Post on 24-Dec-2015
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
1.1 Tinjauan Teori
1.1.1 Definisi
1. Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
2. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh
ketiadaan absolut insulin / insensitivitas sel terhadap insulin ( Elizabeth;
2000 ).
1.1.2 Etiologi
1. IDDM
Faktor genetik.
Faktor Imunologi : Proses autoimun.
Faktor Lingkungan : Terjadi destruksi pankreas.
2. NIDDM
Usia.
Obesitas/ Kegemukan.
Riwayat Keluarga.
Golongan etnik tertentu.
1.1.3 Fisiologi
Pankreas adalah sebuah organ abdomen difus besar yang berfungsi sebagai
kelenjar eksokrin dan endokrin. Fungsi endokrin pankreas adalah
memproduksi dan melepaskan hormon insulin, glukagon dan somatostatin.
Hormon – hormon ini masing – masing diproduksi oleh sel – sel khusus yang
berbeda di pankreas, yang disebut pulau langerhans.
1.1.4 Patofisiologi
1. IDDM (Independent Diabetic Melitus)
Diabetes melitus Tipe I, merupakan insulinopenik atau memiliki
insufisiensi insulin absolut dalam tubuh sehingga diperlukan obat-obat
Hipoglikemi atau insulin dari luar. Berikut skema keadaan diabetes
melitus Tipe I .
Keterangan : Kekurangan insulin absolut pada diabetes Tipe I disebabkan
karena kerusakan sel-sel beta pankreas penghasil insulin akibat proses
autoimun atau karena sebab-sebab lain seperti infeksi atau keganasan.
Biasanya akan menyerang individu yang berumur kurang dari 30 tahun,
akan tetapi juga bisa ditemukan pada semua umur.
1
Tingginya kadar gula dalam darah, menyebabkan ginjal tak mampu
menyerap kembali glukosa sehingga glukosa akan terbawa dalam urine
(glokosuria), yang disertai dengan diuresis osmotik, sehingga banyak
cairan dan elektrolit yang hilang lewat urine (Poliuri).
Karena tubuh banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka akan muncul
respon haus yang hebat dan penderita akan banyak minum (Polidipsi).
Terganggunya transfer kalori ke dalam sel-sel mengakibatkan sel akan
kekurangan nutrisi, hal ini semakin diperparah dengan proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis, sehingga berat badan penderita akan
semakin turun. Respon tubuh akibat ketidakcukupan nutrisi sel maka
penderita akan banyak makan (Poliphagi), akibat dari glukoneogenesis
dan glikogenesis menyebabkan kadar gula darah tetap tinggi walau dalam
keadaan puasa. Selain itu juga terjadi peningkatan lipolisis yang akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan asam basa, tejadilah
ketoasidosis metabolik yang akan semakin memperburuk keadaan
penderita.
2
Insufisiensi
Gangguan Metabolisme Karbohidrat lemak &
ProteinMenurunnya
penggunaan glukosa sel
Peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi)
Glukosuria + diuresis osmotik
Kehilangan cairan elektrolit lewat uirne
(Poliuri)
Dehidrasi
Gula darah tetap tinggi (puasa)
Peningkatan Glukoneogenesis &
glikogenolisis
Sel semakin kekurangan nutrisi
Defisit K+, Na+
BB Turun
Fatique
Rasa Lapar Berlebihan
PK. Syok Hipovole
Penurunan Kesadaran
Koma
Peningkatan Lipolisis
Oksidasi asam lemak meningkat
Ketonemia
Ketonuria
Ketoasidosis
Nafas Bau Aseton
PK Asidosis Metabolik
Mual, muntah, Hiperventilasi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
PK Hipokalemia
PK Hiponatremi
Gatal
Ulkus sulit sembuh
Gangguan integritas kulit
PK Sepsis Nekrosis jaringan
Impuls ke reseptor nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri
Kerusakan sel β pankreas
2. NIDDM (Non Independent Diabetic Melitus)
Keterangan : Pada diabetes Tipe 2, biasanya tipikal menyerang
individu yang berusia lebih dari 30 tahun, yang mengalami masalah
yang berhubungan dengan insulin, misalnya resistensi insulin atau
gangguan sekresi insulin. Kira-kira 90% penyebab diabetes tipe 2
adalah kegemukan. Tingginya kadar glukosa darah akan
mengakibatkan terjadinya diuresis osmotik, hiperosmolaritas serum,
sehingga akan menyebabkan banyak kehilangan cairan dan elektrolit
intra sel., dan timbulah dehidrasi.
Individu dengan diabetes Tipe 2, biasanya bisa bertahan tanpa bantuan
obat-obat hipoglikemi dari luar akan tetapi pada kondisi-kondisi
seperti stress, operasi dan infeksi. Kalau dengan diet tidak menolong
maka diperlukan insulin dari luar.
Ketosidosis tidak akan terjadi karena jumlah insulin dalam tubuh
masih adekuat untuk mempertahankan tidak terjadi lipolisis. Akan
3
Defisit Insulin(Produksi Insulin
Kurang)
Gangguan Metabolisme karbohidrat, lemak +
protein
Menurunnya penggunaan glukosa sel
Tingginya kadar glukosa darah (Hiperglikemi)
Osmolalitas cairan ekstra sel meningkat
Glukosuria + Diuresis Osmotik(Poliuri)
Defisit Na+, K+
Hilangnya cairan Intra Sel (HHNK)
Dehidrasi
G.D. Puasa Tinggi
Peningkatan glukoneogenesis + glikogenolisis
PK. Syok Hipovolemi
PK Hipokalemia
PK Hiponatremi
Gatal
Ulkus sulit sembuh
Gangguan integritas kulitPK Sepsis
tetapi pada diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menimbulkan
masalah akut yang dinamakan Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar
Nonketotik (HHNK). Peningkatan glukosa darah saat puasa
menunjukkan kurangnya pengambilan glukosa jaringan atau terjadi
peningkatan glukoneogenesis.
1.1.5 Klasifikasi
Ada 2 tipe diabetes melitus :
1. Diabetes melitus Tipe I : Diabetes tergantung insulin (IDDM).
2. Diabetes melitus Tipe II : Diabetes tak tergantung insulin (NIDDM).
1.1.6 Manifestasi Klinik
1. IDDM
Tahap Awal
Polidipsi.
Polifagi.
Poliuri.
Kelelahan.
Kelemahan.
Berat badan turun.
Hiperglikemi.
Tahap Lanjut
Dehidrasi.
Gangguan elektrolit.
Syok hipovolemi.
Kesadaran menurun.
Koma.
Ketoasidosis metabolik.
2. NIDDM
Tahap Awal
Biasanya tidak menunjukkan awitan gejala yang menonjol, diagnosa
diketahui berdasarkan tes laboratorium.
Tahap Lanjut
Polidipsi.
Polifagi.
Kelemahan.
Kesemutan ekstremitas/ mati rasa.
Gatal-gatal.
Gangguan Neuropati Perifer.
Somnolen.
4
PK. Syok Hipovole
Sindrom HHNK
Bila ada luka sukar sembuh.
1.1.7 Pemeriksaan Laboratorium
1. IDDM
GD. Puasa > 140 mg/dl.
GD 2 jam P.P > 200 mg/dl.
GD sewaktu > 200 mg/dl.
Osmolalitas serum 300 m Osm/kg.
Urine :
Glukosa : Positif.
Keton : Positif.
Aseton : Positif atau negatif.
2. NIDDM
GD Puasa : > 140 mg/dl.
GD 2 jam PP > 200 mg/dl.
GD sewaktu > 200 mg/dl.
Osmolalitas serum 300 m Osm/kg.
1.1.8 Komplikasi Diabetes Melitus
1. IDDM
Ketoasidosis Diabetik.
Hipoglikemi.
2. NIDDM
Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketotik (HHNK).
Hipoglikemi.
3. Komplikasi Lanjut :
1) Penyakit Makrovaskuler.
Penyakit serebrovaskuler.
Penyakit vaskuler perifer.
2) Penyakit Mikrovaskuler.
Retinopati diabetik.
Netropati diabetik.
3) Neuropati Diabetik.
1.1.9 Penatalaksanaan Medik
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan dabetes melitus :
5
1. Pengaturan diet.
2. Terapi pengobatan, obat-obat hipoglikemi dan insulin.
3. Pemantauan kadar gula darah.
4. Latihan fisik.
5. Pendidikan kesehatan.
1.2 Asuhan Keperawatan Teoritis
1.2.1 Pengkajian
Data Subjektif :
Melaporkan adanya sering kencing.
Haus berlebihan.
Kelemahan.
Mual/muntah.
Sering lapar.
Perasaan penuh pada lambung.
Kelelahan.
Mengatakan kurang mengerti terhadap perjalanan penyakit.
Menyatakan tak berdaya.
Keputihan pada wanita.
Mengeluh gatal.
Penglihatan kabur atau ganda.
Mengantuk.
Data Objektif :
Hipotensi.
Takikardi.
Turgor kulit tidak elastis.
Membran mukosa kering.
Berat badan menurun/meningkat.
Tonus otot buruk.
Cenderung terjadi kecelakaan.
Apatis.
Menarik diri.
Tidak berpartisipasi dalam pengobatan.
Ulcerasi yang tidak sembuh-sembuh.
Peningkatan glukosa darah diatas normal.
Nyeri tekan epigastrik.
1.2.2 Pemeriksaan Fisik
Aktivitas / Istirahat
6
Gejala :Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan.
Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur / istirahat.
Tanda :Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat / dengan
aktivitas.
Letargi / disorientasi, koma.
Penurunan kekuatan otot.
Sirkulasi
Gejala :Adanya riwayat HT; IMA
Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda :Takikardi
Perubahan tekanan darah postural : hipertense
Nadi yang menurun / tak ada.
Disritmia
Krekels : DVJ ( GJK )
Kulit panas, kering dan kemerahan; bola mata cekung.
Integritas Ego
Gejala :Stress : tergantung pada orang lain
Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda :Ansietas, peka rangsang
Eliminasi
Gejala :Perubahan pola berkemih ( poliuria ), nokturia.
Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih ( infeksi ), ISK
baru / berulang
Nyeri tekan abdomen.
Diare
Tanda :Urine encer, pekat, kuning, poliuri ( dapat berkembang
menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemia berat )
Urine berkabut, bau busuk ( infeksi ).
Abdomen keras, adanya asites.
Bising usus lemah dan menurun; hiperaktif ( diare )
Makanan / Cairan
Gejala :Hilang nafsu makan.
Mual / muntah
Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa /
karbohidrat.
Penurunan BB lebih dari periode beberapa hari / minggu.
Haus.
7
Penggunaan deuretik ( tiazid ).
Tanda :Kulit kering / bersisik, turgor jelek.
Kekakuan / distensi abdomen, muntah.
Pembesaran tiroid ( Peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah ).
Bau halitonis / manis, bau buah ( nafas aceton ).
Neurosensori
Gejala :Pusing / pening
Sakit kepala
Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia.
Gangguan penglihatan.
Tanda :Disorientasi : mengatuk, letargi, stupor / koma ( tahaplanjut ).
Gangguan memori ( baru, masa lalu), kacau mental.
Reflek tendon dalam (RTD) menurun ( koma ).
Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA ).
Nyeri / Kenyamanan
Gejala :Abdomen yang tegang / nyeri ( sedang / berat ).
Tanda :Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati – hati.
Pernafasan
Gejala :Merasa kekurangan O2, batuk dengan / tanpa sputum purulen (
tergantung adanya infeksi / tidak ).
Tanda :Lapar udara.
Batuk dengan / tanpa sputum purulen ( infeksi ).
Frekuensi nafas.
Keamanan
Gejala :Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Demam, diaforesis
Kulit rusak, lesi / ulcerasi
Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak.
Parestesis / paralisis otot termasuk otot pernafasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam ).
Seksualitas
Gejala :Rabas vagina ( cenderung infeksi ).
Masalah impoten pada pria : kesulitan orgasme pada wanita
1.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
1.2.3.1 Diagnosa 1
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik atau
Kehilangan cairan berlebihan, ditandai dengan :
8
Peningkatan haluaran urine.
Kelemahan, haus, penurunan berat badan tiba-tiba.
Kulit dan membran mukosa kering.
Turgor kulit tidak elastis.
Hipotensi dan takikardia.
Tujuan Keperawatan : Kekurangan volume cairan teratasi.
Kriteria Hasil :
Menunjukan hidrasi yang adekuat ditandai oleh :
TD : Sistole 110 – 130 mmHg & Diatole 80 – 90 mmHg.
Nadi : 70 – 80 x/mnt.
Suhu : 36ºC – 37,5ºC.
RR : 16 – 20 x/mnt.
Denyut nadi perifer terasa jelas.
Turgor kulit elastis dan mukosa lembab.
Tidak ada ekspresi lemah atau lelah.
Dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Intake – output seimbang.
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital setiap 4 – 8 jam.
R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi.
2. Kaji turgor kulit, kelembaban dan kondisi selaput mukosa.
R : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi
yang adekuat.
3. Kaji adanya perubahan mental dan tanda-tanda hipoglikemi.
R : Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi /
rendah, elektrolit abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan
berkembangnya hipoksia.
4. Catat keluhan mual, muntah, nyeri abdomen dan distensi lambung.
R : Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang
seringkali akan menimbulkan muntah dan secara potensial akan
menimbulkan kekurangan cairan / elektrolit.
5. Ukur intake output tiap hari.
R : Memperkirakan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
6. Timbang berat badan tiap hari kalau perlu.
R : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti.
9
7. Berikan cairan sekurang-kurangnya 2500 ml atau sesuai program medik
dan jika tidak ada kontraindikasi.
R : Mempertahankan hidrasi / volume sirkulasi.
8. Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, oedema,
peningkatan berat badan, nadi tidak teratur.
R : Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat
berpotensi menimbulkan kelebihan beban cairan dan GJK.
9. Tindakan kolaborasi :
Berikan terapi cairan infus sesuai indikasi.
R : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan
cairan dan respons pasien secara individu.
Pasang/ pertahankan cateter urine tetap terpasang.
R : Memberikan pengukuran yang tepat / akurat terhadap pengukuran
haluaran urine. Dapat dilepas jika pasien berada dalam keadaan stabil
untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi.
Pantau pemeriksaan laboratorium.( Hematokrit, BUN/ Kreatinin,
Natrium, Kalium, GD)
R : Mengkaji status hidrasi pasien
1.2.3.2 Diagnosa 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan
Defisiensi insulin atau Intake yang kurang.
Ditandai dengan :
- Kurang nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Lemah.
- Lelah
- Tonus otot buruk.
- Mual dan muntah.
- Perasaan penuh pada lambung.
- BB normal atau menurun.
Tujuan Keperawatan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Pemasukkan jumlah kalori/ nutrisi sesuai.
Menunjukkan kestabilan berat badan.
Mual,muntah hilang.
Tonus otot kenyal/ baik.
Intervensi :
10
1. Observasi tanda-tanda hipoglikemi seperti penurunan kesadaran, keringat
dingin, nadi cepat, rasa lapar, gemetar, cemas, sakit kepala.
R : Karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi (GD akan berkurang,
sementara insulin tetap diberikan, maka hipoglikemia dapat terjadi).
2. Berikan Diet DM sesuai tipe DM dan sajikan makanan dalam keadaan
hangat
R : Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan meningkatkan nafsu makan
pasien.
3. Timbang berat badan sesuai indikasi.
R : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat ()termasuk absorbsi dan
utilisasinya)
4. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum dicerna.
R : Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat menurunkan motilitas / fungsi lambung.
5. Tekankan pentingnya makan yang teratur, menentukan waktu untuk
makan-makanan selingan dan menghabiskan sesuai jadwal.
R : Memenuhi asupan nutrisi sesuai kebutuhan untuk metabolisme
tubuh.
6. Lakukan tes glukosa darah dan urine
R : GD akan menurun perlahan dengan penggantian cairan dan terapi
insulin terkontrol.
7. Kolaborasi pemberian obat insulin sesuai hasil pemeriksaan GD (sliding
scale dan pemberian obat antiemetik.
R : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat
pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.
8. Konsul dengan ahli gizi untuk pola diit yang ditentukan.
R : Sangat bermanfaat dalam penghitungan dan penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
1.2.3.3 Diagnosa 3
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa.
Ditandai dengan :
Kadar glukosa darah meningkat.
Klien mengeluh gatal.
Adanya keputihan pada wanita.
Adanya ulserasi yang tak sembuh-sembuh.
Tujuan Keperawatan : Integritas kulit tetap terjaga.
Kriteria Hasil :
11
Tidak timbul luka dan ruam pada kulit.
Ulserasi kering.
Keputihan berkurang sampai hilang.
Kebersihan kulit tetap terjaga.
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda peradangan dan infeksi pada permukaan kulit
seperti panas.
R : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah
mencetuskan keadaan ketoasidosis.
2. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik setiap melakukan tindakan
keperawatan.
R : Mencegah terjadinya infeksi silang.
3. Lakukan perawatan kulit, memberikan lotion pada daerah yang mengalami
penekanan lama dan menjaga kulit tetap kering.
R : Menjaga integritas kulit.
4. Anjurkan klien untuk menghindari garukan dan luka pada kulit.
R : Mencegah timbulnya luka baru.
5. Kolaborasi :
Pemberian anti pruritis.
- Pemberian antibiotik.
R : Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
12
DIABETES MELITUS
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.K
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Wanita
Status Marital : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Asuransi : -
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Boyolangu Tulungagung
Tanggal Masuk : 25 – 4 – 2009
Tanggal Pengkajian : 27 – 1 – 2009 jam 9 am
No.Register : 663199
Diagnosa Medis : DM, CVA
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Penanggung : Ny.S
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Boyolangu Tulungagung
No. Telp. : -
Nomor Kartu Identitas : -
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Kades
2.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tangan dan kaki kiri sulit digerakkan, badan lemas dan
rasa ngantuk terus serta nafsu makan menurun
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 25 april 2009 pagi tangan dan kaki kiri sulit digerakkan/terasa
berat untuk berjalan, bicara pelo, kemudian dibawa ke UGD RS.Baptis
Kediri dan dianjurkan untuk MRS. Pasien MRS tanggal 25 – 4 – 2009.
Saat pengkajian pasien mengeluh badan lemas dan rsa ngantuk terus
13
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit HT dan DM dan tidak berobat secara
rutin.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat DM, saudara pasien ada yang menderita DM,
gagal ginjal, HT, tidak mempunyai riwayat sakit jantung, CVA.
Genogram :
Keterangan :: Laki - laki
: Wanita
: Hubungan Suami Istri
: Wanita menderita DM
: Laki – laki sudah meninggal
: Wanita sudah meninggal
: Garis keturunan
: Penderita
5. Riwayat Sosiokultural
Pasien beragama Islam
Dalam menjalankan sholat 5 waktu
tidak teratur
6. Review Pola Sehat – Sakit
Yang membuat khawatir pasien adalah
sampai kapan penyakitnya akan sembuh dan dapat berjalan seperti
biasanya.
14
Meskipun pasien mengetahui memiliki
sakit kencing manis, tetapi pasien tidak mengatur dietnya saat di
rumah dan tidak berobat secara rutin
7. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
1) Pola Persepsi dan Manajemen
Kesehatan
Setiap ada anggota keluarga dan pasien mengalami gangguan
kesehatan selalu diperiksakan ke dokter atau rumah sakit
2) Pola Nutrisi – Metabolik
Di Rumah :
- Makan 3x / hari teratur.
- Diit biasa ( Nasi, lauk, pauk,
sayur, buah (kadang - kadang))
- Biasa makan makanan kecil
- Minum 6 – 8 gelas / hari.( jenis
air putih, teh ).
Di Rumah Sakit :
- M
akan 3x / hari teratur.
- D
iet lunak RG 1900 call.
- A
da snack jan 10 am,4 pm dan
10 pm.
- M
inum 6 – 7 gelas / hari (jenis air
putih, sirup DM, teh tanpa
gula).
Masalah : nafsu makan menurun
Masalah : Kadang nafsu makan turun bila perut mual.
3) Pola Eliminasi
Di Rumah :
- BAB 1 x / hari
- Konsistensi BAB lembek biasa
- BAK sering terutama malam
hari
Di Rumah Sakit :
- B
AB 2 hari 1x.
- K
onsistensi BAB lembek.
- B
AK sering terutama pada
malam hari.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Di Rumah :
- Aktivitas sehari – hari sebagai
ibu rumah tangga
Masalah : Pasien mengatakan
Di Rumah Sakit :
- P
asien lebih banyak berbaring di
TT, makan dan mandi dibantu
15
sering merasa mudah lelah saat
beraktivitas
perawat dan keluarga
Masalah : Pasien mengatakan
tidak bisa mandi sendiri karena
tangan dan kaki kiri sulit
digerakkan
5) Pola Kognitif dan Persepsi
- Pasien mengatakan penglihatan masih jelas.
- Pasien mengatakan pendengaran masih jelas.
- Pasien mengatakan penciuman ( hidung ) masih
baik.
- Pasien mengatakan pengecap masih terasa baik.
- Pasien mengatakan masih bisa membedakan kasar /
halus.
6) Pola Persepsi Konsep Diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh
dan ingin segera pulang berkumpul bersama keluarga di rumah.
7) Pola Tidur dan Istirahat
Di Rumah :
- Tidur siang kadang - kadang
- Tidur malam 4 – 5 jam
- Sering berkumpul bersama
keluarga saat sore hari.
- Masalah : sering terbangun pada
malam hari untuk BAK.
Di Rumah Sakit :
- P
asien berbaring di TT.
- M
alam hari tidur 4 – 5 jam
- M
asalah : sering terbangun pada
malam hari untuk BAK.
8) Pola Peran – Hubungan
Di Rumah :
- Pasien sudah menikah dengan 3
anak.
- Pasien berperan sebagai ibu
rumah tangga.
- Hubungan dengan anak, suami,
tetangga dan saudara harmonis.
Di Rumah Sakit :
- P
asien berperan sebagai pasien.
- P
asien kooperatif dengan
petugas kesehatan.
9) Pola Seksual – Reproduksi
Pasien berjenis kelamin wanita.
16
Pasien mengatakan masalah kesehatan yang dihadapinya
berpengaruh dalam menjalankan perannya sebagai istri dan ibu
bagi anak – anaknya.
10) Pola Toleransi Stress – Koping
Pasien mengatakan situasi yang menimbulkan stress adalah
penyakit yang dirasakannya.
Pasien mengatakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
stress adalah dengan berbincang – bincang dengan keluarga .
11) Pola Nilai – Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa yakin apabila sakitnya akan dapat segera
sembuh setelah dirawat di rumah sakit.
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pasien berbaring di tempat tidur, Terpasang infus Asering 500 cc +
MgSO4 40 % 4 cc q 12 jam dan drip cernavit dalam asering QH pada
tangan kanan.
2. Tanda Vital
Suhu : 364 o C Nadi : 88 x / menit Napas : 20 x / menit
TD : 170/100 mmHg
3. Kepala
Kuantitas rambut tebal, warna rambut hitam.
4. Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda (tidak anemis), sklera
putih, pupil isokor diameter 3 mm / 3 mm, reaksi cahaya + / +.
5. Hidung
Hidung eksternal simetris,tidak terdapat polip, tidak terdapat nyeri tekan
baik frontal / maksilaris.
6. Telinga
Telinga kanan kiri simetris, tidak ada pengeluaran sekret dari lubang
telinga, tidak terdapat nyeri tekan.
7. Mulut
Mukosa lembab, mulut bersih, terdapat caries gigi.
8. Leher
Tidak terdapat jaringan parut / massa, tidak terdapat nyeri tekan, pada
trakea suara nafas bersih,ekspirasi lebih keras daripada inspirasi.
9. Dada dan Punggung
17
- Bentuk thorax simetris.
- Suara nafas bersih, tidak ada suara nafas tambahan,
bronchovesikuler nafas ekspirasi sama dengan inspirasi, vesikuler
nafas inspirasi lebih besar daripada ekspirasi.
- Bunyi S1 dan S2 tunggal.
- Tidak ada kelainan bentuk punggung.
- Tidak terdapat nyeri tekan pada dada dan
punggung.
10. Abdomen
Kulit tidak terdapat jaringan parut,tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba
massa, bising usus 8x / menit.
11. Ekstremitas
MMT :
5 4
5 4
Pada tangan kanan terpasang infus
12. Genetalia
Tidak terkaji
13. Anus
Tidak terkaji
2.1.4 Data Penunjang ( Pemeriksaan Diagnostik )
Darah Lengkap Tanggal 25 – 4 – 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi
WBC 9.8 K/uL 4.1 – 10.9 K/uL Normal
LYM 1.6 16.2 %L 0.6 – 4.1 10.0 – 58.5%L Normal
MID 0.3 2.6 %M 0.0 – 1.8 0.1 – 24.0%M Normal
GRAN 8.0 81.2 %G 2.0 – 7.8 37.0 – 92.0%G Meningkat
RBC 4.34 M/uL 4.20 – 6.30 M/uL Normal
HGB 13.3 g/dl 12.0 – 18.0 g/dl Normal
HCT 37.2 % 37.0 – 51.0 % Normal
MCV 85.7 fL 80.0 – 97.0 fL Normal
MCH 30.6 pg 26.0 – 32.0 pg Normal
MCHC 35.8 g/dl 31.0 – 36.0 g / dl Normal
RDW 13.9 % 11.5 – 14.5 % Normal
PLT 227 K / ul 140 – 440 K/uL Normal
18
Kimia Darah Tanggal 25 – 4 – 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi
BUN 10 mg/dl 10 – 23 mg/dl Normal
GDS 343 mg/dl 76 – 110 mg/dl Meningkat
Creat 0.96 mg/dl 0.5 – 1.1 mg/dl Normal
Na 140 mEq/L 136 – 145 mEq/L Normal
K 3.58 mEq/L 3.6 – 5.0 mEq/L Normal
Gula Darah Tanggal 27 – 4 – 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi
GDP 202 mg/dl 76 – 110 mg/dl Meningkat
GD 2 JPP 211 mg/dl < 140 mg/dl Meningkat
Gula Darah Tanggal 28 – 4 - 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi
GDP 202 mg/dl 76 – 110 mg/dl Meningkat
GD 2 JPP 205 mg/dl < 140 mg/dl Meningkat
Gula Darah Tanggal 29 – 4 - 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi
GDP 175 mg/dl 76 – 110 mg/dl Meningkat
GD 2 JPP 197 mg/dl < 140 mg/dl Meningkat
2.1.5 Data Tambahan ( Penatalaksanaan )
Paracet i pil qid Prn
Neurotam 3 gr IV q 12 jam
Brainect I amp IV q 12 jam
Captopril 50 mg Tid
Tensivask 5 mg Qh
Plasmin II Tid
Moniaspi 80 mg Qh
Novorapid 8 U Tid
Ethicol 10 mg 0 – 0 – 1
Clonidin 3 x 1
Levemir 12 U SC
Semax qid
Piggyback cernevit dalam asering 500 cc qh
19
2.2 ANALISA DATA
2.2.1 Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Kolaboratif/
Keperawatan
1.
.
2.
-
-
DS :
Pasien mengatakan
badan lemas dan rasa
ngantuk terus serta nafsu
makan menurun
DO :
- KU pasien lemah
- Terpasang IV asering
drip cernevit QH
- Makan hanya habis ¼
porsi
- Turgor kulit menurun
Kerusakan sel β pankreas PK Hiperglikemi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
20
Insufisiensi
Gangguan Metabolisme Karbohidrat lemak &
Menurunnya penggunaan glukosa
selPeningkatan glukosa darah
(Hiperglikemi)
Glukosuria + diuresis osmotik
Kehilangan cairan elektrolit lewat uirne (Poliuri)Dehidr
asi
Peningkatan Glukoneogenesi
s & glikogenolisis
Sel semakin kekurangan nutrisi
BB Turun
Fatique
Rasa Lapar Berlebihan
Gatal
Asidosis metabolik
2.2.2 Daftar masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan
No. Tanggal / Jam
ditemukan
Masalah Kolaboratif / Diagnosa
Keperawatan
Tanggal / Jam
Teratasi
1.
2.
27 – 4 – 2009
9 am
27 – 4 – 2009
9 am
PK Hiperglikemi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang
tidak adekuat yang ditandai dengan Pasien
mengatakan badan lemas dan rasa ngantuk
terus serta nafsu makan menurun, KU pasien
lemah, terpasang IV asering drip cernevit QH,
makan hanya habis ¼ porsi, torgor kulit
menurun
21
Mual muntah
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
2.3 PERENCANAAN
RENCANA SUHAN KEPERAWATAN ( NCP / NURSING CARE PLANS )
NO Masalah Kolaboratif /
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
RENCANA RASIONAL Tanggal/Jam/Paraf dimulai
Tanggal/Jam/Paraf
dihentikan1.
PK Hiperglikemi Tujuan :
Perawat akan menangani
dan meminimalkan
terjadinya hiperglikemi
Kriteria Hasil :
1.
110 mg/dl.
2.
3.
tanda hiperglikemi
( penurunan
kesadaran, keringat
dingin, kesemutan )
1. Pantau tanda dan gejala
DKA ( GD > 300 mg / dl,
aceton darah positif, bau
napas keton, hipotensi, Na, K
menurun,, takikardi )
2. Pantau status hidrasi
pasien, tanda – tanda
dehidrasi.
3. Pantau status
neurologis pasien.
4. Pantau sirkulasi pasien.
1. Bila insulin tidak tersedia, glukosa
darah akan meningkat dan tubuh akan
memetabolisme lemak untuk
kebutuhan energi dan menghasilkan
benda – benda keton.
2. Mencegah hidrasi berlebihan /
kekurangan hidrasi.
3. Fluktuasi kadar glukosa, asidosis
dan keadaan cairan dapat
mempengaruhi fungsi neurologis
karena sirkulasi yang tidak adekuat.
4. Dehidrasi berat menyebabkan
penurunan curah jantung dan terjadi
vasokontriksi sebagai kompensasi
27 – 4 – 2009
9 am
23
5. Kolaborasi dalam
pemberian obat anti diabetik
( OAD )
tubuh.
5. Membantu memenuhi kebutuhan
metabolisme glukosa, mengontrol
kadar glukosa yang tidak stabil.
2. Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake makanan yang tidak
adekuat yang ditandai
dengan Pasien
mengatakan badan lemas
dan rasa ngantuk terus
serta nafsu makan
menurun, KU pasien
lemah, terpasang IV
asering drip cernevit QH,
makan hanya habis ¼
porsi, torgor kulit
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Pemasukkan jumlah
kalori/ nutrisi sesuai..
Mual,muntah hilang.
Tonus otot kenyal/
baik.
1. Observasi
tanda-tanda hipoglikemi
seperti penurunan kesadaran,
keringat dingin, nadi cepat,
rasa lapar, gemetar, cemas,
sakit kepala.
2. Berikan Diet
DM sesuai tipe DM dan
sajikan makanan dalam
keadaan hangat
3. Timbang berat
badan sesuai indikasi.
1. Memenuhi
kebutuhan nutrisi Karena
metabolisme karbohidrat mulai terjadi
(GD akan berkurang, sementara
insulin tetap diberikan, maka
hipoglikemia dapat terjadi).
2. pasien dan
meningkatkan nafsu makan pasien.
3. Mengkaji
pemasukan makanan yang adekuat
()termasuk absorbsi dan utilisasinya)
4. Hiperglikem
27 – 4 – 2009
9 am
24
menurun
4. Auskultasi
bising usus, catat adanya nyeri
abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan
yang belum dicerna.
5. Tekankan
pentingnya makan yang
teratur, menentukan waktu
untuk makan-makanan
selingan dan menghabiskan
sesuai jadwal.
6. Lakukan tes
glukosa darah dan urine
7. Kolaborasi
pemberian obat insulin sesuai
hasil pemeriksaan GD (sliding
scale dan pemberian obat
antiemetik.
ia dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit dapat menurunkan
motilitas / fungsi lambung.
5. Memenuhi
asupan nutrisi sesuai kebutuhan untuk
metabolisme tubuh.
6. GD akan
menurun perlahan dengan
penggantian cairan dan terapi insulin
terkontrol.
7. Insulin
reguler memiliki awitan cepat dan
karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke
dalam sel.
25
8. Konsul dengan
ahli gizi untuk pola diit yang
ditentukan.
8. Sangat
bermanfaat dalam penghitungan dan
penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
26
2.4 IMPLEMENTASI
Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi
27 – 4 – 2009
9 am
9.30 am
9.30 am
12 am
PK hiperglikemi
1. Memantau tanda dan gejala
DKA
GDP 313 mg/dl,TD : 170/100 mmHg,
P : 88x/mnt, bau nafas tidak berbau
keton.
GD 2 JPP : 211 mg / dl
2. Memantau status hidrasi
pasien, tanda – tanda dehidrasi.
Turgor kulit menurun, mukosa mulut
lembab, IV Asering 500 cc q 12 jam
3. Memantau status neurologis
pasien.
Kesadaran pasien composmentis,
kadang kesemutan pada ujung jari –
jari tangan.
4. Memantau sirkulasi pasien.
Nadi : 88 x/mnt, pengisian kapiler
cepat.
5. Berkolaborasi dalam pemberian
obat anti diabetik ( OAD ).
Novorapid 8 unit SC
27 – 4 – 2009
9 am
10 am
10 am
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake makanan yang tidak
adekuat yang ditandai
dengan Pasien mengatakan
badan lemas dan rasa
ngantuk terus serta nafsu
makan menurun, KU
pasien lemah, terpasang IV
asering drip cernevit QH,
makan hanya habis ¼
porsi, torgor kulit menurun
1. Mengobservasi tanda-tanda
hipoglikemi seperti penurunan
kesadaran, keringat dingin, nadi
cepat, rasa lapar, gemetar, cemas,
sakit kepala.
Pasien mengeluh pusing, P : 88x/ mnt
2. Melakukan Cek GD 2 JPP
GD 2 JPP : 211 mg/ l
3. Mengauskultasi bising usus,
catat adanya nyeri abdomen / perut
kembung, mual, muntahan makanan
yang belum dicerna.
Bising usus 6 x / mnt, Pasien
mengeluh mual, nafsu makan
27
berkurang
4. Tekankan pentingnya makan
yang teratur, menentukan waktu
untuk makan-makanan selingan dan
menghabiskan sesuai jadwal.
5. Kolaborasi pemberian obat
insulin sesuai hasil pemeriksaan GD
(sliding scale dan pemberian obat
antiemetik.
6. Konsul dengan ahli gizi untuk
pola diit yang ditentukan.
13 – 1 – 2009
4 pm
4 am
4 am
4 am
6 pm
10 pm
PK Hiperglikemia
1. Memantau tanda dan gejala
DKA
R : GDP 312 mg/dl,TD : 110/80
mmHg, P : 80x/mnt, bau nafas tidak
berbau keton, GD 2 JPP : 333 mg/dl
2. Memantau status hidrasi
pasien, tanda – tanda dehidrasi.
R : Turgor kulit baik, mukosa mulut
lembab, IV Ringer Laktat 500 cc
pelan
3. Memantau status neurologis
pasien.
R : Kesadaran pasien composmentis,
kadang kesemutan pada ujung jari –
jari tangan.
4. Memantau sirkulasi pasien.
R : Nadi : 80 x/mnt, pengisian kapiler
cepat.
5. Berkolaborasi dalam pemberian
obat anti diabetik ( OAD ).
R : - Novorapid 10 unit SC
- Levemir 16 unit SC
13 – 1 – 2009
4 am
PK Sepsis
1. Memantau tanda dan gejala sepsis.
R : S = 37oC P= 80x/mnt, N = 20
28
9 am
4 am
8 pm
8 pm
x/mnt.
2. Merawat luka dengan tehnik aseptik
dengan menggunakan kompres
phisohex dan debridemen luka yang
dilakukan oleh perawat Jamini
R : Keadaan luka kotor, ada pus dan
nekrosis jaringan. Daerah sekitar luka
kemerahan, terdapat nyeri tekan pada
daerah sekitar luka.
3. Memantau TTV setiap 4 jam
R : S = 37oC P= 80x/mnt, N = 20
x/mnt, TD = 110/80 mmHg
S = 367oC P = 88x/mnt N = 20 x/mnt
TD = 110/70 mmHg
4. Berkolaborasi dalam pemberian
antibiotik.
R : Clavamox 1 gram IV
13 – 1 – 2009
4 pm
4 pm
6 pm
8 pm
Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
nekrosis jaringan sekunder
terhadap ulkus yang sulit
sembuh akibat
hiperglikemi yang ditandai
dengan pasien mengeluh
nyeri pada daerah luka
yang ada di kepala bagian
belakang atas leher, rasa
nyeri seperti tertusuk –
tusuk dan cekot – cekot,
skala nyeri 8
1. Memberi posisi tidur yang nyaman
bagi pasien.
R : Pasien merasa nyaman dengan
tidur miring ke kiri dan kadang
terlentang.
2. Anjurkan penggunaan tehnik
relaksasi nafas dalam.
R : Pasien kooperatif dan mau
menggunakan tehnik relaksasi nafas
dalam saat merasakan nyeri.
3. Berkolaborasi dalam pemberian
analgesik.
R : Parasetamol 1 tablet PO
4. Mengobservasi respon pasien
terhadap rasa nyeri.
R : Pasien mengatakan nyeri
berkurang dengan skala nyeri 4, KU
pasien tampak berhati – hati untuk
bergerak.
5. Mengukur TTV setiap 4 jam (nadi,
29
4 pm
8 pm
TD, nafas)
R : S = 37oC P= 80x/mnt, N = 20
x/mnt, TD = 110/80 mmHg
S = 367oC P = 88x/mnt N = 20 x/mnt
TD = 110/70 mmHg
2.5 EVALUASI
Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan EVALUASI
12 – 1 – 2009
12 am
PK Hiperglikemia S : -
O :
1. GDP 313 mg/dl
2. TD : 120/80 mmHg
3. P : 88x/mnt
4. bau nafas tidak berbau keton
5. GD 2 JPP : 244 mg / dl
6. Turgor kulit baik, mukosa mulut
lembab
7. IV Ringer Laktat 500 cc pelan
8. Kesadaran pasien composmentis,
kadang kesemutan pada ujung jari –
jari tangan.
A : Tujuan belum tercapai
1. GDP dan
GDS 76 – 110 mg/dl.
2. GD 2 JPP <
140 mg/dl.
3. Tidak
terjadi tanda – tanda hiperglikemi
( penurunan kesadaran, keringat
dingin, kesemutan )
30
P : Rencana tindakan keperawatan no 1 –
5 dilanjutkan.
12 – 1 – 2009
12 am
PK Sepsis S : -
O :
1. Keadaan luka kotor, ada pus dan
nekrosis jaringan. Daerah sekitar luka
kemerahan, terdapat nyeri tekan pada
daerah sekitar luka.
2. WBC darah tanggal 5 – 1 – 2009
16.4 K/uL dan belum diperiksakan lagi
sampai saat pengkajian.
3. S = 367oC P = 88x/mnt N = 20
x/mnt
TD = 100/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
Tujuan yang belum tercapai :
1. WBC darah 4.1 – 10.9 K/uL
2. Keadaan luka bersih
P : Rencana tindakan keperawatan no
1,2,4,5 dilanjutkan.
12 – 1 – 2009
12 am
Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
nekrosis jaringan sekunder
terhadap ulkus yang sulit
sembuh akibat
hiperglikemi yang ditandai
dengan pasien mengeluh
nyeri pada daerah luka
yang ada di kepala bagian
belakang atas leher, rasa
nyeri seperti tertusuk –
tusuk dan cekot – cekot,
skala nyeri 8
S :
1. Pasien mengatakan nyeri berkurang
dengan skala nyeri 5
2. Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan tidur miring ke kiri dan
kadang terlentang.
O :
1. Pasien kooperatif dan mau
menggunakan tehnik relaksasi nafas
dalam saat merasakan nyeri.
2. KU pasien tampak berhati – hati
untuk bergerak.
3. S = 367oC P = 88x/mnt N = 20
x/mnt TD = 100/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
Tujuan yang belum tercapai :
1. KU pasien rilex.
2. Skala nyeri 1 – 3
31
P : Rencana tindakan keperawatan no 1 –
5 dilanjutkan
13 – 1 – 2009
8 pm
PK Hiperglikemia S : -
O :
1. GDP 312 mg/dl
2. TD : 110/80 mmHg
3. P : 80x/mnt
4. Bau nafas tidak berbau keton
5. GD 2 JPP : 333 mg/dl
6. Turgor kulit baik
7. Mukosa mulut lembab
8. IV Ringer Laktat 500 cc pelan
9. Kesadaran pasien composmentis,
kadang kesemutan pada ujung jari –
jari tangan.
A : Tujuan belum tercapai
1. GDP dan GDS 76 – 110 mg/dl.
2. GD 2 JPP < 140 mg/dl.
3. Tidak terjadi tanda – tanda
hiperglikemi ( penurunan
kesadaran, keringat dingin,
kesemutan )
P : Rencana tindakan keperawatan no 1 –
5 dilanjutkan.
13 – 1 – 2009
8 am
PK Sepsis S : -
O :
1. Keadaan luka kotor, ada pus dan
nekrosis jaringan. Daerah sekitar
luka kemerahan, terdapat nyeri tekan
pada daerah sekitar luka.
32
2. S = 367oC
3. P = 88x/mnt
4. N = 20 x/mnt
5. TD = 110/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
Tujuan yang belum tercapai :
1. WBC darah 4.1 – 10.9 K/uL
2. Keadaan luka bersih
P : Rencana tindakan keperawatan no 1 –
5 dilanjutkan.
13 – 1 – 2009
8 pm
Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
nekrosis jaringan sekunder
terhadap ulkus yang sulit
sembuh akibat
hiperglikemi yang ditandai
dengan pasien mengeluh
nyeri pada daerah luka
yang ada di kepala bagian
belakang atas leher, rasa
nyeri seperti tertusuk –
tusuk dan cekot – cekot,
skala nyeri 8
S :
1. Pasien mengatakan nyeri berkurang
dengan skala nyeri 4
2. Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan tidur miring ke kiri dan
kadang terlentang.
O :
1. Pasien kooperatif dan mau
menggunakan tehnik relaksasi nafas
dalam saat merasakan nyeri.
2. KU pasien tampak berhati – hati
untuk bergerak.
3. S = 367oC P = 88x/mnt N = 20
x/mnt TD = 110/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
Tujuan yang belum tercapai :
3. KU pasien rilex.
4. Skala nyeri 1 – 3
P : Rencana tindakan keperawatan no 1 –
5 dilanjutkan
33
DAFTAR PUSTAKA
Anugerah, Peter, dr., (Alih Bahasa)., Price, Sylvia, Anderson., & Wilson, Lorraine, Mc.
Carty, Ph.D.RN. (1994). Patofisiologi (Konsep Klinis Proses dan Penyakit).
Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. (1997). Keperawatan Medical Bedah. Volume 2. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Volume 2. Jakarta :
EGC.
Kariasa, I Made & Sumarwati, Ni Made, Skp., (Alih Bahasa)., Marilyn E., Doenges,
RN, BSN, MA, cs dkk. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien). Jakarta : EGC.
Marilyn E., Doengus. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. Jakarta :
EGC.
Noer, Syaifoellah, Prof., dr., H.M. (1996). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 (Edisi 3).
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia Anderson. (1995). Patofisiologi (Konsep Klinis Proses dan Penyakit),
Buku I, Edisi A. Jakarta : EGC.
Soeparman. (2001). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
34