Post on 16-Mar-2019
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA)
Iranto (2012) menyatakan bahwa Theory of Reasoned Action (TRA) atau
teori tindakan bersama atau sering dikenal dengan teori tindakan beralasan yang
dikembangkan oleh Ajen dan Fishbein (1980). TRA adalah suatu teori yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan.
Secara singkat, praktik atau perilaku TRA dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat
dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh
keyakinan akan hasil dari tindakan masa lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh
keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk melaksanakan pendapat
tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan
melakukan suatu perbuatan apabila mereka memandang perbuatan itu positif.
Jogiyanto (2007) dalam Iranto (2012) mengatakan bahwa secara
keseluruhan perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan
kepercayaannya, karena kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka
peroleh tentang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Nasution (2004)
berpendapat bahwa dengan reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal,
akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini membuat model
perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku.
12
Iranto (2012) menyatakan bahwa TRA merupakan tahapan manusia
melakukan suatu tindakan. Pada tahap awal, perilaku (behavior) diasumsikan
ditentukan oleh niat (intention) seseorang yang digunakan untuk mengukur
kekuatan relatif seseorang untuk melakukan perilaku. Pada tahap berikutnya, niat
dapat dijelaskan dalam bentuk sikap terhadap perilaku (attitudes toward the
behavior), sikap ini terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan
perilaku. Tahapan terakhir mempertimbangkan subyektif dalam bentuk
kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi suatu perilaku tentang ekspektasi-
ekspektasi normatif dari orang-orang yang relevan. Mahmudi (2010:20)
menyatakan faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu
organisasi antara lain faktor personal atau individu, faktor kepemimpinan, faktor
tim, faktor sistem, dan faktor kontekstual (situasional). Dapat dikatakan bahwa
teori ini berhubungan dengan kinerja individu dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Begitu pula yang dikatakan oleh Sheppard et al., (1988) menyatakan
bahwa TRA telah digunakan untuk memprediksi suatu perilaku dalam banyak hal.
Banyak penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa faktor sumber daya
manusia merupakan faktor yang berpengaruh pada suatu perusahaan. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) menyatakan bahwa
faktor individu yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas sistem
informasi akuntansi pada The Westin Resort Nusa Dua Bali.
Dapat dikatakatan bahwa seseorang akan memanfaatkan sistem informasi
dengan baik dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat dan
13
menguntungkan bagi dirinya. Kegagalan implementasi sistem informasi tidak
terlepas dari sumber daya manusia yang menggunakan sistem informasi tersebut.
2.1.2 Pengertian Sistem
Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian sistem. Widjajanto
(2001:2) berpendapat bahwa sistem adalah suatu yang memiliki bagian-bagian
yang saling berkaitan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
tiga tahap yaitu input, proses dan output. Menurut Romney dan Steinbart (2003)
dalam Citramurti (2012), sistem adalah serangkaian dari dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan
unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulang-ulang terjadi atau
secara rutin terjadi (Mulyadi, 2001:31). Namun, Gerald (2007) dalam Baridwan
(2009) berpendapat bahwa sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang
menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sesuatu komponen yang
saling memiliki hubungan erat dan terpadu dimana memiliki tiga unsur yaitu
input, proses dan output yang memiliki fungsi untuk mencapai suatu tujuan yang
terjadi berulang-ulang atau secara rutin.
14
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang fundamental dalam suatu organisasi
khususnya dalam pengambilan keputusan. Informasi memiliki peran yang penting
bagi sebuah organisasi untuk bertahan dalam pasar yang semakin berkembang (De
Guinea et al. 2005). Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi adanya
ketidakpastian di dalam pengambilan keputuasan tentang suatu keadaan.
Informasi dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan diperoleh dari
sistem informasi atau disebut juga dengan information processing system
(Handayani, 2005).
Fakhri dan Wibowo (2000:5) mengungkapkan sistem informasi
merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Hall (2009)
dalam Citramurti (2012) menyatakan bahwa sistem informasi adalah serangkaian
prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para pengguna. Lebih lengkapnya sistem informasi (SI) adalah
sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu diantaranya adalah input, processing, dan output. Input merupakan
sekumpulan data mentah dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi untuk
diproses dalam suatu sistem informasi. Processing adalah pemindahan manipulasi
dan analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output
adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana
ouput tersebut segera digunakan. Informasi dalam hal ini juga membutuhkan
15
umpan balik (feedback) yaitu output yang dikembalikan ke anggota organisasi
yang berkepentingan untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input
(Fakhri dan Wibowo, 2000) dalam Iranto (2012).
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu rangkaian
komponen yang ada dalam suatu organisasi maupun perusahaan yang bertujuan
untuk memudahkan aktivitas dalam pengolahan data dalam perusahaan, sehingga
data tersebut dapat berfungsi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi maupun perusahaan.
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi
Mulyadi (2001:30) menyatakan bahwa SIA adalah subsistem dari
akuntansi manajemen yang terdapat dalam suatu organisasi yang mengelola data
keuangan menjadi informasi keuangan yang memenuhi pemakai intern dan
ekstern. Lain halnya dengan pendapat (Nicolaou, 2000) yang mengatakan bahwa
sistem informasi merupakan sistem berbasis komputer yang didefinisikan suatu
sistem yang meningkatkan control dan meningkatkan korporasi dalam organisasi.
Bodnar dan Hopwood (2006:15) berpendapat berbeda bawah sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi
kemudian informasi tersebut dikomunikasikan kepada pembuat keputusan.
Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan sumber daya berupa tenaga pelaksana, peralatan
maupun perangkat dan sistem komunikasi untuk mengubah data menjadi
16
informasi yang berbentuk laporan dimana laporan tersebut akan diperlukan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan untuk membuat suatu keputusan yang berguna
bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Bodnar dan Hopwood (2006:128) ada beberapa faktor-faktor yang
mendorong berkembangnya sistem informasi akuntansi tersebut :
1) Perkembangan sistem pengolahan data dan peralatannya yang
memungkinkan sistem informasi akuntansi tidak hanya mampu
menyajikan laporan akuntansi keuangan, tetapi juga berbagai informasi
akuntansi manajemen dan bahkan laporan non financial yang sangat
penting bagi perkembangan dan pengendalian perusahaan.
2) Semakin kompleksnya kegiatan operasional perusahaan, sehingga
menyebabkan sistem informasi digunakan sebagai alat bantu manajemen
dalam menghasilkan informasi akuntansi.
3) Suatu kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berdampak besar
bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, peranan sistem informasi
akuntansi dalam menyediakan bahan untuk proses pengambilan keputusan
menjadi sangat penting.
4) Globalisasi yang menjadikan makin perlunya sistem informasi akuntansi
menjadi media komunikasi perusahaan antar lokasi bahkan antar negara
sekalipun.
17
2.1.5 Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut
bagaimana melakukan pekerjaan yang benar (Handoko, 2003:7). Sedangkan
menurut Jumaili (2005) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara kualitas
maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan.
Menurut Cho dan Wong (1997) efektivitas sistem informasi akuntansi
tergantung dari seberapa baik pengguna mengetahui sistem, layanan pendukung
dari penyedia informasi dan kapasitas dari sistem itu sendiri. Efektivitas sistem
dinilai berdasarkan kontribusinya dalam proses pembuatan keputusan, kualitas
informasi akuntansi, evaluasi kinerja, pengendalian internal dan memfasilitasi
transaksi perusahaan oleh Sajady dan Nejad (2008). Muhanna dan Stoel (2010:44)
menyatakan dampak dan efektivitas dari teknologi informasi dalam perusahaan
merupakan tema utama atau hal yang paling sering diteliti dalam bidang teknologi
informasi, termasuk di dalamnya sistem informasi akuntansi.
Maka dapat disimpulkan, efektivitas merupakan bagaimana cara suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan tepat waktu dan
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan dengan menggunakan
sumber daya dan sarana yang dimiliki perusahaan. Efektivitas penggunaan atau
pengimplementasian sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dapat
dilihat dari bagaimana pemakai sistem tersebut dapat mengidentifikasi data,
mengakses data, dan menginterpretasikan data dengan baik. Data yang digunakan
18
sebaiknya merupakan data yang memang sudah terintegrasi dari seluruh divisi
yang ada dalam perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan
tugas dalam perusahaan.
Penggunaan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan sebaiknya
didukung oleh kemampuan personal pemakai sistem informasi tersebut, sehingga
sistem informasi akuntansi dapat berjalan secara efektif dan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan dan individu itu sendiri. Sutermeister (1999) menyatakan
bahwa kinerja individual dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
kemampuan dan faktor motivasi. Faktor kemampuan dinilai dari pengetahuan
yang dilihat dari pendidikan, pengalaman, latihan, dan minat serta faktor
keterampilan yang dilihat dari kecakapan dan kepribadian. Sedangkan faktor
motivasi dinilai dari kondisi sosial, fisiologis (persepsi) dan egoistis (sifat egois).
Robbins (2006:213) menambahkan motivasi merupakan proses yang ikut
menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai
sasaran. Motivasi dalam meningkatkan kinerja karyawan didukung dengan
pemberian insentif yang cukup memuaskan.
2.1.6 Pengalaman Kerja
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku, baik dari pendidikan formal maupun non
formal. Selain itu, pengalaman juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang
membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu
19
pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang
diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek.
Cascio (2001:260) pengalaman adalah suatu faktor untuk menilai seberapa
lama seseorang mengetahui atau bertukar pengetahuan dengan orang lain untuk
bisa melaksanakan pekerjaannya secara efektif. Pengalaman akan menentukan
keterampilan dalam melaksanakan suatu tugas tertentu. Pengalaman kerja dapat
berdampak positif atau negatif terhadap kemampuan kerja seseorang. Sikap
seseorang merupakan perpaduan antara masa lampau dengan keadaan lingkungan
masa kini.
Seseorang yang memiliki banyak pengalaman kerja diharapkan mampu
lebih banyak memberikan kontribusi terhadap perusahaan tempat ia bekerja,
karena pengalaman kerja menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah
dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin banyak pengalaman kerja
seseorang akan memiliki penguasaan dan pemahaman pekerjaan yang dimiliki.
2.1.7 Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan investasi organisasi yang penting dalam
sumber daya manusia. Pelatihan melibatkan segenap sumber daya manusia untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran sehingga mereka
segera akan dapat menggunakannya dalam pekerjaan. Pelatihan sangat diperlukan
karena adanya tidak keseimbangan antara keterampilan yang dimiliki individu dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menempati posisi baru (Wibowo, 2012:442).
20
Mangkuprawira (2003:135) mengatakan bahwa pelatihan kerja merupakan
sebuah proses yang mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap,
agar karyawan semakin terampil dan mampu melakukan tanggung jawabnya
dengan semakin baik serta sesuai dengan standar. Adapun manfaat dari pelatihan
bagi perusahaan, yaitu :
1) Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat
perusahaan.
2) Membantu meningkatkan citra perusahaan yang lebih baik.
3) Membantu pengembangan perusahaan
4) Membantu dalam memahami dan melaksanakan kebijakan perusahaan.
5) Menyediakan informasi untuk kebutuhan masa depan dalam pemecahan
masalah.
6) Perusahaan mendapat keputusan yang lebih efektif dalam pemecahan
masalah.
7) Membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
8) Memperbaiki hubungan pekerja dan manajemen.
9) Memperbaiki moral pekerja.
10) Membantu karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang
ada.
2.1.8 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini merupakan jenjang pendidikan
atau pendidikan formal yang telah ditempuh seseorang dari jenjang sekolah dasar
21
maupun perguruan tinggi. Jenjang pendidikan merupakan tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan
terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang ditempuh selama sembilan tahun
pertama pada saat awal masa sekolah. Pendidikan menengah merupakan
pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan yang ditempuh setelah pendidikan menengah usai ditempuh.
Pendidikan tinggi ini mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Menurut Syarfarudin (2001:97) pendidikan adalah usaha untuk
meningkatkan pengetahuan seseorang. Pendidikan sebagai optimalisasi sumber
daya manusia yang cenderung lebih bersifat formal menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan
jabatan yang akan datang untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi
tanpa direncanakan ataupun yang direncanakan.
2.1.9 Insentif
Insentif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
pengguna sistem informasi akuntansi. Peranan insentif diharapkan dapat
merangsang disiplin kerja karyawan, agar dapat meningkatkan produktivitas dan
prestasi kerja karyawan sehingga tujuan suatu perusahaan dapat diwujudkan.
Insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai
22
suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar
dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya dalam organisasi (Gorda, 2004:141).
Insentif yang diberikan kepada karyawan untuk memotivasi karyawan agar
dapat meningkatkan kinerja dengan baik dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pemberian intensif yang dilakukan perusahaan sebaiknya disesuaikan dengan
prestasi atau apa yang telah dicapai karyawan dalam suatu periode tertentu.
Adapun macam-macam bentuk insentif menurut Ardana, et al (2011).
1) Bentuk payment (pembayaran premi)
Premi diberikan kepada pemimpin setelah akhir tahun, ditambahkan
dengan gaji pokoknya. Pembayaran ini mungkin tunai, mungkin juga
ditunda penyerahannya sampai pimpinan mencapai usia pensiun. Biasanya
premi diberikan kepada pimpinan/perusahaan bisa merealisir suatu tujuan
tertentu (misal mencapai target tertentu).
2) Upah insentif untuk seluruh karyawan
Kadang-kadang perusahaan disamping membuat berbagai sistem upah
insentif untuk kelompok-kelompok karyawan tertentu, juga membuat
sistem pengupahan insentif yang berlaku untuk seluruh karyawan.
2.1.10 Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau
23
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan bank secara sederhana menurut Kasmir (2002:11) adalah
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah dengan menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya. Abdullah (2005:57) berpendapat berbeda
mendefinisikan bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki
fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan
dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang
kekurangan dana.
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berjudul A Survey of Human Factor’s on the Effetiveness
of Accounting Information Systems yang dilakukan oleh Ali (2011) menyelidiki
hubungan antara keahlian (bidang pendidikan, tingkat pendidikan dan jumlah
pelatihan kursus keterampilan komputer), pengalaman kerja dan kepuasan kerja
dari pengguna, terhadap efektivitas SIA pada kantor, organisasi sektor publik, dan
perusahaan swasta yang menggunakan SIA. Teknik analisis yang digunakan
adalah spearman rho dan tes konvergensi Chi-square. Hasil uji menunjukan
bahwa keahlian, pengalaman kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap efektivitas SIA. Persamaan dengan penelitian ini pada penggunaan
24
variabel kinerja individu dan efektivitas penggunaan SIA, sedangkan perbedaanya
pada penggunaan variabel bebas (keahlian, bidang pendidikan, keterampilan,
kepuasan kerja dari pengguna), lokasi penelitian, dan teknik analisis yang
digunakan.
Penelitian yang berjudul An Analysis of The Use of Accounting
Information yang dilakukan oleh Holmes (1988) yang menganalisis tentang
tingkat penyiapan kinerja individu dalam penggunaan SIA oleh pemilik atau
manajer perusahaan kecil pada 928 perusahaan kecil di Australia yang
mengunakan SIA. Teknik analisis yang digunakan adalah spearman rho dan tes
konvergensi Chi-square. Hasil uji menunjukan bahwa pelatihan formal serta
pendidikan pimpinan atau manajer perusahaan menunjukan pengaruh positif
terhadap kinerja pengguna SIA. Persamaan dengan penelitian ini pada
penggunaan variabel kinerja individu dan penggunaan SIA, sedangkan
perbedaanya pada penggunaan variabel bebas (keahlian, bidang pendidikan dari
pengguna), lokasi penelitian, dan teknik analisis yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan Dewi (2011) melakukan penelitian dengan judul
pengaruh gender, umur, pengalaman, tingkat pendidikan dan kompleksitas tugas
terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi pada rumah sakit di Kota
Denpasar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda,
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukkan
bahwa variabel gender, umur, pengalaman, tingkat pendidikan, dan kompleksitas
tugas berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Persamaan
dengan penelitian ini pada penggunaan variabel pengalaman, tingkat pendidikan,
25
efektivitas sistem informasi akuntansi, dan teknik analisis yang digunakan
sedangkan perbedaanya pada penggunaan variabel bebas (gender, umur,
kompleksitas tugas) dan lokasi penelitiannya.
Apriliana (2011) meneliti mengenai Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Pelatihan, dan Pengalaman Kerja pada Efektifivitas Sistem Informasi Akuntansi
Pada The Westin Resort Nusa Dua Bali. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukan bahwa tingkat
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap efektivitas
penggunaan sistem informasi akuntansi. Persamaan dengan penelitian ini pada
penggunaan variabel tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dan
efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi, dan teknik analisis yang
digunakan sedangkan perbedaanya pada lokasi penelitiannya.
Rasmadi (2011) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja SIA OSM FINANCE OPERATION Sub Unit 02 PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda, uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji
multikolinearitas. Hasil uji menunjukkan bahwa kertelibatan pemakai, dukungan
manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai SIA tidak
berpengaruh terhadap kinerja pengguna SIA sedangkan kemampuan teknik
personal SIA dan pengembangan SIA berpengaruh terhadap kinerja pengguna
SIA. Persamaan dengan penelitian ini pada penggunaan variabel pelatihan,
pendidikan, dan teknik analisis yang digunakan sedangkan perbedaanya pada
26
penggunaan variabel bebas (kertelibatan pemakai, dukungan manajemen puncak,
teknik personal SIA, pengembangan SIA,) dan lokasi penelitiannya.
Kumalasari (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja SIA Pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (persero), Tbk.
Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda,
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukan
bahwa partisipasi pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA
sedangkan kemampuan teknik personal SIA dan program pelatihan dan
pendidikan pemakai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.
Persamaan dengan penelitian ini pada penggunaan variabel pelatihan, tingkat
pendidikan, dan teknik analisis yang digunakan sedangkan perbedaanya pada
variabel bebas (partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal SIA) dan lokasi
penelitiannya. Hasil penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel 2.1 sebagai
berikut.
27
Tabel 2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti (tahun)
Judul Hasil Penelitian
1 Mahammad Ali Moradi dan Mahvash Raghibi (2011)
Penelitian yang berjudul A Survey of Human Factor’s on the Effetiveness of Accounting Informasi Systems.
Keahlian pengguna, pengalaman kerja dari pengguna berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
2 Holmes S. and Nicholls D. (1988)
Penelitian yang berjudul An Analysis of The Use of Accounting Information.
Pelatihan formal serta pendidikan pimpinan atau manajer perusahaan menunjukan pengaruh positif terhadap kinerja pengguna sistem informasi akuntansi.
3 Try Karmany Dewi (2011)
Pengaruh Gender, Umur, Pengalaman, Tingkat Pendidikan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Pada Rumah Sakit Di Kota Denpasar.
Variabel gender, umur, dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi.
4 Ni Wayan Apriliana Dewi (2011)
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Kerja pada Efektifivitas Sisitem Informasi Akuntansi Pada The Westin Resort Nusa Dua Bali.
Tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja berpengaruh pada efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
5 Bettina Ema Putriani Rasmadi (2011)
Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Osm Finance Operation Sub Unit 02 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akunyansi tidak berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
6 Dinda Kumalasari (2012)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Informasi Akuntansi Pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (persero), Tbk. Surabaya.
Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntasi, pelatihan dan pendidikan pemakai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
28
informasi akuntansi.
2.3 Rumusan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Efektivitas Penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi
Pengalaman kerja merupakan suatu proses atau tingkat penguasaan
pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur
dari masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Manulang (1984:25) mengatakan Pengalaman kerja adalah proses pembentukan
pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena
keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Trijoko
(1980:82) mengatakan pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan
yang telah diketahui dan dikuasai seseorang akibat dari perbuatan atau pekerjaan
yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu. Seseorang yang memiliki
banyak pengalaman kerja diharapkan mampu lebih banyak memberikan
kontribusi terhadap perusahaan tempat mereka bekerja, karena pengalaman kerja
memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang
lebih baik. Dewi (2011) dan Ali (2011) menyatakan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan sistem
informasi akuntansi.
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang digunakan adalah:
H1: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan
sistem informasi akuntansi.
29
2.3.2 Pengaruh Pelatihan Terhadap Efektivitas Penggunaan Sistem
Informasi Akuntansi
Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku keterampilan, dan pengetahuan dari
karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Pelatihan sangat diperlukan
karena adanya ketidakseimbangan antara keterampilan yang dimiliki individu dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menempati posisi baru Wibowo (2012:442).
Program pelatihan yang dirancang perusahaan bertujuan agar karyawannya
mampu menciptakan kinerja yang lebih baik. Gomes (2003:197) mengatakan
pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan
yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Robbins (2006:282) mengatakan
pelatihan merupakan usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga
kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan
pekerjaannya. Pelatihan, melibatkan segenap sumber daya manusia untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran sehingga mereka
segera akan dapat menggunakannya dalam pekerjaan. Erayanti (2012) dan
Holmes (1988) menyatakan bahwa pelatihan kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja pengguna sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang digunakan adalah:
H2: Pelatihan berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan sistem
informasi akuntansi.
30
2.3.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Efektivitas Penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi
Pendidikan merupakan proses pembentukan diri dan penentuan sikap yang
bersamaan dengan proses pertumbuhan atau perkembangan kepribadian
seseorang. Pendidikan sebagai optimalisasi kemampuan dan keahlian individu
yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang untuk
mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan ataupun yang
direncanakan. Sedangkan tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang
pernah ditempuh seseorang guna meningkatkan ilmu ataupun strata agar lebih
bermanfaat dalam kehidupan. Notoatmodjo (2003:18) mengatakan pendidikan
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Sedangkan Carter (1997:23) mengatakan
pendidikan merupakan proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk
sikap dan prilaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin sehingga dapat mencapai
pengembangan kepribadian dan sosialnya. Dewi (2011) dan Ceacilia (2012)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang digunakan adalah:
H3: Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan
sistem informasi akuntansi.
31
2.3.4 Pengaruh Insentif Terhadap Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi
Insentif merupakan tambahan kompensasi di luar gaji atau upah yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya. Insentif merupakan dorongan atau
rangsangan yang diberikan kepada karyawan agar karyawannya mau memberikan
kinerja dan hasil terbaik bagi perusahaan. Hasibuan (2008:117) mengatakan
bahwa insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan
tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang
dipergunakan untuk mendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena
prestasi melebihi standar yang ditentukan. Cascio (1992:377) mengatakan insentif
merupakan variabel penghargaan yang diberikan kepada individu dalam suatu
kelompok, yang diketahui berdasarkan perbedaan dalam mencapai hasil kerja. Ini
di rancang untuk memberikan rangsangan atau memotivasi karyawan berusaha
meningkatkan produktivitas kerjanya. Insentif yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya berfungsi untuk memotivasi agar karyawannya mampu mengerjakan
pekerjaaanya dengan sebaik-baiknya begitu pula dalam mengimplentasikan sistem
informasi yang diterapkan pada perusahaan. Erayanti (2012) dan Rolasmana
(2013) menyatakan bahwa insentif berpengaruh positif terhadap efektivitas
penggunaan sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang digunakan adalah:
H4: Insentif berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan sistem
informasi akuntansi.