian/snack.
Gambar 1. Kegiatan pendampingan belajar siswa SD di Desa
Sanden
Pemberian motivasi pada siswa dalam belajar melalui motivasi yang
berorientasi
pada materi dengan cara memberikan suatu kegiatan motivasi yang
sesuai dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya dalam materi nilai-nilai Pancasila,
keragaman budaya, dan
perilaku yang mencerminkan kerukunan dalam masyarakat di daerah
tertentu yang dapat
merangsang siswa untuk siap menerima materi. Hal ini akan mendorong
siswa untuk
bertanya-tanya dan termotivasi pada materi kegiatan yang akan
dipelajari.
Kegiatan penjelasan materi untuk siswa-siwi dilakukan dengan
mengacu pada buku
pelajaran siswa yaitu sesuai kurikulum 2013 dan buku pendamping
berupa LKS. Setelah
pemaparan materi, siswa dapat bertanya terkait materi yang masih
belum dimengerti
kepada pemateri atau mahasiswa. Tugas pemateri adalah adalah
meluruskan jawaban dari
siswa dan menjawab apabila ada pertanyaan yang belum bisa
terjawab.
Selama pembelajaran daring, siswa diberi tugas oleh guru kelas.
Oleh karena itu,
pemberian bimbingan dalam pengerjaan tugas merupakan salah satu
kegiatan yang
membantu orangtua yang tidak bisa mendampingi anaknya pada saat
pembelajaran secara
online karena disibukkan dengan pekerjaan. Dalam pengerjaan tugas
sekolah, siswa
dibimbing sesuai arahan tugas yang diberikan guru. Biasanya guru
memberikan tugas
melalui Grup Whatsapp dan pengumpulan tugas dilakukan dengan cara
memfoto hasil
pengerjaan lalu dikirim ke guru melalui whatsapp. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan
mengumpulkan langsung ke sekolah namun tentunya tetap dengan
mematuhi protokol
kesehatan yang ada seperti menggunakan masker, dan membawa
handsanitizer.
Kegiatan pemberian reward (hadiah) berupa pujian/penghargaan secara
lisan dan
berupa barang bertujuan untuk menambah motivasi siswa dalam belajar
dan merangsang
keaktifan serta sikap antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar. Reward yang
diberikan berupa pujian/penghargaan secara lisan bagi siswa yang
dapat menyelesaikan
soal dengan baik. Pemberian reward memberikan kontribusi yang baik
dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
perkembangan ini dilihat berdasarkan hasil wawancara secara lisan
pada siswa. Sebagian
besar siswa menunjukkan keinginannya untuk mengikuti bimbingan
belajar setiap hari.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa sangat
antusias dalam
mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Siswa menjadi lebih
termotivasi ketika belajar
Penerapan Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi: Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
5
bimbingan belajar sangat menyenangkan.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kerja bimbingan
belajar tersebut
adalah terkadang anak-anak lupa untuk berangkat karena tertidur di
sore hari sehingga
harus dijemput, malu ketika datang untuk pertama kali, kurang fokus
karena bercanda
dengan teman - temannya ketika pemateri menjelaskan materi. Selain
itu banyak siswa
yang masih belum bisa membaca sehingga butuh pendampingan ekstra
dalam pengerjaan
tugas yang diberi guru. Upaya keberlanjutan terkait program
bimbingan belajar ini adalah
berkoordinasi dengan orang tua mengenai kehadiran dan kemampuan
anak-anak dalam
menangkap materi yang diberikan, sehingga bisa meringankan beban
orang tua dalam
mendampingi anaknya belajar.
Simpulan Bimbingan belajar berbasis luring yang diikuti oleh 9
siswa TK dan 3 siswa SD yang
dilaksanakan di TPQ Desa Sanden, walaupun terdapat beberapa
kendala, tetapi secara
keseluruhan kegiatan berjalan dengan lancar dalam proses
pelaksanaannya. Pendampingan
dilaksanakan mulai hari Rabu pada bulan Agustus – awal September
2021 pukul 15.30
hingga 17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar ini berupa
pemberian motivasi
kepada siswa dalam belajar, menjelaskan materi pelajaran, membantu
menyelesaikan tugas
sekolah, serta pemberian hadiah berupa snack dan pujian.
Perkembangan motivasi belajar
siswa menunjukkan hasil yang positif, dilihat berdasarkan hasil
wawancara secara lisan
pada siswa. Sebagian besar siswa menunjukkan keinginannya untuk
mengikuti bimbingan
belajar setiap hari dan siswa menjadi lebih termotivasi ketika
belajar secara bersama –
sama. Untuk selanjutnya dapat dilakukan koordinasi dengan orang tua
terkait kemampuan
anak-anak dalam menangkap materi yang diberikan, sehingga bisa
meringankan beban
orang tua dalam mendampingi anaknya belajar. Dan untuk kedepannya
juga diharapkan
dapat lebih memperhatikan waktu pendampingan dengan melihat jam
kondusif siswa
dalam menyerap pembelajaran.
Referensi Ahmed, S Shehata, dkk. 2020. Emerging Faculty Needs for
Enhancing Student ngagement
on a Virtual Platform. https://doi.org/https://doi.org/10.1 5
694/mep
.2020.000075.1
Amelia, J. (2021). Pentingnya Penerapan Bimbingan Belajar Pada
Siswa Sekolah Dasar di Masa
Pandemi Covid 19 di Desa Bronjong Kecamatan Bluluk. 2(2).
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran
Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan
Kebudayaan, 10(3), 282–289.
https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring
di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
55–61.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Gunawan Suranti N. M. Y. dan Fathoroni. 2020. Variations of Models
and Learning
Platforms for Prospective Teachers During the COVID-19. Indonesian
Journal of
Teacher Education: 61-70
Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan
KebijakanPendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19. Diakses pada
11
September 2021 dari
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaran-mendikbud-
Rasendriya Saidani Asrurrosyid, Uswah Khasanah, Sri Nurhayati
/Jurnal Bina Desa, Vol., No., Tahun 2021
6
no-4-tahun-2020-tentang-pelaksanaan-kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-
penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9.
Nakayama M, Yamamoto H, & S. R. (2007). The Impact of Learner
Characterics on
Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese Students.
Elektronic
Journal E-Learning, Vol.5(3).1.
Erlita, B. T. (2014). Slow Learner: Bagaimana Memotivasinya dalam
Belajar. Jurnal
Kependidikan Widya Dharma, 27(01), 1-8.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Rosaria, D., Novika, H. (2017). Bimbingan Belajar Bahasa Inggris
Bagi Anak Usia Sekolah
Dasar (6-12 Tahun) Di Desa Semangat Dalam Rt.31 handil Bhakti.
Jurnal Al-Ikhlas.
ISSN : 2461-0992 Volume 2 Nomor 2.
Zumaroh,A.Khasanah. (2013) Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Underachiever
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa SD Negeri Pekunden
Semarang.
Under Graduates Thesis, Universitas Negeri Semarang.