7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
1/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan ilmu terapan dari ilmu pengetahuan alam seperti
kimia, fisika dan biologi. Dalam farmasi dipelajari mekanisme kerja obat
dalam tubuh. Selain itu, farmasi pun juga mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik formulasi, memformulasikan suatu sediaan yang baik,
identifikai, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembakuan obat serta
pengobatan. Khusus untuk cara formulasi obat dipelajari dalam bidang
teknologi farmasi. Bentuk - bentuk sedian obat seperti sediaan padat, semi
padat dan cair (serbuk bagi, serbuk tabur, sirup & eliksir, supositoria,
emulsi, suspensi, kapsul, salep, dll) (Martin, 1971).
Khusus untuk sediaan serbuk, cara penggunaannya yang secara oral
ini terkadang menjadi tantangan tersendiri untuk para pasien, hal ini
dipengaruhi oleh tidak tertutupinya rasa dan bau obat yang tidak enak.
Sehingga pasien atau masyarakat cenderung mencari obat-obat yang lebih
menarik untuk dikonsumsi. Namun seiring dengan berkembangnya dunia
farmasi, telah banyak rancangan-rancangan formula baru untuk sedian
serbuk. Salah satu jenis sediaan serbuk yang disukai oleh masyarakat adalah
serbuk effervescent, hal ini dikarenakan oleh adanya buih ketika serbuk
dicampurkan dengan air. Berbagai jenis zat aktif kini mulai dikembangkan
dalam bentuk sediaan serbuk effervescent, salah satunya adalah colchicin
granula effervescent.
Penggunaan zat aktif colchicin dalam bentuk sediaan serbuk
effervescent untuk mengembangkan sediaan baru dari colchicin itu sendiri,karena zat aktif yang berkhasiat untuk mengobati asam urat (gout) akut ini
lebih banyak digunakan dalam bentuk sediaan tablet. Selain itu juga untuk
menambah daya tarik masyarakat.
Oleh karena itu dilakukan praktikum mengenai percobaan serbuk,
untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam proses perancangan suatu
formula, pembuatan, hingga evaluasi suatu sediaan, khususnya untuk serbuk
effervescent dari colchicin granula.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
2/22
2
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami study preformulasi dan produksi sediaan
colchicin granula effervescent.
I.2.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini, adalah :
1. Merancang formula Colchicin Granula Effervescent.
2. Melakukan produksi Colchicin Granula Effervescent.
3. Menentukan hasil evaluasi sedian Colchicin Granula Effervescent.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
3/22
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
II.1.1 Pengertian Serbuk
1. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan (Dirjen POM, 1979).
2. Serbuk adalah campuran obat dan atau bahan kimia yang halus terbagi-
bagi dalam bentuk kering (Ansel, 2008).
3. Serbuk adalah bahan obat atau racikan obat untuk keperluan dalam
atau luar dengan bagiannya diserbukkan dan keadaannya tak
bercampur dengan atau tanpa penambahan bahan pembantu terbagi
atau tidak terbagi (Voight, 1995).
4. Serbuk dapat dideskripsikan sebagai partikel halus yang merupakan
hasil dari penghalusan zat-zat kering (DOM, 1971).
5. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar
(Dirjen POM, 1995).
6. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan (Cahyadi, 2008).
7. Serbuk adalah timbunan kering di udara dari partikel-partikel padat.
Masing-masing partikel berada dalam bentuk, ukuran, massa, dan
bersentuhan dengan sesamanya dalam timbunan serbuk (DOM, 1971).
II.1.2 Ukuran Partikel
1. Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan
ukuran 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangathalus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron, atau lebih kecil (Ansel,
2008).
2. Serbuk terdiri dari pertikel dengan ukuran 10.000 mikron (1 mikron =
0,001 mm) sampai 0,1 mikron, kebanyakan range yang dipakai dalam
sediaan farmasi dalam bentuk serbuk adalah dalam parakoloidal
(DOM, 1971).
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
4/22
4
3. Partikel serbuk secara sembarangan ditentukan ukuran maksimalnya 1
mm sebaiknya tidak dilampaui, adalah suatu satuan bahan dalam
ruang dari kondisi agregat padat (Voight, 1995).
II.1.3 Keuntungan Serbuk
1. Menurut Ansel, 2008
a. Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat pada
umumnya lebih stabil daripada bentuk cair, sehingga bentuk
sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil.
b. Serbuk kering yang dipakai melalui mulut untuk diminum
(biasanya setelah dicampur dengan air) kurang begitu umum
dibandingkan dengan kapsul dan tablet, tetapi disenangi oleh
sebagian pasien yang tidak sanggup menelan obat dengan bentuk
sediaan padat lainnya.
2. Menurut Dirjen POM, 1995
a. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah
terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan.
b. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
c. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul
dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
d. Masalah stabilitas yang sering kali d ihadapi dalam sediaan bentuk
cair, tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk.
e. Obat yang tidak stabil dalam bentuk suspense atau larut air, dapat
dibuat dalam bentuk sediaan serbuk atau granul.3. Menurut Martin, 1971
a. Serbuk lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair, karena
adanya reaksi kimia antara obat dalam sediaan ini. Reaksi antara
obat dengan kondisi atmosfer biasanya terjadi lambat pada serbuk
daripada cairan.
b. Ukuran partikel yang kecil dari serbuk lebih cepat terdisolusi dalam
cairan tubuh dibandingkan dengan sediaan padat yang terkompresi.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
5/22
5
4. Menurut Parrot, 1978
a. Dilihat dari sisi medis, serbuk memiliki dosis yang lebih fleksibel
daripada sediaan farmasi lainnya.
b. Untuk anak-anak dan beberapa orang dewasa yang sulit menelan
tablet atau kapsul, dapat menggunakan serbuk.
c. Untuk diminum, serbuk dapat dicampurkan dengan segelas air atau
dengan jus buah.
d. Dokter dapat menuliskan beberapa obat dan dosis dalam jumlah
banyak.
II.1.4 Kerugian Serbuk
1. Menurut Parrot, 1978
a. Obat-obat yang mempunyai rasa yang tidak enak, merupakan
kerugian dari serbuk oral.
b. Terdapat bahan obat yang mudah teroksidasi dan menguap seperti
tablet salut.
2. Menurut Ansel, 2008
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk
keengganan meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak,
kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higroksopis, mudah
mencair atau menguap yang dikandungnya dan waktu serta biaya yang
dibutuhkan pada pengolahan dan pembungkusannya dalam
keseragaman dosis tunggal.
3. Menurut Martin, 1971a. Obat yang tidak stabil dengan suhu kamar, tidak dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.
b. Obat yang pahit, muntah dan korosif tidak dapat ditutupi ketika
dibuat dalam bentuk serbuk.
4. Menurut Dirjen POM, 1995
a. Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas
yang terbatas, harus dicantumkan waktu kedaluwarsa setelah
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
6/22
6
dikonstitusi dan juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari
pendingin.
b. Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relative
tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet, dan beberapa
analgesic tertentu.
II.1.5 Karakteristik Serbuk yang Baik
1. Menurut Voight, 1995
Secara umum karakteristik serbuk yang baik adalah sebagai berikut :
a. Kering
b. Halus
c. Homogen
d. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau
keseragaman kandungan (seragam dalam zar yang terkandung)
yang berlaku untuk terbagi atau pulveres yang mengandung obat
keras, narkotik dan psikotropik
2. Menurut Menurut FI IV, 1995
Homogenitas dan kering. Kering artinya tidak boleh
menggumpal atau mengandung air. Homogenitas dari suatu sediaan
serbuk dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ukuran partikel densitas
atau berat jenis.
3. Menurut Voight, 149
Serbuk (bubuk) dikarakteristikkan melalui sifat spesifiknya.
Dalam teknologi serbuk, pertimbangan-pertimbangan mengikuti sifat
dimensi, sifat permukaan, s ifat aliran dan sifat teknologi farmasi.
4. Menuruta. Ukuran partikel kecil sehingga mudah dihomogenkan
b. Perhomogen dengan sempurna
c. Ukuran partikel yang kecil atau yang besar mudah diratakan
d. Ukuran partikel yang besar dapat menetralkan asam-asam dan
garam
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
7/22
7
II.1.6 Jenis-jenis Serbuk
1. Menurut Voight, 916
a. Serbuk yang terbagi merupakan serbuk dosis tunggal yang biasanya
diberikan dalam bungkus kertas, kertas malam atau bahan lain yang
cocok.
b. Seruk tak terbagi yang dibuat dengan pencampuran bahan obat atau
sediaan obat dengan bahan pembantu indiferen.
2. Menurut Ansel, 207
a. Serbuk curah, umumnya terbatas pada bahan-bahan obat yang tidak
potensial dan dapat mentimpannya dalam wadah curah baik untuk
pemakaian internal atau eksternal. Contohnya serbuk antasid
laksatif, serbuk vagina, dan serbuk gigi.
b. Serbuk terbagi-bagi, serbuk yang dibagi-bagi kedalam unit-unit
tersendiri sesuai dengan dosis yang akan ditata atau jumlah untuk
sekali pakai.
3. Menurut Martin, 1971
a. Serbuk oral atau serbuk terbagi (pulveres), serbuk ini dibungkus
dengan kertas perkamen untuk melindungi dan pengaruh
lingkungan yang dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul
polietilena.
b. Serbuk tidak terbagi-bagi (pulvis), terdiri dari serbuk tabur untuk
penggunaan topikal, serbuk gigi yang biasanya dihisap dihidung,
serta serbuk effervescent yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air
untuk menghasilkan gas CO2.
4. Menurut Dispending of Medication Formulary Flucus PharmaceuticalDispending 7th Edition, 753
a. Serbuk bagi, serbuk ini untuk satu kali pemakaian atau disebut juga
dengan dosis tunggal.
b. Serbuk tak terbagi, serbuk ini berupa serbuk dengan jumlah atau
dosis yang dipakai ditentukan berdasarkan keinginan pasien.
Contohnya dusting powder, antasida atau laksatif dan serbuk
suplemen.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
8/22
8
II.1.7 Pencampuran Serbuk
1. Menurut Ansel, 205
a. Spatulasi, suatu metode dimana sejumlah serbuk d igerus diatas
selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula
obat.
b. Triturasi, dapat dikerjakan baik untuk menghasilkan atau
mencampur serbuk, apabila penghalusan yang dinginkan maka
lumpang porselen dalamnya kasar lebih disenangi daripada
lumpang yang permukaannya halus.
c. Metode lainnya, dengan penggiling-gilingan serbuk yang ditutup
dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin.
2. Menurut Martin, 1971
a. Spatulasi, serbuk-serbuk halus dapat dicsmpurkan diselembar
kertas atau diatas sebuah wadah dengan spatula.
b. Triturasi, serbuk dapat dicampur dalam lumpang dan alu yang
menghasilakn zat-zat halus.
c. Sifting, serbuk disiapkan dengan cara pengayakan dalam mengayak
serbuk obat.
d. Tumbling, metode ini menggunakan wadah tertutup yang mulut
wadanhya besar dengan cara diguling-gulingkan.
II.1.8 Derajat Kehalusan Se rbuk
1. Kehalusan serbuk obat dari bahan tumbuhan atau hewan (Ansel, 203)
a. Very coarse powder (serbuk sangat kasar atau nomor 8), semua
partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 8 dan tidak
lebih dari 20% melewati ayakan nomor 60.b. Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20), semua partikel
serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari
40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.
c. Moderately coarse powder (serbuk cukup kasar atau nomor 40),
semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan
tidak lebih dari 40% melewai lubang ayakan nomor 40 dan tidak
lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 80.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
9/22
9
d. Fine powder (serbuk halus atau nomor 60), semua partikel serbuk
dapat melewati lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40%
melewati ayakan 100.
e. Very fine powder (serbuk sangat halus atau nomor 80), semua
partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak
ada limitasi bagi yang lebih halus.
2. Kehalusan serbuk untuk bahan kimia, tidak ada kategori serbuk
sangat kasar (Ansel, 204)
a. Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati
ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan 40.
b. Serbuk cukup kasar (nomor 40), semua partikel serbuk dapat
melewati ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 60% melewati
ayakan nomor 60.
c. Serbuk halus (nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati
ayakan nomor 80 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor
60.
d. Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati
ayakan nomor 120 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
II.1.9 Masalah-masalah Dalam Pencampuran Serbuk
1. Menurut DOM, 740-750
a. Higroskopik
Zat-zat yang menyerap kelembaban dan udara disebut
higroskopis. Bahan-bahan higroskopis seperti amonium klorida,
amonium bromida, kalsium klorida dan kalsium bromida. Cara
mengatasinya dibuat dlaam bentuk granul dan dikemas dalamaluminium foil atau kemasan plastik sesuai, serta ditambahkan
dengan magnesium oksida.
Contoh resep :
R/ Sari daun saga 0,075 g
Sari daun sirih 0,450 g
Akar kayu manis 0,02 g
Menthol 0,01 g
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
10/22
10
Bahan tambahan q.s
b. Serbuk efflorescent
Zat-zat yang berbentuk kristal dapat menjadi serbuk dan
membebaskan kristal air disebut efflorescent. Contoh zat
efflorescent seperti atrifin sulfat, kaffein, asam sitrat dan kalsium
laktat. Hal ini diatasi dengan menambahkan garam-garam anhidrat
akan menyerap kelembaban dari udara.
Contoh resep :
R/ Caffein sitrat 0,1 g
Bahan tambahan 4 g
c. Pencampuran eutectic
Eutectikum didefinisikan sebagai komponen aau bahan-bahan
yang akan memberikan itik lebur yang lebih rendah. Contoh zat
menjadi cair adalah salep, tymal, camfer, menhol dan fenol.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan memisahkan bahan saat
penggerusan serta penambahan serbuk absorben seperti pati,
talkum, laktosa, dsb.
Contoh resep :
R/ Menthol 75 mg
Zink Oksida 5 g
Talkum 5 g
Acid boric 5 g
Spiritus dillius 5 ml
Aqua add 50 ml
d. Zat-zat yang tidak larutKetika sedikit campuran dicampurkan ke dalam serbuk,
cairan akan ditriturasi dengan serbuk yang memiliki bera yang
sama dengan sisa serbuk yang ditambahkan. Penanganannya perlu
pengisi bertindak sebagai pembawa residu. Hal ini untuk
menghindari serbuk menjadi lengket ketika proses evaporasi
sempurna.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
11/22
11
Contoh resep :
R/ Kloramfenikol 125 mg
Na CMC 50 mg
Propilenglikol 0,5
Sirup symplex 18
Aqua destilata add 80 ml
e. Ekstrak kental
Beberapa ekstrak tersedia dalam bentuk pil dan serbuk,
ekstrak yang telah diserbukkan, ditangani dengan cara yang sama
seperti serbuk lain. Ekstrak ini perlu dicampurkan degan sejumlah
laktosa dan dikurangi menjadi kering dengan evaporasi sebelum
dicampurkan dengan bahan lain.
Contoh resep :
R/ Opii tinctura 10 bagian sebuk
Etanol 70% 100 bagian
f. Campuran meledak dan garam-garam incom
Bahan-bahahn pengoksidasi seperti potasium klorat dalam
sebuah lumpang dengan bahan pereduksi seperti asam tanat,
ledakan akan terjadi. Pada pencampuran bahan yang mudah
meledak dilakukan dengan tekanan kecil dan menggunakan metode
tumbling untuk mecegah serbuk bereaksi dengan zat-zat lain.
Contoh resep :
R/ Kalii permanganat 0,1
Natrii Bicarbonat 0,05
Vaselini alba add 15g. Obat-obat keras
Batas akurasi seimbang dari resep kelas A memerlukan
produk khusus untuk berat kuantitas kecil obat keras. Dalam hal ini
menggunakan pengisi yang sesuai dengan obat keras. Untuk
memperoleh campuran yang homogen daapt menggunakan metode
triturasi.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
12/22
12
II.1.10 Serbuk Spesial
1. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 219
Serbuk spesial nerupa garam effervescent. Garam effervescent
merupakan granul dalam campuran yang kering terdiri dari natrium
bikarbonat, asam sitrat dan asam tartrat yang bila ditambahkan air
asam basanya bereaksi membebaskan karbon dioksida menghasilkan
buih.
2. Menurut
a. Garam effervescent, granul terdiri dari sodium bikarbonat, asam
organik, atau anorganik dengan adanya air, asam basanya bereaksi
membebaskan CO2 dan menghasilkan buih.
b. Serbuk sangat halus (dusting powder), semua serbuk halus harus
melewati ayakan mesh 100 untuk memastikan terbebas dari partikel
bebas dan tidak mengiritasi.
c. Serbuk gigi, serbuk yang mengandung carmin sebagai pewarna
yang dilarutkan lebih dahulu dalam k loroform atau etanol 90%.
d. Insufilation powder, serbuk khusus yang dimasukkan ke dalam
lubang pada tubuh, seperti hidung, telinga, tenggorokan dan vagina.
II.2 Rancangan Formula
Tiap 5 gr serbuk effervencent mengandung:
Colchicin 0,5 mg
Asam sitrat 14 %
Asam tartrat 28 %
Natrium bikarbonat 50 %
PVP 5 %Laktosa add 100 %
Sakarin 0,2 %
Natrium benzoat 0,5 %
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
13/22
13
II.3 Alasan Formulasi
Formula yang digunakan berupa colchicin yang dibuat dalam bentuk
granul effervescent. Granul efferfescent ini merupakan pengembangan dari
obat asam urat yang telah beredar dipasaran. Untuk granul effervescent
dengan zat aktif colchicin mudah dalam formulasi atau pemuatannya
karena colchicin berbentuk serbuk hablur serta tergolong zat aktif yang
larut air.
Selain hal diatas, granul effervescent juga memiliki keunggulan
dibandingkan sediaan lain seperti tablet, kapsul, sirup dan lain-lain. Antara
lain:
a. Memberikan cita rasa menyenangkan karena membantu menutupi rasa
zat aktif yang tidak menyenangkan.
b. Mudah digunakan setelah dilarutkan.
c. Memberikan efek menyegarkan
d. Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan air (sirup)
atau stabil pada sediaan effervescent.
II.4 Alasan Penggunaan Bahan
1. Colchicin
a. berdasarkan pemeriannya, colchicin berbentuk serbuk hablur atau
serpihan amorf selain itu pula berdasarkan kelarutannya yakni
colchicin larut dalam air, kedua hal tersebut menjadi acuan dalam
pembuatan serbuk effervescent.
b. Berdasarkan tempat dimana obat itu diabsorbs i. Colchicin
diabsorbsi diusus karena merupakan obat yang bersifat basa lemah
yang tidak membahayakan pasien dengan riwayat maag (Tungadi,20150.
c. Colchicin merupakan alternative pada pasien yang dinyatakan
kontraindikasi terhadap NSAID. Sedangkan, allupironol dan
uricosuries tidak efektif dalam mengobati serangan akut dan
memperpenjang waktu episode akut.
2. Asam sitrat
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
14/22
14
a. Merupakan asidulan pangan yang mempunyai fungi bervariasi,
industri makanan dan minuman kebanyakan menggunakan asam
sitrat untuk mempertegas rasa dan warna (Wiyono, 2013).
b. Asam sitrat digunakan dalam serbuk effervescent sebagai salah satu
sumber asam untuk dikombinasikan dengan basa dimaksudkan
untuk menghasilkan buih (Parrot: 66).
c. Asam sitrat memiliki perbandingan 1 antara pengasam dalam
serbuk effervescent (Parrot: 66).
3. Asam tartrat
a. Asam tartrat digunakan sebagai sumber asam yang dikombinasikan
dengan bikarbonat dalam pembuatan serbuk effervescent
(Excipient: 731).
b. Asam tartrat digunakan untuk pembuatan serbuk sebagai bahan
asam yang dinetralkan oleh bikarbonat (RPS: 1049).
4. Natrium bikarbonat
a. Natrium bikarbonat digunakan sebagai sumber karbondioksida
dalam effervescent tablet atau serbuk (Excipient: 629).
b. Natrium bikarbonat sebagai sumber karbondioksida yang
dikombinas i dalam pembuatan effervescent (RPS: 1265).
5. PVP
PVP bersifat inert, larut air dan alkohol. Konsentrasi 5%
menghasilkan kompresibilitas yang baik untuk serbuk natrium
bikarbonat dan asam sitrat sehingga bereaksi cepat dan isolusi cepat
(Excipient, 611).
6. Laktosaa. Laktosa merupakan bahan pengisi granul, kapsul dan tablet yang
interaksinya dapat berpengaruh secara signifikan terhadap sifat
fisik granul antara lain sifat alir dan kerapuhan granul, serta
meningkatkan sudut diam pada granul (hadisoewignyo, 2011)
b. Laktosa aalah bahan baku yang banyak digunakan dalam formulasi,
misalnya serbuk effervescent. Laktosa mempunyai stabilitas yang
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
15/22
15
baik bila dikombinasikan dengan zat aktif, baik digunakan dalam
bentuk hidrat ataupu anhidrat ( Anwar, 2012).
7. Sakarin
a. Sakarin digunakan untuk pengganti gula dan pokol-pokol sebagai
pemanis. Sakarin kira-kira 250 atau 500kali lebih manis dari gula
tetapi sesudahnya mempunyai rasa pahit jika tidak digunakan
dengan tepat dalam formula tersebut ( Lachman, 966 ).
b. Sakarin adalah zat pemanis tertua (1879) dan 350 kali lebih manis
dari gula, berkalori, kecangaan tentang sifat karsinogeniknya tidak
didukung dengan aspartam ( OOP, 759)
8. Natrium Benzoat
a. Natrium benzoate sering digunakan sebagai pengawet makanan
agar waktu siman produk lebih lama ( Libermenn, 2000 ).
b. Konsentrasi natrium benzoate sebagai pengawet 0,02- 0,5%. Pada
formula ini digunakan 0,5%.
c. Untuk mengindari komplikasi penyakit yang akan disebabkan oleh
efek samping pengguaan zat aktif (Colcisin) maka dalam formulasi
ini digunakan natrium benzoat, karena natrium benzoat lebih aman
dibandingkan asam benzoat. Asam benzoate akan menyebabkan
alergi ketika dikonsumsi (dalam prodik makanan), selain itu akan
menyebabkan iritasi lambung, iritasi ringan pada kulit, mata dan
selaput lendir lainnya serta tidak dapat diberikan pada pasien yang
menderita penyakit hat i (Excipient, 67 ).
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
16/22
16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada evaluasi granul,
didapatkan hasil perhitungan pada uji kadar air yakni uji susut pengeringan
dan uji kandungan kelembaban.
Uji susut pengeringan (%LOD)
% LOD = x 100 %
= x 100 %
= 24 %
Hasil 24 % ini memenuhi syarat untuk uji susut pengeringan, karena
masuk dalam range yakni 0% - 100%
Uji kandungan kelembaban (%MC)
% MC = x 100 %
= x 100 %
= 31%
Hasil 31% ini memenuhi syarat untuk uji kandungan kelembaban,
karena masuk dalam range yakni 0% - tak terhingga
Uji Kecepatan Alir
Kecepatan Alir =
= = 0,392
Uji Sudut Diam
Tan =
=
= = 0,11
= 6,270
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
17/22
17
IV.2. Pembahasan
Telah dilakukan percobaan mengenai formulasi dan evaluasi sediaan
granul effervescent. Serbuk effervescent merupakan sediaan yang
dikombinasikan antara asam (asam sitrat, asam tartrat) dan basa (Na-
bikarbonat, Na-karbonat), dimana asam dan basanya bereaksi
membebaskan gas karbondioksida sehingga menghasilkan buih.
Keuntungan dari sediaan effervescent ini yaitu memungkinkan penyiapan
larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis yang tepat dan rasa
menyenangkan karena karbonasi membantu menutupi rasa zat aktif yang
tidak enak (Banker dan Anderson, 1994).
Dalam percobaan ini zat aktif yang digunakan adalah colchicin.
Dimana colchicin ini dapat digunakan untuk asam urat (gout) akut dan
profilaksis akut. Sediaan ini dibuat karena produk dengan zat aktif
colchicin yang beredar di pasaran adalah dalam bentuk sediaan tablet.
Oleh karena itu, dimodifikasi menjadi sediaan serbuk effervesent dengan
bobot 5 gram setiap sachet karena menurut Lachman bahwa ukuran untuk
satu sendok teh granul effervescent yang juga biasanya diberikan untuk
dosis terapi adalah 5 gram.
Dalam hal ini pembuatan serbuk effervescent menggunakan metode
granulasi basah karena sifat fisika kimia zat aktif yang tidak tahan panas
atau stabil pada suhu 2-80C (Dirjen POM, 1995)
Dalam sediaan serbuk effervescent mengandung zat aktif colchicin
0,5 mg, hal ini sesuai dengan yang tercantum pada British National
Formulary yang menyebutkan bahwa dalam penggunaanya dosis
maksimum colchicin adalah 0,5 mg. Kemudian ditambahkan eksipienberupa asam sitrat dengan konsentrasi 14 % sebagai sumber asam.
Digunakan asam sitrat karena asam ini memiliki kelarutan yang tinggi,
kekuatan asam yang tinggi, tersedia dalam bentuk granul, anhidrat dan
monohidrat serta harganya relatif murah (Lachman, 287).
Pada praktikum kali ini, hanya digunakan satu asam saja karena
keterbatasan bahan berupa asam tartrat yang merupakan sumber asam
lainnya dalam sediaan effervescent. Pada dasarnya hal tersebut tidak sesuai
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
18/22
18
dengan pendapat Ansel yang menyatakan bahwa jika menggunakan asam
asam sitrat sebagai asam tunggal akan lekat dan sulit membentuk granul.
Namun, setelah dilakukan percobaan tidak ditemukan kelekatan granul
maupun gumpalan.
Selain asam sitrat, digunakan pula natrium bikarbonat dengan
konsentrasi 50%, sebagai sumber basa yang menghasilkan karbondioksida.
PVP dengan konsentrasi 5% sebagai pengikat, d igunakan PVP karena
konsentrasi 5% akan meningkatkan kompresibilitas serbuk natrium
bikarbonat dan asam sitrat sehingga bereaksi cepat dan disolusi cepat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th, 611).
Sakarin dengan konsentras i 0,2% digunakan sebagai pemanis untuk
mengganti gula sebagai pemanis. Sakarin pula merupakan pemanis dengan
150-500 kali lebih manis dari gula sehingga dapat menutupi rasa pahit zat
aktif. Selain itu, sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap
oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. Hal
tersebut menjadikan alasan dipilihnya sakarin dibanding aspartam.
Dan digunakan Na.benzoat sebagai pengawet dengan konsentrasi
0,5% untuk memperpanjang umur simpan dari sediaan serbuk. Serta
digunakan pula laktosa sebagai pengisi yang dicukupkan hingga 5 gram.
Adapun dalam percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah
membersihkan alat yang akan digunakan dengan alkohol 70% untuk
membebaskan serta membersihkan alat dari mikroba, lalu menimbang
bahan-bahan yang akan digunakan, setelah itu dimasukkan colchicin
kedalam lumpang dan digerus karena colchicin tersedia dalam bentuk
tablet. Kemudian ditambahkan laktosa dan sakarin dan digerus perlahanhingga homogen, lalu ditambahkan asam sitrat ke dalam lumpang dan
digerus namun karena asam sitrat merupakan bahan yang higroskopis
yakni menyerap kelembaban udara sehingga asam sitrat digerus digerus
cepat tanpa tekanan hingga tercampur homogen dengan bahan lain. Setelah
semua bahan telah homogen dimasukkan ke dalam wadah yang mulut
tutupnya lebar dan sama besar. Dimasukkan natrium bikarbonat ke dalam
wadah tersebut.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
19/22
19
Selanjutnya dilakukan pencampuran serbuk dengan menggunakan
metode tumbling selama 5 menit. Setelah tercampur merata campuran
serbuk dituang kedalam lumpang yang telah berisi larutan Na-CMC yang
digunakan sebagai pengganti PVP. Kemudian digerus perlahan sampai
terbentuk masa kepal. Setelah masa kepal terbentuk, kemudian ditimbang.
Hasil penimbangan masa kepal adalah sebesar 26,39 gram. Masa kepal
tersebut kemudian di ayak hingga terbentuk granul basah, dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 50oC selama 1 jam. Proses pengeringan ini
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam granul basah sehingga
terbentuk granul kering. Setelah proses pengeringan selama 1 jam, granul
dikeluarkan dari da lam oven, dan dituang kedalam wadah untuk
selanjutnya ditimbang lagi sebagai bobot granul kering dan hasil dari
penimbangan granul kering adalah 20,03 gram.
Kemudian dilakukan evaluasi granul yang telah dibuat, evaluasi
granul yang pertama untuk uji kadar air, meliputi uji susut pengeringan
(%LOD) dan uji kandungan kelembaban (%MC). Hasil dari uji susut
pengeringan adalah sebesar 24% dan uji kandungan kelembaban adalah
31%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar air untuk susut
pengeringan memenuhi syarat (0%-10%) dan untuk kandungan
kelembaban juga memenuhi syarat yaitu (0%-tak terhingga). Pada uji
kecepatan alir dilakukan dengan cara granul dituang ke dalam cawan
porselen dengan menggunakan corong dan diperoleh 0,392 yang
merupakan hasil bagi antara bobot granul dan waktu alir atau waktu serbuk
mengalir pada corong. Evaluasi selanjutnya adalah evaluasi sudut diam
serbuk, dimana diperoleh 6,27
0
sebagai hasilnya.Setelah dilakukan evaluasi granul, hal terakhir yang dilakukan
adalah menguji kelarutan dari granul yang telah dibuat dengan cara
memasukan granul colchicin ke dalam 150 mL air dan menghasilkan
banyak buih. Hal tersebut membuktikan bahwa sediaan e ffervescent yang
dibuat telah sesuai dengan pendapat Ansel yang menyatakan bahwa ketika
serbuk effervescent direaksikan dengan air, asam dan basanya
membebaskan CO2 dan menghasilkan buih.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
20/22
20
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Rancangan formula: Tiap 5 gr granul effervescent mengandung
Colchicin 0.5 mg, Asam sitrat 14 %, Asam tartrat 28%, Na-Bikarbonat
50%, PVP 5%, Laktosa add 100%, Sakarin 0.2%, dan Na-Benzoat
0.5%.
2. Pembuatan colchicin granul effervescent dalam satu kali produksi
yakni 5 sachet.
3. Untuk evaluasi granul dilakukan dengan beberapa metode uji granul
yakni uji kadar air, uji sudut diam dan uji kecepatan alir.
V.2 Saran
V.2.1 Laboratorium
Untuk laboratorium diharapkan agar peralatan praktikum lebih
dilengkapi, seperti penyediaan mikroskop, timbangan, dan lain sebagainya.
Dan diharapkan juga bahan yang digunakan agar lebih dilengkapi, seperti
PVP, pemanis serta surfaktan lainnya.
V.2.3 Praktikan
Diharapkan agar selalu fokus dan lebih berhati-hati dalam praktikum
agar bisa mendapatkan hasil yang optimal, tidak ribut dan selalu menjaga
fasilitas dalam laboratarium agar tidak rusak.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
21/22
21
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmaceutical Association. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
Excipient 6 th edition. The Pharmaceutical Press: London.
Ansel, H. C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Univesitas
Indonesia Press: Jakarta.
Banker, G.S. Anderson, NR. 1994. Tablet Dalam Teori dan Praktek Farmasi
Industri Jilid II (Lachman dan Lieberman) Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Bumi Aksara: Jakarta.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2009. Farmakologi dan Terapi.
Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisii IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Lachman, L., dkk. 2007. Teori dan Praktek Farmasi Indonesia Jilid III.
Universitas Indonesia: Jakarta.
Lieberman, H.A et all. 1989. Pharmaceutical Dosage Forme Tablets Volume I.
Marcel Dekter, Inc: Amerika.
Martin, E. W. 1971.Dispensing Of Medication Formerly Flusas Pharmaceutical
Dispensing 7thEdition. Mork Publishing Company Easten: Phenysyranin.
Mohrle, R. 1989. Effervescent Tablet In Pharmaceutical Dosage From Table.
Marcel Dekker MC: New York.
Parrot, E. L. 1968. Pharmaceutical Tehnology Fundamental Pharmaceutical.Universitas Of Luwa: Lowa City.
Pulungan, M. 2004. Effervescent Tanaman Obat. Trubus Angsarana: Surabaya
13) Susilo, A. D. 2005. Pembuatan Bubuk Effervesent dari Ekstrak Ubi Ungu
Jepang ( Ipomea batatas Van ayammus Sarali). Skipsi. FTP. Universitas
Brawijaya : Malang
Scoviles. 1957. The Art of Compounding. MC Growwill Book Company, Inc
New York: Amerika.
7/21/2019 Serbuk Colchichin granul
22/22
22
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. EGC: Jakarta.
Tjay Hoan. 2010. Obat-Obat Penting. Gramedia: Jakarta.
Voight, R. 1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. UGM Press: Yogyakarta.
Top Related