08. PENYAKIT ORBITA

Post on 14-Dec-2015

260 views 8 download

description

definisi, patomekanisme, penangangan

Transcript of 08. PENYAKIT ORBITA

BLEPHARITIS, HORDEOLUM, CHALAZION,PRESEPTAL/ORBITAL CELLULITIS

DAN DACRYOCYSTITIS

• Palpebra merupakan dua lipatan kulit dan jaringan yang berfungsi melindungi bola mata dari cahaya dan trauma.

PALPEBRA

Palpebra terdiri atas 4 lapisan

• KULIT – terdiri atas kelenjar2 yang terbuka ke arah margo palpebra dan silia.

• OTOT – terdiri atas m.orbicularis oculi dan m.levator palpebra, yang berfungsi untuk membuka dan menutup mata.

• LAPISAN FIBROSA - terdiri atas lempeng tarsal yang menjaga stabilitas bentuk palpebra.

• INNERMOST LAYER (konjungtiva palpebra)

PALPEBRA

• Kelenjar ekrin dan apokrin (kelenjar Moll).

• Kelenjar sebasea (kelenjar Zeis)

• Kelenjar meibom terdapat dlm tarsus yang menghasilkan lapisan lemak pada air mata.

PALPEBRA

BLEPHARITIS

BLEPHARITIS

• Adalah infeksi kronik pada margo

palpebra.

• Klasifikasi :

- Anterior

- Staphylococcal

- sebhoroic

- posterior

- meibomianitis

- meibomian sebhorhoea

ANTERIOR BLEPHARITIS

Dua tipe anterior blepharitis yaitu :

• In staphylococcal anterior blepharitis, kolonisasi stafilococcus pada palpebra, membentuk crusta disekitar silia.

• The seborrheic variant tampak seperti ketombe dipangkal silia.

PATHOPHYSIOLOGY

Patofisiologi blepharitis belum dapat dimengerti sepenuhnya. Peranan kolonisasi staphilococcus pada palpebra pertama kali ditemukan pada tahun 1946.

• Infeksi pada palpebra

• Reaksi eksotoksin stafilococcus.

• Respon alergi terhadap antigen stafilococcus.

• Kombinasi dari proses diatas

GEJALA KLINIK • Rasa panas, mengganjal dan fotofobia ringan yang kronik dan

berulang.

• Gejala memberat pada pagi hari,.

A. Staphylococcal blepharitis

• Sisik keras terutama di pangkal silia

• Hiperemis kronis pada konjungtiva dengan konjungtivitis papillary yang ringan.

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/blepharitis

B. SEBORRHEIC BLEPHARITIS

• Hiperemis dan rasa mengganjal pada margo palpebra anterior dengan silia yang saling melengket.

• Pasien sebaiknya diberitahu bahwa dia membutuhkan perawatan yang cukup lama.

• Higiene palpebra

• Antibiotics

*Topical

• sodium fucidic acid , bicarbonate or chlormaphinicol : used to treat acute folliculitits but is of limited value for long standing cases

*Oral

• Azithromycin (500mg daily for 3 days ) may be helpful to control ulcerative lid margin disease .

PENANGANAN

PENANGANAN

3. Topikal steroid

flurometholone 0.1 % QID for 1 week is usful for patients with sever papillary conjunctivitis , marginal keratitis and phlyctenulosis .

4. Artificial tears

Untuk menjaga stabilitas air mata

• Posterior blepharitis, adalah kondisi yang paling sering, tampak sebagai peradangan pada bagian posterior dari palpebra yaitu daerah kelenjar Meibom. Lebih sering disebut dengan Meibomian Gland disfunction (MGD)

• Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea yang terletak di dalam tarsus. Kelenjar holokrin ini menghasilkan lapisan lemak pada air mata. Lapisan lemak ini mencegah penguapan air mata dan mengurangi tegangan permukaan dari lapisan air mata

• Posterior blepharitis disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibom dan gangguan sekresi kelenjar meibom.

POSTERIOR BLEPHARITIS

• * Sekresi abnormal kelenjar meibom yang tampak sebagai bulatan minyak pada muara kelenjar meibom.

GEJALA KLINIK

• muara kelenjar meibom hiperemis dan mencembung. Telangiektasis pada margo palpebra posterior.

GEJALA KLINIK

Plugging of meibomian gland orificesInflamed and blocked meibomian gland orifices

1. Higiene palpebra

Seperti pada anterior blepharitis dengan masase palpebra untuk memeras produksi meibom.

2. Topical glucocorticoids

3. Antibiotik topikal dan oral.

PENANGANAN

HORDEOLUM

• Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif akut pada folikel silia yang berhubungan dengan kelenjar Zeis dan Moll atau Meibom.

• Infeksi pada kelenjar Meibom disebut dengan Hordeolum internum. Sedangkan infeksi pada kelenjar Zeis dan Moll disebut hordeolum eksternum.

HORDEOLUM

•Gejala pertama adalah edema dan kemerahan pada palpebra

GEJALA KLINIK

GEJALA KLINIK

• Pada pemeriksaan, terdapat nodul subkutan didekat margo palpebra yang bisa ruptur secara spontan atau dengan dieksisi.

• Inflamasi akibat hordeolum dapat menyebar ke jaringan sekitar disebut dengan selulitis preseptal sekunder.

Acute hordeola

• Staph. abscess of meibomian glands

• Tender swelling within tarsal plate• May discharge through skin or conjunctiva

• Staph. abscess of lash follicle and associated gland of Zeis or Moll• Tender swelling at lid margin

• May discharge through skin

Internal hordeolum External hordeolum (stye)

• Disebabkan oleh infeksi staphylococcus (Staphylococcus aureus).

• Beberapa kasus dilaporkan, hordeolum multiple yang rekuren biasanya berhubungan dengan defisiensi immunoglobulin M (IgM).

ETIOLOGY

PATHOPHYSIOLOGY• Penyempitan dan penyumbatan sekret

kelenjar pada muara kelenjar zais dan Moll atau kelenjar Meibom.

• Penyumbatan sekret ini menyebabkan infeksi sekunder, biasanya oleh Staphylococcus aureus. Secara histologi, hordeolum tampak sebagai akumulasi lekosit PMN dan debris nekrotik (abses).

• Hordeolum merupakan proses infeksi akut, sedangkan chalazion merupakan reaksi kronik granullomatous non infeksi. Namun Chalazion sering berawal dari hordeolum internum.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

• Hordeolum sebaiknya dapat dibedakan dengan chalazion

• Basal cell carcinoma atau sebaceous cell carcinoma pada palpebra sering tampak seperti hordeolum rekuren atau chalazion. Oleh karena itu pemeriksaan histopatologi sangat penting untuk menegakkkan diagnosa, terutama pada pasien dengan lesi yang persisten dan rekuren.

TREATMENT

• Self limiting disease, dapat sembuh spontan dalam 1-2 minggu.

• Konservatif

- Eye lid hygene

- kompres air hangat selama 10 menit, 4x sehari untuk mengurangi inflamasi

• Medikamentous

- antibiotik oral atau topikal

- anti inflamasi

- roboransia

• Injeksi steroid intralesi

• Eksisi

Complications

•Hordeolum yang besar dapat menyebabkan penurunan visus sekunder akibat astigmatisme atau hipermetropia akibat penekanan pada kornea.

Prognosis

•Self limited and spontaneusly resolve (1-2 minggu).

CHALAZION

• Chalazion adalah inflamasi kronik granulomatous pada kelenjar Meibom, yang biasanya tampak sebagai nodul yang tidak nyeri dan terlokalisir yang terjadi dalam periode beberapa minggu.

CHALAZION

• Chalazia are the most common inflammatory lesions of the eyelid.

• A chalazion is a slowly enlarging nodule on the eyelid that is formed by inflammation and obstruction of a sebaceous gland.

• Inflammation of the meibomian glands leads to deep chalazia, whereas inflammation of Zeis sebaceous glands leads to superficial chalazia.

• Chalazia can reoccur, and those that do should be evaluated for malignancy.

CHALAZION

GEJALA KLINIK

•Chalazion biasanya tampak sebagai nodul yang tidak nyeri pada palpebra yang timbul dalam beberapa minggu atau berulang. Pasien biasanya datang dengan keluhan penurunan visus, diplopia, discomfort atau nyeri pada saat terjadi infeksi.

Signs of chalazion (meibomian cyst)

Painless, roundish, firm lesion within tarsal plate

May rupture through conjunctiva and cause granuloma

ETIOLOGYChalazion terjadi akibat penyumbatan kelenjar meibom yang sering berhubungan dengan faktor-faktor di bawah ini :

•Higiene palpebra yang buruk

•Seborrhea

•Chronic blepharitis

•High blood lipid concentrations (possible risk from increased blockage of sebaceous glands)

•Leishmaniasis

•TB

•Immunodeficiency

•Viral infection

•Carcinoma

PATHOPHYSIOLOGY

• Chalazion timbul ketika kelenjar meibom tersumbat dan terjadi akumulasi sekret sebasea. Terbentuklah jaringan granulasi dan iflamasi kronik.

• Kelenjar meibom terdapat di dalam tarsus, oleh karena itu edema biasanya terdiri atas bagian konjungtiva palpebra.

Histology of chalazion

Multiple, round spaces previously containing fat with surrounding granulomatous inflammation

Epithelioid Multinucleated cells giant cells

Dutton J.J et al, Chalazion and Hordeolum, Atlas Of Common Eye Lid lesions , Informa Health Care, London, 2007(145)

TREATMENT

• Terapi konsevatif chalazion meliputi higiene palpebra dan kompres hangat. Lebih dari 50% chalazion membaik dengan terapi konservatif.

• Eksisi Chalazion

TREATMENT

• Antibiotik topikal atau sistemik umumnya tidak diperlukan

• Injeksi steroid intralesi dan eksisi

Treatment of chalazion

Injection of local anaesthetic Insertion of clamp Incision and curettage

FOLLOW-UPKOMPILKASI

•Umumnya secara kosmetik dapat mengurangi penampilan.

•Preseptal cellulitis

•Gangguan visus akibat chalazion yang besar

Prognosis

•Umumnya chalazion dapat sembuh sendiri

•Rekurensi jarang terjadi

ORBIT

• Cavum orbita secara skematis tampak seperti sebuah piramid dengan 4 buah dinding yang bersatu di bagian posterior

• Dinding medial dari cavum orbita kanan dan kiri saling berhubungan dan dipisahkan oleh os nasal.

ORBIT

• Masing-masing cavum orbita, dinding lateral dan medial membentuk sudut 45°.

ORBITAL FASCIA

• Struktur orbita-terikat dan disokong oleh jaringan penyambung yang memisahkan orbita menjadi ruang-ruang yang penting dalam klinik untuk mencegah penyhebaran inflamasi dan perdarahan.

• Fascia orbita terbagi atas :

1) the periorbita (periosteum of the orbit);

2) the orbital septum (palpebral fascia)

3) the bulbar fascia (Tenon capsule)

4) the muscular fascia.

PRESEPTAL AND ORBITAL CELLULITIS

PRESEPTAL AND ORBITAL CELLULITIS• Inflamasi periorbita diklasifikasikan berdasarkan lokalisasi dan beratnya.• Salah satu penanda anatomi dalam menentukan lokasi penyakit adalah

septum orbita. • Septum orbita adalah suatu membran tipis yang berasal dari periosteum

orbita dan berinsersi pada permukaan anterior dari tarsus palpebra. Septum ini memisahkan palpebra superfisial dengan struktur orbita yang lebih dalam, dan membentuk suatu barrier yang mencegah infeksi pada palpebra menyebar sampai ke dalam orbita.

PRESEPTAL AND ORBITAL CELLULITIS• Preseptal cellulitis differs from orbital cellulitis in that it is confined to the soft tissues

that are anterior to the orbital septum.

• Preseptal cellulitis may spread posterior to the septum and progress to form subperiosteal and orbital abscesses.

• Although most cases occur in children, aged and immunocompromised individuals may also be affected.

• Orbital cellulitis is infection of the soft tissues of the orbit posterior to the orbital septum, differentiating it from preseptal cellulitis, which is infection of the soft tissue of the eyelids and periocular region anterior to the orbital septum

ORBITAL VS. PRESEPTAL CELLULITIS

ETIOLOGY

Selulitis orbita akut umumnya disebabkan oleh:

• ekstensi bakteri langsung dari sinus ethmoid atau maxilla

•Trimbiphlebitis pyogenik dari fokus infeksi pada kulit palpebra yang mendapatkan drainase vena-vena orbita, atau

•Trauma orbita penetrans.

•Septum orbita, jaringan konektif yang memisahkan palpebra dengan struktur orbita lainnya, mencegah inflamasi anterior, terutama selulitis preseptal.

Orbita dikelilingi oleh sinus paranasal dan sebagian drainase vena dari sinus-sinus ini melalui orbita.

Umumnya kasus selulitis orbita berasal dari sinusitis melalui tulang ethmoid.

Organisme yang umumnya penyebab selulitis orbita paling sering ditemukan dalam sinus : Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, other streptococci, dan staphylococci.

GEJALA KLINIK

• Selulitis preseptal adalah gejala yang paling sering ditemukan.

• Selulitis preseptal memiliki onset yang cepat, dengan edema, kemerahan dan rasa panas pada palpebra.

• Terdapat edema konjungtiva, leukositosis dan kadang-kadang demam.

• Terjadi massa abses yang fluktuatif. Sellulitis preseptal sering ditemukan pada pasien dibawah usia 5 tahun.

GEJALA KLINIKHistory

•Demam ringan sampai sedang.

•Pasien mengeluh :

• Nyeri

• Konjungtivitis

• Visus menurun.

•Eritema periorbita dan edema (pada keadaan yang berat pasien tidak dapat membuka mata secara spontan).

•Tidak ada riwayat trauma

GEJALA KLINIK

Pemeriksaan Fisik

•Limphadenopati servical, submandibular atau preurikuler. Edema pada kelenjar limfe menunjukkan adanya konjungtivitis adenoviral.

•Edema, eritema, hiperemis, nyeri dan lekositosis. Kemosis, proptosis, pergerakan bola mata terhambat dan penurunan visus.

•Ekstensi ke sinus cavernous dapat menyebabkan parese nervus cranial II dan IV, dengan edema dan demam yang berat. Erosi pada tulang orbita dapat menyebabkan abses otak dan meningitis.

•Sellulitis orbita memiliki gejala yang sama tapi dengan grading yang lebih berat.

CLINICAL FINDINGS• Both present with edema, erythema, hyperemia, pain, and leukocytosis.

Chemosis, proptosis, limitation of eye movement, and reduction of vision indicate deep orbital involvement.

• Nonaxial proptosis suggests an orbital abscess.

• Extension to the cavernous sinus may cause bilateral involvement of cranial nerves II and VI, with severe edema and septic fever. Erosion of the orbital bones may cause brain abscess and meningitis.

• Orbital cellulitis may have the same signs and symptoms as preseptal cellulitis, but they are more severe.

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratory

•lekositosis

•Pemeriksaan hitung lekosit tdk dapat digunakan untuk membedakan antara sellulitis preseptal dan sellulitis orbita.

CT Scan• Edema palpebra dan jaringan preseptal• Obliterasi jaringan lemak• Tidak terdapat inflamasi orbita

USG orbita

•Dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis inflamasi orbita.

TREATMENT

Medical Care

Penangan meliputi pemberian antibiotik dan onsevasi yang ketat.• Pada anak-anak yang lebih tua atau dewasa dengan selulitis

preseptal sedang, dapat diberikan amoxicillin/claculanic acid atau sefalosporin generasi 1.

• Bila terapi oral tdk berhasil dapat diberikan antibiotik intravena.

TREATMENT

Bedah

•Eksisi dilakukan pada abses palpebra dan tidak diperlukan pada sellulitis preseptal tanpa komplikasi.

FOLLOW UP

KOMPLIKASI

•Infeksi dapat menyebar menyebabkan abses subperiosteal, abses orbita dan trombosis sinus cavernous.

•Pasien dengan immunocompromised dapat cenderung mengalami infeksi jamur, yang bisa menyebabkan keadaanya menjadi fatal.

Prognosis

•Bila diagnosa cepat dan terapi tepat ,prognosisnya dapat membaik tanpa komplikasi lanjut.

DACRYOCYSTITIS

SISTEM LAKRIMALIS

Sistem Lakrimalis :

- Sistem sekresi

- Sistem ekskresi

SISTEM SEKRESIKelenjar Lakrimalis Mayor :

Terletak di fossa glandula lakrimal

Dibagi oleh aponeurosis levator menjadi lobus orbitalis dan lobus palpebralis

Lobus orbitalis bentuk buah almond , 65 – 75% total kelenjar, uk. 20 x12x5 mm

Massa lobus palpebralis 25 – 35% dari massa kelenjar.

Kelenjar Lakrimalis Asesorius Kelenjar Krause

20-40 di forniks superior

6-8 di forniks inferior

Kelenjar Wolfring

3-20 di sepanjang tepi

sup lempeng tarsus

1-4 di bawah tarsus inf

SISTEM SEKRESI

SISTEM EKSKRESI

DACRYOCYTITIS

• Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung.

• Infeksi ini menyebabkan nyeri,kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata bawah, sertaterjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora).

• Radang ini sering disebabkan obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S.pneumoniae, Pseudomonas.

DACRYOCYTITIS

• Dibagi atas :

1. dacryocystitis akut

2. dacryocystitis kronik

DACRYOCYSTITIS AKUT

• May develop into abscess•Intraosseous obstruction

Umumnya akibat obstruksi duktus nasolakrimal dan merupakan awal dari dacryocystitis kronik

• Tender canthal swelling • Mild preseptal cellulitis

• Diagnosis: A. Kulit sekitarnya merah dan edema. B.Edema dan nyeri pada limphe nodus

submandibularsubmandibular C. Abses dapat mengalami perforasi dan sekret keluar

melalui kulit.

• Treatment: Kompres hangat Antibiotik topikal dan sistemik Incision and drainage

DACRYOCYSTITIS AKUT

Chronic dacryocystitisEpiphora dan kronik atau konjungtivitis unilateral yang rekuren

Expressed mucopurulent material Painless swelling at inner canthus

DACRYOCYSTITIS KRONIK

• Etiology: infeksi yang meyebabkan penyempitan atau obstruksi duktus nasolakrimal.

• Diagnosis: 1.epiphora

2.sekret mucous or mucopurulent yang keluar melalui punctum lacrimal

3. Tes anel (-)

• Terapi : Dacryocystorhinostomi (DCR)

TES ANEL

DACRYOCYTORHINOSTOMY (DCR)

KEPUSTAKAAN

• Sagittal Section Of The Eye Lid, available at http://www.wisedude.com/health_medicine/eyelids.htm.

• Anatomy of The Eye Lid, available at http://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006_02_01_archive.html

• Blepharitis, available at http://itchyeyelids.org/blepharitis-treatment/blepharitis-treatment/

• Blepharitis, available at http://www.optometricmanagement.com/articleviewer.aspx?articleid=102974

• Blepharitis, available at http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/blepharitis

• Eye Lid, available at http://eyelidssurgery.blogspot.com/2009_02_01_archive.html

• Hordeolum, available at http://pkmsungaiayak.wordpress.com/2010/05/29/hordeolum/

KEPUSTAKAAN

• Chalazion, available at http://www.primehealthchannel.com/chalazion-symptoms-pictures-surgery-treatment-and-removal.html

• Orbital Cellulitis, available at http://www.faceandeye.co.uk/eye/blepharoplasty2.html

• Weber, R. K et all, Anatomy And Physiology Of The Nasolacrimal Duct, Atlas Of Lacrimal Surgery, Springer, New Yorj, 2007 (35)

• Orbit,Eyelid and Lacrimal system,

• American Academy Of Ophthalmology

• Weber, R.K et all, Dacryicystorhinostomy tehcnique, Atlas of lacrimal Suegery

THANK YOU