Post on 03-Nov-2021
ANALISIS STRATEGI PROMOSI DALAM
PERSAINGAN USAHA PADA PENGRAJIN BATIK
KECAMATAN MUARA SABAK TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu(S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh:
EKA NUR JANAH
NIM: EES 150635
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
ABSTRAK
Skrisi ini membahas tentang strategi promosi pada Batik Pelangi yang terletak RT 04,
Dusun Harapan Makmur, Desa Kota Harapan, Kecamatan Muara Sabak Timur,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
promosi yang dilakukan oleh Batik pelangi dalam menghadapi persaingan usaha serta
untuk mengetahui apa alasan Batik pelangi tidak memasarkan hasil produksinya
dalam jangkauan yang lebih luas. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan melaui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: pertama, Batik pelangi telah menggunakan komponen-komponen dari
strategi promosi yang ada dalam menghadai persaingan usaha, namun dalam
penerapannya masih belum optimal dan hanya menggunakan beberapa komponen
saja, seperti promosi penjualan (salles promotion) dengan cara pemberian contoh
barang (tester), pemberian hadiah, serta rabat (pengurangan harga), kemudian
publikasi (publication) dengan cara promosi melalui sosial media, dan
pertunjukan/pameran, serta penjualan personal (personal selling) yang meliputi face
to face, dan penjualan melalui telepon. Kedua, alasan Batik Pelangi tidak atau belum
memasarkan hasil produksinya dalam jangkauan yang lebih luas adalah karena
adanya faktor internal dan external. Faktor-faktor internal yang dihadapi oleh Batik
Pelangi meliputi kurangnya pengetahuan mengenai teknologi yang semakin canggih
dan berkembang, kurang membuka diri (minder) dengan keberadaan pesaing-pesaing
lain serta merasa puas diri dengan hasil yang didapatkan saat ini. Sedangkan dari
faktor eksternal meliputi lokasi tempat usaha yang jauh dari kemodern-an dan
keramaian, jaringan internet yang masih terbatas, tekanan persaingan produk yang
sejenis, kemudian kurangnya informasi yang akurat mengenai minat pasar serta
kapasitas produksi yang terbatas.
Kata Kunci: Strategi promosi dalam persaingan usaha
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1)
shalawat beserta salam tidak lupa pula ku kirimkan kepada junjunganku Nabi
Muhammad Rasulullah SAW
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ibundaku tercinta Parsiatun dan Ayahandaku Parsidi yang kucintai karena tidak henti-
hentinya memberikan cinta dan kasih sayang serta motivasi kepadaku baik moril
maupun materil selama proses perkuliahanku, yang tidak dapat kubalas hanya dengan
selembar ketas, semoga keduanya selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin…
Kepada kedua kakakku Fajar Handayani dan Agus Sartono juga adikku Mita Afriani
yang amat ku sayangi yang telah memberikan dukungan kepadaku sehingga aku bisa
menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin…
Kepada seseorang yang istimewa di dekatku yang tidak pernah lelah memberi
dukungan kepadaku Tino Bakti Nugroho serta kedua sahabatku yang aku sayangi
Nursiah dan Ririn Agustiana Dewi.
Kepada teman-teman seperjuangan Ekonomi Syari’ah khususnya lokal I, yang telah
menemani berjuang bersama dari awal hingga saat ini, saya ucapkan terimakasih,
semoga kita sukses selalu.
KATA PENGANTAR
نٱللبسم ٱلرحيمٱلرحم
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa iringan sholawat
serta salam penulis hantarkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Strategi Promosi dalam Persaingan
Usaha pada Pengrajin Batik Kecamatan Muara Sabak Timur” Adapun tujuan
dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk
meraih gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan yang
penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunannya. Berkat
adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Ibu Dr. Rafidah,S.E., M.EI dan Ibu
Khairiyani, SE.,M.S.AK selaku pembimbing I dan II. Maka skripsi ini dapat di
selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata
terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi
ini, serta kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.EI. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, S.E., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, dan Ibu Dr.
Halimah Dja’far, S. Ag., M. Fil. I, selaku Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E,Sy selaku
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... ii
NOTA DINAS ............................................................................................................. iii
PENGESAHAN ........................................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAUHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
D. Tujuan Penetian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
F. Kerangka Teori...................................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 41
BAB II METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 48
B. Metode Pendekatan ............................................................................. 48
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 49
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 49
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 51
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 53
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan Batik Pelangi ................................................. 55
B. Visi dan Misi ...................................................................................... 59
C. Struktur Organisasi Batik Pelangi ....................................................... 60
D. Lokasi Batik Pelangi ........................................................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Strategi Promosi Yang Dilakukan Oleh Pengrajin Batik Pelangi Dalam
Menghadapi Persaingan Usaha ........................................................... 64
B. Alasan-alasan Pengrajin Batik Pe1angi Tidak Memasarkan Hasil
Produksinya dalam Jangkauan yang Lebih Luas ................................ 71
C. Analisis Strategi Promosi yang dapat Dilakukan Oleh Pengrajin Batik
Pelangi ................................................................................................. 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 82
B. Saran .................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Data Pengrajin Batik Kecamatan Muara Sabak Timur .......................... 6
Tabel 1.2 : Tinjauan Pustaka .................................................................................. 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Batik Pelangi ..................................................... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Wawancara
Lampiran 2 : Daftar Informan
Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Surat Bukti Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis
yang semakin kompetitif menimbulkan persaingan yang semakin tajam, ini
ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan milik pemerintah maupun swasta
yang didirikan, baik itu perusahaan berskala besar, perusahaan menengah maupun
perusahaan berskala kecil. Banyaknya perusahaan yang didirikan merupakan
faktor pemicu tingkat persaingan yang semakin tajam di lingkungan dunia usaha
itu sendiri. Keadaan seperti itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup usaha yang dirintis oleh para pelaku
yang terlibat di dalamnya. Perusahaan dalam usahanya memasarkan suatu produk
yang dihasilkan terkadang mengalami kesulitan di dalam menyalurkan produknya
kepada konsumen, hal ini memaksa perusahaan untuk lebih pro-aktif dalam
mengantisipasi situasi tersebut.1
Memasuki persaingan usaha yang semakin kompetitif, pemilik usaha harus
berusaha memaksimalkan kinerja dan strategi pemasaran produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan itu sendiri. Pengoptimalan strategi pemasaran ini
penting agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli dan menggunakan
1Sardjono, Gito dan Sahid Sukamdi, Bisnis dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta : Haji
Massagung, 1993, cetakan ke-1, hlm 229
produk atau jasa yang ditawarkan. Selain menarik minat konsumen, strategi
pemasaran yang tepat membuat produk atau jasa yang ditawarkan mampu
bersaing dengan kompetitor di bidangnya.
Di zaman serba modern ini berbagai bidang dapat di masuki perusahaan
atau industri akibat perubahan yang cepat dalam selera, teknologi, dan persaingan.
Untuk menghadapi persaingan, maka perusahaan perlu melaksanakan usaha
kegiatan pemasaran dengan menggunakan promosi yang tepat sehingga tujuan
dapat dicapai. Tujuan utama perusahaan pada intinya sama, yaitu dapat
meningkatkan volume penjualan sehingga laba yang dihasilkan akan terus
meningkat, sehingga perusahaan dapat mencapai kesejahteraan.
Salah satu bidang yang terpenting di dalam menghadapi persaingan industri
adalah pada sektor pemasaran. Adapun pemasaran dari suatu produk mencakup
kegiatan: menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumennya,
perencanaan dan pengembangan suatu produk dan jasa yang akan memenuhi
keinginan tersebut, dan membuat suatu keputusan untuk menentukan harga,
promosi, dan pendistribusian barang maupun jasa guna memenuhi apa yang
diinginkan oleh konsumennya.2
Karena itu strategi pemasaran sangatlah penting dalam keberhasilan suatu
perusahaan. Salah satu kegiatan dalam pemsaran terdapat promosi. Promosi
mempunyai peranan yang sangat penting apabila produk dan harga telah di
tetapkan secara tepat oleh perusahaan. Dengan penggunaan promosi yang tepat
2Philip Kotler, Dasa-dasar Pemasaran, (Jakarta : Prenhallindo, 1997) hal. 58
maka dapat diharapkan produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dapat
dikenal oleh masyarakat. Karena itu strategi dalam melaksanakan promosi harus
dilakukan secara tepat. Promosi itu sendiri merupakan suatu cara atau kegiatan
memperkenalkan produk barang/jasa kepada calon pembeli dengan berbagai cara
yang bisa menarik perhatian pembeli dan hal ini berpengaruh terhadap
peningkatan volume penjualan.
Dalam Islam diajarkan bahwasanya dalam menginformasikan segala sesuatu
kepada orang lain kita harus jujur sesuai dengan kenyataannya, karena dengan
demikian kita akan merasa lega dan orang lain akan merasa puas dan apabila hal
itu diterapkan dalam mempromosikan produk perusahaan pada pembeli, maka
produk perusahaan akan disukai oleh pembeli karena pembeli akan merasa puas
terhadap produk tersebut. Lebih lanjut Muhammad SAW menekankan agar tidak
melakukan sumpah palsu. Dinamakan bersumpah palsu menurut Beliau adalah
usaha yang dilakukan untuk melariskan barang dagangannya lagi berusaha
dengan cara yang tercela. Sebagaimana firman Allah dalam surah Asy-Syu’ara’
ayat 181
Artinya: Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang
yang merugikan.3
3Al-Qur’an surah Asy-Syu’ara’ [26]:181
Maksud dari ayat diatas adalah tidak diperbolehkannya pedagang melakukan
pencampuran antara barang yang berkualitas baik dengan yang tidak baik. Harga
yang ditetapkan pedagang, adakalanya terkandung unsur penipuan, ada yang di
sadari dan ada pula yang tidak disadari, misalnya, harga yang ditetapkan
berdasarkan negosiasi (tawar menawar), biasanya ditentukan oleh keahlian
pelanggan dalam menawar, bisa jadi harga berbeda untuk barang yang sama,
tempat yang sama. Apabila pelanggan bertemu satu sama lain, dengan membeli
barang yang sama, tetapi harga berbeda. Pelanggan dengan harga tinggi merasa
tertipu. Hal itu tidak diperbolehkan dalam Islam.
Dewasa ini, perekonomian juga semakin berkembang karena adanya bauran
kegiatan promosi yang semakin modern khususnya penggnaan sosial media
dalam proses pemasarannya. Batik Pelangi merupakan salah satu usaha kecil
menengah yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di Desa
Kota Harapan, Kecamatan Muara sabak Timur, yang berkembang pada tahun
2012. Batik Pelangi memproduksi berbagai macam jenis batik cap motif khas
Tanjung Jabung Timur yaitu daerah pesisir, dengan jumlah karyawan 9 orang.
Dalam menjalankan usahanya, Batik Pelangi mendapat binaan dari pemerintah
kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam bidang produksi hingga pemasaran.4
Pemilik usaha Batik Pelangi ini memproduksi berbagai jenis motif dengan
kerumitan yang berbeda-beda dengan harga yang bervariasi, adapun motif khas
4Wawancara dengan Musdalifah, pemilik usaha batik pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, 19 April
2019
batik Tanjung Jabung Timur yang diproduksi oleh Batik Pelangi adalah sebagai
berikut:
1. Motif sepucuk nipah serumpun nibung
2. Motif mandi safar
3. Motif kerang
4. Motif rumput laut
5. Motif padada
6. Motif ikan
7. Motif kuda laut
8. Motif perahu
9. Motif bintang laut
10. Motif palem
11. Motif buah sawit
12. Motif pepaya
13. Motif bakau
14. Motif burung migran
15. Motif jeruju
16. Motif bambu5
Berikut adalah data dari pengrajin batik kecamatan Muara Sabak Timur
serta rata-rata penjualan perbulan yang di capai oleh beberapa pengrajin Batik di
5Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
11 Oktober 2019
Kecamatan Muara Sabak Timur yang didapatkan melaui wawancara dengan
masing-masing pemilik usaha.
Tabel 1.1
Data pengrajin Batik
Kecamatan Mura Sabak Timur
No Desa Pengrajin Nama Usaha Tahun
Operasional
Rata-
Rata
Penjualan
Perbulan
1 Lambur 1 Ratna Sari Rasya Batik 2012 100 pcs
2 Kota Harapan Musdalifah Batik Pelangi 2012 50 pcs
3 Simbur Naik Ramlah Batik Simbur 2017 10 pcs
4 Sabak Ilir Tendri Tendri Batik 2018 7 pcs
Sumber: Wawancara dengan Ibu Siti Nurhalizah salah satu staff kantor kecamatan
Muara Sabak Timur dan juga pemilik usaha pengrajin batik Kecamatan Muara
Sabak Timur.
Hal yang menarik dibicarakan sekaligus menjadi alasan mengapa penulis
memilih studi kasus pada batik pelangi adalah strategi promosi yang dilakukan
oleh Batik Pelangi dalam persaingan usaha. Berdasarkan observasi sementara
yang di lakukan di keempat pengrajin batik di Kecamatan Muara Sabak Timur,
dimana dalam promosi dan pemasarannya walaupun menggunakan salah satu
media sosial internasional Facebook tetapi pemilik usaha Batik Pelangi tersebut
hanya dikhususkan untuk masyarakat Tanjung Jabung Timur, padahal jika di
bandingkan dengan pemilik usaha Rasya Batik yang menggunakan media sosial
seperti Facebook, Instagram dan juga website, Rasya Batik mampu menjelajah
pasaran luar kota seperti Jakarta dan Solo, bahkan Luar Negeri yaitu Kota
Beijing, China. Padahal mereka memulai usahanya di tahun yang sama tetapi
angka penjualan pada Rasya Batik lebih tinggi di banding dengan Batik Pelangi.
Hal Tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pemilik usaha kerajianan
batik Kecamatan Muara Sabak timur yaitu Ibu Musdalifah sebagai pemilik Batik
Pelangi dan Ibu Ratna Sari sebagai pemilik Rasya Batik berikut ini:
“Untuk masalah promosinya, saya hanya memasarkan didaerah sekitaran
kabupaten Tanjung Jabung Timur saja. Saya kurang berniat untuk
memasarkan keluar kota karena seperti di Kota Jambi saja sudah ada batik
khas daerah Jambi sendiri, jadi batik khas daerah kita ya untuk kita saja”6
”Sebenarnya batik yang saya produksi ini adalah motif khas dari Tanjung
Jabung Timur, tetapi saya berfikir bagaimana caranya agar usaha yang
saya jalani ini dapat berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas, tidak
hanya masyarakat Tanjung Jabung Timur saja. Oleh karena itu, saya
mempromosikan hasil produksi saya dengan menggunakan media sosial
seperti facebook, instagram dan website. Pemasarannya saya juga pernah
menerima pesanan dari luar kota seperti Jakarta bahkan saya pernah
mendapat pesanan dari Beijing”7
Berdasarkan dengan deskripsi di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Promosi dalam
Persaingan Usaha pada Pengrajin Batik Kecamatan Muara Sabak Timur”
6Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 7Wawancara dengan Ibu Ratna Sari sebagai pemilik dari usaha Rasya Batik pada Sabtu, 20 April
2019
B. Batasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan
menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini terfokus pada Pengrajin Batik Pelangi yang terletak di
kecamatan Muara Sabak Timur.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh pengrajin Batik Pelangi
dalam menghadapi persaingan Usaha?
2. Apa alasan Batik Pelangi tidak memasarkan hasil produksinya dalam
jangkauan yang lebih luas?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi promosi yang dilakukan oleh pengrajin batik
Pelangi dalam menghadapi persaingan Usaha.
2. Untuk mengetahui alasan Batik Pelangi tidak memasarkan hasil produksinya
dalam jangkauan yang lebih luas.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi perusahaan yang diteliti, untuk menerapkan strategi pemasaran yang
efektif pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan permasalahan yang peneliti teliti.
3. Bagi perguruan tinggi, dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
studi mengenai promosi dan dapat digunakan sebagai acuandalam
penelitian selanjutnya mengenai tema yang sama.
F. Kajian Teori
1. Teori Strategi
a. Pengertian Strategi
Strategi menurut kamus bahasa Indonesia adalah “cara/ siasat” .8 Secara
konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan. Strategi juga bisa
dipahami sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu
dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara
8Kamus Saku Bahasa Indonesia,Ahmad A.K Muda, GitaMedia Press, 2008, hlm 386
maksimal.9 Rangkuti (2008) menyebutkan istilah strategi sebenarnya tidak
asing dalam setiap percakapan sehari-hari. Seringkali istilah strategi ini dalam
pemikiran kita mempunyai pengertian sendiri dalam membaca kata ini dalam
sebuah tulisan atau sedang berbicara dengan orang lain. Artinya istilah strategi
ini sudah sangat populis, tetapi yang membingungkan dari istilah strategi ini
yaitu orang sering menyamakan strategi dengan taktik atau siasat. 10
Kenneth R. Andrews dalam Buchari (2014) menyatakan bahwa strategi
perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan
mengungkapkan sasaran. Maksud atau tujuan yang menghasilkan
kebijaksanaan, utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta
merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.11
Chandler
dalam Kuncoro (2013) menyatakan bahwa Strategi adalah penentuan tujuan
dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Andrews dalam kuncoro (2014 menyatakan bahwa, strategi adalah pola
sasaran tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah
ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.
9 Randi Rahman, Strategi Pemasaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Usaha
Budi Daya Ikan Lele Mitra Multi Tani Lestari Di Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan), Skripsi Ekonomi Bisnid Islam, 2017, hlm 11 10
I Putu Yos Saputra, Penentuan Strategi Promosi Dalam Upaya Peningkatan Penjualan Mobil Di
Showroom, Jurnal Manajemen & Bisnis, Issn : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2, 2016 11
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alvabeta, November
2014, hlm. 199
Kemudian, Itami dalam kuncoro menyatakan bahwa strategi adalah
menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan
pedoman untuk mengoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat
menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi
mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan
jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.12
Pendapat lain ialah
menurut Swastha dan Irawan dalam Buchari menyatakan bahwa strategi
merupakan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan
perusahaan.13
Dari beberapa pengertian strategi di atas maka dapatlah diambil
kesimpulan bahwa strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan akhir (sasaran). Akan tetapi, strategi bukanlah sekedar rencana,
melainkan rencana yang utama, terpadu, menyeluruh dan menghubungkan
antara perusahaan dengan lingkungannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi
dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting.
Efisiensi yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan
perhitungan dan pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan
biaya baik itu dalam operasional maupun dalam biaya promosi maupun iklan
dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat
12
Mudrajat Kuncoro, Sebagaimana Di Kutip Oleh, Muhammad Faiz Daroini Promosi Pada
Perusahaan Konveksi Aba Collection Tulungagung Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis
Ditinjau Dari Ekonomi Islam, Skripsi, 2013 13
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alvabeta, November
2014, hlm. 221
dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang
ditetapkan dapat tercapai.14
b. Konsep-Konsep Strategi
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain
yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-
konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1) Distinctive Competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan
persaingannya.
2) Competitive advantage, kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.15
c. Faktor-Faktor Perumusan Strategi
Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus
memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal, antara lain sebagai
berikut:
1) Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena
manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi
pembenaran keberadaan organisasi, filosofi yang bagaimana yang
akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan
14
Yenni Yuniarti Dan Sarah Mauliana, Strategi Pemasaran Produk Digital Printing Pada Cv.
Fnb Digital Jambi, Issn: 2302-4682, Vol 1 No.1 Januari – Maret 2012 15
Rangkuti Freddy, sebagaimana dikutip oleh Sarah Mauliana, Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 4
sasaran apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam faktor
pertama ini ialah bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang
dinyatakan secara garis besar.
2) Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak
mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus
menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang
dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan.
3) Pengenalan tentang lingkungan dengan mana organisasi akan
berinteraksi, terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang
mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apabila organisasi yang
bersangkutan ingin tidak hanya mampu melanjutkan eksistensinya,
akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerjanya.
4) Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan
yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada
dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus
dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan
analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan
terlihat.
5) Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut
dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan
upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
6) Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat
dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai
yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dicapai karena
didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi.
7) Suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai paling
sedikit empat ciri yang menonjol, yaitu:
- Sifatnya yang idealistis,
- Jangkauan waktunya jauh ke masa depan,
- Hanya bisa dinyatakan secara kualitatif,
- Masih abstrak.
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud
dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen
organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi
jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya
dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.16
d. Implementasi Strategi
Implementasi strategi merupakan keseluruhan kegiatan pilihan yang
diperlukan untuk menjalankan sebuah rencana strategis. Ini merupakan proses
16
Suindrawati, Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus Di Toko
Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora), Skripsi Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2015, Hlm 19
untuk menjalankan strategi dan kebijakan melalui pengembangan program,
anggaran, dan prosedur. Meski Implementasi strategi merupakan langkah
berikut setelah perumusan strategi, namun dengan diimplementasikannya
strategi, tak berarti proses perumusan strategi sudah selesai. Justru di sini ada
semacam dialektika antara implementasi strategi dan perumusan strategi.
Manajer yang baik mungkin harus kembali lagi mengevaluasi strategi yang
dirumuskannya setelah diiplementasikan, sehingga dilakukan perumusan
ulang strategi, yang kemudian setelah diimplementasikan harus dievaluasi
kembali, begitu seterusnya. Strategi yang sudah selesai dirumuskan, artinya
sudah dibuat rencana strategisnya, manakala diimplementasikan
mengharuskan adanya penyempurnaan perumusan strategi. Karena itu, antara
perumusan strategi dan implementasi strategi selalu dipandang sebagai dua
sisi mata uang.17
Banyak organisasi yang mampu menyusun strateginya dengan baik daya-
daya kreatif manajernya telah melahirkan strategi organisasi yang sangat baik.
Bahkan ketika strategi itu dibuat dalam bentuk pernyataan strategis, banyak
pihak yang memuji sebagai strategi yang inovatif yang diperhitungkan akan
mampu membawa organisasi mencapai objektifnya, mampu bersaing dalam
lingkungan persaingan yang sangat keras, dan organisasi akan mampu
bertahan hidup di tengah himpitan situasi ekonomi yang berat. Namun
17
Muhammad Faiz Daroini, Promosi Pada Perusahaan Konveksi Aba Collection Tulungagung
Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis Ditinjau Dari Ekonomi Islam, Skripsi, 2013, hlm 14
kenyataannya saat diimplementasikan tidak begitu halnya. Strategi yang baik
itu menjadi sumber bencana bagi organisasi saat diimplementasikan, artinya
strategi tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Wheelen dan Hunger (1993) mendaftar ada 10 masalah yang paling sering
dijumpai organisasi saat mengimplementasikan strategi yang telah
dirumuskan organisasi, antara lain:
1) Implentasi berjalan lebih lambat dari yang direncanakan.
2) Ada masalah besar yang tak terantisipasi
3) Koordinasi kegiatan yang tidak efektif
4) Kegiatan yang saling bersaing dan krisis yang mengalihkan perhatian
dari implementasi
5) Kemampuan karyawan yang terlibat tak memadai
6) Pelatihan dan pembelajaran yang tak memadai pada karyawan level
terendah
7) Faktor-faktor lingkungan eksternal yang tidak dapat dikontrol
8) Kepemimpinan dan arahan manajer yang tak memadai
9) Lemahnya pendefinisian kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas
implementasi yang pokok
10) Lemahnya monitoring kegiatan melalui sistem informasi18
18
Triantara, Yosal, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Faiz Daroini, Promosi Pada
Perusahaan Konveksi Aba Collection Tulungagung Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis
Ditinjau Dari Ekonomi Islam, Skripsi, 2013, hlm 16
Penekanan pada pola tujuan dan kerangka kerja menyatakan bahwa
strategi berkaitan dengan perilaku yang konsisten, maksudnya ketika suatu
strategi telah ditetapkan, maka perusahaan tidak dapat menariknya kembali.
Ide bahwa strategi “menetapkan perusahaan macam apa dan bagaimana
seharusnya” menyatakan bahwa keputusan strategik yang dibuat oleh
perusahaan seharusnya mampu menciptakan keunggulan kompetitif
perusahaan, yang nantinya akan menentukan sukses tidaknya perusahaan
dalam lingkungan yang kompetitif.19
Oleh karena itu inilah yang menjadi
alasan mengapa mempelajari strategi menjadi amat bermanfaat dan
menjanjikan.
2. Teori Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi dalam kamus bahasa Indonesia adalah “mempekenalkan”.20
Promosi merupakan salah satu variabel yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk
memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk
serta memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada pembeli
atau calon pembeli. Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan
perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu, kegiatan
19
Ibid hlm 17 20
Kamus Saku Bahasa Indonesia,Ahmad A.K Muda, GitaMedia Press, 2008, hlm 335
promosi ini harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran serta
diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi tersebut benar-
benar dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya meningkatkan
volume penjualan.21
Promosi dalam bentuk apapun merupakan suatu usaha untuk
mempengaruhi pihak lain. Kinnear dan Kenneth (1990), mendefinisikannya
sebagai sebuah mekanisme komunikasi pemasaran, pertukran informasi antara
antara pembeli dan penjual. Promosi berperan menginformasikan (to inform),
membujuk (to persuade), dan mengingatkan (to remind), konsumen agar
menanggapi (respond) produk atau jas ayang ditawarkan.22
William Shoell (1993) menyatakan “promotion is marketers effort of
communicate with target audiences. Communication is the process of
influencing others behavior by sharing ideas, information of felling with
them”. Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer denngan calon
audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau
perasaan audiens.23
b. Tujuan Promosi
Tujuan promosi menurut pendapat Philip Kotler (1998) adalah:
21
Maya Rizky Amalia, Strategi Promosi Batik Gunawan Setiawan, (Studi Deskriptif Kualitatif
Mengenai Strategi Promosi Batik Gunawan Setiawan Dalam Menarik Minat Konsumen Untuk
Mendukung Penjualan Dalam Rangka Melestarikan Batik), Skripsi, 2012, hlm 16 22
Setianingrum, Ari, Udaya Jusuf, Efendi, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 2015,
Edisi ke-1, hlm. 223 23
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alvabeta, November
2014, hlm. 179
- Merangsang para konsumen untuk mencoba suatu barang.
- Mendekatkan hubungan jarak jauh dengan para pengecer.
- Menarik para pemakai yang tidak menggunakan merk untuk
menggunakan dan atau untuk memberikan suatu penghargaan kepada
mereka yang setia menggunakan merk.
- Menarik pembeli yang gemar menukar merk dagang.
- Menawarkan sesuatu sebagai tambahan (bonus) kepada pembeli akan
lebih tertarik.24
c. Fungsi Promosi
Fungsi promosi merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
perusahaan untuk sampai pada tujuan akhir dari suatu program promosi yaitu
pembelian yang dilakukan konsumen, sehingga dapat dirumuskan secara
singkat sebagai AIDA. Kepanjangan dari AIDA itu sendiri adalah:
1) Attention, berarti produk yang dihasilkan mendapat perhatian dari
konsumen.
2) Interest berarti timbulnya minat dari konsumen untuk mengetahui
lebih lanjut tentang produk yang dipromosikan.
3) Desire berarti adanya keinginan dan keyakinan pada diri pembeli yang
akhirnya memutuskan untuk mengadakan transaksi.
4) Action berarti adanya keinginan dan keyakinan pada diri pembeli yang
akhirnya memutuskan untuk mengadakan transaksi.25
24
Philip Kotler, Dasa-dasar Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo, 1997, hal 67
d. Komponen-komponen Promosi
Sebuah promosi yang efektif membutuhkan diferensiasi produk,
segmentasi pasar, melakukan jual beli dan memberi merek. Oleh karna itu,
pembuatan promosi yang efektif menyangkut pengmbilan keputusan-
keputusan strategis. Adapun komponen-komponen promosi antara lain
sebagai berikut:
1) Periklanan (Advertising)
Basu Swatha (200) Periklanan adalah komunikasi non individu,
dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga non laba, serta individu- individu.Periklanan bersifat
menjangkau masyarakat luas (massal), tidak pribadi tapi secara langsung
dengan audien (impersonal) dan dapat menyampaikan gagasan secara
menyakinkan dan menimbulkan efek yang dramatif (ekspresif). Fungsi-
fungsi periklanan menurut Basu Swastha adalah:
a) Memberi Informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan
memberikan informasi kepada konsumen. Iklan dapat memberikan
informasi lebih banyak daripada lainnya, baik tentang barangnya,
harganya ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi
25
Bayu dan Irawan, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta : Liberty, 1990, edisi ke-2, cetakan ke-4,
hlm 152
konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebut dinamakan
faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau
tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang.
b) Membujuk dan Mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga
bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial dengan
menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk
lain. Dalan hal ini iklan yang sifatnya membujuk tersebut lebih baik
dipasang pada media-media seperti televisi atau majalah.
c) Menciptakan Kesan
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu
tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini, pemasangan iklan selalu
berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya. Periklanan
juga dapat menciptakan kesan pada masyarakat untuk melakukan
pembelian secara rasional dan ekonomis
d) Memuaskan Keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang oranng
ingin diberitahu lebih dulu. Sebagai contoh mereka ingin mengetahui
dulu tentang gizi, vitamin dan harga pada sebuah produk makanan
yang paling untuk keluarga. Periklanan merupakan salah satu alat
komunikasi yang sangat efisien bagi para penjual. Mereka harus
menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan mereka
sendiri.
e) Alat Komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah
penjual atau pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi
dengan cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat
menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling
memuaskan. 26
Pemilihan media iklan merupakan salah satu keputusan penting yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah iklan. Setiap media
mempunyai karakteristik yang berbeda, dimana hal ini sangat berkaitan
dengan tujuan iklan yang dapat dicapai. Adapun jenis-jenis media tersebut
adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame, direct mail dan
sebagainya.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga
konsumen akan mudah melihatnya dan bahkan dengan cara
penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan
menarik perhatian konsumen. Promosi penjualan sangat responsif
26
Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm 281
karena mampu menciptakan respon audien terhadap perusahaan.
Teknik-teknik promosi penjualan cenderung memiliki siklus
popularitas, promosi yang menyangkut ide tentang bagaimana pembeli
dan penjual memperoleh keuntungan dengan adanya promosi
penjualan. 27
a) Pemberian Contoh Barang
Penjual dapat memberikan contoh barang (Tester) secara cuma-
Cuma kepada konsumen dengan tujuan unruk digunakan atau dicoba.
Ini merupakan salah satu alat promosi penjualan yang efektif.
b) Kupon atau Nota
Dalam satu periode tertentu, sering penjual menyarankan kepada
pembeli untuk menyimpan dan mengumpulkan nota atau kupon
pembeliannya. Penjual menggunakan metode tersebut dengan maksud
untuk menarik pembeli lebih banyak.
c) Hadiah
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon atau nota
dimuka, hanya mempunyai variasi yang lain. Cara ini dapat
mendorong seseorang untuk membeli lebih banyak lagi, mempelajari
keuntungan-keuntungannya dan akhirnya menjadi langganan.
27
Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm 282
d) Kupon Berhadiah
Cara promosi dengan menggunakan kupon berhadiah sangat
populer, banyak penjual atau produsen yang memakainya karena
dianggap sangat efektif.
e) Rabat
Rabat merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada
pembeli. Rabat digunakan terutama untuk memperkenalkan produk
baru.28
3) Publikasi (Publication)
Publikasi merupakan cara yang biasanya digunakan juga oleh
pengusaha untuk membentuk pengaruh secara tak langsung kepada
konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk tersebut
di media masa. Publikasi menciptakan sikap dan opini yang baik
terhadap perusahaan serta produknya, dengan mengembangkan berita
komersial yang signifikan dalam media massa mengenai perusahaan
dan produknya dengan memperoleh presentasi yang menguntungkan
di radio, televisi, berbagai media sosial atau sebuah
pertunjukan/pameran. Pada garis besarnya publisitas dapat dipisahkan
ke dalam dua kriteria, yaitu:
28
Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm hlm
237
- Publikasi produk: publisitas yang ditujukan untuk menggambarkan
atau memberitahukan kepada masyarakat (konsumen) tentang suatu
produk beserta penggunaannya
- Publikasi kelembagaan: publisitas yang menyangkut tentang
organisasi pada umumnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dipublikasikan di sini tentunya berupa kegiatan yang dianggap pantas
untuk dijadikan berita.29
4) Penjualan Personal (Personal Selling)
Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu
muka yang dirujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai
atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain. Promosi bersifat personal sehingga
responsif terhadap perilaku audiens. Penjualan personal mampu
membina relasi antara perusahaan dengan konsumen.
Personal selling dalam praktiknya memang lebih fleksibel
dibandingkan dengan sarana promosi lainnya, karena tenaga penjual
dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif, dan perilaku
konsumen, sehingga secaralangsung dapat melakukan penyesuaian.
Tetapi di lain pihak personal selling membutuhkan biaya yang sangat
besar jika penggunaanya sangat luas, di samping sulit memperoleh
29
Setianingrum Ari, dan Udaya Jusuf, Efendi, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Yogyakarta: Andi,
2015, Edisi ke-1, hlm 233
tenaga penjual yang benar-benar berkualitas. Adapun kegiatan
personal selling meliputi:
a) Door to door
Kegiatan personal selling dengan menjual langsung darurumah ke
rumah, dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan
menawarkan produknya langsung menemui konsumen.
b) Mail Order
Kegiatan personal selling dengan pesan melalui surat menyurat,
dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan menjual produk
pelalui pesan surat menyurat.
c) Telephone selling
Kegiatan personal selling dengan langsung melalui telepon,
dimana seorang penjual dari sebuah perusahaan menjual
produknya melaui telepon.
d) Dirrect selling
Kegiatan personal selling dengan melakukan penjualan langsung
dengan face to face, dimana seorang penjual dari perusahaan
langsung menemui konsumen untuk menawarkan produknya.30
Kombinasi keempat alat promosi tersebut membentuk bauran promosi
sebuah organisasi. Tujuannya untuk mengomunikasikan berita kepada
seseorang atau pihak tertentu, agar diperoleh tanggapan (perubahan sikap
30
Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm 276
atau perubahan pembelian dari penerima berita tersebut). Pengetahuan
mengenai kelima alat promosi tersebut diperlukan untuk dapat memahami
proses pemasaran dan mengembangkan rencana-rencana promosi yang
efektif.31
Kotler dan Amstrong (2013), mengungkapkan bahwa pemasar dapat
menggunakan pilihan strategi mendorong (push) atau strategi menarik
(pull) dalam meracang bauran promosi. Strategi mendorong ialah sebuah
strategi yang mendorong atau mengantar produk melalui saluran
pemasaran ke pembeli akhir. Produsen dalam hal ini akan mengatur
kegiatan pemasaran kegiatan pemasaran, khususnya penjualan
perseorangan dan promosi penjualan kepada anggota saluran
distribusinya, supaya mereka menyediakan produk dan
mempromosikannya kepada pemakai akhir. Sedangkan pada strategi
menarik, produsen akan mengarahkan kegiatan pemasarannya (terutama
iklan dan promosi) kepada pembeli akhir. Bila promosi perusahaan
berhasil konsumen akan meminta dan mencari produk tersebut dari
pengecer, kemudian meneruskannya kepada pengusaha menengah atau
langsung kepada produsen. Dengan demikian, permintaan dari konsumen
menarik produk tersebut ke saluran pemasaran yang ada. 32
31
Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm 234 32
Ibid. hlm 240
e. Promosi dalam Islam
Ekonomi Islam juga menerapkan promosi yang dilakukan untuk
menawarkan, menginformasikan, menjual produk atas jasa. Karena
dengan dilakukannya promosi masyarakat akan mengetahui keberadaan
produk atau jasa. Prinsip penjualan yang di lakukan oleh Nabi Muhammad
SAW adalah iklan, promosi penjualan dan penjualan pribadi. Namun,
cara-cara yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW berbeda dengan
promosi yang dilakukan pada saat ini. Cara yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW tidak lepas dari nilai-nilai moralitas. Promosi pada era
Nabi belum berkembang seperti saat ini, dimana kebanyakan produsen
telah menggunakan alat yang serba modern, media internet, televisi, radio
dan lain-lain. 33
Konsep Al-Qur’an tentang bisnis juga sangat komprehensif, parameter
yang dipakai tidak hanya menyangkut urusan dunia saja, namun juga
menyangkut urusan akhirat. Alquran memandang kehidupan manusia
sebagai sebuah proses yang berkelanjutan, manusia harus bekerja bukan
hanya untuk meraih sukses didunia namun juga meraih sukses di akhirat.
Menurut prinsip syariah, kegiatan promosi pemasaran harus dilandasi
semangat beribadah kepada Allah SWT, berusaha semaksimal mungkin
33Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda Lampung Selatan, Skripsi, 2016, hlm
17
untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan ataupun
kepentingan sendiri. Adapun strategi promosi dalam Islam yang
diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
1) Periklanan
Tidak berbeda jauh dengan iklan dalam pengertian iklan pada
ekonomi konvensional, iklan dalam Islami adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi mengenai
suatu produk yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dan
dalam penyajianya berlandaskan pada etika periklanan Islami.
Pengiklan juga harus menghindari iklan yang menipu dan
berlebihan yang dianggap sebagai bentuk kebohongan.34
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai yaitu kebenaran dan
kejujuran. Dalam ekonomi Islam mempromosikan suatu produk
melalui iklan, kebenaran dan kejujuran adalah dasar nilai ekonomi
Islam. Islam sangat melarang kebohongan dalam berbagai bentuk.
Maka dari itu setiap pengelola harus berlaku jujur, benar dan lurus
dalam melakukan promosi sesuai dengan iklan yang ditampilkan.
Tidak boleh berlaku curang, berkata bohong, bahkan mengumbar
sumpah atau iklan palsu.35
34
Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda Lampung Selatan, Skripsi, 2016, hlm
20 35
Ibid, hlm 18
Firman Allah SWT dalam surah Al-Mudatsir ayat 38:
Artinya: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya.36
Kaitan ayat diatas dengan periklanan adalah suatu informasi
produk walaupun dengan secara bebas memilih kreasi
penyampaianya, tetapi dibatasi oleh pertanggung jawaban. Suatu
kebebasan yang tak terkendali yang membuat sesuatu pasti tidak
akan membawa dampak positif walaupun dalam jangka pendek
mungkin menguntungkan. Demikian pula nilai kebenaran harus
dijunjung tinggi untuk mempertahankan suatu tujuan luhur dari
bisnis. Kebebasan dalam kreasi penyampaiannya harus diimbangi
dengan pertanggung jawaban manusia.37
2) Promosi Penjualan
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam promosi penjualan
yaitu kepercayaan dan suka sama suka. Produsen tidak pernah
memasksa pembelinya untuk membeli hasil produksi, transakti
terjadi atas dasar suka sama suka dan kepercayaan. Orang yang
36
Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda Lampung Selatan, Skripsi, 2016, hlm
19 37
Al-Qur’an surah Al-Muddassir [74]: 38
terjun dalam bidang usaha jual beli harus mengetahui hukum jual
beli agar dalam jual beli tersebut tidak ada yang dirugikan, baik
dari pihak penjual maupun pihak pembeli.38
Artinya, hal tersebut
diperbolehkan sepanjang suka sama suka. Allah SWT berfirman
dalam surah An-Nisa’ ayat 29:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.39
Ayat diatas menjelaskan bahwa apabila seseorang melakukan
jual beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara
penjual dan pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan
jual beli tersebut atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli
38
Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda Lampung Selatan, Skripsi, 2016, hlm
20 39
Al-Qur’an Surah An-Nisa’ [4]:29
telah dilaksanakan atas dasar suka sama suka dan terjadi
pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya telah
meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh membatalkan
jual beli yang telah disepakatinya.40
3) Penjualan Pribadi
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam penjualan pribadi
yaitu keikhlasan. Islam menetapkan keikhlasan sangat penting
dalam setiap langkah kehidupan manusia. Berdasarkan hal itu,
keikhlasan pelaku bisnis diharapkan tidak berlaku curang ataupun
melanggar kepentingan orang lain dengan sengaja. Pada saat
presentasi tenaga penjual mendefinisikan produk kepada
pelanggan, biasanya mereka menjelaskan tentang hal penting dari
produknya, menonjolkan kelebihan-kelebihan nya dan
menyebutkan contoh-contoh kepuasan konsumen. Oleh karena itu
pada saat presentasi, tenaga penjual harus dipersiapkan dengan
baik, dilatih kembali apa yang mereka katakan, menggunakan
kontak mata langsung, bertanya dengan pertanyaaan terbuka dan
bersikap tenang. Meskipun demikian, dalam mempresentasikan
40
Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda Lampung Selatan, Skripsi, 2016, hlm
21
suatu produk diharapkan untuk berbicara jujur dan bisa memenuhi
janji-janjinya.41
3. Teori Persaingan Usaha
1. Pengertian Persaingan Usaha
Persaingan berasaal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya
persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi.
Sedangkan dalam kamus manajemen, persaaingan adalah usaha-usaha dari
dua pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat memperoleh
pesanan dengan menawarkan harga atau syarat yang paling
menguntungkan.
Porter (1993) menyatakan, bahwa “persaingan adalah inti dari
keberhasilan”. Agar dapat memenangkan setiap persaingan, setiap
perusahaan harus memiliki strategi bersaing.42
Tujuan akhir strategi
bersaing adalah untuk menanggulangi kekuatan lingkungan demi
kepentingan perusahaan. Aturan atau lingkungan persaingan yang ada
pada industri terdiri atas 5 kekuatan bersaing, yaitu masuknya pesaing
baru, ancaman dari produk pengganti (substitusi), kekuatan penawaran
(tawar-menawar) pembeli, kekuatan pertawaran pemasok, dan persaingan
41
Ibid 42
Wibowo Kuntjoroadi, Nurul Safitri, Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan Usaha
Penerbangan Komersia, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, ISSN 0854-3844, Volume 16, No.
1, Jan-Apr 2009, hlm 46
di antara pesaing-pesaing yang ada. Kekuatan kolektif dari kelima
kekuatan bersaing akan menentukan kemampuan perusahaan di dalam
suatu industri untuk memperoleh tingkat laba rata-rata atas investasi yang
dilakukan. Namun, masing-masing kekuatan bersaing memiliki corak dan
karakter pengaruh yang berbeda–beda.43
Keunggulan bersaing adalah suatu posisi dimana sebuah perusahaan
menguasai sebuah ajang persaingan bisnis. Keunggulan bersaing yang
berkelanjutan adalah keunggulan yang tidak mudah ditiru, membuat suatu
perusahaan dapat merebuat dan mempertahankan posisinya sebagai
pimpinan pasar. Karena sifatnya yang tidak mudah ditiru, keunggulan
bersaing yang berkelanjutan merupakan satu strategi bersaing yang dapat
mendukung kesuksesan suatu perusahaan untuk jangka waktu yang lama.
Keunggulan bersaing organisasi dapat dicapai melalui relational
architecture, reputation, innovation, dan strategic assets.44
Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha adalah menemukan
posisi terkait dimana perusahaan dapat melindungi diri dengan sebaik
mungkin terhadap tekanan persaingan atau sebaliknya dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara posituf. Pengetahuan tentang
sumber yang mendasari tekanan persaingan ini memperlihatkan kekuatan
43
Wibowo Kuntjoroadi, Nurul Safitri, Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan Usaha
Penerbangan Komersia, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, ISSN 0854-3844, Volume 16, No.
1, Jan-Apr 2009, hlm 44
Ibid hlm 47
dan kelemahan perusahaan yang penting, menegaskan bidang dimana
perubahan perubahan strategis dapat menghasilkan manfaat terbesar, serta
menyoroti bidang dimana kecenderungan industry menjadikan terdapat
peluang atau ancaman besar.
Seiring dengan itu perkembangan teknologi informasi yang semakin
berkembang, maka semakin bertambah pula kompetisi diantara
perusahaan-perusahaan. Sehingga perusahaan berusaha untuk terus
meningkatkan kemampuannya untuk dapat bertahan didalam persaingan
yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu bertahan dalam
persaingan adalah perusahaan yang dapat menyesuaikan diri pada
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Perkembangan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Berkembangnya
teknologi harus disikapi perusahaan dengan memanfaatkan teknologi yang
ada dalam menjalankan usahanya. Perusahaan bisa memanfaatkan
teknologi untuk keperluan produksi, promosi dan komunikasi dengan
konsumen.45
Persaingan usaha dalam islam tidak lepas pula dari prinsip
kepercayaan. Kepercayaan konsumen dalam persaingan usaha juga
merupakan hal yang penting dan mendapatkan perhatian yang cukup besar
45
Claudya Vanesha Pitoy, Altje Tumbel, Maria Tielung, Analisis Strategi Bersaing Dalam
Persaingan Usaha Bisnis Document Solution (Studi Kasus Pada Pt. Astragraphia, Tbk Manado),
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No. 03 Tahun 2016, hlm 2
bagi pelaku bisnis. Itulah sebabnya mengapa mayoritas pelaku bisnis
melakukan segala macam upaya untuk mendapatkan kepercayaan (trust)
konsumen.46
2. Analisa Struktural dan Strategi Bersaing
Dari sudut pandang strategis, kekuatan dan kelemahan yang sangat
penting adalah sosok perusahaan dalam menghadapi sebab-sebab utama
dari kekuatan pesaing. Strategi bersaing yang efektif guna menciptakan
posisi aman terhadap kekuatan persaingan. Secara umum mencakup
sejumlah pendekatan sebagai berikut:
1. Penempatan Posisi
Strategi dapat di pandang sebagai pembangunan pertahanan
terhadap kekuatan-kekuatan persaingan atau pencarian posisi didalam
industry dimana kekuatan-kekuatan tersebut paling lemah.
Pengetahuan mengenai kemampuan perusahaan dan mengenai sebab-
sebab dari kekuatan persaingan akan memperlihatkan setiap daerah-
daerah, dimana seharusnya perusahaan menghadapi persaingan dan
dimana perusahaan perlu menghindarinya.
2. Mempengaruhi Keseimbangan
Perusahaan dapat menyusun strategi yang bersifat ofensif. Sosok
ini didesain untuk lebih daripada sekedar menanguulangi kekuatan-
kekuatan persaaingan itu sendiri, melainkan juga untuk mengubah
46
Fauzia, Yunia, Ika, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Kencana Pena Media, 2013, hlm 19
penyebabnya. Analisa struktural dapat digunakan untuk mengenali
faktor-faktor utama yang mempengaruhi persaingan dalam industri
tertentu dan dengan demikian menunjukan tempat dimana tindakan-
tindakan strategis guna mempengaruhi keseimbangan membuahkan
hasil yang maksimal.
3. Memanfaatkan Perubahan
Evolusi industri secara strategis menyebabkan perubahan pada
sumber-sumber structural persaingan. Kecenderungan yang mendapat
prioritas tertimggi dari sudut pandang strategis adalah kecenderungan-
kecenderungan yang memperngaruhi sumber persaingan yang paling
penting dalam industri dan yang membawa faktor-faktor structural
baru kegaris besar.
Analisa struktural dapat digunakan untuk meramalkan
kemampulabaan akhir dari suatu perusahaan. Dalam perencanaan
jangka panjang merupakan tugas perusahaan yang bersangkutan untuk
meneliti setiap kekuatan persaingan, meramal besarnya masing-masing
sebab utamanya dan kemudian menyusun gambaran gabungan
mengenai kemungkinan potensi laba dari industri.
4. Strategi Diversifikasi
Kerangka kerja untuk menganalisa persaingan usaha dapat
digunakan dalam menyusun strategi peragaman atau disversifikasi.
Kerangka kerja ini memberikan pedoman untuk menjawab pertanyaan
yang sukar dan melekat dalam keputusan peragaman. Kerangka kerja
tersebut juga dapat membantu mengenali jenis-jenis keterkaitan yang
saangat penting dalam disversifikasi.47
3. Strategi-strategi Bersaing Generik
Berkaitan dengan kekuatan persaingan terdapat tiga pendekatan
strategis generik yang secara potensial akan berhasil untuk mengungguli
perusahaan lain dalam suatu indusri. Adapun strategi-strategi generik
adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan Biaya Menyeluruh
Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas
skala yang efisien, usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya
karena pengalaman marjinal. Serta meminimalkan biaya pada bidang-
bidang lain seperti penelitian dan pengembangan, pelayanan,
periklanan, armada penjualan dan lain lain. Biaya yang rendah rekatif
terhadap persaingan menjadi tema yang menjiwai keseluruhan strategi,
walaupun kualitas, pelayanan dan bidang lainnya tidak dapat
diabaikan.48
Posisi biaya memberikan perusahaan ketahanan terhadap
rivalitas dari para pesaing, karena biaya yang lebih rendah
47
Saludin, Strategi Persaingan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018, Edisi Pertama, Hlm.
13 48
Ibid, hlm 14
memungkinkannya untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para
pesaingnya mengorbankan laba mereka demi persaingan.
Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang rendah sering kali
menuntut bagian pasar relatif tinggi atau kelebihan lain, seperti akses
yang menguntungkan kepada bahan baku. Disamping itu, juga perlu
untuk mendisain produk agar mudah di buat, menjual banyak lini
produk yang berkaitan untuk menebarkan biaya serta melayani semua
kelompok pelanggan yang besar guna meningkatkan volume
penjualan. Bagian pasar yang tinggi akhirnya dapat memungkinkan
skala ekonomis dalam pembelian yang akan semakin menekan biaya.
Jika mencapai posisi biaya yang rendah memberikan margin tinggi
yang dapat di investasikan kembali untuk peralatan baru dan fasilitas
yang modern guna mempertahankan keunggulan biaya.
Keterampilan dan sumber daya umum yang diperlukan dalam
strategi keunggulan biaya menyeluruh adalah sebagai berikut:
a) Investasi modal terus menerus dan kemudahan mendapatkan
modal.
b) Pengawasan ketat terhadap tenaga kerja.
c) Produk didesain agar mudah dibuat.
d) Sistem distribusi biaya rendah. 49
49
Saludin, Strategi Persaingan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018, Edisi Pertama, Hlm. 15
2. Diferensiasi
Diferensiasi memberikan penyekat pada persaingan karena
adanya loyalitas merek dari pelanggan dan mengakibatkan
berkurangnya kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga
meningkatkan marjin laba yang menghindarkan kebutuhan akan posisi
biaya rendah. Kesetiaan pelanggan yang dihasilkan dan kebutuhan
pesaing untuk mengatasi keunikan menciptakan hambatan masuk.
Diferensiasi memberikan marjin lebih tinggi yang dapat digunakan
untuk mengatasi kekuatan pemasok, dan jelas mengurangi kekuatan
pembeli karena pembeli tidak mempunyai alternative yang dapat
membandingkan, sehingga oleh karena itu menjadi kurang peka harga,
akhirnya perusahaan yang telah mendeferensiasikan dirinya untuk
mendapat kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang lebih baik
terhadap produk pengganti dari pada para pesaingnya.
Keterampilan dan sumber daya umum yang diperlukan dalam
strategi diferensiasi adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan pemasaran yang kuat.
b) Rekayasa produk.
c) Kemampuan kereatif.
d) Kemampuan yang kuat dalam riset dasar.
e) Reputasi perusahaan dalam hal kualitas.
f) Kombinasi dari keterampilan yang diperoleh dari bisnis lain.
g) Kerja sama erat dengan saluran distribusi.50
3. Fokus
Strategi generik yang terakhir adalah fokus pada kelompok
pembeli, segmen lini produk atau pasar geografis tertentu, maka
strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik dan
semua kebijakan fungsional dikembangkan atas dasar pemikiran ini.
Perusahaan yang memilih strategi fokus secara potensial juga dapat
menghasilkan laba diatas rata-rata untuk bidang industrinya.
Keterampilan dan sumber daya umum yang diperlukan dalam strategi
fokus ini adalah kombinasi dari kebijakan diatas yang ditunjukan
kepada target strategis tertentu.51
G. Tinjauan Pustaka
Tidak lepas dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan
tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang sedang dilakukan dan juga
bertujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya,
Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama
selama melakukan penelitian.
50
Saludin, Strategi Persaingan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018, Edisi Pertama, Hlm. 15 51
Saludin, Strategi Persaingan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018, Edisi Pertama, Hlm. 16
Tabel 1.2
Tinjauan Pustaka
No Nama
Peneliti/Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Kesimpulan
1 Muhidin
Riski/2016
Strategi
Pemasaran
Terhadap
Persaingan
Usaha Dalam
Perspektif
Ekonomi Islam
(Studi Kasus
Pada Kerajinan
Songket Fikri
Palembang)
Kualitatif Hasil penelitisan
diketahui strategi
pemasaran yang
dilakukan songket Fikri
Palembang dalam
bersaing yaitu
menggunakan bauran
pemasaran atau sering
disebut dengan 4P, yaitu
Produk (Product), Harga
(Price), Tempat (Place)
dan Promosi
(Promotion). Product,
pada produk songket
Fikri Palembang
berbentuk kain songket,
kipas songket,
blongsong, prado, batik,
jumputan pelangi, dan
souvenir kecil lainnya.
Price, sebisa mungkin
songket Fikri
Palembang memberikan
harga yang tidak jauh
berbeda dengnan
pesaing, karena jika
terlalu mahal maka
songket yang telah di
produksi tidak laku
untuk dijual. Place,
tempat untuk distribusi
yang digunakan yaitu
dengan menjual
langsung kepada
konsumen dan juga
lokasi yang strategos
memberikan kemudahan
kepada setiap calon
pembeli yang ingin
berkunjung dan belanja
di songket Fikri
Palembang. Promotion,
dalam hal promosi
songket Fikri
Palembang mengambil
langkah untuk bekerja
sama dengan agen
travel, dinas
pemerintahan dan
mengikuti acara
pameran, serta dalam
penggunaan teknologi
songket Fikri
Palembang
mempromosikan
produknya melalui
internet juga.
2 Claudia
Vanesha
Pitoy/2016
Analisis
Strategi
Bersaing
Dalam
Persaingan
Usaha
Bisnis
Document
Solution (Studi
Kasus Pada
Pt.
Astragraphia,
Tbk Manado)
Kualitatif Hasil penelitian
diketahui Perusahaan
perlu melakukan
peningkatan strategi
pemasaran dengan
sasaran pada pasar niche
atau pasar yang secara
spesifik agar dapat
mempertahankan
keunggulan bersaing.
Selain itu perusahaan
harus melakukan
rebranding dan
positioning dengan
mengkomunikasikan
secara intens bahwa
Astragraphia dengan
produk Xeroxnya bukan
hanya produk mesin
fotocopy dan produk
percetakan, namun juga
teknologi informasi dan
layanan solusi dokumen
terintegrasi untuk
perkantoran.
Selain itu, Pihak
manajemen perusahaan
harus memperhatikan
hasil temuan ini dalam
rangka meningkatkan
strategi bersaing
perusahaan dan juga
meningkatkan
kemampuan strategi
pemasaran perusahaan
agar bisa menopang
dalam menghadapi
persaingan yang ketat
saat ini.
3 Maya Rizky
Amalia/2016
Strategi
Promosi Batik
Gunawan
Setiawan
(Studi
Deskriptif
Kualitatif
Mengenai
Strategi
Promosi Batik
Gunawan
Setiawan
Dalam
Menarik Minat
Konsumen
Untuk
Mendukung
Penjualan
Dalam Rangka
Melestarikan
Batik)
Kualitatif Hasil penelitian
diketahui dapat
disimpulkan bahwa
untuk dapat
mengembangkan
aktivitas promosi agar
tetap berjalan dengan
efektif harus melakukan
tahapan
mengidentifikasi target
audience, menentukan
tujuan promosi,
merancang pesan,
memilih saluran
promosi, menetapkan
total anggaran promosi,
memutuskan bauran
promosi, mengulur hasil
promosi, dan mengelola
proses komunikasi
pemasaran terpadu.
Aktivitas promosi yang
dilakukan oleh Batik
Gunawan Setiawan
dalam menarik minat
konsumen untuk
membeli produknya
melakukan aktivitas
promosi dengan
memfokuskan pada
periklanan, khususnya
media internet berupa
website pada salah satu
situs jejaring sosial
facebook. Hal tersebut
juga didukung dengan
kegiatan promosi
penjualan yang
didukung
dengan personal selling,
sales promotion, serta
public relation. Tujuan
dari penggunaan
berbagai jenis bauran
promosi tersebut adalah
sebagai alternative jenis
promosi, jika salah satu
jenis promosi tidak
dapat memberikan hasil
yang maksimal, maka
menggunakan jenis
promosi yang lainnya.
Setelah dilakukan
berbagai aktivitas
promosi, kemudian
mengukur hasil promosi
dan mengelola serta
mengkoordinasi proses
komunikasi yang telah
dijalankan, dapat
diketahui bahwa hasil
penjualan batik
Gunawan Setiawan
mengalami omset
penjualan yang selalu
meningkat.
4 Moh. Tanthowi
Jauhari/2015
Strategi
Pemasaran
Melalui
Saluran
Distribusi dan
Media Promosi
Guna
Meningkatkan
Penjualan di
Perusahaan
Saos Cherry
Malang
Kualitatif Hasil penelitian
diketahui promosi yang
dilakukan perusahaan
tidak begitu menjadi
prioritas utama
perusahaan. Hal itu
dikarenakan terbentur
oleh biaya promosi yang
cukup besar,
sebenarnyauntuk saat ini
promosi yang dilakukan
perusahaan sudah cukup
efisien buktinya dengan
promosi yang sekarang
perusahaan sudah bisa
mendapat keuntungan
yang cukup maksimal.
5 Muhammad
Faiz
Daroini/2013
Strategi
Promosi Pada
Perusahaan
Konveksi Aba
Collecttion
Tulungagung
dalam
Menghadapi
Persaingan
Bisnis Ditinjau
dari Ekonomi
Bisnis Islam
Kualitatif Hasil penelitian yang
diperoleh dalam
melakukan kegiatan
promosi di awal
beridirnya perusahaan,
pengusaha
melakukannya dengan
cara lisan atau langsung
terjun dalam masyarakat
untuk memasarkan
produk yang dihasilkan.
Akan tetapi, setelah
perusahaan mengalami
kemajuan strategi
tersebut tidak dilakukan
dengan efektif karena
banyak konsumen yang
sudah berdatangan dan
memesan produk di
perusahaan tersebut.
Sumber: Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang telah penulis jabarkan, merupakan suatu
pertimbangan dalam pembuatan penelitian. Secara garis besar penelitian terdahulu
yang penulis tulis menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan mengenai stategi
promosi dan persaingan usaha adalah untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
secara maksimal. Terdapat pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Claudia
Vanesha Pitoy tujuannya adalah untuk menghadapi persaingan yang lebih ketat.
Tidak berbeda jauh dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai strategi
promosi dalam menghadapi persaingan usaha.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha pengrajin Batik dengan nama usaha Patik
Pelangi, yang terletak di Desa Kota Harapan, Kecamatan Muara Sabak Timur.
Lokasi ini dipilih karena begitu banyak nya strategi promosi yang dapat dilakukan
oleh sebuah unit usaham, namun Batik Pelangi tersebut tidak menggunakannya
dengan optimal. Penelitian ini dimulai sejak April 2019.
B. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
secara kualitatif. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamia, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
sampling.52
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung ; Alfabeta, 2017), hlm. 15.
C. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
penelitinya atau orang yang bersangkutan dilapangan.53
Data primer yaitu data
yang diperoleh dari responden melalui pengukuran langsung, kuesioner.
Kelompok panel atau data hasil wawancara dengan narasumber. Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti disini menggunakan data primer, dimana peneliti harus
terjun langsung untuk melakukan wawancara dengan pemilik usaha Batik
Pelangi.
Data sekunder yaitu data yang didapat dari catatan, buku, laporan pemerintah,
buku-buku, dan sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder tidak perlu
diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan
data.54
D. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data, sebagai berikut:
53
Asnawi, Nur, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011, hlm 153.
54Tersiana, Andra, Metode Penelitian, Yoyakarta, 2018.,Hlm. 75.
a. Observasi
Metode obsevasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun kelapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan,
benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.55
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.56
Oleh karena itu, dari
observasi ini, peneliti terjun langsung kelapangan yaitu kebebrapa tempar
produksi kerajinan batik di muara sabak timur untuk melihat dan
mencatat hal-hal penting yang akan digunakan untuk melengkapi data
yang diperlukan. Secara metodologi, penggunaan observasi dapat
mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,
perhatian, kebiasaan, melihat apa yang terjadi sebagaimana dilihat pada
objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam
proses ini, wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi
dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah
55
Ghony Junaidi, Almanshur Fauzhan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2016, cetakan ke-3, hlm 165 56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung ; Alfabeta, 2017,
cetakan ke-26, hlm 145
pewawancara, responden, topic penelitian yang tertuang dalam daftar
wawancara. Pada penelitian ini penulis menggunakan kedua metode
wawancara seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini dilakukan
agar informan tidak hanya memberikan jawaban-jawaban secara lengkap
saja melainkan agar informan tetap dapat menggunakan istilah-istilah
mereka sendiri mengenai fenomena yang terjadi.57
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi,
bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian.
Dokumentasi dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, handout, dan buku. Demi meningkatkan
tingkat kredibilitas, maka dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis
akan menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap terhadap hasil
penelitian dari observasi atau wawancara.58
E. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman dala Sugiono (1984) mengemukakan bahwa nalisis
data dalam penelitian kualitatif, dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
57
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofiak Metode Penelitian Survei, Jakarta: Pustaka LP3S
Indonesia, Hlm 192 58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Afabeta, 2009, hlm
138.
dalam analisis data yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display) dan kesimpulan (Conlucion drawing/verivication).59
Adapun langkah-
langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
data perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakakan,
semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Oleh karena itu, perlu dikakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.60
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk table, grafik, phi card, phictogram dan sejenisnya.
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. 61
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif Miles dan Huberman
dala Sugiono (1984) adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung ; Alfabeta, 2017,
cetakan ke-26, hlm 246 60
Ibid, hlm 247 61
Ibid, hlm 249
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apalila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap bab nya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi
saling keterkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika
pembahasan adalah :
BAB I : Bab ini membahas tentang uraian penelitian yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
teori dan tinjauan pustaka.
BAB II : Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian,jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
Bab III : Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai gambaran
umum tempat penelitian di Jambi Seberang Kecaatan Danau Teluk.
Bab IV : Bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian berisi deskripsi
data penelitian.
Bab V : Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan Batik Pelangi
Batik Pelangi merupakan salah satu usaha kecil menengah (UKM) yang
terletak di Desa Kota Harapan, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang memproduksi dan memasarkan batik motif khas
Kecamatan Muara Sabak, yaitu daerah pesisir. Usaha ini didirikan pada bulan juni
2012 oleh Ibu Musdalifah, seorang Ibu kepala Desa di Desa Kota Harapan,
dimulai dari kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Tanjung Jabung Timur sehingga
kemudian beliau menjadikannya inspirasi dan motifasi untuk mendirikan
usahanya sendiri serta membuka lapangan kerja bagi beberapa pemgangguran di
daerahnya tersebut. Kain batik yang dihasilkan dan bahan dasar yang beragam
dengan ciri khas motifnya di padukan dengan warna yang dinamis sehingga
menghasilkan kain batik yang terlihat anggun dan elegan. 62
Pemberian nama batik pelangi diberikan oleh pemilik usaha itu sendiri
dengan maksud dan harapan agar hasil karya seni yang dihasilkan seindah pelangi
berbawna-warni dengan keaggunanya di tempat yang tertinggi. Produk yang
diproduksi oleh batik pelangi adalah berupa kain panjang sepanjang 2 Meter atau
62
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
sesuai dengan keinginan konsumen. Batik yang diproduksi di sini hanyalah batik
cap, sedangkan motifnya di ambil dari sumbangan yang diberikan oleh
pemerintah dan referensi dari pengrajin terdahulu. Seiring berjalannya waktu
pemilik batik pelangi mampu menciptakan motifnya sendiri sehingga semakin
banyak motif yang di produksi. 63
1. Proses Pembuatan
Proses atau tahapan-tahapan membatik yang dilakukan oleh Batik Pelangi
adalah sebagai berikut:
a. Mengecap kain mori atau kain putih polos dengan menggunakan alat cap
b. Membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakan
canthing tulis.
c. Menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan tetap berwarna putih
dengan lilin batik.
d. Mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna biru.
e. Menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna.
f. Mencelup mori kedalam warna.
g. Menghilangkan lilin batik dengan air mendidih.
h. Batik yang sudah terselesaikan kemudian dijemur disebuat tempat
penjemuran khusus yaitu bangunan yang bagian sampingnya terbuka dan
63
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
atasnya tertutup atau bisa juga dilakukan di ruangan yang tidak terkena
sinar matahari langsung.64
2. Bahan Baku
Bahan baku yang paling tepat untuk membuat kain batik adalah: kapas,
sutera, rayon dan lain-lain. Meskipun demikian pada jaman sekarang proses
membuat kain batik dapat dilakukan di atas kain berbahan serat tiruan.
Penggunaan katun, yaitu kain yang terbuat dari benang kapas, sebagai bahan
utama kain batik, mulai digunakan sekitar abad 17. Jenis kain ini dibawa oleh
pedagang pedagang dari India dengan pasokan terbesar dari pabrik-pabrik di
India dan Inggris. Pada masa berikutnya digunakanlah mori (sebutan umum
dunia batik untuk kain putih sebagai bahan baku membuat kain batik) kain
dari Belanda dengan cap dagang Cap Sen, Cap Jangkrik, dan Cap Leo.
Menyusul kemudian mori dari Jepang dengan merek dagang Cap Kupu dan
Cap Ruji. Perkembangan mori ini kemudian dapat diproduksi di Indonesia
dengan kualitas yang lebih bagus lagi dengan sebutan Primissima, dengan
merek dagang Cap Kereta Kencana, Cap Gong dan lain-lain.
Selain mori sebagai bahan baku, pembuatan kain batik juga menggunakan
bahan pembantu berupa malam atau lilin batik sebagai bahan perintang dan
pewarna. Malam atau lilin batik sebagai bahan perintang dalam proses
64
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
pembatikan digunakan untuk menutup hiasan sehingga membebaskannya dari
bahan pewarna ketika dilakukan proses pencelupan.65
3. Warna
Bahan pewarna pada proses pewarnaan bisa terbuat dari bahan alami
(nabati) dan pewarna buatan (kimia). Zat pewarna alami yang digunakan oleh
batik pelangi berasal dari daun jambu, kulit jengkol dan kulit manggis. 66
4. Sumber Daya Manusia
Dalam perekrutan karyawan, Batik Pelangi tifak menspesifikasikan pada
lulusan tertentu, tetapi lebih diutamakan pada bagaimana niat, kegigihan,
kedisiplinan dan kemauan dari calon karyawan tersebut untuk bekerja. Setelah
perekrutan dilakukan, karyawan akan mendapatkan pelatihan untuk
memperkenalkan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam hal
membatik. Namun, tidak jarang pemilik dari Batik Pelangi turun langsung
dalam proses produksi.67
5. Keuangan
Saat memulai usahanya modal Batik Pelangi adalah modal pribadi tidak
menggunakan pinjaman apapun selama menjalankan usahanya. Modal awal
yang digunakan oleh Batik Pelangi saat mengawali usahanya adalah
Rp.500.000,-. Batik Pelangi memiliki catatan keuangan berupa laporan
65
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 66
Ibid 67
Ibid
pengeluaran, pendapatan, penjualan, laba dan rugi. Penjualan Batik Pelangi
dalam satu bulan rata-rata 50 lembar, dimana harga dari kain batik tersebut
beragam, hal ini dikarenakan penyesuaian harga dilihat dari kualitas kain,
motif serta kerumitan proses produksi. Harga Batik Pelangi berkisar dari
harga Rp.150.000,- sampai Rp.300.000,-/lembar (satu lembar batik memiliki
panjang 2 meter). Dari hasil penjualan dan pendapatan yang diperoleh, laba
bersih yang didapatkan oleh Bati Pelangi adalah 30%, dimana 70% nya adalah
biaya gaji karyawan, bahan baku, biaya promosi dan lain-lain.68
B. Visi dan Misi
Visi dan misi dalam sebuah organisasi sangat penting untuk mengarahkan
tujuan organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Visi, misi harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Jika dirumuskan dan
dijalankan dengan baik, pernyataan visi, misi akan memiliki dampak yang positif
dalam pencapaian target dan tujuan organisasi.
Batik pelangi belum memiliki visi, misi yang jelas secara tertulis. Meskipun
demikian, bukan berarti Batik Pelangi tidak memiliki tujuan yang jelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik didapatkan bahwa:
68
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
1. Visi
Batik Pelangi yaitu membangun dan mengobarkan semangat
berwirausaha serta sebagai upaya melestarikan budaya Indonesia dengan batik
itu sendiri.
2. Misi
a. Meningkatkan kesejahteraan karyawan melaui lingkungan tempat kerja
yang bersih dan sehat, pemberian upah yang wajar sesuai dengan keahlian
dan kinerja yang diberikan kepada perusahaan.
b. Memperkaya desain motif untuk menambah motif-motif yang sudah ada.
c. Melakukan inovasi pada bidang bahan dasar kain, melaui pengembangan
desain tekstur kain dan warna dasar batik.69
C. Struktur Organisasi
Batik Pelangi merupakan perusahaan kecil yang memiliki struktur
organisasi yang sangat sederhana. Struktur organisasi Batik Pelangi terdiri dari
pemilik usaha, bagian produksi, bagian pemasaran serta bagian pengantaran
barang/kurir. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
69
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
Struktur organisasi Batik Pelangi dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Struktur organisasi Batik Pelangi
1. Pemilik Usaha
Pemilik usaha Batik Pelangi juga berperan sebagai pimpinan perusahaan.
Pimpinan perusahaan Batik Pelangi memiliki wewenang dalam merencanakan
strategi dan mengambil keputusan untuk kelangsungan usaha. Pimpinan usaha
memiliki tugas dalam menetapkan rencana kerja, menentukan produk yang
diproduksi, membeli bahan baku serta peralatan. Selain itu pimpinan Batik
Pelangi bertanggung jawab dalam proses produksi, menetapkan harga produk,
mengkoordinir penjualan, memegang keuangan dan mencatat keuangan
termasuk perhitungan profit laba rugi, memperluas jaringan kerja serta
menjaga hubungan baik dengan tenaga kerja maupun konsumen.
2. Bagian Produksi
Bagian Produksi Batik Pelangi memiliki tugas untuk melakukan kegiatan
produksi sesuai dengan instruksi pimpinan. Tugas bagian produksi pada Batik
Pemilik Usaha
Bagian Pemasaran Bagian Produksi Kurir
Pelangi diantaranya melakukan proses produksi dari mengecap kain,
membubuhkan cairan lilin/malam, mewarnai, menjemur, menyetrika hingga
menyiapkan barang yang telah dipesan konsumen, mengepak hasil produksi
sampai selesai dan siap dijual. Bagian Produksi juga wajib melapor apabila
ada kerusakan pada mesin dan memastikan mesin yang biasa digunakan
dalam keadaan baik.
Tenaga kerja pada Bagian Produksi merupakan tenaga kerja harian yang
biasanya upah dari hasil kerja karyawan diambil bulanan. Penilaian untuk
pemberian upah dilihat dari keterampilan dalam bekerja, tingkat kesulitan
pekerjaan dan lamanya bekerja. Ada juga pembayaran sistem borongan
apabila ada kegiatan tertentu seperti misalnya Batik Pelangi sedang
mendapatkan orderan dalam jumlah yang besar dan waktu yang singkat.
3. Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran Batik Pelangi bertugas untuk menawarkan produk
kepada konsumen, mencatat pesanan, konsumen dan memperluas pemasaran.
Tenaga kerja Bagian Pemasaran Batik Pelangi merupakan tenaga kerja
penyalur atau distributor Tenaga kerja bagian pemasaran tidak diberikan upah,
namun memperoleh keuntungan dari selisih harga antara produsen dan
konsumen akhir.
4. Kurir
Kurir Batik Pelangi bertugas mengantarkan pesanan yang sudah siap
kepada konsumen, upah yang diberikan tergantung dari jarak yang ditempuh
dalam mengantarkan pesanan dan dibayar sendiri oleh konsumen sebagai
ongkos kirim.70
D. Lokasi Batik Pelangi
Batik Pelangi berlokasi di RT 04, Dusun Harapan Makmur, Desa Kota
Harapan, Kecamatan Muara Sabak Timut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Provinsi Jambi.71
70
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 71
Ibid
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Promosi Yang Dilakukan Oleh Pengrajin Batik Pelangi Dalam
Menghadapi Persaingan Usaha.
Promosi merupakan salah satu variabel yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk
memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk serta
memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada pembeli atau calon
pembeli.72
Berdasarkan penelitian dilapangan bauran promosi yang dilakukan
oleh Batik Pelangi masih belum optimal, padahal ada banyak sekali komponen
promosi yang bisa digunakan dalam memasarkan produknya agar lebih
meningkatkan penjualan.
Adapun komponen-komponen promosi yaitu periklanan (Advertising),
Promosi Penjualan (Sales Promotion), Publikasi (Publication), Penjualan
Personal (Personal Selling). Diantara komponen-komponen promosi tersebut,
yang digunakan oleh Batik Pelangi dalam mempromosikan produknya yaitu
hanya Promosi penjualan (pemberian contoh barang/tester), Publikasi (sosial
media dan pameran), Penjualan personal (face to face). Diluar dari komponen
72
Triantara, Yosal, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Faiz Daroini, Promosi Pada Perusahaan
Konveksi Aba Collection Tulungagung Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis Ditinjau Dari
Ekonomi Islam, Skripsi, 2013, hlm
promosi tersebut mereka menggunakan pameran sebagai alat mempromosikan
hasil produksi mereka.
1. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan
produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu
maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. Terdapat lima
variabel dari promosi penjualan ini diantaranya prmberian contoh barang,
kupon dan nota, hadiah serta rabat. Naming tidak semua variabel promosi
penjualan tersebut digunakan oleh batik pelangi. Adapun variabel yang
digunakan adalah pemberian contoh barang, hadiah serta rabat.
a. Pemberian contoh barang(tester)
Pemberian contoh barang dilakukan dengan tujuan agar pembeli dapat
melihat terlebih dahulu barng yang akan di beli sekaligus menilai apakan
barang sesuai dengan harga yang di tawarkan atau tidak. Batik Pelangi
memberikan contoh barang dengan berbagai jenis kain dan motif serta
warna yang bisa dipilih oleh calon pembeli, sehingga calon pembeli dapat
memilih bahan, motif dan warna sesuai dengan keinginan calon pembeli.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Musdalifah yang mengatakan :
“Jika calon pembeli datang kerumah, mereka bisa merasakan sendiri
bagaimana kualitas bahan dan melihat kerapihan motif serta
pewarnaan kain yang kami produksi, karena kami membuat motifnya
juga sesuai dengan pesanan dari calon pembeli, kami hanya ready
stock beberapa lembar saja, selebihnya sesuai dengan keinginan calon
pembeli. Sedangkan untuk calon pembeli dari sosial media, mereka
hanya bisa melihat warnanya saja.”73
Jadi pembeli yang kurang paham dengan bahan kualitas kain dan
langsung datang kerumah bisa merasakan sendiri kulitas kain yang akan di
beli berbeda dengan calon pembeli yang memesan dengan cara online
mereka hanya bisa melihat warna serta motifnya saja.
2. Publikasi (Publication)
a. Media Sosial
Media sosial memang menjadi pilihan yang sangat tepat sebagai
sarana dalam mempromosikan atau memasarkan suatu produk
dikarenakan melihat pengguna media sosial saat ini sangat banyak dan
jangkaungannya sangat luas. Media sosial yang sangatbumum digunakan
sebagai media promosi adalah facebook, instagram, website, shopee,
tokopedia, lazada dan lain sebagainya. Namun, Batik Pelangi tidak
memanfaatkan media sosial dengan optimal, mereka hanya menggunakan
faccebook sebagai sarana promosi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu
Musdalifah yang mengatakan:
“Untuk penggunaan sosial media, saya hanya menggunakan aplikasi
facebook sedangkan untuk aplikasi yang lain saya tidak
menggunakannya, tapi belum tau kedepannya nanti. Namun setelah
73
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
menggunakan Facebook ini Alhamdulillah cukup meningkatkan
penjualan”74
b. Pertunjukan/pameran
Pameran merupakan kegiatan penyajian karya seni. Ada tiga jenis
pameran yang pertama yaitu pameran periodik, pameran incidental,
pameran permanen. Pameran periodik merupakan pameran yang
diselenggarakan secara teratur, misalnya sebulan sekali atau setahun
sekali. Pameran incidental merupakan pameran yang diselenggarakan jika
diperlukan, sehingga waktunya tidak bisa ditentukan. Sedangkan pameran
permanen adalah pameran yang diadakan dengan tempat yang tetap dan
dibuka dengan waaktu yang telah ditentukan, contohnya pameran
dimuseum. Penuturan dari Ibu Musdalifah selaku pemilik usaha Batik
Pelangi sesagai berikut:
“Biasanya pada saat ada event-event tertentu seperti hari ulang tahun
Kabupaten, Kecamatan atau hari kartini kami membuka stand
pameran, tidak cuma saya, beberapa pengrajin batik juga membuka
pameran di acara tersebut. Pengunjung yang datang dapat melihat-lihat
hasil produksi kami, ada beberapa juga yang memesan dengan motif
dan warna lain dari yang dipamerkan”75
Sebagaimana yang telah dijelaksan, Batik pelangi juga menggunakan
pameran sebagai sarana mempromosikan hasil produksinya, jenis pameran
yang digunakan oleh batik pelangi adalah pameran periodik misalnya pada
74
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 75
Ibid
acara ulang tahun Kabupaten dan hari kartini. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ibu musdalifah yang mengatakan
3. Penjualan Personal (Personal selling)
a. Face to Face
Face to face atau penjualan secara langsung bertatap muka dengan
calon pembeli merupakan cara yang cukup efektif. Penjual menawarkan
dan memperlihatkan langsung barang hasil produksinya kepada calon
pembeli. Batik pelangi juga menggunakan strategi penjualan personal
dengan cara tatap muka langsung dengan calon pembeli. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Ibu musdalifah yang mengatakan
“Penjualan tatap muka biasanya saya lakukan saat bertemu seseorang
yang baru saya temui, atau teman-teman saya untuk menawarkan
motif baru atau warna baru, kadang juga suami saya membantu
menawarkan kepada teman-temannya saat menghadiri suatu
pertemuan. Namun untuk langsung datang kerumah-rumah saya tidak
pernah melakukannya, karena hal tersebut menurut saya cukup
memakan waktu”76
Promosi dengan menggunakkan metode tatap muka menurut Ibu
musdalifah jugs merupakan cara yang efektif untuk menginformasikan
pada orang yang belum mengetahui produk dari Batik Pelangi tersebut.
Dengan bertemu bertatap muka, penjual dapat menjelaskan dan
mempengaruhi calon pembeli. Namun, Batik Pelangi tidak menggunakan
76
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
metode door to door atau datang langsung ke rumah calon pembeli karena
dinilai cukup memakan waktu.
b. Penjualan Melalui Telepon
Penjualan melalui telepon adalah suatu cara penjualan yang dilakukan
dengan cara menelepon calon pembeli untuk menawarkan barang hasil
produksi. Batik pelangi menggunakan cara ini karena dapat
mempermudah komunikasi tanpa harus menemui calon pembeli. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Musdalifah yang mengatakan:
“Untuk penjualan melalui telepon, tidak berbeda jauh dengan melalui
tatap muka saya juga biasanya menawarkan melalui telepon kepada
teman-teman saya yang memang ada kontaknya untuk menawarkan
hasil produksi dengan motif atau warna baru”77
Batik pelangi menggunakan cara pejualan melalui telepon hanya
dikhususkan kepada teman-teman pemilik usaha saja dan hanya dilakukan
ketikan menawarkan barang/motif baru yang di produksi oleh Batik
Pelangi. Memang cara ini lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya di
bandingkan dengan cara penjualan tatap muka.
4. Strategi Promosi dalam Islam
Ekonomi Islam juga menerapkan promosi yang dilakukan untuk
menawarkan, menginformasikan, menjual produk atas jasa. Konsep Al-
Qur’an tentang bisnis juga sangat komprehensif, parameter yang dipakai tidak
77
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
hanya menyangkut urusan dunia saja, namun juga menyangkut urusan akhirat.
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan di tempat pengrajin Batik
Pelangi, terdapat bebrapa kegiatan promosi yang dilakukan oleh Batik Pelangi
yang mengggunakan prinsip promosi dalam islam. Adapun kegiatan promosi
berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan oleh pengrajin Batik Pelangi
adalah promosi penjualan serta penjualan pribadi.
1. Promosi Penjualan
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam promosi penjualan yaitu
kepercayaan dan suka sama suka. Produsen tidak pernah memasksa
pembelinya untuk membeli hasil produksi, transakti terjadi atas dasar suka
sama suka dan kepercayaan. Berikut penjelasan Ibu Musdalifah selaku
pemilik Usaha Batik Pelangi:
“Saya sudah menggunakan promosi menurut syariat Islam walaupun
saya sendiri belum paham sudah sepenuhnya benar atau tidak, seperti
prinsip keiklasan dan suka sama suka seperti itu saya tidak pernah
memaksa calon pembeli untuk membeli hasil produksi saya”78
Artinya, saat kegiatan jual beli yang dolakukan oleh Batik pelangi,
pemilik usaha tidak pernah memaksa agar calon pembeli membeli produk
yang di tawarkan selain atas kesepakatan bersama antara penjual dan
pembeli.
78
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
2. Penjualan Pribadi
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam penjualan pribadi yaitu
keikhlasan. Keikhlasan yang dimaksud adalah pelaku bisnis diharapkan
tidak berlaku curang ataupun melanggar kepentingan orang lain dengan
sengaja seperti tidak mendeskripsikan produk nya dengan berlebih-lebihan
atau tidak sesuai fakta serta memberikan janji palsu. Berikut penjelasan
Ibu Musdalifah selaku pemilik Usaha Batik Pelangi:
“Saya selalu menjelaskan kualitas barang yang saya tawarkan dengan
apa adanya, tidak melebih-lebihkan, serta menjatuhkan nama pesaing,
karena kepercayaan pelanggan juga termasuk hal yang sangat penting
untuk kelangsungan usaha yang saya jalani ini”79
Berdasarkan hasil wawancara di atsas dapat disimpulkan bahwa antara
penjuakan pribadi dan promosi penjualan kaitannya adalah tetang
kepercayaan dari konsumen, apabila dalam penualan pribadi terdapan
unsur kebohongan maka kepercayaan dari konsumen akan hilang.
B. Alasan-alasan Pengrajin Batik Pe1angi Tidak Memasarkan Hasil
Produksinya dalam Jangkauan yang Lebih Luas.
Terkait dengan dilakukannya kegiatan promosi, yang diharapkan oleh Batik
Pelangi adalah meingkatkan pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan
dan jangkauan yang lebih luas. Namun, pada kenyataannya Batik pelangi
79
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
membatasi pangsa pasarnya, yaitu hanya dalam cakupan masyarakat Tanjung
Jabung Timur. Adapun alasan Batik pelangi tidak memasarkan hasil produksi
dalam jangkauan yang lebih luas yaitu karena dua faktor, faktor internal dan
external. Alasan dari faktor internal meliputi kurangnya pengetahuan tentang
teknologi media sosial yang saat ini berkembang luas dan semakin canggih,
pemilik usaha merasa puas dengan hasil yang telah dicapai saat ini serta kurang
mebuka diri (minder) karena berpikiran bahwa Batik Pelangi tidak bisa bersaing
dengan pengrajin lain yang lebih dahulu ada. Sedangkan dari faktor external
meliputi lokasi tempat usaha yang jauh dari keramaian dan kemodern-an, jaringan
internet yang masih terbatas, tekanan persaingan produk yang sejenis, kemudian
kurangnya informasi yang akurat mengenai minat pasar serta kapasitas produksi
yang terbatas.
1. Faktor Internal
a. Kurangnya Pengengetahuan Tentang Teknologi
Kurangnya pemahaman teknologi atau biasa disebut gaptek
merupakan sebutan bagi orang yang telah mengetahui dunia internet,
namun masih belum lancar dalam penggunaannya. Sama hal nya Batik
Pelangi yang masih belum lancar dalam menggunakan berbagai jenis
teknologi dari sosial media. Hal terebut sesuai dengan pernyataan Ibu
Musdalifah yang mengatakan:
“Untuk media sosial hanya facebook saja, karena saya kurang paham
mengaplikasikan instagram dan semacamnya, pernah ditawarkan oleh
anak saya untuk dibuatkan website tapi saya tidak mau karena
percuma juga saya tidak bisa menggunakannya, karena faktor usia
juga lumayan susah untuk belajar yang seperti itu”80
Kurangnya pemahaman tentang teknologi pada Batik Pelangi dilatar
belakangi oleh kurangnya minat pribadi dari pemilik usaha dikarenakan
usia yang sudah tidak muda lagi menyebabkan kesulitan dalam belajar
mengaplikasikan sosial media sebagai alat bauran promosi. Hal tersebut
yang menjadi salah satu alasan dan penyebab Batik Pelangi tidak
menggunakan sosial media sebagai alat bauran promosi secara optimal.
b. Kurang Membuka Diri (Minder)
Barik Pelangi merupakan produsen yang memproduksi batik motif
khas Tanjab Timur yaitu daerah pesisir dengan kualitas hasil produksi
yang sama dengan pengrajin batik lain didaerah tersebut. Namun, karena
adanya ketidak percayaan diri dari pemilik usaha pada barang yang di
produksi tersebut, Btik Pelangi hanya mengkhususkan pangsa pasarnya
pada masyarakat daerah tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Ibu Musdalifah yang mengatakan:
“Masalah kain, bahan baku, semuanya rata-rata sama dengan pengrajin
Rasya Batik, Untuk masalah promosinya, saya hanya memasarkan
didaerah sekitaran kabupaten Tanjung Jabung Timur saja. Saya kurang
berniat untuk memasarkan keluar kota karena seperti di Kota Jambi
80
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
saja sudah ada batik khas daerah Jambi sendiri, jadi batik khas daerah
kita ya untuk kita saja”81
Marasa tidak percaya diri (minder) merupakan salah satu alasan Batik
Pelangi tidak memasarkan hasil produksi dalam jangkauan yang lebih
luas. Ketidak percayaan diri tersebut mengakibatkan Batik Pelangi kurang
mampu bersaing dengan sesaama pengrajin batik.
c. Puas dengan Hasil Yang Dicapai Saat Ini
Penuturan dari Ibu Musdalifah selaku pemilik usaha dari Batik Pelangi
sebagai berikut:
“Saya sudah cukup mendapat banyak pesanan dari Wilayah kecamatan
dan Kabupaten saat ada event-event tertentu. Menurut saya cukup
dipasarkan didaerah sini saja karena begini saja saya dan karyawan
disini sudah kewalahan, apalagi tidak jarang ada yang pesanannya mau
diselesaikan dengan cepat benar-benar membuat kami kewalahan”82
Islam memang mengajarkan kita untuk tidak serakah dan berlebih-
lebihan, begitu pula dalam mencari rezeki. Namun, Merasa cepat puas
dengan hasil yang telah dicapai saat ini juga bisa menjadi penghambat
sebuah usaha tidak berkembang. Selain puas dengan hasil yang sudah
dicapai, yang menjadi alasan adalah kurangnya kerja sama dan kesaadaran
dari konsumen jika memesan barang dalam jumlah banyak seharusnya
memberikan waktu yang cukup dan tidak menggesa-gesa produsen agar
barang yang dihasilkan juga maksimal.
81
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 82
Ibid
2. Faktor External
a. Lokasi
Tujuan dari strategi pemilihan lokasi merupakan salah satu cara
bagaimana meminimalkan biaya dan memaksimalkan resiko. Namun,
tidak sesuai dengan strategi yang seharusnya dilakukan, lokasi Batik
Pelangi yang sangat jauh dari pusat kota menjadi alasan mengapa Batik
Pelangi tidak memasarkan barang hasil produksi dalam jangkauan yang
lebih luas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Musdalifah yang
Mengatakan:
“Lokasi disini anda tau sendiri bahwa jauh dari keramaian dan
kemodernan jadi cukup sulit untuk dijangkau oleh masyarakat yang
bertempat tinggal jauh dari sini karena mempertimbangkan lokasi
kami ini yang melewati perkebunan kelapa, pinang dan sawit. Selain
itu kendala dipengantaran barang juga cukup memakan waktu dan
biaya”83
Pemilihan lokasi yang strategis merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk dipertimbangkan oleh suatu perusaahaan, dikarenakan
lokasi yang jauh dari konsumen akan menyebabkan mahalnya biaya
pendistribusian barang, memakan banyak waktu serta beresiko terhadap
kualitas barang.
83
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
b. Jaringan Internet
Jaringan nternet dan sosial media merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan, sosial media tidak akan bisa berjalan tanpa adanya jaringan
internet. Begitu pula dengan daerah tempat usaha batik pelangi, letak nya
yang jauh dari kata modern, sehingga jaringan internet pun tidak lancar.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Musdalifah yang mengatakan:
“Berkaitan dengan masalah lokasi, jaringan internet disini juga tidak
terlalu lancar, untuk mengaplikasikan sosial media pun jadi berpikir
ulang karena masalah jaringan internetnya”84
Berdasarkan penjelasan Ibu Musdalifah tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa selain kurangnya pemahaman tentang teknologi,
fasilitas jaringan internet yang kurang memadai juga menjadi salah satu
alasan sekaligus hambatan mengapa Batik Pelangi tidak menggunakan
media sosial dengan tidak efektif.
c. Tekanan Persaingan Produk yang Sejenis
Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu hal yang wajar,
persaingan yang dihadapi oleh Batik Pelangi dalam cakupan persaingan
produk yang sejenis adalah bagaimana pesaing dapat memproduksi sesuai
keinginan pasar dengan didukung oleh bakat serta kemampuan produksi
dari pesaing tersebut. Berikut ketrangan yang diberikan oleh Ibu
Musdalifah selaku pemilik usaha Batik Pelangi:
84
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
“Kalau alasan pemilik usaha Rasya batik mendapatkan pesanan dari
luar daerah itu karena yang unggul dari mereka adalah batik
Abstraknya, setau saya batik abstrak di sini sangat jarang sekali karena
memang membutuhkan ketelatenan serta bakat jiwa seni dari
pengrajinnya sendiri. Sedangkan saya dan karyawan-karyawan disini
tidak ada yang memiliki bakat seperti itu”85
Kurangnya keterampilan, kemampuan, serta ketidak percaya dirian
dari Batik Pelangi menyebabkan pemilik usaha merasa tidak mampu
bersaing dengan pesaing lain yang sejenis. Selain pemanfaatan media
promosi yang tidak optimal kemampuan membuat motif batik yang
diproduksi oleh Batik Pelangi hanya mampu memproduksi batik
menggunakan alat cap, padahal yang lebih banyak diminati oleh
masyarakat saat ini adalah batik abstrak seperti yang dihasilkan oleh
Rasya Batik. Hal menjadikan batik abstrak unggul adalah tidak ada motif
yang serupa, karena setiap kali produksi menghasilkan satu motif dan satu
warna yang berbeda, jadi motif yang dihasilkan tidak pasaran.
d. Kurangnya Informasi yang Akurat Mengenai Keinginan Pasar
Mengetahui keinginan pasar berarti mengetahui apa yang diinginkan
dan dicari oleh konsumen. Jadi dalam proses pemasaran bukan hanya
semata-mata menjual hasil produksi tetapi juga sangat perlu mengetahui
keingian pasar/konsumen. Hasil wawancara dengan Ibu Musdalifah yang
memberikan penuturan sebagai berikut:
85
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019
“Saya memproduksi batik disini dengan referensi motif-motif
terdahulu yang sudah ada, kadang juga saya meminjam alat cap dari
Rasya Batik atau saya membawa kain untuk dicap disana langsung.
Saya kurang memperhatikan minat pasar dengan kata lain
mengesampingkan, karena dengan motif yang sudah ada ini juga
sudah cukup banyak peminatnya”86
Kesimpulan yang dapat diambil dari jawaban wawancara tersebut
adalah kurangnya informasi yang akurat tentang keinginan pasar
menyebabkan kurangnya minat konsumen terhadap barang tersebut. Batik
Pelangi hanya memfokuskan pada apa yang sudah ada tanpa memikirkan
inovasi-inovasi baru yang akan lebih diminati oleh konsumen dengan
tujuan pengembangan usaha.
e. Kapasitas Produksi Yang Terbatas
Kapasitas produksi yang terbatas dikarenakan dalam proses produksi
yang masih manual serta karyawan yang terbatas, sama hal nya dengan
penjelasan Ibu Musdalifah selaku pemilik usaha Batik Pelangi yang
mengatakan:
“Karyawan yang bekerja disini kan sedikit, dan itu pun di bagi-bagi
dengan tugasnya masing-masing, jika karyawan banyak pengeluaran
untuk gaji karyawan juga tambah banyak, lagipula masyara
masyarakat disini juga kurang tertarik dengan pekerjaan yang rumit
seperti ini, dan saya juga memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan
pembeli”87
86
Wawancara Dengan Musdalifah, Pemilik Usaha Batik Pelangi, Kec. Muara Sabak Timur, Jumat,
26 Juli 2019 87
Ibid
Berdasarkan penuturan Ibu Musdalifah, terbatasnya kapasitas produksi
pada Batik Pelangi disebabkan karena proses pembuatan batik yang pada
dasarnya memang rumit dan masih manual serta terbatasnya sumber daya
manusia yang bekerja di tempat tersebut. Sedangkan terbatasnya sumber
daya manuasia yang bekerja dilatar belakangi oleh pertimbangan
mengenai biaya gaji karyawan. Selain itu, kurangnya minat masyarakat
terhadap pekerjaan membatik juga menjadi alasan keterbatasan karyawan.
C. Analisis Strategi Promosi yang dapat Dilakukan Oleh Pengrajin Batik
Pelangi
1. Periklanan
Iklan merupakan komunikasi secara tidak langsung yang dilakukan oleh
produsen. Fungsi dari periklanan tersebut adalah menginformasukan produk
pada masyarakat dalam jangkauan yang luas, membujuk dan mempengaruhi
calon pembeli, menciptakan kesan, memuaskan keinginan serta sebagai alat
komunikasi. Batik Pelangi merupakan sebuah usaha yang terletak disebuah
desa terpencil yang terletak jauh dari kemodernan dan perkotaan. Oleh karena
itu, bentuk periklanan yang paling mungkin bisa dilakukan oleh Pengrajin
Batik Pelangi adalah menggunakan periklanan melalui media radio,
dikarenakan yang paling dekat dengan lokasi tempat usaha Batik Pelangi
adalah salah satu stasion radio yang bernama Zabak FM yang terletak
dikabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Adapun komponen promosi penjualan yang dapat dilakukan oleh
pengrajin Batik Pelangi adalah sebagai berikut:
a. Kupon atau Nota
Cara yang dapat dilakukan oleh batik pelangi adalah kupon atau nota.
Misalnya dalam suatu periode tertentu Batik Pelangi meminta konsumen
untuk mengumpulkan kupon atau nota pembelianya, bisa juga dengan cara
cara mengumpulkan stempel setiap kali transaksi, kemudian jika sudah
mencapai jumlah yang telah ditentukan pembeli dapat menukarkan kupon
atau nota tersebut dengan hadiah, dengan demikian pembeli lebih
bersemangat untuk terus berbelanja produk-produk Batik Pelangi.
b. Hadiah
Cara selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pengrajin Batik Pelangi
adalah Hadiah. Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon
atau nota dimuka, hanya mempunyai variasi yang lain. Cara ini dapat
mendorong seseorang untuk membeli lebih banyak lagi,
mempertimbangkan keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan dan
akhirnya menjadi langganan.
c. Rabat
Rabat merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli.
Rabat digunakan terutama untuk memperkenalkan produk baru. Cara ini
dinilai mampu untuk menarik minat calon pembeli karena calon pembeli
akan mempertimbsngkan keuntungan yang akan didapatkan yaitu selain
mendapat potongan harga calon pembeli juga mendapatkan barang
produksi dengan motif terbaru.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yangtelah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya tentangstrategi promosi Batik Pelangi dalam menghadapi
persaingan usaha, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Batik pelangi telah menggunakan komponen-komponen dari strategi
promosi yang ada dalam menghadai persaingan usaha, namun dalam
penerapannya masih belum optimal dan hanya menggunakan beberapa
komponen saja, seperti promosi penjualan (salles promotion) dengan cara
pemberian contoh barang (tester), pemberian hadiah, serta rabat
(pengurangan harga), kemudian publikasi (publication) dengan cara
promosi melalui sosial media, dan pertunjukan/pameran, serta penjualan
personal (personal selling) yang meliputi face to face, dan penjualan
melalui telepon. Sedangkan promosi menurut Islam yang digunakan oleh
Batik Pelangi adalah promosi penjualan serta penjualan pribadi.
2. Alasan Batik Pelangi tidak atau belum memasarkan hasil produksinya
dalam jangkauan yang lebih luas adalah karena adanya faktor internal dan
external. Faktor-faktor internal yang dihadapi oleh Batik Pelangi meliputi
kurangnya pengetahuan mengenai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang, kurang membuka diri (minder) dengan keberadaan pesaing-
pesaing lain serta merasa puas diri dengan hasil yang didapatkan saat ini.
Sedangkan dari faktor eksternal meliputi lokasi tempat usaha yang jauh
dari kemodern-an dan keramaian, jaringan internet yang masih terbatas,
tekanan persaingan produk yang sejenis, kemudian kurangnya informasi
yang akurat mengenai minat pasar serta kapasitas produksi yang terbatas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian da kesimpulan dari penelitian ini, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi pengrajin Batik Pelangi agar dapat menggunakan komponen-
komponen promosi dengan optimal dalam mempromosikan hasil produksi
dengan harapan dapat meningkatkan volume penjualan serta budaya batik
dari hasil karya Batik Pelangi dapat berkembang dan dikenal oleh
masyarakat luas.
2. Bagi mahasiswa diharapkan skripsi ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Surah Al-Muddassir
Al-Qur’an Surah An-Nisa’
Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara’
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alvabeta,
November 2014
Asnawi, Nur, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran, Malang: UIN-MALIKI
PRESS, 2011
Basu, Swastha, Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty,
2002 Bayu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Moderen, Yogyakarta : Liberty, 1990, edisi kedua,
cetakan ke-4
Claudya Vanesha Pitoy, Altje Tumbel, Maria Tielung, Analisis Strategi Bersaing
Dalam Persaingan Usaha Bisnis Document Solution (Studi Kasus Pada Pt.
Astragraphia, Tbk Manado), Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No.
03 Tahun 2016
Daironi Muhammad Faiz, Promosi Pada Perusahaan Konveksi Aba Collection
Tulungagung Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis Ditinjau Dari
Ekonomi Islam, Skripsi, 2013
Ghony Junaidi, Almanshur Fauzhan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016, cetakan ke-3
Herlin Ie, Sem G. Oroh, Penerapan Strategi Promosi Pada Pemasaran Produk
Federal Parts Cv. Kanaka Jaya Manado, Jurnal Emba,2015, Vol.3
I Putu Yos Saputra, Penentuan Strategi Promosi Dalam Upaya Peningkatan
Penjualan Mobil Di Showroom, Jurnal Manajemen & Bisnis, Issn : 1892-
8486, Volume 13 Nomor 2, 2016
Maya Rizky Amalia, Strategi Promosi Batik Gunawan Setiawan, (Studi Deskriptif
Kualitatif Mengenai Strategi Promosi Batik Gunawan Setiawan Dalam
Menarik Minat Konsumen Untuk Mendukung Penjualan Dalam Rangka
Melestarikan Batik), Skripsi, 2012
Meri Susanti, Strategi Promosi Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah Pengunjung
Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pantai Batu Lapis Kalianda
Lampung Selatan, Skripsi, 2016
Muda A.K Ahmad, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Gitamedia Press, 2008
Muhidin Riski, Strategi Pemasaran Terhadap Persaingan Usaha dalam Ekonomi
Islam (Studi Kasus pada Kerajinan Songket Fikri Palembang), Skripsi
Ekonomi dan Bisnis, 2016
S. Supriyanto dan Ernawati, Pemasaran Industri Jasa Kesehatan, Yogyakarta: Andy
Offset, 2010, edisi ke-1
Saludin, Strategi Persaingan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018, Edisi Pertama
Sardjono, Gito dan Sahid Sukamdi, Bisnis dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta :
Haji Massagung, 1993, cetakan ke-1
Setianingrum, Ari, Udaya Jusuf, Efendi, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Yogyakarta:
Andi, 2015, Edisi ke-1
Silcyljeova Moniharapon, Penerapan Strategi Promosi Pada Pemasaran Produk
Federal Parts Cv. Kanaka Jaya Manado, Jurnal Emba, Issn 2303-1174, Vol.3
No.2 Juni 2015
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofiak Metode Penelitian Survei, Jakarta: Pustaka
LP3S Indonesia
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Afabeta,
2009
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013, cetakan ke-19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2017, cetakan ke-26
Suindrawati, Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan (Studi
Kasus Di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora), Skripsi
Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2015
Umar, Hasbi, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2014, Edisi Revisi
LAMPIRAN I
INSTRUMEN WAWANCARA
Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah di susun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh
informasi dan data yang objektif.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara adalah
sebagai berikut:
1. Sejak kapan anda memulai usaha sebagai pengrajin batik?
2. Apakan menjadi pengrajin batik adalah sebuah ide dan keinginan anda
sendiri?
3. Berapa macam motif dan jenis batik yang di produksi disini?
4. Apakan motif yang ada merupakan kreasi sendiri atau mengambil referensi
dari motif-motif terdahulu?
5. Berapakah harga batik yang anda pasarkan?
6. Berapakan rata-rata hasil penjualan anda dalam satu bulan?
7. Dimanakah anda biasa mendapatkan bahan baku serta peralatan untuk
memproduksi batik?
8. Apakah modal yang anda gunakan merupakan modal pribadi?
9. Apakah anda memiliki karyawan?
10. Bagaimanakah struktur organisasi dalam usaha yang anda lakukan?
11. Apakah anda sudah menangani dengan benar mengenai AMDAL dari
limbah yang anda hasilkan?
12. Siapa sajakah pangsa pasar dalam strategi pemasaran anda?
13. Bagaimanakah strategi promosi yang anda lakukan?
14. Bagaimanakah strategi yang anda lakukan dalam menghadapi persaingan
usaha?
15. Komponen promosi apa sajakah yang anda terapkan dalam pemasaran?
16. Apakah ada perbedaan yang signifikan saat anda menggunakan media sosial
untuk mempromosikan produk anda?
17. Apa alasan anda tidak memasarkan hasil produksi anda dalam jangkauan
yang lebih luas?
18. Apakah dalam mempromosikan ataupun memasarkan hasil produksi Batik
Pelangi ini anda menggunakan prinsip yang sesuai dengan syariat Islam?
19. Apakah yang menjadi alasan anda untuk menerapkan prinsip syariah pada
usaha yang anda lakukan?
LAMPIRAN II
DAFTAR INFORMAN
1. Staff kantor camat Muara Sabak Timur
2. Pemilik usaha Batik Pelangi
3. Pemilik usaha Rasya Batik
4. Pemilik usaha Batik Simbur
5. Pemilik Usaha Tendri Batik
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Pribadi
Nama : Eka Nur Janah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Lambur, 08 september 1997
NIM : EES150635
Gol. Darah : B
E-Mail : ekanurjanah263@yahoo.com
No. Hp : 0822-8067-6976
Alamat : Perumahan Griya Kenali Jaya
Nama Ayah : Parsidi
Nama Ibu : Parsiatun
Pekerjaan Orang Tua : Tani
Alamat Orang Tua : Desa Lambur 1, Kec. Muara Sabak Timur, Kab.
Tanjung Jabung Timur
B. Riwayat Pendidikan
SD : SD N 101/X Lambur 1
SMP : SMP N 13 Tanjung Jabung Timur
SMA : SMA N 2 Tanjung Jabung Timur