Oleh:
Winanda AgustianMeva Mariati
Ertama O. Purba Sopian E MMaria Olivia
Elizabeth GirsangChanra Simatupang
Novika Sari
PendahuluanSejarah Singkat Istana
Istana Maimun merupakan peninggalan Sultan Kerajaan Deli yang bernama Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.
Pusat kerajaan deli ini didominasi dengan warna kuning (warna khas orang melayu) dan selesai dibangun tahun 1888 dengan arsitek berkebangsaan Italia.
Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2
Bangunan ini memiliki perpaduan antara budaya Islam dan Eropa, dengan beberapa material (seperti ubin dan marmer) yang memang langsung diimpor dari Eropa.
Bangunan terdiri dari 2 lantai dengan 3 bagian yaitu bangunan induk, sebelah
kiri dan seebelah kanan. Pengaruh budaya eropa agaknya cukup kental tertata
di istana ini, dari mulai lampu, kursi, meja, lemari, jendela sampai pintu dorong.
Sedangkan pengaruh Islam dapat dilihat dari bentuk lengkungan (arcade) di
bagian atap yang menyerupai perahu terbalik (lengkungan Persia) yang
biasanya dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.
Salah satu ruangan yang ada dalam balai bangunan adalah Balaiurung, tempat ini biasa digunakan untuk penobatan Sultan dan tempat keluarga sultan sungkeman di hari raya islam. Selanjutnya terdapat 40 kamar yang terdiri 20 kamar dilantai atas (tempat singgasana sultan), dan lainnya dibagian bawah.
Di sisi sebelah kanan luar istana (kompleks istana),terdapat
meriam yang dikeramatkan, yang memiliki cerita legenda tersendiri yaitu Putri Hijau
Bagian Luar Istana
Raja-raja yang Pernah Memerintah Kerajaan Deli
Tuanku Panglima Gocoh Pahlawan (1632-1669) Tuanku Panglima Perunggit (1669-1698) Tuanku Panglima Padrap (1698-1728) Tuanku Panglima Pasutan (1728-1761) Tuanku Panglima Gandar Wahid (1761-1805) Sultan Amaluddin Magendar Alam (1805-1850) Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858) Sultan Mahmud Al Rasyid Perkasa Alamsyah (1858-1873) Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah (1873-1924) Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah (1924-1945) Sultan Osman Al Sani Perkasa Alam (1945-1967) Sulan Azmy Perkasa Alam (1967- )
Kurang tertarik dengan Dunia Pemerintahan (politik)
Profesi yang banyak digeluti yaitu sebagai pedagang/pebisnis dan berkebun (tembakau)
Terbuka dengan “siapa saja” Masih mengakui adanya Kesultanan (Adat)
walau kesultanan sudah lama berakhir
Top Related