BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau
alat khusus.sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi untuk
menerima rangsang, propioseptor adalah kumpulan reseptor yang tidak
membentuk alat khusus.
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat
jaringan-jaringan indera penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan
penyakit atau kelainan dalam penglihatan.
Dalam mengatasi penyakit atau kelainan mata atau indera
penglihatan dapat menggunakan berbagai cara.mahluk hidup selalu
berhubungan dengan perubahan lingkungan luar.untuk mengatasi
perubahan lingkungan mahluk hidup di lengkapi dengan organ yang dapat
menerima impuls syaraf dengan berbagai bentuk.organ tersebut ialah
reseptor yang mampu menerima impuls dan disebut indra
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu mata ?
2. Apa saja fungsi mata ?
3. Apa saja anatomi dan struktur sistem penglihatan ?
4. Bagaimana proses penglihatan ?
5. Apa saja persyarafan yang ada di sistem penglihatan ?
6. Apa saja kelainan dari sistem penglihatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/mahasiswi STIKes Bhakti Kencana
Bandung Selama Masa Program Pengenalan Lingkungan Kampus
memperoleh gambaran tentang apa yag dimaksud dengan Sistem
Penglihatan
1
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
Sistem Penglihatan
b. Mampu menyimpulkan dan menyampaikan kembali apa yang
dimaksud dengan Sistem Penglihatan
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem
Penglihatan
d. Untuk mengetahui apa manfaat dan fungsi dari sistem
penglihatan
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Umum
Manfaat penulisan laporan ini adalah supaya Pembaca
mampu memperluas pengetahuan dan wawasan di dalam ilmu yang
dipelajari pada laporan ini, dan dapat mengambil kesimpulan
dalam pengerjaan laporan ini.
1.4.2 Manfaat Khusus
Manfaat bagi penulis dalam penyusunan laporan ini lebih
mengetahui bagaimana cara pengerjaan laporan yang baik, tersusun
rapih dan pengetahuan yang lebih luas tentang “Sistem
Penglihatan”
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan teori, terdiri dari pengertian mata, fungsi mata,
struktur mata, proses penglihatan, persyarafan pada sistem
penglihatan, dan kelainan pada sistem penglihatan.
BAB III : Kesimpulan dan saran
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh
tiga lapisan dari luar ke dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan
bening dan cairan dalam mata.indera penglihatan juga dinamakan
fotoreseptor karena mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya.
Lensa adalah sabuah benda bening berbentuk cakram yang
tergantung di belakang selaput pelangi dan manik mata.bidang depan nya
kurang melengkung di bandingkan dengan bidang belakang nya.lensa
sekeliling tepi nya tergantung pada badan siliar dengan perantaraan
serabut-serabut halus yang di namakan sabuk siliar.dengan perantaraan
serabut-serabut ini badan siliar bersama otot siliar yang terdapat di dalam
nya dapat mempengaruhi bentuk lensa ( akomodasi ).lensa mata bersifat
transparan dan elastis yang fungsi nya untuk membiaskan cahaya yang
masuk dan memfokuskan bayangan benda pada retina. Lensa mata pada
manusia cembung sehingga bayangan benda yang di hasilkan retina adalah
nyata , terbalik, dan diperkecil. Badan bening menempati ruang di
belakang lensa mata disini adalah suatu zat bening yang menyerupai selai.
Cairan bola mata mengisi bilik mata depan, yang terletak di antara selaput
bening dan selaput pelangi, serta bilik mata belakang, yang terdapat di
sekitar lensa antara selaput pelangi dan badan bening.
Alat-alat tambahan mata adalah otot-otot mata yang berguna untuk
menggerak kan bola mata, pelupuk-pelupuk mata serta selaput ikat
pelupuk nya dan radas air mata. Pelupuk-pelupuk mata adalah lipatan-
lipatan kulit yang terletak di depan bola mata.
3
2.2 Fungsi Mata
1. Mata berfungsi sebagai indra penglihatan yang menerima
rangsarangan berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan
serabut serabut nervus optikus (Sel sel ganglioner pada seluruh retina).
2. Mata berfungsi untuk menghantarkan rangsangan cahaya ke pusat
penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
2.3 Anatomi Dan Struktur Sistem Penglihatan
Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri
dari organ Okulus (Bola Mata) dan Okuli Assesoria (Alat Bantu
Mata).
2.3.1 Okulus (Bola Mata)
Bola mata berdiameter ± 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya
terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang
tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-bagian
yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut
memiliki fungsi berbeda, mata dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :
1. Tunika Okuli
a. Sklera
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan
menjadi tempat melekatnya bola mata dan merupakan
4
lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian
dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata,
b. Kornea
Merupakan selaput yang tidak mengandung
pembuluh darah yang dapat ditembus cahaya sehingga
mata dapat dilewati cahaya dan memfokuskannya
Kegunaan kornea adalah sebagai berikut :
- Kornea mempunyai kemampuan membiaskan cahaya
yang paling kuat dibanding dengan sistem optik
retaktif lainnya.
- Kubah kornea akan membiaskan sinar kelubang pupil
didepan lensa. Kubah kornea yang semakin cembung
akan memiliki daya bias yang kuat.
- Peran kornea sangat penting dalam menghantarkan
cahaya masuk kedalam mata untuk menghasilkan
penglihatan yang tajam, maka kornea memerlukan
kejernihan, kehalusan dan kelengkungan tertentu
2. Tunika Vaskulosa Okuli
Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh
darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu
:
a. Koroid
Merupakan selaput tipis yang berfungsi
memberikan nutrisi pada tunika (lapisan mata).
b. Korpus Siliaris
Merupakan lapisan yang tebal yang berbentuk
seperti cincin dan berfungsi untuk melaksanakan
terjadinya akomodasi pada muskulus siliaris.
c. Iris
5
Merupakan bagian terdepan lapisan tengah mata
yang berbentuk bulat dengan tebal ½ mm, pada bagian
tengah iris terdapat bagian berlubang yang disebut pupil ,
pupil ini berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke
mata, iris sendiri mengandung pigmen dan pada bagian
belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata.
3. Tunika Nervosa
Merupakan lapisan terdalam bola mata yang sering disebut
dengan Retina, dimana Retina merupakan reseptor pada mata
yang terletak pada bagian belakang koroid. Bagian ini
merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak,
namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.
Retina tersusun oleh sel-sel reseptor batang ( bacillus ) dan sel-
sel reseptor kerucut ( konus ) dari sekitar 103 juta sel-sel yang
berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut
sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk
seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus
(kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan
putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya. Retina terdiri dari
10 lapisan, pemnbagian lapisannya sebagai berikut :
- Lapisan 1 : Lapisan Berpigmen
- Lapisan 2,,4 dan sebagian lapisan 5 : Merupakan lapisan
fotoreseptika
- Lapisan 5 (sisa) 6, 7, 8, 9 : Merupakan lapisan neuron
- Lapisan 3, dan 10 : adalah lapisan penunjang
Bulbus Okuli (Mata) berisi tiga jenis cairan refracting
media dan masing masing cairan mempunyai kekentalan yang
berlainan yaitu :
1) Aques Humor
6
Merupakan cairan seperti limfe yang mengisi bagian
depan mata, cairan ini diperkirakan dihasilkan oleh prosessus
siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior
melalui sudut iris dan masuk ke dalam kamera okuli anterior.
Setelah masuk melalui saluran schlem dan menghilang
kedalam pembuluh darah vena siliaris anterior.
2) Lensa Kristalina
Merupakan cairan yang dapat ditembus oleh cahaya
yang berbentuk bikonkaf yang terletak antara iris dan korpus
vitrous yang sangat elastis
3) Korpus Vitrous
Merupakan cairan bening kental seperti agar yang
terletak antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian
dari pada bulbus okuli sehingga menyebabkan bola mata tidak
kempes.
2.3.2 Okuli Assesoria (Alat Bantu Mata)
1. Alis
Merupakan dua potong kulit tebal yang melengkung
ditumbuhi oleh bulu yang berfungsi sebagai pelindung mata
dari sinar matahari yang sangat terik dan sebagai alat
kecantikan.
2. Kelopak Mata
7
Terdiri dari 2 bagian kelopak mata yaitu kelopak mata
atas dan kelopak mata bawah. Dimana fungsinya adalah
pelindung mata sewaktu – waktu jika ada gangguan pada mata.
Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang
bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk
menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk
menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang
melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus
orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah
mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau
“sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan
disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar
sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
3. Bulu Mata
Ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari
kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar
bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini
disebut Lordholum (bintit).
4. Aparatus Lakrimalis (Air Mata)
Merupakan Air yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis
yang masuk kedalam sakus konjungtiva melalui bagian depan
mata.
5. Konjungtiva
Merupakan permukaan dalam kelopak mata yang
disebut konjungtiva palpebral yang merupakan lapisan
mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada
bola mata disebut konjungtiva bulbi, ada konjungtiva ini
banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah.
6. Muskulus Okuli (Otot Mata)
8
Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari 7 buah
otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum
orbitalis, 1 buah megangkat kelopak mata keatas.
1. Muskulus Levator Palpebris Superior Inferior
Fungsinya mengangkat kelopak mata
2. Muskulus Orbikularis Okuli Otot Lingkar Mata
Fungsinya untuk menutup kelopak mata
3. Muskulus Rektus Okuli Inferior (Otot Disekitar Mata)
Fungsinya untuk menutup mata
4. Muskulus Rektus Okuli Medial (Otot Disekitar Mata)
Fungsinya untuk menggerakan mata dalam (bola
Mata
5. Muskulus Obliques Okuli Inferior
Fungsinya untuk menggerakan bola mata kebawah
dan kedalam
6. Muskulus Obliques Okuli Superior
Fungsinya untuk memutar mata ke atas, ke bawah,
dan keluar
2.4 Proses Penglihatan
Cahaya dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang
gelombang cahaya 400-700nm, dapat merangsang sel batang (rod cell) dan
kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita. Gelombang cahaya
terlihat sebagai suatu spectrum. Apabila ada rangsang cahaya masuk ke
mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous
9
humor, pupil, lensa, vitreous humor danterakhir retina. Kemudian
diteruskan ke bagian saraf penglihat yang berlanjut dengan lobus
osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital
kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus
osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital
ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan.Pembiasan cahaya
dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut
jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada
bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya
ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi
kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika
pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik
butapada retina. Secara singkat mekanisme melihat dapat dijelaskan
sebagai berikut :
2.5 Persyarafan Pada Sistem Penglihatan
Ada beberapa saraf otak yang memiliki hubungan dengan mata :
untuk penglihatan, gerakan mata, reaksi pupil pengangkatan kelopak mata
dan penutupan kelopak mata. Hubungan batang otak memungkinkan
koordinasi gerakan mata.
Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot
bekerja sama menggerakan mata. Setiap otot di rangsang oleh saraf cranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai
saraf lainnya, yaitu :
a. Saraf optikus membawa gelombang saraf yang di hasilkan di dalam
retina ke otak
b. Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air
mata
10
Cahaya → kornea →pupil → lensa → retina → saraf optikus → otak → kesan melihat.
c. Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan
merangsang otot pada tulang orbita
2.6 Kelainan Pada Sistem Penglihatan
1. Nystagmus
Nystagmus adalah suatu kondisi di mana visi mata membuat
berulang-ulang, gerakan yang tidak terkendali, sering mengakibatkan
berkurangnya penglihatan. Gerakan-gerakan ini mata disengaja dapat
terjadi dari sisi ke sisi, atas dan bawah, atau dalam pola melingkar.
Akibatnya, kedua mata tidak dapat terus stabil pada objek yang
dilihat. Nystagmus bisa disertai dengan posisi kepala yang tidak biasa
dan kepala mengangguk dalam upaya untuk mengimbangi kondisi
tersebut.
Nystagmus dapat diwariskan dan muncul pada anak usia dini atau
berkembang di kemudian hari karena kecelakaan atau sakit.
Umumnya, nystagmus adalah gejala dari beberapa mata yang
mendasari lain atau masalah medis. Namun, penyebab pastinya
seringkali tidak diketahui.
Orang dengan nystagmus mungkin mengalami penurunan
ketajaman visual. Mereka juga mungkin memiliki masalah dengan
persepsi kedalaman yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan
koordinasi mereka. Nystagmus dapat diperburuk oleh kelelahan dan
stres.
Kebanyakan individu dengan nystagmus dapat mengurangi
keparahan gerakan mata yang tidak terkendali dan memperbaiki
penglihatan dengan posisi mata mereka untuk melihat ke satu sisi. Ini
disebut ” titik nol ” di mana paling sedikit nystagmus jelas. Untuk
mencapai hal ini mereka mungkin perlu untuk mengadopsi postur
kepala tertentu untuk membuat penggunaan terbaik dari visi mereka.
a. Jenis – Jenis Nystagmus
11
Ada sekitar 45 jenis Nystagmus. Untuk menyederhanakan
penjelasan kita bagi saja Nystagmus ini menjadi 2 bagian besar.
Pertama adalah Nystagmus bawaan sejak kecil dan berkaitan
dengan lemahnya penglihatan. yang kedua adalah seseorang yang
terserang Nystagmus karena sesuatu (tidak dari kecil)
1). Nystagmus dari Di Waktu Muda
Nystagmus sering kali menyebabkan lemahnya daya
penglihatan, ini terjadi sejak lahir. Studi-studi menyarankan 1 di
dalam setiap 1000 anak-anak mempunyai Nystagmus. 80-90%
dari kasus-kasus ini menimbulkan efek samping lemahnya daya
penglihatan. Nystagmus jenis ini biasanya mengamati di sekitar
yang keenam kepada minggu yang kedelapan tentang hidup dan
jarang dilihat di hadapan lalu. Di awal-awal timbulnya
Nystagmus, biasanya dokter tidak akan mendiagnosa ini sebagai
kelainan pada penglihatan / mata, sampai akhirnya penemuan
Nystagmus yang lebih jelas.
Nystagmus yang khas berhubungan dengan lemahnya daya
penglihatan selama masa kanak-kanak. Mata berputar mondar-
mandir mendatar. Pasien-pasien Nystagmus bawaan seringkali
tidak menyadari gerakan yang terjadi pada penglihatan mereka,
meski Nystagmus sering dihubungkan dengan lemahnya daya
penglihatan yang terjadi sejak kanak-kanak namun kondisi ini
dapat berubah-ubah, mulai dari tekanannya, status atau arah
geraknya. Tidak jarang juga Nystagmus dapat berkurang seiring
dengan pertumbuhan menuju dewasa.
Kebanyakan kasus-kasus serangan awal Nystagmus
dihubungkan dengan penyakit yang berkenaan dengan
penglihatan banyak yang diwariskan. Konseling mungkin dapat
membantu pasien dan keluarga untuk memahami kesulitan
tentang kondisi Nystagmus ini kepada anak-anak mereka. Tidak
semua Nystagmus juga diwariskan.
12
2). Timbul Nystagmus Kemudian
Sementara Nystagmus yang terjadi sejak lahir akan
mengakibatkan lemahnya daya penglihatan, Nystagmus yang ini
membuat hilangnya daya penglihatan di masa mendatang (bukan
sejak kanak-kanak). Orang yang terserang penyakit ini tidak akan
menunjukan gejala Nystagmus pada masa kanak-kanak namun
akan terus mengalami kemunduran dalam daya penglihatanya
seiring dengan bertambahnya usia.
Nystagmus dapat diketahui kemudian seiring berjalannya
waktu. Gejala ini dikarenakan kelainan fungsi tubuh bisa karena
luka, kecelakaan, sklerosis ganda atau tumor-tumor yang terjadi
di otak. Tidak seperti Nystagmus sejak kecil, pasien-pasien
dengan Nystagmus yang datang di waktu kemudian biasanya
mengetahui atau menyadari gerakan dalam penglihatan mereka,
bergeraknya mata mereka ini disebut oscillopsia. Oscillopsia
menyebabkan seseorang merasa pusing atau pening tentu
sebabnya adalah gerakan yang terjadi di penglihatan mereka.
Gerakan Nystagmus jenis ini lebih directional. Mata akan
bergerak pelan-pelan dalam satu arah, lalu dengan cepat menurun.
Nystagmus itu bisa berubah seperti perbedaan atau perubahan
arah gerakan mati.
b. Pengobatan dan Nystagmus
Beberapa pengobatan malah bisa menyebabkan Nystagmus.
Sebagai contoh, Dilantin dan Phenobarbital, ini diberikan untuk
mencegah pengeroposan, bisa menyebabkan Nystagmus. Kondisi
ini bisa menyebabkan pasien mengalami oscillopsia, suatu sensasi
gerakan di dalam penglihatan mereka yang menyebabkan rasa
pusing. Beberapa prosedur yang berhubungan dengan operasi
medis telah dikembangkan untuk mengurangi gerakan mata yang
terjadi. Botox, botulinum toksin, digunakan untuk paralyze otot-
otot yang berkenaan dengan penglihatan sehingga diharapkan
13
dapat mengurangi Nystagmus. Ini bukan jalan yang praktis
mengingat sangat repot dan panjang, selain itu juga pengaruhnya
tidak lama hanya 3 – 4 bulan saja selanjutnya harus dilakukan
penyuntikan secara rutin ke otot-otot yang berkaitan dengan
penglihatan.
c. Pergerakan di dalam Penglihatan
Pasien-pasien Nystagmus sering kali mengalami
pergerakan di dalam penglihatan mereka. Suatu perubahan
kecepatan dapatmendorong terjadinya penurunan penglihatan,
Pasien-pasien dengan Nystagmus sering kali memiliki posisi
kepala yang khas agar bisa mendapatkan penglihatan yang lebih
baik, ini akan berbeda untuk setiap orang. Guru, teman-teman dan
keluarga temtu harus memahami tentang kebiasaan pasien
Nystagmus yang tidak biasa ini.
d. Penyebebab Nystagmus
Hasil nystagmus dari ketidakstabilan atau gangguan dari
sistem yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan mata.
Ketika nystagmus berkembang pada anak usia dini, dapat
disebabkan oleh masalah dengan jalur visual dari mata ke otak.
Seringkali anak tidak memiliki mata lain atau masalah medis.
Nystagmus diperoleh, yang terjadi di kemudian hari, bisa menjadi
gejala dari kondisi lain seperti stroke, multiple sclerosis atau
pukulan ke kepala. Penyebab lain nystagmus meliputi:
- Kurangnya pengembangan kontrol gerakan mata yang normal
pada awal kehidupan
- Albinisme
- Kesalahan bias yang sangat tinggi, misalnya rabun jauh
( miopia ) atau astigmatisme
- katarak kongenital
- Radang telinga bagian dalam
- Obat-obatan seperti obat anti – epilepsi
14
- Penyakit sistem saraf pusat
2. Katarak
Katarak adalah bagian keruh pada lensa mata yang biasanya bening
dan akan mengaburkan penglihatan. Ini adalah penyakit yang sangat
umum terjadi.
Lensa mata adalah bagian transparan di belakang pupil (titik hitam
di tengah mata) yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada
retina. Dengan adanya katarak, cahaya yang masuk ke mata menjadi
terhalang. Katarak biasanya terjadi saat seseorang memasuki usia
lanjut.
Lama-kelamaan kondisi katarak akan meningkat sehingga dapat
menghalangi penglihatan. Banyak pengidap yang pada akhirnya
membutuhkan operasi untuk mengganti lensa yang rusak ini dengan
lensa buatan.
Katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia. Katarak juga
dapat terjadi pada bayi dan anak-anak (katarak anak-anak), meski
kemungkinannya sangat kecil. Penyakit ini umumnya ditemukan pada
orang-orang lanjut usia dan dikenal sebagai katarak manula.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 210.000 penderita baru
yang muncul setiap tahun dan lebih dari 50% kebutaan di Indonesia
disebabkan oleh katarak.
Katarak sering menyerang kedua mata, meski tingkat kondisi
keduanya bisa berbeda. Penyakit ini dapat berkembang selama
bertahun-tahun tanpa terasa oleh penderitanya.
Katarak tidak menyebabkan rasa sakit atau iritasi. Penderita
biasanya akan mengalami penglihatan yang samar-samar dan
berkabut, selain itu akan muncul bintik atau bercak saat
penglihatannya kurang jelas.
Katarak juga dapat memengaruhi pandangan Anda dengan cara
sebagai berikut:
Mata yang sensitif terhadap cahaya yang menyilaukan.
15
Sulit melihat saat cahaya remang-remang atau sangat terang.
Semua menjadi terlihat ganda.
Semua terlihat seperti memiliki semburat kuning atau cokelat.
Ukuran lensa kacamata yang berubah.
Anda seperti melihat lingkaran cahaya di sekeliling cahaya terang,
seperti lampu mobil atau lampu jalan.
Penglihatan warna yang memudar atau menjadi tidak jelas.
Penyebab katarak belum diketahui secara pasti. Seiring
dengan bertambahnya usia, protein yang membentuk lensa mata kian
berubah. Hal ini menjadikan lensa mata yang tadinya bening, berubah
menjadi keruh. Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana proses
penuaan dapat berujung pada perubahan protein di lensa mata.
Beberapa faktor lain yang akan mempertinggi risiko Anda
terkena katarak:
Paparan mata terhadap sinar matahari untuk waktu lama.
Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes atau peradangan pada
bagian tengah mata (uveitis) jangka panjang.
Meminum obat kortikosteroid berdosis tinggi dalam waktu lama.
Pernah menjalani operasi mata.
Riwayat katarak dalam keluarga atau keturunan.
Pola makan tidak sehat dan kurang vitamin.
Konsumsi minuman keras dalam jumlah banyak secara rutin
Merokok
Pencegahan katarak masih belum diketahui karena penyebab
sebenarnya masih belum jelas.Kacamata dan lampu yang lebih terang
mungkin bisa membantu katarak yang ringan, tetapi katarak akan
berkembang seiring dengan waktu dan akhirnya penderita akan
membutuhkan operasi.
Satu-satunya langkah pengobatan yang terbukti paling efektif
adalah operasi. Efek penyembuhan dari operasi akan sangat dirasakan
16
terutama bagi penderita yang kataraknya sudah menghambat kegiatan
sehari-hari, seperti mengemudi atau membaca.
Dalam operasi katarak, lensa yang keruh akan diangkat dan
digantikan dengan lensa plastik bening. Operasi tersebut biasanya
dilakukan dengan pembiusan lokal agar mata Anda menjadi mati
rasa. Karena ini termasuk operasi kecil, maka biasanya tidak perlu
menginap di rumah sakit.
Meski pemulihan dari operasi akan membutuhkan beberapa
waktu (dari beberapa hari hingga minggu), hampir semua orang yang
menjalaninya akan merasakan peningkatan pada penglihatan mereka.
Penderita biasanya bisa kembali melakukan rutinitas secara normal
dalam waktu dua minggu setelah operasi.
Lensa plastik pada mata Anda disesuaikan untuk tingkat
penglihatan tertentu. Setelah opersi, pemakaian kacamata akan
diperlukan untuk membantu penglihatan jauh atau dekat. Sama
halnya jika Anda telah berkacamata, ukuran lensa bisa berubah.
Disarankan untuk menunggu pemulihan sampai selesai sebelum
membuat kacamata baru.
3. Dakrosistisis
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus
lakrimalis). Dakriosistitis biasanya terjadi akibat penyumbatan pada
duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
gejalanya ditandai oleh
- Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata
yang tampak merah dan membengkak.
- Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah.
Jika kantong air mata ditekan secara perlahan, akan keluar nanah
dari lubang di sudut mata sebelah dalam (dekat hidung).
- Penderita juga mengalami demam.
17
- Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka
sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan
ringan yang menetap.
- Kadang infeksi menyebabkan tertahannya air mata di dalam
kantong air mata sehingga terbentuk kantong yang berisi cairan
(mukokel di bawah kulit.
- Infeksi berulang bisa menyebabkan penebalan dan kemerahan
diatas kantong air mata.
- Bisa terbentuk kantong nanah (abses) yang kemudian pecah dan
mengeluarkan nanahnya.
Untuk Pengobatan Infeksi diobati dengan antibiotik per-oral
(melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah).
Daerah kantong air mata juga boleh dikompres hangat.Jika
terbentuk abses, dilakukan pembedahan untuk membuka dan
membuang nanahnya. Untuk infeksi menahun, penyumbatan
duktus nasolakrimalis bisa dibuka dengan bantuan jarum atau
melalui pembedahan.
4. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang di sebabkan oleh
bola mata yang terlalu panjang, sehingga bayang-bayang dari benda
yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina pada mata dekat ini
orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat
melihat benda yang jarak nya dekat. Untuk cacat seperti ini penderita
dapat ditolong dengan lensa cekung (-), miopi biasa terjadi pada anak-
anak.
5. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak maupun
orang dewasa yang disebabkan kornea bola mata terlalu pendek
sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Penderita
Hipermetropi dapat di tolong dengan menggunakan lensa cembung
(+).
18
6. Presbiopi
Presbiopi atau cacat mata tua,di sebabkan karena proses penuaaan
yang disebab kan karena elastisitas lensa berkurang.penderita
presbiopi dapat di bantu dengan lensa rangkap.
7. Astigmatisma
Merupakan kelainan yang di sebabkan bola mata atau lensa
permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama.
Sehingga fokus nya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama ( kecembungan kornea tidak merata sehingga
bayangan menjadi tidak terfokus / kabur ). Penderita astigmatisma
dapat di tolong dengan kaca mata silindris yaitu yang mempunyai
beberapa fokus.
8. Hemaralopi
Disebut juga rabun senja. Hemaralopi disebab kan karena
kekurangan vitamin A, karena tidak terbentuk rodhopsin dalam
jumlah optimal. Akibat nya dalam kondisi remang-remang ( senja ) sel
batang tidak mampu menerima rangsang cahaya secara optimal.
9. Sindrom Mata Kering
Mata sering gatal dengan sensasi rasa seprti terbakar, panas,dan
pedih. Mata berwarna merah & berair. Pandangan terasa kabur namun
sering membaik dengan kedipan, sering timbul rasa tidak nyaman
setelah membaca, menghadap layar komputer, tv. Sindrom mata
kering bisa di sebabkan karna berbagai hal diantara nya berkurangnya
lappisan lemak, sehingga menyebabkan air mata menguap lebih cepat
(pada usia lanjut ), iklim yang kurang bersahabat, terlalu lama berada
di ruangan ber-AC & asap rokok serta pemakaian lensa kontak yang
dapat menyerap lapisan air mata sehingga menyebabkan deposit
protein di permukaan lensa, dan penggunaan obat-obatan kronis
seperti tiroid atau obat alergi.
Sindrom mata kering ini tergolong penyakit kronis yang tidak dapat
di sembuhkan , namun gejala-gajala nya bisa di atasi, tergantung pada
19
penyebabnya.bila di sebabkan karena lingkungan,bisa menggunakan
kaca mata hitam ( sunglasses ) yang benuk nya cukup lebar , sehingga
penguapan air mata dapat dihindari atau bisa dengan menggunakan
tetes air mata (artificials tears ) untuk mengurangi iritasi atau gejala-
gejala yang timbul.
10. Keratitis
Keratitis sendiri diartikan sebagai peradangan pada kornea yang
ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada
lapisan kornea manapun yang dapat bersifat akut atau kronis yang
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain bakteri, jamur, virus atau
karena alergi.
Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur
dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus
herpes simplex tipe 1. Selain itu penyebab lain adalah kekeringan
pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing
yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif
terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain,
kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik
(Mansjoer, 2001).
Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di
kornea. Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan kornea, dan menetapkan
diagnosis dan pengobatan keratitis. Pada peradangan yang dalam,
penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut (sikatrik),
yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma. Adapun gejala
umum adalah :
Keluar air mata yang berlebihan
Nyeri
Penurunan tajam penglihatan
Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)
Mata merah
Sensitif terhadap cahaya (Mansjoer, 2001).
20
Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea
yang terkena : yaitu keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan
epitel dan bowman dan keratitis profunda apabila mengenai lapisan
stroma.Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah
(Ilyas, 2006):
1. Keratitis punctata superfisialis
Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang
dapat disebabkan oleh sindrom dry eye, blefaritis, keratopati
logaftalmus, keracunan obat topical, sinar ultraviolet, trauma
kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.
2. Keratitis flikten
Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi
mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea.
3. Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya
sekresi kelenjar lakrimale atau sel goblet yang berada di
konjungtiva.
4. Keratitis lepra
Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan
trofik saraf, disebut juga keratitis neuroparalitik.
5. Keratitis nummularis
Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea
biasanya multiple dan banyak didapatkan pada petani.
11. Amblyopia
Amblyopia atau mata malas (lazy eye) adalah pengurangan
ketajaman visual yang diakibatkan perkembangan penglihatan
abnormal selama masa bayi dan anak usia dini. Amblyopia biasanya
hanya terjadi pada satu mata, tetapi dapat pula mempengaruhi kedua
mata. Kondisi ini merupakan penyebab utama penurunan penglihatan
pada anak-anak. Jika tidak diobati, amblyopia bisa mengakibatkan
hilangnya kemampuan penglihatan ringan sampai parah.
21
Amblyopia terjadi ketika jalur saraf antara otak dan mata tidak
dirangsang dengan baik. Hal ini menyebabkan suatu kondisi di mana
otak hanya mengutamakan respon sinyal saraf dari satu mata. Mata
yang lemah cenderung diabaikan sehingga membuatnya kehilangan
fungsi dan kemampuan normalnya. Perawatan amblyopia bisa
dilakukan dengan memakai kacamata korektif, patch mata, atau dalam
kasus yang berat, pembedahan.
Tanda dan gejala amblyopia meliputi:
- Satu mata yang bergerak tak terkoordinasi
- Dua mata yang tampak tidak bergerak secara harmonis
- Kehilangan persepsi kedalaman
Beberapa penyebab umum amblyopia, diantaranya sebagai
berikut:
1. Strabismus
Penyebab paling umum amblyopia adalah strabismus atau
ketidakseimbangan otot yang bertugas menggerakkan
mata.Kelainan otot mata membuat kedua bola mata tidak mampu
bergerak secara terkoordinasi satu sama lain.
2. Kelainan anatomi atau struktural mata
Amblyopia bisa disebabkan oleh adanya kelainan mata seperti
kelainan retina pusat atau katarak.Bentuk bola mata abnormal atau
perbedaan ukuran antara kedua mata juga berkontribusi terhadap
amblyopia.
3. Tumor
Pada sebagian kasus, amblyopia merupakan tanda pertama
dari tumor mata.
Faktor Risiko Amblyopia cenderung merupakan kondisi
yang diwariskan. Amblyopia juga lebih mungkin terjadi pada anak-
anak yang lahir prematur atau yang mengalami keterlambatan
perkembangan.
12. Presbiopi (Rabun Tua)
22
Presbiopi adalah cacat mata berupa pengurangan daya akomodasi
pada usia lanjut sehingga titik dekat mata menjadi lebih jauh dan titik
jauh mata menjadi lebih dekat. Seseorang yang menderita presbiopi
perlu menggunakan kacamata berlensa rangkap yang disebut
kacamata bifokal. Lensa positif untuk melihat benda-benda yang dekat
dan lensa negatif untuk melihat benda-benda yang jauh. daya
akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembung dan
memipih.
Penyakit mata presbiopi ini dapat di atasi dengan kacamata
berlensa ganda. Penyakit mata presbiopi ini biasa terjadi pada lansia
(Lanjut Usia). rabun atau buta berarti seseorang itu tidak dapat melihat
jauh maupun dekat atau tidak dapat melihat sama sekali. Hal ini bisa
terjadi karena faktor keturunan atau pola hidup yang kurang baik yaitu
terlalu memaksakan kerja mata dan bisa juga terjadi karena sebuah
kecelakaan. Biasanya orang yang rabun membaca huruf menggunakan
huruf Braile.
Presbyopia berasal dari bahasa Yunani “Presbys” yang berarti
orang tua dan “Opia” artinya mata. Mata tua atau presbiopi banyak
dialami oleh orang-orang lanjut usia. Cacat mata ini disebabkan oleh
berkurangnya daya akomodasi mata (otot mata sudah lemah). Titik
dekat mata tua lebih besar dari jarak baca normal (25-30 cm) dan titik
jauhnya pada jarak tertentu. Akibatnya, baik titik dekat maupun titik
jauh mata letaknya bergeser, yaitu titik dekat bergeser menjauhi mata,
sedangkan titik jauh bergeser mendekati mata. Dengan demikian,
penderita presbiopi tidak dapat melihat secara jelas, baik objek yang
berada pada jarak baca normal maupun yang berada di tempat sangat
jauh. Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata berlensa
rangkap (bifokal), yaitu lensa untuk melihat jauh dan lensa untuk
membaca. Gejala Presbiopi dapat dilihat sebagai berikut :
1. Presbiopi Insipien
23
Tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca
2. Presbiopi Absolut
Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali
3. Presbiopi Prematur
Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan
4. Presbiopi Nokturnal
Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil
5. Presbiopi Fungsional
Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa
13. Ulkus Kornea
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan
kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea
merupakan kematian jaringan kornea yang dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, virus atau suatu proses alergi-imunologi yang
mengakibatkan hilangnya sebagian permukaan kornea Terjadinya
ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya
sistem barier epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :
- Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata
(insufisiensi air mata, sumbatan saluran lakrimal)
24
- Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi
kornea) karena trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada
muka
- Kelainan lokal pada kornea, meliputi edema kornea kronik,
keratitis exposure (pada lagoftalmos, anestesi umum, koma),
keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik,
keratitis superficialis virus.
- Kelainan sistemik, meliputi malnutrisi, alkoholisme, sindrom
Steven-Johnson, sindrom defisiensi imun (AIDS, SLE)
- Obat-obatan penurun sistem imun, seperti kortikosteroid, obat
anestesi lokal
14. Konjungtivis
Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput
transparan yang berada di permukaan dalam kelopak mata dan yang
mengelilingi bola mata bagian luar. Bila pembuluh darah halus yang
berada dalam konjunctiva meradang, maka pembuluh darah ini akan
nampak. Itulah sebabnya mengapa bola mata yang berwarna putih
menunjukkan warna merah (mata merah). Meskipun mata merah ini
mengalami iritasi, hal ini jarang mempengaruhi penglihatan.
Pengobatan yang diberikan dapat menghilangkan rasa tidak nyaman
pada mata merah ini. Oleh karena mata merah ini dapat menular
kepada mata orang lain, maka diagnosis dini dan pengobatan dapat
mengurangi penyebaran mata merah. Mata merah dapat disebabkan
oleh adanya infeksi dengan virus, bakteri, zat kimia, benda asing atau
reaksi alergi. Orang yang memakai lensa kontak harus berhenti
memakainya segera setelah menunjukkan gejala awal mata merah ini.
Gejala dari kelainan konjungtivitis ini adalah :
- Mata merah memperlihatkan adanya
- Kemerahan pada satu mata atau kedua mata
- Rasa gatal pada satu mata atau kedua mata
- Rasa mengganjal pada satu mata atau kedua mata
25
- Pengeluaran kotoran mata dari satu mata atau kedua mata yang
dapat membentuk kerak pada malam hari sehingga pada pagi hari
kelopak mata tidak dapat dibuka
Mata merah harus segera diobati. Mata merah dapat menular
kepada orang lain selama 2 minggu setelah dimulai adanya gejala-
gejala. Diagnosis dini dan pengobatan secepatnya dapat melindungi
penularan terhadap orang lain.Penyebab dari mata merah adalah:
- Virus
- Bakteri
- Alergi
- Zat Kimia
- Benda asing
- Saluran air mata yang tersumbat (pada bayi baru lahir).
Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat
menyerang satu atau dua mata sekaligus. Konjungtivitis virus
biasanya menghasilkan kotoran mata yang berbentuk cair.
Konjungtivitis bakteri sering menghasilkan kotoran mata yang lebih
kental dan berwarna kuning kehijauan.
Kedua jenis konjungtivitis ini dapat terjadi bersamaan
dengan flu atau dengan gejala saluran pennafasan, seperti nyeri
tenggorokan. Kedua konjungtivitis ini sangat menular. Penyakit ini
menyebar secara langsung atau tidak langsung setelah bersentuhan
dengan kotoran mata penderita. Penyakit ini dapat menyerang
segala usia, baik anak-anak maupun dewasa. Namun konjungtivitis
bakteri lebih sering terjadi pada penderita anak-anak.
Konjuntivitis yang disebabkan oleh alergi dapat mengenai
kedua mata sebagai respon adanya reaksi alergi terhadap serbuk sari
bunga. Sebagai respon terhadap benda penyebab alergi (alergen),
tubuh akan membentuk zat kekebalan (antibodi) yang disebut
26
sebagai Imunoglobulin E (IgE). Zat kekebalan ini akan merangsang
sel yang ada dalam selaput lendir mata dan saluran nafas untuk
melepaskan zat penyebab peradangan termasuk zat Histamin.
Bila terdapat keadaan konjungtivitis alergi, maka akan
timbul gejala rasa gatal, pengeluaran air mata, mata yang meradang,
bersin dan hidung berlendir pada penderita. Pada umumnya,
konjungtivitis alergi dapat diatasi dengan pemberian obat tetes mata
yang mengandung obat anti alergi.
Bagi konjungtivitis akibat iritasi, biasanya disebabkan oleh
zat kimia atau benda asing (debu, dan lain-lain). Usaha untuk
membersihkan benda asing atau zat kimia ini menyebabkan mata
menjadi merah dan mengalami iritasi. Keadaan ini memberikan
gejala pengeluaran air mata, yang biasanya akan berhenti dengan
sendirinya dalam waktu 1 hari.
Faktor-faktor resiko terjadinya konjungtivitis, antara lain:
- Bersentuhan dengan benda yang menyebabkan alergi
- Bersentuhan dengan penderita konjungtivitis virus dan bakteri
- Mengunakan lensa kontak, sehingga mata dapat memberikan
reaksi peradangan mata.
Pengobatan Konjungtivitis yang dapat dilakukan :
- Anjuran yang mesti dilakukan sebelum berobat ke dokter
- Stop menggunakan lensa kontak
- Cuci tangan sesering mungkin untuk mengurangi kemungkinan
penularan kepada orang lain
- Jangan meminjamkan handuk kepada orang lain.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu alat indera pada manusia adalah mata atau indera
penglihatan , yang disebut juga dengan fotoreseptor karena mampu
menerima rangsangan fisik yang berupa cahaya. Ada 3 lapisan jaringan atu
selaput yang membungkus bola mata dari luar kedalam yaitu sklera,
koroid, dan retina.
28
Pada mata juga terdapat alat-alat tambahan yaitu otot-oto mata ,
pelupuk-pelupuk mata dan kelenjar air mata, kotak mata (rongga tempat
mata) dan bulu mata.
Pada mata juga sering ditemukan kelainan-kelainan atau penyakit
yang dapat menyebabkan kerusakan pada mata seperti miopi,
hipermetropi, presbiopi, katarak, astigmatisma dan lain-lain. Karena mata
adalah organ yang penting pada manusia, kita harus bisa melindungi
makalah kita agar tidak terkena penyakita mata tersebut. Untuk itu banyak
hal yang bisa dilakukan , diantaranya mengkonsumsi vitamin A sesuai
kebutuhan, tidak menonton TV terlalu dekat dengan layar ,tidak membaca
buku terlalu dekat/sambil tidur,tidak membaca diruangan yang kurang
cahaya / redup.dan bila mata terkena debu,jangan mengucek mata dengan
tangan yang kotor karena dapat menyebabkan mata iritasi.
3.2 Saran
Kami merasa peda makalah kami banyak kekurangan , karena
kurangnya referensi dan pengetahuan pasa saat pembuatan makalah ini,
kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kamu buat untuk menambah pengetahuan
dan informasi yang benar guna mendapat kan apresiasi yang isa digunakan
untuk perbaikan demi kepentingan bersama,sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifudin, Drs. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat (Edisi Revisi).
Jakarta :EGC. 1992.
Prof Dr Raven P , H.Blumenthal Louise. Atlas Anatomi. Jakarta : Djambatan.
2007. Diperoleh dari
29
http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/08/makalah-indra-
penglihatan.html.
https://probouut.wordpress.com/2012/03/27/sitem-penglihatan-2/. Diperoleh pada
tanggal 05 September 2015.
http://habeebsunge.blogspot.co.id/2008/05/nystagmus.html. Diperoleh pada
tanggal 05 September 2015
http://www.referensisehat.com/2015/04/penyebab-gejala-mengatasi-hipermetropi-
rabun-dekat.ppt.pdf.html. Diperoleh pada tanggal 05 September 2015
http://cyprutzzz.blogspot.co.id/. Diperoleh pada tanggal 05 September 2015
http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/08/makalah-indra-penglihatan.html.
Diperoleh pada tanggal 05 September 2015
30