Post on 25-May-2019
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara investor
(principal) dengan manajer (agent), Jensen dan Meckling (1976).
Principal adalah pemegang saham, sedangkan yang dimaksud dengan
agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang
bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda, pemilik modal
menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik
modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya
kesejahteraan bagi para manajer. Dengan demikian muncullah konflik
kepentingan antara pemilik dengan manajer. Pemilik lebih tertarik
untuk memaksimumkan kompensasinya.
Dalam menjalankan usaha, pemegang saham sebagai pihak
prinsipal melimpahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer
sebagai pihak agen dengan harapan bahwa manajer bertindak atas
nama pemilik untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun
kenyataannya, pihak manajer cenderung bertindak demi kepentingan
pribadi dan hal inilah yang mengakibatkan terciptanya konflik agensi
(Senda, 2011).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
15
Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika
dikaitkan dengan agency theory (Christiawan, 2007). Konflik
keagenan bisa dikurangi bila manajer mempunyai kepemilikan saham
dalam perusahaan. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan
berusaha meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya
nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham
akan meningkat pula (Sulistiono, 2010).
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor).
Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan
harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu
cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang
dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang (Brigham, 2010).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
16
Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar
perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
efeknya pada perusahaan. Integritas informasi laporan keuangan yang
mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat
mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan
investasi, kredit dan keputusan sejenis.
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan. Peningkatan utang diartikan oleh pihak luar sebagai
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang
akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan
direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 2010).
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu kondisi tertentu yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
17
selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini (Sukirni, 2012). Meningkatnya nilai perusahaan
adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya,
karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan
para pemilik juga akan meningkat, dan ini adalah tugas dari manajer
sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik
perusahaan untuk menjalankan perusahaannya (Hemastuti, 2014).
Nilai perusahaan adalah harga sebuah saham yang telah beredar di
pasar saham yang harus dibayar oleh investor untuk dapat memiliki
sebuah perusahaan. Go Public memungkinkan masyarakat maupun
manajemen mengetahui nilai perusahaan, nilai perusahaan tercermin
pada kekuatan tawar-menawar saham, apabila perusahaan diperkirakan
sebagai perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus dimasa yang
akan datang, nilai saham akan menjadi semakin tinggi. Sebaliknya,
apabila perusahaan dinilai kurang mempunyai prospek maka harga
saham menjadi lemah (Andinata, 2010). Semakin tinggi harga saham
semakin tinggi nilai perusahaan.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti
juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
tujuan perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
18
Ada beberapa konsep dasar penelitian yaitu :
a. Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu
b. Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar
c. Penilaian tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu.
Menurut Sholekhah (2014) dan Venusita (2014), nilai perusahaan
adalah sama dengan nilai saham. Pengertian nilai perusahaan menurut
Suad Husnan (2007) sebagai berikut :“Nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual”.
Pengertian nilai perusahaan menurut Myers, S (2001) sebagai
berikut:“Value of the firm is the price for which the firm can be sold,
which equals the present value of future profits”. Atau “Nilai
perusahaan adalah harga jual perusahaan, yang sama dengan nilai
sekarang dari keuntungan masa depan”.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai
pasar. Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor,
kreditur, dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan yang
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan yang bisa menjadi ukuran
nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
price book value (PBV), merupakan rasio antara harga saham terhadap
nilai bukunya. PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
pasar percaya akan prospek perusahaan (Wardani dan Hermuningsih,
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
19
2011). Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya profitabilitas, ukuran perusahaan, keputusan investasi,
kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan kepemilikan manajerial.
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk
menilai suatu perusahaan. Selain digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan, dalam menghasilkan laba juga untuk
mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber
yang dimilikinya. Sehingga semakin besar keuntungan yang diperoleh
semakin besar kemampuan perusahan untuk membayarkan dividennya
(Hemastuti 2014). Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi sehingga pemodal dan
pemegang saham akan meneruskan untuk menyediakan modal bagi
perusahaan. Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada
pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak eksternal
perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan.
Profitabilitas mencerminkan kemampuan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, modal sendiri maupun total aset.
Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan
karena profitabilitas merupakan hasil yang diperoleh melalui usaha
manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham dan
juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
20
seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak
yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada
mereka (Wongso, 2012).
Didalam penelitian ini, alat ukur dalam mengukur rasio
profitabilitas adalah dengan menggunakan return on equity (ROE).
ROE adalah rasio yang mengukur efektivitas dari keseluruhan
penggunaan ekuitas perusahaan (Mardiyati, 2012).
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham yaitu untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan
pihak manajemen perusahaan. Naiknya ROE dari tahun ke tahun pada
perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan
yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu
indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik, hal ini berarti harga saham
yang naik juga menyebabkan kenaikan dalam nilai perusahaan
(Prasetyorini, 2013).
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva atau total
penjualan bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan maka
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
21
semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva
maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak
penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai ukuran besar memiliki
fleksibilitas dan aksesbilitas untuk memperoleh dana dari pasar modal.
Kemudahan tersebut ditangkap investor sebagai sinyal positif dan
prospek yang baik sehingga dapat memberikan pengaruh postitif
terhadap nilai perusahaan. Investor mempertimbangkan variabel
ukuran perusahaan sebagai salah satu rasionalisasi dalam pengambilan
keputusan investasi (Hardiyanti, 2012).
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara
antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-
lain. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan
dalam menanggung risiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi
yang dihadapi perusahaan (Prasetyorini, 2013).
Menurut Badan Standarisasi Nasional, kategori ukuran perusahaan
ada 3 yaitu :
1. Perusahaan Kecil
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan kecil apabila
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 dengan
paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk bangunan
tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
22
Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00.
2. Perusahaan Menengah
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan menengah apabila
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000,00.
3. Perusahaan Besar
Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan besar apabila
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 10.000.000.000,00
tidak termasuk bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 50.000.000.000,00.
Perusahaan besar memiliki risiko yang lebih rendah daripada
perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki
kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka
mampu menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu perusahaan-
perusahaan besar mempunyai lebih banyak sumberdaya untuk
meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki akses yang lebih
baik terhadap sumber-sumber informasi eksternal dibandingkan
dengan perusahaan kecil (Prasetyorini, 2013).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
23
6. Keputusan Investasi
Investasi adalah komitmen sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli
sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari
kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan
datang sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan
investasi. Ustiani (2011) menyatakan bahwa keseimbangan financing
cost (biaya pendanaan) mendorong perusahaan yang mempunyai
investasi besar cenderung mempunyai hutang yang tinggi. Semakin
besar kesempatan investasi semakin besar perusahaan menggunakan
dana eksternal khususnya hutang.
Investasi adalah pengelolaan sumber-sumber yang dimiliki dalam
jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
Menurut Harjito (2005), investasi merupakan penanaman dana yang
dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Hemastuti
(2014) menyatakan bahwa nilai perusahaaan semata-mata ditentukan
oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan
perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
24
Keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasi
jangka pendek seperti investasi kedalam kas, surat-surat berharga
jangka pendek, piutang, dan persediaan. Investasi jangka panjang dalam
bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva
tetap lainnya. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Jadi dapat
diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai
tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
perusahaan (Hemastuti, 2014)
7. Kebijakan Dividen
Kebijakan mengenai pembayaran dividen merupakan kebijakan
yang penting bagi perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak
yang memiliki kepentingan berbeda yaitu pihak pemegang saham dan
pihak manajemen perusahaan. Yang dimaksud dengan kebijakan
dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi perusahaan di
masa mendatang (Hemastuti, 2014).
Kebijakan dividen dapat dianggap sebagai salah satu komitmen
perusahaan untuk membagikan sebagian laba bersih yang diterima
kepada para pemegang saham. Dividen tersebut menjadi alasan oleh
investor ketika mereka menanamkan dana untuk investasi. Apabila
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
25
perusahaan menyimpan laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba
yang akan dibayarkan sebagai dividen akan menjadi kecil, sebaliknya
jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai
dividen, maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan
mengurangi sumber dana intern, namun tentu saja akan meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Dengan demikian aspek penting
dari keputusan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai
diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan
perusahaan (Suad Husnan, 2006).
Perusahaan dalam membagikan deviden mempertimbangkan
proporsi pembagian antara pembayaran kepada para pemegang saham
dan reinvestasi dalam perusahaan. Di satu sisi, laba ditahan (retaining
earnings) merupakan salah satu sumber pendanaan (hutang) yang
sangat signifikan bagi pertumbuhan perusahaan, tetapi di sisi lain
deviden merupakan aliran kas yang dibagikan kepada para pemegang
saham. Di sisi lain, kebijakan deviden dipandang memiliki kandungan
informasi yang berasal dari kebijakan deviden dan dianggap investor
sebagai kebijakan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk memberikan sinyal bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang bagus di masa yang akan datang. Kebijakan deviden
menyangkut penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham,
karena pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai deviden atau
ditahan untuk diinvestasikan kembali (Triyono et al, 2013).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
26
Menurut Andinata (2010) tujuan dari pembagian dividen adalah :
a. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham,
karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi
harga saham
b. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya
dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan
dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak
ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor
c. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen adalah lebih
rendah dibanding risiko capital gain
d. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan
pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi
e. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer
dan pemegang saham
8. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh perusahaan
untuk melakukan pembiayaan melalui hutang. Semakin tinggi level
hutang perusahaan, maka kemungkinan resiko keuangan dan
kegagalan perusahaan juga semakin tinggi. Dengan begitu, semakin
rendah tingkat hutang perusahaan maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Peningkatan level
hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia
bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima. Tingkat
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
27
hutang yang rendah diharapkan dapat mengurangi resiko keuangan dan
kebangkrutan perusahaan (Wongso, 2012).
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan
untuk menandai operasinya dengan menggunakan hutang keuangan
atau yang biasa disebut financial leverage. Kebijakan hutang termasuk
kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal.
Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa
lebih aman dari pada menerbitkan saham baru. Dengan demikian
semakin tinggi kebijakan hutang yang dilakukan, maka semakin tinggi
nilai perusahaan (Lestari et al, 2012).
Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang
seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang.
Terdapat beberapa teori menurut Mardiyati et al (2012) tentang
pendanaan hutang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan yaitu:
a. Pendekatan teori keagenan (Agency approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk
mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
Konflik antara pemegang saham dengan manajer sebenarnya
adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa
manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow)
sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut.
Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik
keagenan terkait free cash flow. Jika perusahaan menggunakan
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
28
hutang maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas
dari perusahaan (untuk membayar bunga).
b. Teori signalling
Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan
baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat,
manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal
tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan
utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai
sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang
meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang
yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal
yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan
dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda
atau signal positif dari perusahaan.
9. Kepemilikan Manajerial
Menurut Sukirni (2012), kepemilikan manajerial adalah para
pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik
dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan.
Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
29
manajermelaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan serta pengambil keputusan.
Struktur kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham
olehpihak manajemen yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan
keputusan.Pengukurannya dilihat dari besarnya proporsi saham yang
dimiliki manajemenpada akhir tahun yang disajikan dalam bentuk
persentase (Sukirni,2011). Dugaan yang menarik timbul dari adanya
kepemilikan manajerial dalamsebuah perusahaan, bahwa peningkatan
nilai perusahaan terjadi sebagai akibatdari meningkatnya kepemilikan
manajerial. Besarnya proporsi saham yangdimiliki oleh manajemen
akan efektif dalam memonitor setiap aktivitas yangdilakukan
perusahaan (Permanasari, 2010). Disamping itu, Jensen dan Meckling
(1976) menambahkan bahwa manajemen juga akan semakin giat
didalam memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah
dirinya sendiri,sehingga masalah keagenan dapat diasumsikan akan
berkurang dan kinerjaperusahaan menjadi meningkat.
Didalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial
ditunjukkan dengan besarnya presentase kepemilikan saham
perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi penting
bagi stakeholder perusahaan maka informasi ini akan diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Dalam teori keagenan, hubungan
antara manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan
antara agent dan principal (Sulistiono, 2010).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
30
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
Tahun
Judul Variabel Hasil
Amanda
Wongso
(2012)
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Struktur
Kepemilikan, Dan
Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai
Perusahaan Dalam
Perspektif Teori
Agensi Dan Teori
Signaling
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
Kebijakan Dividen,
Struktur
Kepemilikan, Dan
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang
dan kepemilikan
manajerial
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan kebijakan
dividen berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Umi
Mardiyati,
Gatot Nazir
Ahmad, dan
Ria Putri
(2012)
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang
Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
(Bei) Periode 2005-
2010
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
Kebijakan dividen,
kebijakan hutang
dan profitabilitas
Kebijakan deviden
secara parsial
memiliki pengaruh
yang tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan
manufaktur,
kebijakan hutang
berpengaruh positif
tetapi tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
sedangkan
profitabilitas
memiliki pengaruh
yang positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Dwi Sukirni
(2012)
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kebijakan Deviden
Dan
Kebijakan Hutang
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
Variable
kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Sedangkan kebijakan
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
31
Analisis Terhadap
Nilai Perusahaan
kebijakan deviden
dan
kebijakan hutang
dividen dan
kebijakan hutang
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Bhekti Fitri
Prasetyorini
(2013)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Price Earning Ratio
Dan Profitabilitas
Terhadap
Nilai Perusahaan
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
ukuran perusahaan,
leverage,
price earning ratio
dan profitabilitas
Variabel
profitabilitas
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan variabel
ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Vicky
Mabruroh,
Riswan, dan
Sri Lestari
(2013)
Pengaruh Price
Earning Ratio,
Leverage, Dividend
Payout Ratio,
Profitabilitas Dan
Cash Holdings
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan Non-
Keuangan Yang
Terdaftar Dalam
Indeks Lq45.
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
Price earning
ratio, leverage,
dividend payout
ratio, profitabilitas
dan cash holdings.
Dividend payout
ratio tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap
nilai perusahaan.
Candra
Pami
Hemastuti
(2014)
Pengaruh
Profitabilitas,
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang,
Keputusan
Investasi Dan
Kepemilikan
Insider
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
profitabilitas,
kebijakan dividen,
kebijakan hutang,
keputusan investasi
dan kepemilikan
insider
Variabel
profitabilitas dan
keputusan investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Sedangkan variabel
kebijakan dividen,
kebijakan hutang,
dan kepemilikan
insider tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Triyono,
Kharis
Raharjo,
SE, M.Si,
Ak., Rina
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Struktur
Kepemilikan,
Kebijakan Hutang,
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
kebijakan dividen,
struktur
Variabel kebijakan
dividen, kepemilikan
manajerial, dan
kebijakan hutang
tidak berpengaruh
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
32
Arifati, SE,
M.Si, Akt
(2013)
Profitabilitas Dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
Bursa Efek
Indonesia
kepemilikan,
kebijakan hutang,
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
signifikan terhadap
nilai perusahaan
secara parsial.
Sedangkan ada
pengaruh positif dan
signifikan antara
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
terhadap nilai
perusahaan secara
parsial.
Febrina
Wibawati
Sholekah
dan
Lintang
Venusita
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Leverage,Firm Size
Dan Corporate
Social
Responsibility
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan High
Profile Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Periode Tahun
2008-2012
Dependen : Nilai
perusahaan
Independen :
Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
leverage, firm size
dan corporate
social
responsibility
Variabel
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan,
sedangkan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
C. Kerangka Pemikiran
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, dimana
semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan akan meningkat. Salah
satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah laba perusahaan. Laba yang dihasilkan
perusahaan akan dialokasikan untuk kegiatan investasi dan membayar
deviden kepada para pemegang saham. Keputusan investasi akan berimbas
pada sumber pendanaannya.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
33
Berdasarkan telaah yang telah dikemukakan sebelumnya,
penelitian ini akan menganalisis pengaruh tingkat profitabilitas, ukuran
perusahaan, keputusan investasi, kebijakan deviden, kebijakan hutang, dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsiyang terdaftar di BEI tahun 2013-
2015.
Model penelitian yang diajukan dalam gambar berikut ini
merupakan kerangka konseptual dan sebagai alur pemikiran dalam
menguji hipotesis.
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
Profitabilitas (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Keputusan Investasi (X3)
Kebijakan Dividen (X4)
Kebijakan Hutang (X5)
Kepemilikan Manajerial
(X6)
Nilai
Perusahaan (Y)
H1 +
H2 +
H3 +
H4 +
H5 +
H6 +
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
34
D. Hipotesis
1. Pengaruh Profitablitias Terhadap Nilai Perusahaan
Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya,
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan
diminati sahamnya oleh investor. Profitabilitas memiliki pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan karena laba perusahaan yang semakin
tinggi menyebabkan peningkatan nilai perusahaan. Hemastuti (2014)
menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari et al (2012) dan
Mardiyati et al., (2012) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dari pernyataan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan (firm size) yang besar menunjukkan
perusahaan mengalami perkembangan dan mampu meningkatkan nilai
perusahaan tersebut. Semakin mudah pula perusahaan untuk
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun
eksternal.Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin meluas
pangsa pasarnya dan memunjukkan daya saing perusahaan lebih
tinggi, sehingga investor semakin tertarik untuk menanamkan
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
35
sahamnya, maka nilai perusahaan semakin meningkat. Menurut
Triyono (2012), ukuran perusahaan berpengaruh secara statistik
signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil serupa juga
ditunjukkan dalam penelitian Prasetyorini (2013), ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.Dari pernyataan diatas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusaaan
3. Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana
selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan peningkatan nilai investasi di masa yang akan datang
(Jogiyanto, 2010).Wijaya et al., (2010) menyimpulkan bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Apabila perusahaan mampu memaksimumkan kemampuannya melalui
investasi-investasi dalam menghasilkan laba sesuai dengan jumlah
dana yang terikat, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil
pengujian Hemastuti (2014) menunjukkan keputusan investasi
berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
berarti dengan meningkatnya investasi yang dilakukan oleh
perusahaan, maka akan berpengaruh pada meningkatnya nilai
perusahaan.
Dari pernyataan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
36
H3 : Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
4. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan mengenai pembayaran dividen merupakan kebijakan
yang melibatkan dua pihak yang memiliki kepentingan berbeda, yaitu
pihak pemegang saham dan pihak manajemen perusahaan. Yang
dimaksud dengan kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
membiayai investasi perusahaan di masa mendatang.
Berdasarkan hasil penelitian Sukirni (2012), dapat diketahui bahwa
kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan deviden merupakan hak pemegangsaham untuk
mendapatkan sebagian dari keuntungan perusahaan. Penelitian
Wongso (2012) menunjukkan hasil variabel kebijakan dividen
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pembagian
dividen akan mengindikasikan perusahaan memperoleh laba yang
cukup besar sehingga mampu mendistribusikannya kepada pemegang
saham. Hal ini akan meningkatkan pandangan pasar mengenai nilai
perusahaan.
Dari pernyataan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H4 : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
37
5. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan
nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi
harga saham sehingga nilai perusahaan semakin tinggi. Hemastuti
(2014) menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat digunakan
untuk mengendalikan penggunaan arus kas bebas (free cash flow)
secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian dapat
menghindari investasi yang sia-sia dan akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Sukirni (2012) kebijakan hutang berpengaruh positif secara
signifkan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menghasilkan
tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan.
Hasil penelitian Wongso (2012) yaitu kebijakan hutang berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dari pernyataan diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H5 : Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki
oleh manajemen disuatu perusahaan. Manajemen perusahaan tidak
hanya sebagai pengelola perusahaan saja tapi juga sebagai pemilik
perusahaan, sehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
38
melakukan suatu tindakan karena setiap tindakan yang dilakukan akan
berdampak pada kesejahteraannya sendiri maupun kelangsungan hidup
perusahaan yang nantinya akan berdampak pada nilai perusahaan
(Hemastuti, 2014).
Berdasarkan penelitian Wongso (2012) dan Febrina dan Lintang
(2014), kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen
untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki
perusahaan dengan saham yang mereka miliki. Kinerja perusahaan
yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Dari pernyataan
diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H6 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Tiara Prihastian, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017