Post on 16-Feb-2016
CASE CONTROL
Kelompok 4 :Melinda swastika (21431089)Meirini dwi agustin (21431090)Meidita terinata (21431088)Kristina bindi (21431062)Katariana bulu (21431057)Maria sriyanti (21431081)Franklin spalo rona (21431048)Oktavianus A.S Opin (21431096)Dionisius bhela (21431041)Martias P. DA soldus (21431084)
PENDAHULUAN• Case Control (CC) sering disebut juga sebagai : case comparison study, case referent study Retrospective study.• Desain ini dapat digunakan untuk mencari
hubungan seberapa jauh FR mempengaruhi terjadinya penyakit ( cause-effect relationship)
Ex : hub antara ca cerviks dan perilaku seks• Dalam kekuatan hubungan, CC lebih rendah
dari kohort dan eksperimen namun lebih kuat dari Case Sectional (SC)
Study CC :• Pada studi CC, studi dimulai dengan
mengidentifikasi kelompok dengan penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek (kontrol) kemudian secara retrospektif diteliti faktor risiko yang mungkin dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek sedangkan kontrol tidak.
• Oleh Feistein studi ini disebut : TROHOC kebalikan dari COHORT
Penelitian dimulai disini
Apakah ada Faktor Risiko
Ditelusur retrospektif
Kasus
Kontrol
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Langkah-langkah CC1. Menentukan pertanyaan penelitian dan
Hipotesis.2. Mendeskrpsikan variabel penelitian : faktor
risiko dan efek.3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel
(kasus, kontrol) dan cara untuk pemilihan subyek penelitian.
4. Melakukan pengukuran variabel Efek & FR.5. Menganalisa data.
1. Menentukan pertanyaan penelitian & hipotesaContoh :Apakah terdapat hubungan antara kejadian
penyakit jantung bawaan pada bayi yang ibunya minum jamu peluntur pada kehamilan muda?
Hipotesa , contoh :Pajanan terhadap jamu peluntur lebih sering
terjadi pada ibu yg anaknya menderita penyakit jantung bawaan dibanding pada ibu yg anaknya tidak menderita penyakit jantung bawaan.
2. Mendefinisikan Var. Penelitian Faktor Risiko
intensitas pajanan FR dapat dinilai dengan mengukur : dosis, frekuensi, lama pajanan.
Ukuran pajanan terhadap FR yg berhubungan dengan frekuensi dapat bersifat :
a.Dikotom : pernah minum atau tidak.b.Polikotom : tidak pernah minum, kadang-
kadang , sering minum.c.Kontinu : diukur dalam skala
kontinu ,contoh : umur dalam tahun, paritas, berat lahir.
Ukuran pajanan yg berhubungan dengan waktu dapat berupa :
a.Lamanya pajanan, contoh : jumlah bulan pemakaian AKDR dan apakah pajanan itu berlangsung terus menerus.
b.Saat mendapat pajanan pertama.c.Bilakah terjadi pajanan terakhir.Dalam mencari informasi tentang pajanan
FR, sumber informasi harus akurat seperti dair :
1.Catatan medik RS, laporan patologi anatomi.2.Data dari catatan kantor kesehatan.3.Kontak dgn sumber ( langsung, telepon,
surat).
EfekPada efek/penyakit yg mudah diagosis,
penentuan subyek yang sakit atau sehat, mengalami atau tidak mengalami tidaklah sukar.
Jika kriteria klinis sulit ditentukan, perlu adanya pembuktian kasus dengan pemeriksaan laboratorium.
Untuk beberapa penyakit tertentu telah ada kriteria baku untuk diagnosis, tiap tidak jarang kriteria baku tersebut dimodifikasi agar sesuai dengan pertanyaan penelitian.
3. Menentukan subyek penelitianKasus, beberapa hal yg perlu dipertimbangkan
dalam memilih kasus.1.Kasus insiden atau kasus prevalens.2.Tempat pengumpulan kasus.3.Waktu diagnosis.Contoh : ingin diketahui kemungkinan hubungan
antara diet dengan kanker kolon. Pertanyaan harus ditujukan tentang diet sebelum timbulnya gejala, sebab ada kemungkinan subyek telah mengubah dietnya karena gejala yg ada.
KontrolCara memilih kontrol yg baik :
Harus berasal dari populasi yg sama dgn kasus sehingga kasus dan kontrol punya kesempatan yg sama terpajan FR.
Matching : memilih kontrol yg punya karakteristik yg sama dengan kasus dalam semua variabel yg mungkin berperan sebagai FR tetap tidak diteliti.
Memilih lebih dari satu kontrol.
Menetapkan besar sampel . densitas pajanan.OR terkecil yg dianggap bermakna.Derajat kemaknaan.Rasio perbandingan antara kasus dan kontrol.Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan
matching.
4. Melakukan pengukuranPenentuan efek biasanya cukup sulit dan haurs
didefinisikan dalam usulan.(dibutuhkan rekam medis yg lengkap, gambaran patologi anatomi, lab, gambaran pencitraan)
Pengukuran FR terpajan yg terjadi pada waktu lampau , mengandalkan ingatan recall bias
PENELITI HARUS PUNYA KIAT TERTENTU UNTUK MEMPEROLEH KETERANGAN YANG BENAR.
5. Menganalisis Hasil penelitian
Perhitungan Odds Ratio
BIAS DALAM CCDalam penelitian CC ada 3 kelompok bias :a.Bias seleksib.Bias informasic.Bias perancu (confounding factors)Menurut sacket : 1. Informasi tentang FR atau faktor perancu
mungkin terlupa oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam catatatan Medik kasus.
2. Subyek yg terkena efek (kasus) oleh karn ingin mengetahui penyebab penyakitnya, akan lebih sering melapotkan FR dibandingkan yg tidak terkena efek (kontrol)
3. Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah pajanan agen menyebabkn penyakit ataukah terdapatnya penyakit menyebabkan subyek lebih terpajan oleh agen.
4. Identifikasi subyek sebagai kasus maupun kontrol yg representatif tidak jarang sangat sukar.
Kelebihan CCStudi CC dapat, atau kadang bahkan
merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yg jarang atau yg masa latennya panjang.
Hasil dapat diperoleh dengan cepat.Biaya yg diperlukan relatif leibh sedikit.Memerlukan subyek penelitian yg lebih
sedikit.Memungkinkan untuk mengidentifikasi
berbagai FR sekaligus.
Kelemahan CCData tentang paparan FR diperoleh dengan
mengandalkan ingatan atau catatan Medik recall bias & data sekunder yg kurang akurat/ bahkan tidak lengkap.
Validasi tentang informasi kadang sukar diperoleh.
Kasus dan kontrol dipilih oleh peneliti shg sukar utk meyakinkan bahwa kedua kelompok tersebut sebanding dalam faktor internal dan sumber bias lainnya.
Tidak dapat memberikan incidence rates.Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih
dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu penyakit/efek.